MAZMUR 27 (PENGHIBURAN DARI ALLAH)

Pdt. Agus Marjanto, M.Th.

MAZMUR 27 (PENGHIBURAN DARI ALLAH)

Mazmur ini adalah salah satu Mazmur yang memberikan penghiburan. Sebenarnya kita tidak tahu persisnya apa konteks Daud sehingga dia menuliskan Mazmur ini, tetapi sangat mungkin ini adalah total dari seluruh pergumulannya. Boleh dikatakan temannya Daud adalah kesulitan dan pederitaan, affliction.

Sejak dia diserang oleh beruang dan singa sampai dia diserang oleh Saul dan dikhianati orang-orang dalam keluarganya dan juga di dalam militernya dan secara rohani dia juga diserang oleh setan untuk dijatuhkan. Tuhan memakai Daud sebagai pribadi yang merupakan bayang-bayang kejayaan Kristus yang akan datang. Seluruh pergumulan diserang oleh musuh-musuhnya ini menghasilkan suatu perasaan yang begitu nyata di dalam Mazmur ini yaitu perasaan takut.

Dia katakan aku takut, gemetar, kuatir adalah perasaan di dalam yang timbul merupakan suatu emosio negatif yang sangat tinggi yang dimasukkan ke dalam jiwa kita yang di-trigger oleh ancaman-ancaman di luar hidup kita. Konteksnya mungkin bisa berbeda-beda, konflik yang besar, sakit penyakit, situasi berbahaya mendekati kematian atau kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. 

Perasaan takut kalau muncul dan menjadi besar membuat kita sama sekali tidak berdaya dan pikiran kita akan ditumpulkan dan hidup kita akan dilumpuhkan. Seseorang yang ketakutan bisa sampai terpojok di ujung ruangan yang gelap sepi dan sendiri sambil menangis mengigil ketakutan dan tinggal di dalam kepompong kegelisahan yang tidak pernah berakhir.

Saya rasa ini adalah sesuatu yang sering kita alami atau mungkin sesuatu yang biasa kita alami. Kita menginginkan kedamaian, ketenangan, kesenangan, tetapi kekuatiran dan bayang-bayang ketakutan itu selalu menghantui kita, dan kita berusaha untuk menjauhkan diri atau melawan ketakutan ini dan dunia menawarkan begitu banyak cara untuk menangani ketakutan. Ada orang mengatakan tidurmu harus cukup sehingga badanmu kuat dan bisa melawan ketakutan.

Ada orang mengatakan berpikirlah realistik sehingga engkau tahu ketakutanmu yang besar itu sebenarnya banyak sekali tidak beralasan. Atau engkau mendengarkan musik yang relaxing atau melakukan hal-hal yang fun, sharing kepada orang lain akan mengurangi ketakutanmu. 

Mungkin engkau pergi ke konselor atau ke hamba Tuhan atau orang yang kau percaya ataupun bantuan profesional akan mengurangi ketakutanmu, atau engkau melakukan olahraga maka itu akan mengurangi ketakutanmu. Semua itu diajarkan oleh orang-orang untuk mengurangi ketakutan kita tetapi tidak menghilangkan sumber ketakutan dan kekuatiran kita.

Apa yang menjadi jalan keluar dari kekuatiran dan ketakutan hidup ini? Alkitab mengatakan, Daud mengajarkan kepada kita, libatkan Allah di dalam ketakutanmu, ijinkan Allah masuk di dalam situasi hidupmu, ijinkan Dia memimpin hidup kita di dalam setiap konteks yang terjadi. 

Daud menyatakan kalimat yang sangat percaya diri, bukan karena dia kuat, bukan karena prajuritnya banyak, tetapi percaya diri karena dia mempercayakan dirinya bersandar kepada Allah. Daud mengatakan TUHAN adalah terangku dan keselamatanku kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku kepada siapakah aku harus gemetar? Ada beberapa hal poin yang sangat besar di dalam keseluruhan Mazmur ini.

1.Pertama, saudara-saudara lihatlah bahwa Daud menggunakan kata TUHAN dalam huruf besar, sekali lagi ini adalah sesuatu yang penting. 

Ini adalah YHWH, ini adalah Jehovah ini bukan cuma bicara Allah yang Maha Tinggi ini adalah nama Allah, Allah yang tertentu, Dia Jehovah adalah nama yang dinyatakan Allah kepada umat-Nya, di dalam convenant. 

Jadi, Daud tidak mengatakan Allah adalah benteng hidupku, Allah adalah terangku, tetapi Daud mengatakan Jehovah, Allah yang berjanji kepadaku itu adalah Allah-Nya Abraham, Ishak dan Yakub dan di dalam Perjanjian Baru saudara-saudara tahu itu adalah digenapi di dalam diri Yesus Kristus. Allah yang mengikat perjanjian dengan umat-Nya, Jehovah, Yesus Kristus, ini adalah pertolongan Kristus Yesus untuk Daud. 

Saudara-saudara, untuk kita mendapatkan pertolongan di dalam hidup ini, untuk kita bisa melawan ketakutan, maka saudara harus melibatkan Allah di dalam hidup kita tetapi saudara tidak bisa hanya melibatkan Allah di dalam hidup kita, saudara-saudara harus mengerti bahwa Allah yang mau terlibat di dalam hidup kita di dalam penderitaan dan kesulitan dan airmata dan kegelapan adalah Allah di dalam Yesus Kristus. 

Alkitab menyatakan di dalam Yesus Kristuslah, Allah hadir mengunjungi umat-Nya, Allah mengajar umat-Nya, Allah mati bagi umat-Nya, Allah masuk ke dalam penderitaan, Allah menghibur umat-Nya, Allah yang menyatakan kepada umat-Nya.

Ketika bicara berkenaan dengan ketakutan, sebenarnya ini adalah masalah besar sekali di dalam hidup kita. Hal yang pertama yang kita harus mengerti adalah saudara tidak bisa menghadapi ketakutan itu sendiri. Saudara harus melawan ketakutan itu dengan Allah di dalam Yesus Kristus, perdamaian dengan Allah di dalam Kristus Yesus. 

Saudara tidak bisa lari dari ketakutan itu, saudara tidak bisa melawan ketakutan itu. Satu-satunya pertolongan di dalam hidup yang menakutkan ini adalah Kristus Yesus Allah yang hidup itu. Ketika saya melihat manusia yang hidup tanpa Allah, tanpa Kristus Yesus, maka saya akan mengatakan orang itu adalah orang berani yang bodoh. Berani karena mereka seakan-akan berani menghadapi seluruh tantangan dari dunia ini yang di dalamnya ada kuasa kegelapan yang nyata. 

Dunia ini lebih kejam daripada yang kita pikirkan, tentang kekejaman dunia yang sudah jatuh di dalam dosa ini lebih menakutkan daripada apa yang kita bisa pikirkan tentang ketakutan dan setan adalah pribadi yang terus berusaha menghancurkan umat manusia. 

Dan berapa banyak dari orang-orang di dunia ini yang sudah jatuh ke dalam tangannya setan? Saudara-saudara jatuh di dalam tangannya musuh, diserang oleh musuh dan hidup diikat oleh musuh, siapa penolong saudara? Agama tidak bisa menolong engkau, suami, istri, anakmu, orangtuamu sudah tidak bisa menolong engkau dan bahkan Alkitab menyatakan seluruhnya takluk oleh kuasa kegelapan itu. 

Maka Alkitab adalah satu-satunya solusi dalam hidup manusia melawan musuh itu, kuasa kegelapan itu, dengan seluruh kekuatan senjatanya dan kekuatan senjata yang paling utama dari musuh itu adalah maut dan Alkitab mengatakan hanya Allah saja di dalam Yesus Kristus yang menolong manusia. Saudara-saudara, terima Yesus Kristus di dalam hatimu dan tundukkan hidupmu yang hanya satu kali itu kepada Yesus Kristus. Apakah saudara mau takluk sepenuhnya kepada pemerintahan Yesus Kristus? 

Di dalam Yesus Kristus, Allah menyatakan God with us itu berarti Tuhan itu ada beserta dengan kita. Allah yang beserta dengan kita dan melindungi kita dari segala musuh-musuh, tundukkan diri kita di bawah pemerintahannya dan lihatlah bagaimana Dia itu akan melindungi kita dan menghindarkan kita dari ketakutan kita.

Alkitab mengatakan Dialah pembela kita. Jikalau kita adalah orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus, orang-orang yang sungguh menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi, jikalau saudara dan saya adalah real anak-anak Tuhan, di mana Roh Kudus ada dalam isi hati kita, kita adalah orang yang dibenarkan, orang yang ditebus. Pastikan bahwa communion kita dengan Allah itu berjalan dengan baik. 

John Owen menyatakan Union with Christ tidak akan pernah terputus, itu adalah sesuatu ikatan yang tidak bisa dihancurkan, itu adalah selama-lamanya. Union with Christ tidak bisa terputus, tetapi communion with God satu relasi pribadi, setiap hari itu sangat bisa itu naik turun terus mengalami pasang surut kehidupan di dalamnya. Ada perasaan-perasaan kita itu masuk di dalamnya itu tidak terhindarkan. 

Saudara-saudara tidak mungkin bisa mengharapkan communion with God itu ada terus di atas, terus ada di awan-awan, kita bukan Superman rohani. Kadang ada kekuatiran, kadang kita berada dalam kegelapan, kadang kita merasa takut, tetapi jangan sampai ada stumbling block yaitu dosa yang membuat communion kita dengan Allah itu terganggu. Alkitab mengatakan jika Allah di pihak kita siapa yang sanggup mengalahkan kita. 

Pastikan bahwa kita ada di pihaknya Allah. Berjalan di dalam kesucian, selalu hadir di hadapan Allah dengan pertobatan hidup, seturut dengan pimpinan yang Tuhan itu nyatakan kepada kita. Hal-hal tersebut adalah sesuatu yang penting untuk meneguhkan hati nurani kita. Orang Kristen yang hati nuraninya tertuduh pasti tidak akan kuat menghadapi ketakutan orang Kristen di dalam Yesus Kristus. Tetapi kalau hati nuraninya tertuduh saudara tidak mungkin bisa mengatakan Tuhan adalah terangku, Tuhan adalah keselamatanku kepada siapa aku harus takut. 

Dua hal ini, pastikan bahwa kita ada di dalam Yesus Kristus dan ketika kita ada di dalam Kristus Yesus pastikan kita berjalan bersama dengan Dia. Mungkin saudara akan mengatakan apakah itu berarti kalau communion saya dengan Allah itu tidak baik, Allah tidak akan menolong saya? Jawabannya adalah Allah sangat mungkin tetap akan menolong kita, pasti menolong kita, tetapi masalahnya adalah kita tidak bisa melihat pertolongan Tuhan dan ketika kita tidak bisa melihat pertolongan Tuhan maka iman kita tidak bertumbuh, iman kita tidak akan kuat. 

Sekali lagi, saya berkali-kali mengatakan saya mengambil cuplikan daripada Elizabeth Browningapi Allah itu ada di mana-mana, tetapi yang bisa melihatnya, yang melepaskan dari kasutnya. Allah ada di mana-mana, Allah hadir dalam ruangan ini, Allah hadir dalam kehidupan saudara. Tetapi yang takut akan Allah atau yang tidak takut dalam Allah itu dibedakan dengan orang itu bisa atau tidak bisa melihat Allah itu hadir. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan orang yang suci hatinya dia melihat Allah. Pastikan hati nurani kita murni detik ini juga. 

Ketika ketakutan itu datang melanda kita itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita itu hindarkan. Ketakutan itu sendiri bukan sesuatu yang sifatnya pasti dosa, tetapi ketika ketakutan itu mengepung kita, satu satunya jalan keluar adalah kita berteriak minta pertolongan Allah, tetapi kita tidak mungkin akan minta pertolongan Allah jikalau hati nurani kita terganggu oleh dosa. 

Bereskan segera, minta pengampunan Allah dan kemudian kita berteriak seperti Daud, “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah banteng hidupku kepada siapakah aku harus gemetar?” Saya tekankan pertama adalah heart of covenantJehovah, TUHAN. 

Sekali lagi, bagi saudara yang belum Kristen, tundukkan hatimu, tundukkanlah hidupmu di bawah pemerintahan Kristus, terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Jangan menjadi orang yang berani tetapi bodoh. Engkau tidak mengerti bagaimana kejamnya dunia ini melebihi daripada yang engkau pikirkan dan bagaimana menakutkan dunia ini lebih daripada yang engkau pikirkan dan bagi kita yang sudah ada di dalam Kristus pastikan hati nurani kita itu teguh. 

Berjalanlah di dalam kesucian, berjalanlah di dalam kehendak Allah, pelihara, mari kita pelihara communion with God dan seandainya kita jatuh dan setan itu berusaha untuk membuat kita itu terlentang untuk jatuh perhatikan bahwa Allah tidak pernah akan menolak kita. Dia selalu memberikan jalan keluar bagi hidup kita dan dan jalan keluar itu adalah repentance (pertobatan), mintalah hati yang bertobat detik ini juga.

2.Hal yang kedua di dalam pagi ini yang saya mau tekankan adalah ketika Daud mengatakan TUHAN adalah terangku kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku kepada siapakah aku harus gemetar? 

Saudara lihatlah imagery yang dipakai dan ini adalah militaryimagery, ini adalah perang, benar-benar perang. Saudara-saudara, Daud mengajarkan kepada kita bahwa benar-benar ada musuh dan pada konteksnya dia ada musuh, ada kegelapan yang mendekat, ada kegelapan yang mau menyelimuti dan juga ketakutan yang muncul di dalam hati. Ini adalah sesuatu kenyataan di dalam alam fisikal sekaligus di dalam alam rohani. 

Kita musti mengerti cara Alkitab itu mengungkapkan, misalnya ketika Yesus mengatakan jangan kamu kuatir, maka sebenarnya asumsi dasarnya di dalam perikop ini, maka seluruh umat manusia yang adalah orang Kristen punya reason yang normal alami untuk kuatir. Kekuatiran adalah bagian dari hidup kita yang tidak bisa kita pisahkan. Maka ketika Yesus mengatakan jangan kamu kuatir itu berarti bahwa Yesus menyadari bahwa hidup kita itu penuh kekuatiran dan dari kacamata dunia kekuatiran adalah sesuatu yang normal. 

Juga demikian dengan ketakutan setiap malaikat datang diutus, maka kalimat pertama biasanya adalah ‘fear not’. Itu artinya bahwa Allah mengerti hidup kita di dunia ini adalah hidup yang takut. Takut itu adalah sesuatu yang normal dalam hidup. Tetapi Allah mau kita itu mengusir atau memerangi ketakutan dan kekuatiran dengan pengenalan akan Dia. 

Kembali ke tempat ini, Daud menyatakan: TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, kepada siapakah aku harus gemetar? Itu artinya dia menguatkan dirinya di tengah-tengah ketakutan dan kegentarannya karena memang ada musuh. Ada kegelapan yang mendekat. Perang itu adalah sesuatu hal yang dia itu hadapi. Ada satu topik yang berkali-kali muncul dalam Alkitab saudara-saudara adalah sebenarnya perang. Kita menginginkan perdamaian tetapi Alkitab itu dengan jelas menyatakan begitu manusia jatuh dalam dosa perang tidak terhindarkan. 

Dan dari sejak Kejadian sampai Wahyu ini adalah tema yang terus menerus ada. Saudara-saudara lihat di dalam kitab Kejadian maka saudara-saudara akan lihat bagaimana ada dua silsilah, anak-anak terang dan anak-anak kegelapan dan keduanya itu saling bertempur. Dan bagaimana kemudian setelah Israel terbentuk maka Israel itu adalah bangsa pilihan yang melawan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. 

Dan di dalam Perjanjian Baru saudara-saudara bisa melihat bagaimana gereja itu dibentuk untuk berperang secara perang rohani terhadap pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa kerajaan angkasa. Dan di dalam kitab Wahyu saudara akan bisa melihat bagaimana kiamat itu adalah peperangan daripada Kristus Yesus dengan seluruh malaikat-Nya bermiliar-miliar daripada orang yang mengikuti Dia itu kemudian melawan seluruh penguasa kerajaan kegelapan dengan seluruh pengikutnya. 

Ada peperangan yang besar selalu sepanjang zaman antara Kerajaan Surga melawan kerajaan kegelapan, antara anak-anak terang melawan anak-anak kegelapan. Dan kiamat adalah perang yang besar itu. Dan sekarang saya mau untuk saudara-saudara melihat bagian Alkitab dan saudara lihat daripada prinsip perang ini, sense perang ini menjadi satu kacamata. 

Perhatikan Yohanes 1:4-5, kata “overcome”, tidak bisa menguasainya, tidak bisa menang terhadap dia. Ini adalah bicara berkenaan dengan kata menang kalah. Siapa yang menguasai dan siapa yang dikuasai. Ini adalah bicara berkenaan dengan peperangan. 1 Korintus 15:56-57. Kemenangan, kekalahan, musuh, senjata, kuasa, itu seluruhnya adalah terminology perang. Ibrani 2:14-15, perhatikan kata-kata yang dipakai: memusnahkan, mematikan, berkuasa, dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka; itu adalah bicara berkenaan dengan budak. 

Dan kemudian dibebaskan karena takutnya kepada maut, musuhnya itu. Seluruh ayat yang tadi saya katakan hanya contoh kecil dari seluruh ayat dalam Alkitab kita. Bahkan di dalam Perjanjian Baru, bahkan di dalam murid Yesus yang disebut sebagai rasul kasih ketika bicara mengenai Yesus, ketika bicara mengenai kegelapan, ketika bicara mengenai maut, ketika bicara mengenai ketakutan, seluruhnya yang dipakai sebenarnya adalah asumsi terminology perang. 

TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, kepada siapakah aku harus gemetar? Ini adalah peperangan. Dan untuk itu saudara-saudara perhatikan beberapa prinsip ini. Saya akan masuk dalam prinsip mengenai peperangan di dalam Alkitab.

1.Pertama: kegelapan di dalam Alkitab itu suatu kuasa, ini bukan sekedar absence of light. Ini adalah positive evil. Kalau saudara melihat secara philosophical, kegelapan itu adalah ketiadaan terang, sehingga kalau terang itu ada, dengan sendirinya kegelapan tidak ada. Tetapi ketika misalnya saja di dalam Yohanes itu dikatakan bahwa kegelapan itu tidak bisa menguasainya, maka sebenarnya kegelapan yang dipakai dalam Alkitab itu adalah bicara mengenai positive evil. Ada pribadinya. Ini bukan sekedar absence of light. Ini real perang.

2.Hal yang kedua: perang ini real di dalam tatanan rohani dan physical. 

Di dalam Efesus misalnya, gereja diminta untuk perang, bukan melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia ini. Ini adalah perang rohani. Kita tidak mengangkat senjata untuk melawan orang-orang yang melawan kita sebagai gereja, tetapi kita memakai lutut kita untuk berdoa melawan orang-orang tersebut, dan kemudian kita itu berdiri dan melakukan hal-hal yang baik bagi dunia ini. 

Tetapi saudara-saudara, kita harus mengerti prinsip ini meskipun ini adalah perang rohani pada saat ini, pada zaman gereja, tetapi dampaknya bisa kepada kematian fisik. Saudara-saudara, fisik dan spiritualitas itu di dalam kekristenan tidak pernah terlepas secara total. Perang ini real secara rohani dan physical.

3.Hal yang ketiga, kita harus mengerti bahwa perang antara kerajaan terang dan kerajaan kegelapan itu adalah sesuatu yang sebenarnya tidak bisa sebanding. 

Ini bicara berkenaan dengan Kerajaan Allah dan kerajaan setan. Allah itu Pencipta. Setan itu adalah malaikat yang diciptakan dan kemudian jatuh di dalam dosa. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa perang ini sangat sengit, tetapi bukan sama kuasanya. Allah itu pasti menang. Kuasa kegelapan tidak mungkin bisa seimbang dengan kuasa Allah. 

Ini berbeda secara kualitatif. Tetapi Alkitab juga mengajarkan kuasa manusia tidak seimbang dengan kuasa kegelapan, ini juga perbedaan kualitatif. Apa yang Alkitab tegaskan? Engkau seharusnya takut karena kita tidak mungkin menang terhadap kuasa kegelapan, tetapi sebaliknya, kuasa kegelapan itu pasti kalah oleh kuasa Yesus Kristus.Alkitab mengatakan bahwa kuasa kegelapan itu dihancurkan tepat di singgasananya pada waktu Yesus bangkit.

TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, TUHAN adalah benteng hidupku, kepada siapakah aku harus takut? Demikian kata Daud. Ini bukan saja bicara berkenaan dengan dia mau melepaskan diri dari ketakutan atau bicara mengenai percaya diri, tetapi ini bicara berkenaan dengan penyerangan kembali. Ini bicara berkenaan dengan keberanian. Kepada siapa aku harus takut? Oh luar biasa. Saudara bisa bayangkan ini adalah pekerjaan Roh Kudus kepada orang-orang yang saudara lihat di dalam Alkitab yang kita sebut sebagai hero. 

Sebenarnya dia takut dan gemetar pada awalnya. Ini Daud, ini bukan Superman yang kemudian ada batu krypton lalu kemudian dia jadi kebal dengan apapun saja. Tidak, Alkitab itu real. Sungguh-sungguh takut. Tetapi kemudian Allah itu sungguh-sungguh menolong dia. Dan kemudian pertolongan-Nya ini bukan saja membuat dia confident, membuat dia kemudian bangkit dan kemudian menyerang musuhnya. Ini adalah suatu keberanian, ini adalah suatu proklamasi, ini adalah suatu kemenangan daripada iman. 

Daud menyatakan TUHAN adalah terangku, keselamatanku, dan bentengku, tiga hal ini. Belajar mengenai teologia Yohanes paling sederhana saja, maka saudara akan tahu bahwa God is Light, God is Life. Dan Alkitab juga dengan jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Terang Dunia. Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah Terang Dunia. Kita sendiri dikatakan bahwa kita adalah terang dunia. Konsep Allah adalah terang satu-satunya disebut sepanjang Perjanjian Lama adalah di Mazmur 27 saja. Dalam Perjanjian Lama ada dikatakan Allah berselimutkan terang. 

Di dalam 2 Samuel 22 dikatakan bahwa Allah mengubah kegelapan menjadi terang. Mazmur 36 menyatakan di dalam terang-Mu kami melihat terang. Tetapi Daud memiliki pengenalan akan Allah yang luar biasa, dia menyebutkan di dalam ayat ini satu-satunya sepanjang Perjanjian Lama maka God is Light. 

Tetapi bukan saja God is Light, tetapi TUHAN adalah terangku. TUHAN adalah keselamatanku. TUHAN adalah benteng hidupku. Siapa yang bisa mengangkat tangannya pada pagi hari ini mengatakan Tuhan adalah terangku? Tuhan adalah keselamatanku? Tuhan adalah benteng hidupku? Real Dia itu adalah keselamatanku. Real Dia itu adalah terang bagiku. Daud benar-benar bergaul dengan Allah. 

Daud benar-benar memiliki relasi dengan Allah dan mendapatkan pertolongan Tuhan, benar. Perhatikan mengapa Daud menyatakan TUHAN adalah terangku. Terang dalam Alkitab menggambarkan begitu banyak macam mengenai purity, kemurnian, kesucian, dan juga iluminasi, membukakan pikiran sehingga kita bisa mengerti jalan yang benar. Tetapi konteks Daud kita tahu semua tadi adalah konteks ketakutan. 

Jadi kenapa Daud di sini menyatakan TUHAN adalah terangku? Karena dia menyadari bahwa lawannya adalah the power of darkness. Ingatlah ketika kita itu berada dalam ketakutan. Ketika kita berdiam diri di dalam ketakutan, di dalam kegelapan, kegelapan itu menyelimuti kita, ketakutan dari segala penjuru. 

Dan kita hanya bisa melakukan dua hal: pertama adalah lari, atau kedua adalah melawan. Tetapi lari atau melawan, kita tidak memiliki kekuatan untuk melawan ketakutan itu. Maka siapa yang bisa untuk melawan the power of darkness? Daud menyatakan God is my light. Tuhan bukan mengirimkan atau memberikan terang, tetapi Tuhan sendirilah terang itu. 

Dan Tuhan yang terang itu my light, artinya Tuhan sendiri yang hadir di tengah-tengah kehidupan Daud. Yang bisa menghancurkan kuasa kegelapan yang menyerang kita yang membuat kita ketakutan dari seluruh penjuru adalah Pribadi Yesus Kristus itu, di mana kegelapan itu tidak bisa menguasainya, dan kuasa kegelapan itu dihancurkan oleh Dia. Ini adalah kehadiran Kristus sendiri di dalam kehidupan Daud.

Carilah wajah-Nya di dalam ketakutan kita. Berserulah kepada-Nya jangan membuang aku ya Tuhan, jangan meninggalkan aku. Tunjukkan jalan-Mu, Tuhan. Jangan menyerahkan nyawaku kepada musuh-musuhku, ya Tuhan. Firman-Mu mengatakan cari wajah-Ku, maka kucari wajah-Mu ya Tuhan. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku. Jangan menolak hamba-Mu ini dengan murka-Mu. Engkau dan saya tidak mungkin memiliki pertolongan yang lain kecuali Dia hadir karena hanya Dia yang bisa melawan kuasa kegelapan. Dan ini adalah kebenaran yang sifatnya physical sekaligus spiritual. 

Ini bukan saja kebenaran ketika kita bicara berkenaan dengan kematian menuju kepada Surga. Ini adalah kebenaran ketika kita mempunyai masalah di dunia ini. Carilah wajah-Nya. Dan itu adalah kekuatan kita. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Mari kita berdoa.

Mazmur 27:1,4,14

Daud adalah orang yang terus-menerus menerima pergumulan dan penderitaan. Begitu juga orang-orang puritan, temannya adalah pergumulan, penderitaan, kematian, kesusahan dan kemiskinan. Ini adalah suatu yang gelap di dalam hidup kita. Apakah kekuatan anak-anak Tuhan dalam menghadapi kuasa kegelapan yang menyerang kita? Anak-anak Tuhan diminta oleh Tuhan memiliki confidence dalam perang. 

Maka Daud menyatakan, “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” Ini adalah kepercayaan yang kokoh di dalam Tuhan, dalam peperangan. Dalam ayat yang keempat ini, Alkitab bertanya kepada Daud, “Musuhmu begitu banyak, kegelapan begitu nyata, engkau terus berada dalam pertempuran sengit. Darimana munculnya confidence dan keberanianmu?” Ayat keempat merupakan jawabannya. 

Confidence Daud berakar dari kekuatan dalam memandang the beauty of the Lord di dalam bait-Nya, “Satu hal telah kuminta kepada TUHAN. Itulah yang kuingini, diam di rumah TUHAN seumur hidupku. Menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.” Ayat pertama adalah confidence dalam peperangan. Ayat keempat adalah sumber kekuatan confidence itu. Saya akan menjabarkan ayat keempat.

Tuhan menunjukkan hal-hal indah dan menakjubkan bagi kita dalam Alkitab. Ketika Musa ditanya, satu hal apa yang engkau inginkan? Maka dia menyatakan: berikan saya penglihatan akan kemuliaan-Mu. Ketika Paulus ditanya, yang dia inginkan adalah untuk mengenal Dia, kuasa kematian-Nya, kuasa kebangkitan-Nya, persekutuan di dalam penderitaan-Nya. Dan Yesus sendiri mengatakan kepada Martha untuk membandingkan apa yang ada pada Maria. 

Yesus menyatakan bahwa Martha telah bersusah-susah, tetapi Maria memilih satu hal saja yang terbaik, yang tidak akan diambil darinya seumur hidupnya; yaitu mendengarkan suara Kristus. Perhatikan “satu hal”. Jikalau pagi ini Tuhan memberikan engkau kesempatan untuk meminta satu hal saja dan pasti Tuhan akan kabulkan, apa yang engkau minta? “Satu hal”, perhatikan betapa krusialnya karena itu menentukan prioritas kita. 

Maria sudah memilih yang terbaik yang tidak akan diambil darinya, yang dipilih oleh Maria adalah satu hal: aku ingin mendekat kepada-Mu, Kristus, aku ingin mendengarkan suara-Mu Kristus, aku tidak akan memperdulikan hal-hal yang lain. 

Yesus mengatakan Maria memilih bagian yang terbaik yang tidak mungkin diambil darinya. Karena itu adalah ketetapan hati Maria. Meskipun mendapat kemarahan dari saudaranya. Tidak ada yang bisa menggeser dia, itu prioritas hidupnya. Itu hal yang terpenting dari dirinya. 

Setiap kita ketika ditanya kenapa tidak ikut ini? Saudara punya alasan-alasan. Tetapi sebenarnya, intinya satu yaitu kita tidak memprioritaskan yang harusnya diprioritaskan. Itu bukan sesuatu yang mendesak pilihan. Saudara memberikan prioritas kepada sesuatu yang bukan Tuhan. 

Maria memilih bagian yang terbaik yang tidak akan diambil darinya. Dan itu juga diteguhkan oleh Tuhan. Tuhan akan meneguhkan setiap hati anak-anak-Nya yang seluruh jiwanya diberikan kepada Tuhan. Yang keinginannya hanya satu adalah untuk hidup bagi Tuhan. Dan Yesus sendiri memuji Maria, engkau sudah memilih yang terbaik. Hidup ini adalah rangkaian dari pilihan-pilihan. Apakah saudara dan saya sudah memilih yang terbaik yang dari Tuhan, yang Tuhan nyatakan ini yang terbaik?

Kita harus menetapkan hati untuk mengejar hal-hal surgawi. Ini adalah mengejar, mau melihat, memikirkan hal-hal di mana Kristus itu ada duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Perhatikan apa yang Daud minta: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, melihat keindahan Tuhan dan menikmati bait-Nya. 

Pada waktu itu, itu adalah tenda tabernakel, belum ada bait Allah, tetapi Tuhan memilih tenda itu, tempat Dia berdiam di bumi ini. Perhatikan prinsipnya: Allah itu maha hadir, tidak ada satu ruangan di mana Allah tidak hadir. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan kehadiran Allah itu dapat dirasakan oleh umat-Nya di dalam kondisi-kondisi tertentu, di dalam kedaulatan Allah memilih tempat itu. 

Ada tempat-tempat “spesial” yang Tuhan sendiri nyatakan “Aku mau di tempat itu”. Ini sangat mencengangkan, sesuatu yang tidak masuk akal kita. Salomo-pun mengatakan: Engkau adalah Allah yang melingkupi langkit di atas langit, mana mungkin Engkau mau berdiam di dalam sebuah rumah? Tetapi Alkitab kita mengajarkan bahwa Allah memilih satu tempat bagi-Nya yang disebut Rumah Tuhan. Dalam Perjanjian Baru itu adalah gereja yang sejati, di mana orang-orangnya memegang teguh, mau tunduk kepada Kristus. 

Maka Daud menyukai rumah Tuhan. Daud tidak mengatakan satu hal yang kuminta aku bisa diam di rumahku. Padahal rumah Daud waktu itu lebih mewah daripada tenda pertemuan. Rumah adalah tempat kita beristirahat, merasa nyaman dan secure, tempat adanya keluarga kita dan rasa dicintai. Ada kekuatan lagi, ada pemulihan. 

Ketika seseorang ada kesulitan atau musibah, yang pertama dipikirkan adalah pulang ke rumah. Kalau sudah beberapa lama bertamasya yang saudara-saudara pikirkan: aku ingin pulang rumah. Seperti itulah perasaan Daud, tetapi bukan pulang ke rumah dia, melainkan pulang ke rumah Allah. 

Ini bukan berbicara mengenai surga, tetapi di bumi ini. Kesukaannya adalah: aku bisa tinggal di rumah Tuhan seumur hidupku, untuk melihat the beauty of the Lord. Di dalam kata aslinya itu, Ibrani adalah Noam, ini adalah sesuatu yang menyenangkan, menyukakan, sesuatu yang manusia itu sebenarnya cari.

Dalam beberapa bulan ini saya belajar dua kata di mana Tuhan menyatakan insight yang dalam kepada saya. Pertama adalah obedience. Ketika berkata tentang obedience apa yang ada di dalam pikiran saudara? Taat, mesti pegang dengan teguh, sesuatu yang sulit, dan harus terbungkuk-bungkuk untuk melakukannya. 

Tetapi dalam Alkitab, kata obedience ini selalu berkait dengan perintah Allah dan kata ketiga yang menggabungkannya adalah kasih. Maka perintah Allah tidak pernah diberikan kepada umatnya di luar konteks kasih, dan Allah menginginkan umat-Nya melakukan perintah-Nya karena cinta. Ketika pengkotbah mengatakan taatlah kepada Tuhan, itu artinya berikan hatimu total kepada Kristus. Ini adalah suatu tindakan yang didorong karena cinta.

Kata kedua adalah holiness, ketika kita mendengar kata holiness apa yang ada di dalam pikiran kita? Tidak boleh ini/itu, menjauhi kejahatan. Tetapi ketika saya melihat Alkitab maka saya menyetujui kalimat yang saya dapatkan dari Nancy Leigh DeMoss, “Ketika kata holiness muncul engkau memikirkan tentang beauty.” 

Ketika Daud mengatakan, “Aku mau melihat the beauty of the Lord.” The beauty of the Lord, adalah keseluruhan sifat Allah dalam kesucian-Nya. Kesucian itu menakutkan. Musa, Yesaya dan Ayub takut. Tetapi kalau itu berada di dalam Kristus maka kesucian itu menjadi sesuatu yang indah (beauty). Perhatikan baik-baik, Tuhan memiliki segala hal di dalam diri-Nya yang manusia inginkan. 

Dia satu-satunya yang sempurna di dalam diri-Nya dan dalam sifat-Nya. Dalam diri dan sifat Allah terdapat segala hal yang jiwa kita inginkan. Jiwa kita menginginkan kebenaran, belas kasihan, anugerah, keadilan dan adanya penghakiman yang adil. Jiwa kita menginginkan dikasihi, diperhatikan. Sehingga kalau Allah memberikan pertumbuhan rohani dalam diri kita, maka kita akan melihat kemuliaan, keindahan dari Tuhan di dalam Yesus Kristus.

Daud menginginkan satu hal saja: Diam di rumah Tuhan seumur hidupku, melihat keindahan Tuhan dan menikmati bait-Nya. Di dalam rumah Tuhan yang sejati, kita bukan bertemu dengan orang-orang berdosa saja. Kita mesti sadar kita adalah orang-orang yang berdosa, dan Tuhan mempertemukan kita di gereja ini. 

Tetapi di dalam rumah Tuhan setiap orang akan melihat the beauty of the Lord dan Tuhan yang berdaulat, rela menyatakan keindahan-Nya kepada umat-Nya di dalam gereja yang sejati. Saudara tidak bisa memisahkan pertumbuhan pengenalan akan Allah dengan Bait Allah. Gereja lokal yang sejati itu begitu penting untuk membuat kita bertumbuh mengenal Allah. 

Gereja lokal itu begitu mulia. Jikalau gereja lokal itu sungguh-sungguh sejati, maka itu dibawa dan dipakai oleh Allah untuk menyatakan kehadiran-Nya yang terlihat. Dan inilah kekuatan Daud sehingga Daud memiliki confidence untuk menyatakan kalimat-kalimat perang terhadap musuhnya. Perhatikan dua tonggak itu: ayat 1 dan ayat 4. Ayat 1 berbicara confidence dalam peperangan. 

Ayat 4 berbicara berkenaan sumber keberanian dari peperangan tersebut. Ketika kita berbicara mengenai melihat keindahan Tuhan. Alkitab berkali-kali menyatakan bahwa itu adalah sesuatu yang sangat berharga. Kita tidak bisa take-it-for-granted. Maka dalam ayat-ayat selanjutnya Daud menekankan, “Nantikanlah Tuhan”.

Ada beberapa tonggak penting dalam Mazmur 27.

Pertama adalah confidence di tengah ketakutan dan pergumulan. Tuhan Allah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut. Tuhan adalah benteng hidupku, kepada siapakah aku harus gemetar?

2.Kedua, kekuatan Daud datang dari melihat kemuliaan, keindahan Tuhan di Bait-Nya. 

Daud menginginkan seluruh hidupnya di dalam sana melihat keindahan Tuhan. Tetapi bagaimana kita bisa memiliki pengalaman melihat keindahan Tuhan? Alkitab mengajar kita, Allah tidak bisa dipermainkan. Alkitab dengan jelas menyatakan ketika kita approach Tuhan, sungguh-sungguh dengan segenap hati, dengan bulat hati. Beberapa waktu yang lalu kami menyelesaikan retreat Pemuda dan Pekerja berjudul Living Zealously. Apa prinsip Living Zealously? Yang penting adalah Zeal. 

Ini adalah suatu kata adjective dan verb yang sifatnya menerangkan: segenap, seutuhnya, semua. Alkitab mengatakan, ‘Berikan seluruh hatimu’, kita berpikir yang penting itu adalah hati. Tidak! Yang paling penting adalah ‘seluruh’. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap pikiranmu, dengan segenap akal budimu, dengan segenap kekuatanmu. Seluruhnya berkata ‘segenap’. 

Kita tidak pernah bisa memandang keindahan Tuhan dengan menganggapnya sesuatu yang murahan, yang aku bisa dapatkan dengan jiwa take it for granted. Ada sesuatu yang harus kita kejar secara rohani, yang kita harus memiliki pengharapan dan kemauan untuk meraihnya dengan segenap hati. 

Daud mengajarkan bagaimana kita bisa melihat keindahan Tuhan. Ada satu kondisi yang dinamakan: nantikanlah Tuhan. Di ayat 14, dalam satu ayat ada dua kata ini diulang: “Nantikanlah Tuhan, ya nantikanlah Tuhan”. Setiap hal dalam Alkitab dua kali diulang menekankan keseriusan. Tuhan menyatakan, “Musa, Musa”. Tuhan menyatakan, “Saulus, Saulus”. 

Di Amsal dikatakan: maka jagailah hatimu dengan segala kewasapadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Dalam bahasa aslinya adalah “Keep with all keeping” menyatakan betapa seriusnya hal ini, dan betapa sulitnya, kita harus berusaha sungguh-sungguh. Daud menyatakan, untuk menanti, engkau perlu menguatkan dan meneguhkan hatimu. Engkau perlu menyemangati dirimu dari dalam. tidak ada pertolonganmu dari luar untuk menguatkan dan membuat engkau bisa menantikan Tuhan, engkau harus menguatkan dan meneguhkan hatimu sendiri. Kuatkan, teguhkan hatimu, nantikan Tuhan. 

Perhatikan, Kita tidak akan mengetahui kalimat-kalimat berikutnya mengenai menanti Allah sampai seluruh hatimu diletakkan total kepada Kristus Yesus sebagai Tuhan secara mutlak. Kalau kita hanya sebagai pengunjung gereja kemudian pulang, atau mengatakan, aku sudah menerima Yesus sebagai Juruselamatku, sudah lahir baru, tetapi hati kita tidak seutuhnya diberikan dalam pemerintahan Yesus Kristus, saudara akan melihat kalimat-kalimat di bawah ini absurd. 

Ada bagian-bagian dalam Alkitab yang kita tidak mengerti karena memang Tuhan belum membukakannya. Tetapi juga ada bagian-bagian yang kita tidak bisa mengerti karena memang kita tidak masuk di dalam kategori itu. Kiranya Tuhan menolong kita semua.

Apa yang Alkitab katakan mengenai wait for the Lord? Ada 4 (empat) hal.

1.Pertama, menanti Tuhan adalah paralel satu koin dua sisi yang berbeda dengan kata ‘mencari wajah Tuhan’.

Menanti Tuhan dan mencari wajah Tuhan adalah hal yang sama. Satu dipakai nada yang sifatnya pasif seakan-akan, pada saat yang sama ketika dia pasif, dia sedang aktif. Menantikan Tuhan bukan seperti seseorang menunggu di ruang tunggu Dokter atau menganggur, bukan artinya bahwa orang itu malas, atau tidak bekerja, bukan merupakan gambaran orang tersebut tidur. Tetapi menanti Tuhan adalah tindakan aktif mencari wajah Allah. 

Contohnya, di dalam Alkitab seorang perempuan Siro-Fenisia, pergi kepada Yesus dan mengatakan: Have mercy on me, the Son of David, anak-ku itu sedang sakit, aku minta tolong untuk disembuhkan, have mercy on me the Son of David. Yesus diam dan tidak berkata apa-apa. Apa sebenarnya inti seluruh cerita itu? 

Perempuan ini menunggu dengan gigih Yesus berbicara. Dia tahu satu-satunya yang bisa mengubah hidup dia adalah perkataan Yesus. Dia menantikan Yesus berbicara personally kepada dia. Murid-murid Yesus mengusir dia. Seandainya murid-murid Yesus menghibur dia, dia tidak akan peduli. Waktu itu Yesus diam, tetapi perempuan ini mengejar dan mendekat kepada Yesus Kristus. 

Persis seperti kitab Mazmur mengatakan: aku dungu, aku tidak mengerti tetapi aku tetap mendekat kepada-Mu. Perempuan ini tidak menyerah, terus berjuang, menanti dengan pengharapan yang besar atas jawaban satu kalimat saja dari Yesus kepada dia. Dan ketika Yesus kemudian menyatakan kalimat-Nya, Yesus Kristus memuji imannya yang besar. Dalam kitab Ibrani dikatakan: barangsiapa beriman kepada Allah, harus percaya Allah ada, dan Allah memberi upah bagi mereka yang mencari Dia. Menanti Tuhan itu bukan tindakan yang pasif, melainkan aktif mencari wajah Allah. 

Perhatikan ayat ke-8. Daud mengatakan, “Hatiku mengikuti Firman-Mu, carilah wajah-Ku, maka wajah-Mu kucari, ya Tuhan.” Sekali lagi, kekuatan kita adalah melihat the beauty of the Lord dan kita tidak bisa take it for granted. Saat mau melihat pertunjukan yang sangat terkenal pun saudara perlu menanti berjam-jam dan membayar begitu mahal. Saudara dan saya mau melihat the beauty for the Lord dengan jiwa yang take it for granted? Lupakan! Alkitab mengatakan, berikan segenap usahamu untuk mengejar Allah.

2.Kedua, Alkitab berkata, menanti Allah adalah memiliki kesiapan mendengar dan mentaati perintah Allah yang akan datang. Satu readiness. 

Maka dalam ayat ke-11 dikatakan: Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya Allah. Ini adalah kesiapan Daud mendengar dan menaati perintah Allah yang akan datang. Seperti prajurit yang menunggu perintah dari jenderalnya. 

Setelah jenderal itu memberikan perintah, apa yang dikatakan oleh prajurit itu? Hanya satu kata “Siap!” Saudara, ini adalah suatu yang nyata bukan? Saudara lihat di TV bagaimana seorang jenderal Romawi memerintah anak buahnya, kemudian mereka semua mengatakan “Siap!” TNI atau tentara di seluruh dunia, bahkan ketika mereka sedang duduk, sedang bercanda dengan temannya, main kartu, atau minum-minum, begitu jenderal itu datang ke ruangan itu, semuanya berdiri. 

Ketika jenderal itu memerintahkan sesuatu, semua orang akan mengatakan “Siap! Kami akan kerjakan.” Suatu hari Yosua masuk ke tanah Kanaan, kota pertama Yerikho. Tiba-tiba dia bertemu dengan Malaikat Tuhan dengan pedang yang berputar. Yosua sangat kaget dan bertanya, “Engkau lawan atau Engkau kawan?” Ini adalah pikiran orang berperang. Kalau engkau lawan/musuh aku akan melawan engkau. Kalau engkau berada di belakangku engkau adalah pendukungku. 

Tetapi Malaikat Tuhan itu tidak jawab apa-apa. Kalau jawab itu artinya Yosua memegang order, memegang ordo. Tetapi Malaikat Tuhan mengatakan, “Aku panglima bala tentara Tuhan” Sekarang baru Yosua yang harus memikirkan Yosua lawan atau Yosua kawan. Jika saudara teliti, Alkitab itu begitu indah. Allah akan menyatakan diri-Nya, you sekarang lawan-Ku atau you adalah orang yang mau takluk kepada-Ku? Setelah Malaikat Tuhan mengatakan “Aku adalah panglima bala tentara Allah” Yosua tahu, Dia Jenderal, bukan Yosua yang jenderal. 

Dia adalah Allah itu sendiri, Kristofani, Kristus yang muncul pada Perjanjian Lama dan Yosua mengatakan, “Apa yang dikatakan Tuanku kepada hamba-Mu ini? Engkau bicara apa sekarang, katakanlah.” Ini adalah readiness untuk mendengar dan mentaati perintah Allah yang akan datang.

3.Ketiga, menanti Allah artinya adalah tinggal diam dalam kekuatan dan perlindungan Allah. 

Ini adalah tinggal diam di dalam kekuatan Allah dan bukan saja memelihara, menguatkan tetapi akan menyembuhkan. Dari kalimat ini, saya selalu mengingat burung rajawali. Setelah burung rajawali bertempur, maka seluruh bulunya rontok, dan kulit-kulitnya berdarah. Dia akan mencari tempat perlindungan, tidak kemana-mana, sampai seluruh bulunya dan seluruh sayapnya kuat kembali, mungkin beberapa hari/minggu/bulan. Setelah kekuatannya pulih, maka dia akan terbang dan bertempur lagi. Dia akan menemukan kekuatan yang baru. 

Baca Yesaya 40:30-31, “Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Apakah saudara mempunyai pengalaman? Begitu banyak kesakitan yang terjadi. 

Mungkin salah paham, mungkin orang jahat kepada kita, mungkin menganggap orang jahat kepada kita, seperti Daud begitu banyak musuhnya tetapi ketika itu terjadi dan dia begitu down, lalu dia mengundurkan diri, tidak mau berbicara kepada siapa pun saja, pergi ke satu tempat yang terlindungi, dan di tempat itu dia bergumul dengan Allah saja. Dia menanti-nanti Allah, sampai seluruh kekuatannya itu diperbaharui oleh Allah. 

Dan dia akan persis seperti burung rajawali, keluar dari tempat itu dengan kekuatan yang baru. Setiap pahlawan di dunia ini pasti ada tempat persembunyiannya. Setiap orang yang dipakai oleh Tuhan pasti ada tempat persembunyiannya. Setiap orang yang diurapi oleh Tuhan pasti ada tempat persembunyiannya. 

Apakah engkau memiliki tempat persembunyianmu? Apakah engkau memiliki tempat di mana engkau bisa mencurahkan isi hatimu yang terdalam dengan air matamu? Engkau menanti-nanti Tuhan di situ, sampai Dia mengarahkan pandangan-Nya kepada kita dan mengasihi kita. Alkitab mengatakan orang itu seperti rajawali yang naik terbang tinggi. Orang yang menanti Tuhan adalah orang yang tinggal diam dalam kekuatan Allah.

4.Keempat, Alkitab mengajar kepada kita menanti Allah artinya mengijinkan Allah bertindak dengan cara-Nya, dengan jalan-Nya, pada waktu-Nya. 

Orang yang menanti Allah akan menetapkan hati menyetujui metode, cara dan sarana yang dipakai Allah untuk menyelamatkan dan memberkati kita. Kita pasti punya banyak masalah, dan kita berharap Tuhan menolong kita. Tetapi pertanyaannya, apakah saudara menanti Allah atau tidak? Menanti Allah itu artinya menyetujui dari cara-Nya, jalan-Nya pada waktu-Nya. Tuhan yang bergerak menolong kita. 

Mungkin Dia mengubah hati seseorang, bagaimana orang itu menjadi baik kepada kita, atau mungkin Dia mengubah keadaan-keadaan kondisi dari kehidupan kita. Apapun saja kita tidak tahu, begitu banyak kemungkinannya tetapi jelas adalah Tuhan yang bekerja bukan kita yang memaksakan kehendak. Dalam Yesaya 7 ada satu raja yang tidak menanti Tuhan, dan itu adalah Ahas. 

Pada waktu itu Ahas sangat terkepung dengan tentara Siria dan Efraim, kemudian Yesaya diutus oleh Tuhan datang kepada Ahas. Yesaya mengatakan, “Minta satu tanda, dari dunia orang mati pun minta satu tanda, aku akan menyelamatkan engkau.” Kemudian Ahas menyatakan, “Oh tidak, aku tidak akan merepotkan siapa-siapa, aku tidak mau mencobai Tuhan.” 

Ini kalimat yang kelihatannya rohani, tetapi dia tidak mau menanti Tuhan bekerja, dia tidak mempercayai Tuhan yang bekerja, tetapi sebaliknya, dia cepat mengutus bawahannya pergi ke Asyur meminta bantuan. Berapa banyak dari hidup kita, ketika ada masalah, kita memikirkan orang lain dulu untuk membantu kita. Kita memikirkan mengenai uang ada atau tidak terlebih dahulu dari Tuhan yang ada untuk membantu kita. Begitu ada masalah saudara lakukan apapun saja untuk membereskan masalah, dan doa adalah hal terakhir kalau seluruhnya tidak mendapatkan pertolongan. 

Bertobat saudara! Kita harus datang lebih dulu kepada Tuhan, menanti pertolongan-Nya, karena Allah itu mau menolong kita umat-Nya. Di tengah kegelisahan dan kekuatiran yang besar, nama Tuhan adalah menara yang kuat dan seluruh umat saleh itu akan berlindung kepada-Nya. Saya akan akhiri dengan satu kisah yang sungguh-sungguh terjadi yang membuat hati saya hancur.

Saya pernah masuk ke dalam sebuah konferensi penginjilan. Dan di sana ada hamba-hamba Tuhan dari Tiongkok datang. Kemudian hamba-hamba Tuhan itu mendapat kesempatan sharing dan membawakan Firman Tuhan selama 20-30 menit setiap orang. 

Ada orang yang spesialisasinya adalah mengabarkan Injil di jalanan. 

Ada yang spesialisasinya adalah mengabarkan Injil kepada anak-anak. 

Ada yang spesialisasinya adalah misi di kedalaman Tiongkok. 

Dan ada pengkotbah-pengkotbah dengan spesialisasi masing-masing. 

Beberapa dari mereka pernah di penjara, beberapa dari mereka ada yang pernah makan tikus di dalam penjara karena mereka sangat kelaparan. 

Kemudian ketika saya mendengarkan mereka berbicara, dari hati mereka yang terdalam, semuanya, kita bisa melihat kerinduannya yang besar supaya Tiongkok bisa diselamatkan. “Kapan Tiongkok terbuka untuk Injil?” Setiap dari hamba Tuhan tersebut selalu mengakhiri khotbahnya dengan air mata. Dan terus mereka berdoa “Tuhan kapan waktunya? Berapa lama lagi ya Tuhan?” 

Di tengah-tengah seluruh rekan mereka yang mati, sebagian besar dari keluarga-keluarga mereka harus masuk penjara, tetapi mereka semua dengan motivasi yang benar terus-menerus menginginkan Tiongkok diselamatkan dan terbuka untuk Injil. Pada waktu itu saya ada di sana, dan saya tidak tahu sama sekali tentang Tiongkok, tetapi getaran hati mereka itu sampai ke hati saya.

BACA JUGA: MAZMUR 119:1-24 (JALAN KEBAHAGIAAN)

Kemudian ada satu orang dijadwalkan untuk berkotbah yang datang ke mimbar. Kemudian dia membuka Mazmur 46:10 dan dia hanya mengatakan satu kalimat ini dan kemudian membahasnya dalam beberapa menit dan menyelesaikannya. 

Dan apa yang dibacakan? “Be still and know that I am God” “Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Tuhan”. Saya kaget sekali. Semua orang gundah gulana “Tuhan, buka Tiongkok, berikan pertobatan, kapan Tuhan?” Penginjil itu mengatakan ‘Be still! Diam! Dan ketahuilah Akulah Tuhan” Dan semua orang di sana tertunduk mau mentaati Tuhan untuk bertindak dengan cara-Nya pada waktu-Nya. Nantikanlah Tuhan. Ya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu, ya, nantikanlah Tuhan. Kiranya jemaat ini diberikan kekuatan oleh Tuhan untuk berlutut setiap hari, menanti Dia bekerja luar biasa di tengah-tengah kita. Mari belajar menanti Tuhan. Mari kita berdoa.
Next Post Previous Post