HIDUP YANG BERPUSAT PADA ALLAH (2 KORINTUS 4:6,5:11,14-15)

Solomon Yo.
Hanya kembali memandang pada Allah yang mulia barulah kita dibukakan tentang berbagai-bagai tipu daya dunia, dengan demikian kita tidak terjatuh, dan biarlah kuasa-Nya, kemuliaan-Nya mengubahkan hidup kita. Betapa indahnya hidup kita kalau kita memiliki spiritualitas sejati – Allah yang menjadi terutama dalam hidup kita. 
HIDUP YANG BERPUSAT PADA ALLAH
gadget, bisnis, otomotif
Jika dalam Mazmur 14:1, orang bebal berkata, dalam hatinya tidak ada Tuhan, janganlah dalam tindakan sehari-hari kita berteriak keras Allah tidak ada. Di Alkitab kita menjumpai kata “Allah“ sebanyak 1314 kali dan hampir sebagian besar ditulis dalam surat Paulus, yakni 548 kali, hal ini membuktikan satu hal, yaitu Allah adalah yang terutama dalam hidupnya; Allah menjadi segala-galanya, Allah menjadi penentu dan pengaruh terbesar dalam hidup. Perenungan kita berikut ini kiranya menolong kita menjadi orang Kristen yang berpusat pada Allah.

1. Allah adalah Allah yang riil.

Paulus menegaskan bahwa dunia dan seluruh isinya ini hanyalah kesia-siaan dan hanya di dalam Kristus maka segala sesuatu yang kita kerjakan di dunia akan menjadi bernilai karena itu jadikanlah Kristus sebagai yang utama dalam hidup kita. Dalam hal ini Paulus tidak sekedar berbicara secara teoritis, idealis dan teologis, tidak, tapi ia membawa kita masuk ke dalam pengalaman pribadinya. Paulus ketika menghadapi tekanan berat dan tantangan dunia yang mengimpit, dia tidak menjadi tawar hati, dia tidak menyerah begitu saja karena Paulus percaya bahwa yang tidak kelihatan itulah yang bersifat kekal sedang apa yang tampak di depan mata sekarang hanya bersifat sementara. 

Paulus hanya berpegang pada Allah yang riil. Hati-hati, janganlah masuk dalam konsep filsafat dunia yang sengaja mengaburkan kebenaran, salah satu ajarannya adalah rasa sakit bukanlah hal yang riil tetapi semu. Dalam buku enemy within diungkapkan suatu realitas, yakni dunia penuh dengan tantangan dan tekanan yang begitu berat sehingga begitu sulit orang untuk menjadi rohani namun biarlah di tengah dunia yang kacau ini kita tetap berpegang teguh dan beriman pada Allah. 

Kekuatan manusia kita tidak akan dapat mengalahkan dunia maka satu-satunya cara hanya dengan kekuatan Allah yang dimeteraikan oleh Roh Kuduslah kita dapat mengalahkan dunia dan semua godaannya. Yusuf telah memberikan teladan indah pada kita, tanpa kekuatan dari Tuhan mustahil Yusuf dapat lepas dari godaan iblis. 

Yusuf tahu akan semua akal licik si iblis dan lebih dari itu, ia takut akan Allah yang riil karena itu, ia tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu si iblis Ingat, segala sesuatu di dunia ini akan berlalu tetapi satu hal yang pasti, yakni Allah tidak pernah berubah – Allah sungguh riil dan ini menjadi pengharapan bagi kita. Yusuf adalah seorang yang disertai Allah dan ini yang membuatnya selalu berhasil di setiap langkahnya. 

Namun sungguh amatlah disayangkan, orang tidak menyadari hal ini, orang justru meminggirkan Allah dan lebih memilih hal-hal yang menawarkan kenikmatan tetapi berakhir dengan kebinasaan. Hati-hati, jangan terjebak oleh bujuk rayu iblis yang menawarkan kenikmatan sementara tetapi berakhir dengan kehancuran. Biarlah kita tetap berpegang teguh pada Allah yang riil maka hidup kita tidak menjadi hancur.

2. Allah adalah Allah yang berdaulat.

Ada dua hal yang kontras yang harus kita pikirkan, yaitu: pertama, Allah bagiku, hari ini orang percaya kepada Allah karena berkat-berkat-Nya saja. Kepercayaan seperti ini dikenal dengan agama manfaat atau utilitarianisme, agama di mana Allah bukan sebagai Allah yang berdaulat tetapi Allah menjadi kegunaan bagi manusia. Pertanyaannya sekarang adalah siapakah Allah bagi kita? Ketika tantangan dan penderitaan itu datang apakah kita masih tetap percaya pada-Nya? Siapakah yang lebih berdaulat, Allah ataukah diri kita? Agama manfaat adalah agama dimana allah yang melayani, allah dimanipulasi oleh manusia demi untuk kepentingan manusia. 

Perhatikan, allah ini adalah allah palsu, allah berhala yang membawa kita pada kebinasaan kekal. Allah yang sejati tidak membiarkan dirinya dipermainkan, Allah yang sejati akan mendidik manusia sedemikian rupa sampai manusia menyadari bahwa di hadapan Allah, kita bukanlah siapa-siapa, we are nothing – Allah yang seharusnya kita junjung tinggi, kedua, aku bagi Allah, Allah adalah yang terutama dalam hidup kita maka inilah agama theosentris yang diajarkan oleh Firman Tuhan. 

Agama theosentris inilah yang dipercaya dari Paulus, Petrus dan para rasul yang lain. Namun sebagian orang berpendapat sebaliknya, yaitu hidup berpusat pada Allah malah membuat hidup kita sulit. Salah! Yang membuat menjadi sulit adalah diri kita sendiri yang untrue, kita adalah manusia berdosa, kita telah diperhamba oleh dosa kecuali hidup ini kita serahkan pada Kristus untuk dibentuk dan diubahkan barulah kita akan merasakan sukacita sejati ketika kita menjalankan kehendak-Nya. 

Orang yang diubahkan dapat melihat jauh ke depan, imannya menerobos realita dunia, itulah sebabnya, orang lebih memilih menderita bahkan mati daripada ia harus menyangkali Tuhan karena ia tahu di dalam Tuhan tidak ada sesuatu yang sia-sia. Memang, ketika kita diproses diubahkan, untuk melakukan perintah Allah tidaklah mudah, kita harus mengalami berbagai-bagai didikan yang sulit tapi setelah dibentuk maka melakukan yang jahat justru menjadi hal yang sulit. 

Paulus menyadari bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat dan manusia bukanlah siapa-siapa, hal inilah yang membuat rasul Paulus hidup dalam takut akan Tuhan, hidup dengan hati nurani yang terbuka sehingga ia tidak takut seluruh hidupnya dilihat oleh semua orang bahkan Paulus siap untuk dihakimi Tuhan.

3. Allah adalah Raja yang mengendalikan hidup kita.

Hari ini banyak orang yang katanya memberitakan kebenaran Firman namun sesungguhnya bukan kebenaran sejati yang diberitakan tetapi yang lebih tepat isi berita tersebut adalah spirit jaman, yakni ide-ide merupakan yang keinginan manusia. Hendaklah kita mengevaluasi diri, apa yang menjadi pertimbangan kita dalam mengambil suatu keputusan, logika, kepandaian ataukah kekayaan kita? Orang yang hidup theosentris, mengutamakan Tuhan dalam seluruh hidupnya maka hidupnya akan sangat berbahagia, ia tidak akan salah dalam mengambil suatu keputusan karena semua keputusan itu didasarkan pada takut akan Tuhan dan kemuliaan hanya bagi Tuhan semata. 

Orang yang hidupnya senantiasa berpaut pada Tuhan maka ia akan mengusahakan hidupnya untuk selaras dan sejalan dengan Tuhan, ia selalu mencari pimpinan dan kehendak Tuhan. Manusia memang tidak lepas dari kesalahan namun satu hal yang membedakan antara anak Tuhan dengan dunia, yaitu ketika seorang anak Tuhan melakukan kesalahan, begitu menyadarinya, ia akan bertobat dan kembali kepada kebenaran Firman. Hidup seorang yang percaya kepada Allah akan nampak dalam seluruh hidupnya, bukan hanya sekedar ucapan di mulut saja. 

Hidup orang Kristen bagaikan surat terbuka yang dilihat oleh semua orang. Orang akan melihat bagaimana sikap kita ketika menghadapi suatu perselisihan, bagaimana tingkah laku kita ketika berhadapan dengan orang-orang yang membenci kita, dan masih banyak lagi. Janganlah kita menumpuk kekesalan dalam hati kita karena itu justru akan merugikan diri kita sendiri menjadi racun yang mematikan baik fisik maupun rohani. Kalau kita mengakui bahwa Tuhan adalah Tuhan yang berdaulat atas hidup kita berarti kehendak Tuhan saja yang jadi atas hidup kita.

4. Allah adalah harta yang terindah.

Setiap manusia pastilah mempunyai arah dan tujuan dalam hidupnya karena hal inilah yang memotivasi diri untuk hidup. Apa yang menjadi obyek dari kasih kita? Hal apakah yang paling berharga dalam hidup kita? Hal apakah yang memberikan kesukaan dalam hidup kita? Hal-hal apakah yang mengisi pikiran dan hati kita? Hal apakah yang untuknya kita rela mati, memberikan seluruh harta, waktu dan tenaga kita? Sayang, hari ini banyak orang tidak menyadari bahwa tujuan hidup yang selalu mengarah ke dunia justru membawa pada kebinasaan kekal. Ada suatu hal yang lebih mulia yang harusnya kita kejar dan menjadi tujuan dalam hidup kita, yaitu Kristus dan kebenaran-Nya. 

Di dunia ini kita dihadapkan pada dua pilihan, yaitu Allah atau mamon, kita harus memilih satu di antaranya sebab adalah mustahil kaki kita menginjak pada dua perahu. Biarlah kita diingatkan kembali akan anugerah Tuhan, hanya memandang kepada Yesus yang mulia sajalah seluruh gemerlap dunia menjadi tidak berarti. Janganlah kita dibutakan oleh iming-iming dunia tapi biarlah hidup kita berpaut pada Tuhan karena di sanalah kita mendapatkan sukacita sejati.

Napoleon Bonaparte mengakui bahwa dirinya, Julius Caesar adalah orang-orang hebat yang menaklukkan hampir seluruh dunia namun ia harus mengakui ada seorang yang tanpa pernah mengangkat senjata tapi menjadi penakluk yang lebih besar, yaitu Yesus Kristus. Tidak ada seorang seperti Yesus di dunia ini. Yesus hidup bukan untuk kepentingan diri-Nya sendiri, Dia hidup taat menjalankan kehendak Bapa – mati disalibkan demi manusia berdosa. Rasul Paulus rela menyampahkan segala sesuatu yang secara manusia dapat dibanggakan demi untuk mengejar sesuatu yang lebih mulia; supaya orang tidak berpandangan salah akan Injil dan demi Injil diberitakan ia rela tidak menerima dukungan uang. 

Adalah seorang Jonathan Edwards, seorang yang bersekutu dengan Tuhan, seorang yang dipakai Tuhan begitu pula dengan Fanny Crosby yang mengalami kebutaan sejak kecil, memiliki sukacita karena ia memiliki Allah sebagai pusakanya yang berharga. Jim Elliot menyatakan orang yang melepaskan apa yang tidak dapat ia pertahankan untuk mendapatkan apa yang tidak dapat direnggut darinya bukanlah orang bodoh. Sadarlah, Tuhan Yesus adalah harta yang terindah, seluruh harta dunia ini tidaklah berharga dibandingkan dengan Kristus. Kristuslah harta yang terindah.

5. Allah adalah Allah yang termulia.

Manusia selalu ingin dihormati. Hal ini menyebabkan manusia dengan segala cara mendapatkan kemuliaan diri. Sadarlah, tujuan hidup kita bukanlah untuk mengejar kemuliaan diri kita tetapi kemuliaan Tuhan. Hendaklah kita waspada. Tuhan Yesus rela diri-Nya dihina, Dia tidak mencari kemuliaan untuk diri-Nya sendiri, Dia rela merendahkan diri bahkan lebih rendah dari seorang hamba dengan mencuci kaki para murid. Demikian juga Rasul Paulus, ia dirugikan demi untuk kemuliaan Allah. 

Perhatikan, orang yang memuliakan diri suatu saat ia akan hancur karena manusia tidak dicipta untuk memuliakan dirinya sebaliknya orang yang tidak mencari kemuliaan diri maka ia justru akan dimuliakan. Biarlah kita meneladani Paulus yang menderita sengsara, dipenjarakan asal Kristus – berita Injil diberitakan; kita kembalikan seluruh harta, nyawa, hidup kita untuk Tuhan semata. Kita akan merasakan sukacita sejati kalau seluruh tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan nama-Nya. HIDUP YANG BERPUSAT PADA ALLAH (2 KORINTUS 4:6,5:11,14-15) -Amin. ?

Next Post Previous Post