MAZMUR 119:1-24 (JALAN KEBAHAGIAN)

Pdt. Agus Marjanto, M.Th.
MAZMUR 119:1-24 (JALAN KEBAHAGIAN)

Mazmur 119:1-8

Mazmur pasal 119 adalah perikop yang terpanjang di antara seluruh Alkitab. Mazmur ini berisi puji-pujian kepada Firman Allah. Di dalam Alkitab kita bisa melihat bagaimana Pemazmur memuji Allah tetapi dalam Mazmur pasal 119 ini Pemazmur memuji Firman Allah.

Mazmur ini mengajarkan kita akan kepenuhan dan kedalaman segala sisi Firman Tuhan bagi manusia dan bagaimana seharusnya manusia berelasi dengan Firman Allah. Ketika kita membaca setiap bagian Mazmur maka kacamata kita adalah Mazmur pasal yang pertama.

Hanya ada dua macam orang di dalam Mazmur pasal pertama dari kacamata Allah, orang fasik yang berjalan di jalan orang berdosa dan orang benar yang menyukai Firman Allah dan merenungkan Firman Allah siang dan malam. Mazmur pasal 119 boleh dikatakan adalah elaborasi yang panjang dan luas berkenaan dengan apa keunggulan Firman Tuhan.

Mazmur ini menjabarkan keseluruhan kualitas Firman itu dari berbagai sisinya. Mazmur pasal 119 terdiri dari 22 bait dan setiap baitnya ada delapan ayat, tiap ayat pada setiap baitnya dimulai dengan urutan abjad Ibrani. Delapan ayat pertama adalah Aleph, delapan ayat yang kedua adalah Beth, delapan ayat yang ketiga adalah Gimel, delapan ayat yang keempat adalah Daleth, dan seperti itu terus sampai 22 huruf Ibrani itu seluruhnya memiliki kedelapan ayatnya. Urutan seperti ini disebut sebagai akrostik.

Dalam Perjanjian Lama, susunan akrostik seperti ini ada dalam Mazmur pasal 119, Kitab Ratapan, dan juga di dalam Amsal pasal 31 tentang isteri yang cakap. Orang Ibrani menuliskan bagian-bagian Alkitab dengan sistem akrostik seperti ini pertama adalah untuk mudah dihafal karena memang setiap bagiannya bersifat pengajaran didactic. Jadi memang ayat-ayat ini adalah ayat-ayat yang dimaksudkan untuk dihafal. 

Saya masih ingat ketika kami dikumpulkan oleh Pendeta Stephen Tong, diberikan ujian kependetaan. Kemudian ada wawancara dan pembahasan berkenaan dengan biblika dan semuanya, melihat hasil dari apa yang ada pada kami, lalu Pendeta Stephen Tong pada kalimat pembukanya mengatakan saya sungguh tidak layak untuk menjadi hamba Tuhan dan anda lebih tidak layak lagi. Karena banyak hal yang kami tidak kuasai. Apakah saudara tahu bahwa zaman dulu, orang-orang di dalam gereja yang ditahbiskan menjadi hamba Tuhan harus menghafalkan keseluruhan ayat Mazmur pasal 119. Kalau tidak hafal tidak lulus.

Saya bersyukur saya dilahirkan zaman post-modern. Seluruh ayat ini ditulis orang Ibrani secara akrostik adalah bersifat pengajaran supaya mudah diingat. Selain itu, yang kedua adalah menyatakan kedalaman dan keluasan topik yang sedang dibahas. Dalam Ratapan pasal ketiga saudara akan menemukan Aleph, Beth, Gimel, itu berlapis-lapis di dalamnya. Bukan cuma satu tetapi beberapa ayat Aleph, beberapa ayat Beth, terus seperti itu. Sebenarnya mau menyatakan kedalaman dari kesakitan dan keluasan daripada kehancuran, dan itulah Ratapan. 

Pada Amsal pasal 31 berkenaan dengan isteri yang cakap, secara akrostik, maka orang yang menuliskan Amsal itu menyatakan figur perempuan yang ideal. Bagaimana dia tidak ada cacat cela sama sekali, sempurna. Dalam dan luas. Sama juga dengan Mazmur pasal 119. Ditulis secara akrostik, bicara mengenai A sampai Z, dari alpha sampai omega, dari Aleph, Beth, Gimel sampai Sin Shin Taw. 22 abjad bicara berkenaan kedalaman dan keluasan keunggulan Firman Allah. 

Tetapi ada satu hal yang lebih menakjubkan dari Mazmur pasal 119, di dalam setiap ayat Mazmur ini selalu menyebutkan kata Firman atau sinonimnya. Mazmur 119:1-8 saja mari kita lihat. Ayat yang pertama. “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN.” 

Ayat yang kedua. “Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya,..” Ini adalah kata yang lain untuk menyatakan Firman (sinonim). Kadang dia mengatakan Taurat Tuhan, kadang dia mengatakan peringatan-peringatan-Nya. 

Ayat yang ketiga. “… yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.” 

Ayat yang keempat. “Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu …” 

Saudara akan menemukan ini dalam setiap ayat. Dari 176 ayat, hanya lima ayat yang tidak menyatakan hal ini. Dalam 176 ayat akan menemukan Hukum di dalam bahasa aslinya Torah. Firman dalam bahasa Ibraninya adalah Dabar. Peringatan dalam Hebrew-nya adalah Edot. Jalan adalah Derek. Titah (Piqqudim). Ketetapan (Huqqim). Perintah (Miswot). Hukum (Mispatim). Janji (Imrah). Dan jejak atau langkah (Natiyb). 

Ada sepuluh kata yang bersinonim dengan Firman di dalam 176 ayatnya. Dan Rabi-Rabi Yahudi mengatakan itu adalah perwakilan sepuluh perintah Allah. Luar biasa unggul Mazmur pasal 119 ini. Sekarang saya akan masuk ke dalam intinya.

Orang-orang Puritan selalu berkhotbah dengan cara yang paling sederhana dan jelas. Dia selalu menuju titik berat maksud perikop Alkitab. Mazmur pasal 119 ini begitu panjang lebar, dengan cara berpikir orang Puritan, dengan kesederhanaan, dengan kejelasan (clear), maka Mazmur pasal 119 ini tujuannya apa? Secara sederhana hanya satu hal yaitu jalan kebahagiaan. 

Di tengah-tengah promosi seluruh product di dunia ini, yang menyatakan engkau pakai product ini akan berbahagia. Engkau lakukan ini maka engkau akan berbahagia. Engkau memiliki relasi dengan ini maka engkau berbahagia. Engkau memiliki ini maka engkau berbahagia. Ada orang mengatakan bahagia adalah aku memiliki ketenaran, aku memiliki uang, aku memiliki isteri yang cantik. 

Pada waktu saya masih remaja salah satu hal yang saya sulit mengerti adalah kenapa orang dengan isteri cantik kemudian cerai. Bukankah itu segala-galanya dalam hidup? Dunia ini menawarkan seluruh kebahagiaan. Saudara mungkin mengatakan aku tidak percaya dengan hal itu, tetapi ketika engkau tidak mendapatkannya kenapa engkau sedih. Kebahagiaan adalah satu topik yang dibahas oleh manusia berabad-abad. Aristotle mengajarkan, kita semua harus mendapatkan the supreme good for man. Itu harus menjadi the end, the purpose and goal of our lives. 

Ketika kita tanya kepada Aristotle, apa the supreme good for man itu, yang menjadi end, purpose and goal of life? Yang kalau kita mendapatkan hal itu maka hidup kita mendapatkan arti (meaning of life). Dan Aristotle mengatakan happiness. Happiness akan memimpin hidup kita. Happiness akan membuat hidup kita berarti. Carilah kebahagiaan sebagai pencarian tertinggi yang utama. Jangan mencari sesuatu yang di bawah (subordinate) dari hal itu. Kebahagiaan itu dicari oleh kita semua kalau kita jujur. Tuhan tidak mengatakan itu adalah sesuatu yang salah. 

Kita di dunia ini bukan mencari penderitaan dan kekristenan tidak membuat saudara mencari penderitaan. Kekristenan mengajarkan kepada kita bahwa ada jalan yang disangka lurus tetapi ujungnya maut. Alkitab kekristenan mengajarkan kita mencari kebahagiaan, tetapi engkau mencari kebahagiaan dengan berusaha untuk mendapatkan uang yang banyak, menjadi terkenal, menikahi orang yang cantik, atau engkau berhasil dalam hal ini dan hal itu, 

Alkitab mengatakan dengan jujur engkau akan salah. Bahkan ketika engkau memiliki satu relation yang engkau pikir engkau akan bahagia dengannya engkau akan salah karena ada kehadiran dosa yang tidak terhindarkan, engkau pasti kecewa. Maka ini adalah sesuatu jalan yang engkau pikir adalah lurus tetapi ujungnya adalah maut. Engkau tidak akan bahagia dengan apapun saja yang ada di dunia ini. Apa jalan kebahagiaan menurut Alkitab? Alkitab mengatakan taatlah kepada Firman Allah. 

Alkitab mengajarkan di luar ketaatan kepada Firman Allah, engkau dan saya tidak akan menemukan kebahagiaan yang sejati. Sehingga di sini dikatakan: “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.” Apakah sungguh-sungguh kita mempercayai hal ini? Yang berbahagia adalah yang menaati Firman. 

Bahagia dan obedience tidak bisa dipisahkan. Di sini dikatakan berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN. Ini artinya hidupnya sehari-hari adalah belajar menaati Firman Allah. Firman Tuhan ini bukan sekedar konsumsi akademik saja, tetapi adalah practical matter. Bagi orang Ibrani mengetahui atau mengenal suatu kebenaran (truth), itu tidak dibangun sebagai philosophicalsystem. Tetapi mengetahui atau mengenal kebenaran adalah suatu respon tindakan komitmen di dalam action terhadap object atau seseorang yang kita mau tahu. 

Dan di dalam case Firman, maka ketika bicara berkenaan aku tahu, aku mengenal Firman, di dalam konsep orang Ibrani adalah aku memiliki tindakan komitmen di dalam action, respon di dalam keseharian terhadap Firman. Saya adalah seorang yang berkhotbah, mengajar Teologia, dan sering sekali terjebak di dalam hal ini. 

Ketika saya mempelajari Firman ini atau bagian-bagian Firman yang lain, saya membaca buku-buku begitu banyak. Saya membaca buku sana sini dan ketika saya sudah menyelesaikan satu topik, saya terjebak kepada satu pikiran, yaitu saya sudah mengetahui semuanya. Saya sudah mengenal topik ini. Saya terjebak kepada filosofi, I think therefore I am. Saya akan keluar dari tempat belajar saya, menjadi orang yang lain, karena saya lebih tahu daripada sebelumnya, dan saya bisa mengatakan pada saudara-saudara dan berbicara berjam-jam tentang topik itu. 

Tetapi konsep Alkitab bukan seperti itu. I obey therefore I am. Jadi saudara-saudara bisa mengatakan I am adalah karena saya obey. Pak Tong pernah mengatakan manusia tidak diukur dari apa yang dia makan, apa yang dia rasa, apa yang dia pikir, tetapi manusia itu diukur dari bagaimana responnya terhadap Allah dan itu adalah obedience. 

Poin pertama adalah bicara berkenaan dengan apakah sungguh kita mau berbahagia dan Alkitab mengatakan tidak ada jalan kebahagiaan yang lain kecuali di dalam Firman Allah dalam ketaatan. Alkitab menyatakan ketika berbicara mengenai mengetahui, mengenal itu adalah hidup di dalam ketaatan. Bukan hanya sekedar mengetahui. 

Meskipun GRII “dipuji karena kedalaman Firman”, perhatikan baik-baik bahwa ini tidak cukup. Ini bukan tempat kita menyombongkan diri, juga bukan tempat untuk kita bermegah. Yang menjadi tujuan adalah bukan saya itu berpikir tentang Firman, yang menjadi tujuan adalah saya boleh taat kepada Firman. Adalah benar bagaimana kita bisa obey kalau kita tidak understand, tetapi sekali lagi di dalam poin ini saya mau menegaskan ketika kita understand it is not enough. 

Orang-orang yang mengubah dunia bukan scholar-scholar, Phd. di dalam Teologia. Orang yang mengubah dunia adalah orang-orang yang taat menjalankan Firman yang dia tahu entah dia adalah Phd. di dalam sekolah Teologia, ataukah ibu rumah tangga yang paling sederhana. Tetapi mengerti Firman dan menjalankannya itu yang mengubah hidup dan dunia. 

Kenapa gerakan Reformed ada pada abad 15-17? Kenapa orang-orang Puritan itu muncul? Karena mereka memikirkan bagaimana orang-orang di bawah bisa taat kepada Firman, sedangkan Firman itu diselewengkan dari mimbar. Zaman ini kita melawan Liberal dan kita melawan penafsiran Karismatik yang liar. Melalui mimbar, melalui pengajaran yang sejati, kita tidak bisa menerima mereka. 

Kita berperang secara rohani kepada mereka dan kita menyatakan satu prinsip kebenaran interpretasi yang sehat dan dalam, tetapi tidak cukup sampai di sana, harus ada obedience terhadap Firman. Itu Reformed. Reformed bukan cuma cara berpikir. Sesehat apapun Teologia itu, Reformed adalah dorongan untuk kita mengabdi kepada Allah di dalam ketaatan.

Selanjutnya yang menjadi penekanan ayat-ayat ini adalah, ketika kita membaca ayat-ayat ini, misalnya saja ayat yang pertama dan yang kedua, saudara akan menemukan dan berpikir bahwa ada orang-orang yang memiliki kehidupan yang khusus, tidak seperti kita. Dikatakan hidup tidak bercela. Hidup yang menurut Taurat Tuhan. 

Hidup yang tidak melakukan kejahatan. Saudara akan berpikir bahwa orang-orang ini adalah orang-orang yang perfect, tidak ada cacat cela di dalam seluruh hal ketika dia menaati Firman. Itu adalah orang yang berbahagia. Tetapi mari kita melihat secara keseluruhan apa yang Alkitab katakan. Apakah Mazmur pasal 119 ini mengajarkan perfectionist? Orang yang tidak ada kesalahannya? Ketika saya pertama kali membaca ini dan saya tidak meneliti apapun saja, saya ingin cepat menutupnya karena saya tahu ini bukan saya. 

Saudara-saudara mungkin akan mendengarkan pembacaan Alkitab lalu akan langsung tahu, ini bukan saya. Saya adalah orang yang berkali-kali jatuh, demikian kata saudara dan saya. Ayat ini mengatakan bahwa orang ini tidak bercela. Orang ini seratus persen menurut jalan yang ditunjukkan Allah. Tetapi apakah Pemazmur menyatakan seperti ini? Jawabannya, tidak. 

Saya akan jelaskan nanti di dalam Mazmur ini, tetapi di dalam Alkitab secara keseluruhan akan menemukan prinsip bagaimana pergumulan menjadi seorang Kristen terhadap Firman Allah. Misalnya saja dalam Roma 7:15-23. Saya akan membacakan bagi saudara-saudara sekalian.

Kalau saudara-saudara melihat Alkitab, menyelidikinya secara luas, saudara akan menemukan bahwa setiap nabi, rasul, dan orang kudus Allah sekalipun memiliki pergumulan seperti ini. Tidak ada satu manusia pun yang hebat yang dipakai oleh Allah yang tidak ada pergumulan melawan dosa. 

Berkali-kali mereka jatuh, dan bahkan kejatuhannya seakan-akan begitu fatal di depan mata manusia. Kalau saudara dan saya berada di dalam cengkraman setan dan pikiran kita dikelabui oleh setan, kita akan merasa putus asa karena kita merasa bahwa kita tidak ada bedanya antara sebelum kenal Kristus dan sesudah kenal Kristus. 

Dan jikalau itu adalah orang-orang sekitar kita yang melihat kita, bahkan orang-orang sekitar kita akan kecewa dengan kita. Kemudian dia akan berbicara kepada orang-orang lain, atau berbicara kepada dirinya sendiri, ah suamiku sebenarnya sama saja. Oh istriku sebenarnya sama saja, tidak ada perubahan. Tidak ada pekerjaan Tuhan di dalam hidupnya. Aku kecewa dengan dia. Padahal yang sama adalah dia kecewa pada dirinya sendiri. Kita selalu tertipu dengan setan di dalam hal-hal seperti ini. Dan itu membuat hati kita kemudian jatuh. 

Hal itu menjegal kita dan kemudian kita akan berpikir bahwa segala sesuatunya adalah sia-sia. Roma 7, dituliskan oleh Paulus, rasul yang besar itu. Yang mendapatkan penglihatan itu, dari Saulus yang diubah menjadi Paulus, dia mengatakan kasih karunia Allah padaku tidak aku sia-siakan. Aku bekerja lebih keras daripada mereka semua, orang yang menulis hampir sebagian besar kitab-kitab Perjanjian Baru. 

Tetapi di dalam Roma 7, dia mengungkapkan isi hati terdalamnya. Aku menginginkan sesuatu yang baik, tetapi aku lakukan sesuatu yang berdosa, dia mengakui kejatuhannya, dia mengakui bahwa dirinya itu sering sekali dikendalikan oleh dosa. Samuel Rutherford adalah orang yang sangat agung, dia adalah orang yang menuliskan Letter of Samuel Rutherford kepada jemaatnya yang jauh di sana. Istrinya mati, anaknya mati. 

Di dalam satu tahun mereka berada di dalam keluh kesah yang sangat dalam, dalam kegelapan. Samuel Rutherford, ketika saudara baca, maka akan menemukan avengers di dalam spiritualitas. Semua orang memuji dia, dia begitu berani bahkan melawan pemerintahan. Tetapi di dalam satu letter-nya dia menuliskan kepada temannya David Dickson, mengatakan, orang kalau mengerti saya secara dalam, mereka pasti kecewa sama saya. Itu adalah kejujuran orang-orang kudus. 

Apakah ada orang yang sama sekali tidak bercela lakunya? Jawabannya adalah tidak ada. Kalau saudara-saudara melihat Mazmur 119:1-3, ini adalah sesuatu pengharapan yang jujur. Di dalam Bahasa Inggrisnya adalah berbicara bukan we, tetapi they.

They, mereka yang berjalan dengan tidak bercela, berbahagialah mereka, aku tidak. Berbahagialah mereka yang memegang perintah-perintah Allah, mencari Allah dengan segenap hati, tetapi aku ini tidak. 

Pemazmur mengakui bahwa satu-satunya jalan kebahagiaan itu adalah taat kepada Firman. Tetapi dia juga menyatakan bahwa dirinya bukan bagian itu. Dia berkali-kali gagal, siapakah they itu. Pemazmur tidak mengatakannya, tetapi dia tahu, bahwa memang berjalan di dalam jalan Tuhan pasti dia akan berbahagia. 

Ayat yang ke delapan. Aku akan, I will. Aku akan berpegang kepada ketetapan-Mu, aku tidak mau seperti ini lagi, aku akan berpegang kepada ketetapan-Mu, Firman-Mu Tuhan, aku mau berbahagia. Perhatikan ayat pertama sampai ketiga, tidak berbicara mengenai Pemazmur, dia sedang membicarakan mengenai orang-orang yang pasti berbahagia ketika taat kepada Firman. 

Jadi jangan tutup buku saudara, dan kemudian engkau discourage, aku bukan seperti ini. Memang mungkin engkau bukan seperti orang ayat pertama, kedua, ketiga, tetapi kita seperti Pemazmur, kita adalah orang seperti Paulus, kita adalah orang seperti Daud, kita adalah orang yang berkali-kali gagal, untuk memegang Firman Tuhan, tetapi di dalam hati kita, kita ingin berpaut kepada Firman Tuhan. 

Paulus menulis bagi orang Kristen yang memiliki pergumulan sehari-hari untuk taat. Paulus mau men-share-kannya secara jujur pergumulannya. Dia terbuka di hadapan Allah dan kepada jemaatnya, kepada kita semua, bahwa dia berkali-kali gagal, hatinya ingin, tetapi gagal, tetapi kejujuran itu bukan akhir segalanya. Mengakui dosa juga bukan akhir segalanya. Adalah sangat mungkin kita jujur, kita mengakui kesalahan, dan mengakui kesalahan dan dosa kita secara terbuka kepada Allah, tanpa melangkah lebih jauh lagi dari titik itu. 

Tanpa membuat progres untuk lebih taat dalam hidup kita. Ini adalah yang setan inginkan. Setan menginginkan ketika kita melakukan kesalahan, kita menutupi kesalahan, kita melakukan kesalahan, kemudian kita menyangkali kesalahan itu. Kita memiliki kesalahan lalu kemudian kita mengakui kesalahan itu dengan jujur. Tetapi tanpa pertobatan, apapun saja. 

Ayat yang ke delapan, tadi kita baca. Pemazmur berjanji ulang kepada Tuhan, dia memberikan komitmen ulangnya kepada Tuhan, dia tidak berputus asa untuk seluruh kegagalan di belakang, dia menginginkan progress, Pemazmur mengatakan aku akan melakukan Firman-Mu. Ini keputusan hati. Ini adalah resolusi di dalam hidupnya, langsung dia mengatakan, tetapi Tuhan jangan tinggalkan aku. Pemazmur tidak menyatakan bahwa Tuhan seakan-akan membawa dia ke neraka, tidak, dia sudah lahir baru. 

Tetapi Pemazmur mengerti, dia membuat keputusan, komitmen hati, resolusi dalam hidup, janji, tetapi dia mengatakan Tuhan Engkau tahu aku tidak bisa memegang janjiku, aku akan gagal lagi, jangan tinggalkan aku supaya aku mengejar Firman-Mu. Aku akan berpegang kepada ketetapan-ketetapan-Mu, tetapi jangan tinggalkan aku sama sekali, karena menikmati Firman-Mu, dan melakukannya adalah kuasa daripada-Mu. Luar biasa Mazmur itu. Menyatakan bagaimana manusia itu memiliki pengharapan dan kemudian dia tahu keterbatasannya.

Saya akan akhiri dengan beberapa langkah yang Calvin ajarkan kepada kita. Berdasarkan ayat ini maupun ayat-ayat yang lain, saudara akan menemukan hal ini. Calvin mengajarkan kepada kita di dalam bukunya On the Christian Life. Perhatikan beberapa hal ini.

Yang 1.pertama, tetapkan mata kita dari awal pada satu tujuan yaitu, mentaati Firman Tuhan. Itu adalah objek yang kita kejar seumur hidup. Tetapkan pada pagi hari ini matamu, tetapkan dari awal dalam hidup kita, dalam hati kita, satu tujuan, yang kita akan kejar seumur hidup. Calvin menyatakan menaati Firman Allah, Mazmur 119, Pemazmur melihat orang yang menaati Firman, berbahagia, aku mau menjadi seperti dia. Orang yang menaati Firman Tuhan, dia yang paling berbahagia, orang itu diberkati. Tetapkan mata kita hai jemaat pada satu tujuan. Apa panggilan seluruh hidup kita? Menaati Firman-Nya. Itu yang kita kejar seumur hidup.

2.Calvin kemudian mengatakan hal yang kedua, lakukan itu dengan hati yang sincere and simplicity. Tidak berpura-pura, tidak menipu, tidak mendua hati. Jadi itu adalah benar-benarkah saudara, saudara menetapkan hati, untuk menaati Firman dengan sincere dan simplicity.Simplicity and sincerity demikian kata Calvin adalah principal yang paling dasar, dasar dari worship God. Kalau tidak ada itu, maka seluruhnya akan sia-sia. Tetapkan tujuan dari awal taat kepada Firman Tuhan, kejar seumur hidup, dengan sincerity dan simplicity.

3.Hal yang ketiga, Calvin mengatakan buatlah dailyprogress yang continue setiap hari, jangan putus asa melihat hasil-hasil yang mungkin kecil. 

Bahkan kalau ada hal-hal yang kejatuhan, jangan putus asa, setiap effort kita tidak akan sia-sia. Poin ini, saya langsung teringat akan suatu ketika saya membaca satu buku kecil daripada Calvin, perlu melihat lagi, menaati Firman Tuhan, akan ada aliran air yang akan mendorong saudara ke belakang, ada sesuatu yang kadang-kadang menarik dan membuat saudara berbelok ke kiri dan ke kanan, ada hal-hal yang berusaha untuk menghambat saudara tetapi continue daily progress, jangan putus asa melihat hasil-hasil yang kecil. 

Kalau kita jatuh, ingat bahwa tidak ada yang sempurna, setan itu berusaha untuk memberikan prinsip standard yang sempurna dan menjatuhkan kita dari hal itu. Tetapi Tuhan akan memberikan kekudusannya sebagai kesempurnaanya, Dia akan membantu kita dengan Roh-Nya. Jangan putus asa. Effort kita tidak akan sia-sia dan itu adalah yang Calvin ajarkan.

Dan kemudian yang terakhir adalah, kita mengejarnya dengan menyangkal diri dan bersekutu dengan Tuhan. Saudara-saudara tetapkan mata kita pada pagi hari ini untuk mentaati Firman Tuhan. Itu adalah tujuan hidup kita. Marilah kita menjadi orang yang berbahagia. Mari kita berdoa.

Mazmur 119:9-16

Seluruh seri dari rangkaian khotbah Mazmur berbicara mengenai nyanyian-nyanyian kehidupan. Dan setiap Mazmur maka ada kehidupan-kehidupan dengan berbagai macam keadaan. Ada yang sedih, ada yang sakit, ada yang sedang dikejar oleh musuh, ada yang sedang sendirian, ada yang sedang memandang ke langit, ada yang sedang berada di dalam kegelapan yang besar, ada yang sedang berada di dalam kerutinan sehari-hari. 

Tetapi kitab-kitab ini mengajarkan kepada kita satu hal yaitu setiap titik di dalam kehidupan kita berdiri di dalam relasinya dengan Allah. Tetapi secara khusus Mazmur 119 berbicara berkenaan dengan meninggikan Firman Allah. Ini adalah nyanyian meninggikan the Word of God. Keunikan Mazmur ini adalah mengajak kita untuk bisa bersuka cita karena Firman. Dan Firman yang diungkapkan dalam Mazmur ini dipuji-puji dari berbagai macam sudut. 

Kalau kita membaca Alkitab, kita akan menyadari bahwa salah satu hal yang terpenting di dalam Alkitab adalah Firman. Firman itu membuat alam semesta. Allah dengan Firman-Nya membuat bumi beserta isinya. Allah dengan Firman menciptakan manusia. Allah dengan Firman membentuk, menumbuhkan, menguduskan, mendekati, mengarahkan manusia. Dengan Firman, Allah menghakimi seluruh isi dunia beserta dengan isinya. Kalau saudara melihat dari Alkitab, saudara akan mengerti bahwa satu hal yang penting di dalam Alkitab adalah Firman.

Mari kita melihat kitab Kejadian pasal yang pertama. Saudara-saudara perhatikan ayat yang pertama dan kedua. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Perhatikan ayat yang pertama dan kedua adalah berbicara berkenaan dengan konklusi. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi beserta dengan seluruh isinya. 

Lalu kemudian saudara melihat bagaimana proses itu terjadi. Saudara lihat Alkitab saudara, ayat yang ketiga. “Berfirmanlah Allah.” Ayat yang keenam. “Berfirmanlah Allah.” Ayat 9. “Berfirmanlah Allah”. Ayat ke-11. “Berfirmanlah Allah.” Saudara akan melihat ini berkali-kali ada di dalam kitab Kejadian. Kalau saudara melihat dalam kitab Kejadian dan ketika kita bicara kitab Kejadian saudara langsung ingat alam semesta beserta dengan isinya. Tetapi saudara-saudara lupa bahwa sebenarnya ada satu agent yang penting di sini yaitu bicara mengenai the Word of God. 

Inti dari semuanya, the Word of God adalah segala-galanya bagi manusia. Tetapi hanya anak-anak Tuhan sajalah, yang mendapatkan Roh Kudus dari Allah yang dapat menghargai the Word of God.

Kita sekarang akan masuk di dalam bait yang kedua dalam Mazmur 119. Kita sudah berbicara mengenai ayat 1-8. Dan sekarang kita akan masuk dari ayat 9-16. Dan kita akan mulai dari Mazmur 119: 9-11 terlebih dahulu, “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan Firman-Mu. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” 

Di dalam tiga ayat ini, maka pemazmur mengajarkan kepada kita:

(1) Kapan kita harus mulai mempelajari Firman. 

Maka jawabannya adalah sedini mungkin, sepagi umur kita, sejak muda. Bagaimana seseorang itu mempertahankan kesuciannya? Tuhan menyatakan kita harus hidup mengenal Firman, berjalan di dalam Firman semuda mungkin. Semakin kita tertunda mempelajari Firman dan menghidupi Firman, semakin hari-hari kita bertambah, semakin umur kita itu bertambah, semakin kita sulit hidup berjalan di dalam Firman. 

Jikalau seseorang tidak hidup bagi Allah semuda mungkin, sangat mungkin orang itu tidak hidup bagi Allah pada waktu tuanya. Bahkan mungkin sampai hari akhirnya, hidupnya akan menuju kepada kehancuran dan kebinasaan. Alkitab mengatakan “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan mengajarkannya sesuai dengan firman-Mu.” Saudara-saudara tidaklah sulit untuk mengerti ayat ini. Saudara-saudara karena sejak muda seseorang harus mengerti Firman. Kenapa? Karena keputusan pada waktu muda akan membentuk kebiasaan/habit. Dan habit akan membentuk karakter. Dan karakter akan menuju kepada destiny. 

Dan kalau itu sudah menjadi karakter dalam hidup kita, maka akan sangat sulit untuk dihancurkan bahkan oleh musuh sekalipun. Sejak muda, maka kita harus mendidik jiwa kita dan anak-anak kita untuk membaca Firman. Tetapi, pengertian di dalam ayat ini bukan saja membaca Firman tetapi studi tentang Firman. Dan masuk ke dalam meditasi terhadap Firman. 

Saudara-saudara sebenarnya pada waktu muda didiklah daripada orang-orang muda itu untuk melakukan hal-hal yang Alkitab katakan di dalam kesalehan: membaca Firman, meluangkan waktu berdoa, menikmati persekutuan di dalam gereja, menolak dosa, selalu bertindak dan berkata-kata di dalam kejujuran, menjaga ketulusan hati, memberikan kebaikan, gracious kepada orang lain. Saudara-saudara sejak muda kita harus mendidik jiwa kita dan juga anak-anak kita.

Saya akan membawa saudara kepada suatu contoh di dalam Alkitab bagaimana seseorang yang sejak muda dididik untuk takut kepada Allah dan kemudian seumur hidupnya dijagai oleh karakternya. Tidak sulit untuk menyatakan kepada saudara-saudara mengenai Daniel. Kalau saudara-saudara membaca kitab Daniel satu per satu dari babnya dari awal hingga akhir, saudara-saudara berpikir bahwa ini adalah orang yang sama. 

Memang sama, tetapi dari kitab pertama sampai dengan terakhir rentang umurnya itu 70 tahun. Ini adalah orang yang sama, tetapi orang yang bertumbuh dan bertambah tua. Saya yakin sekali saudara dan saya tidak memiliki sense ini. Tetapi ini adalah bicara mengenai Daniel yang berbeda pada hari tua dengan Daniel yang ada pada hari mudanya. Daniel melayani di dalam konteks lima atau enam raja. Raja Yoyakim itu adalah raja Yehuda. Nebukadnezar, Belsyazar, Nebonidus, dan ketiganya itu adalah dari Babylon. Dan kemudian dua adalah Darius dan Sirus. Meskipun para ahli menyatakan bahwa Darius dan Sirus itu mungkin satu orang dengan dua nama.

Daniel pasal pertama adalah seorang anak remaja. Lihatlah keputusannya pada waktu dia berjalan bersama dengan Allah pada waktu remaja. Dia dipaksa pergi dari Yerusalem dan ditawan di Babel. Dan kemudian di sana dia dipaksa untuk berubah bahasanya, dan ia dengan paksa berubah panggilannya. Tetapi kemudian perintah raja, maka dia kemudian diberikan makanan yang sama dengan makanan raja, demikian kata Alkitab. 

Tetapi kemudian dia mengatakan kepada pegawai itu, “Saya tidak akan makan makanan ini.” Kenapa dia tidak makan makanan ini? Maka kita mungkin berpikir bahwa makanan itu sudah dipersembahkan kepada ilah. 

Dan itu adalah benar. Tetapi kalau saudara-saudara melihat di dalam Nehemia, maka Nehemia tetap makan makanan itu. Kenapa Daniel menolak makanan itu? Karena dia membuat perjanjian pribadi antara dirinya dengan Allah. Perhatikan baik-baik. Seluruh dari kita dan khususnya anak-anak muda, buat satu perjanjian yang hanya diketahui antara engkau dengan Allah. Jangan katakan kepada orang lain. Tetapi hanya engkau sendiri dan Allah yang tahu perjanjian itu. Dan kita melakukannya adalah karena kita mau menghormati Dia.

Daniel menolak dari seluruh makanan itu, padahal itu makanan yang pasti enak dan yang bergizi. Tetapi semua itu ditolaknya oleh Daniel. Dia mau hidup bagi Allah. Perhatikan ketika dia hidup bagi Allah, dari sejak keputusan kecil sehari-hari di dalam masa mudanya, maka kemudian lihat bagaimana Allah memakainya sampai hari tuanya. 

Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang memiliki sistem belajar Firman setiap hari sejak kecil. Itu dilakukan di sinagoge-sinagoge. Ada satu hal yang kita sebagai orang Kristen sudah hilang, yaitu kita tidak lagi mendidik anak kita di dalam rumah dengan Firman. Kita sama sekali tidak peduli dengan anak kita membaca Firman atau tidak. 

Apakah memiliki kerinduan bertumbuh untuk menghargai Allah di dalam Firman atau tidak. Saudara-saudara jangan hanya suka kalau anak-anak saudara pergi ke gereja, apalagi kalau pergi ke gereja bersama dengan kita. Tetapi saudara-saudara mau tahu anak kita lahir baru atau tidak, apakah dia itu mempunyai kerinduan untuk meneliti Firman atau tidak. 

Dan banyak orang tua yang sudah neglect dari tanggung jawab ini dan kemudian hanya pergi ke gereja dan anak diantar ke sekolah minggu cuma untuk menitipkan anak saja. Alkitab menyatakan didiklah anak kita sejak muda untuk berjalan dalam kesucian dengan Firman Tuhan. Mazmur 119 mengajar kita jalan terbaik seseorang hidup bagi Tuhan sampai hari tuanya adalah membangunnya di dalam cintanya kepada Firman pada waktu muda.

Ketika kita melihat ayat-ayat ini sekarang, ini tidak berarti ayat ini menghapus pengharapan kita yang sudah berumur. Ayat ini tidak dikhususkan kepada orang muda saja. Inti dari ayat ini adalah ambil keputusan untuk takluk kepada Firman sedini mungkin. Dan itu adalah sekarang. Ambil keputusan sekarang, maka masa depanmu dan seluruh umur yang Tuhan berikan maka akan menjadi lebih mudah berjalan bersama dengan Allah. 

Salah satu senjata terbesar dari setan adalah bicara mengenai besok masih ada waktu. Besok masih ada waktu. Besok saya akan serius berjalan bersama dengan Allah. Besok saya akan membaca Firman Tuhan secara teratur. Ini adalah tipuan setan. Saudara berjanji dan bertahun-tahun seperti ini. Kita harus memutuskan sekarang. 

Saudara-saudara, ayat ini bukan bicara saja kepada anak-anak muda dan kemudian meng-encourage mereka membaca Firman, tetapi ayat ini meng-encourage saudara dan saya yang sudah berumur. Ambil keputusan sekarang atau hidup itu menjadi lebih sulit. Ayat ini sudah bicara mengenai kapan kita mulai.

(2) Apa yang harus kita lakukan terhadap Firman. 

Maka di dalam ayat yang ke-11 dikatakan, "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu." Menyimpan Firman di dalam hati kita. Bukan hanya membaca tetapi studi dan menghafalkannya. Menghafal Firman itu adalah menyimpan Firman di dalam hati kita. Di dalam Alkitab, antara pikiran dan hati itu adalah dua hal yang tidak mungkin bisa dipisahkan meskipun bisa dibedakan. 

Ketika bicara berkenaan dengan memasukkan Firman ke dalam hati dan menghafalkan, memasukkan Firman ke dalam otak itu adalah hal yang sama. "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu." Di dalam ayat-ayat ini, khususnya di dalam stansa ini, maka judul terbesarnya adalah hatiku adalah rumah bagi Firman Tuhan. Satu hal yang menarik di sini adalah bahwa seluruh huruf depan dari kedelapan ayatnya adalah dimulai dari bet. Beberapa minggu yang lalu sudah saya jelaskan Mazmur 119 terdiri daripada 22 stansa atau bait.

Dan kemudian setiap stansa itu dimulai dari pada huruf pertama dari pada abjad Ibrani. Delapan ayat pertama mulai dari pada alef. Delapan ayat bait yang kedua adalah mulai daripada bet dan bait yang ketiga maka awal dari pada hurufnya selalu adalah gimmel. Sehingga alef, bet, gimmel, dalet sampai shin shintau. 

Itu adalah sama dengan A, B, C. Saudara-saudara, ketika berbicara berkenaan bet, bahasa Ibrani untuk bet itu artinya sebuah rumah. Mungkin saudara-saudara sangat familiar dengan ‘Bethlehem’. Bethlehem itu adalah sebuah rumah roti. Kenapa Yesus Kristus itu lahir di Bethlehem? Sampai suatu hari Dia mengatakan Akulah roti hidup. Inti yang mendasari dari seluruh stansa ini dalah membuat hati kita sebuah rumah bagi Firman Allah. 

Jadi jikalau tiap lapisan hati kita dibuka, apa isi yang terdalamnya? Apakah itu adalah greedy? Apakah itu lust? Apakah dosa-dosa yang disembunyikan dalam hidupmu? Saya tidak mau kita terjebak di dalam kekristenan yang absurd. Karena saudara bisa memiliki komitmen-komitmen apa pun, janji–janji kepada Kristus sekalipun, tetapi sesungguhnya itu tidak pernah terjadi karena itu adalah spiritualitas yang absurd. 

Kalau saudara mengatakan aku mau taat kepada Kristus, maka tidak ada jalan lain, saudara-saudara harus membaca Alkitab dan menaatinya. Saudara-saudara apakah Kristus ada di dalam isi hati kita? Maka jikalau Kristus ada di dalam isi hati kita maka Firman-Nya itu ada di dalam isi hati kita. Pemazmur mengatakan, “Dalam hatiku, aku menyimpan Firman-Mu.” Tidak ada orang yang memiliki Kristus di dalam hatinya kecuali di dalam isi hatinya terdalam adalah Firman.

Untuk apa kita mempelajari Firman dan menyimpannya dalam hati kita? Maka ayat yang ke-11 mengatakan supaya aku jangan berdosa kepada Engkau. Ini berbicara mengenai jalan kesucian. Salah satu pengajar gereja dari Scotland adalah Alexander McLaren. 

Dia mengatakan dunia adalah mesin pendorong yang lebih untuk berbuat kejahatan daripada kebaikan. Dan penuh berisi hal-hal yang jahat yang dilapis dengan kenikmatan. Dan banyak kondisi yang lebih mendorong kita mengikuti hal-hal yang buruk daripada hal-hal yang baik. Kecuali seseorang belajar satu seni kalimat yang tinggi. 

Dan seni kalimat, seni berbicara yang tinggi di dalam dunia ini adalah berkata ‘tidak’. Berkata ‘tidak’ kepada dunia. Dan seni ini hanya bisa dipelajari, didapatkan di dalam hati yang takut akan Allah. Tanpa hal ini, maka hidup seseorang akan masuk ke dalam kenajisan dunia dan ini akan membinasakannya. Alexander McLaren menyatakan satu seni yang tinggi dari berbicara kepada dunia adalah mengatakan ‘tidak’. 

Dan kita tidak mungkin punya itu kecuali kita belajar dan hati kita memiliki takut akan Allah baru ada seni tinggi ini keluar. Dan kemudian ketika saya membaca ini, saya teringat akan dua orang. Pertama adalah Daniel, dia berkata tidak. Dan kedua adalah Yusuf dan dia berkata tidak. Itu adalah seni tinggi. Dunia adalah dunia yang rusak. Dunia adalah dunia yang najis dan Allah menentukan kita hidup di tengah-tengah dunia. 

Dan supaya kita tidak tercemar oleh dunia, maka Allah memberikan sarana penyucian di dalam hidup kita. Di dalam Alkitab hanya ada tiga hal yang membuat saudara dan saya hidup suci. Yang pertama adalah darah Kristus. Yang kedua adalah Roh Kudus. Dan yang ketiga adalah Firman.

1.Yang pertama adalah darah Kristus, itu bukan hanya darah Kristus yang mati 2000 tahun yang lalu saja tetapi itu adalah sesuatu darah yang sampai sekarang masih bekerja bagi kita. 

Di dalam kata bahasa aslinya itu menggunakan kalimat present continuous tense. Darah Kristus menyucikan kita. Itu bukan past tense. Itu bicara berkenaan sesuatu yang terus menerus terjadi. Pdt. Stephen Tong pernah mengatakan ini dengan suatu ilustrasi yang baik. Itu adalah sesuatu penyucian, pembersihan itu persis seperti kelopak mata. 

Dan itu adalah kelopak mata yang menutup dan kemudian membuka. Ini adalah sesuatu yang sifatnya terus menerus. Dan terjadi pada saat ini. Di dalam anugerah Allah, Allah membersihkan kita dengan darah Kristus Yesus. Terjadi sekarang meskipun dicurahkan 2000 tahun yang lalu. Meskipun kita tidak menyadarinya, seperti kelopak mata yang menutup dan membersihkan mata kita dari berbagai macam debu.

2.Yang kedua adalah Roh Kudus. 

Roh Kudus akan memakai Firman dan Roh Kudus akan memakai seluruh circumstances kita, memojokkan kita akhirnya membentuk buah Roh Kudus sebagai karakter dalam hidup kita. Dan saudara-saudara, 9 rasa buah Roh Kudus dalam Galatia itu, tidak akan ada dari dunia tetapi ada di dalam kehidupan orang Kristen. Meskipun mungkin kecil buahnya, meskipun mungkin lambat tetapi pasti akan terjadi bagi anak-anak Tuhan yang sejati. Roh Kudus itu adalah roh yang menguduskan.

3.Yang ketiga di dalam Alkitab dikatakan yang menguduskan adalah Firman. 

Sehingga di dalam ayat yang ke-11 mengatakan, “Aku menyimpan Firman-Mu di dalam hatiku supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” Dosa itu pembunuh manusia tetapi Firman itu pembunuh dosa. Mematikan dosa itu harus dengan sarana Firman. Untuk masuk di dalam hidup yang suci maka kita harus menyerahkan seluruh hidup kita kepada Firman, mempelajari Firman dan hidup di dalamnya. 

Di sini dikatakan adalah “Aku menyimpan Firman-Mu di dalam hatiku supaya aku jangan berdosa kepada Engkau.” Maka dikatakan ini adalah Firman itu yang menguduskan. Di dalam Yohanes 17:17, kita bisa hidup suci karena Firman itu ditanam dalam hidup kita. Tetapi hidup suci di dalam Alkitab adalah bukan untuk dipamerkan. Hidup suci di dalam Alkitab adalah artinya memiliki satu kontinuitas untuk berjalan bersama dengan Allah. Tanpa kesucian tidak ada seorang pun yang dapat berjalan bersama dengan Allah. 

Maka perhatikan sekali lagi, apa yang ada di dalam hati kita terdalam. Dan ketika saudara dan saya menemukan bahwa dosa-dosa itu ada di dalam hati kita, itu tidak bisa diusir dengan berdoa. Saudara bisa mengusir setan, tetapi saudara tidak pernah bisa mengusir dosa yang ada di dalam hidup kita. Dosa itu tidak bisa diusir dengan berdoa tetapi hanya bisa dihancurkan dengan Firman yang tertanam dan bertumbuh. Dan itu adalah jalan kesucian.

Saudara-saudara, di dalam Mazmur 119: 9-11, maka secara ringkas, tiga hal ini ada. Pertama adalah hal yang terbaik adalah Firman. Yang kedua tempat yang terbaik adalah hati. Ketiga, tujuan yang terbaik adalah kesucian, berjalan bersama dengan Allah. Gereja ini disebut sebagai Gereja Reformed Injili. Injili artinya kita sungguh-sungguh beraktivitas mengabarkan injil. Injili bukan berarti saya percaya injil saja. 

Injili bukan berarti saya mendukung usaha-usaha penginjilan dengan uang saya saja. Tetapi disebut sebagai Gereja Reformed Injili artinya kita harus benar-benar mengabarkan injil dengan mulut kita sendiri kepada tetangga kita, kepada teman kita, kepada keluarga kita, di jalanan-jalanan, kita harus mengabarkan injil dengan mulut kita sendiri. Saudara-saudara jangan lupa untuk mengabarkan injil kepada keluarga kita. 

Orang-orang Puritan mengajar kita, injili keluargamu, nyatakan Kristus kepada keluargamu, karena sangat mungkin di dalam isi keluargamu ada orang-orang yang belum mengenal Kristus dan belum takluk kepada Kristus. Dan orang-orang Puritan juga mengajarkan kepada kita, injili gerejamu karena di tengah-tengah jemaatmu, ada banyak orang yang Kristen tetapi sebenarnya belum lahir baru. Mereka adalah orang-orang yang aktif pergi ke gereja tetapi tidak pernah mencintai Allah dan hidup takluk kepada Allah di dalam Firman. 

Gereja ini bukan saja saudara-saudara mempelajari doktrin-doktin reformed tetapi saudara dan saya memiliki satu roh yang sama dengan Bapak-Bapak Reformasi. Dan salah satu spirit yang sama adalah mempelajari Firman dan bertindak di dalam ketaatan kepada Firman. Sama seperti orang-orang sucinya Allah dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. 

Mereka adalah orang-orang yang mempelajari Firman. Mereka bertumbuh mengenal Kristus dan mereka bertindak mengambil keputusan-keputusan di dalam ketaatan kepada Firman. Saudara-saudara kita harus mengenal Firman. Kita harus mengenal Alkitab. Mazmur pasal 119 berbicara berkenaan dengan Firman Allah, puji-pujian kepada Firman Allah.

Saudara dan saya jangan puas mendengar khotbah-khotbah. Meskipun khotbah itu penting sekali dan ini adalah sarana anugerah Allah melalui gereja-Nya, tetapi ini tidak cukup, apalagi jikalau saudara-saudara pergi ke satu gereja yang khotbahnya sendiri tidak bertanggung jawab. Yang Tuhan kehendaki di dalam Alkitab ini adalah belajar Firman. 

Ketika dalam keadaan sendiri, belajar Firman. Bukan saja saat teduh tetapi sungguh-sungguh studi Firman. Saya harap, setiap dari apa yang dikerjakan di dalam gereja ini, saya mau dan saya sungguh-sungguh mendorong dan membuat ini sesuatu yang nyata dalam setiap aktivitas dalam gereja ini adalah bicara berkenaan dengan bible study. 

Gerakan-gerakan KTB, Tuhan memberikan kepada kita suatu pertumbuhan KTB mahasiswa dan juga pemuda yang luar biasa bahkan melampaui pikiran saya. Dan ini sesuatu yang baik dan kita terus minta Tuhan itu memultiplikasikannya tetapi kepada semua orang yang ikut KTB, saya mau untuk saudara-saudara study bible di sana. Artinya ketika saudara keluar dari study bible itu saudara mengerti Alkitab lebih. 

Pakailah seluruh tools yang ada yang sekarang mudah sekali untuk kita temui untuk saudara-saudara bertumbuh dan saling sharing dengan yang lain tentang hal-hal di dalam keunikan Firman Tuhan ini. Saya sungguh-sungguh minta dan berdoa kepada Tuhan supaya Sekolah Minggu ini menjadi satu pendidikan dari anak-anak untuk boleh bertumbuh mengenal Firman. 

Saudara-saudara, itulah Reformed, setiap orang ditarik untuk mengerti Firman lebih dalam dan lebih menikmati Firman. Mimbar ini ada adalah untuk membuat saudara membuka Firman dan kemudian mengerti bagian-bagian Firman lebih dalam dari sebelumnya. 

Kita perlu belajar menjadi orang-orang yang bergerak mencari wajah Allah. Ayat yang ke-10 mengatakan “Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, Tuhan akan memberkati orang-orang yang mencari Tuhan. Tetapi sekali lagi apa arti mencari Tuhan? Adalah menggunakan seluruh resources, seluruh kekuatan, seluruh pikiran, seluruh uang kita, seluruh waktu kita, didedikasikan untuk mengerti Firman dan menaatinya. Itu artinya hidup bagi Kristus. 

Kiranya Tuhan boleh memimpin kita. Dan kiranya gereja ini, ketika saya bicara mengenai gereja adalah setiap dari saya dan saudara, kiranya gereja ini adalah gereja yang mencari Tuhan dan sungguh-sungguh mencari kedalaman Firman-Nya dan kemudian menaatinya dalam hidup. Kiranya Tuhan boleh dipermuliakan

Mazmur 119:17-24

Dalam Mazmur 119, pemazmur memuji-muji kebesaran Tuhan melalui Firman-Nya. Ketika kita bicara, “Aku mau memuji Tuhan, mau menghargai Tuhan, mau menghormati Tuhan”, maka kalimat-kalimat itu menjadi tidak berguna kecuali kita memuji Firman, mentaati Firman, membaca dan merenungkan Firman di dalam hati kita. Banyak dari kita memperlakukan Tuhan merupakan suatu pribadi yang absurd karena ketika itu dinyatakan di dalam kehidupan sehari-hari kita melawan seluruh order yang Tuhan berikan. Menaati Allah adalah menaati pemimpinmu di dalam tatanan Gereja. 

Tentu tidak boleh pemimpin Gereja berlaku seenaknya kepada orang-orang di bawah. Pemimpin Gereja pun harus taat kepada Allah. Seorang anak KTB harus taat kepada pemimpin KTB. Jemaat harus taat kepada pengurus. Pengurus harus taat kepada majelis. Majelis harus taat kepada Elders.Elders harus taat kepada Hamba Tuhan. Hamba Tuhan harus taat kepada Sinode. Itu adalah order yang Tuhan nyatakan. Banyak orang mengatakan bahwa aku menaati Tuhan, tetapi seringkali orang itu tidak membaca Firman Tuhan. Tidak mau meletakkan Firman Tuhan di dalam hatinya. 

Perhatikan, meskipun Saul begitu jahat tetapi pada waktu Saul diangkat oleh Allah di atas Daud, apakah Daud berani melawan dia? Tidak. Karena Daud tahu Allah memberikan konteks hidup kepadanya untuk taat kepada Allah melalui ketaatan kepada Saul. Kita mesti belajar hal ini. Banyak anak-anak tidak mau taat kepada orangtua. Mari kita bertobat. Banyak isteri tidak mau taat kepada suami. Apapun saja kata suami dilawan. 

Mengatakan itu adalah kebenaran, padahal itu adalah sesuatu pengaturan yang sangat mikro dan suatu kebohongan. Mari kita sungguh-sungguh mau belajar rendah hati kepada Tuhan. Yang di bawah itu taat kepada di atas karena yang di bawah mau menaati Allah. Tetapi yang atas tidak boleh semena-mena, harus mendoakan, mengasihi dan harus berkorban untuk yang di bawah. Ini adalah satu pengaturan yang sangat indah kalau jikalau kita mengerti prinsip ini. 

Bukankah kita itu memuji dan menghormati Allah. Dalam Mazmur 119 seluruh pujian dan penghormatan adalah kepada Firman-Nya. Sekali lagi kita tidak bisa memisahkan penghormatan kita kepada Allah dengan penghormatan kepada Firman-Nya.

Mazmur 119 terdiri dari 22 bait. Semuanya berbicara berkenaan dengan huruf pertama Alef, sampai pada Tav, huruf terakhir bahasa Ibrani. Mazmur 119 mau mengungkapkan segala hal pujian-pujian dan excellency Firman Tuhan dari berbagai macam sudut. 

Dalam bagian ketiga Mazmur 119, fokus utamanya yaitu pemazmur mengungkapkan dirinya (identity-nya). Pemazmur mendefinisikan dirinya sendiri. Siapakah dia? Dia menyatakan “hamba-Mu ini…”. Lihatlah ayat 17 dan 23. “Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup, dan aku hendak berpegang pada Firman-Mu.”

 Ayat 23, “Sekalipun pemuka-pemuka duduk bersepakat melawan aku, hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.” Dalam bagian inilah baru Pemazmur menyatakan: “hamba-Mu” ini. Dalam bahasa aslinya “hamba” adalah Eved. 

Bagi orang Ibrani, budak bukan saja seseorang yang di bawah yang diperintah. Ketika Petrus mengatakan dalam suratnya: Dari Petrus, hamba Kristus dan juga rasul daripada Yesus Kristus. Atau saat Paulus mengatakan: Dari Paulus dan Timotius, aku ini hamba dari Yesus Kristus. Maka ini sesuatu yang dalam. 

Apa itu arti dari “hamba” itu? “Hamba” bukan sekedar budak, tetapi seseorang yang statusnya dan jiwanya memiliki pengabdian kepada Allah karena hormat dan cinta. Dalam jiwanya, dia tunduk kepada dan mengabdi kepada tuan-nya (Allah) karena hormat dan cinta. Pengertian ini ada dalam Keluaran 21. Jikalau ada di antara kamu yang memiliki budak Ibrani, maka Aku menetapkan demikian kata Tuhan. 

Budak Ibrani itu boleh bekerja kepadamu 6 tahun lamanya tetapi pada tahun yang ketujuh, engkau harus lepaskan. Tetapi, ketika budak Ibrani itu keluar, merdeka dari tuannya dan dia merasakan bahwa selama ini tuannya begitu baik, tulus, begitu mencintai, melebihi semua orang di luar sana dan dia bisa menghormati tuannya, dan dari hatinya yang terdalam budak ini mengatakan: “Aku sangat-sangat berterimakasih dan terutama aku bisa melihat cintamu kepadaku. 

Maka Tuan, aku kembali kepadamu, aku mau menjadi budakmu.” Itu berarti menjadi budak tuannya seumur hidupnya. Itu adalah hukum Allah untuk budak. Dan itu adalah budak di tangan tuannya. Dan itu adalah hamba Allah, budak Allah. Itu adalah kalimat ini: Lakukan kebajikan kepada hamba-Mu ini, agar aku hidup. Ini adalah konsep budak orang Ibrani. Maka ini bukan pengertian tentang rendah hati atau servant leadership tetapi ini adalah pengertian tentang “total kepemilikan”. 

Seseorang yang mengaku dirinya total dimiliki dan didedikasikan kepada Allah atau Yesus Kristus. Mulai saat itu, status dia tidak mungkin terpisah daripada tuannya, seluruh hidupnya milik tuannya. Seluruh tujuannya selalu bersangkut-paut dengan tuannya. Dia tidak memiliki agenda hidup di luar ikatan tuannya. 

Apapun yang dia lakukan dan apapun yang terjadi pada dia tidak mungkin terpisah dari tuannya. Pertanyaannya adalah apakah saudara dan saya budak Yesus Kristus dan bisa mengatakan, “Aku ini Hamba-Mu, ya Tuhan?” Tidak ada satu titik di dalam hidupmu dan hidupku yang bisa terpisah daripada Yesus Kristus. Saudara selalu berusaha untuk mengaitkan seluruh tujuan aktivitas apapun saja yang kita lakukan kepada Yesus Kristus. 

Di tempat yang lain, ketika berbicara berkenaan dengan budak pada zaman Yesus Kristus, budak seorang kaisar misalnya, mem-presentasikan kaisar itu dan harus diperlakukan dengan appropriate respect. Bukan karena dia hanya sekedar manusia, tetapi prinsipnya adalah apa yang orang lain lakukan kepada dia, sama dengan apa yang orang itu lakukan kepada property kaisar. Itulah sebabnya, kita mengerti ada prinsip Kristus itu kepala dan kita itu adalah tubuh-Nya. 

Apa yang dunia ini lakukan ketika menganiaya Gereja Tuhan yang sejati? Yang menganiaya kepala yaitu Yesus Kristus? Alkitab menggunakan berbagai macam cara untuk menyatakan bahwa apa yang terjadi kepada umat Allah adalah apa yang orang lain lakukan kepada Yesus Kristus. Bicara berkenaan dengan Union with Christ, kepala dan tubuh dan juga berbicara tentang tuan dan hamba/budak ini. 

Dalam ayat 17-24, kita melihat ada satu kekhususan yang sebelum ayat ini atau bagian atau perikop ini itu ada yaitu identitas Pemazmur. Dia menyatakan aku ini adalah “hamba-Mu”. Ketika berbicara berkenaan dengan “Aku ini adalah hamba-Mu” maka akan melihat ada karakteristik yang merupakan implikasi hamba-hamba Allah di dalam Firman Tuhan. Hari ini kita akan berbicara mengenai 4 hal yang ada di dalam Mazmur 119: 17-24.

1.Hal yang pertama, ada ketergantungan mutlak hamba ini dengan Allah yang merupakan tuannya untuk membukakan akan kebenaran Firman-Nya. 

Mazmur 119: 17 mengatakan: “Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup, dan aku hendak berpegang pada Firman-Mu.” Dengan kebaikan yang melimpah dari Tuhan saja kita bisa hidup tetapi bukan saja hidup, kita bisa continue hidup dan memegang Firman-Nya. Tanpa kebaikan-Nya kita tidak mungkin memegang Firman-Nya. 

Tanpa kebaikan-Nya maka kita tidak mungkin mendapatkan segala sesuatu penopangan dan penghiburan di dalam hidup ini. Matthew Henry mengatakan jikalau ini ditahan, maka kita akan mati. Jikalau Tuhan mendatangi kita bukan dengan kebaikan-Nya melainkan dengan keadilan-Nya secara ketat maka kita akan mati. 

Ayat 18 mengatakan: “Singkapkan mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.” Kebaikan Allah bukan saja membuat kita hidup, membuat kita bisa memegang Firman tetapi lebih dari itu, kebaikan Allah membuat kita bisa jeli akan Firman. “Keajaiban Taurat-Mu” kata Ibrani yang dipakai adalah Nip̄·lā·’ōṯ dan ini adalah kata yang sama yang dipakai ketika Musa menuliskan bagaimana YAHWEH dengan tindakan perkasa mengeluarkan Israel keluar dari perbudakannya di Mesir. 

Saudara-saudara bisa mengerti Firman bagi Pemazmur itu benar-benar bukan hal yang sederhana. Ini memerlukan kuat kuasa Tuhan yang besar untuk membuat kita mengerti Firman. Karena hal inilah maka Pemazmur itu mengerti bahwa dia harus sepenuhnya bergantung kepada Allah. Dia disebut sebagai hamba Allah, hamba-Mu ini, ketika kita bertanya kenapa kamu mau mengatakan kamu adalah hamba Allah? 

Maka Pemazmur mengatakan karena aku bergantung sepenuhnya mutlak kepada Allah. Tanpa kebaikan-Nya maka aku tidak mungkin hidup, aku tidak mungkin bisa memegang dan mengerti Firman. Ketika kita membaca dan mengerti Firman tersebut, maka anak-anak Tuhan yang sejati akan memiliki perasaan yang remuk hati. 

Kita akan menyadari akan sesuatu yang ajaib yang indah itu yang Tuhan munculkan melalui Firman-Nya. Tetapi anak Tuhan yang sejati pasti akan lebih dalam lagi karena dia menyadari pada saat itu Tuhan dengan mighty power menyatakan akan sesuatu yang tadinya tersembunyi. Alkitab dengan jelas menyatakan dalam Perjanjian Baru yang membuat kita mengerti Firman itu adalah Roh Kudus. 

Roh Kudus adalah Roh yang membangkitkan Yesus Kritus keluar dari kuburan. Itu bukan kepandaian kita mengerti Firman. Dengan tepat Pemazmur mengatakan dealing dengan aku ya Tuhan dengan kebaikan-Mu, jangan dengan keadilan-Mu. Kalau Engkau datang kepadaku dengan keadilan-Mu, aku akan mati. Tetapi kalau engkau mendatangi aku dengan kebaikan, dengan mercy, dengan belas kasihan maka aku baru bisa hidup dan aku bisa memegang dan mengerti Firman-Mu. 

Terus melatih jiwa dengan ratapan-ratapan seperti ini. Orang-orang yang dipakai oleh Tuhan itu datang kepada Firman Tuhan dengan tangisan, dengan airmata, karena meskipun di satu sisi kita tahu bahwa kita diterima oleh Allah Bapa karena pekerjaan Allah Anak, tetapi di tempat yang lain hal seperti ini secara rohani terus menerus harus digumulkan.

Saudara tidak bisa take it for granted tata keadilan Allah itu diubah menjadi tata kasih karunia karena pekerjaan Kristus demikian kata Ibrani. Itu adalah pekerjaan Tuhan yang sangat mulia. Kalau kita datang kepada Firman kepada Allah di dalam Firman-Nya untuk mengerti Firman-Nya, kita harus menyadari Dia berhak diam. Dia berhak untuk tidak mengatakan Firman-Nya kepada kita. Berkali-kali dalam hidup saya, saya gagal di dalam hal-hal seperti ini. 

Berkali-kali di dalam hidup saya, saya membaca Firman dengan cepat. Saya membaca Firman dengan seadanya. Dan ketika saya membaca Firman dengan seadanya dan saya membaca Firman dengan cepat, saya tidak memberikan perhatian saya sepenuhnya kepada Firman. Saya lari berlalu saja ketika membaca Firman. Saya tidak memberikan prime time saya, perhatian dan konsentrasi penuh saya kepada Firman. 

Padahal di dalam isi hati nurani, saya menyadari pada waktu itu Tuhan berbicara kepada saya. Dia layak untuk diam, Dia layak untuk tidak mengatakan apapun saja. Karena Dia itu begitu hormat, begitu berharga, begitu mulia, dan perkataan-Nya itu berharga. Dia berkata kepada salah satu nabi-Nya, Aku tidak akan membiarkan Firman-Ku itu jatuh ke tanah. Berapa banyak dari kita hanya dealing setengah hati terhadap Firman. Ketika Dia mau membukakan diri-Nya kepada kita, tetapi kita bahkan tidak memiliki satu konsentrasi pun kepada Dia. 

Padahal seorang manusia yang begitu sangat hina ini tidak memiliki hak apapun saja untuk Tuhan itu berbicara kepada kita. Dan kalau Dia berbicara kepada kita dan kita bisa mengerti, kita bisa terpesona dan kita bisa takluk akan Dia, maka itu adalah pekerjaan the Mighty Power yang sangat ajaib. Firaun mendengarkan suara Allah melalui Musa. Orang-orang Israel pada waktu itu mendengarkan suara Yesus Kristus. 

Tetapi Yesus Kristus mengatakan angkatan ini akan Aku buat seperti ini: Mendengar tetapi tidak bisa mengerti. Oh itu membuat suatu kegentaran bukan? Kita mendengar tetapi tidak mengerti, melihat tetapi tidak bisa menanggap. Ini adalah suatu hukuman bagi kita. Salah satu hal yang kita harus latih dalam kehidupan kita sehari-hari adalah menghormati Firman, menghormati ketika kita datang kepada Allah di dalam membaca Firman-Nya, menyadari bahwa Dia berhak diam.

2.Hal yang kedua, hamba Tuhan ini memiliki kehausan akan Firman. Ayat yang ke-20 mengatakan: “Hancur jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.” 

Mathew Henry mengatakan ini adalah habitual temper of every sanctify soul. Kalau saudara mau tahu apakah kita bertumbuh di dalam proses pengudusan, salah satu hal yang utama yaitu: Apakah ada kehausan akan Firman? Ini adalah tanda pertumbuhan rohani yang sehat, bukan curiosity hanya untuk masalah-masalah teologi. 

Mari melihat ayat Mazmur 119:131, “Mulutku kungangakan dan megap-megap karena aku mendambakan perintah-perintah-Mu.” Ini berbicara berkenaan tentang kehausan yang begitu dalam. Salah satu hal yang paling mudah untuk kita mengukur apakah kita sedang bertumbuh maju atau mundur di dalam kerohanian adalah satu hal: Apakah kita makin hari makin memiliki kehausan akan Firman? Bukan kehausan akan pelayanan, bukan kehausan untuk untuk debat teologis, tetapi kehausan akan Firman. 

Apakah kita seperti Pemazmur mengatakan: Seperti rusa merindukan sungai demikian jiwaku merindukan-Mu ya Allah. Seperti pengawal yang mengharapkan pagi hari maka jiwaku mengharapkan Engkau ya Allah. Abraham Kuyper pernah mengatakan bahwa rusa itu, waktu musim kering, mencari air dan dia biasa mendapatkan air di sungai itu. Tetapi ketika dia sampai ke tempat itu kemudian seluruh tempat itu kering. 

Lalu dia mulai menaiki gunung, dia berpikir bahwa naik lebih tinggi maka dia akan mendapatkan sumber mata air. Sampai ke puncak yang paling tinggi yang dia bisa naik, dengan seluruh kelelahannya karena naik berjam-jam, hausnya itu bertambah-tambah, dengan kekuatannya yang terakhir dia naik, tetapi tidak ada satu tanda pun bahwa ada air di situ. 

Maka kemudian dia menengadah ke langit, dan saudara bisa lihat air matanya mulai turun, dan dia memekikkan suaranya ke langit, membelah tali suara di belakang lidahnya, kenapa dia melakukan itu? Karena dia tahu sebentar lagi dia pasti mati. 

Kiranya Tuhan membentuk ini dalam hidup kita. Bukan saja membaca Firman, tetapi setiap kali datang kepada Tuhan dan membaca Firman-Nya saudara dan saya menyadari, Tuhan berfirmanlah, berkata-katalah, tanpa Engkau berkata-kata saya mati. Have mercy on me, the Son of David. Perempuan Sirofenesia itu datang mendekat kepada Yesus Kristus, dan semua murid-Nya mengusir dia, dia terus maju, dia ignore seluruh hinaan. Karena dia tahu jiwanya membutuhkan satu hal, bukan perkataan manusia, satu kalimat dari Tuhan, katakan kepadaku. Hancur hatiku karena merindukan hukum-Mu setiap waktu.

3.Hal yang ketiga adalah hamba Tuhan ini berlindung kepada Tuhan di dalam Firman-Nya. 

Ayat Mazmur 119:22: “Gulingkanlah dari atasku cela dan penghinaan sebab aku memegang peringatan-peringatan-Mu.” Saya akan masukkan poin kelima di dalam poin ini. Hamba Tuhan ini di dalam ayat 17-24, saudara-saudara tidak akan mendapatkan di dalam ayat 1-16 adalah dalam keadaan dia dilawan, dia dihina, dia dicela oleh dunia. 

Saudara akan melihat bahwa seorang hamba Tuhan, ketika saya berbicara tentang hamba Tuhan itu bukan satu status bukan satu posisi seperti kami, tidak semua hamba Tuhan itu hamba Tuhan, banyak jemaat yang hanya jemaat tetapi sebenarnya memiliki jiwa hamba Tuhan. Sekali lagi hamba Tuhan adalah seseorang yang hidupnya didedikasikan bagi Allah, seorang budak bagi Allah, dimiliki sepenuhnya oleh Allah, dan di dalam hatinya hanya memiliki Allah, di dalam 17-24 ini dilawan oleh dunia. 

Ada kata-kata yang digunakan disini seperti misalnya ayat ke-19, aku ini orang asing di dunia, dia diasingkan. Ayat ke-22, gulingkan dari atasku cela dan penghinaan, dia dicela dan dilawan oleh dunia. Ayat ke-25, adalah bagian dari bait yang keempat, di situ dikatakan jiwaku melekat kepada debu, itu artinya bahwa dia dihina, direndahkan sedemikian oleh dunia. Ayat ke-28, jiwaku menangis karena duka hati. Ayat ke-29, jauhkanlah dusta daripadaku. Semua orang-orang itu membuat dia menderita. Salah satu tanda hamba Tuhan yang sejati, adalah adanya penderitaan, tantangan dari dunia kepada kita. 

Ada satu kalimat dari buku yang pernah saya baca, dia mengatakan tepat seperti ini: Jikalau engkau tidak pernah merasakan penderitaan dari dunia, jikalau engkau tidak pernah dicela oleh dunia, jikalau engkau tidak pernah dilawan oleh dunia, sangat mungkin karena engkau adalah anak dunia dan bukan anak Allah. Atau yang kedua adalah: engkau mengikuti Yesus dari jauh.

Hamba Tuhan ini bagaimana ketika dia dilawan oleh dunia, dia bisa mempertahankan dirinya, yaitu dengan berlindung kepada Firman. Saya ingat akan film the Passion of the Christ. Yang pertama adalah di dalam Passion of the Christ itu ada satu perempuan yang kedapatan berzinah. Kemudian dibawa oleh orang-orang Yahudi, sebagian besar ahli Taurat dan orang-orang Farisi untuk kemudian diletakan di depan Yesus Kristus. 

Dan perempuan ini tertunduk di dalam debu, dimaki-maki oleh ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Air matanya bercucuran, dosanya sudah ketahuan, dan sebentar lagi maka kalimat-kalimat ahli Taurat dan orang-orang Farisi akan menghancurkan dia dan apakah yang menjadi pengharapannya? Di tempat mana dia bisa berlindung? Tetapi perempuan yang berzinah itu diampuni oleh Yesus Kristus dan semua orang Farisi dan ahli Taurat tidak bisa bertentangan lagi dengan Kristus karena mereka kalah debat dan mereka semua pergi, dan jiwa dan tubuh perempuan itu diselamatkan oleh perkataan Yesus Kristus. 

Suatu hari Maria dari Betania, Roh Kudus bekerja di dalam dirinya, mengambil minyak yang paling mahal, minyak narwastu itu, dan mengurapi Yesus dari atas sampai ke bawah, saat itu, pertama- tama Yudas dan seluruh murid-Nya mengikuti Yudas menghina perempuan ini. Salah mengerti perempuan ini. Dengan motivasi-motivasi yang berbeda mereka mengeluarkan suara yang sama, mengatakan perempuan ini bersalah. 

Tetapi yang sangat indah dari cerita itu adalah, maka Maria diam, dia tidak berargumentasi dan mengatakan: saya benar motivasinya. Dia tidak mengatakan kepada para murid-murid-Nya: ini uang saya, you tidak punya bisnis apapun dalam hal ini. Dia tidak sama sekali argue tentang hal ini. Apa yang dikerjakannya adalah diam. Ini adalah satu jiwa yang sangat indah, jika kita melatih jiwa kita untuk diam terhadap semua orang dan menunggu perkataan Allah kepada kita. Kepada Dia-lah kita berlindung. Kepada perkataan-Nyalah kita berlindung. 

Kepada Firman-Nyalah kita berlindung. Perempuan ini diam, dan perlindungan Kristus itu sampai dan seluruh musuhnya terporak-poranda. Tuhan mengatakan jangan ganggu perempuan ini. Dia melakukan untuk persiapan hari penguburan-Ku. Oh, saya melihat bagian-bagian perempuan-perempuan di dalam Alkitab. Perempuan yang bisa mengatup mulutnya, dia bisa diam, selalu ada keindahan. 

Ada perempuan Sirofenesia, yang tadi saya katakan, diusir-usir dia diam. Perempuan yang berzinah dihina dicela dia diam. Maria di hadapan seluruh murid yang menentang dia, pemimpin gereja, dia diam. Apa yang ditunggu oleh semua orang itu? Pemazmur mengatakan, maka ambil dari cela itu karena aku memegang dari peringatan-Mu. Hamba Tuhan ini dilindungi dalam Firman Tuhan.

4.Hal yang keempat, hamba Tuhan ini confidence, memiliki kepercayaan diri karena Firman Tuhan. 

Mazmur 119: 23, sekalipun pemuka-pemuka duduk melawan aku, hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Perhatikan baik-baik prinsip ini, biarlah kita boleh mengajarkan ini kepada jiwa kita. Biarlah confidence kita, self-esteem kita bukan kepada self itu, bukan kepada kekayaan, tetapi kepada satu hal yaitu ketaatan kepada Firman. 

Apa confidence hidup kita? Yaitu jika saudara bisa mengevaluasi diri dan saudara bisa menemukan ketaatan kepada Firman. Oh, setiap kali kita berada di dalam kebingungan, perbantahan, setiap kali setan mau menggocoh kita, maka saat itu kita tidak memiliki pegangan. Kemudian kita berlutut di hadapan Tuhan dan kita mengevaluasi diri apakah benar apakah mungkin keputusan-keputusan hidupmu itu sudah salah. Maka saudara akan tahu bahwa Tuhan akan meneguhkan anak-Nya dengan satu kesaksian ini, yaitu apakah orang ini menaati Firman Tuhan sebelumnya.

BACA JUGA: MAZMUR 16:1-11 (4 BERKAT KRISTUS KEPADA ANAK-ANAK-NYA)

Rahasia confidence. Itulah sebabnya saudara bisa menemukan orang-orang seperti Paulus, yang berani berhadapan dengan raja Agripa. Saudara bisa menemukan Yohanes Pembaptis bagaimana dia berhadapan dengan semua pejabat agama pada waktu itu. 

Saudara bisa melihat Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego bagaimana saat mereka dijebak kemudian diadili dan harus masuk ke tungku perapian. Seluruh mereka memiliki confidence. Anak Tuhan yang sejati akan memiliki confidence meskipun mereka tidak terlalu kuat karakternya di dalam. Kalau dia berjalan di dalam Firman Tuhan, maka dia memiliki kepercayaan itu. Dia tidak akan mundur, dia akan maju, dia tidak akan terkalahkan.

Hari ini, kalau saudara yakin sekali kalau di dalam diri anda adalah anak Tuhan yang sejati, kita akan terbagi menjadi dua. Ada orang-orang yang berjalan di dalam ketaatan dan saudara mendapatkan sejahtera sama dengan Tuhan saat ini, saudara berjalan di dalam ketaatan, saudara memegang kesucian Tuhan, saudara terus mengatakan kepada Tuhan bahwa, Tuhan bentuklah aku dan aku rela taat kepada-Mu. 

Dan saudara akan menjadi satu orang yang memiliki kekuatan di dalam hati yang keluar, saudara firm bukan karena karakter saudara tetapi saudara menyadari itu karena Tuhan menyertai saudara di dalam ketaatan saudara melakukan Firman-Nya. Atau orang yang kedua, saudara adalah anak Tuhan, tentu diselamatkan tetapi saudara duduk di sini dengan gundah gulana, dengan suatu trouble di dalam hati saudara karena saudara menyimpan dosa. Dan saudara tidak berani sebenarnya, tidak memiliki keteguhan, saudara dan saya tidak berjalan dalam kesucian, tidak berjalan dalam penghormatan kepada Tuhan. 

Saudara tidak memiliki confidence di dalam Firman. Mari kita bertobat. Karena confidence kita hanya ada di dalam Firman. Saudara memiliki uang seberapa banyak pun tidak dapat membangun ini dalam diri saudara. Saudara pemimpin di dalam gereja, majelis ataupun elders di dalam gereja saudara tidak memiliki keteguhan di dalam diri saudara. 

Saudara pemimpin KTB ataupun majelis atau apapun itu tidak bisa firm di dalam diri saudara karena Alkitab mengatakan, jikalau kita sungguh-sungguh hamba Allah, orang-orang yang dimiliki oleh Allah, ditebus oleh Yesus Kristus maka Allah akan mengajarkan kepada kita confidence kita bukan berdasarkan segala sesuatu di dunia ini, tetapi berdasarkan satu hal ini yaitu perkenaan Allah kepada hidup kita di dalam ketaatan kita kepada Firman. Kiranya Tuhan boleh mendidik kita. Kiranya Tuhan boleh mengarahkan seluruh hidup kita melalui Firman-Nya.
Next Post Previous Post