SETIA DALAM KEGAGALAN (MATIUS 13:13-15;YESAYA 6:9-10)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Matius 13:13-15 - “(13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.”.
gadget, bisnis, otomotif |
Yesaya 6:9-10 - “(9) Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh.’”.
Penerapan dari Matius 13:13-15 / Yesaya 6:9-10.
a. Pada saat pelayanan kita gagal / tidak banyak hasilnya.
Memang untuk kita, kita tidak bisa tahu hasil pelayanan kita sebelum kita melakukannya. Tetapi untuk Yesaya, ia tahu karena itu sudah dinubuatkan. Tetapi ia tetap mau melakukan pelayanan itu.
Barnes’ Notes (tentang Yesaya 6:9): “This shows the spirit with which ministers must deliver the message of God. It is their business to deliver the message, though they should know that it will neither be understood nor believed.” [= Ini menunjukkan roh dengan mana pelayan-pelayan / pendeta-pendeta harus menyampaikan pesan dari Allah. Urusan mereka adalah menyampaikan pesan / berita, sekalipun mereka tahu bahwa itu tidak akan dimengerti ataupun dipercayai.].
Barnes’ Notes (tentang Yesaya 6:9): “We may learn here, (1) That the effect of truth is often to irritate people and make them more wicked. (2) The truth must, nevertheless, be proclaimed.” [= Kita bisa belajar di sini, (1) Bahwa hasil dari kebenaran sering menjengkelkan orang-orang dan membuat mereka lebih jahat. (2) Sekalipun demikian, kebenaran harus diberitakan.].
Yesaya 6:11-13 - “(11) Kemudian aku bertanya: ‘Sampai berapa lama, ya Tuhan?’ Lalu jawabNya: ‘Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi. (12) TUHAN akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong. (13) Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!’”.
Bible Knowledge Commentary (tentang Yes 6:11-13): “Isaiah’s response to the message implies that he was ready to speak whatever God wanted him to say. Yet he wondered how long he would have to go on delivering a message of judgment to which the people would be callous. The Lord answered that Isaiah was to proclaim the message until His judgment came, that is, till the Babylonian Exile actually occurred and the people were deported from the land (v. 12), thus leaving their ruined cities and fields (v. 11). Though Isaiah did not live that long, God meant he should keep on preaching even if he did live to see Judah’s downfall.” [= Tanggapan Yesaya terhadap pesan / berita itu secara implicit menunjukkan bahwa ia siap untuk mengatakan apapun yang Allah inginkan untuk ia katakan. Tetapi ia bertanya-tanya berapa lama ia akan harus terus menyampaikan suatu pesan penghakiman terhadap apa bangsa itu akan keras hati. Tuhan menjawab bahwa Yesaya akan memberitakan pesan / berita itu sampai penghakimanNya datang, yaitu sampai pembuangan Babilonia betul-betul terjadi dan bangsa itu dikeluarkan / dibuang dari negeri itu (ay 12), sehingga meninggalkan kota-kota dan ladang-ladang mereka yang hancur (ay 11). Sekalipun Yesaya tidak hidup sepanjang itu, Allah memaksudkan ia harus terus memberitakan bahkan seandainya ia hidup untuk melihat kejatuhan Yehuda.].
E. J. Young (tentang Yes 6:10): “One cannot but admire and even love Isaiah for his willingness and readiness to serve God, even though he was told that his labors would appear to be fruitless. From this we learn the necessity for continuing in the work of the gospel, even when outward success does not appear to attend our work. It may be that apparent lack of outward success is in part due to our own inefficiency; our task, however, is to be faithful. May God grant that His church may have ministers who, above all else, are faithful, even as was Isaiah.” [= Seseorang tidak bisa tidak mengagumi dan bahkan mencintai Yesaya untuk kemauannya dan kesediaannya untuk melayani Allah, sekalipun ia diberitahu bahwa jerih payahnya akan terlihat tidak berbuah. Dari sini kita belajar perlunya untuk terus dalam pekerjaan dari injil, bahkan pada waktu sukses lahiriah tidak terlihat menyertai pekerjaan kita. Memang bisa bahwa terlihat kurang sukses secara lahiriah itu sebagian disebabkan karena ketidak-efisienan / kecerobohan kita sendiri; tetapi tugas kita adalah untuk setia. Kiranya Allah menganugerahkan supaya gerejaNya bisa mempunyai pelayan-pelayan yang, di atas semua yang lain, adalah setia, bahkan setia seperti Yesaya.].
Calvin (tentang Yesaya 6:9): “This shows still more clearly how necessary the vision was, that Isaiah might not all at once fail in his course. It was a grievous stumblingblock, that he must endure such obstinacy and rebellion in the people of God, and that not only for a year or two, but for more than sixty years. On this account he needed to be fortified, that he might be like a brazen wall against such stubbornness. The Lord, therefore, merely forewarns Isaiah that he will have to do with obstinate men, on whom he will produce little effect; but that so unusual an occurrence must not lead him to take offense, and lose courage, or yield to the rebellion of men; that, on the contrary, he must proceed with unshaken firmness, and rise superior to temptations of this nature.” [= Ini menunjukkan dengan lebih jelas lagi betapa perlunya penglihatan itu, supaya Yesaya tidak gagal sama sekali dalam jalannya. Itu merupakan batu sandungan yang menyedihkan, bahwa ia harus menahan kekeras-kepalaan dan pemberontakan seperti itu dalam bangsa / umat Allah, dan bukan untuk setahun atau dua tahun, tetapi untuk lebih dari 60 tahun. Karena ini ia perlu untuk diperkuat, supaya ia bisa menjadi seperti suatu tembok tembaga terhadap kekeras-kepalaan seperti itu. Karena itu, Tuhan hanya memperingatkan Yesaya lebih dulu bahwa ia akan harus berurusan dengan orang-orang keras kepala, pada siapa ia akan menghasilkan sedikit hasil / pengaruh; tetapi bahwa kejadian yang begitu tidak biasa tidak boleh membimbing dia untuk tersinggung, dan kehilangan keberanian, atau menyerah pada pemberontakan manusia; sehingga sebaliknya, ia harus melanjutkan dengan keteguhan yang tidak tergoyahkan, dan naik lebih tinggi dari pencobaan-pencobaan dari jenis ini.].
Calvin (tentang Yesaya 6:10): “Here the former statement is more fully expressed; for God informs Isaiah beforehand, not only that his labor in teaching will be fruitless, but that by his instruction he will also blind the people, so as to be the occasion of producing greater insensibility and stubbornness, and to end in their destruction. He declares that the people, bereft of reason and understanding, will perish, and there will be no means of obtaining relief; and yet he at the same time affirms that the labors of the Prophet, though they bring death and ruin on the Jews, will be to him an acceptable sacrifice.” [= Di sini pernyataan yang terdahulu dinyatakan dengan lebih penuh; karena Allah memberi informasi kepada Yesaya sebelumnya, bukan hanya bahwa jerih payahnya dalam mengajar akan tidak berbuah, tetapi bahwa oleh instruksi / pengajarannya ia juga akan membutakan bangsa itu, sehingga menjadi kejadian / peristiwa yang menghasilkan kekerasan hati dan kekeras-kepalaan, dan berakhir dalam penghancuran mereka. Ia menyatakan bahwa bangsa itu, kehilangan / tak mempunyai akal dan pengertian, akan binasa, dan di sana tidak akan ada cara / jalan untuk mendapatkan pertolongan; tetapi pada saat yang sama menegaskan bahwa jerih payah dari sang Nabi, sekalipun itu membawa kematian dan kehancuran bagi orang-orang Yahudi, akan menjadi suatu korban yang diterima bagiNya.].
Calvin (tentang Yes 6:10): “This is a truly remarkable declaration; not only because Isaiah here foretold what was afterwards fulfilled under the reign of Christ, but also because it contains a most useful doctrine, which will be of perpetual use in the Church of God; for all who shall labor faithfully in the ministry of the word will be laid under the necessity of meeting with the same result. We too have experienced it more than we could have wished; but it has been shared by all the servants of Christ, and therefore we ought to endure it with greater patience, though it is a very grievous stumbling-block to those who serve God with a pure conscience.” [= Ini betul-betul merupakan suatu pernyataan yang luar biasa; bukan hanya karena Yesaya di sini meramalkan apa yang belakangan digenapi di bawah pemerintahan Kristus, tetapi juga karena itu berisi suatu doktrin yang paling berguna, yang akan berguna secara kekal dalam Gereja Allah; karena semua yang berjerih payah dengan setia dalam pelayanan firman akan ditempatkan di bawah keharusan untuk mengalami hasil yang sama. Kami juga telah mengalaminya lebih dari yang bisa kami inginkan; tetapi itu telah dialami oleh semua pelayan-pelayan Kristus, dan karena itu kita harus menahannya dengan kesabaran yang besar, sekalipun itu merupakan suatu batu sandungan yang sangat menyedihkan bagi mereka yang melayani Allah dengan hati nurani yang murni.].
Calvin (tentang Yes 6:10): “Not only does it give great offense, but Satan powerfully excites his followers to raise a dislike of instruction on the pretense of its being not merely useless, but even injurious; that it renders men more obstinate, and leads to their destruction. At the present day, those who have no other reproach to bring against the doctrine of the gospel maintain that the only effect produced by the preaching of it has been, that the world has become worse.” [= Bukan hanya itu memberikan sakit hati yang besar, tetapi Iblis menggairahkan secara kuat para pengikutnya untuk membangkitkan suatu ketidak-senangan terhadap instruksi dengan kepura-puraan bahwa itu bukan hanya semata-mata tak berguna, tetapi bahkan merugikan / berbahaya; bahwa itu membuat orang-orang lebih keras kepala, dan membimbing pada kehancuran mereka. Pada jaman sekarang, mereka yang tidak mempunyai celaan yang lain untuk menentang doktrin dari injil, mempertahankan bahwa satu-satunya hasil yang dihasilkan oleh pemberitaannya adalah, bahwa dunia telah menjadi lebih buruk.].
Calvin (tentang Yes 6:10): “But whatever may be the result, still God assures us that our ministrations are acceptable to him, because we obey his command; and although our labor appear to be fruitless, and men rush forward to their destruction, and become more rebellious, we must go forward; for we do nothing at our own suggestion, and ought to be satisfied with having the approbation of God.” [= Tetapi apapun hasilnya, tetap Allah meyakinkan kita bahwa pelayanan kita diterima olehNya, karena kita mentaati perintahNya; dan sekalipun jerih payah kita kelihatannya tidak berbuah, dan orang-orang berlari cepat-cepat menuju kehancuran mereka, dan menjadi makin bersifat memberontak, kita harus bergerak maju; karena kita tidak melakukan apapun atas anjuran kita sendiri, dan harus puas dengan mendapatkan penerimaan yang baik dari Allah.].
Calvin (tentang Yesaya 6:10): “Hence arises a most excellent and altogether invaluable consolation to godly teachers, for supporting their minds against those grievous offenses which daily spring from the obstinacy of men, that, instead of being retarded by it, they may persevere in their duty with unshaken firmness.” [= Dari sini muncullah suatu penghiburan yang paling bagus dan sepenuhnya tidak ternilai bagi pengajar-pengajar yang saleh, untuk menopang pikiran-pikiran mereka terhadap hal-hal yang menyebabkan kemarahan yang menyedihkan yang setiap hari muncul dari kekeras-kepalaan manusia, supaya, alih-alih dihalangi / diperlambat olehnya, mereka bisa bertekun dalam kewajiban mereka dengan keteguhan yang tak tergoyahkan.].
Calvin (tentang Matius 13:14): “the ministers of the word ought to seek consolation from this passage, if the success of their labors does not always correspond to their wish. Many are so far from profiting by their instruction, that they are rendered worse by it. What has befallen them was experienced by a Prophet, to whom they are not superior.” [= pelayan-pelayan Firman harus mencari penghiburan dari text ini, jika sukses dari jerih payah mereka tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka. Banyak yang begitu jauh dari mendapatkan manfaat dari instruksi mereka, sehingga mereka diubah menjadi lebih buruk olehnya. Apa yang menimpa mereka telah dialami oleh seorang Nabi, terhadap siapa mereka tidak lebih tinggi.].
Memang bagi seorang pelayan Tuhan, merupakan sesuatu yang sangat menyakitkan dan membuat frustrasi, kalau pelayanan tak berbuah, atau sangat sedikit buahnya, apalagi kalau terlihat adanya ‘buah’ yang berguguran!
Karena itu, dari pihak jemaat, perhatikan ayat di bawah ini.
Ibrani 13:17 - “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.”.
Catatan: tentu ini tidak berlaku untuk seadanya pemimpin rohani dalam gereja! Ingat, banyak serigala berbulu domba!
b. Pada saat orang-orang yang kelihatannya bisa diharapkan, ternyata justru tidak seperti itu.
Calvin (tentang Yes 6:10): “We ought also to attend to this circumstance, that Isaiah was not sent to men indiscriminately, but to the Jews. Accordingly, the demonstrative particle הנה, (hinneh,) behold, is emphatic, and implies that the people whom the Lord had peculiarly chosen for himself do not hear the word, and shut their eyes amidst the clearest light. Let us not wonder, therefore, if we appear to be like persons talking to the deaf, when we address those who boast of the name of God.” [= Kita juga harus memperhatikan keadaan ini, bahwa Yesaya tidak diutus kepada orang-orang secara tanpa pandang bulu, tetapi kepada orang-orang Yahudi. Karena itu, kata penunjuk הנה, (HINNEH), ‘lihatlah’, memberikan penekanan, dan secara implicit menunjukkan bahwa orang-orang yang Tuhan telah pilih secara khusus bagi diriNya sendiri tidak mendengar firman, dan menutup mata mereka di tengah-tengah terang yang paling jelas. Karena itu, janganlah kita heran / bertanya-tanya, jika kita terlihat seperti orang-orang yang berbicara kepada orang-orang yang tuli, pada waktu kita berbicara kepada mereka yang membanggakan nama Allah.].
Karena itu kita tidak perlu heran kalau pelayanan / penginjilan / pemberitaan firman yang kita lakukan kepada ‘orang-orang Kristen’ sama sekali tidak berbuah. Dalam keadaan seperti itupun kita harus bertekun dan setia pada panggilan kita untuk memberitakan firman Tuhan / Injil.
1Korintus 15:58 - “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam (persekutuan dengan) Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”.
c. Seringkali apa yang kita anggap sebagai kegagalan sebetulnya bukanlah kegagalan.
Apa yang mula-mula terlihat sebagai kegagalan, belakangan ternyata bisa menghasilkan buah.
Kalau tidak, maka Tuhan mempunyai tujuan dalam kegagalan itu, yaitu supaya orang-orang yang kita layani tidak mempunyai dalih, dan menggunakan firman itu untuk menghakimi mereka pada akhir zaman!
Yesaya 55:11 - “demikianlah firmanKu yang keluar dari mulutKu: ia tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”.
Barnes’ Notes (tentang Yesaya 55:11): “This proves: 1. That God has a design in giving his Word to people. He has as distinct an intention in his Word as he has in sending down rain upon the earth. 2. That whatever is his design in giving the gospel, it shall be accomplished. It is never spoken in vain, and never fails to produce the effect which he intends. The gospel is no more preached in vain than the rain falls in vain. ... And so the gospel often falls on the hard and barren hearts of men. It is addressed to the proud, the sensual, the avaricious, and the unbelieving, and seems to be spoken in vain, and to return void unto God. But it is not so. He has some design in it, and that will be accomplished. It is proof of the fullness of his mercy. It leaves people without excuse, and justifies himself. Or when long presented - apparently long in vain - it ultimately becomes successful, and sinners are at last brought to abandon their sins, and to turn unto God.” [= Ini membuktikan: 1. Bahwa Allah mempunyai suatu rancangan dalam memberikan firmanNya kepada orang-orang. Ia mempunyai suatu maksud yang nyata dalam firmanNya seperti Ia mempunyainya dalam menurunkan hujan ke bumi. 2. Bahwa apapun rancanganNya dalam memberikan injil, itu akan tercapai. Itu tidak pernah dikatakan dengan sia-sia, dan tidak pernah gagal untuk menghasilkan hasil yang Ia maksudkan. Injil tidak akan lebih sia-sia diberitakan dari pada hujan jatuh dengan sia-sia. ... Dan demikianlah injil sering jatuh pada hati yang keras dan tandus dari manusia. Itu disampaikan kepada orang-orang sombong, orang-orang yang bersifat daging, orang-orang yang tamak, dan orang-orang yang tidak percaya, dan kelihatannya dikatakan dengan sia-sia, dan kembali dengan sia-sia kepada Allah. Tetapi itu tidak demikian. Ia mempunyai suatu rancangan dengannya, dan itu akan tercapai. Itu adalah bukti dari kepenuhan belas kasihanNya. Itu meninggalkan orang-orang tanpa alasan / dalih, dan membenarkan diriNya sendiri. Atau pada waktu disampaikan secara lama - kelihatannya sia-sia untuk waktu yang lama - itu akhirnya menjadi berhasil / sukses, dan orang-orang berdosa akhirnya dibawa untuk meninggalkan dosa-dosa mereka dan berbalik kepada Allah.].
Calvin (tentang Yesaya 55:11): “as the word of God is efficacious for the salvation of believers, so it is abundantly efficacious for condemning the wicked; as Christ also teacheth, ‘The word which I have spoken, that shall judge him at the last day.’” [= sebagaimana firman Allah itu efektif untuk keselamatan dari orang-orang percaya, demikian juga itu efektif secara berlimpah-limpah untuk mengecam / menghukum orang-orang jahat; seperti Kristus juga mengajar, ‘Firman yang telah Aku katakan, itu akan menghakimi dia pada hari terakhir’.].
Baca Juga: 3 Sikap Menghadapi Kegagalan
Yohanes 12:47-48 - “(47) Dan jikalau seorang mendengar perkataanKu, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. (48) Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataanKu, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.”.
Calvin (tentang Yesaya 6:10): “We ought, indeed, to be deeply grieved when success does not attend our exertions; and we ought to pray to God to give efficacy to his word. A part of the blame we ought even to lay on ourselves, when the fruits are so scanty; and yet we must not abandon our office, or throw away our weapons. The truth must always be heard from our lips, even though there be no ears to receive it, and though the world have neither sight nor feeling; for it is enough for us that we labor faithfully for the glory of God, and that our services are acceptable to him; and the sound of our voice is not ineffectual, when it renders the world without excuse.” [= Kita memang harus dibuat jadi sedih secara mendalam pada waktu sukses tidak menyertai pemerasan tenaga kita; dan kita harus berdoa kepada Allah untuk memberikan kemujaraban / keberhasilan bagi firmanNya. Sebagian dari kesalahan bahkan harus kita letakkan pada diri kita sendiri, pada waktu buah-buah begitu jarang; tetapi kita tidak boleh meninggalkan tugas kita, atau membuang senjata-senjata kita. Kebenaran harus selalu didengar dari bibir kita, sekalipun di sana tidak ada telinga untuk menerimanya, dan sekalipun dunia tidak mempunyai penglihatan atau perasaan; karena adalah cukup bagi kita bahwa kita berjerih payah dengan setia untuk kemuliaan Allah, dan bahwa pelayanan-pelayanan kita diterima olehNya; dan bunyi dari suara kita tidaklah tanpa hasil, pada waktu itu membuat dunia tidak punya dalih.].
Bdk. Yohanes 15:22,24 - “(22) Sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka! ... (24) Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun mereka membenci baik Aku maupun BapaKu.”.
Catatan: kata-kata ‘tidak berdosa’ dalam ay 22,24 tidak berarti ‘sama sekali tidak berdosa’. Yang ditekankan di sini hanya dosa penolakan terhadap Kristus!.SETIA DALAM KEGAGALAN (MATIUS 13:13-15;YESAYA 6:9-10)