4 ARTI DIA MENJADI SAMA DENGAN KITA (IBRANI 2:14-15)

Pdt. Solomon Yo.
Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; Ibrani 2:15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut (Ibrani 2:14-15)
4 ARTI DIA MENJADI SAMA DENGAN KITA (IBRANI 2:14-15)
gadget, bisnis, otomotif
Ibrani 2:14a: Karena anak-anak ini adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka. Ayat ini dapat diartikan demikian: Anak Allah yaitu Yesus Kristus telah menjadi sama dengan kita, Dia menjadi manusia yang terdiri dari darah dan daging, Dia mau menjadi sama dengan kita demi menolong kita. Apa artinya: Dia menjadi sama dengan kita? Artinya adalah:

1) Inkarnasi, artinya: Anak Allah menjadi sama dengan manusia kecuali dalam hal dosa, Dia tidaklah berdosa. Kita adalah manusia yang kurang manusiawi karena kita sudah jatuh ke dalam dosa, kita adalah ciptaan yang sudah rusak. Yesus lahir sebagai bayi yang lemah, kemudian bertumbuh besar, lalu melayani, dan akhirnya mati di atas kayu salib. Yesus adalah manusia yang riil dan sekaligus Allah. Yesus menjadi sama dengan kita, karena sebenarnya Dia berbeda dengan kita, Dia adalah Allah. Dia menjadi sama dengan kita merupakan suatu tindakan yang khusus.

Bagaimana mungkin Dia yang adalah roh, Sang Pencipta, yang tidak terbatas dapat menjadi manusia yang berdarah daging dan yang hanyalah ciptaan yang terbatas? Manusia memang tidaklah mungkin menjadi Allah, tetapi adalah mungkin bagi Yesus yang adalah Allah untuk menjadi manusia. Yesus memiliki 2 natur yaitu Allah dan manusia. Inilah peristiwa yang menakjubkan. Tidak ada mujizat yang bisa melampaui mujizat inkarnasi ini.

Peristiwa inkarnasi merupakan peristiwa satu-satunya yang membuat malaikat terheran-heran. Dalam suatu penggambaran imajinatif, diceritakan adanya kehebohan di Surga karena Pangeran Surgawi akan datang ke planet bumi yang jorok, yang dihuni oleh manusia berdosa yang jahat. Malaikat merasa hal itu tidaklah mungkin! Sang Pangeran akan lahir di sebuah kandang dan ditidurkan di palungan/ tempat makan hewan. Mengapa Allah, Raja diatas segala raja, Sang Pencipta mau menjadi manusia yang lemah dan terbatas? Apa yang membuat manusia mendapatkan perhatian yang begitu istimewa dari Allah?

Manusia diberi kasih yang begitu luar biasa oleh Allah. Kasih itu tidak memberikan malaikat ataupun ciptaan yang baru melainkan Dia sendiri yang datang. Inilah misteri di atas segala misteri. Apa yang membuat Tuhan begitu mengasihi manusia berdosa? Tidak ada yang dapat dibanggakan dari diri kita, yang selalu menyakiti hati Tuhan. Kasih Illahi begitu menakjubkan!

Dia memberikan kasih-Nya bukan dari jauh melainkan Dia berkenan datang langsung, menghadapi segala kekotoran kita, mengalami segala duka dan penderitaan, yang tidak sepatutnya Dia terima. Inilah inkarnasi yang riil.

2) Anak Allah memiliki pengorbanan diri, perendahan diri.

Dalam suatu relasi yang baik, bukanlah terjadi hal yang baik dan sempurna berubah menjadi tidak baik dan tidak sempurna. Yang kurang baik harusnya belajar untuk menjadi sempurna dan baik. Tetapi, Yesus yang sempurna dan mulia menjadi sama dengan kita yang penuh dengan cacat dan hina. Yesus menjadi sama dengan kita bahkan kurang dari kita dalam banyak hal, tidak memiliki hak dalam kesenangan, tetapi karakter-Nya, kesucian-Nya tidaklah tercemar. Dia sama dengan kita dalam segala hal kecuali dalam hal dosa. Kita pasti tidak mau dianggap sebagai teman baik dari seorang penjahat, tetapi Yesus datang sebagai sahabat pemungut cukai dan pelacur. Dia rela melakukan hal itu tetapi identitas diri-Nya tidaklah tercemar sedikit pun. Inilah suatu kerelaan dan pengorbanan yang besar.

Yesus tidaklah malu untuk menyebut kita sebagai saudara-Nya. Itulah kasih-Nya yang begitu besar bagi kita. Dia yang dilayani oleh malaikat, rela meninggalkan Surga dan datang ke dalam dunia, menjadi terbatas dan bergantung kepada orang lain, melayani tetapi ditolak, dikhianati, diludahi, dan dipukuli, bahkan sampai sekarang pun orang tidak percaya bahwa Dia adalah Anak Allah. Anak Allah rela untuk menyamakan diri-Nya dengan manusia berdosa. Sungguh suatu hal yang sangat “bodoh”!

Kita pasti akan memaki anak kita dan mengatai dia bodoh karena dia telah menukar barangnya, yang kita beli dengan harga jutaan rupiah, dengan barang yang harganya hanyalah puluhan ribu rupiah. Allah juga sepertinya bertindak “bodoh” dengan menukar nyawa Anak-Nya yang tunggal dengan nyawa kita yang hina dan jelek ini. Hitungan Tuhan begitu sulit untuk kita pahami. Martin Luther pernah berkata bahwa Theologia Salib menyatakan suatu kebodohan, Allah yang begitu lemah, tapi bukan karena Dia bodoh dan tidak berdaya melainkan Dia memikul kebodohan dan ketidakberdayaan kita. Apa yang Allah lakukan adalah lebih bijaksana daripada bijaksana manusia mana pun.

Tuhan sudah berkorban begitu besar tetapi yang diperoleh-Nya justru penolakan dan hinaan. Walaupun respon dari orang-orang yang ditebusnya adalah menolak dan menghina Dia, tetapi Dia tidak akan gagal. Pemujaan kepada Yesus, cinta kepada Yesus dan penghormatan kepada Yesus, itulah yang akan dihasilkan, dan Dia pasti akan berhasil. 

Napoleon Bonaparte pernah berkata kepada ajudannya demikian: Lihatlah Orang Galilea ini, siapakah Julius Caesar, Alexander The Great, dan Napoleon Bonaparte yang dengan kekuatan senjata berhasil menaklukkan dunia tetapi hanya sesaat dan setelah itu lenyap. Tetapi Orang Galilea itu, dengan hanya bersenjatakan kasih, dapat mendorong puluhan ribu orang rela mati bagi Dia. Sampai pada hari ini pun, bahkan sampai kapanpun, akan banyak orang yang jiwanya sudah tersentuh kasih Tuhan yang rela mempersembahkan seluruh hidupnya bahkan mati bagi Tuhan. Inilah penakluk yang sejati.

Secara perhitungan manusia, Tuhan adalah bodoh dan rugi, tetapi Dia tidaklah rugi. Kita janganlah terlalu melakukan perhitungan secara duniawi. Saat ini kita cenderung lebih “pintar berhitung” yaitu: kita lebih memilih olah raga 3 kali seminggu agar badan sehat daripada ikut dalam doa dan pelayanan. Kita telah kehilangan jiwa/ roh/ kuasa dari Tuhan. Kita perlu menjadi “bodoh” dan rela rugi asalkan kita benar dan berkenan di hadapan Tuhan.

3) Supaya Dia dapat memberikan pertolongan yang paling tuntas bagi kita.

Tuhan adalah Juru selamat dan penolong yang sejati. Hal ini sering kali dipakai secara naïf untuk kepentingan diri. Dalam fakta hidup kita, walaupun Tuhan adalah penolong dan Juru selamat, segala persoalan tidak selalu menjadi beres. Ada kalanya kesulitan itu tidak disingkirkan dari hidup kita, tetapi hal ini tetap ada dalam rencana Tuhan yang sempurna dan baik bagi kita. Yesus datang untuk menjalani jalan salib, bolehkah kita mengharapkan jalan tol?

Dalam hidup ini ada 1 masalah yang paling krusial yang harus dibereskan yaitu masalah dosa dan segala akibatnya. Masalah ini begitu serius dan hanya Allah yang dapat memberikan jalan keluarnya. Allah telah merancangkan jalan keselamatan yaitu dengan cara: Allah menjadi manusia. Hanya dengan jalan inilah iblis bisa dihancurkan, dosa bisa ditebus, dan kematian bisa dipunahkan kuasanya. Hanya dengan Allah yang turun ke dalam dunia, maka kita dapat melihat betapa dahsyat kuasa penyelamatan Allah. Terlalu besar apa yang Allah lakukan.

Roma 5:12-21 menyatakan perbandingan yang tidak sebanding antara Anak Allah yang datang dengan kerendahan yang begitu besar tetapi terkandung kuasa yang begitu besar untuk menghancurkan iblis dan kematian, dan manusia bisa dilepaskan dari dosa. Setiap manusia berada dalam kutukan dosa. Sejak dilahirkan, seorang manusia sudah menuju kepada kematian. 

Setiap orang sudah berada di bawah bayang-bayang maut. Kematian bukanlah hal yang biasa melainkan berhubungan dengan eksistensi kekekalan yang ada dalam diri setiap manusia. Kematian berarti manusia dibuang di dalam kekekalan dari hadirat Allah, dan itulah penderitaan yang luar biasa. Tanpa penebusan oleh Kristus, kita adalah manusia celaka yang tidak berpengharapan karena kita akan memasuki kematian kekal.

Dosa telah memberikan akses kepada iblis untuk menguasai kita. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, iblis hanya memiliki akses terbatas dari luar diri manusia untuk menjatuhkan manusia. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, iblis memiliki kemudahan untuk menguasai manusia. Setelah Yesus mati menebus kita, iblis tidak lagi punya hak atas diri kita karena kita sekarang telah menjadi milik Kristus.

Di atas kayu salib itulah Kristus telah secara tuntas mendamaikan kita dengan Allah. Hal ini ditunjukkan dengan terbelahnya tabir Bait Suci. Untuk itulah Yesus Kristus yang adalah Allah rela menjadi sama dengan manusia yang berdarah daging. Kalau kita belum berada di dalam Kristus maka kita masih berada dalam kebinasaan. Natal mengingatkan kita untuk kembali kepada Injil Anugerah/ Injil Yesus Kristus.

Manusia berada di bawah ketakutan sehingga banyak yang melakukan hal-hal mistik dan mengerikan untuk mendapatkan keselamatan, seperti: melemparkan anaknya ke Sungai Gangga, menyiksa diri. Kita harus bersyukur karena Yesus Kristus telah melepaskan kita sehingga kita menjadi orang yang merdeka. Kita tidak perlu takut dengan kematian karena kita telah memiliki meterai dari Tuhan. Sudahkah anda menerima Tuhan Yesus, menerima Injil Anugerah?

4) Karena Dia ingin memulihkan kemanusiaan kita yang sejati.

Kita dipulihkan dengan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia. Yesus mati di atas kayu salib bukan supaya hidup kita menjadi lancar melainkan supaya hidup kita bisa berkemenangan seperti Dia yang telah menang. Allah berkehendak mewujudkan gambar dan rupa Allah yang sejati dalam diri manusia. Allah lebih memperhatikan keselamatan jiwa kita daripada kenyamanan hidup kita. Allah lebih memperhatikan pembentukan diri kita supaya sempurna seperti Dia. Tuhan memakai kesulitan, situasi menjadi sarana untuk membentuk kita.


Allah sangat mengasihi kita. Kalau Dia rela memberikan Anak-Nya yang tunggal, tidak ada hal lain yang tidak Dia berikan kepada kita. Dalam keadaan yang susah, ingatlah senantiasa bahwa Allah mengasihi kita. Dia rela menjadi manusia agar kita dapat dipulihkan menjadi serupa dengan gambar dan rupa Adam kedua yaitu Yesus Kristus. 4 ARTI DIA MENJADI SAMA DENGAN KITA (IBRANI 2:14-15)
Next Post Previous Post