TAFSIRAN KITAB RUT

Pdt.Budi Asali, M.Div.
TAFSIRAN KITAB RUT
RUT 1:1-6

Rut 1:1-6 - “(1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. (2) Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana. (3) Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya. (4) Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. (5) Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya. (6) Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umatNya dan memberikan makanan kepada mereka”.

Kitab Suci menyebutkan Kanaan sebagai suatu tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Keluaran 3:8 - “Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus”.

Dan kata Betle­hem yang berarti ‘the house of bread’ (= rumah roti / lumbung), jelas menunjukkan bahwa itu adalah tempat yang subur. Tetapi ternyata tempat itu mengalami kelaparan (ay 1) dan kelaparan itu berlangsung cukup lama (ay 4b).

Ay 1,4: “(1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. ... (4) Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.”.

I) Mengapa ada kelaparan?

1) Karena ada dosa.

a) Dari ayat-ayat seperti Ul 11:13-17 dan Im 26:3-5,14-16, maka jelaslah bahwa untuk jaman itu ada janji Tuhan yang mengatakan bahwa Tuhan pasti akan mencukupi kebutuhan makanan mereka, asal mereka taat kepada Tuhan. Tetapi sebaliknya, juga ada ancaman, yaitu kalau mereka tidak taat kepada Tuhan, Tuhan akan memberikan kelaparan kepada mereka. Jadi kelihatannya kelaparan di sini merupakan hukuman Tuhan atas dosa mereka.

Ul 11:13-17 - “(13) Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepadaNya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, (14) maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, (15) dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang. (16) Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya. (17) Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN kepadamu”.

Im 26:3-5,14-16 - “(3) Jikalau kamu hidup menurut ketetapanKu dan tetap berpegang pada perintahKu serta melakukannya, (4) maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya. (5) Lamanya musim mengirik bagimu akan sampai kepada musim memetik buah anggur dan lamanya musim memetik buah anggur akan sampai kepada musim menabur. Kamu akan makan makananmu sampai kenyang dan diam di negerimu dengan aman tenteram. … (14) ‘Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu, (15) jikalau kamu menolak ketetapanKu dan hatimu muak mendengar peraturanKu, sehingga kamu tidak melakukan segala perintahKu dan kamu mengingkari perjanjianKu, (16) maka Akupun akan berbuat begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu”.

Catatan: Sekalipun penderitaan bisa / sering disebabkan karena dosa, tetapi penderitaan tidak selalu disebab­kan karena dosa. Contoh: Ayub menderita bukan karena ia berdosa, tetapi karena setan menyerang dia dan Tuhan memakai serangan setan itu untuk menguji Ayub. Karena itu kalau saudara menghadapi orang yang sakit / terkena musibah, jangan sembarangan menuduhnya menyimpan dosa dan menyuruhnya bertobat!

b) Disamping itu, dalam ay 1 dikatakan bahwa peristiwa ini terjadi pada jaman para hakim memerintah / jaman Hakim-hakim. Kalau saudara membaca kitab Hakim-hakim, maka saudara akan melihat 2 hal yang menonjol:

1. Adanya suatu siklus yang terjadi berulang-ulang: Israel berdosa - Tuhan menghukum - Israel bertobat - Tuhan mengampuni.

2. Pada saat itu Israel tidak mempunyai raja dan setiap orang hidup semaunya sendiri (Hak 17:6 18:1 19:1 21:25).

Hak 17:6 - “Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri”.

Jadi, jelaslah bahwa kelaparan saat itu pasti merupa­kan hukuman Tuhan atas dosa mereka.

2) Karena Tuhan sedang bekerja untuk melaksanakan rencana­Nya.

a) Allah pasti sudah merencanakan bahwa Yesus harus dila­hirkan dari keturunan Rut dan Boas (Mat 1:5). Tetapi bagaimana rencana itu bisa terlaksana? Rut ada di Moab, sedangkan Boas ada di Yehuda. Untuk mempertemukan kedua­nya, maka Tuhan memberikan kelaparan di Yehuda (sekali­gus sebagai hukuman dosa), sehingga Elimelekh dan keluarganya pindah ke Moab. Lalu pada ay 6 kita melihat bahwa setelah Mahlon dan Kilyon mati, Tuhan lalu memberikan makanan lagi kepada umatNya. Ini menyebabkan Naomi kembali ke Yehuda bersama dengan Rut, sehingga akhirnya Rut bertemu dengan Boas, dan rencana Allah terjadi / tergenapi.

b) Rut jelas adalah orang pilihan, dan karena itu ia harus diselamatkan. Tetapi bagaimana ia bisa ‘mendengar Injil’ dan menjadi percaya? Untuk tujuan inilah maka Tuhan memberikan kelaparan tersebut (sekaligus sebagai hukuman dosa), sehingga Elimelekh dan keluarganya pindah ke Moab, bertemu dengan Rut, ‘memberitakan Injil’ kepadanya dan mempertobatkannya.

Penerapan: kalau dalam kehidupan saudara ada hal-hal aneh yang terjadi (hal-hal yang tidak menyenangkan), pikirkanlah kemungkinan bahwa Allah sedang melaksanakan rencanaNya.

II) Cara / sikap mereka menghadapi kelaparan itu.

1) Ada hal-hal yang benar yang tidak mereka lakukan.

a) Mereka tidak berdoa lebih dulu untuk meminta pimpinan Tuhan (ay 1).

Rut 1: 1: “Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing”.

Ini adalah sesuatu yang sangat salah! Kalau saudara mau melakukan sesuatu, apalagi itu adalah sesuatu yang penting, apakah saudara berdoa lebih dulu untuk meminta pimpinan Tuhan? Bacalah 1Sam 23:1-13 dan lihatlah bagaimana Daud meminta pimpinan Tuhan dalam setiap langkah yang akan dia lakukan!

1Sam 23:1-13 - “(1) Diberitahukanlah kepada Daud, begini: ‘Ketahuilah, orang Filistin berperang melawan kota Kehila dan menjarah tempat-tempat pengirikan.’ (2) Lalu bertanyalah Daud kepada TUHAN: ‘Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?’ Jawab TUHAN kepada Daud: ‘Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila.’ (3) Tetapi orang-orang Daud berkata kepadanya: ‘Ingatlah, sedangkan di sini di Yehuda kita sudah dalam ketakutan, apalagi kalau kita pergi ke Kehila, melawan barisan perang orang Filistin.’ (4) Lalu bertanya pulalah Daud kepada TUHAN, maka TUHAN menjawab dia, firmanNya: ‘Bersiaplah, pergilah ke Kehila, sebab Aku akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.’ (5) Kemudian pergilah Daud dengan orang-orangnya ke Kehila; ia berperang melawan orang Filistin itu, dihalaunya ternak mereka dan ditimbulkannya kekalahan besar di antara mereka. Demikianlah Daud menyelamatkan penduduk Kehila. (6) Ketika Abyatar bin Ahimelekh melarikan diri kepada Daud ke Kehila, ia turun dengan membawa efod di tangannya. (7) Kepada Saul diberitahukan, bahwa Daud telah masuk Kehila. Lalu berkatalah Saul: ‘Allah telah menyerahkan dia ke dalam tanganku, sebab dengan masuk ke dalam kota yang berpintu dan berpalang ia telah mengurung dirinya.’ (8) Maka Saul memanggil seluruh rakyat pergi berperang ke Kehila dan mengepung Daud dengan orang-orangnya. (9) Ketika diketahui Daud, bahwa Saul berniat jahat terhadap dia, berkatalah ia kepada imam Abyatar: ‘Bawalah efod itu ke mari.’ (10) Berkatalah Daud: ‘TUHAN, Allah Israel, hambaMu ini telah mendengar kabar pasti, bahwa Saul berikhtiar untuk datang ke Kehila dan memusnahkan kota ini oleh karena aku. (11) Akan diserahkan oleh warga-warga kota Kehila itukah aku ke dalam tangannya? Akan datangkah Saul seperti yang telah didengar oleh hambaMu ini? TUHAN, Allah Israel, beritahukanlah kiranya kepada hambaMu ini.’ Jawab TUHAN: ‘Ia akan datang.’ (12) Kemudian bertanyalah Daud: ‘Akan diserahkan oleh warga-warga kota Kehila itukah aku dengan orang-orangku ke dalam tangan Saul?’ Firman TUHAN: ‘Akan mereka serahkan.’ (13) Lalu bersiaplah Daud dan orang-orangnya, kira-kira enam ratus orang banyaknya, mereka keluar dari Kehila dan pergi ke mana saja mereka dapat pergi. Apabila kepada Saul diberitahukan, bahwa Daud telah meluputkan diri dari Kehila, maka tidak jadilah ia maju berperang”.

“The first century Christians were said to be power conscious. We are problem conscious. What did they believe about prayer? What do we?” [= Dikatakan bahwa orang-orang Kristen abad pertama sadar akan kuasa. Kita sadar akan problem. Apa yang mereka percaya tentang doa? Apa yang kita percaya (tentang doa)?] - ‘Streams in the Desert’, vol III, April 19.

b) Mereka tidak melakukan introspeksi.

Kesukaran bisa disebabkan karena dosa dan karena itu, pada saat kita mengalami kesukaran (apalagi yang berat dan rasanya tak tertahankan), sebaiknya kita mengintrospeksi / memeriksa hidup kita.

Contoh: Dalam Yosua 7, bangsa Israel dikalahkan oleh Ai. Dalam percakapan antara Tuhan dengan Yosua, Tuhan menunjukkan dosa bangsa Israel, yaitu adanya Akhan yang mencuri barang-barang dari Yerikho. Setelah dosa itu dibereskan, maka akhirnya bangsa Israel berhasil mengalahkan Ai.

Tetapi keluarga ini ternyata tidak melakukan introspeksi.

Dari kedua hal di atas ini terlihat bahwa sekalipun nama Elimelekh berarti ‘My God is King’ (= Allahku adalah Raja), tetapi kenyataannya, ia tidak hidup sesuai dengan arti dari namanya sendiri.

2) Ada hal-hal yang salah yang justru mereka lakukan.

a) Mereka pergi ke Moab.

Ay 1: “Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing”.

1. Moab tidak mengalami kelaparan pada saat Israel mengalaminya.

Matthew Henry: “It seems there was plenty in the country of Moab when there was scarcity of bread in the land of Israel. Common gifts of providence are often bestowed in greater plenty upon those that are strangers to God than upon those that know and worship him. Moab is at ease from his youth, while Israel is emptied from vessel to vessel (Jer 48:11), not because God loves Moabites better, but because they have their portion in this life” [= Kelihatannya ada kelimpahan di negeri Moab pada waktu ada kekurangan roti di tanah Israel. Pemberian umum dari Providensia sering diberikan dalam kelimpahan yang lebih besar kepada mereka yang adalah orang-orang asing bagi Allah dari pada kepada mereka yang mengenal dan menyembahNya. Moab mengalami kenyamanan dari mudanya, sedangkan Israel dituangkan dari tempayan ke tempayan (Yer 48:11), bukan karena Allah lebih mengasihi Moab, tetapi karena mereka mendapatkan bagian mereka dalam kehidupan ini].

Yer 48:11 - “Moab hidup aman dari sejak masa mudanya, dia hidup tenang seperti anggur di atas endapannya, tidak dituangkan dari tempayan yang satu ke tempayan yang lain, tidak pernah masuk ke dalam pembuangan; sebab itu rasanya tetap padanya, dan baunya tidak berubah”.

2. Kepindahan ke Moab ini merupakan dosa.

Pulpit Commentary (hal 3) tidak setuju untuk mengatakan bahwa tindakan ini merupakan dosa, karena textnya tidak mengatakan bahwa itu adalah dosa. Tetapi saya berpendapat bahwa argumentasi ini lemah sekali. Dalam Kitab Suci ada banyak dosa yang dalam textnya tidak disebutkan secara explicit sebagai dosa, misalnya:

a. Orang-orang / tokoh-tokoh yang melakukan polygamy, misalnya Abraham menikahi Hagar (Kej 16).

b. Abraham, Ishak, Yakub berdusta (Kej 12:11-20 Kej 20:1-18 Kej 26:1-11 Kej 27). Demikian juga dengan dustanya Rahab (Yos 2).

c. Rahel yang mencuri terafim ayahnya, dan mendustainya (Kej 31:30-35).

Tetapi dari ayat-ayat lain dalam Kitab Suci kita bisa menyimpulkan bahwa itu merupakan dosa.

Sekarang tentang pindahnya keluarga Elimelekh ini ke Moab. Apa dasarnya untuk mengatakan bahwa hal ini adalah dosa?

a. Kelaparan itu rasanya tidak begitu hebat sehingga keluarga Elimelekh ini terpaksa pindah. Dari mana kita bisa melihat hal itu? Orang-orang lain tidak pindah dan tetap bisa hidup.

b. Pada waktu pindah mereka masih cukup kaya, karena dalam ay 21 Naomi berkata ‘dengan tangan yang penuh aku pergi’.

c. Mereka meninggalkan tanah Kanaan yang adalah tanah perjanjian! Bandingkan dengan Nabot yang berkeras tidak mau menjual tanah milik pusaka nenek moyangnya (1Raja 21:3 bdk. Im 25:23).

1Raja 21:3 - “Jawab Nabot kepada Ahab: ‘Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!’”.

Kalau semua orang pindah pada masa kelaparan, maka Israel / Kanaan akan kosong! Kepindahan mereka merupakan teladan buruk bagi orang-orang lain.

Dan ingat bahwa dalam jaman Perjanjian Lama, hukum Taurat / Firman Tuhan hanya ada di Israel! Jadi, dengan pindah ke Moab, mereka tidak bisa berbakti ataupun mendapatkan Firman Tuhan.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “A husband and father certainly wants to provide for his wife and family, but he must not do it at the expense of losing the blessing of God” (= Seorang suami dan ayah pasti ingin memberikan persediaan untuk istrinya dan keluarganya, tetapi ia tidak boleh melakukannya dengan mengorbankan berkat Allah).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “David’s witness is worth considering: ‘I have been young, and now I am old; yet I have not seen the righteous forsaken, or his descendants begging bread’ (Ps 37:25, NKJV). ... In times of difficulty, if we die to self and put God’s will first (Matt 6:33), we can be sure that He will either take us out of the trouble or bring us through” [= Kesaksian Daud layak direnungkan / dipertimbangkan: ‘Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti’ (Maz 37:25). ... Pada waktu kesukaran, jika kita mati bagi diri kita sendiri dan mendahulukan kehendak Allah (Mat 6:33), kita bisa yakin / pasti bahwa Ia akan, atau mengeluarkan kita dari kesukaran, atau membawa kita melaluinya].

Mat 6:33 - “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”.

Bdk. Amsal 10:3 - “TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolakNya”.

Dari ay 19,21 kelihatannya mereka adalah orang yang terpandang dan kaya. Mungkin ini menyebabkan mereka tidak tahan penderitaan dan mereka lalu pindah.

Rut 1:19,21 - “(19) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: ‘Naomikah itu?’ … (21) Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.’”.

Catatan: kalau mereka bukan orang terpandang / kaya, waktu Naomi kembali tak akan ada orang yang peduli, tetapi yang terjadi adalah seluruh kota menjadi gempar.

Matthew Henry: “It is an evidence of a discontented, distrustful, unstable spirit, to be weary of the place in which God hath set us, and to be for leaving it immediately whenever we meet with any uneasiness or inconvenience in it. It is folly to think of escaping that cross which, being laid in our way, we ought to take up. It is our wisdom to make the best of that which is, for it is seldom that changing our place is mending it” [= Merupakan bukti dari suatu roh yang tidak puas, tidak percaya, dan tidak stabil, untuk bosan dengan tempat dimana Allah meletakkan kita, dan untuk segera meninggalkannya kapanpun kita bertemu dengan ketidak-nyamanan dan kesukaran / ketidak-enakan di dalamnya. Adalah bodoh untuk berpikir tentang meloloskan diri dari salib yang diberikan di jalan kita, kita harus memikulnya. Merupakan hikmat kita untuk membuat yang terbaik dari apa yang ada, karena adalah jarang bahwa perpindahan tempat kita bisa memperbaikinya].

The Cross (= Salib)

“God laid upon my back a grievous load, (= Allah meletakkan di punggungku suatu beban yang menyedihkan,)

A heavy cross to bear along the road. (= Suatu salib yang berat untuk dipikul di sepanjang jalan.)

I staggered on, and lo! one weary day, (= Aku terhuyung-huyung, dan lihatlah! suatu hari yang melelahkan / membosankan,)

An angry lion sprang across my way. (= Seekor singa yang marah meloncat di jalanku.)

I prayed to God, and swift at His command (= Aku berdoa kepada Allah, dan segera atas perintahNya)

The cross became a weapon in my hand (= Salib itu menjadi sebuah senjata di tanganku)

It slew my raging enemy, and then (= Itu membunuh musuhku yang marah / mengamuk, dan lalu)

Became a cross upon my back again. (= Menjadi sebuah salib di punggungku lagi.)

I reached a desert. O’er the burning track (= Aku mencapai suatu padang gurun. Di atas jalan yang membakar)

I persevered, the cross upon my back. (= Aku bertekun, salib pada punggungku.)

No shade was there, and in the cruel sun (= Tidak ada bayang-bayang di sana, dan di terik matahari yang kejam)

I sank at last, and thought my days were done. (= Akhirnya aku jatuh / ambruk, dan berpikir hari-hariku sudah berakhir.)

But lo! the Lord works many a blest surprise - (= Tetapi lihatlah! Tuhan mengerjakan banyak kejutan yang menyenangkan - )

The cross became a tree before my eyes! (= Salib itu menjadi sebuah pohon di depan mataku!)

I slept; I woke, to feel the strength of ten. (= Aku tidur; aku bangun, merasa kekuatan dari sepuluh orang.)

I found the cross upon my back again. (= Aku mendapati salib itu di punggungku lagi.)

And thus through all my days from then to this, (= Dan demikianlah di sepanjang hari-hariku sejak saat itu sampai sekarang,)

The cross, my burden, has become my bliss. (= Salib, bebanku, telah menjadi kebahagiaanku.)

Nor ever shall I lay the burden down, (= Tidak pernah lagi aku meletakkan / menurunkan bebanku,)

For God some day will make the cross a crown!” (= Karena suatu hari Allah akan membuat / menjadikan salib itu sebuah makhkota!) - ‘Streams in the Desert’, vol 3, February 22.

3. Kepindahan ke Moab mungkin merupakan dosa yang lebih besar dari pada kalau ia pindah ke tempat kafir yang lain.

Bible Knowledge Commentary: “The inhabitants of Moab were excluded from the congregation of the Lord (Deut 23:3-6)” [= Penduduk Moab dikeluarkan dari jemaat Tuhan (Ul 23:3-6)].

Ul 23:3-4 - “(3) Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, (4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau”.

b) Mahlon dan Kilyon kawin dengan orang Moab yaitu Rut dan Orpa.

Rut 1: 4: “Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya”.

Di sini belum terlihat siapa yang menikah dengan yang mana. Baru dalam Rut 4:10 terlihat bahwa Mahlon yang menikahi Rut, dan dengan demikian, maka Kilyon yang menikahi Orpa.

Rut 4:10 - “juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi.’”.

Mahlon mengambil Rut sebagai istrinya, dan Kilyon mengambil Orpa sebagai istrinya, padahal kedua perempuan ini adalah orang-orang Moab. Salahkah tindakan kawin campur seperti ini?

1. Dalam hal ini Pulpit Commentary mengatakan (hal 3) bahwa kita tidak bisa menganggap tindakan mereka ini sebagai dosa, karena text Kitab Sucinya tidak menyatakan sebagai dosa. Ini merupakan suatu komentar / argumentasi yang bodoh dan salah, karena dalam banyak kasus dosa, Alkitab tidak menyatakan secara explicit bahwa itu dosa.

Kalau dalam jaman Perjanjian Baru Tuhan melarang orang kristen menikah dengan orang non kristen (2Kor 6:14), maka pada jaman Perjanjian Lama, orang Israel dilarang menikah dengan orang kafir (Ul 7:1-6).

2Kor 6:14-17 - “(14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: ‘Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu. (17) Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu”.

Ul 7:1-6 - “(1) ‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, (2) dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka. (3) Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; (4) sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari padaKu, sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan segera. (5) Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis. (6) Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayanganNya”.

Catatan: dalam kedua text di atas, bagian yang saya beri garis bawah tunggal menunjukkan larangannya, dan bagian yang saya beri garis bawah ganda menunjukkan alasan dari larangan itu.

Matthew Henry (tentang Ul 7:1-11): “A very strict caution against all friendship and fellowship with idols and idolaters. Those that are taken into communion with God must have no communication with the unfruitful works of darkness. ... The people of these abominations must not be mingled with the holy seed, lest they corrupt them. Better that all these lives should be lost from the earth than that religion and the true worship of God should be lost in Israel. ... They must make no marriages with those of them that escaped the sword, v. 3,4. ... To intermarry with them was therefore unlawful, because it was dangerous; this very thing had proved of fatal consequence to the old world (Gen 6:2), and thousands in the world that now is have been undone by irreligious ungodly marriages; for there is more ground of fear in mixed marriages that the good will be perverted than of hope that the bad will be converted. The event proved the reasonableness of this warning: They will turn away thy son from following me. Solomon paid dearly for his folly herein. We find a national repentance for this sin of marrying strange wives, and care taken to reform (Ezra 9; 10, and Neh 13), and a New-Testament caution not to be unequally yoked with unbelievers, 2 Cor 6:14. Those that in choosing yokefellows keep not at least within the bounds of a justifiable profession of religion cannot promise themselves helps meet for them. One of the Chaldee paraphrases adds here, as a reason of this command (v. 3), ‘For he that marries with idolaters does in effect marry with their idols.’” [= Suatu peringatan yang sangat ketat terhadap / menentang semua persahabatan dan persekutuan dengan berhala-berhala dan penyembah-penyembah berhala. Mereka yang dibawa ke dalam persekutuan dengan Allah tidak boleh mempunyai persekutuan dengan pekerjaan-pekerjaan yang tidak berbuah dari kegelapan. ... Orang-orang dari kejijikan ini tidak boleh bercampur dengan benih yang kudus, supaya mereka jangan merusak mereka. Lebih baik kalau semua kehidupan ini harus hilang dari bumi dari pada bahwa agama dan penyembahan yang benar terhadap Allah hilang di Israel. ... Mereka tidak boleh membuat pernikahan dengan mereka yang lolos dari pedang, ay 3,4. ... Pernikahan campuran dengan mereka tidak diijinkan, karena itu membahayakan; hal ini telah terbukti mempunyai konsekwensi yang fatal bagi dunia kuno (Kej 6:2), dan ribuan pernikahan dalam dunia yang sekarang ada telah dirusak oleh pernikahan yang jahat dan tak sesuai agama; karena ada lebih banyak dasar dari ketakutan dalam pernikahan campuran bahwa orang baik / saleh akan disesatkan dari pada pengharapan bahwa orang yang jahat akan dipertobatkan. Peristiwanya membuktikan masuk akalnya peringatan ini: ‘Mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari padaKu’. Salomo membayar mahal untuk kebodohannya dalam hal ini. Kita mendapati suatu pertobatan nasional dari dosa pernikahan dengan istri-istri asing, dan diambil perhatian untuk mereformasi (Ezra 9,10, dan Neh 13), dan ada suatu peringatan Perjanjian Baru untuk tidak menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya, 2Kor 6:14. Mereka yang dalam memilih pasangan tidak menjaga untuk sedikitnya ada dalam batasan dari suatu pengakuan agama yang bisa dibenarkan, tidak bisa menjanjikan kepada diri mereka sendiri penolong-penolong yang cocok bagi mereka. Salah satu dari penterjemahan-penterjemahan dengan kata-kata sendiri (paraphrase) dari bahasa Kasdim menambahkan di sini, sebagai alasan dari perintah ini (ay 3), ‘Karena ia yang menikah dengan penyembah berhala sebetulnya melakukan pernikahan dengan berhala-berhala mereka’.].

Adam Clarke (tentang Ul 7:3): “The heart being naturally inclined to evil there is more likelihood that the idolatrous wife should draw aside the believing husband, than that the believing husband should be able to bring over his idolatrous wife to the true faith” (= Karena hati secara alamiah cenderung pada kejahatan, ada lebih banyak kemungkinan bahwa istri yang menyembah berhala akan menyimpangkan suami yang percaya, dari pada bahwa suami yang percaya akan bisa membawa istrinya yang menyembah berhala kepada iman yang benar).

Bible Knowledge Commentary (tentang Ul 7:1-2): “the Canaanites constituted a moral cancer (cf. 20:17-18; Num 33:55; Josh 23:12-13) and even one of them - even a child left alive - had the potential of introducing an idolatry and immorality which would spread rapidly among the Israelites and bring about the destruction of God’s own people” [= orang-orang Kanaan membentuk suatu kanker moral (bdk. 20:17-18; Bil 33:55; Yos 23:12-13) dan bahkan satu dari mereka - bahkan seorang anak yang dibiarkan hidup - mempunyai potensi untuk memperkenalkan penyembahan berhala dan ketidak-bermoralan yang akan menyebar dengan cepat di antara orang-orang Israel dan membawa kehancuran dari umat Allah sendiri].

Bible Knowledge Commentary (tentang Ul 7:3-5): “Paul stated the principle well: ‘Don’t you know that a little yeast works through the whole batch of dough?’ (1 Cor 5:6). Marriage to an unbelieving Canaanite meant disaster for an Israelite’s faith” [= Paulus menyatakan prinsip itu dengan baik: ‘Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?’ (1Kor 5:6). Pernikahan dengan orang Kanaan yang tidak percaya berarti bencana bagi iman seorang Israel].

Pulpit Commentary (tentang Ul 7:3): “Brought into intimate relations with idolaters, they might be seduced into idolatry; and where marriage was contracted with an idolater, the children might be brought up in idolatry. Such unions were forbidden” (= Dibawa ke dalam hubungan intim / dekat dengan penyembah-penyembah berhala, mereka bisa dibujuk ke dalam penyembahan berhala; dan dimana pernikahan dilakukan dengan seorang penyembah berhala, anak-anak bisa dibesarkan dalam penyembahan berhala. Persatuan seperti itu dilarang).

2. Ada penafsir-penafsir yang mengatakan bahwa dalam Ul 7:1-6 ini orang Israel hanya dilarang menikah dengan perempuan Kanaan (Ul 7:1), dan Moab tidak termasuk di dalam kategori tersebut, dan karena itu tindakan Mahlon dan Kilyon ini tidak salah. Tetapi menurut saya ini berarti bahwa mereka memandang Ul 7:1-6 hanya menurut hurufnya, bukan menurut artinya, karena sebetulnya larangan menikah dengan orang Kanaan itu bukan karena alasan kebangsaan yang berbeda tetapi karena agama yang berbeda (Ul 7:4-5). Kalau orang Israel menikah dengan orang Kanaan, yang Tuhan kuatirkan akan terjadi adalah bahwa penyembahan berhala orang Kanaan itu menular kepada bangsa Israel (Ul 7:4a). Jadi, apa bedanya menikah dengan orang Kanaan atau dengan orang non Kanaan, kalau keduanya sama-sama menyembah berhala?

Karena itu baik Ezra maupun Nehemia secara tepat menafsirkan bahwa larangan itu juga berlaku untuk pernikahan orang Israel dengan orang Moab dan bangsa-bangsa lain yang bukan termasuk orang Kanaan.

Ezra 9:1-2 - “(1) Sesudah semuanya itu terlaksana datanglah para pemuka mendekati aku dan berkata: ‘Orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan diri dari penduduk negeri dengan segala kekejiannya, yakni dari orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang Mesir dan orang Amori. (2) Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu.’”.

Neh 13:23-27 - “(23) Pada masa itu juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperisteri perempuan-perempuan Asdod, perempuan-perempuan Amon atau perempuan-perempuan Moab. (24) Sebagian dari anak-anak mereka berbicara bahasa Asdod atau bahasa bangsa lain itu dan tidak tahu berbicara bahasa Yahudi. (25) Aku menyesali mereka, kukutuki mereka, dan beberapa orang di antara mereka kupukuli dan kucabut rambutnya dan kusuruh mereka bersumpah demi Allah, demikian: ‘Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempuanmu kepada anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak perempuan mereka sebagai isteri untuk anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri! (26) Bukankah Salomo, raja Israel, telah berbuat dosa karena hal semacam itu? Walaupun di antara begitu banyak bangsa tidak ada seorang raja seperti dia, yang dikasihi Allahnya dan diangkat oleh Allah itu menjadi raja seluruh Israel, namun diapun terbawa ke dalam dosa oleh perempuan-perempuan asing itu. (27) Apakah orang harus mendengar bahwa juga kamu berbuat segala kejahatan yang besar itu, yakni berubah setia terhadap Allah kita karena memperisteri perempuan-perempuan asing?’”.

Catatan: ada seorang penafsir dari Pulpit Commentary (hal 7) yang justru mengecam tindakan Nehemia, dan menganggapnya sebagai kekerasan yang tidak benar. Tetapi saya berpendapat kata-kata ini salah.

3. Penafsir yang sama juga berusaha membenarkan tindakan dari Mahlon dan Kilyon dengan mengatakan bahwa kedua perempuan Moab itu toh sudah bertobat dan menjadi penyembah Yahweh (Pulpit Commentary, hal 7).

Terhadap hal ini perlu diperhatikan bahwa:

a. Rasanya tidak mungkin bahwa kedua perempuan itu menjadi penyembah Yahweh sebelum mereka menikah dengan Mahlon dan Kilyon. Hampir pasti mereka pindah agama demi pernikahan tersebut / demi suami mereka. Dan orang yang mau pindah agama demi pernikahan / pasangan hidup, biasanya justru adalah orang yang tidak peduli pada agama!

b. Salah satu dari kedua perempuan tersebut, yaitu Orpa, akhirnya murtad (Rut 1:14-15), dan jelas menunjukkan bahwa tadinya ia hanya menjadi ‘orang kristen KTP’, dan ia menjadi penyembah Yahweh hanya demi suaminya.

Rut 1:14-15 - “(14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya. (15) Berkatalah Naomi: ‘Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.’”.

c. Kalaupun Rut menjadi ‘orang kristen yang sejati’ melalui pernikahan tersebut, itu tidak membenarkan tindakan Mahlon yang mengawininya pada saat ia masih kafir.

Jadi jelas bahwa Mahlon dan Kilyon berdosa dengan melanggar larangan itu. Dan memang biasanya dosa yang satu membawa kepada dosa yang lain. Pertama-tama mereka berdosa dengan meninggalkan tanah Perjanjian, dan pindah ke negari kafir, yaitu Moab, dan lalu mereka menikah dengan orang-orang Moab.

Matthew Henry: “Little did Elimelech think, when he went to sojourn in Moab, that ever his sons would thus join in affinity with Moabites. But those that bring young people into bad acquaintance, and take them out of the way of public ordinances, though they may think them well-principled and armed against temptation, know not what they do, nor what will be the end thereof” (= Elimelekh tidak memikirkan bahwa pada waktu ia pergi untuk tinggal sementara di Moab, anak-anaknya akan menikah dengan orang-orang Moab. Tetapi mereka yang membawa orang-orang muda ke dalam hubungan / pergaulan yang buruk, dan mengeluarkan mereka dari upacara agama umum, sekalipun mereka mungkin berpikir bahwa orang-orang muda itu mempunyai prinsip yang baik dan dipersenjatai terhadap pencobaan, tidak tahu apa yang mereka lakukan, ataupun bagaimana akhir dari hal itu).

Penerapan: hati-hati dalam menjaga pergaulan anak-anak saudara! Pergaulan disebut buruk bukan hanya berupa pergaulan dengan orang-orang yang bejad seperti pembunuh, penjual / pengguna narkoba, pezinah dsb, tetapi juga pergaulan dengan orang-orang yang beragama lain. Contoh lain dalam hal ini adalah Lot yang tinggal di Sodom, yang menghancurkan moral dari kedua anak perempuannya. Mereka ini juga sudah hampir menikah dengan orang-orang kafir dari Sodom.

1Kor 15:33 - “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”.

Ul 7:1-3 - “(1) ‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, (2) dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka. (3) Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki”.

Bagian yang saya garis-bawahi jelas tujuannya adalah supaya mereka tidak bergaul dengan orang-orang kafir itu.

Pulpit Commentary: “Marriage should only be entered upon after serious and prayerful deliberation, and with a conviction of its acceptableness to God. Sensible and Christian people should discountenance the practice of treating marriage with levity. Consideration should be given to time, to circumstances, and, above all, to character. Confidence and esteem must be, with affection, the basis of wedded happiness; and these cannot exist in their completeness where there is dissimilarity of conviction and aim - where one party is living to the world, and the other would live unto the Lord. Error here involves misery, and perhaps disaster and ruin” (= Pernikahan hanya boleh dimasuki setelah pertimbangan yang serius dan banyak doa, dan dengan suatu keyakinan bahwa hal itu diterima oleh Allah. Orang-orang yang bijaksana / berpikiran sehat dan orang-orang Kristen tidak boleh memperlakukan pernikahan dengan sembrono. Kita harus mempertimbangkan waktu, keadaan, dan di atas segala-galanya, karakter. Keyakinan dan penghargaan, yang disertai dengan kasih, harus merupakan dasar dari kebahagiaan pernikahan; dan hal-hal ini tidak bisa ada secara sempurna jika ada perbedaan keyakinan dan tujuan - dimana salah satu hidup bagi dunia, dan yang lain hidup bagi Tuhan. Kesalahan di sini menyangkut kesengsaraan, dan mungkin bencana dan kehancuran) - hal 7-8.

Sekalipun tindakan Mahlon dan Kilyon ini salah, tetapi ternyata Allah menggunakannya untuk mewujudkan rencanaNya, yaitu untuk mempertemukan Rut dengan Boas. Jadi di sini kita melihat kemahakuasaan Tuhan, yang bisa menggunakan segala sesuatu, termasuk penderitaan dan dosa, untuk melaksanakan rencanaNya!

Ro 8:28 - “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

Tetapi awas, ini sama sekali tidak berarti bahwa kita boleh sengaja berbuat dosa, dengan alasan bahwa Tuhan toh bisa menggunakannya untuk menimbulkan kebaikan.

c) Mungkin sekali mereka mau menetap di Moab.

Memang mula-mula mereka hanya ingin tinggal di Moab untuk sementara. Ay 1 memang mengatakan: ‘untuk menetap di sana sebagai orang asing’. Tetapi terjemahan ini tidak benar! Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris di bawah ini:

NIV: ‘to live for a while’ (= hidup / tinggal untuk sementara).

KJV/RSV/NASB: ‘sojourn’ (= tinggal untuk sementara).

Pulpit Commentary mengatakan (hal 2) bahwa arti yang benar dari kata kerja yang digunakan di sini adalah ‘tinggal (bukan menetap) sebagai orang asing’.

Jadi, mereka pindah ke Moab bukan dengan tujuan untuk menetap di sana, tetapi hanya untuk tinggal di sana untuk sementara waktu saja. Tetapi setelah mereka tinggal lama sekali di sana (ay 4: ‘mereka diam di situ kira-kira 10 tahun lamanya’), apalagi Mahlon dan Kilyon sudah menikah dengan orang-orang Moab, maka mungkin sekali mereka sudah krasan di sana dan merasa segan untuk kembali ke Kanaan.

Kesimpulannya: pada waktu menghadapi kesukaran, mereka tidak berdoa, tidak meminta pimpinan Tuhan, tidak melaku­kan introspeksi, tetapi mereka berusaha mengatasi kesukaran itu dengan kekuatan dan cara mereka sendiri.

Renungkan! Kalau saudara mengalami kesukaran / problem, apakah saudara menghadapi kesukaran / problem itu dengan cara seperti ini?

III) Berhasilkah usaha mereka?

Mula-mula mereka kelihatannya berhasil. Mereka diterima dengan baik oleh orang Moab. Bahkan Mahlon dan Kilyon kawin dengan perempuan Moab! Rasanya semua baik-baik saja!

Tetapi apa yang lalu terjadi? Ay 3 menunjukkan bahwa Elimelekh mati. Dan lalu ay 5 menunjukkan bahwa Mahlon dan Kilyon juga mati. Ada yang mengatakan bahwa mungkin mereka ini mati karena hukuman Tuhan karena mereka pindah ke Moab dan menikah dengan perempuan Moab. Sekalipun ini memungkinkan tetapi textnya tidak mengatakan hal itu.

Matthew Henry: “See here, 1. That wherever we go we cannot out-run death, whose fatal arrows fly in all places. 2. That we cannot expect to prosper when we go out of the way of our duty. He that will save his life by any indirect course shall lose it” (= Lihatlah di sini, 1. Bahwa kemanapun kita pergi kita tidak bisa berlari lebih cepat dari kematian, yang anak-anak panahnya yang fatal terbang di semua tempat. 2. Bahwa kita tidak bisa mengharapkan untuk menjadi makmur / berhasil dengan baik pada waktu kita keluar dari jalan kewajiban kita. Ia yang mau menyelamatkan nyawanya dengan jalan tidak langsung manapun akan kehilangan nyawanya).

Matthew Henry: “So uncertain and transient are all our enjoyments here. It is therefore our wisdom to make sure of those comforts that will be made sure and of which death cannot rob us” (= Begitu tidak pasti dan sementara semua penikmatan kita di sini. Karena itu merupakan hikmat kita untuk memastikan kesenangan / penghiburan yang akan dipastikan dan yang tidak bisa dirampok dari kita oleh kematian).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “At the end of that decade of disobedience, all that remained were three lonely widows and three Jewish graves in a heathen land. Everything else was gone (v. 21). Such is the sad consequence of unbelief” [= Pada akhir dari 10 tahun ketidak-taatan itu, semua yang tersisa / tertinggal adalah 3 janda yang kesepian dan 3 kuburan Yahudi di negeri kafir. Segala sesuatu yang lain hilang (ay 21). Demikianlah konsekwensi dari ketidak-percayaan].

Ay 21: “Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.’”.

Jadi sekarang, dari keluarga yang pindah ke Moab itu, hanya Naomi yang tersisa. Ia adalah seorang perempuan, sudah tua, janda, hidup di negara asing, dan ia miskin.

Pulpit Commentary mengutip kata-kata Fuller: “Of the two sexes, the woman is the weaker; of women, old women are most feeble; of old women, widows most woeful; of widows, those that are poor, their plight most pitiful; of poor widows, those who want children, their case most doleful; of widows that want children, those that once had them, and after lost them, their estate most desolate; of widows that have had children, those that are strangers in a foreign country, their condition most comfortless. Yet all these met together in Naomi, as in the centre of sorrow, to make the measure of her misery pressed down, shaken together, running over. I conclude, therefore, many men have had affliction - none like Job; many women have had tribulation - none like Naomi” (= Dari dua jenis kelamin, perempuan adalah yang lebih lemah; dari perempuan, perempuan tua adalah yang paling lemah; dari perempuan tua, janda adalah yang paling sedih / sengsara; dari janda, mereka yang miskin, keadaan mereka paling perlu dikasihani; dari janda yang miskin, mereka yang tidak mempunyai anak, kasus mereka adalah yang paling sedih; dari janda yang tidak mempunyai anak, mereka yang pernah mempunyainya, dan setelah itu kehilangan anak-anak itu, keadaan mereka paling kesepian / sedih; dari janda yang pernah mempunyai anak, mereka yang merupakan orang-orang asing di negara asing, keadaan mereka paling menyedihkan. Tetapi semua ini bertemu dalam diri Naomi, seperti di pusat kesedihan, menyebabkan takaran kesedihannya begitu penuh dan melimpah-limpah. Karena itu saya menyimpulkan, banyak orang laki-laki yang mengalami penderitaan, tetapi tidak ada yang seperti Ayub; dan banyak perempuan yang mengalami kesengsaraan, tetapi tidak ada yang seperti Naomi) - hal 4.

Penerapan: Kalau saudara menghadapi kesukaran dengan usaha dan cara saudara sendiri, bisa saja mula-mula saudara kelihatan­nya berhasil, tetapi akhirnya saudara pasti akan mengalami kehancuran / bencana yang lebih besar.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “Abraham made the same mistake when he encountered a famine in the land of promise (Gen 12:10ff). Instead of waiting for God to tell him what to do next, he fled to Egypt and got into trouble. No matter how difficult our circumstances may be, the safest and best place is in the will of God” [= Abraham membuat kesalahan yang sama pada waktu ia menghadapi suatu kelaparan di tanah perjanjian (Kej 12:10-dst). Bukannya menunggu Allah memberitahunya apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia lari ke Mesir dan masuk ke dalam kesukaran. Tak peduli betapa sukarnya keadaan kita, tempat yang teraman dan terbaik adalah dalam kehendak Allah].

Kesimpulan: mereka gagal total! Hanya Allah yang bisa menolong!

Bdk. Maz 127:1 - “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga”.

Lihat juga ay 6: ‘Tuhan telah memperhatikan umatNya dan memberikan makanan kepada mereka’.

Apakah ini berarti bahwa pada waktu mengalami kesukaran, kita harus bersikap apatis / acuh tak acuh, atau berdoa saja tanpa melakukan apa-apa? Tentu saja tidak! Kita harus:

1) Melakukan introspeksi, dan kalau kita menemukan adanya dosa dalam kehidupan kita, kita harus bertobat!

2) Berdoa meminta pimpinan Tuhan.

Ia adalah Gembala kita! Ia pasti mau memimpin kita asal kita mau meminta pimpinanNya!

3) Berusahalah sesuai dengan pimpinan Tuhan itu, tetapi bagaimanapun, harapan kita haruslah diletakkan pada Tuhan dan bukan pada usaha kita! Bdk. Yes 40:29-31 - “(29) Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. (30) Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka (31) seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah”.

Maukah saudara berharap kepada Tuhan dalam menghadapi kesu­karan?

RUT 1:6-22

Rut 1:6-22 - “(6) Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umatNya dan memberikan makanan kepada mereka. (7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, (8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: ‘Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasihNya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; (9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.’ Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras (10) dan berkata kepadanya: ‘Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu.’ (11) Tetapi Naomi berkata: ‘Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? (12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, (13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?’ (14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya. (15) Berkatalah Naomi: ‘Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.’ (16) Tetapi kata Rut: ‘Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (17) di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!’ (18) Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya. (19) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: ‘Naomikah itu?’ (20) Tetapi ia berkata kepada mereka: ‘Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. (21) Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.’ (22) Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai”.

I) Naomi memutuskan untuk pulang ke negerinya.

1) Keputusan untuk pulang ke Kanaan (Rut 1: 6).

The Biblical Illustrator (Old Testament): “Naomi’s crosses and losses she met within Moab made her soul to sit loose from that cursed country, and to long for Canaan - that blessed land of promise. God’s rod hath a voice (Mic 6:9), and now Naomi’s ear was open to hear the instruction of it (Job 36:8-10; Mic 2:10). It is a rich mercy when affliction brings us from worse to better, from Moab to Canaan, further off from sin and nearer to God” [= Salib-salib dan kehilangan-kehilangan Naomi yang ia temui di Moab membuat jiwanya lepas / bebas dari negeri terkutuk itu, dan merindukan Kanaan - tanah / negeri perjanjian yang diberkati. Tongkat Allah mempunyai suara (Mikha 6:9), dan sekarang telinga Naomi terbuka untuk mendengar instruksi darinya (Ayub 36:8-10; Mikha 2:10). Merupakan suatu belas kasihan yang kaya pada waktu penderitaan membawa kita dari yang lebih buruk ke yang lebih baik, dari Moab ke Kanaan, menjauhi dosa dan mendekat kepada Allah].

Mikha 6:9 - “Dengarlah, TUHAN berseru kepada kota: - adalah bijaksana untuk takut kepada namaNya - : ‘Dengarlah, hai suku bangsa dan orang kota!”.

KJV: ‘The LORD’S voice crieth unto the city, and the man of wisdom shall see thy name: hear ye the rod, and who hath appointed it’ (= Suara TUHAN berteriak kepada kota itu, dan orang yang mempunyai hikmat akan melihat namaMu: dengarlah tongkat, dan yang telah menetapkannya).

Ayub 36:8-10 - “(8) Jikalau mereka dibelenggu dengan rantai, tertangkap dalam tali kesengsaraan, (9) maka Ia memperingatkan mereka kepada perbuatan mereka, dan kepada pelanggaran mereka, karena mereka berlaku congkak, (10) dan ia membukakan telinga mereka bagi ajaran, dan menyuruh mereka berbalik dari kejahatan”.

Mikha 2:10 - “Bangkitlah dan pergilah, sebab ini bukan tempat perhentian bagimu! Oleh karena kenajisan maka kamu akan dibinasakan dengan kebinasaan yang tidak terpulihkan”.

Bdk. Ibr 12:10-11 - “(10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya. (11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya”.

2) Keputusan / tindakan yang benar dengan motivasi yang salah.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “Naomi’s decision was right, but her motive was wrong. She was still interested primarily in food, not in fellowship with God. You don’t hear her confessing her sins to God and asking Him to forgive her. She was returning to her land but not to her Lord” (= Keputusan Naomi benar, tetapi motivasinya salah. Ia tetap memperhatikan / tertarik terutama pada makanan, bukan pada persekutuan dengan Allah. Kamu tidak mendengar ia mengakui dosa-dosanya kepada Allah dan memintaNya untuk mengampuninya. Ia kembali ke negerinya tetapi tidak kepada Tuhannya).

Ay 6: “Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umatNya dan memberikan makanan kepada mereka”.

3) Kelihatannya, mula-mula kedua menantunya ingin mengikutinya.

Ay 7a: “Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya”.

Memang tidak terlalu jelas apakah mereka mengikuti untuk ikut ke Betlehem, atau sekedar mengantarkan Naomi sampai perbatasan Moab - Israel. Tetapi saya lebih condong pada yang pertama.

Bahwa kedua menantunya bisa begitu mengasihinya, menunjukkan bahwa Naomi adalah seorang mertua yang baik, dan merupakan teladan bagi mertua-mertua, khususnya dalam berpikir, bersikap, berkata, dsb, terhadap menantunya.

II) Nasehat Naomi kepada kedua menantunya.

Dalam hidup kita, kita pasti sering menerima nasihat dari orang lain. Kadang-kadang kita menerima nasihat yang baik, tetapi kadang-kadang kita menerima nasihat yang jelek. Dalam text khotbah hari ini kita melihat seseorang yang memberikan nasihat kepada orang lain.

1) Diri orang yang memberikan nasihat (Naomi).

a) Naomi tetap percaya kepada TUHAN (Yahweh), sekalipun ia sudah lebih dari 10 tahun ada di negeri kafir.

Pada jaman itu ada suatu kepercayaan kafir yang mengatakan bahwa setiap dewa mempunyai wilayah kekuasaannya masing-masing (1Raja 20:23,28).

1Raja 20:23,28 - “(23) Pegawai-pegawai raja Aram berkata kepadanya: ‘Allah mereka ialah allah gunung; itulah sebabnya mereka lebih kuat dari pada kita. Tetapi apabila kita berperang melawan mereka di tanah rata, pastilah kita lebih kuat dari pada mereka. … (28) Maka tampillah abdi Allah dan berkata kepada raja Israel: ‘Beginilah firman TUHAN: Oleh karena orang Aram itu telah berkata: TUHAN ialah allah gunung dan bukan allah dataran, maka Aku akan menyerahkan seluruh tentara yang besar itu ke dalam tanganmu, supaya kamu tahu, bahwa Akulah TUHAN.’”.

Berdasarkan kepercayaan ini, seharusnya Moab adalah wilayah dari dewa yang bernama Kamos. Tetapi Naomi, yang sudah tinggal cukup lama (10 tahun) di wilayah Moab, tetap percaya bahwa TUHAN (Yahweh) berkuasa dimana-mana, termasuk di wilayah Moab (ay 8-9).

Ay 8-9: “(8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: ‘Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasihNya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; (9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.’ Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras”.

Pulpit Commentary: “She assumes that her own Yahveh reigned in Moab as in Judah, and that all blessing descended from him. … He was the God not of the Hebrews only, but of the Gentiles likewise, and ruled and overruled in Moab” (= Ia menganggap bahwa Yahwehnya bertakhta di Moab sama seperti di Yehuda, dan bahwa semua berkat turun dari Dia. … Ia adalah Allah, bukan dari orang Ibrani saja, tetapi juga dari orang-orang non Israel, dan memerintah dan berkuasa di Moab) - hal 11.

b) Naomi tetap berani menggunakan nama ‘TUHAN’ (Yahweh) di tengah-tengah orang kafir (ay 8-9). Ia tidak menyebut ‘Kamos’ atau dengan sebutan umum Elohim (= Allah). Ia menyebut Yahweh, sebutan khusus bagi Allah Israel, karena itu merupakan nama pribadi dari Allah Israel.

Catatan: dalam Perjanjian Lama, kata ‘TUHAN’ (semua huruf menggunakan huruf besar), berasal dari kata bahasa Ibrani Yahweh / Yehovah. Sedangkan kata ‘Tuhan’ (hanya huruf ‘T’nya yang huruf besar, huruf-huruf yang lain huruf kecil), berasal dari kata bahasa Ibrani AdonaY.

Penerapan: kalau saudara ada dalam kalangan kristen, saudara menggunakan nama Yesus, Tuhan Yesus, Tuhan Yesus Kristus dsb. Tetapi bagaimana kalau saudara ada dalam kalangan orang beragama lain? Bagaimana kalau saudara disuruh memimpin doa pada saat saudara berada dalam kumpulan orang-orang beragama lain? Beranikah saudara tetap menyebut ‘Tuhan Yesus Kris­tus’? Atau saudara menggantinya dengan sebutan umum ‘Allah’ atau seke­dar ‘Tuhan’? Bandingkan dengan Mat 10:32-33 - “(32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.’”.

c) Naomi percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena tangan Tuhan!

Ay 8: ‘TUHAN kiranya menunjukkan kasihNya kepadamu’.

Ay 9: ‘kiranya atas karunia Tuhan kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.’.

Ay 13: ‘... tangan Tuhan teracung terhadap aku?’.

Ay 20: ‘... Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku’.

Ay 21: ‘... dengan tangan yang kosong Tuhan memulangkan aku ... Tuhan telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku’.

Jadi, ia tahu bahwa peristiwa dimana ia kematian suami dan kedua anaknya, lalu menjadi miskin dsb, pasti bukan terjadi secara kebetulan, tetapi dilakukan oleh Tuhan.

Dari sini jelas bahwa Naomi adalah ‘orang Reformed’! Ia percaya bahwa Tuhan adalah ‘First Cause’ (= Penyebab Pertama) dari segala sesuatu, dan tidak ada sesuatupun yang bisa terjadi di luar kehendak Tuhan.

Ini memang merupakan pandangan yang benar. Bandingkan dengan ay 6: ‘Tuhan telah memperhatikan umatNya dan memberikan makanan kepada mereka’.

Pulpit Commentary: “It is assumed in the tidings that the seasons and their products, and all beneficent influences in nature, belong to Yahveh” (= Diasumsikan dalam kabar / berita itu bahwa musim-musim dan hasilnya, dan semua pengaruh-pengaruh alam yang menguntungkan, adalah milik Yahweh) - hal 10.

Seorang penafsir lain dari Pulpit Commentary justru memberikan komentar yang salah tentang kata-kata Naomi dalam ay 20: “Naomi’s theology, as indicated in the expression, ‘the Almighty hath caused bitterness to me exceedingly,’ need not be to its minutest jot endorsed. God was not the only agent with whom she had had to do. Much of the bitterness of her lot may have been attributable to her husband or to herself, and perhaps to forefathers and foremothers. It is not fair to ascribe all the embittering element of things to God” (= Theologia Naomi, seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan ‘Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku / telah menyebabkan kepahitan yang sangat banyak kepadaku’, tidak perlu didukung / disetujui sampai hal yang terkecil. Allah bukan satu-satunya agen dengan siapa ia berurusan. Banyak kepahitan nasibnya yang bisa diakibatkan oleh suaminya atau oleh dirinya sendiri, dan mungkin oleh nenek moyangnya. Tidak adil untuk menganggap bahwa semua elemen yang pahit berasal dari Allah) - hal 20.

Penafsir ini pasti tidak termasuk orang Reformed. Orang Reformed mengakui bahwa Allah menetapkan segala sesuatu, sampai hal-hal yang paling kecil / remeh, dan mengatur supaya semua rencanaNya terlaksana. Allah memang juga menggunakan ‘second causes’ (= penyebab-penyebab kedua) untuk melaksanakan rencanaNya, tetapi bagaimanapun juga, Allah adalah ‘First Cause’ (= Penyebab Pertama) dari segala sesuatu.

Pulpit Commentary: “Her recognition of God’s providence was right; was a sign of piety. She attributes all to the Almighty, to the Lord. … In a world over which God rules we should acknowledge his presence and reign in all human experiences. If trouble comes to us by means of natural laws, those laws are ordered by his wisdom. If by human agency, that agency is the result of the constitution with which he has endowed man. If as the result of our own action, he connects actions with their consequences. Therefore, let us reverently recognise his hand in all that happens to us!” (= Pengenalannya tentang providensia Allah adalah benar; dan ini merupakan tanda kesalehan. Ia menghubungkan semua dengan Yang Mahakuasa, dengan Tuhan. … Dalam dunia di atas mana Allah memerintah, kita harus mengakui kehadiran dan pemerintahanNya dalam semua pengalaman manusia. Jika kesukaran datang kepada kita melalui hukum-hukum alam, hukum-hukum itu diatur oleh hikmatNya. Jika itu datang melalui agen manusia, maka ke-agen-an itu merupakan akibat dari sistim / pembentukan dengan mana Ia telah memberkati manusia. Jika itu datang sebagai akibat dari tindakan kita sendiri, Ia menghubungkan tindakan-tindakan dengan konsekwensi-konsek-wensinya. Karena itu, marilah kita dengan hormat mengenali tanganNya dalam semua yang terjadi pada kita!) - hal 23.

Catatan: jangan merasa heran kalau kata-kata Pulpit Commentary saling bertentangan. Pulpit Commentary adalah suatu buku tafsiran yang ditulis oleh banyak penafsir.

Pulpit Commentary: “We talk of Providence when all goes well with us, when the harvest are ripened, and the fruits hang on the wall. But we must not limit Providence to the pleasant. The Lord ‘takes away’ as well as gives” (= Kita berbicara tentang Providensia pada waktu semua berjalan baik dengan kita, pada waktu panen matang dan buah-buah bergantung di dinding. Tetapi kita tidak boleh membatasi Providensia pada hal-hal yang menyenangkan. Tuhan ‘mengambil’ maupun ‘memberi’) - hal 28.

Ada banyak ayat Kitab Suci yang mendukung pandangan Reformed ini, seperti:

1. Ayub 1:21 - “katanya: ‘Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!’”.

Waktu semua harta Ayub habis dirampok dan kena sambaran petir, dan semua anak-anaknya mati karena badai yang merobohkan rumah mereka, Ayub berkata ‘Tuhan yang mengambil’!

2. Kej 45:5-9 - “(5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. (6) Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. (7) Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. (8) Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. (9) Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu”.

Kej 50:20 - “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”.

Saudara-saudara Yusuf menjual Yusuf sehingga Yusuf menjadi budak di Mesir. Tetapi Yusuf menganggap bahwa Allahlah yang melakukan semua itu.

3. Yoh 18:11 - “Kata Yesus kepada Petrus: ‘Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepadaKu?’”.

Yesus menderita karena tindakan manusia, tetapi Ia menyebut semua itu sebagai cawan yang diberikan oleh Bapa kepadaNya.

Jadi, kesalahan Naomi bukanlah karena ia mempercayai bahwa Allah adalah ‘First Cause’ (= Penyebab Pertama) dari segala sesuatu, tetapi karena ia tidak percaya bahwa Tuhan melakukan semua itu untuk kebaikannya (Bdk. Ro 8:28 - “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”).

Ketidak-percayaannya ini terlihat dari ay 13,20,21 dimana ia berkata bahwa:

a. Hidupnya pahit dan karena itu ia tidak mau disebut ‘Naomi’, yang artinya adalah ‘menyenangkan’, dan ia minta disebut ‘Mara’, yang artinya adalah ‘pahit’.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “Instead of making her better, the trials of life had made her bitter, which is the meaning of the word ‎mara‎” (= Bukannya membuatnya lebih baik, pencobaan-pencobaan dari kehidupan telah membuat ia menjadi pahit, yang merupakan arti dari kata MARA).

The Biblical Illustrator (Old Testament): “Naomi found that she had gained nothing by her wandering from God. There had been a famine in Judah. But ah, she had found a far worse famine in Moab. There every comfort had failed and every hope had departed. In no single point was her condition improved by her flight from Israel” (= Naomi mendapati bahwa ia tidak mendapatkan apa-apa oleh pengembaraannya / penyimpangannya dari Allah. Tadi ada kelaparan di Yehuda. Tetapi ah, ia telah menemukan suatu kelaparan yang jauh lebih buruk di Moab. Di sana setiap penghiburan telah gagal dan setiap pengharapan telah hilang. Tidak ada satu halpun dalam mana kondisinya membaik oleh pelariannya dari Israel).

b. Tangan Tuhan teracung terhadap dia, dan Tuhan naik saksi menentang dia. Ini berarti bahwa ia menganggap Tuhan memusuhinya.

Matthew Poole mengatakan (hal 474) bahwa ungkapan yang digunakan oleh Naomi di sini merupakan istilah pengadilan, yang menunjuk kepada seseorang yang memberikan kesaksian menentang seseorang yang lain. Jadi, ini menunjukkan bahwa Naomi, dalam kepahitannya, menganggap bahwa Tuhan sendiri berbalik melawan dia, dan membawa dosa-dosanya ke dalam penghakiman.

c. Ia memang percaya bahwa Tuhan itu adalah Allah yang maha kuasa (ay 21), tetapi kepercayaannya ini justru menyebabkan ia tidak punya harapan, karena ia beranggapan bahwa Allah yang mahakuasa itu menentang / memusuhi dia. Ia mempercayai kemaha-kuasaan Allah dengan cara yang salah!

Jadi, Naomi memang adalah orang yang rohani, tetapi ia tetap adalah orang berdosa yang lemah, dan pada saat itu ia sedang jatuh! Kelihatannya, ia bukan hanya tidak melakukan introspeksi / menyadari dosa-dosanya dan bertobat, tetapi bahkan sebaliknya, ia kelihatannya menyalahkan Allah, atau marah / merasa pahit kepada Allah, atas semua hal buruk yang menimpanya.

Pulpit Commentary: “Her interpretation of God’s providence was mistaken. ‘The Lord,’ said Naomi, ‘hath testified against me.’ Men frequently imagine that if God could prevent afflictions, and yet permits them, he cannot regard the afflicted in a favourable and friendly light. But this is not so. ‘Whom he loveth he chasteneth.’ The Book of Job warns us against misunderstanding the meaning of calamity. … How often is it true, as poet Cowper knew and sang - ‘Behind a frowning providence, God hides a smiling face!’” (= Penafsirannya tentang providensia Allah salah. ‘Tuhan’, kata Naomi, ‘telah bersaksi menentang aku’. Manusia sering membayangkan / mengkhayalkan bahwa jika Allah bisa mencegah penderitaan, tetapi mengijinkannya, Ia tidak menyenangi dan bersahabat dengan orang yang terkena penderitaan itu. Tetapi tidak demikian. ‘Ia menghajar barangsiapa yang dikasihiNya’. Kitab Ayub memperingatkan kita terhadap kesalah-mengertian tentang malapetaka / bencana. … Betapa sering merupakan sesuatu yang benar, seperti penyair Cowper mengetahui dan menyanyikannya - ‘Di balik providensia yang merengut / cemberut, Allah menyembunyikan wajah yang tersenyum’) - hal 23.

2) Nasehat Naomi.

Ay 7b-9a: “(7b) Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, (8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: ‘Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasihNya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; (9a) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.’”.

a) Motivasi nasehat Naomi: baik atau buruk?

1. Ada penafsir yang menganggap bahwa nasehat Naomi ini mempunyai motivasi yang buruk dan egois.

The Bible Exposition Commentary mengatakan bahwa kalau merupakan sesuatu yang benar bagi Naomi untuk pulang ke Betlehem dimana Allah yang benar disembah, maka juga merupakan sesuatu yang benar bagi kedua menantunya untuk ikut ke Betlehem bersama dia. Lalu mengapa Naomi justru mau pulang sendirian dan meninggalkan mereka? Ia menduga bahwa Naomi takut kalau kedua menantunya ikut ke Betlehem bersama dia, orang-orang Israel akan tahu bahwa di Moab kedua anaknya telah menikah dengan orang-orang Moab, yang adalah orang-orang kafir! Jadi, untuk menutupi dosa keluarganya, maka Naomi merasa lebih baik kedua menantunya tidak ikut ke Betlehem bersama dia.

2. Nasehat Naomi ini diberikan dengan motivasi yang baik, yaitu demi kepen­tingan Orpa dan Rut (ay 8-13).

Ay 8-13: “(8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: ‘Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasihNya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; (9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.’ Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras (10) dan berkata kepadanya: ‘Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu.’ (11) Tetapi Naomi berkata: ‘Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? (12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, (13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?’”.

Naomi bukan orang yang egois. Sebetulnya, bagi dia, lebih enak kalau Rut dan Orpa ikut dengan dia, sehingga ia tidak usah sendirian. Tetapi, ia memberikan nasehat bagi kepentingan Rut dan Orpa, dan ia berdoa untuk mereka (ay 8-9).

Kata-kata ‘ke rumah ibunya’ (ay 8) tidak berarti bahwa ayah mereka sudah mati.

Bdk. Rut 2:11 - “Boas menjawab: ‘Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal”.

b) Nasehat Naomi ini mempunyai argumentasi yang kuat.

Ay 11-13: “(11) Tetapi Naomi berkata: ‘Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? (12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, (13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?’”.

Terlihat dari text di atas ini, bahwa Naomi berkata bahwa:

1. Ia tidak punya anak laki-laki lain. Seandainya ia mempunyai anak laki-laki lain, maka anak laki-laki itu harus mengawini Rut / Orpa untuk melahirkan keturunan bagi saudaranya.

Ul 25:5-9 - “(5) ‘Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. (6) Maka anak sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak saudara yang sudah mati itu, supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang Israel. (7) Tetapi jika orang itu tidak suka mengambil isteri saudaranya, maka haruslah isteri saudaranya itu pergi ke pintu gerbang menghadap para tua-tua serta berkata: Iparku menolak menegakkan nama saudaranya di antara orang Israel, ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar dengan aku. (8) Kemudian para tua-tua kotanya haruslah memanggil orang itu dan berbicara dengan dia. Jika ia tetap berpendirian dengan mengatakan: Aku tidak suka mengambil dia sebagai isteri - (9) maka haruslah isteri saudaranya itu datang kepadanya di hadapan para tua-tua, menanggalkan kasut orang itu dari kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan: Beginilah harus dilakukan kepada orang yang tidak mau membangun keturunan saudaranya”.

Tetapi ia tidak mempunyai anak laki-laki lain, dan ia sudah terlalu tua untuk bersuami lagi, dan kalaupun itu ia lakukan, akan terlalu lama bagi Rut dan Orpa untuk menunggu.

2. Tuhan toh memusuhi dia (ay 13: ‘tangan TUHAN teracung terhadap aku’), sehingga lebih baik Rut dan Orpa tidak mengikuti dia.

c) Nasehat itu sendiri: baik atau buruk?

Lagi-lagi dalam hal ini ada 2 pandangan:

1. Nasehat Naomi tidak seburuk kelihatannya.

Matthew Henry beranggapan bahwa tak diragukan Naomi sebetulnya ingin kedua menantunya mengikuti dia dan Allah yang ia sembah, dan dengan demikian melepaskan mereka dari penyembahan berhala di Moab, dan membawa mereka pada penyembahan terhadap Yahweh. Tetapi ia tidak mau mereka memutuskan demikian karena ia, atau karena hubungan mereka dengannya, karena kalau demikian, ‘pertobatan’ mereka tidak punya nilai dan tak akan bertahan. Ia mau mereka memutuskan seperti itu, betul-betul karena itu merupakan keputusan mereka. Dengan kata lain, nasehatnya ini merupakan suatu ujian bagi kedua menantunya, supaya mereka memikirkan dulu harga yang harus mereka bayar dalam mengikuti Yahweh, dan mengambil keputusan yang betul-betul adalah keputusan mereka sendiri.

Saya sendiri sukar menerima penafsiran ini. Apapun motivasi mereka dalam mengikuti Naomi, tetap lebih baik bagi mereka untuk ikut dengan Naomi ke tempat dimana Yahweh disembah, karena dengan demikian secara logika lebih memungkinkan bagi mereka untuk percaya kepada Yahweh, dari pada untuk tetap tinggal di Moab, dan pasti akan tetap menyembah berhala!

2. Nasehat Naomi ini, sekalipun diberikan dengan motivasi yang baik, dan mempunyai argumentasi yang kuat, tetap merupakan nasehat yang salah / buruk!

Mengapa? Karena yang dipikirkan dalam nasehat ini hanya­lah hal duniawi saja (suami, rumah, anak-anak), dan sama sekali tidak memikirkan hal rohani seperti iman mereka, hubungan mereka dengan Allah dsb.

Penerapan:

· dalam dunia kita banyak menjumpai nasehat seperti ini, yaitu nasehat yang hanya memikirkan hal-hal duniawi dan sama sekali tak mempedulikan hal-hal yang bersifat rohani! Misalnya menasehati anak untuk menikah dengan orang kaya sekalipun kafir, atau menyuruh memilih pekerjaan yang gajinya besar padahal harus lembur pada hari Minggu, dsb.

· selalu ada argumentasi untuk tindakan-tindakan yang salah. Karena itu harus selalu dipikirkan, apakah argumentasi itu sesuai dengan Alkitab / Firman Tuhan atau tidak!

Naomi adalah orang yang rohani, tetapi ia tetap adalah orang berdosa, dan pada saat itu ia sedang jatuh, sehingga nasehatnya hanya kelihatannya baik, tetapi sebetulnya salah sama sekali!

Penerapan: dalam kasus apapun, hati-hatilah dalam memberikan nasehat kepada seseorang. Pikirkan dulu apakah nasehat yang akan saudara berikan itu sesuai dengan Alkitab / Firman Tuhan atau tidak!

d) Nasehat buruk itu disertai suatu doa yang tidak masuk akal.

Ay 7b-9a: “(7b) Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, (8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: ‘Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasihNya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; (9a) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.’”.

Bagaimana mungkin Tuhan menunjukkan kasihNya kalau mereka pulang ke rumah ibu mereka dan dengan demikian juga kepada dewa mereka? Itu suatu doa yang tidak masuk akal.

3) Keputusan Orpa dan Rut dan akibatnya.

a) Orpa memutuskan untuk mentaati nasehat Naomi.

Ay 14: “Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya”.

1. Dimana perpisahan ini terjadi?

The Biblical Illustrator (Old Testament): “The parting-place: - Where was it that Orpah parted from her companions? She went with them some way, possibly a great way, but at last they reached a point in the journey which was geographically, so to speak, one of decision, one beyond which no one could pass without committing herself to new things and a new life, and at this point Orpah made up her mind to return” (= Tempat perpisahan: - Dimana Orpa berpisah dari teman-temannya? Ia pergi dengan mereka sampai sebagian perjalanan, mungkin sebagian besar dari perjalanan, tetapi akhirnya mereka mencapai suatu titik dalam perjalanan yang secara geografis, boleh dikatakan, merupakan titik keputusan, satu titik dimana seseorang tidak bisa melewatinya tanpa membuat komitmen bagi dirinya sendiri bagi hal-hal yang baru dan suatu kehidupan yang baru, dan pada titik ini Orpa membuat keputusan untuk kembali).

Ia hampir selamat, sudah sangat dekat dengan keselamatan, tetapi pada titik itu ia memutuskan untuk kembali! Apakah ada dari saudara-saudara yang mau mengikuti jejaknya?

Bandingkan dengan ayat-ayat ini:

a. Yoh 6:66 - “Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia”.

b. Kis 26:24-28 - “(24) Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: ‘Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.’ (25) Tetapi Paulus menjawab: ‘Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat! (26) Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil. (27) Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.’ (28) Jawab Agripa: ‘Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!’”.

John Wesley: “‘Then Agrippa said unto Paul, Almost thou persuadest me to be a Christian!’ - See here, Festus altogether a heathen, Paul alogether a Christian, Agrippa halting between both. Poor Agrippa! But almost persuaded! So near the mark, and yet fall short! Another step, and thou art within the vail. Reader, stop not with Agrippa; but go on with Paul” [= ‘Lalu Agripa berkata kepada Paulus, Hampir saja engkau meyakinkan aku menjadi orang Kristen!’ - Lihatlah di sini, Festus adalah orang kafir sepenuhnya, Paulus adalah orang Kristen sepenuhnya, Agripa berhenti di tengah-tengah keduanya. Agripa yang malang! Tetapi hampir saja diyakinkan! Begitu dekat dengan tanda sasaran, tetapi gagal memenuhi standard! Selangkah lagi, dan engkau ada di dalam kemurahan. Pembaca, jangan berhenti bersama Agripa; tetapi teruslah bersama Paulus].

Barnes’ Notes: “There is every reason to believe that he was never quite persuaded to embrace the Lord Jesus, and that he was never nearer the kingdom of heaven than at this moment. It was the crisis, the turning-point in Agrippa’s life, and in his eternal destiny; and, like thousands of others, he neglected or refused to allow the full conviction of the truth on his mind, and died in his sins” (= Ada terlalu banyak alasan untuk percaya bahwa ia tidak pernah sungguh-sungguh diyakinkan untuk mempercayai Tuhan Yesus, dan bahwa ia tidak pernah lebih dekat pada kerajaan surga dari pada pada saat ini. Itu adalah saat kritis, titik balik dalam kehidupan Agripa, dan dalam tujuan / nasib kekalnya; dan, seperti ribuan orang lain, ia mengabaikan atau menolak untuk mengijinkan keyakinan penuh terhadap kebenaran pada pikirannya, dan mati dalam dosanya).

c. Ayat-ayat yang menceritakan tentang orang yang bernama Demas:

· Kol 4:14 - “Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas”.

· Filemon 1:24 - “dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku”.

· 2Tim 4:10 - “karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia”.

2. Perpisahan ini menyedihkan / menyakitkan.

Ay 9b,14a: “(9b) … mereka menangis dengan suara keras … (14a) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri”.

Perpisahan dengan orang yang kita cintai selalu menyedihkan dan bahkan menyakitkan. Makin dekat kita dengan orang tersebut, atau makin kita mencintai orang tersebut, maka akan makin sedih / sakit hati kita pada saat kita harus berpisah dengannya.

Pulpit Commentary: “Separations are sometimes the occasion of almost the bitterest sorrows of human life” (= Perpisahan kadang-kadang merupakan penyebab dari kesedihan yang hampir-hampir merupakan kesedihan yang terpahit dari kehidupan manusia) - hal 15.

Bandingkan ini dengan perpisahan antara Yesus dengan Bapa pada saat Ia berada di kayu salib (Mat 27:46). Bagaimanapun dekatnya hubungan dari 2 orang dalam dunia ini, tentu tidak bisa dibandingkan dengan hubungan Yesus dengan BapaNya. Karena itu jelas bahwa pada saat Yesus harus terpisah dari Bapa karena memikul hukuman dosa kita, Ia mengalami kesedihan dan rasa sakit yang luar biasa. Tetapi keterpisahan yang sudah Ia alami demi kita ini menyebabkan kita bisa diperdamaikan dengan Bapa, asal kita mau percaya kepada Yesus.

Ro 5:1,10,11 - “(1) Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. … (10) Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya! (11) Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu”.

Disamping itu, keterpisahan Yesus dengan BapaNya itu menjamin bahwa sekali kita diperdamaikan dengan Bapa oleh iman kepada Yesus, maka kita tidak akan terpisah lagi dari Bapa.

Ibr 13:5b - “Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”.

3. Sekalipun sedih / sakit, tetapi Orpa tetap memutuskan untuk menuruti nasehat Naomi, dan berpisah dengannya.

Mungkin ia berpikir: ini adalah nasehat dari orang yang lebih tua, dan orang itu adalah mertuanya sen­diri, bahkan orang itu adalah orang yang rohani dan merupakan ibu rohaninya sendiri. Karena itu ia men­taati nasehat itu.

Matthew Henry: “The sad ceremony of parting, and the tears shed on that occasion, drew from her this protestation, but it did not hold. Strong passions, without a settled judgment, commonly produce weak resolutions” (= Upacara perpisahan yang menyedihkan, dan air mata yang dicucurkan pada peristiwa itu, mendatangkan protes ini darinya, tetapi itu tidak bertahan. Kasih yang kuat, tanpa penilaian yang tetap, biasanya menghasilkan keputusan-keputusan yang lemah).

4. Akibat perpisahan ini.

Apa akibatnya? Perhatikan ay 15: ia kembali ‘kepada bangsanya dan kepada para allahnya’! Ini jelas menun­jukkan bahwa ia meninggalkan Tuhan / Yahweh yang adalah satu-satunya Allah yang benar, dan ini jelas memba­wa dia kepada kebinasaan / neraka!

The Biblical Illustrator (Old Testament): “Poor Orpah! How often have I seen young travellers to eternity stopping just where you stop; hesitating just where you hesitate. Nothing more can be done for you where you are. There is Moab. You have tried that, and found it empty and unhappy. There is Judah. All its provisions and offers are before you, and brought for your acceptance. Never will you be sorry if you take your portion there. Here are Naomi and Ruth. They are journeying to the land which the Lord hath promised them. Soon they will be far from you, out of your sight. Then you will mourn over the separation which you foolishly made. You may go back to Moab, and bury yourself in its sins and follies. But you will find no peace or happiness there. Your conscience will never again allow you to rest. Orpah goes ‘back to her people and her gods.’” (= Orpa yang malang! Betapa sering saya melihat pelancong-pelancong muda pada kekekalan berhenti persis di tempat dimana engkau berhenti; ragu-ragu persis di tempat dimana engkau ragu-ragu. Tak ada hal lain yang bisa dilakukan bagimu dimana engkau berada. Di sini ada Moab. Engkau telah mencobanya, dan mendapatinya kosong dan tidak bahagia. Di sana ada Yehuda. Semua persediaan dan tawarannya ada di depanmu, dan dibawa untuk penerimaanmu. Engkau tidak pernah akan menyesal jika engkau mengambil bagianmu di sana. Di sini ada Naomi dan Rut. Mereka sedang melakukan perjalanan ke negeri yang telah Tuhan janjikan kepada mereka. Segera mereka akan jauh darimu, hilang dari pandanganmu. Maka / lalu engkau akan berkabung atas perpisahan yang telah engkau buat dengan tolol. Engkau bisa kembali ke Moab, dan mengubur dirimu sendiri dalam dosa-dosa dan ketololan-ketololannya. Tetapi engkau tidak akan mendapatkan damai atau kebahagiaan di sana. Hati nuranimu tidak akan pernah lagi mengijinkanmu untuk beristirahat / tenang. Orpa pergi ‘kembali kepada bangsanya dan allahnya’).

a. Naomi tidak memperhitungkan resiko rohani yang terjadi akibat perpisahan ini pada diri dari Orpa.

Penerapan: kalau saudara mendorong / memaksa seseorang untuk berpisah dengan diri saudara, pertimbangkanlah resikonya, khususnya resiko rohani, bagi orang tersebut. Kita diperintahkan oleh Yesus untuk menjadikan semua bangsa muridNya (Mat 28:19). Kalau kita tidak menjalankan perintah ini, itu sudah merupakan dosa, dan kita dianggap sebagai pencerai-berai gereja.

Mat 12:30b - “siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.

Apalagi kalau kita secara sengaja melakukan hal-hal yang menyebabkan seseorang meninggalkan Tuhan / mundur dari Tuhan! Kira-kira itu menyebabkan kita dianggap sebagai apa oleh Tuhan?

b. Orpa sendiri juga tidak memperhitungkan resiko rohani yang ditimbulkan oleh perpisahan ini pada dirinya sendiri.

Penerapan: Kalau saudara memutuskan untuk berpisah dengan seseorang, atau menjauhi seseorang, saudara harus mempertimbangkan resikonya, khususnya resiko rohani, yang mungkin ditimbulkan oleh perpisahan tersebut bagi diri saudara sendiri.

Misalnya: kejengkelan terhadap seseorang di gereja, atau putus cinta, atau tuntutan pekerjaan / sekolah, sering menyebabkan seseorang mundur dari suatu gereja. Ini mempunyai resiko rohani yang harus saudara pertimbangkan!

5. Keputusan Orpa ini menunjukkan bahwa ia tadinya hanya orang Kristen KTP!

Ada penafsir yang berpandangan terlalu positif tentang Orpa. Ia beranggapan bahwa sekalipun Orpa kembali ke Moab, ia kembali karena merasa mempunyai kewajiban ‘memberitakan Injil’ terhadap bangsanya. Jadi, ia pasti menyebarkan agama Yahudi di sana. Saya tidak percaya omong kosong ini. Saya lebih mempercayai kata-kata di bawah ini.

The Biblical Illustrator (Old Testament): “WE LEARN THAT IT IS POSSIBLE TO DECEIVE OURSELVES, AND TO THINK THAT ALL IS RIGHT WHEN IN TRUTH ALL IS WRONG WITH OUR SOULS. Hardly possible that Orpah played the conscious hypocrite. She meant what she did when she became a proselyte - did not deliberately act a part. Feeling and sentiment (love for her husband) blinded her eyes. Love to God, which she had thought supreme in her heart, subordinate to the love of Moab. This often so with men; they are not hypocrites, they are self-deceivers. Education, circumstances, the force of influences around them, produce an emotional religion which they mistake for vital godliness. They hear with joy like the ‘stony-ground hearers.’” [= Kita mempelajari bahwa adalah mungkin untuk menipu diri kita sendiri, dan untuk berpikir / mengira bahwa semua benar / baik-baik saja padahal kebenarannya semua salah dengan jiwa kita. Hampir tidak mungkin bahwa Orpa memerankan orang munafik yang sadar. Ia memaksudkan apa yang ia lakukan pada waktu ia menjadi seorang proselit (orang non Yahudi yang memeluk agama Yahudi) - tidak dengan sengaja bertindak sebagian. Perasaan dan pemikiran (cinta untuk suaminya) membutakan matanya. Kasih kepada Allah, yang ia kira tertinggi dalam hatinya, lebih rendah dari kasih kepada Moab. Ini sering terjadi dengan manusia; mereka bukan orang-orang munafik, mereka adalah penipu diri sendiri. Pendidikan, keadaan, kekuatan dari pengaruh-pengaruh di sekitar mereka, menghasilkan suatu agama emosionil yang mereka salah kenali sebagai kesalehan yang hidup. Mereka mendengar dengan gembira seperti ‘pendengar-pendengar tanah berbatu’].

The Biblical Illustrator (Old Testament): “WE LEARN THAT IT IS POSSIBLE TO GO A LONG WAY TOWARDS CHRISTIANITY AND YET NOT TO BE A CHRISTIAN. To be born, educated, and dwell in Christian households, these are great blessings, but do not constitute or make a Christian. It will not do to be almost, we must be altogether, decided for Christ. The cup that is almost sound will not hold water. The ship that is almost whole will not weather the storm. Feelings, sentiment, profession are all good if they spring from a living faith in Jesus Christ; without this they are worse than worthless” (= Kita mempelajari bahwa adalah mungkin untuk berjalan lama / jauh menuju kekristenan tetapi tidak menjadi seorang Kristen. Dilahirkan, dididik, dan tinggal dalam rumah tangga Kristen, ini merupakan berkat-berkat yang besar, tetapi tidak membentuk atau membuat seorang Kristen. Tidak cukup untuk hampir, kita harus sepenuhnya, memutuskan untuk Kristus. Cawan yang hampir tidak bercacat tidak akan menahan / menampung air. Kapal yang hampir utuh tidak akan melalui badai. Perasaan-perasaan, pemikiran, pengakuan, semuanya adalah baik jika hal-hal itu muncul dari suatu iman yang hidup kepada Yesus Kristus; tanpa ini hal-hal itu lebih buruk dari tak berharga).

The Biblical Illustrator (Old Testament): “The worst opposers of the gospel we ever meet are those who once were almost Christians” (= Penentang-penentang yang terburuk dari injil yang pernah kami temui adalah mereka yang pernah hampir menjadi orang-orang Kristen).

Banyak contoh dari orang-orang seperti ini, seperti Mokoginta, Frans Donald dan kelompoknya, Erick Chang (yang menulis buku Unitarian ‘The Only True God’), Jusuf Rony, para Saksi Yehuwa, dan banyak lagi yang lain.

b) Rut mengambil keputusan yang berbeda dengan Orpa!

1. Rut tidak mau meninggalkan Naomi.

Ay 14b: “tetapi Rut tetap berpaut padanya”.

Ay 14b mengatakan bahwa Rut tetap ‘berpaut’ kepada Naomi! Kata ‘berpaut’ ini dalam bahasa Ibraninya sama dengan kata ‘bersatu’ dalam Kej 2:24 yang menunjukkan persatuan suami dengan istrinya!

Kej 2:24 - “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”.

Kata Ibrani yang sama juga digunakan dalam ayat-ayat di bawah ini:

· Maz 63:9 - “Jiwaku melekat kepadaMu, tangan kananMu menopang aku”.

· Maz 119:31 - “Aku telah berpaut pada peringatan-peringatanMu, ya TUHAN, janganlah membuat aku malu”.

· Yos 23:8 - “Tetapi kamu harus berpaut pada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu lakukan sampai sekarang”.

· Amsal 18:24 - “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara”.

Jadi, Rut bukan hanya tidak mau menuruti nasehat Naomi, tetapi ia juga tidak meniru teladan dari Orpa! Bagian yang terakhir ini mengajar kita untuk tidak ikut-ikutan orang yang melakukan hal yang salah! Banyak contoh tentang orang-orang yang dengan mudah ikut-ikutan melakukan hal yang salah, seperti demo, melanggar lampu merah, dsb. Dalam gereja juga seperti itu, seperti praktek doa yang diiringi alat musik, doa bersuara, acara penyembahan yang disertai bahasa roh, dsb.

2. Naomi mendesak dan memberikan nasehat yang lebih gila dari nasehat yang pertama di atas.

Ay 15: “Berkatalah Naomi: ‘Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.’”.

Ia bukan sekedar menasehati Rut untuk kembali kepada bangsanya, tetapi ia bahkan menasehatinya untuk meniru Orpa dan kembali kepada para allah­nya!

Ada penafsir yang menganggap bahwa kata-kata Naomi ini hanya merupakan suatu cara untuk menguji Rut. Pulpit Commentary (hal 19) bahkan mengatakan bahwa ada penafsir yang menyamakan tindakan Naomi di sini dengan tindakan Allah yang bergumul dengan Yakub, dengan tujuan supaya Yakub mengalahkanNya (Kej 32:22-32).

Mungkin juga ini sama seperti Yesus, yang pada waktu melihat banyak orang meninggalkannya, lalu bertanya kepada murid-muridNya apakah mereka tidak pergi meninggalkanNya juga?

Yoh 6:66-67 - “(66) Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (67) Maka kata Yesus kepada kedua belas muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’”.

Tetapi saya tidak setuju dengan penafsiran ini, karena kalau demikian, maka Naomi pasti juga bermaksud untuk menguji Orpa pada waktu menyuruhnya kembali ke Moab. Tetapi ia tadi memang menguji Orpa, mengapa pada waktu Orpa memutuskan untuk kembali ke Moab, Naomi membiarkan Orpa pergi begitu saja? Mengapa ia tidak menasehati / ‘memberitakan Injil’ kepadanya sedikitpun?

3. Rut berkeras untuk tidak meninggalkan Naomi.

Apapun maksud Naomi pada waktu mengatakan ay 15, apakah untuk menguji atau betul-betul menyuruh Rut meninggalkannya, perhatikan keputusan / kata-kata Rut dalam ay 16-17!

Ay 16-17 - “(16) Tetapi kata Rut: ‘Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (17) di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!’”.

a. Ia mengambil keputusan untuk setia sampai mati!

Keputusan ini ia ambil bukan semata-mata karena kesetiaannya kepada Naomi, tetapi karena alasan rohani / agama! Ini terlihat dari ay 16 dimana ia mengatakan ‘bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku’. Ini menunjukkan bahwa ia mau di-Yahudi-kan / memeluk agama Yahudi dan menyembah Allah Israel.

b. Lalu dalam ay 17 ia menyebut TUHAN (Yahweh), dan bersumpah demi namaNya (Bdk. Ul 6:13 10:20).

Ay 17: “di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!’”.

Ul 6:13 - “Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi namaNya haruslah engkau bersumpah”.

Ul 10:20 - “Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepadaNya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi namaNya haruslah engkau bersumpah”.

Ini menunjukkan bahwa ia tidak lagi menyembah Kamos (dewa orang Moab), tetapi ia menyembah TUHAN (Yahweh), Allah Israel, dan ini jelas membawa Rut pada kehidupan yang kekal!

Penerapan: kalau saudara mengambil keputusan, pertimbang­kanlah alasan-alasan rohani!

Seluruh kata-kata Rut dalam ay 16-17 ini bukan hanya merupakan penolakan yang tegas terhadap nasehat Naomi yang buruk, tetapi juga mempunyai suatu tekanan yang kuat yang menghentikan ‘pencobaan’ dari Naomi baginya untuk meninggalkan Naomi dan Yahweh. Ini merupakan sesuatu yang penting. Dalam menolak nasehat yang salah / buruk, lakukan sedemikian rupa, sehingga si penasehat itu berhenti ‘mencobai’ saudara!

Matthew Henry: “See the power of resolution, how it puts temptation to silence. Those that are unresolved, and go in religious ways without a stedfast mind, tempt the tempter, and stand like a door half open, which invites a thief; but resolution shuts and bolts the door, resists the devil, and forces him to flee” (= Lihatlah kuasa dari ketetapan hati, bagaimana itu membuat pencobaan diam. Mereka yang belum mempunyai ketetapan hati, dan berjalan dalam jalan agamawi tanpa pikiran yang teguh, mencobai si pencoba, dan berdiri / berada seperti sebuah pintu yang setengah terbuka, yang mengundang seorang pencuri; tetapi ketetapan hati menutup dan mengunci pintu, menolak / menahan Iblis, dan memaksanya untuk lari).

4. Pertobatan Rut ini membuktikan keselamatan hanya karena kasih karunia Allah saja!

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “Ruth’s conversion is evidence of the sovereign grace of God, for the only way sinners can be saved is by grace (Eph 2:8-10). Everything within her and around her presented obstacles to her faith, and yet she trusted the God of Israel. Her background was against her, for she was from Moab where they worshiped the god Chemosh (Num 21:29; 1 Kings 11:7,33), ... Her circumstances were against her and could have made her bitter against the God of Israel. First, her father-in-law died, and then her husband and her brother-in-law; and she was left a widow without any support. If this is the way Jehovah God treats His people, why follow Him? Ruth dearly loved her mother-in-law, but even Naomi was against her; for she urged Ruth to return to her family and her gods in Moab. Since Elimelech and Mahlon were now dead, Ruth was technically under the guardianship of Naomi; and she should have obeyed her mother-in-law’s counsel. But God intervened and graciously saved Ruth in spite of all these obstacles” [= Pertobatan Rut merupakan bukti dari kasih karunia yang berdaulat dari Allah, karena satu-satunya cara / jalan orang-orang berdosa bisa diselamatkan adalah oleh kasih karunia (Ef 2:8-10). Segala sesuatu di dalam dia dan di sekitar dia memberikan halangan-halangan bagi imannya, tetapi ia percaya kepada Allah Israel. Latar belakangnya menentangnya, karena ia berasal dari Moab dimana mereka menyembah dewa Kamos (Bil 21:29; 1Raja 11:7,13), ... Keadaan / sikonnya menentang dia dan bisa saja membuatnya merasa pahit terhadap Allah Israel. Pertama-tama ayah mertuanya mati, dan lalu suaminya dan iparnya; dan ia ditinggalkan sebagai seorang janda tanpa sokongan apapun. Jika ini adalah cara Yehovah memperlakukan umatNya, mengapa / untuk apa mengikuti Dia? Rut sangat mengasihi ibu mertuanya, tetapi bahkan Naomi menentangnya; karena ia mendesak Rut untuk kembali kepada keluarganya dan allah-allah / dewa-dewanya di Moab. Karena Elimelekh dan Mahlon sekarang sudah mati, secara tehnis Rut ada di bawah perwalian dari Naomi; dan ia seharusnya mentaati nasehat ibu mertuanya. Tetapi Allah ikut campur dan dengan murah hati / penuh kasih karunia menyelamatkan Rut sekalipun ada semua halangan-halangan ini].

Penutup.

Setiap saat saudara akan menerima nasehat:

1. Atau dari keluarga / orang tua.

2. Atau dari orang yang rohani (Pendeta, Penginjil, Majelis, bapak rohani saudara dsb).

Maka ingat, bahwa siapapun juga mereka adanya, mereka tetap adalah manusia berdosa, dan karena itu nasehat mereka bisa salah! Karena itu jangan cepat-cepat menuruti nasehat siapapun! Bandingkan dulu nasehat itu dengan Firman Tuhan. Kalau sesuai dengan Firman Tuhan, turutilah; kalau tidak sesuai dengan Firman Tuhan, abaikanlah nasehat itu!


RUT 2:1-23

Rut 2:1-23 - “(1) Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas. (2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: ‘Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.’ Dan sahut Naomi kepadanya: ‘Pergilah, anakku.’ (3) Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. (4) Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: ‘TUHAN kiranya menyertai kamu.’ Jawab mereka kepadanya: ‘TUHAN kiranya memberkati tuan!’ (5) Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: ‘Dari manakah perempuan ini?’ (6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: ‘Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. (7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.’ (8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: ‘Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan. (9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu.’ (10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: ‘Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?’ (11) Boas menjawab: ‘Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal. (12) TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayapNya engkau datang berlindung.’ (13) Kemudian berkatalah Rut: ‘Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku, sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan.’ (14) Ketika sudah waktu makan, berkatalah Boas kepadanya: ‘Datanglah ke mari, makanlah roti ini dan celupkanlah suapmu ke dalam cuka ini.’ Lalu duduklah ia di sisi penyabit-penyabit itu, dan Boas mengunjukkan bertih gandum kepadanya; makanlah Rut sampai kenyang, bahkan ada sisanya. (15) Setelah ia bangun untuk memungut pula, maka Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: ‘Dari antara berkas-berkas itupun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu; (16) bahkan haruslah kamu dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya; janganlah berlaku kasar terhadap dia.’ (17) Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya. (18) Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, (19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: ‘Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!’ Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: ‘Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.’ (20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: ‘Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setiaNya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.’ Lagi kata Naomi kepadanya: ‘Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.’ (21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: ‘Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku.’ (22) Lalu berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: ‘Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain.’ (23) Demikianlah Rut tetap dekat pada pengerja-pengerja perempuan Boas untuk memungut, sampai musim menuai jelai dan musim menuai gandum telah berakhir. Dan selama itu ia tinggal pada mertuanya”.

Dalam Rut 1 kita telah melihat bagaimana Rut dengan setia mengikuti Naomi dan Allah, sekalipun ia tidak mempunyai harapan apa-apa (suami, kekayaan, dsb). Ini mengakibatkan ia mende­rita. Bayangkan! Ia adalah seorang janda, miskin, dan hidup sebagai seorang asing di Israel, dan ia harus bekerja berat.

Sekarang, mari kita perhatikan kehidupan Rut di tengah-tengah penderitaannya itu.

I) Kehidupan Rut di tengah-tengah penderitaan.

1) Rut adalah orang yang rajin.

Ay 2: “Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: ‘Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.’ Dan sahut Naomi kepadanya: ‘Pergilah, anakku.’”.

a) Menurut undang-undang di sana pada jaman itu, apa yang Rut lakukan ini bukan pencurian. Ini adalah pekerjaan yang jujur, bukan pencurian!

1. Ladang yang belum dituai.

Ul 23:25 - “Apabila engkau melalui ladang gandum sesamamu yang belum dituai, engkau boleh memetik bulir-bulirnya dengan tanganmu, tetapi sabit tidak boleh kauayunkan kepada gandum sesamamu itu.’”.

2. Hukum penuaian ladang, dan orang miskin yang memunguti di ladang yang sedang / sudah dituai.

Im 19:9-10 - “(9) Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. (10) Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu”.

Im 23:22 - “Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu, semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.’”.

Ul 24:19-21 - “(19) Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda - supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu. (20) Apabila engkau memetik hasil pohon zaitunmu dengan memukul-mukulnya, janganlah engkau memeriksa dahan-dahannya sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda. (21) Apabila engkau mengumpulkan hasil kebun anggurmu, janganlah engkau mengadakan pemetikan sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda”.

Tetapi tentu saja ini tidak bisa diberlakukan untuk negara-negara lain, yang mempunyai undang-undang yang berbeda. Sekalipun hukum ini tidak berlaku bagi kita, tetapi prinsipnya bisa diberlakukan. Prinsip dari hukum ini jelas adalah: Tuhan ingin kita memperhatikan dan berbelas-kasihan kepada orang-orang miskin.

Gal 2:10 - “hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya”.

Tetapi Tuhan tidak menghendaki kita menolong seadanya orang miskin, dan ini terlihat dari:

· 2Tes 3:10b - “jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”.

· Amsal 3:27 - “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya”.

Karena itu jangan memberi kepada pengemis yang sehat walafiat tetapi tidak mau bekerja! Ingat bahwa bantuan kepada orang miskin merupakan tindakan kasih. Kalau bantuan itu menyebabkan ia menjadi malas / tak mau bekerja, maka bantuan itu merusak dia, dan ini jelas bukan kasih!

b) Sikap orang-orang Israel terhadap hukum ini.

1. Orang-orang Israel / Yahudi ingin menghapus hukum ini supaya mereka tidak rugi, atau setidaknya mengurangi hukum ini supaya mereka tidak rugi terlalu banyak.

Ay 2: “Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: ‘Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.’”.

Jamieson, Fausset & Brown: “The right of gleaning was conferred by a positive law on the widow, the poor, and the stranger ... But liberty to glean behind the reapers was not a right that could be claimed: it was a privilege granted or refused according to the good-will or favour of the owner” (= Hak memungut / mengumpulkan diberikan oleh suatu hukum yang positif untuk janda, orang miskin, dan orang asing ... Tetapi kebebasan untuk memungut / mengumpulkan di belakang penuai-penuai bukanlah suatu hak yang bisa dituntut: itu merupakan suatu hak yang diberikan atau ditolak sesuai dengan kehendak baik atau kebaikan dari sang pemilik).

Adam Clarke: “The words seem to intimate that, notwithstanding the law of Moses, the gleaners might be prevented by the owner of the field” (= Kata-kata ini kelihatannya mengisyaratkan bahwa, sekalipun ada hukum Musa, para pemungut bisa dihalangi oleh pemilik dari ladang) - hal 196.

Pulpit Commentary: “The later Jews had a set of fantastic by-laws concerning gleaning, detailed by Maimonides. One of them was that if only one or two stalks fell from the sickle or hand of the reaper, these should be left lying for the gleaners; but if three stalks fell, then the whole of them belonged to the proprietor” [= Orang-orang Yahudi belakangan mempunyai satu kumpulan penerapan hukum yang fantastis mengenai pemungutan (gandum / jelai), diperinci oleh Maimonides. Salah satu darinya adalah bahwa jika hanya satu atau dua batang / tangkai jatuh dari sabit atau tangan dari penyabit / penuai, ini harus ditinggalkan untuk para pemungut (gandum / jelai); tetapi jika tiga batang / tangkai jatuh, maka seluruhnya menjadi milik dari pemilik (ladang)] - hal 30.

Catatan: Maimonides (1135-1204 M.) adalah seorang ahli filsafat Yahudi kelahiran Spanyol. Jadi, penafsiran yang ia berikan tentu tak ada hubungannya dengan Rut. Tetapi apa yang ia lakukan, yaitu membengkokkan Firman Tuhan / hukum Taurat, merupakan suatu hal yang bisa dilakukan oleh siapa saja dan pada jaman manapun.

Ini merupakan suatu contoh kekurang-ajaran manusia terhadap Firman Tuhan, khususnya pada saat Firman Tuhan itu kelihatannya merugikan mereka dalam keuangan! Jaman sekarangpun banyak orang ingin menawar Firman Tuhan, khususnya yang berhubungan dengan keuangan. Misalnya:

a. Dengan memberikan hanya 5 %, bukan 10 %, dari penghasilannya kepada Tuhan.

b. Dengan memelihara Sabat hanya ½ hari, lalu bekerja lagi.

2. Tetapi tetap ada orang-orang Israel yang mentaati hukum ini.

Bible Knowledge Commentary: “Some generous landowners were known to have left as much as one-fourth of their crop for the needy and aliens” (= Sebagian pemilik tanah yang murah hati diketahui telah meninggalkan sebanyak seperempat dari hasil panen mereka untuk orang-orang miskin dan orang-orang asing).

Boas tidak termasuk orang yang ingin menghapus atau mengurangi hukum ini. Ia bukan hanya membiarkan Rut, tetapi juga semua pemungut yang lain untuk memungut jelai di ladangnya. Padahal perlu diingat bahwa orang-orang Israel waktu itu baru bebas dari masa kelaparan selama lebih dari 10 tahun. Tetapi Boas tetap mentaati hukum Tuhan ini!

Penerapan: kalau bisnis saudara baru sepi atau merugi, dan sekarang mulai bangkit kembali, apakah saudara memberikan persembahan persepuluhan?

c) Ay 2 menunjukkan bahwa ia yang berinisiatif untuk beker­ja. Ia tidak dipaksa / disuruh oleh Naomi, tetapi ia sendiri yang mau. Ini menunjukkan ia orang yang rajin.

Sebaliknya, orang yang malas selalu punya alasan, bahkan yang tidak masuk akal, untuk tidak berkerja.

Amsal 22:13 - “Si pemalas berkata: ‘Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan.’”.

Amsal 26:13 - “Berkatalah si pemalas: ‘Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!’”.

Kerajinan Rut lebih terlihat lagi dari ay 7,15,17.

Ay 7,15,17: “(7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.’ … (15) Setelah ia bangun untuk memungut pula, maka Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: ‘Dari antara berkas-berkas itupun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu; … (17) Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya”.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “A Latin proverb says, ‘Providence assists not the idle.’ Since Ruth was not the kind of woman who could long remain idle, she asked Naomi’s permission to glean in the fields so they would have food to eat” (= Suatu pepatah bahasa Latin mengatakan, ‘Providensia tidak membantu orang malas / yang menganggur / tidak melakukan apa-apa’. Karena Rut bukanlah jenis perempuan yang bisa tetap menganggur untuk waktu yang lama, ia meminta ijin Naomi untuk memungut di ladang sehingga mereka punya makanan untuk dimakan).

Penerapan: Apakah saudara adalah orang yang rajin? Dalam bekerja? Dalam belajar / study? Dalam melayani suami? Jadilah orang yang rajin! Tuhan tidak senang kalau saudara malas / menganggur dan hidup santai!

Kol 3:23 - “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”.

Amsal 6:6-11 - “(6) Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: (7) biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, (8) ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. (9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? (10) ‘Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring’ - (11) maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata”.

Amsal 21:25 - “Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja”.

Kerajinan jelas juga harus diterapkan dalam pelayanan / pemberitaan Injil.

Ro 12:11 - “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”.

2) Rut adalah orang yang sopan.

Ay 2 menunjukkan bahwa ia meminta ijin dari mertuanya untuk bekerja, dan ay 7 menunjukkan bahwa ia meminta ijin dari pengawas.

Ay 2: “Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: ‘Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.’ Dan sahut Naomi kepadanya: ‘Pergilah, anakku.’”.

Ay 7: “Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.’”.

Penerapan: apakah saudara memperhatikan kesopanan / etika dalam kehidupan saudara? Di tempat saudara bekerja? Di sekolah saudara? Di rumah saudara? Dalam pergaulan saudara? Di gereja saudara? Di restoran? Di jalanan (pada waktu menyetir mobil / sepeda motor)?

Jangan meremehkan kesopanan / etika karena sikap tidak sopan bisa merusak kesaksian kita sebagai orang kristen!

3) Rut adalah orang yang rendah hati.

Kerendahan hatinya terlihat dari beberapa hal:

a) Ia tidak malu melakukan pekerjaan yang rendah / kasar.

Dari Im 23:22 dan Ul 24:19-21 di atas, terlihat dengan jelas bahwa apa yang ia lakukan adalah pekerjaan orang miskin / orang asing / anak yatim / janda. Tetapi ia tidak malu melakukannya.

Matthew Henry: “It is also an example to poor people to work for their living, and not beg that which they are able to earn. We must not be shy of any honest employment, though it be mean” (= Itu juga merupakan suatu contoh bagi orang-orang miskin untuk bekerja untuk hidup mereka, dan bukannya mengemis apa yang bisa mereka dapatkan dengan bekerja. Kita tidak boleh malu tentang pekerjaan jujur apapun, sekalipun itu rendah / hina).

Amsal 12:9 - “Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan”.

KJV: ‘He that is despised, and hath a servant, is better than he that honoureth himself, and lacketh bread’ (= Ia yang dihina, dan mempunyai seorang pelayan, lebih baik dari pada ia yang menghormati dirinya sendiri, dan kekurangan roti).

Adam Clarke (tentang Amsal 12:9): “‘He that is despised, and hath a servant.’ I believe the Vulgate gives the true sense of this verse: Melior est pauper, et sufficiens sibi; quam gloriosus, et indigens pane. ‘Better is the poor man who provides for himself, than the proud who is destitute of bread.’ The versions in general agree in this sense. This needs no comment. There are some who, through pride of birth, etc., would rather starve, than put their hands to menial labour. Though they may be lords, how much to be preferred is the simple peasant, who supports himself and family by the drudgery of life!” (= ‘Ia yang dihina, dan mempunyai seorang pelayan’. Saya percaya bahwa Vulgate memberikan arti yang benar dari ayat ini: Melior est pauper, et sufficiens sibi; quam gloriosus, et indigens pane. ‘Lebih baik orang miskin yang menyediakan untuk dirinya sendiri, dari pada orang sombong yang kekurangan roti’. Versi-versi pada umumnya setuju dengan arti ini. Ini tidak membutuhkan komentar. Ada orang-orang yang, melalui kesombongan dari kelahiran, dsb, lebih memilih untuk mati kelaparan, dari pada menggunakan tangan mereka untuk pekerjaan yang rendah / hina. Sekalipun mereka bisa adalah tuan, jauh lebih dipilih petani yang sederhana, yang menyuplai dirinya sendiri dan keluarganya oleh pekerjaan berat / rendah / kasar dari kehidupan!).

Catatan: sebetulnya ada kemungkinan lain untuk menafsirkan ayat ini tetapi tidak saya bahas di sini.

b) Ia sujud kepada Boas (ay 10).

Dalam Perjanjian Baru, sujud / sembah hanya boleh diberikan kepada Tuhan, tidak kepada manusia, dan bahkan tidak kepada malaikat (Mat 4:10 Kis 10:25-26 Kis 14:11-18 Wah 19:10 Wah 22:8-9). Karena itu, apa yang Rut lakukan di sini tidak boleh kita tiru pada jaman sekarang! Tetapi dalam jaman Perjanjian Lama, sembah / sujud sering dilakukan terhadap manusia. Ini lagi-lagi menunjukkan kerendahan hati Rut!

c) Tanggapan Rut terhadap perhatian Boas lagi-lagi menunjukkan kerendahan hatinya.

Dari ay 8-9 terlihat bahwa Boas sangat ‘memperhati­kan’ Rut; tetapi lihat jawaban Rut dalam ay 10.

Ay 8-10: “(8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: ‘Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan. (9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu.’ (10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: ‘Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?’”.

Ini memang bisa ditafsirkan bahwa Rut itu bodoh! Tetapi saya berpendapat bahwa lebih benar kalau ditafsirkan bahwa ini menunjukkan kerendahan hati Rut. Ia sadar siapa dirinya. Ia adalah orang asing dan ia adalah seorang janda. Dan dari panggilan ‘anakku’ dalam ay 8, kelihatannya Boas jauh lebih tua dari Rut. Karena itu, ia tidak mengerti mengapa Boas begitu memperhatikan dirinya yang tidak layak untuk diper­hatikan itu.

Penerapan:

Apakah saudara adalah orang yang rendah hati? Renungkan dalam hal apa saudara sombong, dan bertobatlah dari segala bentuk kesombongan! Allah tidak senang pada orang sombong!

1Pet 5:5b - “Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’”.

Dari semua kesombongan, kesombongan rohani adalah yang paling parah.

Bdk. Luk 18:9-14 - “(9) Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: (10) ‘Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. (11) Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; (12) aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. (13) Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (14) Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.’”.

4) Rut adalah seorang yang tahan menderita.

Ini ia tunjukkan dengan cara tidak pernah bersungut-sungut! Dalam Rut 1, kita melihat bahwa Naomi bersungut-sungut. Tetapi Rut tidak pernah bersungut-sungut di tengah-tengah penderitaan yang bagaimanapun hebatnya! Bandingkan dengan bangsa Israel pada waktu di padang gurun, dimana mereka begitu sering bersungut-sungut, dan bahkan ingin kembali ke Mesir. Tetapi Rut tidak pernah bersungut-sungut dan ingin kembali ke Moab!

Penerapan: bagaimana dengan saudara? Apakah saudara sering bersungut-sungut seperti bangsa Israel pada waktu di padang gurun? Ingat bahwa hal itu termasuk sesuatu yang mempermalukan Allah, dan juga merupakan sesuatu yang bertentangan dengan pengakuan kita bahwa Allah bekerja dalam segala hal untuk kebaikan kita (Ro 8:28). Karena itu, Allah tidak senang kita bersungut-sungut.

1Kor 10:10 - “Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut”.

Sebaliknya, Ia ingin kita selalu bersyukur dan memuji Dia.

Fil 4:6 - “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”.

1Tes 5:18 - “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”.

Maz 100:4-5 - “(4) Masuklah melalui pintu gerbangNya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataranNya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepadaNya dan pujilah namaNya! (5) Sebab TUHAN itu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamanya, dan kesetiaanNya tetap turun-temurun”.

5) Rut adalah seorang yang setia (ay 23b).

Dalam Rut 1:16-17, ia bersumpah untuk setia kepada Naomi dan Allahnya.

Rut 1:16-17 - “(16) Tetapi kata Rut: ‘Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (17) di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!’”.

Dan di sini terlihat bahwa ia menepati sumpah itu! Bandingkan dengan banyak orang yang punya motto seperti ini: “Much money, good boy. No money, good bye!” (= Banyak uang, anak yang baik. Tidak ada uang, selamat tinggal!).

Penerapan: Renungkan! Apakah saudara sering melanggar janji saudara? Jangan menjadi orang kristen yang sembarangan dalam berjanji, baik kepada manusia maupun kepada Tuhan! Itu sama dengan dusta, dan itu mempermalukan Tuhan!

Kesimpulan: Dalam penderitaanpun, Rut tetap hidup saleh / taat kepada Tuhan. Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara mende­rita, apakah saudara justru sengaja lari kepada dosa? Dan apakah penderitaan itu saudara jadikan alasan untuk boleh berbuat dosa?

II) Diri Boas dan sikapnya terhadap Rut.

1) Boas adalah seorang Israel yang kaya.

Ay 1: “Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas”.

Matthew Henry: “Of her rich kinsman, Boaz, ‘a mighty man of wealth,’ v. 1. The Chaldee reads it, ‘mighty in the law.’ If he was both, it was a most rare and excellent conjunction, to be mighty in wealth and mighty in the scriptures too; those that are so are mighty indeed” (= Dari sanaknya yang kaya, Boas, ‘seorang yang kaya raya’, ay 1. Orang Kasdim membacanya ‘perkasa / kuat / besar dalam hukum Taurat’. Jika ia adalah keduanya, itu adalah gabungan yang paling jarang dan bagus, untuk menjadi besar dalam kekayaan dan besar dalam Kitab Suci juga; mereka yang adalah demikian, benar-benar adalah besar).

Catatan: Kata bahasa Inggris ‘mighty’ bisa diartikan ‘perkasa’, ‘kuat’, ‘besar’, ‘sangat’.

Bdk. Luk 12:16-21 - orang kaya yang bodoh.

2) Boas datang ke ladang.

Ay 4: “Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: ‘TUHAN kiranya menyertai kamu.’ Jawab mereka kepadanya: ‘TUHAN kiranya memberkati tuan!’”.

Matthew Henry: “Harvest-time is busy time, many hands must then be at work. ... He had a servant that was set over the reapers, v. 6. ... Yet he came himself to his reapers, to see how the work went forward, if he found any thing amiss to rectify it, and to give further orders what should be done. This was both for his own interest (he that wholly leaves his business to others will have it done by the halves; the master’s eye makes a fat horse) and it was also for the encouragement of his servants, who would go on the more cheerfully in their work when their master countenanced them so far as to make them a visit” [= Saat panen adalah saat sibuk, banyak tangan harus bekerja pada saat itu. ... Ia mempunyai seorang pelayan yang ditempatkan atas para penuai, ay 6. ... Tetapi ia sendiri datang kepada para penuainya, untuk melihat bagaimana pekerjaan itu berjalan, jika ia mendapatkan apapun yang salah untuk membetulkannya, dan untuk memberikan perintah-perintah lebih lanjut tentang apa yang harus dilakukan. Ini adalah baik untuk kepentingannya sendiri (ia yang meninggalkan seluruh bisnisnya kepada orang-orang lain akan mendapati bahwa itu dilakukan setengah-setengah; mata sang tuan / majikan membuat seekor kuda gemuk) dan itu juga baik untuk semangat dari pelayan-pelayannya, yang akan meneruskan dengan lebih gembira dalam pekerjaan mereka pada waktu tuan / majikan mendukung mereka sehingga mengunjungi mereka].

Catatan: kata-kata Matthew Henry pada bagian bawah hanya berlaku untuk pegawai-pegawai yang rajin. Pegawai-pegawai yang malas, justru akan tidak senang kalau bossnya hadir terus dalam pekerjaan!

The Biblical Illustrator (Old Testament): “Wise Cato could say, ‘That man which minds not his vintage or harvest, the further he is from his labour, the nearer he is to his loss’” (= Cato yang bijaksana berkata, orang itu, yang tidak peduli pada panennya, makin jauh ia dari pekerjaan / jerih payahnya, makin dekat ia pada kerugiannya).

The Biblical Illustrator (Old Testament): “HIS DILIGENCE IN BUSINESS. Boaz was not one whom necessity compelled to labour. He was rich; and is indeed called ‘a mighty man of wealth.’ Yet he made that no reason for wasting his life in ease and idleness. Nor, though he employed overseers, did he consider it right to commit his business entirely into their hands. In the first place, such irresponsibility is not good for servants. It places them in circumstances of temptation to act dishonestly. Neither is it, in the second place, for the master’s interests. ‘The eye of the master maketh a fat horse,’ says an English proverb. ‘The farmer ploughs best with his feet,’ says a Scotch one - his success turning on the attention he personally gives to the superintendence of his servants and the different interests of his farm” (= Kerajinannya dalam bisnis / pekerjaan. Boas bukanlah seseorang yang dipaksa bekerja oleh kebutuhan. Ia kaya; dan memang disebut ‘seorang yang sangat kaya’. Tetapi ia tidak membuat hal itu sebagai alasan untuk menyia-nyiakan hidupnya dalam kesantaian dan kemalasan. Juga, sekalipun ia mempekerjakan pengawas-pengawas, ia tidak menganggapnya benar untuk menyerahkan seluruh bisnisnya ke dalam tangan mereka. Pertama-tama, sikap tidak bertanggung jawab seperti itu tidak baik untuk pelayan-pelayan. Itu menempatkan mereka dalam keadaan yang memberikan pencobaan untuk bertindak tidak jujur. Juga, kedua, itu tidak baik untuk kepentingan sang tuan / majikan. ‘Mata dari sang tuan / majikan membuat kuda yang gemuk’, kata suatu pepatah Inggris. ‘Petani membajak secara terbaik dengan kakinya’ kata pepatah Skotlandia - kesuksesannya tergantung pada perhatian yang ia berikan secara pribadi kepada pengawas-pengawas dari pelayan-pelayannya dan kepentingan-kepentingan yang berbeda dari pertaniannya).

Catatan: saya tidak tahu dengan pasti apa arti dari kedua pepatah itu, tetapi kelihatannya yang pertama berarti ‘kalau boss memperhatikan bisnisnya, maka bisnisnya akan sukses’, dan yang kedua berarti ‘petani / boss harus turun tangan sendiri dalam bisnisnya (dan bukannya menyerahkannya kepada orang lain)’.

The Biblical Illustrator (Old Testament): “The leading lesson which Boaz teaches us is the sanctity of every earthly occupation when pursued by the servant of God. The real greatness of any man’s work consists in its being done according to the standard and limits of religion” (= Pelajaran utama yang Boas ajarkan kepada kita adalah kekudusan dari setiap pekerjaan duniawi pada waktu dikerjakan / diperjuangkan oleh pelayan Allah. Ke-besar-an yang sesungguhnya dari pekerjaan siapapun terbentuk dari dilakukannya pekerjaan itu sesuai dengan standard dan batasan agama).

Pulpit Commentary: “Boaz seems to have lived on friendly terms with those in his employment, and to have taken an interest in them and in their toils. A lesson for all masters and employers of labour” (= Boas kelihatannya hidup dalam hubungan yang baik dengan para pekerjanya, dan mempunyai kepedulian terhadap mereka dan pekerjaan mereka. Suatu pelajaran untuk semua tuan dan majikan) - hal 34.

Matthew Henry: “Their mutual respect to each other; he to them as good servants, and they to him as a good master. When he came to them he did not fall a chiding them, as if he came only to find fault and exercise his authority, but he prayed for them: ‘The Lord be with you, prosper you, and give you health and strength, and preserve you from any disaster.’ Nor did they, as soon as ever he was out of hearing, fall a cursing him, as some ill-natured servants that hate their master’s eye, but they returned his courtesy: ‘The Lord bless thee, and make our labours serviceable to thy prosperity.’ Things are likely to go on well in a house where there is such good-will as this between master and servants” (= Mereka saling memberi hormat satu kepada yang lain; ia kepada mereka sebagai pelayan-pelayan yang baik, dan mereka kepada dia sebagai seorang tuan / majikan yang baik. Pada waktu ia datang kepada mereka ia tidak memberikan celaan kepada mereka, seakan-akan ia datang hanya untuk mencari kesalahan dan melaksanakan otoritasnya, tetapi ia berdoa untuk mereka: ‘Tuhan menyertai kamu, memakmurkan engkau, dan memberimu kesehatan dan kekuatan, dan menjaga kamu dari bencana apapun’. Juga mereka, begitu ia tidak mendengarnya, tidak memberikan kutukan kepadanya, seperti sebagian / beberapa pelayan-pelayan yang bersifat buruk yang membenci mata dari tuannya, tetapi mereka membalas kesopanannya: ‘Tuhan memberkati engkau, dan membuat pekerjaan kami berguna untuk kemakmuranmu’. Hal-hal akan sangat memungkinkan untuk berjalan dengan baik dalam sebuah rumah dimana di sana ada sikap yang baik / ramah seperti ini antara tuan dan pelayan-pelayan).

Penerapan: jangan menganggap pegawai / pekerja hanya sebagai alat saudara untuk mendapatkan uang. Mereka juga adalah manusia yang harus dikasihi / diperhatikan.

Matthew Henry: “Pious ejaculations, lifting up our hearts to God for his favour, in such short prayers as these. Only we must take heed that they do not degenerate into formality, lest in them we take the name of the Lord our God in vain” (= Seruan-seruan saleh, mengangkat hati kita kepada Allah untuk kebaikan / pertolonganNya, dalam doa-doa pendek seperti ini. Hanya kita harus berhati-hati bahwa seruan-seruan itu tidak memburuk menjadi sesuatu yang bersifat formalitas / kebiasaan, supaya jangan dalam hal itu kita menggunakan nama Tuhan Allah kita dengan sia-sia).

Penerapan: hati-hati dalam menggunakan ‘gbu’ dalam sms!

Dalam keadaan moral dan kerohanian yang buruk pada jaman Hakim-hakim, ternyata Boas bisa mempunyai moral dan kerohanian yang baik! Jadilah garam dan terang dunia, bukan garam dan terang surga!

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “How good it is to know that God has good people living in bad times! If you knew only the record in the Book of Judges, you might conclude that the righteous had perished from the earth (Ps 12:1-2; Isa 57:1; 1 Kings 19:10; Mic 7:2). But there were still people like Boaz who knew the Lord and sought to obey His will” [= Alangkah baiknya untuk tahu bahwa Allah mempunyai orang-orang saleh yang hidup pada jaman / saat yang buruk! Jika engkau tahu hanya catatan dalam kitab Hakim-hakim, engkau mungkin menyimpulkan bahwa orang benar telah habis dari bumi (Maz 12:2-3; Yes 57:1; 1Raja 19:10; Mikha 7:2). Tetapi di sana tetap ada orang-orang seperti Boas yang mengenal Tuhan dan berusaha untuk mentaati kehendakNya].

The Biblical Illustrator (Old Testament): “SOME RICH MEN MAY YET BE RELIGIOUS MEN. Though indeed they are rare birds, yet riches and religion are not inconsistent things” (= Beberapa / sebagian orang kaya bisa juga adalah orang yang religius. Sekalipun memang mereka adalah burung yang jarang ada, tetapi kekayaan dan agama bukanlah hal-hal yang bertentangan / tidak konsisten).

3) Boas bertanya tentang Rut.

a) Mungkin sekali Rut adalah seorang yang cantik / sexy sehingga Boas langsung memperhatikan Rut. Juga pesan Boas dalam ay 9,15,16 yang melarang pekerja-pekerja lelaki mengganggu Rut, secara implicit (tidak langsung) menunjukkan bahwa Rut adalah seorang yang cantik / sexy.

Pulpit Commentary: “His eye had been instantaneously arrested by the handsome stranger” (= Matanya segera / langsung ditawan oleh orang asing yang cantik itu).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “No sooner had Boaz greeted his workers than his eye caught the presence of a stranger in the field, and a lovely stranger at (as?) that. I get the impression that when he saw her, it was love at first sight; for from that point on, Boaz focuses his interest on Ruth and not on the harvest. Though an alien, Ruth was an eligible young woman whom the young men of the town would notice (3:10). Ruth 2:11 indicates that Boaz had already heard about Ruth, but now he was about to meet her personally” [= Begitu Boas telah memberi salam kepada pekerja-pekerjanya matanya menangkap kehadiran dari seorang asing di ladang, dan seorang asing yang cantik seperti itu. Saya mendapat kesan bahwa pada waktu ia melihatnya, itu adalah cinta pada pandangan pertama; karena dari titik itu dan seterusnya, Boas memfokuskan perhatiannya kepada Rut dan bukan pada tuaian. Sekalipun seorang asing, Rut adalah seorang perempuan muda yang dapat dipilih / memenuhi syarat, yang akan diperhatikan oleh orang-orang muda dari kota itu (3:10). Rut 2:11 menunjukkan bahwa Boas telah mendengar tentang Rut, tetapi sekarang ia mau menemuinya secara pribadi].

b) Pertanyaan Boas.

Ay 5: “Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: ‘Dari manakah perempuan ini?’”. Ini salah terjemahan.

KJV: ‘Whose damsel is this?’ (= Milik siapa gadis ini?).

RSV: ‘Whose maiden is this?’ (= Milik siapa gadis ini?).

NIV: ‘Whose young woman is that?’ (= Milik siapa perempuan muda itu?).

NASB: ‘Whose young woman is this?’ (= Milik siapa perempuan muda ini?).

Pulpit Commentary: “The question which he put to the overseer is not ‘who’ but ‘whose is that young woman’! She had not the gait or air of an ordinary pauper, and hence he wondered if she could belong to any of the families in Bethlehem” (= Pertanyaan yang ia berikan kepada sang pengawas bukanlah ‘siapa’ tetapi ‘milik siapa perempuan muda itu’! Ia tidak mempunyai gaya berjalan atau penampilan lahiriah dari seorang miskin biasa, dan karena itu ia bertanya-tanya apakah ia termasuk dalam keluarga manapun di Betlehem).

c) Jawaban bujang Boas terhadap pertanyaan Boas.

Ay 6-7: “(6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: ‘Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. (7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.’”.

Matthew Henry: “The steward gave to Boaz a very fair account of her, proper to recommend her to his favour, v. 6,7. ... Servants should be just in the character and reports they give to their masters, and take heed they do not misrepresent any person, nor without cause discourage their master’s charity” (= Pengurus itu memberi kepada Boas cerita yang adil / jujur tentangnya, pantas / tepat untuk memujinya sehingga mendapat perkenan Boas, ay 6,7. ... Pelayan-pelayan harus adil / benar dalam karakter dan laporan-laporan yang mereka berikan kepada tuan mereka, dan berhati-hati untuk tidak menggambarkan secara salah orang manapun, atau tanpa alasan mencegah kasih tuan mereka).

Bible Knowledge Commentary: “Boaz knew much about Ruth. News about her had traveled rapidly throughout the small town” (= Boas tahu banyak tentang Rut. Berita tentang dia telah tersebar dengan cepat di seluruh kota kecil itu).

Tetapi yang tersebar adalah berita yang baik tentang Rut! Rasanya sangat bertentangan dengan kebiasaan di sini. Yang beredar mayoritas adalah gosip, fitnah, dan berita-berita negatif.

Tetapi kita juga tidak boleh jatuh pada extrim sebaliknya, yaitu membagus-baguskan seseorang secara tidak pada tempatnya. Ini juga bisa membahayakan, khususnya kalau kita membagus-baguskan seorang pendeta / pemberita Firman Tuhan.

4) Boas mengajak Rut bicara.

Ay 8: “Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: ‘Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan”.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “We have every reason to believe Boaz loved Ruth and therefore took the first steps to meet her needs” (= Kami mempunyai setiap alasan untuk percaya bahwa Boas mencintai Rut dan karena itu mengambil langkah pertama untuk mencukupi kebutuhannya).

Mungkin sekali saat itu ada kebiasaan bagi orang-orang yang memunguti bulir-bulir jelai / gandum yang tersisa itu untuk berpindah-pindah dan mencari pemilik ladang yang baik (bdk. ay 2: ‘orang yang murah hati kepadaku’).

Boas menasehati Rut untuk tidak pindah ke ladang lain, tetapi tetap saja memunguti jelai di ladang Boas. Ini ia katakan jelas supaya ia bisa sering bertemu dengan Rut!

Pulpit Commentary: “‘Do not go to glean in the other field.’ Pointing, no doubt, as he spoke, to a parcel of adjoining fields, belonging to a neighbor proprietor. Boaz’s interest and sympathy went out strong, all at once, toward the daughter-in-law of his deceased relative. His heart was smitten with admiration for the modest and fascinating widow” (= ‘Jangan pergi memungut jelai di ladang lain’. Sambil menunjuk, tak diragukan, pada saat ia berbicara, ke suatu bidang tanah dari ladang yang berdampingan, milik dari seorang pemilik tetangga. Perhatian dan simpati Boas keluar dengan kuat, secara serentak, terhadap menantu perempuan dari almarhum keluarganya. Hatinya terpukul dengan kekaguman terhadap janda yang sopan / rendah hati dan sangat mempesonakan / menarik).

5) Boas melindungi Rut dengan memberi pesan kepada pegawai-pegawainya.

Ay 9,15,16: “(9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu.’ … (15) Setelah ia bangun untuk memungut pula, maka Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: ‘Dari antara berkas-berkas itupun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu; (16) bahkan haruslah kamu dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya; janganlah berlaku kasar terhadap dia.’”.

Posisi yang paling enak untuk memunguti jelai itu jelas adalah kalau Rut dekat dengan pegawai-pegawai Boas, karena kalau ia jauh, maka sebelum ia memungut, jelai yang jatuh sudah dipungut orang lain. Tetapi kalau ia dekat dengan para pegawai Boas, maka juga ada bahayanya dari para pegawai lelaki. Sekarang, dengan adanya pesan dari Boas itu, maka Rut terlindung dari kekurang-ajaran para pegawai lelaki.

Matthew Henry: “He took an account from his reapers concerning a stranger he met with in the field, and gave necessary orders concerning her, that they should not touch her (v. 9) nor reproach her, v. 15. Masters must take care, not only that they do no hurt themselves, but that they suffer not their servants and those under them to do hurt” [= Ia mengambil laporan dari penuai-penuainya berkenaan dengan seorang asing yang ia temui di ladang, dan memberikan perintah-perintah yang perlu berkenaan dengannya, supaya mereka tidak menyentuh dia (ay 9) ataupun mencela dia, ay 15. Tuan-tuan harus memperhatikan, bukan hanya bahwa mereka tidak menyakiti / merugikan diri mereka sendiri, tetapi supaya mereka tidak membiarkan pelayan-pelayan dan orang-orang di bawah mereka melakukan tindakan yang melukai / merugikan].

Catatan:

· Ay 9: ‘Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau’.

KJV/NIV/NASB: ‘touch’ (= menyentuh).

RSV: ‘molest’ (= mengganggu).

· Ay 15: “Setelah ia bangun untuk memungut pula, maka Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: ‘Dari antara berkas-berkas itupun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu”.

KJV: ‘and reproach her not’ (= dan jangan mencela dia).

RSV: ‘and do not reproach her’ (= dan jangan mencela dia).

NIV: ‘don’t embarrass her’ (= jangan mempermalukan dia).

NASB: ‘and do not insult her’ (= dan jangan menghina dia).

Bandingkan dengan tuan-tuan di Arab Saudi dan Malaysia, yang dirinya sendiri justru bersikap kasar, menganiaya, dan memperkosa, para TKW.

6) Boas memberi Rut ijin untuk minum.

Ay 9b: “Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu.’”.

Ini adalah sesuatu yang penting! Pekerjaan memungut jelai cepat membuat orang jadi haus, dan kalau Rut harus mengambil air sendiri, itu membuang banyak waktu dan tenaga, sehingga ia hanya bisa mendapatkan sedikit jelai.

7) Boas berdoa untuk Rut.

Ay 12: “TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayapNya engkau datang berlindung.’”.

Doa ini akhirnya dijawab oleh Tuhan melalui diri Boas sendiri.

8) Boas mengajak Rut makan.

Boas memberi makanan yang begitu banyak sehingga ber­lebihan dan akhirnya diberikan kepada Naomi.

Ay 14,18: “(14) Ketika sudah waktu makan, berkatalah Boas kepadanya: ‘Datanglah ke mari, makanlah roti ini dan celupkanlah suapmu ke dalam cuka ini.’ Lalu duduklah ia di sisi penyabit-penyabit itu, dan Boas mengunjukkan bertih gandum kepadanya; makanlah Rut sampai kenyang, bahkan ada sisanya. … (18) Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu”.

9) Boas memberikan hak khusus kepada Rut.

Ay 15: “Setelah ia bangun untuk memungut pula, maka Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: ‘Dari antara berkas-berkas itupun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu”.

Ia jelas tak memberikan hak seperti ini kepada para pemungut jelai yang lain!

10) Boas memberi perintah kepada para pegawainya untuk mempermudah pekerjaan Rut.

Ay 16: “bahkan haruslah kamu dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya; janganlah berlaku kasar terhadap dia.’”.

Bible Knowledge Commentary: “In these several ways Boaz was providing for Ruth beyond what was required by the Law” (= Dalam beberapa hal-hal ini Boas memberi kepada Rut melampaui apa yang dituntut oleh hukum Taurat).

Keil & Delitzsch (tentang ay 15-16): “These directions of Boaz went far beyond the bounds of generosity and compassion for the poor; and show that he felt a peculiar interest in Ruth” (= Pengarahan-pengarahan Boas ini jauh melampaui batasan dari kemurahan hati dan belas kasihan untuk orang miskin; dan menunjukkan bahwa ia merasakan suatu perhatian khusus kepada Rut).

Dari semua ini, sekalipun ada alasan-alasan lain, menurut saya terlihat dengan jelas bahwa Boas tertarik kepada Rut! Dalam kehidupan Rut yang penuh penderitaan itu, munculnya Boas dan tertariknya Boas kepada Rut, jelas merupakan suatu titik terang di dalam kegelapan!

Pulpit Commentary: “In all this we see the beginning of the reward which was, in the providence of God, conferred on noble, self-surrendering, self-sacrificing Ruth. The heart of Boaz was moving toward her. The blessing of the Most High was descending on her. So, in one form or another, will it descend on all who, in their different spheres, carry with them, according to the measure of their capacity, the spirit that, in beautiful activity, stirred and heaved within the heart of the Moabitish gleaner” (= Dalam semua ini kita melihat permulaan dari pahala yang, dalam providensia Allah, dianugerahkan kepada Rut yang mulia, menyerahkan diri sendiri, mengorbankan diri sendiri. Hati Boas bergerak ke arahnya. Berkat dari Yang Maha Tinggi sedang turun kepadanya. Demikianlah, dalam satu bentuk atau bentuk yang lain, berkat itu akan turun kepada semua yang, dalam lingkungan mereka yang berbeda, membawa bersama mereka, sesuai dengan ukuran kapasitas mereka, roh / semangat yang, dalam aktivitas yang indah, menggerakkan dan menyembul / muncul dalam hati dari pemungut jelai Moab ini).

Penerapan: kalau saudara betul-betul adalah anak Tuhan, dan saudara betul-betul ikut Tuhan, tetapi saudara hidup sangat menderita, dan segala sesuatu kelihatan gelap, tetaplah setia kepada Tuhan. Lambat atau cepat, Ia akan memunculkan titik terang dalam kehidupan saudara!

III) Titik terang dalam kehidupan Rut.

1) Rut membawa pulang hasil yang cukup banyak.

Ay 17: “Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya”.

Adam Clarke: “Not less than seven gallons and a half” (= Tidak kurang dari 7,5 galon).

Bible Knowledge Commentary: “It weighed about 30 pounds and was enough food for many days” (= Itu beratnya sekitar 30 pound dan cukup untuk banyak hari).

Wycliffe Bible Commentary: “It was enough to support Ruth and Naomi for about five days” (= Itu cukup untuk menyuport Rut dan Naomi untuk sekitar lima hari).

Matthew Henry: “Ruth had gathered it ear by ear, but, when she had put it all together, it was an ephah of barley, about four pecks. Many a little makes a great deal. It is an encouragement to industry that in all labour, even that of gleaning, there is profit, but the ‘talk of the lips tendeth only to penury’” [= Rut telah mengumpulkannya bulir demi bulir, tetapi pada waktu ia mengumpulkannya semua, itu adalah satu efa barley (semacam gandum), sekitar empat takaran. Banyak yang sedikit-sedikit membuat suatu jumlah yang besar. Merupakan suatu dorongan kepada kerajinan bahwa dalam semua pekerjaan, bahkan memungut (jelai), di sana ada keuntungan, tetapi ‘hanya bicara hanya menuju pada kemiskinan’].

Catatan: 1 takaran = 7,5 liter.

2) Pembicaraan Rut dengan Naomi.

Ay 18-23: “(18) Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, (19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: ‘Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!’ Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: ‘Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.’ (20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: ‘Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setiaNya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.’ Lagi kata Naomi kepadanya: ‘Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.’ (21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: ‘Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku.’ (22) Lalu berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: ‘Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain.’ (23) Demikianlah Rut tetap dekat pada pengerja-pengerja perempuan Boas untuk memungut, sampai musim menuai jelai dan musim menuai gandum telah berakhir. Dan selama itu ia tinggal pada mertuanya”.

a) Naomi bertanya kepada Rut, yang menunjukkan bahwa ia mengawasi Rut.

Ay 19a: “maka berkatalah mertuanya kepadanya: ‘Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?”.

Matthew Henry: “Naomi asked her where she had been: ‘Where hast thou gleaned to-day?’ Note, Parents should take care to enquire into the ways of their children, how, and where, and in what company they spend their time. This may prevent many extravagancies which children, left to themselves, run into, by which they bring both themselves and their parents to shame” (= Naomi bertanya kepadanya dimana ia telah berada: ‘Di mana engkau memungut hari ini?’. Perhatikan, orang tua harus memperhatikan untuk menanyakan / menyelidiki jalan dari anak-anak mereka, bagaimana, dan dimana, dan dalam kumpulan apa mereka menghabiskan waktu mereka. Ini bisa menghalangi banyak penyimpangan, yang akan ditempuh oleh anak-anak yang dibiarkan pada diri mereka sendiri, dengan mana mereka membawa rasa malu baik kepada diri mereka sendiri maupun kepada orang tua mereka).

Bdk. ay 22: “Lalu berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: ‘Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain.’”.

RSV: ‘lest in another field you be molested’ (= supaya jangan engkau diganggu di ladang lain).

Bible Knowledge Commentary: “Perhaps to emphasize her need to stay there, Naomi reminded Ruth of the danger that might lurk in another field. This was a reminder of the especially low morals in the days of the Judges and Ruth” (= Mungkin untuk menekankan keharusan baginya untuk tetap tinggal di sana, Naomi mengingatkan Rut tentang bahaya yang bisa mengintai di ladang lain. Ini merupakan peringatan tentang moral yang sangat rendah pada jaman Hakim-hakim dan Rut).

b) Naomi berdoa untuk Boas sebelum mengetahui tentang dia dari Rut (ay 19b).

Ay 19b: “Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!’”.

Bible Knowledge Commentary: “Naomi requested the name of Ruth’s benefactor and prayed a blessing on him before Ruth answered her question” (= Naomi menanyakan nama dari orang yang murah hati kepada Rut dan mendoakan suatu berkat atasnya sebelum Rut menjawab pertanyaannya).

Penerapan: kalau ada orang yang menolong saudara atau bermurah hati kepada saudara, apakah saudara mendoakan orang itu?

c) Jawaban Rut kepada Naomi.

Ay 19c,21: “(19c) Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: ‘Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.’ … (21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: ‘Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku.’”.

Matthew Henry: “Ruth gave her a particular account of the kindness she had received from Boaz (v. 19) and the hopes she had of further kindness from him, ... Note, Children should look upon themselves as accountable to their parents and to those that are over them, and not think it a disparagement to them to be examined” [= Rut memberinya suatu cerita / laporan yang teliti tentang kebaikan yang telah ia terima dari Boas (ay 19) dan pengharapan yang ada padanya tentang kebaikan yang lebih jauh / banyak lagi dari dia, ... Perhatikan, Anak-anak harus memandang diri mereka sendiri sebagai bertanggung jawab kepada orang tua mereka dan kepada mereka yang ada di atas mereka, dan tidak menganggapnya sebagai suatu penghinaan / perendahan terhadap mereka untuk diperiksa / diselidiki].

Matthew Henry: “Ruth told her mother what kindness Boaz had shown her, ... but she did not tell her how Boaz had commended her, v. 11. Humility teaches us, not only not to praise ourselves, but not to be forward to publish others’ praises of us” (= Rut memberitahu ibunya kebaikan apa yang telah Boas tunjukkan kepadanya, ... tetapi ia tidak memberitahunya bagaimana Boas telah memujinya, ay 11. Kerendahan hati mengajar kita, bukan hanya tidak memuji diri kita sendiri, tetapi juga tidak berani untuk mempublikasikan pujian-pujian orang-orang lain tentang diri kita).

Menceritakan kebaikan kita, selama motivasinya bukan untuk memegahkan / menyombongkan diri, tetapi supaya diteladani orang, tidaklah salah. Tetapi kebanyakan orang, pada waktu menceritakan kebaikan / kehebatan diri sendiri / keluarganya, atau menceritakan pujian orang lain kepadanya / keluarganya, memang mempunyai motivasi untuk menyombongkan diri, dan ini jelas merupakan dosa!

d) Penjelasan Naomi tentang Boas.

Ay 20: “Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: ‘Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setiaNya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.’ Lagi kata Naomi kepadanya: ‘Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.’”.

1. Naomi berdoa lagi untuk Boas.

Matthew Henry: “The poor must pray for those that are kind and liberal to them, and thus requite them, when they are not capable of making them any other requital. Let the loins of the poor bless those that refresh them, Job 29:13; 31:20. And he that hears the cries of the poor against their oppressors (Ex 22:27), it may be hoped, will hear the prayers of the poor for their benefactors” [= Orang miskin harus berdoa untuk mereka yang baik dan murah hati kepada mereka, dan dengan demikian membalas mereka, pada waktu mereka tidak mampu untuk membalas mereka dalam hal lain. Hendaklah pinggang dari orang miskin memberkati mereka yang menyegarkan mereka, Ayub 29:13; 31:20. Dan Ia yang mendengar jeritan dari orang miskin terhadap para penindas mereka (Kel 22:27), bisa diharapkan, akan mendengar doa-doa dari orang miskin untuk orang-orang yang bermurah hati kepada mereka].

Ayub 29:13 - “aku mendapat ucapan berkat dari orang yang nyaris binasa, dan hati seorang janda kubuat bersukaria”.

Ayub 31:20 - “dan pinggangnya tidak meminta berkat bagiku, dan tidak dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku”.

Kel 22:26-27 - “(26) Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam, (27) sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya - pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepadaKu, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih.’”.

2. Kata-kata Naomi menunjukkan ia melihat titik terang dalam kehidupan mereka.

Apakah munculnya titik terang itu merupakan suatu kebetulan?

Bdk. ay 3-4: “(3) Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. (4) Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: ‘TUHAN kiranya menyertai kamu.’ Jawab mereka kepadanya: ‘TUHAN kiranya memberkati tuan!’”.

Ay 3 (KJV): ‘and her hap was to light on a part of the field belonging unto Boaz’ (= dan nasib baiknya / kemujurannya adalah hinggap pada suatu bagian dari ladang milik Boas).

Catatan: kata bahasa Inggris ‘hap’ bisa berarti ‘chance’ (= kebetulan), ‘fortune’ (= nasib baik), ‘luck’ (= nasib / kemujuran).

Kalau ditinjau dari sudut manusia, maka munculnya titik terang dalam kehidupan Rut itu, terjadi secara ‘kebetulan’! Boas bisa bertemu Rut, karena kebetulan ia berada di tanah milik Boas (ay 3), dan pada hari Rut mulai memungut jelai itu kebetulan Boas juga datang ke sana (ay 4). Lalu Boas senang / tertarik kepada Rut, karena kebetulan Rut cantik / sexy, dan kebetulan Rut mempunyai sifat-sifat yang baik, dan kebetulan Rut cocok dengan selera Boas. Tetapi kalau ditinjau dari sudut Allah, maka tidak ada kebetulan!

Semua ayat Alkitab yang menggunakan kata ‘kebetulan’ adalah ayat-ayat yang menyoroti dari sudut pandang manusia. Dalam arti sebenarnya, tidak ada kebetulan! Dari sejak semula, Allah sudah menentukan / merencanakan semuanya dan Allah lalu mengatur segala sesuatu sehingga semua terjadi sesuai dengan Rencana Allah yang kekal! Boas pasti mempunyai wanita idaman, tetapi hati Boas ada di tangan Tuhan, dan Tuhan bisa mengalirkan kemana saja Tuhan kehendaki, sehingga keputusan Tuhanlah yang terjadi. Rut mungkin memikir-mikir ke ladang mana ia akan pergi, sehingga kelihatannya ia sampai ke ladang Boas hanya secara kebetulan (ay 3), tetapi sebetulnya Tuhanlah yang menentukan arah lang­kahnya.

Maz 37:23 - “TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya”.

Amsal 16:9 - “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya”.

Amsal 19:21 - “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana”.

Amsal 21:1- “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkanNya ke mana Ia ingini”.

Yer 10:23 - “Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya”.

Matthew Henry: “‎She knew not whose field it was, nor had she any reason for going to that more than any other, and therefore it is said to be ‘her hap;’ but Providence directed her steps to this field. Note, God wisely orders small events; and those that seem altogether contingent serve his own glory and the good of his people. Many a great affair is brought about by a little turn, which seemed fortuitous to us, but was directed by Providence with design” (= Ia tidak tahu itu ladang siapa, juga ia tidak mempunyai alasan apapun untuk pergi ke ladang itu dari pada ke ladang yang lain, dan karena itu dikatakan bahwa itu adalah ‘nasib baiknya / kemujurannya’; tetapi Providensia mengarahkan langkah-langkahnya ke ladang ini. Perhatikan, Allah dengan bijaksana mengatur / menentukan peristiwa-peristiwa yang kecil; dan hal-hal yang kelihatannya sepenuhnya kebetulan melayani kemuliaanNya sendiri dan kebaikan dari umatNya. Banyak peristiwa-peristiwa yang besar dihasilkan / ditimbulkan oleh suatu perubahan yang kecil, yang kelihatannya kebetulan bagi kita, tetapi diarahkan oleh Providensia dengan rancangan).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “By the providence of God, Ruth gleaned in the portion of the field that belonged to Boaz. The record says Ruth ‘happened’ to come to this portion of the field, but it was no accident. Her steps were guided by the Lord” (= Oleh providensia Allah, Rut memungut di bagian dari ladang milik Boas. Catatannya mengatakan Rut ‘kebetulan’ datang ke bagian ladang ini, tetapi itu bukan suatu kebetulan. Langkah-langkahnya dipimpin oleh Tuhan).

Pulpit Commentary: “Though it seemed of little consequence in which field Ruth gleaned, ‘her hap was to light on a part of the field belonging to Boaz,’ and from this fact sprang results of the greatest importance. ‘Her hap’ determined her marriage, her wealth, her happiness and that of her mother-in-law, her union with Israel, her motherhood, her position as an ancestress of David and of Christ. In such seemingly insignificant causes originate the most momentous issues. Thus oftentimes it comes to pass that family relationships are formed, a professional career is determined; nay, religious decision may be brought about, life-work for Christ may be appointed, eternal destiny is affected” (= Sekalipun kelihatannya tidak terlalu berpengaruh di ladang mana Rut memungut jelai, ‘kebetulan ia berada di tanah milik Boas’, dan dari fakta ini muncul akibat-akibat yang terpenting. ‘Nasib baiknya / kemujurannya’ menentukan pernikahannya, kekayaannya, kebahagiaannya dan kebahagiaan mertua perempuannya, persatuannya dengan Israel, ke-ibu-annya, posisinya sebagai seorang nenek moyang dari Daud dan dari Kristus. Dalam penyebab-penyebab yang kelihatannya begitu tidak penting berasal persoalan-persoalan / hasil-hasil yang paling penting. Demikianlah seringkali terjadi bahwa hubungan keluarga dibentuk, karir profesional ditentukan; tidak, keputusan agamawi bisa dihasilkan / ditimbulkan, pekerjaan seumur hidup untuk Kristus bisa ditetapkan, tujuan kekal dipengaruhi).

Charles Haddon Spurgeon memberikan renungan tentang Rut 2:3, dimana ia berkata sebagai berikut:

“Her hap was. Yes, it seemed nothing but an accidental happenstance, but how divinely was it planned! Ruth had gone forth with her mother’s blessing under the care of her mother’s God to humble but honorable toil, and the providence of God was guiding her every step. Little did she know that amid the sheaves she would find a husband, that he would make her the joint owner of all those broad acres, and that she, a poor foreigner, would become one of the progenitors of the great Messiah. ... Chance is banished from the faith of Christians, for they see the hand of God in everything. The trivial events of today or tomorrow may involve consequences of the highest importance” (= ‘Kebetulan ia berada’. Ya, itu kelihatannya bukan lain dari pada suatu kejadian yang bersifat kebetulan, tetapi hal itu direncanakan secara ilahi! Rut telah pergi dengan berkat dari ibunya di bawah pemeliharaan / perhatian dari Allah ibunya kepada pekerjaan yang rendah tetapi terhormat, dan Providensia Allah membimbing setiap langkahnya. Sedikitpun ia tidak menyangka bahwa di antara berkas-berkas jelai itu ia akan menemukan seorang suami, bahwa ia akan membuatnya menjadi pemilik dari seluruh tanah yang luas itu, dan bahwa ia, seorang asing yang miskin, akan menjadi salah seorang nenek moyang dari Mesias yang agung. ... ‘Kebetulan’ dibuang dari iman orang-orang Kristen, karena mereka melihat bahwa tangan Allah ada dalam segala sesuatu. Peristiwa-peristiwa remeh dari hari ini atau besok bisa melibatkan konsekwensi-konsekwensi yang paling penting) - ‘Morning and Evening’, October 25, evening.

Karena itu, jangan menyepelekan hal-hal kecil, karena itu bisa mempengaruhi / menghasilkan hal-hal yang sangat besar!

3. Tuhan tidak berhenti menunjukkan kebaikanNya kepada anak-anakNya.

Ay 20: “Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: ‘Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setiaNya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.’ Lagi kata Naomi kepadanya: ‘Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.’”.

a. Bagian yang saya garis bawahi itu salah terjemahan.

NIV: ‘The LORD has not stopped showing kindness’ (= TUHAN belum berhenti menunjukkan kebaikanNya).

NASB: ‘the LORD who has not withdrawn his kindness’ (= TUHAN yang belum menarik kebaikanNya).

Jadi, sekalipun dalam ay 20 itu Naomi mendoakan Boas, tetapi ia sadar bahwa semua itu adalah peker­jaan Tuhan.

Tadinya Naomi mengira bahwa Tuhan sudah berhenti menunjukkan kebaikanNya (1:13,20,21). Tetapi sekarang (ay 20), ia tahu bahwa Tuhan masih tetap memberikan kebaikan kepadanya. Kebaikan yang ia maksudkan, bukan­lah sekedar karena ia mendapat makanan dari Rut! Ada sesuatu yang jauh lebih penting! Itu ada dalam ay 20b dimana Naomi mengatakan bahwa Boas adalah salah seo­rang yang wajib menebus mereka.

Tadinya semua gelap bagi dia maupun bagi Rut! Elime­lekh mati, dan demikian juga Mahlon dan Kilyon. Lalu mereka menjadi miskin. Sekarang ada titik terang! Rut bertemu dengan Boas dan Boas tertarik kepada Rut!

Sekarang Naomi tahu bahwa di dalam kegelapanpun Tuhan tetap menyertai / memimpin mereka.

Illustrasi: kalau kita masuk suatu terowongan, maka semua menjadi gelap. Tetapi itu tak berarti bahwa mataharinya hilang. Ada saatnya kita akan melihat titik terang!

Penerapan: apakah saudara sedang menderita? Apakah jalan semua kelihatan gelap? Apakah saudara sudah banyak berdoa dan ternyata Tuhan kelihatannya tidak mempedulikan saudara? Kalau demikian, renungkanlah bagian ini! Baik saudara sadari atau tidak, Tuhan tetap menyertai dan memimpin saudara! Ada saatnya Tuhan akan memberi titik terang kepada saudara! Tetapi, sementara titik terang itu belum saudara lihat, tetaplah percaya kepada Tuhan dalam kegelapan yang bagaimanapun gelapnya. Berjalanlah dengan iman, bukan dengan penglihatan.

2Kor 5:7 - “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”.

NIV: ‘We live by faith, not by sight’ (= Kita hidup oleh iman, bukan oleh penglihatan).

Maz 23:1-4 - “(1) TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya. (4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku”.

b. Boas adalah salah seorang yang wajib menebus mereka (ay 20b).

Ay 20b: “Lagi kata Naomi kepadanya: ‘Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.’”.

KJV: ‘one of our next kinsmen’ (= salah satu dari sanak terdekat kita).

Jamieson, Fausset & Brown: “‘The man is ... one of our next kinsmen’ - Hebrew, ‘one of our redeemers,’ on whom it devolves to protect us, to purchase our lands, and marry you, the relict of his next kinsman” (= ‘Orang itu adalah … salah satu dari sanak terdekat kita’ - Ibrani, ‘salah satu dari penebus-penebus kita’, pada siapa disampaikan tanggung jawab untuk melindungi kita, untuk membeli tanah kita, dan menikahimu, janda dari sanaknya yang terdekat).

RUT 3:1-18

Rut 3:1-18 - “(1) Lalu Naomi, mertuanya itu, berkata kepadanya: ‘Anakku, apakah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia? (2) Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan; (3) maka mandilah dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan itu. Tetapi janganlah engkau ketahuan kepada orang itu, sebelum ia selesai makan dan minum. (4) Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.’ (5) Lalu kata Rut kepadanya: ‘Segala yang engkau katakan itu akan kulakukan.’ (6) Sesudah itu pergilah ia ke tempat pengirikan dan dilakukannyalah tepat seperti yang diperintahkan mertuanya kepadanya. (7) Setelah Boas habis makan dan minum dan hatinya gembira, datanglah ia untuk membaringkan diri tidur pada ujung timbunan jelai itu. Kemudian datanglah perempuan itu dekat dengan diam-diam, disingkapkannyalah selimut dari kaki Boas dan berbaringlah ia di situ. (8) Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya. (9) Bertanyalah ia: ‘Siapakah engkau ini?’ Jawabnya: ‘Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.’ (10) Lalu katanya: ‘Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya. (11) Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang perempuan baik-baik. (12) Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku. (13) Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi.’ (14) Jadi berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boas: ‘Janganlah diketahui orang, bahwa seorang perempuan datang ke tempat pengirikan.’ (15) Lagi katanya: ‘Berikanlah selendang yang engkau pakai itu dan tadahkanlah itu.’ Lalu ditadahkannya selendang itu. Kemudian ditakarnyalah enam takar jelai ke dalam selendang itu. Sesudah itu pergilah Boas ke kota. (16) Setelah perempuan itu sampai kepada mertuanya, berkatalah mertuanya itu: ‘Bagaimana, anakku?’ Lalu diceritakannyalah semua yang dilakukan orang itu kepadanya (17) serta berkata: ‘Yang enam takar jelai ini diberikannya kepadaku, sebab katanya: Engkau tidak boleh pulang kepada mertuamu dengan tangan hampa.’ (18) Lalu kata mertuanya itu: ‘Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga.’”.

Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu, kita sudah melihat bahwa Naomi dan Rut mengalami saat-saat yang sangat gelap dalam kehidupan mereka. Tetapi, lalu muncul titik terang dalam kehidupan mereka, yaitu dengan munculnya dan tertarik­nya Boas kepada Rut. Naomi melihat titik terang itu, dan ia yakin itulah kehendak / rencana Allah. Karena itu dalam Rut 2:20, ia memuji Tuhan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia tidak perlu berusaha. Ia berusaha!

I) Usaha Naomi.

1) Naomi menyelidiki tentang Boas.

Dari mana kita tahu bahwa Naomi menyelidiki tentang Boas? Lihat ay 2: “Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan”.

a) Beberapa hal tambahan tentang Boas.

Barnes’ Notes: “This ‘mighty man of wealth’ assists personally in the winnowing of his barley, which lies in a great heap on the floor (Ruth 3:15), and sleeps in the open threshing-floor to protect his grain from depredation” [= Orang yang sangat kaya itu membantu secara pribadi dalam penampian jelainya, yang terletak dalam suatu timbunan besar di lantai (Rut 3:15), dan tidur di tempat pengirikan yang terbuka untuk melindungi gandumnya dari perampokan / penjarahan].

Pulpit Commentary: “Diligence in business. Boaz is an example of a thorough man of business. He was wont himself to see to it that the land was well tilled and well reaped. He was personally acquainted with the laborers. He even noticed the gleaners. He watched the reaping. He superintended the winnowing. He slept on the winnowing-floor, to protect his corn from the designs of robbers” (= Kerajinan dalam pekerjaan / bisnis. Boas adalah suatu teladan dari seorang yang seksama / teliti dalam bisnis. Ia membiasakan dirinya sendiri untuk mengawasi bahwa tanahnya dikerjakan dengan baik dan dituai dengan baik. Ia kenal secara pribadi dengan para pekerjanya. Ia bahkan memperhatikan para pemungut jelai. Ia mengawasi penuaian. Ia mengawasi pengirikan. Ia tidur di lantai tempat pengirikan, untuk melindungi gandumnya dari rencana-rencana dari perampok-perampok).

Pulpit Commentary: “A RELIGIOUS MAN IS BOUND TO ATTEND TO THE CALLING HE EXERCISES. Whether a landowner, a farmer, a merchant, a tradesman, or a professional man, he ought to give his attention to his occupation, and not to neglect his own business to be a meddler in that of others. His business is thus more likely to prosper, and his example to younger men will be influential and beneficial” (= Seorang yang religius harus mengawasi / membaktikan diri pada panggilan yang ia jalankan. Apakah ia seorang pemilik tanah, petani, pedagang, atau seorang profesional, ia harus memberikan perhatiannya pada pekerjaannya, dan tidak mengabaikan urusannya / kesibukannya untuk menjadi pencampur urusan orang lain. Dengan demikian bisnisnya lebih memungkinkan untuk berhasil dengan baik, dan teladannya bagi orang-orang yang lebih muda akan berpengaruh dan bermanfaat).

Catatan: ini juga berlaku untuk pelayan-pelayan Tuhan di gereja!

Pulpit Commentary: “DILIGENCE IN BUSINESS PROCURES A MAN MANY ADVANTAGES. It is foolish to despise wealth, though it is easy to over-estimate it. ... If a man neglects the opportunity of acquiring property in order to pursue learning, or to do good, he deserves respect; but if from sloth and heedlessness, he is despised. Wealth is good if it be used for good purposes - for the education of children, for the encouragement of learning and virtue, for the well-being of the people at large” (= Kerajinan dalam bisnis / pekerjaan menyebabkan seseorang mendapatkan banyak keuntungan. Adalah tolol untuk meremehkan kekayaan, sekalipun adalah mudah untuk menilainya terlalu tinggi. ... Jika seseorang mengabaikan kesempatan untuk mendapatkan kekayaan supaya bisa mengejar pengetahuan, atau untuk berbuat baik, ia layak dihormati; tetapi jika itu disebabkan karena kemalasan dan ketidak-pedulian, ia direndahkan. Kekayaan adalah baik jika itu digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik - untuk pendidikan anak-anak, untuk mendorong pengetahuan dan kebaikan, untuk kesejahteraan dari orang-orang pada umumnya).

b) Mungkin bahwa Boas tidak pergi ke tempat pengirikan setiap malam; tetapi Naomi bisa tahu bahwa Boas akan pergi ke sana malam itu (ay 2)!

Juga perhatikan ay 18: “Lalu kata mertuanya itu: ‘Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga.’”.

Naomi bisa tahu sifat Boas sebagai orang yang tidak akan berhenti sebelum menyelesaikan suatu perkara!

Dari penyelidikan ini, rupa-rupanya Naomi mendapat kesimpulan bahwa sekalipun Boas tertarik kepada Rut, tetapi Ia ‘sungkan’ kepada Rut. Karena itulah maka Naomi melakukan usaha yang kedua.

2) Naomi juga menyelidiki tentang Rut.

Bahwa Naomi bisa melakukan usaha kedua ini jelas menunjukkan bahwa Naomi bukan hanya menyelidiki Boas, tetapi juga menyelidiki Rut.

Pulpit Commentary: “Every mother, every father, should make every individual child in the family circle an individual study. … Naomi did her best day by day to understand her devoted and deeply affectionate daughter-in-law” (= Setiap ibu, setiap ayah, harus membuat setiap individu anak dalam keluarga untuk dipelajari secara individuil. … Naomi melakukan yang terbaik untuk mengerti menantu perempuannya yang membaktikan hidupnya kepadanya dan sangat menyayanginya) - hal 52.

Apakah saudara juga mempelajari anak-anak saudara?

Dari pengenalan terhadap Rut dan Boas ini, Naomi tahu bahwa sebetulnya kedua orang ini sama-sama menyukai, tetapi ada halangan yang menyebabkan mereka tidak bisa bersatu. Karena itulah Naomi melakukan usahanya yang kedua ini.

3) Naomi menasehati Rut.

Ay 1-4: “(1) Lalu Naomi, mertuanya itu, berkata kepadanya: Anakku, apakah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia? (2) Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan; (3) maka mandilah dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan itu. Tetapi janganlah engkau ketahuan kepada orang itu, sebelum ia selesai makan dan minum. (4) Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.’”.

a) Kata-kata ‘tempat perlindungan’ (ay 1) terjemahan hurufiahnya adalah ‘rest’ (= istirahat).

Pulpit Commentary: “There is something radically wrong in every home which is not a ‘rest’ to its inmates” (= Ada sesuatu yang sangat salah dalam setiap rumah yang bukan merupakan suatu ‘istirahat’ bagi penghuni-penghuninya) - hal 53.

Artinya di sini jelas menunjuk kepada suami / pernikahan. Bdk. Rut 1:9 - “kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan (Inggris: ‘rest’), masing-masing di rumah suaminya.’”.

Jelas tidak salah untuk mengusahakan agar Rut menikah lagi, karena suami Rut sudah mati.

b) Kata-kata ‘supaya engkau berbahagia’ diterjemahkan ‘that it may be well with thee’ (= supaya engkau baik-baik saja) dalam KJV.

Perlu dicamkan bahwa tidak selalu perempuan (juga laki-laki) makin bahagia setelah menikah!

Matthew Henry: “Note, ... That which should be desired and designed by those that enter into the married state is that it may be well with them, in order to which it is necessary that they choose well; otherwise, instead of being a rest to them, it may prove the greatest uneasiness. Parents, in disposing of their children, must have this in their eye, that it may be well with them. And be it always remembered that is best for us which is best for our souls” (= Perhatikan, ... Apa yang harus diinginkan dan dimaksudkan oleh mereka yang masuk ke dalam keadaan pernikahan adalah supaya mereka akan baik-baik, dan karena itu adalah perlu bahwa mereka memilih dengan baik; kalau tidak, bukannya menjadi suatu istirahat bagi mereka, tetapi bisa terbukti sebagai ketidak-nyamanan yang terbesar. Orang tua, dalam memberikan anak-anak mereka, harus mempunyai hal ini di mata mereka, supaya baik keadaan mereka. Dan harus selalu diingat bahwa yang terbaik untuk kita adalah yang terbaik untuk jiwa kita).

Penerapan: jelas kata-kata Matthew Henry ini tidak cocok dengan orang tua yang selalu ingin anaknya menikah dengan orang kaya. Jelas bahwa Matthew Henry lebih memperhatikan urusan rohani dari pada urusan jasmani / sekuler / uang dalam pernikahan.

c) Dalam ay 3, Naomi menyuruh Rut untuk mandi, berurap (yaitu memakai minyak wangi) dan juga untuk mengenakan pakaian yang bagus.

d) Dalam ay 4, Naomi menyuruh Rut untuk:

1. Memperhatikan baik-baik tempat Boas berbaring. Ini perlu supaya tidak keliru dengan orang lain.

2. Mendekati Boas.

3. Menyingkapkan selimut pada bagian kaki Boas. Hal ini akan menyebabkan Boas terbangun karena merasa dingin.

4. Berbaring di kaki Boas. Ini suatu posisi yang rendah, menunjukkan Rut sebagai pemohon.

Matthew Henry: “perhaps it was the usage in that country that in this case the woman should make the demand; so much is intimated by the law, Deut 25:7-9” (= mungkin itu merupakan kebiasaan / tradisi di negeri itu bahwa dalam kasus seperti ini si perempuan harus membuat tuntutan; begitulah diisyaratkan oleh hukum Taurat, Ul 25:7-9).

Ul 25:7-9 - “(7) Tetapi jika orang itu tidak suka mengambil isteri saudaranya, maka haruslah isteri saudaranya itu pergi ke pintu gerbang menghadap para tua-tua serta berkata: Iparku menolak menegakkan nama saudaranya di antara orang Israel, ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar dengan aku. (8) Kemudian para tua-tua kotanya haruslah memanggil orang itu dan berbicara dengan dia. Jika ia tetap berpendirian dengan mengatakan: Aku tidak suka mengambil dia sebagai isteri - (9) maka haruslah isteri saudaranya itu datang kepadanya di hadapan para tua-tua, menanggalkan kasut orang itu dari kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan: Beginilah harus dilakukan kepada orang yang tidak mau membangun keturunan saudaranya”.

Catatan: text ini secara implicit memang menunjukkan inisiatif dari pihak perempuan.

II) Apa yang dilakukan oleh Rut.

1) Rut mentaati nasehat Naomi dan berbuat persis seperti yang dikatakan oleh Naomi.

Ay 5-7: “(5) Lalu kata Rut kepadanya: ‘Segala yang engkau katakan itu akan kulakukan.’ (6) Sesudah itu pergilah ia ke tempat pengirikan dan dilakukannyalah tepat seperti yang diperintahkan mertuanya kepadanya. (7) Setelah Boas habis makan dan minum dan hatinya gembira, datanglah ia untuk membaringkan diri tidur pada ujung timbunan jelai itu. Kemudian datanglah perempuan itu dekat dengan diam-diam, disingkapkannyalah selimut dari kaki Boas dan berbaringlah ia di situ”.

a) Rut melihat bahwa Boas telah selesai dengan makan dan minum.

Makan dan minum dalam ay 7a bukan dalam arti sampai mabuk! Tidak salah kalau kita makan dan minum yang ‘agak istimewa’ setelah menerima suatu berkat dari Tuhan! Kristen tidak mengajar kita menjadi pertapa!

Tetapi ingat bahwa Boas adalah orang kaya! Apa yang ia lakukan ini tidak bisa diterapkan kalau saudara adalah orang yang miskin, dan penghasilannya pas-pasan! Orang miskin, yang penghasilannya pas-pasan, tetapi tetap ‘makan dan minum secara istimewa’ setiap kali menerima gajian, adalah orang boros dan bodoh yang tak mempunyai kebijaksanaan!

b) Rut melihat bahwa Boas membaringkan diri untuk tidur (ay 7a).

Pulpit Commentary: “IT IS RIGHT TO REST WHEN DUTY HAS BEEN FULFILLED AND TASKS ACHIEVED. Some zealous Christians seem to think all repose is sinful, as manifesting indifference to the magnitude of the work to be done. But God has made the body so that it needs rest, the mind so that it needs relaxation” (= Adalah benar untuk beristirahat pada waktu kewajiban telah diselesaikan dan tugas telah tercapai. Sebagian orang-orang Kristen yang bersemangat kelihatannya berpikir bahwa semua istirahat adalah berdosa, karena menunjukkan ketidak-pedulian / sikap acuh tak acuh pada besarnya pekerjaan yang harus dilakukan. Tetapi Allah telah membuat tubuh sehingga tubuh itu membutuhkan istirahat, pikiran sehingga pikiran itu membutuhkan relaxasi).

Orang harus rajin bekerja. Dalam hal ini muncul 2 extrim, yang satu adalah malas, dan yang lain adalah menjadi workaholic (orang yang gila kerja)!

c) Rut datang dengan diam-diam, menyingkapkan selimut pada kaki Boas dan tidur di situ (ay 7b).

2) Apa yang Rut lakukan menyebabkan Boas terbangun.

Setelah Boas terbangun, ia bertanya: “Siapakah engkau?” (ay 9a). Rut menjawab dalam ay 9b: “Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.’”.

a) Rut menyebut dirinya sendiri sebagai ‘hamba’.

Ini lagi-lagi menempatkan diri dalam posisi yang rendah. Rut tidak bersikap seakan-akan ia berhak untuk ditebus oleh Boas, tetapi ia menunjukkan sikap sebagai seorang pemo­hon.

b) ‘Kembangkanlah sayapmu’.

1. Kata perintah atau pernyataan?

Pulpit Commentary mengatakan (hal 54) bahwa bagian ini seharusnya bukan berupa suatu perintah, tetapi suatu pernyataan: ‘Engkau telah mengembangkan sayapmu’. Tetapi para penafsir lain tetap menafsirkan bagian ini sebagai kata perintah. Demikian juga KJV/RSV/NIV/NASB semuanya menterjemahkan sebagai kata perintah. Tentu saja dalam hal ini ‘perintah’ itu harus dianggap sebagai ‘permohonan’.

2. Kata ‘sayap’ mempunyai dua kemungkinan arti:

a. Kain penutup tempat tidur yang menyelimuti suami istri.

b. Sayap burung. Artinya: minta perlindungan.

Pulpit Commentary: “Boaz himself had represented Ruth as having come trustfully under the wings of Yahveh (see ch. 2:12). … But, as she was well aware that God often works through human agency, she now recognised the Divine hand in the kindness of Boaz” [= Boas sendiri telah menggambarkan Rut sebagai telah datang dengan percaya di bawah sayap dari Yahweh (lihat 2:12). … Tetapi, sebagaimana ia (Rut) menyadari bahwa Allah sering bekerja melalui manusia sebagai alat, sekarang ia mengakui tangan Ilahi dalam kebaikan Boas] - hal 49.

3. Rut bicara tentang kedudukan Boas sebagai seseorang yang wajib menebus.

Kata-kata Rut itu jelas artinya. Ia memohon (dengan halus) supaya Boas mengawini dia.

III) Salahkah nasehat Naomi / tindakan Rut ini?

Sekarang mungkin perlu kita teliti, apakah usaha yang dilakukan oleh Naomi dan Rut ini termasuk dosa atau tidak.

Saya berpendapat bahwa tidak ada salahnya bahwa seorang perempuan bertindak agresif / mengambil inisiatif (kecuali kebudayaan / kebiasaan setem­pat menganggap hal itu sebagai sesuatu yang negatif). Tetapi, bagaimana dengan mendatangi seorang laki-laki yang sedang tidur, menyingkapkan selimutnya dan tidur di sana? Dosakah hal ini? Dalam menentukan dosa atau tidaknya hal ini, terjadi pro kontra yang hebat di antara para penafsir. Ada penafsir-penafsir yang menganggap tidak dosa, dengan alasan bahwa hal itu adalah tradisi!

Contoh dari penafsir-penafsir yang pro:

Pulpit Commentary: “The circumstances of the narrative read strangely to us. But one nation and one age cannot fairly apply its standards to another. Nothing is more certain than that the conduct of Naomi, of Ruth, and of Boaz was perfectly correct, and probably Ruth’s proceeding was wise and justifiable”.

Jamieson, Fausset & Brown: “Singular as these directions may appear to us, there was no impropriety in them, according to the simplicity of rural manners in Beth-lehem. In ordinary circumstances these would have seemed indecorous to the world; but in the case of Ruth, it was a method doubtless conformable to prevailing usage, of reminding Boaz of the duty which devolved on him as the kinsman of her deceased husband. Boaz probably slept upon a mat or skin; Ruth lay crosswise at his feet - a position in which Eastern servants frequently sleep in the same chamber or tent with their master; and if they want a covering, custom allows them that benefit from part of the covering on their master’s bed. Resting, as the Orientals do at night, in the same clothes they wear during the day, there was no indelicacy in a stranger, or even a woman, putting the extremity of this cover over her”.

Kalau memang hal itu adalah tradisi, maka mungkin sekali hal itu memang tidak bisa disalahkan. Tetapi, betulkah bahwa hal itu adalah tradisi? Dalam bagian lain dari Kitab Suci, tidak pernah ada peristiwa seperti itu. Juga dalam buku-buku tentang tradisi Israel, hal seperti itu tidak pernah ada! Jadi, saya tidak bisa menerima ini sebagai tradisi, dan menurut saya, haruslah disimpulkan bahwa hal itu adalah sesuatu yang agak kelewat batas.

Dan dari ay 14 terlihat bahwa hal itu pasti mempunyai resiko yang besar.

Ay 14: “Jadi berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boas: ‘Janganlah diketahui orang, bahwa seorang perempuan datang ke tempat pengirikan.’”.

Mengapa Boas harus takut kalau semua itu adalah tradisi?

Contoh dari penafsir-penafsir yang kontra:

Matthew Henry: “The course she took in order to her daughter’s preferment was very extraordinary and looks suspicious. If there was any thing improper in it, the fault must lie upon Naomi, who put her daughter upon it, and who knew, or should know, the laws and usages of Israel better than Ruth. ... We must therefore think that the thing did not look so ill then as it does now” (= ).

Matthew Poole: “that there was something of shamefulness in the thing, may be gathered both from Naomi’s choice of the night for it, as if it were a work of darkness, and from Boaz’s fear lest this should be known, Ru 3:14. And it is an aggravation of it, that this course was unnecessary, and she had a plain and likely way, which was directly to address herself to Boaz” (= ).

Adam Clarke: “On the whole, we must say, had not Boaz been a person of extraordinary piety, prudence, and continence, this experiment might have been fatal to Ruth. We cannot easily account for this transaction; probably Naomi knew more than she revealed to her daughter-in-law. The experiment however was dangerous, and should in no sense be imitated” (= ).

Pulpit Commentary: “Naomi ventured on a bold expedient to bring speedy ‘rest’ to her daughter-in-law” [= Naomi mengambil resiko untuk mengambil jalan yang berani untuk membawa dengan cepat ‘tempat perlindungan’ (ay 1) bagi menantu perempuannya] - hal 47.

Catatan: jangan heran kalau tadi Pulpit Commentary menyetujui lalu di sini menentang hal itu. Pulpit Commentary ditulis oleh banyak penafsir sehingga bisa ada tafsiran-tafsiran yang bertentangan.

Barnes’ Notes: “here our defence ceases, at least in respect to Naomi. While we vindicate her intentions, we are constrained to censure her measures; while we acquit her of designing evil, we must blame her for not ‘abstaining from all appearance of evil.’ There was too much of cunning and stratagem about the manner of the whole transaction. There was a forcing of Providence where there should have been a trustful waiting on it; a cutting of a short way to a desired issue, instead of moving in the way which God might open to her” (= di sini pembelaan kami berhenti, setidaknya berkenaan dengan Naomi. Sementara kami mempertahankan maksud-maksudnya, kami terpaksa mencela tindakan-tindakannya; sementara kami membebaskan dia dari perencanaan kejahatan, kami harus menyalahkan dia untuk tidak ‘menjauhkan diri dari segala yang kelihatannya jahat’. Ada terlalu banyak kelicikan dan trik tentang cara dari seluruh transaksi. Ada suatu pemaksaan terhadap Providensia dimana seharusnya ada sikap menanti sambil percaya terhadapnya; suatu pemotongan jalan pintas menuju hasil yang diinginkan, dan bukannya bergerak dengan cara yang Allah bukakan baginya).

1Tes 5:22 - “Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan”.

KJV: ‘Abstain from all appearance of evil’ (= Jauhkan dirimu dari semua yang kelihatannya jahat).

RSV/NASB/ASV/NKJV: ‘abstain from every form of evil’ (= Jauhkan dirimu dari setiap bentuk kejahatan).

NIV: ‘Avoid every kind of evil’ (= Hindarilah setiap jenis kejahatan).

Jadi, apa yang mereka lakukan di sini adalah ‘membantu Tuhan dengan caranya sendiri yang adalah cara duniawi’. Ini sama dengan apa yang dilakukan oleh Abram dan Sarai, dimana mereka ‘membantu Tuhan’ supaya bisa mem­berikan anak dengan cara menjadikan Hagar sebagai istri Abram (Kej 16). Juga sama dengan apa yang dilakukan oleh Yakub dan Ribka, pada waktu mereka menipu Ishak untuk mendapatkan berkat (Kej 27).

IV) Reaksi Boas.

1) Dalam ay 8 dikatakan bahwa Boas terkejut, lalu bangun.

Rut 3:8 - “Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya”.

Dalam Kitab Suci Indonesia dikatakan bahwa Boas ‘meraba-raba sekelilingnya’. Ini salah terjemahan. Seharusnya adalah ‘he turned’ (= ia berbalik) seperti dalam terjemahan NIV (KJV/RSV/NASB ≈ NIV).

Lalu ia bertanya: “Siapa­kah engkau?” (ay 9).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “‘Life is full of rude awakenings!’ a famous cartoon canine likes to say, and more than one biblical character would agree. Adam went to sleep and woke up to discover he’d been through surgery and was now a married man. Jacob woke up to discover he was married to the wrong woman! Boaz woke up at midnight to find a woman lying at his feet”.

2) Setelah ia tahu bahwa itu adalah Rut, dan setelah ia mendengar bahwa Rut memohon supaya ia mengawini Rut, maka Boas lalu mengucapkan ay 10-11: “(10) Lalu katanya: ‘Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya. (11) Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang perempuan baik-baik”.

a) Kata ‘anakku’ dalam ay 10 menunjukkan bahwa Boas jauh lebih tua dari Rut, dan rupanya inilah yang menyebabkan, sekalipun ia jelas menyenangi Rut, tetapi ia sungkan untuk menyatakannya.

b) ‘Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu’.

Mula-mula Rut menunjukkan kasih kepada Naomi. Sekarang, ia menunjukkan sikap bertanggung jawab kepada keluarga, yang ia tunjukkan dengan tidak mengejar-ngejar ‘orang-orang muda’ [= choice men (= orang-orang pilihan / hebat)], tetapi memilih ‘pene­bus’ yang jauh lebih tua dari dirinya sendiri.

Catatan: jangan terapkan ini kepada cewek yang mengejar orang tua hanya karena kaya! Itu sangat berbeda!

c) ‘setiap orang dalam kota kami tahu bahwa engkau seorang perempuan baik-baik’.

Kata Ibrani yang di­terjemahkan ‘baik-baik’ adalah CHAYIL yang arti sebetulnya adalah ‘kaya’ (misalnya dalam Rut 2:1), tetapi di sini bisa diartikan ‘berharga’.

RSV: ‘worth’ (= berharga / bernilai).

Semua cewek kristen harus hidup sedemikian rupa sehingga kata-kata Boas ini bisa diberlakukan untuknya!

Dari kata-kata Boas yang memuji-muji Rut ini terlihat dengan jelas bahwa Boas senang kepada Rut. Kalau ia tidak senang kepada Rut, maka melihat tindakan Rut yang kelewat batas itu, pasti ia akan marah dan mengusir Rut. Bagi Boas, apa yang dilakukan oleh Rut adalah ‘titik terang’!

3) Melihat titik terang ini, Boas tidak pasif saja, tetapi ia berusaha.

Ia berusaha untuk mengawini Rut, tetapi berbeda dengan Naomi, Boas melakukan usahanya dengan memperhatikan ‘aturan mainnya’.

Ay 12-13: “(12) Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku. (13) Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi.’”.

a) ‘penebus’.

Saudara dari suami harus mengawini jandanya. Kalau tidak ada saudara, maka keluarga suami yang terdekatlah yang harus melakukan hal itu.

b) Ada urut-urutan dalam menebus.

Keluarga yang lebih dekat, lebih berhak dalam menebus.

1. Boas tak mau melanggar hak dari keluarga yang lebih dekat itu.

2. Kalau orang itu tidak mau menebus, Boas bersumpah (untuk memberi kepastian kepada Rut), bahwa ialah yang akan menebus.

Dari sini terlihat bahwa Boas adalah orang yang sangat mempedulikan / menghormati hak-hak orang lain, sekalipun hak-hak orang lain itu bertentangan dengan keinginannya sendiri.

Bdk. Fil 2:4 - “janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”.

Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara menghormati hak-hak orang lain? Misalnya pada waktu naik sepeda motor / mobil di jalan, apakah saudara menghormati hak-hak pengendara kendaraan yang lain? Atau main potong, serobot seenaknya?

4) Selanjutnya, Boas lalu menasehati Rut.

Ay 14: “Jadi berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boas: ‘Janganlah diketahui orang, bahwa seorang perempuan datang ke tempat pengirikan.’”.

Ayat itu menunjukkan bahwa Boas tidak hanya memperhatikan kesucian di hadapan Allah saja, tetapi juga di hadapan manusia. Bagaimana dengan saudara?

Juga Boas menasehatkan seperti itu, karena ia tidak mau nama baik Rut menjadi tercemar, karena ia melihat adanya kemungkinan Rut diambil menjadi istri oleh penebus yang lain (yang lebih berhak dari Boas). Sebetulnya, kalau nama baik Rut tercemar, maka lebih kecil kemungkinannya bahwa penebus yang lebih dekat itu mau menebus, sehingga lebih besar kemungkinannya bagi Boas untuk bisa mengawini Rut. Tetapi lagi-lagi terlihat, bahwa Boas tak mau menggunakan cara-cara duniawi yang kotor!

Penutup / kesimpulan.

Baik Naomi / Rut, maupun Boas sama-sama melihat titik terang. Mereka sama-sama berusaha. Mereka sama-sama berserah.

Untuk Naomi dalam ay 18: “Lalu kata mertuanya itu: ‘Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga.’”.

Pulpit Commentary: “she knew that there is always a time to wait, as well as a time to work; and she reminded Ruth that now events must be left to others - indeed, must be left to God! … When we have done our part, then is the time to sit still. … When we can do no more, then is the time to sit still. Ask yourself whether you have or have not this reason for refraining from efforts. We sometimes come to the end of our ability; we have done our part, and for us nothing now remains to do” (= ia tahu bahwa selalu ada waktu untuk menunggu, dan juga waktu untuk bekerja; dan ia mengingatkan Rut bahwa sekarang hal-hal itu harus ditinggalkan untuk orang-orang lain - memang, harus ditinggalkan untuk Allah! … Pada waktu kita telah melakukan bagian kita, maka itulah waktunya untuk duduk diam. … Pada saat kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi, maka itu adalah waktu untuk duduk diam. Tanyakanlah kepada dirimu sendiri apakah engkau mempunyai atau tidak mempunyai alasan ini untuk menahan segala usaha. Kita kadang-kadang sampai pada akhir dari kemampuan kita; kita telah melakukan bagian kita, dan bagi kita sekarang tidak ada yang tersisa untuk dilakukan) - hal 58.

Untuk Boas dalam ay 13: “Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi.’”.

Tetapi tetap ada perbedaan di antara mereka! Naomi dan Rut berusaha secara kelewat batas, tetapi Boas tidak!

Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara berusaha untuk melakukan sesuatu, apakah saudara melakukannya dengan mempedulikan batasan-batasan Firman Tuhan seperti Boas, atau saudara melakukannya tanpa mempedulikan batasan-batasan Firman Tuhan seperti Naomi / Rut?

Ini harus dipikirkan tentang banyak hal, seperti:

1. Dalam mencari jodoh. Ada seseorang yang memberikan semacam syair: ‘Ndak kenek dikerek, didukno; ndak kenek dipek, didukuno’ (= tidak bisa dinaikkan, diturunkan; tidak bisa diambil, didukunkan). Ini seperti yang dilakukan oleh Naomi.

2. Dalam mencari pekerjaan. Banyak orang mencari pekerjaan dengan menyogok, dsb.

3. Dalam usaha untuk lulus. Banyak orang melakukan hal-hal yang tidak halal, seperti curang dalam ujian, menyogok guru / dosen, dsb.

4. Dalam mendamaikan orang yang gegeran!

Kalau ada gegeran, adalah baik kalau saudara berusaha mendamaikan. Tetapi kalau cara-cara duniawi, termasuk dusta, digunakan, itu menjadi dosa! Bukan hanya tujuannya yang harus benar, caranyapun harus benar!

RUT 4:1-22

Rut 4:1-22 - “(1) Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: ‘Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini.’ Maka datanglah ia, lalu duduk. (2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: ‘Duduklah kamu di sini.’ Maka duduklah mereka. (3) Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: ‘Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4) Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku.’ Lalu berkatalah ia: ‘Aku akan menebusnya.’ (5) Tetapi kata Boas: ‘Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.’ (6) Lalu berkatalah penebus itu: ‘Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya.’ (7) Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sesuatu perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mensahkan perkara di Israel. (8) Lalu penebus itu berkata kepada Boas: ‘Engkau saja yang membelinya.’ Dan ditanggalkannyalah kasutnya. (9) Kemudian berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang di situ: ‘Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi; (10) juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi.’ (11) Dan seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para tua-tua berkata: ‘Kamilah menjadi saksi. TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyhur di Betlehem, (12) keturunanmu kiranya menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh karena anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda ini!’ (13) Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. (14) Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: ‘Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. (15) Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.’ (16) Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya. (17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: ‘Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki’; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud. (18) Inilah keturunan Peres: Peres memperanakkan Hezron, (19) Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, (20) Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, (21) Salmon memperanakkan Boas, Boas memperanakkan Obed, (22) Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud”.

Dalam Rut 1 kita telah melihat bahwa segala sesuatu menjadi gelap, baik bagi Naomi maupun bagi Rut. Lalu dalam Rut 2 kita lihat bahwa mulai muncul titik terang. Dan dalam Rut 3 kita lihat bahwa keadaan menjadi makin terang.

Tetapi dalam Rut 3:12-13, maupun dalam Rut 4:1,4 terlihat adanya halangan, yaitu adanya penebus yang lain, yang bahkan lebih berhak menebus dibandingkan dengan Boas (orang itu tak disebutkan namanya, menandakan bahwa ia bukan orang yang penting). Ini merupakan halangan bagi:

1. Pernikahan Rut dengan Boas.

2. Terang yang sepenuhnya bagi Rut dan Naomi.

3. Terlaksananya Rencana Allah.

I) Apa yang Boas lakukan?

1) Ia tidak menunda-nunda (3:13,18 & 4:1).

Rut 3:13,18 - “(13) Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi.’ … (18) Lalu kata mertuanya itu: ‘Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga.’.

Rut 4:1 - “Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: ‘Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini.’ Maka datanglah ia, lalu duduk”.

Apakah saudara adalah orang yang sering menunda? Mungkin dalam hal percaya dan mengikut Kristus, mungkin dalam hal belajar Firman Tuhan, mungkin dalam hal melayani Tuhan, menga­barkan Injil, atau dalam hal-hal yang lain? Ingatlah, bahwa biasanya, dari penundaan datanglah pembatalan! Dan ingatlah, bahwa penundaan itu sendiri (sekalipun tidak diikuti oleh pembatalan) adalah suatu ketidaktaatan kepada Allah! Kalau mau taat, taatlah sekarang juga!

2) Ia pergi ke pintu gerbang (ay 1).

Pintu gerbang adalah tempat pertemuan untuk banyak hal, dan dari Ul 25:5-10 maka bisa terlihat bahwa pada jaman itu proses semacam itu memang harus dilakukan di pintu gerbang.

3) Ia memanggil penebus yang lain itu.

a) Penebus.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “The meaning of redemption. The word ‘redeem’ means ‘to set free by paying a price.’ In the case of Ruth and Naomi, Elimelech’s property had either been sold or was under some kind of mortgage, and the rights to the land had passed to Ruth’s husband, Mahlon, when Elimelech died. This explains why Ruth was also involved in the transaction. She was too poor, however, to redeem the land. When it comes to spiritual redemption, all people are in bondage to sin and Satan (Eph 2:1-3; John 8:33-34) and are unable to set themselves free. Jesus Christ gave His life as a ransom for sinners (Mark 10:45; Rev 5:9-10), and faith in Him sets the captive free” [= Arti dari ‘penebusan’. Kata ‘menebus’ berarti ‘membebaskan dengan membayar suatu harga’. Dalam kasus dari Rut dan Naomi, tanah Elimelekh atau telah dijual atau ada di bawah semacam penggadaian, dan hak-hak berkenaan dengan tanah telah disampaikan / diwariskan kepada suami Rut, Mahlon, pada waktu Elimelekh mati. Ini menjelaskan mengapa Rut juga terlibat dalam transaksi itu. Tetapi ia terlalu miskin untuk menebus tanah itu. Pada waktu berkenaan dengan penebusan rohani, semua orang ada dalam perbudakan kepada dosa dan Iblis (Ef 2:1-3; Yoh 8:33-34) dan tidak mampu membebaskan diri mereka sendiri. Yesus Kristus menyerahkan nyawaNya sebagai suatu tebusan bagi orang-orang berdosa (Mark 10:45; Wah 5:9-10), dan iman kepada Dia membebaskan orang-orang tahanan].

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “In order to qualify, the kinsman redeemer also had to be able to pay the redemption price. Ruth and Naomi were too poor to redeem themselves, but Boaz had all the resources necessary to set them free. When it comes to the redemption of sinners, nobody but Jesus Christ is rich enough to pay the price. Indeed, the payment of money can never set sinners free; it is the shedding of the precious blood of Christ that has accomplished redemption (1 Peter 1:18-19; see Ps 49:5-9). We have redemption through Christ’s blood (Eph 1:7), because He gave Himself for us (Titus 2:14) and purchased eternal redemption for us (Heb 9:12)” [= Untuk bisa memenuhi syarat, kerabat penebus itu juga harus mampu untuk membayar harga penebusan. Rut dan Naomi terlalu miskin untuk menebus diri mereka sendiri, tetapi Boas mempunyai semua sumber yang diperlukan. Pada waktu berkenaan dengan penebusan orang-orang berdosa, tak seorangpun kecuali Yesus Kristus yang cukup kaya untuk membayar harganya. Memang, pembayaran dengan uang tidak pernah bisa membebaskan orang-orang berdosa; adalah pencurahan dari darah yang berharga dari Kristus yang telah mengerjakan penebusan (1Pet 1:18-19; lihat Maz 49:6-10). Kita mendapatkan penebusan melalui darah Kristus (Ef 1:7), karena Ia menyerahkan diriNya sendiri untuk kita (Titus 2:14) dan membeli penebusan kekal bagi kita (Ibr 9:12)].

1Pet 1:18-19 - “(18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”.

Maz 49:8-10 - “(8) Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, (9) karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya - (10) supaya ia tetap hidup untuk seterusnya, dan tidak melihat lobang kubur”.

NIV: ‘No man can redeem the life of another or give to God a ransom for him - the ransom for a life is costly, no payment is ever enough’ (= Tak seorangpun bisa menebus nyawa orang lain atau memberi kepada Allah suatu tebusan untuknya - tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “The key theme of this chapter is ‘redemption.’ The words ‘redeem,’ ‘buy,’ and ‘purchase’ are used at least fifteen times. There can be no redemption without the paying of a price. From our point of view, salvation is free to ‘whosoever shall call on the name of the Lord’ (Acts 2:21, KJV); but from God’s point of view, redemption is a very costly thing” [= Thema utama dari pasal ini adalah ‘penebusan’. Kata ‘menebus’ dan ‘membeli’ digunakan sedikitnya 15 kali. Tidak bisa ada penebusan tanpa pembayaran suatu harga. Dari sudut pandang kita, keselamatan itu cuma-cuma bagi ‘siapapun yang memanggil / berseru kepada nama Tuhan’ (Kis 2:21, KJV); tetapi dari sudut pandang Allah, penebusan merupakan sesuatu yang sangat mahal].

b) Penebus yang lain.

Ay 1: “Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: ‘Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini.’ Maka datanglah ia, lalu duduk”.

Kata ‘kebetulan’ dalam ay 1 itu sebetulnya tidak ada!

Dalam hal ini bisa ada lebih dari satu penebus, tetapi dalam hal rohani, cuma ada satu Penebus, yaitu Yesus Kristus!

4) Ia memilih tua-tua (ay 2) yang berfungsi sebagai saksi / hakim. Ini juga sesuai dengan tata cara dalam Ul 25:5-10.

Ay 2: “Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: ‘Duduklah kamu di sini.’ Maka duduklah mereka”.

5) Ia menceritakan kepada penebus yang lain itu tentang tanah Naomi.

Ay 3-4: “(3) Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: ‘Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4) Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku.’ Lalu berkatalah ia: ‘Aku akan menebusnya.’”.

a) Bagaimana Boas tahu tentang tanah Naomi, padahal dalam Rut 1-3, Naomi maupun Rut tidak pernah bercerita kepada Boas tentang tanah? Jelas bahwa Rut / Naomi pernah menceritakan tentang tanah itu, tetapi pembicaraan mereka tidak dica­tat dalam Kitab Suci.

b) Pada saat itu Tuhan memberikan peraturan tentang tanah, yaitu tanah itu tidak boleh hilang selama-lamanya dari pemiliknya / keturunan pemiliknya.

Bdk. Im 25:23-28 - “(23) ‘Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagiKu. (24) Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. (25) Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu. (26) Apabila seseorang tidak mempunyai penebus, tetapi kemudian ia mampu, sehingga didapatnya yang perlu untuk menebus miliknya itu, (27) maka ia harus memasukkan tahun-tahun sesudah penjualannya itu dalam perhitungan, dan kelebihannya haruslah dikembalikannya kepada orang yang membeli dari padanya, supaya ia boleh pulang ke tanah miliknya. (28) Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk mengembalikannya kepadanya, maka yang telah dijualnya itu tetap di tangan orang yang membelinya sampai kepada tahun Yobel; dalam tahun Yobel tanah itu akan bebas, dan orang itu boleh pulang ke tanah miliknya.’”.

Bandingkan dengan cerita tentang Nabot yang mati-matian mempertahankan tanahnya dari Ahab (1Raja 21:3).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “The law of the kinsman redeemer is given in Lev 25:23-34, and the law governing levirate marriage is found in Deut 25:5-10. The purpose of these laws was to preserve the name and protect the property of families in Israel. God owned the land and didn’t want it exploited by rich people who would take advantage of poor people and widows. When obeyed, these laws made sure that a dead man’s family name did not die with him and that his property was not sold outside the tribe or clan. The tragedy is that the Jewish rulers didn’t always obey this law, and the prophets had to rebuke them for stealing land from the helpless (1 Kings 21; Isa 5:8-10; Hab 2:9-12)” [= Hukum tentang kerabat penebus itu diberikan dalam Im 25:23-34, dan hukum yang mengatur pernikahan ipar ditemukan dalam Ul 25:5-10. Tujuan dari hukum-hukum ini adalah untuk memelihara nama dan melindungi tanah dari keluarga-keluarga di Israel. Allah yang memiliki tanah / negeri itu dan tidak menghendaki tanah itu dimanfaatkan / diexploitasi oleh orang-orang kaya yang memanfaatkan orang-orang miskin dan janda-janda. Pada waktu ditaati, hukum-hukum ini memastikan bahwa nama keluarga dari orang yang mati tidak mati bersama dengan dia, dan bahwa tanahnya tidak dijual di luar suku atau keluarga / kerabat. Tragedinya adalah bahwa penguasa / pemerintah Yahudi tidak selalu mentaati hukum ini, dan nabi-nabi harus menegur mereka karena pencurian tanah dari orang-orang yang tidak berdaya (1Raja 21; Yes 5:8-10; Hab 2:9-12)].

Catatan: saya menganggap Hab 2:9-12 itu tidak cocok.

c) Ada pro kontra tentang apakah tanah Naomi itu sudah dijual atau akan dijual.

1. Argumentasi dari orang yang mengatakan bahwa tanah itu sudah dijual.

a. Ay 3: “Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: ‘Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab”.

Kata-kata ‘hendak dijual’ itu seharusnya adalah ‘sold’. Kata kerja dalam bentuk lampau / perfect ini menunjukkan bahwa tanah itu sudah dijual.

Catatan: dalam bahasa Ibrani tak ada perbedaan antara past tense dan perfect tense.

b. Ay 4 menggunakan istilah ‘tebus’, sehingga kelihatannya tanah itu sudah dijual sehingga harus ditebus kembali.

Ay 4: “Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku.’ Lalu berkatalah ia: ‘Aku akan menebusnya.’”.

Keil & Delitzsch: “‎From the negotiation between Boaz and the nearer redeemer, it is very evident that Naomi had sold the field which was the hereditary property of her husband, and was lawfully entitled to sell it” (= Dari negosiasi antara Boas dan penebus yang lebih dekat itu, adalah sangat jelas bahwa Naomi telah menjual tanah yang merupakan tanah warisan dari suaminya, dan secara sah / legal berhak untuk menjualnya).


Keil & Delitzsch: “The law relating to the inheritance of the landed property of Israelites who died childless did not determine the time when such a possession should pass to the relatives of the deceased, whether immediately after the death of the owner, or not till after the death of the widow who was left behind (vid., Num 27:9ff.). No doubt the latter was the rule established by custom, so that the widow remained in possession of the property as long as she lived; and for that length of time she had the right to sell the property in case of need, since the sale of a field was not an actual sale of the field itself, but simply of the yearly produce until the year of jubilee” (= ).

2. Argumentasi dari orang yang mengatakan bahwa tanah itu akan dijual.

a. Penggunaan bentuk lampau ‘sold’ dalam ay 3 itu hanya menunjukkan bahwa tanah itu pasti akan dijual.

Memang, untuk menunjukkan kepastian akan terjadinya sesuatu di masa yang akan datang, maka Alkitab kadang-kadang menggunakan bentuk lampau untuk sesuatu yang akan terjadi.


Pulpit Commentary: “The verb which we have rendered ‘has resolved to sell,’ is literally ‘has sold,’ and has been so rendered by many expositors, inclusive of Riegler and Wright. The Syriac translator gives the expression thus, ‘has sold to me.’ The subsequent context, however, makes it evident that the property had not been sold to any one, and consequently not to Boaz. The perfect verb is to be accounted for on the principle explained by Driver when he says, ‘The perfect is employed to indicate actions, the accomplishment of which lies indeed in the future, but is regarded as dependent upon such an unalterable determination of the will that it may be spoken of as having actually taken place: thus a resolution, promise, or decree, especially a Divine one, is very frequently announced in the perfect tense” (= ).

b. Ay 5 menunjukkan bahwa tanah itu harus dibeli dari Naomi, sehingga menunjukkan bahwa tanah itu belum dijual

Ay 5: “Tetapi kata Boas: ‘Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.’”.

Sebetulnya tidak terlalu penting untuk mempersoalkan apakah tanah itu sudah dijual atau belum dijual. Yang penting adalah bahwa tanah itu harus dibeli / ditebus, dan inilah yang dipersoalkan oleh Boas kepada penebus yang lain itu.

Kesimpulan: Boas berusaha sekuat tenaga, tetapi ia berusa­ha dengan cara yang benar. Padahal ia bisa melakukan usaha yang salah, misalnya dengan membunuh / mengancam penebus yang lain itu dsb.

Pulpit Commentary: “He would not gratify his desire to obtain Ruth - greatly as he esteemed, prized, and desired her - if he could not get her righteously and honorably” (= Ia tidak mau memuaskan keinginannya untuk mendapatkan Rut - sekalipun ia menilainya dan menghargainya dengan sangat tinggi dan menginginkannya - jika ia tidak bisa mendapatkannya dengan benar dan terhormat).

Pulpit Commentary: “A RELIGIOUS MAN SHOULD BE SCRUPULOUSLY HONOURABLE IN THE TRANSACTIONS OF LIFE. ... IN NOTHING IS THIS RULE MORE IMPORTANT THAN IN QUESTIONS AFFECTING PROPERTY AND IN MARRIAGE. ... Secret marriages and underhand proceedings with regard to property are to be avoided” (= Seorang yang religius harus terhormat sampai hal yang sekecil-kecilnya dalam transaksi-transaksi dari kehidupan. … Tidak ada hal dimana hukum ini lebih penting dari pada dalam persoalan-persoalan yang berhubungan dengan milik / tanah dan pernikahan. … Pernikahan rahasia / diam-diam dan cara bekerja / transaksi dengan curang / licik berkenaan dengan milik / tanah harus dihindarkan).

Penerapan: kalau saudara berusaha, apakah saudara berusaha dengan cara yang benar, yang sesuai dengan Firman Tuhan? Dalam study, dalam pekerjaan dsb?

II) Berhasilkah usaha Boas itu?

1) Mula-mula, kelihatannya usaha Boas itu gagal, karena penebus itu ternyata mau menebus!

Ay 4b: “Lalu berkatalah ia: ‘Aku akan menebusnya.’”.

Titik terang yang sudah menjadi makin terang itu, sekarang hilang sama sekali! Ini adalah sesuatu yang sering terjadi dalam hidup kita. Putus asakah saudara kalau itu terjadi dalam hidup saudara? Ternyata Boas tidak putus asa! Ini justru kunci keberhasilannya!

Gal 6:9 - “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah”.

1Kor 15:58 - “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.

Catatan: kata-kata yang saya coret itu seharusnya tidak ada.

2) Lalu Boas menjelaskan tentang Rut.

Ay 4-5: “(4) Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku.’ Lalu berkatalah ia: ‘Aku akan menebusnya.’ (5) Tetapi kata Boas: ‘Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.’”.

Dengan penjelasan itu, Boas memberikan kewajiban ganda kepada penebus itu, yaitu harus membeli tanah dan sekaligus memelihara Naomi, Rut, dan anak-anak Rut yang akan lahir. Tetapi semua ini memang sesuai dengan hukum. Buktinya penebus itu tidak menyangkal / mem­protes!

Disamping itu Boas juga menekankan bahwa Rut adalah seorang ‘perempuan Moab’. Ini jelas juga mengurangi keinginan penebus itu untuk menebus, karena ia harus mengawini seorang perempuan Moab yang adalah bangsa kafir!

Jelas bahwa semua ini merupakan taktik / strategi dari Boas, tetapi ia jalankan masih dalam batas-batas yang benar! Ia cerdik seperti ular, tetapi tulus seperti merpati!

Mat 10:16 - “‘Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”.

3) Penjelasan Boas itu menyebabkan penebus itu akhirnya menolak untuk menebus.

Ay 6: “Lalu berkatalah penebus itu: ‘Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya.’”.

Barnes’ Notes: “‘I mar mine own inheritance.’ The meaning of these words is doubtful. Some explain them by saying that the ‎go°eel ‎had a wife and children already, and would not introduce strife into his family. Others think that there was a risk (which he would not incur) of the go’el’s own name being blotted out from his inheritance (Ruth 4:10). Others take the word translated as ‘mar’ in a sense of wasting or spending. If he had to find the purchase-money, and support Naomi and Ruth, his own fortune would be broken down, if, as is likely, he was a man of slender means. Boaz, being ‘a mighty man of wealth,’ could afford this” [= ‘Aku merusak warisanku sendiri’. Arti dari kata-kata ini meragukan. Sebagian orang menjelaskan kata-kata ini dengan mengatakan bahwa penebus itu telah mempunyai istri dan anak-anak, dan tidak mau memasukkan percekcokan ke dalam keluarganya. Yang lain menganggap bahwa di sana ada resiko (yang tidak mau ia adakan) bahwa nama penebus itu sendiri akan dihapuskan dari warisannya (Rut 4:10). Yang lain mengartikan kata ‘merusak’ dalam arti ‘membuang-buang / menghamburkan’. Jika ia harus mendapatkan uang untuk membeli, dan menyokong / menopang Naomi dan Rut, kekayaannya sendiri akan hancur, jika, seperti kelihatannya memungkinkan, ia bukanlah orang yang kaya. Boas, yang adalah orang yang sangat kaya, mampu untuk melakukan hal ini].

Memang ada beberapa kemungkinan alasan mengapa ia tidak mau menebus:

a) Ia tidak sekaya Boas sehingga membeli tanah dan meme­lihara Naomi, Rut dan anak-anaknya adalah sesuatu yang terlalu berat bagi dia.

b) Ia sudah berkeluarga dan ia tak mau merusak keluarga­nya dengan mengawini Rut.

c) Anak yang akan dilahirkan Rut baginya akan merusak warisannya / tanahnya sendiri.

Bible Knowledge Commentary: “when he learned from Boaz that Ruth owned the property along with Naomi (v. 5), he knew that if Ruth bore him a son, that son would eventually inherit not only the redeemed property but probably part of his own estate too. In that sense the nearer redeemer would ‘endanger’ his estate” [= pada waktu ia mengetahui dari Boas bahwa Rut memiliki tanah itu bersama-sama dengan Naomi (ay 5), ia tahu bahwa jika Rut melahirkan anak laki-laki baginya, anak laki-laki itu akhirnya akan mewarisi bukan hanya tanah yang ditebus tetapi mungkin sebagian dari tanahnya sendiri juga. Dalam arti itu penebus yang lebih dekat itu akan ‘membahayakan’ tanahnya].

d) Rut adalah orang Moab, dan ia tak mau mengawini orang kafir.

e) Ia menganggap bahwa Rut terbukti merupakan pembawa sial sehingga Elime­lekh, Mahlon dan Kilyon mati. Ia tidak mau mengalami nasib seperti mereka (bdk. Kej 38 dimana Yehuda tidak mau mengawinkan Syela dengan Tamar, karena takut Syela akan mati seperti Er dan Onan).

Dan akhirnya, ia bahkan menyuruh Boas untuk menebus!

Ay 6b: “Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya.’”.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “Boaz was undoubtedly relieved when his relative stepped aside and opened the way for Ruth to become his wife. It’s worth noting that the nearer kinsman tried to protect his name and inheritance; but we don’t even know what his name was or what happened to his family! Boaz took the risk of love and obedience, and his name is written down in Scripture and held in honor. ‘He who does the will of God abides forever’ (1 John 2:17, NKJV). This also explains why Orpah’s name is missing in Ruth 4:9-10” [= Tak diragukan bahwa Boas merasa lega pada waktu kerabatnya minggir dan membuka jalan bagi Rut untuk menjadi istrinya. Merupakan sesuatu yang patut diperhatikan bahwa kerabat yang lebih dekat itu mencoba untuk melindungi nama dan warisannya; tetapi kita bahkan tidak tahu siapa namanya atau apa yang terjadi dengan keluarganya! Boas mengambil resiko dari kasih / cinta dan ketaatan, dan namanya tertulis dalam Kitab Suci dan dianggap terhormat. ‘Ia yang melakukan kehendak Allah ada / tinggal selama-lamanya’ (1Yoh 2:17, NKJV). Ini juga menjelaskan mengapa nama Orpa tidak ada dalam Rut 4:9-10].

1Yoh 2:17 - “Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya”.

Rut 4:9-10 - “(9) Kemudian berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang di situ: ‘Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi; (10) juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi.’”.

Bdk. Yoh 7:18 - “Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya”.

Yoh 8:50,54a - “(50) Tetapi Aku tidak mencari hormat bagiKu: ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi. … (54a) Jawab Yesus: ‘Jikalau Aku memuliakan diriKu sendiri, maka kemuliaanKu itu sedikitpun tidak ada artinya”.

Ibr 5:5 - “Demikian pula Kristus tidak memuliakan diriNya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepadaNya: ‘AnakKu Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini’”.

Mat 23:12 - “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”.

Penerapan: dalam hidup saudara, nama / kemuliaan / kehormatan siapa yang saudara cari? Nama / kemuliaan / kehormatan Allah, atau nama / kemuliaan / kehormatan saudara sendiri? Pertanyaan ini khususnya harus direnungkan oleh orang-orang yang adalah hamba-hamba Tuhan!

4) Boas berhasil dengan cara yang fair / jujur.

Matthew Henry: “The right of redemption is fairly resigned to Boaz. ... Note, Fair and open dealing in all matters of contract and commerce is what all those must make conscience of that would approve themselves Israelites indeed, without guile. ... Honesty will be found the best policy” [= Hak penebusan secara adil diserahkan kepada Boas. ... Perhatikan, penanganan yang adil dan terbuka dalam semua persoalan tentang kontrak dan perdagangan adalah apa yang semua orang harus membuatnya menjadi persoalan hati nurani, yang akan mengakui diri mereka sendiri sebagai betul-betul orang Israel, tanpa kepalsuan / tipu muslihat. ... Kejujuran akan didapati sebagai politik yang terbaik].

III) Boas menebus Rut.

1) Tradisi menanggalkan kasut (ay 7-8 bdk. Ul 25:5-10).

Ay 7-8: “(7) Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sesuatu perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mensahkan perkara di Israel. (8) Lalu penebus itu berkata kepada Boas: ‘Engkau saja yang membelinya.’ Dan ditanggalkannyalah kasutnya”.

Dalam terjemahan Indonesia tak terlihat kata ‘nya’ itu laki-laki atau perempuan. Tetapi dari terjemahan Inggris digunakan kata ‘he’.

KJV: ‘So he drew off his shoe’.

RSV: ‘he drew off his sandal’.

NIV: ‘And he removed his sandal’.

NASB: ‘And he removed his sandal’.

Tetapi inipun tak memberikan kejelasan karena tidak jelas apakah kata ‘he’ menunjuk kepada penebus yang lain itu, atau kepada Boas.

Ul 25:5-10 - “(5) ‘Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. (6) Maka anak sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak saudara yang sudah mati itu, supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang Israel. (7) Tetapi jika orang itu tidak suka mengambil isteri saudaranya, maka haruslah isteri saudaranya itu pergi ke pintu gerbang menghadap para tua-tua serta berkata: Iparku menolak menegakkan nama saudaranya di antara orang Israel, ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar dengan aku. (8) Kemudian para tua-tua kotanya haruslah memanggil orang itu dan berbicara dengan dia. Jika ia tetap berpendirian dengan mengatakan: Aku tidak suka mengambil dia sebagai isteri - (9) maka haruslah isteri saudaranya itu datang kepadanya di hadapan para tua-tua, menanggalkan kasut orang itu dari kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan: Beginilah harus dilakukan kepada orang yang tidak mau membangun keturunan saudaranya. (10) Dan di antara orang Israel namanya haruslah disebut: Kaum yang kasutnya ditanggalkan orang.’”.

Penjelasan:

a) Ul 25:5-10 ini jelas sangat berhubungan dengan Im 25:23-28, dan Im 25:23-28 jelas hanya berlaku untuk bangsa Israel. Dan karena itu, Ul 25:5-10 ini jelas juga merupakan hukum yang hanya berlaku untuk bangsa Israel saja.

b) Text Alkitab lain yang berhubungan dengan hal ini adalah Kej 38:6-dst dan Mat 22:24-28.

c) Sebetulnya kalau dilihat dari Ul 25:9, maka si perempuanlah yang seharusnya menanggalkan kasut / sandal orang yang tidak mau menebus itu. Tidak jelas apa arti dari tindakan ini, tetapi kelihatannya itu juga merupakan tindakan mempermalukan orang itu, khususnya kalau kita melihat ay 10. Tetapi dalam kasus ini bukan Rut yang melepaskan kasut / sandal orang itu, tetapi Boas / orang itu sendiri. Juga dari ay 9 bisa dilihat bahwa perempuan itu harus meludahi muka si penebus yang menolak untuk menebus itu. Beberapa penafsir mengatakan bahwa orang-orang Yahudi modern memperlunaknya menjadi ‘meludah ke tanah di hadapan si penebus’. Sekalipun tak dijelaskan apa makna dari tindakan meludah itu, tetapi jelas bahwa itu merupakan suatu tindakan mempermalukan / merendahkan. Jadi, sekalipun si penebus itu berhak menolak untuk melakukan pernikahan ipar, tetapi ia akan dipermalukan. Tetapi dalam kasus ini, lagi-lagi hal ini (tindakan meludah) tidak dilakukan, mungkin karena alasan orang itu dianggap cukup masuk akal. Adam Clarke dan Matthew Henry mengatakan bahwa itu mungkin disebabkan karena Rut memang lebih senang ditebus oleh Boas dari pada oleh orang itu.

2) Boas menebus di hadapan saksi-saksi.

Ay 9-10: “(9) Kemudian berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang di situ: ‘Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi; (10) juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi.’”.

a) Boas menyebut nama Kilyon (suami Orpa), karena ia tidak punya keturunan sehingga namanya akan hilang dan semua yang diwariskan oleh Elimelekh akan diwarisi oleh Rut.

b) Boas menekankan nama Rut, perempuan Moab.

Ay 10: “juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi.’”.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “I have mentioned before that Boaz is a picture of Jesus Christ, our Kinsman Redeemer; and this scene is no exception to that. Like Boaz, Jesus wasn’t concerned about jeopardizing His own inheritance; instead, He made us a part of His inheritance (Eph 1:11,18). Like Boaz, Jesus made His plans privately, but He paid the price publicly; and like Boaz, Jesus did what He did because of His love for His bride. However, there are also some contrasts between Boaz and the Lord Jesus Christ. Boaz purchased Ruth by giving out of his wealth, while Jesus purchased His bride by giving Himself on the cross. Boaz didn’t have to suffer and die to get a bride. Boaz had a rival in the other kinsman, but there was no rival to challenge Jesus Christ” [= Sebelumnya saya telah menyebutkan bahwa Boas merupakan suatu gambaran dari Yesus Kristus, Penebus Kerabat kita; dan adegan ini bukanlah suatu perkecualian terhadap hal itu. Seperti Boas, Yesus tidak peduli dengan tindakan membahayakan warisanNya sendiri; sebaliknya, Ia membuat kita menjadi sebagian dari warisanNya (Ef 1:11,18). Seperti Boas, Yesus membuat rencanaNya secara pribadi, tetapi Ia membayar harganya di depan umum; dan seperti Boas, Yesus melakukan apa yang Ia lakukan karena kasihNya untuk pengantinNya. Tetapi, di sana juga ada beberapa kontras antara Boas dan Tuhan Yesus Kristus. Boas membeli Rut dengan memberikan kekayaannya, sementara Yesus membeli pengantinNya dengan menyerahkan diriNya sendiri di kayu salib. Boas tidak harus menderita dan mati untuk mendapatkan seorang pengantin. Boas mempunyai seorang saingan dalam diri kerabat yang lain itu, tetapi di sana tidak ada saingan untuk menantang Yesus Kristus].

3) Para saksi memberkati / mendoakan.

Ay 11-12: “(11) Dan seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para tua-tua berkata: ‘Kamilah menjadi saksi. TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyhur di Betlehem, (12) keturunanmu kiranya menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh karena anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda ini!’”.

Dalam berkat / doa ini:

a) Bilha dan Zilpa tidak disebutkan, karena mereka hanyalah budak / hamba yang dijadikan istri Yakub, sehingga anak-anak mereka menjadi anak-anak Rahel dan Lea.

b) Nama Peres, Tamar, dan Yehuda, disebut dalam ay 12, bukan hanya karena Peres adalah nenek moyang Boas (ay 18-21), tetapi juga karena cerita tentang mereka (Kej 38) mempunyai kemiripan dengan cerita tentang Rut, yaitu sama-sama berhubungan dengan pernikahan ipar.

Ay 18-21: “(18) Inilah keturunan Peres: Peres memperanakkan Hezron, (19) Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, (20) Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, (21) Salmon memperanakkan Boas, Boas memperanakkan Obed”.

Bible Knowledge Commentary: “Little did they realize that from this union would issue Israel’s greatest kings including David and the Eternal King, the Lord Jesus Christ” (= Mereka tidak menyadari bahwa dari persatuan ini akan keluar raja-raja terbesar Israel, termasuk Daud dan Raja yang Kekal, Tuhan Yesus Kristus).

IV) Bagaimana akhirnya?

1) Akhirnya Boas menikah dengan Rut.

Ay 13a: “Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya”.

Matthew Henry: “Boaz took her, with the usual solemnities, to his house, and she became his wife (v. 13), all the city, no doubt, congratulating the preferment of a virtuous woman, purely for her virtues. We have reason to think that Orpah, who returned from Naomi to her people and her gods, was never half so well preferred as Ruth was. He that forsakes all for Christ shall find more than all with him; it shall be recompensed a hundred-fold in this present time” [= Boas mengambil dia, dengan kekhidmatan yang umum, ke rumahnya, dan ia menjadi istrinya (ay 13), seluruh kota, tak diragukan, memberi selamat atas kenaikan kedudukan dari seorang perempuan yang saleh, semata-mata karena kesalehannya. Kami mempunyai alasan untuk berpikir bahwa Orpa, yang kembali dari Naomi kepada bangsanya dan para allahnya, tidak pernah lebih disukai setengah dari yang Rut alami. Ia yang meninggalkan semua demi Kristus akan mendapatkan lebih dari semua bersama Dia; itu akan diberi pahala 100 kali lipat dalam waktu sekarang ini].

Bdk. Mat 19:27-30 - “(27) Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: ‘Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?’ (28) Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. (29) Dan setiap orang yang karena namaKu meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. (30) Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.’”.

2) Problem dari pernikahan Rut dengan Boas.

Bagaimana dengan Ul 23:3 - “Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya”?

Apakah ini tidak bertentangan dengan fakta dalam cerita ini bahwa Rut, seorang perempuan Moab, masuk dalam kalangan bangsa Israel, menikah dengan Boas, dan bahkan menjadi nenek moyang Yesus? Pertama-tama mari kita lihat kontext dari ayat ini.

Ul 23:1-6 - “(1) ‘Orang yang hancur buah pelirnya atau yang terpotong kemaluannya, janganlah masuk jemaah TUHAN. (2) Seorang anak haram janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN. (3) Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, (4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau. (5) Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau. (6) Selama engkau hidup, janganlah engkau mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya”.

Matthew Henry (tentang Ul 23:1-8): “Interpreters are not agreed what is here meant by ‘entering into the congregation of the Lord,’ which is here forbidden to eunuchs and to bastards, Ammonites and Moabites, for ever, but to Edomites and Egyptians only till the third generation. 1. Some think they are hereby excluded from communicating with the people of God in their religious services. Though eunuchs and bastards were owned as members of the church, and the Ammonites and Moabites might be circumcised and proselyted to the Jewish religion, yet they and their families must lie for some time under marks of disgrace, remembering the rock whence they were hewn, and must not come so near the sanctuary as others might, nor have so free a communion with Israelites. 2. Others think they are hereby excluded from bearing office in the congregation: none of these must be elders or judges, lest the honour of the magistracy should thereby be stained. 3. Others think they are excluded only from marrying with Israelites. Thus the learned bishop Patrick inclines to understand it” (= Para penafsir tidak sependapat dengan apa yang di sini dimaksudkan dengan ‘masuk jemaah Tuhan’, yang di sini dilarang bagi sida-sida dan bagi anak haram, orang-orang Amon dan Moab, untuk selama-lamanya, tetapi bagi orang-orang Edom dan Mesir hanya sampai keturunan yang ketiga. 1. Sebagian menganggap bahwa dengan ini mereka dikeluarkan dari hubungan dengan umat Allah dalam ibadah-ibadah agamawi mereka. Sekalipun sida-sida dan anak-anak haram diakui sebagai anggota-anggota gereja, dan orang-orang Amon dan Moab bisa disunat dan diYahudikan / masuk agama Yahudi, tetapi mereka dan keluarga mereka harus terletak untuk suatu waktu dibawah tanda-tanda kehinaan, mengingat batu karang dari mana mereka digali, dan tidak boleh datang begitu dekat dengan tempat kudus seperti orang-orang lain, ataupun mempunyai hubungan yang begitu bebas dengan orang-orang Israel. 2. Orang-orang lain menganggap bahwa dengan ini mereka dikeluarkan dari jabatan dari jemaat: tak seorangpun dari mereka boleh menjadi tua-tua atau hakim-hakim, supaya kehormatan dari jabatan itu tidak dinodai oleh hal itu. 3. Yang lain menganggap bahwa mereka dikeluarkan hanya dari pernikahan dengan orang-orang Israel. Demikianlah uskup Patrick yang terpelajar condong untuk mengertinya).

Untuk bisa memilih mana pandangan yang benar, mari kita melihat text di bawah ini.

Im 21:17-23 - “(17) ‘Katakanlah kepada Harun, begini: Setiap orang dari antara keturunanmu turun-temurun yang bercacat badannya, janganlah datang mendekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya, (18) karena setiap orang yang bercacat badannya tidak boleh datang mendekat: orang buta, orang timpang, orang yang bercacat mukanya, orang yang terlalu panjang anggotanya, (19) orang yang patah kakinya atau tangannya, (20) orang yang berbongkol atau yang kerdil badannya atau yang bular matanya, orang yang berkedal atau berkurap atau yang rusak buah pelirnya. (21) Setiap orang dari keturunan imam Harun, yang bercacat badannya, janganlah datang untuk mempersembahkan segala korban api-apian TUHAN; karena badannya bercacat janganlah ia datang dekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya. (22) Mengenai santapan Allahnya, baik persembahan-persembahan maha kudus maupun persembahan-persembahan kudus boleh dimakannya. (23) Hanya janganlah ia datang sampai ke tabir dan janganlah ia datang ke mezbah, karena badannya bercacat, supaya jangan dilanggarnya kekudusan seluruh tempat kudusKu, sebab Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka.’”.

Kalau dibandingkan dengan Im 21:17-23 ini kelihatannya yang dilarang bagi orang cacat (termasuk yang rusak buah pelirnya, seperti dalam Ul 23:1) adalah melayani Tuhan. Jadi, bukan berarti tak boleh masuk ke dalam jemaat sama sekali. Jadi, dari 3 pernafsiran yang diberikan oleh Matthew Henry saya memilih yang no 2, sama seperti pandangan Adam Clarke di bawah ini.

Adam Clarke (tentang Ul 23:3): “‘An Ammonite or Moabite.’ These nations were subjected for their impiety and wickedness, (see Deut 23:4-5,) to peculiar disgrace and on this account were not permitted to hold any office among the Israelites. But this did not disqualify them from being proselytes: Ruth, who was a Moabitess, was married to Boaz, and she became one of the progenitors of our Lord. ‘Even to their tenth generation.’ That is, forever, as the next clause explains, see Neh 13:1” [= ‘Seorang Amon atau Moab’. Bangsa-bangsa ini ditundukkan karena ketidak-salehan dan kejahatan mereka, (lihat Ul 23:4-5), kepada kehinaan yang khusus, dan karena hal ini tidak diijinkan untuk memegang jabatan apapun di antara orang-orang Israel. Tetapi ini tidak melarang mereka untuk menjadi proselit (orang yang diYahudikan): Rut, yang adalah seorang Moab, menikah dengan Boas, dan ia menjadi salah satu dari nenek moyang Tuhan kita. ‘Bahkan sampai keturunan ke 10’. Artinya, selama-lamanya, seperti yang dijelaskan oleh anak kalimat selanjutnya, lihat Neh 13:1].

Dengan demikian, pernikahan Rut dengan Boas tidak melanggar Ul 23 tersebut!

Bible Knowledge Commentary (tentang Ul 23:3-6): “The treatment of Ruth, however, by Boaz along with other Israelites of Bethlehem demonstrates that this law was never meant to exclude one who said, ‘Your people will be my people and your God my God’ (Ruth 1:16). Isaiah seemed to have held a similar interpretation (cf. Isa 56:3,6-8) but perhaps those verses in Isaiah apply only to the end times” [= Tetapi penanganan terhadap Rut oleh Boas bersama-sama dengan orang-orang Israel dari Betlehem menunjukkan bahwa hukum ini tidak pernah dimaksudkan untuk mengeluarkan orang yang berkata ‘Bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku’ (Rut 1:16). Yesaya kelihatannya memegang suatu penafsiran yang mirip (bdk. Yes 56:3,6-8) tetapi mungkin ayat-ayat dalam Yesaya itu berlaku hanya pada akhir jaman].

Keil & Delitzsch: “‎This law, however, was one of the ordinances intended for the period of infancy, and has lost its significance with the spread of the kingdom of God over all the nations of the earth (Isa 56:4)” [= Tetapi hukum ini adalah salah satu peraturan yang dimaksudkan untuk masa pertumbuhan / permulaan, dan telah kehilangan artinya dengan penyebaran dari kerajaan Allah atas semua bangsa dari bumi (Yes 56:4)].

Yes 56:3-8 - “(3) Janganlah orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN berkata: ‘Sudah tentu TUHAN hendak memisahkan aku dari pada umatNya’; dan janganlah orang kebiri berkata: ‘Sesungguhnya, aku ini pohon yang kering.’ (4) Sebab beginilah firman TUHAN: ‘Kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari SabatKu dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjianKu, (5) kepada mereka akan Kuberikan dalam rumahKu dan di lingkungan tembok-tembok kediamanKu suatu tanda peringatan dan nama - itu lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan -, suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka. (6) Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hambaNya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjianKu, (7) mereka akan Kubawa ke gunungKu yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doaKu. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbahKu, sebab rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa. (8) Demikianlah firman Tuhan ALLAH yang menghimpun orang-orang Israel yang terbuang: Aku akan menghimpunkan orang kepadanya lagi sebagai tambahan kepada orang-orangnya yang telah terhimpun.’”.

Calvin (tentang Yes 56:3): “The Prophet shows that this grace of God shall be such that even they who formerly were estranged from him, and against whom the door might be said to have been shut, may obtain a new condition, or may be perfectly restored. ... This may refer both to Jews, who had been brought into a condition similar to that of foreign nations by a temporary rejection, and to the heathen nations themselves. For my own part, I willingly extend it to both, that it may agree with the prediction of Hosea, ‘I will call them my people who were not my people.’ (Hosea 1:10) ... By calling them ‘foreigners’ and ‘eunuchs,’ he describes under both classes all who appear to be unworthy of being reckoned by God in the number of his people; for God had separated for himself a peculiar people, and had afterwards driven them out of his inheritance. The Gentiles were entirely shut out from his kingdom, as is sufficiently evident from the whole of Scripture. Paul says, ‘Ye were aliens from the commonwealth of Israel, and strangers to the covenants of promise, having no hope, and without God in the world. But now by Christ Jesus, ye who formerly were far off have been made nigh by the blood of Christ.’ (Ephesians 2:12, 13)” [= Sang Nabi menunjukkan bahwa kasih karunia Allah ini akan sedemikian rupa sehingga mereka yang dulunya dijauhkan dari Dia, dan terhadap siapa pintu bisa dikatakan telah ditutup, bisa mendapatkan suatu kondisi yang baru, atau bisa dipulihkan dengan sempurna. ... Ini bisa menunjuk baik kepada orang-orang Yahudi, yang telah dibawa ke dalam suatu kondisi yang mirip dengan kondisi dari bangsa-bangsa asing oleh suatu penolakan sementara, dan kepada bangsa-bangsa kafir itu sendiri. Bagi saya sendiri, saya dengan sukarela memperluasnya kepada keduanya, sehingga itu bisa sesuai dengan ramalan dari Hosea, ‘Aku akan menyebut mereka yang bukan umatKu sebagai umatKu’ (Hos 1:10) ... Dengan menyebut mereka ‘orang-orang asing’ dan ‘sida-sida’, ia menggambarkan dibawah kedua golongan semua orang yang kelihatan tidak layak untuk diakui oleh Allah dalam bilangan umatNya; karena Allah telah memisahkan untuk diriNya sendiri suatu umat yang khas, dan setelah itu mengusir mereka dari warisanNya. Orang-orang non Yahudi sepenuhnya ditutup dari kerajaanNya, seperti terbukti secara cukup dari seluruh Kitab Suci. Paulus mengatakan, ‘Kamu dulu adalah orang-orang asing dari persemakmuran / kewargaan Israel, dan orang-orang asing terhadap perjanjian, tanpa pengharapan, dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang oleh Kristus Yesus, kamu yang dahulu jauh, sudah dibuat menjadi dekat oleh darah Kristus’ (Ef 2:12-13).].

Hos 1:10 - “Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: ‘Kamu ini bukanlah umatKu,’ akan dikatakan kepada mereka: ‘Anak-anak Allah yang hidup.’”.

Ef 2:12-13 - “(12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. (13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus”.

Calvin (tentang Yes 56:4): “Now follows a confirmation; for the sincere worshippers of God, who keep the sabbaths and follow the righteousness of the Law, though they be ‘eunuchs,’ or labor under any other obstruction, shall nevertheless have a place in the Church” (= Sekarang mengikuti suatu peneguhan; karena penyembah-penyembah yang tulus / sungguh-sungguh dari Allah, yang memelihara Sabat dan mengikuti hukum Taurat, sekalipun mereka adalah ‘sida-sida’, atau bekerja dibawah halangan lain apapun, tetap akan mempunyai suatu tempat di dalam Gereja).

Calvin (tentang Yes 56:5): “Here we see that all men, however unworthy, may obtain admission into the kingdom of God. ... The Lord now admits, without distinction, those whom he previously forbade; and indeed he set aside this distinction, when we, who were the children of strangers, were brought by him into the temple, that is, into his Church, which is not confined, as formerly, within those narrow limits of Judea, but is extended through the whole world” (= Di sini kita melihat bahwa semua orang, betapapun tak layaknya, bisa mendapatkan hak / ijin masuk ke dalam kerajaan Allah. ... Sekarang Tuhan mengakui, tanpa pembedaan, mereka yang tadinya Ia larang; dan memang Ia menyingkirkan pembedaan ini, pada waktu kita, yang dulunya adalah anak-anak dari orang-orang asing, telah dibawa olehNya ke dalam Bait Allah, yaitu ke dalam GerejaNya, yang tidak dibatasi, seperti sebelumnya, di dalam batasan-batasan yang sempit dari Yehuda, tetapi diperluas ke seluruh dunia).

Tetapi bagi saya masih ada satu persoalan yang tersisa, yaitu: Boas pasti berusaha membahagiakan Rut. Apakah ini tidak bertentangan dengan Ul 23:6 - “Selama engkau hidup, janganlah engkau mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya”.

Jawab: kata ‘mereka’ berlaku untuk Moab dan Amon sebagai suatu bangsa, bukan untuk individu-individu dalam kedua bangsa itu.

Pulpit Commentary (tentang Ul 23:6): “Israel was not to seek, i.e. care for and use means to promote, the welfare of these nations. Individuals, however, of these nations might be naturalized in Israel, and as proselytes enter the congregation, as the case of Ruth proves. It was against the nations, as such, that this ban was directed, and this they had brought on themselves by choosing to be enemies of Israel when they might have been friends and allies” (= Israel tidak boleh mengusahakan, yaitu peduli / mengurus dan menggunakan cara-cara untuk memajukan kebahagiaan dari bangsa-bangsa ini. Tetapi individu-individu dari bangsa-bangsa ini bisa dinaturalisasikan di Israel, dan seperti proselit-proselit memasuki jemaat, seperti dibuktikan dalam kasus Rut. Adalah terhadap bangsa-bangsa seperti itu larangan ini ditujukan, dan ini dibawa mereka kepada diri mereka sendiri dengan memilih untuk menjadi musuh-musuh Israel pada waktu mereka bisa menjadi sahabat-sahabat dan sekutu-sekutu).

3) Dari pernikahan ini lalu mereka mendapatkan anak laki-laki yaitu Obed (ay 13,17).

a) Anak merupakan karunia Tuhan.

1. Doa dari tua-tua merupakan pengakuan bahwa anak merupakan anugerah Tuhan.

Ay 11-12: “(11) Dan seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para tua-tua berkata: ‘Kamilah menjadi saksi. TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyhur di Betlehem, (12) keturunanmu kiranya menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh karena anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda ini!’”.

Bible Knowledge Commentary: “The elders also prayed for numerous and distinguished progeny for Boaz. Their prayer acknowledged that children are a gift from God (‘offspring the LORD gives’ you; cf. Ps 127:3)” [= Tua-tua juga berdoa untuk anak-anak / keturunan yang banyak dan terkenal / terkemuka bagi Boas. Doa mereka mengakui bahwa anak-anak merupakan suatu pemberian / karunia dari Allah (‘anak-anak yang akan diberikan TUHAN’ kepadamu; bdk. Maz 127:3)].

Maz 127:3 - “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah”.

2. Ay 13 secara explicit mengatakan bahwa mereka mendapat anak ‘atas karunia Tuhan’!

Ay 13: “Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki”.

Banyak orang menganggap bahwa mempunyai anak adalah sesuatu yang alamiah, sehingga hal itu terjadi bukan karena campur tangan Tuhan. Tetapi ini salah! Rut bisa mendapat anak dari Boas karena Tuhan memberikan anak kepada mereka.

Ingat juga bahwa dalam 10 tahun di Moab, baik Rut maupun Orpa tidak bisa mendapatkan anak! Jelas di sini ada providensia Allah yang bekerja, menghalangi Rut mempunyai anak selama 10 tahun itu, karena seandainya ia mempunyai anak laki-laki dari pernikahan dengan Mahlon, maka kewajiban pernikahan ipar tidak berlaku (Ul 25:5 - ‘dengan tidak meninggalkan anak laki-laki’; bdk. Mat 22:24-25). Dan kalau demikian, maka pernikahan Rut dengan Boas tak akan terjadi.

Bdk. Mat 22:24-25 - “(24) ‘Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. (25) Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya”.

b) Anak itu dinamakan Obed, yang berarti pelayan.

Pulpit Commentary: “THE CHILD’S NAME. Obed, a servant. It may be a remembrancer of duty. Just as the motto of the Prince of Wales is - ‘Ich dien,’ I serve. Any way it is beautiful never to despise service. A Christian is to be ‘meet for the Master’s use.’ How many there are who are of no use in the world! Some dislike all service, and prefer the dainty hand that is never soiled, and the life that is never separated from selfishness” (= Nama anak itu. Obed, seorang pelayan. Mungkin itu merupakan suatu pengingat dari kewajiban. Sama seperti motto dari Pangeran Wales adalah ‘Ich dien’, ‘aku melayani’. Bagaimanapun merupakan sesuatu yang indah untuk tidak pernah meremehkan pelayanan. Seorang Kristen harus ‘cocok untuk penggunaan sang Tuan’. Betapa banyak orang yang tak berguna dalam dunia! Sebagian tidak menyukai semua pelayanan, dan lebih memilih tangan yang cantik yang tidak pernah dikotori, dan kehidupan yang tidak pernah terpisah dari keegoisan).

Penerapan: pikirkan, pelayanan apa yang sudah saudara lakukan? Apakah saudara melakukannya dengan sebaik-baiknya? Apakah ada pelayanan lain lagi yang bisa saudara lakukan bagi Tuhan?

4) Orang-orang perempuan menganggap Naomi berbahagia dan mereka menyebutnya Naomi (= menyenangkan) lagi, bukan Mara (= pahit)!

Ay 14-17: “(14) Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: ‘Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. (15) Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.’ (16) Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya. (17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: ‘Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki’; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud”.

Karena apa Naomi dianggap berbahagia?

a) Karena Tuhan telah rela menolong dia (ay 14).

b) Karena Naomi mempunyai menantu yang mengasihi dia (ay 15).

c) Karena anak dari Rut dan Boas, yaitu Obed, akan memelihara / melayani Naomi (ay 15a). Karena itu ia disebut Obed, yang artinya ‘pelayan’ (Catatan: Keil & Delitzsch dan The Bible Exposition Commentary menganggap bahwa kata ‘penebus’ dalam ay 14 bukan menunjuk kepada Boas, tetapi kepada anaknya, yaitu Obed. Tetapi Albert Barnes menganggap bahwa kata ‘penebus’ itu menunjuk kepada Boas).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “This little book certainly reveals the providence of God in the way He guided Ruth and Naomi. It encourages me to know that God still cares for us even when we’re bitter toward Him, as Naomi was. God directed Ruth, a ‘new believer,’ and used her faith and obedience to transform defeat into victory” [= Kitab yang kecil / tipis ini (kitab Rut) pasti menyatakan providensia Allah dalam cara Ia membimbing Rut dan Naomi. Merupakan sesuatu yang menguatkan aku untuk mengetahui bahwa Allah tetap peduli / memperhatikan kita bahkan pada saat kita merasa pahit terhadap Dia, seperti Naomi tadinya merasa pahit terhadapNya. Allah mengarahkan Rut, ‘seorang percaya yang baru’, dan menggunakan iman dan ketaatannya untuk mengubah kekalahan menjadi kemenangan].

V) Kesimpulan.

1) Rencana Allah tak bisa gagal.

a) Obed adalah orang yang akan menurunkan Daud.

Ay 17,22: “(17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: ‘Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki’; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud. (18) Inilah keturunan Peres: Peres memperanakkan Hezron, (19) Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, (20) Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, (21) Salmon memperanakkan Boas, Boas memperanakkan Obed, (22) Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud”.

Catatan: sebetulnya dalam ay 20 disebutkan Salmah, tetapi dalam ay 21 disebutkan Salmon. Tetapi Keil & Delitzsch mengatakan bahwa Salmah = Salmon.

1. Lengkapkah silsilah dalam ay 17-22 ini?

Banyak penafsir mempertanyakan tentang lengkap atau tidaknya silsilah ini. Dan banyak yang yakin bahwa silsilah ini tidak lengkap, karena kalau dihitung tahunnya rasanya mustahil. Demikian juga dengan silsilah Yesus dalam Mat 1:1-17.

Keil & Delitzsch: “According to this there are only four or five generations to the 430 years spent by the Israelites in Egypt, if we include both Perez and Nahesson; evidently not enough for so long a time, so that some of the intermediate links must have been left out even here. But the omission of unimportant members becomes still more apparent in the statement which follows, viz., that Nahshon begat Salmah, and Salmah Boaz, in which only two generations are given for a space of more than 250 years, which intervened between the death of Moses and the time of Gideon. ... According to the genealogy of Christ in Matt 1:5, Salmon married Rahab; consequently he was a son, or at any rate a grandson, of Nahshon, and therefore all the members between Salmon and Boaz have been passed over. Again, the generations from Boaz to David (vv. 21, 22) may possibly be complete, although in all probability one generation has been passed over even here between Obed and Jesse (see p. 343). It is also worthy of notice that the whole chain from Perez to David consists of ten links, five of which (from Perez to Nahshon) belong to the 430 years of the sojourn in Egypt, and five (from Salmon to David) to the 476 years between the exodus from Egypt and the death of David. This symmetrical division is apparently as intentional as the limitation of the whole genealogy to ten members, for the purpose of stamping upon it through the number ten as the seal of completeness the character of a perfect, concluded, and symmetrical whole” [= Menurut ini hanya ada 4 atau 5 generasi selama 430 tahun yang dilewatkan oleh Israel di Mesir, jika kita mencakup / memasukkan baik Peres dan Nahason; jelas jumlah ini tidak cukup untuk waktu yang begitu lama / panjang, sehingga beberapa dari mata rantai di antaranya pasti dihilangkan di sana. Tetapi penghapusan dari anggota-anggota yang tidak penting menjadi lebih menyolok lagi dalam pernyataan yang berikut, yaitu, bahwa Nahason memperanakkan Salmah, dan Salmah memperanakkan Boas, dalam mana hanya dua generasi diberikan untuk selang waktu lebih dari 250 tahun, yang terletak di antara kematian Musa dan jaman dari Gideon. ... Menurut silsilah Yesus dalam Mat 1:5, Salmon menikah dengan Rahab; dan karena itu ia pasti adalah seorang anak laki-laki, atau setidaknya seorang cucu laki-laki, dari Nahason, dan karena itu semua anggota-anggota antara Salmon dan Boas telah diloncati. Lalu, generasi-generasi dari Boas sampai Daud (ay 21,22) mungkin lengkap, sekalipun mungkin juga bahkan di sini satu generasi telah diloncati di antara Obed dan Isai (lihat hal 343). Juga layak diperhatikan bahwa seluruh rantai dari Peres kepada Daud terdiri dari 10 mata rantai, lima darinya (dari Peres kepada Nahason) termasuk dalam 430 tahun selama Israel tinggal sementara di Mesir, dan lima (dari Salmon kepada Daud) termasuk dalam 476 tahun antara keluaran dari Mesir dan kematian dari Daud. Pembagian yang simetris ini jelas sama disengajanya dengan pembatasan dari seluruh silsilah pada 10 anggota, untuk tujuan menunjukkan / menandai padanya melalui bilangan 10 sebagai suatu meterai kesempurnaan karakter dari suatu keseluruhan yang sempurna, ditetapkan / diteguhkan, dan simetris].

Catatan:

a. Dalam silsilah Yesus dalam Mat 1:1-17 jelas juga banyak orang-orang yang diloncati, dengan tujuan mendapatkan Matius 1:17 - “Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus”.

b. Peloncatan-peloncatan itu tidak berarti bahwa Alkitab salah, karena dalam bahasa Alkitab kata ‘memperanakkan’ memang bisa diartikan ‘menurunkan’, kata ‘bapa’ bisa menunjuk kepada ‘nenek moyang’, dan kata ‘anak’ bisa menunjuk kepada ‘keturunan’. Contoh:

· Kej 46:16-18 dimana ada 3 generasi yang dalam Kitab Suci Indonesia disebut sebagai ‘keturunan Zilpa’. Tetapi terjemahan yang hurufiahnya seharusnya adalah ‘sons of Zilpa’ (= anak-anak Zilpa).

· 2Taw 28:1 dimana Daud disebut sebagai ‘bapa leluhur’ Ahas.

NIV (Literal): ‘David, his father’ (= Daud, bapanya).

2. Daud (ay 17,22).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “Obed was the grandfather of King David, one of Israel’s greatest rulers. When the name of David is mentioned, we usually think of either Goliath or Bathsheba. David did commit a great sin, but he was also a great man of faith whom God used to build the kingdom of Israel. He led the people in overcoming their enemies, expanding their inheritance and, most of all, worshiping their God. He wrote worship songs for the Levites to sing and devised musical instruments for them to play. He spent a lifetime gathering wealth for the building of the temple, and God gave him the plans for the temple so Solomon could do the job. Whether he had in his hand a sling or sword, a harp or hymnal, David was a great servant of God who brought untold blessings to Israel” (= Obed adalah kakek dari Raja Daud, salah satu dari pemimpin-pemimpin terbesar dari Israel. Pada waktu nama Daud disebutkan, kita biasanya berpikir tentang Goliat atau Batsyeba. Daud memang melakukan suatu dosa yang besar, tetapi ia juga adalah seorang yang besar / agung dari iman yang dipakai oleh Allah untuk membangun kerajaan dari Israel. Ia membimbing bangsanya dalam mengalahkan musuh-musuh mereka, memperluas warisan mereka, dan terutama, menyembah Allah mereka. Ia menulis lagu-lagu penyembahan bagi orang-orang Lewi untuk menyanyi dan menemukan alat-alat musik bagi mereka untuk dimainkan. Ia menghabiskan seumur hidupnya untuk mengumpulkan kekayaan untuk pembangunan Bait Allah, dan Allah memberinya rencana-rencana untuk Bait Allah itu sehingga Salomo bisa melakukan pekerjaan itu. Apakah tangannya memegang pengumban atau pedang, kecapi atau buku nyanyian pujian, Daud adalah seorang pelayan yang agung dari Allah, yang membawa berkat-berkat yang tak terhitung bagi Israel).

Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari kutipan di atas ini:

a. Jangan menilai seseorang hanya dari sudut jeleknya saja.

b. Orang yang pernah melakukan dosa yang hebatpun bisa dipakai lagi oleh Tuhan.

b) Dan dari Daud akan diturunkan Yesus.

Kelahiran Yesus di dunia ini jelas adalah Rencana Allah dan karena itu jelas­lah bahwa pernikahan Rut dan Boas pasti juga ada dalam Rencana Allah, dan karena itu, hal itu pasti terlaksana.

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “Little did those Bethlehemites know that God had great plans for that little boy! Obed would have a son named Jesse; and Jesse would have eight sons, the youngest of which would be David the king (1 Sam 16:6-13) Remember that the next time you behold a baby or a child, that little one might be one for whom God has planned a great future” [= Orang-orang Betlehem itu tidak tahu bahwa Allah mempunyai rencana-rencana yang besar untuk anak laki-laki kecil itu! Obed akan mempunyai seorang anak laki-laki yang dinamakan Isai; dan Isai akan mempunyai 8 anak laki-laki, dan yang termuda akan menjadi Daud sang raja (1Sam 16:6-13). Kalau lain kali engkau menggendong seorang bayi, ingatlah bahwa anak kecil itu bisa adalah seseorang bagi siapa Allah telah merencanakan suatu masa depan yang agung / hebat].

Catatan: ini juga berlaku untuk guru-guru Sekolah Minggu!

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “The Moabites were not to enter the congregation of the Lord ‘even to the tenth generation’ (Deut 23:3). But the little Book of Ruth closes with a ten-generation genealogy that climaxes with the name of David! Never underestimate the power of the grace of God” [= Orang-orang Moab tidak boleh masuk jemaat Tuhan bahkan sampai keturunan yang ke 10 (Ul 23:3). Tetapi kitab Rut yang kecil / tipis ini ditutup dengan silsilah dari 10 generasi yang mencapai klimax / puncaknya dengan nama dari Daud! Jangan pernah meremehkan kuasa dari kasih karunia Allah].

Ulangan 23:3-4 - “(3) Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, (4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau”.

IVP Bible Background Commentary (Old Testament): “Here we discover that this incident that nearly resulted in a family of Israel dying out concerned none other than the family of David. The great King David came that close to never having been born. The genealogy is demonstration that God resolved the family crisis. Not only did the family of Naomi survive, but it prospered to become one of the great families in Israel” (= Di sini kita menemukan bahwa kejadian / peristiwa ini, yang hampir berakhir dengan habisnya suatu keluarga Israel berhubungan tidak lain dengan keluarga Daud. Raja Daud yang besar / agung hampir-hampir tidak pernah dilahirkan. Silsilah ini adalah suatu demonstrasi bahwa Allah memecahkan krisis keluarga itu. Bukan hanya keluarga Naomi bertahan hidup, tetapi keluarga itu menjadi makmur sehingga menjadi salah satu keluarga-keluarga besar / agung di Israel).

The Bible Exposition Commentary: Old Testament: “The greatest thing God did for David was not to give him victory over his enemies or wealth for the building of the temple. The greatest privilege God gave him was that of being the ancestor of the Messiah. David wanted to build a house for God, but God told him He would build a house (family) for David (2 Sam 7). David knew that the Messiah would come from the kingly tribe of Judah (Gen 49:8-10), but nobody knew which family in Judah would be chosen. God chose David’s family, and the Redeemer would be known as ‘the son of David’ (Matt 1:1)” [= Hal terbesar yang Allah lakukan bagi Daud bukanlah memberinya kemenangan atas musuh-musuhnya atau kekayaan untuk pembangunan Bait Allah. Hak terbesar yang Allah berikan kepadanya adalah hak untuk menjadi nenek moyang dari sang Mesias. Daud ingin membangun sebuah rumah bagi Allah, tetapi Allah memberitahu dia bahwa Ia akan membangun rumah (keluarga) bagi Daud (2Sam 7). Daud tahu bahwa sang Mesias akan datang dari suku raja-raja dari Yehuda (Kej 49:8-10), tetapi tak seorangpun tahu keluarga mana dari Yehuda yang dipilih. Allah memilih keluarga Daud, dan sang Penebus akan dikenal sebagai ‘anak Daud’ (Mat 1:1)].

2) Cerita Naomi dan Rut berakhir dengan ‘Happy End’!

Dalam Rut 1 semua menjadi gelap. Dalam Rut 2 mulai muncul titik terang. Dalam Rut 3 titik terang itu menjadi makin terang. Dalam Rut 4, sekalipun terang itu kelihatannya hilang sebentar, tetapi lalu muncul lagi, dan bahkan menjadi terang benderang!

Penerapan: kalau saudara adalah anak Tuhan, sekalipun saat ini saudara ada dalam kegelapan yang bagaimanapun pekatnya, dimana rasanya sama sekali tidak ada harapan bagi saudara, maka ingat­lah akan cerita Rut dan Naomi ini, dan percayalah bahwa pada suatu saat saudara akan melihat titik terang yang makin lama akan makin terang, sehingga akhirnya menjadi terang benderang! Ini sesuai dengan janji Tuhan dalam Amsal 4:18 yang berbunyi: “Jalan orang benar itu seperti cahaya fajar yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari”. https://teologiareformed.blogspot.com/

-AMIN-
daftar isi

Rut 1:1-6............................................................................... 1

1) Mengapa ada kelaparan?................................................... 1

2) Cara / sikap mereka menghadapi kelaparan itu................... 3

3) Berhasilkah usaha mereka?.............................................. 15

Rut 1:6-22.......................................................................... 19

1) Naomi memutuskan untuk pulang ke negerinya................ 19

2) Nasehat Naomi kepada kedua menantunya...................... 21

Rut 2:1-23.......................................................................... 39

1) Kehidupan Rut di tengah-tengah penderitaan................... 40

2) Diri Boas dan sikapnya terhadap Rut................................ 47

3) Titik terang dalam kehidupan Rut...................................... 55

Rut 3:1-18.......................................................................... 64

1) Usaha Naomi................................................................... 65

2) Apa yang dilakukan oleh Rut............................................ 68

3) Salahkan nasehat Naomi / tindakan Rut ini?..................... 70

4) Reaksi Boas..................................................................... 72

Rut 4:1-22.......................................................................... 76

1) Apa yang Boas lakukan?.................................................. 77

2) Berhasilkah usaha Boas itu?............................................. 83

3) Boas menebus Rut........................................................... 86

4) Bagaimana akhirnya?....................................................... 89

5) Kesimpulan......................................................................

-o0o-

Next Post Previous Post