MENGAPA MANUSIA DICIPTAKAN ALLAH PADA HARI KEENAM?
Pdt.Esra Alfred Soru.
Bila kita memperhatikan urut-urutan / ordo penciptaan, kita akan mendapati bahwa manusia diciptakan pada hari keenam, hari terakhir dari 6 hari penciptaan oleh Allah.
Kejadian 1:27,31 – (27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Note : Jika kita membaca sejak Kejadian 1: 24 maka terlihat bahwa manusia bukan satu-satunya yang diciptakan pada hari keenam. Pada hari yang sama Allah juga menciptakan segala binatang. Tetapi penciptaan manusia baru dilakukan setelah penciptaan binatang-binatang ini. Jadi manusia diciptakan paling akhir di hari terakhir dari rangkaian 6 hari penciptaan.
Hal ini seharusnya membuat kita bertanya. Mengapa Allah menciptakan manusia paling akhir dari seluruh rangkaian penciptaan-Nya? Apakah ini kebetulan ataukah ada maksud tertentu dari Allah? Ingat bahwa Allah bukanlah manusia yang kadang-kadang membuat sesuatu tanpa tujuan. Ia pasti mempunyai tujuan dengan menciptakan manusia pada hari ke enam, hari terakhir dari rangkaian penciptaan-Nya. Apalagi bahwa di akhir dari penciptaan manusia itu dikatakan bahwa “Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik”. (Kejadian 1:31).
Pertama-tama perlu kita ketahui bahwa jikalau Alkitab menyebutkan beberapa hal secara berurutan, kadang-kadang yang ditempatkan paling belakang adalah yang kurang penting / kurang besar / kurang mulia tetapi kadang-kadang justru yang paling penting, paling baik, paling besar itulah yang ditempatkan paling belakang.
Contoh di mana hal yang kurang penting diletakkan paling belakang adalah daftar karunia-karunia Roh di mana karunia bahasa roh dan karunia menafsirkan bahasa roh di bagian paling akhir.
1 Korintus 12:29-30 – (29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?
Dari sejumlah dasar yang dapat dikemukakan, ini menunjukkan bahwa karunia bahasa roh memang adalah karunia terkecil / terendah.
Karena itu kita jangan mengagung-agungkan karunia bahasa roh lalu mengabaikan karunia-karunia yang lain. Ingat, itu dianggap karunia yang kurang penting. Mengapa? Karena tanpa salah satunya, yang satunya tidak ada guna. Tanpa karunia menafsirkan bahasa roh, bahasa rohnya tidak ada manfaat. Tanpa karunia bahasa roh, lalu untuk apa karunia menafsirkan bahsa roh? Tetapi karunia yang lain bisa berfungsi tanpa terikat karunia yang lain.
Contoh di mana hal yang terpenting diletakkan paling akhir adalah seperti dalam 1 Korintus 13:13.
1 Kor 13:13 - Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Nah, di dalam memikirkan tentang ordo penciptaan ini di mana manusia diletakkan paling akhir, apakah contoh pertama yang harus kita terapkan yakni manusia menjadi kurang penting dibandingkan dengan ciptaan lain ataukah contoh kedua yang kita terapkan sehingga manusia lalu menjadi yang paling penting dari semua ciptaan? Saya kira yang kedualah yang lebih tepat! Manusia diciptakan pada hari terakhir dan dalam urutan terakhir setelah segala ciptaan yang lain menunjukkan bahwa manusia adalah yang paling penting dari semua ciptaan yang ada. Mengapa ia dianggap penting?
Esra Alfred Soru - Ia menciptakan manusia pada hari terakhir di mana segala sesuatu telah diciptakan karena manusia sangat berharga di mata-Nya lebih daripada ciptaan-ciptaan-Nya yang lain, dan karena semuanya itu diciptakan bagi manusia dan bukan manusia bagi semuanya itu. (Mengapa Allah…?, hal. 58).
Stephen Tong - Apakah artinya Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu, baru kemudian menciptakan manusia? Manusia dicipta terakhir, apakah itu berarti manusia tidak penting? Justru pemikiran yang sedemikian adalah pemikiran yang terbalik. Tuhan Allah justru menciptakan se¬gala sesuatu, baru akhirnya mencipta manusia, karena Allah menghargai manusia. Allah mencipta manusia dengan kemuliaan dan hormat yang tertinggi, sehingga Ia mencipta manusia terakhir. Terakhir, karena segala sesuatu yang dicipta sebelumnya, dipersiapkan untuk manusia. Terakhir, untuk manusia dapat menikmati dan menguasai semua itu. Pikiran ini bagaikan seorang ibu hamil yang segera mempersiapkan ranjang kecil dan pakaian kecil untuk bayinya. Bukan sebaliknya, ibu itu menunggu sampai anaknya lahir, lalu menggeletakkan' nya untuk pergi membeli ranjang dan pakaian. Seorang ibu yang baik berupaya untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk bayinya yang akan lahir. Ia akan memikirkan untuk mempersiapkan ranjang, mempersiapkan popok, selimut, bantal, guling, bahkan mungkin sampai kelambu dan kereta dorong bayi. Seorang ibu yang akan melahirkan berusaha sebaik mungkin mempersiapkan yang terbaik untuk anaknya yang akan dilahirkan. Adam dicipta terakhir karena Allah memandang manu¬sia sebagai ciptaan yang paling penting. Manusia lebih penting dari segala sesuatu. Manusia lebih penting dari bumi, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Manusia lebih penting dari tumbuh-tumbuhan dan binatang. Manusia lebih penting dari semua materi yang ada, karena manusia dicipta terakhir, dicipta seba¬gai puncak ciptaan. Manusia adalah ciptaan yang paling hormat dan paling mulia. Itu sebabnya manusia dicipta terakhir, sehingga setelah dicipta, dia bisa menikmati segala sesuatu yang baik, yang telah Allah cipta dan persiapkan sebelumnya. Puji Tuhan. Inilah hikmat dan bijaksana Allah. (Yesus Kristus Juruselamat Dunia, hal. 2-4).
Dari penjelasan ini jelas bahwa penempatan manusia pada akhir dari ordo penciptaan bukanlah suatu kebetulan. Lewat ordo ini Tuhan mau menjelaskan kepada manusia bahwa ia adalah ciptaan termulia, ciptaan terhormat, ciptaan tertinggi, ciptaan terbaik dan ciptaan terpenting. Karena manusia adalah yang termulia, terhormat, tertinggi, terbaik dan terpenting maka segala sesuatu disiapkan terlebih dahulu untuk menyambut kehadiran manusia itu. Allah tidak akan menghadirkan manusia di bumi ini jika segala sesuatu belum disiapkan untuk kebutuhan manusia itu.
Esra Alfred Soru - Sewaktu manusia membuka mata untuk pertama kalinya, ia sudah dapat melihat segala sesuatu yang serba teratur dan indah. Ia dapat melihat langit, matahari, bulan dan bintang. Ia dapat melihat ikan, bunga, pohon dan binatang serta tumbuhan yang lainnya. Ia dapat melihat lautan luas dan sungai yang mengalir. Segala sesuatu telah selesai barulah manusia itu hadir. Allah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran manusia laksana suatu wilayah disiapkan, diperindah dan dipercantik untuk menyambut kehadiran “Very Important Person” (VIP). Sungguh betapa berharganya dan betapa pentingnya manusia. Segala sesuatu diciptakan untuk manusia dan bukan manusia untuk segala sesuatu. (Mengapa Allah Menciptakan Manusia?, hal. 32)
Sekarang pikirkan ini :
Esra Alfred Soru - Jika manusia diciptakan terlebih dahulu dari penciptaan terang maka dapat dibayangkan apa yang akan terjadi. Manusia tentu akan hidup dalam kegelapan yang sangat gelap karena terang belum diciptakan, demikian pula benda-benda penerang lainnya apalagi saat itu gelap gulita menutupi samudera raya (Kej 1:2). Jika manusia diciptakan terlebih dahulu dari pemisahan laut dan darat maka di mana ia akan tinggal? Bukankah bumi sedang ditutupi oleh samudera raya? Manusia ditetapkan untuk hidup di darat, sedangkan saat itu darat belum ada. Manusia bukanlah ikan yang dapat hidup di air. Jika manusia diciptakan terlebih dahulu dari tumbuh-tumbuhan maka apakah yang akan dimakannya? Mungkinkah manusia akan mempertahankan hidupnya hanya dengan meminum air yang memang saat itu begitu melimpah? Allah menciptakan manusia pada bagian akhir ordo penciptaan justru demi kebaikan dan keamanan manusia itu sendiri. (Mengapa Allah Menciptakan Manusia?, hal. 34)
Jadi memang adalah masuk akal untuk mengatakan bahwa Allah menyediakan segala sesuatu untuk kebutuhan manusia, ciptaan-Nya yang termulia itu.
Stephen Tong - Kita mengetahui bahwa segala sesuatu diciptakan untuk manusia. Manusia dicipta untuk bisa menikmati semua yang sudah diciptakan sebelumnya, sehingga dengan de-mikian manusia lebih tinggi daripada semua ciptaan sebelumnya…. Manusia justru memerlukan segala sesuatu. Manusia perlu udara, cahaya, makanan, dll. Maka semua itu dicipta terlebih dahulu oleh Tuhan, dan barulah kemudian Tuhan mencipta manusia. Oleh karena itu, munculnya manusia adalah untuk menikmati apa yang Tuhan telah ciptakan sebelumnya, sehingga manusia berada di tempat yang paling tinggi… (Ujian, Pencobaan dan Kemenangan, hal. 7-8).
Budi Asali - Allah mencipta atau mengatur segala sesuatu untuk manusia, sebelum manusia diciptakan. Tempat sudah diatur dengan baik. Bayangkan andaikata Tuhan menciptakan manusia sebelum Ia memisahkan air dengan daratan. Makanan yaitu tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan (Kej 1:29), sudah disediakan lebih dulu”. (Eksposisi Kitab Kejadian, hal. 10).
Semua ini menunjukkan bahwa Allah sangat memperhatikan kebutuhan manusia. Bahkan Ia memperhatikan kebutuhan manusia sudah sejak manusia itu muncul pertama kali di bumi ini. Fakta ini seharusnya membuat kita bersyukur dan tidak perlu mencemaskan berbagai hal di dalam kehidupan kita terutama kebutuhan primer kita (makanan, minuman dan pakaian). Jikalau Tuhan sejak dari awal dunia ini sudah begitu memperhatikan dan menyediakan kebutuhan hidup kita, mengapa Ia tidak akan memenuhi kebutuhan hidup kita selanjutnya?
Budi Asali - Banyak orang hidup dengan penuh ketakutan / kekuatiran, seolah-olah Allah menciptakan manusia pada hari pertama. Tetapi ini tidak benar! Allah menciptakan manusia pada hari ke 6 (keenam) setelah semuanya siap untuk menerima kehadiran manusia. Ini menunjukkan bahwa Ia sangat memperhatikan kebutuhan hidup manusia. Karena itu, janganlah kuatir akan kebutuhan hidup saudara, baik rumah, pakaian, maupun makanan (bdk. Matius 6:25-34). Memang dalam kasus Adam dan Hawa, Allah tidak memberi mereka pakaian, karena pada saat itu mereka tidak membutuhkannya. Tetapi pada saat mereka membutuhkannya, Allah memberi mereka pakaian (Kejadian 3:21). (Eksposisi Kitab Kejadian, hal.10)
BACA JUGA: KEJADIAN 1:1-2:3 (FAKTA SEJARAH)
Karena itu memikirkan semua fakta ini seharusnya membuat kita menyingkirkan segala kekuatiran hidup kita. Ingat, kita lebih penting daripada semua ciptaan, termasuk binatang-binatang yang dicipta sebelum manusia. Alkitab berkata bahwa Tuhan juga memberi makan dan minum dan memenuhi kebutuhan hidup dari binatang-binatang :
Matius 6:26 - Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga…”
Mazmur 147:9 - Dia, yang memberi makanan kepada hewan, kepada anak-anak burung gagak, yang memanggil-manggil.
TL - Yang memberi makan akan segala binatang, akan anak gagakpun apabila ia berteriak.
Mazmur 104: (10) Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, (11) memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan;… (14) Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan … (18) gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk. … (25) Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar. (27) Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya. (28) Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
Sekarang pikirkan, jikalau manusia lebih penting dari segala ciptaan termasuk bintang, dan Tuhan ternyata menyediakan makanan, minuman dan kebutuhan dari binatang-bintang, masakan Ia tidak melakukan itu bagi kita? Mustahil! Karena itu kekuatiran sebenarnya adalah sebuah fitnahan kepada Allah.
Anonim - Kekuatiran sebenarnya adalah sebuah fitnahan terhadap karakter Allah. Kekuatiran menunjukkan bahwa Tuhan lebih tertarik pada hewan peliharaan-Nya daripada anak-anaknya. (www.cc-vw.org)
Di dalam Maz 104 di antara deretan catatan-catatan bahwa Allah memberi makan dan minum kepada berbagai binatang, terselip juga catatan bahwa Ia memberi makan dan minum kepada manusia.
Mazmur 104:14-15 – (14) Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah (15) dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati manusia.
BIS – (14) Engkau menumbuhkan rumput untuk hewan, dan bagi manusia segala macam tanaman. Maka ia dapat bercocok tanam, (15) dan menghasilkan air anggur yang menyenangkan. Juga minyak zaitun yang membuat mukanya berseri, dan makanan yang memberi dia tenaga.
Karena itu menyadari akan hal ini membuat kita harus berhenti dari semua kekuatiran hidup kita terutama yang berkaitan dengan apa yang kita makan, minum dan pakai. Ingatlah bahwa kita adalah ciptaan terpenting, termulia, tertinggi daripada ciptaan-ciptaan yang lain.
Lukas 12:6-7 – (6) Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, (7) bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
Note : Saking berharganya sampai-sampai rambut kita pun dihitung oleh Tuhan. Ini luar biasa, bahkan kita sendiri tidak tahu berapa jumlah rambut kita dan lebih dari itu kita pun tidak peduli berapa rambut kita yang rontok.
Jadi seharusnya kita memang tidak perlu kuatir akan segala kebutuhan dasar kita. Ini tentu saja tidak berarti kita tidak bekerja. Perhatikan bahwa Tuhan memang memberi makan dan minum kepada binatang-binatang tetapi Ia tidak memberikan semuanya itu di dalam sarang / “tempat tidur” mereka bukan? Mereka semua harus mencarinya tetapi tanpa rasa kuatir karena Tuhan sudah menyediakannya. Demikian juga manusia.
Mazmur 104:14 - Engkau yang menumbuhkan… tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah
BIS – Engkau menumbuhkan…. bagi manusia segala macam tanaman. Maka ia dapat bercocok tanam.
Jadilah rajinlah bekerja tetapi jangan kuatir karena semua berkat sudah disediakan Tuhan untuk saudara.MENGAPA MANUSIA DICIPTAKAN ALLAH PADA HARI KEENAM?