6 CIRI PELAYAN / HAMBA TUHAN YANG SEJATI
1.Pertama, memiliki persembahan dan penyerahan hidup.
Seseorang yang sungguh-sungguh mempersembahkan diri, harus mempunyai persembahan dan penyerahan hidup yang tuntas. Dia akan menghancurkan segala berhala dalam bentuk cita-cita diri untuk semata-mata melayani Tuhan. Bahkan secara terus menerus ia akan memangkas tujuan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
2.Kedua, memiliki misi-misi yang kuat.
Orang yang mempersembahkan dan menyerahkan diri, mempunyai tuntutan baru yang tertinggi, adalah: mengabarkan Injil dan membawa jiwa-jiwa pada Tuhan. Dan orang yang mempunyai misi-misi kuat akan menunjukkan:
(a) memiliki keyakinan penuh terhadap Injil. Tuhan Yesus yang sudah bangkit, terlebih dahulu memperlihatkan tangan dan rusuk-Nya kepada para murid, setelah itu mengutus mereka dengan mengatakan, "sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yohanes 20:21). Seorang yang memiliki misi-misi yang kuat terhadap Injil yang dikabarkan harus terlebih dahulu memiliki keyakinan yang mantap, barulah bisa diutus untuk memberitakannya. Ia pun harus mempunyai keyakinan yang mantap terhadap Injil, dengan demikian tidak ragu-ragu untuk memberitakan Injil.
(b) memiliki hati rela berkorban. Seseorang yang mempunyai keyakinan mantap secara wajar akan rela memberikan pengorbanan untuk Injil yang diberitakannya. Tetapi jika keyakinannya terhadap Injil labil, maka pandangannya terhadap nilai-nilai Injil pun mengalami kelabilan. Dengan demikian, mempengaruhi sikapnya dalam pelayanan. Bagaimana dengan rasul Paulus? Ia mengatakan, "malahan segala sesuatu ku anggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus" (Filipi 3:8).
(c) memiliki kekuatan doa. Seseorang yang memiliki misinasi yang kuat akan selalu mendekatkan diri melalui doa untuk memohon kekuatan Roh Kudus, karena pelayanan doa, dan kuasa Roh Kudus mempunyai kaitan satu dengan yang lainnya. Sebenarnya doa merupakan satu pekerjaan dan Tuhan berkenan memberkati mereka yang mau bersandar kepada-Nya melalui doa. Ada seorang majelis senior mengatakan, pemimpin yang tidak berdoa, hanyalah seorang pemimpi, yang tidak mempunyai visi. Hanya pelayan yang mempunyai Roh Kudus yang dapat mengalirkan sumber air hidup.
3.Ketiga, memiliki hidup berlimpah.
Seseorang yang memiliki Roh Kudus, ia memiliki hidup rohani. Setelah dipenuhi atau dikuasai oleh Roh Kudus, ia mempunyai hidup rohani yang berkelimpahan. Sebab itu, seseorang yang mempunyai hidup rohani yang baik secara wajar, akan menyatakan hidup rohani yang berkelimpahan.
4.Keempat, memiliki kelapangan dada.
Seorang hamba Tuhan, harus memiliki kelapangan dada seperti Tuhan Yesus. Pada waktu Yohanes datang memberitahukan kepada Tuhan bahwa ada orang yang atas nama-Nya mengusir setan. Yohanes meminta agar Tuhan menghentikannya. Tetapi Yesus menjawab, "jangan kamu cegah, sebab barang siapa yang tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu" (Lukas 9:49).
Hamba Tuhan juga mempunyai kelapangan dada seperti rasul Paulus. Ia mengatakan, "supaya kamu tidak beraib dan tiada bernoda sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. Dan kamu juga harus bersukacita demikian, bersukacitalah dengan aku" (Filipi 1:15-18).
Hamba Tuhan juga perlu belajar dari Musa. Pada suatu hari datang seorang remaja kepada Musa, dengan mengatakan bahwa ada dua orang sedang bernubuat. Laporan ini langsung ditanggapi oleh Yosua dengan meminta agar Musa menghentikannya. Tapi jawab Musa, "apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi oleh karena Tuhan memberi RohNya hinggap kepada mereka!" (Bilangan 11:29). Dalam terjemahan Mandarin dikatakan, "apakah kamu iri karena aku terhadap orang itu?"
Pada waktu Musa mengambil perempuan Kusy sebagai istrinya, ia dikata-katai oleh kakaknya Miriam dan Harun. Namun Musa tidak membalasnya. Tuhan sendiri bersaksi bahwa Musa adalah seorang yang lembut hatinya melebihi orang lain (Bilangan 12:1).
5.Kelima, memiliki sikap menerima tantangan baru.
Sampai saat ini, masih banyak pimpinan gereja mempunyai prasangka buruk atau kesalahpahaman terhadap pekerjaan di bidang misi. Gereja di pedesaan, dengan alasan anggota sedikit dan perekonomian gereja yang lemah, tidak mengerjakan pekerjaan misi, padahal bisa dengan ruang lingkup yang lebih kecil. Banyak gereja besar di kota mempunyai banyak uang dan tenaga, karena memiliki hati yang lebih rela menyimpan uang di bank dengan mendapat bunga, dari pada menggunakannya untuk perkabaran Injil yang membawa jiwa-jiwa kembali kepada Tuhan.
Perlu diingat bahwa pekerjaan gereja yang tidak mengalami kemajuan akan mengalami kemunduran. Sekalipun ada kemajuan di segala bidang pada zaman ini, tetapi pihak gereja tidak mengimbanginya dalam penginjilan. Mereka tetap mempergunakan cara lama yaitu: hari minggu datang beribadah, setiap minggu satu kali ada kebaktian persekutuan doa dan kesaksian, setiap minggu satu kali mengadakan perkunjungan. Pimpinan gereja terhadap tugas penginjilan tidak ada terobosan, tidak ada rencana, tidak terorganisir, tidak ada pelatihan, tidak ada dorongan dan tidak pula menggunakan strategi dan metode baru.
6.Keenam, memiliki temperamen seorang hamba Tuhan.
Nabi Elisa dapat dikenal oleh perempuan dari Sunem dengan mengatakan pada suaminya, "Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus" (2 Raja-raja 4: 9).
Para nabi pada zaman itu memakai pakaian khusus. Dalam 1 Raja-Raja 19:19 disebutkan bahwa Elia memakaikan bajunya apa pada diri Elisa.
Sikap seorang hamba Tuhan lebih penting dari pakaian, karena cara berpakaian hanya bagian kecil dari sikap sedangkan sikap adalah pernyataan seutuhnya dari karakter seseorang. Orang dapat menghormati atau melecehkan seorang hamba Tuhan dengan melihat dari cara ia mengangkat tangan, gayanya waktu berbicara dan mimiknya waktu tertawa dan sebagainya.
Pdt. Dr. Samuel Tang berpendapat bahwa untuk bisa mempunyai sikap yang baik, diperlukan latihan kesalehan. Untuk itu, ada dua hal yang perlu dikerjakan, yaitu: bermeditasi dalam rangka pembinaan secara batiniah dan belajar dalam rangka pembinaan untuk menjadi bijaksana.6 CIRI PELAYAN / HAMBA TUHAN YANG SEJATI
(dari buku: "Problematika Hamba Tuhan")