PENGERTIAN PENEBUSAN KRISTUS

Pengertian dari penebusan Kristus dapat dilihat dari komponen-komponen penebusan. Komponen ini antara lain; subtitusi, rekonsiliasi, propisiasi, pengampunan, justifikasi dan penebusan. Masing-masing komponen saling terkait satu dengan yang lainnya, tetapi memiliki penekanan yang berbeda.

1. Subtitusi

Subtitusi menjelaskan tentang kematian Kristus adalah subtitusionari- Ia mati karena orang berdosa dan menggantikan manusia. Artinya, kematian Kristus dijalaninya bukan untuk diri-Nya melainkan untuk orang lain. Yesus Kristus tidak mati untuk dosa pribadi-Nya (Yohanes 8:46; Ibrani 4:15; 1 Petrus 2:22). 
PENGERTIAN PENEBUSAN KRISTUS
bisnis, otomotif, gadget
Semua halaman di Alkitab yang mengutarakan tentang kematian-Nya, memberikan penjelasan bahwa Dia mati untuk dosa-dosa orang lain. Yesus Kristus mati bukan sebagai penderitaan seorang sahabat yang bersimpati kepada orang lain, tetapi bersifat menggantikan dari Anak Domba Allah terhadap seisi dunia yang berdosa.

Istilah ‘penggantian’ dijabarkan sebagai vicarious (latin) , artinya “di tempat orang lain”. Kristus sebagai Pengganti yang menanggung hukuman yang semestinya ditimpahkan kepada orang-orang berdosa. Kesalahan dari umat manusia yang berdosa telah diperhitungkan kepada Yesus Kristus sehingga Yesus Kristus mewakili orang-orang berdosa untuk menanggung dosa mereka. 

Bukti dari ayat-ayat Alkitab tentang hal ini antara lain 2 Korintus 5:21, Yesus menjadi berdosa bagi orang lain; 1 Petrus 2:24, Yesus menanggung dosa orang lain di kayu salib; Ibrani 9:28, Yesus sekali menderita untuk dosa banyak orang; Yesaya 53:4-6, Yesus melewati penderitaan yang sangat mengerikan dan mati untuk menggantikan orang berdosa.

Pemahaman tentang Yesus sebagai Pengganti bagi orang-orang berdosa tidak terlepas juga dengan prinsip kurban persembahan dalam ritual Perjanjian Lama. Leon Morris di dalam Erickson mengulasnya, pengertian kurban persembahan tidak dapat terpahami secara memuaskan jika tidak mengikutsertakan tentang konsep pergantian. Begitu juga, Yesus mati sebagai Kurban Persembahan sehingga Dia mati juga sebagai pengganti bagi orang-orang berdosa.

Oleh sebab itu, kematian Kristus sebagai Penebus tidak dapat dielakkan dari peranannya sebagai Pengganti terhadap manusia. Dengan menggantikan posisi ini maka kematian Kristus memenuhi tuntutan Allah dalam hal kekudusan dan keadilan-Nya, serta mendemonstrasikan sifat Allah yang penuh kasih namun hukum atau peraturan Tuhan tetap ditegakkan dan digenapi. Selain itu, Kristus sebagai Pengganti telah menggenapi semua nubuatan dan perlambangan di Alkitab yang berhubungan dengan korban penebusan.

Dalam keselamatan Yesus berfungsi sebagai substitusi Tujuan (supaya) substisusi adalah supaya : Pertama-tama yaitu pembebasan dengan membayar harga orang percaya dari segalakejahatan. Pembebasan ini sekali untuk seterusnya. Dan tujuan kedua substistusi adalah  menyucikan bagi DiriNya sendiri umat pilihan. Ini berarti orang percaya karena pengorbanan Yesus sebagai substitusi telah bebas dari segala kejahatan dan disucikan menjadi umat kepunyaan Allah sendiri, pembebasan itu sekali untuk seterusnya. Lebih dari pada itu orang yang sudah dibebaskan dan dikuduskan adalah antusias berbuat baik

2. Rekonsiliasi

Kata rekonsiliasi berasal dari kata Yunani katalasso, yang berarti “mengakibatkan suatu perubahan, untuk merekonsiliasi.”. Maksudnya di dalam konteks Alkitab, sebelumnya kita adalah seteru Allah dan menjadi sasaran dari murka Allah (Roma 5:9-10). Namun Allah berperan aktif untuk memperdamaikan kita dengan-Nya. Allah sendiri, di dalam diri Anak-Nya sendiri, telah menyingkirkan dasar permusuhan dan kita menerima pendamaian. Oleh sebab itu, rekonsiliasi dapat didefinisikan sebagai “Allah mengangkat penghalang dari dosa, dan menghasilkan damai dan memampukan manusia untuk diselamatkan.

Enns menjelaskan ada dua aspek penting tentang rekonsiliasi. 

Pertama, Aspek objektif dari rekonsiliasi yaitu rekonsiliasi provisional. Manusia sebelum beriman sudah direkonsiliasikan dengan Allah. Dengan demikian, manusia dinyatakan dapat diselamatkan, 2 Korintus 5:18a, 19a. 

Kedua, aspek subjektif dari rekonsiliasi yaitu rekonsiliasi karena pengalaman. Manusia direkonsiliasi dengan Tuhan Ketika percaya kepada-Nya, 2 Korintus 5:18b, 19b.

Dengan demikian, rekonsiliasi menyatakan bahwa manusia yang dulunya berseteru dengan Tuhan, sepantasnya menerima murka Tuhan, tetapi oleh anugerah-Nya, Allah sendiri berinisyatif mendamaikan manusia dengan kematian Anak-Nya untuk menebus manusia. Hasil dari rekonsiliasi adalah manusia kini sudah didamaikan dengan Tuhan, luput dari murka Tuhan dan memiliki kesempatan untuk diselamatkan, namun demikian, hanya mereka yang percaya saja yang dapat memiliki keselamatan itu.

3. Propisiasi

Propisiasi berarti kematian Kristus secara penuh memuaskan semua tuntutan kebenaran Allah terhadap orang berdosa. Kata yang menunjukkan makna dari propisiasi di dalam Perjanjian Lama menggunakan kata kipper dan di Perjanjian Baru dengan kata hilaskomai, pengertiannya sebagaimana diutarakan Berkhof. Kipper (bentuk piel) artinya pendamaian dengan menutupi dosa atau orang berdosa. 

Murka Tuhan menjadi disingkirkan dengan darah korban diberikan di antara Allah dan orang yang berdosa. Dengan demikian korban itu mengakibatkan redanya murka Allah atas orang berdosa. Kata hilaskomai dan hilasmos (Yun) punya pengertian sejenis, kata kerjanya berarti “memperoleh perbaikan” sedangkan kata bendanya memiliki makna “sebuah ketenangan” atau “alat-alat ketenangan”.

Enns menjelaskan untuk kedua kata tersebut dengan hubungannya sebagai upacara menutupi dosa untuk menghindari dari murka Allah. Kaphar artinya “menutupi”, berhubungan dengan upacara menutupi dosa (Imamat 4:35; 10:17). 

Hilaskomai, adalah “untuk mempropisiasi”. Kata ini ada 2 kali di PB; Lukas 18:13, si pemungut cukai minta dikasihani Tuhan. Dia bertobat dan memohon untuk dipropisiasi oleh Allah. Dia memohon supaya Tuhan mau menyediakan suatu penutup terhadap dosa-dosanya. Ibrani 2:17, pernyataan tentang Kristus telah membuat propisiasi untuk dosa seluruh bangsa. Untuk kata bendanya, hilasmos terdapat di 1 Yohanes 2:2; 4:10; dan hilasterion di Roma 3:25.

Melalui pengertian dari propisiasi ini, Berkhof memberikan beberapa konsep di dalamnya. 

Pertama tentang murka Allah. Tuhan adalah kudus. Tuhan murka terhadap ketidakkudusan yaitu dosa. Murka-Nya harus dialihkan supaya manusia tidak binasa. 

Kedua tentang Allah yang menyediakan penebusan. Tuhan memberikan jalan keluar dari kebinasaan. Tuhan mengutus anak-Nya untuk pemuasan dari dosa. 

Ketiga tentang kematian Yesus Kristus berhasil mengalihkan murka Allah. Karya Kristus yang telah mati di kayu salib telah mengalihkan murka Tuhan. Kekudusan Allah terpuaskan dan murka Allah teralihkan dari manusia.

BACA JUGA: YESUS KRISTUS PENEBUS DOSA

Dengan demikian, propisiasi mengandung pengertian bahwa Kristus telah menebus manusia dengan cara telah menutupi manusia dengan darah-Nya atau nyawa-Nya sebagai korban, sehingga manusia terhindar dari murka Tuhan karena kekudusan Tuhan telah terpuaskan dan murka-Nya menjadi reda. Oleh kematian-Nya, Kristus telah meredakan murka Allah yang kudus terhadap dosa.

4. Pengampunan

Ada beberapa kata Yunani yang digunakan untuk menggambarkan tentang makna dari pengampunan. Antara lain; Charizomai yang berkaitan dengan anugerah. Artinya “mengampuni berdasarkan anugerah” karena pembatalan dari hutang, Kolose1:2-13. Konteksnya menyangkut utang kita sudah terpaku di kayu salib oleh penebusan Yesus Kristus, sehingga dosa yang dituduhkan kepada orang percaya sudah diampuni. 

Aphiemi, mempunyai arti “melepaskan atau membebaskan”, selain itu punya pengertian “menyuruh pergi”. Kata benda dari aphiemi terdapat di Efesus 1:7, yang menjelaskan kematian Yesus Kristus telah membuat dosa orang percaya sudah diampuni atau disuruh pergi sehingga orang percaya terlepas dari dosanya.

Dengan demikian, penebusan Kristus telah memenuhi hukum dan aturan Tuhan dalam hal apa yang menjadi tuntutan dari kekudusan dan keadilan Allah. Oleh karena itu, Allah tidak melanggar hukum-hukum-Nya untuk mengampuni dosa-dosa manusia. Dari sisi manusia, penerimaan pengampunan atau dibebaskan dari tuntutan Allah merupakan suatu anugerah yaitu hasil pemberian dari karya penebusan Kristus di kayu salib.

5. Justifikasi

Pembenaran baik kata Ibrani (sadaq) maupun kata Yunani (dikaioo) berarti mengumumkan putusan yang menyenangkan, menyatakan benar. Sebagaimana pengampunan adalah sisi negatif dari keselamatan, justifikasi adalah sisi positif. Untuk menjustifikasi adalah mendeklarasikan benar pada seseorang yang beriman di dalam Yesus Kristus.

BACA JUGA: PEMBENARAN/JUSTIFICATION (ARTI, DASAR, ELEMEN DAN SYARAT)

PENGERTIAN PENEBUSAN KRISTUS
bisnis, otomotif, gadget
Pembenaran dilakukan Allah dengan cara orang berdosa dijadikan benar di dalam Kristus. Ryrie menjelaskan tentang lima Langkah proses pembenaran ini menurut Roma 3:21-26. 

1. Rencana (Roma 3:21), adanya suatu rencana Allah untuk memberikan keselamatan bagi manusia dengan berpusat pada Yesus Kristus, bukan hukum Taurat. 

2. Syarat (3:22), adanya syarat untuk memperoleh kebenaran yaitu melalui iman kepada Yesus Kristus. 

3. Harga (3:24-25), adanya yang mesti dibayar untuk beroleh kebenaran yaitu dengan darah Kristus. 

4. Kedudukan, seseorang memiliki kedudukan bahwa dirinya benar hanya dengan cara menerima Kristus. 

5. Pernyataan (Roma 3:26), adanya kebenaran Kristus di dalam orang percaya bukan saja memenuhi segala tuntutan Allah, tetapi juga menuntut agar Allah membenarkan orang beriman.

Dengan demikian, justifikasi merupakan hasil dari penebusan Kristus. Melalui kematian Kristus maka dosa telah lunas terbayar dengan harga pengorbanan yang tidak ternilai dan berkenan kepada Allah. Oleh sebab itu, setiap yang beriman kepada Kristus maka mereka terhisab di dalam Kristus, sehingga memperoleh status dibenarkan dan menjadi berkenan di hadapan Allah.

6. Penebusan

Istilah penebusan erat kaitannya dengan aspek dosa. Penebusan dipandang dari sudut pandang dosa, dimana manusia yang tadinya terikat oleh dosa, membutuhkan dibebaskan dari ikatan dan perbudakan dosa. Kata yang berkaitan dengan hal ini adalah agorazo, exagorazo dan lutroo yang mengutarakan tentang membeli, dikeluarkan dan dibebaskan dari pasar budak dengan suatu pembayaran harga.

Catatan: Kata pertama agorazo ini mencakup makna dasar: dalam karya penebusan‑Nya, Kristus telah membayar harga tebusan untuk umat manusia ‑ 2 Petrus 2: 1, harganya sendiri disebutkan dengan jelas, yaitu darah Kristus – Wahyu 5:9‑10; karena kita telah dibeli dengan harga tebusan itu, maka kita harus melayani Dia ‑ 1 Korintus 6:19‑20; 7:22‑23.

Kata yang kedua berkenaan dengan penebusan orang percaya adalah εξαγοραζω (exagorazo), yang menyatakan bahwa Kristus menebus orang percaya dari kutuk dan perhambaan Taurat yang hanya menghukum dan tidak dapat menyelamatkan. Orang‑orang percaya telah ditebus di pasar budak (‑agorazoo) dan dipindahkan dari (ex‑) pasar budak saat itu juga. Kristus membebaskan orang percaya dari perhambaan Taurat dan dari penghakimannya (Galatia 3:13; 4:5).

Kata ketiga yang digunakan untuk menjelaskan penebusan adalah λυτρω (lutro) yang berarti “untuk memperoleh kebebasan dengan membayar harga”. Gagasan dibebaskan dengan suatu harga yang lazim dalam kata ini (Lukas 24:21), Orang‑orang percaya telah ditebus oleh darah Kristus yang mulia (1 Petrus 1:18) untuk menjadi milik Allah yang khusus (Titus 2:14).

Jadi, Istilah penebusan yang berkaitan dengan dosa menyatakan bahwa Kristus telah menebus manusia dari budak dosa, dibebaskan dengan darah-Nya untuk menjadi milik-Nya, Wahyu 5:9. Dimerdekakan dari budak dosa untuk menjadi budaknya Allah.

BACA JUGA: 6 KEUNGGULAN YESUS KRISTUS

Berbagai istilah dan komponen tentang makna penebusan Kristus masing-masing memberikan penekanan dengan ciri khas tersendiri mengenai manfaat dibalik penebusan-Nya. Namun demikian, semuanya mengarah kepada hal-hal yang berikut ini, sebagaimana dirangkum oleh Thiessen. 

Pertama, Penebusan dari hukum Taurat, seperti yang dikatakan Paulus di Galatia 3:13, dari “kutuk hukum Taurat” melalui Yesus Kristus telah menjadi kutuk karena manusia. 

Kedua, penebusan dari hukum itu sendiri, maksudnya bahwa orang percaya telah dimatikan terhadap hukum Taurat melalui kematian tubuh Yesus di kayu salib, Roma 7:4. Akibatnya, orang percaya tidak lagi dikuasai oleh hukum Taurat tetapi oleh kasih karunia, Roma 6:14. 

Ketiga, penebusan dari dosa sebagai suatu kekuatan. Kekuatan dosa telah dikalahkan melalui matinya Kristus terhadap dosa dan matinya orang percaya terhadap dosa melalui di dalam Kristus, (Roma 6:2,6; Titus 2:14; 1 Petrus 1:18,19). Dengan demikian, orang percaya tidak lagi tunduk pada kuasa dosa (Roma 6:12-14). 

Keempat, penebusan dari Iblis, karena iblis telah memperbudak umat manusia (2 Timotius 2:26). 

Kelima, penebusan dari segala kejahatan. Orang percaya telah ditebus entah dari kejahatan fisik maupun kejahatan moral. Di dalam hal ini termasuk tubuh fana (Roma 8:23 dan Efesus 1:14), yang pasti akan dinikmati sepenuhnya di saat Tuhan Yesus datang kedua kali (Lukas 21:28).

Next Post Previous Post