SERI KHOTBAH KITAB YOSUA

Pdt.Budi Asali, M.Div.
SERI KHOTBAH KITAB YOSUA
Yosua 1:1-9

Yos 1:1-9 - “(1) Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: (2) ‘HambaKu Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu. (3) Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. (4) Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu. (5) Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. (6) Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. (7) Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKu Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. (8) Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. (9) Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.’”.

I) Musa mati dan digantikan oleh Yosua.

1) Musa mati.

Kitab Suci jelas mengatakan bahwa Musa mengalami kematian, bukan diangkat ke surga seperti Elia.

Ay 1-2: “(1) Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: (2) ‘HambaKu Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu”.

Bdk. Ul 34:5-6 - “(5) Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. (6) Dan dikuburkanNyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini”.

Tetapi bandingkan dengan Yudas 9 - “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’”.

Mengapa ada pertengkaran antara Mikhael dengan Iblis karena mayat Musa? Sedikitnya ada 2 pandangan tentang hal ini:

a) Karena Musa muncul pada waktu Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat 17:3), maka ada orang yang berpendapat bahwa Musa mengalami kebangkitan. Mikhael menjaga mayat Musa supaya tidak busuk, sehingga bisa dibangkitkan, sedangkan Iblis ingin membusukkan mayat Musa itu.

Saya tidak menerima pandangan / tafsiran ini karena:

1. Kalau Musa dibangkitkan, ia dibangkitkan dengan tubuh apa? Tidak mungkin ia dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan / tubuh kemuliaan, karena kalau demikian Kristus tidak bisa dikatakan sebagai yang pertama / yang sulung yang bangkit dari antara orang mati (1Kor 15:20,23 Kol 1:18 Wah 1:5).

2. Kalau mayat itu busukpun Tuhan tetap bisa membangkitkan.

b) Kebanyakan orang berpendapat bahwa Tuhan menguburkan mayat Musa sehingga tidak ada orang yang tahu kuburannya, karena Tuhan tidak mau orang Israel menyembah Musa / menjadikan mayat Musa sebagai relics. Dan mungkin sekali karena itu Tuhan lalu menugaskan Mikhael untuk menguburkan dan menjaga mayat Musa itu. Sebaliknya, setan menghendaki mayat Musa itu, supaya bisa ia gunakan untuk menjatuhkan bangsa Israel dalam penyembahan terhadap mayat Musa tersebut.

Kalau ini benar, maka ini menunjukkan bahwa setan sangat ingin menjatuhkan anak-anak Tuhan ke dalam penyembahan berhala! Ingat bahwa penyembahan berhala merupakan dosa yang paling dikutuk / dibenci Tuhan dalam Perjanjian Lama, sehingga tidak aneh kalau setan justru ingin kita jatuh ke dalam dosa itu

2) Pada waktu Musa mati, bangsa Israel berkabung dan menangisinya selama 30 hari (Ul 34:8). Sekalipun ini merupakan tradisi yang tidak dapat disalahkan, tetapi sekarang, dengan adanya perintah Tuhan kepada Yosua dalam ay 2-9 ini, maka masa berkabung itu harus diakhiri dan tugas baru menanti mereka.

Penerapan: dalam hidup kita, kita sering mengalami hal-hal yang menyedihkan seperti ditinggal mati / berpisah dari orang yang kita cintai, putus dalam pacaran / patah hati, gagal dalam study, gagal dalam pelayanan, gagal dalam kehidupan rumah tangga, jatuh ke dalam dosa, kehancuran bisnis, dsb. Pada saat seperti itu, harus kita ingat untuk tidak membiarkan kesedihan itu berlarut-larut, sehingga kita tidak bisa melakukan kewajiban kita yang ada di depan kita. Ada saat kita harus meninggalkan kesedihan itu, dan menujukan pandangan ke depan dan melaksanakan apa yang menjadi tugas kita.

3) Yosua dipakai oleh Tuhan untuk menggantikan Musa.

Bahwa ada satu alat Tuhan yang mati, tidak berarti bahwa pekerjaan / rencana / janji Tuhan lalu dibatalkan / dihentikan. Tuhan bisa mencari gantinya. Tetapi bahwa Tuhan bisa mencari gantinya, tidak berarti bahwa kita tidak perlu mempersiapkan pengganti!

Penerapan:

a) Pernahkah saudara memikirkan kemungkinan bahwa Tuhan memanggil diri saudara sendiri untuk menjadi hamba Tuhan sehingga bisa menjadi pengganti hamba Tuhan di gereja saudara? Kalau dalam mencari sekolah / pekerjaan, saudara menggumulkan untuk bisa mengetahui kehendak Tuhan, mengapa saudara tidak pernah menggumulkan kehendak Tuhan dalam hal menjadi hamba Tuhan?

b) Kalau memang saudara tidak dipanggil menjadi hamba Tuhan, pernahkah dan maukah saudara mendoakan supaya dalam gereja ada orang-orang yang bisa dipersiapkan untuk menjadi hamba Tuhan untuk menggantikan hamba Tuhan di gereja saudara?

4) Dari Bil 27:12-23 dan Ul 31:1-8,23 bisa kita ketahui bahwa Tuhan sudah menunjuk Yosua untuk menggantikan Musa, sebelum Musa mati. Tetapi saat ini, pada saat Musa telah mati dan Yosua betul-betul harus menjadi pemimpin Israel, Tuhan memberikan Firman Tuhan lagi kepada Yosua untuk menguatkan Yosua.

Kalau Yosua, yang imannya hebat itu (bdk. Bil 14:5-9), membutuhkan Firman Tuhan untuk menguatkan imannya, maka bagaimana mungkin saudara tidak membutuhkan Firman Tuhan untuk menguatkan iman saudara? Karena itu, rajinlah dalam mencari Firman Tuhan, baik dalam Kebaktian, Pemahaman Alkitab, maupun Saat Teduh! Prioritaskan Firman Tuhan dalam hidup saudara, karena kalau tidak, saudara tidak mungkin bisa mem­punyai iman yang kuat!

5) Nama Yosua.

Sebetulnya dalam bahasa Ibrani namanya adalah Hosea / Yehosua.

Bil 13:8,16 - “(8) dari suku Efraim: Hosea bin Nun; ... (16) Itulah nama orang-orang yang disuruh Musa untuk mengintai negeri itu; dan Musa menamai Hosea bin Nun itu Yosua (Ibrani: YEHOSUA)”.

Dalam LXX / Septuaginta, nama ini menjadi IESOUS (= Yesus).

Bandingkan dengan:

Kis 7:45 - “Kemah itu yang diterima nenek moyang kita dan yang dengan pimpinan Yosua (Yunani: IESOU) dibawa masuk ke tanah ini, yaitu waktu tanah ini direbut dari bangsa-bangsa lain yang dihalau Allah dari depan nenek moyang kita; demikianlah sampai kepada zaman Daud”.

Ibr 4:8 - “Sebab, andaikata Yosua (Yunani: IESOUS) telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain”.

Ini merupakan salah satu alasan yang menyebabkan beberapa penafsir menganggap bahwa Yosua merupakan type dari Yesus.

Matthew Henry dan Albert Barnes misalnya, mengatakan bahwa bukan Musa, tetapi Yosualah yang membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, demikian juga bukan hukum Taurat, tetapi Yesuslah yang membawa kita ke surga.

Saya tidak tahu apakah penafsiran ini bisa diterima. Tetapi jelas bahwa ajarannya memang benar: hukum Taurat memang tidak mungkin membawa kita ke surga; hanya Yesus yang bisa! Karena itu jangan berusaha masuk surga dengan mengandalkan ketaatan pada hukum Taurat / Firman Tuhan, tetapi dengan iman kepada Yesus.

Bdk. Gal 2:16,21 - “(16) Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat. ... (21) Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
II) Firman Tuhan bagi Yosua.

1) Perintah untuk Yosua.

Ay 1-2: “(1) Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: (2) ‘HambaKu Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu”.

Yosua disuruh untuk memimpin Israel menyeberangi sungai Yordan, mengalahkan bangsa-bangsa Kanaan, dan memiliki tanah Kanaan. Perintah ini bukan perintah yang gampang untuk dilaksanakan. Ada banyak problem bagi Yosua untuk bisa melaksanakan perintah ini:

a) Usianya sudah tua.

Kita tidak tahu persis usia Yosua, tetapi ada hal yang bisa dijadikan petunjuk untuk memperkirakan usia Yosua pada saat itu, yaitu Yos 14:10b yang mengatakan bahwa saat itu Kaleb berusia 85 tahun.

Yos 14:10 - “Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikanNya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini”.

Sedangkan Kaleb dan Yosua sama-sama menjadi pengintai dalam Bil 13, sehingga mungkin sekali usia mereka kira-kira sama.

Dari semua ini diperkirakan bahwa usia Yosua saat ini adalah antara 80-85 tahun.

b) Israel adalah bangsa yang sangat tegar tengkuk (bdk. Ul 9:6b). Yosua sendiri tentu sudah sangat mengenal sikap tegar tengkuk bangsanya itu (bdk. Bil 14:1-10).

Pasti merupakan sesuatu yang sangat berat untuk memimpin seki­tar 2-3 juta orang yang tegar tengkuk!

c) Sungai Yordan adalah sungai yang sangat deras alirannya.

Nama ‘Yordan’ berasal dari akar kata YARAD yang berarti ‘to descend’ (= turun). Ini menunjukkan bahwa sungai Yordan adalah sungai yang turunnya relatif sangat curam. Sebagai perbandingan, sungai Yordan turun 15 kaki (= 4,5 m) setiap mil (= 1,6 km), sedangkan sungai Thames hanya turun 9 inci (= 22,5 cm) setiap mil. Ini menyebabkan arus sungai Yordan sangat deras dan pasti mempersulit penyeberangan dari orang yang begitu banyak itu.

Di samping itu, kelihatannya saat itu merupakan saat dimana sungai Yordan itu paling deras airnya.

Yos 3:15 - “Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu - sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai”.

Jadi, ini merupakan ujian iman bagi Yosua.

d) Bangsa-bangsa di Kanaan lebih besar dan lebih kuat dari bangsa Israel, dan mereka mempunyai kota-kota yang dikelilingi benteng / kubu (bdk. Bil 13:28-33 Ul 7:1b Ul 9:1-2).

Bil 13:28-33 - “(28) Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. (29) Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan.’ (30) Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: ‘Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!’ (31) Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: ‘Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.’ (32) Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: ‘Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. (33) Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.’”.

Jelas bahwa Kaleb benar kalau ditinjau dengan mata iman. Tetapi dari sudut mata jasmani, para pengintai lain itulah yang benar (mungkin kecuali kata-kata terakhir dalam ay 32-33). Ini terbukti dari ayat-ayat di bawah ini.

Ul 7:1 - “‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu”.

Ul 9:1-2 - “(1) ‘Dengarlah, hai orang Israel! Engkau akan menyeberangi sungai Yordan pada hari ini untuk memasuki serta menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, yakni kota-kota besar yang kubu-kubunya sampai ke langit - (2) suatu bangsa yang besar dan tinggi, orang Enak, yang kaukenal dan yang tentangnya kaudengar orang berkata: Siapakah yang dapat bertahan menghadapi orang Enak?”.

e) Yosua menggantikan Musa yang adalah orang yang hebat (bdk. Kel 33:9-11 Bil 12:6-8 Ul 34:10). Ini bisa menyebabkan Yosua selalu ada di bawah bayang-bayang kehebatan Musa. Bangsa Is­rael, dan bahkan Yosua sendiri, akan selalu menganggap Yosua inferior dibandingkan Musa / tidak sebaik Musa. Bagi Yosua hal ini merupakan faktor psikologis yang sukar dikalahkan.

Dari semua ini jelaslah bahwa pada waktu Tuhan memberi perintah kepada Yosua, maka perintahNya itu kelihatannya sukar / tidak mungkin dilaksanakan.

Penerapan: Tuhan memang sering memberi kita perintah yang rasanya tidak mungkin untuk kita laksanakan, karena Ia ingin kita men­taatiNya dengan bersandar kepada Dia!

Karena itu, kalau saudara mendapat suatu perintah yang rasanya sukar / tidak mungkin dilakukan, jangan cepat-cepat mengatakan ‘tidak bisa’! Taatilah dengan bersandar kepada Tuhan!

2) Janji Tuhan bagi Yosua.

Ay 3-6: “(3) Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. (4) Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu. (5) Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. (6) Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka”.

a) Ay 3 menjanjikan bahwa setiap tempat yang diinjak Yosua akan menjadi milik Israel. Harus diingat bahwa:

1. Janji ini tidak berlaku tanpa batas.

Yang dimaksud dengan ‘setiap tempat’ itu haruslah ada dalam batas-batas yang ada dalam ay 4. Bandingkan dengan Ul 2:2-6,8b-9,19 yang jelas menunjukkan adanya daerah-daerah yang Tuhan tidak berikan kepada Israel.

Ul 2:2-6,8-9,19 - “(2) Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku, demikian: (3) Telah cukup lamanya kamu berjalan keliling pegunungan ini, beloklah sekarang ke utara. (4) Perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sebentar lagi kamu akan berjalan melalui daerah saudara-saudaramu, bani Esau, yang diam di Seir; mereka akan takut kepadamu. Tetapi hati-hatilah sekali; (5) janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu setapak kaki dari negeri mereka, karena kepada Esau telah Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya. (6) Makanan haruslah kamu beli dari mereka dengan uang, supaya kamu dapat makan; juga air haruslah kamu beli dari mereka dengan uang, supaya kamu dapat minum. ... (8) Kemudian kita berjalan terus, meninggalkan daerah saudara-saudara kita, bani Esau yang diam di Seir, meninggalkan jalan dari Araba-Yordan, yakni dari Elat dan Ezion-Geber. Sesudah itu kita belok dan berjalan terus ke arah padang gurun Moab. (9) Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Janganlah melawan Moab dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu apapun dari negerinya menjadi milikmu, karena Ar telah Kuberikan kepada bani Lot menjadi miliknya. ... (19) maka engkau sampai ke dekat bani Amon. Janganlah melawan mereka dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu apapun dari negeri bani Amon itu menjadi milikmu, karena Aku telah memberikannya kepada bani Lot menjadi miliknya”.

2. Mengapa disebutkan ‘orang Het’ secara khusus (ay 4)?

Jelas bahwa tanah Kanaan dihuni oleh banyak bangsa, tetapi ay 4 ini hanya menyebutkan ‘orang Het’ saja. Mengapa?

Adam Clarke mengatakan bahwa alasannya adalah: orang Het itu adalah yang paling kuat dan suka berperang di antara bangsa-bangsa Kanaan, dan mereka menempati daerah selatan Kanaan, yang merupakan daerah yang bergunung-gunung, sehingga jelas bahwa merekalah yang paling sukar untuk dikalahkan. Juga ia menambahkan bahwa kata-kata ‘orang Het’ boleh dikatakan merupakan suatu wakil dari semua bangsa-bangsa Kanaan (gaya bahasa synecdoche).

3. Janji itu hanya berlaku untuk Yosua dan bangsa Israel pada saat itu, dan tidak berlaku bagi kita saat ini.

Banyak orang mengajar menggunakan 2Kor 1:20 bahwa semua janji dalam Kitab Suci berlaku untuk kita.

2Kor 1:20 - “Sebab Kristus adalah ‘ya’ bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan ‘Amin’ untuk memuliakan Allah”.

Memang Kristus adalah ‘ya’ bagi semua janji Allah, kalau janji itu memang dijanjikan untuk kita! Tetapi bagaimana dengan janji-janji seperti di bawah ini?

Luk 1:31 - “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus”.

Mat 14:29 - “Kata Yesus: ‘Datanglah!’ Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus”.

Apakah janji / perintah ini berlaku untuk kita? Tentu tidak! Demikian juga janji Tuhan kepada Yosua di sini tidak berlaku untuk kita pada saat ini! Karena itu, janganlah mencoba untuk menginjak-injak tanah orang dengan pemikiran bahwa Tuhan akan memberikan tanah itu kepada saudara untuk menjadi gereja!

Catatan: tetapi kalau dalam Kitab Suci Tuhan mengatakan suatu janji kepada seseorang / sekelompok orang, memang bisa saja itu berlaku untuk semua kita. Misalnya Ro 8:28 diucapkan oleh Tuhan / Paulus kepada orang Kristen di Roma, tetapi jelas bahwa janji itu berlaku bagi kita. Lalu bagaimana membedakannya? Dengan melihat kontext dan seluruh Kitab Suci, kita harus menafsirkan apakah janji itu berlaku hanya untuk orang itu pada saat itu, atau untuk semua orang atau untuk semua orang Kristen.

b) Ay 5a menjanjikan bahwa tidak ada yang bisa bertahan menghadapi Yosua. Mengapa? Karena Tuhan menyertai Yosua (ay 5b).

Ay 5: “Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau”.

Ro 8:31b - “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”

1. Musa sudah mati dan meninggalkan mereka, tetapi Tuhan tetap menyertai mereka!

Seseorang mengatakan:

“Heroes leave us, but God remains” (= Pahlawan-pahlawan meninggalkan kita, tetapi Allah tetap tinggal).

“Whoever, whatever has gone, God remains” (= Siapapun, apapun telah pergi, Allah tetap tinggal).

Ini mengajar kita untuk bukan bersandar kepada manusia (betapapun hebatnya dia), tetapi kepada Tuhan.

2. Berbeda dengan janji dalam ay 3 tadi yang tidak berlaku untuk kita, maka janji dalam ay 5b ini berlaku untuk semua orang kristen. Alasannya: ay 5b ini dikutip oleh penulis surat Ibrani dalam Ibr 13:5, yang jelas ditujukan kepada semua orang kristen.

Ibr 13:5 - “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”.

Karena itu, asal saudara adalah orang kristen sejati, jangan pernah menganggap bahwa Tuhan meninggalkan saudara! Problem yang hebat dan berlarut-larut, kegagalan, doa yang tidak dijawab, bisa menyebabkan kita merasa bahwa Tuhan meninggalkan kita. Tetapi ingat bahwa di atas kayu salib, Yesus sudah memikul keterpisahan dengan Allah yang merupakan hukuman dosa manusia (bdk. Mat 27:46). Karena itu, kalau kita percaya kepada Yesus, kita tidak mungkin lagi bisa terpisah dari Allah / ditinggal oleh Allah!

c) Ay 6 menjanjikan bahwa Yosualah yang akan memimpin Israel untuk memasuki, menduduki dan memiliki tanah Kanaan. Jadi, semua itu akan terjadi pada masa hidup Yosua.

3) Syarat.

Ay 7-8: “(7) Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKu Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. (8) Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung”.

Janji yang Tuhan berikan di atas, bukanlah janji tanpa syarat. Adanya syarat itu ditunjukkan oleh:

a) Kata ‘hanya’ dalam awal ay 7 (Catatan: NIV menghapuskan kata ini, tetapi seharusnya kata ini memang ada).

b) Kata-kata ‘supaya engkau beruntung kemanapun engkau pergi’ pada akhir ay 7.

c) Kata-kata ‘sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung’ (ay 8b).

Syaratnya adalah:

1. ‘Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu’ (ay 7a).

NIV: Be strong and courageous (= kuatlah dan beranilah).

Jadi mereka tak boleh takut-takut, tetapi sebaliknya harus berani dan harus beriman kepada Tuhan.

Penerapan: seringkah saudara taat kepada Tuhan dengan takut-takut?

2. Mereka harus mempunyai sikap yang benar terhadap Firman Tuhan.

Ay 7-8: “(7) Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKu Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. (8) Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung”.

a. Merenungkan Firman Tuhan (ay 8b).

Calvin: “Assiduous meditation on the Law is also commanded; because, whenever it is intermitted, even for a short time, many errors readily creep in, and the memory becomes rusted, so that many, after ceasing from the continuous study of it, engage in practical business, as if they were mere ignorant tyros. God therefore enjoins his servant to make daily progress, and never cease, during the whole course of his life, to profit in the Law. Hence it follows that those who hold this study in disdain, are blinded by intolerable arrogance” (= Meditasi / perenungan yang tekun terhadap hukum Taurat juga diperintahkan; karena, kapanpun itu tidak dilanjutkan, bahkan untuk waktu yang singkat, banyak kesalahan siap untuk merangkak masuk, dan ingatan akan berkarat, sehingga banyak orang, setelah berhenti dari tindakan mempelajari secara terus menerus, terlibat dalam kesibukan praktis, seakan-akan mereka adalah semata-mata orang baru yang tidak mengerti apa-apa. Karena itu, Allah memerintahkan pelayannya untuk membuat kemajuan tiap hari, dan tidak pernah berhenti, selama seluruh jalan hidupnya, untuk mendapat keuntungan / mengambil pelajaran dari hukum Taurat. Karena itu, maka mereka yang menganggap remeh tindakan mempelajari ini, dibutakan oleh kesombongan yang sangat besar).

Bandingkan dengan Amsal 19:27 - “Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan”.

NIV: ‘Stop listening to instruction, my son, and you will stray from the words of knowledge’ (= Berhentilah mendengar instruksi, anakku, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan).

NASB: ‘Cease listening, my son, to discipline, and you will stray from the words of knowledge’ (= Berhentilah mendengar, anakku, pada disiplin, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan).

Penerapan: jangan pernah berhenti belajar dan merenungkan Firman Tuhan! Prioritaskan itu dalam hidup saudara!

b. Memperkatakan Firman Tuhan (ay 8a).

Artinya: harus sering membicarakan dan menyampaikan Firman Tuhan.

Penerapan: mungkin sekali tidak sukar bagi saudara untuk membica­rakan film yang baru saudara tonton, atau pengalaman yang baru saudara alami pada waktu bepergian ke luar kota dsb. Tetapi bagaimana kalau membicarakan Firman Tuhan?

c. Mentaati seluruh Firman Tuhan (ay 7,8).

Firman Tuhan tak cukup hanya dibaca, dipelajari, dan direnungkan. Tetapi kita harus melakukan semua itu dengan tujuan untuk mentaatinya (ay 8c).

Penerapan: apakah saudara ‘menyensor’ Firman Tuhan, dalam arti ada yang saudara taati dan ada yang saudara anggap tidak perlu di­taati? Ingat bahwa mengabaikan bagian yang terkecil dari Firman Tuhanpun berarti mengabaikan Tuhan sendiri!
Penutup.

Maukah saudara hidup dengan beriman kepada Tuhan dan janjiNya, dan dengan taat pada seluruh firmanNya?

YOSUA 1:10-2:24

Yosua 1:10-18 - “(10) Lalu Yosua memberi perintah kepada pengatur-pengatur pasukan bangsa itu, katanya: (11) ‘Jalanilah seluruh perkemahan dan perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sediakanlah bekalmu, sebab dalam tiga hari kamu akan menyeberangi sungai Yordan ini untuk pergi menduduki negeri yang akan diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki.’ (12) Kepada orang Ruben, kepada orang Gad dan kepada suku Manasye yang setengah itu berkatalah Yosua, demikian: (13) ‘Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu, yakni: TUHAN, Allahmu, mengaruniakan keamanan kepadamu dan memberikan kepadamu negeri ini; (14) perempuan-perempuan dan anak-anak di antara kamu dan ternakmu boleh tinggal di negeri yang diberikan Musa kepadamu di seberang sungai Yordan, tetapi kamu, semua pahlawan yang gagah perkasa, haruslah menyeberang di depan saudara-saudaramu dengan bersenjata, dan haruslah menolong mereka, (15) sampai TUHAN mengaruniakan keamanan kepada saudara-saudaramu seperti kepada kamu juga, dan mereka juga menduduki negeri yang akan diberikan kepada mereka oleh TUHAN, Allahmu. Kemudian bolehlah kamu pulang kembali ke negerimu sendiri dan menduduki negeri yang diberikan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu di seberang sungai Yordan, di sebelah matahari terbit.’ (16) Lalu mereka menjawab Yosua, katanya: ‘Segala yang kauperintahkan kepada kami akan kami lakukan dan ke manapun kami akan kausuruh, kami akan pergi; (17) sama seperti kami mendengarkan perintah Musa, demikianlah kami akan mendengarkan perintahmu. Hanya, TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai engkau, seperti Ia menyertai Musa. (18) Setiap orang yang menentang perintahmu dan tidak mendengarkan perkataanmu, apapun yang kauperintahkan kepadanya, dia akan dihukum mati. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu!’”.

Yos 2:1-24 - “(1) Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: ‘Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho.’ Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ. (2) Kemudian diberitahukanlah kepada raja Yerikho, demikian: ‘Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang Israel untuk menyelidik negeri ini.’ (3) Maka raja Yerikho menyuruh orang kepada Rahab, mengatakan: ‘Bawalah ke luar orang-orang yang datang kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk menyelidik seluruh negeri ini.’ (4) Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: ‘Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, (5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka.’ (6) Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu. (7) Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar. (8) Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh (9) dan berkata kepada orang-orang itu: ‘Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. (10) Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas. (11) Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. (12) Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, (13) bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut.’ (14) Lalu jawab kedua orang itu kepadanya: ‘Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan perkara kami ini; apabila TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami, maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu.’ (15) Kemudian perempuan itu menurunkan mereka dengan tali melalui jendela, sebab rumahnya itu letaknya pada tembok kota, jadi pada tembok itulah ia diam. (16) Berkatalah ia kepada mereka: ‘Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu.’ (17) Kedua orang itu berkata kepadanya: ‘Kami akan bebas dari sumpah kami ini kepadamu, yang telah kausuruh kami ikrarkan - (18) sesungguhnya, apabila kami memasuki negeri ini, haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu. (19) Setiap orang yang keluar nanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau darahnya tertumpah, dan kami tidak bersalah; tetapi siapapun juga yang ada di dalam rumahmu, jika ada orang yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat pertumpahan darahnya. (20) Tetapi jika engkau mengabarkan perkara kami ini, maka bebaslah kami dari sumpah kepadamu itu, yang telah kausuruh kami ikrarkan.’ (21) Perempuan itupun berkata: ‘Seperti yang telah kamu katakan, demikianlah akan terjadi.’ Sesudah itu dilepasnyalah orang-orang itu pergi, maka berangkatlah mereka. Kemudian perempuan itu mengikatkan tali kirmizi itu pada jendela. (22) Merekapun pergilah dan tiba di pegunungan. Mereka tinggal di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang. Pengejar-pengejar itu telah mencari di mana-mana sepanjang jalan tanpa menemukan mereka. (23) Maka pulanglah kedua orang itu, mereka turun dari pegunungan, lalu menyeberang dan sampai kepada Yosua bin Nun, kemudian mereka ceritakan segala pengalaman mereka. (24) Kata mereka kepada Yosua: ‘TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh penduduk negeri itu gemetar menghadapi kita.’”.

Dalam Yos 1:1-9 telah kita pelajari bahwa Yosua mendapat perintah dari Tuhan untuk menduduki tanah Kanaan. Dan Yosua juga telah menerima janji Tuhan yang menjamin keberhasilan / kemenangannya. Sekarang, apa yang dilakukan oleh Yosua?
I) Hal-hal yang dilakukan oleh Yosua.

1) Dalam Yosua1:10-11 ia menyuruh mempersiapkan seluruh Israel untuk berperang.

Ada 2 hal yang perlu dibahas:

a) Kita mempunyai persamaan dengan bangsa Israel, yaitu bahwa kita harus berperang. Tetapi juga ada bedanya, yaitu:

1. Peperangan mereka adalah peperangan yang bersifat jasmani / duniawi, sedangkan peperangan kita bersifat rohani yaitu peperangan melawan setan.

Ef 6:12 - “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara”

2. Mereka hanya kadang-kadang perang, tetapi kita, mulai saat kita percaya kepada Kristus, tidak ada hentinya berperang melawan setan.

Orang kristen yang tidak menyadari bahwa dirinya ada dalam peperangan rohani melawan setan, akan menjadi orang kristen yang santai. Misalnya: gampang sekali membolos dari kebaktian, malas melayani Tuhan, tidak / kurang berdoa, berani bermain-main dengan dosa / keduniawian dsb.

Tetapi orang kristen yang betul-betul menyadari bahwa dirinya sedang berperang melawan setan, pasti akan menjadi orang kristen yang serius, yang mengikut Tuhan dengan penuh kewaspadaan.

Renungkan: saudara termasuk orang kristen yang bagaimana?

b) Dalam 1:11 Yosua berkata bahwa mereka akan menyeberangi sungai Yordan dalam 3 hari. Tetapi dari 2:16,22 terlihat bahwa 2 pengintai itu bersembunyi di pegunungan selama 3 hari, dan dalam 3:2 ada selang waktu 3 hari lagi.

Yos 1:11 - “‘Jalanilah seluruh perkemahan dan perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sediakanlah bekalmu, sebab dalam tiga hari kamu akan menyeberangi sungai Yordan ini untuk pergi menduduki negeri yang akan diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki.’”.

Yos 2:16,22 - “(16) Berkatalah ia kepada mereka: ‘Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu.’ … (22) Merekapun pergilah dan tiba di pegunungan. Mereka tinggal di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang. Pengejar-pengejar itu telah mencari di mana-mana sepanjang jalan tanpa menemukan mereka”.

Yosua 3:2 - “Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan”.

Pengharmonisan: beberapa penafsir (termasuk Calvin) menafsirkan bahwa 1:10-11 sebetulnya terjadi setelah Yos 2 (setelah pengiriman dan kembalinya pengintai).

c) Adanya janji Tuhan yang menjamin tak ada yang bisa menghadapi Yosua, tidak membuat Yosua bersikap santai. Sebaliknya, Ia tetap melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, yaitu:

1. Mengerahkan seluruh Israel, termasuk suku Ruben, Gad dan ½ suku Manasye, untuk berperang (Yos 1:10-15).

2. Menyuruh mereka mempersiapkan bekal (Yos 1:11).

Kata ‘bekal’ dalam KJV diterjemahkan ‘victuals’ (= makanan-makanan), dan dalam RSV ‘provisions’ (= persediaan-persediaan).

Ini menyebabkan Matthew Henry menduga bahwa sekalipun manna baru berhenti pada Yos 5:12, mungkin karena mereka sekarang sudah berada di daerah yang berpenghuni, sehingga mereka bisa mendapatkan makanan, manna itu mulai dikurangi oleh Tuhan.

3. Mengirim 2 orang pengintai (Yos 2:1-dst).

Semua ini mengajar kita untuk tetap melakukan hal-hal yang terbaik sekalipun kita berdoa, mempunyai janji penyertaan Tuhan, mempunyai jaminan keberhasilan dan sebagainya.

Matthew Henry: “Faith in God’s promise ought not to supersede but encourage our diligence in the use of proper means. Joshua is sure he has God with him, and yet sends men before him. We do not trust God, but tempt him, if our expectations slacken our endeavours” (= Iman pada janji Allah tidak seharusnya menggantikan, tetapi mendorong, kerajinan kita dalam penggunaan cara-cara yang benar. Yosua yakin ia mempunyai Allah bersamanya, tetapi ia mengutus orang-orang di depannya. Kita bukannya mempercayai Allah, tetapi mencobaiNya, jika pengharapan kita mengendurkan / mengurangi usaha-usaha kita).

2) Dalam 1:12-18 Yosua mengingatkan suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye akan perjanjian mereka dengan Musa (bdk. Bil 32 Ul 3:12-20), supaya mereka mau ikut berperang bersama-sama dengan seluruh Israel.

Ternyata mereka mau menepati janji mereka, dan dari jawab mereka dalam 1:16-18 terlihat bahwa mereka memberikan dukungan sepenuhnya kepada Yosua. Ini pastilah merupakan sesuatu yang membesarkan hati Yosua.

Penerapan: seorang pendeta / gembala membutuhkan dukungan sepenuh­nya dari saudara sebagai jemaatnya! Tidak ada yang lebih meruntuhkan semangat seorang pendeta / gembala dari pada kalau jemaatnya tak mau mendukungnya dan lalu membiarkannya menjadi seorang single fighter (= orang yang berjuang sendirian). Sebaliknya, tidak ada yang lebih membesarkan hatinya dari pada kalau seluruh jemaatnya mau mendukungnya dengan sepenuh hati!

Karena itu renungkan hal-hal apa yang sudah / belum saudara lakukan sebagai manifestasi dukungan saudara kepada pendeta / gembala saudara:

a) Menyatakan dukungan itu melalui ucapan saudara kepada pendeta saudara.

b) Mendukungnya dalam doa (pribadi maupun persekutuan doa).

c) Mendukungnya dengan keuangan saudara.

d) Mendukungnya dengan tenaga, pikiran, kemampuan / karunia saudara.

e) Mendukungnya dengan aktif mengikuti acara-acara gereja dan sebagainya.

Catatan: tentu saja dukungan ini hanya boleh saudara berikan kalau pendeta saudara betul-betul adalah seorang hamba Tuhan yang sejati, yang memang melayani sesuai kehendak Tuhan!

3) Dalam 2:1 Yosua mengirimkan pengintai untuk mengamat-amati Kanaan dan Yerikho. Dulu Musa mengirimkan 12 orang pengintai, dan 10 orang diantaranya adalah orang brengsek, sehingga justru menyebab­kan keadaan menjadi kacau balau. Yosua tidak mau mengulangi kesalahan itu, sehingga sekarang ia mengirimkan hanya 2 orang saja, tetapi 2 orang itu adalah orang pilihan.

Dari sini kita bisa belajar bahwa ‘makin banyak’ belum tentu ‘makin baik’. Dalam banyak gereja, kepengurusannya (majelis, komisi dsb) terdiri dari banyak sekali orang sehingga kalau dilihat sepintas lalu kelihatannya gereja itu hebat dan terorganisir dengan baik. Tetapi kalau diselidiki lebih jauh, ternyata banyak di antara pengurus gereja itu yang tidak pernah ikut bekerja / melayani, dan bahkan ada banyak yang tak pernah hadir di gereja!

Karena itu kalau membuat kepengurusan, lebih baik sedikit orang, asal semua adalah orang yang sungguh-sungguh.

Dari semua hal yang dilakukan oleh Yosua ini bisalah kita simpulkan bahwa sekalipun ada perintah dan janji Tuhan yang menjamin keberhasilan / kemenangannya, tetapi Yosua tetap melakukan usaha secara maximal untuk merebut Kanaan.

II) Mata-mata dan Rahab.

1) Mata-mata sampai kerumah Rahab (2:1).

a) Rahab dikatakan sebagai ‘perempuan sundal’ (2:1).

KJV/RSV/NASB/NKJV: ‘harlot’ (= pelacur)

NIV: ‘prostitute’ (= pelacur)

Footnote NIV: ‘innkeeper’ (= pengurus rumah penginapan).

Seorang penafsir yang bernama Adam Clarke menganggap bahwa terjemahan ‘pengurus rumah penginapan’ inilah yang benar.

Alasannya:

1. Mata-mata itu adalah orang pilihan, dan mereka tahu bahwa mereka segera akan berperang. Ini tidak memungkinkan mereka pergi ke tempat pelacuran yang jelas dikutuk oleh Allah.

Keberatan: tempat pelacuran adalah tempat persembunyian yang baik. Mereka memang pergi ke situ hanya untuk bersembunyi, bukan untuk melacur.

2. Akhirnya Rahab kawin dengan Salmon (bdk. Mat 1:5), yang menurut Adam Clarke adalah seorang bangsawan Yahudi. Salmon tidak mungkin mau kawin dengan Rahab kalau ia seorang ex-pelacur.

3. Tak mungkin Allah mengatur sedemikian rupa sehingga seorang pelacur masuk dalam silsilah Yesus dan menjadi salah seorang nenek moyang Yesus (bdk. Mat 1:5).

Keberatan: dalam silsilah Yesus memang ada banyak orang yang sangat bejad. Contoh: Yehuda dan Tamar (Mat 1:3 bdk. Kej 38).

Pada umumnya para penafsir menganggap bahwa Rahab memang adalah seorang pelacur. Ini didukung oleh 2 ayat Perjanjian Baru yaitu Ibr 11:31 dan Yak 2:25 yang mengatakan bahwa Rahab adalah seorang pelacur / perempuan sundal (Catatan: kata bahasa Yunani yang digunakan dalam kedua ayat tersebut ialah PORNE. Dari kata PORNE ini diturunkan kata PORNO).

Adam Clarke mengatakan bahwa kata bahasa Yunani PORNE yang diterjemahkan ‘pelacur / perempuan sundal’ dalam kedua ayat tersebut, bisa diterjemahkan secara berbeda.

Tetapi dalam seluruh Perjanjian Baru kata PORNE itu muncul 12 x (bdk. Mat 21:31,32 Luk 15:30 1Kor 6:15,16 Ibr 11:31 Yak 2:25 Wah 17:1,5,15,16 Wah 19:2) dan semuanya diterjemahkan ‘pelacur / perempuan sundal’.

Catatan: NIV / NASB menggunakan kata ‘prost­itute / harlot’ (= pelacur) dalam 1Kor 6:15,16.

Dari semua ini haruslah ditarik kesimpulan bahwa Rahab memang adalah seorang pelacur!

Sebetulnya apa perlunya kita peduli apakah Rahab itu seorang pelacur atau pengurus losmen? Jawabnya adalah: kalau Rahab adalah seorang pelacur maka peristiwa ini makin meninggikan hebatnya kasih dan kasih karunia Allah, karena Allah mau menye­lamatkan orang yang begitu bejad.

Penerapan:

a. Kalau saudara sendiri adalah orang yang merasa diri saudara terlalu kotor / berdosa, dan saudara merasa bahwa saudara tidak layak datang kepada Kristus, atau saudara merasa bahwa Tuhan pasti tidak akan mau menerima saudara kalau saudara datang kepadaNya, maka renungkan peris­tiwa Rahab yang adalah seorang pelacur ini! Kalau Tuhan mau dan bisa menyelamatkan dia, mungkinkah Dia tidak mau / tidak bisa menyelamatkan saudara? Karena itu, datanglah kepada Yesus Kristus sekarang juga!

b. Pada waktu saudara memberitakan Injil, jangan mengabaikan orang yang terlalu bejad dengan pemikiran bahwa mereka toh tidak mungkin bertobat. Kalau Tuhan bisa mempertobatkan dan menyelamatkan Rahab, maka Tuhan juga bisa mempertobatkan dan menyelamatkan orang itu. Jadi, tetaplah memberitakan Injil kepada orang-orang yang seperti itu.

b) Bahwa mata-mata itu bisa sampai ke rumah Rahab, itu jelas bukan barang kebetulan! Tuhan ada di balik pengiriman mata-mata itu, dan Tuhan juga yang memimpin kedua mata-mata itu sehingga mereka sampai ke rumah Rahab. Mengapa demikian? Karena akhirnya Rahab menjadi salah satu nenek moyang Yesus (bdk. Mat 1:5-6)!

Hal ini pasti sudah direncanakan / ditetapkan oleh Allah.

Kalau Rahab mati bersama-sama dengan semua orang Yerikho maka Rencana Allah tentang kedatangan Juruselamat dunia itu akan hancur, dan ini adalah sesuatu yang tak mungkin terjadi!

Semua ini menunjukkan bahwa Tuhan tahu / bisa menyelamatkan satu keluarga ditengah-tengah kota yang akan dihancurkan (bdk. Lot dan keluarganya diselamatkan dari kehancuran Sodom dan Gomora, dan juga Nuh sekeluarga yang diselamatkan dari air bah).

Ini juga menunjukkan bahwa Tuhan tidak memperhatikan orang-orang pilihanNya / anak-anakNya secara kolektif, tetapi secara individual! Saudara tidak mungkin ‘kancrit’ dari perhatian, pemeli­haraan, perlindungan dan kasih Tuhan! Karena itu, janganlah takut dan kuatir menghadapi apapun juga!

2) Pertolongan Rahab (2:2-7).

a) Tindakan Rahab pada waktu menyembunyikan mata-mata dan mendus­tai tentara Yerikho merupakan suatu tindakan yang berisiko sangat tinggi! Dari 2:2 dimana raja dan tentara Yerikho bisa tahu bahwa ada mata-mata Israel yang masuk ke Yerikho, jelas terlihat bahwa mereka mempunyai intel yang hebat. Bagaimana kalau dusta Rahab ketahuan? Tetapi, tindakan beresiko tinggi ini justru membuktikan iman Rahab.

Ibr 11:31 - “Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik”.

Matthew Henry: “Had she said, ‘I believe God is yours and Canaan yours, but I dare not show you any kindness,’ her faith had been dead and inactive, and would not have justified her. But by this it appeared to be both alive and lively, that she exposed herself to the utmost peril, even of life, in obedience to her faith” (= Seandainya ia berkata: ‘Aku percaya Allah adalah milikmu, dan Kanaan adalah milikmu, tetapi aku tidak berani menunjukkan kepadamu kebaikan apapun’, maka imannya mati dan tidak aktif, dan tidak akan membenarkan dia. Tetapi oleh hal ini imannya kelihatan hidup dan bersemangat, yaitu bahwa ia membuka dirinya sendiri pada bahaya yang paling hebat, bahkan nyawanya, dalam ketaatan pada imannya).

Penerapan: apakah iman saudara juga terbukti dalam kehidupan dan tindakan saudara? Kalau ada suatu tindakan yang berguna untuk Tuhan / gereja, tetapi mungkin bisa merugikan saudara / pekerjaan saudara, maukah saudara melakukannya? Kalau saudara tak mau melakukan hal itu, saudara kalah oleh seorang pelacur seperti Rahab!

b) Ada 2 hal yang perlu diperhitungkan dosa atau tidaknya dari tindakan Rahab ini:

1. Ia mengkhianati negara dan bangsanya; dosakah ini?

Secara umum memang harus dikatakan bahwa orang yang mengkhia­nati negara / bangsanya jelas bersalah! Tetapi kalau negara dan bangsa itu melawan Tuhan dan umat Tuhan, seperti dalam kasus Rahab ini, tentu kita harus mengutamakan dan berpihak kepada Tuhan / gereja! Betapapun besarnya jasa negara dan bangsa kita kepada kita, tak akan bisa menandingi jasa Tuhan yang sudah rela mati untuk menebus dosa kita!

Jadi dalam hal ini Rahab tidak bersalah!

2. Dusta Rahab; dosakah ini?

Tentu saja ini adalah dosa! Dusta tidak bisa dibenarkan sekalipun tujuan / maksudnya baik!

Calvin: “As to the falsehood, we must admit that though it was done for a good purpose, it was not free from fault. For those who hold what is called a dutiful lie to be altogether excusable, do not sufficiently consider how precious truth is in the sight of God. Therefore, although our purpose, be to assist our brethren, to consult for their safety and relieve them, it never can be lawful to lie, because that cannot be right which is contrary to the nature of God. And God is truth” (= Berkenaan dengan kepalsuan / dusta, kita harus mengakui bahwa sekalipun itu dilakukan dengan tujuan yang baik, itu tidak bebas dari kesalahan. Karena mereka yang mempercayai bahwa apa yang disebut dusta karena kewajiban sebagai sepenuhnya bisa dimaafkan, tidak mempertimbangkan dengan cukup betapa berharganya kebenaran dalam pandangan Allah. Karena itu, sekalipun tujuan kita adalah menolong saudara-saudara kita, mempertimbangkan keselamatan mereka dan membantu mereka, dusta tidak pernah bisa diperbolehkan, karena apa yang bertentangan dengan sifat dasar dari Allah tidak mungkin bisa benar. Dan Allah adalah kebenaran).

Calvin: “On the whole, it was the will of God that the spies should be delivered, but he did not approve of saving their life by falsehood” (= Secara keseluruhan, merupakan kehendak Allah bahwa mata-mata itu diselamatkan, tetapi Ia tidak menyetujui penyelamatan jiwa mereka dengan menggunakan kepalsuan / dusta).

Memang dalam Ibr 11:31 dan Yak 2:25 Rahab dipuji, tetapi yang dipuji adalah imannya dan tindakannya menerima dan menyela­matkan mata-mata itu, bukan dustanya!

Ibr 11:31 - “Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik”.

Yak 2:25 - “Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?”.

Tetapi sekalipun tindakan / dusta Rahab ini salah, hal itu bisa dimengerti karena:

a. Latar belakang Rahab yang adalah orang kafir, pelacur, dan sama sekali tak mengerti tentang firman Tuhan.

b. Tekanan pada saat itu.

Pada saat tentara Yerikho menanyakan tentang mata-mata Israel itu, Rahab tidak punya waktu untuk berpikir apakah tindakannya benar atau tidak.

3) Iman Rahab (2:8-11).

a) Hal-hal yang menunjukkan iman Rahab.

Tadi kita sudah melihat bahwa Rahab membuktikan imannya dengan melakukan tindakan yang berisiko tinggi. Sekarang dari kata-katanya kembali kita bisa melihat bahwa ia adalah orang yang beriman:

1. Ia berkata ‘Tuhan telah memberikan negeri ini kepada kamu’ (2:9). Andaikatapun ia menggunakan bentuk yang akan datang (future tense), itu tetap menunjukkan imannya. Apalagi dengan menggunakan bentuk lampau (past / perfect tense) yang menun­jukkan sesuatu yang pasti akan terjadi!

Catatan: dalam bahasa Ibrani tidak dibedakan antara past tense dengan perfect tense, bentuknya sama.

2. Ia juga berkata bahwa Tuhan, Allah Israel adalah Allah di langit di atas, dan di bumi di bawah, atau dengan kata lain Tuhan adalah Allah di seluruh alam semesta.

Yos 2:11 - “Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah”.

Perlu diketahui bahwa pada saat itu pada umumnya orang mempunyai kepercayaan bahwa tiap allah / dewa mempunyai wilayah kekuasaan tertentu.

Bdk. 1Raja 20:23,28 - “(23) Pegawai-pegawai raja Aram berkata kepadanya: ‘Allah mereka ialah allah gunung; itulah sebabnya mereka lebih kuat dari pada kita. Tetapi apabila kita berperang melawan mereka di tanah rata, pastilah kita lebih kuat dari pada mereka. … (28) Maka tampillah abdi Allah dan berkata kepada raja Israel: ‘Beginilah firman TUHAN: Oleh karena orang Aram itu telah berkata: TUHAN ialah allah gunung dan bukan allah dataran, maka Aku akan menyerahkan seluruh tentara yang besar itu ke dalam tanganmu, supaya kamu tahu, bahwa Akulah TUHAN.’”.

Tetapi Rahab percaya bahwa Tuhan berkuasa bukan hanya di daerah tertentu saja, tetapi atas seluruh alam semesta.

b) Bagaimana Rahab bisa beriman?

1. Ia mendengar.

Yos 2:10 - “Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas”.

Bdk. Ro 10:14,17 - “(14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? … (17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”.

Kalau saudara mau menjadi orang beriman atau saudara mau menumbuhkan iman saudara, maka banyaklah mendengar / membaca / belajar firman Tuhan!

2. Berargumentasi (2:10-11).

Ia mendengar bahwa Tuhan mengeringkan laut Teberau, dan ini membuktikan Ia berkuasa atas lautan. Ia mendengar juga bahwa Tuhan menghancurkan 2 orang raja Amori yaitu Sihon dan Og, dan ini menunjukkan bahwa Tuhan juga berkuasa atas daratan. Kesimpulannya: Tuhan berkuasa atas seluruh alam semesta!

3. Ia tahu hanya sedikit tentang Tuhan, tetapi ia menanggapi yang sedikit itu dengan cara yang benar! (bdk. orang-orang Majus - Mat 2:1-12).

Sebetulnya orang-orang Yerikhopun mendengar apa yang didengar oleh Rahab (bdk. 2:10 - ‘kami mendengar’). Mungkin mereka juga berargumentasi seperti Rahab, sehingga mereka menjadi takut dan putus asa (2:9,11). Tetapi mereka menanggapi semua itu dengan cara yang salah, yaitu mengeraskan hati mereka. Ini menyebabkan mereka binasa!

Kalau saudara mendengar Injil / firman Tuhan, tanggapan yang bagaimana yang saudara berikan? Seperti tanggapan Rahab, atau seperti tanggapan orang-orang Yerikho?

c) Rahab vs bangsa Israel.

Rahab hanya mendengar tentang satu atau dua mujijat yang dilakukan oleh Tuhan, tetapi bangsa Israel melihat dan mengalami banyak mujijat dari Tuhan.

Rahab hanya tahu sedikit kehendak Tuhan (yaitu bahwa Kanaan harus menjadi milik Israel), tetapi Israel mendapat banyak firman Tuhan yang Tuhan berikan kepada mereka melalui Musa.

Tetapi anehnya Rahab mempunyai iman dan ketaatan yang hebat, sedangkan Israel sering tak beriman dan tak taat!

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa sekalipun firman Tuhan itu sesuatu yang sangat vital bagi kita, tetapi iman / kerohanian yang tinggi, ketaatan memang tetap adalah berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Karenanya bisa saja orang yang mengerti firman Tuhan hanya sedikit ternyata mempunyai iman, ketaatan dan kerohanian yang lebih hebat dari orang yang mempunyai pengetahuan firman Tuhan yang hebat! Karena itu kalau saudara mempunyai banyak pengetahuan firman Tuhan, jangan sombong dan jangan mengabaikan orang yang mempunyai pengetahuan firman Tuhan yang hanya sedikit!

Catatan: yang saya maksud dengan orang yang mempunyai pengetahuan firman yang hanya sedikit, bukanlah orang yang sebetulnya mempunyai kesempatan belajar, tetapi tak mau belajar. Yang seperti ini sudah jelas adalah orang yang rohaninya breng­sek! Tetapi ada orang yang memang tidak mempunyai kemungkinan untuk banyak belajar firman Tuhan, seperti orang yang tinggal di desa yang tidak mempunyai pendeta yang terlalu bagus dalam mengajar. Orang seperti ini, bisa saja mempunyai iman dan kerohanian yang hebat!

d) Akibat / hasil dari iman Rahab.

1. Ia dan keluarganya selamat.

Ini tak berarti bahwa keluarganya diselamatkan oleh imannya! Bahwa keluarganya mau ada dalam rumahnya, menunjukkan bahwa mereka juga beriman.

2. Ia kawin dengan Salmon, dan akhirnya menurunkan Yesus.

3. Ia menjadi salah satu dari daftar pahlawan iman dalam Ibr 11 dan juga menjadi teladan dalam perbuatan baik yang membukti­kan iman (bdk. Ibr 11:31 Yak 2:25).

Semua ini menunjukkan betapa hebatnya kuasa Allah yang bisa mengubahkan seorang pelacur sehingga menjadi seperti itu! Maukah saudara juga diubahkan seperti itu?

4) Permintaan Rahab (2:12-13).

Hal yang perlu dipertanyakan adalah: mengapa Rahab tidak ikut saja dengan kedua mata-mata itu? Jawabnya: karena ia tidak egois. Ia tidak mau selamat sendirian; ia mau menyelamatkan keluarganya.

Penerapan: apakah saudarapun menginginkan supaya keluarga saudara diselamatkan? Adalah sesuatu yang bagus kalau saudara menginginkan hal itu, tetapi itu belum cukup! Apakah tindakan aktif yang saudara lakukan untuk menyelamatkan keluarga saudara? Sudahkan saudara memberitakan Injil kepada mereka, dan sudahkah saudara mengajak mereka ke gereja, Kebak­tian PI dsb? Sudahkah saudara mendoakan mereka? Apakah saudara melakukan hal-hal ini dengan tekun?

5) Persyaratan dari mata-mata (2:14,17-20).

Kedua mata-mata itu menyetujui permintaan Rahab dengan syarat:

a) Rahab memasang benang kirmizi di jendela (2:18a).

Banyak orang menganggap bahwa benang kirmizi yang berwarna merah ini merupakan TYPE dari darah Kristus.

Dasarnya: kirmizi itu dipakai dalam upacara-upacara dalam Perjanjian Lama yang berhubungan dengan pembersihan dosa (bdk. Im 14:4,6,51 Bil 19:6).

b) Semua keluarga Rahab harus ada di dalam rumah Rahab (2:18b-19).

c) Rahab tidak menceritakan hal ini kepada orang lain (2:14,20a).

Rahab menyetujui syarat-syarat ini (2:21).

6) Kedua mata-mata itu kembali kepada Yosua (2:23-24) dengan laporan yang menunjukkan iman mereka (2:24).

Sikap mereka dalam menghadapi peperangan itu berbeda sekali dengan sikap dari orang-orang Yerikho (2:9-11).

Penerapan: bagaimana sikap hati saudara menghadapi peperangan rohani sekarang ini? Apakah saudara bersikap seperti kedua mata-mata itu, yaitu beriman dan yakin menang bersama Tuhan? Atau saudara mempunyai sikap seperti orang-orang Yerikho yang kafir itu, yang takut dan yakin kalah?

Kesimpulan.

Sama seperti pada saat itu, kitapun mempunyai perintah dan janji Tuhan. Pertanyaannya adalah:

1) Apakah dalam peperangan rohani ini kita sudah berusaha secara maximal seperti Yosua?

2) Apakah kita juga beriman dan yakin menang seperti kedua mata-mata itu?

YOSUA 3:1-4:24

Yos 3:1-17 - “(1) Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang. (2) Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan, (3) dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: ‘Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya - (4) hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya - maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.’ (5) Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: ‘Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.’ (6) Dan kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: ‘Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu.’ Maka mereka mengangkat tabut perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu. (7) Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: ‘Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau. (8) Maka kauperintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian itu, demikian: Setelah kamu sampai ke tepi air sungai Yordan, haruslah kamu tetap berdiri di sungai Yordan itu.’ (9) Lalu berkatalah Yosua kepada orang Israel: ‘Datanglah dekat dan dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu.’ (10) Lagi kata Yosua: ‘Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalauNya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu: (11) sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. (12) Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku. (13) Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan.’ (14) Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu. (15) Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu - sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai - (16) maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho. (17) Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan”.

Yos 4:1-24 - “(1) Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: (2) ‘Pilihlah dari bangsa itu dua belas orang, seorang dari tiap-tiap suku, (3) dan perintahkanlah kepada mereka, demikian: Angkatlah dua belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai Yordan ini, dari tempat berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu ke seberang dan letakkanlah di tempat kamu akan bermalam nanti malam.’ (4) Lalu Yosua memanggil kedua belas orang yang ditetapkannya dari orang Israel itu, seorang dari tiap-tiap suku, (5) dan Yosua berkata kepada mereka: ‘Menyeberanglah di depan tabut TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel, (6) supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu? (7) maka haruslah kamu katakan kepada mereka: Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-lamanya.’ (8) Maka orang Israel itu melakukan seperti yang diperintahkan Yosua. Mereka mengangkat dua belas batu dari tengah-tengah sungai Yordan, seperti yang difirmankan TUHAN kepada Yosua, menurut jumlah suku Israel. Semuanya itu dibawa merekalah ke seberang, ke tempat bermalam, dan diletakkan di situ. (9) Pula Yosua menegakkan dua belas batu di tengah-tengah sungai Yordan itu, di tempat bekas berjejak kaki para imam pengangkat tabut perjanjian itu. Batu-batu itu masih ada di sana sampai sekarang. (10) Para imam pengangkat tabut itu tinggal berdiri di tengah-tengah sungai Yordan, sampai selesai dilakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepada Yosua untuk disampaikan kepada bangsa itu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Musa kepada Yosua. Maka menyeberanglah bangsa itu dengan cepat-cepat. (11) Ketika seluruh bangsa itu selesai menyeberang, maka menyeberanglah tabut TUHAN itu serta para imam di depan mata bangsa itu. (12) Juga bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu menyeberang, dengan bersenjata, di depan orang Israel itu, seperti yang dikatakan Musa kepada mereka. (13) Kira-kira empat puluh ribu orang yang siap untuk berperang menyeberang di hadapan TUHAN ke dataran Yerikho untuk berperang. (14) Pada waktu itulah TUHAN membesarkan nama Yosua di mata seluruh orang Israel, sehingga mereka takut kepadanya, seperti mereka takut kepada Musa seumur hidupnya. (15) Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: (16) ‘Perintahkanlah para imam pengangkat tabut hukum Allah itu supaya naik dari sungai Yordan.’ (17) Maka Yosua memerintahkan kepada para imam itu, demikian: ‘Keluarlah dari sungai Yordan.’ (18) Ketika para imam, pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, keluar dari tengah-tengah sungai Yordan, dan baru saja kaki para imam itu dijejakkan di tanah yang kering, maka berbaliklah air sungai Yordan itu ke tempatnya dan mengalir seperti dahulu dengan meluap sepanjang tepinya. (19) Bangsa itu telah keluar dari sungai Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan mereka berkemah di Gilgal, di batas timur Yerikho. (20) Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh Yosua di Gilgal. (21) Dan berkatalah ia kepada orang Israel, demikian: ‘Apabila di kemudian hari anak-anakmu bertanya kepada ayahnya: Apakah arti batu-batu ini? (22) maka haruslah kamu beritahukan kepada anak-anakmu, begini: Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering! - (23) sebab TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan, sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN, Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkanNya di depan kita, sampai kita dapat menyeberang, (24) supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu.’”.

I) Persiapan penyeberangan (3:5).

Yos 3:5 - “Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: ‘Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.’”.

1) Yos 3:5 ini seharusnya ada dalam bentuk past perfect yaitu: ‘Jos­hua had said’.

Jadi, terjadinya hal ini bukanlah pada saat ini, tetapi sudah sebelumnya.

2) Pengudusan diri sebelum perang adalah sesuatu yang sangat penting, karena ini merupakan persiapan supaya Allah bekerja untuk kita dalam peperangan itu.

Dosa / ketidakpercayaan menyebabkan Allah tidak mau bekerja, sehing­ga kita kalah. Contoh: Yos 7 1Sam 4:1-11 Mat 13:58 / Mark 6:5-6.

Penerapan: apakah saudara melakukan pengudusan sebelum:

a) Kebaktian / Pemahaman Alkitab / Persekutuan Doa?

b) Pelayanan, seperti mengajar sekolah minggu, ikut paduan suara, memainkan alat musik, melakukan penginjilan pribadi, mengajak orang ke gereja, dsb?

c) Melakukan pengusiran setan?

d) Acara-acara istimewa seperti Camp, Perjamuan Kudus, Kebaktian PI?

II) Penyeberangan.

1) Imam-imam membawa tabut, bangsa Israel mengikuti dengan jarak 2000 hasta (= 900 meter).

Yos 3:3-4,6 - “(3) dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: ‘Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya - (4) hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya - maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.’ … (6) Dan kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: ‘Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu.’ Maka mereka mengangkat tabut perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu”.

a) Dulu Tuhan memimpin dengan tiang awan dan tiang api; sekarang Tuhan memimpin dengan menggunakan imam-imam yang membawa tabut perjanjian. Ini menunjukkan bahwa sekalipun Tuhan sendiri tidak berubah (Ibr 13:8), tetapi cara-cara / tindakanNya bisa beru­bah!

b) Antara bangsa Israel dan para imam yang memikul tabut perjanji­an, harus ada jarak 2000 hasta (sekitar 900 meter).

1. Ini menunjukkan bahwa mereka harus hormat pada tabut yang merupakan simbol kehadiran Allah. Bdk. Bil 4:15 2Sam 6.

Matthew Henry: “they must thus express their awful and reverent regard to that token of God’s presence, lest its familiarity with them should breed contempt. This charge to them not to come near was agreeable to that dispensation of darkness, bondage, and terror: but we now through Christ have access with boldness” (= demikianlah mereka harus menyatakan hormat yang hebat dan takut kepada tanda dari kehadiran Allah itu, supaya jangan keakraban dengannya menghasilkan kejijikan / penghinaan. Tuntutan kepada mereka untuk tidak mendekat ini sesuai dengan jaman kegelapan, belenggu, dan ketakutan: tetapi melalui Kristus kita sekarang mempunyai jalan masuk dengan keberanian).

Ibr 4:16 - “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya”.

Ibr 10:19 - “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus”.

Bdk. Ro 8:15 - “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’”.

Penerapan: Dalam jaman Perjanjian Baru, kalau kita percaya kepada Yesus, kita adalah anak-anak Allah, dan karena itu kita tidak boleh takut / dengan gemetar datang kepada Allah. Kita boleh datang kepadaNya dengan berani, tetapi ‘berani’ tidak berarti ‘tidak hormat’. Kita tetap tidak boleh sembarangan dalam datang kepada Tuhan, baik dalam bersaat teduh, berdoa, membaca / mendengar Firman Tuhan, berbakti, melayani Tuhan. Sekalipun Ia adalah Bapa yang mengasihi kita, ingatlah bahwa Ia juga adalah Allah yang maha suci dan maha mulia!

Ini berlaku bukan hanya bagi kita tetapi juga bagi anak-anak / cucu-cucu kita. Karena itu kita harus mengajar anak-anak kita sejak kecil untuk bersikap hormat dalam kebaktian / acara rohani apapun (termasuk yang dilakukan dalam keluarga)!

2. Jarak ini tetap dijaga pada waktu mereka menyeberangi sungai Yordan. Jadi mungkin sekali bahwa tempat yang diseberangi oleh bangsa Israel berjarak 2000 hasta dari tempat berdiri para imam.

2) Terputusnya sungai Yordan.

a) Ini jelas-jelas merupakan suatu mujijat.

Tidak peduli apa kata dari orang-orang Liberal tentang cerita ini, kita semua harus mempercayai bahwa cerita ini bukan merupakan perumpamaan, sekedar dongeng, dan sebagainya, tetapi betul-betul merupakan suatu mujijat.

Kalau dikatakan bahwa hal ini tidak masuk akal, itu hanya tidak masuk akal dari orang-orang Liberal yang akalnya kecil. Saya katakan akalnya kecil karena akal mereka tidak mencakup kemaha-kuasaan Tuhan. Kalau akal kita mempercayai bahwa Tuhan itu maha kuasa, tidak ada yang mustahil bagi Dia!

b) Mujijat ini memang dibutuhkan:

1. Karena tanpa mujijat itu bangsa Israel tidak bisa menyeberang.

a. Sungai Yordan dalam keadaan normal lebarnya 20-30 yards dan dalamnya 9-15 kaki.

Catatan:

· Jamieson, Fausset & Brown mengatakan lebar normal sungai Yordan adalah 50 yards!

· 1 yard = 3 kaki, atau kira-kira 91,5 cm.

b. Sungai ini mempunyai ‘tempat-tempat penyeberangan’ (Yos 2:7 bdk. Hakim 3:28 8:4 12:5-6 2Sam 17:22,24 19:15-18,39).

Yos 2:7 - “Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar”.

Yang dimaksud dengan ‘tempat penyeberangan’ itu bukanlah jembatan! Dalam bahasa Inggris kata-kata ‘tempat penyeberangan’ ini diterjemahkan ford (= bagian yang agak dangkal dari suatu sungai, sehingga bisa diseberangi).

Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

· Pada saat itu Sungai Yordan sedang meluap (3:15b).

Pada awal musim panas, salju di gunung Lebanon mencair dan masuk ke sungai Yordan sehingga sungai Yordan meluap.

Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa pada saat seperti itu lebar sungai Yordan menjadi 2 x lipat dari biasanya.

Penerapan: kalau Tuhan memang memerintahkan, dan Ia berjanji menyertai kita, kita tidak perlu, dan bahkan tidak boleh menunggu ‘saat yang lebih masuk akal’ untuk maju! Menunggu yang seperti itu menunjukkan bahwa kita tidak beriman!

Contoh: kapan kita mau mulai mengumpulkan uang untuk membangun gereja?

· Sungai Yordan yang meluappun masih tetap bisa diseberangi dengan cara biasa, tetapi hanya oleh orang-orang tertentu saja (Yos 2:23 1Taw 12:15).

· Sedangkan bangsa Israel pada saat itu:

* berjumlah sekitar 2-3 juta orang, termasuk banyak anak-anak.

* membawa banyak barang dan ternak.

* Mayoritas lahir dan besar di padang gurun sehingga kemungkinan besar tidak bisa berenang

Kesimpulan dari semua ini: mereka memang membutuhkan mujijat itu untuk bisa menyeberangi sungai Yordan.

2. Supaya bangsa Israel bisa melihat kehadiran dan penyertaan Allah.

Yos 3:10-13 - “(10) Lagi kata Yosua: ‘Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalauNya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu: (11) sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. (12) Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku. (13) Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan.’”.

Seharusnya janji Tuhan / firman Tuhan sudah menyebabkan mereka percaya akan kehadiran / penyertaan Tuhan, tetapi karena kelemahan mereka, maka Tuhan memberikan mujijat supaya mereka percaya akan hal itu.

Matthew Henry: “While we make God’s precepts our rule, his promises our stay, and his providence our guide, we need not dread the greatest difficulties we may meet with in the way of duty. That promise is sure to all the seed (Isa. 43:2), ‘When thou passes through the waters I will be with thee, and through the rivers they shall not overflow thee.’” [= Pada waktu kita menjadikan ajaran Allah pedoman kita, janji-janjiNya penopang kita, dan providensiaNya pembimbing kita, kita tidak perlu takut pada kesukaran terbesar yang bisa kita temui dalam jalan kewajiban kita. Janji itu pasti bagi semua benih / keturunan (Yes 43:2), ‘Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan’].

Yes 43:2 - “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau”.

Penerapan: ini harus kita ingat dan laksanakan dalam tahun yang baru yang terbentang di depan kita. Keadaan negara kita saat ini rasanya ‘mengerikan’! Bencana alam, banjir, longsor, kenaikan harga, dan becana rohani berupa penutupan gereja. Jadi, mungkin sekali akan ada banyak kesukaran, tantangan, godaan, yang menanti kita. Tetapi kalau kita mentaati Dia dan berpegang pada janjiNya, Dia akan beserta kita, dan kita akan baik-baik saja.

3. Untuk membesarkan Yosua, dan menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa Tuhan menyertai Yosua sama seperti Ia dulu menyertai Musa.

Yos 3:7 - “Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: ‘Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau”.

Matthew Henry: “Thus those that honour God he will honour, and those whom he has advanced should do what they can in their places to exalt him” (= Mereka yang menghomati Allah seperti itu akan Ia hormati, dan mereka yang dimajukanNya / ditinggikanNya harus melakukan apa yang bisa mereka lakukan di tempat mereka untuk meninggikan Dia).

1Sam 2:30 - “Sebab itu - demikianlah firman TUHAN, Allah Israel - sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapanKu selamanya, tetapi sekarang - demikianlah firman TUHAN - : Jauhlah hal itu dari padaKu! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah”.

c) Mujijat itu.

1. Saat terjadinya: begitu kaki para imam itu menyentuh air.

Yos 3:13-16 - “(13) Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan.’ (14) Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu. (15) Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu - sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai - (16) maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho”.

Matthew Henry: “Though they were not yet told how they should pass the river, and were unprovided for the passing of it in any ordinary way, yet they went forward in faith, having been told (Josh 1:11) that they should pass it. We must go on in the way of our duty though we foresee difficulties, trusting God to help us through them when we come to them. Let us proceed as far as we can, and depend on divine sufficiency for that which we find ourselves not sufficient for” [= Sekalipun mereka tidak diberitahu bagaimana mereka harus menyeberangi sungai itu, dan tidak diperlengkapi untuk menyeberanginya dengan cara yang biasa, tetapi mereka maju dengan iman, karena telah diberitahu (Yos 1:11) bahwa mereka harus menyeberanginya. Kita harus maju terus dalam jalan kewajiban kita sekalipun kita melihat lebih dulu kesukaran-kesukaran, sambil percaya bahwa Allah akan menolong kita melalui hal-hal itu pada waktu kita sampai di sana. Hendaklah kita maju sejauh kita bisa, dan bergantung pada kecukupan ilahi untuk hal-hal dimana diri kita sendiri tidak cukup / mampu].

Ini menunjukkan:

a. Para imam itu pasti mempunyai iman yang hebat sehingga berani jalan terus.

b. Tuhan membuka jalan persis pada waktunya!

Penerapan: ini juga harus kita tiru. Sekalipun kita melihat ada kesukaran di depan, kita harus terus berjalan dengan iman, dan Tuhan akan membuka jalan pada waktunya! Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh memikirkan suatu rencana ataupun melakukan persiapan-persiapan tertentu. Semua ini boleh saja, tetapi mata / pengharapan kita harus tetap tertuju kepada Allah sendiri, bukan pada rencana / usaha kita.

2. Air berhenti dan menjadi bendungan (3:13,16).

Menahan air adalah sesuatu yang sukar, tetapi bagi Allah yang maha kuasa, hal itu tidak ada artinya! Karena itu, betapapun besarnya problem saudara, percayalah bahwa Allah bisa menolong saudara!

Matthew Henry: “Note, The God of nature can, when he pleases, change the course of nature, and alter its properties, can turn fluids into solids, waters into standing rocks, as, on the contrary, rocks into standing waters, to serve his own purposes” (= Perhatikan, Allah dari alam bisa, pada waktu Ia berkenan, mengubah jalan dari alam, dan mengubah sifat-sifatnya, bisa mengubah zat cair menjadi benda padat, air menjadi batu karang yang berdiri tegak, seperti sebaliknya, batu karang menjadi air yang berdiri tegak, untuk melayani tujuan-tujuanNya sendiri).

Catatan: mungkin yang dimaksudkan oleh Matthew Henry dengan ‘batu karang menjadi air yang berdiri tegak’ adalah pada saat di padang pasir, batu karang yang dipukul bisa mengeluarkan air.

3. Berhentinya aliran sungai Yordan itu berlangsung cukup lama!

Ingat bahwa jumlah mereka antara 2-3 juta orang. Bilangan ini didapatkan dengan memperkirakan berdasarkan Bil 26:2,51 yang mengatakan bahwa jumlah laki-laki yang bisa berperang adalah lebih dari 600.000 orang. Kalau masing-masing mempunyai 1 istri dan 1 anak, maka jumlahnya sudah lebih dari 1.800.000 orang. Dan pasti banyak yang mempunyai lebih dari 1 anak. Lalu masih ditambah dengan orang-orang Lewi dan budak-budak / tawanan dari orang-orang Midian (bdk. Bil 31:31-35). Jadi, jumlah 2-3 juta merupakan perkiraan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Kalau 2-3 juta orang berbaris dengan lebar 100 orang, maka panjang barisan bisa mencapai 20-30 km; kalau mereka berbaris dengan lebar 1.000 orang, maka panjang barisan tetap bisa mencapai 2-3 km.

Belum lagi harus diperhitungkan mereka tidak bisa berjalan terlalu cepat karena adanya barang, ternak dan anak-anak kecil / bayi-bayi.

Catatan: tentang bilangan 33.000 dan lebih 800.000 ternak didapatkan dari Bil 31:31-35.

4. Para imam tetap berdiri di sungai Yordan sampai seluruh bangsa Israel selesai menyeberang, dan Tuhan menyuruh mereka keluar dari sungai Yordan (3:17 4:10-11,15-18). Ini lagi-lagi menunjukkan iman dan ketaatan yang luar biasa dari para imam.

III) Batu peringatan.

1) Ada 2 tumpukan batu.

a) Di dasar sungai Yordan (4:9).

Untuk apa meletakkan tumpukan batu di sana? Bukankah tidak ada gunanya kalau tumpukan batu itu tak terlihat karena terendam air?

1. Mungkin airnya bening sehingga tumpukan batu itu bisa terli­hat dari atas.

2. Mungkin dibuat tumpukan batu yang cukup tinggi sehingga setidaknya pada saat air sungai Yordan rendah, bagian atas tumpukan batu itu bisa terlihat.

b) Di Gilgal (4:20).

Ini mereka lakukan karena adanya perintah Tuhan (4:1-3).

2) Fungsi tumpukan batu.

a) Sebagai tanda peringatan (4:7), supaya mereka mengingat kuasa, pertolongan dan kebaikan Tuhan.

1. Kita condong untuk melupakan hal-hal itu dan karena itu kita wajib berusaha untuk mengingatnya.

Orang-orang yang anti Natal mengatakan bahwa kita tidak membutuhkan peringatan-peringatan. Ini kata-kata tolol yang sama sekali tidak alkitabiah. Bukan hanya dalam Perjanjian Lama, tetapi bahkan dalam Perjanjian Baru (seperti Perjamuan Kudus), ada perintah-perintah dari Tuhan untuk membuat peringatan-peringatan.

2. Jangan menyamakan apa yang mereka lakukan di sini dengan pembangunan menara Babel.

Kej 11:4 - “Juga kata mereka: ‘Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.’”.

Penerapan: pada waktu kita melakukan sesuatu, perlu kita periksa, apakah kita betul-betul melakukan hal itu untuk kemuliaan Tuhan, atau kemuliaan diri kita sendiri! Para pendeta dan majelis gereja khususnya harus melakukan introspeksi yang seperti ini!

b) Untuk mengajar anak (4:6-7,21-24).

1. Ini menunjukkan bahwa pengajaran anak adalah sesuatu yang penting.

a. Jangan remehkan pelayanan sekolah minggu!

b. Orang tua harus mengajar anaknya dalam hal rohani, sehingga anaknya bisa mengenal Tuhan (Kej 18:19 Kel 10:2 12:26 13:14 Ul 4:9b 6:7,20-25 Ef 6:4).

Tetapi untuk bisa melakukan hal ini, tentu orang tuanya juga harus belajar firman Tuhan!

Tetapi dalam faktanya, hal ini diremehkan / diabaikan oleh bangsa Israel sehingga belakangan muncul generasi yang tidak kenal Tuhan.

Hak 2:10 - “Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukanNya bagi orang Israel”.

Ini juga yang akan terjadi dengan anak-anak saudara kalau saudara melalaikan pendidikan rohani bagi mereka.

2. Anak bertanya (4:6,21).

Anak selalu ingin tahu, dan kalau tidak kita arahkan pada hal yang benar, ia akan mendapatkan hal yang salah / sesat!

Bdk. Amsal 22:6 - “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu”.

3. Penerapan: adanya salib, gambar Tuhan Yesus dsb adalah sesuatu yang penting, karena bisa menjadi suatu sarana untuk menginjili anak / cucu!

3) Ini menunjukkan bahwa kita harus selalu berusaha melakukan hal-hal untuk kemuliaan Tuhan, di tengah-tengah segala kesibukan kita!

Matthew Henry: “We may well imagine how busy Joshua and all the men of war were while they were passing over Jordan, ... And yet, in the midst of all his hurry, care must be taken to perpetuate the memorial of this wonderous work of God, and this care might not be adjourned to a time of greater leisure. Note, How much soever we have to do of business for ourselves and our families, we must not neglect nor omit what we have to do for the glory of God and the serving of his honour, for that is our best business” (= Kita bisa membayangkan betapa sibuknya Yosua dan semua prajurit pada waktu mereka sedang menyeberangi sungai Yordan, … Tetapi, di tengah-tengah semua ketergesa-gesaan itu, mereka harus melakukan hal ini untuk mengabadikan peringatan dari pekerjaan Allah yang luar biasa ini, dan ini tidak boleh ditunda untuk dilakukan pada waktu yang lebih senggang. Perhatikan, betapapun sibuknya kita bagi diri kita sendiri dan keluarga kita, kita tidak boleh mengabaikan atau menghapuskan apa yang harus kita lakukan untuk kemuliaan Allah dan pelayanan kehormatanNya, karena itu adalah kesibukan terbaik kita).

Penerapan: maukah mengingat dan melakukan hal ini di tahun yang baru ini?

YOSUA 5:1-12

Yos 5:1-12 - “(1) Ketika semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat menyeberang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi orang Israel itu. (2) Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua kalinya.’ (3) Lalu Yosua membuat pisau dari batu dan disunatnyalah orang Israel itu di Bukit Kulit Khatan. (4) Inilah sebabnya Yosua menyunat mereka: semua orang yang keluar dari Mesir, yakni yang laki-laki, semua prajurit, telah mati di padang gurun di tengah jalan, setelah mereka keluar dari Mesir. (5) Sebab, semua orang yang keluar dari Mesir itu telah bersunat, tetapi semua orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir, belum disunat. (6) Sebab empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit yang keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firman TUHAN. Kepada mereka itu TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. (7) Tetapi anak-anak mereka yang telah dijadikanNya ganti mereka, mereka itulah yang disunat Yosua, sebab mereka belum bersunat, karena mereka tidak disunat dalam perjalanan. (8) Setelah seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh. (9) Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu.’ Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang. (10) Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho. (11) Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga. (12) Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan”.

Dari ay 1 terlihat bahwa orang-orang Kanaan menghadapi peperangan dengan rasa takut dan putus asa. Mungkin tadinya mereka mengharapkan sungai Yordan sebagai ‘benteng’ yang akan menghalangi bangsa Israel untuk menyerang mereka, tetapi ternyata Tuhan melakukan mujijat sehingga bangsa Israel bisa menyeberanginya dengan mudah. Ini membuat mereka merasa takut dan putus asa. Padahal kalau dilihat dari 6:1 terli­hat dengan jelas bahwa mereka melakukan persiapan untuk perang. Jadi kesimpulannya: sudah siap (secara jasmani), tetapi tetap takut, putus asa dan yakin kalah!

Mereka menjadi takut bukan hanya karena mendengar apa yang telah Tuhan lakukan bagi bangsa Israel, yaitu menghentikan air sungai Yordan, tetapi juga karena pekerjaan Tuhan sendiri, yang bekerja di dalam hati mereka, dan memberikan rasa takut itu. Ini telah dijanjikan oleh Tuhan pada jaman Musa.

Kel 23:27 - “Kengerian terhadap Aku akan Kukirimkan mendahului engkau: Aku akan mengacaukan semua orang yang kaudatangi, dan Aku akan membuat semua musuhmu lari membelakangi engkau”.

Matthew Henry: “God can make the wicked to fear where no fear is (Ps. 53:5), much more where there is such cause for fear as was here” [= Allah bisa membuat orang-orang jahat untuk takut pada waktu tak ada yang menakutkan (Maz 53:6), lebih-lebih pada waktu di sana memang ada hal-hal yang menakutkan seperti di sini].

Maz 53:6 - “Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, padahal tidak ada yang mengejutkan; sebab Allah menghamburkan tulang-tulang para pengepungmu; mereka akan dipermalukan, sebab Allah telah menolak mereka”.

Sekarang, mari kita lihat apa yang dilakukan oleh bangsa Israel pada saat-saat menjelang peperangan dengan orang Kanaan.

I) Penyunatan (ay 2-9).

1) Saat itu bangsa Israel memang belum sunat, karena orang Israel yang telah disunat di Mesir, sudah mati semua di padang gurun, sedangkan generasi baru yang lahir di padang gurun itu, belum disunat.

Ay 4-7: “(4) Inilah sebabnya Yosua menyunat mereka: semua orang yang keluar dari Mesir, yakni yang laki-laki, semua prajurit, telah mati di padang gurun di tengah jalan, setelah mereka keluar dari Mesir. (5) Sebab, semua orang yang keluar dari Mesir itu telah bersunat, tetapi semua orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir, belum disunat. (6) Sebab empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit yang keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firman TUHAN. Kepada mereka itu TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. (7) Tetapi anak-anak mereka yang telah dijadikanNya ganti mereka, mereka itulah yang disunat Yosua, sebab mereka belum bersunat, karena mereka tidak disunat dalam perjalanan”.

Mengapa mereka tidak disunat selama di padang gurun? Ada beberapa kemung­kinan jawaban:

a) Sunat dilakukan untuk membedakan mereka sebagai bangsa milik Allah sendiri dengan bangsa-bangsa lain. Di padang gurun, mereka terpisah total dari bangsa-bangsa lain, sehingga hal itu tak perlu dilakukan. Ini salah satu kemungkinan yang diberikan oleh Matthew Henry, tetapi Matthew Henry sendiri mengambil pandangan ke 3 di bawah.

b) Mereka mengabaikan perintah untuk sunat (bdk. Kej 17:9-14).

Mungkin dengan alasan bahwa di padang gurun adalah sesuatu yang sangat sukar untuk melakukan penyunatan, mereka akhirnya menga­baikan hukum / perintah Tuhan untuk sunat. Pengabaian ini ber­langsung berlarut-larut sehingga menjadi tradisi selama 40 tahun!

Penerapan: hati-hati dengan dosa yang saudara biarkan berlarut-larut sehingga menjadi tradisi dan tidak lagi saudara anggap sebagai dosa. Misalnya: dusta dalam pekerjaan, mempekerjakan pembantu / pegawai pada hari Minggu, mengurangi persembahan perpuluhan, menga­baikan / meremehkan Persekutuan Doa, tidak bertanggung jawab dalam pelayanan, suka mengeluarkan kata-kata kotor, dsb.

Keberatan terhadap teori ini: Musa pernah hampir dibunuh oleh Tuhan karena lalai menyunatkan anaknya.

Kel 4:24-26 - “(24) Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya. (25) Lalu Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: ‘Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku.’ (26) Lalu TUHAN membiarkan Musa. ‘Pengantin darah,’ kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu”.

Mungkinkah sekarang ia melalaikan penyunatan terhadap bangsa Israel sampai 40 tahun?

c) Sejak pemberontakan umat Israel dalam Bil 14, Tuhan menolak mereka sebagai umatNya.

Bil 14:34 - “Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu”.

Karena penolakan ini, maka tentu saja sunat, yang merupakan tanda perjanjian antara Allah dan umatNya, sudah tidak lagi dibutuh­kan, sampai muncul generasi yang baru yang diterima kembali oleh Tuhan.

2) Tuhan menyuruh Yosua menyunat bangsa Israel.

Ay 2: “Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua kalinya.’”.

a) ‘pisau dari batu’.

KJV: ‘sharp knives’ (= pisau-pisau tajam).

RSV/NIV/NASB: ‘flint knives’ (= pisau-pisau batu).

Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa KJV menterjemahkan dari bahasa Ibraninya, sedangkan RSV/NIV/NASB/Kitab Suci Indonesia menterjemahkan dari LXX / Septuaginta. Ia menambahkan bahwa dalam bahasa Latin (Vulgate), Aram, dan Arab, juga diterjemahkan ‘pisau-pisau batu’. Bdk. Kel 4:25 dimana Zipora, istri Musa, menyunat anaknya dengan pisau batu. Di sini KJV menterjemahkan ‘batu yang tajam’.

b) ‘untuk kedua-kalinya’.

Ini tidak berarti bahwa orang yang sudah disunat harus disunat lagi. Maksudnya adalah bahwa ia harus melaksanakan upacara sunat itu, yang sudah lama tidak dilaksanakan.

c) Tujuan penyunatan ini: supaya perjanjian antara Allah dan generasi baru itu dipulihkan.

Jadi, pada saat menjelang peperangan melawan orang Kanaan itu, bangsa Israel melakukan persiapan secara rohani, yaitu memulih­kan hubungan / perjanjian antara mereka dengan Allah! Ini penting, karena kalau tidak, Tuhan tidak akan menyertai mereka dalam peperangan itu, sehingga mereka pasti akan kalah.

Penerapan: kalau saudara mau melakukan sesuatu yang bersifat rohani, seperti pelayanan, memberitakan Injil, dsb, maka adalah sesuatu yang keterlaluan kalau saudara tidak melakukan persiapan secara rohani. Tetapi bagai­mana kalau saudara mau melakukan sesuatu yang bersifat jasmani? Misalnya:

1. Kalau saudara mau menghadapi ulangan / ujian, apakah saudara hanya melakukan persiapan jasmani, seperti belajar dsb? Apakah saudara justru membuang hal-hal rohani (kebaktian, saat teduh) untuk melakukan persiapan jasmani? Kalau ya, itu berarti saudara membuang penyertaan Tuhan pada perjuangan saudara itu!

2. Kalau saudara mau membeli barang, seperti TV, AC, mobil dsb, apakah saudara meminta pimpinan Tuhan dalam memilih barang?

d) Saat penyunatan itu: pada saat mereka sudah menyeberangi sungai Yordan, dan sudah betul-betul dekat dengan orang Kanaan, khusus­nya kota Yerikho.

Ini sebetulnya merupakan saat yang berbahaya untuk sunat, karena setelah disunat orang akan kesakitan dan tidak bisa berperang untuk waktu yang cukup lama (bdk. ay 8). Apalagi kalau diingat bahwa pada jaman itu belum ada ilmu kedokteran dan obat (antibi­otik) seperti sekarang ini. Bagaimana kalau pada saat mereka sedang kesakitan, bangsa-bangsa Kanaan menyerang mereka? Bandingkan dengan cerita dalam Kej 34:13-29!

Kej 34:24-25 - “(24) Maka usul Hemor dan Sikhem, anaknya itu, didengarkan oleh semua orang yang datang berkumpul di pintu gerbang kota itu, lalu disunatlah setiap laki-laki, yakni setiap orang dewasa di kota itu. (25) Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki”.

Matthew Henry: “how good soever the thing was in itself, in the eye of reason it was not seasonable at this time, and might have been of dangerous consequence; but, when God commanded him to do it, he must not consult with flesh and blood; he that bade them to do it would, no doubt, protect them and bear them out in it” (= betapapun baiknya hal itu dalam dirinya sendiri, dari sudut akal tidaklah cocok untuk melakukannya pada saat ini, dan bisa mempunya konsekwensi yang berbahaya; tetapi pada waktu Allah memerintahkannya untuk melakukannya, ia tidak boleh berkonsultasi dengan daging dan darah; Ia yang memerintahkanya untuk melakukannya, tak diragukan, akan melindungi mereka dan menyokong mereka di dalamnya).

Jadi, Tuhan memerintahkan untuk sunat pada saat ini, jelas seka­ligus untuk menguji iman dan ketaatan mereka!

3) Hebatnya, Yosua maupun bangsa Israel mau mentaati perintah Tuhan untuk sunat itu.

Ay 3,7: “(3) Lalu Yosua membuat pisau dari batu dan disunatnyalah orang Israel itu di Bukit Kulit Khatan. … (7) Tetapi anak-anak mereka yang telah dijadikanNya ganti mereka, mereka itulah yang disunat Yosua, sebab mereka belum bersunat, karena mereka tidak disunat dalam perjalanan”.

a) Ini tidak bisa diartikan bahwa Yosua sendiri yang menyunat bangsa Israel itu seluruhnya. Tidak masuk akal kalau ia sendiri harus menyunat jutaan orang. Juga perhatikan bahwa dalam ay 2 Kitab Suci bahasa Inggris menggunakan bentuk jamak untuk kata ‘pisau’.

b) Akibat dari penyunatan itu: ‘cela Mesir’ dihapuskan dari bangsa Israel.

Ay 9: “Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu.’ Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang”.

1. Apa artinya ‘cela Mesir’ itu? Ada 2 penafsiran:

a. Tak disunatnya mereka menunjukkan bahwa mereka ditolak oleh Tuhan. Penolakan Tuhan terhadap umat pilihanNya sendiri sering menimbulkan ejekan dari orang Mesir seperti dalam:

· Kel 32:12 - “Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murkaMu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umatMu”.

· Bil 14:13-16 - “(13) Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: ‘Jikalau hal itu kedengaran kepada orang Mesir, padahal Engkau telah menuntun bangsa ini dengan kekuatanMu dari tengah-tengah mereka, (14) mereka akan berceritera kepada penduduk negeri ini, yang telah mendengar bahwa Engkau, TUHAN, ada di tengah-tengah bangsa ini, dan bahwa Engkau, TUHAN, menampakkan diriMu kepada mereka dengan berhadapan muka, waktu awanMu berdiri di atas mereka dan waktu Engkau berjalan mendahului mereka di dalam tiang awan pada waktu siang dan di dalam tiang api pada waktu malam. (15) Jadi jikalau Engkau membunuh bangsa ini sampai habis, maka bangsa-bangsa yang mendengar kabar tentang Engkau itu nanti berkata: (16) Oleh karena TUHAN tidak berkuasa membawa bangsa ini masuk ke negeri yang dijanjikanNya dengan bersumpah kepada mereka, maka Ia menyembelih mereka di padang gurun”.

· Ul 9:28 - “supaya negeri, dari mana Engkau membawa kami keluar, jangan berkata: Sebab TUHAN tidak dapat membawa mereka masuk ke negeri yang dijanjikanNya kepada mereka, dan sebab benciNya kepada mereka, maka Ia membawa mereka keluar untuk membunuh mereka di padang gurun”.

Tetapi dengan disunatnya mereka, berarti bahwa mereka diterima kembali oleh Allah, maka celaan seperti itu tidak akan ada lagi.

b. Pada saat Israel ‘tak disunat’ mereka dalam keadaan tercela, karena tak berbeda dengan orang Mesir. Sekarang dengan disunat­nya mereka, maka cela itu dihapuskan.

Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘cela’ di sini adalah KHERPAT, dan kata yang sama diterjemahkan ‘aib’ dalam Kej 34:14, dimana hal itu jelas menunjuk pada keadaan tak bersunat.

Kej 34:14 - “berkatalah mereka kepada kedua orang itu: ‘Kami tidak dapat berbuat demikian, memberikan adik kami kepada seorang laki-laki yang tidak bersunat, sebab hal itu aib bagi kami”.

Saya lebih setuju dengan pandangan kedua ini.

2. Itu menyebabkan tempat itu disebut ‘Gilgal’.

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Gilgal,’ … a circle, a rolling away” (= ‘Gilgal’. … Suatu lingkaran, suatu penggelindingan pergi / menjauh).

II) Perjamuan Paskah.

Ay 10: “Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho”.

1) Perintah Tuhan untuk merayakan Paskah (= keluarnya Israel dari Mesir) yang ada dalam Kel 12, juga diabaikan oleh bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun.

Kitab Suci hanya mencatat 2 x perayaan Paskah sebelum perayaan Paskah dalam ay 10 ini, yaitu:

a) Di Mesir, pada malam waktu mereka mau keluar dari Mesir (Kel 12).

b) Dalam Bil 9:1-5 - “(1) TUHAN berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai, pada bulan yang pertama tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir: (2) ‘Orang Israel harus merayakan Paskah pada waktunya; (3) pada hari yang keempat belas bulan ini, pada waktu senja, haruslah kamu merayakannya pada waktu yang ditetapkan, menurut segala ketetapan dan peraturannya haruslah kamu merayakannya.’ (4) Lalu Musa menyuruh orang Israel merayakan Paskah. (5) Maka mereka merayakan Paskah pada bulan yang pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu senja, di padang gurun Sinai; tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah dilakukan orang Israel”.

Argumentasi yang menunjukkan bahwa bangsa Israel tak pernah lagi merayakan Paskah selama di padang gurun:

a) Orang yang tak / belum disunat tidak boleh ikut dalam perayaan Paskah (Kel 12:44,48). Sedangkan di atas sudah kita lihat bahwa mereka tidak / belum disunat.

b) Ada penafsir yang berdasarkan Kel 12:25 mengatakan bahwa perayaan Paskah memang seharusnya baru dirayakan kalau bangsa Israel sudah tiba di Kanaan. Dan ia mengatakan bahwa Bil 9 merupa­kan perkecualian, karena di situ ada perintah khusus.

Bdk. Kel 12:24-25 - “(24) Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu. (25) Dan apabila kamu tiba di negeri yang akan diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang difirmankanNya, maka kamu harus pelihara ibadah ini”.

Tetapi saya menganggap argumentasi ini salah, karena kalau kita membaca Kel 12:24-25 itu, maka kelihatannya arti yang benar adalah: Paskah harus dirayakan terus-menerus (setiap tahun), bahkan juga kalau bangsa Israel sudah tiba di Kanaan.

c) Amos 5:25 menunjukkan bahwa selama mereka di padang gurun mereka tidak pernah memberikan persembahan / korban kepada Tuhan. Sedangkan kalau mereka merayakan Paskah, maka pasti ada korban / persembahan bagi Tuhan.

Amos 5:25 - “‘Apakah kamu mempersembahkan kepadaKu korban sembelihan dan korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel?”.

d) Di gurun tidak ada tepung yang cukup bagi mereka untuk membuat roti tak beragi yang dibutuhkan dalam Perjamuan Paskah.

2) Sekarang mereka merayakan Paskah.

Perhatikan urut-urutannya: sunat dulu (ay 2-9), baru merayakan Paskah (ay 10).

Bandingkan dengan Kel 12:44,48 - “(44) Seorang budak belian barulah boleh memakannya, setelah engkau menyunat dia. … (48) Tetapi apabila seorang asing telah menetap padamu dan mau merayakan Paskah bagi TUHAN, maka setiap laki-laki yang bersama-sama dengan dia, wajiblah disunat; barulah ia boleh mendekat untuk merayakannya; ia akan dianggap sebagai orang asli. Tetapi tidak seorangpun yang tidak bersunat boleh memakannya”.

Analoginya: karena dalam Perjanjian Baru sunat digantikan oleh Baptisan, dan Perjamuan Paskah digantikan oleh Perjamuan Kudus, maka orang baru boleh mengikuti Perjamuan Kudus, kalau ia sudah dibaptis!

III) Makan hasil tanah Kanaan.

Ay 11-12: “(11) Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga. (12) Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan”.

Hal-hal yang bisa kita pelajari dari sini:

1) Pada saat ada cara alamiah, Tuhan biasanya tidak melakukan mujijat.

Pada waktu mereka di padang gurun, mereka tidak bisa makan apa-apa, kecuali kalau Tuhan memberikan mujijat berupa manna yang turun dari langit. Tetapi setelah masuk Kanaan, mereka bisa bercocok tanam sehingga menghasilkan makanan untuk mereka secara alamiah. Karena itu, Tuhan lalu menghentikan pemberian makanan secara mujijat itu.

Matthew Henry: “Notice is taken of the ceasing of the manna as soon as ever they had eaten the old corn of the land, … to teach us not to expect extraordinary supplies when supplies may be had in an ordinary way.” [= Perhatian diambil berkenaan dengan berhentinya manna begitu mereka telah memakan gandum dari negeri itu, … untuk mengajar kita untuk tidak mengharapkan suplai yang luar biasa / bersifat mujijat pada waktu suplai bisa didapatkan dengan cara yang biasa.].

Penerapan: kalau saudara sakit pada saat saudara ada di hutan belantara dimana tidak ada obat, dokter dsb, maka saudara boleh mengharapkan mujijat kesembuhan dari Tuhan. Tetapi kalau saudara sakit di kota dimana ada dokter, obat, rumah sakit, dan saudara mempunyai uang untuk membayar, maka janganlah terlalu mengharapkan mujijat kesembuhan.

2) Baik makanan yang mereka dapatkan secara mujijat (manna), maupun makanan yang mereka dapatkan secara alamiah (hasil tanah Kanaan) adalah pemberian Tuhan.

Untuk mendapatkan manna mereka boleh dikatakan tidak perlu beker­ja. Tetapi untuk mendapatkan hasil tanah Kanaan, mereka harus bersusah payah. Tetapi tetap saja dua-duanya adalah pemberian Tuhan!

Penerapan: kalau suatu hari ada orang yang bermurah hati kepada saudara dan memberikan sejumlah uang kepada saudara tanpa saudara perlu melakukan apa-apa, saudara boleh jadi menganggap itu sebagai pembe­rian dari Tuhan, dan saudara bersyukur atas hal itu. Tetapi bagaima­na kalau saudara harus bekerja keras, lalu saudara memperoleh gaji / keuntungan dari kerja keras saudara? Apakah itu bukan merupakan pemberian Tuhan? Apakah saudara bersyukur kepada Tuhan atas hal itu?

Ingat bahwa kalau saudara bisa bekerja, kepandaian, kekuatan dan bahkan kesempatan untuk bekerja, semua diberikan oleh Tuhan! Dan karena itu maka hasilnya adalah pemberian Tuhan!

3) Tuhan tidak senang mempunyai umat / anak yang malas / tak mau bekerja. Andaikata Tuhan memang senang mempunyai anak yang malas, maka pastilah Ia terus memberikan manna sekalipun bangsa Israel sudah menetap di Kanaan.

Penerapan: apakah saudara tergolong orang yang malas, dalam bekerja / belajar / melayani? Kalau ya, sadarilah bahwa hal itu adalah dosa yang menyakiti hati Tuhan! Bertobatlah dan berusahalah untuk menjadi rajin!

Kesimpulan.

Berbeda dengan orang Kanaan yang sekalipun siap secara jasmani tetapi tetap takut, putus asa dan yakin kalah dalam menghadapi peperangan, maka bangsa Israel menghadapi peperangan dengan santai (Ingat bahwa perjamuan Paskah adalah suatu pesta!). Karena apa? Karena persiapan secara rohani dan ketaatan mereka pada perintah Tuhan menyebabkan mereka yakin bahwa Tuhan beserta dengan mereka sehingga mereka yakin akan menang dalam peperangan itu!

Kalau saudara menghadapi ‘perang’ di depan, yang mana yang akan saudara tiru, orang Kanaan atau orang Israel?

YOSUA 5:13-6:27

Yos 5:13-15 - “(13) Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: ‘Kawankah engkau atau lawan?’ (14) Jawabnya: ‘Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang.’ Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: ‘Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?’ (15) Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: ‘Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.’ Dan Yosua berbuat demikian”.

Yos 6:1-27 - “(1) Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya; telah tertutup kota itu karena orang Israel; tidak ada orang keluar atau masuk. (2) Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa. (3) Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya, (4) dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala. (5) Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan.’ (6) Kemudian Yosua bin Nun memanggil para imam dan berkata kepada mereka: ‘Angkatlah tabut perjanjian itu dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut TUHAN.’ (7) Dan kepada bangsa itu dikatakannya: ‘Majulah, kelilingilah kota itu, dan orang-orang bersenjata harus berjalan di depan tabut TUHAN.’ (8) Segera sesudah Yosua berkata kepada bangsa itu, maka berjalanlah maju ketujuh orang imam, yang membawa ketujuh sangkakala tanduk domba itu di hadapan TUHAN, lalu mereka meniup sangkakala, sedang tabut perjanjian TUHAN mengikut mereka. (9) Dan orang-orang bersenjata berjalan di depan para imam yang meniup sangkakala dan barisan penutup mengikut tabut itu, sedang sangkakala terus-menerus ditiup. (10) Tetapi Yosua telah memerintahkan kepada bangsa itu, demikian: ‘Janganlah bersorak dan janganlah perdengarkan suaramu, sepatah katapun janganlah keluar dari mulutmu sampai pada hari aku mengatakan kepadamu: Bersoraklah! - maka kamu harus bersorak.’ (11) Demikianlah tabut TUHAN mengelilingi kota itu, mengedarinya sekali saja. Kemudian kembalilah mereka ke tempat perkemahan dan bermalam di tempat perkemahan itu. (12) Keesokan harinya Yosua bangun pagi-pagi, lalu para imam mengangkat tabut TUHAN. (13) Maka berjalanlah juga ketujuh orang imam, yang membawa ketujuh sangkakala tanduk domba itu di depan tabut TUHAN, sambil berjalan mereka meniup sangkakala, sedang orang-orang bersenjata berjalan di depan mereka dan barisan penutup mengikut tabut TUHAN, sementara sangkakala terus-menerus ditiup. (14) Demikianlah pada hari kedua mereka mengelilingi kota itu sekali saja, lalu pulang ke tempat perkemahan. Dan begitulah dilakukan mereka enam hari lamanya. (15) Tetapi pada hari yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama; hanya pada hari itu mereka mengelilingi kota itu tujuh kali. (16) Lalu pada ketujuh kalinya, ketika para imam meniup sangkakala, berkatalah Yosua kepada bangsa itu: ‘Bersoraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan kota ini kepadamu! (17) Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi TUHAN untuk dimusnahkan; hanya Rahab, perempuan sundal itu, akan tetap hidup, ia dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam rumah itu, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang kita suruh. (18) Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya dan dengan demikian membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya. (19) Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN.’ (20) Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu. (21) Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba dan keledai. (22) Tetapi kepada kedua orang pengintai negeri itu Yosua berkata: ‘Masuklah ke dalam rumah perempuan sundal itu dan bawalah ke luar perempuan itu dan semua orang yang bersama-sama dengan dia, seperti yang telah kamu janjikan dengan bersumpah kepadanya.’ (23) Lalu masuklah kedua pengintai muda itu dan membawa ke luar Rahab dan ayahnya, ibunya, saudara-saudaranya dan semua orang yang bersama-sama dengan dia, bahkan seluruh kaumnya dibawa mereka ke luar, lalu mereka menunjukkan kepadanya tempat tinggal di luar perkemahan orang Israel. (24) Tetapi kota itu dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dibakar mereka dengan api; hanya emas dan perak, barang-barang tembaga dan besi ditaruh mereka di dalam perbendaharaan rumah TUHAN. (25) Demikianlah Rahab, perempuan sundal itu dan keluarganya serta semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup oleh Yosua. Maka diamlah perempuan itu di tengah-tengah orang Israel sampai sekarang, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang disuruh Yosua mengintai Yerikho. (26) Pada waktu itu bersumpahlah Yosua, katanya: ‘Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!’ (27) Dan TUHAN menyertai Yosua dan terdengarlah kabar tentang dia di seluruh negeri itu”.

I) Problem Yosua.

Dalam 5:13 Yosua sedang mengintai Yerikho. Dan apa yang ia lihat? Yerikho dengan bentengnya yang tebal dan pintu gerbangnya yang tertutup rapat. Memang taat kepada Tuhan tidak berarti harus selalu menjumpai jalan yang terbuka lebar! Yosua dan bangsa Israel taat kepada Tuhan, tetapi di sini mereka menjumpai problem, yaitu benteng / tembok Yerikho.

Tentang tembok Yerikho: Pada tahun 1931 seorang bernama John Garstang menemukan reruntuhan dari tembok Yerikho, dan dari penemuan itu dikatakan bahwa tembok / benteng Yerikho itu terdiri dari 2 lapis tembok.
tembok luar tebalnya 6 kaki (= 1,8 meter).
jarak antara tembok luar dan tembok dalam adalah 12-15 kaki (= 3,6-4,5 meter).
tembok dalam tebalnya 12 kaki (= 3,6 meter).
tinggi tembok adalah 30 kaki (= 9 meter).

Belakangan ada orang-orang yang berpendapat bahwa tembok yang ditemukan oleh John Garstang itu bukanlah tembok Yerikho pada jaman Yosua tetapi tembok Yerikho sesudah jaman Yosua.

Tetapi bagaimanapun juga, dari Yos 2:15 dimana dikatakan bahwa di atas tembok Yerikho bisa dibangun rumah, kita bisa mengetahui bahwa tembok Yerikho itu memang sangat tebal.

II) Tuhan menyatakan diri dan memberikan petunjuk.

1) Panglima balatentara Tuhan dalam 5:13-15 adalah Tuhan sendiri, dan pada umumnya dianggap sebagai Anak Allah sebelum inkarnasi.

Matthew Henry: “We have reason to think that this man was the Son of God, the eternal Word, who, before he assumed the human nature for a perpetuity, frequently appeared in a human shape. ... Joshua gave him divine honours, and he received them, which a created angel would not have done, and he is called Jehovah, Josh 6:2.” (= Kami mempunyai alasan untuk berpikir bahwa orang ini adalah Anak Allah, Firman yang kekal, yang, sebelum Ia mengambil hakekat manusia untuk kekekalan, sering muncul dalam bentuk manusia. … Yosua memberikan kepadaNya penghormatan ilahi, dan Ia menerimanya, yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang malaikat ciptaan, dan Ia disebut Yehovah, Yos 6:2).

Adam Clarke: “It has been a very general opinion, both among the ancients and moderns, that the person mentioned here was no other than the Lord Jesus in that form which, in the fullness of time, he was actually to assume for the redemption of man. That the appearance was supernatural is agreed on all hands; and as the name Yahweh is given him (Josh. 6:2), and he received from Joshua divine adoration, we may presume that no created angel is intended” [= Telah merupakan pandangan yang sangat umum, baik dalam kalangan kuno maupun modern, bahwa pribadi yang disebutkan di sini tidak lain dari pada Tuhan Yesus dalam bentuk itu, dimana pada saat waktunya genap, sungguh-sungguh Ia ambil untuk penebusan manusia. Bahwa pemunculan itu merupakan sesuatu yang bersifat supranatural / gaib disetujui oleh semua orang; dan karena nama Yahweh diberikan kepadaNya (Yos 6:2), dan Ia menerima dari Yosua pemujaan ilahi, kita boleh menganggap bahwa bukan malaikat ciptaan yang dimaksudkan].

Bdk. 2Tim 2:3-4 - “(3) Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. (4) Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya”.

Bahwa ‘Orang’ itu adalah Tuhan sendiri terlihat dari:

a) Yosua menyembahNya dan ‘Orang’ itu menerima sembah itu.

Yos 5:14 - “Jawabnya: ‘Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang.’ Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: ‘Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?’”.

Matthew Henry: “Joshua paid homage to him: He fell on his face to the earth and did worship. Joshua was himself general of the forces of Israel, and yet he was far from looking with jealousy upon this stranger, who produced a commission as captain of the Lord’s host above him; he did not offer to dispute his claims, but cheerfully submitted to him as his commander” (= Yosua memberikan penghormatan kepadaNya: Ia sujud dengan mukanya sampai ke tanah dan menyembahNya. Yosua sendiri adalah jendral dari pasukan Israel, tetapi ia tidak cemburu kepada orang asing ini, yang memperlihatkan pangkat sebagai Panglima dari bala tentara Tuhan di atasnya; ia tidak mempertengkarkan claimNya, tetapi dengan sukacita tunduk kepadaNya sebagai Komandan).

b) Yosua menyebutnya ‘tuanku’ (5:14b).

NIV menterjemahkan ‘my Lord’ (= Tuhanku).

c) Perintah menanggalkan kasut (5:15) serupa dengan apa yang dialami oleh Musa dalam Kel 3:5. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang memerintahkan penanggalan kasut kepada Musa dan kepada Yosua adalah ‘Orang’ yang sama.

Matthew Henry: “Joshua must show his reverence for this divine person, he must not tread the ground he stood on with his dirty shoes, ... Outward expressions of inward reverence, and a religious awe of God, well become us, and are required of us, whenever we approach to him in solemn ordinances” (= Yosua harus menunjukkan rasa hormatnya bagi Pribadi Ilahi ini, ia tidak boleh menginjak tanah dimana ia berdiri dengan sepatunya yang kotor, … Ungkapan lahiriah dari rasa hormat dalam hati, dan suatu rasa takut agamawi terhadap Allah, cocok untuk kita, dan dituntut dari kita, pada waktu kita mendekat kepadaNya dalam upacara-upacara yang kudus dan keramat).

Penerapan: apakah saudara pergi ke gereja pakai sandal jepit, pakaian yang bau, dan sebagainya? Memang dalam keadaan tertentu, yang memang memaksa, kita boleh saja melakukan hal itu. Misalnya pada waktu mau ke gereja saudara sudah mandi, dan sebagainya, tetapi lalu kegembosan ban, harus menggantinya, dan ini menyebabkan saudara bercucuran keringat, dan saudara lalu pergi ke gereja dalam keadaan seperti itu. Yang seperti ini tentu tak bisa disalahkan. Tetapi semua ini berbeda dengan kalau kita memang sengaja pergi ke gereja dengan pakaian yang tidak layak, padahal saudara bisa memakai pakaian yang layak.

Memang sekarang kita ada dalam jaman Perjanjian Baru, dimana kita tidak lagi menyembah Allah secara lahiriah (bdk. Yoh 4:24), tetapi juga harus diingat kata-kata Matthew Henry di atas, yang menekankan bahwa kalau hormat kepada Allah itu ada dalam hati kita, maka itu pasti akan muncul juga dalam sikap lahiriah kita!

d) Yos 6:2 yang merupakan sambungan dari 5:13-15 mengatakan: ‘berfir­manlah TUHAN (YAHWEH)’. Jadi, Ia disebut sebagai ‘Yahweh’!

Peringatan dari Calvin berkenaan dengan hal ini.

Calvin: “We must beware, however, of imagining that Christ at that time became incarnate, since, first, we nowhere read that God sent his Son in the flesh before the fullness of the times; and, secondly, Christ, in so far as he was a man, behooved to be the Son of David. But as is said in Ezekiel, (Ezekiel 1) it was only a likeness of man” [= Tetapi kita harus berhati-hati untuk tidak membayangkan bahwa Kristus pada saat itu sudah berinkarnasi, karena, pertama, kita tidak pernah membaca dimanapun bahwa Allah mengirimkan AnakNya dalam daging sebelum waktunya genap; dan kedua, Kristus sebagai manusia, harus adalah Anak / keturunan Daud. Tetapi seperti dikatakan dalam Yehezkiel (Yeh 1) itu hanya seperti manusia].

2) Mengapa Tuhan menyatakan diri dalam bentuk ‘panglima bala tentara TUHAN’?

a) Untuk menunjukkan bahwa sekalipun dalam hubungan Yosua dengan bangsa Israel ia adalah panglima, tetapi di atasnya ada Panglima yang sesungguhnya, kepada siapa ia sendiri harus hormat dan taat.

Adam Clarke: “Israel is the Lord’s host; and the Lord of hosts is Israel’s Captain. Thou thyself shalt only be captain under me, and I am now about to instruct thee relative to thy conduct in this war” (= Israel adalah bala tentara Tuhan, dan Tuhan dari bala tentara adalah Kapten Israel. Engkau sendiri hanyalah akan menjadi kapten di bawahKu, dan Aku sekarang akan memberikan instruksi kepadamu berkenaan dengan tindakanmu dengan perang ini).

Penerapan: ini harus direnungkan dan dihayati, khususnya bagi pemimpin-pemimpin gereja. Biarpun saudara adalah pemimpin dalam hubungan dengan jemaat, tetapi di atas saudara ada pemimpin yang sesungguhnya, kepada siapa saudara harus hormat dan tunduk. Karena itu seorang pemimpin gereja tidak boleh bertindak semaunya sendiri, apalagi memberikan perintah / larangan yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Kalau ia melakukan hal-hal ini, pada hakekatnya ia sedang melawan pemimpin / komandan / panglima yang sesungguhnya!

b) Karena Yosua / Israel sedang mau berperang melawan orang Kanaan / Yerikho. Jadi, Tuhan menyatakan diri sebagai Panglima, sesuai dengan kebutuhan mereka!

Matthew Henry: “He here appeared as a soldier, with his sword drawn in his hand. To Abraham in his tent he appeared as a traveller; to Joshua in the field as a man of war. Christ will be to his people what their faith expects and desires” (= Di sini Ia muncul sebagai seorang tentara, dengan pedang terhunus ditanganNya. Kepada Abraham di tendanya Ia muncul sebagai seorang pelancong; kepada Yosua di padang sebagai tentara. Kristus akan menjadi bagi umatNya apa yang iman mereka harapkan dan inginkan).

Catatan: saya berpendapat akan lebih baik kalau bagian yang saya garis-bawahi itu diubah menjadi ‘apa yang mereka butuhkan’.

Penerapan: Tuhan memang selalu sesuai dengan kebutuhan kita, apapun kebutuhan kita itu! Misalnya:

1. Kalau saudara sedang kesepian, Tuhan bisa menjadi Sahabat saudara.

2. Kalau saudara sadar akan dosa saudara, maka Tuhan menjadi Juruselamat / Penebus bagi saudara.

3. Kalau saudara sedang sedih, Tuhan menjadi Penghibur bagi saudara.

4. Kalau hidup saudara sedang goncang karena banyaknya problem, maka Tuhan menjadi Batu Karang yang Teguh bagi saudara.

5. Kalau saudara membutuhkan perlindungan dan pimpinan dalam jalan hidup saudara, Tuhan menjadi Gembala yang baik bagi saudara.

6. Kalau saudara sedang membutuhkan doa, maka Tuhan menjadi Juru Sya­faat bagi saudara.

7. Kalau saudara membutuhkan kasih, maka Tuhan menjadi Bapa bagi saudara.

8. Kalau saudara ada dalam bahaya dan membutuhkan penjagaan, atau saudara sedang bingung dan membutuhkan pimpinan, maka Tuhan menjadi Gembala bagi saudara.

Karena itu, apapun kebutuhan saudara, datanglah kepada Tuhan! Ia pasti tidak mengecewakan saudara!

c) Untuk memberikan jaminan bahwa Ia menyertai dan memimpin mereka dalam perang itu, dan ini sama saja dengan jaminan kemenangan.

Matthew Henry: “Perhaps in allusion to this Christ is called the captain of our salvation (Heb. 2:10), and a leader and commander to the people, Isa. 55:4. Those cannot but be victorious that have such a captain” [= Mungkin dalam kiasan terhadap hal ini Kristus disebut Kapten keselamatan kita (Ibr 2:10), dan seorang pemimpin dan komandan / panglima bagi umatNya, Yes 55:4. Mereka yang mempunyai kapten seperti itu pasti menang].

Ibr 2:10 - “Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah - yang bagiNya dan olehNya segala sesuatu dijadikan -, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan”.

KJV: ‘the captain of their salvation’ (= kapten keselamatan mereka).

Yes 55:4 - “Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa”.

KJV: ‘a leader and commander’ (= seorang pemimpin dan komandan / panglima).

3) Saat Tuhan menyatakan diriNya kepada Yosua.

Matthew Henry: “The time when he was favoured with this vision. It was immediately after he had performed the great solemnities of circumcision and the passover; … We may then expect the discoveries of the divine grace when we are found in the way of our duty and are diligent and sincere in our attendance on holy ordinances” (= Waktu yang Ia sukai dengan penglihatan ini. Itu terjadi segera setelah ia melakukan hal-hal kudus yang besar, yaitu penyunatan dan Paskah; … Jadi, kita bisa mengharapkan penemuan tentang kasih karunia ilahi pada saat kita ditemukan berada dalam jalan kewajiban, dan rajin dan tulus dalam kehadiran kita dalam upacara-upacara kudus).

Catatan: jangan melupakan hal yang sebaliknya. Pada saat kita mentaati Tuhan dan ada dalam jalan kewajiban kita, rajin dalam mengikuti acara-acara gereja, maka setan juga pasti akan menyerang kita! Tetapi, dalam hal seperti ini renungkan kata-kata Paulus, ‘Jika Allah di pihak kita, siapakah lawan kita?’.

Matthew Henry: “There he was (some think) meditating and praying; and to those who are so employed God often graciously manifests himself. Or perhaps there he was to take a view of the city, to observe its fortifications, and contrive how to attack it; and perhaps he was at a loss within himself how to make his approaches, when God came and directed him. Note, God will help those that help themselves” [= Di sana (sebagian orang berpikir demikian) ia sedang merenung dan berdoa; dan kepada mereka yang melakukan / sibuk dengan hal-hal itu, Allah sering dengan murah hati menyatakan diriNya sendiri. Atau mungkin di sana ia memperhatikan kota itu, mengamati benteng-bentengnya, dan merencanakan bagaimana menyerang kota itu; dan mungkin ia bingung bagaimana mendekati kota itu, pada waktu Allah datang dan mengarahkan dia. Perhatikan, Allah akan menolong orang yang menolong diri mereka sendiri].

Catatan: kata-kata terakhir, yang saya garis-bawahi, maksudnya ‘mereka yang berusaha’.

4) Pertanyaan Yosua.

Yos 5:13b - “Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: ‘Kawankah engkau atau lawan?’”.

Matthew Henry: “His great concern for the people and their cause; so heartily has he embarked in the interests of Israel that none shall stand by him with the face of a man but he will know whether he be a friend or a foe. It should seem, he suspected him for an enemy, ... Thus apt are we to look upon that as against us which is most for us. The question plainly implies that the cause between the Israelites and the Canaanites, between Christ and Beelzebub, will not admit of a neutrality. He that is not with us is against us” (= Perhatian / kepeduliannya yang besar bagi bangsanya dan perkara mereka; begitu dengan sungguh-sungguh ia melibatkan diri dalam kepentingan Israel sehingga tidak ada manusia siapapun yang berdiri dengan dia, yang tidak ingin ia ketahui apakah ia adalah kawan atau lawan. Kelihatannya, ia mencurigainya sebagai seorang lawan, … Demikianlah kecondongan kita untuk memandang orang sebagai menentang kita padahal ia paling pro pada kita. Pertanyaan ini dengan jelas menunjukkan bahwa perkara antara orang Israel dan Kanaan, antara Kristus dan Beelzebub, tidak mengenal kenetralan. Ia yang tidak bersama kita, ia menentang kita).

Bdk. Mat 12:30 - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.

Memang dalam perang rohani yang sedang kita jalani, kita perlu tahu:

a) Siapa orang-orang yang di pihak kita (orang-orang percaya / anak-anak Allah), dan siapa yang menentang kita (orang-orang yang tidak percaya / anak-anak setan).

Kadang-kadang kita sukar untuk memastikan hal ini, misalnya: kelompok Yahweh-isme termasuk yang mana? Memang kalau tentang Kristian Sugiyarto dan Teguh Hindarto, saya sangat condong untuk menganggap bahwa mereka bukan dari pihak kita. Lalu kalau seperti pendeta seperti Sutjipto Subeno termasuk yang mana? Saya tidak tahu!

Juga kadang-kadang, sekalipun dalam persoalan tertentu kita ada dalam pihak yang sama dengan orang-orang tertentu, tetapi sebetulnya mereka bukan di pihak kita. Sebagai contoh: dalam kasus perdebatan dengan kelompok Yahweh-isme Bambang Noorsena ada di pihak kita. Tetapi dilihat dari ajaran-ajarannya yang lain, ia bukan pihak kita.

b) Sekalipun kita memang ada di pihak Allah, tetapi tindakan dan kata-kata kita, secara tidak kita sadari, bisa mendukung pihak lawan!

Penerapan:

Apapun yang saudara lakukan, pikirkanlah: apakah dalam melakukan ini aku pro Tuhan atau anti Tuhan? Misalnya: pada saat melarang seseorang ke gereja, apapun alasannya.

Atau pada waktu menghentikan perdebatan, pada saat kita sudah jelas ada di atas angin dan mereka sangat terdesak!

5) Apa tujuan Tuhan menyatakan diri?

a) Untuk menunjukkan bahwa sekalipun manna sudah berhenti (5:12), tetapi Ia masih tetap menyertai Israel.

Penerapan: kalau selama beberapa waktu Tuhan mencukupi kebutuhan saudara dengan suatu cara tertentu, dan tiba-tiba Tuhan menghen­tikan hal itu, jangan terlalu cepat beranggapan bahwa Tuhan tidak lagi menyertai saudara! Tuhan bisa menyuplai saudara dengan cara lain, seperti yang Ia lakukan dengan bangsa Israel (5:11-12).

b) Untuk memberi petunjuk bagaimana menghancurkan tembok Yerikho.

Tadi dalam 5:2-10 Yosua mentaati Tuhan dalam persoalan sunat dan Perjamuan Paskah, dan sekarang Tuhan memberikan firman / petunjuk lagi.

Tuhan Yesus sendiri berkata ‘Jika kamu tetap dalam firmanKu ... kamu akan mengetahui kebenaran’ (Yoh 8:31-32).

Karena itu, kalau saudara ingin mengerti firman Tuhan lebih banyak lagi, taatilah dulu apa yang sudah saudara mengerti dari firman Tuhan. Kalau saudara mengerti tetapi tidak mau taat, maka jangan heran kalau Tuhan tidak menambah pengetahuan saudara tentang firman Tuhan!

Dan kalau saudara merasa bahwa saudara tidak maju-maju dalam pengertian firman Tuhan sekalipun saudara banyak belajar firman Tuhan, maka introspeksilah hidup saudara! Taatilah firman yang sudah saudara mengerti, maka Tuhan pasti akan menambah pengertian saudara tentang firman Tuhan.

5) Petunjuk Tuhan (6:2-5,17-19).

a) Tuhan memberi kepastian kemenangan.

Yos 6:1-2 - “(1) Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya; telah tertutup kota itu karena orang Israel; tidak ada orang keluar atau masuk. (2) Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa”.

Bandingkan dengan:

1. Yos 2:10 - “Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas”.

2. Yos 5:1 - “Ketika semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat menyeberang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi orang Israel itu”.

Tindakan orang-orang Yerikho ini merupakan suatu ketololan karena mereka seakan-akan menganggap bahwa lebih sukar bagi Tuhan untuk merobohkan tembok dan pintu gerbang mereka dari pada untuk menghentikan sungai Yordan / membelah Laut Teberau.

Sekalipun Yos 6:1 mengatakan bahwa Yerikho telah menutup pintu gerbangnya sehingga tak ada orang yang keluar atau masuk, tetapi dalam Yos 6:2 Tuhan berkata: ‘Aku serahkan’. Dalam NIV diterjemahkan ‘I have delivered’ (= Aku telah menyerahkan) karena bahasa Ibraninya memang menggunakan bentuk lampau. Bentuk lampau digunakan untuk sesuatu yang belum terjadi, untuk memastikan terjadinya hal itu.

b) Cara merobohkan tembok Yerikho.

Yos 6:3-5 - “(3) Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya, (4) dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala. (5) Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan.’”.

Ada beberapa hal yang perlu dibahas tentang bagian ini:

1. Calvin mengatakan bahwa Tuhan memerintahkan mereka sesuatu yang kelihatannya seperti permainan anak-anak, tetapi ini merupakan suatu ujian iman bagi mereka. Pada saat mereka mau meninggalkan akal / logika mereka dan tunduk sepenuhnya pada Firman Tuhan, maka mereka mendapati bahwa Firman Tuhan itu memang benar.

Tetapi ingat, bahwa kita hanya boleh meninggalkan akal / logika, kalau diperintahkan oleh Tuhan.

2. Matthew Henry mengatakan bahwa di sini mereka diperintahkan untuk membawa tabut perjanjian. Pada kali yang lain, pada waktu mereka membawa tabut perjanjian dalam perang tanpa perintah dari Tuhan, mereka justru dihancurkan (1Sam 4)!

Ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh meniru secara sembarangan apa yang ada dalam Kitab Suci kalau kita tidak mendapat perintah dari Tuhan!

3. Perintah Tuhan untuk mengelilingi Yerikho selama 7 hari kelihatannya seperti membuang-buang waktu, tetapi itu tetap harus ditaati.

Matthew Henry: “Though they had lately come into Canaan, and their time was very precious (for they had a great deal of work before them), yet they must linger so many days about Jericho, seeming to do nothing, nor to make any progress in their business. As promised deliverances must be expected in God’s way, so they must be expected in his time. He that believes does not make haste, not more haste than God would have him make” [= Sekalipun mereka telah datang dengan lambat ke Kanaan, dan waktu mereka sangat berharga (karena mereka masih mempunyai banyak pekerjaan di depan mereka), tetapi mereka harus berlambat-lambat berhari-hari di sekitar Yerikho, kelihatannya tidak melakukan apa-apa, ataupun membuat kemajuan dalam urusan mereka. Sebagaimana pembebasan yang dijanjikan harus diharapkan dalam cara / jalan Allah, demikian juga itu harus diharapkan pada waktuNya. Ia yang percaya tidak terburu-buru, tidak lebih terburu-buru dari pada yang Allah perintahkan].

Bdk. Amsal 19:2 - “Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah”.

Kesaksian: saya disuruh Tuhan menunggu 7 tahun sebelum masuk sekolah Theologia. Itu berat sekali, tetapi ternyata banyak manfaatnya.

4. Bahwa mereka mengelilingi tembok Yerikho selama 7 hari bertu­rut-turut, menunjukkan bahwa pada hari Sabatpun mereka melakukan hal itu. Ini menunjukkan bahwa sekalipun Sabat adalah hari istirahat, tetapi itu tak berarti bahwa kita sama sekali tak boleh melakukan apa-apa pada hari Sabat. Apalagi ini merupakan suatu peperangan yang mereka lakukan bagi Tuhan / demi Tuhan, dan karena itu boleh dikatakan merupakan suatu pelayanan!

5. Bahwa pada hari yang ke 7 mereka bisa mengelilingi Yerikho sebanyak 7 x, menunjukkan bahwa Yerikho tidaklah terlalu besar (bayangkan kalau harus mengelilingi kota Surabaya sebanyak 7 x!).

6. Dalam 6:5b dikatakan ‘masing-masing langsung ke depan’ (bdk. 6:20b).

Ini menunjukkan bahwa tembok Yerikho runtuh total / seluruhnya, dan bukan hanya pada tempat-tempat tertentu.

Yos 6:5,20 - “(5) Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan.’ … (20) Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu”.

Sekarang perhatikan bagian-bagian yang saya beri garis bawah tunggal dalam terjemahan KJV.

Yos 6:5,20 (KJV): ‘(5) … and the wall of the city shall fall down flat, … (20) … the wall fell down flat’ [= (5) … dan tembok kota itu akan roboh rata, … (20) … tembok itu roboh rata].

Adam Clarke: “‘The wall of the city shall fall down flat.’ Several commentators, both Jews and Christians, have supposed that the ground under the foundation of the walls opened, and the wall sunk into the chasm, so that there remained nothing but plain ground for the Israelites to walk over. Of this the text says nothing: wªnaapªlaah chowmat haa`iyr tachteyhaa, literally translated, is, ‘The wall of the city shall fall down UNDER ITSELF;’ which appears to mean no more than, ‘The wall shall fall down FROM ITS VERY FOUNDATIONS.’” (= ‘Tembok kota itu akan roboh rata’. Beberapa penafsir, baik Yahudi maupun Kristen, telah menganggap bahwa tanah di bawah fondasi dari tembok terbuka, dan tembok itu ambles ke dalam celah itu, sehingga tidak tersisa apapun bagi orang Israel untuk berjalan melaluinya. Tentang hal ini textnya tidak mengatakan apapun: wªnaapªlaah chowmat haa`iyr tachteyhaa, kalau diterjemahkan secara hurufiah, adalah: ‘Tembok dari kota itu akan roboh di bawah dirinya sendiri’; yang kelihatannya artinya adalah ‘Tembok itu akan roboh dari fondasinya’).

Saya kira anggapan dari para penafsir yang dibicarakan oleh Clarke itu memungkinkan / masuk akal, karena kalau tembok yang sangat tebal itu hanya roboh biasa, puing-puingnya pasti banyak sekali dan tetap merupakan halangan yang menyulitkan bangsa Israel untuk memasuki kota itu.

c) Kalau tembok Yerikho itu roboh maka:

1. Israel harus membunuh semua yang bernyawa, kecuali yang ada di rumah Rahab (6:17).

2. Emas, perak, tembaga dan besi harus dimasukkan ke dalam perbendaharaan rumah Tuhan (6:19), sedangkan semua barang-barang lain harus dimusnahkan (6:18).

Mengapa demikian? Ada yang mengatakan karena Yerikho adalah kota yang pertama. Hasil pertama (= first fruits) harus untuk Tuhan. Nanti akan saudara lihat bahwa untuk kota ke 2 yaitu Ai, maka mereka boleh menjarah barang-barangnya (8:2).

III) Ketaatan Yosua / bangsa Israel.

1) Yosua / Israel mentaati petunjuk Tuhan yang menggelikan dan tak masuk akal itu (6:6-16,20-24).

a) 6:10 menunjukkan bahwa mereka harus diam.

Ini tidak mudah, karena pasti akan ada ejekan / makian dari orang-orang Yerikho yang menyebabkan mereka ingin membalas. Jadi, membutuhkan penguasaan diri untuk bisa tetap diam!

Tentang orang-orang Yerikho yang mengejek itu Matthew Henry memberikan komentar sebagai berikut:

Matthew Henry: “Wicked men (says bishop Hall) think God in jest when he is preparing for their judgment; but they will be convinced of their mistake when it is too late” [= Orang-orang jahat (kata uskup Hall) menganggap Allah sebagai lelucon pada waktu ia sedang mempersiapkan penghakiman mereka; tetapi mereka akan diyakinkan akan kesalahan mereka pada waktu sudah terlambat].

b) 6:20 menunjukkan bahwa tembok Yerikho betul-betul runtuh seperti yang difirmankan oleh Tuhan.

1. Tembok itu runtuh seluruhnya, tetapi ada perkecualian, yaitu bagian tembok yang di atasnya ada rumah dari Rahab (bdk. 2:15 yang menunjukkan bahwa rumah Rahab ada di atas tembok).

Bahwa tembok Yerikho bisa mendadak runtuh, sudah merupakan suatu mujijat yang luar biasa. Tetapi ada banyak orang menje­laskan / melogiskan hal ini dengan mengatakan bahwa pada saat itu terjadi gempa bumi yang hebat yang meruntuhkan tembok Yerikho itu. Tetapi bagaimana mereka mau menjelaskan peristi­wa dimana ada sebagian tembok yang tidak runtuh, persis pada bagian dimana rumah Rahab terletak?

2. Bdk. Ibr 11:30 - “Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya”.

Ayat ini mengatakan bahwa tembok Yerikho itu runtuh karena iman! Ini menunjukkan bahwa runtuhnya tembok Yerikho memang merupakan suatu mujijat!

3. Runtuhnya tembok itu pasti membunuh banyak orang-orang Yerikho yang ada di atas tembok, yang tadinya mereka percayai sebagai perlindungan bagi mereka.

Matthew Henry: “The wall fell down flat, and probably killed abundance of people, the guards that stood sentinel upon it, or others that crowded about it, to look at the Israelites that were walking round. We read of thousands killed by the fall of a wall, 1 Kin. 20:30. That which they trusted to for defence proved their destruction” (= Tembok itu roboh rata, dan mungkin membunuh banyak sekali orang, penjaga-penjaga yang berdiri menjaganya, atau orang-orang lain yang berkerumun di sekitarnya, untuk melihat orang-orang Israel yang sedang berjalan keliling. Kita membaca tentang ribuan orang terbunuh oleh robohnya sebuah tembok, 1Raja 20:30. Yang mereka percayai sebagai pertahanan terbukti menjadi kehancuran mereka)

1Raja 20:30a - “Orang-orang yang masih tinggal melarikan diri ke Afek, ke dalam kota, tetapi temboknya roboh menimpa kedua puluh tujuh ribu orang yang masih tinggal itu”.

2) Mereka membakar semua kecuali emas, perak, tembaga dan besi yang dimasukkan ke perbendaharaan rumah Tuhan.

Yos 6:18-19,24 - “(18) Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya dan dengan demikian membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya. (19) Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN.’ ... (24) Tetapi kota itu dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dibakar mereka dengan api; hanya emas dan perak, barang-barang tembaga dan besi ditaruh mereka di dalam perbendaharaan rumah TUHAN”.

Barang-barang dari emas dan sebagainya dimasukkan ke rumah Tuhan, bukan karena Tuhan membutuhkannya, tetapi untuk menghormatiNya, dan sebagai tanda bahwa mereka mempercayai Dia sebagai pemberi kemenangan bagi mereka!

3) Mereka membunuh semua yang bernyawa, kecuali orang-orang dalam rumah Rahab (6:23).

a) Pembantaian orang-orang Yerikho.

Matthew Henry: “If they had not had a divine warrant under the seal of miracles for this execution, it could not have been justified, nor can it justify the like now, when we are sure no such warrant can be produced. But, being appointed by the righteous Judge of heaven and earth to do it, who is not unrighteous in taking vengeance, they are to be applauded in doing it as the faithful ministers of his justice. Work for God was then bloody work; and cursed was he that did it deceitfully, keeping back his sword from blood, Jer. 48:10. But the spirit of the gospel is very different, for Christ came not to destroy men’s lives but to save them, Lu. 9:56” (= Seandainya mereka tidak mempunyai perintah ilahi di bawah meterai mujijat-mujijat untuk pelaksanaan ini, tindakan ini tidak akan bisa dibenarkan, juga tindakan seperti ini tidak bisa dibenarkan pada saat ini, pada saat kita yakin bahwa tak ada perintah seperti itu bisa dikeluarkan. Tetapi, karena ditetapkan oleh Hakim yang benar dari surga dan bumi untuk melakukannya, yang tidak tidak benar dalam melakukan pembalasan, mereka harus dihargai dalam melakukannya sebagai pelayan-pelayan yang setia dari keadilanNya. Pekerjaan Allah adalah pekerjaan yang berdarah pada saat itu, dan terkutuklah dia yang melakukannya dengan cara menipu, menahan pedangnya dari darah, Yer 48:10. Tetapi roh dari Injil adalah sangat berbeda, karena Kristus datang bukan untuk membinasakan kehidupan manusia tetapi untuk menyelamatkan mereka, Luk 9:56).

Yer 48:10 - “Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedangNya dari penumpahan darah!”.

KJV: ‘deceitfully’ (= dengan cara menipu).

b) Penyelamatan Rahab dan keluarganya.

1. Ini tidak berarti bahwa iman Rahab menyelamatkan dirinya dan juga keluarganya!

Bahwa keluarganya bisa ada dalam rumah Rahab, itu sudah menunjukkan bahwa mereka sendiri beriman. Bandingkan dengan orang-orang yang tidak percaya pada jaman Nuh; mereka tidak mau masuk ke dalam bahtera. Demikian juga dengan kedua calon menantu Lot. Mereka tak mau meninggalkan Sodom dan Gomora karena menganggap ajakan Lot untuk meninggalkannya sebagai olok-olok belaka (Kej 19:14).

2. Mula-mula mereka ditempatkan di luar perkemahan (6:23b) karena mereka masih dianggap najis. Setelah mereka disucikan (disunat dsb), maka merekapun diterima untuk hidup di tengah-tengah bangsa Israel (6:25).

4) Kutukan Yosua.

Yos 6:26 - “Pada waktu itu bersumpahlah Yosua, katanya: ‘Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!’”.

a) Pada jaman raja Ahab, kira-kira 520 tahun setelah kutuk itu dikeluarkan oleh Yosua, seorang yang bernama Hiel mengabaikan kutuk ini dan membangun kembali Yerikho ini.

1Raja 16:34 - “Pada zamannya itu Hiel, orang Betel, membangun kembali Yerikho. Dengan membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung, ia meletakkan dasar kota itu, dan dengan membayarkan nyawa Segub, anaknya yang bungsu, ia memasang pintu gerbangnya, sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkanNya dengan perantaraan Yosua bin Nun”.

Ada yang menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa ia memang dengan sukarela mengorbankan anak-anaknya untuk memenuhi kutuk Yosua. Tetapi kebanyakan penafsir menganggap bahwa ayat ini menunjukkan kalau anak-anaknya mati dibunuh Tuhan karena ia membangun kembali Yerikho ini.

b) Mengapa Yosua mengucapkan kutukan seperti ini?

1. Mungkin karena ia mau Yerikho menjadi peringatan tentang hukuman Tuhan terhadap orang jahat.

2. Mungkin untuk menunjukkan kebenciannya kepada kota yang dibenci oleh Tuhan. Memang orang yang mencintai Tuhan pasti­lah akan membenci apa yang dibenci oleh Tuhan seperti dosa, ajaran sesat, nabi palsu.

Cobalah pikirkan, bagaimana sikap saudara terhadap hal-hal itu?

3. Yang jelas, Yosua tidak mengucapkan kutuk itu dari kehendaknya sendiri!

Dalam 1Raja 16:34b dinyatakan secara jelas bahwa kutuk itu merupakan firman Tuhan yang diucapkan oleh Tuhan dengan perantaraan Yosua!

1Raja 16:34 - “Pada zamannya itu Hiel, orang Betel, membangun kembali Yerikho. Dengan membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung, ia meletakkan dasar kota itu, dan dengan membayarkan nyawa Segub, anaknya yang bungsu, ia memasang pintu gerbangnya, sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkanNya dengan perantaraan Yosua bin Nun.”

Kesimpulannya: pengucapan kutuk inipun merupakan ketaatan dari Yosua! Tindakan Yosua dalam mengucapkan kutuk, yang kelihatan­nya keras dan kejam / tidak kasih, sebetulnya menunjukkan ketaatan dan kasih kepada Tuhan!

Karena itu, jangan sembarangan menilai secara negatif orang-orang yang mengutuk, apalagi kalau mereka mengutuk para nabi palsu!

Penutup.

Iman, kasih dan ketaatan Yosua dan bangsa Israel menyebabkan ia / mereka bisa mengatasi problem dan menang dan terus disertai oleh Tuhan (6:27).

Maukah saudara meniru Yosua / bangsa Israel dalam hal ini?

YOSUA 7:1-26

Yos 7:1-26 - “(1) Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. (2) Yosua menyuruh orang dari Yerikho ke Ai, yang letaknya dekat Bet-Awen, di sebelah timur Betel, dan berkata kepada mereka, demikian: ‘Pergilah ke sana dan intailah negeri itu.’ Maka pergilah orang-orang itu ke sana dan mengintai kota Ai. (3) Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: ‘Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja.’ (4) Maka berangkatlah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu ke sana; tetapi mereka melarikan diri di depan orang-orang Ai. (5) Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat. (6) Yosuapun mengoyakkan jubahnya dan sujudlah ia dengan mukanya sampai ke tanah di depan tabut TUHAN hingga petang, bersama dengan para tua-tua orang Israel, sambil menaburkan debu di atas kepalanya. (7) Dan berkatalah Yosua: ‘Ah, Tuhanku ALLAH, mengapa Engkau menyuruh bangsa ini menyeberangi sungai Yordan? supaya kami diserahkan kepada orang Amori untuk dibinasakan? Lebih baik kalau kami putuskan tadinya untuk tinggal di seberang sungai Yordan itu! (8) O Tuhan, apakah yang akan kukatakan, setelah orang Israel lari membelakangi musuhnya? (9) Apabila hal itu terdengar oleh orang Kanaan dan seluruh penduduk negeri ini, maka mereka akan mengepung kami dan melenyapkan nama kami dari bumi ini. Dan apakah yang akan Kaulakukan untuk memulihkan namaMu yang besar itu?’ (10) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Bangunlah! Mengapa engkau sujud demikian? (11) Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanjianKu yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya. (12) Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya. Mereka membelakangi musuhnya, sebab mereka itupun dikhususkan untuk ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu. (13) Bangunlah, kuduskanlah bangsa itu dan katakan: Kuduskanlah dirimu untuk esok hari, sebab, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel: Hai, orang Israel ada barang-barang yang dikhususkan di tengah-tengahmu; kamu tidak akan dapat bertahan menghadapi musuhmu, sebelum barang-barang yang dikhususkan itu kamu jauhkan dari tengah-tengah kamu. (14) Besok pagi kamu harus tampil ke muka suku demi suku dan suku yang ditunjuk oleh TUHAN harus tampil ke muka kaum demi kaum, dan kaum yang ditunjuk oleh TUHAN harus tampil ke muka keluarga demi keluarga dan keluarga yang ditunjuk oleh TUHAN harus tampil ke muka seorang demi seorang. (15) Dan siapa yang didapati menyimpan barang-barang yang dikhususkan itu, akan dibakar dengan api, ia dan segala sesuatu yang ada padanya, sebab ia telah melanggar perjanjian TUHAN dan berbuat noda di antara orang Israel.’ (16) Keesokan harinya bangunlah Yosua pagi-pagi, lalu menyuruh orang Israel tampil ke muka suku demi suku, maka didapatilah suku Yehuda. (17) Ketika disuruhnya tampil ke muka kaum-kaum Yehuda, maka didapatinya kaum Zerah. Ketika disuruhnya tampil ke muka kaum Zerah, seorang demi seorang, maka didapatilah Zabdi. (18) Ketika disuruhnya keluarga orang itu tampil ke muka, seorang demi seorang, maka didapatilah Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda. (19) Berkatalah Yosua kepada Akhan: ‘Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel, dan mengakulah di hadapanNya; katakanlah kepadaku apa yang kauperbuat, jangan sembunyikan kepadaku.’ (20) Lalu Akhan menjawab Yosua, katanya: ‘Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah Israel, sebab beginilah perbuatanku: (21) aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali.’ (22) Lalu Yosua menyuruh orang segera pergi ke kemah itu, dan sesungguhnya, semuanya itu disembunyikan dalam kemah Akhan, dan perak itu ada di bawah sekali. (23) Maka mereka mengambil semuanya itu dari dalam kemah, lalu membawanya kepada Yosua dan kepada semua orang Israel, dan mencurahkannya di hadapan TUHAN. (24) Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor. (25) Berkatalah Yosua: ‘Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelakakan engkau pada hari ini.’ Lalu seluruh Israel melontari dia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api dan dilempari dengan batu. (26) Sesudah itu didirikanlah di atasnya suatu timbunan batu yang besar, yang masih ada sampai sekarang. Lalu surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu. Oleh sebab itu nama tempat itu sampai sekarang disebutkan lembah Akhor”.

I) Dosa Akhan.

Ay 1: “Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel”.

Bdk. Yos 6:18 - “Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya dan dengan demikian membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya”.

1) Diri Akhan.

a) Dalam 1Taw 2:7 ia disebut dengan nama ‘Ahar’, yang seharusnya adalah ‘Akar / Akhar’.

1Taw 2:7 - “Keturunan Karmi ialah Ahar, yang mencelakakan orang Israel karena ia tidak taat dalam hal barang-barang yang dikhususkan itu”.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘Achar’.

Ini bukan suatu kesalahan. Ia diberi nama / julukan ‘Akhar’, karena ia mencelakakan Israel (kata ‘mencelaka­kan’ dalam bahasa Ibrani adalah AKhAR). Bandingkan juga dengan ay 26 dimana lembah tempat ia dihukum mati disebut AkHor.

The Bible Exposition Commentary: New / Old Testament: “His name was Achan, or Achar, which means ‘trouble’; and he was from the tribe of Judah (v. 16). (See 1 Chron 2:7; note in v. 26 that ‘Achor’ also means ‘trouble.’) He is known in Bible history as the man who troubled Israel (Josh 7:25). Because of Achan’s disobedience, Israel was defeated at Ai, and the enemy killed thirty-six Jewish soldiers. It was Israel’s first and only military defeat in Canaan, a defeat that is forever associated with Achan’s name” [= Namanya adalah Akhan, atau Akhar, yang berarti ‘kesukaran’; dan ia berasal dari suku Yehuda (ay 16). (Lihat 1Taw 2:7; catatan dalam ay 26 bahwa ‘Akhor’ juga berarti ‘kesukaran’) Ia dikenal dalam sejarah Alkitab sebagai seseorang yang menyukarkan / menyusahkan / mencelakakan Israel (Yos 7:25). Karena ketidak-taatan Akhan, Israel dikalahkan di Ai, dan musuh membunuh 36 tentara Yahudi. Itu adalah kekalahan militer yang pertama dan satu-satunya dari Israel di Kanaan, suatu kekalahan yang selama-lamanya dihubungkan dengan nama Akhan].

Penerapan: hati-hatilah dengan hidup saudara supaya jangan saudara diberi julukan yang memalukan!

Yos 7:25a - “Berkatalah Yosua: ‘Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelakakan engkau pada hari ini.’”.

KJV: ‘And Joshua said, Why hast thou troubled us? the LORD shall trouble thee this day’ (= Dan Yosua berkata: ‘Mengapa engkau menyusahkan kami? TUHAN akan menyusahkan engkau hari ini).

RSV/NIV/NASB semua mirip dengan KJV.

b) Akhan adalah keturunan ke 5 dari Yehuda (Yehuda - Zerah / Zarah - Zabdi - Karmi - Akhan). Ini bisa kita lihat dari ay 1,17-18 Kej 38:30 Mat 1:3 1Taw 2:6.

Ay 1,17,18: “(1) Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. … (17) Ketika disuruhnya tampil ke muka kaum-kaum Yehuda, maka didapatinya kaum Zerah. Ketika disuruhnya tampil ke muka kaum Zerah, seorang demi seorang, maka didapatilah Zabdi. (18) Ketika disuruhnya keluarga orang itu tampil ke muka, seorang demi seorang, maka didapatilah Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda”.

Kej 38:30 - “Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah”.

1Taw 2:6 - “Anak-anak Zerah ialah Zimri, Etan, Heman, Kalkol dan Dara. Semuanya lima orang”.

Jamieson, Fausset & Brown: “Achan, called afterward Achar (trouble) (1 Chron 2:7), son of Zabdi, or Zimri (1 Chron 2:6); Zerah, or Zarah; Judah and Tamar (Gen 38:30). His genealogy is given probably to show that from a parentage so infamous, the descendants would not be carefully trained in the fear of God” [= Akhan, belakangan disebut Akhar (kesukaran / kesusahan) (1Taw 2:7), anak dari Zabdi, atau Zimri (1Taw 2:6); Zerah, atau Zarah; Yehuda dan Tamar (Kej 38:30). Silsilahnya diberikan, mungkin untuk menunjukkan bahwa dari asal usul yang begitu bernama buruk, keturunannya tidak akan dididik dengan hati-hati dalam rasa takut akan Allah].

2) Dosanya (ay 1,21).

Ay 1: “Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel”.

Ay 21: “aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali.’”.

a) Ia berbuat dosa karena ketamakannya / cinta uang.

1. Ketaatan yang setengah-setengah.

Matthew Henry: “In the sacking of Jericho orders were given that they should neither spare any lives nor take any treasure to themselves; we read not of the breach of the former prohibition (there were none to whom they showed any mercy), but of the latter: compassion was put off and yielded to the law, but covetousness was indulged” [= Dalam menjarah Yerikho diberikan perintah bahwa mereka tidak boleh menyayangkan nyawa siapapun atau mengambil harta apapun bagi diri mereka sendiri; kita tidak membaca pelanggaran tentang larangan yang pertama (tidak ada orang terhadap siapa mereka menunjukkan belas kasihan), tetapi tentang yang terakhir: belas kasihan dibuang dan ditundukkan pada hukum, tetapi ketamakan dituruti].

2. Proses kejatuhan Akhan ke dalam dosa.

Ay 21 menunjukkan proses kejatuhannya ke dalam dosa: lihat ... ingin ... ambil. Bandingkan dengan kejatuhan Hawa dalam Kej 3:6, dan juga dengan kejatuhan Daud dalam perzinahan dengan Batsyeba dalam 2Sam 11:2-4.

Penerapan: hati-hatilah dalam menggunakan mata / pikiran saudara!

b) Dari apa yang dimiliki oleh Akhan dalam ay 24b, terlihat bahwa ia sebetulnya adalah orang yang cukup kaya.

Ay 24: “Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor”.

Jadi ia mencuri barang-barang dari kota Yerikho itu bukanlah karena suatu kebutuhan yang mendesak. Ini memperberat dosanya!

c) Ini menunjukkan bahwa bagaimanapun tersembunyinya suatu dosa, Tuhan tetap melihat / mengetahuinya! Karena itu jangan merasa aman hanya karena tidak ada orang yang tahu tentang dosa saudara.

3) Akhan yang melakukan dosa itu, tetapi mengapa ay 1 mengatakan ‘Orang Israel berubah setia’? Juga dalam ay 11 dikatakan: “Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanjianKu yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya”.

Ada 2 kemungkinan jawaban:

a) Dosa Akhan ini diperhitungkan sebagai dosa bangsa Israel.

b) Ini adalah suatu gaya bahasa Synecdoche, dimana sekalipun yang dimaksud hanya sebagian (yaitu Akhan), tetapi tetap dituliskan seluruhnya (yaitu bangsa Israel).

II) Akibat dosa Akhan (ay 1b-5).

1) Israel kalah oleh Ai.

a) Kekalahan Israel ini mungkin juga diakibatkan oleh kesombongan mereka (ay 2-3).

Ay 2-3: “(2) Yosua menyuruh orang dari Yerikho ke Ai, yang letaknya dekat Bet-Awen, di sebelah timur Betel, dan berkata kepada mereka, demikian: ‘Pergilah ke sana dan intailah negeri itu.’ Maka pergilah orang-orang itu ke sana dan mengintai kota Ai. (3) Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: ‘Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja.’”.

Rupanya kemenangan atas Yerikho memberikan keyakinan pada diri sendiri yang terlalu besar dalam diri bangsa Israel.

Bible Knowledge Commentary: “When the spies returned they spoke with great confidence. They said that Ai could easily be conquered with only two or three thousand men. The city had only a few men, they said. But the spies were wrong. Actually Ai had 12,000 men and women, or about 6,000 men (8:25). Later, when God gave the orders to Joshua, He told him, ‘Take the whole army’ (8:1). Though smaller than Jericho, Ai was well fortified and her soldiers well entrenched. Israel was guilty of underestimating the strength of her enemy and of overestimating her own strength. On this occasion there is no mention of prayer and no evidence of dependence on God. It is a deadly error to underrate the enemy’s power. Christians often fail to realize that their enemies are powerful (Eph 6:12; 1 Peter 5:8). So believers suffer the consequences in ignominious spiritual defeat. The calamity that befell Israel was due, at least in part, to minimizing the enemy and to assuming that one victory guaranteed another. But life simply does not work that way. Yesterday’s victory does not make a believer immune from defeat today. He must continually depend on the Lord for strength” [= Pada waktu para mata-mata kembali, mereka berbicara dengan keyakinan yang besar. Mereka berkata bahwa Ai bisa dengan mudah dikalahkan dengan hanya dua atau tiga ribu orang. Kota itu hanya mempunyai sedikit laki-laki, kata mereka. Tetapi para mata-mata itu salah. Sesungguhnya Ai mempunyai 12.000 laki-laki dan perempuan, atau sekitar 6000 laki-laki (8:25). Belakangan, ketika Allah memberi perintah kepada Yosua, Ia memerintahkan, ‘Bawalah seluruh tentara’ (8:1). Sekalipun lebih kecil dari Yerikho, Ai dibentengi dengan baik dan tentara-tentaranya bertahan dengan baik. Israel bersalah karena meremehkan kekuatan musuhnya dan terlalu meninggikan kekuatannya sendiri. Dalam peristiwa ini tidak disebutkan tentang doa dan tak ada bukti ketergantungan kepada Allah. Merupakan suatu kesalahan yang fatal / mematikan untuk meremehkan kekuatan musuh. Orang-orang Kristen sering gagal untuk menyadari bahwa musuh-musuh mereka itu kuat (Ef 6:12; 1Pet 5:8). Maka orang-orang percaya mengalami konsekwensi dalam kekalahan rohani yang memalukan. Bencana yang menimpa Israel disebabkan, sedikitnya sebagian, oleh tindakan meremehkan musuh dan anggapan bahwa satu kemenangan menjamin kemenangan yang lain. Tetapi hidup tidak berjalan seperti itu. Kemenangan kemarin tidak membuat orang percaya kebal terhadap kekalahan hari ini. Ia harus terus menerus bergantung kepada Tuhan untuk kekuatan].

Yos 8:25 - “Jumlah semua orang yang tewas pada hari itu, baik laki-laki maupun perempuan, ada dua belas ribu orang, semuanya orang Ai”.

Ef 6:12 - “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara”.

1Pet 5:8 - “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”.

b) Tetapi bagaimanapun juga, alasan utama kekalahan mereka dari Ai adalah karena dosa Akhan.

Ay 11-13,25a: “(11) Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanjianKu yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya. (12) Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya. Mereka membelakangi musuhnya, sebab mereka itupun dikhususkan untuk ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu. (13) Bangunlah, kuduskanlah bangsa itu dan katakan: Kuduskanlah dirimu untuk esok hari, sebab, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel: Hai, orang Israel ada barang-barang yang dikhususkan di tengah-tengahmu; kamu tidak akan dapat bertahan menghadapi musuhmu, sebelum barang-barang yang dikhususkan itu kamu jauhkan dari tengah-tengah kamu. ... (25a) Berkatalah Yosua: ‘Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelakakan engkau pada hari ini.’”.

2) Mengapa seluruh bangsa Israel dihukum karena dosa Akhan? Ada macam-macam pandangan tentang hal ini:

a) Karena dalam 6:18 Tuhan memang sudah mengatakan bahwa kalau ada orang yang mengambil barang-barang Yerikho, maka itu akan membawa bencana bagi seluruh perkemahan Israel. Jadi, hal itu sudah merupakan perjanjian!

Yos 6:18 - “Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya dan dengan demikian membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya”.

b) Clarke: Israel adalah satu tubuh; maka sebelum orang yang berbuat dosa itu diketemukan, Allah menghukum seluruh Israel.

Tujuan Allah adalah: supaya mereka saling menjaga satu dengan yang lain dan tidak meremehkan / merestui dosa orang lain.

c) Calvin: Mungkin karena seluruh Israel dianggap turut bertang­gung jawab sehingga Akhan bisa menjadi orang yang seperti itu. Mungkin mereka tahu Akhan adalah orang yang tamak, tidak mau belajar Firman Tuhan dsb, tetapi mereka membiarkannya. Ini menyebabkan Akhan makin lama makin bejad sehingga akhirnya terjadilah dosa itu. Dengan demikian seluruh Israel mempunyai andil dalam membentuk Akhan menjadi orang seperti itu.

Ini mengajar kita untuk merasa turut bertanggung jawab terhadap hidup dari sesama saudara seiman kita!

Penerapan: apa yang saudara lakukan kalau ada seorang saudara seiman yang:

· suka membolos dari kebaktian?

· tidak mau ikut dalam Pemahaman Alkitab?

· suka berdusta / memfitnah?

· munafik?

· tamak?

Calvin menambahkan bahwa kita tidak bisa tahu dengan pasti mengapa Tuhan menghukum seluruh Israel karena dosa Akhan. Kalau mau tahu dengan pasti tentang hal itu, tunggu pengadilan akhir jaman!

III) Introspeksi (ay 5b-9).

1) Kesedihan dalam ay 5b-6 bukan hanya karena mereka kehilangan 36 orang tentara, tetapi karena janji Tuhan dalam 1:3,5 tidak terjadi. Tetapi perlu saudara ingat bahwa janji Tuhan dalam 1:3,5 ada syaratnya yaitu taat kepada Tuhan (1:7-8)!

Yos 1:3,5,7,8 - “(3) Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. … (5) Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. … (7) Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKu Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. (8) Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung”.

Penerapan: kalau saudara melihat ada janji Tuhan yang tidak ditepati dalam hidup saudara, maka cobalah lihat apa syarat-syarat dari janji tersebut, dan periksalah apakah saudara sudah melaksanakan syarat-syaratnya!

Misalnya: Mat 6:25-34 jelas menjanjikan kecukupan bagi orang yang percaya, tetapi syaratnya adalah: orang percaya itu harus mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya. Kalau hidup saudara ternyata tidak cukup, jangan cepat-cepat menganggap bahwa Allah ingkar janji. Periksalah apakah saudara sudah sungguh-sungguh men­cari Kerajaan Allah dan kebenarannya!

2) Ay 7-9: “(7) Dan berkatalah Yosua: ‘Ah, Tuhanku ALLAH, mengapa Engkau menyuruh bangsa ini menyeberangi sungai Yordan? supaya kami diserahkan kepada orang Amori untuk dibinasakan? Lebih baik kalau kami putuskan tadinya untuk tinggal di seberang sungai Yordan itu! (8) O Tuhan, apakah yang akan kukatakan, setelah orang Israel lari membelakangi musuhnya? (9) Apabila hal itu terdengar oleh orang Kanaan dan seluruh penduduk negeri ini, maka mereka akan mengepung kami dan melenyapkan nama kami dari bumi ini. Dan apakah yang akan Kaulakukan untuk memulihkan namaMu yang besar itu?’”.

a) Kelihatannya Yosua menyalahkan Tuhan!

Jamieson, Fausset & Brown: “Joshua seemed to blame God for the defeat and did not even consider that the cause might have been elsewhere. In his first question he even adopted the thinking of the spies against whom he had so vehemently protested at Kadesh (cf. Num 14:2-3)” [= Yosua kelihatannya menyalahkan Allah karena kekalahan itu dan bahkan tidak mempertimbangkan bahwa penyebabnya bisa ada di tempat lain. Dalam pertanyaan pertamanya ia bahkan mengambil pemikiran dari para mata-mata terhadap siapa ia memprotes dengan begitu bersemangat di Kadesy (bdk. Bil 14:2-3)].

Catatan: yang bersungut-sungut dalam Bil 14:2-3 bukan para mata-mata, tetapi bangsa Israel.

Matthew Henry: “Those words, wherefore hast thou brought us over Jordan to destroy us? are too like what the murmurers often said (Ex 14:11,12; 16:3; 17:3; Num 14:2,3); but he that searches the heart knew they came from another spirit” [= Kata-kata ini, ‘mengapa Engkau membawa kami menyeberangi sungai Yordan untuk membinasakan kami?’ terlalu mirip dengan yang sering dikatakan oleh para pengomel / tukang bersungut-sungut (Kel 14:11,12; 16:3; 17:3; Bil 14:2,3); tetapi Ia yang memeriksa / menguji hati tahu bahwa itu datang dari roh / sikap hati yang berbeda].

Bil 14:2-3 - “(2) Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: ‘Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! (3) Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?’”.

Kel 14:11-12 - “(11) dan mereka berkata kepada Musa: ‘Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? (12) Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.’”.

Kel 16:3 - “dan berkata kepada mereka: ‘Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.’”.

Kel 17:3 - “Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: ‘Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?’”.

b) Ay 7-9 ini jelas menunjukkan bahwa Yosua mengeluh kepada Allah.

Matthew Henry: “let those that find themselves under the tokens of God’s displeasure never complain of him, but complain to him, and they shall receive an answer of peace” (= hendaklah mereka yang mendapati diri mereka sendiri di bawah tanda ketidak-senangan Allah jangan pernah mengeluh tentang Dia, tetapi mengeluh kepada Dia, dan mereka akan menerima jawaban damai).

c) Kata-kata Yosua ada bagusnya, yaitu bahwa ia peduli pada nama Tuhan.

Ay 9: “Apabila hal itu terdengar oleh orang Kanaan dan seluruh penduduk negeri ini, maka mereka akan mengepung kami dan melenyapkan nama kami dari bumi ini. Dan apakah yang akan Kaulakukan untuk memulihkan namaMu yang besar itu?’”.

Rupanya yang paling menjadi pemikiran Yosua bukanlah kekalahan / kemusnahan mereka, tetapi bahwa kekalahan / kemusnahan mereka akan membuat nama Allah menjadi buruk.

Kitapun harus hidup untuk kemuliaan nama Tuhan.

1Kor 10:31 - “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.

IV) Petunjuk Tuhan (ay 10-15).

Ay 10-15: “(10) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Bangunlah! Mengapa engkau sujud demikian? (11) Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanjianKu yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya. (12) Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya. Mereka membelakangi musuhnya, sebab mereka itupun dikhususkan untuk ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu. (13) Bangunlah, kuduskanlah bangsa itu dan katakan: Kuduskanlah dirimu untuk esok hari, sebab, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel: Hai, orang Israel ada barang-barang yang dikhususkan di tengah-tengahmu; kamu tidak akan dapat bertahan menghadapi musuhmu, sebelum barang-barang yang dikhususkan itu kamu jauhkan dari tengah-tengah kamu. (14) Besok pagi kamu harus tampil ke muka suku demi suku dan suku yang ditunjuk oleh TUHAN harus tampil ke muka kaum demi kaum, dan kaum yang ditunjuk oleh TUHAN harus tampil ke muka keluarga demi keluarga dan keluarga yang ditunjuk oleh TUHAN harus tampil ke muka seorang demi seorang. (15) Dan siapa yang didapati menyimpan barang-barang yang dikhususkan itu, akan dibakar dengan api, ia dan segala sesuatu yang ada padanya, sebab ia telah melanggar perjanjian TUHAN dan berbuat noda di antara orang Israel.’”.

1) Ay 10 tidak berarti bahwa sujud kepada Tuhan adalah sesuatu yang salah. Allah menyuruh bangun, karena saat ini adalah saat untuk bertindak. Ini menunjukkan bahwa untuk segala sesuatu ada saatnya sendiri-sendiri.

Bdk. Pkh 3:1-8 - “(1) Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. (2) Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; (3) ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; (4) ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; (5) ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; (6) ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; (7) ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; (8) ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai”.

Tindakan yang sebetulnya baikpun, kalau dilakukan pada saat yang salah, bisa menjadi salah. Misalnya tindakan Marta pada waktu melayani sementara Maria duduk dekat kaki Yesus.

2) Ay 11-13: Tuhan memberitahu mengapa mereka kalah dari Ai.

3) Ay 14: Tuhan memberitahu cara menangkap orang yang mencuri ba­rang-barang dari Yerikho. Mungkin sekali ini dilakukan dengan pengundian.

Bdk. Amsal 16:33 - “Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN”.

4) Ay 15: Tuhan memerintahkan pelaksanaan hukuman mati terhadap orang yang bersalah itu. Ini menunjukkan bahwa orang kristen harus pro pada adanya hukuman mati, asal hal itu dilaksanakan terhadap orang yang memang layak untuk dihukum mati.

a) Kata ‘noda’.

NIV/NASB/NKJV: a disgraceful thing (= hal yang memalukan)

RSV: a shameful thing (= hal yang memalukan)

KJV/Lit: folly (= kebodohan).

Ini menunjukkan bahwa dosa, yang kelihatannya bijaksana / pandai, tetap merupakan kebodohan di hadapan Allah! Mungkin pada waktu Akhan melihat benda-benda berharga itu, ia berpikir: ‘Alangkah bodohnya untuk memusnahkan benda-benda bagus / mahal ini’. Tetapi dengan ia mengambil barang-barang itu, sebetul­nya ia yang melakukan kebodohan!

b) ‘melanggar perjanjian Tuhan’.

Ini menunjukkan betapa seriusnya dosa Akhan di hadapan Tuhan! Karena itulah maka Tuhan memerintahkan hukuman mati bagi Akhan.

V) Ketaatan pada petunjuk Tuhan (ay 16-26).

1) Ay 16-18: undian itu menunjuk kepada Akhan!

Awas! Jangan berusaha menangkap maling dengan meniru cara ini, kecuali Tuhan jelas-jelas menyuruh saudara untuk itu!

2) Ay 19: “Berkatalah Yosua kepada Akhan: ‘Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel, dan mengakulah di hadapanNya; katakanlah kepadaku apa yang kauperbuat, jangan sembunyikan kepadaku.’”.

a) Yosua tetap menyebut Akhan dengan sebutan ‘anakku’, yang menun­jukkan bahwa Yosua tetap mengasihi Akhan. Sekalipun Yosua tahu bahwa ia akan menghukum mati Akhan, yang sudah mencelakakan bangsa Israel itu, tetapi ia tetap mengasihi Akhan! Ini menun­jukkan bahwa Yosua mempunyai ketegasan, dan juga kasih, secara seimbang! Bagaimana dengan saudara?

b) Ada 2 pandangan tentang arti kata-kata Yosua dalam ay 19 ini:

1. Yosua menyuruh Akhan untuk mengaku di bawah sumpah [bdk. Yoh 9:24 (NIV/NASB/Lit) - Give glory to God (= berikan kemu­liaan kepada Allah)].

2. Yosua menyuruh Akhan mengaku untuk menghormati petunjuk / pimpinan Tuhan yang sudah menunjuk kepada Akhan.

c) Yosua menyuruh Akhan mengaku supaya:

1. Semua orang Israel melihat bahwa Akhan memang salah, dan bahwa petunjuk Tuhan itu memang benar.

2. Demi Akhan sendiri, supaya mendapat pengampunan dari Tuhan dalam kekekalan.

3) Pengakuan Akhan.

Ay 20-21: “(20) Lalu Akhan menjawab Yosua, katanya: ‘Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah Israel, sebab beginilah perbuatanku: (21) aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali.’”.

a) Akhan mengaku bahwa ia memang telah mencuri barang-barang dari Yerikho. Kira-kira mengapa ia melakukan hal itu?

Bible Knowledge Commentary: “Achan may well have reasoned, ‘After all, I have been deprived of the good things of life these many years in the wilderness. Here is a beautiful new and stylish garment and some silver and gold. How could God want to withhold these things from me? They will never be missed, and I am entitled to some pleasure and prosperity.’ But there was a specific command against taking any of Jericho’s booty. (Joshua had told the people that all the silver and gold were to be put in the Lord’s treasury, Josh 6:19.) God’s Word can never be rationalized away without penalty” [= Akhan mungkin berargumentasi, ‘Bagaimanapun juga, aku telah tidak mempunyai barang-barang yang baik dari hidup ini selama banyak tahun di padang gurun. Di sini ada jubah indah yang baru dan penuh gaya dan juga beberapa potong perak dan emas. Bagaimana Allah bisa menahan benda-benda ini dari aku? Mereka tidak akan pernah kehilangan benda-benda ini, dan aku berhak untuk mendapat kesenangan dan kekayaan’. Tetapi di sana ada suatu perintah yang spesifik terhadap pengambilan barang rampasan manapun dari Yerikho. (Yosua telah memberitahu bangsa itu bahwa semua perak dan emas harus dimasukkan ke perbendaharaan Tuhan, Yos 6:19). Firman Allah tidak pernah bisa dirasionalisasikan / dicarikan dalih tanpa hukuman].

Bdk. 1Sam 15:2-3,7-23 - “(2) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. (3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.’ … (7) Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir. (8) Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang. (9) Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka. (10) Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian: (11) ‘Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firmanKu.’ Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman. (12) Lalu Samuel bangun pagi-pagi untuk bertemu dengan Saul, tetapi diberitahukan kepada Samuel, demikian: ‘Saul telah ke Karmel tadi dan telah didirikannya baginya suatu tanda peringatan; kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal.’ (13) Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: ‘Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan firman TUHAN.’ (14) Tetapi kata Samuel: ‘Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?’ (15) Jawab Saul: ‘Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas.’ (16) Lalu berkatalah Samuel kepada Saul: ‘Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang difirmankan TUHAN kepadaku tadi malam.’ Kata Saul kepadanya: ‘Katakanlah.’ (17) Sesudah itu berkatalah Samuel: ‘Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? (18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. (19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?’ (20) Lalu kata Saul kepada Samuel: ‘Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. (21) Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal.’ (22) Tetapi jawab Samuel: ‘Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. (23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.’”.

Bdk. Ul 7:25-26 - “(25) Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu. (26) Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkaupun ditumpas seperti itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu dikhususkan untuk dimusnahkan.’”.

Coba bayangkan: seandainya ada orang yang bertobat dari penyembahan berhala dan lalu menyerahkan sebuah patung berhala dari emas seberat 50 kg kepada saudara, bisakah saudara melakukan Ul 7:25-26 itu? Apakah saudara merasionalisasikan dengan menganggap bahwa lebih baik dan lebih bermanfaat kalau emasnya dilebur lalu dijual, dan uangnya dipersembahkan untuk gereja? Tetapi bukankah ini juga sama dengan tindakan Saul dan Akhan yang merasionalisasikan firman Tuhan?

Tindakan merasionalisasikan firman Tuhan itu bisa ada dalam bentuk yang berbeda, seperti dalam persoalan ajaran Kitab Suci bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12). Banyak orang berkata: “Bukankah dalam kalangan agama lain juga banyak orang-orang yang baik? Apakah semua mereka harus masuk neraka?”. Dan berdasarkan pemikiran ini mereka mengajar bahwa tanpa Kristuspun orang bisa masuk surga!

b) Adanya pengakuan Akhan ini tidak boleh dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa Akhan tidaklah terlalu jelek! Bahwa Akhan adalah orang yang sangat brengsek terlihat dari:

1. Pada waktu Israel kalah oleh Ai, sampai 36 orang Israel terbunuh (yang pasti membuat keluarga mereka sangat menderita), Akhan tetap diam saja.

2. Pada waktu undian dilakukan, ia tetap tak mau mengaku sampai ia terkena oleh undian itu.

Mungkin ini alasannya mengapa Tuhan tak langsung saja memberitahu Yosua bahwa Akhanlah pencurinya, tetapi menyuruh Yosua mengguna­kan undian. Dengan demikian maka makin terlihat kekerasan hati Akhan yang terus tidak mau mengaku sampai tidak ada jalan lain lagi!

4) Pelaksanaan hukuman.

Ay 22-26: “(22) Lalu Yosua menyuruh orang segera pergi ke kemah itu, dan sesungguhnya, semuanya itu disembunyikan dalam kemah Akhan, dan perak itu ada di bawah sekali. (23) Maka mereka mengambil semuanya itu dari dalam kemah, lalu membawanya kepada Yosua dan kepada semua orang Israel, dan mencurahkannya di hadapan TUHAN. (24) Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor. (25) Berkatalah Yosua: ‘Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelakakan engkau pada hari ini.’ Lalu seluruh Israel melontari dia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api dan dilempari dengan batu. (26) Sesudah itu didirikanlah di atasnya suatu timbunan batu yang besar, yang masih ada sampai sekarang. Lalu surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu. Oleh sebab itu nama tempat itu sampai sekarang disebutkan lembah Akhor”.

a) Dalam ay 25 Yosua berkata: ‘Engkau mencelakakan kami’ dan Yosua lalu menghukum mati Akhan!

Jaman sekarang, khususnya dalam kalangan Kharismatik, kalau ada orang yang berbuat dosa, maka yang dikambing-hitamkan adalah roh jahat. Kalau orangnya berzinah, dikatakan ada roh zinah; kalau orangnya berdusta, ada roh dusta. Selanjutnya, roh jahat itu lalu ditengking.

Bahwa ini adalah sesuatu yang tidak alkitabiah, terlihat dari cerita ini, dimana Yosua bukannya mengatakan bahwa dalam diri Akhan ada roh tamak, roh pencurian dsb, lalu menengking roh jahat itu! Sebaliknya, Yosua mengatakan bahwa Akhanlah yang mencelakakan Israel, dan Yosua lalu menghukum mati Akhan, sesuai dengan perintah Tuhan!

Penerapan: kalau saudara mempunyai kelemahan tertentu atau kalau saudara melakukan dosa tertentu, sekalipun itu terjadi karena ada roh jahat menggoda saudara, jangan mengkambing hitamkan roh jahat tersebut untuk membenarkan diri saudara sendiri! Saudara yang berdosa, dan saudara yang harus bertobat!

b) Apakah anak-anak Akhan juga ikut dihukum mati? Ada 2 pandangan:

1. Ada yang berkata: tidak!

Alasannya:

a. Dalam ay 15 Tuhan mengatakan ‘ia’ (dalam bahasa Inggris ‘he’ - kata ganti orang ke 3 tunggal laki-laki), yang jelas hanya menunjuk kepada Akhan.

b. Dalam ay 25 kata ‘engkau’ dalam bahasa Ibraninya menunjuk kepada 1 orang (tunggal) laki-laki.

c. Dalam ay 25 kata ‘semuanya’ (Inggris: ‘them’) hanya menunjuk kepada Akhan, ternaknya, dan harta bendanya (tidak mencakup anak-anaknya).

Kalau ini benar, maka itu berarti bahwa anak-anak Akhan dibawa ke tempat pelaksanaan hukuman mati Akhan (ay 24), hanya untuk ikut menyaksikan hukuman mati atas ayah mereka, sebagai suatu peringatan supaya mereka tidak meniru teladan ayah mereka.

2. Ada yang berkata: ya!

Penafsir yang mengambil pandangan ini mengatakan bahwa kata ‘semuanya’ dalam ay 25 mencakup anak-anak Akhan.

Keberatan terhadap pandangan ini: ini bertentangan dengan Ul 24:16 dan Yeh 18:20 yang mengatakan bahwa anak tidak ikut dihukum karena dosa ayahnya.

Ul 24:16 - “Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri”.

Yeh 18:20 - “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya”.

Ada 2 kemungkinan jawaban terhadap keberatan ini:

a. Sebetulnya Tuhan menyuruh menghukum mati Akhan saja, tetapi bangsa Israel yang mata gelap lalu juga membunuh anak-anak Akhan.

b. Anak-anak Akhan dianggap terlibat dalam dosa Akhan. Barang-barang itu disembunyikan di tenda (ay 22); bagaimana mungkin anak-anak Akhan tak mengetahuinya? Kalau mereka tahu, tetapi diam saja, maka itu jelas menunjukkan bahwa mereka terlibat dalam pencurian barang-barang tersebut. Karena itulah mereka ikut dihukum mati. Saya setuju dengan pandangan ini.

c) Ay 26: timbunan batu sebagai peringatan.

Bukan hal baik saja yang mereka peringati, tetapi juga hal jelek, supaya tidak diulangi!

d) Tempat itu dinamai lembah Akhor (ay 26b).

Matthew Henry: “The Valley of Achor is said to be given for a door of hope, because when we put away the accursed thing then there begins to be hope in Israel, Hos 2:15; Ezra 10:2” (= Lembah Akhor dikatakan diberikan sebagai suatu pintu pengharapan, karena pada waktu kita membuang hal / benda yang dikutuk maka di sana mulai ada pengharapan di Israel, Hos 2:15; Ezra 10:2).

Hos 2:15 - “Aku akan memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir”.

Memang selalu ada pengharapan bagi anak Tuhan yang berbuat dosa. Kalau dosa dibuang, maka Tuhan pasti mengampuni, dan menyertainya lagi, dan dengan demikian ada pengharapan bago orang itu.

Bdk. Ezra 10:2 - “Maka berbicaralah Sekhanya bin Yehiel, dari bani Elam, katanya kepada Ezra: ‘Kami telah melakukan perbuatan tidak setia terhadap Allah kita, oleh karena kami telah memperisteri perempuan asing dari antara penduduk negeri. Namun demikian sekarang juga masih ada harapan bagi Israel”.

Ayat ini ada dalam kontext dimana Israel kawin campur dengan orang-orang kafir, dan membuat Tuhan / Ezra marah sekali. Ezra mengharuskan mereka menceraikan istri-istri kafir itu, dan lalu muncul kata-kata dalam ayat di atas ini. Lagi-lagi menunjukkan bahwa kalau dosa dibuang, maka ada pengharapan lagi!

Penutup.

Setelah dosa disingkirkan, maka murka Tuhan surut, dan Ia kembali menyertai bangsa Israel lagi (ay 26). Karena itu buanglah dosa dan hiduplah dalam kekudusan, supaya Tuhan selalu beserta dengan saudara!

YOSUA 8:1-35

Yosua 8:1-35 - “(1) Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Janganlah takut dan janganlah tawar hati; bawalah seluruh tentara dan bersiaplah, majulah ke Ai. Ketahuilah, Aku serahkan kepadamu raja negeri Ai, rakyatnya, kotanya dan negerinya, (2) dan haruslah kaulakukan kepada Ai dan rajanya, seperti yang kaulakukan kepada Yerikho dan rajanya; hanya barang-barangnya dan ternaknya boleh kamu jarah. Suruhlah orang bersembunyi di belakang kota itu.’ (3) Lalu bersiaplah Yosua beserta seluruh tentara untuk pergi ke Ai. Yosua memilih tiga puluh ribu orang, pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, mereka disuruhnya pergi pada waktu malam (4) dan kepada mereka diperintahkannya, katanya: ‘Ketahuilah, kamu harus bersembunyi di belakang kota itu untuk menyerangnya, janganlah terlalu jauh dari kota itu, dan bersiap-siaplah kamu sekalian. (5) Aku dan semua orang yang bersama-sama dengan aku akan mendekati kota itu; apabila mereka keluar menyerbu kami, seperti yang pertama kali, maka kami akan melarikan diri dari hadapan mereka. (6) Jadi mereka akan keluar menyusul kami, sehingga kami memancing mereka jauh dari kota itu, sebab mereka akan berkata: orang-orang itu melarikan diri dari hadapan kita seperti yang pertama kali. Jika kami melarikan diri dari hadapan mereka, (7) maka kamu harus bangun dari tempat persembunyianmu itu untuk menduduki kota itu, dan TUHAN, Allahmu, akan menyerahkannya ke dalam tanganmu. (8) Segera setelah kamu merebut kota itu, haruslah kamu membakarnya; sesuai dengan firman TUHAN kamu harus melakukan semuanya itu; ingatlah, itulah perintahku kepadamu.’ (9) Demikianlah Yosua menyuruh mereka pergi, lalu berjalanlah mereka ke tempat persembunyian dan tinggal di antara Betel dan Ai, di sebelah barat Ai. Tetapi Yosua bermalam di tengah-tengah rakyat pada malam itu. (10) Keesokan harinya Yosua bangun pagi-pagi, lalu diperiksanyalah barisan bangsa itu dan berjalanlah ia maju beserta para tua-tua orang Israel di depan bangsa itu ke Ai. (11) Juga seluruh tentara yang bersama-sama dengan dia berjalan maju; mereka maju mendekat, lalu sampai ke tentangan kota itu, kemudian berkemahlah mereka di sebelah utara Ai, sehingga lembah itu ada di antara mereka dan Ai. (12) Yosua telah mengambil kira-kira lima ribu orang, lalu disuruhnya mereka bersembunyi di antara Betel dan Ai, di sebelah barat kota itu. (13) Beginilah rakyat itu diatur: seluruh tentara itu di sebelah utara kota dengan barisan belakang di sebelah barat kota. Pada malam itu berjalanlah Yosua melalui lembah itu. (14) Pagi-pagi, ketika raja negeri Ai melihat hal itu, maka ia dan seluruh rakyatnya, orang-orang kota itu, segera keluar berperang, menyerbu orang Israel, ke lereng di seberang dataran itu; raja itu tidak tahu, bahwa ada orang bersembunyi di belakang kota. (15) Yosua dan seluruh orang Israel itu berlaku seolah-olah dipukul mundur oleh mereka, lalu melarikan diri ke arah padang gurun. (16) Sebab itu semua orang yang ada di kota dikerahkan untuk mengejar orang Israel. Maka mereka mengejar Yosua, sehingga makin jauhlah mereka terpancing dari kota. (17) Seorangpun tidak tertinggal lagi di Ai dan Betel yang tidak keluar memburu orang Israel. Mereka meninggalkan kota itu terbuka, karena mereka mengejar orang Israel. (18) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Acungkanlah lembing yang ada di tanganmu ke arah Ai, sebab Aku menyerahkan kota itu ke dalam tanganmu.’ Maka Yosua mengacungkan lembing yang di tangannya ke arah kota itu. (19) Ketika diacungkannya tangannya, maka segeralah bangun orang-orang yang bersembunyi itu dari tempatnya, mereka berlari memasuki kota, merebutnya, lalu segera membakar kota itu. (20) Ketika orang Ai berpaling menoleh ke belakang, tampaklah asap kota itu naik membubung ke langit; mereka tidak sempat melarikan diri ke manapun juga, sebab rakyat yang tadinya lari ke padang gurun, berbalik melawan pengejar-pengejarnya. (21) Ketika Yosua dan seluruh Israel melihat, bahwa orang-orang yang bersembunyi itu telah merebut kota dan bahwa asap kota itu naik membubung, berbaliklah mereka, lalu menewaskan orang-orang Ai. (22) Sementara itu juga keluar orang-orang Israel yang lain dari dalam kota menyerbu orang-orang Ai, sehingga terjepit di tengah-tengah orang Israel itu, yang ini dari sini dan yang itu dari sana; orang-orang Ai ditewaskan, sehingga seorangpun dari mereka tidak ada yang dibiarkan terlepas atau luput. (23) Tetapi raja Ai ditangkap mereka hidup-hidup dan dihadapkan kepada Yosua. (24) Segera sesudah orang Israel selesai membunuh seluruh penduduk kota Ai di padang terbuka ke mana orang Israel mengejar mereka, dan orang-orang ini semuanya tewas oleh mata pedang sampai orang yang penghabisan, maka seluruh Israel kembali ke Ai dan memukul kota itu dengan mata pedang. (25) Jumlah semua orang yang tewas pada hari itu, baik laki-laki maupun perempuan, ada dua belas ribu orang, semuanya orang Ai. (26) Dan Yosua tidak menarik tangannya yang mengacungkan lembing itu, sebelum seluruh penduduk kota Ai ditumpasnya. (27) Hanya ternak dan barang-barang kota itu dijarah oleh orang Israel, sesuai dengan firman TUHAN, yang diperintahkanNya kepada Yosua. (28) Yosua membakar Ai dan membuatnya menjadi timbunan puing untuk selama-lamanya, menjadi tempat yang tandus sampai sekarang. (29) Dan raja Ai digantungnya pada sebuah tiang sampai petang. Ketika matahari terbenam, Yosua memerintahkan orang menurunkan mayat itu dari tiang, lalu dilemparkan di depan pintu gerbang kota, kemudian didirikan oranglah di atasnya suatu timbunan batu yang besar, yang masih ada sampai sekarang. (30) Pada waktu itulah Yosua mendirikan mezbah di gunung Ebal bagi TUHAN, Allah Israel, (31) seperti yang diperintahkan Musa, hamba TUHAN, kepada orang Israel, menurut apa yang tertulis dalam kitab hukum Musa: suatu mezbah dari batu-batu yang tidak dipahat, yang tidak diolah dengan perkakas besi apapun. Di atasnyalah mereka mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN dan mengorbankan korban keselamatan. (32) Dan di sanalah di atas batu-batu itu, dituliskan Yosua salinan hukum Musa, yang dituliskannya di depan orang Israel. (33) Seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para pengatur pasukannya dan para hakimnya berdiri sebelah-menyebelah tabut, berhadapan dengan para imam yang memang suku Lewi, para pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, baik pendatang maupun anak negeri, setengahnya menghadap ke gunung Gerizim dan setengahnya lagi menghadap ke gunung Ebal, seperti yang dahulu diperintahkan oleh Musa, hamba TUHAN, apabila orang memberkati bangsa Israel. (34) Sesudah itu dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum. (35) Tidak ada sepatah katapun dari segala apa yang diperintahkan Musa yang tidak dibacakan oleh Yosua kepada seluruh jemaah Israel dan kepada perempuan-perempuan dan anak-anak dan kepada pendatang yang ikut serta”.

I) Firman Tuhan kepada Yosua (ay 1-2).

1) Tuhan berkata bahwa mereka tidak boleh takut / tawar hati.

Ay 1: “Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Janganlah takut dan janganlah tawar hati; bawalah seluruh tentara dan bersiaplah, majulah ke Ai. Ketahuilah, Aku serahkan kepadamu raja negeri Ai, rakyatnya, kotanya dan negerinya”.

a) Kejahatan / dosa di dalam gereja, memberi pengaruh yang lebih negatif terhadap semangat dari para pemimpin gereja, dari pada musuh-musuh dari luar gereja / orang-orang kafir yang ada diluar gereja. Ini sangat melemahkan semangat dari para pemimpin tersebut.

Matthew Henry: “The encouragement God gives to Joshua to proceed: Fear not, neither be thou dismayed, v. 1. This intimates that the sin of Achan, and the consequences of it, had been a very great discouragement to Joshua, and made his heart almost ready to fail. Corruptions within the church weaken the hands, and damp the spirits, of her guides and helpers, more than oppositions from without; treacherous Israelites are to be dreaded more than malicious Canaanites. But God bids Joshua not be dismayed; the same power that keeps Israel from being ruined by their enemies shall keep them from ruining themselves” (= Penguatan / pemberian semangat yang Allah berikan kepada Yosua untuk maju: Janganlah takut, dan janganlah cemas / tawar hati, ay 1. Ini menunjukkan bahwa dosa Akhan, dan konsekwensi darinya, telah merupakan suatu pelemahan semangat yang besar bagi Yosua, dan membuat hatinya hampir siap untuk gagal. Kejahatan di dalam gereja melemahkan tangan, dan menekan roh / semangat, dari pembimbing-pembimbing dan penolong-penolongnya, lebih dari pada oposisi dari luar; orang-orang Israel yang mengkhianat harus lebih harus ditakuti dari pada orang-orang Kanaan yang jahat. Tetapi Allah meminta Yosua untuk tidak cemas / tawar hati; kuasa yang sama yang menjaga Israel supaya tidak dihancurkan oleh musuh-musuh mereka akan menjaga mereka dari tindakan menghancurkan diri mereka sendiri).

Catatan: yang dimaksud dengan pembimbing-pembimbing dan penolong-penolong dari gereja adalah pemimpin-pemimpin gereja, seperti pendeta, penginjil, dsb.

Bdk. Ibr 13:17 - “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu”.

b) Mereka mau berperang, dan karena itu rasa takut / tawar hati itu harus disingkirkan karena bisa menjadi penggangu dalam perang!

Penerapan: apakah saudara sering berperang (secara rohani) dengan hati yang takut / tawar? Kalau ya, banyaklah berdoa supaya Tuhan membuang semua itu! Juga, banyaklah belajar Firman Tuhan untuk menguatkan iman saudara sehingga saudara bebas dari rasa takut.

c) Mereka sudah membuang dosa dalam Yos 7, dan karena itu mereka tak perlu merasa takut lagi, karena sekarang Tuhan pasti menyer­tai mereka, dan ini dibuktikan dengan Ia mau memberikan Firman Tuhan / petunjuk lagi!

Ay 1: “Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Janganlah takut dan janganlah tawar hati; bawalah seluruh tentara dan bersiaplah, majulah ke Ai. Ketahuilah, Aku serahkan kepadamu raja negeri Ai, rakyatnya, kotanya dan negerinya”.

Matthew Henry: “When we have faithfully put away sin, that accursed thing, which separates between us and God, then, and not till then, we may expect to hear from God to our comfort; and God’s directing us how to go on in our Christian work and warfare is a good evidence of his being reconciled to us” (= Pada saat kita dengan setia sudah membuang dosa, hal yang terkutuk itu, yang memisahkan kita dengan Allah, pada saat itu, dan tidak sampai saat itu, kita bisa berharap untuk mendengar dari Allah bagi penghiburan kita; dan pengarahan / pimpinan Allah kepada kita bagaimana berjalan dalam pekerjaan dan peperangan Kristen kita merupakan bukti yang baik bahwa Ia telah diperdamaikan dengan kita).

Penerapan: asalkan saudara betul-betul sudah bertobat dari dosa saudara, janganlah merasa takut / tawar hati lagi! Percayalah bahwa Allah pasti beserta saudara!

d) Kegagalan yang lalu tidak boleh membuat mereka tidak memulai lagi.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “No matter what mistakes we may make, the worst mistake of all is not to try again; for ‘the victorious Christian life is a series of new beginnings’ (Alexander Whyte). … No matter how badly we have failed, we can always get up and begin again; for our God is the God of new beginnings” [= Tak peduli kesalahan-kesalahan apa yang kita perbuat, kesalahan yang terburuk dari semua adalah tidak mencoba lagi; karena ‘kehidupan orang Kristen yang menang adalah suatu seri dari permulaan yang baru’ (Alexander Whyte). … Tak peduli betapa buruknya kita telah gagal, kita bisa selalu bangun dan memulai lagi; karena Allah kita adalah Allah dari permulaan yang baru].

2) Tuhan memberi pimpinan dengan menyuruh mereka berperang dengan membawa ‘seluruh tentara’ (ay 1). Ini kontras dengan pengiriman 2-3 ribu orang saja dalam 7:3-4.

Mengapa mereka harus berperang dengan menggunakan seluruh tentara? Dari Bil 26:1,2,51 bisa kita dapatkan bahwa tentara / orang yang bisa berperang dalam bangsa Israel berjumlah lebih dari 600.000 orang! Apa perlunya mengerahkan orang sebanyak itu, padahal seluruh penduduk Ai hanya 12.000 orang (bdk. ay 25)? Ada beberapa jawaban:

a) Calvin mengatakan: karena mereka baru kalah melawan Ai. Dengan membawa seluruh tentara, ini akan membesarkan hati mereka.

Penerapan: makin banyak yang ikut dalam perang rohani ini, makin kita saling meneguhkan semangat satu sama lain. Karena itu, mari kita semua rajin dan tekun dalam perang rohani ini supaya kita semua bisa makin bersemangat.

b) Tuhan tidak senang ada orang yang bisa berperang, tetapi tidak berperang.

Hakim 5:23 - “‘Kutukilah kota Meros!’ firman Malaikat TUHAN, ‘kutukilah habis-habisan penduduknya, karena mereka tidak datang membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan.’”.

Yer 48:10 - “Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedangnya dari penumpahan darah!”.

Memang dalam kasus Gideon, Tuhan justru menyuruh Gideon untuk mengurangi pasukannya sampai tinggal 300 orang, karena Tuhan tidak mau kalau mereka menang nanti, mereka menganggap kemenangannya bukan dari Tuhan tapi dari mereka sendiri (Hakim 7:1-8). Tetapi ini adalah keadaan khusus! Pada umumnya Tuhan menghendaki semua ikut perang.

Penerapan: apakah saudara adalah orang kristen yang ikut ‘perang’? Kalau saudara adalah orang kristen yang hanya seminggu sekali pergi ke gereja, dan tidak pernah mau melayani Tuhan, maka sadarilah bahwa itu bukan hidup yang dikehendaki oleh Tuhan!

Mat 12:30 - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.

c) Albert Barnes memberikan kemungkinan jawaban yang lain lagi.

Barnes’ Notes: “Though Ai was but a small city (compare Josh 8:25 and Josh 7:3), yet the discouragement of the people rendered it inexpedient to send a second time a mere detachment against it; and the people of Ai had, as appears from Josh 8:17, help from Bethel, and possibly from other places also. It was fitting too that all the people should witness with their own eyes the happy consequences of having faithfully put away the sin which had separated them from God” [= Sekalipun Ai hanyalah kota yang kecil (bandingkan dengan Yos 8:25 dan Yos 7:3), tetapi kelemahan / penurunan semangat dari bangsa Israel membuatnya tidak bijaksana untuk mengirimkan untuk kedua-kalinya hanya suatu pasukan terhadapnya; dan orang-orang Ai, seperti terlihat dari Yos 8:17, mendapatkan pertolongan dari Betel, dan mungkin dari tempat-tempat lain juga. Adalah cocok / tepat juga bahwa seluruh bangsa menyaksikan dengan mata mereka sendiri konsekwensi yang menggembirakan dari tindakan membuang dosa dengan setia yang telah memisahkan mereka dari Allah].

3) Tuhan menyuruh untuk bersembunyi di belakang kota.

Ay 2c: “Suruhlah orang bersembunyi di belakang kota itu”.

Ay 2c ini menunjukkan bahwa strategi perang yang dipakai oleh Yosua berasal dari Tuhan sendiri, dan ay 18 bahkan menunjukkan bahwa Tuhan terlibat dalam pelaksanaan strategi tersebut!

Ay 15-19: “(15) Yosua dan seluruh orang Israel itu berlaku seolah-olah dipukul mundur oleh mereka, lalu melarikan diri ke arah padang gurun. (16) Sebab itu semua orang yang ada di kota dikerahkan untuk mengejar orang Israel. Maka mereka mengejar Yosua, sehingga makin jauhlah mereka terpancing dari kota. (17) Seorangpun tidak tertinggal lagi di Ai dan Betel yang tidak keluar memburu orang Israel. Mereka meninggalkan kota itu terbuka, karena mereka mengejar orang Israel. (18) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Acungkanlah lembing yang ada di tanganmu ke arah Ai, sebab Aku menyerahkan kota itu ke dalam tanganmu.’ Maka Yosua mengacungkan lembing yang di tangannya ke arah kota itu. (19) Ketika diacungkannya tangannya, maka segeralah bangun orang-orang yang bersembunyi itu dari tempatnya, mereka berlari memasuki kota, merebutnya, lalu segera membakar kota itu”.

Ay 18 ini ada dalam kontext dimana orang-orang Ai sudah dipancing sehingga keluar meninggalkan kota mereka. Maka pada saat itu Tuhan yang memberikan perintah kepada Yosua untuk menyerang kota yang sudah kosong itu.

Ada 2 hal yang perlu kita perhatikan:

a) Secara umum, pura-pura harus dianggap sebagai dusta dengan perbuatan / sikap, dan ini adalah dosa. Misalnya: Daud berpura-pura gila dalam 1Sam 21:10-15.

Tetapi berdasarkan bagian ini, maka jelas bahwa strategi dalam perang (pura-pura kalah dan mundur) adalah sesuatu yang diperbo­lehkan! Adalah sesuatu yang aneh dan tidak masuk akal untuk menyalahkan hal ini, seperti yang dilakukan oleh Agustinus, padahal strategi ini diberikan oleh Tuhan, dan Tuhan sendiri bahkan terlibat dalam pelaksanaan strategi ini.

Penerapan: demikian juga kalau dalam suatu pertandingan / olah raga, ada taktik yang dilakukan untuk ‘menipu’ lawan, maka ini merupakan sesuatu yang sah-sah saja untuk dilakukan.

b) Tuhan menggunakan cara lain dibandingkan dengan pada waktu mereka mengalahkan Yerikho.

Pada waktu perang dengan Yerikho, Tuhan menggunakan mujijat. Tetapi di sini Tuhan menggunakan strategi!

Ini menunjukkan bahwa sekalipun Tuhan itu tidak berubah, tetapi cara-caraNya bisa saja berubah!

Calvin berkata bahwa di sini Tuhan tidak menggunakan mujijat, supaya Israel tak terus mengharapkan mujijat dan menjadi malas.

4) Dari cerita ini terlihat bahwa sekalipun ada jaminan kemenangan yang diberikan oleh Tuhan kepada Yosua dan bangsa Israel (ay 1b), tetapi Tuhan tetap menyuruh untuk mengerahkan seluruh pasukan Israel, dan juga menggunakan strategi dalam perang itu. Dengan kata lain, sekalipun ada jaminan kemenangan dari Tuhan sendiri, yang pasti tidak akan salah, tetapi Israel sendiri tetap dituntut untuk melakukan kewajiban mereka dengan semaximal mungkin.

Adam Clarke, yang adalah seorang Arminian yang keras, memberikan penafsiran yang ‘aneh dan miring’ tentang hal ini.

Adam Clarke: “It is only in the use of lawful means that we have any reason to expect God’s blessing and help. One of the ancients has remarked ‘Though God has made man without himself, he will not save him without himself;’ and therefore man’s own concurrence of will, and co-operation of power with God, are essentially necessary to his preservation and salvation. This co-operation is the grand condition, sine qua non, on which God will help or save. But is not this ‘endeavouring to merit salvation by our own works?’ No: for this is impossible unless we could prove that all the mental and corporeal powers which we possess came from and are of ourselves, and that we held them independently of the power and beneficence of our Creator; and that every act of these was of infinite value, to make it an equivalent for the heaven we wished to purchase. Putting forth the hand to receive the alms of a benevolent man, can never be considered a purchase-price for the bounty bestowed. Forever shall that word stand true in all its parts, Christ is the AUTHOR of eternal salvation to all them that OBEY him, Heb. 5:9” (= Hanya dalam penggunaan cara-cara yang sah maka kita punya alasan untuk mengharapkan berkat dan pertolongan Allah. Salah satu dari orang-orang kuno berkata: ‘Sekalipun Allah telah membuat manusia tanpa diri manusia itu sendiri, Ia tidak akan menyelamatkannya tanpa dirinya sendiri’; dan karena itu persetujuan dari kehendak manusia itu sendiri dan kerja sama dari kuasa / kekuatannya dengan Allah, adalah mutlak perlu untuk pemeliharaan dan keselamatannya. Kerja sama ini merupakan syarat yang besar, syarat yang mutlak, pada mana Allah akan menolong atau menyelamatkan. Tetapi apakah bukan ‘mengusahakan untuk mendapatkan keselamatan oleh pekerjaan / perbuatan baik kita sendiri?’ Tidak: karena ini tidak mungkin kecuali kita bisa membuktikan bahwa semua kuasa / kekuatan pikiran dan jasmani yang kita miliki datang dari, dan adalah dari, diri kita sendiri, dan bahwa kita menganggap hal-hal itu sebagai bebas / tak tergantung pada kuasa dan kemurahan hati dari Pencipta kita; dan bahwa setiap tindakan dari hal-hal ini mempunyai nilai yang tak terbatas, membuatnya kata-kata yang sama artinya dengan surga yang ingin kita beli. Mengulurkan tangan untuk menerima sedekah dari seorang yang murah hati, tidak pernah bisa dianggap sebagai suatu harga pembelian untuk hadiah / karunia yang diberikan. Untuk selama-lamanya firman itu akan berdiri / bertahan benar dalam semua bagian-bagiannya, ‘Kristus adalah Pencipta dari keselamatan kekal bagi semua mereka yang mentaati Dia, Ibr 5:9).

Ibr 5:9 - “dan sesudah Ia mencapai kesempurnaanNya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepadaNya”.

KJV: ‘And being made perfect, he became the author of eternal salvation unto all them that obey him’ (= Dan sesudah disempurnakan, Ia menjadi pencipta dari keselamatan kekal bagi semua mereka yang mentaatiNya).

Ada beberapa hal yang ingin saya berikan sebagai tanggapan / jawaban terhadap kata-kata Adam Clarke ini:

a) Dalam persoalan predestinasi, jelas bahwa manusia tidak mempunyai peranan / andil apapun. Allah menentukan siapa yang selamat dan siapa yang binasa, semata-mata dan sepenuhnya, berdasarkan kehendakNya yang berdaulat.

Ro 9:10-18 - “(10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’ (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.’ (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya”.

Ro 9:16 versi KJV menterjemahkan ayat ini secara hurufiah: “So then it is not of him that willeth, nor of him that runneth, but of God that sheweth mercy” [= Jadi hal itu bukanlah dari dia yang mau, bukan juga dari dia yang berlari (maksudnya ‘berusaha’), tetapi dari Allah yang menunjukkan belas kasihan].

Jadi, kata yang diterjemahkan ‘usaha’, secara hurufiah adalah ‘running’ (= berlari). Dalam Kitab Suci, kata ‘lari’ sering menunjuk pada ‘usaha manusia’ (bdk. 1Kor 9:24,26 Gal 2:2 Gal 5:7 Ibr 12:1).

Editor dan penterjemah Calvin’s Commentary tentang surat Roma, yaitu John Owen, memberikan catatan kaki yang menarik dengan mengatakan bahwa istilah ‘willing’ dan ‘running’ didapatkan dari sejarah Esau. Sia-sia Esau menginginkan berkat, sia-sia ia berlari untuk mendapatkan daging buruan bagi ayahnya (Kej 27:1-5,30-40).

John Owen lalu mengutip kata-kata Turretin: “‘In vain,’ says Turretin, ‘did Esau seek the blessing. In vain did Isaac hasten to grant it and in vain did Esau run to procure venison for his father; neither the father’s willingness nor the running of the son availed anything; God’s favour overruled the whole’” (= ‘Sia-sia,’ kata Turretin, ‘Esau mencari berkat. Sia-sia Ishak bergegas untuk memberikannya dan sia-sia Esau berlari untuk mendapatkan daging buruan / rusa untuk ayahnya; kemauan sang ayah maupun berlarinya sang anak tidak ada gunanya sama sekali; kemurahan / kebaikan hati Allah mengesampingkan / mengalahkan seluruhnya’).

John Owen melanjutkan: “Isaac’s ‘willingness’ to give the blessing to Esau, notwithstanding the announcement made at his birth, and Rebecca’s conduct in securing it to Jacob, are singular instances of man’s imperfections, and of the overruling power of God. Isaac acted as though he had forgotten what God had expressed as his will; and Rebecca acted as though God could not effect his purpose without her interference, and an interference, too, in a way highly improper and sinful. It was the trial of faith, and the faith of both halted exceedingly; yet the purpose of God was still fulfilled, but the improper manner in which it was fulfilled was afterwards visited with God’s displeasure” (= Kemauan Ishak untuk memberikan berkat kepada Esau meskipun ada pemberitahuan yang diberikan pada saat kelahirannya, dan kelakuan Ribka untuk memastikan berkat itu bagi Yakub, merupakan contoh yang luar biasa tentang ketidak-sempurnaan manusia, dan tentang kuasa Allah yang mengesampingkan / mengalahkan. Ishak bertindak seakan-akan ia telah lupa apa yang Allah nyatakan sebagai kehendakNya; dan Ribka bertindak seakan-akan Allah tidak bisa melaksanakan rencanaNya tanpa campur tangannya, dan ini adalah campur tangan yang sangat tidak tepat dan berdosa. Itu adalah ujian iman, dan iman dari keduanya sangat terputus-putus; tetapi rencana Allah tetap tergenapi, tetapi cara yang tidak tepat melalui mana rencana itu digenapi akhirnya mendapatkan ketidaksenangan Allah).

Pada waktu berkata bahwa pemilihan tidak tergantung pada kehendak / usaha kita, kita harus memperhatikan peringatan dari Luther: “This does not mean that God’s mercy altogether excludes our willing or running” (= Ini tidak berarti bahwa belas kasihan Allah sama sekali membuang kemauan dan usaha / larinya kita).

Maksud Luther adalah: sekalipun pemilihan tidak tergantung pada kehendak atau usaha orang, tetapi itu tidak berarti bahwa kalau Allah sudah memilih seseorang maka orang itu pasti akan selamat sekalipun ia tidak mau dan tidak berusaha. Yang benar adalah: kalau Allah sudah memilih seseorang maka Allah akan bekerja dalam diri orang itu sehingga ia akan mau dan berusaha (bdk. Fil 2:13).

b) Biarpun pada saat seseorang percaya, ia percaya dengan kehendaknya, tetapi baik kemampuan maupun kehendak untuk percaya itu dianugerahkan sepenuhnya oleh Tuhan, melalui kelahiran baru (yang menghidupkan dan mengubah manusia itu sehingga condong kepada Tuhan, bisa tertarik pada Injil, bisa mengerti Injil) dan pemberian iman / pertobatan.

1. Bahwa baik kemauan maupun kemampuan untuk percaya merupakan pekerjaan Allah, terlihat dari Fil 2:13. Untuk jelasnya saya akan membahas Fil 2:12-13.

Fil 2:12-13 - “(12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya”.

Mari kita bahas kedua ayat ini satu per satu.

Ay 12: “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir”.

a. ‘Tetaplah kerjakan keselamatanmu’.

· Ini tidak berarti bahwa:

* keselamatan = usaha manusia.

* keselamatan = usaha manusia + Allah (ay 12-13).

* orang Filipi belum selamat.

* orang Filipi tidak yakin selamat (bdk. ay 12 - ‘takut dan gentar’).

* keselamatan bisa hilang (bdk. ay 12 - ‘takut dan gentar’).

Alasannya: lihat point selanjutnya di bawah ini!

· Calvin (hal 69) berkata bahwa kata ‘keselamatan’ di sini artinya adalah ‘the entire course of our calling’ (= seluruh jalan panggilan kita).

Jadi di sini kata ‘keselamatan’ itu mempunyai arti yang berbeda dari biasanya. Di sini, ‘keselamatan’ itu mencakup daerah mulai saat kita percaya sampai saat kita masuk surga.

· Kata ‘kerjakan’ (ay 12) di dalam bahasa Yunaninya adalah KATERGAZESTHE, yang berasal dari kata kerja yang berarti ‘to bring to completion’ (= menyelesaikan).

Jadi, ‘kerjakan keselamatanmu’ berarti: dalam jalan saudara ikut Tuhan, jangan berhenti di tengah jalan! Ikutlah terus sampai akhir!

· ‘Tetaplah kerjakan keselamatanmu’ (ay 12).

Kata ‘tetaplah’ ini menunjukkan bahwa kita harus tekun / terus berusaha, mulai saat kita percaya kepada Kristus, sampai kita bertemu dengan Dia muka dengan muka!

b. ‘dengan takut dan gentar’ (ay 12).

· kata-kata ini tentu tak berarti bahwa kita betul-betul harus ikut Tuhan dengan gemetaran! Artinya adalah: Paulus menghen­daki suatu usaha yang serius!

Seseorang berkata: “Paul has no sympathy with a cold and dead orthodoxy or formalism that knows nothing of struggle and growth” (= Paulus tidak bersimpati dengan kekolotan dan formalisme yang dingin dan mati, yang tidak mengenal pergumulan dan pertum­buhan).

· kata-kata ini juga menunjukkan bahwa dalam berusaha kita harus punya kerendahan hati, yang diwujudkan dengan suatu kesadaran bahwa kita sebetulnya tidak bisa melakukan hal itu dengan kekuatan kita sendiri.

Ay 13: “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya”.

Kalau ay 12 menyuruh kita mengerjakan keselamatan kita, mengapa ay 13 mengatakan bahwa Allahlah yang bekerja?

a. Ay 13 (NASB): ‘for it is God who is at work in you, both to will and to work’ (= karena Allahlah yang bekerja di dalam kamu, baik dalam menghendaki maupun dalam bekerja).

Kata ‘work’ yang pertama dalam bahasa Yunaninya adalah ENERGON (present participle). Kata ini menunjukkan bahwa Allah disebut sebagai ‘the energizing one’ atau ‘the ener­gizer’ (= orang yang memberi energi).

Selanjutnya, baik kata ‘work’ yang pertama maupun yang kedua, menggunakan kata Yunani yang berasal dari kata ENER­GEIN yang selalu menunjuk pada tindakan Allah, dan selalu menunjukkan pada tindakan yang effective / pasti berhasil.

b. Ay 13 ini menunjukkan bahwa baik ‘to will’ maupun ‘to work / to do’ (= untuk mau maupun untuk mengerjakan), semuanya adalah karena pekerjaan Allah dalam diri kita. Ini yang merupakan penekanan saya dalam membahas Fil 2:13 itu di sini. Ini menunjukkan bahwa sekalipun kita harus mau / menghendaki untuk percaya, dan harus berbuat (tindakan percaya itu), tetapi baik kemauan maupun kemampuan kita semuanya terjadi karena pekerjaan Allah!

c. ‘menurut kerelaanNya’ (ay 13) menunjukkan kedaulatan Allah!

2. Kelahiran baru kita mutlak merupakan pekerjaan Roh Kudus / Allah sendiri.

Yoh 3:3,5 - “(3) Yesus menjawab, kataNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.’ … (5) Jawab Yesus: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah”.

Bentuk pasif yang digunakan (‘dilahirkan’) menunjukkan bahwa manusia itu pasif total, dan kelahiran baru itu mutlak merupakan pekerjaan Roh Kudus.

3. Iman / pertobatan juga merupakan anugerah / pemberian dari Allah.

Fil 1:29 - “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”.

Kis 11:18 - “Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: ‘Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.’”.

4. Kalau keselamatan memang merupakan hasil kerja sama Allah dan manusia, maka bagaimana mungkin Firman Tuhan mengatakan bahwa itu merupakan anugerah yang bersifat cuma-cuma?

Ro 3:24 - “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.

Yes 55:1 - “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!”.

5. Tentang kata-kata Clarke bahwa “Mengulurkan tangan untuk menerima sedekah dari seorang yang murah hati, tidak pernah bisa dianggap sebagai suatu harga pembelian untuk hadiah / karunia yang diberikan”, saya menanggapi dengan menunjukkan bahwa Firman Tuhan menggambarkan manusia berdosa di luar Kristus bukan sebagai sakit secara rohani, tetapi sebagai mati secara rohani. Ini terlihat dari ayat-ayat ini:

a. Yoh 10:10 - “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”.

Kalau Ia datang supaya mereka mempunyai hidup, jelas bahwa mereka tadinya mati.

b. Ef 2:1 - “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu”.

Kalau manusia itu mati secara rohani, bagaimana mungkin ia bisa mengulurkan tangan, dan menerima pemberian / anugerah rohani (keselamatan) dari Allah? Orang mati mana yang bisa mengulurkan tangan?

6. Juga ayat yang dikutip oleh Clarke, yaitu Ibr 5:9 dalam terjemahan KJV menyatakan Kristus sebagai Pencipta keselamatan kekal kita itu! Apakah dengan menuliskan kata ‘OBEY’ (= TAAT) semuanya dengan huruf besar, yang menunjukkan bahwa ia menekankan hal itu, ia mau mengatakan bahwa kita adalah co-creator (= rekan pencipta) dari keselamatan kekal itu? Ini omong kosong, bukan?

Arthur W. Pink menguraikan hal ini dengan cara yang menarik. Ia berkata: “‘Salvation is of the Lord’ (Jonah 2:9); but the Lord does not save all. Why not? He does save some; then if He saves some, why not others? Is it because they are too sinful and depraved? No; for the apostle wrote, ‘This is a faithful saying, and worthy of all acceptation, that Christ Jesus came into the world to save sinners; of whom I am chief’ (1Tim. 1:15). Therefore, if God saved the ‘chief’ of sinners, none are excluded because of their depravity. Why then does not God save all? Is it because some are too stony-hearted to be won? No; because of the most stony-hearted people of all it is written, that God will yet ‘take the stony heart out of their flesh, and will give them a heart of flesh (Ezek. 11:19)” [= ‘Keselamatan adalah dari TUHAN’ (Yunus 2:9); tetapi Tuhan tidak menyelamatkan semua orang. Mengapa tidak? Ia memang menyelamatkan sebagian orang; lalu jika Ia menyelamatkan sebagian orang, mengapa Ia tidak menyelamatkan yang lain? Apakah karena mereka terlalu berdosa dan bejat? Tidak; karena rasul menulis, ‘Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa’ (1Tim 1:15). Karena itu, jika Allah menyelamatkan orang yang paling berdosa, tidak ada yang tidak bisa diselamatkan karena kebejatan mereka. Lalu mengapa Allah tidak menyelamatkan semua? Apakah karena sebagian orang terlalu keras hatinya untuk dimenangkan? Tidak; karena tentang bangsa yang paling keras hatinya dituliskan, bahwa Allah akan ‘mengambil hati yang keras itu dari daging mereka, dan akan memberikan hati dari daging’ (Yeh 11:19)] - ‘The Sovereignty of God’, hal 45.

Penekanan dari kutipan di atas ini adalah: manusia tidak selamat bukan karena mereka terlalu jahat / keras hati.

Arthur W. Pink lalu melanjutkan: “Why is it that all are not saved, particularly all who hear the Gospel? Do you still answer, Because the majority refuse to believe? Well, that is true, but it is only a part of the truth. It is the truth from the human side. But there is a Divine side too, and this side of the truth needs to be stressed or God will be robbed of His glory” (= Mengapa tidak semua diselamatkan, khususnya semua yang mendengar Injil? Apakah kamu tetap menjawab, Karena mayoritas menolak untuk percaya? Itu memang benar, tetapi itu hanyalah sebagian dari kebenaran. Itu adalah kebenaran dari sudut manusia. Tetapi ada sudut Allah juga, dan sudut kebenaran ini perlu ditekankan, atau Allah akan dirampok kemuliaanNya) - ‘The Sovereignty of God’, hal 46.

Penekanan dari kutipan di atas ini adalah: sekalipun memang benar bahwa manusia tidak selamat karena mereka menolak untuk percaya, tetapi itu adalah dari sudut pandang manusia. Ada sudut pandang Allah yang juga harus diperhatikan.

Arthur W. Pink melanjutkan lagi: “The unsaved are lost because they refuse to believe; the others are saved because they believe. But why do these others believe? What is it that causes them to put their trust in Christ? Is it because they are more intelligent than their fellows, and quicker to discern their need of salvation? Perish the thought, ‘Who maketh thee to differ from another? And what hast thou that thou didst not receive? Now if thou didst receive it, why dost thou glory, as if thou hadst not received it?’ (1Cor. 4:7)” [= Orang yang tidak selamat terhilang karena mereka menolak untuk percaya; yang lain diselamatkan karena mereka percaya. Tetapi mengapa yang lain ini percaya? Apa yang menyebabkan mereka percaya kepada Kristus? Apakah karena mereka lebih pandai dari pada sesama mereka, dan lebih cepat melihat kebutuhan keselamatan mereka? Buanglah pikiran itu, ‘Karena siapa yang membuat engkau berbeda dari orang lain? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?’ (1Kor 4:7)] - ‘The Sovereignty of God’, hal 46.

Catatan: 1Kor 4:7 versi Kitab Suci Indonesia berbunyi: “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”.

Bagian yang saya garisbawahi itu salah terjemahan.

NIV: “For who makes you different from anyone else? What do you have that you did not receive? And if you did receive it, why do you boast as though you did not?” (= Karena siapa yang membuat engkau berbeda dari orang lain? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?).

Penekanan dari kutipan di atas ini adalah: seseorang bisa percaya, bukan karena ia lebih baik dari orang-orang yang tidak percaya.

Akhirnya Arthur W. Pink menyimpulkan dan sekaligus memberikan dasar Kitab Suci untuk kesimpulannya itu:

¨ “It is God himself who makes the difference between the elect and the non-elect, for of His own it is written, ‘And we know that the Son of God is come, and hath given us an understanding, that we may know Him that is true’ (1John 5:20)” [= Adalah Allah sendiri yang membuat perbedaan antara orang pilihan dan orang yang bukan pilihan, karena tentang milikNya dituliskan, ‘Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar’ (1Yoh 5:20)] - ‘The Sovereignty of God’, hal 46.

¨ “Faith is God’s gift, and ‘all men have not faith’ (2Thess. 3:2); there-fore, we see that God does not bestow this gift upon all. Upon whom then does He bestow this saving favour? And we answer, upon His own elect - ‘As many as were ordained to eternal life believed’ (Acts 13:48)” [= Iman adalah pemberian / karunia Allah, dan ‘bukan semua orang beroleh iman’ (2Tes 3:2); karena itu, kita melihat bahwa Allah tidak memberikan pemberian / karunia ini kepada semua orang. Lalu kepada siapa Ia memberikan hadiah / kemurahan yang menyelamatkan ini? Dan kami menjawab, kepada orang pilihanNya - ‘Semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya’ (Kis 13:48)] - ‘The Sovereignty of God’, hal 47.

Penekanan dari kesimpulan ini adalah: perbedaan yang menyebabkan satu orang percaya sedangkan yang lain tidak, terletak dalam diri Allah. Ia memberikan iman hanya kepada orang-orang pilihan!

Perhatikan juga komentar dari Calvin dan John Owen dalam persoalan ini.

Calvin: “Nothing, however slight, can be credited to man without depriving God of his honor, and without man himself falling into ruin through brazen confidence” (= Tidak ada sesuatupun, bagaimanapun kecilnya, bisa dipuji / dihargai dari manusia tanpa mencabut / menghilangkan kehormatan dari Allah, dan tanpa menghancurkan manusia itu sendiri melalui kepercayaan kepada diri sendiri yang tidak tahu malu) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter II, no 1.

John Owen: “As a desire of self-sufficiency was the first cause of this infirmity ... nothing doth he more contend for than an independency of any supreme power, which might either help, hinder, or control him in his actions. ... Never did any man ... more eagerly endeavour the erecting of this Babel than the Arminians, the modern blinded patrons of human self-sufficiency” (= Karena suatu keinginan untuk pencukupan diri sendiri adalah penyebab pertama dari kelemahan ini ... tidak ada yang lebih ia perjuangkan dari pada suatu ketidaktergantungan pada kuasa tertinggi manapun, yang bisa menolong, menghalangi atau mengontrolnya dalam tindakan-tindakannya. ... Tidak pernah ada orang ... yang lebih sungguh-sungguh berusaha mendirikan Babel ini dari pada orang-orang Arminian, pelindung modern yang buta dari pencukupan diri sendiri dari manusia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 11.

John Owen: “... of making themselves differ from others who will not make so good use of the endowments of their natures; that so the first and chiefest part in the work of their salvation may be ascribed unto themselves; - a proud Luciferian endeavour!” (= ... membuat diri mereka sendiri berbeda dengan yang lain yang tidak mau menggunakan dengan baik anugerah kepada diri mereka; sehingga dengan demikian bagian yang pertama dan terutama dalam peker-jaan keselamatan bisa dianggap berasal dari diri mereka sendiri; - suatu usaha Lucifer yang sombong!) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 13.

John Owen: “And so at length, with much toil and labour, they have placed an altar for their idol in the holy temple, on the right hand of the altar of God, and on it offer sacrifice to their own net and drag; at least, ‘nec Deo, nec libero arbitrio, sed dividatur’ - not all to God, nor all to free-will, but let the sacrifice of praise, for all good things, be divided between them” [= Dan demikian akhirnya, dengan banyak kerja keras, mereka telah meletakkan sebuah altar untuk berhala mereka dalam Bait Suci, di sebelah kanan dari altar Allah, dan di atasnya mereka mempersembahkan korban bagi usaha mereka sendiri; setidaknya ‘nec Deo, nec libero arbitrio, sed dividatur’ (kata-kata ini ada dalam bahasa Latin) - bukan semua bagi Allah, juga bukan semua bagi kehendak bebas, tetapi biarlah korban pujian, untuk semua hal yang baik, dibagi di antara mereka) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 14.

Jadi, penafsiran / penerapan Clarke terhadap text Yosua ini salah. Seharusnya kita mengatakan / menerapkan sebagai berikut: Allah menjamin untuk menyerahkan Ai ke dalam tangan mereka. Tetapi mereka tetap harus berusaha secara maximal. Analoginya dalam dunia rohani adalah: Allah menjamin keselamatan kita yang percaya kepada Kristus. Keselamatan itu tidak bisa hilang. Tetapi itu tak berarti kita tak perlu berusaha untuk memelihara keselamatan itu!

II) Israel mengalahkan / menghancurkan Ai.

1) Jalannya peperangan.

a) Yosua bangun pagi-pagi (ay 10).

Ay 10: “Keesokan harinya Yosua bangun pagi-pagi, lalu diperiksanyalah barisan bangsa itu dan berjalanlah ia maju beserta para tua-tua orang Israel di depan bangsa itu ke Ai”.

Matthew Henry: “He rose up early in the morning, that he might lose no time, and to show how intent his mind was upon his business. Those that would maintain their spiritual conflicts must not love their ease” (= Ia bangun pagi-pagi, supaya ia tidak kehilangan waktu, dan untuk menunjukkan betapa sungguh-sungguh ia dalam urusan itu. Mereka yang mau melanjutkan konflik rohani mereka tidak boleh mencintai istirahat / kesantaian mereka).

b) Sikap hati-hati dan doa Yosua (ay 13b).

Ay 13b: “Pada malam itu berjalanlah Yosua melalui lembah itu”.

Matthew Henry: “his caution and consideration (v. 13): He went that night into the midst of the valley, to make the necessary dispositions for an attack, and to see that every thing was in good order. It is the pious conjecture of the learned bishop Patrick that he went into the valley alone, to pray to God for a blessing upon his enterprise, and he did not seek in vain” (= sikap hati-hati dan pertimbangannya (ay 13): Ia berjalan pada malam itu melalui lembah itu, untuk membuat penyusunan / pengaturan yang perlu untuk suatu serangan, dan untuk melihat bahwa segala sesuatu ada dalam keadaan baik. Merupakan suatu dugaan yang saleh dari uskup Patrick yang terpelajar bahwa ia pergi ke lembah itu seorang diri, untuk berdoa kepada Allah untuk meminta berkat bagi usahanya, dan ia tidak mencari dengan sia-sia).

Penerapan: dalam melakukan pelayanan, kita perlu mempersiapkan dengan baik, tetapi pada saat yang sama kita juga harus berdoa. Ora et labora (= berdoa dan bekerja)!

c) Yosua melakukan strategi yang diberikan oleh Tuhan dan orang-orang Ai terpancing dan keluar meninggalkan kota mereka (ay 10-17). Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan disini:

1. Ay 14: jumlah orang-orang kota Ai dianggap tidak masuk akal.

Bagaimana mungkin orang Ai, yang jumlah seluruh penduduknya hanya 12.000 orang (ay 25), yang berarti jumlah tentaranya cuma 4-5 ribu orang, berani keluar dan menyerang orang Israel yang jumlahnya jauh lebih banyak?

Tetapi ini bukan tidak masuk akal, karena Tuhan bisa membutakan mata mereka!

2. Ay 17: ‘dan Betel’.

Ay 17: “Seorangpun tidak tertinggal lagi di Ai dan Betel yang tidak keluar memburu orang Israel. Mereka meninggalkan kota itu terbuka, karena mereka mengejar orang Israel”.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘or Bethel’ (= atau Betel).

a. Ada manuscript yang membuang bagian ini.

Jamieson, Fausset & Brown: “It may be remarked, however, that the words or ‘Beth-el’ are not in the Septuagint, and are rejected by some eminent scholars, as an interpolation not found in the most ancient manuscripts” (= Tetapi perlu dinyatakan bahwa kata-kata ‘atau Betel’ tidak ada dalam Septuaginta, dan ditolak oleh sarjana-sarjana yang menonjol sebagai suatu penambahan yang tidak ditemukan dalam manuscript-manuscript yang paling kuno).

b. Kalau bagian ini merupakan bagian asli dari Kitab Suci, maka ini menunjukkan bahwa mungkin orang-orang Betel membantu orang-orang Ai dalam perangnya mela­wan Israel.

Dalam Yos 12:16 Betel termasuk dalam daftar kota yang dika­lahkan oleh Israel, tetapi cerita kekalahan Betel tidak pernah ada. Jadi, mungkin dalam perang melawan Ai, Israel sekaligus mengalahkan Betel yang membantu Ai.

Yos 12:16 - “raja negeri Makeda, satu; raja negeri Betel, satu;”.

3. Ay 17: ‘seorangpun tidak tertinggal’.

a. Yang dimaksud disini tentu hanyalah tentara Ai, karena nanti dalam ay 24, setelah Israel membunuh semua tentara Ai yang mengejar mereka, lalu mereka masuk ke kota Ai dan membunuh orang-orang yang tertinggal (perempuan dan anak-anak).

Ay 24: “Segera sesudah orang Israel selesai membunuh seluruh penduduk kota Ai di padang terbuka ke mana orang Israel mengejar mereka, dan orang-orang ini semuanya tewas oleh mata pedang sampai orang yang penghabisan, maka seluruh Israel kembali ke Ai dan memukul kota itu dengan mata pedang”.

b. Orang-orang Ai berperang dengan menyerang secara total, dan sama sekali mengabaikan pertahanan.

Penerapan: dalam perang rohani, jangan melakukan hal seperti ini. Kita memang harus menyerang setan, dengan melakukan pelayanan, memberitakan Injil, dsb. Tetapi kita juga harus memperhatikan pertahanan kita, misalnya dengan banyak berdoa, membaca / belajar Firman Tuhan, menjauhi / berhati-hati terhadap cobaan dsb.

b) Orang Israel yang tadinya bersembunyi sekarang keluar, lalu masuk ke kota Ai dan membakarnya (ay 18-20).

Ay 18-20: “(18) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Acungkanlah lembing yang ada di tanganmu ke arah Ai, sebab Aku menyerahkan kota itu ke dalam tanganmu.’ Maka Yosua mengacungkan lembing yang di tangannya ke arah kota itu. (19) Ketika diacungkannya tangannya, maka segeralah bangun orang-orang yang bersembunyi itu dari tempatnya, mereka berlari memasuki kota, merebutnya, lalu segera membakar kota itu. (20) Ketika orang Ai berpaling menoleh ke belakang, tampaklah asap kota itu naik membubung ke langit; mereka tidak sempat melarikan diri ke manapun juga, sebab rakyat yang tadinya lari ke padang gurun, berbalik melawan pengejar-pengejarnya.”.

1. Pengacungan lembing (ay 18) berfungsi sebagai tanda supaya mereka yang sembunyi keluar dan menduduki Ai.

Tetapi dari ay 26 kita melihat bahwa Yosua tidak menarik kembali tangannya yang mengacungkan lembing itu, sampai Israel berhasil mengalahkan musuh-musuhnya.

Ay 26: “Dan Yosua tidak menarik tangannya yang mengacungkan lembing itu, sebelum seluruh penduduk kota Ai ditumpasnya”.

Mungkin peristiwa ini mempunyai kemiripan dengan apa yang terjadi dalam Kel 17:8-13 - “(8) Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim. (9) Musa berkata kepada Yosua: ‘Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.’ (10) Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. (11) Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. (12) Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. (13) Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang”.

Bedanya adalah: dalam Kel 17 itu Musa yang mengangkat tangan (berdoa), sedangkan Yosua yang berperang, sedangkan dalam Yos 8:18-19,26 ini Yosua mengacungkan lembing, dan ia membiarkan orang-orang Israel yang berperang.

Matthew Henry mengatakan bahwa hal ini merupakan suatu penyangkalan diri dari Yosua, karena sekalipun pasti ia sangat ingin berperang dan membunuh musuh-musuhnya, tetapi dalam ketaatan kepada Allah, ia melakukan tugas ini dan tidak berhenti sampai tugasnya selesai.

Calvin juga mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa Yosua tidak mempunyai ambisi untuk memamerkan kehebatan dirinya sendiri. Kalau ia ikut berperang dan membunuhi tentara Ai, maka itu akan lebih meningkatkan reputasi dan kemuliaan dirinya sendiri. Tetapi ia taat kepada Allah dalam hal ini, dan ini lebih berguna dari pada kalau ia ikut berperang.

Penerapan: dalam perang rohani, juga ada orang-orang yang harus mau bertekun dalam tugas ini, yaitu berdoa! Misalnya Billy Graham Crusade mempunyai team doa lebih dari 100 orang yang terus berdoa kalau Billy Graham berkhotbah memberitakan Injil.

2. Dalam membakar Ai, mereka tidak membakar semua, karena fungsi membakar di sini hanya supaya orang Israel yang pura-pura lari itu tahu bahwa Ai sudah diduduki (ay 20).

c) Orang Israel yang tadinya lari, sekarang berbalik, sehingga orang Ai terjepit dan tidak ada yang lolos (ay 20b-22).

Bible Knowledge Commentary: “Thus Israel, restored to God’s favor, won a great victory. After failure came a second chance. One defeat or failure does not signal the end of a believer’s usefulness for God” (= Demikianlah Israel, yang kembali disukai Allah, memenangkan suatu kemenangan yang besar. Setelah kegagalan datang kesempatan yang kedua. Satu kekalahan atau kegagalan tidak mengisyaratkan akhir dari kebergunaan orang percaya bagi Allah).

Bandingkan dengan:

· Maz 36:13 - “Lihat, orang-orang yang melakukan kejahatan itu jatuh; mereka dibanting dan tidak dapat bangun lagi”.

· Maz 37:23-24 - “(23) TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya; (24) apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya”.

· Amsal 24:16 - “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana”.

d) Raja Ai ditangkap (ay 23) lalu dibunuh (ay 29).

1. Beberapa penafsir mengartikan ay 29 sebagai berikut: raja Ai itu dibunuh dulu, baru setelah itu mayatnya digantung, seperti dalam Yos 10:26 - “Sesudah itu Yosua membunuh raja-raja itu, dan menggantung mereka pada lima tiang, dan mereka tinggal tergantung pada tiang-tiang itu sampai matahari terbenam”.

2. Dalam menggantung raja Ai, Yosua tetap menuruti hukum Tuhan yang ada dalam Ul 21:22-23 - “(22) ‘Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, (23) maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.’”.

e) Orang-orang yang tertinggal di Ai (perempuan dan anak-anak) dibunuh (ay 24). Jumlah yang mati adalah 12.000 orang (ay 25).

Ay 24-25: “(24) Segera sesudah orang Israel selesai membunuh seluruh penduduk kota Ai di padang terbuka ke mana orang Israel mengejar mereka, dan orang-orang ini semuanya tewas oleh mata pedang sampai orang yang penghabisan, maka seluruh Israel kembali ke Ai dan memukul kota itu dengan mata pedang. (25) Jumlah semua orang yang tewas pada hari itu, baik laki-laki maupun perempuan, ada dua belas ribu orang, semuanya orang Ai”.

1. Kata-kata ‘semuanya orang Ai’ dalam ay 25 mungkin tidak berarti bahwa orang Israel tidak ada yang mati satupun, tetapi untuk menunjukkan bahwa orang Betel maupun Israel yang mati tak tercakup dalam 12.000 orang itu.

2. Bagaimana kita menjelaskan ‘kekejaman’ ini?

Matthew Henry: “God, the righteous Judge, had passed this sentence upon them for their wickedness, so that the Israelites were only the ministers of his justice and the executioners of his doom” (= Allah, Hakim yang adil / benar, telah menyampaikan hukuman ini kepada mereka bagi kejahatan mereka, sehingga orang-orang Israel hanya merupakan pelayan-pelayan dari keadilanNya dan algojo-algojo dari hukumanNya).

3) Orang Israel menjarah kota Ai sesuai dengan ijin Tuhan (ay 27 bdk. ay 2).

Ay 2,27: “(2) dan haruslah kaulakukan kepada Ai dan rajanya, seperti yang kaulakukan kepada Yerikho dan rajanya; hanya barang-barangnya dan ternaknya boleh kamu jarah. Suruhlah orang bersembunyi di belakang kota itu.’ … (27) Hanya ternak dan barang-barang kota itu dijarah oleh orang Israel, sesuai dengan firman TUHAN, yang diperintahkanNya kepada Yosua”.

Bayangkan: andaikata saat ini Akhan bisa melihat apa yang dilakukan oleh Israel, bagaimana perasaannya? Andaikata ia menunggu sebentar saja, maka pada saat Israel mengalahkan Ai, ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dengan cara yang halal. Tetapi karena ia tidak mau menunggu, dan ia mencuri barang-barang dari Yerikho, maka ia kehilangan segala-galanya, dan bahkan mendapatkan hukuman mati!

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “Finally, God gave the soldiers the right to claim the spoils, but they were to burn the city. Had Achan waited only a few days, he could have picked up all the wealth that he wanted. God always gives His best to those who leave the choice with Him. When we run ahead of the Lord, we usually rob ourselves and hurt others” (= Akhirnya, Allah memberi tentara-tentara itu hak untuk mengclaim jarahan, tetapi mereka harus membakar kota itu. Seandainya Akhan menunggu hanya beberapa hari, ia bisa mengambil semua kekayaan yang ia inginkan. Allah selalu memberi yang terbaik kepada mereka yang menyerahkan pilihan kepadaNya. Pada waktu kita berlari di depan Tuhan, kita biasanya merampok diri kita sendiri dan melukai orang-orang lain).

Matthew Henry: “He allows the people to take the spoil to themselves. Here the spoil was not consecrated to God as that of Jericho, and therefore there was no danger of the people’s committing such a trespass as they had committed there. Observe, How Achan who caught at forbidden spoil lost that, and life, and all, but the rest of the people who had conscientiously refrained from the accursed thing were quickly recompensed for their obedience with the spoil of Ai. The way to have the comfort of what God allows us is to forbear what he forbids us. No man shall lose by his self-denial; let God have his dues first, and then all will be clean to us and sure, 1 Kin. 17:13” (= Ia mengijinkan bangsa itu mengambil jarahan bagi diri mereka sendiri. Di sini jarahan itu tidak dikhususkan bagi Allah seperti jarahan kota Yerikho, dan karena itu tidak ada bahaya bahwa bangsa itu melakukan pelanggaran seperti yang bisa mereka lakukan di sana / Yerikho. Perhatikan, Bagaimana Akhan yang mengejar jarahan yang terlarang itu kehilangan hal itu, dan hidupnya, dan semua, tetapi sisa dari bangsa itu, yang telah menahan diri dengan hati-hati dari benda terkutuk itu, segera mendapatkan kompensasi untuk ketaatan mereka, dengan jarahan dari kota Ai. Jalan untuk bisa menikmati dengan tenang apa yang Allah ijinkan bagi kita adalah dengan menahan diri terhadap apa yang Ia larang bagi kita. Tidak ada orang yang akan kehilangan apapaun oleh penyangkalan dirinya; biarlah Allah mendapatkan haknya lebih dulu, dan lalu semua akan menjadi bersih dan pasti bagi kita, 1Raja 17:13).

Bdk. 1Raja 17:13-16 - “(13) Tetapi Elia berkata kepadanya: ‘Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. (14) Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.’ (15) Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. (16) Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkanNya dengan perantaraan Elia”.

Bandingkan juga dengan Mat 4:1-4,11 - “(1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. (2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepadaNya: ‘Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.’ (4) Tetapi Yesus menjawab: ‘Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.’ … (11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus”.

III) Pendirian mezbah / ibadah di gunung Ebal (ay 30-35).

1) Ini merupakan ketaatan pada apa yang diperintahkan oleh Tuhan melalui Musa dalam Ul 11:26-30 dan Ul 27:1-8.

Ul 11:26-30 - “(26) Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: (27) berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; (28) dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal. (29) Jadi apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke negeri, yang engkau masuki untuk mendudukinya, maka haruslah engkau mengucapkan berkat di atas gunung Gerizim dan kutuk di atas gunung Ebal. (30) Bukankah keduanya terletak di sebelah barat sungai Yordan, di belakang jalan raya sebelah matahari terbenam, di negeri orang Kanaan yang diam di Araba-Yordan, di tentangan Gilgal dekat pohon-pohon tarbantin di More?”.

Ul 27:1-8 - “(1) Lagi Musa dan para tua-tua Israel memerintahkan kepada bangsa itu: ‘Berpeganglah pada segenap perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. (2) Dan pada hari kamu menyeberangi sungai Yordan ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka haruslah engkau menegakkan batu-batu besar, dan mengapurnya, (3) lalu pada batu itu haruslah kautuliskan segala perkataan hukum Taurat ini, sesudah engkau menyeberang, supaya engkau masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. (4) Dan sesudah kamu menyeberangi sungai Yordan, maka haruslah batu-batu itu, yang telah kuperintahkan kepadamu pada hari ini, kamu tegakkan di gunung Ebal dan kaukapuri. (5) Juga haruslah kaudirikan di sana mezbah bagi TUHAN, Allahmu, suatu mezbah dari batu yang tidak boleh kauolah dengan perkakas besi. (6) Dari batu yang tidak dipahat haruslah kaudirikan mezbah TUHAN, Allahmu, itu dan di atasnya haruslah kaupersembahkan korban bakaran kepada TUHAN, Allahmu. (7) Juga haruslah engkau mempersembahkan korban keselamatan, memakannya di sana dan bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu. (8) Selanjutnya haruslah engkau menuliskan pada batu-batu itu segala perkataan hukum Taurat ini dengan jelas dan terang.’”.

2) Melakukan ibadah / hal rohani dalam perang.

a) Apakah text ini tempatnya memang di sini?

1. Ada penafsir-penafsir yang beranggapan bahwa text ini salah tempat.

Albert Barnes menganggap text ini salah letak. Alasannya:

a. Hubungan antara Yos 8:29 (ayat yang ada persis sebelum bagian ini) dan Yos 9:1 (ayat yang ada persis setelah bagian ini) wajar / alamiah dan jelas.

b. Dusta orang-orang Gibeon dalam Yos 9:3 merupakan akibat rasa takut yang muncul disebabkan oleh kekalahan Yerikho dan Ai (Yos 6:1-8:29).

c. Rasanya tidak mungkin bahwa ibadah seperti ini dilakukan oleh Yosua pada saat daerah di sekitarnya masih ada dalam tangan musuh, dan pada waktu mereka melakukan hal itu, mereka sama sekali tidak diganggu.

d. Juga pada saat itu dikatakan adanya orang-orang asing / pendatang yang ikut dalam ibadah tersebut (Yos 8:33b,35).

e. Jarak dari Gilgal di lembah Yordan ke Gunung / Bukit Ebal adalah 30 mil, dan orang Israel yang begitu banyak jumlahnya, dengan adanya perempuan-perempuan dan anak-anak di antara mereka, tidak mungkin bisa melakukan perjalanan begitu jauh melalui medan yang sukar dan dipenuhi penduduk yang bermusuhan dengan mereka dalam 3 hari.

f. Selanjutnya, dalam Yos 9:6; 10:6,15,43 dikatakan bahwa bangsa Israel masih berkemah di Gilgal.

Karena itu, Albert Barnes menganggap bahwa seharusnya text ini ada pada akhir dari Yosua 11.

2. Ada penafsir-penafsir yang beranggapan bahwa text ini letaknya memang di sini.

Matthew Henry tidak setuju dengan orang-orang yang mengatakan bahwa ibadah yang dilakukan oleh Yosua sebetulnya dilakukan setelah kemenangan-kemenangan yang ada dalam Yos 10-11 didapatkan. Ia mengatakan bahwa dalam peta terlihat bahwa Sikhem (di dekat kedua gunung Gerizim dan Ebal terletak) tak terlalu jauh dari Ai, dan karena itu, ketika mereka telah merebut Ai, mereka bisa saja masuk lebih dalam ke Kanaan dan pergi ke tengah-tengah 2 gunung itu untuk melakukan ibadah itu, dan karena itu, Matthew Henry tak mau menerima pemindahan cerita ini setelah kemenangan-kemenangan dalam Yos 10-11.

Saya sendiri sama sekali tidak bisa menerima argumentasi dari Albert Barnes, yang saya anggap sangat lemah dan tak berdasar. Menurut saya, untuk bisa mengatakan bahwa text ini salah letak, harus ada dukungan dari manuscript-manuscript. Dan setahu saya, tak ada dukungan manuscript-manuscript untuk hal itu. Seandainya ada, pasti Barnes sudah mengatakannya.

Menyimpulkan seperti yang Barnes lakukan, tanpa dukungan manuscript-manuscript, sama dengan tidak mempercayai Kitab Suci, atau sama dengan mempercayai bahwa Kitab Suci itu salah!

b) Keindahan dari peletakan text ini di sini adalah bahwa hal ini menunjukkan bahwa di tengah-tengah peperangan sekalipun (biarpun Yerikho dan Ai sudah dikalahkan, tetapi banyak tempat lain yang belum), bangsa Israel melakukan suatu acara rohani.

Secara logika, dan ditinjau secara militer, maka apa yang dilakukan oleh Yosua dan bangsa Israel ini merupakan suatu ketololan, karena:

1. Ini merupakan tindakan yang membahayakan.

Melakukan hal seperti itu di tengah-tengah peperangan sebetulnya merupakan sesuatu yang berbahaya, karena bisa diserang oleh musuh. Matthew Henry mengatakan bahwa perlindungan Tuhan menyebabkan mereka tetap aman, sekalipun melakukan hal berbahaya itu. Matthew Henry mengatakan bahwa ini seperti kasus Yakub dalam Kej 35:5.

Kej 35:5 - “Sesudah itu berangkatlah mereka. Dan kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar”.

Dan Wycliffe mengatakan bahwa Yosua melakukan sesuatu yang secara militer dianggap sebagai suatu ketololan, dimana ia berhenti (dari perang) dan melakukan perjalanan rohani yang diperintahkan Allah dalam Ul 11:26-30 dan Ul 27:2-13). Sama seperti Matthew Henry, Wycliffe beranggapan bahwa Allah melindungi mereka selama mereka melakukan ibadah tersebut.

2. Ada hal-hal lain yang rasanya harus dilakukan lebih dulu.

Perang belum selesai, dan mereka masih dikelilingi oleh bangsa-bangsa lain yang bermusuhan dengan mereka, dan karena itu, secara logika / militer, seharusnya ada banyak hal lain yang harus dilakukan lebih dulu dari ibadah tersebut. Hal-hal lain itu misalnya adalah: melanjutkan perang / penaklukan bangsa-bangsa di sekeliling mereka, sehingga situasi menjadi lebih aman, dan juga mendirikan kubu-kubu / benteng-benteng untuk melindungi mereka dari serangan musuh.

Berbicara tentang ‘ketololan’ / ‘kebodohan’, mari kita lihat beberapa ayat yang berhubungan dengan hal itu, yaitu:

· 1Kor 2:14 - “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani”.

· 1Kor 1:18-31 - “(18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. (19) Karena ada tertulis: ‘Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.’ (20) Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (21) Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. (22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. (25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. (30) Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. (31) Karena itu seperti ada tertulis: ‘Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’”.

Sekalipun tindakan ini kelihatannya seperti suatu ketololan, dan sekalipun secara logika ada hal-hal lain yang lebih penting untuk dilakukan pada saat seperti ini, tetapi sebetulnya ini memang merupakan hal yang paling tepat untuk dilakukan pada saat itu.

The Bible Illustrator (OT): “Ebal and Gerizim: - We go to a distant place; about a week’s journey from Gilgal. Why do we go there? To take some strong fortress? To fight some great battle? No, but to worship Jehovah, and to take formal possession of the land in His name. But it is a formidable thing to move all the host of Israel so far as that. It is; but no trouble is too great that serves to show our loyalty to Jehovah. What a reproof is this to those whose religion costs them nothing!” (= Ebal dan Gerizim: - Kita pergi ke suatu tempat yang jauh; sekitar seminggu perjalanan dari Gilgal. Mengapa kita pergi ke sana? Untuk merebut / menduduki benteng kuat tertentu? Untuk bertempur dalam suatu pertempuran besar? Tidak, tetapi untuk menyembah Yehovah, dan untuk mengembil kepemilikan secara formil dari negara itu dalam namaNya. Tetapi merupakan suatu hal yang berat untuk memindahkan / menggerakkan seluruh rombongan Israel sejauh itu. Memang berat; tetapi tidak ada kesukaran yang terlalu besar yang bermanfaat untuk menunjukkan kesetiaan kita kepada Yehovah. Ini betul-betul merupakan suatu teguran / celaan bagi mereka yang untuk agamanya tidak mengeluarkan / mengorbankan apa-apa!).

Bdk. 2Sam 24:18-25 - “(18) Pada hari itu datanglah Gad kepada Daud dan berkata kepadanya: ‘Pergilah, dirikanlah mezbah bagi TUHAN di tempat pengirikan Arauna, orang Yebus itu.’ (19) Lalu pergilah Daud, sesuai dengan perkataan Gad, seperti yang diperintahkan TUHAN. (20) Ketika Arauna menjenguk dan melihat raja dengan pegawai-pegawainya mendapatkannya, pergilah Arauna ke luar, lalu sujud kepada raja dengan mukanya ke tanah. (21) Bertanyalah Arauna: ‘Mengapa tuanku raja datang kepada hambanya ini?’ Jawab Daud: ‘Untuk membeli tempat pengirikan ini dari padamu dengan maksud mendirikan mezbah bagi TUHAN, supaya tulah ini berhenti menimpa rakyat.’ (22) Lalu berkatalah Arauna kepada Daud: ‘Baiklah tuanku raja mengambilnya dan mempersembahkan apa yang dipandangnya baik; lihatlah, itu ada lembu-lembu untuk korban bakaran, dan eretan-eretan pengirik dan alat perkakas lembu untuk kayu bakar. (23) Semuanya ini, ya raja, diberikan Arauna kepada raja.’ Arauna berkata pula kepada raja: ‘Kiranya TUHAN, Allahmu, berkenan kepadamu.’ (24) Tetapi berkatalah raja kepada Arauna: ‘Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dari padamu dengan membayar harganya, sebab aku tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa.’ Sesudah itu Daud membeli tempat pengirikan dan lembu-lembu itu dengan harga lima puluh syikal perak. (25) Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Maka TUHAN mengabulkan doa untuk negeri itu, dan tulah itu berhenti menimpa orang Israel”.

Matthew Henry: “After the taking of Jericho and Ai, we should have expected that the next news would be of their taking possession of the country, the pushing on of their victories in other cities, and the carrying of the war into the bowels of the nation, now that they had made themselves masters of these frontier towns. But here a scene opens of quite another nature; the camp of Israel is drawn out into the field, not to engage the enemy, but to offer sacrifice, to hear the law read, and to say ‘Amen’ to the blessings and the curses” (= Setelah menduduki Yerikho dan Ai, kita mengharapkan bahwa kabar selanjutnya adalah menduduki negara itu, melanjutkan kemenangan-kemenangan mereka di kota-kota lain, dan melanjutkan perang itu sampai ke pusat dari bangsa itu, setelah mereka menguasai kota-kota yang ada di perbatasan. Tetapi di sini terbuka suatu adegan yang sifatnya sangat berbeda; perkemahan Israel ditarik ke medan, bukan untuk melawan musuh, tetapi untuk mempersembahkan korban, untuk mendengar pembacaan hukum Taurat, dan untuk mengatakan ‘Amin’ pada berkat dan kutuk).

Penerapan: banyak ‘orang-orang kristen’ yang bekerja terus pada hari minggu sekalipun. Mereka sibuk bekerja dalam pekerjaan duniawi mereka, dan pada hari Tuhanpun mereka tidak mau melakukan aktivitas yang berbeda, yaitu aktivitas rohani, yang diperintahkan Tuhan.

Matthew Henry: “I would not willingly admit a transposition of the story; and the rather because, as it comes in here, it is a remarkable instance, 1. Of the zeal of Israel for the service of God and for his honour. ... all the business of the war shall stand still, while they make a long march to the place appointed, and there attend this solemnity. God appointed them to do this when they should have got over Jordan, and they did it as soon as possibly they could, though they might have had a colourable pretence to put it off. Note, We must not think to defer our covenanting with God till we are settled in the world, or must any business put us by from minding and pursuing the one thing needful. The way to prosper is to begin with God, Mt. 6:33” (= Saya tidak mau mengakui suatu perubahan tempat dari cerita ini; dan itu lebih disebabkan karena, kalau cerita itu ada di sini, itu merupakan suatu contoh yang sangat luar biasa / bagus sekali, 1. Dari semangat orang Israel untuk ibadah kepada Allah dan untuk menghormatiNya. ... semua kesibukan dari perang harus berhenti, sementara mereka membuat suatu perjalanan panjang ke tempat yang telah ditentukan, dan di sana mereka mengikuti hal yang keramat / kudus ini. Allah menetapkan mereka untuk melakukan hal ini pada waktu mereka telah menyeberangi sungai Yordan, dan mereka melakukan hal itu secepat yang mereka bisa lakukan, sekalipun mereka bisa / mungkin mempunyai dalih yang berwarna-warna / bermacam-macam untuk menundanya. Perhatikan, Kita tidak boleh berpikir untuk menunda perjanjian kita dengan Allah sampai kita telah mapan di dunia ini, dan juga tak boleh ada satu urusan / kesibukan apapun mengesampingkan kita dari tindakan memperhatikan dan mengejar satu hal yang perlu. Cara / jalan untuk berhasil adalah memulainya dengan Allah, Mat 6:33).

Mat 6:33 - “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”.

Penerapan: dalam masa sibukpun, seperti masa ujian dsb, selalulah utamakan Tuhan, dan berilah waktu untuk beribadah / bersekutu dengan Dia.

Bdk. Kel 34:21 - “Enam harilah lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga”.

Bible Knowledge Commentary: “After the victory of Ai Joshua did a strange and militarily foolish thing. Instead of securing the central sector of the land with further victories he led the Israelites on a spiritual pilgrimage. Why? Simply because Moses... had commanded it (Deut 27:1-8)” [= Setelah kemenangan terhadap Ai Yosua melakukan hal yang secara militer adalah aneh dan tolol. Bukannya mengamankan bagian tengah dari negara itu dengan kemenangan-kemenangan lebih jauh lagi, ia membimbing bangsa Israel pada suatu perjalanan rohani. Mengapa? Hanya karena Musa ... telah memerintahkannya (Ul 27:1-8)].

Catatan: Yosua mentaati Musa, karena ia tahu bahwa apa yang Musa katakan itu memang berasal dari Tuhan. Dalam persoalan seperti ini, menentang Musa sama dengan menentang Allah, tidak mentaati Musa sama dengan tidak mentaati Allah. Dan sebaliknya, mentaati / mengikuti Musa sama dengan mentaati / mengikuti Allah.

Pulpit Commentary: “I. JOSHUA’S FAITH. As in the case of the circumcision, so here, obedience is superior to all earthly considerations. From a worldly point of view this march from Ai to Gerizim while the nations of Canaan are still unsubdued was a hazardous and foolish act. Modern philosophers would deride it; modern public opinion would condemn it. But it is just here that modern opinion requires correction by God’s Word” [= I. Iman Yosua. Seperti dalam kasus dari penyunatan (Yos 5:1-12), demikian juga di sini, ketaatan merupakan sesuatu yang lebih tinggi dari semua pertimbangan duniawi. Dari sudut pandang duniawi, perjalanan dari Ai ke Gerizim sementara bangsa-bangsa Kanaan tetap belum ditaklukkan merupakan tindakan berbahaya dan bodoh. Ahli-ahli filsafat / orang-orang bijaksana modern akan mengejeknya, pandangan umum modern akan mengecamnya. Tetapi justru di sinilah pandangan modern membutuhkan koreksi oleh Firman Allah].

Pulpit Commentary: “I. SACRED RESTS SHOULD BE MIXED WITH ALL WORLDLY WORK. Not many would have gathered a nation at such a time for such a work. At most only the conquest of the middle of the land had been achieved. The kings of the south and the north were forming their leagues to crush the terrible invaders. A saint less heroic or a hero less saintly would have postponed all such solemn assemblies till the conquest was complete. But Joshua ‘sets the Lord alway before him;’ and at the very outset he seeks to hallow their fighting and their victories. As in Gilgal, he tarried to observe the sacraments of the law, so here in Shechem he tarries to build an altar and rehearse the law. That time is not lost which we spend in calm communion with God. And in the degree in which, like the occupations of these invaders, our daily work is absorbing and worldly, in that degree it is well to arrest our activities, and turn ear and eye and heart to God” (= I. Istirahat yang kudus harus dicampur dengan semua pekerjaan-pekerjaan duniawi. Tidak banyak yang mau mengumpulkan suatu bangsa pada saat seperti itu untuk pekerjaan seperti itu. Paling-paling hanya penaklukan dari bagian tengah dari daerah itu yang telah dicapai. Raja-raja dari selatan dan utara sedang membentuk perserikatan mereka untuk menghancurkan para penyerbu yang mengerikan ini. Seorang kudus yang kurang bersifat pahlawan, atau seorang pahlawan yang kurang bersifat sebagai orang kudus, akan telah menunda semua persekutuan kudus / keramat seperti itu sampai penaklukan selesai. Tetapi Yosua ‘selalu meletakkan Tuhan di depannya’; dan pada saat paling awal ia berusaha untuk menguduskan pertempuran mereka dan kemenangan-kemenangan mereka. Seperti di Gilgal, ia berlambat-lambat untuk mentaati sakramen dari hukum Taurat, demikian juga di sini di Sikhem ia berlambat-lambat untuk membangun sebuah mezbah dan mengulang hukum Taurat. Waktu yang digunakan untuk persekutuan yang tenang dengan Allah tidaklah hilang / terbuang. Dalam tingkat dalam mana, seperti pendudukan / kesibukan dari para penyerbu ini, pekerjaan sehari-hari kita bersifat menyerap / mengayikkan dan duniawi, dalam tingkat itu adalah baik untuk menghentikan akitivitas-aktivitas kita, dan membelokkan / mengarahkan telinga dan mata dan hati kepada Allah).

Pulpit Commentary: “III. Observe: JOSHUA’S FIRST BUILDING IS AN ALTAR, NOT A FORTRESS. You would not have been surprised to find him taking Shechem and fortifying it, raising thus a central fortress in the land. But he builds not a fortress, but an altar; and raises not the storied monument of his victories, but a register of God’s law. It is a striking and characteristic thing, this altar rearing in such circumstances. And yet the altar, by its inspiration, contributes more to the power of the people than any fortress could by its security. The soul is the seat of power, in the individual, the army, the nation; and Joshua takes the directest means to increase and perpetuate the nation’s strength when he builds an altar, and links at once the old land and the new people to God. No people will lack country, safety, freedom, that rears altars to the living God. Let religion die out in any people and liberty will not very long survive. ... When Joshua raised this altar, and thereby quickened the religious life of the people, he was doing far more than if he had raised walls or gathered chariots. God is a nation’s only fortress. To have Him in us is to be secure” (= III. Perhatikan: Pembangunan pertama yang dilakukan oleh Yosua adalah suatu mezbah, bukan suatu benteng. Engkau tidak akan terkejut mendapati dia merebut Sikhem dan membentenginya, dan dengan demikian mendirikan suatu benteng pusat di negara itu. Tetapi ia tidak membangun suatu benteng tetapi suatu mezbah; dan tidak mendirikan monumen bertingkat tentang kemenangan-kemenangannya, tetapi suatu pencatatan / penulisan hukum Taurat. Merupakan suatu hal yang menyolok dan khas untuk membangun / mendirikan suatu mezbah dalam keadaan seperti itu. Tetapi mezbah itu, oleh ilhamnya, menyumbangkan lebih banyak pada kekuatan dari bangsa itu dari pada yang bisa disumbangkan oleh benteng manapun oleh keamanannya. Jiwa adalah kedudukan dari kekuatan, dalam pribadi, tentara, bangsa; dan Yosua mengambil cara / jalan yang paling langsung / dekat untuk meningkatkan dan menghidupkan terus menerus kekuatan bangsa itu pada waktu ia membangun sebuah mezbah, dan segera menghubungkan negara yang lama dan bangsa / umat yang baru dengan Allah. Tidak ada bangsa yang akan kekurangan negara, keamanan, kebebasan, kalau bangsa itu mendirikan mezbah bagi Allah yang hidup. Biarlah agama mati dalam bangsa apapun, dan kebebasan tidak akan hidup lama. ... Pada waktu Yosua mendirikan mezbah ini, dan dengan itu menghidupkan kehidupan agamawi dari bangsa itu, ia sedang melakukan jauh lebih banyak dari pada jika ia mendirikan tembok-tembok atau mengumpulkan kereta-kereta berkuda. Allah adalah satu-satunya benteng dari suatu bangsa. Mempunyai Dia di dalam kita berarti menjadi aman).

Dari sini kita bisa menarik suatu pelajaran yang berharga yaitu: dalam perangpun (padahal tak ada saat yang lebih merepotkan dari pada saat perang), Tuhan harus tetap diberi waktu / diutamakan! Dan tak ada yang perlu ditakutkan pada waktu ada waktu yang terbuang, yang secara logika dan duniawi, bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih berguna dan lebih menjamin keamanan / kemakmuran / kesuksesan kita.

Penerapan:

· Ini merupakan suatu pelajaran berharga bagi saudara yang kalau sedang repot [ada undangan pernikahan / HUT, arisan, tamu, atau bahkan karena ada sepakbola (piala dunia) di TV] lalu menying­kirkan Tuhan dengan tidak pergi ke gereja (kebaktian / Pemahaman Alkitab)!

· Dalam kesibukan sehari-hari, jangan biarkan pikiran saudara dipe­nuhi terus menerus dengan hal-hal duniawi, pekerjaan, study dsb. Adakanlah saat teduh setiap hari, dan kebaktian / ibadah setiap minggu, dimana pikiran dan hati saudara bisa dialihkan dari semua itu, dan ditujukan kepada Tuhan dan firmanNya!

Illustrasi: seorang pendeta di Inggris berpesan kepada pembantunya supaya kalau ia sedang bersaat teduh, tidak diganggu dengan alasan apapun juga. Suatu hari anak raja Inggris datang mengun­jungi pendeta itu pada saat ia sedang bersaat teduh. Melihat bahwa tamunya adalah anak raja, maka pembantu pendeta itu mengetuk pintu kamar dimana pendeta itu sedang bersaat teduh. Pendeta itu keluar dan berkata: Bukankah aku sudah berpesan untuk tidak diganggu pada saat aku sedang bersaat teduh? Pembantunya menjawab: Tetapi yang datang ini adalah anak raja! Pendeta itu menjawab: Suruh dia tunggu, dan beritahu bahwa aku sedang berbicara dengan SANG RAJA sendiri!

Maukah saudara mengutamakan Tuhan seperti ini?

3) Pentingnya melakukan hal ini setelah kemenangan atas Ai.

a) Ini menunjukkan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan yang telah memberikan mereka kemenangan atas Ai, dan juga merupakan suatu permintaan supaya Tuhan terus menyertai mereka dalam peperangan selanjutnya.

Matthew Henry: “By the sacrifices offered on this altar they did likewise give God the glory of the victories they had already obtained, as Exo. 17:15. Now that they had had the comfort of them, in the spoils of Ai, it was fit that God should have the praise of them. And they also implored his favour for their future success; for supplications as well as thanksgivings were intended in their peace-offerings. The way to prosper in all that we put our hand to is to take God along with us, and in all our ways to acknowledge him by prayer, praise, and dependence” (= Oleh korban-korban yang dipersembahkan di mezbah ini mereka memberikan Allah kemuliaan dari kemenangan-kemenangan yang telah mereka dapatkan, seperti Kel 17:15. Sekarang setelah mereka telah mendapatkan kesenangan dari kemenangan-kemenangan itu, dalam jarahan dari Ai, adalah cocok bahwa Allah mendapatkan pujian tentang hal-hal itu. Dan mereka juga meminta kebaikanNya untuk sukses mereka yang akan datang; karena permohonan maupun ucapan syukur dimaksudkan dalam korban keselamatan mereka. Jalan untuk makmur / berhasil dengan baik dalam semua hal yang kita lakukan adalah dengan membawa Allah bersama dengan kita, dan dalam setiap jalan kita mengakui Dia oleh doa, pujian, dan ketergantungan).

Kel 17:15 - “Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: ‘Tuhanlah panji-panjiku!’”.

b) Supaya bangsa Israel tidak sombong dan lupa daratan setelah kemenangan yang mereka peroleh.

Pulpit Commentary mengatakan bahwa selalu ada bahaya pada saat setelah kemenangan. Kita bisa mempunyai kesombongan rohani, yang berusaha untuk memberikan kemuliaan kepada diri kita sendiri, padahal hal itu seharusnya untuk Allah. Celakalah mereka yang tidur pada rangkaian kemenangan dari sukses rohani, atau yang mabuk dengan kepuasan diri sendiri.

1Kor 10:12 - “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”.

Yosua memberikan teladan bagaimana umat Allah harus bersikap setelah suatu kemenangan.

Pulpit Commentary juga mengatakan bahwa tidak ada saat dimana manusia lebih mempunyai kecenderungan untuk lupa pada kewajiban untuk taat dari pada pada saat kemenangan rohani. Karena itulah, setelah kemenangan atas Ai ini, Yosua memanggil bangsa Israel untuk lebih taat lagi pada hukum Taurat. Setiap berkat yang baru, setiap kemenangan yang segar, harus membawa pada pikiran dan hati kita, ketundukan yang lebih lengkap pada kehendak Allah!

4) Mezbah dan korban bakaran / keselamatan.

a) Mezbah yang tidak boleh dipahat.

Ay 30-31a: “(30) Pada waktu itulah Yosua mendirikan mezbah di gunung Ebal bagi TUHAN, Allah Israel, (31a) seperti yang diperintahkan Musa, hamba TUHAN, kepada orang Israel, menurut apa yang tertulis dalam kitab hukum Musa: suatu mezbah dari batu-batu yang tidak dipahat, yang tidak diolah dengan perkakas besi apapun”.

Dari kitab hukum Musa mana bagian ini diambil? Dari:

· Ul 27:5-6a - “(5) Juga haruslah kaudirikan di sana mezbah bagi TUHAN, Allahmu, suatu mezbah dari batu yang tidak boleh kauolah dengan perkakas besi. (6a) Dari batu yang tidak dipahat haruslah kaudirikan mezbah TUHAN, Allahmu”.

· Kel 20:25 - “Tetapi jika engkau membuat bagiKu mezbah dari batu, maka jangan engkau mendirikannya dari batu pahat, sebab apabila engkau mengerjakannya dengan beliung, maka engkau melanggar kekudusannya”.

Tidak pasti apa sebabnya kalau mereka membuat mezbah dari batu, maka batu-batu itu tidak boleh dipahat. Ada bermacam-macam pandangan:

1. Calvin menganggap bahwa ini menunjukkan kesementaraan dari mezbah itu.

2. Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa hal itu dilarang supaya jangan mereka menjadi sama / mirip dengan orang-orang kafir yang menyembah berhala, yang sering mengukir / memahat nama / simbol dari dewa-dewa mereka pada batu-batu dari mezbah mereka.

3. Matthew Henry mengatakan bahwa hal itu dilarang untuk menunjukkan bahwa apa yang paling sederhana dan alamiah, dan paling tidak bersifat seni dan paling ‘apa adanya’, merupakan sesuatu yang paling memperkenan Allah. Penemuan manusia tidak bisa menambah keindahan dari sistim penyembahan dari Allah.

Kalau harus memilih dari pandangan-pandangan yang ada, maka saya memilih pandangan dari Matthew Henry. Dan kalau ini benar, maka ini menunjukkan bahwa dalam suatu ibadah / kebaktian, manusia tidak boleh memasukkan apapun yang merupakan penemuan mereka sendiri, yang tidak diperintahkan oleh Allah. Misalnya:

· acara penyembahan dalam kebanyakan gereja-gereja Pentakosta / Kharismatik.

· doa yang disertai permainan musik.

· doa dan nyanyi bersama-sama (sebagian berdoa dan sebagian menyanyi).

· ‘doa bersuara’.

· tari-tarian dalam kebaktian.

· beri salam kiri kanan dalam kebaktian.

· dan sebagainya.

b) Persembahan korban bakaran dan korban keselamatan.

Ay 30,31,34: “(30) Pada waktu itulah Yosua mendirikan mezbah di gunung Ebal bagi TUHAN, Allah Israel, (31) seperti yang diperintahkan Musa, hamba TUHAN, kepada orang Israel, menurut apa yang tertulis dalam kitab hukum Musa: suatu mezbah dari batu-batu yang tidak dipahat, yang tidak diolah dengan perkakas besi apapun. Di atasnyalah mereka mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN dan mengorbankan korban keselamatan. ... (34) Sesudah itu dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum”.

Matthew Henry mengatakan bahwa:

1. Mezbah dibuat di gunung Ebal, dimana kutuk itu diucapkan (ay 30 bdk Ul 11:29).

Ul 11:29 - “Jadi apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke negeri, yang engkau masuki untuk mendudukinya, maka haruslah engkau mengucapkan berkat di atas gunung Gerizim dan kutuk di atas gunung Ebal”.

Ini menunjukkan bahwa mereka sebetulnya harus mengharapkan kutuk, karena tak seorangpun dari mereka bisa mentaati seluruh hukum Taurat. Dan yang tidak mentaati seluruh hukum Taurat memang terkutuk di hadapan Tuhan. Ini terlihat dari:

a. Ul 27:26 - “Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!’”.

b. Gal 3:10 - “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah (setiap) orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’”.

Catatan: seharusnya dalam ay 10b ini ada kata ‘setiap’. Bandingkan dengan NIV yang menterjemahkan: “Cursed is everyone who does not continue to do everything written in the Book of the Law” (= Terkutuklah setiap orang yang tidak terus melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam Kitab Hukum Taurat).

2. Korban yang dipersembahkan merupakan TYPE dari Kristus, yang menebus mereka (dan kita) dari kutuk hukum Taurat.

Gal 3:13 - “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.

Seandainya tidak ada mezbah dan korban ini, maka kutuk yang diucapkan di atas Gunung Ebal itu seharusnya dijalankan pada saat itu.

Keil & Delitzsch (tentang Ul 27:4-8): “The spot selected for the setting up of the stones with the law written upon it, as well as for the altar and the offering of sacrifice, was Ebal, the mountain upon which the curses were to be proclaimed; not Gerizim, which was appointed for the publication of the blessings, ... ‘to show how the law and economy of the Old Testament would denounce the curse which rests upon the whole human race because of sin, to awaken a desire for the Messiah, who was to take away the curse and bring the true blessing instead.’ For however remote the allusion to the Messiah may be here, the truth is unquestionably pointed out in these instructions, that the law primarily and chiefly brings a curse upon man because of the sinfulness of his nature” (= Tempat yang dipilih untuk mendirikan batu-batu dengan hukum Taurat tertulis padanya, dan juga untuk mezbah dan persembahan korban, adalah Ebal, gunung di atas mana kutuk-kutuk diucapkan’ bukan Gerizim, yang ditetapkan untuk pengumuman dari berkat-berkat, ... ‘untuk menunjukkan bagaimana hukum Taurat dan pengaturan / sistim dari Perjanjian Lama akan mengumumkan kutuk yang ada pada seluruh umat manusia karena dosa, untuk membangkitkan suatu keinginan untuk Mesias, yang harus mengambil kutuk dan membawa berkat yang benar sebagai gantinya’. Karena betapapun jauhnya hubungan tidak langsung dengan sang Mesias ada di sini, kebenaran itu tidak diragukan ditunjukkan dalam instruksi-instruksi ini, bahwa hukum Taurat terutama membawa kutuk pada manusia karena keberdosaan manusia).

5) Penulisan dan pembacaan hukum Taurat.

a) Penulisan hukum Taurat.

Ay 32: “Dan di sanalah di atas batu-batu itu, dituliskan Yosua salinan hukum Musa, yang dituliskannya di depan orang Israel”.

Ul 27:2-8 - “(2) Dan pada hari kamu menyeberangi sungai Yordan ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka haruslah engkau menegakkan batu-batu besar, dan mengapurnya, (3) lalu pada batu itu haruslah kautuliskan segala perkataan hukum Taurat ini, sesudah engkau menyeberang, supaya engkau masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. (4) Dan sesudah kamu menyeberangi sungai Yordan, maka haruslah batu-batu itu, yang telah kuperintahkan kepadamu pada hari ini, kamu tegakkan di gunung Ebal dan kaukapuri. ... (8) Selanjutnya haruslah engkau menuliskan pada batu-batu itu segala perkataan hukum Taurat ini dengan jelas dan terang.’”.

1. Kata-kata ‘pada hari’ dalam Ul 27:2 tidak perlu diartikan secara ketat.

Jamieson, Fausset & Brown, dan juga Keil & Delitzsch, mengatakan bahwa kata ‘hari’ sering menunjuk pada ‘waktu’.

2. Tidak pasti hukum Taurat yang mana yang dituliskan.

Ada yang mengatakan hanya 10 hukum Tuhan, ada yang mengatakan seluruh hukum Taurat yang ada pada saat itu, dan ada juga yang mengatakan hanya ucapan berkat dan kutuk (bdk. Yos 8:34 - “Sesudah itu dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum”).

3. Matthew Henry mengatakan bahwa pada saat mereka memberikan korban kepada Tuhan, mereka juga menuliskan dan membacakan hukum Taurat, karena doa memang berhubungan erat dengan Firman Tuhan. Kalau telinga kita tidak memperhatikan Firman Tuhan, maka Tuhan juga tidak akan mendengarkan doa kita.

Amsal 28:9 - “Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian”.

Amsal 1:24-28 - “(24) Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku”.

b) Pembacaan hukum Taurat.

Ay 33-35: “(33) Seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para pengatur pasukannya dan para hakimnya berdiri sebelah-menyebelah tabut, berhadapan dengan para imam yang memang suku Lewi, para pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, baik pendatang maupun anak negeri, setengahnya menghadap ke gunung Gerizim dan setengahnya lagi menghadap ke gunung Ebal, seperti yang dahulu diperintahkan oleh Musa, hamba TUHAN, apabila orang memberkati bangsa Israel. (34) Sesudah itu dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum. (35) Tidak ada sepatah katapun dari segala apa yang diperintahkan Musa yang tidak dibacakan oleh Yosua kepada seluruh jemaah Israel dan kepada perempuan-perempuan dan anak-anak dan kepada pendatang yang ikut serta”.

1. Bagaimana mungkin seluruh bangsa Israel bisa mendengar apa yang dibacakan?

Ingat bahwa jumlah mereka sekitar 2-3 juta orang. Berapa luas tempat yang mereka tempati? Dan bagaimana mungkin suara dari para pembaca yang ada di gunung Gerizim dan gunung Ebal itu bisa didengar oleh semua yang ada di lembah, padahal pada jaman itu belum ada loud speaker / pengeras suara?

Untuk menjawab hal ini Jamieson, Fausset & Brown (dan juga beberapa penafsir lain) mengatakan bahwa lembah itu panjangnya sekitar 3 mil (4,8 km), dan lebarnya 250-300 langkah. Ia mengatakan bahwa lembah yang di kiri dan kanannya ada gunung / bukit ini memungkinkan suara manusia terdengar dengan jelas dari jarak yang sangat jauh. Ini sudah dibuktikan dengan suatu percobaan di tempat itu pada tahun 1860 oleh orang yang bernama Mills. Mereka membuat kemah di lembah, dan Mills naik ke gunung Gerizim, sedangkan temannya (Edwards) naik ke gunung Ebal. Dan mereka lalu membacakan dalam bahasa Ibrani berkat dan kutuk ini, dan bisa didengar oleh semua di dalam kemah dengan sangat jelas. Juga pada waktu pembaca di gunung Gerizim membaca, maka pembaca di gunung Ebal bisa mendengar dengan jelas, dan demikian juga sebaliknya.

2. Gunung Ebal dan gunung Gerizim.

Ul 27:4 - “Dan sesudah kamu menyeberangi sungai Yordan, maka haruslah batu-batu itu, yang telah kuperintahkan kepadamu pada hari ini, kamu tegakkan di gunung Ebal dan kaukapuri”.

Text bahasa Ibrani menyebutkan ‘gunung Ebal’, tetapi text Samaria menyebutkan ‘gunung Gerizim’. Adam Clarke mengatakan bahwa seseorang bernama Dr. Kennicott telah membuat tulisan untuk mempertahankan pandangan bahwa yang benar adalah text Samaria. Dan kesimpulannya adalah bahwa bangsa Israel / orang-orang Yahudi mengubah kata ‘Gerizim’ menjadi ‘Ebal’. Tetapi saya tidak menjumpai seorang penafsirpun yang setuju dengan pandangan dari Adam Clarke ini. Semua menganggap bahwa text bahasa Ibrani yang benar.

3. Yang dibacakan: ‘segala hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya’ (ay 34).

Dalam hukum Taurat ada ‘berkat’ dan ada ‘kutuk’, dan keduanya dibacakan oleh Yosua.

Pulpit Commentary mengatakan bahwa pada jaman sekarang, bagian-bagian yang keras dari Firman Tuhan telah ‘diabaikan / dihilangkan’. Para pengkhotbah berbicara tentang Allah yang kasih, tetapi melupakan bahwa Allah yang kasih harus menghukum dosa / orang berdosa. Bukanlah kasih untuk membiarkan dosa, karena itu akan memotivasi orang untuk terus melakukan dosa itu. Dan karena dosa itu akan menimbulkan penderitaan, maka Allah yang tidak menghukum dosa bukanlah Allah yang kasih tetapi Allah yang kejam / penuh kebencian. Saya sendiri lebih menekankan keadilan Allah, dan bukannya kasih Allah, yang mengharuskan Ia menghukum dosa.

Penafsir ini lalu melanjutkan dengan mengatakan bahwa tidak ada pemberitaan tentang berkat-berkat dari injil yang berguna kalau:

a. Pemberitaan itu secara sistimatis menyembunyikan hal-hal yang menakutkan dari injil.

b. Pemberitaan itu berusaha untuk meninggikan kasih Allah dalam Kristus sementara pemberitaan itu dengan sangat berhati-hati mengabaikan pembalasan yang dinyatakan kepada mereka ‘yang tidak mentaati injil Tuhan Yesus Kristus’ (bdk. 2Tes 1:8-9)

4. Yang mendengar.

Ay 33-35: “(33) Seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para pengatur pasukannya dan para hakimnya berdiri sebelah-menyebelah tabut, berhadapan dengan para imam yang memang suku Lewi, para pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, baik pendatang maupun anak negeri, setengahnya menghadap ke gunung Gerizim dan setengahnya lagi menghadap ke gunung Ebal, seperti yang dahulu diperintahkan oleh Musa, hamba TUHAN, apabila orang memberkati bangsa Israel. (34) Sesudah itu dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum. (35) Tidak ada sepatah katapun dari segala apa yang diperintahkan Musa yang tidak dibacakan oleh Yosua kepada seluruh jemaah Israel dan kepada perempuan-perempuan dan anak-anak dan kepada pendatang yang ikut serta”.

Hukum Taurat itu dibacakan kepada seluruh jemaah Israel, tanpa kecuali.

a. Para penggede, seperti tua-tua, para pengatur pasukan, dan hakim-hakim (ay 33), juga harus ikut mendengar. Betapapun tingginya jabatan / kedudukan mereka, mereka tetap ada di bawah Firman Tuhan / hukum Taurat, dan karena itu mereka harus mendengarnya!

Penerapan: ini perlu dicamkan oleh banyak orang Kristen, yang karena menduduki jabatan tertentu (majelis, panitia KKR / Seminar, dsb) lalu menganggap dirinya mempunyai hak untuk tidak mendengar dan sebaliknya, jalan-jalan untuk mengurusi tugasnya, sementara Firman Tuhan diberitakan!

b. Para pendatang / orang asing juga harus mendengar (ay 33c,35c).

c. Perempuan-perempuan dan anak-anakpun juga harus ikut mendengar (ay 35).

Matthew Henry: “every Israelite was present, even the women and the little ones that all might know and do their duty. Note, Masters of families should bring their wives and children with them to the solemn assemblies for religious worship. All that are capable of learning must come to be taught out of the law” (= setiap orang Israel hadir, bahkan perempuan-perempuan dan anak-anak, supaya semua bisa tahu dan melakukan kewajiban mereka. Perhatikan, kepala dari keluarga harus membawa istri-istri dan anak-anak bersama mereka pada pertemuan-pertemuan kudus dari ibadah agamawi. Semua mereka yang mampu untuk belajar harus datang untuk diajar tentang hukum Taurat).

Jadi, tidak ada orang yang terlalu tinggi sehingga tidak perlu mendengar, dan tidak ada orang yang terlalu rendah sehingga tidak boleh mendengar.

Tetapi bandingkan dengan Neh 8:2-9 - “(2) maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel. (3) Lalu pada hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. (4) Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. (5) Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu. Di sisinya sebelah kanan berdiri Matica, Sema, Anaya, Uria, Hilkia dan Maaseya, sedang di sebelah kiri berdiri Pedaya, Misael, Malkia, Hasum, Hasbadana, Zakharia dan Mesulam. (6) Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. (7) Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: ‘Amin, amin!’, sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah. (8) Juga Yesua, Bani, Serebya, Yamin, Akub, Sabetai, Hodia, Maaseya, Kelita, Azarya, Yozabad, Hanan, Pelaya, yang adalah orang-orang Lewi, mengajarkan Taurat itu kepada orang-orang itu, sementara orang-orang itu berdiri di tempatnya. (9) Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti”.

Jadi, seseorang yang masih terlalu kecil untuk bisa mengerti Firman Tuhan, misalnya yang masih berusia di bawah 3-4 tahun, tentu tidak perlu ikut.

6) Adanya tabut Allah di tengah-tengah mereka.

Ay 33: “Seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para pengatur pasukannya dan para hakimnya berdiri sebelah-menyebelah tabut, berhadapan dengan para imam yang memang suku Lewi, para pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, baik pendatang maupun anak negeri, setengahnya menghadap ke gunung Gerizim dan setengahnya lagi menghadap ke gunung Ebal, seperti yang dahulu diperintahkan oleh Musa, hamba TUHAN, apabila orang memberkati bangsa Israel”.

Pulpit Commentary: “THE ARK OF GOD WAS IN THE MIDST. That is, the reading of the law was no mere formal recitation. There was the altar, the offerings, and the sacrifices. It was a religious celebration. God’s presence was recognised. The devotion of the heart was required. The whole celebration would have been a pretence had it not been carried on as in God’s sight. So now, when God’s Word is read in the congregation, it should not be a mere form. There should be the ardent desire to profit by it, the solemn reverence for the spoken word of the Most High. And when studied in private, it should not be a cold, critical, merely intellectual study. The warmth of devotion should be kindled. The reading should be distinctly a religious act” (= TABUT ALLAH ADA DI TENGAH-TENGAH. Artinya, pembacaan hukum Taurat itu bukan pembacaan formil semata-mata. Di sana ada mezbah, dan korban-korban. Itu merupakan suatu perayaan agamawi. Kehadiran Allah diakui / disadari. Pembaktian dari hati dibutuhkan. Seluruh perayaan akan merupakan suatu kepura-puraan seandainya itu tidak dilaksanakan seperti di hadapan Allah. Demikian juga sekarang, pada waktu Firman Allah dibacakan dalam jemaat, itu tidak boleh semata-mata merupakan suatu formalitas. Harus ada suatu keinginan yang sungguh-sungguh untuk mendapat manfaat darinya, rasa hormat dan takut yang khidmat bagi firman yang diucapkan dari Yang Maha Tinggi. Dan pada waktu dipelajari secara pribadi, itu tidak boleh merupakan pelajaran yang dingin, bersifat kritik, dan semata-mata intelektual. Kehangatan dari pembaktian harus dinyalakan. Pembacaan itu harus secara jelas merupakan suatu tindakan agamawi).

Penerapan: dalam kebaktian, Pemahaman Alkitab, atau saat teduh pribadi, apakah saudara melakukan hanya sebagai suatu tindakan formalitas, atau betul-betul sebagai suatu tindakan agamawi, dengan penuh kehangatan dan kesadaran akan kehadiran Allah?

YOSUA 9:1-27

Yos 9:1-27 - “(1) Ketika terdengar oleh raja-raja di sebelah barat sungai Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit dan sepanjang tepi pantai Laut Besar sampai ke seberang gunung Libanon, yakni raja-raja orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, (2) bergabunglah mereka dengan seia sekata untuk memerangi Yosua dan orang Israel. (3) Tetapi ketika terdengar kepada penduduk negeri Gibeon apa yang dilakukan Yosua terhadap Yerikho dan Ai, (4) maka merekapun bertindak dengan memakai akal: mereka pergi menyediakan bekal, mengambil karung yang buruk-buruk untuk dimuatkan ke atas keledai mereka dan kirbat anggur yang buruk-buruk, yang robek dan dijahit kembali, (5) dan kasut yang buruk-buruk dan ditambal untuk dikenakan pada kaki mereka dan pakaian yang buruk-buruk untuk dikenakan oleh mereka, sedang segala roti bekal mereka telah kering, tinggal remah-remah belaka. (6) Demikianlah mereka pergi kepada Yosua, ke tempat perkemahan di Gilgal. Berkatalah mereka kepadanya dan kepada orang-orang Israel itu: ‘Kami ini datang dari negeri jauh; maka sekarang ikatlah perjanjian dengan kami.’ (7) Tetapi berkatalah orang-orang Israel kepada orang-orang Hewi itu: ‘Barangkali kamu ini diam di tengah-tengah kami, bagaimana mungkin kami mengikat perjanjian dengan kamu?’ (8) Lalu kata mereka kepada Yosua: ‘Kami ini hamba-hambamu.’ Tanya Yosua: ‘Siapakah kamu ini dan dari manakah kamu datang?’ (9) Jawab mereka kepadanya: ‘Dari negeri yang sangat jauh hamba-hambamu ini datang karena nama TUHAN, Allahmu, sebab kami telah mendengar kabar tentang Dia, yakni segala yang dilakukanNya di Mesir, (10) dan segala yang dilakukanNya terhadap kedua raja orang Amori itu di seberang sungai Yordan, Sihon, raja Hesybon, dan Og, raja Basan, yang diam di Asytarot. (11) Sebab itu para tua-tua kami dan seluruh penduduk negeri kami berkata kepada kami, demikian: Bawalah bekal untuk di jalan dan pergilah menemui mereka dan berkatalah kepada mereka: Kami ini hamba-hambamu, maka sekarang ikatlah perjanjian dengan kami. (12) Inilah roti kami: masih panas ketika kami bawa sebagai bekal dari rumah pada hari kami berangkat berjalan mendapatkan kamu, tetapi sekarang, lihatlah, telah kering dan tinggal remah-remah belaka. (13) Inilah kirbat-kirbat anggur, yang masih baru ketika kami mengisinya, tetapi lihatlah, telah robek; dan inilah pakaian dan kasut kami, semuanya telah buruk-buruk karena perjalanan yang sangat jauh itu.’ (14) Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan TUHAN. (15) Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka. (16) Tetapi setelah lewat tiga hari, sesudah orang Israel mengikat perjanjian dengan orang-orang itu, terdengarlah oleh mereka, bahwa orang-orang itu tinggal dekat mereka, bahkan diam di tengah-tengah mereka. (17) Sebab orang Israel berangkat pergi dan pada hari ketiga sampai ke kota-kota orang-orang itu; adapun kota-kota itu ialah Gibeon, Kefira, Beerot dan Kiryat-Yearim. (18) Orang Israel tidak menewaskan, sebab para pemimpin umat telah bersumpah kepada mereka demi TUHAN, Allah Israel. Lalu bersungut-sungutlah segenap umat kepada para pemimpin. (19) Berkatalah pemimpin-pemimpin itu kepada seluruh umat: ‘Kami telah bersumpah kepada mereka demi TUHAN, Allah Israel; oleh sebab itu kita tidak dapat mengusik mereka. (20) Beginilah akan kita perlakukan mereka: membiarkan mereka hidup, supaya kita jangan tertimpa murka karena sumpah yang telah kita ikrarkan itu kepada mereka.’ (21) Lagi kata para pemimpin kepada mereka: ‘Biarlah mereka hidup.’ Maka merekapun dijadikan tukang belah kayu dan tukang timba air untuk segenap umat, seperti yang ditetapkan oleh para pemimpin mengenai mereka. (22) Lalu Yosua memanggil mereka dan berkata kepada mereka, demikian: ‘Mengapa kamu menipu kami dengan berkata: Kami ini tinggal sangat jauh dari pada kamu, padahal kamu diam di tengah-tengah kami? (23) Oleh sebab itu, terkutuklah kamu dan tak putus-putusnya kamu menjadi hamba, tukang belah kayu dan tukang timba air untuk rumah Allahku.’ (24) Jawab mereka kepada Yosua, katanya: ‘Sebab telah dikabarkan dengan sungguh-sungguh kepada hamba-hambamu ini, bahwa TUHAN, Allahmu, memerintahkan kepada Musa hambaNya, memberikan seluruh negeri itu kepadamu dan memunahkan seluruh penduduk negeri itu dari depan kamu, maka sangatlah kami takut kehilangan nyawa, menghadapi kamu; itulah sebabnya kami melakukan yang demikian. (25) Maka sekarang, kami ini dalam tanganmu; perlakukanlah kami seperti yang kaupandang baik dan benar untuk dilakukan kepada kami.’ (26) Demikianlah dilakukannya kepada mereka. Dilepaskannyalah mereka dari tangan orang-orang Israel, sehingga mereka tidak dibunuh. (27) Dan pada waktu itu Yosua menjadikan mereka tukang belah kayu dan tukang timba air untuk umat itu dan untuk mezbah TUHAN, sampai sekarang, di tempat yang akan dipilihNya”.

I) Sikap penduduk Kanaan.

1) Raja-raja bersatu melawan Yosua / bangsa Israel.

Ay 1-2: “(1) Ketika terdengar oleh raja-raja di sebelah barat sungai Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit dan sepanjang tepi pantai Laut Besar sampai ke seberang gunung Libanon, yakni raja-raja orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, (2) bergabunglah mereka dengan seia sekata untuk memerangi Yosua dan orang Israel”.

a) Pembaktian / ketaatan anak-anak Tuhan terhadap Tuhan seringkali membuat marah orang-orang kafir.

Matthew Henry: “The pious devotion of God’s people sometimes provokes and exasperates their enemies more than any thing else” (= Pembaktian yang saleh dari umat Allah kadang-kadang memprovokasi dan membuat sangat marah musuh-musuh mereka lebih dari apapun yang lain).

Memang dalam hal ini, pembaktian / ketaatan dari bangsa Israel itu memang merupakan tindakan untuk menghabisi penduduk Kanaan, dan karena itu tidak aneh bahwa itu menyebabkan orang-orang Kanaan itu marah dan bersatu untuk memerangi mereka. Tetapi seringkali pada waktu pembaktian / ketaatan kita kepada Tuhan tidak merugikan orang-orang itu dalam hal apapun, itu tetap membangkitkan ketidak-senangan / kebencian mereka.

Sebagai contoh, banyak orang non kristen yang marah kalau ada pendirian gereja, yang sebetulnya tidak merugikan mereka dalam hal apapun. Mereka lebih marah kalau ada pendirian gereja dari pada kalau ada pendirian rumah pelacuran, yang seharusnya dianggap oleh semua orang yang waras otaknya, sebagai sesuatu yang jauh lebih negatif!

Kalau terjadi hal-hal seperti itu, jangan heran. Ingat, di balik semua itu ada setan, yang pasti tidak senang dengan tindakan kita itu, sehingga lalu menggerakkan anak-anaknya untuk menyerang kita.

b) Kalau orang-orang Kanaan / kafir bisa bersatu, maka gereja lebih-lebih juga harus bersatu!

Matthew Henry: “how unanimous they were in their resolves. Though they were many kings of different nations, Hittites, Amorites, Perizzites, etc., doubtless of different interests, and that had often been at variance one with another, yet they determined, nemine contradicente - unanimously, to unite against Israel. O that Israel would learn this of Canaanites, to sacrifice private interests to the public welfare, and to lay aside all animosities among themselves, that they may cordially unite against the common enemies of God’s kingdom among men!” (= betapa bersepakatnya mereka dalam keputusan mereka. Sekalipun mereka adalah banyak raja dari bangsa-bangsa yang berbeda, orang Het, Amori, Feris, dsb, yang tak diragukan mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan seringkali bertengkar satu sama lain, tetapi mereka memutuskan, nemine contradicente - dengan suara bulat, untuk bersatu melawan Israel. Seandainya Israel belajar hal ini dari orang-orang Kanaan, untuk mengorbankan kepentingan pribadi bagi kesejahteraan umum, dan untuk mengesampingkan semua semua dendam / permusuhan di antara mereka sendiri, supaya mereka bisa bersatu dengan baik / hangat melawan musuh-musuh dari Kerajaan Allah di antara manusia!).

Penerapan:

1. Permusuhan / sentimen bisa terjadi antara orang-orang Kristen dalam satu gereja lokal, ataupun antara orang-orang Kristen dari gereja yang satu dengan gereja yang lain. Semua ini sebetulnya tidak boleh ada. Semua orang Kristen, dari gereja manapun, seharusnya bersatu melawan setan dan anak-anaknya!

2. Setiap kali saudara melihat adanya kesatuan di anatar orang-orang kafir, atau orang-orang sesat (seperti Saksi-Saksi Yehuwa), selalulah ingat untuk mengesampingkan perbedaan / pertentangan di antara kita, dan mengusahakan kesatuan dalam berperang melawan setan dan anak-anaknya!

c) Tetapi jangan menganggap bahwa kita harus bersatu dengan golongan-golongan yang sesat dalam kristen, seperti Liberal, Saksi Yehuwa, Gereja Orthodox Syria, Katolik, dsb.

1. ‘Menyerang’ orang-orang sesat dalam kalangan Kristen (dengan menggunakan ajaran, bukan secara fisik), sama sekali tidak berarti bahwa kita merusak kesatuan gereja. Mengapa? Karena sebetulnya orang-orang sesat itu tidak termasuk dalam gereja! Kalau orang-orang Kristen yang sejati diumpamakan sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, maka orang-orang Kristen yang sesat, bisa diumpamakan sebagai tumor / kanker pada tubuh Kristus! Karena itu, orang-orang sesat itu justru harus dihabisi (lagi-lagi, bukan secara fisik / dengan kekerasan / kuasa, tetapi dengan menggunakan ajaran yang menyerang / menghancurkan ajaran mereka).

2. Ingat juga bahwa Yesus dan rasul-rasulpun sering menyerang orang-orang sesat! Jadi, kalau ada orang-orang yang menganggap bahwa tindakan menyerang ini merupakan tindakan yang tidak kasih, itu merupakan kata-kata yang sangat bodoh!!

1Kor 13:4,6 - “(4a) Kasih … (6) ... tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran”.

d) Kalau orang-orang kafir bersatu melawan saudara, janganlah takut! Yang ada di pihak saudara jauh lebih banyak / jauh lebih besar dari pada yang ada di pihak mereka. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

2Raja 6:15-17 - “(15) Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: ‘Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?’ (16) Jawabnya: ‘Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.’ (7) Lalu berdoalah Elisa: ‘Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.’ Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa”.

Maz 34:8 - “Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka”.

Ro 8:31 - “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”.

2) Orang-orang Gibeon bertindak memakai akal.

Ay 3-6,9-13: “(3) Tetapi ketika terdengar kepada penduduk negeri Gibeon apa yang dilakukan Yosua terhadap Yerikho dan Ai, (4) maka merekapun bertindak dengan memakai akal: mereka pergi menyediakan bekal, mengambil karung yang buruk-buruk untuk dimuatkan ke atas keledai mereka dan kirbat anggur yang buruk-buruk, yang robek dan dijahit kembali, (5) dan kasut yang buruk-buruk dan ditambal untuk dikenakan pada kaki mereka dan pakaian yang buruk-buruk untuk dikenakan oleh mereka, sedang segala roti bekal mereka telah kering, tinggal remah-remah belaka. (6) Demikianlah mereka pergi kepada Yosua, ke tempat perkemahan di Gilgal. Berkatalah mereka kepadanya dan kepada orang-orang Israel itu: ‘Kami ini datang dari negeri jauh; maka sekarang ikatlah perjanjian dengan kami.’ ... (9) Jawab mereka kepadanya: ‘Dari negeri yang sangat jauh hamba-hambamu ini datang karena nama TUHAN, Allahmu, sebab kami telah mendengar kabar tentang Dia, yakni segala yang dilakukanNya di Mesir, (10) dan segala yang dilakukanNya terhadap kedua raja orang Amori itu di seberang sungai Yordan, Sihon, raja Hesybon, dan Og, raja Basan, yang diam di Asytarot. (11) Sebab itu para tua-tua kami dan seluruh penduduk negeri kami berkata kepada kami, demikian: Bawalah bekal untuk di jalan dan pergilah menemui mereka dan berkatalah kepada mereka: Kami ini hamba-hambamu, maka sekarang ikatlah perjanjian dengan kami. (12) Inilah roti kami: masih panas ketika kami bawa sebagai bekal dari rumah pada hari kami berangkat berjalan mendapatkan kamu, tetapi sekarang, lihatlah, telah kering dan tinggal remah-remah belaka. (13) Inilah kirbat-kirbat anggur, yang masih baru ketika kami mengisinya, tetapi lihatlah, telah robek; dan inilah pakaian dan kasut kami, semuanya telah buruk-buruk karena perjalanan yang sangat jauh itu.’”.

Gibeon kota yang besar, dan orang-orangnya adalah pahlawan, tetapi mereka takut kepada Israel, karena Allah beserta Israel. Bdk. Yos 10:2 - “maka sangat takutlah orang, sebab Gibeon itu kota yang besar, seperti salah satu kota kerajaan, bahkan lebih besar dari Ai, dan semua orangnya adalah pahlawan”.

a) Mengapa orang Gibeon bisa bertindak seperti itu dan raja-raja itu tidak? Apakah karena orang-orang Gibeon lebih baik dari para raja yang lain itu? Atau karena orang Gibeon pengecut? Kitab Suci tidak memberi jawaban seperti itu! Perhatikan Yos 11:19-20 - “(19) Tidak ada satu kotapun yang mengadakan ikatan persahabatan dengan orang Israel, selain dari pada orang Hewi yang diam di Gibeon itu, semuanya telah direbut mereka dengan berperang. (20) Karena TUHAN yang menyebabkan hati orang-orang itu menjadi keras, sehingga mereka berperang melawan orang Israel, supaya mereka ditumpas, dan jangan dikasihani, tetapi dipunahkan, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa”.

Juga bandingkan dengan:

1. Kel 14:4-8,17 - “(4) Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaanKu, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN.’ Lalu mereka berbuat demikian. (5) Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: ‘Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?’ (6) Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta. (7) Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. (8) Demikianlah TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan. … (17) Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaanKu”.

2. Ul 2:30 - “Tetapi Sihon, raja Hesybon, tidak mau memberi kita berjalan melalui daerahnya, sebab TUHAN, Allahmu, membuat dia keras kepala dan tegar hati, dengan maksud menyerahkan dia ke dalam tanganmu, seperti yang terjadi sekarang ini”.

3. 1Sam 2:24-25 - “(24) Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran. (25) Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap TUHAN, siapakah yang menjadi perantara baginya?’ Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka”.

Calvin: “... all persisted in carrying on war, because it had been the divine intention that their hearts should be hardened, and that they should perish” (= ... semua berkeras untuk menga­dakan / meneruskan perang, karena merupakan maksud ilahi bahwa hati mereka dikeraskan dan bahwa mereka binasa).

Matthew Henry: “The Gibeonites desire to make peace with Israel, being alarmed by the tidings they heard of the destruction of Jericho, v. 3. Other people heard those tidings, and were irritated thereby to make war upon Israel; but the Gibeonites heard them and were induced to make peace with them. Thus the discovery of the glory and grace of God in the gospel is to some a savour of life unto life, but to others a savour of death unto death, 2 Cor. 2:16. The same sun softens wax and hardens clay” (= Orang-orang Gibeon ingin berdamai dengan Israel, karena takut oleh berita-berita yang mereka dengar tentang penghancuran Yerikho, ay 3. Bangsa-bangsa yang lain juga mendengar berita-berita itu, dan mereka dibuat menjadi jengkel karenanya sehingga memerangi Israel; tetapi orang-orang Gibeon mendengar berita-berita itu dan menyebabkan mereka untuk berdamai dengan Israel. Demikianlah penemuan tentang kemuliaan dan kasih karunia Allah dalam injil bagi sebagian orang merupakan bau kehidupan yang menghidupkan, tetapi bagi orang-orang yang lain merupakan bau kematian yang mematikan, 2Kor 2:16. Matahari yang sama melunakkan malam / lilin dan mengeraskan tanah liat).

2Kor 2:14-16a - “(14) Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenanganNya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. (15) Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. (16a) Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan”.

b) Mengapa orang-orang Gibeon menipu dengan berpura-pura datang dari negeri yang jauh?

Bible Knowledge Commentary: “Untruthful answers were given as soon as the Gibeonites found Joshua. They told him, We have come from a distant country; make a treaty with us. But why the emphasis on being from a far country and the deceptive performance to ‘prove’ it? Apparently the Gibeonites had become aware of the provisions in the Mosaic Law permitting Israel to make peace with cities that were at a considerable distance, but requiring them to wipe out completely the cities of the seven nearby Canaanite nations (Deut 20:10-18; 7:1-2)” [= Jawaban-jawaban yang tidak benar diberikan segera setelah orang-orang Gibeon menemui Yosua. Mereka memberitahu dia, Kami datang dari negeri yang jauh; buatlah perjanjian dengan kami. Tetapi mengapa mereka menekankan negeri yang jauh dan memberikan penampilan yang menipu untuk ‘membuktikan’ hal itu? Jelas orang-orang Gibeon telah menyadari / mengetahui tentang ketetapan-ketetapan dalam hukum Taurat Musa yang mengijinkan Israel untuk berdamai dengan kota-kota yang sangat jauh, tetapi menuntut mereka menghapuskan sama sekali kota-kota dari 7 bangsa Kanaan yang dekat (Ul 20:10-18; 7:1-2)].

c) Dalam diri orang-orang Gibeon ini bercampur hal-hal yang baik dan yang buruk.

Pulpit Commentary: “the submission of Gibeon was a right thing wrongly done” (= Ketundukan dari Gibeon merupakan suatu hal baik yang dilakukan secara salah).

Matthew Henry: “There is a mixture of good and evil in their conduct. (1.) their falsehood cannot be justified, nor ought it to be drawn into a precedent. We must not do evil that good may come. Had they owned their country but renounced the idolatries of it, resigning the possession of it to Israel and themselves to the God of Israel, we have reason to think Joshua would have been directed by the oracle of God to spare their lives, and they needed not to have made these pretensions. It is observable that when they had once said, We have come from a far country (v. 6), they found themselves necessitated to say it again (v. 9), and to say what was utterly false concerning their bread, their bottles, and their clothes (v. 12-13), for one lie is an inlet to another, and that to a third, and so on. The way of that sin is down-hill. But, (2.) Their faith and prudence are to be greatly commended. ... In submitting to Israel, they submitted to the God of Israel, which implied a renunciation of the god they had served, a resignation to the laws of true religion. ... The submission of these Gibeonites was the more laudable because it was, [1.] Singular. Their neighbours took another course, and expected they should join with them. [2.] Speedy. They did not stay till Israel had besieged their cities; then it would have been too late to capitulate; but when they were at some distance they desired conditions of peace. Thy way to avoid a judgment is to meet it by repentance. Let us imitate these Gibeonites, and make our peace with God in the rags of humiliation, godly sorrow, and mortification, so our iniquity shall not be our ruin. Let us be servants to Jesus, our blessed Joshua, and make a league with him and the Israel of God, and we shall live” (= Ada suatu pencampuran baik dan jahat dalam tindakan mereka. (1.) dusta mereka tidak bisa dibenarkan, ataupun diambil sebagai teladan. Kita tidak boleh melakukan yang jahat supaya menimbulkan yang baik. Seandainya mereka mengakui negara mereka tetapi meninggalkan penyembahan berhala darinya, menyerahkan kepemilikannya kepada Israel dan diri mereka sendiri kepada Allah Israel, kami mempunyai alasan untuk berpikir bahwa Yosua akan diarahkan oleh sabda Allah untuk menyelamatkan hidup / nyawa mereka, dan mereka tidak perlu membuat kepura-puraan ini. Bisa diperhatikan bahwa sekali mereka berkata, Kami datang dari negeri yang jauh (ay 6), mereka mendapati diri mereka harus mengatakannya lagi (ay 9), dan mengatakan apa yang sama sekali salah / dusta mengenai roti, kirbat, dan pakaian mereka (ay 12,13), karena satu dusta merupakan jalan masuk bagi dusta yang lain, dan yang itu bagi dusta yang ketiga, dst. Jalan dari dosa itu menurun. Tetapi, (2.) Iman dan kebijaksanaan mereka harus sangat dipuji. ... Dalam ketundukan kepada Israel, mereka tunduk kepada Allah Israel, yang secara implicit merupakan suatu pembuangan terhadap dewa yang telah mereka sembah, suatu penyerahan diri pada hukum-hukum dari agama yang baru. ... Ketundukan dari orang-orang Gibeon ini lebih terpuji lagi karena itu merupakan ketundukan yang [1.] Tunggal / sendirian. Tetangga-tetangga mereka mengambil jalan yang lain, dan mengharapkan mereka bergabung dengan mereka. [2.] Cepat. Mereka tidak tinggal / berdiam diri sampai Israel telah mengepung kota-kota mereka; pada saat itu sudah terlambat untuk menyerah; tetapi ketika Israel masih jauh mereka menginginkan syarat-syarat perdamaian. Jalanmu untuk menghindari suatu penghakiman adalah menemuinya dengan pertobatan. Hendaklah kita meniru orang-orang Gibeon, dan berdamai dengan Allah dalam kain buruk dari perendahan diri, kesedihan yang saleh, dan pematian dosa, sehingga kejahatan kita tidak akan menjadi kehancuran kita. Hendaklah kita menjadi pelayan-pelayan Yesus, Yosua kita yang terpuji, dan membuat suatu persatuan denganNya dan dengan Israel dari Allah, dan kita akan hidup).

Catatan: kata-kata yang saya garis-bawahi itu memang sangat memungkinkan karena Rahab, juga tidak dibunuh setelah ia menolong dan mengadakan perjanjian dengan mata-mata Israel yang ia sembunyikan.

d) Apa saja yang dilakukan oleh orang-orang Gibeon untuk menipu Yosua / bangsa Israel?

1. Mereka berdusta dengan:

a. Perbuatan / pura-pura (ay 4-5).

Penerapan: seringkah saudara berdusta dengan sikap / perbuatan seperti ini? Misalnya pura-pura menunjukkan wajah yang lemah / sakit, pura-pura susah / senang, pura-pura tidak tahu dsb?

Pikirkanlah: adakah beda antara dusta dengan sikap dan dusta dengan kata-kata?

b. Kata-kata (ay 6,9,12-13).

Terlalu banyak orang yang beranggapan bahwa dusta adalah dosa yang remeh / kecil, sehingga mereka terus-menerus melakukannya tanpa ada penyesalan maupun keinginan untuk memperbaiki. Kalau saudara adalah orang yang seperti ini, bacalah Wah 21:8 yang menunjukkan bahwa semua pendusta akan masuk ke neraka!

Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

Pulpit Commentary: “THE STRATAGEM. It was cleverly devised and skilfully carried out. It was both an acted and a spoken lie” (= TIPU DAYA / MUSLIHAT. Itu dipikirkan / direncanakan dengan pandai / cerdik dan dilaksanakan dengan mahir / cekatan. Itu merupakan dusta baik dengan tindakan maupun kata-kata).

2. Mereka menggunakan nama Tuhan.

Ay 9: “Jawab mereka kepadanya: ‘Dari negeri yang sangat jauh hamba-hambamu ini datang karena nama TUHAN, Allahmu, sebab kami telah mendengar kabar tentang Dia, yakni segala yang dilakukanNya di Mesir”.

Ada banyak orang yang kalau bertemu dengan orang yang menggu­nakan nama Tuhan, mereka langsung percaya akan kerohanian orang tersebut. Penipu akan sangat mudah memanfaatkan kebodohan seperti ini! Karena itu hati-hatilah dengan orang yang menggu­nakan nama Tuhan; janganlah terlalu cepat percaya kepada mereka.

Contoh: banyak orang mengaku pindah dari agama lain ke agama Kristen dan itu menyebabkan mereka diusir oleh keluarganya sehingga sekarang membutuhkan bantuan. Kalau cerita mereka ini benar, maka kita tentu harus membantu mereka. Tetapi jangan terlalu gampang percaya pada cerita seperti itu

3. Tidak menceritakan apa yang mereka ketahui tentang jatuhnya Yerikho dan Ai, dan ini merupakan kecerdikan yang luar biasa.

Ay 9-10: “(9) Jawab mereka kepadanya: ‘Dari negeri yang sangat jauh hamba-hambamu ini datang karena nama TUHAN, Allahmu, sebab kami telah mendengar kabar tentang Dia, yakni segala yang dilakukanNya di Mesir, (10) dan segala yang dilakukanNya terhadap kedua raja orang Amori itu di seberang sungai Yordan, Sihon, raja Hesybon, dan Og, raja Basan, yang diam di Asytarot”.

Mereka hanya menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di tempat yang jauh (di Mesir, di seberang sungai Yordan), tetapi sengaja tidak menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kanaan (putusnya Sungai Yordan, robohnya tembok Yerikho, dikalahkannya Yerikho dan Ai). Padahal alasan mereka yang sebenarnya yang menyebabkan mereka mengusahakan perjanji­an adalah karena jatuhnya Yerikho dan Ai.

Ay 3-4: “(3) Tetapi ketika terdengar kepada penduduk negeri Gibeon apa yang dilakukan Yosua terhadap Yerikho dan Ai, (4) maka merekapun bertindak dengan memakai akal: mereka pergi menyediakan bekal, mengambil karung yang buruk-buruk untuk dimuatkan ke atas keledai mereka dan kirbat anggur yang buruk-buruk, yang robek dan dijahit kembali”.

Mengapa? Supaya Yosua / bangsa Israel percaya bahwa mereka memang berasal dari tempat yang jauh.

Harus diakui tentang kecerdikan dari orang-orang Gibeon, tetapi ini adalah ‘cerdik seperti ular dan tulus juga seperti ular’, dan karena itu tidak boleh kita tiru. Kita harus ‘cerdik seperti ular tetapi tulus / tak berdosa seperti merpati’ (Mat 10:16).

II) Yosua / bangsa Israel tertipu.

1) Mula-mula orang-orang Israel ragu-ragu dan curiga.

Ay 7: “Tetapi berkatalah orang-orang Israel kepada orang-orang Hewi itu: ‘Barangkali kamu ini diam di tengah-tengah kami, bagaimana mungkin kami mengikat perjanjian dengan kamu?’”.

a) Mereka tahu bahwa firman Tuhan melarang mereka mengadakan perjanjian dengan penduduk Kanaan.

Bandingkan dengan:

1. Ul 7:1-5 - “(1) ‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, (2) dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka. (3) Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; (4) sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari padaKu, sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan segera. (5) Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis”.

2. Ul 20:10-18 - “(10) Apabila engkau mendekati suatu kota untuk berperang melawannya, maka haruslah engkau menawarkan perdamaian kepadanya. (11) Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu. (12) Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; (13) dan setelah TUHAN, Allahmu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang. (14) Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kaurampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, boleh kaupergunakan. (15) Demikianlah harus kaulakukan terhadap segala kota yang sangat jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk kota-kota bangsa-bangsa di sini. (16) Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang bernafas, (17) melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, (18) supaya mereka jangan mengajar kamu berbuat sesuai dengan segala kekejian, yang dilakukan mereka bagi allah mereka, sehingga kamu berbuat dosa kepada TUHAN, Allahmu”. Bdk. Kel 23:20-33 Kel 34:11-16.

b) Mereka curiga, jangan-jangan orang-orang ini bukan datang dari jauh, tetapi mereka adalah penduduk Kanaan, terhadap siapa Tuhan melarang mereka untuk berdamai, membuat perjanjian dsb.

Kecurigaan ini merupakan sesuatu yang benar, dan harus ditiru khususnya dalam hubungan dengan orang-orang kafir / sesat.

Matthew Henry: “the men of Israel suspected a fraud (v. 7): ‘Peradventure you dwell among us, and then we may not, we must not, make any league with you.’ ... Joshua put the questions to them, Who are you? and whence come you? He finds himself concerned to stand upon his guard against secret fraud as well as against open force. We in our spiritual warfare must stand against the wiles of the devil, remembering he is a subtle serpent as well as a roaring lion. In all leagues of relation and friendship we must first try and then trust, lest we repent at leisure agreements made in haste” [= orang-orang Israel mencurigai suatu penipuan (ay 7): ‘Mungkin kamu ini diam di antara kami, maka kami tidak boleh membuat persatuan apapun dengan kamu’. ... Yosua bertanya kepada mereka, Siapa kamu? dan dari mana kamu datang? Ia mendapati dirinya sendiri prihatin untuk berjaga-jaga terhadap penipuan diam-diam / rahasia maupun kekuatan terbuka. Dalam peperangan rohani kita, kita harus berjaga-jaga terhadap tipu muslihat Iblis, sambil mengingat bahwa ia adalah ular yang cerdik / licik maupun singa yang mengaum. Dalam setiap persatuan hubungan dan persahabatan kita harus pertama-tama mencoba / menguji dan lalu mempercayai, supaya pada saat tenang jangan kita menyesali persetujuan yang kita buat dengan tergesa-gesa].

Contoh: Ev. Esra yang berikan pass word dari alamat emailnya kepada orang tak dikenal sehingga web dan alamat emailnya dihancurkan.

c) Anehnya, sekalipun mereka mempunyai kecurigaan, mereka tetap masih kurang berhati-hati sehingga tertipu.

Adam Clarke: “It is strange they should have had such a suspicion, as the Gibeonites had acted so artfully; and it is as strange that, having such a suspicion, they acted with so little caution” (= Adalah aneh bahwa mereka curiga karena orang-orang Gibeon telah bertindak dengan begitu pandai; dan adalah aneh bahwa, setelah mempunyai kecurigaan seperti itu, mereka bertindak dengan begitu sedikit kehati-hatian).

Contoh: Saya menggunakan Telkom Vision dan Telkom Speedy, padahal saya sudah curiga! Ternyata keduanya brengsek!

2) Orang Israel mengambil bekal orang-orang Gibeon itu untuk diperiksa, tetapi mereka tidak meminta petunjuk Tuhan.

Ay 14: “Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan TUHAN”

Pada­hal dari Bil 27:18-21, terlihat bahwa Yosua mempunyai jalan untuk menanyakan kehendak Tuhan.

Bil 27:18-21 - “(18) Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya, (19) suruhlah ia berdiri di depan imam Eleazar dan di depan segenap umat, lalu berikanlah kepadanya perintahmu di depan mata mereka itu (20) dan berilah dia sebagian dari kewibawaanmu, supaya segenap umat Israel mendengarkan dia. (21) Ia harus berdiri di depan imam Eleazar, supaya Eleazar menanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan TUHAN; atas titahnya mereka akan keluar dan atas titahnya mereka akan masuk, ia beserta semua orang Israel, segenap umat itu.’”.

Jadi, dalam mengambil keputusan disini, mereka hanya menggunakan logika / akal mereka, tetapi mereka sama sekali tidak berdoa atau meminta petunjuk Tuhan. Dan akibatnya mereka mengambil keputusan yang salah!

Pulpit Commentary: “And asked not counsel at the mouth of the Lord. Even in the most obvious matter it is well not to trust too implicitly to our own judgment. Nothing could seem more clear or satisfactory than the account given of themselves by the Gibeonites - nothing more easy for the unassisted intellect to decide. And yet Joshua and the congregation were deceived. It is perhaps too much to say, with some commentators - Maurer, for instance - that Joshua disobeyed a plain command in acting thus. The passage in which Joshua is instructed to ‘stand up before Eleazar the priest, who shall ask counsel for him at the judgment of Urim before the Lord’ (Num 27:18-23), does not require him to do so in all cases. But it was clearly ‘an act of gross carelessness’ (Calvin). And the inference may safely be drawn that in no case whatever is it wise to trust to ourselves. However obvious our course may be, we shall do well to take counsel with God by prayer” [= Dan tidak meminta keputusan Tuhan. Bahkan dalam hal yang paling jelas adalah baik untuk tidak mempercayai secara terlalu mutlak penilaian kita sendiri. Tidak ada yang kelihatannya lebih jelas atau memuaskan dari pada cerita yang diberikan oleh orang-orang Gibeon tentang diri mereka sendiri - tidak ada yang lebih mudah bagi intelek untuk memutuskan tanpa bantuan. Tetapi Yosua dan kumpulan orang Israel itu tertipu. Mungkin terlalu keras untuk mengatakan, bersama dengan beberapa penafsir, seperti Murer, bahwa Yosua tidak mentaati suatu perintah yang jelas dalam bertindak seperti itu. Text dalam mana Yosua diinstruksikan untuk ‘berdiri di depan imam Eleazar, yang akan menanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan Tuhan’ (Bil 27:18-23), tidak menuntutnya untuk melakukan hal itu dalam semua kasus. Tetapi itu jelas merupakan ‘suatu tindakan ceroboh yang besar’ (Calvin). Dan kesimpulan bisa ditarik secara aman, bahwa tidak ada kasus apapun dalam mana adalah bijaksana untuk mempercayai diri kita sendiri. Bagaimanapun jelasnya jalan kita, kita bertindak dengan baik untuk meminta nasehat Allah dengan doa].

Pulpit Commentary: “Joshua and the princes in this narrative made a distinction which many of us make, and which is not warranted by the Word of God; the distinction, that is, between matters of importance, which we should never think of deciding without prayer, and comparatively unimportant matters, in which the exercise of our own judgment is sufficient. But the truth is, that no matter is unimportant. Everything, strictly speaking, should be the subject of prayer; not necessarily of formal and prolonged prayer, but of a momentary ejaculation to God for help” (= Yosua dan para pemimpin dalam cerita ini membuat suatu pembedaan yang banyak kita buat, dan yang tidak dibenarkan oleh Firman Allah; yaitu pembedaan antara hal-hal yang penting, yang tidak pernah boleh kita pikirkan tanpa doa, dan hal-hal yang relatif tidak penting, dalam mana penggunaan dari penilaian kita sendiri adalah cukup. Tetapi kebenarannya adalah bahwa tidak ada hal yang tidak penting. Berbicara secara ketat, segala sesuatu harus menjadi pokok doa; tidak harus doa yang formil dan panjang, tetapi suatu lontaran sesaat kepada Allah untuk pertolongan).

Pulpit Commentary: “We must expect to fall into practical error when we fail to seek Divine direction. The wisest and best need something higher than their own judgment to guide them in the serious businesses of life. ‘In all thy ways acknowledge him, and he will direct thy steps’ (Prov 3:6)” [= Kita harus mengharapkan untuk jatuh ke dalam kesalahan praktis pada waktu kita gagal untuk mencari pimpinan Ilahi. Orang yang paling bijaksana dan paling baik membutuhkan sesuatu yang lebih tinggi dari pada penilaian mereka sendiri untuk membimbing mereka dalam kesibukan / urusan yang serius dari kehidupan. ‘Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu’ (Amsal 3:6)].

Kesaksian: saya pernah didatangi oleh seseorang yang mengaku sebagai seorang petinju bernama Johnny Rompis (ini mungkin sekali merupakan dusta), yang minta biaya untuk menemui Jusuf Rony di Jakarta.

Penerapan: maukah saudara belajar dari peristiwa ini untuk selalu meminta petunjuk dari Tuhan sebelum mengambil keputusan, apalagi dalam hal-hal yang penting? Apakah saudara berdoa meminta pimpinan Tuhan dalam:

· memilih pacar / jodoh?

· memilih sekolah?

· memilih pekerjaan / pindah kerja?

· membeli rumah?

· memilih pelayanan?

· memilih gereja?

Kalau saudara tidak mau meminta petunjuk Tuhan, jangan salahkan siapa-siapa (kecuali diri saudara sendiri) kalau saudara salah jalan!

3) Yosua / bangsa Israel tertipu, dan mereka mengadakan perjanjian dengan orang-orang Gibeon.

Ay 15: “Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka”.

Cerita ini merupakan suatu peringatan bagi orang Kristen dalam menghadapi kelicikan dan tipu daya orang dunia. Bdk. Mat 10:16 - “‘Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”.

Yang saya sebut ‘orang dunia’ tidak harus orang non Kristen! Bisa ‘orang Kristen’, bahkan ‘hamba Tuhan’!

Contoh: banyak orang Kristen percaya pada rekan bisnis, sehingga tanpa bukti / surat apapun mereka lalu mempercayakan harta / uang / tanah, dan ternyata lalu ‘dimakan’ oleh ‘saudara seiman’ itu! Bahkan saya baru dengar sebuah cerita tentang seorang jemaat yang begitu mengasihi pendetanya yang tidak punya rumah, sehingga lalu mengijinkan pendeta itu tinggal selama-lamanya di rumahnya. Ternyata dengan tipu muslihat pendeta itu, disertai kebodohan / keluguan jemaat tersebut, rumah itu sekarang dikuasai oleh si pendeta tersebut!

III) Yosua / bangsa Israel tertipu.

1) Setelah beberapa hari, Israel tahu bahwa mereka telah ditipu oleh orang-orang Gibeon itu.

Ay 16: “Tetapi setelah lewat tiga hari, sesudah orang Israel mengikat perjanjian dengan orang-orang itu, terdengarlah oleh mereka, bahwa orang-orang itu tinggal dekat mereka, bahkan diam di tengah-tengah mereka”.

2) Bangsa Israel mendatangi orang-orang Gibeon itu, tetapi tidak membunuh mereka. Bangsa Israel bersungut-sungut kepada para pemimpin mereka (ay 18b).

Ay 17-18: “(17) Sebab orang Israel berangkat pergi dan pada hari ketiga sampai ke kota-kota orang-orang itu; adapun kota-kota itu ialah Gibeon, Kefira, Beerot dan Kiryat-Yearim. (18) Orang Israel tidak menewaskan, sebab para pemimpin umat telah bersumpah kepada mereka demi TUHAN, Allah Israel. Lalu bersungut-sungutlah segenap umat kepada para pemimpin”.

Mungkin karena dengan mereka tidak boleh membunuh orang-orang Gibeon, mereka tidak memperoleh jarahan apa-apa, dan itu membuat mereka bersungut-sungut. Matthew Henry mengatakan bahwa ditakutkan bahwa kejengkelan mereka itu bukan disebabkan karena semangat mereka dalam mentaati perintah Tuhan dengan membunuh semua orang Kanaan, tetapi karena ‘semangat’ mereka demi keuntungan mereka sendiri!

Jadi, kalau tadinya mereka mentaati perintah Tuhan secara murni, dengan membunuh semua orang Kanaan, tetapi setelah pembasmian terhadap kota Ai menghasilkan jarahan yang menguntungkan mereka, maka mereka justru menjadi haus akan keuntungan, dan ‘ingin mentaati Tuhan’ demi keuntungan!



Penerapan: ada hamba-hamba Tuhan yang mula-mula betul-betul ingin melayani Tuhan dengan mendirikan gereja, mencari jiwa-jiwa baru dsb, tetapi setelah semua itu ternyata mendatangkan keuntungan / kekayaan, maka sekarang motivasi mereka dalam mendirikan gereja / mencari jiwa-jiwa berubah! Bukan untuk mentaati Tuhan, tetapi demi keuntungan mereka sendiri! Ini merupakan sesuatu yang sangat membahayakan, yang harus dihindari oleh setiap hamba Tuhan yang sejati!



3) Sekalipun jengkel dan merasa dirugikan, tetapi Yosua / bangsa Israel menepati janji mereka untuk tidak membunuh orang-orang Gibeon itu. Orang-orang Gibeon tidak dibunuh, tetapi dijadikan budak.



Ay 19-23: “(19) Berkatalah pemimpin-pemimpin itu kepada seluruh umat: ‘Kami telah bersumpah kepada mereka demi TUHAN, Allah Israel; oleh sebab itu kita tidak dapat mengusik mereka. (20) Beginilah akan kita perlakukan mereka: membiarkan mereka hidup, supaya kita jangan tertimpa murka karena sumpah yang telah kita ikrarkan itu kepada mereka.’ (21) Lagi kata para pemimpin kepada mereka: ‘Biarlah mereka hidup.’ Maka merekapun dijadikan tukang belah kayu dan tukang timba air untuk segenap umat, seperti yang ditetapkan oleh para pemimpin mengenai mereka. (22) Lalu Yosua memanggil mereka dan berkata kepada mereka, demikian: ‘Mengapa kamu menipu kami dengan berkata: Kami ini tinggal sangat jauh dari pada kamu, padahal kamu diam di tengah-tengah kami? (23) Oleh sebab itu, terkutuklah kamu dan tak putus-putusnya kamu menjadi hamba, tukang belah kayu dan tukang timba air untuk rumah Allahku.’”.



a) Ada orang-orang yang berpendapat bahwa seharusnya Yosua / bangsa Israel tidak menepati janji / sumpah mereka untuk tidak membunuh orang-orang Gibeon. Alasannya adalah:

1. Janji itu dibuat berlandaskan dusta, sehingga tidak sah / tidak berlaku.

2. Dengan menepati janji itu, mereka berdosa karena tidak melaku­kan firman Tuhan yang menyuruh membunuh semua orang Kanaan (bdk. Ul 7:2).

Kalau seseorang harus menepati janjinya dengan suatu tindakan yang berdosa, maka sebetulnya ia justru tidak boleh menepati janji. Contoh: Yefta (Hak 11:29-40) dan Herodes (Mat 14:6-11). Sudah pasti bahwa Yefta sebetulnya tidak boleh mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran, dan Herodes sebetulnya tidak boleh membunuh Yohanes Pembaptis.

b) Tetapi saya berpendapat bahwa tindakan Yosua / bangsa Israel dalam menepati janji / sumpah ini, adalah sesuatu yang benar. Alasan saya:

1. Sekalipun janji itu dilandasi dusta, tetapi mereka bersumpah demi nama Tuhan untuk tidak membunuh orang-orang Gibeon (ay 15,18,19). Karena itu, mereka harus menepati sumpah ini, kalau mereka memang mau menghormati nama Tuhan yang mereka pakai untuk bersumpah itu.

a. Ini mengajarkan kejujuran kepada kita.

Pulpit Commentary mengatakan bahwa bahasa tidak dimaksudkan untuk menyembunyikan, tetapi untuk menyatakan pikiran kita, dan kata-kata yang diucapkan sama mengikatnya seperti kata-kata yang dituliskan. Dalam bisnis setiap kata-kata orang Kristen harus bisa dipercaya, dan mereka harus rela menanggung resiko yang besar dari pada membuat dalih dan tidak melakukan apa yang mereka janjikan, baik dengan kata-kata maupun dengan tulisan / kontrak.

Matthew Henry menambahkan bahwa kalau suatu janji yang didasarkan pada dusta seperti itu saja tetap ditepati, lebih-lebih kalau janji itu didasarkan pada kejujuran.

Matthew Henry: “If a covenant obtained by so many lies and deceits might not be broken, shall we think to evade the obligation of those that have been made with all possible honesty and fairness? If the fraud of others will not justify or excuse our falsehood, certainly the honesty of others in dealing with us will aggravate and condemn our dishonesty in dealing with them” (= Jika suatu perjanjian yang didapatkan oleh begitu banyak dusta dan penipuan tidak boleh dilanggar, apakah kita berpikir untuk menghindari kewajiban dari perjanjian-perjanjian yang telah dibuat dengan semua kemungkinan kejujuran dan keadilan? Jika penipuan / kecurangan dari orang-orang lain tidak membenarkan atau memberi dalih bagi kepalsuan kita, pastilah kejujuran dari orang-orang lain dalam menghadapi kita akan memperburuk dan mengecam ketidak-jujuran kita dalam berhadapan dengan mereka).

b. Sumpah, lebih-lebih lagi, merupakan sesuatu yang harus ditepati.

Pulpit Commentary: “By not allowing the Israelites to break their oath to the Gibeonites, even though they had been deceived by them, GOD TEACHES US THAT WRONG DONE BY OUR NEIGHBOUR DOES NOT AT ALL VINDICATE US IN BEING GUILTY OF A LIKE WRONG. ... We are to ‘overcome evil with good,’ and it is this which distinguishes the people of God from all other people” (= Dengan tidak mengijinkan orang Israel melanggar sumpah mereka kepada orang-orang Gibeon, sekalipun mereka telah ditipu oleh orang-orang Gibeon itu, Allah mengajar kita bahwa kesalahan yang dilakukan oleh sesama kita sama sekali tidak membebaskan kita dari kesalahan yang sama. ... Kita harus ‘mengalahkan kejahatan dengan kebaikan’ dan inilah yang membedakan umat Allah dari semua umat / bangsa lain).

Calvin: “the sacred name of God is more precious than the wealth of a whole world. Hence though a man may have sworn with little consideration, no loss or expense will free him from performance” (= nama yang keramat dari Allah lebih berharga dari pada kekayaan seluruh dunia. Karena itu sekalipun seseorang telah bersumpah dengan sedikit pertimbangan, tidak ada kerugian atau biaya akan membebaskan dia dari pelaksanaan sumpah itu).

Calvin: “if a private interest only is to be affected, everything which we may have promised by oath must be performed” (= jika hanya suatu kepentingan pribadi yang terpengaruh, segala sesuatu yang kita janjikan dengan sumpah harus dilakukan).

Catatan: karena itu, harus dibedakan sumpah Yefta dan Herodes, dengan sumpah orang Israel di sini. Yang pertama berkenaan dengan nyawa orang lain yang tidak bersalah, yang terakhir berkenaan dengan kepentingan pribadi dari orang yang bersumpah. Karena itu, yang pertama sebetulnya tidak boleh dilakukan, yang kedua harus dilakukan.

Bdk. Maz 15:4 - “yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi”.

Kata-kata yang saya beri garis bawah tunggal salah terjemahan.

KJV: ‘In whose eyes a vile person is contemned; but he honoureth them that fear the LORD. He that sweareth to his own hurt, and changeth not’ (= Dalam mata siapa seseorang yang keji / busuk direndahkan / dipandang hina; tetapi ia menghormati mereka yang takut kepada TUHAN. Ia yang bersumpah bagi kerugiannya sendiri, dan tidak berubah).

2. Firman Tuhan untuk membunuh semua orang Kanaan itu, tujuannya supaya orang Kanaan itu tidak menyesatkan bangsa Israel (bdk. Ul 7:2-4). Karena itu, orang Gibeon tidak dibunuh, tetapi dijadikan budak. Ini berfungsi sebagai hukuman bagi mereka, dan sekaligus supaya mereka tidak bisa menyesat­kan bangsa Israel (NB: status budak menyebabkan mereka tidak bisa menyesatkan bangsa Israel). Jadi sekalipun bangsa Israel tidak membunuh orang-orang Gibeon, tetapi sebetulnya mereka sudah melaksanakan tujuan / inti dari Ul 7:2-4!

3. Pada waktu raja-raja Kanaan yang lain marah dan berperang melawan orang Gibeon, dan Yosua / bangsa Israel membantu mereka, Tuhan memberikan Yosua / bangsa Israel kemenangan yang luar biasa (bdk. Yos 10).

4. Dalam 2Sam 21:1-14 terlihat bahwa Tuhan murka akibat dilang­garnya perjanjian ini oleh Saul.

2Sam 21:1 - “Dalam zaman Daud terjadilah kelaparan selama tiga tahun berturut-turut, lalu Daud pergi menanyakan petunjuk TUHAN. Berfirmanlah TUHAN: ‘Pada Saul dan keluarganya melekat hutang darah, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon.’”.

Barnes’ Notes: “This sparing of the Gibeonites, as well as the previous sparing of Rahab and her household, must be borne in mind when the massacre of the Canaanites by Joshua and the Israelites is discussed” (= Tidak dibunuhnya orang-orang Gibeon, maupun tidak dibunuhnya Rahab dan keluarganya sebelum peristiwa ini, harus dicamkan pada waktu pembunuhan terhadap orang-orang Kanaan oleh Yosua dan orang-orang Israel didiskusikan).

4) Kutuk dan hukuman kepada orang-orang Gibeon.

Ay 22-23: “(22) Lalu Yosua memanggil mereka dan berkata kepada mereka, demikian: ‘Mengapa kamu menipu kami dengan berkata: Kami ini tinggal sangat jauh dari pada kamu, padahal kamu diam di tengah-tengah kami? (23) Oleh sebab itu, terkutuklah kamu dan tak putus-putusnya kamu menjadi hamba, tukang belah kayu dan tukang timba air untuk rumah Allahku.’”.

a) Dari Ul 29:10-11, kelihatannya tukang belah kayu dan tukang timba air merupakan kedudukan yang paling / sangat rendah.

Ul 29:10-11 - “(10) Kamu sekalian pada hari ini berdiri di hadapan TUHAN, Allahmu: para kepala sukumu, para tua-tuamu dan para pengatur pasukanmu, semua laki-laki Israel, (11) anak-anakmu, perempuan-perempuanmu dan orang-orang asing dalam perkemahanmu, bahkan tukang-tukang belah kayu dan tukang-tukang timba air di antaramu”.

b) Apakah perbudakan seperti itu tidak merupakan dosa?

Jelas bahwa perbudakan merupakan dosa, kalau ditinjau dari sudut Perjanjian Baru. Tetapi pada jaman Yosua, Tuhan hanya melarang bangsa Israel untuk memperbudak sesama orang Israel. Tetapi dari kalangan non Israel, mereka diijinkan untuk mempunyai budak.

Im 25:39-46 - “(39) Apabila saudaramu jatuh miskin di antaramu, sehingga menyerahkan dirinya kepadamu, maka janganlah memperbudak dia. (40) Sebagai orang upahan dan sebagai pendatang ia harus tinggal di antaramu; sampai kepada tahun Yobel ia harus bekerja padamu. (41) Kemudian ia harus diizinkan keluar dari padamu, ia bersama-sama anak-anaknya, lalu pulang kembali kepada kaumnya dan ia boleh pulang ke tanah milik nenek moyangnya. (42) Karena mereka itu hamba-hambaKu yang Kubawa keluar dari tanah Mesir, janganlah mereka itu dijual, secara orang menjual budak. (43) Janganlah engkau memerintah dia dengan kejam, melainkan engkau harus takut akan Allahmu. (44) Tetapi budakmu laki-laki atau perempuan yang boleh kaumiliki adalah dari antara bangsa-bangsa yang di sekelilingmu; hanya dari antara merekalah kamu boleh membeli budak laki-laki dan perempuan. (45) Juga dari antara anak-anak pendatang yang tinggal di antaramu boleh kamu membelinya dan dari antara kaum mereka yang tinggal di antaramu, yang dilahirkan di negerimu. Orang-orang itu boleh menjadi milikmu. (46) Kamu harus membagikan mereka sebagai milik pusaka kepada anak-anakmu yang kemudian, supaya diwarisi sebagai milik; kamu harus memperbudakkan mereka untuk selama-lamanya, tetapi atas saudara-saudaramu orang-orang Israel, janganlah memerintah dengan kejam yang satu sama yang lain”.

c) Perbedaan Rahab dan orang-orang Gibeon.

Barnes’ Notes: “It was mere fear which drove the Gibeonites to act as they did. They sought for union with God’s people, not for its own sake, but to save their lives. Rahab’s motives were higher (Josh. 2:9 ff). Hence, she was adopted into Israel; the Gibeonites remained forever bondsmen of Israel” [= Hanya semata-mata rasa takutlah yang mendorong orang-orang Gibeon untuk bertindak seperti yang mereka lakukan. Mereka mencari persatuan dengan umat Allah, bukan demi hal itu sendiri, tetapi untuk menyelamatkan nyawa mereka. Motivasi Rahab lebih tinggi (Yos 2:9-dst). Karena itu, ia diadopsi ke dalam Israel; sedangkan orang-orang Gibeon tetap selama-lamanya sebagai budak-budak Israel].

d) Hukuman perbudakan ini menguntungkan, dan karena itu menenangkan, bangsa Israel.

Matthew Henry mengatakan bahwa ini menenangkan kemarahan bangsa Israel, karena mereka menganggap bahwa perbudakan seperti itu lebih buruk dari pada kematian, dan karena dengan perbudakan itu, sekalipun mereka tidak mendapat jarahan, tetapi mereka diuntungkan oleh pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang Gibeon itu.

e) Lebih dari itu, hukuman perbudakan ini menguntungkan imam-imam dan orang-orang Lewi, karena pekerjaan membelah kayu dan menimba air untuk kepentingan Kemah Suci merupakan pekerjaan yang sangat berat.

f) Kutuk yang menjadi berkat.

Wycliffe: “Actually, it was Joshua’s curse, not God’s. Because they were assigned to perpetual service in God’s house, He blessed them. For the protection of Gibeon the Lord performed a great miracle (Josh 10:10-14), and in later years the Tabernacle was pitched there (2 Chr 1:3). For sixtyseven years or more God let the ark of the covenant remain at Kirjath-jearim (1 Sam 7:1-2; 2 Sam 6:2-3). Because Joshua [made] (from natan, ‘to give’) them to be hewers of wood, etc. (Josh 9:27), later they were called the Nethinim (‘ones given’ to the Temple service; 1 Chr 9:2; Ezr 2:43,58; 8:20) and were brought back from the Exile along with the priests and Levites by God’s providential hand” [= Sesungguhnya itu merupakan kutuk Yosua, bukan kutuk Allah. Karena mereka ditugaskan untuk pelayanan kekal di rumah Allah, Ia memberkati mereka. Untuk melindungi orang-orang Gibeon, Tuhan melakukan mujijat yang besar (Yos 10:10-14), dan dalam tahun-tahun belakangan Kemah Suci didirikan di sana (2Taw 1:3). Selama 67 tahun atau lebih Allah membiarkan tabut perjanjian berada di Kiryat-Yearim (1Sam 7:1-2; 2Sam 6:2-3). Karena Yosua ‘membuat’ (dari NATAN, ‘memberikan’) mereka untuk menjadi tukang belah kayu, dst. (Yos 9:27), belakangan mereka disebut NETHINIM (‘orang-orang yang diberikan’ pada pelayanan Kemah Suci; 1Taw 9:2; Ezra 2:43; 8:20) dan dibawa kembali dari pembuangan bersama-sama dengan imam-imam dan orang-orang Lewi oleh tangan / kuasa providensia Allah].

Catatan:

1. Kiryat-Yearim memang termasuk wilayah orang Gibeon (bdk ay 17).

2. Untuk 1Taw 9:2; Ezra 2:43; 8:20 lihat terjemahan KJV yang menggunakan kata NETHINIM untuk mereka.

Bible Knowledge Commentary: “So the very thing the Gibeonites hoped to attain they lost. They desperately wanted to remain free men; in the end they became slaves. But the curse became a blessing. It was on behalf of the Gibeonites that God worked a great miracle (cf. 10:10-14). Later the tabernacle was pitched at Gibeon (2 Chron 1:3); still later some Gibeonites helped Nehemiah rebuild Jerusalem’s wall (Neh 3:7). Such is the grace of God. He is still able to turn a curse into a blessing. Though it is usually true that the natural consequences of sin must run their course, the grace of God can not only forgive but also overrule mistakes and often bring blessings out of sins and failures” [= Jadi orang Gibeon kehilangan hal yang paling mereka harapkan. Mereka sangat ingin untuk tetap menjadi orang-orang merdeka; pada akhirnya mereka menjadi budak-budak. Tetapi kutuk itu menjadi suatu berkat. Demi kepentingan orang-orang Gibeonlah Allah mengerjakan mujijat yang besar (bdk. 10:10-14). Belakangan Kemah Suci didirikan di Gibeon (2Taw 1:3); dan lebih belakangan lagi beberapa orang Gibeon membantu Nehemia membangun kembali tembok Yerusalem (Neh 3:7). Begitulah kasih karunia Allah. Ia tetap mampu untuk membalikkan kutuk menjadi suatu berkat. Sekalipun biasanya benar bahwa konsekwensi alamiah dari dosa harus berjalan, kasih karunia Allah bukan hanya bisa mengampuni tetapi juga mengesampingkan / menyingkirkan kesalahan-kesalahan dan sering membawa berkat-berkat dari dosa-dosa dan kegagalan-kegagalan].

Catatan: jangan menyalah-gunakan hal ini seakan-akan ini merupakan suatu ijin untuk berbuat dosa!

Penutup / kesimpulan.

1) Kecuali kalau penepatan janji itu melibatkan dosa, maka saudara harus selalu berusaha menepati janji, baik janji itu besar / penting maupun kecil / remeh. Bandingkan dengan Maz 15:4b!

Apakah saudara selalu berusaha menepati janji?

a) Janji pada waktu pacaran / pernikahan?

b) Janji kepada anak?

c) Janji kepada pegawai / bawahan / pembantu rumah tangga?

d) Janji kepada rekan bisnis / langganan saudara?

e) Janji pada waktu diangkat sebagai pejabat gereja?

2) Sekalipun seseorang ‘bertobat’ dengan melakukan hal-hal buruk dalam pertobatannya, tetapi Tuhan tetap memberkati orang yang bertobat dengan cara itu.

YOSUA 10:1-43

Yos 10:1-43 - “(1) Setelah terdengar oleh Adoni-Zedek, raja Yerusalem, bahwa Yosua telah merebut Ai dan telah menumpasnya - seperti yang dilakukannya terhadap Yerikho dan terhadap rajanya, demikianlah juga dilakukannya terhadap Ai dan terhadap rajanya - dan bahwa penduduk kota Gibeon telah mengadakan ikatan persahabatan dengan orang Israel dan diam di tengah-tengah mereka, (2) maka sangat takutlah orang, sebab Gibeon itu kota yang besar, seperti salah satu kota kerajaan, bahkan lebih besar dari Ai, dan semua orangnya adalah pahlawan. (3) Sebab itu Adoni-Zedek, raja Yerusalem, menyuruh orang kepada Hoham, raja Hebron, kepada Piream, raja Yarmut, kepada Yafia, raja Lakhis, dan kepada Debir, raja Eglon, mengatakan: (4) ‘Datanglah kepadaku dan bantulah aku, supaya kita menggempur Gibeon, karena telah mengadakan ikatan persahabatan dengan Yosua dan orang Israel.’ (5) Lalu kelima raja orang Amori itu berkumpul dan bergerak maju: raja Yerusalem, raja Hebron, raja Yarmut, raja Lakhis dan raja Eglon, mereka beserta seluruh tentara mereka. Mereka berkemah mengepung Gibeon dan berperang melawannya. (6) Lalu orang-orang Gibeon itu menyuruh orang kepada Yosua, ke tempat perkemahan di Gilgal, mengatakan: ‘Jangan menarik tanganmu dari pada hamba-hambamu ini. Datanglah dengan segera kepada kami, lepaskanlah kami dan bantulah kami, sebab semua raja orang Amori, yang diam di pegunungan, telah bergabung melawan kami.’ (7) Lalu Yosua bergerak maju dari Gilgal, dia dan seluruh tentara yang bersama-sama dengan dia, semuanya pahlawan yang gagah perkasa. (8) Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyerahkan mereka kepadamu. Tidak seorangpun dari mereka yang akan dapat bertahan menghadapi engkau.’ (9) Lalu Yosua menyerang mereka dengan tiba-tiba, setelah semalam-malaman bergerak maju dari Gilgal. (10) Dan TUHAN mengacaukan mereka di depan orang Israel, sehingga Yosua menimbulkan kekalahan yang besar di antara mereka dekat Gibeon, mengejar mereka ke arah pendakian Bet-Horon dan memukul mereka mundur sampai dekat Azeka dan Makeda. (11) Sedang mereka melarikan diri di depan orang Israel dan baru di lereng Bet-Horon, maka TUHAN melempari mereka dengan batu-batu besar dari langit, sampai ke Azeka, sehingga mereka mati. Yang mati kena hujan batu itu ada lebih banyak dari yang dibunuh oleh orang Israel dengan pedang. (12) Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: ‘Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!’ (13) Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. (14) Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN. (15) Kemudian Yosua dan seluruh orang Israel yang menyertainya pulang kembali ke tempat perkemahan di Gilgal. (16) Kelima raja itu melarikan diri dan bersembunyi di dalam gua di Makeda. (17) Kepada Yosua dikabarkan, demikian: ‘Kelima raja itu telah ditemukan bersembunyi di dalam gua di Makeda.’ (18) Lalu berkatalah Yosua: ‘Gulingkanlah batu-batu yang besar ke mulut gua itu dan tempatkanlah di sana orang untuk menjaga mereka. (19) Tetapi kamu, janganlah kamu berhenti, kejarlah musuhmu dan hantamlah barisan belakangnya; janganlah biarkan mereka masuk ke dalam kota-kota mereka, sebab TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka kepadamu!’ (20) Setelah Yosua dan orang Israel selesai menimbulkan kekalahan yang besar sekali di antara mereka, sampai mereka dihancurkan sama sekali - beberapa orang dari mereka dapat lolos dan masuk ke kota-kota yang diperkuat - (21) pulanglah seluruh bangsa itu dengan selamat kepada Yosua ke tempat perkemahan, di Makeda. Tidak ada seorangpun yang berani melemparkan kata-kata ancaman terhadap orang Israel. (22) Kemudian berkatalah Yosua: ‘Bukalah mulut gua dan keluarkanlah kelima raja itu dari dalam dan bawa kepadaku.’ (23) Dilakukan oranglah demikian, kelima raja itu dikeluarkan dari gua itu dan dibawa kepadanya: raja Yerusalem, raja Hebron, raja Yarmut, raja Lakhis dan raja Eglon. (24) Setelah raja-raja itu dikeluarkan dan dibawa kepada Yosua, maka Yosuapun memanggil semua orang Israel berkumpul dan berkata kepada para panglima tentara, yang ikut berperang bersama-sama dengan dia: ‘Marilah dekat, taruhlah kakimu ke atas tengkuk raja-raja ini.’ Maka datanglah mereka dekat dan menaruh kakinya ke atas tengkuk raja-raja itu. (25) Lalu berkatalah Yosua kepada mereka: ‘Janganlah takut dan janganlah tawar hati, kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab secara itulah akan dilakukan TUHAN kepada semua musuhmu, yang kamu perangi.’ (26) Sesudah itu Yosua membunuh raja-raja itu, dan menggantung mereka pada lima tiang, dan mereka tinggal tergantung pada tiang-tiang itu sampai matahari terbenam. (27) Tetapi menjelang matahari terbenam, atas perintah Yosua mayat mereka diturunkan dari tiang-tiang itu, dan dilemparkan ke dalam gua, tempat mereka bersembunyi. Lalu mulut gua itu ditutupi orang dengan batu-batu besar, yang masih ada sampai sekarang. (28) Pada hari itu Yosua merebut Makeda dan kota itu dipukulnya dengan mata pedang, juga rajanya; kota itu dan semua makhluk yang ada di dalamnya ditumpasnya, tidak ada seorangpun yang dibiarkannya lolos, dan raja Makeda, diperlakukannya seperti telah diperlakukannya raja Yerikho. (29) Kemudian Yosua dengan seluruh Israel berjalan terus dari Makeda ke Libna, lalu memerangi Libna. (30) Dan TUHAN menyerahkan kota itu juga kepada orang Israel, beserta rajanya. Yosua memukul kota itu dan semua makhluk yang ada di dalamnya dengan mata pedang, tidak ada seorangpun di dalamnya yang dibiarkannya lolos, dan rajanya itu, diperlakukannya seperti telah diperlakukannya raja Yerikho. (31) Kemudian Yosua dengan seluruh Israel berjalan terus dari Libna ke Lakhis, lalu berkemah mengepung kota itu dan berperang melawannya. (32) Dan TUHAN menyerahkan Lakhis kepada orang Israel. Yosua merebut kota itu pada hari yang kedua. Kota itu dan semua makhluk yang ada di dalamnya dipukulnya dengan mata pedang, tepat seperti yang dilakukannya terhadap Libna. (33) Lalu Horam, raja Gezer, maju untuk membantu Lakhis, tetapi Yosua menewaskan dia dan rakyatnya, sehingga tidak ada seorangpun padanya yang dibiarkannya lolos. (34) Kemudian Yosua dengan seluruh Israel berjalan terus dari Lakhis ke Eglon, lalu mereka berkemah mengepung kota itu dan berperang melawannya. (35) Kota itu direbut mereka pada hari itu juga dan dipukul dengan mata pedang. Semua makhluk yang ada di dalamnya ditumpasnya pada hari itu, tepat seperti yang dilakukan terhadap Lakhis. (36) Kemudian Yosua dengan seluruh Israel bergerak maju dari Eglon ke Hebron, lalu berperang melawannya. (37) Negeri itu direbut mereka dan dipukul dengan mata pedang, juga rajanya dan segala kotanya dan semua makhluk yang ada di dalamnya, tidak seorangpun yang dibiarkannya lolos, tepat seperti yang dilakukannya terhadap Eglon. Kota itu dan semua makhluk yang ada di dalamnya ditumpasnya. (38) Kemudian Yosua dengan seluruh Israel kembali ke Debir, lalu berperang melawannya. (39) Negeri itu beserta rajanya dan segala kotanya direbutnya, dan dipukul dengan mata pedang. Semua makhluk yang ada di dalamnya ditumpas mereka, tidak seorangpun yang dibiarkannya lolos; seperti yang dilakukannya terhadap Hebron, demikianlah dilakukan terhadap Debir beserta rajanya, sama seperti yang dilakukannya terhadap Libna beserta rajanya. (40) Demikianlah Yosua mengalahkan seluruh negeri itu, Pegunungan, Tanah Negeb, Daerah Bukit dan Lereng Gunung, beserta semua raja mereka. Tidak seorangpun yang dibiarkannya lolos, tetapi ditumpasnya semua yang bernafas, seperti yang diperintahkan TUHAN, Allah Israel. (41) Yosua menewaskan mereka dari Kadesh-Barnea sampai Gaza, juga seluruh tanah Gosyen sampai Gibeon. (42) Semua raja ini dan negeri mereka telah dikalahkan Yosua sekaligus, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN, Allah Israel. (43) Kemudian Yosua dengan seluruh Israel pulang kembali ke tempat perkemahan di Gilgal”.

I) Koalisi melawan Gibeon (ay 1-5).

1) Berita yang didengar oleh Adoni-Zedek.

Adoni-Zedek, raja Yerusalem, mendengar bahwa:

a) Yosua sudah mengalahkan dan membasmi kota Ai, sama seperti yang telah mereka lakukan terhadap Yerikho (ay 1a).

b) Penduduk kota Gibeon telah mengadakan perjanjian / ikatan persa­habatan dengan Yosua / bangsa Israel dan diam di tengah-tengah mereka (ay 1b).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “Just as God used the defeat at Ai to form a battle plan for victory over Ai (Josh 8), so also He used Joshua’s mistake with the Gibeonites to protect Gibeon and accelerate the conquest of Canaan. The mistakes we make embarrass us, especially those mistakes that are caused by our running ahead of the Lord and not seeking His will. But we need to remember that no mistake is final for the dedicated Christian. God can use even our blunders to accomplish His purposes. Somebody defined success as ‘the art of making your mistakes when nobody’s looking’; but a better definition would be ‘the art of seeing victory where other people see only defeat.’” [= Sama seperti Allah telah menggunakan kekalahan di Ai untuk membentuk suatu rencana pertempuran untuk kemenangan atas Ai (Yos 8), demikian pula Ia menggunakan kesalahan Yosua dengan orang-orang Gibeon untuk melindungi Gibeon dan mempercepat penaklukan Kanaan. Kesalahan-kesalahan yang kita lakukan memalukan kita, khususnya kesalahan-kesalahan yang disebabkan karena kita berlari mendahului Tuhan dan tidak mencari kehendakNya. Tetapi kita perlu mengingat bahwa tidak ada kesalahan yang merupakan hal yang terakhir bagi orang Kristen yang berdedikasi. Allah bisa menggunakan bahkan kesalahan-kesalahan kita yang besar untuk mencapai rencanaNya. Seseorang mendefinisikan sukses sebagai ‘seni membuat kesalahan pada waktu tak seorangpun melihatnya’; tetapi definisi yang lebih baik adalah ‘seni melihat kemenangan dimana orang-orang lain hanya melihat kekalahan’.].

2) Reaksi Adoni-Zedek.

Reaksi Adoni-Zedek adalah takut (ay 2a), dan lalu mengajak beberapa raja lain yaitu Hoham raja Hebron, Piream raja Yarmut, Yafia raja Lakhis, Debir, raja Eglon, untuk bersama-sama menggempur Gibeon (ay 3-5).

Jamieson, Fausset & Brown mengatakan raja Yerusalem membentuk dan memimpin persekutuan ini harus wilayahnya adalah yang paling terbuka terhadap bahaya serangan Israel. Gibeon letaknya hanya 5 mil dari Yerusalem. Juga mungkin karena ia mempunyai keunggulan terhadap raja-raja tetangganya.

a) Ada 2 hal yang bisa dipelajari atau ditiru dari sikap atau reaksi Adoni-Zedek ini:

1. Adoni-Zedek ini takut, tetapi tetap berperang.

Memang ini jelas merupakan sikap tegar tengkuk yang tak mau bertobat. Tetapi dalam hal tertentu, ini merupakan sikap yang harus ditiru. Misalnya: kalau saudara mau melayani (memberitakan Injil, menjadi guru Sekolah Minggu, menjadi pemimpin liturgi / chairman, menjadi pengkhotbah, dsb), maka sekalipun ada rasa takut, saudara harus maju terus!

2. Adoni-Zedek ini bisa bersatu dengan sesama raja kafir.

Adalah sesuatu yang menarik dan sekaligus memalukan bahwa orang kafir seringkali lebih bisa bersatu dibandingkan dengan orang kristen (bdk. 1Kor 1:10-13a 1Kor 3:1-4), padahal kesatuan orang kristen ini merupakan sesuatu yang diinginkan oleh Yesus sendiri (Yoh 17:20-23).

Karena itu, banyaklah berdoa dan berusaha untuk bisa mewujudkan kesatuan ini.

b) Tentang Adoni-Zedek dan ajakannya kepada raja-raja yang lain.

The Biblical Illustrator (Old Testament): “First of all we listen to the summons - ‘Come up unto me, and help me, that we may smite Gibeon,’ &c. Notice from whom the summons comes. From Adoni-zedek, king of Jerusalem. This is a strange thing. From this man’s name, Lord of Righteousness, and from his heritage, Jerusalem, we would have expected something very different. He is certainly the successor, probably the descendant, of Melchizedek. Here is a man who bears the best of titles, but is, alas! unworthy of it. Nothing could be better than his name; few things are worse than his fame. Learn from this sad lesson that piety is not hereditary. The descendants of the righteous may be a wicked seed. This is a sad thing. A noble ancestry is not a thing to be despised. It is unwise and ungrateful to ignore the records and the glories of the past. This is also a dangerous thing. The opposition of those who have thus fallen is always most dangerous. None are so bitter and remorseless, so vehement and virulent, so venomous and subtle, as renegades” (= Pertama-tama kita mendengar penggilannya - ‘Datanglah kepadaku, dan tolonglah aku, supaya kita menggempur Gibeon’, dst. Perhatikan dari siapa penggilan ini datang. Dari Adoni-Zedek, raja Yerusalem. Ini merupakan hal yang aneh. Dari nama orang ini, ‘Tuhan Kebenaran’, dan dari warisannya, Yerusalem, kita mengharapkan sesuatu yang sangat berbeda. Ia pasti adalah pengganti, mungkin keturunan, dari Melkisedek. Di sini ada seseorang yang menggunakan gelar yang terbaik, tetapi tidak layak untuknya. Tak ada yang lebih baik dari namanya; hanya sedikit hal yang lebih buruk dari kemayhurannya. Belajarlah dari pelajaran yang menyedihkan ini bahwa kesalehan bukanlah bersifat warisan. Keturunan-keturunan dari orang benar bisa merupakan suatu benih yang jahat. Ini adalah hal yang menyedihkan. Nenek moyang yang mulia bukanlah suatu hal yang bisa diremehkan. Merupakan sesuatu yang tidak bijaksana dan tidak tahu terima kasih untuk mengabaikan catatan dan kemuliaan dari masa lampau. Tetapi ini juga merupakan sesuatu yang berbahaya. Oposisi dari mereka yang telah jatuh seperti itu selalu adalah yang paling berbahaya. Tidak ada yang begitu pahit dan tanpa penyesalan, begitu berapi-api dan jahat / mematikan, begitu berbisa dan licik, seperti orang-orang yang murtad / berkhianat).

c) Persekutuan ini mau menggempur Gibeon, karena Gibeon berdamai dengan Israel.

Matthew Henry: “Thus Satan and his instruments make war upon those that make peace with God. Marvel not if the world hate you, and treat those as deserters who are converts to Christ” (= Demikianlah Iblis dan alat-alatnya memerangi mereka yang berdamai dengan Allah. Jangan heran jika dunia membencimu, dan memperlakukan mereka yang bertobat kepada Kristus sebagai pembelot).

The Biblical Illustrator (Old Testament): “Rage of the world against deserters from its ranks: - It is thus in the spiritual life. Upon no outer enemy does the world turn with such rage and resentment as upon those who desert their ranks to join the Lord’s host. All the legions of hell are marshalled forth against the young believer who has newly signed the terms of treaty with the Joshua of the better covenant. As Bishop Hall says, ‘If a convert come home, the angels welcome him with song, the devils follow him with uproar and fury, his old partners with scorn and obloquy.’ In spite of all this, let not those who have become allied to the Israel of God quail; but let the sequel here before us reassure them” (= Kemarahan dunia terhadap para pembelot dari barisannya: - Demikianlah dalam kehidupan rohani. Tidak ada musuh luar kepada siapa dunia berbalik dengan kemarahan dan kebencian seperti itu seperti kepada mereka yang membelot dari barisan mereka untuk bergabung dengan bala tentara Tuhan. Semua pasukan neraka disusun terhadap orang percaya yang masih muda yang baru menanda-tangani syarat-syarat perjanjian dari suatu perjanjian yang lebih baik dengan Yosua. Seperti yang dikatakan Uskup Hall, ‘Jika seorang petobat pulang ke rumah, malaikat-malaikat menyambut dia dengan nyanyian, Iblis mengikuti dia dengan ribut dan kemarahan, partner-partnernya yang lama (mengikuti dia) dengan cemooh dan kata-kata celaan’. Sekalipun demikian, hendaklah mereka yang telah bersekutu dengan Israel dari Allah tidak gemetar; tetapi hendaklah cerita di depan kita ini menenangkan mereka).

d) Rencana manusia vs rencana Allah.

Matthew Henry: “though they designed thereby to strengthen one another, that which he intended was to gather them as sheaves into the floor, to fall together under the flail, Mic 4:12” (= sekalipun dengan itu mereka merancang untuk saling menguatkan satu dengan yang lain, apa yang Ia maksudkan adalah mengumpulkan mereka seperti berkas-berkas ke lantai, untuk jatuh bersama-sama dibawah alat pemukul, Mikha 4:12).

Mikha 4:12 - “Tetapi mereka itu tidak mengetahui rancangan TUHAN; mereka tidak mengerti keputusanNya, bahwa Ia akan menghimpunkan mereka seperti berkas gandum ke tempat pengirikan”.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “As this confederation of armies and kings assembled, God in heaven must have laughed (Ps 2:1-4), because unknown to them He was using these events to accomplish His own purposes. Instead of having to defeat these five city-states one by one, He would help Joshua conquer them all at one time!” [= Pada waktu persekutuan tentara dan raja-raja ini berkumpul, Allah di surga pasti tertawa (Maz 2:1-4), karena tanpa mereka ketahui Ia sedang menggunakan peristiwa-peristiwa untuk mencapai rencanaNya sendiri. Dari pada mengalahkan lima kota ini satu per satu, Ia menolong Yosua untuk menaklukkan mereka semua pada satu saat!].

Maz 2:1-4 - “(1) Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? (2) Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapiNya: (3) ‘Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!’ (4) Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka”.

II) Yosua membantu Gibeon.

1) Orang Gibeon meminta bantuan Yosua (ay 6).

a) Orang Gibeon mendapat problem yang besar.

The Biblical Illustrator (Old Testament): “THE TROUBLE OF THE GIBEONITES. They are in sore straits. What a vivid picture of spiritual truth have we here! ‘He that departeth from evil maketh himself a prey.’ Do you make your peace with God? that instant, and by that act, you are at war with Satan. No sooner is the treaty of salvation signed than the infernal hosts are rallied. The ink is scarcely dry before he begins his attack. Old friends become new enemies. A man’s foes are often those of his own household. When we come into such trouble let us not think that a strange thing has befallen us. It is the common fate of God’s children, from the highest to the meanest, and to the end of time. Though the Captain of salvation is the Prince of Peace, He has come not to send peace on the earth but a sword; and so will it be till every enemy is cast out and all flesh shall own Him Lord” (= Problem orang-orang Gibeon. Mereka ada dalam kesukaran yang berat. Betul-betul suatu gambaran yang hidup dari kebenaran rohani kita dapatkan di sini! ‘Ia yang meninggalkan kejahatan membuat dirinya sendiri menjadi mangsa’. Apakah engkau berdamai dengan Allah? saat itu, dan oleh tindakan itu, engkau berperang dengan Iblis. Begitu perjanjian keselamatan ditanda-tangani, tentara neraka dikerahkan. Tintanya belum kering dan ia sudah memulai serangannya. Teman-teman lama menjadi musuh-musuh baru. Musuh-musuh seseorang seringkali adalah mereka dari rumah tangganya sendiri. Pada waktu kita masuk ke dalam kesukaran seperti itu, hendaklah kita tidak berpikir bahwa suatu hal yang aneh telah menimpa kita. Itu merupakan nasib umum dari anak-anak Allah, dari yang tertinggi sampai pada yang terendah, dan sampai akhir jaman. Sekalipun Kapten keselamatan adalah Raja / Pangeran Damai, Ia telah datang bukan untuk mengirimkan damai ke bumi tetapi pedang; dan demikianlah akan terjadi sampai setiap musuh dilemparkan keluar dan semua daging akan mengakui Dia sebagai Tuhan).

Bdk. Mat 10:34-36 - “(34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.

Contoh: hamba Tuhan di Kupang dikucilkan oleh gerejanya setelah ia ikut acara-acara gereja Ev. Esra.

b) Orang Gibeon meminta bantuan Yosua.

Pada waktu membutuhkan bantuan, kita tidak boleh sungkan dalam memintanya! Perlu diingat bahwa meminta bantuan kepada sesama saudara seiman, juga bisa mewujudkan kesatuan antar orang per­caya!

Seringkali kita tak mau meminta bantuan orang lain dengan alasan kita tak mau merepotkan orang lain, tetapi sebetulnya dibalik semua itu ada suatu kesombongan yang menyebabkan kita tak mau merendahkan diri dengan cara meminta bantuan!

Dalam menafsirkan bagian ini banyak penafsir mengalegorikan Yosua sebagai Yesus!

Matthew Henry: “When our spiritual enemies set themselves in array against us, and threaten to swallow us up, let us, by faith and prayer, apply to Christ, our Joshua, for strength and succour, as Paul did, and we shall receive the same answer of peace, My grace is sufficient for thee, 2 Cor 12:8,9” (= Pada waktu musuh-musuh rohani kita mempersatukan diri mereka sendiri terhadap kita, dan mengancam untuk menelan kita, hendaklah kita, dengan iman dan doa, memohon kepada Kristus, Yosua kita, untuk kekuatan dan pertolongan, seperti yang Paulus lakukan, dan kita akan menerima jawaban damai yang sama, ‘Cukuplah kasih karuniaKu bagimu’, 2Kor 12:8,9).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “In spite of their paganism, these Gibeonites are a good example for people to follow today. When they knew they were headed for destruction, they came to Joshua (‘Jehovah is Savior’) and obtained from him a promise of protection. Would that lost sinners realize their plight and turn to Jesus Christ by faith!” [= Sekalipun kafir, orang-orang Gibeon ini adalah suatu teladan yang baik bagi orang-orang untuk diikuti pada jaman sekarang. Pada waktu mereka tahu bahwa mereka menuju pada kehancuran, mereka datang kepada Yosua (‘Yehovah adalah Keselamatan’) dan mendapatkan dari dia suatu janji perlindungan. Kiranya orang-orang berdosa yang terhilang menyadari keadaan mereka yang buruk dan berbalik kepada Yesus Kristus dengan iman!].

The Biblical Illustrator (Old Testament): “But if this cry suggests the trouble of the Gibeonites, IT ALSO POINTS OUT THEIR RESOURCES. If they are in great trouble they are not without resource, and at once they avail themselves of it. They dwelt in a fortified city, but they did not depend on its walls and bulwarks. They had no confidence in themselves. Their own resources were insufficient. All their confidence was placed in Joshua. Would that we always showed like wisdom! Sin and Satan are more than a match for the strongest saint. As they looked to Joshua, so must we look to Jesus” (= Tetapi jika jeritan ini menunjukkan problem / kesukaran dari orang-orang Gibeon, itu juga menunjukkan sumber-sumber mereka. Jika mereka ada dalam kesukaran yang besar mereka bukannya tanpa sumber, dan mereka segera memanfaatkannya. Mereka tinggal di kota yang mempunyai benteng, tetapi mereka tidak bersandar pada tembok-tembok dan benteng-bentengnya. Mereka tidak mempunyai keyakinan dalam diri mereka sendiri. Sumber-sumber mereka sendiri tidak cukup. Semua keyakinan mereka diletakkan pada Yosua. Seandainya kita selalu menunjukkan hikmat yang sama! Dosa dan Iblis bukanlah tandingan dari orang kudus yang paling kuat. Sebagaimana mereka memandang kepada Yosua, demikian juga kita harus memandang kepada Yesus).

The Biblical Illustrator (Old Testament): “The soul when thus assaulted must immediately send the messenger of prayer to its Joshua or Jesus” (= Jiwa yang diserang seperti itu harus segera mengutus utusan doa kepada Yosuanya atau Yesus).

Ini merupakan pengalegorian yang tidak pada tempatnya. Sekalipun Yosua merupakan nama Yesus dalam bahasa Ibrani, atau sebaliknya, Yesus merupakan nama Yosua dalam bahasa Yunani, tetapi Yosua dalam Perjanjian Lama tetap bukanlah Yesus, dan tidak boleh dialegorikan / dijadikan simbol dari Yesus.

2) Yosua mau menolong orang Gibeon.

Ay 7-9: “(7) Lalu Yosua bergerak maju dari Gilgal, dia dan seluruh tentara yang bersama-sama dengan dia, semuanya pahlawan yang gagah perkasa. (8) Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyerahkan mereka kepadamu. Tidak seorangpun dari mereka yang akan dapat bertahan menghadapi engkau.’ (9) Lalu Yosua menyerang mereka dengan tiba-tiba, setelah semalam-malaman bergerak maju dari Gilgal”.

Ada beberapa hal yang ingin saya soroti, yaitu:

a) Yosua mau menolong mereka (ay 7) karena adanya janji / perintah Tuhan dalam ay 8.

Ada 2 hal yang penting di sini, yaitu:

1. Orang kristen harus mempunyai kesediaan untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan! Ini adalah wujud dari kasih.

2. Yosua bergerak bukan semata-mata karena ia ingin menolong, tetapi juga karena adanya perintah / janji Tuhan.

Penerapan: ‘jangan bergerak’ kecuali ada perintah / ijin dari Tuhan!

Jamieson, Fausset & Brown: “In attacking the Canaanites, Joshua had received from God a general assurance of success (Josh 1:5). But the intelligence of so formidable a combination among the native princes seems to have depressed his mind (Josh 10:8) with the anxious and dispiriting idea that it was a chastisement for the hasty and inconsiderate alliance entered into with the Gibeonites. It was evidently to be a struggle for life and death, not only to Gibeon, but to the Israelites. And in this view the divine communication that was made to him was seasonable and animating. He seems to have asked the counsel of God, and received an answer, before setting out on the expedition” [= Dalam menyerang orang-orang Kanaan, Yosua telah menerima dari Allah suatu keyakinan umum tentang kesuksesan (Yos 1:5). Tetapi berita tentang suatu kombinasi yang begitu hebat di antara pangeran-pangeran / raja-raja pribumi kelihatannya telah menekan pikirannya (Yos 10:8) dengan gagasan kekuatiran dan keputus-asaan bahwa itu merupakan suatu hajaran untuk persekutuan yang tergesa-gesa dan kurang memikir dengan orang-orang Gibeon. Itu jelas merupakan suatu pergumulan untuk hidup dan mati, bukan hanya untuk Gibeon, tetapi juga untuk orang-orang Israel. Dan dalam pandangan ini komunikasi ilahi yang dibuat baginya adalah tepat pada waktunya dan menghidupkan / memberi semangat. Kelihatannya ia telah meminta nasihat dari Allah, dan mendapatkan jawaban, sebelum mengirimkan suatu expedisi].

Keil & Delitzsch: “The Lord then renewed the assurance of His help in this particular war, in which Joshua was about to fight for the first time with several allied kings of Canaan (cf. Josh 2:24; 6:2; 8:1,18)” [= Maka Tuhan memperbaharui keyakinan pertolonganNya dalam perang khusus ini, dalam mana Yosua mau berperang untuk pertama kalinya dengan beberapa raja-raja Kanaan yang bersekutu (bdk. Yos 2:24; 6:2; 8:1,18)].

Matthew Henry: “God animated him for his undertaking, (v. 8): Fear not, that is, (1.) ‘Doubt not of the goodness of thy cause and the clearness of thy call; though it be to assist Gibeonites, thou art in the way of duty, and God is with thee of a truth.’ (2.) ‘Dread not the power of the enemy; though so many kings are confederate against thee, and are resolved to make their utmost efforts for the reduction of Gibeon, and it may be will fight desperately in a desperate cause, yet let not this discourage thee, I have delivered them into thy hand;’ and those can make neither resistance nor escape whom God has marked for destruction” [= Allah memberinya semangat untuk usahanya, (ay 8): Jangan takut, artinya, (1) ‘Jangan ragu-ragu tentang kebaikan dari perkaramu dan kejelasan panggilanmu; sekalipun itu adalah menolong orang-orang Gibeon, engkau ada dalam jalan kewajiban, dan kebenarannya adalah bahwa Allah menyertaimu (?)’. (2) ‘Jangan takut pada kekuatan dari musuh; sekalipun begitu banyak raja-raja bersekutu melawan engkau, dan memutuskan untuk membuat usaha yang sepenuhnya untuk mengurangi / merendahkan Gibeon, dan mungkin sekali akan berperang mati-matian dalam suatu perkara yang sangat menyedihkan, tetapi hendaklah ini tidak membuatmu menjadi kecil hati, Aku telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu’; dan mereka, yang telah ditandai oleh Allah untuk kehancuran, tidak bisa bertahan atau lolos].

Matthew Henry: “It was generous and just in Joshua to help his new allies, though perhaps the king of Jerusalem, when he attacked them, little thought that Joshua would be so ready to help them, but expected he would abandon them as Canaanites, the rather because they had obtained their league with him by fraud; therefore he speaks with assurance (v. 4) of smiting Gibeon. But Joshua knew that his promise to let them live obliged him, not only not to slay them himself, but not to stand by and see them slain when it was in the power of his hand to prevent it, Prov 24:11,12. He knew that when they embraced the faith and worship of the God of Israel they came to trust under the shadow of his wings (Ruth 2:12), and therefore, as his servants, he was bound to protect them” [= Merupakan sesuatu yang murah hati dan benar dalam Yosua untuk menolong sekutunya yang baru, sekalipun mungkin raja Yerusalem, pada waktu menyerang mereka, tidak memikirkan bahwa Yosua akan begitu siap untuk menolong mereka, tetapi mengharapkan ia akan meninggalkan mereka seperti orang-orang Kanaan, lebih-lebih karena mereka telah mendapatkan perserikatan mereka oleh suatu penipuan; karena itu ia berbicara dengan keyakinan (ay 4) tentang memukul Gibeon. Tetapi Yosua tahu bahwa janjinya untuk membiarkan mereka hidup, mewajibkan ia, bukan hanya untuk tidak membunuh mereka, tetapi juga untuk tidak hanya berdiri di dekat mereka dan melihat mereka dibantai, pada waktu itu ada dalam kuasa dari tangannya untuk menghalangi hal itu, Amsal 24:11,12. Ia tahu bahwa pada waktu mereka memeluk iman dan penyembahan terhadap Allah dari Israel, mereka datang untuk mempercayakan diri di bawah sayapNya (Rut 2:12), dan karena itu, sebagai pelayan-pelayanNya, ia harus melindungi mereka].

Amsal 24:11-12 - “(11) Bebaskan mereka yang diangkut untuk dibunuh, selamatkan orang yang terhuyung-huyung menuju tempat pemancungan. (12) Kalau engkau berkata: ‘Sungguh, kami tidak tahu hal itu!’ Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahuinya, dan membalas manusia menurut perbuatannya?”.

Rut 2:12 - “TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayapNya engkau datang berlindung.’”.

b) Yosua betul-betul mempunyai niat untuk menolong, bukan dengan asal-asalan (ay 9).

Ini ditunjukkan dengan melakukan gerakan semalam-malaman untuk menempuh jarak Gilgal - Gibeon. Kalau ditarik garis lurus, maka kedua kota ini berjarak 15 mil (24 km) dan biasanya ditempuh dalam 3 hari (Yos 9:17), tetapi pada saat itu ditempuh hanya dalam 1 malam!

Penerapan: kalau saudara menolong orang, apakah saudara meno­long dengan asal-asalan, atau dengan sungguh-sungguh dan dengan pengorbanan?

III) Perang Yosua versus 5 raja Kanaan (ay 9-43).

1) Penceritaan perang ini tidak chronologis / tidak sesuai dengan urut-urutan waktu.

Mungkin ay 9-15 menekankan pekerjaan Tuhan menolong Israel, sedangkan ay 16-43 menekankan usaha Yosua. Atau, ay 9-15 menceritakan secara singkat, dan lalu ay 16-43 menambahkan detail-detail yang tadi belum diceritakan. Cara penceritaan seperti ini merupakan sesuatu yang sangat sering terjadi dalam Kitab Suci.

2) Sekalipun ada perintah dan janji kemenangan dari Tuhan (ay 8), Yosua tidak lalu pasif saja.

a) Ia berusaha, dan ini terlihat dari:

1. Ia bergerak semalam-malaman supaya bisa menyerang mereka dengan tiba-tiba.

Ay 9: “Lalu Yosua menyerang mereka dengan tiba-tiba, setelah semalam-malaman bergerak maju dari Gilgal”.

2. Ia menutup gua tempat raja-raja bersembunyi dengan batu besar, dan menyuruh tentaranya mengejar musuh supaya musuh tak bisa masuk ke dalam kota-kota mereka.

Ay 18-19: “(18) Lalu berkatalah Yosua: ‘Gulingkanlah batu-batu yang besar ke mulut gua itu dan tempatkanlah di sana orang untuk menjaga mereka. (19) Tetapi kamu, janganlah kamu berhenti, kejarlah musuhmu dan hantamlah barisan belakangnya; janganlah biarkan mereka masuk ke dalam kota-kota mereka, sebab TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka kepadamu!’”.

Ini menunjukkan bahwa ia memakai otaknya dalam berperang!

b) Ia berdoa.

Ay 12: “Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: ‘Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!’”.

Ada 2 sikap salah pada waktu kita melakukan perintah Tuhan yang disertai janji bahwa kita akan berhasil:

1. Melakukan dengan takut / kuatir.

2. ‘Berserah’ kepada Tuhan, tanpa berdoa / berusaha apa-apa.

Yosua tidak melakukan yang manapun dari kedua sikap salah di atas. Ia maju berperang dengan iman, tetapi pada saat yang sama ia berdoa dan berusaha dengan sebaik / semaximal mungkin. Ini sikap yang harus kita tiru!

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “faith apart from works is dead, and Joshua proved his faith by using wise strategy” (= iman terpisah dari perbuatan baik adalah mati, dan Yosua membuktikan imannya dengan menggunakan strategi yang bijaksana).

Pulpit Commentary: “I. DIVINE HELP DOES NOT EXCLUDE HUMAN EXERTION, Joshua went forth to battle relying upon a special promise of God. Yet he went up ‘suddenly,’ we are told. Thus, so far from the certainty of success diminishing energy, it should rather increase it. The apostles went forth relying on a Divine promise that God’s truth should permeate the world. But though this promise relieved them from the restless anxiety which too often oppresses their successors in the work, it did not relieve them from the necessity of exertion. And accordingly we find them untiring in their exertions to spread the gospel, and also to lay firmly the foundations of the Christian Church. The same untiring spirit of exertion should animate us now. Success is assured in the end, and for that very reason we should not slacken, but rather the contrary, in our efforts to propagate truth” (= I. Pertolongan Ilahi tidak membuang pengerahan tenaga manusia. Yosua maju ke pertempuran dengan bersandar pada janji yang khusus dari Allah. Tetapi kita diberitahu bahwa ia pergi ‘dengan tiba-tiba’. Jadi, bukannya bahwa kepastian tentang kesuksesan itu mengurangi energi, itu seharusnya bahkan meningkatkannya. Rasul-rasul pergi sambil bersandar pada janji Ilahi bahwa kebenaran Allah akan menembus dunia. Tetapi sekalipun janji ini menghilangkan dari mereka kekuatiran yang terlalu sering menekan para pengganti mereka dalam pekerjaan, itu tidak menghilangkan dari mereka perlunya pengerahan tenaga. Dan karena itu, kami mendapati mereka tanpa kenal lelah dalam pengerahan tenaga mereka untuk menyebarkan injil, dan juga untuk meletakkan dengan teguh dasar-dasar dari Gereja Kristen. Roh / semangat yang tak kenal lelah yang sama dalam pengerahan tenaga harus menghidupkan / memberi semangat kepada kita sekarang. Sukses dipastikan pada akhirnya, dan untuk alasan itu kita tidak boleh menjadi lamban / lesu, tetapi sebaliknya, dalam usaha kita untuk menyebarkan kebenaran).

Calvin: “It is moreover worthy of notice that Joshua did not abuse the divine promise by making it an excuse for sluggishness, but felt the more vehemently inflamed after he was assured of a happy issue. Many, while they ostentatiously express their faith, become lazy and slothful from perverse security. Joshua hears that victory is in his hand, and that he may gain it, runs swiftly to battle. For he knew that the happy issue was revealed, not for the purpose of slackening his pace or making him more remiss, but of making him exert himself with greater zeal” (= Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa Yosua tidak menyalah-gunakan janji ilahi dengan membuatnya sebagai suatu dalih / alasan untuk kemalasan, tetapi merasa makin dikobarkan dengan berapi-api setelah ia diyakinkan oleh suatu hasil yang menggembirakan. Banyak orang, sementara mereka menyatakan iman mereka secara memamerkan, menjadi malas dan lamban dari rasa aman yang jahat. Yosua mendengar bahwa kemenangan ada di tangannya, dan supaya ia bisa mendapatkannya, berlari dengan cepat pada pertempuran. Karena ia tahu bahwa hasil yang menggembirakan itu telah dinyatakan, bukan dengan tujuan mengurangi kecepatannya, atau membuatnya lebih lalai / lengah, tetapi untuk membuatnya menggunakan dirinya / mengerahkan tenaganya dengan semangat yang lebih besar).

3) Dalam perang ini Yosua mentaati Tuhan.

Ketaatan Yosua ini terlihat dari:

a) Ay 22-26a dimana ia membunuh raja-raja Kanaan yang sudah tertangkap itu. Dan juga ay 28,30,32,33,35,37,39,40b dimana ia membunuh semua penduduk kota-kota Kanaan itu.

Ay 25 harus direnungkan, karena seringkali kita tidak tega melakukan hal yang benar / hal yang diperintahkan Tuhan. Haruskah raja yang sudah tertawan itu dibunuh. Haruskah wanita dan anak-anak / bayi-bayi dibunuh? Bahwa pembunuhan itu diperintahkan oleh Tuhan, terlihat dari ay 40b. Jadi Yosua / Israel berfungsi sebagai algojo Allah (Catatan: ini tak mung­kin terjadi lagi pada jaman ini).

Calvin: “It was the will of God that all should be destroyed, ... a mercy which impairs the authority of God at the will of man, is detestable” (= Merupakan kehendak Allah bahwa semua harus dibinasakan / dihancurkan, … suatu belas kasihan yang merusak / mengurangi / menghalangi otoritas Allah atas kehendak manusia, adalah menjijikkan).

Jadi, sekalipun kita merasa tidak tega melakukannya, tetapi kalau hal itu benar / diperintahkan Tuhan, kita tetap harus melakukan­nya. Contoh:

1. Mendisiplin anak.

2. Mengadakan siasat gerejani.

3. Menindak / memecat pegawai yang tidak baik.

Sekalipun kita sering tidak tega melakukan apa yang benar, tetapi ironisnya kita sering tega melakukan apa yang tidak benar dengan sengaja! Misalnya: memfitnah, menyebar gossip, berhutang tanpa membayar, menipu orang, tidak mau menolong orang lain, tak setia kepada istri / suami, dsb.

b) Ay 27 dimana menjelang matahari terbenam ia menyuruh untuk menurunkan mayat-mayat dari raja-raja itu dari tiang gantungan. Ini adalah ketaatan terhadap perintah Tuhan dalam Ul 21:22-23.

Ul 21:22-23 - “(22) ‘Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, (23) maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.’”.

4) Dalam perang ini Tuhan membantu Yosua secara luar biasa.

a) Tuhan mengacaukan mereka (ay 10 bdk. Hakim 7:20-22).

Ay 10: “Dan TUHAN mengacaukan mereka di depan orang Israel, sehingga Yosua menimbulkan kekalahan yang besar di antara mereka dekat Gibeon, mengejar mereka ke arah pendakian Bet-Horon dan memukul mereka mundur sampai dekat Azeka dan Makeda”.

Hak 7:20-22 - “(20) Demikianlah ketiga pasukan itu bersama-sama meniup sangkakala, dan memecahkan buyung dengan memegang obor di tangan kirinya dan sangkakala di tangan kanannya untuk ditiup, serta berseru: ‘Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!’ (21) Sementara itu tinggallah mereka berdiri, masing-masing di tempatnya, sekeliling perkemahan itu, tetapi seluruh tentara musuh menjadi kacau balau, berteriak-teriak dan melarikan diri. (22) Sedang ketiga ratus orang itu meniup sangkakala, maka di perkemahan itu TUHAN membuat pedang yang seorang diarahkan kepada yang lain, lalu larilah tentara itu sampai ke Bet-Sita ke arah Zerera sampai ke pinggir Abel-Mehola dekat Tabat”.

Dalam perang, yang kacau mestinya musuh kita. Kalau dalam perang, yang kacau adalah kita, maka mesti ada sesuatu yang salah dalam diri kita!

b) Tuhan melempari musuh dengan hujan es batu.

Ay 11: “Sedang mereka melarikan diri di depan orang Israel dan baru di lereng Bet-Horon, maka TUHAN melempari mereka dengan batu-batu besar dari langit, sampai ke Azeka, sehingga mereka mati. Yang mati kena hujan batu itu ada lebih banyak dari yang dibunuh oleh orang Israel dengan pedang”.

Kitab Suci Indonesia: ‘batu-batu besar’ ... ‘hujan batu’.

NIV: ‘large hailstones ... hailstones’ (= hujan es batu besar ... hujan es batu).

NASB: ‘large stones ... hailstones’ (= batu-batu besar ... hujan es batu).

KJV/RSV: ‘great stones ... hailstones’ (= batu-batu besar ... hujan es batu).

Yang benar adalah terjemahan NASB/RSV/KJV. Jadi kata pertama memang adalah ‘batu-batu besar’, tetapi kata kedua lalu mem­beri penjelasan apa yang dimaksud dengan batu-batu besar itu, yaitu ‘hujan es batu’.

Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa hujan es batu bisa menjatuhkan bongkahan-bongkahan es sebesar kenari, dan bahkan sebesar 2 kepalan tangan. Ia mengatakan bahwa orang-orang kafir mengejek cerita seperti ini, dan karena itu ia lalu memberikan contoh dalam sejarah tentang adanya hujan es batu dimana bongkahannya seberat 120 lbs (54 kg), 200 lbs (90 kg), 260 lbs (117 kg), dan 300 lbs (135 kg).

Juga, mujijatnya bukan hanya bahwa saat itu terjadi hujan es batu, tetapi juga bahwa hanya musuh yang terkena hujan es batu itu dan bukannya tentara Israel sendiri. Ini menunjukkan bahwa jatuhnya setiap es batu itu ada dalam kontrol Tuhan, yang mengarahkannya hanya kepada musuh-musuh Israel!

Ay 11b menambahkan bahwa musuh yang mati karena terkena hujan es batu itu lebih banyak dari pada yang dibunuh oleh orang Israel!

c) Tuhan mengabulkan doa Yosua yang meminta matahari dihentikan.

Ay 12-14: “(12) Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: ‘Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!’ (13) Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. (14) Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN”.

1. Dari ay 12 kelihatannya Yosua bukan berdoa tapi memerintah matahari dan bulan, tetapi perlu saudara perhatikan bahwa kata-kata dalam ay 12 itu dikatakan oleh Yosua kepada Tuhan. Dan ay 14 menunjukkan dengan jelas bahwa Yosua memohon hal itu dari Tuhan.

Calvin menafsirkan bahwa Yosua berbicara kepada Tuhan, dan setelah Tuhan mengijinkan, maka ia lalu memerintahkan mata­hari dan bulan untuk berhenti. Dan Calvin menambahkan suatu peringatan supaya jangan sembarangan meniru Yosua tanpa berdoa dan mendapatkan ijin / restu dari Tuhan.

2. Bahwa Yosua berani berkata / berdoa seperti itu di hadapan orang Israel (ay 12) menunjukkan iman yang hebat dari Yosua!

Kalau saudara menjadi Yosua, apakah saudara tidak berpikir: “Bagaimana kalau aku memerintahkan matahari dan bulan, dan tahu-tahu perintahku gagal?”.

3. Ay 12-13, dan juga Maz 19:5b-7, yang menunjukkan seolah-olah mataharilah yang mengelilingi bumi, tidak bisa dipakai sebagai bukti bahwa Kitab Suci bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Maz 19:5b-7 - “(5b) Ia memasang kemah di langit untuk matahari, (6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. (7) Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya”.

Perlu diingat bahwa Kitab Suci bukanlah kitab ilmu pengeta­huan, dan banyak bagian Kitab Suci yang ditulis dari sudut pandang manusia. Misalnya dalam Kej 1:16 dimana bulan dan matahari disebut benda penerang yang besar, padahal bintang-bintang mestinya jauh lebih besar dari bulan, bahkan lebih besar dari matahari.

Kej 1:16 - “Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang”.

Ini justru menunjukkan kebijaksanaan Tuhan, karena kalau semua ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan modern / jaman sekarang, apa yang kira-kira dipikirkan oleh orang-orang jaman dahulu tentang Kitab Suci? Pasti mereka akan membuang Kitab Suci, karena mereka anggap tidak masuk akal dan salah.

William G. T. Shedd: “The inspired writers were permitted to employ the astronomy and physics of the people and age to which they themselves belonged, because the true astronomy and physics would have been unintelligible. If the account of the miracle of Joshua had been related in the terms of the Copernican astronomy; if Joshua had said, ‘Earth stand thou still,’ instead of, ‘Sun stand thou still’; it could not have been understood” (= Penulis-penulis yang diilhami diijinkan untuk menggunakan ilmu perbintangan dan fisika dari orang dan jaman mereka sendiri, karena ilmu perbintangan dan fisika yang benar tidak akan dimengerti pada saat itu. Jika cerita tentang mujijat Yosua diceritakan dengan istilah-istilah dari ilmu perbintangan Copernicus; jika Yosua berkata: ‘Bumi berhentilah engkau’, dan bukannya ‘Matahari berhentilah engkau’; itu tidak bisa dimengerti pada saat itu) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.

Shedd lalu menambahkan: “The modern astronomer himself describes the sun as rising and setting” (= Ahli ilmu perbintangan modern sendiri menggambarkan matahari sebagai terbit dan terbenam) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.

Shedd menambahkan lagi: “The purpose of the scriptures, says Baronius, is ‘to teach man how to go to heaven, and not how the heavens go.’” (= Tujuan dari Kitab Suci, kata Baronius, adalah ‘untuk mengajar manusia tentang jalan ke surga, dan bukannya bagaimana surga / langit berjalan’) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 104.

4. Ada orang yang beranggapan bahwa apa yang diceritakan di sini tidak boleh diartikan secara hurufiah, tetapi hanya seolah-olah saja demikian, atau sekedar merupakan suatu bahasa puisi. Alasannya:

a. Peristiwa ini tidak tercatat dimanapun, baik dalam tulisan-tulisan kafir / di luar Alkitab, maupun dalam Alkitab sendiri.

b. Hakim 5:20 dan Maz 18:8-16 juga tidak diartikan secara hurufiah.

Hak 5:20 - “Dari langit berperang bintang-bintang, dari peredarannya mereka memerangi Sisera”.

Maz 18:8-16 - “(8) Lalu goyang dan goncanglah bumi, dan dasar-dasar gunung gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala murkaNya. (9) Asap membubung dari hidungNya, api menjilat keluar dari mulutNya, bara menyala keluar dari padaNya. (10) Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kakiNya. (11) Ia mengendarai kerub, lalu terbang dan melayang di atas sayap angin. (12) Ia membuat kegelapan di sekelilingNya menjadi persembunyianNya, ya, menjadi pondokNya: air hujan yang gelap, awan yang tebal. (13) Karena sinar di hadapanNya hilanglah awan-awanNya bersama hujan es dan bara api. (14) Maka TUHAN mengguntur di langit, Yang Mahatinggi memperdengarkan suaraNya. (15) DilepaskanNya panah-panahNya, sehingga diserakkanNya mereka, kilat bertubi-tubi, sehingga dikacaukanNya mereka. (16) Lalu kelihatanlah dasar-dasar lautan, dan tersingkaplah alas-alas dunia karena hardikMu, ya TUHAN, karena hembusan nafas dari hidungMu”.

Beberapa hal yang bisa digunakan untuk menjawab anggapan dan argumentasi tersebut di atas:

a. Adalah salah kalau dikatakan bahwa cerita ini tidak tercatat dimanapun, karena cerita ini tercatat dalam:

· Hab 3:11 - “Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya, karena cahaya anak-anak panahMu yang melayang laju, karena kilauan tombakMu yang berkilat”.

Beberapa penafrsir yang saya baca mengatakan bahwa Hab 3:11 ini menunjuk pada peristiwa penghentian matahari dan bulan dalam Yos 10 ini.

· Sirakh 46:4 yang berbicara tentang Yosua berkata sebagai berikut: “Bukankah matahari diberhentikan oleh tangannya, sehingga satu hari menjadi sama dengan dua?”.

Catatan: kitab Sirakh termasuk dalam kitab-kitab Deuterokanonika. Sekalipun kita memang tidak menerima kitab Sirakh sebagai Alkitab / Firman Tuhan, tidak berarti bahwa kita tidak boleh menggunakan­nya sebagai argumentasi tambahan. Perlu saudara ketahui bahwa kitab Sirakh termasuk kitab kuno, dan orang yang menulisnya pasti juga tidak menulisnya secara sembarangan, sehingga sekalipun isinya tidak mutlak benar (tidak infal­lible / inerrant), tetapi toh mengandung banyak kebenaran. Kalau pada jaman ini saudara membaca surat kabar atau mendengar berita di TV, saudara juga tentu tidak akan menga­baikannya begitu saja dengan alasan bahwa itu bukan Firman Tuhan. Demikian juga kalau kita menggunakan kitab sejarah dari Yosephus dsb. Semua boleh, asal hanya sebagai argumentasi tambahan, dan tidak dimutlakkan. Juga, di sini saya menggunakan untuk menunjukkan kesalahan pandangan yang mengatakan bahwa peristiwa ini tidak tercatat dimanapun.

· Kitab Orang Jujur (ay 13).

Istilah ini muncul lagi dalam 2Sam 1:18 - “dan ia memberi perintah untuk mengajarkan nyanyian ini kepada bani Yehuda; itu ada tertulis dalam Kitab Orang Jujur”.

KJV: ‘the book of Jasher?’.

Kata ‘Jasher’ berasal dari kata Ibrani ‘Yashar’ yang artinya lurus / jujur.

Kitab ini hilang / sudah tidak ada lagi. Mungkin karena tidak termasuk kanon Kitab Suci maka kitab ini tidak terlalu dijaga, sehingga rusak / musnah.

b. Hakim 5:20 dan Maz 18:8-16 terletak dalam bagian yang berbentuk puisi, sehingga tidak aneh kalau menggunakan bahasa kiasan. Tetapi bagian dalam Yos 10 ini berbentuk cerita sejarah, sehingga harus diartikan secara hurufiah.

c. Ay 14 menunjukkan bahwa itu adalah suatu mujijat yang luar biasa.

Ay 14: “Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN”.

Kata-kata ‘secara demikian’ yang saya coret itu sebetulnya tidak ada.

KJV: ‘And there was no day like that before it or after it, that the LORD hearkened unto the voice of a man: for the LORD fought for Israel’ (= Dan tidak ada hari seperti itu sebelumnya atau sesudahnya, bahwa TUHAN mendengarkan suara dari seorang manusia: karena TUHAN berkelahi / berperang untuk Israel).

Keil & Delitzsch: “‎This expression must not be pressed too far, as the analogous passages (‘there was none like him,’ etc.) in 2 Kings 18:5 and 23:25 clearly show” [= Ungkapan ini tidak boleh ditekankan terlalu jauh, seperti yang ditunjukkan secara jelas oleh text-text yang analog dengan text ini (‘tidak ada lagi yang sama seperti dia’, dst), seperti dalam 2Raja 18:5 dan 2Raja 23:25].

2Raja 18:5 - “Ia (raja Hizkia) percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia”.

2Raja 23:25 - “Sebelum dia (raja Yosia) tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia”.

Kedua ayat di atas ini akan bertabrakan kalau keduanya ditafsirkan apa adanya / secara hurufiah (catatan: Yosia merupakan buyut dari Hizkia). Jadi, harus diartikan hanya bahwa kedua raja itu adalah raja yang sangat saleh.

Demikian juga kata-kata dalam ay 14 itu tidak boleh diartikan seakan-akan baik sebelum maupun sesudahnya tak pernah terjadi peristiwa dimana Tuhan mendengar doa seseorang. Mungkin hanya diartikan bahwa ini merupakan suatu mujijat yang luar biasa atau suatu pengabulan doa yang luar biasa.

Bahkan kata-kata itu tidak boleh diartikan bahwa mujijat seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dan tidak akan terjadi lagi sesudahnya. Calvin mengatakan bahwa pada jaman raja Hizkia terjadi peristiwa yang mirip dengan yang terjadi di sini, yaitu dalam Yes 38:5-8 2Raja 20:8-11.

2Raja 20:8-11 - “(8) Sebelum itu Hizkia telah berkata kepada Yesaya: ‘Apakah yang akan menjadi tanda bahwa TUHAN akan menyembuhkan aku dan bahwa aku akan pergi ke rumah TUHAN pada hari yang ketiga?’ (9) Yesaya menjawab: ‘Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikanNya: Akan majukah bayang-bayang itu sepuluh tapak atau akan mundur sepuluh tapak?’ (10) Hizkia berkata: ‘Itu perkara ringan bagi bayang-bayang itu untuk memanjang sepuluh tapak! Sebaliknya, biarlah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak.’ (11) Lalu berserulah nabi Yesaya kepada TUHAN, maka dibuatNyalah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak, yang sudah dijalani bayang-bayang itu pada penunjuk matahari buatan Ahas”.

5. ‘Sehari penuh’ (ay 13).

Ini tidak berarti 24 jam. Ingat bahwa ‘hari’ dibagi menjadi ‘day’ (= siang) dan ‘night’ (= malam) yang masing-masing sekitar 12 jam. Jadi ‘sehari penuh’ (NIV: a full day) lamanya adalah ± 12 jam.

6. Kalau ada orang-orang yang keberatan dengan mengatakan bahwa hal seperti ini merupakan kemustahilan, maka mereka perlu ketahui bahwa tidak ada apapun, bahkan hal seperti ini, yang mustahil bagi Allah, karena Dialah yang empunya siang maupun malam, matahari maupun bulan.

Yer 32:17,27 - “(17) Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatanMu yang besar dan dengan lenganMu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untukMu! … (27) ‘Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untukKu?”.

Lukas 1:37 - “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.’”.

Mazmur 74:16 - “PunyaMulah siang, punyaMulah juga malam. Engkaulah yang menaruh benda penerang dan matahari”.

7. Ini merupakan ketundukan dewa-dewa Kanaan terhadap doa Yosua.

Bible Knowledge Commentary: “An important fact that should not be overlooked is that the sun and moon were principal deities among the Canaanites. At the prayer of Israel’s leader Canaan’s gods were compelled to obey. This disturbance to their gods must have been terribly upsetting and frightening to the Canaanites” (= Suatu fakta yang penting yang tidak boleh diabaikan adalah bahwa matahari dan bulan merupakan dewa-dewa utama di antara orang-orang Kanaan. Pada doa dari pemimpin Israel dewa-dewa Kanaan dipaksa taat. Gangguan terhadap dewa-dewa mereka pasti telah sangat membingungkan dan menakutkan orang-orang Kanaan).

8. Semua ini merupakan jawaban doa Yosua, dan menunjukkan kuasa doa yang luar biasa. Karena itu, banyaklah berdoa!

Bantuan Tuhan yang luar biasa itu menyebabkan berulang kali dikatakan bahwa Tuhan yang berperang untuk bangsa Israel dan bahwa Tuhanlah yang menyerahkan musuh ke dalam tangan Israel (ay 12,14b,19b,32a,42b).

Karena itu, kalau kita mengalami kesuksesan dalam hal apapun, merupakan sesuatu yang sangat indah kalau kita bisa mengatakan seperti yang dituliskan dalam Maz 115:1 - “Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada namaMulah beri kemuliaan, oleh karena kasihMu, oleh karena setiaMu!”.

Kesimpulan / Penutup.

Yosua berperang atas kehendak / perintah Tuhan. Yosua berusaha dan berdoa. Yosua mentaati Tuhan dalam perang itu. Ini menyebabkan Tuhan menolong sehingga ia menang. Maukah saudara meniru Yosua dalam berperang?. https://teologiareformed.blogspot.com/
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post