1 TESALONIKA 5:18 (MENGUCAP SYUKUR: PERINTAH ALLAH DAN KEHENDAK ALLAH)

1TESALONIKA 5:18 (MENGUCAP SYUKUR: PERINTAH ALLAH DAN KEHENDAK ALLAH)
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1 Tesalonika 5:18 TB).

Pendahuluan

Mengucap syukur ialah kita dapat bersyukur kepada Tuhan karena kita mempunyai janji-Nya bahwa walaupun ada banyak kesusahan dan penderitaan, Dia tidak akan pernah melupakan kita.” Arti penyataan di atas, menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah melupakan umat-Nya, baik dalam kesusahan dan penderitaan yang sedang dialami dalam kehidupan mereka. 

Dalam hal mengucp syukur orang percaya harus memiliki pemahaman yang benar, Dahlenburg menjelaskan bahwa: Kita menyadari bahwa berkat Tuhan tidak tergantung pada kemakmuran atau kekayaan kita. Sebaliknya, kadang-kadang kemakmuran dan kekayaan Dalam hal mengucap syukur sangat jelas bahwa tidak dipandang dari hal kekayaan, karena ketika dipandang dalam kekayaan atau kemakmuran, bisa saja melupakan Tuhan. Seseorang yang mengucap syukur karena ia menyadari berkat-berkat Tuhan dalam dirinya dan tidak hanya bergantung dengan hartanya. 

Selanjutnya Tan mengatakan bahwa “hati yang bersyukur dan pujian memberi kekuatan untuk mengatasi segala sesuatu.” Dalam perkataan ini dijelaskan bahwa, dengan adanya niat hati untuk bersyukur serta membawa persembahan pujian kepada Tuhan, maka Tuhan bertindak memberi kekuatan kepada umat-Nya, bahkan juga Ia memberi jalan keluar dalam setiap masalah, artinya bahwa Tuhan hadir dalam setiap pergumulan untuk menolong.

Setiap orang yang mengucap syukur kepada Tuhan, akan mendapatkan pertolongan dan kekuatan dari pada-Nya sehingga mampu menghadapi setiap masalah dalam hidupnya. Maukar mengatakan bahwa “Ucapan syukur adalah suatu ekspresi dari iman yang tinggi.” Dalam penyataan ini, suatu eskspresinya atau semangat bagian dalam iman seseorang yang semakin giat atau mendorongnya untuk selalu berterimakasih kepada Tuhan. Atau dapat diartikan karena ia percaya kepada Tuhan sehingga ia bersemangat untuk bersyukur dalam hal apapun.

Munthe mengatakan bahwa “dengan mengucap syukur dalam segala hal, berarti kita mengakui kelemahan dan kekecilan serta kemiskinan kita dihadapan Tuhan dan mengakui kebesaran serta kekayaan-Nya.” Bersyukur itu merupakan suatu pengakuan terhadap kekayaan Tuhan. Seseorang juga mengucap syukur karena mendapatkan damai sejahtera dari Tuhan

Dalam bagian ini, Penulis akan mengeksposisi beberapa kata penting supaya mendapatkan kajian yang mendalam tentang teks, sehingga dapat memahami Perspektif Rasul Paulus tentang mengucap syukur dalam segala hal.

1.Mengucap Syukur Adalah Perintah Allah (1 Tesalonika 5:18)

Mengucap syukur adalah Perintah Allah bagi orang percaya, Kata “Mengucap syukur” dalam bahasa Yunani memakai kata ευχαριστεω (eucharisteo) dengan kasus Verb imperative Present active 2nd person plural dari kata dasar εσταριστεω. yang memilikiarti give thanks (mengucap syukur, memberi syukur) , be thankful (berterimakasih).

Kasus ini merupakan suatu kata kerja yang berbentuk Perintah (imperative) yang dilakukan secara terus-menerus yang dari Paulus kepada Jemaat yang ada di Tesalonika. Tujuannya adalah agar hidup mereka sadar dengan apa yang mereka rasakan dihadapan- Nya dan penuh dengan ucapan syukur kepada Allah.

Dalam Versi Revised Standard Version (RSV) menyatakan bahwa mengucap syukur adalah “memberi terima kasih dalam sebuah keadaan.” Terjemahan Lama (TL) mengatakan bahwa dan ucapkanlah syukur di dalam segala sesuatu, karena inilah kehendak Allah di dalam Kristus Yesus kepada kamu.Versi Firman Allah Yang Hidup (FAYH) mengatakan bahwa Apa pun yang terjadi hendaklah Saudara bersyukur, karena itulah kehendak Allah bagi Saudara sebagai milik Kristus Yesus. Versi Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) mengatakan bahwa Dalam Segala keadaan hendaklah kalian bersyukur, sebab itulah yang Allah inginkan dari kalian sebagai orang yang hidup bersatu dengan Kristus Yesus. Penulis memahami bahwa mengucap syukur adalah merupakan suatu tindakan orang percaya untuk memberi syukur, mengucap syukur apa pun yang terjadi atau berterimakasih kepada Tuhan dalam segala keadaan.

Friberg mengatakan bahwa “mengucap syukur adalah menyatakan terima kasih atau memberi tentang suatu doa rasa syukur yang terutama pada makanan atau memberkati”.

Mengucap syukur itu berarti memberi suatu doa rasa syukur yang terutama dalam makanan atau bersyukur untuk memberkati. Newman mengatakan bahwa “mengucap syukur adalah berterima kasikah, memberi terima kasih, berterima kasih. Gingrikch menyatakan bahwa mengucap syukur adalah memberi terima kasih, memandang atau mengucapkan terima kasih”. Lebih di pahami lagi bahwa mengucap syukur adalah mengucapkan terimakasih. Dengan demikian dapat dipahami bahwa setiap orang percaya harus memberi syukur, mengucap syukur, dan dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan.

Aprilani mengatakan bahwa “mengucap syukur adalah hal yang berkenan kepada Allah”. Ternyata mengucap syukur itu yang berkenan kepada Allah. Liem menjelaskan bahwa “Mengucap syukur adalah menjadi sikap dasar dari kehidupan beriman Jemaat.”Dalam hal Mengucap Syukur ternyata menunjukkan sikap orang-orang yang beriman kepada Tuhan. 

Ferrcci menyatakan bahwa:“bersyukur menunjukkan bahwa saluran komunikasinya sedang terbuka, sehingga ia tidak sombong (karena ia tahu bahwa membutuhkan orang lain) dan juga tidak merasa rendah diri (kerena ia tahu bahwa ia layak menerima apa yang patut diterimanya). Artinya adalah ia sanggup untuk melihat suatu nilai di dalam situasi aktualnya. Ia dapat menghargai apa yang baik di dalam hidupnya.”

Penyataan bersyukur ternyata karena jawaban doa yang sedang digumuli selama ini. Jadi Penulis berkesimpulan bahwa seseorang bersyukur karena terjadinya suatu hal atau peristiwa dalam hidupnya.Paulus mengatakan bahwa “bersyukurlah kepada Allah walau apa pun yang terjadi”.

Lebih di pahami lagi bahwa apapun yang terjadi tetap bersyukur kapada Tuhan. Candawasa mengatakan dalam bukunya bahwa “Mengucap syukur adalah wujud iman terhadap janji Tuhan: memberikan yang baik untuk orang mengasihiNya”. Ternyata seseorang yang mengucap syukur karena wujud atau buah dari pada imannya terhadap janji Tuhan. Karena itu untuk dapat mengucap syukur seseorang harus memiliki kepekaan terhadap anugerah Tuhan yang masih disisakan bagi seseorang; bukan hanya menyadari kesulitan, kehilangan, penderitaan yang sedang di alami.

Yohan menyatakan “Pernakah seseorang berada dalam kesusahan: segala sesuatunya diambil sampai habis sama sekali tanpa ada yang disisakan sedikit pun? Tidak akan pernah! Jika demikian, maka ucapan syukur kita juga tidak akan pernah habis.” Penulis memahami bahwa sekalipun orang percaya di dalam kesusahan, bagi orang percaya mengucap syukur itu tidak ada batasnya. Dalam hal mengucap syukur itu merupakan suatu keharusan bagi orang percaya, namun masih banyak orang percaya yang sulit mengucap syukur dalam segala hal. 

Brill menjelaskan bahwa:“orang kristen yang sungguh-sungguh mengucap syukur di dalam segala sesuatu. Mungkin ia tidak bersyukur karena suatu hal, tetapi didalam hal itu. Itulah kehendak Allah untuk kita sekalian. Mungkin seseorang berkata, “ mustahil orang hidup demikian.” Namun, Tuhan Yesus sudah hidup demikian dan ia dapat hidup seperti itu didalam seseorang. Banyak orang Kristen yang tidak bersukacita dan mereka tidak berdoa dengan sepatutnya, malahan mereka lebih banyak bersungut-sungut. Mereka akan lupa kesetiaan Allah, tidak bersyukur atas kasih karunia Allah, tidak percaya akan janji Allah, dan takut sebab tidak menyadari bahwa Tuhan Yesus mengatur kehidupan mereka.”

Dari pendapat di atas jelas bahwa orang yang sulit untuk bersyukur itulah sebabnya Tuhan menghendaki umat-Nya untuk bersyukur. Paulus mendorong Jemaat Tesalonika untuk melakukan apa yang harus dilakukan: bergembira (1 Tesalonika 3:9), selalu berdoa dan bersyukur (Tesalonika 1:2-3). Ia meminta mereka untuk melakukan hal-hal itu, karena semua itu merupakan kehendak Allah dalam Kistus Yesus. Oleh karena itu, sangat jelas bahwa Paulus juga mendorong orang percaya untuk tetap bergembira, berdoa dan bersyukur.

2.Mengucap Syukur Dalam Segala Hal (1Tesalonika 5:18)

Kata “segala hal” dalam bahasa Yunani memakai kata πας (pas) dengan kasus adjective indefinite dative neuter singular. Kata ini berasal dari kata “panti.” yang artinya semua segala sesuatu yang mencangkup secara keseluruhan. Jadi kasus ini adalah suatu kata sifat yang secara tidak langsung akan sedang dikerjakan. Itulah yang Paulus tegaskan kepada Jemaat yang ada di Tesalonika.Tujuannya adalah agar segala sesuatu yang hendak mereka alami, baik pun dalam keadaan kesulitan, penderitaan atau kejadian apapun,hendaklah hidup mereka tetap mengucap syukur senantiasa kepada Allah.

Kata “Segala hal” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memiliki arti segala- segalanya semua, seluruh. Dalam Versi Firman Allah Yang Hidup (FAYH) mengatakan apa pun yang terjadi hendaklah Saudara bersyukur, karena itulah kehendak Allah bagi Saudara sebagai milik Kristus Yesus. Dalam Versi Bahasa indonesia sehari-hari (BIS) mengatakan Dalam segala keadaan hendaklah kalian bersyukur, sebab itulah yang Allah inginkan dari kalian sebagai orang yang hidup bersatu dengan Kristus Yesus. Penulis memahami bahwa segala hal atau segala yang terjadi, dan apapun keadaannya tetaplah bersyukur kepada Tuhan.

Timotius mengatakan bahwa “mengucap syukur dalam segala hal itu di artikan sebagai segalanya, segala macam, segala rupa, segala macam penyakit”. Mewman mengatakan mengucap syukur dalam segala hal itu adalah dari semua kebaikan. Dari penyataan ini mengucap syukur itu berarti dalam segala macam keadaan. Penulis mengatakan dengan hal di atas bahwa setiap orang percaya harus mengucap syukur dalam segala hal, apapun yang terjadi, dan apapun bentuk keadaannya.

3.Mengucap Syukur Adalah Kehendak Allah (1 Tesalonika 5:18)

Kata “kehendak Allah” dalam bahasa Yunani memakai kata θελημα (thelema) asal kata “atoj” yang artinya akan. Dengan kasus noun nominative neuter singular. Kasus ini menunjukkan suatu kata benda yang sedang dikerjakan yang memiliki arti (kehendak-Nya,kemauannya, keinginan). Ini merupakan suatu kata benda yang bersifat netral (nominativ) bentuk tunggal. Ini adalah nasihat dari Rasul Paulus kepada Jemaat Tesalonika. Supaya mereka hidup seturut kehendak Allah, dalam kemauan Allah, dan keinginan Allah.

Kata Kehendak dalam kamus besar bahasa indonesia adalah kemauan, keinginan harapan yang keras. Kehendak adalah kemauan atau keinginan Allah. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) mengatakan dalam segala keadaan hendaklah kalian bersyukur, sebab itulah yang Allah inginkan dari kalian sebagai orang yang hidup bersatu dengan Kristus Yesus. Keinginan yang di maksud adalah Allah mengiginkan umat-Nya untuk hidup dalam kehendak-Nya. Newman mengatakan “Kehendak itu adalah Harapan, keinginan”. Jadi Penulis menyimpulkan bahwa mengucap syukur adalah kehendak-Nya, keinginan dan harapan Allah kepada umat-Nya.

KAJIAN TEOLOGIS PERSPEKTIF TENTANG MENGUCAP SYUKUR

Kajian teologis didasarkan pada pendapat-pendapat para Theolog mengenai mengucap syukur, namun kajian ini tetap dibatasi pada konteks kajian eksegetikal teks. Dalam kajian teologis ini ada beberapa point yang dituliskan:

1.Bersyukur Adalah Perintah Tuhan

Setiap anak-anak Tuhan yang tahu mengucap syukur adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu baik. Hidup orang percaya tersebut apapun ia alami, kebaikan Tuhan itu tidak pernah meninggalkan kehidupannya, seperti yang Ia janjikan (Mazmur 106:6; 136:1). Setiap orang percaya yang tahu bersyukur adalah orang yang tahu menghargai (berterimakasih) atas berkat-berkat yang ia terima dari Tuhan. Kata terimakasih mengandung pengertian bahwa orang percaya menghargai pemberian-Nya karena orang percaya mendapatkan kasih. Bersyukur menyadarkan orang percaya bahwa semua yang di terima dalam kehidupannya adalah kasih karunia Tuhan. Oleh karena itu muliakan Tuhan dengan ucapan syukur dari hati karena itu, teruslah mengucap syukur sepanjang masih hidup di dunia ini (Mazmur 50:23).

2.Bersyukur Berkaitan Dengan Segala Hal

Setiap orang percaya harus mengucap syukur dalam segala hal. Ini berarti walaupun orang percaya sedang ditimpa masalah atau malapetaka, orang percaya tetap terus mengucap syukur. Hal-hal yang baik atau buruk, keberhasilan atau kegagalan, sakit atau sehat, dalam kelimpahan atau kekurangan, suka atau duka, adalah warna-warni dalam kehidupan manusia. Salah satu hal yang seharusnya menguatkan orang percaya adalah “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan” (Roma 8:28), karena itu tetaplah mengucap syukur apapun keadaannya. 

Dalam Perjajian Lama, contohnya Yusuf tidak tahu kenapa saudara-saudaranya membencinya sampai ketahap mau membunuhnya. Yusuf yang awalnya adalah anak kesayangannya Yakub, akhirnya dikhianati saudara- saudaranya sendiri dan dijual ke dalam perbudakan di Mesir. 

Dari usia 17 sampai 30 tahun, hidup Yusuf tidak lepas dari masalah yang berakhir dengan dia dimasukkan kedalam penjara, karena difitnah oleh isteri Potifar yang genit. Yusuf buruk itu kelihatannya tidak berbaut salah, tetapi mengapa hal-hal yang buruk terus saja menimpa dirinya. jadian 50:20, Yusuf berkata, “Memang kamu memaksudkan semua itu untuk kebaikan, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” 

Yusuf harus menjalani semua kejahatan yang menimpanya yang akhirnya membawanya kedudukan sebagai orang yang paling penting di Mesir setelah Firaun. Tujuan dari “segala hal yang buruk yang dialaminya” adalah agar Yusuf berada di dalam posisi yang dapat dipakai Allah untuk menyelamatkan satu bangsa. Oleh karena itu, mugkin tidak tahu apa alasan di balik semua hal itu, mungkin tidak tahu apa alasan di balik semua hal yang buruk yang sedang menimpa diri, tetapi apakah orang percaya dapat menyakini bahwa sekalipun dalam situasi yang paling parah, Allah tetap berdaulat dan memengang kendali? Keyakinan inilah yang membuat orang percaya dapat mengucap syukur dalam segala hal. Jadi, alasan pertama mengapa orang percaya dapat bersyukur dalam segala hal adalah karena orang percaya menyakini bahwa Allah tetap berdaulat.

3.Bersyukur Berkaitan Dengan Kehendak Allah

Hidup dalam Kehendak Allah berarti menjalankan perintah-Nya atau mengutamakan kehendak-Nya dari pada kehendak sendiri. Stephen Tong menjelaskan “Ini merupakan keinginanan Tuhan, suatu hasrat yang begitu diutamakan oleh Kristus”. Lebih jelas lagi bahwa yang terutama didahulukan orang percaya adalah keinginan Tuhan. Oleh karena itu, hal-hal apa saja kehendak Allah bagi kehidupan orang percaya yaitu melakukan kehendakNya dan mampu mengucap syukur dalam segala keadaan apapun. Oleh karena itu, setiap orang percaya harus melimpah dengan syukur kepada Tuhan, Surat kolose 2:7

IMPLIKASI

Implikasi dari perspektif tentang Mengucap syukur dalam segala hal sangatlah penting untuk diterapkan kepada Orang percaya sebagai dasar dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kajian eksegetis di atas ada beberapa implikasi penting yang perlu dipahami oleh orang percaya tentang mengucap syukur dalam segala hal berdasarkan

1Tesalonika 5:18.

Mengucap Syukur Adalah Perintah Allah

1Tesalonika 5:18 menjelaskan tentang mengucap syukur serta menasihati orang percaya dalam kebaikan dan pemeliharaan Tuhan dalam setiap keadaan, atau kejadian yang sedang dialami. 1Tesalonika 5:18 menjadi dasar pemikiran bagi setiap orang percaya untuk tetap mengucap syukur dalam segala hal. Mengucap syukur adalah perintah Allah artinya bahwa bukan kehendak manusia atau Pendeta. Namun kehendak Allah di dalam Kristus Yesus, Tuhan ingin sebagai anak Tuhan mengucap syukur atas semua berkat- berkat-Nya. maka dari itu ketika orang pecaya mengucap syukur kepadaNya, orang percaya tersebut telah melakukan kehendak Allah.


Orang percaya mengetahui bahwa mengucap syukur adalah perintah Allah. Akan tetapi banyak orang percaya hanya mengetahui namun belum menerapkannya. Tulisan ini meningatkan orang percaya untuk terus belajar untuk melakukannya sehingga kebenaran itu tidak hanya sebatas pengetahuan saja akan tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengucap Syukur Dalam Segala Hal

1Tesalonika 5:18 menjelaskan tentang mengucap syukur dalam segala hal, artinya bahwa orang yang mengucap syukur dalam segala hal adalah orang yang senantiasa membangun dirinya kearah yang lebih baik. Melihat segala pada sisi yang benar, setiap kejadian yang ada entah baik atau buruk tidak melemahkan dia, namun selalu berdampak positif. Maka dari itu, ingatlah selalu ada hal untuk disyukuri, ketika orang percaya diberikan kesehatan mengucap syukur, ketika orang percaya masih bisa makan mengucap syukurlah, ketika orang percaya masih memiliki rumah untuk berlindung, teman yang masih mengasihi, bahkan ketika orang percaya masih diberikan nafas kehidupan, mengucap syukurlah. Seberapa apapun masalah, pergumulan selalu ada hal untuk di syukuri. Dengan demikian segala sesuatunya mendatangkan kebaikan “kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” Roma 8:28. Dengan demikian orang percaya sedapatnya mengucap syukur dalam segala situasi atau keadaan apapun baik itu senang maupun buruk.

Oleh karena itu, Orang percaya harus terus belajar dalam kebenaran Firman Tuhan, danbelajar mengenal rencana-rencana-Nya dalam berbagai macam masalah, persoalan yang sedang ditemui dalam hidup ini.

Mengucap Syukur Adalah Kehendak Allah

1Tesalonika 5:18 menjelaskan bahwa mengucap syukur adalah kehendak Allah, artinya bahwa Allah menghendaki orang percaya untuk mengutamakan keinginan-Nya dari pada kehendak sendiri. Oleh karena itu mengucap syukur adalah kehendak-Nya atau keinginanNya dalam kehidupan anak-anak-Nya. Banyak orang percaya sudah memahami dasar kebenaran Firman Tuhan bahwa Mengucap syukur adalah Kehendak Allah. Namun orang percaya justru belum melakukan dan menerapkannya dalam kehidupannya. Oleh karena itu, Berdasarkan pengamatan dan survei, penulis menemukan bahwa bukan karena baru belajar akan tetapi lebih mengutamakan keinginan hati dari pada Kehendak Allah. Dengan demikian, Orang percaya harus belajar untuk mengutamakan kehendak Allah, Jika telah belajar mendahulukan keinginan Allah, maka Orang percaya telah melakukan Kehendak Allah tersebut.

PENUTUP

Berdasarkan hasil paparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa Perspektif Rasul Paulus Berdasarkan 1Tesalonika 5:18 dapat menjadi aplikasi bagi Orang percaya sebagai dasar untuk tetap mengucap syukur dalam setiap keadaan baik senang maupun tidak. Oleh karena itu, apabila perspektif ini diterapkan bagi kehidupanya akan menjadi dasar untuk tetap mengucap syukur dalam segala hal. Dengan memahami Perspektif Rasul Paulus tentang mengucap syukur dalam segala hal yang berdasarkan 1Tesalonika 5:18 akan membuat kehidupan Orang percaya memiliki pertumbuhan iman yang baik dan sehat. Setiap orang percaya harus mengucap syukur atas kasihNya, kesetiaan-Nya dan janji-Nya atas hidup umat yang telah menerima berkat-Nya. Mengucap syukur adalah sikap yang sangat baik, mengucap syukur adalah menyatakan rasa terimakasih kepada Tuhan. Ada pun hal-hal yang dituntut kepada anak-anakNya, agar setiap orang percaya harus untuk mengucap syukur bukan hanya pada senang saja tapi juga dalam setiap kejadian. Rasul Paulus menasihati agar setiap orang percaya harus mengucap syukur dalam segala hal,

1Tesalonika 5:18.

Mengucap syukur dalam segala hal, maksudnya adalah apapun yang dirasakan orang percaya akan hidupnya, baik sukacita dari Tuhan maupun juga dalam penderitaan atau kesusahan. Jadi dari setiap yang akan diterima orang percaya akan hidupnya memiliki keharusan untuk tetap mengucap syukur kepada Tuhan, karena Tuhan tidak membiarkan Umat-Nya yang terus bersyukur atas keadaannya. Oleh karena itu setiap orang percaya harus melihat kebaikan dan pemeliharaan-Nya, dan penuh ucapan terimakasih atas semua yang Tuhan berikan akan hidup ini. Oleh karena itu, setiap Orang percaya Orang percaya sebagai anak-anak Tuhan, harus memiliki gaya hidup sehari-hari untuk menerapkan perintah atau kebenaran Firman Tuhan dalam pribadi masing-masing. Mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus bagi kamu, berdasarkan 1Tesalonika 5:18. Setiap orang percaya adalah harus mengucap syukur dalam situasi atau keadaan apapun. Dengan adanya tindakan mengucap syukur, itu berarti telah melakukan kehendak-Nya. Mengucap syukur adalah perintah dan kehendak Allah sehingga setiap orang percaya haruslah melakukannya dalam segala situasi. Dengan demikian, Orang percayaharus memperhatikan keinginan Allah artinya bahwa anak-anak- Nya harus hidup dalam kehendak-Nya bukan mengutamakan keinginan pribadi. Jadi mengucap syukur adalah kehendak Allah, di dalam Kristus Yesus bagi anak-anak-Nya.

Orang percaya memiliki pemahaman yang benar terhadap firman Tuhan, namun penerapannya untuk melakukan kebenaran firman tersebut masih belum melakukannya. Dalam kajian eksegetis dan teologis penulis menyimpulkan beberapa hal: mengucap syukur adalah perintah Allah, mengucap syukur dalam segala hal, mengucap syukur adalah kehendak Allah. Demikian dalam kehidupan Orang percaya seharusnya mengutamakan kehendak-Nya, sekalipun banyak masalah yang temui dalam hidup ini. Oleh karena itu, bukan berarti melupakan kehendak-Nya atau perintah Tuhan akan tetapi belajar untuk taat dalam kehendak-Nya.

Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


Next Post Previous Post