3 CARA AGAR JALAN KITA DILURUSKAN TUHAN (AMSAL 3:5-6)


"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.""Trust in the LORD with all thine heart; and lean not unto thine own understanding. In all thy ways acknowledge him, and he shall direct thy paths" (Amsal 3:5-6 KJV, ITB).
3 CARA AGAR JALAN KITA DILURUSKAN TUHAN (AMSAL 3:5-6)
gadget, bisnis, otomotif
PENDAHULUAN

Setiap orang boleh punya rencana dan keinginan mengenai masa depan, tapi tidak ada seorang pun bisa memastikan apakah realitas akhir masa depannya itu baik atau buruk. "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Pro 14:12 ITB). Itulah sebabnya kita memerlukan hikmat dan pimpinan Roh TUHAN agar meluruskan jalan hidup kita, karena DIA itu baik. Firman-Nya, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Jeremia 29:11 ITB).

3 CARA AGAR JALAN KITA DILURUSKAN TUHAN

Apa yang harus kita lakukan agar TUHAN menuntun dan meluruskan jalan hidup kita? Menurut Amsal 3:5-6, ada tiga cara, yakni (1) Percaya TUHAN dengan Segenap Hati; (2) Bersandar pada Pengertian ILAHI; (3) Mengakui TUHAN dalam Segala Laku.

1.PERCAYA KEPADA TUHAN DENGAN SEGENAP HATI (Amsal 3:5a) 

Pengertian “Percayalah” 

Kata Ibrani batach yang diterjemahkan sebagai "percaya" di sini digunakan dalam Perjanjian Lama dengan arti 
(1) Harafiah: bersandar secara fisik pada sesuatu sebagai penopang; dan 
(2) Figuratif: Bergantung pada pertolongan atau perlindungan dari seseorang atau sesuatu. 

Gagasannya adalah "kepasrahan dan penyerahan diri." 
Kata kerjanya, yang diterjemahkan "percayalah", sebaiknya dipahami sebagai "percayakanlah, mempercayakan". 

Dalam PL kata batach ini bisa digunakan dengan keamanan yang palsu, yakni bergantung pada seseorang/sesuatu yang ternyata tidak bisa berbuat apa-apa; namun di Amsal 3:5-6 ini objeknya adalah YHWH/TUHAN yang bisa diandalkan/dipercayai, dan harus dipahami sebagai "menyerahkan dan mempercayakan diri dan hidup kepada TUHAN." Ini seperti "menyerahkan dan mempercayakan uang kepada suatu bank untuk ditabung. 

Pengertian “hati” 
Hati (Ibr. leb) adalah pusat kehidupan dari mana pikiran, perasaan, dan perbuatan datang. Apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan berasal dari hati kita; jika hati baik, maka baiklah pikiran, perasaan, dan perbuatan kita; dan sebaliknya. " 

"Segenap hati" berarti meliputi aspek pikiran, perasaan, dan perbuatan. 
Jadi, Percaya kepada TUHAN dengan segenap hati berarti pikiran, perasaan dan perbuatan kita harus konsisten berserah mempercayakan diri kepada-Nya; tidak boleh hanya pikiran saja yang percaya, sementara perasaan dan atau perbuatan tidak sesuai dengan pikiran. 

2. BERSANDAR PADA PENGERTIAN ILAHI (Amsal 3:5b) 

Makna Istilah “Bersandar” dan “Pengertian” 

Kata shawan, "bersandar", mengandung pengertian yang sinonim dengan kata Ibr batach. Artinya "kebergantungan yang menuntut adanya "kepasrahan dan penyerahan diri". 

Kata Ibrani binah, "pengertian" berarti hikmat, ide, pandangan, instruksi. "Pengertian" bisa berasal dari kapasitas pribadi dalam mengamati, mempelajari, mengevaluasi, menilai, dan mengambil suatu kesimpulan; bisa juga berasal dari TUHAN. 

Maksud Ungkapan "Bersandar pada Pengertian ILAHI." 
"Bersandar pada pengertian sendiri" berarti mengikuti hasil pemikiran sendiri terhadap sesuatu; 
Bersandar pada "Pengertian ILAHI" berarti mengikuti hikmat dan instruksi dari TUHAN YESUS yang adalah Hikmat Elohim. 

3. MENGAKUI TUHAN DALAM SEGALA LAKU (Amsal 3:6) 

Makna ungkapan “Akuilah” 

Kata yadha, "akuilah" secara harafiah berarti "kenalilah/ ketahuilah". Pengenalan di sini bersifat objektif, yakni apa yang diketahui; dan juga bersifat subjektif, yakni aspek-aspek kapasitas pengenalan yang bersifat pengalaman holistik, bukan sekedar intelektual; 


Kata Ibr. derek, "laku" di sini berarti "jalan hidup, perbuatan, dan perilaku seseorang. 
"Mengakui TUHAN dalam segala laku" berarti bersekutu dan bersama dengan TUHAN dalam keseluruhan pengalaman holistik dalam menempuh dan menapaki jalan kehidupan masa depan. 

KESIMPULAN DAN PENERAPAN 

TUHAN YESUS memiliki rancangan yang indah dan mulia bagi setiap orang yang mencari dan meminta hikmat pimpinan-Nya. 
Kita orang percaya harus sepenuhnya berserah dan mempercayakan kehidupan kita sepenuhnya pada pimpinan hikmat dan kuasa TUHAN dalam menjalani langkah kehidupan menuju masa depan. 

Next Post Previous Post