MURTAD KARENA PENDERITAAN (MATIUS 13:5-8,19-21)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Matius 13:5-8,19-21 -. (5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. (6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. (7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. (8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. ... (19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. (20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. 
MURTAD KARENA PENDERITAAN (MATIUS 13:5-8,19-21)
gadget, bisnis, otomotif
Tanah berbatu-batu (Matius 13: 5-6,20-21).

Ay 5-6,20-21: “(5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. (6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. ... (20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.”.

1. Apa yang dimaksudkan dengan ‘tanah yang berbatu-batu’.

Yang dimaksudkan dengan ‘tanah yang berbatu-batu’ itu bukanlah tanah yang banyak batu-batu kecil (kerikil) di dalamnya. Kalau yang seperti ini tanaman tetap bisa tumbuh dan berbuah.

The Biblical Illustrator: “This stony ground is the thin layer of earth upon a bed of rock.” [= Tanah berbatu ini adalah suatu lapisan tanah tipis pada suatu massa batu yang besar.].

2. Bagaimana benih bertumbuh jika benih itu jatuh di tanah seperti itu?

William Hendriksen: “It is typical of Palestine - now ‘Israel’ and its surroundings - that a considerable portion of its tillable soil is found on top of layers of rock. In such a situation the seeds, in the process of sprouting, have only one way to go, namely, up. So, instead of first becoming firmly rooted, the seeds described in this part of the parable ‘sprang up immediately.’” [= Itu merupakan karakteristik dari Palestina - sekarang ‘Israel’ dan sekitarnya - bahwa suatu bagian yang besar dari tanahnya yang bisa dijadikan pertanian didapati di atas dari lapisan-lapisan batu karang. Dalam keadaan seperti itu, benih, dalam proses untuk mulai bertumbuh, hanya mempunyai satu jalan untuk tumbuh, yaitu ke atas. Jadi, alih-alih dari pertama-tama menjadi berakar dengan teguh, benih yang digambarkan dalam bagian perumpamaan ini ‘segera tumbuh’.].

3. Ada 2 hal yang perlu disoroti tentang orang yang digambarkan sebagai tanah golongan II ini.

Matius 13: 20-21: “(20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.”.

a. Kata-kata ‘segera menerimanya dengan gembira’ (Matius 13: 20).

Orang-orang ini mendengar firman / Injil, dan tanggapannya kelihatan bagus!

Tetapi kata-kata ‘segera’ dan ‘dengan gembira’ menunjukkan suatu penerimaan yang bersifat impulsif dan emosional!

William Hendriksen: “The reception which the seed received from such a thin layer of soil over a stratum of rock has already been noted (see on verses 5, 6). The tiny seed that never became firmly rooted sprang up quickly and then by the sun was scorched to death. So, says Jesus, it is also with the person here symbolized. Immediately, impulsively, gladly, he as it were jumps up to accept the message. He is thrilled and enthused, may even be sufficiently affected to shed a tear. Once the spell has subsided he seems to have forgotten all about it and returns to his former sinful life.” [= Penerimaan yang diterima benih itu dari lapisan tanah yang tipis di atas suatu lapisan batu karang telah diperhatikan (lihat pada ay 5,6). Benih yang kecil yang tidak pernah berakar dengan teguh bertumbuh dengan cepat dan lalu oleh matahari dibakar sampai mati. Demikian juga, kata Yesus, dengan orang yang disimbolkan di sini. Dengan segera, secara impulsif, dengan gembira, ia seakan-akan meloncat untuk menerima berita itu. Ia merasakan suatu perasaan senang yang mendadak dan sangat antusias, bahkan bisa dipengaruhi secara cukup untuk meneteskan air mata. Sekali pesona itu telah surut / berkurang ia kelihatannya telah melupakan semua tentangnya dan kembali pada kehidupan berdosanya yang sebelumnya.].

Ini menunjukkan bahaya dari emosi pada waktu mendengar firman Tuhan / Injil! Dan lucunya dalam banyak gereja Kharismatik chairman (WL) nya selalu berusaha membangkitkan emosi dalam sepanjang kebaktian!

Contoh orang-orang yang emosional.

(1) Lukas 23:27-28 - “(27) Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. (28) Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: ‘Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!”.

(a) Lukas 23:27 menunjukkan bahwa tidak semua orang Yahudi saat itu membenci Kristus. Ada orang-orang Yahudi yang ‘pro’ / ‘mengasihi’ Yesus, atau setidaknya merasa kasihan kepada Yesus, sehingga menangisi Dia.

(b) Dalam Lukas 23:28, kata-kata ‘janganlah kamu menangisi Aku’ bukanlah suatu teguran seolah-olah hal itu adalah suatu dosa. Tujuan Yesus mengatakan ini adalah: mengalihkan perhatian mereka dari ‘penderitaan yang sedang Ia alami’ kepada ‘hukuman Allah yang akan menimpa orang-orang Yahudi itu’. Ini yang lebih perlu untuk ditangisi!

Tetapi kata-kata itu juga menunjukkan bahwa Ia tidak membutuhkan belas kasihan kita. Yang Ia inginkan bukanlah supaya kita menangisi Dia, tetapi supaya kita percaya kepadaNya!

Perasaan kasihan terhadap Yesus ini sangat membahayakan! Karena itu membuat kita seolah-olah pro Yesus, padahal kalau kita tidak percaya kepadaNya, kita sebetulnya tetap anti Yesus!!

Pulpit Commentary (tentang Mat 27): “He does not want our pity. This would be a wasted and mistaken sentiment.” [= Ia tidak membutuhkan / menghendaki belas kasihan kita. Ini adalah suatu perasaan yang sia-sia dan salah.] - hal 617-618.

David Gooding: “It was, it seems, a psychological reaction to the sight of ‘such a nice young man’ being so rudely taken out to such a hideously cruel death. It had nothing to do with moral conscience or repentance. In a month’s time they would have forgotten it. Christ wanted no such pity.” [= Kelihatannya itu adalah reaksi psikhologis terhadap pemandangan tentang ‘seorang muda yang baik’ yang dengan begitu kasar dibawa keluar kepada suatu kematian yang kejam dan mengerikan. Itu tidak berhubungan dengan hati nurani moral atau pertobatan. Dalam waktu satu bulan mereka akan melupakannya. Kristus tidak menginginkan belas kasihan seperti itu.] - hal 341.

Leon Morris (Tyndale): “Jesus greets them as ‘Daughters of Jerusalem,’ ... At this moment, as He goes out to execution, Jesus thinks not of Himself but of them. He wants their repentance, not their sympathy.” [= Yesus menyebut mereka sebagai ‘puteri-puteri Yerusalem’, ... Pada saat ini, pada saat Ia pergi keluar untuk dihukum mati, Yesus tidak berpikir tentang diriNya sendiri tetapi tentang mereka. Ia menginginkan pertobatan mereka, bukan simpati mereka.] - hal 325.

Norval Geldenhuys (NICNT): “It is not sympathy but sincere faith in Him and genuine repentance that Jesus expects from us.” [= Bukan simpati tetapi iman yang tulus / sungguh-sungguh kepadaNya dan pertobatan sejati yang Yesus harapkan dari kita.] - hal 605.

(2) Dalam suatu KKR seringkali ada banyak orang yang menangis.

Jangan senang kalau melihat hal seperti itu, karena ini tidak menjamin apa-apa, dan perlu dipertanyakan: apakah mereka menangis karena mereka memang bertobat dan lalu beriman kepada Kristus, atau hanya sekedar tergerak perasaan / emosinya, tetapi tidak bertobat / percaya dengan sungguh-sungguh?

C. H. Spurgeon: “‘I have seen something wonderful, this morning,’ said one who had listened to a faithful and earnest preacher, ‘I have seen a whole congregation in tears.’ ‘Alas!’ said the preacher, ‘there is something more wonderful still, for the most of them will go their way to forget that they ever shed a tear.’ Ah, my hearers, shall it be always so - always so? Then, O ye impenitent, there shall come to your eyes a tear which shall drip for ever, a scalding drop which no mercy shall ever wipe away; a thirst that shall never be abated; a worm that shall never die, and a fire that never shall be quenched. By the love you bear your souls, I pray you escape from the wrath to come!” [= ‘Aku telah melihat sesuatu yang luar biasa, pagi ini,’ kata seseorang yang telah mendengar pada seorang pengkhotbah yang setia dan sungguh-sungguh, ‘Aku telah melihat seluruh jemaat mencucurkan air mata’. ‘Aduh’ kata sang pengkhotbah, ‘ada sesuatu yang lebih luar biasa lagi, karena kebanyakan dari mereka akan pergi untuk melupakan bahwa mereka pernah mencucurkan air mata’. Oh, para pendengarku, akankah itu selalu demikian - selalu demikian? Maka, O kamu yang tidak bertobat, akan datang pada matamu air mata yang akan menetes selama-lamanya, suatu tetes yang panas yang tidak akan pernah dihapus oleh belas kasihan; suatu rasa haus yang tidak akan pernah diredakan / berkurang; ulat yang tidak akan pernah mati, dan api yang tidak akan pernah dipadamkan. Demi kasihmu kepada jiwamu, aku memohon supaya kamu meloloskan diri dari murka yang akan datang!] - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol VI, hal 655.

C. H. Spurgeon: “May you accept him to-day as your deliverer, and so be saved; for if not, the most virtuous regrets concerning his death, however much they may indicate your enlightenment, will not manifest your true conversion.” [= Hendaklah kamu menerima Dia hari ini sebagai Pembebas / Penyelamatmu, dan dengan demikian diselamatkan; karena jika tidak, penyesalan / kesedihan yang paling baik mengenai kematianNya, betapapun banyaknya itu menunjukkan pencerahanmu, tidak menunjukkan pertobatanmu yang sejati.] - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol VI, hal 656-657.

b. Pengertian mereka kurang.

Tanah golongan I dikatakan ‘tidak mengerti’ (ay 19), dan tanah golongan IV dikatakan ‘mengerti’ (ay 23). Tentang tanah golongan II dan III tidak dikatakan apapun tentang ‘mengerti’ atau ‘tidak mengerti’! Jadi, kelihatannya mereka ada di antara kedua keadaan itu. Dengan kata lain, pengertian mereka kurang.

The Biblical Illustrator mengutip kata-kata Spurgeon: “No time for understanding: - ‘How is it, my dear,’ inquired a schoolmistress of a little girl, ‘that you do not understand this simple thing? ... I do not know, indeed,’ she answered, with a perplexed look; ‘but I sometimes think I have so many things to learn that I have not the time to understand.’ Alas! there may be much hearing, much reading, much attendance at public services, and very small result; and all because the Word was not the subject of thought, and was never embraced by the understanding. What is not understood is like meat undigested, more likely to be injurious than nourishing.” [= Tidak ada waktu untuk mengerti: - ‘Bagaimana bisa, sayangku’, tanya seorang guru perempuan dari seorang gadis kecil, ‘bahwa kamu tidak mengerti hal yang sederhana ini? ... Sebetulnya, aku tidak tahu’, ia menjawab, dengan suatu pandangan yang menunjukkan kebingungan; ‘tetapi aku kadang-kadang berpikir aku mempunyai begitu banyak hal-hal untuk dipelajari sehingga aku tidak mempunyai waktu untuk mengerti’. Aduh! di sana bisa ada banyak pendengaran, banyak pembacaan, banyak kehadiran di kebaktian-kebaktian umum, dan hasil yang sangat kecil; dan semua itu disebabkan firman itu bukanlah pokok pemikiran, dan tidak pernah diterima dengan / oleh pengertian. Apa yang tidak dimengerti adalah seperti daging yang tidak dicerna, lebih memungkinkan untuk membahayakan dari pada memberi makan / gizi.].

Kalau orang sungguh-sungguh mengerti, ia harus merenungkan firman itu, dan melaksanakannya / menanggapinya secara positif.

Mazmur 1:1-3 - “(1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, (2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. (3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”.

Injil khususnya merupakan sesuatu yang bukan hanya perlu didengar / dimengerti, tetapi juga direnungkan, dan dipercaya.

William Barclay menggabungkan orang yang emosionil dan yang kurang pengertian. Dan kedua hal ini memang sangat berhubungan!

William Barclay: “Some people are at the mercy of every new craze. They take a thing up quickly and just as quickly drop it. They must always be in fashion. They begin some new hobby or begin to acquire some new accomplishment with enthusiasm, but the thing becomes difficult and they abandon it, or the enthusiasm wanes and they lay it aside. Some people’s lives are littered with things they began and never finished. It is possible to be like that with the word. When people hear it, they may be swept off their feet with an emotional reaction; but no one can live on an emotion. We all have minds, and it is a moral obligation to have an intelligent faith. Christianity has its demands, and these demands must be faced before it can be accepted. The Christian offer is not only a privilege, it is also a responsibility. A sudden enthusiasm can always so quickly become a dying fire.” [= Sebagian orang sepenuhnya ada dalam kekuasaan dari kegemaran akan setiap mode yang baru. Mereka mengambil sesuatu dengan cepat dan dengan sama cepatnya membuangnya. Mereka harus selalu modist. Mereka memulai suatu hobby yang baru atau mulai untuk mendapatkan beberapa pencapaian yang baru dengan bersemangat, tetapi hal-hal itu menjadi sukar dan mereka meninggalkannya, atau semangatnya berkurang dan mereka mengesampingkannya. Beberapa orang kehidupannya dikotori dengan hal-hal yang mereka mulai dan tidak pernah mereka selesaikan. Adalah mungkin untuk menjadi seperti itu dengan firman. Pada waktu orang-orang mendengarnya, mereka bisa sangat tertarik dengan suatu reaksi emosionil; tetapi tidak seorangpun bisa terus hidup dengan emosi. Kita semua mempunyai pikiran, dan merupakan tanggung jawab moral untuk mempunyai suatu iman yang cerdas. Kekristenan mempunyai tuntutan-tuntutannya, dan tuntutan-tuntutan ini harus dihadapi, sebelum itu bisa diterima. Tawaran Kristen bukan hanya suatu hak, tetapi juga merupakan tanggung jawab. Suatu keantusiasan yang mendadak bisa selalu dengan begitu cepat menjadi api yang padam.] - hal 60.

Bandingkan dengan:

Matius 16:24 - “Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”.

Kisah Para Rasul 14:22 - “Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah KITA HARUS MENGALAMI BANYAK SENGSARA.”.

4. Matahari menggambarkan penganiayaan karena firman / Injil!

Matius 13: 6,21: “(6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. ... (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.”.

The Bible Exposition Commentary: “In the parable, the sun represents persecution that comes because of the Word. Persecution helps believers grow. But the sunshine will kill a plant with no roots. This explains why some ‘believers’ do not last: Their faith was weak their understanding was meager, and their decision was not sincere. It is possible to ‘believe’ and yet not be saved (John 2:23-25). Unless there is fruit in the life, there is not saving faith in the heart.” [= Dalam perumpamaan ini, matahari menggambarkan penganiayaan yang datang karena Firman. Penganiayaan menolong orang-orang percaya untuk bertumbuh. Tetapi sinar matahari akan membunuh tanaman yang tidak mempunyai akar. Ini menjelaskan mengapa beberapa / sebagian ‘orang-orang percaya’ tidak bertahan: Iman mereka lemah dan pengertian mereka kurang, dan keputusan mereka tidak tulus. Adalah mungkin untuk ‘percaya’ tetapi tidak diselamatkan (Yoh 2:23-25). Kecuali di sana ada buah dalam kehidupan itu, di sana tidak ada iman yang menyelamatkan dalam hati.].

Yohanes 2:23-25 - “(23) Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam namaNya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakanNya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”.

Lenski: “The remarkable feature of this figure is the fact that the shining sun is here used to represent tribulation and persecution. The seed that is sown in the good soil must have the sun in order to grow as it should. That is what makes it bear fruit. Just as little as grain grows without the sun, so little the Word thrives in us without our suffering ‘because of the Word.’ But where the soil is shallow, the ugly rock, the hidden hardness in the man’s heart are found, he ‘is caught.’” [= Segi yang luar biasa dari penggambaran ini adalah fakta bahwa matahari yang bersinar digunakan di sini untuk menggambarkan / mewakili kesengsaraan dan penganiayaan. Benih yang ditaburkan di tanah yang baik harus mempunyai matahari untuk bertumbuh sebagaimana seharusnya. Itu adalah apa yang membuatnya berbuah. Sama sedikitnya bulir gandum yang bertumbuh tanpa matahari, demikian sedikitnya Firman tumbuh dengan subur / maju dengan pesat dalam diri kita tanpa penderitaan kita ‘karena Firman itu’. Tetapi dimana tanahnya dangkal, batu karang yang jelek, kekerasan yang tersembunyi dalam hati manusia didapati, ia ‘tertangkap / terjerat’.].

Perhatikan dari kata-kata The Bible Exposition Commentary dan Lenski di atas, bahwa penderitaan / penganiayaan, yang bagi orang kristen yang sejati merupakan sesuatu yang menumbuhkan, bagi ‘orang kristen’ yang termasuk tanah yang berbatu-batu ini, merupakan sesuatu yang memurtadkan!

4. Iman sementara.

Matius 13: 6,21: “(6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. ... (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.”.

Bdk. Lukas 8:13 - “Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.”.

Calvin: “This class differs from the former; for temporary faith, being a sort of vegetation of the seed, promises at first some fruit; but their hearts are not so properly and thoroughly subdued, as to have the softness necessary for their continued nourishment. We see too many of this class in our own day, who eagerly embrace the Gospel, and shortly afterwards fall off; for they have not the lively affection that is necessary to give them firmness and perseverance.” [= Golongan ini berbeda dengan yang terdahulu; karena iman sementara, yang merupakan sejenis tumbuh-tumbuhan dari benih, mula-mula menjanjikan buah; tetapi hati mereka tidaklah dengan begitu tepat / benar dan sepenuhnya ditundukkan, sehingga mempunyai kelembutan yang diperlukan untuk pemberian makanan mereka selanjutnya. Kami melihat terlalu banyak dari golongan ini dalam jaman kami, yang dengan bersemangat memeluk / mempercayai Injil, dan segera sesudah itu jatuh / memburuk; karena mereka tidak mempunyai kasih yang hidup yang dibutuhkan untuk memberikan mereka keteguhan dan ketekunan.].

Calvin: “Let every one then examine himself thoroughly, that the alacrity which gives out a bright flame may not quickly go out, as the saying is, like a fire of tow; for if the word does not fully penetrate the whole heart, and strike its roots deep, faith will want the supply of moisture that is necessary for perseverance.” [= Karena itu hendaklah setiap orang memeriksa dirinya sendiri secara lengkap / teliti, sehingga kesungguhan yang memberikan suatu nyala yang terang tidak dengan cepat mati, seperti pepatah mengatakan, seperti api yang cepat menyala tetapi juga cepat mati; karena jika firman tidak menembus / merembes sepenuhnya seluruh hati, dan mempunyai akar yang dalam, iman akan kekurangan suplai dari kelembapan / cairan yang perlu untuk ketekunan.].

Lenski (tentang Matius 13:21): “But something is wrong from the start: this man ‘has no root in himself.’ ... He received the seed but had no root for the seed. The seed was not at fault, it was entirely the soil. Hence this man is πρόσκαιρος, ‘for a season,’ ‘transient.’ How transient is at once stated. ‘Tribulation,’ θλῖψις, when pressure is exerted upon us, and ‘persecution,’ when we are made to suffer on account of the Word, arise, and then the trouble begins for this man who is without good, healthy roots in the soil of his heart.” [= Tetapi ada sesuatu yang salah dari awal: orang ini ‘tidak mempunyai akar dalam dirinya sendiri’. ... Ia menerima benih tetapi tidak mempunyai akar untuk benih. Benihnya tidak salah, yang salah sepenuhnya adalah tanahnya. Jadi orang ini adalah πρόσκαιρος / PROSKAIROS, ‘untuk sementara’. Seberapa sementaranya segera dinyatakan. ‘Penindasan’, θλῖψις / THLIPSIS, pada waktu tekanan digunakan terhadap kita, dan ‘penganiayaan’ muncul, pada waktu kita dibuat menderita karena Firman, maka problem mulai bagi orang ini yang tanpa akar yang sehat dan baik dalam tanah dari hatinya.].

Adam Clarke: “‘Yet hath he not root in himself.’ His soul is not deeply convinced of its guilt and depravity; the fallow ground is not properly plowed up, nor the rock broken. When persecution, etc., ariseth, which he did not expect, he is soon stumbled - seeks some pretext to abandon both the doctrine and followers of Christ. Having not felt his own sore, and the plague of his heart, he has not properly discovered that this salvation is the only remedy for his soul: thus he has no motive in his heart strong enough to counteract the outward scandal of the cross; so he endureth only for the time in which there is no difficulty to encounter, no cross to bear.” [= ‘Tetapi ia tidak mempunyai akar dalam dirinya sendiri’. Jiwanya tidak yakin secara mendalam tentang kesalahan dan kebejatannya; tanah yang kosong itu tidak dibajak dengan benar, dan batunya tidak dihancurkan. Pada waktu penganiayaan, dsb., muncul, YANG TIDAK IA HARAPKAN, ia segera tersandung - mencari beberapa dalih untuk meninggalkan baik ajaran maupun pengikut-pengikut Kristus. Karena belum merasakan kesakitan / kesedihannya sendiri, dan penyakit dari hatinya, ia belum menemukan dengan benar / tepat bahwa keselamatan ini adalah satu-satunya obat bagi jiwanya; karena itu ia tidak mempunyai motivasi yang cukup kuat dalam hatinya untuk menetralkan skandal lahiriah dari salib; jadi ia bertahan hanya pada waktu dalam mana di sana tidak ada kesukaran untuk dialami / dihadapi, tak ada salib untuk dipikul.].

Tentu ‘tidak ia harapkan’ kalau itu tidak pernah diajarkan kepadanya, apalagi kalau yang diajarkan justru adalah kebalikannya!

Perhatikan, bahwa bahkan orang-orang seperti Lenski dan Adam Clarke, yang adalah orang Arminian haluan keras ini, tidak menganggap tanah berbatu ini sebagai orang kristen yang sejati yang lalu murtad, sebagaimana Steven Liauw menganggapnya!

Calvin: “By way of example, Christ says that such persons are made uneasy by the offense of the cross. And certainly, as the heat of the sun discovers the barrenness of the soil, so persecution and the cross lay open the vanity of those, who are slightly influenced by I know not what desire, but are not actually moved by earnest feelings of piety. Such persons, according to Matthew and Mark, are ‘temporary,’ not only because, having professed, for a time, that they are the disciples of Christ, they afterwards fall away through temptation, but because they imagine that they have true faith. According to Luke, Christ says that they ‘believe for a time;’ because that honor which they render to the Gospel resembles faith. At the same time we ought to learn, that they are not truly regenerated by the incorruptible seed, ‘which never fadeth,’ as Peter tells us, (1 Peter 1:4;) for he says that these words of Isaiah, ‘The word of God endureth for ever,’ (Isaiah 40:8; 1 Peter 1:25,) are fulfilled in the hearts of believers, in whom the truth of God, once fixed, never passes away, but retains its vigor to the end. Still, those persons who take delight in the word of God, and cherish some reverence for it, do in some manner ‘believe;’ for they are widely different from unbelievers, who give no credit to God when he speaks, or who reject his word. In a word, let us learn that none are partakers of true faith, except those who are sealed with the Spirit of adoption, and who sincerely call on God as their Father; and as that Spirit is never extinguished, so it is impossible that the faith, which he has once engraven on the hearts of the godly, shall pass away or be destroyed.” [= Sebagai contoh, Kristus mengatakan bahwa orang-orang seperti itu dibuat gelisah / tidak tenang oleh rasa sakit / ketidak senangan yang disebabkan oleh salib. Dan pasti, seperti panas dari matahari menyatakan ketandusan dari tanah, demikian juga penganiayaan dan salib membukakan / menyingkapkan kesia-siaan dari mereka, yang agak / sedikit dipengaruhi oleh keinginan, yang entah merupakan keinginan apa, tetapi tidak sungguh-sungguh digerakkan oleh perasaan yang sungguh-sungguh dari kesalehan. Orang-orang seperti itu, menurut Matius dan Markus, adalah ‘sementara’, bukan hanya karena, setelah mengaku untuk suatu waktu bahwa mereka adalah murid-murid Yesus, mereka belakangan lalu murtad melalui pencobaan, tetapi juga karena mereka mengkhayalkan / membayangkan bahwa mereka mempunyai iman yang benar / sejati. Menurut Lukas, Kristus berkata bahwa mereka ‘percaya sebentar saja’; karena kehormatan yang mereka berikan kepada Injil menyerupai iman. Pada saat yang sama kita harus belajar, bahwa mereka tidak sungguh-sungguh dilahir-barukan oleh benih yang tidak dapat binasa, ‘yang tidak pernah layu’, seperti Petrus memberitahu kita, (1Pet 1:4); karena ia berkata bahwa kata-kata dari Yesaya ini, ‘Firman Allah bertahan / tetap untuk selama-lamanya’, (Yes 40:8; 1Pet 1:25), digenapi dalam hati orang-orang percaya, dalam diri siapa kebenaran Allah, sekali dipancangkan, tidak pernah mati / hilang, tetapi mempertahankan kekuatannya sampai akhir. Tetap, orang-orang itu yang senang dengan Firman Allah, dan memberikan penghormatan tertentu kepadanya, memang percaya dengan suatu cara tertentu; karena mereka sangat berbeda dengan orang-orang yang tidak percaya, yang tidak menghargai Allah pada waktu Ia berbicara, atau yang menolak firmanNya. Singkatnya, hendaklah kita belajar bahwa tidak ada seorangpun adalah pengambil-pengambil bagian dari iman yang sejati, kecuali mereka yang dimeteraikan dengan Roh adopsi, dan yang memanggil Allah sebagai Bapa mereka dengan tulus; dan karena Roh itu tidak pernah dipadamkan, maka adalah mustahil bahwa iman, yang pernah satu kali diukirkan pada hati dari orang yang saleh, mati / hilang atau dihancurkan.].

1Petrus 1:4 - “untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.”.

Yesaya 40:8 - “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.’”.

1Petrus 1:25 - “tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.’ Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.”.

Barnes’ Notes: “Jesus explains this as denoting those who hear the gospel; who are caught with it as something new or pleasing; who profess to be greatly delighted with it, and who are full of zeal for it. Yet they have no root in themselves. They are not true Christians. Their hearts are not changed. They have not seen their guilt and danger, and the true excellency of Christ. They are not ‘really’ attached to the gospel; and when they are tried and persecution comes, they fall - as the rootless grain withers before the scorching rays of the noonday sun.” [= Yesus menjelaskan ini sebagai menunjuk mereka yang mendengar injil; yang tertarik / terpesona dengannya sebagai sesuatu yang baru dan menyenangkan; yang mengaku sebagai sangat senang dengannya, dan yang penuh semangat untuknya. Tetapi mereka tidak mempunyai akar dalam dirinya sendiri. Mereka bukanlah orang-orang Kristen yang sejati. Hati mereka tidak diubah. Mereka belum melihat kesalahan dan bahaya mereka, dan keunggulan yang benar dari Kristus. Mereka tidak betul-betul melekat pada injil; dan pada waktu mereka diuji / dicobai dan penganiayaan datang, mereka jatuh - seperti bulir gandum / jagung yang tak berakar layu di hadapan sinar yang membakar dari matahari tengah hari.].


Matthew Henry: “The stony ground. Some fell upon stony places (v. 5,6), which represents the case of hearers that go further than the former, who receive some good impressions of the word, but they are not lasting, v. 20,21. Note, It is possible we may be a great deal better than some others, and yet not be so good as we should be; may go beyond our neighbours, and yet come short of heaven. Now observe, concerning these hearers that are represented by the stony ground, First, How far they went. 1. They ‘hear the word;’ they turn neither their backs upon it, nor a deaf ear to it. Note, hearing the word, though ever so frequently, ever so gravely, if we rest in that, will never bring us to heaven. 2. They are ‘quick in hearing,’ swift to hear, ‘he anon receiveth it,’ ‎EUTHYS‎, he is ready to receive it, ‘forthwith it sprung up’ (v. 5), it sooner appeared above ground than that which was sown in the good soil. Note, Hypocrites often get the start of true Christians in the shows of profession, and are often too hot to hold. He ‘receiveth it straightway,’ without trying it; swallows it without chewing, and then there can never be a good digestion. Those are most likely to ‘hold fast that which is good,’ that ‘prove all things,’ 1 Thess 5:21. 3. They receive it with joy. Note, There are many that are very glad to hear a good sermon, that yet do not profit by it; they may be pleased with the word, and yet not changed and ruled by it; ... Many ‘taste the good word of God’ (Heb 6:5), and say they find sweetness in it, but some beloved lust is ‘rolled under the tongue,’ which it would not agree with, and so they spit it out again. 4. They ‘endure for awhile,’ like a violent motion, which continues as long as the impression of the force remains, but ceases when that has spent itself. Note, Many endure for awhile, that do not endure to the end, and so come short of the happiness which is promised to them only that persevere (ch. 10:22); they did run well, but something hindered them, Gal 5:7.” [= ‘Tanah yang berbatu-batu’. Sebagian benih jatuh di tempat-tempat yang berbatu-batu (ay 5,6), yang menggambarkan kasus dari pendengar-pendengar yang berjalan lebih jauh dari orang-orang yang terdahulu, yang menerima beberapa kesan yang baik tentang firman, tetapi yang tidak bertahan, ay 20,21. Perhatikan, ADALAH MUNGKIN BAHWA KITA BISA JAUH LEBIH BAIK DARI BEBERAPA ORANG LAIN, TETAPI TIDAK SEBAIK SEPERTI KITA SEHARUSNYA; BISA BERJALAN LEBIH / MELAMPAUI SESAMA KITA, TETAPI TIDAK MENCAPAI SURGA. Sekarang perhatikan berkenaan dengan pendengar-pendengar ini, yang digambarkan oleh tanah berbatu-batu, Pertama, Seberapa jauh mereka berjalan. 1. Mereka ‘mendengar firman’; mereka tidak memungkurinya, ataupun memberikan telinga yang tuli terhadapnya. Perhatikan, mendengar firman, sekalipun dengan begitu sering, sekalipun dengan begitu serius, jika kita berhenti di sana, tidak akan pernah membawa kita ke surga. 2. Mereka ‘cepat dalam pendengaran’, cepat untuk mendengar, ‘ia segera menerimanya’, EUTHYS, ia siap untuk menerimanya, ‘itu segera tumbuh’ (ay 5), itu lebih cepat muncul di atas tanah dari pada benih yang ditaburkan di tanah yang baik. Perhatikan, Orang-orang munafik sering mempunyai awal dari orang-orang Kristen yang sejati dalam pertunjukan pengakuan, dan sering terlalu panas untuk ditahan. Ia ‘segera menerimanya’, tanpa mencoba / mengujinya; menelannya tanpa mengunyahnya, dan karena itu disana tidak pernah bisa ada pencernaan yang baik. Mereka adalah yang paling memungkinkan untuk ‘berpegang pada apa yang baik’, yang ‘menguji segala sesuatu’, 1Tesalonika 5:21. 3. Mereka menerimanya dengan sukacita. Perhatikan, ADA BANYAK ORANG YANG SANGAT GEMBIRA MENDENGAR KHOTBAH YANG BAIK, TETAPI TIDAK MENDAPATKAN MANFAAT DARINYA; MEREKA BISA SENANG DENGAN FIRMAN, TETAPI TIDAK DIUBAHKAN DAN DIPERINTAH OLEHNYA; ... Banyak orang ‘mengecap firman yang baik dari Allah’ (Ibrani 6:5), dan berkata mereka menemukan kemanisan di dalamnya, tetapi sebagian / beberapa nafsu yang tercinta ‘digulung di bawah lidah’, yang tidak akan setuju dengannya, dan karena itu mereka meludahkannya kembali. 4. Mereka ‘bertahan untuk sementara’, seperti suatu gerakan yang hebat, yang berlangsung selama kesan dari kekuatan itu masih ada, tetapi berhenti pada waktu itu habis. Perhatikan, Banyak orang bertahan untuk sementara, yang tidak bertahan sampai akhir, dan karena itu tidak mempunyai / tidak mencapai kebahagiaan yang dijanjikan hanya kepada mereka yang bertekun (pasal 10:22); mereka memang lari dengan baik, tetapi sesuatu menghalangi mereka, Galatia 5:7.].

1Yesaya 5:21 - “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”.

Ibrani 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum.”.

Matius 10:22 - “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”.

Galatia 5:7 - “Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi?”.

Sekarang kita dalam masa wabah, yang membuat banyak orang Kristen menderita. Itu bukan penderitaan karena firman, tetapi tetap memungkinkan membuat ‘orang Kristen’ tertentu murtad. Apalagi penderitaan karena firman! Maukah tetap ikut Kristus sekalipun harus menderita karena Kristus / firman???. MURTAD KARENA PENDERITAAN (MATIUS 13:5-8,19-21)
Next Post Previous Post