2 TIMOTIUS 2:14-18 (PESAN DAN MENYIMPANG DARI KEBENARAN)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
2 TIMOTIUS 2:14-18 (PESAN DAN MENYIMPANG DARI KEBENARAN)
2 TIMOTIUS 2:1-26 (11)

2Timotius 2:14-18 - “(14) Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. (15) Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. (16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. (17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.

2 Timotius 2: 14: “Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya.”.

1) “Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka”.

Bible Knowledge Commentary mengatakan bahwa kata ‘ingatkanlah’ (HUPOMIMNESKE) ada dalam bentuk present imperative yang menunjukkan bahwa ini harus dilakukan terus menerus.

Catatan: kata ‘pesankanlah’ sebetulnya bukanlah kata perintah tetapi suatu ‘participle’ [KJV/ASV/NKJV: ‘charging’ (= menegaskan / memerintahkan)].

Kata ‘mereka’ menunjuk kepada orang-orang Kristen dari gereja Efesus yang sedang bersama-sama dengan Timotius pada saat itu. Kata-kata ‘semuanya itu’ bisa diartikan menunjuk pada apa yang dikatakan oleh Paulus sebelum ay 14 ini, yaitu 2Tim 2:11-13, atau menunjuk pada apa yang akan dikatakan oleh Paulus setelah ini (UBS New Testament Handbook Series). Dan penafsir yang sama lebih memilih tafsiran yang pertama.

Bible Knowledge Commentary: “The bulk of preaching to a knowledgeable audience frequently consists of reminding them of what they already know.” (= Bagian terbesar dari khotbah kepada pendengar yang berpengetahuan banyak, sering terdiri dari pengingatan mereka tentang apa yang telah mereka ketahui.).

Calvin: “‘Remind them of these things.’ The expression (tau~ta) these things, is highly emphatic. It means that the summary of the gospel which he gave, and the exhortations which he added to it, are of so great importance, that a good minister ought never to be weary of exhibiting them; for they are things that deserve to be continually handled, and that cannot be too frequently repeated.” (= ‘Ingatkanlah mereka tentang hal-hal ini’. Ungkapan TAUTA, ‘hal-hal ini’, sangat ditekankan. Itu berarti bahwa ringkasan dari injil yang ia berikan, dan nasehat-nasehat yang ia tambahkan kepadanya, adalah begitu penting, sehingga seorang pendeta yang baik seharusnya tidak pernah bosan untuk menunjukkan hal-hal itu; karena itu adalah hal-hal yang layak untuk ditangani terus menerus, dan yang tidak bisa terlalu sering diulang.).

2) “di hadapan Allah,”.

KJV/RSV: ‘before the Lord’ (= di hadapan Tuhan).

NIV: ‘before God’ (= di hadapan Allah).

NASB: ‘in the presence of God’ (= dalam kehadiran Allah).

Perbedaan ‘the Lord’ (= Tuhan) dan ‘God’ (= Allah) terjadi karena adanya textual problem / perbedaan manuscript. Pada umumnya penafsir-penafsir lebih memilih ‘God’ (= Allah). Tetapi ini bukan perbedaan yang penting, karena dalam hal arti tidak memberi pengaruh apa-apa.

3) “agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya.”.

KJV: ‘that they strive not about words to no profit, but to the subverting of the hearers.’ (= supaya mereka jangan bertengkar tentang kata-kata tanpa ada gunanya, kecuali menghancurkan / merusak pendengar-pendengarnya).

Ini sudah saya ajarkan dalam membahas 1Tim 6:4 - “ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,”.

Barnes’ Notes (tentang 2Tim 2:14): “It is rare, indeed, that a religious controversy does not produce this effect, and this is commonly the case, where, as often happens, the matter in dispute is of little importance.” (= Memang jarang bahwa suatu kontroversi agamawi tidak menghasilkan hasil / akibat ini, dan ini biasanya merupakan kasusnya dimana, seperti sering terjadi, persoalan yang diperdebatkan sangat tidak penting.)

Calvin (tentang 2Timotius 2:14): “‘Solemnly charging them before the Lord, not to dispute about words.’ Logomacei~n means to engage earnestly in contentious disputes, which are commonly produced by a foolish desire of being ingenious. Solemn charging before the Lord is intended to strike terror; and from this severity we learn how dangerous to the Church is that knowledge which leads to debates, that is, which disregards piety, and tends to ostentation. ... ‘For no use.’ On two grounds, logomaci>a, or ‘disputing about words,’ is condemned by him. It is of no advantage, ... Paul’s words may be explained in this manner, ‘That which is useful for nothing.’ ... Let us remark, first, that, when a manner of teaching does no good, for that single reason it is justly disapproved; for God does not wish to indulge our curiosity, but to instruct us in a useful manner. Away with all speculations, therefore, which produce no edification!” (= ‘Meminta / memerintahkan mereka dengan khidmat di hadapan Tuhan, untuk tidak bertengkar / berdebat tentang kata-kata’. LOGOMAKHEIN berarti terlibat secara sungguh-sungguh dalam pertengkaran / perdebatan yang terjadi karena kegemaran akan hal itu, yang biasanya dihasilkan oleh suatu keinginan yang bodoh dari orang pintar. Perintah yang khidmat di hadapan Tuhan dimaksudkan untuk mendatangkan rasa takut; dan dari kekerasan ini kita belajar betapa berbahaya bagi Gereja, pengetahuan yang membimbing pada perdebatan, yaitu, yang tidak menghiraukan kesalehan, dan cenderung pada pameran. ‘Yang tak berguna’. Berdasarkan dua hal, LOGOMAKHIA, atau ‘berdebat tentang kata-kata’ dikecam olehnya. Itu tak punya manfaat / keuntungan, ... kata-kata Paulus bisa dijelaskan dengan cara ini, ‘hal yang sama sekali tidak berguna’. ... Pertama-tama, baiklah kita mengatakan bahwa pada waktu suatu cara mengajar tidak membawa kebaikan, maka untuk satu alasan itu saja hal itu secara benar harus dicela; karena Allah tidak ingin memuaskan keingin-tahuan kita, tetapi mengajar kita dengan suatu cara yang berguna. Karena itu, jauhkanlah / buanglah semua spekulasi, yang tidak menghasilkan pendidikan!).

Calvin: “But the second is much worse, when questions are raised, which are not only unprofitable, but tend to the subversion of the hearers. I wish that this were attended to by those who are always armed for fighting with the tongue, and who, in every question are looking for grounds of quarreling, and who go so far as to lay snares around every word or syllable. But they are carried in a wrong direction by ambition, and sometimes by an almost fatal disease; which I have experienced in some. What the Apostle says about subverting is shown, every day, by actual observation, to be perfectly true; for it is natural, amidst disputes, to lose sight of the truth; and Satan avails himself of quarrels as a presence for disturbing weak persons, and overthrowing their faith.” (= Tetapi yang kedua jauh lebih buruk, pada waktu pertanyaan-pertanyaan diberikan, yang bukan hanya tidak berguna, tetapi cenderung merusak para pendengarnya. Saya berharap bahwa ini diperhatikan oleh mereka yang selalu dipersenjatai untuk berkelahi dengan lidah, dan yang, dalam setiap pertanyaan selalu mencari dasar untuk pertengkaran, dan yang berjalan begitu jauh sehingga meletakkan jerat di sekitar setiap kata atau suku kata. Tetapi mereka dibawa ke arah yang salah oleh ambisi, dan kadang-kadang oleh suatu penyakit yang hampir fatal; yang telah saya alami dalam beberapa orang. Apa yang sang Rasul katakan tentang merusak, ditunjukkan setiap hari, oleh pengamatan yang sungguh-sungguh, sehingga benar sepenuhnya; karena merupakan sesuatu yang alamiah, di tengah-tengah pertengkaran, untuk kehilangan pandangan tentang kebenaran; dan Iblis menggunakan kesempatan bagi dirinya sendiri dari pertengkaran-pertengkaran sebagai suatu kehadiran untuk mengganggu orang-orang yang lemah dan merobohkan iman mereka.).

Dalam hal ini mari kita lihat teladan dari Paulus sendiri. Pada waktu bicara tentang hal-hal yang tidak penting, ini kata-katanya.

Roma 14:1-23 - “(1) Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya. (2) Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja. (3) Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu. (4) Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. (5) Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. (6) Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah. (7) Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. (8) Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. (9) Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. (10) Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. (11) Karena ada tertulis: ‘Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapanKu dan semua orang akan memuliakan Allah.’ (12) Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. (13) Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung! (14) Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis. (15) Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia. (16) Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah. (17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. (18) Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia. (19) Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. (20) Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung! (21) Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu. (22) Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. (23) Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.”

Tetapi pada waktu berkenaan dengan hal yang penting, apalagi dasari, Paulus sendiri gegeran.

Kis 15:1-2 - “(1) Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ (2) Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.”.

Galatia 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”.

Galatia 2:3-5 - “(3) Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. (4) Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. (5) Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu.”.

Paulus bahkan memarahi orang yang sabar / tak mau gegeran pada saat itu melibatkan hal-hal penting seperti ajaran sesat.

2Korintus 11:4 - “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.”.

Contoh:

a) Debat tentang boleh tidaknya makan darah.

b) Orang di facebook yang pandangannya sama dengan saya tetapi memikirkan mau debat dengan saya tentang apa.

2 TIMOTIUS 2:1-26(12)

2Timotius 2:14-18 - “(14) Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. (15) Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. (16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. (17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.”.

2 Timotius 2: 15: “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.”.

1) “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah”.

Calvin: “Since all disputes about doctrine arise from this source, that men are desirous to make a boast of ingenuity before the world, Paul here applies the best and most excellent remedy, when he commands Timothy to keep his eyes fixed on God; as if he had said; ‘Some aim at the applause of a crowded assembly, but do thou study to approve thyself and thy ministry to God.’ And indeed there is nothing that tends more to check a foolish eagerness for display, than to reflect that we have to deal with God.” (= Karena semua pertengkaran tentang doktrin / ajaran muncul dari sumber ini, bahwa orang-orang ingin membanggakan tentang kepintaran di hadapan dunia, Paulus di sini menerapkan obat yang terbaik dan paling bagus, pada waktu ia memerintahkan Timotius untuk mengarahkan matanya kepada Allah; seakan-akan ia telah berkata, ‘sebagian orang menginginkan tepuk tangan dari orang banyak, tetapi engkau berusahalah untuk membuat dirimu sendiri dan pelayananmu disetujui Allah’. Dan memang tak ada yang lebih mengekang / menghentikan suatu keinginan tolol untuk pameran, dari pada memikirkan bahwa kita harus berurusan dengan Allah.).

Barnes’ Notes: “‘Study to show thyself approved unto God.’ Give diligence (2 Peter 1:10), or make an effort so to discharge the duties of the ministerial office as to meet the divine approbation. The object of the ministry is not to please men. Such doctrines should be preached, and such plans formed, and such a manner of life pursued, as God will approve. To do this demands STUDY or CARE - for there are many temptations to the opposite course; there are many things the tendency of which is to lead a minister to seek popular favor rather than the divine approval. If ANY man please God, it will be as the result of deliberate intention and a careful life.” [= ‘Belajarlah / berusahalah untuk menunjukkan dirimu sendiri disetujui oleh Allah’. Berusahalah sungguh-sungguh (2Pet 1:10), atau berusahalah untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban tugas pelayanan sehingga memenuhi persetujuan ilahi. Tujuan dari pelayanan bukanlah untuk menyenangkan manusia. Doktrin seperti itu harus dikhotbahkan, dan rencana-rencana seperti itu harus dibentuk, dan cara kehidupan seperti itu harus diikuti, sehingga Allah akan menyetujui. Melakukan ini menuntut PEMBELAJARAN dan PERHATIAN / KETELITIAN - karena ada banyak pencobaan pada jalan yang berlawanan; ada banyak hal yang kecenderungannya adalah mengarahkan seorang pendeta untuk mencari kesenangan populer dari pada persetujuan ilahi. Jika SIAPAPUN menyenangkan / memperkenan Allah, itu adalah hasil dari maksud / tujuan yang sengaja dan kehidupan yang hati-hati.].

Bdk. Gal 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”.

2) “sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu,”.

Matthew Henry: “Ministers must be workmen; they have work to do, and they must take pains in it. Workmen that are unskilful, or unfaithful, or lazy, have need to be ashamed; but those who mind their business, and keep to their work, are workmen that need not be ashamed.” (= Pendeta-pendeta harus menjadi pekerja-pekerja; mereka mempunyai pekerjaan untuk dilakukan, dan mereka harus berusaha keras dalam hal itu. Pekerja-pekerja yang tidak cakap, atau tidak setia, atau malas, perlu malu; tetapi mereka yang memperhatikan urusan / kesibukan mereka, dan bertekun dalam pekerjaan mereka, adalah pekerja-pekerja yang tidak perlu malu.).

Bible Knowledge Commentary: “‎Timothy need not fear such shame if he would correctly handle the Word of truth (cf. Eph 1:13; Col 1:5; James 1:18), which for him included both Old Testament Scripture and what he had heard orally from Paul. ... What is clear is that the shame of God’s disapproval awaits those who mishandle His Word.” [= Timotius tak perlu malu seperti itu jika ia mau menangani secara benar Firman kebenaran (bdk. Ef 1:13; Kol 1:5; Yak 1:18), yang bagi dia mencakup Kitab Suci Perjanjian Lama dan apa yang ia dengar secara lisan dari Paulus. ... Apa yang jelas adalah bahwa rasa malu karena tidak disetujui Allah, menunggu mereka yang menangani secara salah FirmanNya.].

Jelas bahwa kalau dikatakan pendeta rajin bekerja, tidak berarti ia pelayanan terus TANPA BELAJAR! Kerajinannya harus ditekankan pada belajar dan mengajar / memberitakan Injil / Firman Tuhan!

3) “yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.”.

Catatan: Kitab Suci Indonesia salah terjemahan! Entah dari mana kata-kata ‘berterus terang memberitakan’ itu.

KJV: ‘rightly dividing the word of truth.’ (= dengan benar membagi / memisah firman kebenaran.).

RSV: ‘rightly handling the word of truth.’ (= menangani dengan benar firman kebenaran.).

NIV: ‘and who correctly handles the word of truth.’ (= dan yang dengan benar menangani firman kebenaran.).

NASB: ‘accurately handling the word of truth.’ (= dengan akurat menangani firman kebenaran.).

The Bible Exposition Commentary mengatakan bahwa Alkitab bahasa Latin (Latin Vulgate) menterjemahkan dengan akurat ‘dengan benar MENANGANI firman kebenaran’.

Bible Knowledge Commentary: “‎The Greek ‎ORTHOTOMOUNTA‎, ‘correctly handling,’ found only here and in the Septuagint in Prov 3:6 and 11:5, means literally ‘to cut straight,’ but just what image Paul had in mind here is uncertain. Stone masons, plowers, road builders, tentmakers, and (least likely of all) surgeons have all been suggested, but a firm conclusion remains elusive.” [= Kata Yunani ‎ORTHOTOMOUNTA‎, ‘menangani dengan benar’, ditemukan hanya di sini dan dalam Septuaginta dalam Amsal 3:6 dan 11:5, secara hurufiah berarti ‘memotong dengan lurus’, tetapi apa yang Paulus pikirkan di sini adalah tidak pasti. Tukang batu, pembajak, pembangun jalanan, pembuat tenda, dan (paling kecil kemungkinannya dari semua) ahli-ahli bedah telah diusulkan, tetapi kesimpulan yang tegas tetap sukar dipahami.].

Amsal 3:6 - “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”.

Amsal 11:5 - “Jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya.”.

Barnes’ Notes: “The word here rendered ‘rightly dividing,’ occurs nowhere else in the New Testament. It means, properly, ‘to cut straight, to divide right;’ and the allusion here may be to a steward who makes a proper distribution to each one under his care of such things as his office and their necessities require; ... Some have supposed that there is an allusion here to the Jewish priest, cutting or dividing the sacrifice into proper parts; others, that the allusion is to the scribes dividing the law into sections; others, to a carver distributing food to the guests at a feast. Robinson (Lexicon) renders it, ‘rightly proceeding as to the word of truth;’ that is, rightfully and skillfully teaching the word of truth. The idea seems to be, that the minister of the gospel is to make a proper distribution of that word, adapting his instructions to the circumstances and wants of his hearers, and giving to each that which will be fitted to nourish the soul for heaven.” [= Kata yang di sini diterjemahkan ‘dengan benar membagi’, tak muncul di tempat lain dalam Perjanjian Baru. Itu secara benar berarti, ‘memotong dengan lurus, membagi dengan benar’; dan di sini kiasan itu bisa menunjuk kepada seorang pelayan yang membuat pembagian yang benar / tepat kepada setiap orang di bawah perhatiannya tentang hal-hal seperti itu seperti yang dibutuhkan tugasnya dan kebutuhan-kebutuhan; ... Sebagian orang menganggap bahwa disini ada suatu kiasan pada imam Yahudi, yang memotong atau membagi korban menjadi bagian-bagian yang tepat / benar; orang-orang lain menganggap bahwa kiasan ini menunjuk kepada ahli-ahli Taurat yang membagi hukum Taurat menjadi bagian-bagian; orang-orang lain lagi menganggap ini menunjuk kepada seorang pemotong daging yang membagikan makanan kepada tamu-tamu dalam suatu pesta. Robinson (Lexicon) menterjemahkannya, ‘dengan benar maju / meneruskan berkenaan dengan firman kebenaran’; artinya, dengan benar dan dengan ahli mengajarkan firman kebenaran. Gagasannya kelihatannya adalah bahwa pelayan dari injil harus membuat suatu pembagian tentang firman itu, dengan menyesuaikan instruksi / ajarannya pada keadaan-keadaan dan kebutuhan-kebutuhan dari para pendengarnya, dan memberikan kepada masing-masing apa yang cocok untuk memberi makanan / memelihara jiwa untuk surga.].

John Stott: “the work of these good and bad workmen is summed up in pregnant verbs. The good workman ‘cuts straight’ (15, literally) the word of truth; the bad workman ‘swerves’ (18) or deviates from the truth. ... ‘The word of truth’ is the apostolic faith which Timothy has received from Paul and is to communicate to others. For us it is, quite simply, Scripture. To ‘cut it straight’ or ‘make it a straight path’ is to be accurate on the one hand and plain on the other in our exposition. Apparently Sophocles used the word for ‘to expound soundly’ (MM). Thus the good workman is true to Scripture. He does not falsify it. Nor does he try to confuse people, like Elymas the sorcerer, by ‘making crooked the straight paths of the Lord’ (Acts 13:10). On the contrary, he handles the word with such scrupulous care that he both stays on the path himself, keeping to the highway and avoiding the byways, and makes it easy for others to follow. ... The metaphor Paul employs to describe the bad workman is taken neither from civil engineering nor from agriculture but from archery. So now the truth is likened not to a road being built or a furrow being ploughed but to a target being shot at. The verb (18) is ASTOCHEO, which comes from STOCHOS, a ‘target’, and means to ‘miss the mark’ and so to ‘deviate’ from something. It occurs three times in the Pastoral Epistles: ‘Certain persons by swerving from these (sc. genuine love, a good conscience and sincere faith) have wandered away into vain discussion’ (1 Tim. 1:6). ‘For by professing it (sc. ‘what is falsely called knowledge’) some have missed the mark as regards the faith’ (1 Tim. 6:21). ‘Who have swerved from the truth …’ or as in NEB, ‘shot wide of the truth’ (2 Tim. 2:18). We are now in a position to grasp the alternative which Paul sets before every Christian teacher entrusted with the word of truth, and which determines whether he will be a good or a bad workman. The word of truth is a target. As he shoots at this target, he will either hit it or miss it. The word of truth is a road. As he cuts this road through the forest, he will make it either straight or crooked. As a result of what he does, that is, how he teaches, others are bound to be affected, for better or for worse. If he cuts the road straight, people will be able to follow and so keep in the way. If, on the other hand, he misses the mark, the attention of the spectators will be distracted from the target and their eyes will follow the arrow however widely astray it has gone.” [= Pekerjaan dari pekerja-pekerja yang baik dan buruk ini diringkaskan dalam kata-kata kerja yang penuh arti. Pekerja yang baik ‘memotong dengan lurus’ (ay 15, secara hurufiah) firman kebenaran; pekerja yang buruk ‘membelokkan’ (ay 18) atau menyimpang dari kebenaran. ... ‘Firman kebenaran’ adalah iman rasuli yang Timotius telah terima dari Paulus dan harus beritakan kepada orang-orang lain. Bagi kita itu, cukup sederhana, adalah Kitab Suci. ‘Memotongnya lurus’ atau ‘membuatnya suatu garis lurus’ berarti akurat pada satu sisi dan jelas pada sisi lain dalam penjelasan kita. Jelas Sophocles menggunakan kata itu untuk ‘menjelaskan dengan sehat’ (MM). Jadi, pekerja yang baik benar / setia terhadap Kitab Suci. Ia tidak memalsukannya. Juga ia tidak berusaha untuk membingungkan orang-orang, seperti Elimas si tukang sihir, dengan ‘membuat bengkok jalan Tuhan yang lurus’ (Kis 13:10). Sebaliknya, ia menangani firman dengan ketelitian yang begitu teliti sehingga ia sendiri tetap ada di jalan itu, menjaganya untuk tetap di jalan besar dan menghindari jalan-jalan kecil, dan membuatnya mudah bagi orang-orang lain untuk mengikuti. ... Kiasan yang Paulus gunakan untuk menggambarkan pekerja yang buruk, diambil bukan dari tehnik sipil ataupun dari pertanian tetapi dari pemanahan. Jadi sekarang kebenaran digambarkan bukan sebagai suatu jalan yang sedang dibangun atau suatu alur yang sedang dibajak, tetapi sebagai suatu target / sasaran yang sedang ditembak / dipanah. Kata kerjanya (ay 18) adalah ASTOKHEO, yang datang dari STOKHOS, suatu target / sasaran, dan berarti ‘luput dari sasaran’ dan dengan demikian ‘menyimpang’ dari sesuatu. Itu muncul 3 x dalam Surat-surat Penggembalaan: ‘Orang-orang tertentu dengan berbelok dari hal-hal ini (yaitu kasih yang murni / asli, hati nurani yang baik dan iman yang tulus) telah mengembara ke dalam diskusi yang sia-sia’ (1Tim 1:6). ‘Karena dengan mengakuinya (yaitu ‘apa yang secara salah disebut pengetahuan’) beberapa orang telah luput dari sasaran berkenaan dengan iman’ (1Tim 6:21). ‘Yang telah berbelok dari kebenaran ...’ atau seperti dalam NEB, ‘ditembakkan / dipanahkan jauh dari kebenaran’ (2Tim 2:18). Kita sekarang ada dalam suatu posisi untuk memahami alternatif yang Paulus berikan di hadapan setiap guru / pengajar Kristen yang dipercayai dengan firman kebenaran, dan yang menentukan apakah ia akan menjadi pekerja yang baik atau buruk. Firman kebenaran adalah suatu target / sasaran. Pada waktu ia menembak / memanah pada target / sasaran ini, ia akan mengenainya atau luput. Firman kebenaran adalah suatu jalan. Pada waktu ia memotong jalan ini melalui hutan, ia akan membuatnya lurus atau bengkok. Sebagai hasil dari apa yang ia lakukan, yaitu, bagaimana ia mengajar, orang-orang lain pasti akan dipengaruhi, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Jika ia memotong jalan dengan lurus, orang-orang akan bisa mengikuti dan dengan demikian tetap ada di jalan itu. Jika, di sisi lain, ia luput dari sasaran, perhatian dari penonton akan dikacaukan dari sasaran dan mata mereka akan mengikuti anak panah betapapun jauhnya anak panah itu telah menyimpang.].

Kis 13:8-10 - “(8) Tetapi Elimas - demikianlah namanya dalam bahasa Yunani -, tukang sihir itu, menghalang-halangi mereka dan berusaha MEMBELOKKAN gubernur itu dari imannya. (9) Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, (10) dan berkata: ‘Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti MEMBELOKKAN Jalan Tuhan yang lurus itu?”.

1Timotius 1:6 - “Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia.”.

1Tim 6:21 - “karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!”.

2Timotius 2:18 - “yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.”.

Calvin: “by this term I understand, generally, an allotment of the word which is judicious, and which is well suited to the profit of the hearers. Some mutilate it, others tear it, others torture it, others break it in pieces, others, keeping by the outside, (as we have said,) never come to the soul of doctrine. To all these faults he contrasts the ‘dividing aright,’ that is, the manner of explaining which is adapted to edification; for that is the rule by which we must try all interpretation of Scripture.” [= dengan istilah ini saya mengerti, secara umum, suatu pembagian firman yang bijaksana, dan yang disesuaikan dengan benar pada kegunaan dari para pendengar. Sebagian memutilasinya, sebagian menyobeknya, orang-orang lain menyiksanya, yang lain menghancurkannya berkeping-keping, yang lain menjaga untuk tetap di luar, (seperti telah kami katakan), tidak pernah datang pada jiwa / inti dari doktrin. Terhadap semua kesalahan ini ia mengkontraskan ‘pembagian yang benar’, yaitu cara menjelaskan yang disesuaikan dengan pendidikan; karena itu adalah peraturan dengan mana kita harus menguji semua penafsiran Kitab Suci.].

A. T. Robertson: “‎Theodoret explains it to mean plowing a straight furrow. Parry argues that the metaphor is the stone mason cutting the stones straight since ‎TEMNOO ‎and ‎ORTHOS ‎are so used. Since Paul was a tent-maker and knew how to cut straight the rough camel-hair cloth, why not let that be the metaphor? Certainly plenty of exegesis is crooked enough (crazy-quilt patterns) to call for careful cutting to set it straight.” [= Theodoret menjelaskannya sehingga berarti membajak suatu jalur yang lurus, Parry berargumentasi bahwa kiasan itu adalah tukang batu yang memotong batu dengan lurus karena TEMNOO dan ORTHOS digunakan seperti itu. Karena Paulus adalah pembuat tenda dan tahu bagaimana memotong lurus kain kasar dari rambut unta, mengapa tidak membiarkan itu sebagai kiasannya? Pastilah banyak exegesis yang cukup bengkok (pola-pola menyambung-nyambung yang gila) yang membutuhkan pemotongan yang hati-hati / teliti untuk meluruskannya.].

The Bible Exposition Commentary: “The preacher and teacher who use the Word correctly will build their church the way God wants it to be built. But a sloppy worker will handle God’s Word deceitfully in order to make it say what he wants it to say (2 Cor 4:2). When God tests our ministries in His local churches, some of it, sad to say, will become ashes (1 Cor 3:10ff). An approved worker diligently studies the Word and seeks to apply it to his own life. An ashamed worker wastes His time with other ‘religious duties’ and has little or nothing to give his class or congregation.” [= Pengkhotbah dan guru / pengajar yang menggunakan Firman dengan benar akan membangun gereja mereka dengan cara bagaimana Allah ingin gereja itu dibangun. Tetapi seorang pekerja yang buruk akan menangani Firman Allah secara menipu untuk membuatnya mengatakan apa yang ia ingin firman itu katakan (2Kor 4:2). Pada waktu Allah menguji pelayanan-pelayanan kita dalam gereja-gereja lokalNya, sebagian darinya, sedih untuk mengatakannya, akan menjadi abu (1Kor 3:10-dst). Seorang pekerja yang disetujui / direstui secara rajin belajar Firman dan berusaha untuk menerapkannya pada hidupnya sendiri. Seorang pekerja yang memalukan membuang-buang waktuNya dengan ‘kewajiban-kewajiban agamawi’ yang lain dan mempunyai sedikit atau tidak sama sekali untuk diberikan kepada kelasnya atau jemaatnya.].

2Korintus 4:2 - “Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.”.

1Korintus 3:10-15 - “(10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. (11) Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. (12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, (13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. (14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. (15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.”.

Wiersbe’s Expository Outlines: “Every church should be a Bible school, where the Word of God is taught accurately.” (= Setiap gereja seharusnya adalah / menjadi suatu sekolah Alkitab, dimana Firman Allah diajarkan secara akurat.).

2 TIMOTIUS 2:1-26(13)

2Timotius 2:16-18 - (16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. (17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.”.

2 Timotius 2: 16: “Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.”.

1) “Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci”.

KJV: ‘But shun profane and vain babblings’ (= Tetapi hindarilah omongan yang kotor / duniawi / tak senonoh dan sia-sia:).

RSV: ‘Avoid such godless chatter,’ (= Hindarilah omongan / ocehan jahat seperti itu,).

NIV: ‘Avoid godless chatter,’ (= Hindarilah omongan / ocehan jahat).

NASB: ‘But avoid worldly and empty chatter,’ (= Tetapi hindarilah omongan / ocehan duniawi dan kosong,).

Agak aneh bahwa Kitab Suci Indonesia, KJV, NASB, memberikan 2 kata sifat. Dalam bahasa Yunani digunakan hanya satu kata sifat yaitu BEBELOUS, yang artinya bisa ‘profane’ (= kotor, duniawi / tak senonoh), ‘worldly’ (= duniawi), ‘godless’ (= jahat), ‘irreligius’ (= tidak religius) - Bible Works 7.

Barnes’ Notes: “Their tendency is to alienate the soul from God, and to lead to impiety. Such kinds of disputation are not merely a waste of time, they are productive of positive mischief. A man fond of contention in religious things is seldom one who has much love for the practical duties of piety, or any very deep sense of the distinction between right and wrong. You will not usually look for him in the place of prayer, nor can you expect his aid in the conversion of sinners, nor will you find that he has any very strict views of religious obligation.” (= Kecenderungan mereka adalah menjauhkan jiwa dari Allah, dan membimbing pada kejahatan. Jenis perdebatan seperti itu bukan hanya membuang-buang waktu, tetapi menghasilkan kejahatan yang positif. Seseorang yang senang akan perdebatan dalam hal-hal agamawi jarang adalah orang yang mempunyai banyak kasih untuk kewajiban-kewajiban praktis dari kesalehan, atau perasaan yang sangat dalam apapun tentang perbedaan antara benar dan salah. Biasanya engkau tidak akan mencari di tempat doa, juga engkau tak bisa mengharapkan pertolongannya dalam pertobatan dari orang-orang berdosa, juga engkau tidak akan mendapati bahwa ia mempunyai pandangan-pandangan apapun yang sangat ketat tentang kewajiban-kewajiban agamawi.).

Pertama-tama, saya tidak setuju dengan pandangan Barnes yang kelihatan anti debat dan menganggap debat sebagai sesuatu yang negatif / tak berguna. Juga, Barnes bukan hanya ‘menyerang’ debat itu sendiri, tetapi juga ‘menyerang’ orang-orang yang suka berdebat, dan menurut saya ini merupakan suatu kekonyolan. Bukan hanya dalam Alkitab banyak orang beriman yang saleh (Paulus, Apolos, Stefanus) yang sering sekali berdebat, tetapi bahkan kalau kita membaca buku tafsiran Albert Barnes sendiri, jelas bahwa ia sendiri banyak berdebat dalam mempertahankan argumentasinya.

Kedua, kelihatan bahwa Albert Barnes masih menghubungkan ay 16 ini dengan orang yang suka berdebat secara salah dalam ay 14. Menurut saya ini tidak tepat, karena pembicaraan tentang kesenangan berdebat yang salah itu ada dalam ay 14, sedangkan dalam ay 15 Paulus menasehati Timotius dalam pemberitaan firman yang benar, dan ay 16 kelihatannya berhubungan dengan ay 17-18 yang berbicara tentang penyesat-penyesat / nabi-nabi palsu. Jadi menurut saya ay 16 seharusnya juga ditafsirkan ke arah pemberitaan yang sesat dari para nabi palsu, dan bukannya tentang orang-orang yang suka berdebat secara salah. Mari kita lihat textnya sekali lagi.

Ay 14-18: “(14) Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. (15) Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. (16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. (17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.”.

Adam Clarke: “‘Shun profane and vain babblings.’ This is the character he gives of the preaching of the false teachers. Whatever was not agreeable to the doctrine of truth was, in the sight of God, empty and profane babbling; engendering nothing but ungodliness, and daily increasing in that.” (= ‘Hindarilah omongan yang kotor / tak senonoh dan sia-sia’. Ini adalah karakter yang ia berikan tentang pemberitaan dari guru-guru palsu. Apapun yang tidak sesuai dengan doktrin / ajaran kebenaran, dalam pandangan Allah, adalah omongan kosong dan kosong / tak senonoh; yang tidak menyebabkan apapun kecuali kejahatan, dan hari demi hari meningkat dalam hal itu.).

UBS New Testament Handbook Series: “For ‘godless’ ... The Greek word itself refers either to a thing or a person that has no relationship or connection with God whatsoever. The verb form ... refers to the act of taking something that is dedicated to God and making it unacceptable to God. For ‘godless chatter’ see comments on 1 Tim 6:20. The expression is plural, indicating not one but many occurrences of the event. ... ‘Godless chatter’ as in 1 Tim 6:20 may also be expressed as ‘worthless (or, silly) discussions that show no reverence for God.’” [= Untuk ‘jahat’ ... Kata Yunaninya sendiri menunjuk atau pada suatu benda atau seseorang yang tidak mempunyai hubungan atau pertalian apapun dengan Allah. Bentuk kata kerjanya ... menunjuk pada tindakan mengambil sesuatu yang dipersembahkan kepada Allah dan membuatnya tidak bisa diterima bagi Allah. Untuk ‘omongan / ocehan yang jahat’ lihat komentar tentang 1Timotius 6:20. Ungkapan itu jamak, yang menunjukkan bukan satu tetapi banyak kejadian-kejadian dari peristiwa. ... ‘Omongan / ocehan jahat’ seperti dalam 1Tim 6:20 juga bisa dinyatakan sebagai ‘diskusi-diskusi yang tak berharga (atau, tolol) yang tidak menunjukkan rasa takut / hormat bagi Allah.’].

2) “yang hanya menambah kefasikan.”.

KJV: ‘for they will increase unto more ungodliness.’ (= karena hal-hal itu akan meningkat pada lebih banyak kejahatan.).

RSV: ‘for it will lead people into more and more ungodliness,’ (= karena itu akan membimbing orang-orang ke dalam kejahatan yang makin lama makin jahat / banyak,).

NIV: ‘because those who indulge in it will become more and more ungodly.’ (= karena mereka yang memuaskan diri di dalamnya akan menjadi makin lama makin jahat.).

NASB: ‘for it will lead to further ungodliness,’ (= karena itu akan membimbing kepada kejahatan lebih jauh lagi).

UBS New Testament Handbook Series: “‘It will lead people into more and more ungodliness’ is literally ‘they will greatly increase ungodliness,’ ... Some interpreters see irony here, since the word for ‘increase’ can also mean ‘progress’; these people are therefore making progress but on a downward rather than an upward direction.” (= ‘Itu akan membimbing orang-orang ke dalam kejahatan yang makin lama makin jahat / banyak’ secara hurufiah adalah ‘mereka akan sangat meningkat dalam kejahatan’, ... Beberapa penafsir melihat ironi di sini, karena kata untuk ‘meningkat’ bisa juga berarti ‘maju’; karena itu orang-orang ini membuat kemajuan tetapi ke arah yang menurun / bawah dan bukannya ke atas.).

Memang, pemberitaan firman yang buruk (yang sebetulnya bukan ‘firman’), bukan bersifat netral. Itu bukan saja tidak membangun, tetapi sebaliknya merusak, para pendengarnya

2 Timotius 2: 17-18: “(17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.”.

1) “Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker.” (ay 17a).

KJV: ‘a canker’ (= suatu kanker).

Terjemahan ‘kanker’ ini pasti mudah diserang, karena apakah pada jaman itu sudah dikenal penyakit kanker? Tetapi terjemahan yang lebih benar adalah ini:

RSV/NIV/NASB: ‘gangrene’ (= ganggren).

A. T. Robertson: “‘As doth gangrene.’ ‎HOOS ‎‎GANGRAINA‎. A late word (medical writers and Plutarch), only here in the New Testament. From ‎GRAOO ‎or ‎GRAINOO‎, to gnaw, to eat, an eating, spreading disease.” [= ‘Seperti ganggren lakukan.’ HOOS ‎‎GANGRAINA‎. Suatu kata baru-baru ini (penulis-penulis medis dan Plutarch), hanya di sini dalam Perjanjian Baru. Dari ‎GRAOO ‎atau ‎GRAINOO‎, menggerogoti, memakan, tindakan makan, penyakit yang menyebar.].

The Biblical Illustrator: “‘Gangrene’: - The substitution of ‘gangrene’ for ‘cancer’ is an improvement, as giving the exact word used in the original, which expresses the meaning more forcibly than ‘cancer.’ Cancer is sometimes very slow in its ravages, and may go on for years without causing serious harm. Gangrene poisons the whole frame, and quickly becomes fatal. The apostle foresees that doctrines, which really ate out the very heart of Christianity, were likely to become very popular in Ephesus, and would do incalculable mischief.” (= ‘Ganggren’: - Penggantian ‘ganggren’ untuk ‘kanker’ merupakan suatu kemajuan, karena memberikan kata yang tepat yang digunakan dalam bahasa aslinya, yang menyatakan artinya dengan lebih kuat dari pada ‘kanker’. Kanker kadang-kadang sangat lambat dalam pembinasaannya, dan bisa berjalan terus untuk bertahun-tahun tanpa menyebabkan bahaya / kerusakan yang serius. Ganggren meracuni seluruh kerangka / badan, dan dengan cepat menjadi fatal. Sang rasul melihat lebih dulu doktrin-doktrin itu, yang sungguh-sungguh memakan jantung dari kekristenan, sangat memungkinkan untuk menjadi sangat populer di Efesus, dan akan melakukan kerusakan yang tak terhitung.).

Bdk. Kis 20:17-18,28-30 - “(17) Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus. (18) Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: ‘Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: ... (28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri. (29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. (30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.”.

Catatan: kata ‘Anak’ seharusnya tidak ada.

Matthew Henry (tentang ay 16-17): “He must take heed of error: ‘Shun profane and vain babblings.’ The heretics, who boasted of their notions and their arguments, thought their performances such as might recommend them; but the apostle calls them ‘profane and vain babblings:’ when once men become fond of those they will increase unto more ungodliness. The way of error is down-hill; one absurdity being granted or contended for, a thousand follow: ‘Their word will eat as doth a canker, or gangrene;’ when errors or heresies come into the church, the infecting of one often proves the infecting of many, or the infecting of the same person with one error often proves the infecting of him with many errors.” (= Ia harus berhati-hati tentang kesalahan: ‘Hindarilah omongan yang kotor / duniawi / tak senonoh dan sia-sia’. Orang-orang sesat, yang membanggakan gagasan-gagasan / pikiran-pikiran mereka dan argumentasi-argumentasi mereka, berpikir bahwa prestasi mereka adalah sedemikian rupa sehingga bisa memuji mereka; tetapi sang rasul menyebut mereka ‘omongan yang kotor / duniawi / tak senonoh dan sia-sia’: pada waktu satu kali orang-orang menjadi senang dengan hal-hal itu, mereka akan bertambah kepada kejahatan yang lebih lagi. Jalan dari kesalahan adalah menurun; satu kekonyolan diakui / diterima sebagai benar atau diperjuangkan, seribu kekonyolan akan mengikuti: ‘Perkataan mereka akan memakan seperti yang dilakukan oleh suatu kanker, atau ganggren’; pada waktu kesalahan-kesalahan atau kesesatan-kesesatan masuk ke dalam gereja, penularan terhadap seseorang sering membuktikan penularan terhadap banyak orang, atau penularan terhadap orang yang sama dengan satu kesalahan sering membuktikan penularan terhadap dia dengan banyak kesalahan.).

Barnes’ Notes: “‘Will eat as doth a canker.’ Margin, ‘gangrene.’ This word - ‎GANGRAINA ‎- occurs nowhere else in the New Testament. It is derived from GRAIOO, GRAINOO, to devour, corrode, and means ‘gangrene’ or ‘mortification’ - the death of a part, spreading, unless arrested, by degrees over the whole body. The words rendered ‘will eat,’ mean ‘will have nutriment;’ that is, will spread over and consume the healthful parts. It will not merely destroy the parts immediately affected, but will extend into the surrounding healthy parts and destroy them also. So it is with erroneous doctrines. They will not merely eat out the truth in the particular matter to which they refer, but they will also spread over and corrupt other truths. The doctrines of religion are closely connected, and are dependent on each other - like the different parts of the human body. One cannot be corrupted without affecting those adjacent to it, and unless checked, the corruption will soon spread over the whole.” (= ‘Akan memakan seperti yang kanker lakukan’. Catatan tepi, ‘ganggren’. Kata ini GANGRAINA - tidak muncul di tempat lain dalam Perjanjian Baru. Itu diturunkan dari GRAIOO, GRAINOO, melahap, merusak, dan berarti ‘ganggren’ atau ‘pematian’ - kematian dari suatu bagian, kecuali ditahan, menyebar secara bertahap ke seluruh tubuh. Kata-kata yang diterjemahkan ‘akan memakan’, berarti ‘akan mendapatkan makanan’; artinya, akan menyebar kepada, dan memakan, bagian-bagian yang sehat. Itu tidak semata-mata menghancurkan bagian-bagian yang dipengaruhi secara langsung, tetapi akan meluas kepada bagian-bagian yang sehat di sekitarnya, dan menghancurkan mereka juga. Demikian juga dengan doktrin-doktrin yang salah. Mereka tidak semata-mata memakan kebenaran dalam hal khusus yang mereka tunjuk, tetapi mereka juga akan menyebar kepada dan merusak kebenaran-kebenaran yang lain. Doktrin-doktrin dari agama berhubungan secara dekat, dan tergantung satu sama lain - seperti bagian-bagian yang berbeda dari tubuh manusia. Yang satu tak bisa dirusak tanpa mempengaruhi mereka yang berdekatan dengannya, dan kecuali dihentikan, kerusakan / pembusukan akan segera menyebar kepada seluruhnya.).

Karena itu, kalau saudara melihat suatu gereja / persekutuan / grup facebook dimana ada satu orang yang sesat, maka curigailah bahwa ada lebih banyak lagi orang-orang lain yang sesat secara sama di kelompok itu. Dan kalau saudara melihat satu kesesatan dalam diri seseorang, maka curigailah bahwa ada banyak kesesatan yang lain dalam diri orang yang sama itu.

Sebagai contoh, kalau kita melihat orang-orang dari kalangan Yahwehisme, nanti ternyata bahwa banyak dari mereka bukan hanya salah dalam urusan nama pengharusan nama Yahweh, pelarangan kata ‘Allah’, pengharusan nama Yeshua / Yahshua, tetapi mereka (setidaknya banyak dari mereka, kalau bukannya semua) juga bersalah dalam ajaran-ajaran lain seperti:

a) Keselamatan karena perbuatan baik, karena larangan dan pengharusan di atas dihubungkan dengan keselamatan.

b) Ajaran tentang Allahnya bukanlah Tritunggal, tetapi Sabelianisme.

c) Bahasa asli Perjanjian Baru adalah bahasa Ibrani (yang jelas-jelas merupakan suatu penipuan).

d) dan sebagainya.

2) “Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus,” (ay 17b).

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Hymeneus.’ (note, 1 Tim 1:20). After his excommunication he probably was re-admitted into the church and again troubled it.” [= ‘Himeneus’. (catatan, 1Tim 1:20). Setelah pengucilannya mungkin ia diterima kembali ke dalam gereja dan mengganggunya / menyusahkannya lagi.].

1Timotius 1:20 - “di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat.”.

Ini menunjukkan bahwa pengucilan / siasat gerejani boleh / harus dilakukan bukan hanya terhadap orang-orang yang tak mau bertobat dari dosa-dosa mereka, tetapi juga terhadap orang-orang yang sesat, khususnya pengajar-pengajar sesat.

Jewish New Testament Commentary: “‘Hymenaeus.’ Sha’ul had already excommunicated at 1 Ti 1:20, but apparently this did not put an end to his mischief. ‘Philetus’ is not mentioned elsewhere.” (= ‘Himeneus’. Saul / Paulus telah mengucilkan dalam 1Tim 1:20, tetapi rupanya ini tidak mengakhiri kejahatan / kerusakannya. ‘Filetus’ tidak disebutkan di tempat lain.).

The Bible Exposition Commentary: “Paul named two men who were false teachers, and he also identified their error. It is likely that the Hymenaeus named here (2 Timotius 2:17) is the same man named in 1 Tim 1:20. We know nothing about his associate, Philetus.” [= Paulus menyebutkan dua orang yang adalah guru-guru palsu, dan ia juga menunjukkan / mengidentifikasi kesalahan mereka. Besar kemungkinannya bahwa Himeneus yang disebutkan di sini (2Tim 2:17) adalah orang yang sama dengan yang disebutkan dalam 1Timotius 1:20. Kita tidak tahu apapun tentang rekannya, Filetus.].

Calvin: “‘Of the number of whom are Hymenaeus and Philetus.’ He points out with the finger the plagues themselves, that all may be on their guard against them; for, if those persons who aim at the ruin of the whole Church are permitted by us to remain concealed, then to some extent we give them power to do injury. It is true that we ought to conceal the faults of brethren, but only those faults the contagion of which is not widely spread. But where there is danger to many, our dissimulation is cruel, if we do not expose in proper time the hidden evil. And why? Is it proper, for the sake of sparing one individual, that a hundred or a thousand persons shall perish through my silence? Besides, Paul did not intend to convey this information to Timothy alone, but he intended to proclaim to all ages and to all nations the wickedness of the two men, in order to shut the door against their base and ruinous doctrine.” (= ‘Dari kelompok mana Himeneus dan Filetus’. Ia menunjuk dengan jari wabah itu sendiri, supaya semua orang bisa berjaga-jaga terhadap mereka; karena, jika orang-orang itu, yang bertujuan menghancurkan seluruh gereja, kita ijinkan untuk tetap tersembunyi, maka sampai tingkat tertentu kita memberi mereka kuasa untuk melakukan kerusakan. Memang benar bahwa kita harus menyembunyikan / menutupi kesalahan-kesalahan dari saudara-saudara kita, tetapi hanya kesalahan-kesalahan yang penularannya tidak tersebar luas. Tetapi dimana ada bahaya terhadap banyak orang, penyembunyian kita itu kejam, jika kita tidak membukakan pada waktu yang tepat kejahatan yang tersembunyi. Dan mengapa? Apakah benar, demi menyayangkan satu individu, sehingga seratus atau seribu orang akan binasa melalui sikap diamku? Disamping, Paulus tidak bermaksud untuk menyampaikan informasi ini kepada Timotius saja, tetapi ia bermaksud untuk memproklamasikan kepada semua jaman dan kepada segala bangsa, kejahatan dari dua orang ini, supaya menutup pintu terhadap ajaran mereka yang hina / jelek dan bersifat menghancurkan.).

Jelas bahwa dalam persoalan pengajar sesat, Calvin bukan hanya mengijinkan, tetapi ia bahkan mengharuskan kita, untuk membukakan hal itu kepada sebanyak mungkin orang, untuk menahan penyebaran dari ajaran sesat itu.

Juga perhatikan, bahwa kalau Paulus boleh menyebutkan nama orang sesat dalam Alkitab, maka tak ada alasan untuk melarang pendeta / pengkhotbah untuk juga memasukkan nama-nama para penyesat ke dalam khotbah / pengajaran! Orang yang mengatakan ini sebagai ‘tidak etis’ dsb, justru adalah orang yang atau tidak mengerti Alkitab, atau tidak memperhatikan Alkitab dengan teliti, atau tidak peduli pada Alkitab, yang jelas-jelas melakukan hal itu.

Juga kalau orang menggunakan ayat seperti 1Korintus 13:7 - “Ia (kasih) menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”, maka perlu diingat bahwa dalam kasus adanya ajaran sesat, ada dua kelompok orang yang harus kita pertimbangkan, yaitu:

a) Kelompok pengajar sesat itu.

b) Orang-orang yang berpotensial untuk disesatkan.

Kalau, karena kasih kita menutupi kesalahan dari para pengajar sesat itu, maka kita tidak mengasihi orang-orang yang berpotensial untuk disesatkan itu. Ini jelas tidak benar! Dalam kasus seperti ini, kesesatan dan identitas dari para penyesatnya harus dinyatakan, supaya semua orang bisa terhindar dari kesesatan!

3) “yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung”.

UBS New Testament Handbook Series: “The nature and content of this teaching is difficult to determine.” (= Hakekat / sifat dan isi dari ajaran ini sukar untuk ditentukan.).

Memang pada saat itu Paulus dan orang-orang Kristen di sana pasti tahu apa yang dimaksudkan bahwa ‘kebangkitan kita telah berlangsung’. Tetapi bagi kita, hal itu tidak bisa dipastikan. Hanya bisa ditebak-tebak saja. Dan menurut saya tak terlalu ada gunanya untuk menebak-nebak.

Calvin: “After having said that they had departed from ‘the truth,’ he specifies their error, which consisted in this, that they gave out that ‘the resurrection was already past.’ In doing this, they undoubtedly contrived a sort of allegorical resurrection, which has also been attempted in this age by some filthy dogs. By this trick Satan overthrows that fundamental article of our faith concerning the resurrection of the flesh.” (= Setelah mengatakan bahwa mereka telah menyimpang dari ‘kebenaran’, ia menyatakan secara explicit kesalahan mereka, yang terdiri dari ini, bahwa mereka menyatakan bahwa ‘kebangkitan telah berlalu / terjadi’. Dalam melakukan hal ini, tak diragukan mereka membuat sejenis kebangkitan yang bersifat alegory, yang juga telah diusahakan dalam jaman ini oleh beberapa anjing-anjing kotor. Dengan trik ini Iblis merobohkan artikel iman kita yang bersifat dasari berkenaan dengan kebangkitan daging.).

Penerapan: memang tak pantas hanya mengatakan seseorang sebagai sesat, tanpa menjelaskan apa kesesatannya.
2 TIMOTIUS  2:14-18 (PESAN DAN MENYIMPANG DARI KEBENARAN)
Matthew Henry: “They have ‘erred concerning the truth,’ or concerning one of the fundamental articles of the Christian religion, which is truth. The resurrection of the dead is one of the great doctrines of Christ. Now see the subtlety of the serpent and the serpent’s seed. They did not deny the resurrection (for that had been boldly and avowedly to confront the word of Christ), but they put a corrupt interpretation upon that true doctrine, saying that the resurrection was past already, that what Christ spoke concerning the resurrection was to be understood mystically and by way of allegory, that it must be meant of a spiritual resurrection only. It is true, there is a spiritual resurrection, but to infer thence that there will not be a true and real resurrection of the body at the last day is to dash one truth of Christ in pieces against another.” [= Mereka telah bersalah berkenaan dengan kebenaran, atau berkenaan dengan salah satu artikel dasari dari agama Kristen, yang adalah kebenaran. Kebangkitan orang mati adalah salah satu dari doktrin-doktrin besar dari Kristus. Sekarang lihatlah kelicikan si ular dan keturunan ular. Mereka tidak menyangkal kebangkitan (karena itu secara berani dan terbuka menentang kata-kata Kristus), tetapi mereka memasukkan suatu penafsiran yang buruk pada doktrin itu, dengan mengatakan bahwa kebangkitan sudah lewat / berlalu, bahwa apa yang Kristus katakan berkenaan dengan kebangkitan harus dimengerti secara mistik dan dengan cara yang bersifat alegory, bahwa itu harus diartikan sebagai suatu kebangkitan rohani saja. Memang benar, disana ada suatu kebangkitan rohani, tetapi menyimpulkan dari sana bahwa tidak akan ada suatu kebangkitan yang benar dan sungguh-sungguh dari tubuh pada hari terakhir, berarti menabrakkan kebenaran dari Kristus satu sama lain.].

Contoh lain: Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai Yesus sebagai ‘allah kecil’.

4) “dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.”.

a) Selalu ada orang-orang bodoh yang tertipu oleh ajaran-ajaran sesat itu.

Calvin: “But when we learn that, from the very beginning of the gospel, the faith of some was subverted, such an example ought to excite us to diligence, that we may seize an early opportunity of driving away from ourselves and others so dangerous a plague; for, in consequence of the strong inclination of men to vanity, there is no absurdity so monstrous that there shall not be some men who shall lend their ear to it.” (= Tetapi pada waktu kita mempelajari bahwa dari sejak awal dari injil, iman dari sebagian orang dirusak / dihancurkan, contoh seperti itu harus menggairahkan kita pada kerajinan, supaya kita bisa menggunakan kesempatan yang dini untuk menyingkirkan dari diri kita sendiri dan orang-orang lain wabah yang berbahaya seperti itu; karena, sebagai konsekwensi dari kecenderungan yang kuat dari orang-orang pada kesia-siaan, maka bukanlah kekonyolan yang begitu besar bahwa disana akan tidak ada beberapa orang yang akan mendengarkannya.).

Catatan: rasanya kata-kata bagian akhir ini kok kebanyakan kata ‘not’ (= tidak).

Pulpit Commentary: “It is the usual way with heresy to corrupt and destroy the gospel, under pretence of improving it. And there are always some weak brethren ready to be deceived and misled.” (= Merupakan cara yang umum / biasa dengan bidat untuk merusak dan menghancurkan injil, di bawah kepura-puraan untuk memperbaikinya. Dan disana selalu ada beberapa saudara yang lemah yang siap untuk ditipu dan disesatkan.).

Budgen mengutip dari Charles Haddon Spurgeon (1834-1892) sebagai berikut:

“Every now and then there comes up a heresy, some woman turns prophetess and raves; or some lunatic gets the idea that God has inspired him, and there are always fools ready to follow any impostor” (= Sesekali muncullah seorang penyesat, seorang wanita yang menjadi nabiah dan mengoceh; atau seorang gila yang mempunyai gagasan bahwa Allah mengilhaminya, dan selalu ada orang-orang tolol yang siap untuk mengikuti seadanya penipu) - ‘The Charismatics and the Word of God’, hal 183.

Karena itu jangan meremehkan ajaran sesat sekonyol apapun, karena itu selalu bisa menyesatkan orang.

Di facebook, grup ELIM, ajaran yang mengatakan ‘iman = perbuatan’ sebetulnya sudah keterlaluan konyolnya, tetapi kenyataannya banyak yang menerimanya! Sampai-sampai saya bantah dengan cara sebagai berikut:

Roma 3:27-28 - “(27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan IMAN! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena IMAN, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”.

Kalau iman = perbuatan, mari kita ganti kata ‘iman’ dengan kata ‘perbuatan’ dan lihat ayatnya akan jadi bagaimana.

Roma 3:27-28 (versi sesat) - “(27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan PERBUATAN! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena PERBUATAN, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”.

Inipun tidak menyadarkan orang-orang sesat yang memang buta / membutakan dirinya itu!

b) Keselamatan bisa hilang?

Kalau anak kalimat ini mengatakan bahwa ajaran sesat bisa merusak iman sebagian orang, apakah itu berarti bahwa orang-orang yang rusak imannya / disesatkan itu kehilangan keselamatan mereka? Tentu tidak! Ini sebetulnya jelas kalau kita membaca sambungan dari ay 18 ini yaitu ay 19: “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’ dan ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.’”.


Jadi, orang-orang yang ‘imannya dirusakkan’ itu sebetulnya tidak pernah punya iman yang sungguh-sungguh, karena kalau mereka punya, mereka tidak bisa betul-betul disesatkan.

1Yohanes 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.”.

Matius 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.

Yohanes 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”.

Jadi, mereka bukan kehilangan keselamatan, tetapi mereka tidak pernah diselamatkan
Next Post Previous Post