JANJI TUHAN YANG TIDAK DIGENAPI (MATIUS 13:16-17)

Pdt. Budi Asali, M.Div.
Matius 13:16-17: “(16) Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. (17) Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”.
JANJI TUHAN YANG TIDAK DIGENAPI (MATIUS 13:16-17)
gadget, bisnis, otomotif
Lukas 10:23-24 - “(23) Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-muridNya tersendiri dan berkata: ‘Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. (24) Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.’”.

Catatan: Lukas menuliskan ‘raja’ di mana Matius menuliskan ‘orang benar’, karena beberapa raja dalam Perjanjian Lama memang adalah orang benar, seperti Daud, Salomo dan sebagainya.

1. Matius 13: 16: “Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.”.
Kata ‘berbahagialah’ seharusnya adalah ‘blessed’ [= diberkatilah].

Ini adalah kata yang sama dengan yang digunakan dalam ucapan bahagia (Matius 5:3-12).

a. Arti dari kata ‘berbahagialah’.
(1) Kata ‘bahagia’ di sini tidak menunjuk pada ‘perasaan bahagia’ yang terasa dalam hati kita. Kalau kata ‘bahagia’ memang menunjuk pada perasaan bahagia dalam hati kita, bagaimana mungkin bisa ada Matius 5:4 yang berbunyi: “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.”?

(2) Juga kata ‘berbahagialah’ / ‘diberkatilah’ ini tidak menunjuk pada kebahagiaan / keadaan diberkati menurut ukuran dunia / jasmani, seperti kaya, sukses, sehat dan sebagainya. Mengapa? Karena kalau demikian bagaimana bisa dikatakan ‘Berbahagialah / diberkatilah orang yang dianiaya / dicela / difitnah’ seperti dalam Mat 5:10-12?

Matius 5:10-12 - “(10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.’”.

(3) Kata ‘berbahagialah’ / ‘diberkatilah’ di sini menunjuk pada kebahagiaan / keadaan diberkati dalam pandangan Tuhan.

Jadi, dalam pandangan Tuhan orang-orang seperti dalam Matius 5:3-12 dan orang-orang yang mengerti firman seperti para murid Yesus, adalah orang-orang yang berbahagia / diberkati.

Bisa saja pandangan Tuhan ini bertentangan dengan pandangan manusia. Jadi, bisa saja kita miskin, gagal, menderita, dianiaya, lemah dsb, sehingga dalam pandangan manusia kita dikutuk / tidak diberkati, tetapi dalam pandangan Tuhan kita berbahagia / diberkati.

Sebaliknya bisa saja kita kaya, berkedudukan tinggi, sukses, dsb, sehingga dalam pandangan manusia kita diberkati, tetapi dalam pandangan Tuhan kita celaka / terkutuk.

Bdk. Lukas 6:24-26 - “(24) Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. (25) Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. (26) Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.

Kalau kita melihat cerita tentang Lazarus dan orang kaya (Lukas 16:19-31), yang mana dari mereka yang berbahagia / diberkati menurut pandangan manusia? Pasti orang kayanya. Tetapi yang mana yang berbahagia / diberkati dalam pandangan Tuhan? Jelas Lazarusnya!

Tetapi awas! Ini tidak berarti bahwa semua orang yang miskin, gagal, menderita pasti berbahagia / diberkati dalam pandangan Tuhan! Adalah mungkin untuk menjadi miskin, gagal, menderita, dsb, dan sekaligus celaka / terkutuk dalam pandangan Tuhan. Contoh: orang yang miskin, menderita dsb, tetapi tetap tidak percaya / ikut Yesus.

Juga tidak berarti bahwa orang yang kaya, sukses, berkedudukan tinggi pasti celaka / terkutuk dalam pandangan Tuhan. Bisa saja seseorang kaya, sukses, berkedudukan tinggi, dan sekaligus berbahagia / diberkati dalam pandangan Tuhan. Contoh: Abraham, Daud, dan sebagainya.

Renungkan: apakah saudara ingin menjadi orang yang berbahagia / diberkati dalam pandangan manusia atau dalam pandangan Tuhan?

b. Ayat ini menunjukkan bahwa pengertian tentang injil / Firman Tuhan merupakan sesuatu yang sangat berharga, sehingga orang yang mengertinya dianggap / disebut sebagai ‘diberkati’!

Matthew Henry: “The eyes of the meanest believer that knows experimentally the grace of Christ, are more blessed than those of the greatest scholars, the greatest masters in experimental philosophy, that are strangers to God; who, like the other gods they serve, have eyes, and see not.” [= Mata dari orang percaya yang paling hina yang mengenal dari pengalaman kasih karunia Kristus, adalah lebih diberkati dari pada mata dari sarjana-sarjana yang terbesar, master-master terbesar dalam pengalaman filsafat, yang adalah orang-orang asing bagi Allah; yang, seperti allah-allah / dewa-dewa yang mereka layani / sembah, ‘mempunyai mata tetapi tidak melihat’.].

Mazmur 115:4-8 - “(4) Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, (5) mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, (6) mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, (7) mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya. (8) Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.”.

2. Matius 13: 17: “Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.’”.

Para murid Yesus bukan hanya lebih diberkati dari orang-orang reprobate yang dibutakan di atas (ay 10-15), tetapi bahkan lebih diberkati dibandingkan dengan orang-orang kudus Perjanjian Lama.

William Hendriksen: “Not that the disciples are by nature any better than the others. Whatever they have they owe to sovereign grace.” [= Bukan bahwa murid-murid secara alamiah lebih baik dari pada orang-orang lain. Apapun yang mereka punyai mereka berhutang kepada kasih karunia yang berdaulat.].

Matthew Henry: “The Old-Testament saints, who had some glimpses, some glimmerings of gospel light, coveted earnestly further discoveries. They had the types, shadows, and prophecies, of those things but longed to see the Substance, ... They desired to see the great Salvation, the Consolation of Israel, but did not see it, because the fulness of time was not yet come. Note, First, Those who know something of Christ, cannot but covet to know more. Secondly, The discoveries of divine grace are made, even to prophets and righteous men, but according to the dispensation they are under. Though they were the favourites of heaven, with whom God’s secret was, yet they have not seen the things which they desired to see, because God had determined not to bring them to light yet; and his favours shall not anticipate his counsels.” [= Orang-orang kudus Perjanjian Lama, yang mendapatkan sedikit penglihatan-penglihatan sekilas, sedikit cahaya redup dari terang injil, sangat menginginkan penemuan-penemuan lebih jauh. Mereka mempunyai type-type, bayangan-bayangan, dan nubuat-nubuat, dari hal-hal itu tetapi rindu untuk melihat realitanya / hal yang sesungguhnya, ... Mereka ingin melihat Keselamatan yang besar, Penghiburan Israel, tetapi tidak melihatnya, karena waktunya belum genap. Perhatikan, Pertama, Mereka yang tahu / kenal sesuatu tentang / dari Kristus, tidak bisa tidak pasti ingin tahu lebih banyak. Kedua, Penemuan-penemuan dari kasih karunia ilahi dibuat, bahkan bagi nabi-nabi dan orang-orang benar, tetapi sesuai dengan jaman di bawah mana mereka berada. Sekalipun mereka adalah orang-orang favorit dari surga, dengan siapa rahasia Allah ada, tetapi mereka tidak melihat hal-hal yang ingin mereka lihat, karena Allah telah menentukan untuk tidak membawa mereka kepada terang; dan kesenanganNya tidak akan mengantisipasi rencanaNya.].

Tentang orang-orang kudus Perjanjian Lama yang hanya mendapat secercah terang, bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

a. Matius 11:11 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.”.

(1) Ay 11a: Yohanes Pembaptis lebih besar dari semua orang yang dilahirkan perempuan (maksudnya nabi-nabi Perjanjian Lama yang lain). Mengapa Yohanes Pembaptis lebih besar? Karena nabi-nabi Perjanjian Lama hanya bisa bernubuat tentang Kristus, tahu type-type dan simbol-simbol tentang Kristus. Sedangkan Yohanes Pembaptis melihat Kristus sendiri dan ia bisa menunjuk kepada Kristus sebagai penggenapan nubuat mereka, penggenapan type-type dan simbol-simbol tentang Kristus dalam Perjanjian Lama.

Calvin: “he was more excellent than the Prophets in this respect, that he did not, like them, make known redemption at a distance and obscurely under shadows, but proclaimed that the time of redemption was now manifest and at hand.” [= ia lebih bagus dari pada nabi-nabi dalam hal ini, bahwa ia tidak seperti mereka, menyatakan penebusan dari jauh dan dengan kabur di bawah bayang-bayang, tetapi menyatakan bahwa saat penebusan sekarang dinyatakan dan sudah dekat.].

(2) Ay 11b: yang terkecil dalam kerajaan sorga lebih besar dari Yohanes Pembaptis.
Kerajaan Surga di sini tidak menunjuk pada kemuliaan di surga nanti, tetapi menunjuk pada gereja! 

Jadi, orang Kristen yang paling kecilpun lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Mengapa demikian? Karena sekalipun Yohanes Pembaptis bisa melihat Kristus (dan karena itu ia lebih besar dari nabi-nabi Perjanjian Lama yang lain), tetapi ia tidak mengalami Kristus yang tersalib, bangkit, naik ke surga dsb. 

Ia memang menubuatkan tentang salib (bdk. Yohanes 1:29) tetapi ia tidak melihat penggenapan nubuatnya sendiri. Sedangkan orang Kristen yang paling kecilpun sudah mengetahui (‘mengalami dan melihat’) bahwa Yesus sudah mati untuk dosanya dan sudah bangkit dan sudah naik ke surga. Dalam hal ini kita lebih besar dari Yohanes Pembaptis.

William Hendriksen: “The one least in the kingdom was greater than John in the sense that he was more highly privileged,” [= Orang yang terkecil dalam kerajaan lebih besar dari pada Yohanes dalam arti bahwa ia mempunyai hak-hak yang lebih tinggi,].

Calvin: “the meaning is more clearly brought out, that all the ministers of the Gospel are included. Many of them undoubtedly have received a small portion of faith, and are therefore greatly inferior to John; but this does not prevent their preaching from being superior to his, because it holds out Christ as having rendered complete and eternal satisfaction by his one sacrifice, as the conqueror of death and the Lord of life, and because it withdraws the vail, and elevates believers to the heavenly sanctuary.” [= artinya dinyatakan secara lebih jelas, bahwa semua pelayan-pelayan dari Injil termasuk. Banyak dari mereka tak diragukan telah menerima suatu bagian kecil dari iman, dan karena itu sangat lebih rendah dari Yohanes; tetapi ini tidak menghalangi pemberitaan mereka lebih tinggi dari pemberitaan Yohanes, karena itu menawarkan Kristus sebagai telah memberikan / menyediakan pemuasan lengkap dan kekal oleh satu korbannya, sebagai pemenang dari maut dan Tuhan dari kehidupan, dan karena itu menyingkirkan tabir, dan mengangkat orang-orang percaya pada ruang maha suci surgawi.].

Adam Clarke: “1st. That the kingdom of heaven here does not mean the state of future glory. ... Secondly. That it is not in holiness or devotedness to God that the least in this kingdom is greater than John; but Thirdly. That it is merely in the difference of the ministry. The prophets pointed out a Christ that was coming; John showed that that Christ was then among them; and the preachers of the Gospel prove that this Christ has suffered, and entered into his glory, and that repentance and remission of sins are proclaimed through his blood.” [= Pertama. Bahwa kerajaan surga di sini tidak berarti keadaan dari kemuliaan yang akan datang. ... Kedua. Bahwa bukanlah dalam kekudusan dan pembaktian kepada Allah dimana yang terkecil dalam kerajaan ini lebih besar dari pada Yohanes; tetapi Ketiga. Bahwa itu semata-mata perbedaan pelayanan. Nabi-nabi memperhatikan seorang Kristus yang akan datang / sedang mendatang; Yohanes menunjukkan bahwa Kristus itu ada pada saat itu di antara mereka; dan pengkhotbah-pengkhotbah dari Injil membuktikan bahwa Kristus ini telah menderita, dan masuk ke dalam kemuliaanNya, dan bahwa pertobatan dan pengampunan dosa-dosa diberitakan melalui darahNya.].

b. 1Petrus 1:10-12 - “(10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diperuntukkan bagimu. (11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. (12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.”.

(1) Keselamatan yang dibicarakan ini sangat berharga. Untuk menunjukkan hal itu, Petrus berkata bahwa keselamatan itu:

(a) Diselidiki / diteliti oleh para nabi (ay 10,11a).

(b) Ingin diketahui oleh para malaikat (ay 12b).
Para nabi menyelidiki, dan malaikat ingin mengetahui tentang keselamatan yang dikerjakan oleh Kristus bagi kita.

(2) Para nabi dalam Perjanjian Lama menulis Kitab Suci, tetapi mereka tidak mengerti sepenuhnya apa yang mereka tulis dan mereka lalu menyelidiki / meneliti untuk mencari tahu (ay 10-11a).

(a) Ini menunjukkan bahwa mereka menulis bukan dari diri mereka sendiri tetapi dari Tuhan! Jadi bagian ini menunjukkan adanya pewahyuan dan pengilhaman dalam penulisan Kitab Suci!

(b) Bahwa mereka menuliskan Firman Tuhan tetapi mereka sendiri tidak mengertinya, juga menunjukkan bahwa tulisan itu tujuannya bukan hanya untuk mereka sendiri tetapi untuk kita (ay 12). 

Calvin menggambarkan bahwa nabi-nabi itu menyiapkan meja dengan makanannya, tetapi kitalah yang makan.

Penerapan: dalam pelayanan sering kita hanya mendapat sedikit, atau tidak mendapat apa-apa, dan bahkan bisa saja harus rugi / berkorban, tetapi ini harus tetap mau kita lakukan demi orang lain. Dan kita harus tetap melakukannya dengan semangat dan sungguh-sungguh. Bandingkan dengan nabi-nabi itu yang juga melakukan dengan sungguh-sungguh, bukan dengan asal-asalan padahal mereka tidak mendapat apa-apa!

Misalnya: dalam mengajar sekolah minggu, mengurus Komisi Pemuda, atau dalam soal membeli gedung gereja (kalau saudara sudah tua, saudara mungkin tak dapat apa-apa dari gedung itu).

Penekanan dari text ini: nabi-nabi Perjanjian Lama menulis tetapi mereka tidak mengertinya, dan bahkan malaikat-malaikat (dalam Perjanjian Lama) tidak mengertinya. Tetapi kita, orang-orang percaya dalam Perjanjian Baru, mengertinya. Dalam arti ini yang terkecil di antara kita lebih besar dari nabi-nabi Perjanjian Lama maupun dari Yohanes Pembaptis.

c. Ibrani 11:13,39-40 - “(13) Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. ... (39) Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. (40) Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.”.

Adam Clarke (tentang Ibr 11:13): “‘Strangers and pilgrims.’ Strangers, ξένοι (XENOI)‎, persons who are out of their own country, who are in a foreign land: pilgrims, παρεπίδημοί (‎PAREPIDEMOI)‎, sojourners only for a time; not intending to take up their abode in that place, nor to get naturalized in that country. How many use these expressions, professing to be strangers and pilgrims here below, and yet the whole of their conduct, spirit, and attachments, show that they are perfectly at home!” [= ‘Orang asing dan pendatang’. Orang-orang asing, (XENOI), orang-orang yang berada di luar negara mereka sendiri, yang berada di suatu negara asing: pendatang-pendatang (PAREPIDEMOI), orang-orang yang tinggal hanya untuk sementara waktu; tidak bermaksud untuk memindahkan tempat tinggal / rumah mereka di tempat itu, ataupun untuk menjadi warga negara dari negara itu. Betapa banyak orang yang menggunakan istilah-istilah / ungkapan-ungkapan ini, mengakui sebagai orang-orang asing dan pendatang-pendatang di sini di bawah, tetapi seluruh tingkah laku, roh / kecondongan dan kecintaan mereka, menunjukkan bahwa mereka ada di rumah secara sempurna!].

Catatan: di sini saya agak menyimpang dengan membahas hal ini, karena kata-kata Adam Clarke ini sangat bagus.

Banyak orang menggunakan istilah-istilah itu tetapi punya banyak rumah mewah seperti istana, banyak mobil mewah, dan hal-hal duniawi lain, seakan-akan mereka mau menetap di dunia ini selama-lamanya!

Adam Clarke (tentang Ibrani 11:13): “That is, Abraham, Sarah, Isaac, and Jacob, continued to believe, to the end of their lives, that God would fulfil this promise; but they neither saw the numerous seed, nor did they get the promised rest in Canaan.” [= Artinya, Abraham, Sara, Ishak dan Yakub, terus percaya, sampai akhir hidup mereka, bahwa Allah akan menggenapi janji ini; tetapi mereka tidak melihat keturunan yang banyak, juga mereka tidak mendapatkan istirahat yang dijanjikan di Kanaan.].

Adam Clarke (tentang Ibr 11:39): “They all heard of the promises made to Abraham of a heavenly rest, and of the promise of the Messiah, for this was a constant tradition; but they died without having seen this Anointed of the Lord. Christ was not in any of their times manifested in the flesh; and of him who was the expectation of all nations, they heard only by the hearing of the ear. This must be the promise, without receiving of which the apostle says they died.” [= Mereka semua mendengar tentang janji-janji yang dibuat kepada Abraham tentang suatu istirahat surgawi, dan tentang janji tentang Mesias, karena ini merupakan suatu tradisi yang tetap; tetapi mereka mati tanpa melihat Orang yang diurapi dari Tuhan. Kristus tidak dinyatakan dalam daging dalam waktu mereka yang manapun; dan tentang Dia yang merupakan pengharapan dari semua bangsa-bangsa, mereka hanya mendengar oleh pendengaran dari telinga. Ini pasti merupakan janji, tentang mana sang rasul mengatakan mereka mati tanpa memperolehnya.].

Catatan: saya tidak setuju dengan Adam Clarke yang membedakan tafsiran tentang Ibr 11:13 (tentang keturunan yang banyak dan tentang Kanaan) dan Ibr 11:39 (tentang kedatangan Kristus). Saya lebih setuju dengan Calvin yang menyamakan kedua hal itu.

Calvin (tentang Ibrani 11:13): “I give this explanation, ‘Though God gave to the fathers only a taste of that grace which is largely poured on us, though he showed to them at a distance only an obscure representation of Christ, who is now set forth to us clearly before our eyes, yet they were satisfied and never fell away from their faith: how much greater reason then have we at this day to persevere? If we grow faint, we are doubly inexcusable’.” [= Saya memberi penjelasan ini, ‘Sekalipun Allah memberi kepada bapa-bapa hanya suatu cicipan dari kasih karunia itu yang dicurahkan dalam jumlah yang banyak kepada kita, sekalipun Ia menunjukkan kepada mereka dari jauh hanya suatu simbol yang kabur dari Kristus, yang sekarang dinyatakan kepada kita dengan jelas di hadapan mata kita, tetapi mereka puas dan tidak pernah murtad dari iman mereka: maka betapa lebih besar alasan yang kita punyai pada saat ini untuk bertekun? Jika kita menjadi lemah, kita tak bisa dimaafkan secara ganda.’.].


Calvin (tentang Ibrani 11:39): “By the words, that they received not the promise, is to be understood its ultimate fulfillment, which took place in Christ, on which subject something has been said already.” [= Dengan kata-kata bahwa mereka tidak menerima janji itu, harus dimengerti penggenapan terakhir, yang terjadi di dalam Kristus, tentang pokok mana sesuatu telah dikatakan.].

Calvin (tentang Ibr 11:39): “I know that Chrysostom and others have given a different explanation, but the context clearly shows, that what is intended here is the difference in the grace which God bestowed on the faithful under the Law, and that which he bestows on us now. For since a more abundant grace is poured on us, it would be very strange that we should have less faith in us.” [= Saya tahu bahwa Chrysostom dan orang-orang lain telah memberikan suatu penjelasan yang berbeda, tetapi kontextnya jelas menunjukkan bahwa apa yang dimaksudkan di sini adalah perbedaan dalam kasih karunia yang Allah berikan kepada orang-orang percaya / setia di bawah hukum Taurat, dan yang Ia berikan kepada kita sekarang. Karena suatu kasih karunia yang lebih berlimpah-limpah dicurahkan kepada kita, akan merupakan hal yang sangat aneh bahwa kita mempunyai iman yang lebih kecil di dalam diri kita.].

Jadi, Calvin memberikan penerapan, yang memang logis. Karena kita menerima lebih banyak dari nabi-nabi Perjanjian Lama, maka kita seharusnya lebih beriman dari pada mereka. JANJI TUHAN YANG TIDAK DIGENAPI (MATIUS 13:16-17)
Next Post Previous Post