BUKTI ORANG KRISTEN SEJATI (MATIUS 13:8,23)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Matius 13: 8,23: “(8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. ... (23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.’”.
BUKTI ORANG KRISTEN SEJATI (MATIUS 13:8,23)
gadget, bisnis, otomotif
1. Sebagian benih jatuh di tanah yang baik.

C. H. Spurgeon: “The sowing of good seed can never be a total failure: ‘other fell into good ground.’” [= Penaburan benih yang baik tidak pernah bisa merupakan kegagalan total: ‘benih yang lain jatuh ke dalam tanah yang baik’.] - ‘Commentary on Matthew’, hal 163 (AGES).

Jadi, kalau saudara memberitakan Injil, dan terus menerus gagal mendapatkan petobat, teruslah memberitakan Injil! Lambat atau cepat, sedikit atau banyak, pasti akan ada benih yang saudara taburkan, yang jatuh di tanah yang baik, sehingga bertumbuh dan menghasilkan buah!

William Barclay mengatakan bahwa perumpamaan ini ditujukan baik kepada pendengar firman maupun pemberita firman. Para murid Yesus, yang melihat bahwa Yesus ditolak dan bahkan dimusuhi oleh banyak orang, dan mendapatkan hasil sangat sedikit, pasti menjadi kecil hati / kecewa. Lalu apa yang dikatakan oleh perumpamaan ini kepada pemberita-pemberita firman yang kecewa karena hasil yang sangat sedikit? Pelajarannya jelas, yaitu bahwa panen itu merupakan sesuatu yang pasti. Memang ada benih-benih yang jatuh di tepi jalan, tanah berbatu, tanah bersemak duri, sehingga atau tidak bertumbuh, atau bertumbuh tetapi lalu mati tanpa menghasilkan buah. Tetapi tetap ada yang jatuh di tanah yang baik, lalu bertumbuh dan berbuah. Tidak ada petani yang mengharapkan semua benih yang ia taburkan akan tumbuh dan berbuah, tetapi itu tidak menghentikannya dari pekerjaan menabur! Dan ia tetap mengharapkan panen! Mereka menabur dengan keyakinan bahwa sekalipun sebagian benih ditaburkan dengan sia-sia, tetapi panen tetap akan datang!

William Barclay memberi cerita dari seseorang yang bernama H. L. Gee. Di gereja dimana ia beribadah, ada seorang tua yang seorang diri / kesepian, Thomas yang tua. Ia hidup lebih lama dari semua teman-temannya, dan hampir tidak ada orang yang mengenal dia. Pada waktu Thomas mati, Gee merasa bahwa tidak akan ada seorangpun yang pergi ke penguburannya. Lalu ia memutuskan untuk pergi, sehingga di sana bisa ada orang yang menyertai orang tua itu ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Di sana tidak ada seorangpun, dan itu adalah suatu hari dengan angin keras dan hujan. Penguburan mencapai kuburan; dan di pintu gerbang di sana ada seorang tentara yang menunggu. Ia adalah seorang perwira, tetapi pada jas hujannya tidak ada tanda pangkatnya. Tentara itu datang ke tempat di samping kuburan untuk upacara penguburan itu. Dan pada waktu penguburan itu selesai, ia maju ke depan dan di depan kubur yang terbuka ia memberi hormat dengan tangannya. H. L. Gee berjalan pulang bersama tentara ini, dan pada waktu mereka berjalan, angin meniup jas hujan tentara itu sehingga terbuka dan menyingkapkan tanda pangkat di bahu dari seorang Brigjen. Brigjen itu berkata kepada Gee: Mungkin kamu bertanya-tanya apa yang sedang aku lakukan di sini. Bertahun-tahun yang lalu, Thomas adalah guru Sekolah Mingguku. Aku adalah seorang anak laki-laki yang liar dan merupakan suatu ujian yang menyakitkan baginya. Ia tidak pernah tahu apa yang telah ia lakukan bagiku, tetapi aku berhutang segala sesuatu kepada Thomas yang tua yang menjadikan aku seperti sekarang dan yang akan datang. Dan sekarang aku harus datang untuk memberi penghormatan kepada dia pada akhirnya.

William Barclay: “Thomas did not know what he was doing. No preacher or teacher ever does. It is our task to sow the seed, and to leave the rest to God.” [= Thomas tidak tahu apa yang sedang ia lakukan. Tak ada pengkhotbah atau pengajar yang pernah tahu. Adalah tugas kita untuk menaburkan benih, dan meninggalkan sisanya kepada Allah.].

Bdk. 1Korintus 3:5-7 - “(5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.”.

2. Yang termasuk tanah golongan IV ini jelas sangat minoritas!!!

Lukas 8:4 - “Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:”.

a. Sekalipun kelihatannya ada banyak orang datang kepada Yesus, tetapi sesuai dengan perumpamaan ini, yang sungguh-sungguh cuma sedikit.

Dalam Lukas 9:10-17 ada cerita tentang Yesus memberi makan 5000 orang, dan dari cerita ini kelihatannya yang ‘mengikut’ Yesus ada ribuan orang. Dalam Injil Yohanes cerita tersebut ada dalam Yohanes 6:1-14, dan pada akhir dari Yoh 6 diceritakan bahwa banyak murid yang mengundurkan diri dan tidak mengikuti Yesus lagi (Yoh 6:66). Jadi jelas bahwa pengikut sejati memang hanya sedikit. Apakah saudara termasuk yang sedikit itu?

b. Bahwa mereka mau datang dari tempat yang jauh (‘dari kota ke kota’), tidak membuktikan bahwa mereka betul-betul berniat mencari Yesus dan firmanNya.

Bisa saja mereka datang hanya karena ingin tahu, hanya ikut-ikutan, atau untuk mencari kesembuhan, dan berkat-berkat jasmani yang lain. Bdk. Yoh 6:26-27.

Bahwa Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang penabur ini untuk mereka, dan tidak menjelaskannya untuk mereka, jelas menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka bukanlah ‘tanah yang baik’ (ay 8).

Calvin: “if those who ran from distant places to Christ, like hungry persons, are compared to an unproductive and barren soil, we need not wonder if, in our own day, the Gospel does not yield fruit in many, of whom some are lazy and sluggish, others hear with indifference, and others are scarcely drawn even to hear.” [= jika mereka yang datang dari tempat yang jauh kepada Kristus, seperti orang-orang yang lapar, dibandingkan dengan tanah yang tidak produktif dan gersang, kita tidak perlu heran jika, pada jaman kita, Injil tidak memberikan buah dalam banyak orang, yang sebagian di antaranya malas dan pasif / lamban, sedangkan yang lain mendengar dengan sikap acuk tak acuh, dan yang lain hampir-hampir tidak mendengar.] - hal 101.

3. Jenis tanah, dan bukan penabur / cara menaburnya, yang menentukan apakah benih itu tumbuh dan berbuah atau tidak.

The Biblical Illustrator: “Unskilful sowing fruitful: - if the seed is good, and the ground well prepared, a very poor and awkward kind of sowing will suffice. Seed flung in any fashion into the soft ground will grow: whereas, if it fall on the wayside, it will bear no fruit, however artfully it may have been spread. ... the seed that fell from an infant’s hands, when it fell in the right place, grew as well and ripened as fully as that which had been scattered by a strong and skilful man. In like manner, in the spiritual department, the skill of the sower, although important in its own place, is, in view of the final result, a subordinate thing. The cardinal points are the seed and the soil. In point of fact, throughout the history of the Church, while the Lord has abundantly honoured His own ordinance of a standing ministry, He has never ceased to show, by granting signal success to feeble instruments, that results in His work are not necessarily proportionate to the number of talents employed.” [= Penaburan yang tidak cakap / ahli berbuah: - jika benih itu baik, dan tanah disiapkan dengan baik, suatu jenis penaburan yang sangat jelek dan buruk sekali akan mencukupi. Benih yang dilemparkan dengan cara apapun ke dalam tanah yang empuk akan bertumbuh: sedangkan, jika benih itu jatuh di tepi jalan, benih itu tidak akan mengeluarkan buah, betapapun dengan penuh keahlian itu telah disebarkan. ... benih yang jatuh dari tangan seorang bayi, pada waktu benih itu jatuh di tempat yang benar, bertumbuh juga dan matang sama penuhnya seperti benih yang telah disebarkan oleh suatu tangan yang kuat dan penuh keahlian. Dengan cara yang sama, dalam hal rohani, keahlian dari sang penabur, sekalipun penting dalam tempatnya sendiri, ditinjau dari hasil akhirnya, adalah suatu hal yang lebih rendah. Hal-hal yang utama / pokok adalah benihnya dan tanahnya. Dalam faktanya, dalam sepanjang sejarah Gereja, sementara Tuhan telah menghargai dengan berlimpah-limpah perintah / penetapanNya sendiri tentang suatu pelayanan yang tetap, Ia tidak pernah berhenti untuk menunjukkan, dengan memberi sukses yang gemilang kepada alat-alat yang lemah, supaya hasil dari pekerjaanNya tidak harus sebanding dengan jumlah talenta yang digunakan.].

Sebagai perbandingan, bandingkan Yunus dengan Yesaya, atau Petrus dengan Yesus.

Bdk. 1Korintus 3:5-9 - “(5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. (8) Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. (9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.”.

Jadi ingat bahwa sekalipun hal-hal yang terutama adalah benihnya dan tanahnya (dan ingat juga, tanah bisa menjadi tanah yang baik pasti karena pekerjaan Roh Kudus), tetapi penabur tetap harus berusaha untuk menabur dengan sebaik-baiknya!

Penerapan: banyak orang tidak mau mendengar injil / firman yang saya beritakan dengan macam-macam alasan, seperti, khotbahnya terlalu keras / kasar, khotbahnya terlalu sukar, terlalu panjang, hidupnya tidak baik, dan sebagainya. Tetapi alasan sebenarnya adalah: ‘mereka bukan tanah yang baik / subur’! Dan kecuali mereka diubahkan oleh Roh Kudus, Yesus sendiripun akan menabur benih tanpa buah dalam diri mereka! Ingat akan Yudas Iskariot!

4. Orang bisa menjadi tanah yang baik karena pekerjaan Roh Kudus saja.

The Biblical Illustrator: “Parable of the sower: - Where is the fault of failure? 1. It does not lie in God, the sower. God does not predestinate men to fail. He willeth not the death of a sinner. 2. The cause of failure is not in any impotency of truth. The old thinkers accounted for it by the depravity of matter. Once acknowledge free will in man, and the origin of evil does not lie in God. 3. The fault might be solely in the soil of the heart.” [= Perumpamaan tentang seorang penabur: - Dimana kesalahan dari kegagalan? 1. Itu tidak terletak dalam diri Allah, sang penabur. Allah tidak mempredestinasikan orang-orang untuk gagal. Ia tidak menghendaki kematian dari seorang berdosa. 2. Penyebab dari kegagalan bukanlah dalam ketidak-mampuan apapun dari kebenaran. Pemikir-pemikir kuno menyediakan penjelasan untuk itu dengan / oleh kebejatan dari bahan. Sekali kehendak bebas diakui dalam diri manusia, maka asal usul dari kejahatan tidak terletak dalam diri Allah. 3. Kesalahannya bisa semata-mata terletak dalam tanah dari hati.].

Ini tafsiran Arminian!!! Dan ini konyol, karena perumpamaan ini sama sekali bukan tujuannya untuk mengajarkan kehendak bebas ataupun predestinasi. Bandingkan dengan tafsiran-tafsiran dan ayat-ayat di bawah ini!

Pulpit Commentary: “The honest and good heart is good only because God hath made it so. ‘There is none righteous, no, not one.’” [= Hati yang jujur dan baik adalah baik hanya karena Allah telah membuatnya demikian. ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.’ (Roma 3:10)].

Bdk. 1Korintus 15:10 - “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkanNya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.”.

Lenski: “no man can change himself, God has means to change us all (trodden path, rocky places, briar patches) into good soil for his Word.” [= tak seorangpun bisa mengubah dirinya sendiri, Allah mempunyai cara-cara / jalan-jalan untuk mengubah kita semua (jalan yang diinjak-injak, tempat berbatu, tanah bersemak duri) menjadi tanah yang baik untuk FirmanNya.].

Betul-betul aneh bahwa orang Arminian ini bisa memberikan kata-kata seperti ini!

5. Sikap / ciri dari tanah yang baik.

Ada 2 hal yang membedakan tanah yang baik (golongan IV) ini dengan ketiga golongan tanah sebelumnya.

a. Hanya tanah golongan IV ini yang dikatakan ‘mengerti’.

Lenski: “Matthew says that this man understands the Word; Mark, that he accepts it; Luke, that he holds it fast. All three have the same thing in mind, but Matthew’s συνιών repeats this verb from v. 13–15, where it occurs three times in a marked way.” [= Matius mengatakan bahwa orang ini mengerti firman; Markus mengatakan bahwa ia menerimanya; Lukas mengatakan bahwa ia memegangnya dengan teguh. Ketiganya mempunyai hal yang sama dalam pikiran mereka, tetapi kata Yunani SUNION (= mengerti) dari Matius mengulang kata kerja ini dari ay 13-15, dimana kata itu muncul tiga kali dengan suatu cara yang menyolok.].

William Barclay: “There are people who are like the good ground. In their reception of the word, there are four stages. Like the good ground, their minds are open. They are at all times willing to learn. They are prepared to hear. They are never either too proud or too busy to listen. Many of us would have been saved all kinds of heartbreak if we had simply stopped to listen to the voice of a wise friend or to the voice of God. Such people understand. They have thought the thing out and know what this means for them, and are prepared to accept it. They translate their hearing into action. They produce the good fruit of the good seed. The real hearers are those who listen, who understand and who obey.” [= Ada orang-orang yang seperti tanah yang baik. Dalam penerimaan firman, ada empat tahap. Seperti tanah yang baik, pikiran mereka terbuka. Mereka pada setiap saat mau belajar. Mereka siap untuk mendengar. Mereka tidak pernah atau terlalu sombong atau terlalu sibuk untuk mendengar. Banyak dari kita akan sudah diselamatkan dari semua jenis kesedihan seandainya kita hanya berhenti untuk mendengar pada suara dari seorang teman yang bijaksana atau pada suara Allah. Orang-orang seperti itu mengerti. Mereka telah mempertimbangkan hal itu dan tahu apa arti hal ini bagi mereka, dan siap untuk menerimanya. Mereka menterjemahkan apa yang mereka dengar ke dalam tindakan. Mereka menghasilkan buah yang baik dari benih yang baik. Pendengar-pendengar yang sungguh-sungguh adalah mereka yang mendengar, yang mengerti dan yang mentaati.].

Yang ditekankan adalah ‘mengerti’. Tetapi memang untuk bisa mengerti, harus ada keterbukaan, dan juga sikap mau menyediakan waktu untuk mendengar, bahkan mengorbankan banyak hal-hal lain, dan bukannya mencari-cari alasan untuk tidak mendengar.

b. Hanya tanah golongan IV ini yang menghasilkan buah.

Tetapi apa yang dimaksud dengan ‘buah’??

‘Buah’ adalah ‘buah Roh’, yaitu perbuatan baik / pengudusan. Ada yang menganggap ‘buah’ sebagai orang-orang yang bertobat karena penginjilan yang kita lakukan. Sekalipun memang itu juga disebut ‘buah’ seperti dalam 1Kor 9:1b.

1Kor 9:1b - “Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?”.

Tetapi dalam hasil penginjilan, semua sepenuhnya tergantung Tuhan. Maka saya sendiri jauh lebih condong untuk mengartikan buah sebagai buah Roh atau ketaatan atau pengudusan dalam hidup kita.

Dan buah ini mutlak harus ada! Kalau tidak ada sama sekali, itu bukan tanah golongan IV, tetapi tanah golongan I, II, atau III.

Lukas 13:6-9 - “(6) Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: ‘Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. (7) Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! (8) Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, (9) mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!’”.

Yak 2:17,20,26 - “(17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. ... (20) Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? ... (26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”.

Buah itu bahkan ada dalam diri penjahat yang bertobat di salib. Karena tadinya ia bersama dengan penjahat satunya mencela Yesus (Matius 27:44 Markus 15:32), tetapi belakangan pada saat penjahat satunya menghujat Yesus, ia menegurnya, dan lalu menyatakan iman kepada Yesus (Lukas 23:39-42).

The Bible Exposition Commentary: “Unless there is fruit in the life, there is not saving faith in the heart.” [= Kecuali di sana ada buah dalam kehidupan itu, di sana tidak ada iman yang menyelamatkan dalam hati.].

A. T. Robertson: “‎The first three classes have no fruit and so show that they are unfruitful soil, unsaved souls and lives.” [= Tiga golongan pertama tidak mempunyai buah, dan dengan demikian menunjukkan bahwa mereka adalah tanah yang tidak berbuah, jiwa-jiwa dan kehidupan-kehidupan yang tidak selamat.].

John F. MacArthur Jr.: “We are not saved by bearing fruit or by any other good work, because we cannot bear spiritual fruit or do any truly good work until after we are saved. But we are saved for fruitbearing.” [= Kita tidak diselamatkan oleh pengeluaran buah atau oleh perbuatan baik lain manapun, karena kita tidak bisa mengeluarkan buah rohani atau melakukan perbuatan baik apapun sampai setelah kita diselamatkan. Tetapi kita diselamatkan untuk mengeluarkan buah.] - Libronix.

John F. MacArthur Jr.:
“It is not that a believer produces a hundred, sixty, or thirty times the amount of fruit that an unbeliever produces - because an unbeliever can produce no spiritual fruit at all. ... That is the point of the entire parable: ‘true believers produce fruit.’” [= Bukan bahwa seorang percaya menghasilkan 100, 60, atau 30 kali lipat dari jumlah buah yang dihasilkan orang yang tidak percaya - karena seorang yang tidak percaya tidak bisa menghasilkan buah sama sekali. ... Itu adalah maksud dari seluruh perumpamaan: ‘orang-orang percaya yang sejati menghasilkan buah’.] - Libronix.

Adam Clarke: “‘Which also beareth fruit.’ His fruitfulness being an almost necessary consequence of his thus laying the divine message to heart. Let it be observed, that to hear, to understand, and to bring forth fruit, are the three grand evidences of a genuine believer. He who does not hear the word of wisdom cannot understand what makes for his peace; and he who does not understand what the Gospel requires him to be and to perform, cannot bring forth fruit; and he who is not fruitful, very fruitful, cannot be a disciple of Christ - see John 15:8; and he who is not Christ’s disciple cannot enter into the kingdom of God.” [= ‘Yang juga mengeluarkan buah’. Keberbuahannya adalah suatu konsekwensi yang hampir pasti dari tindakannya meletakkan pesan ilahi dalam hatinya. Hendaklah diperhatikan, bahwa mendengar, mengerti, dan mengeluarkan buah, adalah tiga bukti besar dari orang percaya yang sejati / asli. Ia yang tidak mendengar firman hikmat tidak bisa mengerti, apa yang menghasilkan damainya; dan ia yang tidak mengerti tuntutan Injil supaya dia menjadi apa dan melakukan apa, tidak bisa mengeluarkan buah; dan ia yang tidak berbuah, sangat berbuah / berbuah banyak, tidak bisa adalah seorang murid dari Kristus - lihat Yoh 15:8; dan ia yang bukan murid Kristus tidak bisa masuk ke dalam kerajaan Allah.].

Catatan: saya menganggap kata-kata ‘very fruitful’ [= sangat berbuah / berbuah banyak] sebagai sesuatu yang extrim. Perumpamaan itu sendiri menunjukkan adanya perbedaan banyaknya buah dari orang-orang yang termasuk pada tanah yang baik.

Matthew Henry: “Now that which distinguished this good ground from the rest, was, in one word, fruitfulness. By this true Christians are distinguished from hypocrites, that they ‘bring forth the fruits of righteousness; so shall ye be my disciples,’ John 15:8. He does not say that this good ground has no stones in it, or no thorns; but there were none that prevailed to hinder its fruitfulness. Saints, in this world, are not perfectly free from the remains of sin; but happily freed from the reign of it.” [= Yang membedakan tanah yang baik / subur dari sisanya, adalah, dalam satu kata, ‘keberbuahan’. Oleh ini orang-orang Kristen yang sejati / sungguh-sungguh dibedakan dari orang-orang munafik, bahwa mereka ‘mengeluarkan / menghasilkan buah-buah kebenaran; dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu’, Yoh 15:8. Ia tidak mengatakan bahwa tanah yang baik ini tidak mempunyai batu-batu di dalamnya, atau tidak mempunyai duri-duri; tetapi di sana tidak ada yang berhasil untuk menghalangi keberbuahannya. Orang-orang kudus, dalam dunia ini, tidaklah bebas sepenuhnya dari sisa-sisa dosa; tetapi dengan gembira dibebaskan dari pemerintahannya.].

Yoh 15:8 - “Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu.’”.

Calvin: “‘None are compared by Christ to a good and fertile soil,’ but those in whom the word of God not only strikes its roots deep and solid, but overcomes every obstacle that would prevent it from yielding fruit. ... Christ does not now speak of the perfection of faith, but only points out those in whom the word of God yields fruit. Though the produce may not be great, yet every one who does not fall off from the sincere worship of God is reckoned a ‘good and fertile soil.’” [= ‘Tak ada yang dibandingkan oleh Kristus dengan suatu tanah yang baik dan subur’, kecuali mereka dalam diri siapa firman Allah bukan hanya mengeluarkan akarnya dalam dan kokoh / mendalam, tetapi mengalahkan setiap halangan yang menghalanginya untuk mengeluarkan buah. ... Sekarang Kristus tidak berbicara tentang kesempurnaan iman, tetapi hanya menunjuk kepada mereka dalam siapa firman Allah menghasilkan buah. Sekalipun hasilnya bisa tidak besar, tetapi setiap orang yang tidak jatuh dari penyembahan yang tulus terhadap Allah dianggap sebagai suatu ‘tanah yang baik dan subur’.].

William Hendriksen: “The importance of spiritual fruitbearing, as the mark of the true believer, is stressed even in the Old Testament (Ps. 1:1–3; 92:14; 104:13). This line of thought is continued in the Gospels (Matt. 3:10; 7:17–20; 12:33–35; Luke 3:8; John 15) and in the rest of the New Testament (Acts 2:38; 16:31; Rom. 7:4; Gal. 5:22; Eph. 5:9; Phil. 4:17; Col. 1:6; Heb. 12:11; 13:15; James 3:17,18).” [= Pentingnya pengeluaran buah rohani, sebagai tanda dari orang percaya yang sejati, ditekankan bahkan dalam Perjanjian Lama (Maz 1:1–3; 92:15; 104:13). Garis pemikiran ini berlanjut dalam kitab-kitab Injil (Mat 3:10; 7:17–20; 12:33–35; Lukas 3:8; Yoh 15) dan dalam sisa dari Perjanjian Baru (Kis 2:38; 16:31; Roma 7:4; Gal 5:22; Efesus 5:9; Fil 4:17; Kol 1:6; Ibrani 12:11; 13:15; Yak 3:17,18).].

Catatan: ayat-ayat yang saya coret saya anggap tidak cocok. Dan di bawah ini saya hanya memberikan sebagian dari ayat-ayat yang diberikan oleh William Hendriksen.

Mat 3:8,10 - “(8) Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. ... (10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.”.

Matius 7:17-20 - “(17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”.

Galatia 5:22-23 - “(22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”.

The Bible Exposition Commentary: “Fruit is the test of true salvation (Matt 7:16). This would include holiness (Rom 6:22), Christian character (Galatia 5:22-23), good works (Col 1:10), winning others to Christ (Rom 1:13), sharing what we have (Roma 15:25-28), and praising God (Heb 13:15).” [= Buah adalah ujian dari keselamatan yang sejati (Matius 7:16). Ini mencakup kekudusan (Roma 6:22), karakter Kristen (Gal 5:22-23), pekerjaan-pekerjaan / perbuatan-perbuatan baik (Kolose 1:10), pemenangan orang-orang lain kepada Kristus (Roma 1:13), membagikan apa yang kita miliki (Roma 15:25-28), dan pujian kepada Allah (Ibr 13:15).].

Catatan: ayat-ayatnya bisa dibaca sendiri.

Dari banyak kutipan di atas ini (dan saya bisa memberi jauh lebih banyak lagi kalau saya mau), terlihat bahwa penafsir-penafsir dari bermacam-macam aliran, termasuk dari Arminianisme (seperti Adam Clarke), menafsirkan bahwa hanya tanah yang menghasilkan buahlah (tanah golongan IV) yang menunjuk kepada orang kristen yang sejati.

Dalam debat terbuka di Jakarta, pada waktu Steven Liauw mengatakan bahwa tanah berbatu juga adalah orang kristen yang sejati yang lalu murtad, jelas ia hanya memaksakan pandangannya ke dalam Alkitab! Sepanjang yang saya tahu tidak ada penafsir yang waras yang menafsirkan seperti itu!

7. Sekalipun buah merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus, tidak berarti bahwa kita tak perlu berusaha untuk mengeluarkan buah.

Calvin: “We ought to labor, no doubt, to pull out the thorns; but as our utmost exertion will never succeed so well, but that there will always be some remaining behind, let each of us endeavor, at least, to deaden them, that they may not hinder the fruit of the word.” [= Tidak diragukan bahwa kita harus berjerih payah, mencabut semak duri; tetapi karena pengerahan tenaga kita yang sepenuhnya tidak akan pernah berhasil dengan begitu baik, dan di sana selalu ada beberapa yang tersisa, hendaklah setiap kita berusaha, setidaknya, untuk mematikan / mengurangi mereka, sehingga mereka tidak bisa menghalangi buah dari firman.].

Matius 20:20-28 - “(20) Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya. (21) Kata Yesus: ‘Apa yang kaukehendaki?’ Jawabnya: ‘Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu.’ (22) Tetapi Yesus menjawab, kataNya: ‘Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Kami dapat.’ (23) Yesus berkata kepada mereka: ‘CawanKu memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu telah menyediakannya.’ (24) Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. (25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: ‘Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (27) dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; (28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.’”.

Catatan: bagian yang saya beri warna merah menunjukkan bahwa kedudukan / pahala di surga sudah ditetapkan. Jadi jelas bahwa banyak sedikitnya buah dari setiap orang Kristen juga sudah ditetapkan.

Tetapi dalam bagian yang saya beri warna biru Yesus menunjukkan bahwa ada hal-hal yang tetap harus dilakukan untuk bisa mendapat tempat tinggi di surga!

Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa sekalipun theologia Reformed mempercayai penetapan Allah, yang pasti terjadi, tetapi tidak membuang tanggung jawab manusia! Kedua hal itu bukan bertentangan tetapi saling melengkapi.

8. Tingkat-tingkat keberbuahan.

The Biblical Illustrator
: “As in the bad ground, the diversity was threefold - the wayside, the stony, and the thorny: - so in the good ground there is a like diversity - the fruit yielding some a hundredfold, some sixty, some thirty.” [= Seperti di tanah yang buruk, keberagaman terdiri dari tiga bagian - tanah tepi jalan, tanah berbatu, tanah bersemak duri: - maka di tanah yang baik di sana ada keberagaman yang serupa - buah yang dihasilkan ada yang 100 x lipat, ada yang 60 x lipat, ada yang 30 x lipat.].

Ironside: “There are degrees of fruitfulness, however. All do not give the same evidence of devotion to Christ and appreciation of the truth; and so the Lord speaks of those who bring forth some an hundredfold, others sixtyfold, and others only thirtyfold.” [= Tetapi ada tingkat-tingkat keberbuahan. Tidak semua memberikan bukti yang sama tentang pembaktian kepada Kristus dan penghargaan terhadap kebenaran; dan karena itu Tuhan berbicara tentang sebagian dari mereka yang mengeluarkan buah 100 x lipat, yang lain 60 x lipat, dan yang lain 30 x lipat.] - Libronix.

Baca Juga: 7 Pola Hidup Orang Kristen

John F. MacArthur Jr.: “Believers differ in fruitbearing because they differ in commitment to obedience, but all are profusely fruitful.” [= Orang-orang percaya berbeda dalam pengeluaran buah karena mereka berbeda dalam komitmen pada ketaatan, tetapi semuanya berbuah banyak / berlimpah-limpah.] - Libronix.

Jadi, supaya berbuah lebih banyak, kita harus lebih berkomitmen dalam ketaatan.

Kesimpulan / hal-hal penting dari perumpamaan ini.

Adanya 4 golongan tanah ini sama sekali tidak cocok dengan doktrin Arminian yang mengatakan bahwa semua manusia sejak lahir sudah diberi prevenient grace, sehingga semua ada pada satu level, dan bisa percaya kalau saja ia mau! Perumpamaan ini jelas membedakan adanya 4 golongan tanah!

William Hendriksen
: “One might speak of the unresponsive heart (verse 19), the impulsive heart (verses 20, 21), the preoccupied heart (verse 22), and the good, responsive, or well-prepared heart (verse 23).” [= Seseorang bisa berbicara tentang hati yang tidak tanggap (ayat 19), hati yang impulsif / menuruti dorongan hati (ayat 20-21), hati yang telah dipenuhi (ayat 22), dan hati yang baik, tanggap, atau disiapkan dengan baik (ayat 23).].

Calvin: “The general truth conveyed is, that the doctrine of the Gospel, when it is scattered like seed, is not everywhere fruitful; because it does not always meet with a fertile and well cultivated soil. He enumerates four kinds of hearers: the first of which do not receive the seed; the second appear, indeed, to receive it, but in such a manner that it does not take deep root; in the third, the corn is choked; and so there remains a fourth part, which produces fruit. ... indeed, where the word is sown, the produce of faith is not always alike, but is sometimes more abundant, and at other times more scanty. He only intended to warn us, that, in many persons, the seed of life is lost on account of various defects, in consequence of which it is either destroyed immediately, or it withers, or it gradually degenerates.” [= Kebenaran umum yang disampaikan adalah bahwa ajaran dari Injil, pada waktu itu ditaburkan seperti benih, tidak dimana-mana / di semua tempat berbuah; karena benih itu tidak selalu bertemu dengan tanah yang subur dan sudah diolah dengan baik. Ia menyebutkan satu per satu empat jenis pendengar: Yang pertama tidak menerima benih; yang kedua memang kelihatannya menerimanya, tetapi dengan suatu cara sehingga itu tidak mempunyai akar yang dalam; dalam / pada yang ketiga, jagung / gandum itu dicekik; dan dengan demikian hanya tersisa seperempat bagian, yang menghasilkan buah. ... memang, dimana firman ditaburkan, hasil dari iman tidak selalu sama, tetapi kadang-kadang lebih berlimpah, dan kadang-kadang lebih sedikit. Ia hanya bermaksud untuk memperingatkan kita bahwa dalam banyak orang benih dari kehidupan hilang karena bermacam-macam cacat, dan konsekwensinya adalah bahwa benih itu segera dihancurkan atau benih itu layu, atau benih itu perlahan-lahan memburuk.].

The Bible Exposition Commentary: “It is shocking to realize that three fourths of the seed did not bear fruit. Jesus did not describe an age of great harvest, but one in which the Word would be rejected. He was not impressed with the ‘great multitudes’ that followed Him, for He knew that most of the people would not receive His Word within and bear fruit.” [= Merupakan sesuatu yang mengejutkan untuk menyadari bahwa ¾ dari benih tidak mengeluarkan buah. Yesus tidak menggambarkan suatu jaman dari panen yang besar, tetapi satu jaman dalam mana Firman akan ditolak. Ia tidak terkesan dengan ‘orang banyak’ yang mengikutiNya, karena Ia tahu bahwa kebanyakan dari orang-orang itu tidak akan menerima FirmanNya di dalam dan mengeluarkan buah.].

Catatan: jelas bahwa bilangan ¾ itu tidak bisa dihurufiahkan. Tetapi memang bisa diartikan ‘sebagian besar’.

Bdk. 2Timotius 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”.

Nubuat ini pasti akan digenapi, dan menurut saya sudah digenapi, sekalipun mungkin belum sepenuhnya. Tetapi usahakanlah supaya jangan saudara yang menggenapi nubuat ini! Pada setiap saat, jadilah pendengar yang baik!. BUKTI ORANG KRISTEN SEJATI (MATIUS 13:8,23)

-AMIN-

Next Post Previous Post