CARA MERENUNGKAN PROVIDENCE OF GOD

CARA MERENUNGKAN PROVIDENCE OF GOD
Pdt. Agus Marjanto, M.Th.

Mazmur 77:2-16

Providence of God adalah tindakan Allah sesuai dengan hikmat kekal-Nya di mana Dia menjaga dan mengatur dan mengarahkan segala sesuatu kepada tujuan akhir yang telah Dia tetapkan bagi kemuliaan-Nya. Ini adalah tindakan Allah berinterfensi dalam gereja-Nya sepanjang sejarah. Dan ketika bicara berkenaan dengan gereja-Nya, adalah bukan bicara sesuatu yang absurd, itu adalah bicara berkenaan dengan engkau dan saya. Allah berintervensi di dalam hidup kita. 

Allah memelihara hidupmu dan hidupku. Sekali lagi saya ingatkan bahwa Alkitab bicara berkenaan dengan providensiasi Allah yang dipelihara yang paling utama adalah bagaimana kita memiliki iman kepada Allah. Dia akan menghadirkan hal-hal yang kita anggap baik dan yang kita anggap buruk tetapi sebenarnya itu adalah di dalam kerangka pemeliharaan-Nya kepada iman kita. 

Ini adalah tindakan personal Allah kepada kita. Dia mengerti bagaimana cara membuat iman kita itu bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. Dan sekali lagi ini adalah jalan yang Allah ingin kita merenungkannya. Bagaimana cara merenungkan providence of God? Apa yang perlu kita perhatikan ketika kita merenungkan ini? Beberapa hal ini harap kita bisa perhatikan:

1. Kita diminta untuk bekerja keras untuk mendapatkan sepenuh mungkin pengenalan akan providensiasi Allah ini. 

Kita dipanggil untuk menemukan sepenuh mungkin. Tentu kita tidak mungkin akan menemukan sepenuh mungkin karena ini ada bagian-bagian misteri. Dan providence of God sepanjang sejarah termasuk hidup kita itu adalah melebihi dari waktu umur hidup kita yang memungkinkan kita memikirkannya. Itu seperti pasir di laut yang luar biasa banyaknya dibandingkan dengan umur kita yang pendek. Tetapi ini adalah panggilan Allah kepada gereja-Nya. 

Sebisa mungkin, sepenuh mungkin, sejauh mungkin kita mendalaminya. Untuk ini ada dua hal yang perlu kita perhatikan: Pertama adalah memikirkannya seluas atau sepanjang lebar mungkin, yang kedua adalah sedalam atau sekecil mungkin. Ini adalah prinsip yang sama ketika Paulus mengatakan: “Aku berdoa supaya engkau mengerti dan mengalami betapa panjang, lebar, dalam, tingginya kasih Kristus. Ini bukan bicara mengenai dua dimensi, ini bicara berkenaan dengan tiga dimensi. Ini bukan hanya dengan menyentuh permukaan saja, tetapi melihat partikel-partikel secara particular, yang kecil.

Yang pertama adalah bicara berkenaan dengan melihat sepanjang dan selebar mungkin. Mazmur 77 memberikan case ini kepada kita. Di dalam hal ini maka pemazmur berada di dalam kesulitan yang besar. Apa yang sesungguhnya terjadi kita tidak tahu secara tepat. Tetapi dia berada di dalam distress yang luar biasa dalam dan dia berada dalam keputusasaan yang dalam. 

Dia memiliki masalah secara individual, personal, dan dia merasakan bahwa Tuhan itu sudah meninggalkan dia. Dia berusaha untuk memanggil-manggil Tuhan tetapi seakan-akan Tuhan itu diam. Dan di dalam keadaan seperti itu apa yang Alkitab itu ajarkan kepada kita? Ayat 12 begitu sangat unik: “Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan. Ya, aku hendak mengingat-ingat keajaiban-Mu dari zaman purbakala.” 

Pemazmur tidak hanya mencari tanda pemeliharaan Allah sepanjang hidupnya saja tetapi pemazmur mencari tanda-tanda pemeliharaan Allah di sepanjang hidup gereja Tuhan. Ada beberapa penekanan yang kita bisa dapatkan di sini. 

Sekali lagi, kebanyakan dari kita memiliki spiritualitas yang sifatnya individual. Urusannya adalah antara aku dan Tuhan. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, setiap individu umat Allah diminta untuk melihat pekerjaan Allah secara komunal. Yesus Kristus ketika mengajarkan doa adalah Bapa kami yang di Surga, ‘Bapa kami’ bukan ‘Bapa-Ku’. 

Kadang jawaban Allah dalam pergumulan kita bisa kita temukan personal tetapi sering sekali jawaban Allah di dalam pergumulan kita. Dia rentangkan, Dia jawab melalui sesuatu yang sifatnya komunal. Tekanan-tekanan seperti ini saudara akan dapatkan dalam seluruh buku Puritan. Karena Puritan itu menekankan mengenai kehidupan pribadi tetapi sebenarnya selalu dikaitkan dengan gereja Tuhan. 

Ini adalah masalah pribadi dalam Mazmur 77 tetapi remedinya adalah bahwa dia merenungkan pekerjaan Tuhan sejak zaman purbakala. Dia menyadari bahwa dia tidak berdiri sendiri. Dia tidak bisa berdiri sendiri untuk melihat sifat Allah. Dia terhisap dalam sebuah, suatu komunitas yang berjalan dalam sepanjang abad yaitu gereja Tuhan.

Dan Tuhan sendiri, ketika Dia memberikan berkat-Nya kepada kita, jangan berpikir bahwa itu adalah berkat Allah yang diberikan karena Dia memandang individu kita. Itu adalah berkat Allah yang diberikan di dalam Kristus seturut dengan perjanjian-Nya kepada Abraham, Ishak, Yakub, dan seluruh umat-Nya sepanjang masa. 

Saudara-saudara, itu bukan berkat karena Agus itu baik, itu bukan berkat karena mata Allah memandang personal sama saya saja, tetapi Dia itu berbuat baik kepada saya karena Dia memandang Anak-Nya yaitu Yesus Kristus yang membuat melalui Yesus Kristus suatu perjanjian kepada umat Allah sepanjang sejarah dimulai dari janji-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Sehingga diri itu tidak menjadi titik referensi. 

Saudara-saudara, kita sering sekali akan mengalami kebingungan kalau diri menjadi titik referensi. Ya, Allah itu baik, ya Allah memelihara saya beberapa tahun ini, tetapi sekarang ini Allah memelihara saya atau tidak? Maka remedinya adalah saudara tidak bisa melihat oh nanti saya lihat-lihat ya Tuhan memelihara saya lagi atau tidak. 

Remedinya adalah melihat bagaimana Allah memelihara anak-anak Allah, gereja Tuhan sepanjang masa. Ketika kita melihat Abraham, Ishak, Yakub, Ayub, Musa, kita akan melihat ada saat-saat di mana Allah seakan-akan itu menutup diri-Nya berada seakan-akan di dalam kegelapan. Ada saat-saatnya di mana Allah itu seakan-akan tidak bisa dijumpai. Seakan-akan matahari itu tertutup dengan awan yang gelap tetapi ketika kita melihat juga mereka, kita akan melihat at the end of the day, maka Allah itu tetap memperhatikan bapak-bapak patriakal itu. 

Dan itu menjadi jawaban bagi pemazmur yang saat ini sedang merasa ditinggal oleh Allah. Berusahalah pikirkan pemeliharaan Allah kepada umat-Nya sepanjang masa, itu yang akan menghibur dan menguatkan iman kita dan juga iman pemazmur. Kesetiaan Allah itu terbukti bukan karena selama ini Dia setia kepada kita, tetapi terbukti dari generasi ke generasi juga.

Saudara-saudara, kalau saudara melihat satu bintang, saudara akan menemukan keindahannya. Beberapa waktu yang lalu tetangga saya meminjamkan satu teropong bintang lalu kemudian kami melihat bulan. Dan kemudian saya lihat oh indah sekali. Saudara melihat satu bintang saudara akan melihat keindahannya. Tetapi kalau saudara melihat satu gugusan bintang, saudara akan melihat ketertakjuban. Dan seperti itulah yang Tuhan inginkan, melihat pekerjaan Tuhan sepanjang masa kepada gereja-Nya.

Kedua, sekarang saya akan berbicara berkenaan dengan dalam, berkenaan dengan particular. 

Sekali lagi, ketika kita merenungkan tentang pemeliharaan Allah biarlah kita tidak merenungkan seperti hanya menyentuh kertas itu, tetapi biarlah seperti seseorang yang masuk, diving sampai ke dalam lautan. Mari kita melihat satu bagian firman Tuhan ini Mazmur 111:2. 

Perhatikan kata ‘layak diselidiki’. Di-investigasi atau di-study. Ini bicara berkenaan dengan sesuatu yang particular, yang special, yang saudara mau untuk masuk jauh lebih dalam dari hanya sekedar melihat permukaannya. 

Penyelidikan itu apa? Ini bersangkut paut dengan usaha yang sadar, suatu usaha yang serius, mengkhususkan diri, bukan sambil lalu, memandang benda ini, atau memandang case ini, yang luar biasa penting, dengan hati-hati kita bertindak untuk menemukan kebenaran di dalamnya. Maka ini adalah panggilan Allah untuk kita masuk lebih dalam bukan saja memandang panjang tetapi lebih dalam. 

Hal-hal seperti ini biarlah kita belajar dari hamba-hamba Tuhan atau khususnya orang-orang Puritan. Saudara-saudara, kalau ditanya apakah Tuhan memelihara? Ya memelihara. Tuhan kasih berkat? Ya kasih berkat. Tetapi kenapa hidup kita tidak berubah? Kebanyakan hanya lip service saja. Dan bahkan ketika kita memuji Tuhan kita tidak dengan sepenuh hati kita. Sekali lagi bukan karena anugerah tidak diberikan tetapi kita tidak menyelidiki anugerah itu sampai sedalam pekerjaan Tuhan, sampai melumerkan, menghancurkan hati kita.

Saudara-saudara, dalam Yesaya 41:17 ada hal yang baik sekali di sini. Ini adalah pergumulan dengan ‘air’. Ini sesuatu yang sifatnya sehari-hari. Misalnya saja bicara berkenaan dengan orang Israel di padang gurun ini adalah pergumulan yang hidup dan yang mati, tetapi apapun saja, ini mau menegaskan berkenaan dengan berkat yang kita pandang sehari-hari sebenarnya itu adalah hasil dari providensia Allah kepada kita. 

Sekali lagi umat Allah itu berseru-seru kepada Allah tentang air dan Tuhan itu menjawab mereka. “Tetapi Aku, TUHAN akan menjawab mereka. Aku Allah Israel tidak akan meninggalkan mereka.” Lihatlah betapa ini begitu particular, tertentu, dan Tuhan itu dealing dengan umat-Nya di dalam area ini. Kadang kita tersentuh kalau kita mendapat berkat yang besar. 

Misalnya saja dengan Covid seperti ini, di tengah-tengah banyak orang yang dipecat atau dipotong gajinya, lalu saudara datang kepada hamba Tuhan dan bilang, “Pak Pendeta, saya bersyukur Tuhan itu begitu baik,” bahkan mulai berlinang air mata, “Suami saya bukannya dipecat dalam Covid ini, malah dinaikkan pangkatnya.” Saudara-saudara akan terpesona dengan segala sesuatu yang sifatnya adalah miracle. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahkan urusan makan dan minum sekalipun biarlah engkau boleh memuliakan Allah. 

Kenapa makan dan minum memuliakan Allah? Oh ini adalah karena urusan supaya kamu ingat doa. Tidak. Kenapa memuliakan Allah? Karena ini adalah pekerjaan Allah personal yang menghadirkan makanan di depanmu karena tangan-Nya memelihara engkau. Perhatikan betapa spesialnya providence Allah bagi kita. Bahkan meliputi seluruh hal yang kita anggap sepele di dunia ini. Dan kita sering sekali tidak memikirkannya secara dalam. Kita hanya tersentuh untuk hal-hal yang besar.

Ada sebuah pengajaran yang unik, mari kita lihat Matius 10:29-30. Kita diminta untuk memikirkan mengenai burung pipit. Kita diminta untuk memikirkan bagaimana pemeliharaan Allah kepada rambut kepala kita. Semua terhitung. Saya yakin bukan saudara yang menghitungnya, dan juga bukan tukang cukur saudara yang menghitung rambut saudara. Allah tahu jumlahnya. 

Dan saya yakin bahwa ayat-ayat ini juga saudara mungkin ingat karena ini adalah nyanyian di Sekolah Minggu. Tetapi sekarang perhatikan konteksnya. Kapan Yesus bicara untuk saudara dan saya memperhitungkan dan memperhatikan hal-hal sepele ini? Matius 10:28. Adalah di dalam konteks untuk menghadapi penganiayaan yang besar. Yesus tidak berkata kepada murid-Nya, “Engkau ingat ya ketika Aku itu membereskan badai. Engkau ingat ya ketika Aku itu membangkitkan Lazarus yang mati atau Aku menyembuhkan orang sakit.” Dia tidak mengatakan hal itu untuk menumbuhkan iman para murid-murid-Nya menghadapi penganiayaan yang besar. 

Kita kalau cuma berpikir untuk hanya touch permukaan saja; oh Allah itu baik, betul-betul baik, saudara akan teringat secara permukaan adalah hal-hal yang besar, mujizat-mujizat, tidak pernah berpikir mengenai burung pipit. Kita tidak pernah berpikir berkenaan dengan rambut. Tidak pernah berpikir untuk hal-hal yang kelihatannya sepele tetapi tidak ada yang sepele di hadapan Allah. Allah mengangkat iman murid-murid-Nya yang akan pergi dalam aniaya yang besar itu dengan mendorong untuk murid-murid-Nya pikirkan hal ini secara dalam.

2. Kita harus mengerti bahwa Alkitab membicarakan ada special wisdom and special care dari Allah kepada umat-Nya di dalam Kristus Yesus. 

Dan biarlah kita boleh melihat bahwa hidup umat Allah itu bukan kumpulan dari gabungan kebetulan atau natural-natural event tetapi merupakan timeline of God’s mercy. Saya suka sekali dengan kalimat ini saudara-saudara, timeline of God’s mercy. Rentangan tahun-tahun belas kasihan Allah. Mungkin kalau saudara-saudara diberi kesempatan untuk membuat satu buku berkenaan dengan kehidupan saudara, maka salah satu tema yang baik adalah sebelum mati saudara membuat sebuah buku yang berisi adalah timeline of God’s mercy dalam hidup kita. 

Dan di dalam point ini maka nanti aka nada beberapa poin-poin kecil di mana kita akan dibawa oleh Flavel untuk meneliti Alkitab bagaimana ada special care dan special wisdom dari Allah kepada umat-Nya. Tetapi sebelum masuk ke sana saya mau menegaskan bahwa khotbah tentang providence memang diperuntukkan untuk umat Tuhan yang sejati dan bukan untuk dunia. Khotbah ini akan berguna jikalau saudara dan saya adalah orang-orang yang sungguh-sungguh pilihan dari Allah di dalam Yesus Kristus. 

Bukan sekedar juga orang Kristen, tetapi orang yang sungguh-sungguh lahir baru. Karena orang-orang yang lahir baru itu artinya orang-orang yang menerima perjanjian dari Allah di dalam Yesus Kristus. Maka ada special care dan special wisdom yang diberikan Allah di dalam Kristus kepada umat-Nya. Bukan untuk dunia. Yesus Kristus sendiri berdoa demikian: Bapa, untuk mereka Aku berdoa dan bukan untuk dunia. Bagi mereka, bagi murid Yesus Kristus dan semua orang yang percaya kepada pemberitaan mereka Aku berdoa dan bukan kepada dunia. 

Kepada umat Allah ini, umat pilihan ini ada pemeliharaan khusus Allah kepada kita. Ada wahyu khusus Allah kepada kita. Ada anugerah khusus Allah kepada kita. Saudara-saudara, ini dikatakan bukan agar kita sombong atau semena-mena dengan orang lain. Sebaliknya ini dikatakan agar kita itu tahu diri kita itu siapa. Agar hati kita itu diremukkan dan diri kita direndahkan agar takut akan Tuhan tercipta di dalam hati kita.

Kemarin dalam persekutuan doa, dalam perjalanan saya teringat kalimat Paulus, Paulus mengatakan di antara seluruh orang berdosa, akulah yang paling berdosa. Ini adalah bentuk dari pertumbuhan rohani. Di dalam 1 Korintus dia mengatakan, “Aku adalah yang paling hina dari semua rasul.” Empat tahun kemudian di kitab Efesus dia mengatakan, “Di antara seluruh jemaat Tuhan, aku yang paling berdosa,” dan dua tahun kemudian di kitab Timotius, “Di antara seluruh orang berdosa, aku orang yang paling berdosa.” Saudara lihat prinsip pertumbuhan rohani, enam, tujuh tahun dia bertumbuh rohani, dia makin peka untuk dosa-dosa kecil. Dia makin peka akan kesucian Allah. 

Orang yang bertumbuh rohani bukan saudara lihat dia pintar kotbah, tetapi saudara lihat bagaimana sikap hatinya terhadap dosa. Dan perkataan ini bukan perkataan yang dibesar-besarkan oleh Paulus, bagaimana dia bisa menyadari bahwa dia adalah orang yang makin berdosa di antara semua orang berdosa, salah satunya yaitu, dia menyadari ada anugerah Allah yang begitu banyak, pemeliharaan khusus dari Allah yang begitu banyak diberikan kepadanya. 

Biarlah gereja yang sejati menyadari hal ini, kalau orang-orang dunia itu berdosa adalah karena mereka tidak mengenal Allah, tetapi kita adalah orang yang mengenal Allah, dan kita tetap berdosa, maka ini adalah sesuatu yang double, triple di dalam kehidupan rohani kita, kita jauh lebih berdosa daripada mereka. Kita bukan saja berdosa menentang kesucian Allah, tetapi kita berdosa karena kita mengabaikan dan membuang dan menghina kebaikan Allah kepada kita. Dan inilah yang terjadi kepada kita. Kita berlaku seperti bukan umat perjanjian, kita berlaku seperti orang yang tidak dipelihara khusus oleh Allah.

Saudara-saudara perhatikan, saya sedang tidak mengatakan, kita bertindak seperti bukan orang yang dipelihara oleh Allah, bukan seperti itu, kita dipelihara khusus oleh Allah. Alkitab dengan jelas membuktikan prinsip ini, Allah memelihara khusus umat-Nya dan perhatikan beberapa hal ini:

Yang pertama, banyak kali umat Allah di dalam sejarah gereja atau hidup kita sehari-hari diselamatkan dari bahaya kuasa alam dan dengan cara Allah berintervensi melawan hukum ini. Alkitab dengan jelas mengatakan bagaimana Musa dan umat Israel itu keluar dari Mesir di tengah-tengah laut yang terbuka dan mereka itu berjalan di dasar lautan untuk sampai ke seberang. 

Alkitab dengan jelas mengatakan Sadrak, Mesakh, Abednego masuk ke dalam dapur perapian yang apinya dibuat panas tujuh kali lipat sampai yang membuatnya itu terkena api itu dan mati dan bagaimana Tuhan itu menolong mereka. Bagaimana Daniel itu tidak dimakan oleh singa yang dibuat kelaparan, bagaimana Paulus itu kemudian itu digigit oleh ular yang berbisa mematikan itu tetapi tetap bisa hidup. Banyak kali umat Allah dan gereja sampai masa kini pun, Tuhan menghindarkan dari kuasa alam dengan berintervensi melawan hukum alam ini.

Hal yang kedua, Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita, bagaimana Allah memakai hal-hal sehari-hari mengaturnya sampai sedemikian rupa untuk mengerjakan karya-Nya dan melakukan kebaikan bagi umat-Nya. 

Hal yang paling jelas itu adalah Yusuf, dengan tangan providensiasi Allah yang tidak terlihat, Yusuf itu dibuat dari anak papa menjadi perdana menteri Mesir untuk melindungi seluruh Israel dari kelaparan besar. 

John Flavel menyelidiki bagian ini dan dia mengatakan, engkau akan menemukan minimal 12 langkah providence di dalam kehidupan Yusuf di mana Allah berintervensi di dalamnya, dan Allah itu menggunakan instrument apapun saja untuk mengintervensi kehidupan Yusuf. Lihatlah Ester, John Flavel mengatakan minimal ada tujuh tindakan providensia bergitu tepat satu dengan yang lain secara berurutan untuk menjatuhkan Haman yang kejam itu dan menyelamatkan orang Yahudi dari pembataian yang besar. 

Kalau saudara dan saya menyelidiki Alkitab dan menyelidiki hidup ini seturut dengn kacamata Alkitab, apa yang Allah kerjakan kepada gereja-Nya adalah seperti seorang yang sangat mahir, terampil, dan menggunakan seluruh alat yang bahkan kita tidak pernah terpikirkan sebelumnya, untuk mengubah sebuah kayu yang kasar untuk menjadi benda seni yang nilainya tinggi. 

Allah adalah seperti seorang yang sangat mahir menggunakan apa saja, termasuk kegagalan, termasuk dosa, termasuk kesialan, termasuk orang jahat, termasuk musuh, untuk melalukan kehendak-Nya memelihara umat-Nya di dalam workshop providence.Saudara-saudara, nanti di tempat poin yang lain, Flavel akan membawa kita untuk kita meneliti instrument-instrument apa yang dipakai oleh Allah untuk melakukan providence-Nya.

Hal yang ketiga, adalah Alkitab dengan jelas mengatakan providence yang menahan seseorang dengan kekuatan penuh berlari dalam jalan kejahatan untuk membuat kejahatan itu tidak terjadi. 

Berapa kali Allah itu terhadap gereja-Nya itu menahan jalan kejahatan ini dan berapa kali Allah juga menahan jalan kejahatan orang kepada gereja Tuhan? Kisah Para Rasul pasal 9 paling jelas di mana Paulus sedang berkobar-kobar untuk menangkap orang-orang Kristen. Kemudian di jalan Damaskus, Yesus Kristus menghentikannya dengan sinar yang membutakan dia, membuat Paulus terjatuh, terhenti dan kemudian bahkan membalikkan hati Paulus menjadi bertobat. 

Hal yang sama juga terjadi pada Paulus di dalam Kisah Para Rasul 25: 1-4, ada imam-imam kepala dan orang-orang Yahudi yang berkomplot, mereka dengan sopan meminta kepada Festus supaya Paulus dipindahkan dari penjara Kaisarea ke Yerusalem, sebenarnya di dalam kesopanan mereka tersembunyi sesuatu, mereka sedang mempersiapkan untuk mematikan Paulus di dalam perjalanan itu. Ada orang-orang yang sudah dibiayai untuk mematikan Paulus di perjalanan itu, tetapi semua rencana ini menjadi tidak terjadi, Tuhan memberikan pemeliharaan-Nya, Festus menolak permintaan itu, Paulus tetap ditahan di Kaisarea. 

Ada cerita dari bapak gereja, Agustinus, dia pergi ke satu tempat baru pertama kali, dan kemudian mengajar Kekristenan di sana. Ketika dia itu kembali, dia kembali dengan seorang penunjuk jalan, tetapi penunjuk jalan itu malah “salah memilih jalan”, dan kemudian memakai jalan yang lain ini untuk menghantar Agustinus sampai ke kotanya, tentu lebih lama, tetapi ternyata belakangan diketahui bahwa jalan yang seharusnya ditempuh itu, di situ ada orang-orang yang sudah siap membunuh Agustinus.

Berapa banyak dan berapa sering, dari dulu sampai sekarang, sepanjang sejarah gereja, Tuhan menghentikan orang-orang yang dengan kecepatan penuh mau melakukan kejahatan? Kita tahu bahwa misionaris-misionaris seperti John Paton pernah mengalami hal ini, bahwa dia disuguhi racun dan kemudian dia pikir ini adalah minuman maka kemudian diminum dan kemudian orang-orang di situ berpikir bahwa dia akan mati dalam sekejap tetapi tidak mati. 

Atau, suatu hari ada orang-orang mau mengepung tempat misionaris untuk membunuhnya tetapi kemudian mereka terkejut karena dalam rumah yang ada lilin itu, ternyata terlihat begitu banyak orang yang besar-besar dengan memegang senjata, tombak, dan juga pedang dan terlihat misionaris itu berbicara dengan orang-orang ini. Ditunggu sampai larut malam, tetapi gerombolan orang itu tidak pergi. 

Besoknya suku yang mau membunuh misionaris itu datang dan berpura-pura bertanya, “Eh semalam apakah ada orang-orang di tempat kamu? Siapakah mereka?” Dan misionaris itu mengatakan, “Tidak ada.” “Ada!” “Tidak ada!” “Ada! Orang nya besar-besar.” “Tidak ada, saya sama istri saya saja berdua di sini.” Dan di situ maka suku itu bertobat. Berapa sering dan berapa banyak kita mendengarkan hal-hal seperti ini, campur tangan Tuhan yang care secara spesial dari Tuhan kepada umat-Nya.

Poin yang keempat ini juga ada dalam Alkitab, berapa kali Allah di dalam providensia-Nya menghadirkan hal-hal yang baik kepada gereja-Nya dan menghadirkan hal-hal yang jahat kepada orang-orang yang jahat kepada gereja-Nya? Saudara-saudara, orang-orang yang berbuat baik kepada gereja-Nya akan diberkati, orang-orang yang berbuat jahat kepada gereja-Nya akan dibalas. 

Saudara menemukan prinsip ini dalam Alkitab, ini adalah prinsip Allah itu dealing dengan Abraham, orang yang memberkati engkau, Aku akan berkati, orang yang mengutuk engkau, Aku akan kutuk. Di dalam Alkitab ada tulisan-tulisan seperti ini, Allah berbuat baik kepada bidan-bidan Mesir yang tidak membunuh bayi-bayi di Mesir yang baru lahir. 

Allah memberkati Rahab yang membantu agar mata-mata Yosua itu tidak terlacak dan kemudian Rahab itu tidak dihancurkan padahal seluruh kota itu dihancurkan. Perempuan Sunem yang tidak memiliki anak itu memberikan tumpangan kepada Elisa kemudian Tuhan membukakan kandungannya dan keluarga itu dan kemudian keluarga itu memiliki anak.

Suatu hari, Paulus pergi ke satu tempat dan pembesar dari tempat itu bernama Publius. Dalam Kisah Para Rasul 28 ditulis Publius itu menjamu dan berbuat baik kepada Paulus dan Tuhan langsung dengan cepat membalasnya dengan menyembuhkan ayahnya. Hal-hal seperti ini adalah hal-hal yang begitu jelas. Di dalam Alkitab juga ada catatan yang sama. 

Orang-orang yang berbuat jahat kepada gereja Tuhan maka Tuhan itu juga akan berbuat penghukuman kepada mereka meskipun pemberian berkat jauh lebih banyak daripada pemberian hukuman. Misalnya saja Firaun yang memerintahkan mematikan anak bayi Israel dibalaskan dengan kematian anak sulung seluruh Mesir. Hal yang lain yang begitu jelas adalah Haman, pada jaman Ester. 

Haman berusaha untuk menghabisi seluruh Israel dari seluruh bumi dan mempersiapkan tiang gantungan untuk Mordekhai tetapi Allah membaliknya, yang naik ke tiang gantungan itu adalah Haman dan beserta anak-anaknya dimatikan di sana, bukankah sering di dalam Alkitab dan di dalam sejarah gereja, kepada orang-orang yang berbuat baik kepada gereja Tuhan yang sejati, kepada hamba Tuhan yang sejati, Tuhan akan berbuat baik kepada mereka tetapi kepada orang-orang yang berbuat jahat kepada orang-orang pilihan Tuhan, kepada gereja-Nya maka Tuhan akan membalasnya.

Hal yang kelima dan terakhir hari ini, lihatlah bagaimana special care dan special wisdom dari Allah kepada gereja-Nya. Bagaimana Allah meluputkan umat-Nya yang lemah tidak berdaya dari tangan penguasa dunia yang sangat pandai berkuasa dan kejam. Saudara menemukan ini di sepanjang Alkitab dan bahkan di dunia ini saat ini. 

Berada di bawah penguasaan orang yang kejam, yang berkuasa, yang pandai, chance untuk lepasnya lebih kecil daripada chance untuk lepas dari binatang buas sekalipun. Kalau saudara-saudara memperhatikan apa itu cerita dalam Alkitab, maka Alkitab adalah buku tentang anak Allah. Tetapi itu belum ‘titik’ tetapi masih ‘koma’. Ini adalah buku tentang umat Allah, di dalam tangan musuh-musuh-Nya. Sehingga ketika bicara mengenai Alkitab, ini adalah berbicara mengenai iman, faith is life and death issue buat mereka.

Saudara-saudara, lihat sepanjang Alkitab, Musa ada di tangan Mesir, Amos dan Hosea, mereka ada di tangan Asyur, Habakuk, Zefanya, Yeremia dan Daniel, mereka ada di tangan Babel. Kalau saudara teringat Nehemia, Ester, Ezra, saudara teringat Media Persia. Kemudian ada 400 tahun masa kegelapan Yunani dan kalau saudara-saudara mengingat Yesus Kristus dan seluruh murid-murid-Nya dan kemudian gereja awal, saudara mengingat apa? Romawi. 

Ketika kita melihat Alkitab, saudara-saudara akan mengingat buku tentang umat sampai di situ? Tidak! Buku tentang umat Allah di tangan musuh-musuh-Nya. Saudara akan menemukan sejarah-sejarah dan narasi-narasi seperti ini dan saudara akan melihat bagaimana providensia Allah itu menolong kita umat-Nya yang sungguh-sungguh tidak berdaya di tangan penguasa dunia yang pandai, kejam dan berkuasa. 

Kalau saudara-saudara melihat misalnya kitab Keluaran saja, ketika saudara melihat kitab Keluaran pasal 1 dan 2, kalau Roh Kudus bekerja, maka kita akan memiliki satu hati yang remuk ketika melihatnya dan kita sungguh-sungguh akan terpesona akan jalan kerja Allah.

Di dalam kitab Keluaran, di awal-awal, saudara akan menemukan bahwa Israel berada di dalam ancaman real yang besar. Seluruh bayi mereka itu dibunuh, tetapi para bidan itu tidak mau sehingga Firaun begitu marah dan memerintahkan dari rumah ke rumah untuk melihat bayi laki-laki untuk dibunuh, dibunuh, dibunuh. 

Ada seorang wanita yang baru melahirkan, dia keturunan Lewi menikah dengan seorang keturunan Lewi, dari cerita itu saja, saudara tidak menemukan nama dari orangtua ini. Itu mau menyatakan ini nothing, tidak terkenal, tidak punya apa-apa, tidak layak untuk diperhatikan, ini orang yang sangat-sangat lemah dibandingkan dengan Firaun Mesir yang memiliki seluruh panglima itu dan sampai saudara-saudara tahu bahwa ini adalah Amram dan Yokhebed, orang tua Musa dan cerita itu bergulir. 

Dan intinya adalah Musa yang baru dilahirkan itu diusahakan sedemikan rupa itu tidak menangis keras. Setiap malam maka mereka pasti akan mendoakan Musa dan setiap malam mereka itu membuat sebuah keranjang dan mereka sudah memikirkan kalau bayi itu tidak bisa disembunyikan lagi, mereka menganyamnya dan kemudian melapisinya dengan ter dan gala-gala dan itu adalah zat yang waterproof dan baunya itu tidak disukai oleh buaya dan kemudian ibu ini terus berusaha untuk bicara kepada anaknya yang masih tidak bisa mengerti bahasanya. 

Sampai menunggu waktu yang tepat, ketika dia sudah tidak bisa menyembunyikan lagi anaknya karena kalau menangis itu teriakannya makin besar maka serdadu itu akan masuk ke rumahnya dan menyembelih anaknya.

Sampai detik itu, sudah tidak mungkin bisa menahan bayi yang makin besar ini, pagi-pagi keluarga ini keluar dari rumahnya dengan berlinang-linang air mata, dengan berharap kepada Tuhan. Tetapi dengan mengerti bahwa kemungkinannya itu hampir nol, diciumnya Musa berkali-kali dan airmatanya membasahi muka Musa dan kemudian keranjang itu diletakkan dan kemudian hanyut di sungai itu tetapi tangan pemeliharaan Allah yang tidak terlihat pada Amram dan Yokhebed, tidak pernah dilihat oleh kakak-kakak Musa, tangan Allah itu melindungi gereja-Nya, sampai bertemu dengan anak puteri Firaun dan kemudian mengambilnya, mengangkatnya menjadi anak, kemudian mengembalikan kepada Yokhebed untuk bisa diasuh. 

Kalau saudara-saudara melihat kitab Keluaran, apa sebenarnya yang menjadi benang merah? Seorang yang lemah, keluarga yang tidak diperhitungkan, bertemu dengan satu pembesar dengan seluruh jenderal, dengan seluruh tentara tetapi akhir dari kitab ini, saudara akan melihat bahwa keluarga ini yang memenangkan pertarungan ini. Keluarga ini yang akan menghancurkan Mesir berkeping-keping.

Cerita Alkitab selalu memiliki satu hal ini, saudara akan menemukan seseorang tidak berdaya, tidak terkenal, yang begitu lemah, tetapi dipakai oleh Allah untuk menanamkan iman Kristen dan menyebarkannya ke seluruh dunia dan musuh tidak bisa mengagalkannya. Kenapa dia berhasil? Kenapa Kekristenan berhasil? Karena strategi kita hebat? Tidak! Karena dia tidak memiliki kesalahan? Tidak! 

Kenapa Kekristenan berhasil? Karena ada tangan pemeliharaan Allah yang tidak dapat dikalahkan. Itu rahasia gereja. Berapa kali, di sepanjang Alkitab, di sepanjang sejarah gereja, ada perlakukan Allah secara khusus kepada kita gereja-Nya? Biarlah kita ingat, kita adalah kawanan umat-Nya. Biarlah kita ingat bahwa kita adalah umat yang diberikan perjanjian-Nya di dalam Yesus Kristus. Dia yang setia kepada Abraham, Ishak dan Yakub dan Daud, Dialah yang setia kepada kita pada saat ini dan berlakulah sebagai umat perjanjian. Berlakulah seperti umat yang dipilih oleh Allah karena memang dipilih oleh Allah. Kiranya Tuhan boleh dipermuliakan dalam hidup kita

1 Yohanes 5:13-15

Kita terus memikirkan mengenai seri berkenaan dengan pemeliharaan Allah. Melalui Alkitab kita diajar untuk mengerti, mencermati bahwa ada pemeliharaan Allah secara khusus kepada kita. Hidup kita bukan kebetulan hadir di dalam dunia ini. Dan seluruh peristiwa yang terjadi di dalam hidup kita juga bukan rangkaian kebetulan-kebetulan. Ada rancangan utama dari kekekalan yang Tuhan mau jadikan dalam hidup kita. 

Ada rencana Tuhan yang mau dinyatakan dan digenapi dalam hidup kita. Apa yang sudah ditetapkannya di dalam kekelan itu akan dinyatakan dan itu akan menjadi tujuan seluruh hidup kita. Dia akan memelihara hidup kita dan mengarahkan hidup kita seturut dengan kehendak-Nya untuk kebaikan kita dan kemuliaan-Nya. Alkitab dengan menjelaskan menyatakan; bagi orang-orang pilihan-Nya di dalam Yesus Kristus, maka ada pemeliharaan yang khusus yang Tuhan berikan kepada kita. Ada suatu rancangan khusus yang Tuhan berikan kepada kita. Ada hikmat khusus yang Tuhan dealing dengan kita. 

Itulah sebabnya bagi orang-orang Kristen yang dilahirbarukan, itu seluruhnya disebut sebagai “khusus”. Allah bagi kita bukan saja menyatakan diri-Nya melalui alam semesta atau melalui hati nurani kita. Bukan saja Dia menyatakan diri-Nya melalui sejarah yang kita lihat di koran. Dia yang menyatakan bahwa Dia itu memberikan makanan dan juga hujan kepada orang-orang fasik dan kepada orang-orang benar. Ini seluruhnya adalah sifat-Nya secara general. Itu adalah wahyu umum, anugerah umum. Tetapi bagi orang-orang yang dipilih-Nya sejak sebelum dunia dijadikan, orang-orang yang ditentukan untuk berada di dalam Yesus Kristus, Dia dealing dengan kita secara khusus, Dia mewahyukan diri-Nya kepada kita. 

Dan melalui Firman, Dia membawa kita bisa membaca jalan-jalan-Nya di mana Dia dealing secara khusus kepada kita. Melalui seluruh hal yang diberikan ini, kita bisa mengenal siapa Dia, apa natur-Nya, apa isi hati-Nya, apa tujuan-Nya sesungguh-Nya Dia dealing dengan kita. Itulah yang disebut sebagai anugerah khusus, wahyu khusus. Ada perlakuan khusus Allah kepada kita. Ini tidak berarti bahwa kita adalah anak emas dan kebenaran-kebenaran ini seharusnya tidak membawa kita meninggikan diri kita dibandingkan orang lain. Tetapi dengan mengerti kebenaran-kebenaran ini biarlah kita boleh memiliki hati yang remuk. 

Biarlah kita boleh menyadari diri kita itu begitu rendah tetapi dikasihani oleh Allah. Dan ketika kita menyadari hal-hal ini, kita makin mudah untuk mengasihi orang-orang di luar sana. Kepada orang-orang yang jahat kepada kita, kepada orang-orang yang tidak mengenal Kristus, kepada orang-orang yang jatuh di dalam dosa, kita bisa mengerti dan memiliki satu hati yang berteriak, bersyafaat untuk mereka. 

Dengan mengatakan kepada Tuhan: “Sebagaimana Engkau mengasihi Abraham, Ishak dan Yakub dan Daud, bahkan dengan seluruh dosa yang sudah mereka perbuat dan kasih setia-Mu itu tidak berubah untuk mereka. Dan sebagaimana Engkau mengasihi gereja dan kami, ya Tuhan, kasihanilah orang-orang itu.” Belas kasihan Tuhan yang kita terima secara khusus akan mendorong kita untuk berdoa syafaat. 

Belas kasihan yang Tuhan berikan kepada kita secara khusus ini akan mendorong kita memiliki jiwa yang gracious kepada orang lain. Siapa yang dikasihi lebih akan memiliki kerelaan akan mengasihi lebih, ini yang Tuhan nyatakan kepada kita. Biarlah kita boleh menyadari bahwa hidup kita itu bukan seperti bulu yang kemudian mengambang di permukaan air dan kemudian pergi ke mana tidak tahu dan tidak perduli. Tuhan memiliki rencana di dalam hidup kita, dan bahkan Dia memperhatikan bagian yang terkecil di dalam hidup kita, rambut di kepalamu-pun, Aku tahu jumlahnya. 

Biarlah engkau dan saya menyadari, di manapun saja engkau dan saya bekerja atau berjalan, engkau melihat ke kanan, ke kiri, manusia-manusia yang tidak mengenal Kristus, ingat kita adalah sama seperti mereka sekaligus kita adalah berbeda. Kita adalah manusia yang sama-sama berdosa seperti mereka, tetapi di dalam anugerah-Nya, kedaulatan-Nya, Dia memilih kita untuk memperlakukan kita secara khusus. Dan itu membuat hati kita bersyukur kepada Tuhan di dalam takut akan Dia, dan memiliki air mata bagi orang-orang berdosa.

Minggu lalu kita sudah berbicara berkenaan dengan memikirkan providence, elemen-elemen apa saja yang harus kita pikirkan? Di dalam poin-poin seperti ini, semakin detail, saya semakin terpesona dengan orang-orang Puritan. Karena kita akan mendapatkan faedah yang besar di dalam kehidupan dan juga dalam tulisan. 

Mereka bukan saja mengajarkan mengenai providence, pentingnya itu dan kemudian definisinya. Atau mengutarakan mengenai perintah berkenaan dengan kita harus memikirkan providence. Tetapi, mereka adalah orang yang belajar untuk melakukan Firman. Dan ketika melakukan Firman itu mereka akan kena satu, dua, tiga, empat jebakan-jebakan, belokan-belokan dan dia kemudian mengajarkannya kepada kita. 

Sehingga kita mengerti lebih spesifik lagi adalah bagaimana (how-to). Sebenarnya pertanyaan mengenai how-to itu adalah sesuatu yang sebenarnya kalau orang-orang berpikir secara philosophical atau theological sebenarnya paling tidak disukai. Bagaimana saya mengerti kehendak Tuhan? Bagaimana saya mesti menjadi orang Kristen? “Bagaimana” semuanya itu buat kita sebenarnya adalah pertanyaan-pertanyaan yang sepele. Tetapi ternyata bagi orang Puritan ini adalah bagian tersendiri yang begitu panjang dan lebar yang mereka habiskan waktunya. 

Dan saya sendiri merasakan sesuatu hal yang sangat membangun di sini, karena sering sekali kami “mengerti” Firman, tetapi kami tidak tahu bagaimana melakukannya. Ini adalah bicara mengenai aplikasi. Sama seperti saudara-saudara misalnya punya satu mobil atau lemari es yang rusak. 

Bahkan saudara mengerti bagian yang rusak itu adalah kompresornya tetapi kita tidak mengerti how-to-nya membereskan sampai se-detailnya, bagaimana itu dicopot, bagaimana itu disolder lagi sampai mobil atau lemari es itu bisa bekerja kembali. Sama seperti misalnya beberapa minggu yang lalu ketika kita mendengarkan apa yang John Flavel itu tuliskan, kita tahu semua, kita sudah diminta merenungkan providence. 

Tetapi kemudian dia juga berbicara: Engkau merenungkan providence salah satunya adalah di tempat sekaratmu. Karena di tempat sekaratmu, engkau tidak bisa menggunakan apa-pun saja kecuali memorimu. Ketika ada orang itu tidak bisa membuka matanya, bahkan ototnya tidak bisa diatur oleh dia untuk membuka matanya saja. Di dalam keadaan seperti itu apa yang bisa diharapkan? Dan Puritan memberikan how-to nya. Hal yang ini sama, ketika kita merenungkan providence, elemen-elemen apa yang perlu untuk kita pikirkan?

Minggu lalu kita sudah masuk ke dalam poin kedua yang besar.

(2) Ketika engkau memikirkan providence, lihatlah di dalam Alkitab, lihatlah di dalam hidup, maka engkau bersama-sama pikirkanlah bahwa engkau diperlakukan dengan special care dan special wisdom. 

Apa buktinya?

Yang pertama adalah, banyak kali Allah di dalam Alkitab maupun di dalam sejarah berintervensi melawan hukum alam untuk menyelamatkan dan melindungi anak-anak-Nya. Lihatlah bagaimana Musa itu memimpin umat Israel jalan di dasar lautan itu. Lihatlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dimasukkan ke dapur api tapi tidak terbakar. Ini adalah intervensi Allah terhadap hukum-hukum alam yang ada, yang dinyatakan kepada anak-anak-Nya.

Bukti yang kedua, banyak kali Allah memakai hal sehari-hari sebagai tangan yang tidak terlihat menggiring anak-anak-Nya untuk kebaikan dan menyelesaikan pekerjaan Allah di muka bumi ini. 

Contohnya, lihat saja Yusuf, dari seorang anak yang tidak tahu apa-apa, lalu kemudian dimusuhi oleh saudara-saudaranya dan kemudian difitnah oleh istri Potifar sampai akhirnya dia dibawa menjadi perdana menteri. 

Bukan untuk mengangkat dia menjadi terkenal, Yusuf sendiri mengatakan di dalam kejadian pasal-pasal terakhir, “Engkau merancang hal-hal ini untuk keburukan, tetapi Allah menggunakan untuk kebaikan.” Saudara bisa melihat bahwa dengan hadirnya Yusuf di tempat itu melindungi anak cucu Yakub dari kelaparan yang besar. Untuk memastikan bahwa keturunannya nenek moyang Mesias itu terpelihara sampai menurunkan Yesus Kristus. 

Perhatikan baik-baik, bahkan Allah mengubah kejahatan yang terjadi pada kita dari dunia untuk kebaikan kita dan pekerjaan-Nya. Kalau dunia itu tertimpa kejahatan, benar-benar kejahatan. Tetapi kalau kejahatan itu timpa pada gereja Tuhan, Allah dalam kasih karunia dan supranaturalnya mengubahnya untuk kebaikan kita. 

Ini sesuatu pemeliharaan yang luar biasa, di luar pemikiran kita. Bahkan Roma 8:28 menyatakan: All things work together. Tidak ada skak-mat bagi gereja Tuhan. Ketika evil itu terjadi kepada gereja Tuhan, Allah mengubahnya untuk kebaikan. Apakah ini diberikan untuk seluruh manusia? Jawabannya tidak. Yesus sendiri mengatakan di dalam doanya di Yohanes 17, “Aku berdoa bukan untuk dunia, Aku berdoa untuk murid-murid-Ku.” Ini tinggal 11 murid, Yudas sudah tidak ada dan semua orang yang percaya kepada pemberitaan Dia. Ini adalah pemeliharaan khusus Allah bagi kita gereja Tuhan.

Hal yang ketiga, banyak kali Allah mencegah kaki kita yang berlari cepat mau membuat kejahatan. Berapa kali Allah mencegah kita untuk melakukan kejahatan. Berapa kali Dia memasang pagar-pagar berduri untuk kita tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. 

Saulus yang kemudian dipilih menjadi rasul Tuhan itu dengan kekuatan dan militer dan kemarahan besar, mau untuk menghancurkan murid-murid Kristus waktu itu dan apa yang terjadi? Tuhan menyetopnya dan mengubah hatinya di jalan Damaskus itu. Saudara lihatlah, ratusan ribu mungkin jutaan orang-orang yang bersaksi di dalam gereja bagaimana dia, mereka, kita adalah orang yang sungguh-sungguh jahat sebelumnya. Dan juga itu terjadi di dalam hidup kita selama ini.

Bukti yang keempat, banyak kali Allah memperlihatkan kepada kita; dunia yang memberkati kita akan diberkati, dunia yang melawan kita akan dilawan oleh Tuhan. Sebagaimana janji Allah kepada Abraham Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. 

Sekali lagi, ini bukan berarti kalau kita ini anak emas, kemudian kalau ada orang yang selisih paham dengan kita, orang itu pasti akan dikutuk. Bukan itu poinnya. Poinnya adalah Allah sudah memilih Abraham dan Abraham sendiri berjalan di dalam jalan kebenaran-Nya Allah dan semua orang yang melawan Abraham di dalam jalan kebenaran yang dia jalani ini, dia pada dasarnya sendiri adalah melawan kebenaran dan kesucian Allah. 

Maka Allah akan melawan mereka. Itulah sebabnya, orang Israel yang dibela oleh Tuhan sebelumnya, ketika mereka meninggalkan Tuhan dan berlaku seperti bangsa-bangsa kafir, Allah itu memukul mereka juga, karena mereka melanggar kesucian Allah. Tetapi siapa yang bisa mengerti kesucian Allah? Yaitu saudara dan saya; orang-orang yang beriman, di dalam Yesus Kristus seturut dengan iman Abraham.

Hal yang kelima, seringkali Allah menyatakan di dalam Alkitab dan sejarah melindungi dan memakai orang yang lemah dan yang tidak berdaya dilepaskan dari orang-orang yang jahat yang pandai dan sangat berkuasa. Kalau saudara analisa seharusnya umat Allah ini sudah pasti mati dan tidak ada lagi, tetapi Allah itu membalik sejarah dan membuat umat Allah yang kecil ini yang tidak berdaya, menggulingkan kerajaan yang besar. 

Lihatlah keluarga Amran dan Yokhebed, sekali lagi dalam kitab Keluaran 2 pun mereka tidak ada namanya di depan. Mereka kemudian menurunkan Musa. Mereka melawan siapa? Firaun, Mesir yang kaya yang berkuasa, yang luar biasa pandai. Sekarang saudara bisa bayangkan keluarga yang kecil seperti ini melawan superpower dunia. Kalau melihat peperangan dunia saudara akan menemukan misalnya saja Amerika melawan Rusia, atau misalnya sekutu melawan Jerman, atau beberapa puluh tahun yang lalu itu ada Argentina melawan Inggris. 

Kalau saudara adalah orang-orang yang memperhatikan perang atau analis peperangan, saudara bisa kira-kira, memperkirakan siapa yang menang, siapa yang kalah, bagaimana kekuatannya. Beberapa minggu sebelum perang Malvinas, antara Argentina melawan Inggris, saya masih ingat sekali pada waktu itu saya masih remaja. 

Saya membaca koran dan kemudian ada kolom Argentina dan Inggris; kapal selamnya berapa, rudalnya berapa terus kemudian kapal induknya berapa; semuanya itu dijejerkan dan dianalisa siapa yang akan menang perang. Sampai sekarang kalau ada mau perang juga ada analisa seperti itu bukan? Kemudian prediksi siapa yang akan menang. 

Sekarang saya tanya, analisa apa saudara akan dapatkan dari kehidupan Amram dan Yokhebed melawan Firaun? Apa analisa Yesaya melawan raja-raja pada waktu itu? Atau Yohanes di Pulau Patmos dengan gereja yang kecil melawan Roma pada waktu itu? Dari mana logika kemenangannya, sama sekali tidak mungkin menang tetapi kenapa bisa menang? Apakah strateginya hebat? Apakah pikirannya cerdik? Ini semua adalah bukti ada tangan yang tidak terlihat memimpin gereja sepanjang masa. Providensia Allah bagi gereja.

Sekarang kita akan masuk poin yang baru keenam, Saudara akan menemukan kejadian-kejadian dalam Alkitab, dalam dunia ini, dalam hidup saudara dan saya, kalau kita cermat dan dibukakan oleh Roh Kudus, bahwa Allah itu berintervensi bahkan pada detik demi detik di dalam hidup anak-anak-Nya. Pada waktu itu Abraham mau menyembelih Ishak. Pada saat detik yang sama sebelum dia membunuh Ishak, satu detik sebelumnya, Allah kemudian intervensi dan menyiapkan kambing domba pengganti Ishak. Di dalam 1 Samuel 23 ada tulisan seperti ini: Saul yang mengejar-ngejar Daud. Saul mengejar Daud itu berkali-kali, tidak pernah ketemu. Mau membunuh bahkan dengan 3000 tentara yang paling hebat seluruh negeri. Tetapi di tempat pegunungan Zif, saudara akan menemukan, ini pasti akan ketemu. Maka Saul dengan tentaranya itu sedang mencari mengejar Daud sebelah sini, dan Daud itu sebelah sana, demikian kata Alkitab. Dan kalau saudara melihat bagian Alkitab ini baik-baik, maka saudara akan menemukan sense seperti ini: sebentar lagi Saul akan menemukan Daud, sebentar lagi. Dan tiba-tiba ada prajurit Saul mengatakan “Raja Saul, kita musti kembali!” Dan Saul kebingungan, “Kenapa kita harus kembali?” “Karena Filistin sudah mengepung kota kita.” Kemudian Saul tidak bisa apa-apa lagi dan dia harus meninggalkan daerah itu, yang sebentar lagi akan bertemu dengan Daud. Kenapa bisa tepat seperti ini? Saya yakin Daud-pun tidak akan tahu pada waktu itu; tidak ada drone, tidak ada kamera yang bisa meneliti di mana Saul itu dekat dengan dia. Saya tidak tahu apakah dia membaca Samuel, tetapi saya yakin kalau dia sudah di surga dia akan terperangah dengan keadaan ini. Dan itu yang akan terjadi dalam hidup kita. Dan itulah yang disebut dari orang-orang Puritan; kita akan menikmati providence itu ketika kita ada di surga.

Suatu hari, Haman yang jahat itu sudah mempersiapkan tiang gantungan buat Mordekhai. Dan kalau saudara-saudara melihat kitab Ester, saudara akan menemukan catatan seperti ini: Di sini maka Haman itu sudah siap dengan tiang gantungannya dan seluruh strateginya untuk mematikan Mordekhai dan membasmi seluruh Israel. Kemudian di bagian perikop ini adalah bicara berkenaan realisasinya, tetapi di tengah-tengahnya tiba-tiba ada satu kalimat yang muncul yaitu “Malam hari itu raja tidak bisa tidur.” Kemudian dia meminta bawahannya untuk mengambil catatan sejarah. Mungkin sama seperti saudara dan saya kalau tidak bisa tidur kan baca. Kita terus mendorong jemaat untuk membaca. “Iya Pak, saya baca.” Tetapi begitu dibuka satu lembar saja belum habis langsung ngantuk dan ingin tidur. Dan mungkin seperti itu, dia tidak bisa tidur kemudian dia pikir ya sudah ambil kitab sejarah yang ada. Dan ketika dia baca, kenapa kok dia pas membaca tentang satu orang yang pernah berjasa dalam negerinya namanya Mordekhai yang belum mendapatkan pahala untuk itu? Dan kemudian dia kebingungan lalu kemudian tanya, “Orang ini sudah diberikan hadiah atau belum?” Dan orang-orang di bawahnya mengatakan, “Belum.” Dan apa yang terjadi besok-besoknya itu bukan Mordekhai akan digantung, melainkan Mordekhai diangkat tinggi. Kenapa bisa tepat detiknya seperti ini? Ada special care, special wisdom yang Allah itu berintervensi di dalam hidup gereja-Nya. Kita mungkin tidak mengertinya sekarang, kita mungkin mengertinya nanti di dalam kekekalan. Dan dalam kekekalan kita akan memuji-muji Dia karena perlakuan-Nya kepada kita gereja-Nya.

Hal yang ketujuh, Flavel mengatakan: “Dan lihatlah seluruh poin ini terjadi karena jawaban doa dari Allah kepada umat-Nya. Jawaban doa-doa yang khusus dari umat-Nya.” Kemarin di dalam persekutuan doa saya mendorong untuk kita berani berdoa secara particular, secara case-by-case, secara khusus kepada Tuhan dengan permohonan yang khusus. Banyak dari kita tidak berani berdoa secara spesifik karena takut ditolak sama Tuhan. Tetapi kalau kita tidak berdoa secara spesifik maka kita juga tidak akan bisa bertumbuh satu langkah lagi mengenal kehendak dan pribadi Allah dalam hidup kita. Di dalam Alkitab begitu jelas, bahwa nabi, rasul dan orang-orang saleh berdoa secara spesifik, Hana berdoa dengan air mata minta anak. Mordekhai dan Ester dan seluruh Israel berdoa minta dibebaskan dari pembantaian kepada mereka. Dan bagaimana Abraham minta supaya orang-orang benar di Sodom dan Gomora itu tidak dihancurkan oleh Allah, termasuk Lot dan seluruh keluarganya. Di dalam Filipi itu dikatakan “Nyatakanlah seluruh keinginanmu di dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Kita sering salah mengerti, berpikir bahwa kalau kita meminta secara spesifik itu adalah satu kekurangajaran kepada Tuhan. Untuk seluruh permohonan yang tidak berdosa maka Tuhan itu rela untuk mendengarkan kita di dalam Yesus Kristus. Itu tidak berarti bahwa seluruh permintaan kita yang spesifik itu pasti akan dikabulkan. Tetapi kalau tidak dikabulkan, kita tahu bahwa Allah dealing pribadi dengan kita menutup pintu itu dan perhatikan baik-baik, ketika Dia menutup pintu kita juga akan tahu Allah secara pribadi dealing dengan kita membuka pintu yang lain. Allah membuka pintu secara pribadi bagi kita di tempat itu kalau saudara-saudara berdoa itu hanya coba sesuatu yang general biar kehendak-Mu jadi, saudara tidak memiliki sesuatu sense yang dalam di dalam hati nurani kita bahwa ini pemberian Allah atau ini tindakan Allah dalam hidup kita. Dan ini yang harus kita lakukan: kita berdoa secara spesifik. Alkitab mengatakan, nyatakan keinginanmu dalam doa dan permohonan dalam ucapan syukur. Jadi, kita berdoa secara spesifik tetapi di dalam hati kita, kita rela akan seluruh jawaban Tuhan apapun saja kepada kita meskipun jawabannya mungkin menutup pintu. Dan kita bersyukur karena Dia yang menutup pintu, Dia tahu apa yang terbaik bagi kita dan sekali lagi membuka tempat yang lain.

Kalau saudara tidak punya pengalaman-pengalaman seperti ini saudara akan menganggap semuanya, oh iya aku diberkati sama Tuhan, tetapi saudara tidak memiliki kesaksian yang sampai dalam bahwa ini tangan Tuhan pribadi yang sedang dealing dengan kita. Di dalam Kejadian 24 ada sesuatu yang unik, Abraham menyuruh pelayannya untuk mencari calon istri bagi Ishak. Dan pelayannya itu kemudian berdoa secara spesifik kepada Allah. Saudara perhatikan baik-baik, Allah menjawabnya secara tepat seperti yang diucapkannya kata demi kata. Allah itu hidup. Dia mau menyendengkan telinga-Nya kepada gereja-Nya di dalam Kristus Yesus. Kenapa kita tidak berani untuk datang kepada Dia? Kenapa kita tidak berani menghadap daripada tahta kasih karunia Allah? Kenapa kita tidak mendatangi Dia seperti seorang anak mendatangi papanya meminta secara spesifik. Dengan hormat kepada Dia tentu dengan mau untuk merelakan hati biar kehendak Bapa itu yang jadi dalam hidup kita. Kalau kita adalah orang yang biasa saja kenal, saudara-saudara akan meminta kepada saya dan saya minta kepada saudara-saudara sesuatu yang umum bukan yang spesifik. Petrus pada waktu di penjara, gereja itu siang dan malam berdoa kepada Tuhan dan Tuhan itu menjawab doa-doa gereja-Nya. Ada special care and special wisdom yang Allah itu berlakukan kepada Abraham, Ishak, Yakub dan seluruh nabi, seluruh rasul, seluruh bapa-bapa gereja, seluruh gereja Tuhan dan kepadamu dan saya jikalau kita ada di dalam Yesus Kristus.

Dan sebagai akhir dari kotbah kita pagi ini mari kita melihat 2 Tawarikh 16:9. Lihat janji Tuhan ini, tapi janji ini kemudian tidak dipegang oleh Asa. Tetapi biarlah kita boleh mengingat hal ini. Ayat 9a, “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” Kalimat ini ditulis bukan tanpa alasan, kalimat ini ada di dalam Alkitab bukan untuk Dia berbasa-basi kepada saudara dan saya. Alkitab penuh dengan janji-janji yang spesifik seperti ini. Janji ini tidak dimiliki oleh orang di dunia. Dan mereka pun ketika membacanya tidak akan mengerti. Jangankan itu, Alkitab pun akan mereka buang. Mereka berpikir bahwa ini adalah kitab yang tidak ada gunanya. Ayat-ayat ini, kata-kata ini dalam Alkitab, bukan tanpa alasan Tuhan memberikan-Nya kepada gereja-Nya. Ada special dealing Dia dengan kita di dalam Kistus Yesus. Dia mendengar teriakan umat-Nya dan Dia menjawab kebutuhan-kebutuhan dan pergumulan umat-Nya. Dan biarlah kita yang medengarkan kotbah pada pagi hari ini makin mempercayai Dia dan takut kepada-Nya.

1 Raja-raja 8:22-24

Kita terus-menerus memikirkan berkenaan dengan providensia dan kita sudah masuk ke dalam bab yang penting ketika memikirkan providensia, apa yang harus kita pikirkan? Sekali lagi ini adalah bagian yang sifatnya aplikatif dan ini adalah kekuatan dari orang-orang Puritan. Kalau Saudara-saudara membaca buku Puritan, Saudara akan menemukan kekuatan di dalam doctrinal dan biblical, kata-kata aslinya, dan kemudian dia berusaha untuk menjelaskan khotbah dan mengaplikasikannya. Semakin saya mempelajari Firman, saya menyadari hal-hal ini, sesungguhnya banyak hal saya tidak tahu prinsip Firman Tuhan. Dan sekali pun saya mengerti prinsip Firman Tuhan, ternyata banyak pula saya tidak mengerti bagaimana mengaplikasikan prinsip itu. Bagi saya, dan banyak dari kita, tidak terlatih untuk mengaplikasikan prinsip itu. Saya ambil contoh, misalnya saja kita bicara mengenai satu lemari es dan lemari es itu ternyata rusak. Kemudian seseorang mengatakan,”Itu kompresornya rusak, engkau musti ganti.” Kita mengerti prinsipnya itu, seluruhnya bisa dibereskan kalau kompresornya dibereskan. Tetapi ternyata kita kesulitan sekali, bahkan mungkin kaum awam tidak tahu kompresor itu yang mana, bagaimana membukanya, bagaimana menggantinya dan kemudian membeli bahannya yang sama. Seluruhnya itu berbicara mengenai how to. Demikian juga banyak kita orang Kristen bahkan tidak mengerti sebenarnya ini penyakitnya apa. Tetapi ketika sudah diberitahu dan kita mengerti apa penyakitnya, tetapi kemudian bagaimana mengaplikasikan, membereskan seturut dengan Firman. Kita kadang berpikir bahwa kalau Firman itu sudah kita dengar, oh saya sudah ngerti, itu artinya saya sudah melakukan.

Beberapa tahun yang lalu, saya menemukan ada satu orang yang berbicara berkenaan dengan banyak orang Kristen itu sebenarnya memiliki virtual obedience. Jadi suatu ketaatan tetapi di dalam dunia maya bukan di dalam keseharian. Bukan di dalam realitas hidup kita tetapi di dalam pikiran kita, kita berpikir bahwa kita sudah taat. Itulah sebabnya maka saya mendorong Saudara-saudara untuk membaca buku-buku Puritan karena mereka akan membawa kita di dalam kehidupan sehari-hari, membuka mata kita realita. Dan ketika kita berusaha untuk memasukkan Firman Tuhan itu ke dalam realita hidup kita yang berdosa ini, baru kita menyadari sakitnya. Kalau Saudara-saudara hanya memikirkan prinsipnya, kita berpikir bahwa kita sudah menjalankannya. Misalnya saja, kalau Saudara-saudara mendengarkan ‘Kristus adalah Raja Gereja’, maka kita semua akan mengatakan ‘Amin’. Kita bahkan akan bertepuk tangan dengan kalimat seperti itu karena sangat menggugah hati. Tetapi apa artinya itu di dalam keseharian? Kristus adalah Kepala Gereja. Dia yang memerintah kita. Dan ketika Kristus memerintah kita, di dalam keseharian ternyata Dia menggunakan sarana-sarana di atas kita secara ordo. Nah, mulai di sini kesulitannya. Berarti isteri harus tunduk kepada suami dan suami harus tunduk kepada Kristus. Nah, mulai tidak enaknya. Kalau hamba Tuhan mengatakan isteri harus hormat kepada suamimu sebagaimana jemaat menghormati Kristus, tunduk kepada suamimu. Khotbah sekali, isteri-isteri akan senyum. Kalau kita tekan terus di mimbar seperti itu, isteri akan mental di gereja. “Kamu ini tidak tahu ya, suamiku itu lambat. Kamu tidak tahu ya, kalau saya ikut suami, banyak hal yang tidak bisa saya kerjakan dalam hidup.” Saudara mulai menyadari ada tembok-tembok yang Saudara-saudara harus hancurkan. Saudara mulai menyadari bahwa hidup itu ternyata penuh dengan tantangan untuk mengaplikasikan Firman. Saudara perhatikan, ini yang namanya virtual obedience. Ketika berbicara Kristus adalah Kepala Gereja, Saudara akan mengatakan, “Amin. Ya, amin.” Tepuk tangan. Tetapi Kristus, Kepala Gereja itu, Dia mengaplikasikan, mengatur umat-Nya melalui ordo di atas kita. Itu artinya manusia yang berdarah daging yang penuh dengan kelemahan sekali pun, bahkan penuh dengan kesalahan-kesalahan. Saudara mau tepuk tangan atau tidak, Kristus itu adalah Kepala Gereja. Saudara mau amin atau tidak, Dia tetap adalah Kepala Gereja. Dan itu tidak mengubah apa-apa. Yang mengubah hidup kita adalah apakah kita mau takluk di bawah pemerintahan-Nya melalui sarana-sarana yang dipakai oleh Dia. Dan di situ kesulitannya, di situ bedah rohani.

Saudara-saudara, saya tidak mau untuk jemaat ini hanya tertipu. Banyak dari kita semua sudah tertipu banyak sekali oleh gereja, oleh hamba-hamba Tuhan yang hanya berbicara mengenai sesuatu yang lapisan-lapisan atas dan Saudara-saudara mendengarkan khotbah dan kemudian Saudara senang. Tetapi sebenarnya setiap kali Firman Tuhan itu bertemu dengan kita yang berdosa, maka di situ ada sakit karena ada bedah rohani. Hal yang lain misalnya saja, Alkitab mengatakan bahwa suami harus meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya menjadi satu daging. Kalau saya berkhotbah berkenaan Kristus adalah Kepala Keluarga, siapa yang tidak pernah mendoakan hal ini? Saya percaya seluruh dari kita mendoakan Kristus adalah Kepala Keluarga kita. Tetapi apa artinya, biarlah kita lepas dari mimpi di siang hari bolong. Itu artinya bahwa prinsip-prinsip Fiman Tuhan tentang keluarga itu harus dilakukan, dipenuhkan di dalam hidup kita. Saya tanya sekarang, apakah kita siap untuk melepaskan anak kita menjadi laki-laki dan perempuan yang independen, yang depend hanya kepada Allah saja dan terlepas benar-benar dari kita? Banyak sekali orang tua yang memegang anaknya. Bahkan ketika mereka sudah berkeluarga, dan kita orang tua masuk untuk decision-decision penting di dalam keluarga dari anak kita. Bukankah sakit untuk melepaskan anak kita? Tetapi itu yang kita lakukan. Kita berdoa Tuhan menjadi Raja atas hidup kami, atas hidup keluarga kami. Virtual obedience. Saudara-saudara, mari kita jujur. Itulah sebabnya saya yakin sekali banyak orang tidak menyukai khotbah-khotbah orang Puritan, karena dia sudah sampai kepada aplikasi. Saya tidak mengatakan bahwa setiap khotbah itu harus ada aplikasinya detail. Kapan-kapan kita bicara lagi di dalam hal itu karena setiap khotbah itu sebenarnya Firman Tuhan itu sendiri secara aplikatif akan apply dalam pikiran kita dan membentuk daripada kerangka pikir kita. Tetapi adalah penekanan dari orang Puritan untuk bicara berkenaan dengan aplikasi Firman yang dibaca. Sekarang kita masuk poin yang ketiga.

(3) Orang Puritan mengatakan ketika engkau memikirkan providence, engkau harus bersama-sama mengamati providence itu dengan Firman Tuhan. Ini adalah prinsip yang jelas dan tidak pernah boleh dilupakan. Pikirkan Firman Tuhan setiap kali kita mengamati providence, sehingga Firman Tuhan dan providence itu berjalan beriringan bersama-sama. The Word of God and the Works of God itu tidak pernah boleh dipisahkan dan tidak pernah terpisah. Di dalam 1 Raja-Raja 8 yang tadi kita baca, maka Salomo menyatakan, “Engkau Tuhan yang telah menggenapi dengan tangan-Mu apa yang Kau Firmankan dengan mulut-Mu.” Saudara-saudara, Allah yang menyatakan Firman, Dia yang menggenapi Firman-Nya dengan jalan providence. Providence of God itu akan menggenapi The Promises of God. Renungkan janji-janji-Nya, teguran-Nya, pertimbangan-Nya, arah-Nya.

Mengapa kita perlu merenungkan Firman bersamaan dengan merenungkan Providence? Karena ada dua hal kemajuan rohani yang penting sekali ketika kita melakukannya.

Kemajuan rohani yang pertama adalah dengan merenungkan providence bersama-sama dengan Firman Tuhan, kita akan makin diteguhkan untuk mempercayai Firman Tuhan. Kita akan menemukan bahwa kebenaran-kebenaran Firman Tuhan itu bukan hanya di buku tetapi sungguh-sungguh ada di jalanan, di dunia ini. Dan makin kita melihat berkenaan dengan apa yang ada, providence itu ternyata sama dengan apa yang dinyatakan di dalam Alkitab, kita makin mempercayai kebenaran Firman. Itu tidak berarti bahwa Firman itu memerlukan sesuatu sarana di luar diri-Nya untuk meneguhkan kebenaran-Nya. Firman itu sendiri bersaksi akan kebenaran-Nya. Tetapi, ketika kita melihat sesuatu yang terjadi tepat seperti yang kita baca, itu makin meneguhkan hati kita untuk kita mempercayai dari Firman ini.

Kemajuan rohani yang kedua, ketika kita merenungkan providence bersama-sama dengan Firman adalah kita bisa menafsir jalan providence itu. Firman Tuhan akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi ini dan Firman Tuhan akan memberikan kita satu prinsip bagaimana seharusnya aku berespon dengan keadaan ini. Sering sekali Allah mengubah situasi hidup kita. Bagaimana seharusnya aku berespon, beradaptasi dengan perubahan situasi ini? Jangan berdasarkan pikirkan kita sendiri menafsir providence tetapi biarlah kita membaca Firman Tuhan dan melihat sesungguhnya hal seperti ini apa yang Alkitab katakan dan bagaimana seharusnya aku berespon. Itulah sebabnya Mazmur 119 ada kalimat yang sangat kita kenal: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Di dalam poin ini Flavel menekankan pentingnya Firman bersama-sama direnungkan dengan providence. Mengerti Firman dan merenungkan providence kita akan melihat kebenaran Firman yang tidak tergoyahkan.

Sekarang kita akan masuk lebih dalam apa yang dinyatakannya. Flavel membawa kita semua untuk melihat Firman dan kemudian sebelum kita mengatakan ya dan amin terhadap Firman, dia membawa kita melihat apa yang terjadi di dalam dunia ini. Mari kita melihat ada beberapa penekanan yang Flavel bawa kepada kita untuk kita boleh mengerti Firman dan mengerti apa yang terjadi di dunia ini. Dan lihatlah bagaimana, apa yang terjadi di dunia ini, di dalam kehidupan kita, menggenapi Firman Tuhan yang sudah tertulis. Beberapa hal ini.

(i) Pertama, Firman menyatakan bahwa jalan kesucian dan ketaatan kepada Allah adalah jalan yang paling bijaksana yang bisa kita pilih dalam hidup ini. Sekali lagi, Firman menyatakan bahwa jalan kesucian dan ketaatan kepada Allah adalah jalan yang paling bijaksana yang dapat kita pilih di dunia ini. Mari kita melihat sekarang bagian Alkitab. Ulangan 4:5-6: “Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.” Lihatlah setiap orang yang hidup di depan kita, dan lihatlah diri kita sendiri. Nilailah apakah orang-orang ini adalah orang yang bijaksana dan memiliki pikiran. Saudara-saudara, bukankah kehidupan mereka akan menggenapi Firman? Manusia biasanya mencari jalan yang paling mudah dan paling nyaman di dalam hidupnya. Ketaatan dan kesucian itulah yang paling dihindarkannya. Mereka menikmati hidup ini dengan jalan berdosa. Menjadi pezinah, menjadi pemabuk, berjudi, malas, menikmati seluruh kesenangan dunia ini. Mereka berusaha membuat nyaman hidup mereka saat ini tetapi pada saat yang sama melupakan rancangan kebahagiaan, masa depan dan kekekalan.

Flavel kemudian mengatakan demikian, “Sekarang tanyakan kepada orang-orang tersebut atau kepada dirimu sendiri. Orang-orang yang menghancurkan tubuh, jiwa, harta, nama, keluarga. Tanyakan apakah mereka telah memilih jalan yang bijaksana bagi diri mereka sendiri? Tanyakan kepada mereka jika hidup itu dapat diulang, apakah mereka akan memilih, menempuh jalan hidup seperti ini lagi? Bukankah mereka sendiri bersaksi bahwa mereka telah berlaku bodoh? Dan buah apa yang kemudian dihasilkannya adalah malu karena kesudahan semuanya itu adalah kematian. Bukankah kita seharusnya membangun hidup yang nyaman dalam batasan perintah Allah? Hidup yang nyaman dalam batasan Firman Allah?” Memang ada pengalaman beberapa orang yang berdosa yang seakan mendapat kenikmatan hidup dan keberhasilan dalam dosa mereka. Tetapi Kitab Suci telah memverifikasikan pengalaman mereka di dalam Amsal, dikatakan: “Harta kejahatan tidak menghasilkan apa-apa.” Sekali lagi, lihatlah Firman Tuhan. Dan sebelum Saudara mengatakan amin terhadap Firman Tuhan, maka orang Puritan ini mengatakan, “Lihatlah kejadian di dunia, baru engkau akan bisa mengatakan amin. Karena Firman Tuhan sungguh-sungguh terjadi di dalam dunia ini. Orang akan menyesali hidupnya jikalau mereka tidak berjalan di dalam ketaatan dan kesucian kepada Allah. Sebaliknya, banyak kesulitan dan kutukan dan sengsara yang tidak akan kita jumpai jikalau kita berjalan di dalam perintah Allah. Maka umat, jadilah bijaksana!” Saudara-saudara, renungkan jalan providence dengan Firman.

Flavel sangat luar biasa sekali. Ketika kita merenungkan, membaca Firman, Flavel mau untuk Saudara mengangkat pikiran dan hati dan melihat kenyataan hidup. Kita akan tahu bahwa Allah akan mengatur seluruh kehidupan kita, gereja kita dan dunia ini seturut dengan Firman-Nya. Apa yang terjadi akan meneguhkan Firman-Nya. Jadilah bijaksana! Alkitab dengan jelas: “Kalau engkau menetapkan langkahmu mentaati Allah, demikian Firman Tuhan, maka engkau akan disebut bangsa yang bijaksana.” Orang lain akan mengatakan kamu itu pintar, bukan IQ-nya tinggi, tetapi engkau adalah orang yang berhikmat, engkau memilih jalan ini, jalan ini tepat, engkau menghindarkan kutuk dalam hidupmu dan keluargamu. Sekali lagi saya mengatakan kepada Saudara-saudara, mendorong Saudara-saudara, biarlah kita mendidik diri kita, mendidik keluarga kita dan anak-anak kita bukan untuk menjadi baik saja, itu tidak cukup, tetapi adalah untuk taat kepada Firman.

(ii) Hal yang kedua, mari kita melihat kepada bagian Firman. Ada prinsip ini, Firman mengatakan: “Barangsiapa yang berbalik dari jalan yang lurus dan benar dan memilih jalan yang berdosa, tidak akan beruntung.” Mari kita melihat 2 Tawarikh 24:20, saya sarankan nanti setelah pulang, baca balik lagi Firman ini dan renungkan. Sekali lagi Flavel sedang membawa kita untuk melihat Firman, tetapi tidak cukup untuk itu, kita diminta untuk melihat Firman dan sebelum kita mengatakan amin, dia meminta kita melihat kenyataan. Engkau akan tahu, kenyataan itu menggenapi Firman.

2 Tawarikh 24:20: Lalu Roh Allah menguasai Zakaria, anak imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: ”Beginilah Firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Ia pun meninggalkan kamu!” Saudara-saudara, Firman Tuhan menegaskan di sini, barangsiapa yang berbalik dari jalan yang lurus dan benar, dan memilih jalan berdosa tidak akan beruntung. Sekarang lihatlah apa yang ada di dalam Alkitab yang lain atau di dalam dunia ini, apakah ada umat Allah yang meninggalkan jalan yang lurus dan kemudian berbelok memilih jalan yang berdosa dapat sukses mewujudkan keinginannya sendiri dan berhasil hidup dengan cara seperti itu? Apakah ada yang pernah berhasil? Jawabannya adalah tidak! Tidak seorang pun! Tanyakan pengalaman ini kepada Anda sendiri. Apakah Anda memiliki konfirmasi penuh tentang kebenaran ini? Bahkan Daud sekali pun, raja yang dipilih Allah, diurapi dan dikasihi dan biji matanya Allah, apakah dia beruntung ketika dia berbelok dari jalan yang lurus dan mengambil jalan melakukan kejahatan dengan membunuh Uria dan mengambil istrinya? Apakah dia bisa menggunakan kuasanya, kebijaksanaannya, dan urapannya untuk menutupi seluruh jalan dosanya dan membuat kehancuran itu tidak terjadi? Bahkan seorang yang diurapi oleh Tuhan sekali pun, ketika memilih jalan yang bengkok maka kutuk itu menyertai dia. Karena Tuhan telah mengutuk semua jalan dosa, siapa pun yang menemukan dan menjalani jalan tersebut, termasuk umat-Nya yang paling diurapi tidak akan pernah beruntung. Pada awalnya jalan berdosa ini akan menyenangkan dan menjanjikan, tetapi pada pengelolaannya akan menjadi makin sulit dan akan berakhir secara menyedihkan. Entah Tuhan meledakkannya dengan hukuman rahasia, atau memberikan kegelisahan dalam hati nurani mereka, sehingga mereka dipaksa untuk memuntahkannya dan sepanjang dia tidak melepaskan dosa itu maka sepanjang itu pula dia tidak menemukan kedamaian di dalam hidup ini.

Daud belajar prinsip ini dalam hidupnya dan menurunkannya kepada anaknya, Salomo. Jalan keberhasilan bagi umat Allah adalah jalan yang lurus, jalan di dalam kebenaran. Mari lihat 1 Tawarikh 22:12: “Hanya, TUHAN kiranya memberikan kepadamu akal budi dan pengertian dan membuat engkau menjadi pemegang perintah atas Israel, supaya engkau memelihara Taurat TUHAN, Allahmu. Maka engkau akan berhasil, jika engkau melakukan dengan setia ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum yang diperintahkan TUHAN kepada Musa untuk orang Israel. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan janganlah tawar hati.” Apa yang membuat keberhasilan dan kegagalan hidup kita? Jikalau kita berjalan di jalan kebenaran dan kita tidak berbelok, maka itu adalah jalan keberhasilan. Tetapi jalan kegagalan adalah ketika kita melanggar perintah-perintah Tuhan. Sekali lagi Tawarikh menyatakan: “Mengapa engkau melanggar perintah-perintah Tuhan sehingga engkau tidak beruntung?” Perhatikan kalimat di bawah ini. Memang benar ada prinsip ini juga, khususnya kepada seseorang ketika mau dihancurkan oleh Tuhan, dia mungkin untuk sementara waktu dibuat-Nya berhasil dan makmur di dalam dosanya untuk lebih mengeraskan hatinya. Tetapi ini tidak berlaku bagi orang yang dikasihi oleh Tuhan. Bagi orang-orang yang dikasihi oleh Tuhan, pergeseran orang itu kepada jalan berdosa tidak akan pernah dibuat Tuhan berhasil. Bukankah realita hidup itu menyatakan bahwa Firman ini benar?

(iii) Hal yang ketiga, dan mungkin ini adalah hal yang paling sulit di tengah-tengah kita. Firman Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa gereja Tuhan harus mempercayakan hidupnya kepada Tuhan saja dan melarang setiap anak Tuhan bergantung kepada siapa pun saja, termasuk kepada ilah-ilah, maupun kepada manusia yang terdekat dan berkuasa dan terbesar sekali pun. Mari kita melihat Mazmur 146:3, “Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan.” Atau ayat-ayat seperti Yeremia 17:6-10. Beginilah Firman Tuhan, ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan.” Dan sebaliknya di situ ada tulisan: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya kepada Tuhan.” Saudara-saudara, mari kita sekarang menyelidiki ayat ini dan lihatlah jalan-jalan pemeliharaan Allah. Saudara akan menemukan kebenaran Alkitab ini di dalam kehidupan sehari-hari.

Apakah kita ingat apa yang membuat Israel Utara dan Israel Selatan itu hancur? Dalam Alkitab, dalam sejarah, dicatat Israel Utara dan Israel Selatan itu hancur. Apa yang menyebabkannya? Israel Utara hancur karena mempercayakan dirinya kepada ilah-ilah palsu. Berkali-kali Alkitab menyatakan mereka hidup dengan dosa-dosa Yerobeam di mana ada ilah-ilah yang lain. Israel Selatan hancur karena pada awalnya mereka meminta pertolongan kepada Asyur ketika raja Ahas diserang oleh musuh. Pada waktu itu Yesaya datang dan mengatakan kepada Ahas, “Engkau jangan kuatir, engkau percaya kepada Allah Immanuel.” Dan Ahas itu persis seperti sebagian besar orang Kristen, kita semua yang berlaku munafik, kita mengatakan, “Ya! Amin! Puji Tuhan!” Betul, tetapi kemudian, setelah pendeta, hamba Tuhan, Yesaya, itu keluar maka kemudian kita menghubungi orang yang kuat untuk menolong kita. Raja Ahas pada waktu itu hampir saja mati dan seluruh kotanya sudah direbut oleh musuh dan musuh sebentar lagi masuk ke dalam kerajaannya. Dan Allah mengutus hamba Tuhan Yesaya berbicara kepada Ahas untuk mempercayakan hidupnya kepada Immanuel. Ahas mengatakan, “Ya, ya. Amin, amin.” Kemudian Yesaya pulang dan Ahas kemudian cepat-cepat meminta ajudannya, pegawainya pergi ke Asyur dan meminta bantuan. Saudara-saudara, mungkin dalam pikiran dia adalah seperti ini, “Ya, Tuhan pasti bisa menolong, tetapi melalui dia.”

Ini secara rohani tidak mudah Saudara-saudara. Ini hanya orang-orang tertentu di dalam anugerah Tuhan bisa membedakan apa yang menjadi isi hatinya. Kita berfikir bahwa kita itu mentuhankan Yesus. Mungkin tidak. Mungkin uang. Mungkin hati kita sebenarnya kalau dibedah paling dalam, kita itu menyerahkan seluruh kebahagiaan dan kekuatiran kita kepada seseorang. Saya tidak katakan bahwa poin yang ke-3 ini mungkin adalah sesuatu yang paling berat dalam hidup kita. Calvin mengatakan bahwa hati manusia itu adalah product idol. Ini artinya apa pun saja yang kita jumpai maka ini akan menjadi sesuatu idol-nya kita. Tetapi lihatlah pengalaman ini, berapa sering apa yang kita cintai, yang kita idolakan, kita sandarkan, dari waktu ke waktu memperlihatkan kehancurannya dan kesia-siaannya. Allah menginginkan hati kita, dan Alkitab mengatakan bahwa Dia adalah Allah yang cemburu, yang tidak akan memberikan kemuliaan-Nya kepada ciptaan-Nya yang lain. Tidak ada yang boleh membuat kita bersandar kepada yang lain selain Allah. Tidak ada yang boleh menawan hati kita yang terdalam. Mungkin anak kita adalah ilah kita. Mungkin keluarga kita, mungkin suami/istri kita, mungkin keuangan kita adalah ilah kita. Kita harus jujur dan ini begitu sulit. Tetapi biarlah kita punya hati yang mau untuk diremukkan, direndahkan oleh Tuhan. Alkitab menyatakan dengan jelas Tuhan tidak menginginkan kita menyembah ilah yang lain, hanya kepada Dia saja. Dan ilah-ilah yang lain itu akan dihancurkan oleh Allah.

Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan adalah satu-satunya tempat di mana kita meletakkan semua kebahagiaan kita. Bukan pada harta kita, bukan pada suami, istri, anak, keluarga kita. Itulah sebabnya sering kali Tuhan menghajar anak-anak-Nya, kita semua dalam hal ini. Relasi-relasi kita diguncang, kita dihajar agar hati kita tidak berlebihan dan tidak wajar memegang mereka. Dunia penuh dengan contoh-contoh orang yang kehilangan kenyamanan, kehilangan suami, istri, anak-anak, harta benda, untuk menyatakan bahwa Firman ini benar. Ketika saya bicara mengenai kehilangan itu, itu tidak berarti bahwa orang itu mati. Tetapi, Saudara-saudara akan merasakan Saudara ingin mendekat tetapi orang itu kelihatan tidak bisa mendekat lagi kepada kita. Allah yang mengerti setiap isi hati kita sesungguhnya, apa yang menjadi sumber kebahagiaan kita dan sumber kekecewaan kita. Kita mungkin tidak marah terhadap apa pun saja yang terjadi di dalam hidup kita, sampai bagian itu disentuh tombolnya. Saudara, banyak orang yang dihina apapun saja dapat menanggungnya, sampai kemudian orang bicara satu kalimat yang negatif saja tentang anaknya, kemarahannya tidak bisa ditahan. Sebaliknya, ada orang yang sama sekali tidak marah jika anaknya dibicarakan. Kamu tahu tidak kemarin anakmu nakal loh, orangnya tidak marah, sungguh-sungguh tidak marah. Tetapi suatu hari ada orang ketemu sama dia dan mengatakan, “Eh pakaianmu itu murah ya harganya?” Marahnya luar biasa, Saudara-saudara. Ada orang yang baca Firman Tuhan, mau Firmannya sekeras apa pun, dia bilang, “Halleluya, puji Tuhan!” Tetapi ada satu kalimat temannya bicara mengenai anaknya, dia sama sekali tidak mau terima. Ilahnya itu anaknya. Dia menggantungkan kegembiraannya dan kekecewaannya kepada anaknya. Ini tidak mudah, dan ini memerlukan Saudara dan saya untuk self-introspection dan minta anugerah dari Tuhan. Sebagian dari anak-anak muda maka pacarnya itu adalah idol-nya. Mungkin seorang laki-laki, mungkin karirnya, namanya, apa pun saja, bahkan mungkin pelayanannya, mungkin jabatannya. Sepanjang dia punya itu maka hidupnya berbahagia, jika dia tidak punya itu maka hidupnya susah.

Saudara-saudara, Flavel mengingatkan kita dengan hal ini. Yunus bersukacita karena tumbuhnya sebatang pohon jarak, tetapi Allah pula yang mengirimkan ulat untuk membuat pohon itu layu di depan dia. Bagi anak-anak Tuhan akan banyak kuburan dibuka untuk menguburkan berhala kita, untuk menyingkirkannya dari pandangan kita. Mari lihat Mazmur 30:6-11, kita hanya bicara mengenai ayat 6-7 saja. Lihat apa yang ada di dalam hatinya Daud: “Dalam kesenanganku aku berkata: “Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!” Tuhan, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang kokoh; ketika Engkau menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut.” Saudara-saudara, apa yang membuat kita terkejut? Mungkin kalau ada orang cerita, kejadiannya misalnya seperti ini: “Wah, kemarin itu ya, anak saya itu ngomong satu kalimat bikin saya terkejut, ga pernah lho dia ngomong seperti itu.” Saudara-saudara, bagi Daud ketika dia membaca Firman, bergaul intim dengan Tuhan, dan kemudian Tuhan itu diam, Tuhan itu menutup wajah-Nya dan Tuhan tidak menampakkan kehendak-Nya bagi dia, dia gemetar. Bagi Daud ketika dia itu mau mencari wajah Allah, dan Tuhan menampakkan diri-Nya kepada dia melalui Firman-Nya maka dia bersukacita dan bergemar. Ya, dia punya uang banyak, dia punya pasukan banyak, dia punya nama besar. Jikalau itu kemudian berkurang atau hilang, pasti dia akan sedih. Tetapi itu tidak berada di dalam isi hati terdalamnya, itu tidak akan menggoncangkannya, tetapi dia akan goncang kalau dasar yang paling bawah itu diangkat, dan dasar itu adalah relasinya dengan Allah. Pada pagi hari ini Saudara-saudara, mari kita pikirkan apa yang Tuhan tunjuk sebagai idol kita. Apa ilah kita?

(iv) Hal yang keempat, dan saya akan akhiri pada pagi hari ini dengan poin ini. Lihatlah Firman dan lihatlah kehidupan. Firman memberikan kepastian bahwa dosa adalah penyebab dan pintu masuk dari penderitaan dan kesedihan dalam hidup kita. Dosa dan penderitaan. Kalau ada penderitaan pasti ada kesedihan. Dosa dan penderitaan dan kesedihan itu tidak bisa dipisahkan. Mari kita melihat Mazmur 89:30, dalam bahasa Inggris mungkin ayat 31, “Jika anak-anaknya meninggalkan Taurat-Ku dan mereka tidak hidup menurut hukum-Ku, jika ketetapan-Ku mereka langgar dan tidak berpegang pada perintah-perintah-Ku, maka Aku akan membalas pelanggaran mereka dengan gada, dan kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Ku-jauhkan daripadanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaan-Ku.” Bilangan 32:23 menyatakan bahwa dosamu akan menimpa kamu. Saudara-saudara, dosamu akan mengejar kamu. Yeremia 2:19 menyatakan: “Kejahatanmu akan menghajar engkau dan kemurtadanmu akan menyiksa engkau!” Saudara perhatikan baik-baik hal ini, Firman memberikan jaminan; dosa, penderitaan dan kesedihan itu selalu hadirnya satu paket. Ini tidak berarti bahwa setiap penderitaan yang terjadi kepada anak-anak Tuhan adalah karena dosa. Kadang Tuhan menghadirkan penderitaan kepada anak-anak-Nya, itu adalah suatu anugerah menderita di dalam Kristus Yesus. Kitab 1 Petrus menyatakan: “Bersukacitalah terhadap penderitaan seperti ini.” Misalnya saja Saudara-saudara, ada sesuatu penderitaan yang terjadi dalam hidup kita. Hal pertama adalah kita mengecek apakah ada dosa yang sengaja yang kita lakukan di hadapan Allah, tetapi jikalau tidak ada, tentu kita tidak mungkin seratus persen tidak berdosa tetapi bukan sesuatu yang kita sengaja di hadapan Allah. Dan juga bukan suatu dosa yang kita sudah tahu tetapi kita tidak akui di hadapan Allah. Maka jikalau ada kesulitan atau penderitaan yang terjadi bahkan itu seperti misalnya saja ada orang yang terkena cancer, tumor atau apa pun saja, biarlah kita menyadari bahwa itu diberikan Allah di dalam providentia-Nya untuk kita tanggung di dalamnya, untuk kita memuji, memuliakan Kristus. Kita menanggungnya karena ketaatan kepada Kristus. Dan kalau kita tidak bersungut-sungut dan kita menerimanya dengan hati yang rela dan kita bersaksi dalam keadaan seperti itu, kita menjalani kehendak Kristus yang diberikan kepada kita. Rasul Petrus mengatakan bersukacitalah untuk penderitaan yang ditanggung karena Kristus. Sekali lagi kita sedang berbicara berkenaan dengan satu paket antara dosa, penderitaan dan kepedihan.

Saudara-saudara, ini juga tidak berarti bahwa setiap kali kita berdosa, maka Tuhan akan membalasnya dengan setimpal secara langsung kepada kita. Karena jikalau itu terjadi, siapakah yang bisa tetap tahan berdiri di depan-Nya? Tetapi ini yang mau dikatakan, biasanya Tuhan mengambil jalan menghampiri dosa umat-Nya dengan tongkat penderitaan dan ini adalah sebuah anugerah bagi jiwa kita. Saudara, luar biasa. Saudara perhatikan baik-baik! Bagi gereja Tuhan maka dosa kita tidak akan dibiarkan oleh Allah. Dan Tuhan itu biasanya dealing dengan menggunakan hajaran. Dan ketika ini terjadi, ini adalah sebuah anugerah bagi jiwa kita. Sekali lagi, jikalau kita melihat benih dan prinsip apa sebabnya hidup kita itu menderita dan sedih, bukankah kita akan menemukan benih dan prinsipnya dari penderitaan dan kesedihan itu karena dosa yang telah kita perbuat? Bukankah itu sudah tertulis dalam Firman? Siapakah yang bisa mengatakan bahwa Firman itu bersalah dalam hal ini? Firman telah memperingatkan kita akan jalan-jalan ini. Hari ini kita sampai di sini dan kalau Tuhan pimpin kita akan melanjutkan pembahasan ini minggu depan. Tetapi Saudara-saudara sekarang mengerti bahwa ketika kita melihat jalan hidup kita, Saudara lihatlah Firman, maka Saudara akan mengerti bagaimana Allah berlaku kepada kita seturut dengan Firman-Nya.


Kita terus memasuki bab yang besar yang dikatakan oleh John Flavel berkenaan dengan memikirkan providence harus bersama-sama dengan memikirkan Firman. Dua hal yang tidak pernah boleh untuk dipisahkan. Ketika kita memikirkan jalan-jalan hidup di dunia ini maka kita harus memikirkan Firman karena jalan-jalan hidup yang Tuhan lakukan atau yang Tuhan nyatakan adalah seturut dengan Firman-Nya. Providence akan membuktikan bahwa Firman itu hidup dan Firman itu benar adanya. Minggu yang lalu kita sudah berbicara mengenai 4 hal contoh di dalam Alkitab yang sangat jelas berkenaan janji Tuhan dan Flavel membawa kita untuk mengerti jalan-jalan Tuhan dan bagaimana janji dan jalan-jalan Tuhan menjadi satu. Kalau Tuhan pimpin maka kita akan masuk ke dalam poin 5-10 dengan singkat dan kita akan melihat apa yang Alkitab nyatakan, kemudian apa yang providence Allah itu buktikan.

(v) Firman menjamin kita bahwa Tuhan berjanji kepada umat-Nya, bahwa umat-Nya tidak akan kekurangan dan tidak akan kehilangan apapun melalui jalan sangkal diri bagi kemuliaan-Nya. Mari kita melihat Markus 10:29-30. Ketika melihat ayat-ayat seperti ini sangat mungkin kita tidak mau menyentuhnya. Kalau saudara-saudara melihat ayat-ayat ini, berapa banyak dari kita yang mengertinya? Ayat-ayat ini seakan di luar pengertian kita. Apakah sungguh-sungguh akan terjadi bahwa orang yang meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus Kristus, maka Yesus Kristus akan mengembalikan segala sesuatu kepada orang tersebut. Maka lihatlah jalan providence. Lihatlah orang-orang yang dipakai Tuhan di dalam Alkitab maupun di dalam sejarah gereja. Saudara akan menemukan satu prinsip ini : Seseorang yang mau menyangkal dirinya bagi kemuliaan Allah tidak akan kekurangan apapun dan tidak akan kehilangan apapun. Firman ini akan menemukan buktinya di dalam jalan providence. Kalau saudara-saudara pernah mendengar khotbah yang ada di mimbar ini berkenaan dengan para misionaris. Sebenarnya bukan saja misionaris tetapi semua orang Kristen yang sungguh-sungguh mau taat, sungguh-sungguh mau mengikut Yesus Kristus. Ketika Yesus Kristus diikuti dan dia harus mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang dicintainya, dengan air mata mungkin orang ini harus keluar dari rumahnya. Di tengah-tengah seperti itu mereka tetap mengatakan bahwa aku mau mengikut Yesus Kristus. Uniknya karena anugerah Tuhan, Tuhan setia di dalam janji-Nya. Bahkan orang yang menolaknya kemudian akan bertobat. Orangtuanya itu menjadi bertobat. Saya yakin sekali di tengah-tengah kita ada orang-orang seperti itu. Saya yakin sekali di tengah-tengah kita ada orang-orang yang pernah mendengar orang-orang lain seperti itu. Berapa puluh, ratus, ribu kali bahkan orang-orang yang memberikan kesaksian, “Saya pada waktu itu bertobat dan saya bicara kepada papa mama saya dan papa mama saya kemudian menolak saya dengan air mata bahkan mereka mengusir saya.” Dia harus meninggalkan keluarga itu. Tetapi kemudian Tuhan membalikkan hati orangtuanya.

Beberapa kali di gereja ini saja yang baru berumur sekitar 7 tahun ada beberapa orang yang dibaptis tetapi sebelum dibaptis dia berbicara kepada saya, “Saya takut sekali untuk dibaptis, orangtua saya akan marah kepada saya.” “Dia tidak akan mengijinkan saya untuk hal ini. Saya yakin sekali untuk hal ini. Dan saya tidak bisa menanggungnya. Dan saya akan melukai orangtua saya. Lalu di dalam keadaan seperti itu apa yang harus saya lakukan? Saya tidak bisa memaksakan orang ini untuk bertumbuh atau orang ini memiliki iman. Yang saya bisa lakukan adalah membawa orang ini melihat Firman dan harap Roh Kudus itu memberikan kekuatan untuk taat kepada Firman. Dan saya mendoakan dia. Dan di dalam satu minggu kemudian saya tanya kepada dia. Bagaimana apakah engkau sudah memberitahu kepada orangtuamu? Kemudian ia mengatakan sudah. Dan bagaimana respon mereka? Sangat mencengangkan ayah dan ibu saya memperbolehkan saya untuk menjadi Kristen. Ada beberapa orang juga yang pernah terjadi bahwa kemudian mereka seakan-akan mau memutuskan hubungan. Ketika sudah memutuskan hubungan, dari mana anak mereka mendapatkan uang untuk makan. Anak ini berjuang sendiri, cari makan sendiri, cari kerja sendiri dengan kuliah. Dalam beberapa tahun kemudian, dia bisa melihat orang di rumahnya, papanya mamanya, kemudian bertobat dan menjadi orang Kristen. Berapa banyak kesaksian yang seperti ini. Bukankah itu jalan-jalan Tuhan yang Tuhan sendiri bukakan di depan mata kita untuk kita mempercayai Firman ini. Perhatikan pemeliharaan yang lembut yang mengagumkan dari Allah. Diberikan kepada anak-anak-Nya dengan sepenuh hati rela meninggalkan segala sesuatunya demi Yesus Kristus. Sebaliknya banyak orangtua yang masih keras. Karena kita itu kompromi. Karena kita takut kepada manusia lebih daripada Tuhan. Alkitab mengatakan: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya. Sekalipun disertai dengan berbagai penganiayaan orang ini akan menerima seratus kali lipat.

(vi) Firman Tuhan memberikan jaminan, apapun yang diperlukan oleh orang kudus. Sesuram apapun jalan hidup mereka, Allah tidak pernah meninggalkan dan membuang mereka. Tuhan akan bersama mereka di dalam kesukaran hidup. Mari kita melihat Ibrani 13:5, Maz. 91:15. Ini adalah janji Allah kepada anak-anak-Nya di dalam kesesakan kesukaran hidup. Allah tidak pernah akan meninggalkan orang-orang yang berseru kepada-Nya. Apapun yang mereka perlukan dan sesuram apapun keadaan mereka Allah itu menyertai mereka di dalam kesukaran hidup. Ini adalah Firman yang pasti dan teruji dalam providence. John Flavel menanyakan hal ini kepada jemaatnya. Tanyakan kepada dirimu sendiri. Di mana dan kapan Tuhan pernah meninggalkan dan membiarkan umat-Nya tenggelam dan binasa di dalam beban hidup yang berat? Sebagian umat Tuhan, saudara dan saya, mungkin pernah mengalami hal yang sangat berat di dalam kehidupan ini. Kita meragukan Firman Tuhan, kita tidak yakin akan kepastian Firman Tuhan. Bahkan kita berpikir Firman ini adalah untuk orang lain. Saudara, Firman ini adalah bagi kita jikalau saudara dan saya ada di dalam Yesus Kristus. Yang perlu saudara uji, apakah sungguh-sungguh kita adalah orang-orang di dalam Yesus Kristus? Apakah saudara dan saya orang Kristen KTP atau sungguh-sungguh penyembah Yesus Kristus di dalam hati? Jikalau Kristus menjadi Raja di atas hidup kita dan keluarga kita. Itu sungguh-sungguh ada di dalam hati dan bukan di bibir mulut saja. Maka seluruh janji Allah, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah bagi kita di dalam Yesus Kristus. Ya kita bisa meragukannya, bisa melupakannya. Tetapi providensia Allah akan membuktikan apa yang Dia ucapkan di dalam Firman-Nya akan terjadi di dalam hidup kita.

Suatu hari Daud menjadi sangat-sangat ragu akan janji Allah. Di dalam 1 Sam. 27:1 ada sesuatu yang unik di dalamnya. Apa yang terjadi di dalam diri Daud? Kalimat ini ada setelah Daud diurapi oleh Samuel. Diberikan nubuatan bahwa dia akan menjadi raja. Tetapi kesulitan demi kesulitan terjadi dalam hidup Daud. Saul berkali-kali mengejar untuk membunuhnya, sampai Daud sudah putus asa. Bahkan di dalam pikirannya (self-talk-nya) dia mempercayai pasti akan dihabisi Saul. Apa artinya? Artinya bahwa Daud ragu akan pengurapan yang pernah terjadi dalam hidupnya. Daud tidak lagi mempercayai Firman Tuhan yang pernah diucapkan kepada dia. Mungkin saja Daud berpikir seperti pemazmur, berpikir bahwa semua orang adalah pendusta termasuk Samuel. Sangat mungkin umat Allah mengalami keraguan yang besar seperti ini. Tetapi saudara mengerti bahwa ketika kita membaca ayat-ayat Alkitab selanjutnya Daud ditolong oleh Allah. Tuhan tidak lupa akan janji-Nya. Tuhan memberikan satu kepastian janji-Nya sungguh-sungguh terjadi. Tanyakan kepada diri anda sendiri. Apakah Tuhan pernah meninggalkan anda? Apakah Dia pernah mengusir anda hari anda datang pada-Nya minta tolong ketika anda dalam kesulitan? Apakah ada orang di dalam Alkitab yang ditolak, dibuang, diusir oleh Tuhan ketika orang itu di dalam kesulitan, kepedihan, kegelapan; masuk dalam hadirat Tuhan ia minta tolong. Apakah Allah pernah mengusir orang tersebut? Tidak pernah. Bartimeus berteriak ketika dia itu minta tolong, “Kristus Yesus Anak Daud kasihanilah aku” Perempuan Siro Fenisia yang anaknya sakit datang dengan air mata, remuk hati kepada Yesus Kristus. The Son of David have mercy on me. Zakheus yang penuh dengan dosa, diburu oleh guilty feeling terus cari Yesus Kristus. Apakah dia pernah ditolak oleh Kristus? Pernahkan Tuhan dalam Alkitab mengusir umat-Nya dalam kesulitan datang pada-Nya minta tolong? Mungkin satu-satunya tempat Alkitab di mana Yesus pernah mengusir adalah kepada orang-orang yang berbuat kesesatan. Perhatikan semua orang-orang yang sesat. Semua nabi palsu, guru palsu, pengajaran palsu. Tuhan sampai mengusir. Yesus Kristus mengatakan pada hari terakhir akan banyak orang berseru-seru kepada-Ku, “Tuhan..Tuhan.. aku bernubuat demi nama-Mu, mengusir setan demi nama-Mu, melakukan mujizat demi nama-Mu.” Dan Yesus mengatakan, “Enyahlah dari pada-Ku engkau pembuat kejahatan.” Ya..diusir. Satu-satunya diusir. Orang sakit, orang berdosa, orang minta tolong kepada Yesus Kristus. Bahkan bukan domba Israel-Nya pun tetap Yesus tidak pernah mengusir, hati-Nya begitu lembut. Ketika seseorang berada dalam kegelapan dan tidak ada dilihatnya jalan keluar dari masalah. Orang biasanya akan berpikir aku binasa, aku tenggelam dalam masalahku ini. Kemudian dia mulai berpikir aku tidak mempercayai Allah mau menolong aku. Kesulitan ini akan mendorong kita masuk ke dalam satu langkah berikutnya yaitu memprovokasi Allah. Dengan bersungut-sungut. Dengan menggerutu. Dengan self-pity. Dengan tidak sabar. Dosa memprovokasi berkali-kali kalau saudara-saudara membaca tulisan Puritan, akan menemukan ini dan warning berkali-kali jangan sampai kita memprovokasi kemarahan Allah. Sebenarnya ketika kita memprovokasi Allah, maka akan membuat Allah meninggalkan umat-Nya di dalam kesulitan. Dalam Alkitab disebut mencobai Tuhan. Tetapi di dalam Alkitab, Allah tidak melakukan hal itu. Allah tidak meninggalkan umat-Nya. Bahkan di padang gurun pun Allah tetap memberikan daging dan tetap memberikan minum.

Biarlah kita boleh menyadari bahwa sepanjang Alkitab Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Jangan kita memprovokasi Allah. Jangan kita menggerutu atau self-pity ketika kita berada dalam masalah. Dalam Alkitab, Allah memberikan apa yang diinginkan oleh bangsa Israel. Tapi bangsa Israel menggerutu. Allah memberikan apa yang mereka minta dengan kemarahan. Pelajaran ini, Flavel mau menekan sebenarnya dalam keadaan apapun saja, kesukaran dan kebutuhan apapun saja Allah memperhatikan kita. Tapi jangan kita menggerutu kepada Dia. Ketika Allah memperhatikan dan memberikan kepada umat-Nya apa yang diperlukan, sungguh-sungguh terjadi karena sesuai dengan janji-Nya. Itu dibuktikan dalam providensia-Nya. Sebaliknya, ketika umat-Nya berbeban berat Tuhan biasanya akan melakukan beberapa hal ini. Pertama adalah Tuhan akan memperkuat punggung umat-Nya untuk menanggung beban tersebut. Atau yang kedua, Dia akan meringankan beban yang kita pikul tersebut. Atau yang ketiga, Dia akan membukakan pintu kelegaan yang tidak pernah kita duga. Dia akan memberikan kepada kita jalan keluar yang tidak pernah kita pikirkan. Sehingga kejahatan yang kita takuti tidak datang menimpa hidup kita. Ketiga prinsip ini yang diucapkan adalah sesuai dengan 1 Korintus 10:13.

(vii) Firman Tuhan menyatakan bahwa Firman Tuhan satu-satunya penopang dan bantuan di dalam hari yang gelap ketika kita sengsara. Dalam konteks John Flavel, ada penafsir yang menafsir tulisannya ini sangat mungkin sakit. Pada zaman itu banyak orang yang sakit terkena wabah dan kemudian mati. Orang-orang Puritan, isteri dan anaknya mati. Itu adalah masa-masa gelap ketika orang mau menuju kematian atau harus berpisah dengan orang yang dikasihi. Firman Tuhan menyaksikan bahwa Firman Tuhan sendiri satu-satunya penopang dan bantuan di dalam hari yang gelap. Ketika kita sengsara atau ketika kita sakit. Mari melihat dua bagian Firman Tuhan: Pertama dari Maz. 119:50. Perhatikan, penghiburan dalam sengsara. Bukan pertolongan Tuhan. Bukan Tuhan mengirimkan orang yang menolong kita. Bahkan bukan Tuhan menyembuhkan kita. Tentu semua juga akan memberikan kepada kita comfort. Tetapi dalam ayat ini penghiburan dalam sengsara adalah janji-Mu menghidupkan aku. Ketika pemazmur melihat Alkitab dan menemukan Firman, Tuhan akan menggairahkan hatinya. Kita tahu semua kalau kita itu sakit, ketika kita berada di dalam sengsara, maka hati kita juga down, ciut, kita menjadi tidak bersemangat. Maka dari mana penghiburan kita? Ada orang-orang yang datang untuk menghibur kita, besuk kita. Memberikan penghiburan-penghiburan dengan mulutnya. Yang kuat ya. Cepat sembuh ya. Nanti pelayanan lagi ya. Kalimat-kalimat itu maksudnya baik untuk menghibur kita. Tetapi Flavel menyatakan bahwa Alkitab memberikan satu kepastian bahwa semua tidak bisa menghidupkan jiwa kita. Seluruh perkataan manusia tidak bisa menghidupkan jiwa kita yang sedang discourage. Apa yang bisa menghidupkan jiwa kita? Bahkan di dalam ayat yang tadi kita baca, itu bukan pertolongan Tuhan. Ya Firman kadang menunjuk kepada pertolongan Tuhan yang akan datang. Tetapi dalam poin ini Firman sendiri berkuasa untuk menghidupkan kita.

Mari kita melihat Mazmur 119:92. Sama dengan ayat yang tadi, yang membuat seseorang bisa menjadi kuat adalah membaca Firman-Nya. Itulah sebabnya kita sangat mempercayai prinsip ini. Kalau saudara sedang down, sedang dalam masa kegelapan dan sengsara. Jangan malah saudara tidak pergi ke gereja. Kalau saudara sedang merasa discourage dan tidak ada keinginan untuk membaca Firman, kemudian saudara mengatakan sudah baca Firman? Belum. Karena aku tidak kepingin, aku sedang down. Saudara sebaliknya hampiri Firman, baca! Karena dengan Firman akan menghidupkan kita. Firman memberikan satu jaminan akan pentingnya Firman. Roma 15:4, satu kalimat Firman Tuhan akan lebih berhasil untuk memberikan penghiburan dan meringankan beban dalam penderitaan kita dibandingkan dengan puluhan ribu kalimat-kalimat yang indah dari manusia. Firman itu penghiburan dan penopang dan bantuan ketika kita berada di dalam sengsara.

Hal-hal ini sungguh-sungguh terjadi dan sudah dibuktikan oleh Firman Tuhan ataupun oleh sepanjang sejarah gereja Tuhan. Bayangkan ada orang yang berada dalam sengsara misalnya dalam sakit penyakit. Dia terisolasi, dia tersendiri. Orang-orang seperti ini kalau kita sedang senang, banyak orang di sekitar kita dan bisa sharing. Tetapi kalau kita sedang menderita, bahkan suami, isteri, anak kita menyadari bahwa mereka tidak bisa mendekati hati kita yang paling dalam. Tuhan sering menolong orang-orang yang berada di dalam kesulitan sakit penyakit, penderitaan. Dia meneguhkan ayat-ayat di bawah ini. Misalnya, ketika dia berada dalam sakit lalu dia membaca Mazmur 91:4, Tuhan menjamin bahwa Tuhan bersama dengan orang tersebut dalam sengsaranya. Mazmur 91:4 mengatakan: Jalan yang lain yang Tuhan sering pakai adalah Dia memberikan satu damai sejahtera yang melampaui akal. Ini adalah buah Roh Kudus. Ini adalah damai sejahtera yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya. Ini yang ditulis dalam Yohanes 10:33. Beberapa puluh tahun yang lalu ketika saya belajar di seminari, dosen saya mengatakan, “Kalau engkau melihat damai sejahtera, sukacita di dalam Alkitab ini, itu tidak seperti yang kita mengerti. Ini adalah damai sejahtera Kristus. Ini adalah damai sejahtera yang dibentuk oleh Roh Kudus dalam hati kita.” Apa artinya damai sejahtera Kristus yang diberikan kepada anak-anak-Nya? Yesus sendiri mengatakan dalam ayat ini. Dalam dunia, kamu mengalami penganiayaan. Maka ada damai sejahtera bagi kamu, damai sejahtera di dalam Aku. Jadi ini sesuatu yang unik, ketika orang berada dalam kesulitan, harusnya kesulitan akan mengeluarkan keluh kesah. Tetapi ketika dia datang kepada Tuhan, Alkitab menyatakan dan providensia membuktikan begitu banyak anak-anak Tuhan datang kepada Tuhan lalu Tuhan memberikan damai sejahtera yang melampaui akal. Damai sejahtera ini adalah damai sejahtera Kristus. Kristus sendiri menyatakan dalam dunia, “Kamu mengalami penganiayaan, tetapi ada damai sejahtera.” Itu beyond understanding. Seharusnya kamu seperti itu nangis loh, kamu discourage loh, kamu kuatir loh, tetapi kok malah ada damai sejahtera.

Berapa kali dalam hidup saya ketika saya besuk seseorang yang sedang sakit, kadang terminal ill, sebagai hamba Tuhan saya terkadang berpikir dengan kesombongan yang berdosa. Saya datang untuk menghibur dia, tetapi kenyataannya adalah ketika saya melihat dia, saya melihat pekerjaan Tuhan nyata dalam hidupnya. Saya menjumpai dia berjumpa dengan Tuhan, ada aspek-aspek di dalam hidup yang Tuhan ajarkan kepada dia khusus di dalam penderitaan. Bukannya saya menghibur, dia menguatkan iman saya. Saya keluar dari tempatnya, bukan dia yang dikuatkan iman oleh perkataan saya. Saya yang dikuatkan iman oleh perkataan dia. Berapa banyak ini terjadi di dalam hidup. Yesus menggenapi Firman-Nya dalam providence. Mungkin, sering sekali Allah mengingatkan Roma 8:28, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi anak-anak-Nya. Ini adalah suatu jaminan yang memberikan sukacita, meskipun orang tersebut berada dalam kesakitan. Atau Tuhan mengingatkan 2 Samuel 7:14. Ketika kita berada dalam kesulitan, kesukaran, misalnya sakit penyakit atau kesengsaraan. Sebaik-baiknya kerohanian kita, pasti di dalam pikiran kita ada satu atau dua elemen yang menyatakan bahwa, “Jangan-jangan ini adalah hajaran Tuhan kepadaku.” Di dalam keadaan itu, kalau kita ikuti terus maka iman kita akan goyah. Benar, kita harus menerima kenyataan itu, sangat mungkin hidup kita berdosa, tetapi seandainya pun tidak, tetap kita harus mengerti prinsip ini. Bahwa kalau sesuatu yang buruk terjadi kepada kita, tetap ada sesuatu hajaran Tuhan kepada kita, tetapi itu hajaran Bapa yang mencintai anak-anak-Nya. Dalam Yesaya 27, ada satu prinsip Firman Tuhan mengatakan, Tuhan menyatakan kepada umat-Nya, apakah Aku itu membunuh engkau seperti Aku membunuh bangsa-bangsa yang jahat kepadamu? Kalau melihat seluruh konteks pasal 27, Tuhan mau berbicara bahwa kalaupun Tuhan menghukum kita, Dia tidak sama dengan seperti Dia menghukum bangsa-bangsa yang tidak mengenal Dia. Dalam keadaan sakit seperti ini, saudara bayangkan, dalam keadaan yang gelap sengsara seperti ini, ayat-ayat ini akan menguatkan hidup kita. Dan ini sungguh-sungguh terjadi di dalam jalan providensia Allah.

(viii) Bicara berkenaan dengan uang. Saya rasa banyak sekali dari kita yang harus mempercayai hal ini dan dikuatkan dalam Firman-Nya. Perhatikan apa yang dikatakan oleh Flavel, jalan providence meneguhkan Firman Tuhan. Firman Tuhan mengatakan bahwa Allah akan membalas setiap orang yang murah hati kepada orang lain yang membutuhkan, ketika dia melakukannya seperti kepada Tuhan. Sebaliknya ketika Allah meminta untuk kita melepaskan dan kita tidak mentaatinya, hal tersebut membuat orang tersebut tidak beruntung. Poin yang ke-8 adalah berbicara mengenai uang dan bagaimana harus memberikan apa yang Tuhan sendiri tuntut dari hidup kita. Karena Firman ini begitu jelas dalam Alkitab dan terbukti dalam providensia Allah. Kalau saudara dan saya mau beruntung, maka lepaskan uang, lepaskan apa yang kita miliki ketika Tuhan meminta untuk kita melepaskan. Tetapi ketika saudara dan saya berpikir kikir dan ketika saudara dan saya menahan ketaatan ini. Dan mata kita kepada kepemilikan kita, maka Tuhan akan membuat kita tidak beruntung.

Amsal 11:24-25. Amsal 19:17. Biarlah saudara-saudara hati-hati, apakah engkau mau beruntung atau engkau mau buntung dalam hidupmu. Perhatikan baik-baik, orang yang mau beruntung adalah bukanlah orang yang terus mengambil untuk bisa menyimpan harta. Prinsip Alkitab adalah orang yang mau beruntung adalah orang yang mau melepaskan apa yang Tuhan minta. Dalam Alkitab dengan jelas Tuhan menyatakan berikan perpuluhanmu. Tuhan meminta uang kita untuk kita berbagian di dalam pekerjaan-Nya secara mendunia. Tuhan meminta kita menyerahkan uang kepada orang-orang yang kita tahu membutuhkan. Saat-saat ketika saudara menyimpannya, saudara akan tahu ketidak-beruntungan akan melanda hidup saudara. Ini adalah kalimat hitam di atas putih yang sungguh-sungguh terjadi di dalam jalan providensiasi Allah. Flavel mengatakan ada orang dengan satu tangannya berusaha susah payah menabung, mencari uang, tetapi Tuhan membuat tangannya yang lain harus menyerahkan uangnya. Sebaliknya ada anak-anak Tuhan yang mau menyerahkan uangnya, membagikan uangnya kepada siapapun saja yang Tuhan suruh. Maka Tuhan membayarnya kembali dengan murah hati. Perhatikan, ini tidak bicara berkenaan dengan teologia sukses. Banyak orang karismatik menggunakan ayat-ayat seperti ini untuk memancing memberikan persembahan lebih lagi. Ada kebenaran dan bercampur dengan kesesatan di dalamnya. Kalau saudara tanya saya, apakah gerakan karismatik sesat? Maka saya mau mengatakan ini menjadi sesuatu kesulitan. Saya mengatakan pada saat ini saya melihat tidak sesat, tetapi luar biasa berbahaya. Ketika bicara mengenai kesesatan adalah suatu pengajaran yang mengatakan Yesus bukan Tuhan, kalau Allah bukan Tritunggal. Orang-orang karismatik tetap mengajarkan, sehingga tidak bisa kita katakan bahwa mereka semuanya sesat. Tetapi pengajaran mereka sangat berbahaya, karena campuran antara kebenaran dengan sesuatu kesalahan yang fatal.

Saya jelaskan khususnya dalam ayat-ayat ini. Pengajaran mereka itu campuran antara kebenaran, di mana kebenarannya? Adalah benar, ayat-ayat Alkitab mengajarkan hal ini. Kalau saudara menahan perpuluhan, saudara tidak akan beruntung, kalau saudara tidak mau peduli dengan pekerjaan Tuhan, Allah juga tidak perduli dengan hidupmu, kalau saudara pelit dan tidak mau membagikan sesuatu. Saudara hitung-hitungan dengan uang, Allah akan hitung-hitungan dengan engkau. Itu bagian dari Alkitab dan itu benar. Alkitab bahkan menyatakan: Berikan perpuluhan dan ujilah Aku, maka apakah Aku tidak akan membukakan tingkat-tingkat di langit? Tetapi, apa yang tidak beres dalam pengajaran karismatik? Mereka melakukannya untuk diri sendiri, mereka melakukan memberikan perpuluhan adalah supaya saya bisa lebih kaya. Mereka membagi kepada orang miskin supaya mereka juga nanti mendapatkan uang karena berdasarkan janji Tuhan. Ya, Tuhan tidak akan lupakan janjinya, Tuhan akan menepati kepada orang-orang seperti ini, tetapi Tuhan tidak menerima persembahan karena hatinya sebenarnya mau memanfaatkan Tuhan, memanfaatkan janji Tuhan untuk diri sendiri. Tetapi perhatikan apa yang Reformed ajarkan. Kalau saudara sungguh-sungguh menaati Firman Tuhan, untuk kemuliaan Allah saja dan tidak mau dan tidak pernah berpikir tentang urusan dikembalikan. Saudara akan melihat Tuhan tidak berhutang. Tuhan itu setia. Jangan saudara cuma menikmati Firman, apakah sungguh-sungguh kita mentaati Tuhan dalam urusan ini.

Dalam anugerah Tuhan saya sedikit sharing untuk mendorong saudara, bukan sharing untuk mengangkat diri saya. Ini ada sesuatu kesulitan kalau saya tidak sharing maka saudara tidak mengerti caranya. Tetapi kalau saya sharing, seakan-akan saya mau menonjolkan diri. Tidak, semuanya di dalam takut akan Tuhan dan biarlah nama Tuhan dipermuliakan. Apa yang biasa kami lakukan sebagai satu keluarga ketika kami memberi? Pertama adalah ketika kita melihat adanya perlunya janji iman. Maka saya akan memikirkan berapa janji iman yang saya bisa berikan berdasarkan tabungan saya. Tentu itu adalah sesuatu yang wajar bukan? Saya doakan, tetapi saya tidak akan menentukan hanya berdasarkan itu. Saya menunggu-nunggu Tuhan di dalam hati saya. Kemudian sering sekali Tuhan memunculkan sesuatu desakan untuk sekian. Ketika saya ada satu perasaan harus memberikan sekian, saya melihat di dalam tabungan saya, itu artinya hampir semuanya atau mungkin separuh lebih. Kemudian saya mesti bagaimana? Tetapi di dalam keadaan seperti ini saya bersyukur kepada Tuhan, sudah ada tiga atau empat janji iman yang besar sekali yang terjadi di dalam kehidupan kami. Terakhir adalah di dalam janji iman yang kedua di dalam gedung gereja ini. Kemudian saya memikirkan dan saya mengatakan kepada isteri saya. Saya mengucap syukur karena isteri yang mau taat kepada suami. Saya mengatakan sekian. Kemudian dia mengatakan ya. Dalam keadaan itu saya tidak memikirkan bagaimana Tuhan membalas saya, karena saya bisa berbagian di dalam janji iman adalah privillege dalam hidup saya. Hidup cuma satu kali, setelah itu mati. Hidup cuma satu kali, makan cuma 3 kali sehari, anak kita cuma untuk sekolah seperti ini. Pasti Tuhan akan mencukupkan kita. Maka saya tidak memikirkan untuk tabungan-tabungan yang seperti apa untuk ke depan, saya tidak pernah berhutang, tetapi saya juga tidak memikirkan harus seperti apa, karena yang paling penting adalah bukan memikirkan uang untuk anak saya, memikirkan bagaimana keluarga saya bisa taat. Perhatikan prinsip ini, yang memelihara kita dan keturunan kita ke depan bukan tabungan kita. Yang memelihara kita ke depan adalah jalan ketaatan kita. Karena Allah yang memelihara, Allah itu yang setia. Ketika muncul angka itu, saya ambil contoh yang terakhir. Maka muncul angka itu, besar. Bagi kami besar. Kemudian saya tidak pikirkan lagi, pokoknya ya sudah kasih, nanti kasih. Saya bersukacita saya bisa kasih. Tidak ada angin, A B C D E, suatu saat ketika kami dalam satu pelayanan, tiba-tiba ada orang datang ke isteri saya dan memberikan satu amplop. Isteri saya mengatakan, “Ya nanti saya akan sampaikan ini untuk GRII Sydney.” Orang itu mengatakan, “Tidak, tidak untuk GRII Sydney. Nanti saya akan kasih persembahan lagi, ini untuk keluarga Pak Agus.” Oh ya, terima kasih ya. Kami tidak menggubris persembahan itu dan masukkan kantong. Kami pergi ke bandara, mau pulang ke sini. Ketika kami buka dan menghitung isinya, saya kaget sekali karena begitu besar angkanya. Itu adalah janji iman kami, tepat tidak kurang $1 pun. Saya katakan kepada saudara-saudara, puluhan kali hal-hal seperti ini terjadi. Bukan Agus, tetapi Allah setia kepada janji-Nya. Nikmati jalan ini, jalan ini bagi engkau.

Hal yang lain adalah setiap kali kalau saya sedang berjalan atau drive, atau saya berdoa, atau saya lagi ngobrol-ngobrol sama keluarga, atau apapun saja, tiba-tiba ada akan teringat akan satu orang. Kemudian belas kasihan saya mulai muncul kepada orang itu, maka cepat saya akan bicara kepada isteri saya, “Berikan uang berapa dollar kepada orang itu.” Berkali-kali, isteri saya itu nanti keluar dari tempat tidur, pagi-pagi, kemudian saya sudah siap-siap untuk mau pergi atau mau pelayanan atau apa. Kemudian dia mengatakan, saya kepikir kasih orang itu berapa dollar, berapa ratus dollar. Kemudian saya katakan, “Ya.” Setiap kali saya minta kepada isteri saya sekian, untuk orang itu. Saya minta untuk detik itu juga langsung bisa transfer. Setiap kali begitu uang didapat, meskipun belum waktunya untuk janji iman, atau belum waktunya untuk perpuluhan, cepat kirim dulu. Karena manusia itu hatinya beda satu hari, lain. Saudara pernah mengalami bukan? Nanti perpuluhannya minggu depan saja, sekarang sudah ada uang, perpuluhannya minggu depan. Saudara tunda satu minggu, saudara ternyata tidak bisa mempertahankan uangmu untuk perpuluhan. Tetapi begitu engkau mau taat saat itu berikan langsung, ternyata sepanjang bulan seluruh kebutuhanmu tercukupi. Ini bukan kalimat manusia, ini adalah dari Firman Tuhan.

Flavel mengatakan tidak pernah ada orang sucinya Tuhan yang kehilangan sesuatu ketika dia taat membagikannya, bagi kemuliaan Tuhan. Ketika saudara mau rela membagikannya, Allah akan mengembalikan dengan bunganya, demikian kata Flavel. Bahkan Allah sering membalasnya berkali-kali lipat, sesuatu yang tidak pernah anda pikirkan atau harapkan sebelumnya. Saya harap saudara sebagai jemaat GRII Sydney memperhatikan hal ini. Kenapa? Karena uang adalah sesuatu yang paling dasar. Ketika saudara mengikut Kristus jangan bicara berkenaan dengan sakit penyakit terlebih dahulu. Jangan bicara berkenaan dengan penderitaan atau ada orang di dunia ini yang mengainaya gereja Tuhan. Semua itu mungkin belum terjadi dalam hidup kita, karena hal yang paling dasar adalah urusan uang saudara tidak pernah bereskan. Siapa yang menjadi Tuhan kita? Apakah Kristus Yesus atau uang? Itu terlihat bagaimana saudara melihat uang. Saya mau saudara mendidik keras terhadap diri kita sendiri. Jangan apapun saja saudara bicara mengenai uang. Saya kalau melihat orang bicara, ini ujung-ujungnya duit, dia bicara panjang lebar. Kalau anda adalah umat Allah, biarlah engkau mempercayai Firman, biarlah engkau boleh bertobat dan buktikan Firman ini sungguh-sungguh nyata. Tetapi jikalau engkau adalah umat yang sebenarnya milik dunia ada di dalam gereja binasalah engkau dengan uangmu. Biarlah kita sungguh-sungguh mendidik diri dengan hal ini.

(ix) Adalah di dalam hal harus memilih. Firman Tuhan menyatakan cara terbaik dan bijaksana untuk seseorang menyelesaikan pergumulannya adalah dengan tetap menjaga hati nurani dan mendapatkan kasih dari manusia adalah dengan mengarahkan jalannya menyukakan Tuhan. Jikalau saudara harus memilih antara hati nurani atau suatu relasi dengan orang lain misalnya, maka cara yang terbaik untuk menyelesaikan pergumulan ini adalah mengarahkan jalan kita untuk menyukakan Tuhan Yesus Kristus, Mazmur 16:7. Saya akan jelaskan ini agar menjadi jauh lebih bisa dimengerti. Saudara mengingat Sadrakh, Mesakh, Abednego dan Daniel, mereka itu orang yang bersaksi bagi Kristus dan kemudian raja dan seluruh rakyat berusaha untuk membuat mereka mati. Ada dua jalan. Yang pertama adalah kalau mereka itu mau mengikuti perintah raja, maka mereka memiliki relasi dengan raja yang baik, tetapi seumur hidup hati nurani mereka akan tertuduh. Tetapi kalau mereka tidak mau kompromi, maka hati nurani mereka tidak tertuduh, tetapi mereka menjadi memiliki relasi dengan raja yang tidak baik dan bisa menyebabkan kematian. Di dalam poin yang ke-9, Allah menjelaskan prinsipnya pilihlah jalan yang menyenangkan Tuhan. Dan sering sekali Allah akan memberikan keduanya menjadi berkat dalam hidup kita. Lihat Sadrakh, Mesakh, Abednego akhirnya bisa tetap menjadi saksi memiliki relasi yang baik dengan kerajaan dan juga dengan orang-orang di Babel sekaligus hati nuraninya masih baik. Saya akan berikan aplikasinya singkat saja. Jikalau atasanmu meminta engkau melakukan sesuatu yang dalam pekerjaanmu berdosa, jangan mau. Dalam saat seperti itu engkau akan berpikir, aku akan dipecat, tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan berkali-kali Allah malah akhirnya ketika engkau tidak kompromi engkau akan mendapatkan kasih sayang dari atasanmu. Banyak orang pacaran, lalu ingin pasangannya menyatakan mari kita melakukan sesuatu yang tidak kudus, lalu saudara kalau menolak dia akan putus. Tetapi berkali-kali, anak-anak Tuhan yang berjalan dalam kekudusan dan memilih untuk menyukakan Tuhan, ketika dia menolak malah orang lain atau pacar kita itu malah makin respect kepada kita.

(x) Ketika kita kebingungan dan harus mengambil keputusan, ketika kita berada dalam masalah membuat kita bingung dan tidak ada kedamaian pikiran dan membuat kita terganggu. Maka cara terbaik yang Firman nyatakan adalah dengan menyerahkan diri kita dan case kita kepada Tuhan, Mazmur 37:5-7 dan Amsal 16:3 menyatakannya. Dalam beberapa minggu ini saya menemukan ada anak-anak muda yang datang kepada saya di dalam kebingungan, dalam air mata, karena mereka menginginkan sesuatu tetapi mereka kebingungan dengan kondisi yang ada. Ada orang yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan lalu mamanya minta dia untuk cepat pulang. Ada orang yang berada dalam kesulitan karena dia lengah terhadap sesuatu dan sekarang dia sedang kebingungan sekali. Ketika berada dalam beberapa opsi dan dijepit dalam kebingungan untuk mengambil sesuatu keputusan. Dan tidak tahu harus bagaimana, cara yang terbaik adalah menyerahkan diri kita dan kasus kita, kepada Tuhan. Raja Hizkia dikepung kemudian ada surat yang datang kepada dia, mengancam dia. Apa yang dia lakukan? Dia bawa ke hadirat Tuhan, membacakannya kepada Allah. Dia membawa dirinya dan case-nya kepada Tuhan. Dan Tuhan menyatakan serahkan perbuatanmu kepada Tuhan maka terlaksanalah segala rencanamu. Kiranya Tuhan boleh memimpin hidup kita.

Amsal 3:5-6

Kita sudah sampai kepada poin keempat besar. Ketika kita merenungkan kehidupan kita, apa yang terjadi dalam hidup kita, biarlah kita boleh mengerti itu adalah jalan-jalan pemeliharaan Allah dalam hidup kita, jalan providence.

(4) Ketika kita merenungkan dan memikirkan ulang jalan-jalan hidup kita, di dalam poin yang keempat ini, Flavel menekankan poin ini yaitu pastikan di dalam hatimu bahwa Allah adalah penyebab utama dari seluruh keadaan dan rangkaian peristiwa yang engkau alami. Allahlah penyebab utama dari seluruh keadaan yang Saudara dan saya alami, baik yang baik maupun yang buruk beserta dengan seluruh rangkaian peristiwa terkecilnya. Ini berbicara mengenai kedaulatan Allah. Ketika orang-orang Reformed pada waktu reformasi abad ke-16, boleh dikatakan ini adalah satu gerakan yang mengembalikan kedaulatan, keutamaan dan centrality Allah Tritunggal di dalam gereja dan dunia ini. Kedaulatan Allah yang Alkitab nyatakan. Dia adalah penggerak utama dari segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dan juga yang terjadi dalam hidup kita, apakah itu baik maupun buruk. Samuel Rutherford, orang yang begitu saleh, orang Puritan dari Scotland. Dia menyatakan seperti ini “Apapun yang terjadi jangan pusatkan pikiranmu kepada roda-roda penyebab kedua yang membingungkan, misalnya engkau berpikir, ‘Oh, seandainya saja terjadi seperti ini, tidak akan berakibat demikian.’ Tetapi di dalam segala sesuatu, pandanglah kepada Tuhan penggerak roda pertama.” Seluruh kalimatnya berbicara berkenaan dengan Allahlah yang menyebabkan segala sesuatu yang terjadi ini secara aktif. Bahkan rambut di kepalamu jatuh, Allah mengetahuinya. Burung pipit itu jatuh tidak tanpa kehendak Allah. Setiap jalan-jalan hidup kita apapun yang terjadi, sekali lagi itu adalah pengaturan aktif Allah sebagai penyebab utama. Akui Dia di dalam segala hal, baik dalam hal yang baik maupun hal yang buruk. Jikalau kita bisa mengerti prinsip ini, jikalau hal ini menjadi kacamata kita, maka ketika ada hal-hal yang baik, keuntungan, berkat, kelancaran, ketika kita tahu itu diberikan secara aktif oleh Allah ke tangan kita, kita tidak akan jatuh ke dalam dosa kesombongan yang menjijikan itu. Banyak orang mengaku diri ateis dan dia bergerak sedemikian rupa ke seluruh dunia untuk membuat orang percaya ateis. Kenapa? Kenapa ini harus dipertaruhkan oleh mereka? Di balik seluruhnya itu adalah karena mereka tidak mau mengakui adanya Allah yang mencipta karena begitu mengakui adanya Allah yang mencipta maka mereka harus mengakui adanya Allah yang mengatur. Kalau mereka melakukan sesuatu, mereka mau menciptakan sesuatu, mereka mendapatkan kesuksesan, mereka tidak pernah mau memuji Allah untuk hal ini. Mereka tidak mau menyebut Allah yang berdaulat. Merekalah yang berdaulat, merekalah yang berkemenangan, merekalah yang mendapatkan segala sesuatu dari dunia ini. Itulah sebabnya Allah begitu membenci orang-orang seperti ini. Karena mereka mengangkat diri sepadan dengan Allah. Tetapi kedaulatan Allah, pengakuan akan Dia yang berdaulat itu bukan saja untuk hal-hal yang baik tetapi juga hal-hal yang buruk. Jikalau terjadi sakit, penderitaan, kecelakaan, kegelapan, tetap akuilah Dia dalam seluruh lakumu. Dengan mengakui Allah yang membuatnya, semuanya, kita tidak jatuh di dalam self-pity yang menjijikan. Kegelapan itu tidak akan mematikan iman kita karena kita tahu itu semua di dalam control-Nya, di dalam pengetahuan, di dalam maksud Allah dengan tujuan Allah yang baik terhadap kita, gereja-Nya. Hidup kita boleh dikatakan secara sederhana di dalam dua hal. Ada yang dalam keadaan baik dan ada yang dalam keadaan buruk.

Hari ini kita akan bicara berkenaan dengan apa yang Saudara dan saya pikirkan berkenaan dengan keadaan baik. Dapat keadaan yang baik ya sudah, tidak usah pikir macam-macam, atau minimal, berterima kasih kepada Tuhan, bersyukurlah kepada Tuhan, hanya seperti itu? Tidak. Flavel membawa kita untuk meneliti Alkitab, untuk mengerti apa yang harus kita respon kepada Tuhan. Dialah yang memberikan segala sesuatu yang baik. Ingatlah di dalam 2 Korintus 1:3 menyatakan “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan.” Perhatikan kalimat ini, artinya tanpa Dia dan tanpa perintah-Nya, tidak ada belas kasihan atau penghiburan yang akan sampai ke tanganmu dan tangan saya. Tidaklah cukup hanya mengingat Allah secara umum dan berterima kasih kepada Dia? Tetapi ketika kita menerima anugerah demi anugerah pikirkanlah secara khusus dan perhatikan dengan sungguh-sungguh hal-hal ini. Dan di dalam masa kelancaran ini, di dalam masa kesuksesan, di dalam masa yang sehat, di dalam segala sesuatu kenyamanan yang Tuhan berikan kepada kita, minimal pikirkan delapan hal ini.

Hal yang ke-1, ketika engkau mendapatkan yang baik, perhatikan sungguh-sungguh akan adanya pemeliharaan Allah kepadamu secara pribadi. Sekali lagi di dalam poin-poin selanjutnya ini, Flavel mau membuat kita untuk melihat kepada kedalaman Alkitab. Bagaimana kita seharusnya berespon ketika saya mendapatkan berkat Tuhan? Ketika berbicara mengenai berkat Tuhan, segala sesuatu yang engkau dan saya nikmati sekarang. Keluarga, umur, kesehatan, pekerjaan, keuangan, anak-anak, pendidikan, segala sesuatu, pelayanan, gereja, Alkitab, apapun saja. Salah satu masalah terbesar di dalam hidup kita di dalam dosa adalah kita tidak berespon dengan tepat kepada Allah yang memberikan anugerah kepada kita. Paulus menyatakan bahwa anugerah yang diberikan di tanganku tidak akan aku sia-siakan dan aku ini bekerja lebih keras dari mereka semua dan bukannya aku tetapi anugerah Allah yang mendorong aku. Pelajaran-pelajaran ini semuanya berbicara dengan mendidik kita di dalam masa-masa yang baik, bagaimana seharusnya kita berespon kepada Allah. Bagaimana kita lebih mengenal Dia? Di dalam seperti ini tafsirkanlah menurut Alkitab apa yang sebenarnya Tuhan dealing kepada kita? Sekali lagi yang pertama adalah perhatikan semua yang kita dapatkan, kenyamanan ini karena Dia memandang kita dan memberikan pemeliharaan-Nya kepada kita.

Ada beberapa bagian Alkitab, mari kita lihat 1 Petrus 5:7 “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” Perhatikan, Dia yang memelihara, care, protect engkau. Matius 6:32, ada ayat yang sangat unik di sini, saya yakin kita sering membacanya, mari kita perhatikan “Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.” Perhatikan semua itu, di dalam konteksnya adalah berbicara berkenaan dengan jangan kamu kuatir apa yang kamu makan, jangan kuatir tentang apa yang kamu pakai, jangan kamu kuatir tentang hidupmu. Saudara perhatikan Yesus mengatakan “semua itu”, “semua itu” dicari oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dicari, aktif mencari tetapi bagaimana dengan gereja Tuhan? “Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Kepada gereja Tuhan, memakai kata yang sifatnya pasif, ditambahkan, diberikan kepadamu. Saudara-saudara perhatikan. Seluruh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah itu mencari, tetapi kita diberikan karena Allah mengasihi gereja-Nya, Bapa segala anugerah, penuh belas kasihan, sumber seluruh berkat. Kita sering sekali bermental seperti orang yang tidak mengenal Allah.

Flavel menyatakan engkau sering menyiksa dirimu dengan kekuatiran yang tidak perlu. Benar, Saudara-saudara. Banyak dari kita bahkan mengatakan kepada diri kita sebagai orang Kristen yang mungkin dari kecil pergi ke gereja tetapi berlaku, bersikap, memiliki attitude persis seperti orang yang tidak mengenal Allah. Saudara perhatikan orang yang tidak mengenal Allah mencari gereja Tuhan, tetapi anak-anak Tuhan di dalam Kristus Yesus menerima karena bentuk dari perlakuan caring Allah kepada kita. Itulah sebabnya kalimat di bawah ini benar, orang Kristen yang kuatir adalah orang yang tidak mempercayai Allah. Orang Kristen yang kuatir pada prinsipnya adalah menghina Allah. Mereka tidak mempercayai Dia. Anak kita tidak pernah berpikir apa yang disiapkan makan malamnya. Dia tidak mencari, kitalah orangtua yang menyediakannya. Tetapi orang-orang yang tidak memiliki orangtua, dia harus mencari mati-matian, jikalau dia tidak mencarinya, dia tidak mempunyai makanan malam harinya. Bagaimana dengan mental kita? Bukan itu saja, Filipi 4:6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”

Flavel mengatakan yang engkau perlukan hanyalah satu yaitu memberitahu Dia apa yang engkau inginkan dan keinginanmu di dalam Kristus akan terpenuhi. Kalimat ini mungkin membingungkan, yang diperlukan hanyalah memberitahu Dia apa yang engkau inginkan dan keinginanmu akan terpenuhi. Saudara-saudara ini tidak diucapkan oleh orang Karismatik yang enteng, yang mengerti permukaan tetapi tidak mengerti esensi. Ini diucapkan oleh seorang Puritan yang saleh, yang mengerti bahwa seluruh hubungannya dengan Allah adalah hubungan trust. Ini yang menjadi dasar dari seluruh doa. Alkitab dengan jelas menyatakan jikalau kita berjalan dalam jalannya Tuhan, takut akan Dia itu diberikan kepada kita, maka di dalam hati kita akan ditanam keinginan yang dari Allah. Diberikan kepada hati, kemudian mengeluarkannya dengan mulut kita. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan pasti mendengarkannya dan pasti akan jadi. Ini adalah jaminan kepastian akan jawaban doa. Bukan karena nafsu kita tetapi Allah memberikannya di dalam hati kita. Tetapi pertanyaannya adalah jikalau Allah sudah memberikannya kepada kita. Kenapa kita harus mengembalikannya atau harus membicarakannya di dalam doa? Sehingga Flavel mengatakan “Engkau hanya perlu memberitahukannya apa yang engkau inginkan dan keinginanmu akan terpenuhi.” Di sini intinya, karena prinsip dari doa adalah suatu relation. Itu berbicara dengan hati yang berelasi dengan hati-Nya Allah. Ini bukan bicara mengenai sesuatu yang kita perlukan saja. Allah menghendaki anak-anak-Nya datang kepada Dia dengan hati dan menikmati Dia. Saudara-saudara sekali lagi poin yang pertama, jikalau hari ini engkau dan saya, kita semua mendapatkan kelancaran, mendapatkan apa yang kita inginkan, apa yang adalah berkat-berkat Tuhan. Jangan hanya berbicara terima kasih Tuhan. Tetapi ini adalah bentuk pemeliharaan Allah kepada kita secara pribadi. Ia yang memelihara kamu, begitu kata Alkitab.

Hal yang ke-2: yang kita pikirkan sungguh-sungguh, amati sungguh-sungguh dalam keadaan yang seperti ini, kelancaran yang baik dan nyaman yaitu kebijaksanaan Tuhan di dalam cara memberi belas kasihan kepada kita. Berkat-Nya diberikan secara tepat ditata sedemikian rupa sesuai bagi kondisi kita dan tepat musimnya. Bahkan Tuhan sering lakukan hal ini, ketika satu berkat ditarik oleh Dia, maka berkat yang lain dibangkitkan untuk kita. Kalau Saudara-saudara baca Kejadian 24:67 “Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal.” Bagi Ishak yang kehilangan ibunya, Sara, dia sedang berduka, Tuhan menggantikan ibunya dengan penghiburan dari Ribka. Sekali lagi pikirkan kebijaksanaan Tuhan dengan cara memberikan kepada kita belas kasihan-Nya begitu tepat ditata sedemikian rupa.

Hal yang ke-3: yang kita pikirkan adalah kasih karunia-Nya yang begitu besar yang tidak terbayarkan. Ketika kita dalam keadaan yang baik dan nyaman, perhatikan bahwa ini adalah kasih karunia Allah yang tidak terbayarkan yang diberikan cuma-cuma kepada kita. Cuma-cuma bukan berarti murahan. Perhatikan kekayaan kasih karunia-Nya yang diberikan kepada makhluk yang begitu keji dan tidak berharga seperti kita. Lihatlah diri kita dan bahkan diri kita dilebih-lebihkan dengan pemberian Allah dengan hal yang paling kecil bahkan. Saya mau Saudara baca satu bagian ini, Kejadian 32:9-10, perhatikan apa yang dikatakan Yakub “Ya Allah nenekku Abraham dan Allah ayahku Ishak, ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan berbuat baik kepadamu. Sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini.” Perhatikan “saya tidak layak” untuk hal yang paling kecil dari semua yang engkau berikan berdasarkan kasih setia-Mu dan juga cinta-Mu kepadaku. Ini adalah kasih karunia Allah yang begitu besar yang tidak terbayangkan yang diberikan kepada kita orang yang tidak berharga seperti ini dan kita seakan-akan dilebih-lebihkan oleh Allah bahkan dengan berkat yang bagi kita yang paling kecil sekalipun. Yakub hancur hatinya dengan mendapatkan berkat dari Tuhan. Yah berkat sehari-hari, dengan berkat adanya penambahan di dalam kekayaan. Untuk itu saja bukan berkat sorga Saudara-saudara. Dia tahu bahwa dia tidak layak untuk mendapatkannya. Siapa yang pernah hatinya hancur mendapatkan berkat Tuhan? Kapan terakhir Anda masuk ke kamarmu sendiri berlutut dengan berlinang air mata? Saudara dan saya mengakui dan menyadari bahwa tidak layak menerima berkat-berkat in? Saya mengkuatirkan kerohanian kita sakit saat ini. Saya harap bukan kematian. Kerohanian yang sakit dan menuju kepada kematian adalah ketika Saudara tidak bisa melihat berkat Tuhan. Kita berpikir bahwa ini seharusnya seperti ini, take it for granted. Saudara sekarang bayangkan dua kejadian ini. Yang pertama adalah Yakub, yang tadi kita baca. Yang kedua adalah Israel, keluar dari tanah Mesir. Saudara bisa lihat ini adalah anak kebinasaan. Allah sendiri bersumpah mereka tidak akan masuk ke dalam tempat istirahat. Ini adalah berbicara mengenai kekekalan, berbicara mengenai sungguh-sungguh surga. Saudara bisa lihat mana berkat yang lebih besar, Israel atau Yakub? Jelas Israel. Empat puluh tahun, setiap hari. Empat puluh tahun, setiap hari tiang awan dan tiang api dan manna dan air yang diberikan di padang gurun dan juga sandal yang tidak hancur. Allah begitu nyata di depan mereka. Air laut terbelah dan mereka jalan di dalamnya dan seluruh tentara Firaun yang besar dihancurkan di laut. Tetapi apa yang terjadi terhadap mereka? Mereka setiap hari menggerutu, menggerutu. Mereka tidak pernah puas dan selalu merasakan berkat itu kurang, berkat itu kurang. Masuk ke dalam self-pity selalu merasa dirinya kurang diberkati sehingga tidak pernah ada hati yang genuine untuk memuji Allah. Padahal mujizat begitu besar. Tetapi Yakub itu, “Aku tidak layak untuk mendapatkan hal yang paling kecil saja, dari kasih karunia, dari cinta yang Kau berikan padaku.” Saudara-saudara sekarang mengerti, mana anak Tuhan dan mana anak-anak kebinasaan? Sekarang cek diri kita. Apakah engkau suka menggerutu atau suka memuji Tuhan? Apakah hatimu keras atau hatimu lembut terhadap seluruh berkat yang Tuhan berikan? Apakah engkau pernah suami istri atau engkau satu keluarga berlutut bersama-sama dan bersyukur kepada Tuhan atas semua yang Tuhan berikan? Jangan berpikir itu memang seharusnya begitu. Itu diberikan Bapa segala kasih karunia, kasih sayang kepada kita. Jikalau engkau tidak bisa melihat berkat Tuhan ini, apapun alasanmu, engkau tidak pernah remuk hatinya. Maka pada pagi hari ini sebagai hamba Tuhan saya berkata kepadamu, bertobat! Kalau tidak, kamu pasti, pasti binasa. Sungguh engkau anak kegelapan. Engkau jangan pikir pokoknya saya pergi ke gereja. Saudara-saudara cek di dalam kerohanian kita. Orang-orang Puritan seperti dokter dalam kerohanian. Dia sangat tahu persis seperti dokter yang mahir yang meneliti langsung tahu itu cancer. Oh, saya tidak apa-apa, semuanya baik. Tak, ini cancer, ini tiga bulan lagi engkau pasti mati. Saudara-saudara jangan engkau cuma suka pergi ke gereja. Engkau pikir engkau orang Kristen. Apakah kita bisa melihat anugerah Tuhan dan menyukurinya? Harap kasih karunia Allah datang kepada kita semua.

Hal yang ke-4: ketika dalam masa yang baik, maka perhatikan dan pusatkan mata kita kepada pribadi Allah yang merendahkan diri sewaktu Dia memberi belas kasihan-Nya kepada kita. Sekali lagi jangan take it for granted. Allah ada di surga dan kita ada di bumi. Allah suci adanya dan Dia Raja di atas segala raja. Apa jaminan kita ketika kita berdoa meminta kepada Dia dan Dia memberikan kepada kita? Apa jaminan dari diri kita sendiri? Tidak ada. Apakah ada kewajiban bagi Dia untuk mendengarkan kita apalagi memberikannya kepada kita? Jawabannya adalah tidak ada. Ketika Dia mau mendengarkan kita dan memberikan berkat kepada kita, perhatikan, untuk melakukan hal itu, Dia merendahkan Diri-Nya. Kita diajar di dalam Alkitab bahwa Alkitab itu muncul di dalam konteks raja-raja, bukan muncul di saat demokrasi seperti ini. Orang boleh ngomong apa saja sama Perdana Menteri atau Presiden. Tetapi pada waktu itu tidak. Ini adalah waktu yang dipakai oleh Tuhan untuk mengajarkan umat-Nya bagaimana seharusnya melihat Dia dan melihat diri. Pada waktu zaman raja-raja kuno, maka semua orang yang mau menghadap dia ada peraturannya begitu ketat dan itu tergantung dari perkenanan raja. Misalnya saja Ester yang mau masuk ke dalam istana raja dan kemudian berbicara untuk permohonan. Maka itu bisa terjadi kalau raja menyodorkan tongkatnya kepada dia, tanda perkenanannya. Di dalam takhtanya yang berkilauan itu maka orang-orang yang membutuhkan kemudian berbicara dengan sungguh hati-hati. Ada satu hal saja raja tidak berkenan maka bukan permohonan yang tidak diberikan, dia harus mati. Apakah kita tahu jawaban doa bukan sesuatu yang sembarangan. Itu adalah karena Allah mau merendahkan hati-Nya mendengar dan memberikan belas-kasihan kepadamu dan saya. Inilah yang seharusnya membangkitkan jiwa kita untuk mengasihi Dia. Inilah yang seharusnya membangkitkan jiwa kita untuk remuk bersyukur kepada Dia, bukan saja karena jawaban ini tetapi karena hati-Nya lembut kepada kita. Sekali lagi, kalau Saudara-saudara dan saya mendapatkan jawaban doa, mendapatkan segala hal yang baik saat ini, bagian Alkitab ini bukan saja membawa Saudara untuk berterima kasih akan pemberian ini. Tapi ini ada karena Engkau mau merendahkan Diri mendengarkan aku yang berdosa ini. Maka itulah orang-orang yang mengerti Alkitab dan orang-orang kudusnya Allah sepanjang zaman, dia bersukacita bukan saja karena jawaban doa, dia bersukacita karena Allah; demikian kata Alkitab. Itulah yang disebut sebagai menikmati Allah. Apa tujuan hidup manusia? To glorify Him and to enjoy Him forever. Nikmati Tuhan. Menikmati Dia yang merendahkan Diri untuk mendengarkan kita. Mazmur 34:6 (7) “Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.” Mazmur 116:1 “Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.” Kenapa pemberian ini bisa mengobarkan cinta? Karena dia bukan saja melihat hasil pemberian tetapi dia tunjukkan pandangan kepada Tuhan.

Hal yang ke-5: Flavel mengatakan: “Perhatikan rancangan dan tujuan Tuhan dalam segala kenyamanan dan berkat yang diberikan kepadamu. Ketahuilah bahwa itu tidak dikirim untuk memuaskan keinginan nafsumu tetapi untuk memampukan engkau dan mempercepat engkau melaksanakan tugas panggilanmu dengan lebih bersukacita.” Saya mau tarik Saudara-saudara dalam hal ini. Dari tadi saya bicara serius tapi saya akan tekankan ini lebih serius. Saya mau tanya kepada Saudara-saudara, engkau mendapatkan segala kemudahan, engkau mendapatkan umur, engkau mendapatkan uang, engkau mendapatkan pendidikkan, engkau mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, engkau mendapatkan kesehatan. Saya mau tanya kepada Saudara-saudara, engkau berpikir apa dengan seluruh berkat-berkat Tuhan ini? Untuk apa? Alkitab dengan jelas menyatakan prinsip ini: Itu bukan untuk memuaskan nafsu kita tetapi diberikan Allah untuk mempercepat kita melaksanakan tugas panggilan kita sehingga kita bisa melakukannya dengan lebih bersukacita. Ada masalah besar dalam hal ini. Ada orang yang tadinya tidak dapat pekerjaan lalu minta-minta Tuhan untuk mendapat pekerjaan. Begitu dapat pekerjaan, begitu dapat uang maka dia melupakan bahkan tidak punya waktu untuk pergi ke gereja. Dengan mata kepala saya sendiri, saya melihat ada orang-orang yang tadinya tidak memiliki uang kemudian bekerja dan berusaha dan mendapatkan begitu banyak uang. Dan beberapa tahun itu saya lihat apa yang menjadi perubahan dalam hidupnya. Hanya satu, yaitu dia lebih sering holiday ke luar negeri. Cuma itu. Apakah dia lebih rajin untuk melayani Tuhan? Tidak. Apakah dia lebih sungguh-sungguh taat kepada Tuhan? Tidak. Apakah dia memberikan lebih banyak lagi untuk pekerjaan Tuhan? Tidak. Seluruhnya adalah untuk diri, untuk diri. Jangan berpikir bahwa ini tidak akan memberikan akibat yang buruk kepada kita. Beberapa tahun yang lalu, ada orang yang datang ke sini dan dia datang mengunjungi gereja ini. Kemudian dia bicara kepada saya, “Tolong doakan saya.” Kenapa? “Saya barusan dipecat dari pekerjaan”. Kemudian saya katakan kepada dia, “Saya akan doakan.” Dengan air mata dia mengatakan, “Saya ingin seperti orang itu.” Dia menunjuk satu orang yang juga saya kenal. Orang itu bukan terlalu kaya, bukan konglomerat tapi lumayan kaya tapi dia bisa melayani Tuhan dengan kekayaannya. Dia bisa pergi ke sana ke sini untuk mengabarkan Injil. Dan dia mengatakan: “Saya ingin seperti orang itu.” Lalu saya berdoa karena Alkitab mengatakan: “Nyatakan keinginanmu dalam doa.” Maka saya tanya kepada dia, “Engkau ingin apa?” Dia mengatakan seperti itu. Kemudian kami berdoa. Tidak lebih dari satu bulan dia mendapatkan pekerjaan. Dan kemudian saya melupakannya. Kemudian saya mulai menyadari dia kadang datang ke gereja, kadang tidak datang ke gereja. Dan ketika saya sadar, itu kurang-lebih 3 bulan kemudian, saya panggil dia dan saya tanya, “Kenapa engkau tidak pergi ke gereja?” Dia mengatakan: “Sekarang saya punya 2 pekerjaan dan saya tidak ada waktu untuk pergi ke gereja.” Saya melihat mukanya. Saya memandang matanya. Saya bisa melihat apa yang ada dalam hatinya. Orang seperti ini adalah orang yang tadinya meratap-ratap seakan-akan minta tolong kepada Tuhan tetapi begitu sudah mendapatkan berkat dia sebenarnya tidak perduli dengan Tuhan. Kemarahan muncul dari tempat saya. Saya pandang dia dengan tajam. Saya langsung bicara, “Engkau greedy!” Saya mengatakan dua tiga kali, “Engkau greedy!” Dia kemudian tidak lagi pergi ke gereja di sini. Saya tidak perduli.

Saya katakan kepada Saudara-saudara, kalau Saudara mau pergi ke gereja di sini, tidak mau ditegur dengan dosamu; tidak perlu datang! Saya mengatakan ini bukan karena saya lebih hebat. Karena memang Tuhan harus mendidik juga seperti ini bagi kita semua termasuk saya. Banyak orang ikut Yesus pada waktu itu. Dan ketika Yesus sedang berjalan, banyak orang di belakang Dia, kemudian Yesus menoleh. Apa yang dikatakan-Nya? Dia mengatakan bersyukur ya, banyak orang ikut Aku? Sama sekali tidak. Dia mengucapkan kalimat ini: “Jikalau engkau tidak mau membenci ayahmu, ibumu, anakmu laki-laki, perempuan, jikalau engkau tidak mau memikul salibmu dan engkau menyangkal dirimu maka engkau tidak layak menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:26-27) Kalau Saudara-saudara melihat Alkitab cuma secara fenomena luar, Saudara akan rasa ada penghiburan. Tapi kalau Saudara-saudara melihat dalamnya kalimat Tuhan, tajamnya seperti pisau bedah. Saya bicara sungguh-sungguh dengan hati saya. Saya tidak sedang action. Saya sedang bicara sesuatu di depan. Kalau Saudara tidak serius Saudara tidak perlu masuk gereja ini. Cari sana, gereja. Cari, saya tidak peduli gereja ini mau sepi, mau tidak, terserah. Saya tidak akan menyenangkan orang, saya tidak akan membuat relasi, membuat saudara tidak bisa melihat Firman. Saya ini tidak penting. Relasi dengan saya tidak penting. Ketaatan kita yang paling penting. Kalau Saudara mau mencari gereja yang indah musiknya, silahkan. Ada orang datang ke sini, kemudian pikir oh makanannya enak baru datang. Pergi sana! Kalau Saudara tidak mau serius, tidak perlu masuk gereja Tuhan. Engkau diberikan berkat, saya mau tanya untuk apa? Untuk apa? Pikir baik-baik. Alkitab katakan apa? Saudara, saya munculkan satu bagian Alkitab ini; kalau Flavel tidak memunculkan saya mungkin sekali akan jarang lihat ayat ini. Lihat Ulangan 28:47-48, “Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Allahmu, dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya, maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-galanya engkau akan menjadi hamba kepada musuh yang akan disuruh TUHAN melawan engkau. Ia akan membebankan kuk besi ke atas tengkukmu, sampai engkau dipunahkan-Nya.” Saudara bacalah kalimat ini! Sekali lagi Tuhan memberikan kepada kita kemudahan dan seluruh berkat itu bukan untuk memuaskan nafsu kita. Ada orang yang tadinya minta anak. Tak punya anak dikasih anak, makin dikasih banyak anak makin tidak bisa pelayanan. Seluruh berkat, termasuk uang, termasuk kesehatan, termasuk keluarga, keceriaan di dalamnya, anak-anak, supaya ketika melayani bisa makin melayani dengan keceriaan, dengan sukacita. Saudara melayani dengan sukacita, banyak orang yang ada di tempat-tempat yang sulit, dia melayani Tuhan. Hari Minggu pergi ke gereja saja, pulang mungkin ditembak. Berapa orang di Afrika, di Nigeria, di Korea Utara, berapa orang di Cina, mereka berkumpul beribadah saja, mereka pulang ditembak, mereka pulang ditangkap. Kita dikasih begitu banyak kebebasan. Begitu banyak kenyamanan. Tapi semuanya malah dibuat untuk memuaskan nafsu. Jangan kita berpikir berkenaan dengan dosa, itu adalah berzinah, mencuri, membunuh. Salah satu dosa yang paling sering kita lakukan di hadapan Tuhan dan menyakiti hati-Nya adalah kita tidak berespon dengan tepat terhadap anugerah yang Tuhan berikan kepada kita.

Hal yang ke-6: Perhatikan cara dan metode di mana berkat dan belas-kasihan Allah diberikan kepada kita karena darah Kristus dan perjanjian anugerah covenant of grace di dalam Kristus. Di dalam Alkitab ada satu prinsip doktrin ini dan ini adalah sesuatu kenyataan: segala anugerah yang diberikan dari Allah kepada gereja-Nya adalah di dalam Yesus Kristus. Itulah sebabnya kalau melihat Alkitab Saudara akan melihat orang-orang Reformed, Saudara akan melihat sentralitas Kristus Yesus, supremasi Kristus Yesus dan keutamaan Kristus Yesus. Berkat ini manis. Setiap kali engkau dan saya mendapatkan berkat pasti manis, pasti sukacita, pasti bahagia bukan? Tetapi yang termanis, Saudara menemukan ketermanisan yang paling puncak adalah ketika Saudara mengerti Allah menyalurkan berkat ini di dalam saluran Yesus Kristus. Tanpa salib tidak ada berkat Allah bagi kita. Tanpa salib tidak ada belas kasihan bagi kita. Tanpa Kristus disalib maka takhta Allah, takhta penghakiman bagi Saudara dan saya. Tetapi dengan Kristus di atas kayu salib maka takhta Allah itu disebut sebagai takhta kasih karunia kepada kita. Kalau mengerti prinsip ini maka seperti Samuel Rutherford itu menuliskan satu buku yang judulnya mencakup seluruhnya The Loveliness of Christ.

Hal yang ke-7 adalah pusatkan matamu atas seluruh kebaikan Allah dan kenyamanan yang diberikan kepadamu pada saat yang sama tidak semua orang yang lebih baik imannya dari kita menerimanya. Saya akan jelaskan apa yang Flavel katakan. Saudara sekarang coba lihat, orang-orang Kristen di Korea Utara. Saya mau tanya apakah iman mereka lebih rendah daripada kita? Jawabannya adalah tidak. Mereka lebih beriman bahkan. Atau seperti yang kemarin, seperti Voice of Martyrs, memberikan satu presentasi mengenai orang pergi ke gereja di Nigeria dan tiba-tiba diserang dan kemudian mati. Atau orang-orang yang di Cina, gereja bawah tanah yang tidak pernah mendapatkan Alkitab dan susah sekali dan kemudian box Alkitab itu dikirim kepada mereka, mereka buka itu dan semua puluhan orang itu mengerumuni, dan kemudian mengambil Alkitab dan kemudian mereka berteriak, mereka menangis karena mendapatkan Alkitab yang sudah puluhan tahun mereka tunggu. Apakah mereka memiliki iman lebih rendah dari kita? Tidak, mereka lebih kuat. Tetapi mereka bahkan tidak mendapatkan kenyamanan seperti kita. Pikirkan kebaikan dan kenyamanan yang diberikan Tuhan kepada kita, pada saat yang sama orang-orang yang jauh lebih beriman tidak mendapatkan apa yang sebenarnya mereka perlukan bahkan. Tetapi sekarang di mana respon kita? Siapa yang punya cuma satu Alkitab di rumah? Mungkin kita memiliki ESV, IVP, NLT, NET, Bahasa Indonesia, Gideon, kita punya begitu banyak Alkitab tapi saya mau tanya dibaca atau tidak? Beberapa hari Minggu ini saya sangat-sangat sedih dan sangat-sangat jengkel karena saya melihat dan saya mendengar sendiri ada orang-orang di dalam gereja kalau diajak pergi ke gereja dia mengatakan covid. Tetapi kalau ke mall, engkau pergi. Kalau makan di luar engkau tetap makan. Ini apa? Satu pembohongan. Kalau engkau mau mengatakan pergi ke gereja covid, boleh, engkau tidak usah pergi kemana-mana. Dan saya bicara ini bukan beberapa bulan yang lalu, saya bicara di tengah-tengah Sydney yang saat ini sangat declined tidak banyak lagi covid-nya. Engkau berlindung di dalam kalimat-kalimat pemerintah untuk gereja tapi kalau untuk dirimu sendiri engkau maju. Saya tanya apakah di Cina tidak ada covid? Di India tidak ada covid? Bagaimana di Nigeria tidak ada covid? Mereka bukan saja ada covid mereka bahkan mau masuk ibadah mungkin pulangnya mati. Sekarang saya tanya, kalau Saudara-saudara pergi ke gereja, kemudian Saudara tahu bahwa ini bahaya mungkin pergi ke gereja akan mati di gereja, saya tanya Saudara mau pergi ke gereja? Iman mereka jauh lebih kuat. Iman kita jauh lebih kecil. Tetapi kita take it for granted untuk seluruh kenyamanan yang Tuhan berikan.

Kemarin ada satu sahabat kami, hamba Tuhan, telepon kepada istri saya dan setiap kali mengingat dia hati saya remuk. Dia ada di gereja lain dan dia lebih muda dari saya. Tapi saya melihat pekerjaan Tuhan itu nyata. Dia adalah orang yang terkena sakit cancer. Dia bersaksi bagaimana dia sangat takut dan ketika dia harus masuk ke satu tabung yang besar, MRI, masuk begitu dan dia nangis dan mengatakan, “Tuhan aku takut.” Tapi kemudian dia bersaksi bahwa dia merasakan ada satu the presence of God yang menenangkan dia, begitu warm ada di situ dan dia tahu Tuhan “memeluknya”. Tahunan dia menderita penyakit cancer ini. Dan dia bukan orang yang punya banyak uang. Susah hidupnya. Apa yang mau saya katakan adalah saya melihat bahwa dia adalah orang yang imannya kuat. Saya menghormati dia. Dan kalau dia bicara sama saya, dia mengatakan susah di gerejanya. Dia kemarin bicara kepada istri saya, kamu tahu tidak, kita kalau bikin seminar, bikin apa, itu 20 orang yang datang. Oh, susah sekali digerakkan. Saudara dengar seperti itu bagaimana? Apa respon yang tepat? Kasihan? Orang yang kena sakit cancer saja mau sungguh-sungguh buat Tuhan padahal tahu gerejanya seakan-akan kaki dian sudah tidak ada. Dia kerja keras yang datangnya cuma 20. Kita sekali seminar yang datang 300-400 orang. Saya tidak katakan ini besar. Tetapi dibandingkan dengan gereja dia, dia mau gerakkan, susahnya luar biasa. Apa yang mesti kita pikirkan dengan keadaan ini? Satu hal, bukankah kita bersalah kalau kita tidak melayani Tuhan lebih keras? Kesehatan masih ada. Tuhan memimpin dengan jelas. Kita harus kerja lebih keras. Kenyamanan diberikan. Kenapa engkau membuang-buang anugerah hai Jemaat? Apakah engkau tidak tahu itu suatu penghinaan, menyakiti hati Tuhan?

Hal yang ke-8: Lihatlah semua anugerah yang kita terima. Semua itu dipakai Allah untuk menyegarkan kita dalam perjalanan kita menuju anugerah yang jauh lebih baik dan lebih besar daripada yang kita ada sekarang. Belas kasihan yang terbaik masih disimpan di akhirnya. Dan semua anugerah saat ini adalah perkenalan anugerah yang jauh lebih besar di depan. Saudara perhatikan, anugerah yang kita terima sekarang adalah suatu perkenalan saja dari satu anugerah yang jauh lebih besar yang kita terima yang tidak pernah akan diambil dari kita di dalam kekekalan. Anugerah terbaik itu masih tersimpan pada akhirnya, belum sekarang. Dengan seluruh pengertian ini, bukankah seharusnya kita bersukacita? Bukankah kita seharusnya bersyukur kepada Tuhan? Bukankah kita seharusnya bertobat dari menggerutu? Bukankah kita tidak seharusnya masuk dalam self-pity? Bukankah kita seharusnya lebih melayani Tuhan dengan lebih bergairah dan bersukacita karena seluruh kenyamanan yang Tuhan berikan kepada kita? Jikalau engkau tidak bisa melayani Tuhan lebih di masa yang terang, apakah mungkin engkau bisa melayani Dia di dalam masa kegelapan? Sebagai hamba Tuhan saya mendesak dan mendorong engkau dalam cinta kasih Tuhan biarlah kita boleh mengembalikan seluruh berkat ini hanya untuk kemuliaan Tuhan saja. Terpujilah Dia sampai selama-lamanya Bapa yang penuh belas kasihan, sumber seluruh berkat yang kita terima

Yeremia 18:11; Amos 3:6

Orang-orang Puritan mengatakan kepada kita mengajarkan kepada kita ketika engkau merenungkan providensia Allah, yang baik maupun yang buruk, renungkan Firman Tuhan juga. Itu adalah pelajaran yang ke-3 dari merenungkan providence dan pelajaran yang ke-4 dari merenungkan providence adalah ketika engkau merenungkan providence baik itu baik maupun buruk, ingatlah bahwa Allah itu penggerak pertama dari roda-roda providence ini. Akuilah Dia di dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Minggu yang lalu kita sudah berbicara berkenaan dengan providence yang positif, yang lancar, yang terang, yang nyaman. Sekarang kita akan berbicara berkenaan, dengan kalau kita mengalami jalan yang gelap, yang sulit, providence yang negatif, jalan penderitaan, apa yang harus kita renungkan? Pendeta Stephen Tong pernah mengatakan satu kalimat yang penting ini, di dalam penderitaan seseorang itu bisa bertahan atau tidak tergantung dia itu berbicara kepada dirinya sendiri seperti apa. Kita harus membicarakan apa yang itu Alkitab memang bicarakan kepada kita sehingga kita tidak tertipu dengan pikiran kita sendiri, dengan fenomena dan dengan suara setan. Sebelum kita masuk apa yang kita harus renungkan, ketika kita berada dalam kegelapan, maka kita akan melihat secara garis besar, apa yang Alkitab katakan ketika bicara mengenai penderitaan itu jatuh kepada anak-anak Tuhan.

Secara sederhana maka dua hal ini terjadi ketika penderitaan itu terjadi kepada anak-anak Tuhan, 2 konteks besar ini ada. Penderitaan itu untuk mengkoreksi kita yang berdosa sehingga di dalam koreksi ini ada efek dari sanctification yang terjadi dan di dalam posisi seperti itu hal yang harus kita lakukan adalah self-evaluation. Hal yang kedua adalah penderitaan itu dihadirkan Allah untuk menguji kita dan di tengah-tengah kita tekun maka penderitaan itu membawa iman kita makin lama makin kuat untuk mempermuliakan Kristus. John Piper dengan sangat baik menggambarkan yang pertama itu bicara mengenai evaluation dan yang kedua bicara mengenai endurance. Dua hal ini kalau saudara-saudara melihat dalam bagian Alkitab, dua-duanya diijinkan oleh Allah terjadi kepada gerejanya di dalam konteks Allah itu mengasihi kita. Ibrani 12:6 itu berbicara berkenaan dengan poin yang pertama. Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya dan mengesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jadi penderitaan itu diberikan karena Allah mau menghajar dosa kita supaya kita boleh belajar di dalam jalan kesucian untuk akhirnya kita mengikut Tuhan di dalam kekudusan. Yang kedua adalah seperti dalam kitab Ayub. Ayub mengalami penderitaan bukan karena dosa secara langsung. Setan meminta Ayub untuk dicobai dan Allah itu mengijinkannya dan seluruh pergumulan tersebut untuk menyatakan bahwa Ayub adalah orang yang tidak bercacat cela dan melalui ketekunan Ayub, Allah itu dipermuliakan. Dan saudara-saudara sekali lagi perhatikan presposisi yang Alkitab itu berikan kepada gereja-Nya. Bagi gereja-Nya, jikalau kita sungguh-sungguh anak-anak Tuhan, jikalau kita bukan orang yang hanya ber-KTP mengaku Kristen, kita adalah sungguh-sungguh anak Tuhan yang sejati, maka penderitaan yang timpa di dalam kita adalah sungguh-sungguh karena Tuhan itu mengasihi kita. Matthew Mead seorang Puritan mengatakan maka kasih itu adalah penggerak utama seluruh providensia Allah kepada gereja-Nya. Sekali lagi, kasih adalah penggerak utama seluruh providensiasi Allah kepada gereja-Nya.

Saya tidak sedang berbicara berkenaan orang di luar Kristus atau orang Kristen yang palsu. Tetapi ini adalah pelajaran bagi kita gereja-Nya di dalam Kristus yang sejati. Yang pertama adalah bahwa seluruh providensiasi yang negatif ini itu adalah dimulai dari kasih Allah. Dan yang kedua adalah kalau tadi saudara-saudara mengingat ada dua konteks besar, yang satu adalah koreksi dan yang kedua adalah ketekunan, dua hal ini sendiri tidak bisa dipisahkan secara mutlak karena di dalam koreksi itu ada proses pengudusan yang akhirnya dipakai oleh Allah untuk mempermuliakan Allah. Kristus itu kemudian akan dirajakan, ditinggikan dari pertobatannya dan hal yang kedua ketika bicara berkenaan dengan ujian, ternyata meskipun di dalam ujian, tidak ada dosa langsung yang berkaitan membuat orang itu menderita, tetap ada efek pengudusan yang terjadi karena tetap setiap manusia memiliki remnant of sin, sisa dosa yang ada di dalam hidup kita. Ayub 42 menyatakan, “Aku mencabut perkataanku dan dengan bertobat, aku duduk dalam debu dan abu.” Sehingga pada prinsipnya apapun saja penderitaan yang terjadi dalam gereja Tuhan akan menghasilkan dua efek besar ini, yang pertama adalah efek sanctification dan yang kedua adalah hasilnya adalah glorify Him dan hal yang ketiga yang penting adalah Alkitab mengajarkan di tengah-tengah penderitaan itu kita menderita bersama-sama dengan Kristus.

Kita yang ditebus oleh Kristus, kita dimateraikan oleh Kristus, kita berjalan di dalam kekudusan dan kita itu berjalan bersama-sama dengan Kristus dalam keadaan yang baik atau yang buruk menurut kita. Saudara-saudara, ada satu kalimat yang beberapa puluh tahun yang lalu saya mendapatkannya, saya tidak percaya dengan kalimat itu pertama-tama tetapi ketika saya mempelajari Alkitab, saya makin menyadari, ada kebenaran dari Firman itu. Kristus itu mengasihi kita bukan ketika kita berada di dalam keadaan good boy saja, ketika kita itu berada di dalam dosa dan kita itu bergumul dengan dosa, Dia menyertai kita. Dan William Perkins seorang Puritan itu mengatakan, bahwa mata Allah itu akan penuh dengan belas kasihan ketika Dia melihat gereja-Nya jatuh dalam 2 hal ini yaitu di dalam dosa dan di dalam penderitaan. Secara garis besar saya sudah mengatakan kepada saudara-saudara berkenaan dua konteks penderitaan itu hadir dalam hidup kita, pertama itu mengkoreksi dan kedua menguji dan kedua-duanya ada dalam efek sanctification dan untuk mempermuliakan Allah dan di tengah-tengah seluruh penderitaan ini, apa yang harus kita pikirkan? Di dalam poin ini maka John Flavel mengatakan, pikirkan 6 hal ini:

Hal pertama, tetapkan di dalam hatimu tentang kedaulatan Allah. Saudara-saudara, pandanglah pribadi-Nya yang jauh lebih tinggi dari segala sesuatu yang kita miliki. Mazmur 115:3 menyatakan Allah kita di surga yang melakukan apa yang dikehendaki-Nya, John Flavel mendorong kita untuk memikirkan sebenarnya keberadaan kita ini seperti apa. Bukankah kita datang ke dunia tanpa membawa apa pun saja? Kita tidak memiliki apapun saja dan seluruh yang kita miliki adalah pemberian dari Allah sumber segala berkat kita. Bukanlah sesuatu yang sama dan seharusnya jikalau kita menyerahkan, mengembalikan, melepaskan semua yang kita miliki kembali kepada Allah. Bahkan puluhan tahun yang lalu, kita tidak ada dalam dunia ini dan ketika Dia berkenan Dia menciptakan dan meletakkan kita di dunia ini dan pada saat titik itu pun, kita tidak ada syarat yang kita bisa sodorkan kepada Allah untuk kita hadir di dunia ini di mana pada saat apa dan dalam keadaan seperti apa. Itu adalah kedaulatan-Nya. Kedaulatan-Nya dinyatakan kepada kita, kepada Bapanya yang kekal dan sekarang dia kedaulatan-Nya dinyatakan juga di dalam providensia-Nya kepada kita. Allahlah yang menentukan kita menjadi mahluk dalam peringkat yang seperti apa. Dia mungkin saja membuat kita menjadi seekor ulat. Dia mungkin saja membuat kita menjadi manusia yang paling keji, hina, sengsara diantara seluruh manusia. Dan setelah Dia membuat kita mengalami seluruh sengsara hidup, Dia kemudian memasukkan kita di dalam kutukan keabadian di neraka sampai selama-lamanya, Allah berhak melalukan semua itu tanpa sedikit pun bersalah kepada kita. Tetapi sebaliknya malah Dia itu memberikan kepada kita satu kehormatan, Dia mengasihi kita, Dia mengirimkan anak-Nya mati bagi kita, memberikan Roh Kudus dan tuntunan Firman-Nya. Dengan seluruh pengertian ini, bukankah seharusnya kita bisa tenang di dalam penderitaan yang biasa yang kita tanggung ini? Penderitaan biasa yang kita tanggung ini bukan sesuatu yang besar, saudara-saudara ini diucapkan oleh orang-orang Puritan.

Orang Puritan bukan orang seperti kita saudara-saudara, John Flavel sendiri istri pertama mati, istri kedua mati, anaknya ada yang mati. Samuel Rutherford itu sepanjang satu tahun istrinya itu bangun setiap malam mengerang kesakitan sepanjang 1 tahun dan sebelum istrinya itu kemudian mati, dua anaknya mati beberapa bulan sebelumnya. John Owen itu memiliki 12 anak, mati 11. Orang-orang Puritan adalah orang yang menderita luar biasa dan John Bunyan itu dimasukkan di dalam penjara dan anaknya itu ada yang buta dan mereka itu mengalami penderitaan-penderitaan tapi saudara melihat kemenangan demi kemenangan, kita musti belajar apa yang sebenarnya ada di dalam kekuatan hati mereka. Kita mengalami sedikit saja penderitaan, kita berkeluh kesah. Kita kemudian marah kepada siapapun saja, kepada istri, kepada anak kita. Kita tidak mau berubah, kita mau terus aja memegang segala sesuatu karena kita merasa tidak adil dalam hidup kita.

Tetapi orang-orang Puritan dengan kesulitan seperti itu, dia menyadari kedaulatan Allah itu seperti apa. Dan ketika bicara mengenai kedaulatan Allah, Allah yang berdaulat yang menetapkan segala sesuatu di dalam kasih-Nya kepada kita. Kita seharusnya bisa menjadi apa tetapi kita mendapatkan apa. Dia kemudian mengatakan bukankah semua ini adalah penderitaan yang biasa? Luar biasa. Mazmur 46:10 adalah Mazmur yang sangat baik. Saudara-saudara perhatikan ayat 46:11 tepatnya di dalam Bahasa Indonesia adalah diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah, Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi.

Hal yang kedua yang kita perlu pikirkan, yaitu tempatkan kasih karunia dan kebaikan Tuhan di hadapan anda dalam seluruh pemeliharaan yang menyakitkan ini. Tempatkan kasih karunia dan kebaikan Tuhan di hadapanmu dengan semua pemeliharan yang menyakitkan ini. Dia yang mengarahkan kepada Musa di tengah-tengah kegelapan yang terjadi pada Musa, ketika Musa itu menyatakan itu show me Thy glory dan Tuhan itu menyatakkan dirinya berjalan di dalam lekukan gunung itu dan kemudian berseru, Tuhan, Tuhan yang penuh belas kasihan, Allah yang pemurah. Kapan dinyatakan Allah kepada Musa? Yaitu saat kegelapan paling besar terjadi kepada Musa. Penderitaan yang terbesar Musa bukan ketika dia dijajah Mesir, ketika dia lari dari kejaran Firaun yang dia gagal untuk bisa membela bangsanya. Tetapi penderitaan terbesar Musa adalah melihat umat Allah itu dibinasakan di depan matanya oleh pedangnya sendiri. Ini adalah hati seorang hamba Tuhan.

Kalau saudara-saudara melihat di dalam Alkitab, yang paling memilukan hati hamba-hamba Tuhan bukanlah di dalam penderitaan fisiknya, tetapi melihat jemaat Tuhan itu jatuh di dalam dosa, ketika melihat jemaat Tuhan itu dimurkai oleh Allah. Biarlah kita memiliki hati yang seperti ini, mencintai umat Allah, mencintai gereja Tuhan dan ini adalah hati dari orang-orang Puritan. Siapa yang mengasihi Allah, akan mengasihi juga jemaat-Nya. Musa tidak pernah berpikir bahwa dirinya diurapi dan dikuasi oleh Tuhan saja maka semuanya itu tidak perduli. Tetapi di saat Tuhan paling berkenan kepada dia, dia mengikutsertakan umat-Nya. Banyak hamba-hamba Tuhan itu kemudian itu yang paling penting adalah ‘aku’, engkau disisihkan oleh Tuhan, terserah, ‘aku’ diurapi dan engkau ditinggalkan oleh Tuhan, itu syukurin. Tetapi Alkitab mengajarkan tidak seperti itu, Musa mengasihi Allah dan mengasihi jemaat-nya. Musa dalam keadaan yang paling gelap pada waktu itu dan Tuhan itu menyatakan diri-Nya, Dia adalah Tuhan yang penuh belaskasihan dan pemurah. Matthew Mead mengatakan dalam semua providensia Allah yang mengalir kepada gereja-Nya, maka seluruhnya mulai dari gerakan kasih Allah. Kasih Allah adalah penggerak pertama dari seluruh providensiasi Allah kepada gereja.

Di dalam Efesus 1, saudara akan menemukan kebenaran Firman ini. Ketika bicara berkenaan dengan predestinasi, kita bicara berkenaan predestinasi itu seakan-akan seperti orang yang tidak mengenal Alkitab karena kita pikir itu adalah seperti takdirnya orang Islam. Efesus 1 bicara dengan predestinasi, ketika bicara mengenai dipilih sebelum dunia dijadikan, itu adalah karena Allah di dalam kasih-Nya memilih kita dan itu adalah sumber segala rahmat dan kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup kita. Perhatikan Efesus 1 dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Ini bicara bekenaan dengan kasih karunia, bicara dengan damai, Allah yang hadir kepada umat-Nya di dalam perdamaian setiap kali Yesus datang adalah damai sejahtera bagimu. Kalau saudara-saudara melihat dalam Perjanjian Lama, saudara bisa melihat ketika Yosua itu bertemu dengan seseorang, dia berkata engkau kawan atau lawan? Saudara-saudara maka sering sekali di dalam zaman-zaman kuno, orang itu hadir untuk melawan tetapi Allah yang seharusnya dalam kesucian menjadi lawan kita, Dia datang di dalam cinta kasih dan perdamaian yang dibuat-Nya untuk kita. Dan inilah predestinasi itu, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya. Efesus 1: 5, dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus kristus menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya. Di dalam kasih, Ia telah mempredestinasi kita, menetapkan kita sebelum kita bertindak apapun saja. Menetapkan untuk mengasihi kita sebelum kita melakukan kejahatan di depan. Itulah predestinasi, itu pilihan, saudara jangan berpikir yang tidak biblical. Apa pun saja yang terjadi di dalam providensia yang menyakitkan dan gelap. Maka itu lahir dari kasih Allah yang mengalir kepada kita.

BACA JUGA: PROVIDENCE OF GOD - PDT.BUDI ASALI, M.DIV.

Dari predestinasi, pilihan ini maka seluruhnya berkat-berkat itu muncul, saudara bisa lihat ayat 6 dan seterusnya. Sehingga Yeremia, nabi yang meratap itu, melihat kehancuran Yesusalem hasil dari penghakiman Allah itu, uniknya dia tetap mengatakan tidak berkesudahan kasih setia Tuhan, tidak habis-habisnya rahmat-Nya selalu baru setiap pagi. John Flavel mengatakan, apakah Tuhan mengambil beberapa hal yang engkau miliki? Bisa saja Tuhan mengambil semua yang kita miliki, tetapi Dia tidak melakukannya. Apakah engkau menderita? Lihatlah bagaimana belas kasihan Tuhan di saat engkau menderita itu, engkau tidak hancur. Jikalau kita bisa melihat bagaimana anugrah yang diberikan dan didapatkan oleh kita di tengah-tengah seluruh penderitaan ini, kita akan memiliki banyak alasan untuk kagum kepada belas kasihan Tuhan.

Hal yang ketiga adalah perhatikan kebijaksanaan Tuhan. Perhatikan jenis penderitaan yang diberikan yang ini dan bukan yang lain. Lihatlah waktunya sekarang dan bukan musim yang lain. Lihatlah derajat di dalam ukuran ini saja, bukan di dalam arti yang lebih besar lagi. Perhatikan juga topangan-topangan yang Tuhan hadirkan di tengah-tengah kita menderita, lihatlah hal-hal ini terjadi adalah untuk kebaikanmu bukan untuk kehancuranmu. Dan lihatlah seluruhnya itu dan tanamkan di dalam hatimu pertanyaan yang Tuhan tanyakan kepada Yunus, apakah engkau layak untuk marah? Ketika engkau memperhatikan seluruh pukulan Tuhan ini, bukankah engkau menyadarai bahwa tongkat-Nya diperlukan di dalam hidupmu untuk mendidik engkau terhindar dari kejahatan yang lebih besar? Bukankah jika dibiarkan kerusakan akan dosa yang engkau itu ada bisa berakibat jauh lebih mematikan tanpa melenyapkan dosa ini, anda mungkin binasa untuk selamanya. Alkitab ini mengatakan kepada kita dan orang-orang Puritan itu memberikan direction kepada kita untuk kita tidak salah fokus, gagal fokus, salah memperhatikan sesuatu. Di dalam poin yang ketiga ini, ketika ada suatu pemberitaan yang terjadi, kita akan melihat seluruh penyebab yang kedua dan itu tidak akan memberikan kepada kita kegunaan. Kita harus menyadari bahwa seluruh penyebab kedua adalah penyebab utama adalah Allah yang aktif, campur tangan di dalam hidup kita melalui penyebab kedua. Maka sebenarnya bicara berkenaan dengan penderitaan adalah bicara berkenaan dengan spiritualitas antara Allah dan aku. Di dalam Alkitab dengan jelas sekali, Israel Utara itu dihancurkan oleh Tuhan. Dan Alkitab mengatakan: “Itu semua karena mereka itu berdosa kepada Allah.” Di dalam kitab Daniel berkenaan Israel Selatan, di situ dikatakan: “Allahlah yang menyerahkan Israel Selatan dan Yoyakim itu kepada Nebukadnezar.” Tangan Allah sebagai penyebab utama/pertama itu aktif. Jadi ini adalah bicara spiritualitas. Ini bukan bicara bos saudara yang memecat saudara. Ini bukan bicara mengenai seseorang yang menipu kita. Ya, bagian itu selalu yang menjadi fenomena tapi umat Allah diminta untuk menyelesaikannya secara rohani. Jangan salah fokus. Fokusnya adalah Allah dan Allah yang secara pribadi, aktif berinterfensi langsung kepada kita, yang menunjuk dosa kita. Jadi fokus ke-2 yang kita musti perhatikan adalah diri kita untuk bertobat karena dosa kita. Banyak sekali orang berada dalam penderitaan itu tidak beres itu adalah karena terus melihat orang lain, terus sakit sama orang lain, terus lihat orang lain, terus sakit hati pada orang lain padahal yang Tuhan itu mau; you lihat dirimu, engkau yang berdosa, sehingga bertobat. Karena jikalau dibiarkan, dosa yang ada ini akan berakibat jauh lebih mematikan daripada penderitaan yang kita itu alami.

Hal yang keempat, yang kita pikirkan, yaitu letakkan kesetiaan Tuhan di hadapan anda di saat keadaan yang paling menyedihkan. Saudara perhatikan di dalam bahasa Inggris itu jelas; saddest providence. Saudara-saudara, banyak penderitaan selalu membuat kita sedih tetapi saudara-saudara ada penderitaan-penderitaan yang paling menyedihkan. Saudara-saudara, maka perhatikan kesetiaan Tuhan di hadapan anda. Kesetiaan Tuhan di hadapan anda. Saudara-saudara, ini adalah hal yang penting karena kesetiaan Tuhanlah yang menjadi satu berkat terbesar dari seluruh berkat yang Tuhan berikan pada kita. Tuhan sendiri menyatakan; mengirimkan Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus dan beberapa ribu tahun sebelumnya, Alkitab mengatakan, nabi-nabi mengatakan: “Anak ini akan bernama Imanuel.” Yesaya itu adalah kurang-lebih 700-800 tahun sebelumnya mengatakan: “Imanuel (God with us).” Allah yang hadir menyertai umat-Nya. Allah yang hadir untuk terus di dalam keadaan apapun saja berjalan bersama dengan umat-Nya. Saudara-saudara, di dalam penderitaan selalu kita akan bertanya why. Dan ketika di dalam keadaan seperti itu, kita tidak akan menemukan jawaban dari Tuhan. Nanti saya akan jelaskan lagi. Tetapi kita akan menemukan Tuhan yang hadir bersama-sama dengan umat-Nya di dalam kesetiaan-Nya memimpin umat-Nya melalui penderitaan, kepada gereja-Nya, kepada orang-orang di dalam Yesus Kristus. Saudara perhatikan, Mazmur 119:75 mengatakan: “Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan.” Mazmur 89:33-35. 1 Petrus 1:6-7. Kesetiaan Tuhan itu adalah segala-galanya dalam hidup kita. Kalau saudara-saudara melihat bagaimana orang-orang Kristen itu, mereka itu bisa kuat di dalam penderitaan maka saudara melihat bagaimana imannya itu kuat. Dan itu adalah permukaannya, tetapi di dalamnya itu saudara akan melihat, adalah kasih setia Allah yang menopang imannya. Di dalam kegelapan yang seperti ini, tetapi dilingkupi, dipeluk dengan kasih setia Tuhan. Kita akan melihat satu kebenaran ini, bahwa Allah itu tidak pernah menyerah kepada kita. Tongkat-Nya dipakai untuk melindungi kita. Perhatikan satu kalimat yang luar biasa dari John Flavel: “Allah lebih suka mendengarkan aku mengerang saat ini daripada mendengar aku meratap, melolong di dalam kekekalan.” Saudara perhatikan, Allah lebih suka mendengar saudara dan saya mengerang saat ini ketika kita didatangi penderitaan untuk menghajar kita daripada mendengar kita meratap di dalam neraka selama-lamanya. Ini adalah bentuk cinta-Nya yang bijaksana. Allah lebih memikirkan kebaikan kita daripada kemudahan hidup kita. Dia lebih memikirkan kebaikan kita daripada kemudahan hidup kita.

Hal yang kelima, di dalam penderitaan perhatikan semua kecukupan pribadi Allah di hari penderitaan. Apapun saja yang hilang di dalam hidup kita, kita akan melihat ada kecukupan di dalam pribadi-Nya Allah. Pribadi Allah itu akan mencukupi seluruh kebutuhan kita. Pribadi Allah adalah seperti sumber mata air yang terus menerus memancar meskipun beberapa pipa-pipa itu dipotong sampai tidak dapat mengalirkan beberapa bagiannya kepada kita tetapi sumber air itu terus memancar dengan limpahnya bagi kita.

Sekali lagi saudara-saudara, satu hal yang paling sulit di dalam penderitaan adalah setiap kali kita menderita, kita akan bertanya why. Dan tidak ada jawabannya. Kalau orang itu terkena sakit cancer. Dan kemudian dia tanya sama kita; Kenapa dia kena sakit cancer? Saya mau tanya kepada saudara-saudara, saudara bagaimana menjawabnya? Biarlah kita tidak menjadi penghibur-penghibur sialan, demikian kata Alkitab. Saudara-saudara, kita mengatakan: “Kamu makan sambal botol terus. Itu banyak pewarnanya.” Dan kemudian dia akan mengatakan: “Orang itu makan lebih banyak daripada aku dan tidak kena sakit cancer.” Saudara-saudara, apapun saja jawaban terhadap penderitaan, tidak akan memuaskan orang yang sedang menderita. Misalkan saudara parkir mobil di luar, kemudian keluar dari sini, mobilnya sudah penyok. Saudara akan sedih, marah, saudara akan menuntut siapa yang membuat ini dan kemudian tidak ada yang mengatakannya. Saudara akan menyesal, bukan saja menyesal, nyesek di dalam batin saudara. Dan di dalam keadaan seperti itu saudara mencari-cari jawab. Dan saudara tidak mendapatkan jawabannya. Di dalam keadaan seperti itu, seumur hidup saudara tidak mendapatkan jawabannya. Ada orang yang mengatakan: “Oh, itu adalah karena dosa.” Yah memang benar saudara ada bagian itu. Saya sudah bicara di depan. Tetapi itu pun tidak akan bisa menyelesaikannya. Karena kalau sudah bertobat dari dosa itu pun, penderitaan itu mungkin tetap ada karena di dalam pengizinan waktunya Tuhan. Dan jiwa kita itu terus mengerang dan tidak puas. Ada seorang hamba Tuhan yang kemudian bicara kepada orang yang sedang sakit. Dan kemudian orang itu tanya: “Kenapa saya seperti ini?” Dan hamba Tuhan itu mengatakan: “Karena dosa. Bapak pasti ada ini.” Lalu kemudian dia mengatakan: “Tidak.” “Bapak pasti ada ini.” “Tidak.” Kemudian: “Bapak pasti ada dosa-dosa.” Dengan kejujuran dan bukan dengan kesombongan, bapak itu mengatakan kepada hamba Tuhan itu: “Memangnya bapak ga ada dosa yah?” Dan itu yang karismatik itu ajarkan.

Alkitab kita adalah Alkitab yang jujur sebenarnya. Alkitab kita akan memunculkan terangnya ketika seseorang itu mendatanginya dengan kejujuran. Tetapi jikalau saudara-saudara ikut gerakan karismatik, saudara akan tahu bahwa hamba-hamba Tuhan itu dan banyak orang itu tidak mau mengakui di dalam kejujuran Firman Tuhan itu, menyembunyikan sesuatu. Di dalam hal-hal yang baik, Allahlah yang menetapkan itu terjadi. Di dalam hal-hal yang buruk, Allah juga yang menetapkan itu terjadi. Dia adalah Allah di dalam hal yang baik dan yang buruk yang terjadi di dalam dunia ini termasuk dalam kita anak-anak-Nya. Dialah juga yang memberikan corona ini di tengah-tengah kita. Ini bukan kebetulan. Ini juga bukan kiriman setan. Ini Allah yang menetapkannya terjadi. Kalau saudara-saudara berpikir bahwa ini adalah setan, pertama-tama saudara akan terhibur tetapi saudara tidak bisa untuk melaluinya. Tetapi kalau saudara-saudara melihat Alkitab bahwa ini adalah dari Allah yang menetapkan, seakan-akan doktrin ini pertama sulit ditelan tetapi saudara akan memiliki kekuatan untuk terus melaluinya. Karena bagi kita gereja-Nya, penetapan Allah terjadi kepada kita, seburuk apapun itu, penggerak utamanya adalah cinta-Nya kepadaku. Dan setiap kali, di dalam keadaan yang paling menyedihkan maka sebenarnya Dia menarik kepada diri-Nya untuk membuat jiwa kita yang ditebus-Nya itu puas dengan wajah-Nya. Sekali lagi, di dalam penderitaan selalu ada pertanyaan why dan tidak ada jawaban di dunia ini. Apakah saudara pernah melihat Ayub yang mengerang kepada Tuhan dan kemudian Tuhan jawab: “Kamu menderita karena ini, karena ini, karena ini.” Tidak. Sebaliknya, saudara-saudara, Allah tidak menjawabnya tetapi Allah membawa Ayub untuk mengenal-Nya lebih. Dia akhirnya mengetahui bahwa Allahku itu hidup dan aku itu akan bangkit dari kematian. Matanya sekarang dibawa oleh Allah untuk melihat ribuan tahun setelahnya itu kepada salib Yesus Kristus. Setiap penderitaan akan membawa hati kita untuk melihat salib. Di atas salib tersebut ada satu Pribadi yang tidak pernah berdosa, tidak pernah apapun saja dan menderita. Dan Dia adalah Yang Kudus itu Anak Allah. Dan Dia turun ke dunia menderita. Itulah God with us. Dia bukan memimpin kita dengan kalimat-kalimat pengajaran. Dia memimpin kita dengan diri-Nya di dalam penderitaan. Saudara tidak mungkin mendapatkan dari agama, dari iman, apapun saja. Inti dari kekristenan adalah pribadi Allah yang menderita itu sendiri hadir di tengah-tengah kita. Dan membawa kita dengan Diri-Nya, dengan wajah-Nya membuat kita puas. Membawa kita menuju hidup yang bangkit. Ada satu kalimat dari C.S. Lewis meskipun kalimat ini bukan di dalam problem of evil tetapi kalimat ini sangat tepat untuk menyatakan berkenaan dengan the problem of evil. Dia mengatakan begini: “Aku tahu Tuhan mengapa Engkau tidak memberikan jawaban, Engkau sendirilah jawaban itu. Di hadapan wajah-Mu semua pertanyaanku hilang. Jawaban apa lagi yang aku perlukan untuk mencukupkan diri?” Seluruh kebutuhan kita adalah pada sumber air yang tetap memancar itu. Meskipun kenyamanan-kenyamanan yang di tempat kita, meskipun alirannya, pipa-pipanya itu dipotong beberapa bagian tetapi sumbernya itu adalah tetap untuk kita. Flavel menyatakan dalam hal ini perhatikan seluruh kecukupan dari Pribadi Allah.

Hal yang keenam adalah perhatikan kekekalan Allah. Allah yang tidak berubah. Dia-lah batu karang yang kekal itu. Yakobus 1:7 menyatakan Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Yesus Kristus adalah tetap sama kemarin, hari ini dan selama-lamanya. Kalau saudara-saudara mengerti tentang Allah yang Maha Kasih tetapi Dia berubah, maka kita tidak memiliki kepastian itu. Tetapi Allah di dalam Firman-Nya menyatakan Diri-Nya itu tidak berubah. Perjanjian-Nya itu tidak berubah. Dan singgasana-Nya itu tidak bergoncang. Dan Firman-Nya itu tetap untuk selama-lamanya. Perhatikan sifat-Nya itu tidak berubah, dan perjanjian-Nya kepada kita tidak berubah, dan takhta-Nya itu tidak bergoncang, dan Firman-Nya itu tetap tidak berubah sampai selama-lamanya. Langit dan bumi itu akan lenyap tetapi Firman-Ku itu akan tetap untuk selama-lamanya. Dia-lah satu-satunya pengharapan kita bukan suami, bukan istri, bukan anak, bukan siapa pun saja di dunia ini.

Saudara-saudara pernah mengalami goncangan? Kalau saudara-saudara ada di pesawat dan pesawat itu sedang turbulence, dan kemudian saudara dengan mata yang meratap minta kepada yang di samping saudara untuk menolong saudara, dia juga tidak bisa apa-apa, dia juga turbulence. Kalau kita sedang bergoncang, saudara mesti memegang sesuatu yang tidak bergoncang. Kalau saudara-saudara berada dalam gempa, sebelah kanan dan kiri saudara berada dalam gempa, dia tidak mungkin bisa menolong saudara. Di dalam penderitaan yang membuat kita bergoncang dengan hebat apakah penghiburan kita? Di mana kita bisa kuat? Memegang yang tidak berubah. Memegang yang tetap ada untuk selama-lamanya. Berlindung di bawah singgasana-Nya yang tidak bergoncang. Dan kesetiaan-Nya yang kekal untuk selama-lamanya kepada gereja-Nya. Itu pengharapan kita satu-satunya. Orang sombong, orang bodoh saja saudara mengharapkan yang lain, mengharapkan uang, mengharapkan seluruh dari relasi manusia. Harapkan Tuhan di dalam Yesus Kristus! Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnya bangsa itu seperti rumput. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi Firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya. Matahari itu akan terus bersinar di dalam awan yang gelap.

Di dalam Alkitab dikatakan orang yang menanti-nantikan Tuhan dia akan seumpama dengan rajawali dengan kekuatan yang baru. Saya pernah mendengarkan cerita ini pada waktu saya muda: Apa yang membedakan antara rajawali dengan seluruh burung-burung yang lain? Dia disebut sebagai raja dari seluruh burung. Saudara-saudara, seluruh burung yang lain ketika ada thunderstorm maka mereka akan berusaha untuk berlindung. Tetapi burung rajawali itu tidak. Burung rajawali ketika thunderstorm itu datang dan ketika angin itu mulai kencang, maka dia tidak lari dari angin itu. Dia akan berusaha sedemikian rupa yang sudah masuk ke dalam angin itu masuk lebih dalam pusaran angin puting beliung itu. Dengan seluruh kekuatan sayapnya, begitu dia masuk dan kemudian dia mengubah arahnya, dan kemudian dia menukik ke atas dan sekarang tanpa kepakan sayap tapi dia membentangkan sayapnya sebesar mungkin menggunakan seluruh kekuatan angin tersebut dan dia terus meluncur melampaui awan yang gelap itu sampai dia berjumpa melihat lagi matahari yang tetap cerah pada tempatnya. Itulah kekuatan pada kekristenan. Itulah kekuatan orang-orang yang Tuhan sendiri pimpin. Saudara-saudara lihat bagaimana orang-orang Puritan itu bisa menang di dalam penderitaan. Memperhatikan Tuhan yang tidak berubah. Allah yang mencintai kita di saat yang baik, Dia adalah tetap mencintai kita di dalam saat yang buruk. Gabungkan seluruh pandangan tentang Allah ini maka Dia akan membawa kita berjalan di dalam jalan-jalan yang gelap bersama-Nya untuk menuju kepada kemenangan, demikian Flavel menyatakannya. Saya tidak layak untuk berkhotbah. Tapi kita mengucap syukur kalau kita pernah melihat orang-orang yang Tuhan itu pakai yang menderita, yang sulit tetapi belajar memegang Allah seperti orang-orang Puritan. Kristuslah kepala gereja, Dialah yang pertama kali masuk ke dalam penderitaan itu. Dan diikuti oleh orang-orang kudus-Nya termasuk orang-orang Puritan yang mengajarkan kita jalan-jalan seperti itu yang mereka alami. Apa yang kita itu perlu renungkan? Dan kiranya gereja Tuhan, kita semua boleh sungguh-sungguh memperhatikan ketika hari-hari seperti itu mungkin datang dalam hidup kita.

Siapa yang selama ini engkau marah akan seluruh hal yang buruk terjadi dalam hidupmu? Bertobatlah karena Allah itu mengasihi engkau. Lihatlah salib Yesus Kristus, Dia Allah yang menyertai kita di dalam penderitaan. Dan di dalam penderitaan ini siapa yang terus bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Biarlah kita boleh melihat Allah dan kita bertobat untuk seluruh dosa-dosa kita. Jangan menyalahkan keadaan, jangan menyalahkan orang lain. Lihatlah penggerak pertama dari seluruh providence ini, yaitu Allah itu sendiri. Allah yang mengasihi gereja-Nya.CARA MERENUNGKAN PROVIDENCE OF GOD.
Next Post Previous Post