TAFSIRAN SURAT EFESUS

Pdt.Budi Asali, M.Div.
EFESUS 1:1-2

Efesus 1:1-2 - “(1) Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. (2) Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu”.
TAFSIRAN SURAT EFESUS
otomotif, bisnis
I) Pengarang / penulis surat Efesus.

A) “Dari Paulus” (Efesus 1:1).

Ini berarti bahwa surat Efesus ditulis oleh Paulus. Tetapi itu bukan berarti bahwa surat Efesus adalah hasil karya Paulus sendiri. Kalau surat itu hasil karya Paulus sendiri, maka surat itu bukan Firman Allah.

“Dari Paulus” berarti Paulus yang menulis / mengarang, tetapi pada saat itu Paulus dikuasai oleh Roh Kudus sepenuhnya, sehingga apa yang ditulisnya adalah benar-benar Firman Allah. Allah memang menggunakan seluruh pikiran, kepribadian, kepandaian, dan bakat-bakat Paulus, tetapi Allah juga menguasainya sedemikian rupa sehingga ia betul-betul menuliskan Firman Allah sesuai kehendak Allah tanpa kesalahan sedikitpun.

Adanya ‘faktor manusia’ dalam penulisan Kitab Suci tidak menyebabkan Kitab Suci mengandung kesalahan.

B) “Rasul Kristus Yesus” (ay 1).

Kata ‘rasul’ diterjemahkan dari kata bahasa Yunani APOSTOLOS.

1) Kata APOSTOLOS mempunyai 3 arti dalam Perjanjian Baru:

a) Utusan (utusan biasa / sekedar utusan).

Arti ini dipakai dalam Yohanes 13:16 2Korintus 8:23 Filipi 2:25.

b) Misionaris yang diutus oleh gereja untuk mengabarkan Injil.

Arti ini dipakai dalam Kis 14:4,13 bdk. Kis 13:2-3 Roma 16:7.

c) Rasul, yaitu orang yang:

· Dipilih secara pribadi oleh Yesus Kristus sendiri.

· Diutus dengan otoritas penuh untuk mengajar dalam namaNya.

· Mengikut Tuhan Yesus selama 3 tahun pelayananNya.

· Saksi mata kebangkitan Kristus (pernah melihat Yesus).

· Mendapat pengertian Injil secara langsung dari Kristus.

(Kis 1:21-22 Kis 2:32 Kis 3:15 Kis 13:31).

Paulus memang tidak mengikut Yesus selama 3 tahun pelayanan Yesus, tetapi Paulus tetap termasuk golongan rasul, karena ia melihat Yesus dan mendapat pengertian Injil secara langsung dari Yesus waktu perjalanannya ke Damaskus (Kis 26:16 1Korintus 9:1 Galatia 1:11-12).

Dalam arti yang sempit ini, maka pada jaman ini tidak ada lagi rasul.

2) Paulus tidak selalu menyebut dirinya sebagai rasul dalam ke tiga belas suratnya. Ia menyebut dirinya:

· 7 x sebagai rasul.

· 2 x sebagai hamba dan rasul.

· 1 x sebagai hamba.

· 1 x sebagai orang hukuman.

· 2 x tanpa predikat.

Paulus menggunakan sebutan rasul bukan untuk kesombongan, tetapi agar tulisannya mempunyai wibawa / otoritas dan diterima oleh jemaat.

C) “Oleh kehendak Allah” (ay 1).

Ini menunjukkan bahwa:

1) Panggilan menjadi rasul datang dari Allah.

Jadi, Paulus menjadi rasul bukan atas kehendaknya sendiri ataupun kehendak orang lain (ay 1)

Bdk. Galatia 1:15-17 - “(15) Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karuniaNya, (16) berkenan menyatakan AnakNya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; (17) juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik”.

Penerapan:

· Seseorang menjadi hamba Tuhan, juga tidak boleh karena kemauan sendiri ataupun dorongan orang lain, tetapi harus karena panggilan Tuhan.

· Dalam pelayanan yang lainpun, kita tidak boleh melayani:

* sekedar karena keinginan kita sendiri.

* karena dorongan / desakan orang lain.

Tetapi celakanya, jaman sekarang ini kebanyakan orang kristen melayani justru karena didesak orang lain.

Illustrasi: ada satu kapal yang merapat di pelabuhan, dan lalu antara kapal itu dan daratan diberi sepotong papan, melalui mana orang-orang dari kapal turun ke darat. Ada seorang ibu yang turun ke darat dengan menggendong anaknya yang masih kecil, dan tiba-tiba anaknya jatuh ke air. Ibu itu berteriak minta tolong, dan orang-orang pada berkerumun untuk melihat apa yang terjadi. Tiba-tiba seseorang terjun ke air dan ia lalu menolong anak kecil itu. Setelah penolong itu naik ke darat, iapun dikerumuni banyak orang yang mengagumi keberaniannya dan kerelaannya untuk berkorban. Lalu ada satu orang yang lalu menanyainya: ‘Mengapa kamu mau terjun untuk menolong anak itu?’. Saudara tahu apa jawabnya? Mendengar pertanyaan itu, dengan marah penolong itu memandang ke sekelilingnya dan berteriak: ‘Siapa yang tadi mendorong saya?’. Jadi, ia terjun bukan karena kemauannya sendiri, tetapi didorong orang. Setelah terjun ke air, maka sekalian ia menolong anak kecil itu.

Ada banyak orang kristen ‘melayani’ Tuhan karena alasan seperti ini, yaitu karena ‘didorong’ orang lain.

2) Jabatan rasul diberikan karena kasih karunia Allah, berdasar­kan kedaulatanNya, bukan karena orang itu lebih baik dari orang lain.

Roma 1:5 - “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada namaNya”.

Efesus 3:7-8 - “(7) Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasaNya. (8) Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu”.

Penerapan: Sebetulnya semua panggilan pelayanan adalah kasih karunia. Seseorang dipanggil menjadi hamba Tuhan, guru agama, guru sekolah minggu, majelis, pengurus komisi, dsb, juga karena kasih karunia Allah. Tetapi apakah saudara menganggap bahwa jabatan / pelayanan saudara itu adalah kasih karunia Allah, atau saudara menganggapnya sebagai beban?

II) Penerima surat Efesus.

A) “Orang-orang kudus / saint” (ay 1).

Dalam gereja Roma Katolik, istilah ‘saint’ / orang kudus / orang suci digunakan untuk orang-orang yang mereka anggap bisa hidup melampaui standard Allah. Tetapi dalam kristen, istilah ini menunjuk kepada orang yang percaya kepada Yesus.

Arti ‘kudus’:

1) Terpisah dari / berbeda dengan.

Misalnya:

· hari Sabat disebut sebagai hari yang kudus (Kejadian 2:3).

· bangsa Israel disebut sebagai bangsa yang kudus (Im 20:24,26).

· orang Kristen disebut sebagai orang kudus (Efesus 1:1 1Pet 2:9).

Juga kalau kita melihat Yoh 17:9,20, maka kita akan melihat bahwa Tuhan Yesus membedakan orang kristen dan orang dunia.

2) Diperuntukkan bagi Allah.

· hari Sabat digunakan untuk berbakti.

· bangsa Israel adalah bangsa milik Allah (Im 20:26).

· orang Kristen juga menjadi milik Allah (1Pet 2:9).

3) Suci.

Orang kristen / orang yang percaya kepada Yesus disebut suci, bukan karena hidupnya suci tetapi karena ia sudah disucikan oleh Yesus (Yoh 17:19). Sebaliknya, Kitab Suci menyebut orang yang tidak beriman kepada Yesus sebagai najis (Tit 1:15).

Penerapan: Kita harus berusaha hidup sesuai dengan ketiga arti dari sebutan kudus ini.

· Berbeda dengan / terpisah dari.

Kita harus hidup berbeda dengan dunia.

Bdk. Ro 12:2 - “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.

Ini tidak berarti bahwa kita harus hidup secara nyentrik / berbeda dengan dunia dalam segala hal! Kita harus hidup berbeda dengan dunia hanya dalam hal dosa, seperti dusta, zinah, ngaret, menggelapkan pajak, dsb.

· Diperuntukkan bagi Allah.

Kita harus mempersembahkan hidup kita bagi Allah. Kita harus hidup dan melayani sedemikian rupa sehingga kehidupan dan pelayanan kita menyenangkan Allah dan memuliakan Allah.

Renungkan: apakah saudara hidup bagi Allah?

Bdk. 2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.

· Suci.

Kita harus berusaha hidup suci dan membuang semua dosa yang kita ketahui.

B) “Orang-orang percaya” (ay 1).

1) Dalam ay 1 ini, istilah ‘orang kudus’ digandengkan dengan ‘orang-orang percaya’. John Calvin mengomentari ini dengan berkata:

“No man, therefore, is a believer who is not also a saint; and, on the other hand, no man is a saint who is not a believer” (= Karena itu, tidak ada orang percaya yang bukan orang kudus / suci, dan dilain pihak, tidak ada orang kudus / suci yang bukan orang percaya).

2) NIV/NASB menterjemahkan bagian ini dengan istilah ‘faithful’ (= setia).

Memang kata Yunani ‘PISTOS’ bisa diterjemahkan sebagai ‘percaya’ / ‘beriman’ seperti dalam terjemahan Kitab Suci bahasa Indonesia, dan bisa juga diterjemahkan sebagai ‘setia’ / ‘dapat dipercaya’ seperti dalam terjemahan NIV dan NASB.

Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara ‘iman’ dan ‘kesetiaan’. Orang yang sungguh-sungguh beriman pasti akan terus ikut Yesus dengan setia; sebaliknya, kalau ia murtad, maka itu menunjukan bahwa ia tidak sungguh-sungguh beriman.

1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita”.

Karena itu, maka Calvinisme / Reformed percaya bahwa keselamatan tidak bisa hilang. Orang yang murtad, bukan kehilangan keselamatannya, karena ia memang tidak pernah selamat.

C) “Dalam Kristus Yesus” (ay 1).

Artinya bersatu dengan Kristus.

Karena Kristus adalah Kepala dan Gereja adalah tubuhNya, maka orang yang bersatu dengan Kristus mesti bersatu dengan Gereja.

Penerapan:

· Orang yang mengatakan bahwa ia percaya kepada Yesus, tetapi tidak mau:

* dibaptis.

* pergi ke gereja.

* bersekutu dengan orang kristen yang lain.

menunjukkan bahwa sebetulnya ia belum percaya.

· Ini menunjukkan pentingnya persekutuan dengan sesama saudara seiman. Bukan saja saudara harus mau bersekutu dengan saudara seiman yang lain, tetapi lebih dari itu saudara harus berusaha menolong saudara seiman yang lain, khususnya yang adalah orang baru di gereja, untuk bisa bersekutu.

Illustrasi: ada orang yang pergi ke gereja, tetapi terus tidak dianggap / tidak disapa oleh orang kristen yang lain. Suatu kali ia ikut kebaktian dengan memakai topi Mexico. Orang yang dibelakangnya lalu menegur dia karena topinya itu menutupi pandangan orang itu. Ia lalu berkata: ‘Puji Tuhan. Ini pertamakalinya ada orang yang bicara dengan aku di gereja ini’.

Janganlah bersikap acuh terhadap orang baru sehingga memaksa orang baru itu memakai topi Mexico di gereja saudara.

D) “Di Efesus” (ay 1).

1) Bagian ini diperdebatkan, karena ada manuscript yang menggunakan kata “di Efesus”, dan ada yang tidak.

2) Efesus adalah kota orang kafir dan tempat penyembahan berhala (bdk. Kis 19:21-40).

E) “Dalam Kristus Yesus di Efesus”.

Orang kristen / percaya adalah orang yang ada ‘dalam Kristus Yesus’, tetapi juga ‘di Efesus’ / di dunia. Kita adalah warga negara dari 2 kerajaan, yaitu surga dan dunia, dan karena itu:

· Kita tidak boleh hanya hidup mengejar Kristus dan menarik diri dari dunia / mengucilkan diri.

Dalam sejarah, ada seorang kristen yang bernama Simeon Stylites, yang mati pada tahun 459 M. Ia diberi gelar ‘the pillar saint’, karena selama 36 tahun hidup di atas sebuah pillar.

· Kita tidak boleh hidup terus untuk dunia dan melupakan Kristus.

· Kita tidak boleh membagi / memisahkan hidup kita menjadi 2 bagian: duniawi dan surgawi / rohani dan jasmani. Misalnya:

* pergi ke gereja atau melakukan pelayanan adalah hal rohani, sedangkan bekerja, sekolah adalah hal duniawi.

* Menjadi hamba Tuhan adalah rohani, sedangkan menjadi dokter, insinyur dsb adalah hal duniawi.

Pemisahan seperti ini dilakukan oleh gereja Roma Katolik, tetapi Calvin mendobrak hal ini dan mengajarkan bahwa segala sesuatu adalah rohani.

III) Salam / berkat (Efesus 1: 2).

A) “Kasih karunia”.

Ini adalah kemurahan / kebaikan yang tidak layak diteri­ma seperti:

· kematian Kristus bagi kita.

· kita dikasihi, diampuni, diangkat menjadi anak, dipercaya untuk melayani, dll.

B) “Damai sejahtera”.

Ini menunjuk pada:

· damai dengan Allah.

· damai dengan sesama manusia.

· damai dalam hati.

Dan ini adalah berkat rohani yang keluar akibat adanya kasih karu­nia.

C) “Dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan kita Yesus Kristus”.

Ini menunjukkan bahwa sumber kasih karunia dan damai adalah Allah Bapa dan Tuhan Yesus.

Augustine (400 M): “You have made us for yourself, O Lord, and our heart is restless until it rests in you” (= Engkau telah membuat kami untuk diriMu sen­diri, ya Tuhan, dan hati kami selalu gelisah sampai hati kami beristirahat di dalam Engkau).

Kalau saudara adalah orang yang ingin membuang kegelisahan / kekuatiran, atau mencari damai / sukacita / kebahagiaan yang sejati, tetapi saudara mencarinya melalui kekayaan, kesibukan, teman, hobby, hiburan dsb, maka ingatlah dan renungkan kata-kata Augustine ini!

EFESUS 1:3-14

Ef 1:3-14 - “(3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. (4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya, (6) supaya terpujilah kasih karuniaNya yang mulia, yang dikaruniakanNya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihiNya. (7) Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karuniaNya, (8) yang dilimpahkanNya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. (9) Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendakNya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaanNya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkanNya di dalam Kristus (10) sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. (11) Aku katakan ‘di dalam Kristus’, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya - (12) supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaanNya. (13) Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu. (14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya”.

I) Sumber berkat.

Efesus 1: 3 menunjukkan bahwa sumber berkat adalah Allah Bapa, bukan setan, dan bukan pula manusia, sekalipun Allah sering menggunakan manusia sebagai saluran berkatNya.

II) Sifat berkat.

Ay 3 berkata: ‘berkat rohani di surga’.

Dalam Perjanjian Lama lebih ditekankan berkat jasmani.

Bdk. Ul 28:1-14 - “(1) ‘Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintahNya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. (2) Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: (3) Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. (4) Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. (5) Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. (6) Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar. (7) TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu. (8) TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. (9) TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umatNya yang kudus, seperti yang dijanjikanNya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya. (10) Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu. (11) Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu - di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu. (12) TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaanNya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman. (13) TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, (14) dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.”.

Tetapi dalam Perjanjian Baru sekalipun berkat jasmani juga ada (Matius 6:11 Mat 6:25-34), tetapi berkat rohani jauh lebih ditekankan.

1Kor 1:5-7 - “(5) Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, (6) sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. (7) Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus”.

Roma 15:13 - “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan”.

2Korintus 1:5 - “Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah”.

Efesus 2:7 - “supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karuniaNya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikanNya terhadap kita dalam Kristus Yesus”.

Yakobus 2:5 - “Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikanNya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?”.

Penerapan: bandingkan ini dengan banyak gereja jaman sekarang, yang selalu menekankan berkat jasmani, seperti kesembuhan, kekayaan (Theologia Kemakmuran), sukses, dsb.

III) Apa berkatnya.

A) Berkat yang berhubungan dengan masa lalu.

Berkat rohani yang berhubungan dengan masa lalu adalah pemilihan / election.

Efesus 1: 4,5,11 - “(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya, ... (11) Aku katakan ‘di dalam Kristus’, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya”.

Doktrin Predestinasi Calvinisme mempersoalkan 2 hal:

· election, yaitu penentuan orang-orang tertentu untuk diselamatkan.

Ayat-ayat Kitab Suci lain yang mendukung adanya election ialah:

Mat 11:25-27 - “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu. (27) Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya”.

Mat 24:22,24,31 - “(22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. ... (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. ... (31) Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”.

Mat 25:34 - “Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan”.

Kis 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya”.

Kis 18:10 - “Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.’”.

Ro 8:29-30,33 - “(29) Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (30) Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka itu juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya. ... (33) Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?”.

Ro 9:10-24 - “(10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’ (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.’ (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya. (19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (22) Jadi, kalau untuk menunjukkan murkaNya dan menyatakan kuasaNya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaanNya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan - (23) justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaanNya atas benda-benda belas kasihanNya yang telah dipersiapkanNya untuk kemuliaan, (24) yaitu kita, yang telah dipanggilNya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain”.

Ro 11:5-7,25 - “(5) Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. (6) Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia. (7) Jadi bagaimana? Israel tidak memperoleh apa yang dikejarnya, tetapi orang-orang yang terpilih telah memperolehnya. Dan orang-orang yang lain telah tegar hatinya, ... (25) Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk”.

2Tes 2:13 - “Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai”.

2Tim 1:9 - “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman”.

2Tim 2:10 - “Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal”.

Tit 1:1 - “dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya”.

Yak 2:5 - “Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikanNya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?”.

1Pet 1:1-2 - “(1) Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, (2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darahNya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu”.

· reprobation, yaitu penentuan orang-orang tertentu untuk dibinasakan.

Ayat-ayat Kitab Suci yang mendukung adanya reprobation ialah:

Amsal 16:4 - “TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuatNya untuk hari malapetaka”.

Yoh 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”.

Ro 9:13,17,18,21-22 - “(13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’ ... (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya. ... (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (22) Jadi, kalau untuk menunjukkan murkaNya dan menyatakan kuasaNya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaanNya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan”.

1Pet 2:8 - “Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan”.

Yudas 4 - “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus”.

Ayat-ayat tentang reprobation jauh lebih sedikit daripada tentang election, karena Kitab Suci ditulis untuk menunjukkan jalan keselamatan, bukan jalan kebinasaan.

Louis Berkhof: “Since the Bible is primarily a revelation of redemption, it naturally does not have as much to say about reprobation as about election. But what it says is quite sufficient” (= Karena Alkitab terutama merupakan wahyu tentang penebusan, secara alamiah Alkitab tidak berbicara tentang reprobation sebanyak tentang election. Tetapi apa yang Alkitab katakan sudah cukup) - ‘Systematic Theology’, hal 118.

Keberatan / serangan terhadap doktrin Predestinasi:

1) Ajaran Arminian berkata: ‘Kita menjadi orang Kristen karena kita mau percaya / kita yang memilih, bukan karena Allah yang memilih kita’.

Tetapi ay 4,5,11 jelas mengatakan bahwa Allah yang memilih kita.

2) Ada pula yang berkata: ‘Allah memilih kita karena Dia tahu kita akan percaya / menjadi baik’. Ini tidak mungkin karena:

a) Itu tidak lagi bisa dikatakan ‘memilih’ atau ‘menentukan’ seperti yang dikatakan dalam ay 4,5,11. Kalau Allah tahu bahwa orang-orang itu akan menjadi baik / berman, maka tanpa Ia pilih / tentukanpun orang-orang itu akan menjadi baik / beriman. Apa gunanya pemilhan / penentuan itu?

b) Tujuan election adalah supaya ‘kita menjadi yang kudus dan tidak bercacat’ (ay 4) dan dengan demikian Allah akan dipermu­liakan (ay 6,12,14).

Jadi:

· kekudusan adalah buah / tujuan dari election, bukan akar / penyebab dari election.

· ketika Allah memilih, dalam pikiranNya, kita ‘najis’ / ‘tak kudus’.

c) Kata-kata ‘kerelaan kehendakNya’ (ay 5 bdk. Ro 9:11) jelas menun­jukkan bahwa kita dipilih bukan karena Allah tahu kita akan percaya / jadi baik, tetapi semata-mata karena kerelaan hati Allah (saksirnya Allah / saksenengnya Allah). Ini adalah Kedaulatan Allah!

3) Ada yang berkata ‘Predestinasi ini membuang tanggung jawab / kewajiban manusia’.

Ini jelas salah, karena dalam ay 13 ditunjuk­kan apa yang harus dilakukan oleh manusia, yaitu mendengarkan Firman Tuhan dan percaya. Dan bagi yang sudah percaya, harus mau memberitakan Injil.

Dalam rencana Allah ada hal-hal yang tersembunyi / dirahasia­kan oleh Allah dan ada juga hal-hal yang dinyatakan kepada kita oleh Allah [yaitu yang ada dalam Firman Tuhan / Alkitab (Ul 29:29)].

Ul 29:29 - “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.’”.

Ayat ini mengatakan bahwa hal-hal yang tersembunyi itu adalah bagi Allah, jadi itu tidak boleh dijadikan dasar hidup kita.

Hal-hal yang dinyata­kan adalah bagi kita dan harus dijadikan dasar hidup.

‘Siapa yang dipilih dan siapa yang tidak dipilih’ adalah rahasia Allah dan itu tidak boleh dijadikan dasar kehidupan kita.

Tetapi Firman Tuhan (hal yang dinyatakan), dengan jelas berkata bahwa:

· Kita harus mendengarkan Firman Tuhan.

· Kita harus percaya kepada Kristus.

· Kita harus memberitakan Injil.

Kita wajib dan bertanggung jawab untuk melakukan semua itu.

4) Ada pula yang berkata ‘Doktrin ini menyebabkan kita sombong’.

Ini jelas juga salah, karena orang yang betul-betul mengenal Predestinasi, pasti menyadari bahwa ia dipilih bukan karena ada sesuatupun yang baik dalam dirinya, tetapi hanya karena kerelaan hati Allah. Ini seharusnya justru membuatnya menjadi rendah hati dan senantiasa bersyukur kepada Tuhan.

Sebaliknya, doktrin Arminianisme yang mengatakan bahwa seseorang bisa percaya karena ia memilih untuk percaya, menjadikan manusia itu mempunyai jasa dalam keselamatannya. Itu yang menjadikan seseorang sombong!

B) Berkat yang berhubungan dengan masa sekarang.

Berkat rohani yang berhubungan dengan masa sekarang ialah:

· kita menjadi anak Allah (ay 5).

· kita mendapat pengampunan (ay 7).

Kedua hal itu dimungkinkan karena adanya Penebusan. Penebusan adalah pembebasan seorang budak dengan pembayaran uang.

¨ Kristus membayar dengan darahNya.

Efesus 1: 7: “Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karuniaNya”.

Bdk. 1Pet 1:18-19 - “(18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”.

¨ Kristus membayar kepada Allah, bukan kepada setan.

¨ Kristus menebus kita dari perhambaan dosa.

Karena adanya penebusan, maka ada:

à adopsi (pengangkatan anak).

à pengampunan.

Seorang anak :

* harus seperti bapanya, karena itu harus didisiplin (Ibr 2:10), supaya menjadi kudus dan tidak bercacat (ay 4 bdk. Mat 5:48).

* adalah obyek kasih, karena itu ia diampuni.

* adalah ahli waris (Ro 8:17).

C) Berkat yang berhubungan dengan masa yang akan datang.

1) Ay 10: Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di surga, maupun yang di bumi.

Ada bermacam-macam tafsiran tentang tentang kata-kata ‘segala sesuatu, baik di surga maupun di bumi’ ini:

· seluruh penciptaan.

· semua mahluk cerdas / berakal.

· malaikat dan orang-orang pilihan.

· hanya orang-orang pilihan saja (baik yang mati di surga maupun yang hidup di bumi).

Charles Hodge berkata bahwa text in berbicara soal penebusan. Jadi, arti yang benar adalah ‘orang-orang pilihan’, karena hanya merekalah yang mendapat penebusan. Penafsiran ini juga sesuai dengan Ef 1:22-23 dan Kol 1:20.

Sekarang, belum semua orang pilihan menjadi orang percaya, tetapi nanti semua akan percaya, dan Kristus akan menjadi Kepala dari mereka semua.

2) Dalam ay 14 ada kata ‘penebusan’ (APOLUTROSIS) yang bisa berarti:

a) Pembebasan dari kutuk hukum Taurat / hukuman dosa.

b) Pembebasan dari segala kejahatan dan penderitaan; ini akan terjadi pada hari kedatangan Kristus keduakalinya.

Ay 14 jelas berhubungan dengan arti yang ke 2 ini. Bandingkan dengan Luk 21:28 (penyelamatan = APOLUTROSIS) dan Ro 8:23 (pembebasan = APOLUTROSIS).

Luk 21:28 - “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.’”.

Ro 8:23 - “Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita”.

IV) Pastikah berkat itu akan kita terima?

Efesus 1: 13-14: “(13) Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu. (14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya”.

Ay 13-14 berbicara tentang Roh Kudus yang disebut sebagai:

1) ‘Yang dijanjikanNya itu’.

Memang Roh Kudus berulang-ulang dijanjikan, baik dalam Perjanjian Lama (misalnya dalam kitab Yehezkiel maupun Perjanjian Baru).

2) ‘Meterai’.

Jadi dalam text ini kita bisa melihat Allah Tritung­gal. Bapa memilih, Anak menebus, Roh Kudus sebagai meterai.

Arti meterai:

· menyatakan bahwa kita benar / menyatakan kita sebagai anak Allah.

· tanda pemilikan.

Jadi, kita dimeteraikan artinya kita ditandai sebagai milik Allah.

· tanda kepastian.

Jadi, kita dimeteraikan artinya kita pasti selamat.

Kita dimeteraikan oleh Roh Kudus / kita menerima Roh Kudus pada saat kita percaya (ay 13 - ‘ketika kamu percaya’. bdk. Kis 2:38).

3) Jaminan.

Kata bahasa Yunaninya adalah ARRABON, yang artinya adalah ‘uang muka’.

Uang muka ini mengesahkan suatu kontrak / pembelian, dan memberikan kepastian bahwa pembayaran akan dilunasi. Roh Kudus disebut sebagai uang muka, menunjukkan bahwa Ia adalah jaminan bagi keselamatan maupun berkat-berkat yang lain. Jadi Roh Kuduslah yang menyebabkan kita bisa pasti bahwa berkat-berkat tersebut di atas akan kita terima. Jadi, Roh Kudus juga merupakan jaminan bagi kita bahwa keselamatan kita tidak akan bisa hilang.

V) Untuk siapakah berkat-berkat itu?

Dalam text ini, kata-kata ‘di dalam Kristus’ atau ‘di dalam Dia’ muncul berulang-ulang.

Orang-orang yang tidak percaya ada ‘di dalam Adam’; mereka tidak akan menerima berkat-berkat ini. Tetapi orang-orang yang percaya ada ‘di dalam Kristus’; mereka adalah penerima berkat-berkat ini.

Dalam ay 11-12, Paulus menggunakan kata ‘kami’, artinya orang Yahudi.

Dalam ay 13, Paulus menggunakan kata ‘kamu’, artinya orang Efesus / Non Yahudi.

Dalam ay 14, Paulus menggunakan kata ‘kita’, artinya gabungan antara Yahudi dan non Yahudi.

Jadi, Paulus menghancurkan ‘tembok pemisah’ antara Yahudi dan non Yahudi. Semua orang dari bangsa apapun, asal mereka ada ‘di dalam Kristus’, akan menerima berkat-berkat ini.

Bagi orang yang belum percaya: Percayalah! Supaya juga bisa menerima berkat itu.

Bagi yang sudah percaya: Pujilah Tuhan seperti yang dilakukan oleh Paulus (ay 3,14) dan beritakan Injil supaya lebih banyak orang terima berkat-berkat ini!

EFESUS 1:15-23

Ef 1:15-23 - “(15) Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, (16) akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, (17) dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. (18) Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilanNya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukanNya bagi orang-orang kudus, (19) dan betapa hebat kuasaNya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasaNya, (20) yang dikerjakanNya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kananNya di sorga, (21) jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. (22) Dan segala sesuatu telah diletakkanNya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikanNya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (23) Jemaat yang adalah tubuhNya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu”.

I) Paulus bersyukur (Efesus 1: 16).

1) Terus-menerus (ay 16).

2) Paulus menulis surat Efesus waktu ia berada di dalam penjara. Tetapi ia toh bisa mengucap syukur.

3) Paulus bersyukur atas 2 hal:

· iman mereka kepada Tuhan Yesus (ay 15).

· kasih mereka kepada orang-orang kudus (ay 15).

Tidak mungkin seseorang bisa mempunyai kasih tanpa iman, karena kasih adalah buah Roh yang hanya bisa ada pada orang beriman. Juga tidak mungkin bisa punya iman tanpa kasih (1Yoh 4:7-8, 20-21).

Paulus ‘mendengar’ tentang iman dan kasih mereka. Adanya iman dan kasih, mesti bisa terlihat oleh orang-orang di sekitar kita (bdk. Yoh 13:34-35, 1Tes 1:3, 8-9).

Bisakah orang-orang di sekitar kita melihat iman dan kasih kita?

4) Paulus bersyukur kepada Allah karena adanya kasih dan iman dalam kehidupan mereka. Ia menyadari bahwa Allah lah yang memberikan kasih dan iman itu.

Iman adalah anugerah Allah (Mat 16:15-17 Fil 1:29 Ef 2:8-9).

Kasih adalah buah Roh (Gal 5:22).

5) Paulus bersyukur atas berkat rohani (iman + kasih) yang diterima orang kristen yang lain. Ini menunjukkan kasih Paulus sendiri kepada orang-orang kudus.

II) Paulus berdoa / meminta (ay 17).

Efesus 1: 17: “dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar”.

1) Paulus berdoa untuk mereka / jemaat Efesus (ay 16-17). Doa sya­faat penting sekali dalam hidup kita!

2) ‘Roh hikmat dan wahyu’.

Roh Kudus disebut demikian karena Ialah yang bisa menolong kita untuk bertumbuh dalam pengenalan.

3) ‘memberikan’ (ay 17).

Ini tidak berarti bahwa Paulus berdoa supaya mereka menerima Roh Kudus. Mereka sudah menerima / dimete­raikan dengan Roh Kudus pada saat mereka percaya (Ef 1:13). Jadi arti sebenarnya adalah: Paulus meminta supaya mereka diberi terang Roh Kudus (bdk. ay 18).

4) ‘mengenal Dia dengan benar’.

Bahasa Yunaninya adalah EPIGNOSIS yang bisa diterjemahkan sebagai:

· pengenalan yang benar.

Tapi kalau diterjemahkan demikian disi­ni, maka kelihatannya jemaat Efesus mempunyai pengenalan yang salah, sehingga Paulus perlu berdoa supaya mereka mendapat pengenalan yang benar.

· pengenalan yang sepenuhnya (full knowledge) atau pengenalan yang lebih penuh / lebih lengkap (fuller knowledge). Terjemahan ini lebih tepat.

Adalah penting sekali untuk mendapatkan pengenalan yang benar tentang Allah, tetapi pertumbuhan dalam pengenalan itu adalah sesuatu yang sama pentingnya.

Melalui pekerjaan Roh Kudus Paulus ingin jemaat Efesus mengerti tentang:

a) Pengharapan dalam panggilan Allah (Efesus 1: 18).

‘Panggilan Allah’ menunjuk pada titik awal kekristenan mereka. Pengharapan yang ada dalam panggilan Allah:

· pengampunan dosa.

· disebut orang kudus.

· jadi anak Allah.

· satu dengan Kristus.

· pengudusan oleh Roh Kudus.

· damai sejahtera.

b) Kemuliaan bagian / warisan yang ditentukan bagi orang-orang kudus (ay 18). Ini menunjuk pada titik akhir kekristenan (pada saat mereka mati).

Bagian / warisan kita adalah:

· surga, pahala.

· tidak ada penderitaan, pencobaan, dosa (di surga).

· bertemu muka dengan muka dengan Kristus.

c) Kehebatan kuasaNya bagi kita yang percaya (ay 19).

Ini menunjuk ke daerah antara titik awal dan titik akhir. Pengertian akan kuasa Allah penting dalam hidup kekristenan kita sekarang ini.

Lalu Paulus memberikan bukti-bukti kuasa Allah:

1. Membangkitkan Kristus (Efesus 1: 20).

2. Mendudukkan Kristus di sebelah kanan Allah (ay 20-21).

Kata-kata ini tidak boleh diartikan secara hurufiah. Dalam Ro 8:34 dan 1Pet 3:22 dinyatakan bahwa Kristus berada di sebelah kanan Allah (Alkitab bahasa Indonesia salah terjemahan!) Dan dalam Kis 7:56 dikatakan bahwa Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Semua ini jelas menunjukkan bahwa kata-kata ‘duduk di sebelah kanan Allah’ tidak boleh diartikan secara hurufiah. Artinya adalah bahwa Yesus mendapat tempat terhor­mat di surga, mendapat otoritas tertinggi dan Ia memerintah seluruh alam semesta bersama-sama dengan BapaNya. Ay 21 yang mengatakan ‘jauh lebih tinggi dari segala........’ mendukung penafsiran ini.

3. Meletakkan segala sesuatu di kaki Yesus (Efesus 1: 22).

Dalam ayat ini dikatakan bahwa hal itu telah terjadi. Dalam Ibr 10:12-13, bisa dilihat bahwa hal itu belum terjadi.

Penjelasannya: kuasa tertinggi itu sudah diberikan kepada Yesus (Mat 28:18), tetapi sekarang sebagian besar manusia belum mengakui hal itu. Pengakuan itu baru akan terjadi pada akhir jaman. Pada saat itu, setiap lutut akan bertelut, dan setiap lidah akan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan (Fil 2:10-11). Orang-orang yang percaya akan mengaku dengan rela / sukacita, orang-orang yang tidak percaya akan mengaku dengan terpaksa, dan tanpa ada gunanya bagi diri mereka sendiri.

4. Menjadikan Kristus kepala jemaat / Gereja (ay 22-23).

Efesus 1: 22-23 - “(22) Dan segala sesuatu telah diletakkanNya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikanNya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (23) Jemaat yang adalah tubuhNya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu”.

Dalam ay 23 dikatakan bahwa jemaat / Gereja adalah kepenuhan Dia. Artinya: Gereja adalah pelengkap Kristus.

Calvin berkata bahwa ini adalah kehormatan tertinggi bagi Gereja, karena sebelum Ia dipersatukan dengan kita, Anak Allah menganggap diriNya tidak sempurna.

Kita tidak boleh mengartikan bahwa Kristus sungguh-sungguh tidak lengkap / sempurna tanpa kita. Dalam ay 23b ditambahkan predikat ‘yang memenuhi semua dan segala sesuatu’ untuk Kristus, maka jelas Ia adalah sempurna / lengkap.

William Hendriksen berkata dilihat dari hakekat ilahiNya, Kristus adalah sempurna / lengkap. Tetapi sebagai mempelai laki-laki, Ia tidak lengkap tanpa mempelai perempuan. Sebagai pokok anggur, ia tidak bisa dibayangkan tanpa ranting-rantingNya. Sebagai Gembala, Ia tak terlihat tanpa domba-dombaNya. Sebagai kepala, Ia mendapat expresi sepenuhnya dalam tubuhNya.

Kesimpulan:

Doa dan bukti.

Paulus berdoa supaya jemaat Efesus diterangi oleh Roh Kudus, se­hingga mereka mengerti kuasa Allah (ay 18-19). Tetapi Paulus lalu memberikan bukti-bukti kuasa Allah kepada mereka. Jadi, jelas Paulus menghendaki mereka menggunakan pikiran mereka untuk belajar / berpikir, supaya mereka bisa mengerti kuasa Allah tersebut.

Berdoa supaya Roh Kudus menerangi hati / pikiran kita adalah sesua­tu yang mutlak perlu. Tetapi tidak boleh kita lupakan bahwa kita juga harus menggunakan pikiran kita untuk belajar / berpikir.

EFESUS 2:1-10

I) Manusia secara alamiah (Efesus 2: 1-3).

1) Mati dalam dosa dan pelanggaran (Efesus 2: 1).

Alkitab menggambarkan manusia bukan sebagai orang yang sakit / setengah mati, tetapi sebagai orang yang mati secara rohani.

Ciri-ciri orang yang mati secara rohani:

· Tidak menghargai hal-hal yang rohani (1Kor 2:14).

· Tidak kenal Allah dan hidup jauh dari persekutuan dengan Allah (Ef 4:17-18).

· Aktif berbuat dosa, karena mereka tidak peduli kepada Firman Tuhan yang adalah hal rohani.

2) Diperbudak oleh dosa (Efesus 2: 2).

Dalam Alkitab Indonesia, pada ay 2a terdapat 2 kata kerja yaitu: ‘mengikuti’ dan ‘mentaati’. Seharusnya hanya ada 1 kata kerja dan terjemahan hurufiahnya adalah ‘berjalan’ yang menunjukkan suatu gaya hidup / kebiasaan. Jadi, ini menunjukkan bahwa manusia itu sudah begitu terbiasa berbuat dosa, atau dengan kata lain manusia itu diperbudak oleh dosa.

Juga, kata-kata ‘orang-orang durhaka’ pada akhir ay 2, seharusnya adalah ‘anak-anak ketidaktaatan’. Manusia disebut demikian karena mereka selalu tidak taat, mereka terus berdosa. Mereka adalah hamba dosa dan tidak bisa berbuat baik (Yoh 8:34 Ro 8:7-8). Dalam Luk 6:33, seolah-olah Tuhan Yesus mengajar bahwa manusia bisa berbuat baik, tetapi yang dimaksudkan adalah perbuatan baik secara lahiriah. Tetapi dalam arti yang sesungguhnya manusia (yang belum bertobat) tidak bisa berbuat baik.

Ada 3 hal di balik dosa: dunia, setan, dan daging (ay 2-3).

Yang dimaksud dengan ‘dunia’ di sini adalah prinsip-prinsip dunia yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Yang dimaksud dengan ‘daging’ adalah kemanusiaan yang sudah jatuh dalam dosa dan condong pada dosa.

‘Setan’ menggunakan ‘dunia’ (dari luar) dan ‘daging’ (dari dalam) untuk menjatuhkan manusia ke dalam dosa.

3) Ada di bawah murka / hukuman Allah (ay 3).

Efesus 2: 3: ‘orang-orang yang harus dimurkai’ seharusnya adalah ‘anak-anak kemurkaan’ dan ini menunjukkan bahwa manusia itu ada di bawah murka Allah. Jadi, manusia bukannya ada pada posisi ‘netral’. Dia ada di bawah murka Allah, dan kalau ia meneruskan hidupnya, tanpa ada pertobatan (percaya kepada Yesus), otomatis ia akan masuk ke neraka.

Ketiga hal tersebut di atas adalah keadaan alamiah manusia sebagai keturunan Adam. Ini ditunjukkan oleh kata-kata ‘Pada dasarnya’ (ay 3), yang seharusnya adalah ‘by nature’ (= secara alamiah). Jadi, bayi yang baru lahirpun sudah ada dalam keadaan seperti itu.

Ketiga hal itu mencakup semua orang. Dalam ay 1-2 Paulus menggunakan kata ‘kamu’ (orang Efesus / non Yahudi). Dalam ay 3 Paulus berkata ‘kami’ (orang Yahudi). Dan dalam ay 3 bagian akhir Paulus berkata ‘mereka yang lain’. Ini seharusnya adalah ‘sisanya’ (‘the rest’). Jadi, dari semua ini jelas­lah bahwa ketiga hal itu merupakan keadaan dari semua manusia.

Dalam ay 1-3 Paulus mengajak orang-orang Efesus untuk mengingat keadaan mereka dahulu. Hal ini kelihatannya bertentangan dengan apa yang Paulus katakan pada Fil 3:13-14. Tetapi sebetulnya 2 hal itu tidak bertentangan. Kita harus melupakan masa lalu hanya kalau hal itu menghambat kemajuan iman kita. Tapi kalau kita ingat keadaaan kita dahulu (sebagai orang berdosa), itu justru bisa mendorong kita untuk lebih maju. Itu bisa menyebabkan kita makin merasakan kasih Allah, juga bisa menyebabkan kita lebih bisa mengampuni orang lain. Jadi mengingat masa lalu yang seperti itu jelas tidak dilarang.

Ketiga hal itu tidak bisa diperbaiki dengan pendidikan, hukum nega­ra, lingkungan yang baik, dsb. Yang bisa mengubahkan adalah kelahi­ran kembali / regeneration.

II) Tindakan Allah (Efesus 2: 4-10).

Efesus 2: 4: ‘Tetapi Allah....’.

Ini menunjukkan bahwa Allahlah yang mengambil inisiatif pada waktu Ia melihat manusia secara alamiah itu (bdk. Kej 3:8-9).

1) Apa yang Allah lakukan?

a) Ia ‘menghidupkan’ (ay 5), ‘membangkitkan’ (ay 6; ini lebih tepat kalau diterjemahkan ‘mengangkat’), ‘memberi tempat di surga’ (ay 6; ini seharusnya adalah ‘mendudukkan di surga’).

Ini semua sama seperti yang dialami oleh Kristus (kebangkitan, kenaikan ke surga, duduk di sebelah kanan Allah).

Adanya ‘mystical union’ (= persatuan mistik) antara Kristus dengan orang-orang pilihan, menyebabkan apa yang dialami oleh Kristus juga dialami oleh kita.

Karena itu kata-kata kerja dalam ay 5-6 ini ada dalam bentuk lampau (past tense).

b) Ia menyelamatkan (Efesus 2: 5,8).

Apa artinya keselamatan? Keselamatan adalah lebih dari sekedar pengampunan. Keselamatan adalah pembebasan dari 3 hal yang merupakan keadaan manusia secara alamiah yang sudah saya bahas di atas.

Keselamatan adalah anugerah / pemberian Allah; ini dinyatakan oleh ay 8: ‘Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,’.

Banyak orang yang menafsirkan bahwa kata ‘itu’ menunjuk kepada ‘iman’. Tetapi kata ‘itu’ (seharusnya ‘ini’ / ‘this’) dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk netral, sedangkan kata ‘iman’ ada dalam bentuk feminine (perempuan). Jadi, jelas bahwa kata ‘ini’ / ‘itu’ tidak mungkin menunjuk kepada kata ‘iman’. Kalau demikian, kata itu menunjuk pada apa? Pada seluruh kalimat ‘karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman’.

Dengan kata lain, ‘keselamatan karena kasih karunia oleh iman’ adalah pemberian / anugerah Allah.

Keterangan: ‘iman’ jelas juga merupakan anugerah / pemberian Allah (Yoh 6:65 Fil 1:29). Jadi, para ahli theologia Reformed bertentangan bukan dalam hal doktrinnya (semua ahli theologia Reformed setuju bahwa baik iman maupun keselamatan adalah anugerah / pemberian Allah), melainkan hanya dalam penafsiran Ef 2:8 ini.

Efesus 2: 10: kata-kata ‘buatan Allah’, ‘diciptakan’ membuang segala ‘jasa’ kita dalam mendapatkan keselamatan. Jadi, ini menyokong pandangan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah.

2) Mengapa Allah melakukan hal itu?

a) Karena ‘rahmat’ (ay 4), ‘kasih’ (ay 4), ‘kasih karunia’ (ay 5,8) dan ‘kebaikanNya’ (ay 7).

Semua alasan ini terdapat dalam diriNya. Jadi, Ia menyelamatkan bukan karena apa yang ada pada kita (misalnya: kebaikan, dsb).

b) Untuk menunjukkan kekayaan kasih karuniaNya yang melimpah- limpah (ay 7).

‘Pada masa yang akan datang’ (ay 7) bukan berarti nanti di surga, tetapi juga sekarang waktu kita masih hidup.

c) Supaya kita berbuat baik (ay 10).

Pekerjaan baik itu sudah dipersiapkan Allah sebelumnya dan Ia ingin supaya kita ‘hidup’ (terjemahan hurufiahnya ‘berjalan’) di dalamnya.

Jadi Ef 2:1-10 ini, dimulai dengan manusia alamiah yang ‘berjalan’ / ‘hidup’ dalam dosa (ay 1-2), dan diakhiri dengan manusia buatan Allah yang ‘berjalan’ / ‘hidup’ dalam pekerjaan / perbuatan baik.

Semua itu terjadi karena KASIH KARUNIA ALLAH.

EFESUS 2:11-22

I) Keadaan dahulu (Efesus 2: 11-12).

A) Ada dinding pemisah antara orang Yahudi dan orang kafir / non Yahudi.

Orang kafir disebut sebagai ‘orang yang tidak bersunat’. ‘Sunat’ adalah tanda lahiriah, namun artinya terlalu dibesar-besarkan oleh orang Yahudi. Kata-kata Paulus dalam ay 11 menunjukkan bahwa ia tidak mementingkan sunat lahiriah. Yang ia pentingkan adalah ‘sunat hati’ (Ro 2:28,29 Fil 3:2-3 Kol 2:11-13).

Juga dikatakan bahwa orang kafir itu, yang tidak termasuk kewar­gaan Israel, tidak mendapat bagian dalam ketentuan yang dijanjikan (Efesus 2: 12).

Tebalnya dinding pemisah ini bisa terlihat dari:

1) Orang kafir disebut anjing oleh orang Yahudi (bdk. Mat 15:26).

2) Kata-kata William Barclay dalam tafsirannya tentang surat Efe­sus:

· Orang Yahudi punya kejijikan yang sangat besar terhadap orang kafir.

· Mereka berkata bahwa orang kafir diciptakan oleh Allah untuk menjadi bahan bakar neraka.

· Allah hanya mencintai Israel dari semua bangsa yang dicipta­kanNya.

· Orang Yahudi tidak diperbolehkan membantu seorang ibu kafir yang akan melahirkan karena hal itu hanya membawa orang kafir lain masuk ke dalam dunia.

· Kalau seorang Yahudi menikah dengan orang kafir, maka keluar­ganya mengadakan upacara penguburan, karena kontak semacam itu dengan orang kafir dianggap sama dengan kematian.

· Orang Yahudi yang masuk ke dalam rumah orang kafir, menjadi najis.

3) Adanya tembok pemisah dalam Bait Allah yang memisahkan tempat ibadah untuk orang Yahudi dan tempat beribadah untuk orang kafir (yang telah diyahudikan). Tembok itu tingginya 3 hasta (135 cm), dan bertuliskan: “Pelanggar akan dihukum mati”. Bdk. Kis 21:27-31 - “(27) Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia, (28) sambil berteriak: ‘Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!’ (29) Sebab mereka telah melihat Trofimus dari Efesus sebelumnya bersama-sama dengan Paulus di kota, dan mereka menyangka, bahwa Paulus telah membawa dia ke dalam Bait Allah. (30) Maka gemparlah seluruh kota, dan rakyat datang berkerumun, lalu menangkap Paulus dan menyeretnya keluar dari Bait Allah dan seketika itu juga semua pintu gerbang Bait Allah itu ditutup. (31) Sementara mereka merencanakan untuk membunuh dia, sampailah kabar kepada kepala pasukan, bahwa seluruh Yerusalem gempar”.

B) Ada dinding pemisah antara orang kafir dengan Allah.

1) Orang kafir disebut ‘tanpa Kristus’, ‘tanpa pengharapan’, ‘tanpa Allah’ (ay 12).

Memang ‘tanpa Kristus’ = ‘tanpa Allah’ (1Yoh 2:23) dan karena itu jelas adalah ‘tanpa pengharapan’.

2) Orang kafir disebut ‘jauh’ (ay 13,17), sedangkan orang Yahudi disebut ‘dekat’ (ay 17). Istilah ‘jauh’ dan ‘dekat’ sering digunakan dalam PL (Ul 4:7 Maz 148:14 Yes 49:1 Yes 57:19).

Israel disebut ‘dekat’ karena Tuhan memberikan hukum-hukumNya kepada mereka (Maz 147:19-20). ‘Dekat’ dalam ay 17 berbeda dengan ‘dekat’ dalam ay 13. Sekalipun Israel disebut ‘dekat’, tetapi tetap ada dinding pemisah antara mereka dengan Allah. (ingat tabir pemisah antara ruang suci dengan ruang maha suci dalam Bait Allah).

Tetapi orang kafir mempunyai dinding pemisah yang lebih tebal lagi, dan karena itu mereka disebut ‘jauh’.

Paulus menyuruh mereka mengingat keadaan mereka dahulu (ay 11-12). Ini penting supaya mereka tetap rendah hati dan tetap ingat kasih Allah kepada mereka.

II) Apa yang dilakukan oleh Kristus (Efesus 2: 13-18).

A) Mati.

Kata-kata ‘darah’ (ay 13), ‘matiNya sebagai manusia’ (ay 15), ‘disalib’ (ay 16), semuanya menunjuk pada kematian Kristus.

Kematian ini mempunyai akibat:

1) Batalnya hukum Taurat (ay 15).

Apakah ay 15 ini bertentangan dengan Mat 5:17-18? Tidak! Ef 2:15 menunjuk pada ‘ceremonial law’ (hukum-hukum yang berhubun­gan dengan ibadah / kebaktian, seperti: korban bakaran, sunat, makanan najis, dsb), sedangkan Mat 5:17,18 menunjuk pada ‘moral law’ (hukum-hukum yang berhubungan dengan kehidupan moral, seperti 10 hukum Tuhan).

2) Robohnya dinding pemisah antara Yahudi dan kafir (Efesus 2: 14).

3) Robohnya dinding pemisah antara Allah dan manusia (ay 13 - hanya untuk kafir; ay 16,18 - untuk Yahudi dan kafir).

4) Yahudi dan kafir diciptakan menjadi ‘satu manusia baru’ (ay 15b). ‘Satu manusia baru’ ini berarti ‘semua orang Kristen ditinjau sebagai suatu kesatuan’.

                                                               Allah

 

 

    dekat                                        dekat

 

 

jauh                                                                         jauh

“The Closer we come to God, the closer we come to each other” (= Makin dekat kita datang kepada Allah, makin dekat kita datang satu dengan yang lain).

Keterangan:

Dosa memisahkan manusia dengan Allah dan dengan sesamanya. Tetapi ketika kita percaya kepada Kristus, dosa kita diberes­kan, maka dinding pemisah antara kita dengan Allah hancur. Kita menjadi ‘dekat’ (ay 13) dengan Allah. Kalau dua orang manusia percaya kepada Kristus, maka bukan hanya dinding pemisah antara mereka dengan Allah yang dihancurkan, tetapi juga dinding pemisah antara mereka berdua. Mereka mendekat kepada Allah, maka mereka menjadi dekat satu dengan yang lain. Makin dekat hubungan kedua orang itu dengan Allah, makin dekat hubungan mereka satu sama lain.

Penerapan: Mengapa orang kristen sering bertengkar satu dengan yang lain? Karena mereka kurang dekat dengan Allah. Makin dekat mereka dengan Allah, makin dekat mereka satu dengan yang lain. Ini berlaku juga untuk hubungan suami-istri. Makin dekat mereka berdua dengan Allah, makin dekat hubungan mereka satu dengan yang lain.

B) Memberitakan damai (ay 17).

Ini jelas tidak ditujukan pada pelayanan Yesus selama tiga setengah tahun, karena waktu itu Ia hanya memberitakan Injil / Firman Tuhan kepada orang Yahudi / Israel (Mat 15:24). Jadi pemberitaan damai di sini (yang ditujukan kepada orang Yahudi dan kafir (ay 17), ditujukan kepada pelayanan Tuhan Yesus melalui rasul-rasul dan orang-orang kristen yang lain (bdk. 2Kor 5:18-21).

Penerapan: jelas bahwa pemberitaan Injil adalah tugas kita. Sudahkah / maukah saudara memberitakan Injil?
III) Keadaan sekarang (ay 19-22).

Gereja / orang-orang kristen (baik Yahudi maupun kafir) digambar­kan sebagai:

A) Warga kerajaan Allah (ay 19a: ‘kawan sewarga’).

B) Keluarga Allah (ay 19).

C) Bait Allah, tempat kediaman Allah (ay 20-22).

1) Dasar / fondasi (ay 20):

a) ‘rasul-rasul’ dan ‘nabi-nabi’.

Ini bukan ditujukan kepada pribadinya / orangnya; juga tidak pada jabatannya, tetapi pada ajarannya, yaitu PL + PB (seluruh Alkitab).

b) Kristus sebagai batu penjuru.

Gereja yang benar harus berdasar pada Kristus dan Firman Tuhan (Alkitab).

2) Bangunan (ay 21-22).

Dalam 1Kor 3:16 dan 1Kor 6:19, ‘setiap orang Kristen’ disebut sebagai Bait Allah. Tetapi, dalam Ef 2:21-22 ini, ‘seluruh orang Kristen’ digambarkan sebagai Bait Allah. Jadi setiap orang kristen adalah setiap batu yang menyusun Bait Allah.

Kalau dahulu orang-orang kafir beribadah dalam Bait Allah secara terpisah (dipisahkan oleh dinding pemisah), maka seka­rang bukan saja tidak ada dinding pemisah, bahkan mereka menjadi batu-batu penyusun Bait Allah.

Jelas sekali bahwa Kristus yang sudah menghancurkan dinding pemisah itu, tidak menghendaki adanya dinding pemisah. Tetapi seringkali orang kisten membangun kembali dinding pemisah itu (bdk. apa yang dilakukan Petrus dalam Gal 2:11-14. Bandingkan juga dengan Kis 15).

Dinding pemisah dalam gereja sering terjadi karena:

· perbedaan bangsa / suku bangsa.

· perbedaan status ekonomi, kaya dengan miskin.

· perbedaan kedudukan, misalnya majikan dan pelayan / budak.

· perbedaan aliran / merk gereja.

· perbedaan usia, tua dengan muda.

· perbedaan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan.

Kita harus selalu berusaha menghancurkan dinding pemisah itu, karena di dalam Kristus kita adalah satu!

Dalam diri Tuhan Yesus, semua batasan / tembok pemisah telah dihancurkan! Semua yang ada di dalam Kristus adalah satu.

1Kor 12:13 - “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”.

Gal 3:28 - “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”.

Ef 2:14-19 - “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah”.

Kol 3:11 - “dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu”.

Penerapan: Dalam Kristus tidak boleh ada batasan antara:

· laki-laki dan perempuan.

Ini tentu tidak boleh diartikan bahwa kita boleh melakukan free sex! Ini juga tidak boleh diartikan bahwa dalam keluar­ga, istri punya kedudukan yang setingkat dengan suami!

Artinya adalah: baik laki-laki maupun perempuan, kalau percaya kepada Yesus, sama-sama diampuni, sama-sama menjadi anak Allah, boleh berbakti bersama-sama dalam gereja, dan juga boleh sama-sama melayani Tuhan!

· bangsa / suku bangsa yang satu dengan yang lain.

Kita tidak boleh menganak-emaskan bangsa / suku bangsa kita sendiri, dan menganak-tirikan / menolak / merendahkan bangsa / suku bangsa tertentu dalam gereja. Adanya gereja yang boleh dikatakan menjadi ‘milik’ dari bangsa / suku bangsa tertentu, seperti GKJW, HKBP, GPIB, GKT, GKA, dsb, sebetulnya tidak salah, selama mereka tidak menolak orang dari bangsa / suku yang lain yang mau berbakti di gereja mereka. Tetapi ada gereja suku semacam itu yang dalam kebaktiannya menggunakan bahasa sukunya, tanpa diterjemahkan. Menurut saya ini salah, karena orang dari suku lain tidak akan bisa berbakti di sana, dan karena itu ini sama saja dengan mendirikan tembok pemisah.

· orang jahat dan orang baik.

Ingat bahwa sebetulnya di hadapan Allah kita semua adalah orang bejat yang penuh dosa. Jadi jangan merendahkan orang kristen yang berasal dari latar belakang yang gelap (seperti pelacur, penjahat, dsb). Kalau mereka ada di dalam Kristus, mereka harus kita anggap dan perlakukan sebagai saudara kita!

· orang tua dengan muda. Ini memang tidak berarti bahwa orang muda boleh bersikap tidak sopan terhadap orang tua. Ini juga tidak berarti bahwa seorang kakek yang berusia 80 tahun diharuskan bergaul dengan remaja yang berusia 16 tahun dalam gereja. Tetapi bagaimanapun kita harus menyadari bahwa baik tua maupun muda adalah satu dalam Kristus. Jangan sampai orang tua menganggap rendah yang muda karena belum banyak makan asam garam, dan sebaliknya orang yang muda jangan menghina yang tua karena kolot dsb.

· orang kaya dengan orang miskin.

Gereja tidak boleh bersikap ramah terhadap orang kaya, tetapi acuh tak acuh terhadap yang miskin (bdk. Yak 2:1-4)! Orang kristen yang kaya tidak boleh merasa terhina kalau harus duduk di sebelah orang yang miskin dalam gereja. Jangan lupa bahwa Yesus dan rasul-rasul juga miskin! Sebaliknya, orang yang miskin juga tidak boleh merasa rendah diri dalam bergaul dengan orang yang kaya.

· majikan dengan pelayan / pegawai. Ini tidak boleh diartikan bahwa pelayan / pegawai boleh kurang ajar kepada majikan / tidak mentaati majikan. Dalam pekerjaan, mereka harus menghormati dan mentaati majikan, tetapi dalam gereja, mereka setingkat!

· persekutuan yang satu dengan yang lain, atau gereja yang satu dengan yang lain (bdk. Ro 15:25-26 1Kor 16:1-3). Adalah aneh, kalau ada gereja tertentu yang tidak mau mem­berikan surat atestasi ke gereja tertentu yang lain, dengan alasan tidak ada hubungan dengan gereja itu! Lebih-lebih pendeta / gereja yang melarang jemaatnya untuk pergi ke gereja lain, padahal gereja lain itu tidak mereka anggap sebagai gereja yang sesat! Bagaimana gereja-gereja tersebut bisa mengucapkan kata-kata ‘Gereja yang Kudus dan Am’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli, tetapi tetap bersikap seperti itu adalah sesuatu yang tidak bisa dimengerti!

· komisi yang satu dengan yang lain dalam gereja. Setiap anggota komisi / departemen dalam gereja harus sadar bahwa mereka berjuang bagi Tuhan, dan bukan bagi komisi / departemen masing-masing! Karena itu jangan lalu tidak mau tahu dengan komisi / departemen yang lain.

Batasan yang tetap dan bahkan harus ada adalah batasan antara orang yang ada di dalam Kristus dengan orang yang ada di luar Kristus:

¨ 2Kor 6:14 memberikan larangan menikah antara orang yang percaya (kepada Kristus) dengan orang yang tidak percaya (kepada Kristus).

¨ Ef 5:5-7 (bdk. 1Kor 5:9-13) menunjukkan bahwa kita tidak boleh sembarangan bergaul dengan orang yang tidak percaya. Kita boleh bergaul untuk memberitakan Injil kepada mereka dan kita harus mempengaruhi mereka, bukan dipengaruhi oleh mereka.

¨ gereja yang sesat, nabi palsu, orang kristen KTP adalah orang yang di luar Kristus. Karena itu, orang kristen yang sejati tidak boleh menganggap dirinya satu dengan mereka.

EFESUS 3:1-13

I) Paulus ada dalam penjara (ay 1,13).

A) Ia adalah tahanan kaisar Nero, tetapi ia menyebut dirinya ‘a prisoner of Christ Jesus’ (ay 1 - lihat NIV; Alkitab bahasa Indo­nesia salah terjemahan).

Ia tidak mau menyebut dirinya ‘a prisoner of Nero’ karena hal ini menimbulkan kesan bahwa hidupnya tergantung pada Nero. Dengan menyebut dirinya ‘a prisoner of Christ Jesus’ (= tahanan Kristus), ia menunjukkan bahwa dirinya tergantung kepada Kristus. Jelas sekali Paulus mengakui bahwa Allah itu berdaulat dalam keadaan apapun.

B)Mungkin ada orang-orang Efesus yang mengira bahwa Paulus ditahan karena ia berbuat dosa. Karena itu Paulus lalu membela diri dan ia berkata dalam ay 1 bahwa ia adalah seorang tahanan ‘karena’ / ‘demi kamu’ (Alkitab bahasa Indonesia menterjemahkan ‘untuk kamu’. Ini salah terjemahan). Paulus memang ditangkap karena ia PI kepada orang-orang non Yahudi (bdk. Kis 22:21-22). Dari sini, bisa kita lihat bahwa dalam hal-hal / kasus-kasus tertentu, kita harus membela diri. Kalau ada fitnahan / anggapan tentang diri kita yang bisa merugikan pelayanan kita, kita harus membela diri!

II)PAULUS MENERIMA KASIH KARUNIA ALLAH:

1)Kasih karunia Allah itu diberikan dalam bentuk wahyu tentang rahasia Allah (ay 2,3). Kalau kita bisa mengerti tentang Firman Tuhan, itu juga disebabkan karena kasih karunia Allah. Karena itu pada waktu mau mendengar / belajar Firman Tuhan, harus berharap kepada Tuhan.

2)Kasih karunia Allah diberikan kepadanya dalam bentuk pelayanan PI kepada orang-orang non Yahudi (ay 7,8). Kitapun harus menganggap pelayanan sebagai suatu kasih karunia, bukan sebagai beban!

Dua hal tsb di atas berhubungan erat dengan :

- orang yang tidak bisa PI sebelum menerima pengertian dari Tuhan. Karena itu harus belajar Firman Tuhan.

- orang yang sudah menerima pengertian Firman Tuhan, harus PI!

ad 1)Wahyu tentang rahasia yang dinyatakan kepada Paulus:

A)Rahasia.

Ada 3x kata ‘rahasia’ yaitu dalam ay 3,4,9. Rahasia itu adalah bahwa orang-orang non yahudi, karena berita Injil, menjadi:

- ahli waris (heirs together)

- anggota (members together)

- peserta (sharers together)

Dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus (ay 6).

Jadi, rahasia itu adalah bahwa orang Yahudi dan orang non Yahudi bersatu satu dengan yang lain, & juga bersatu dengan Kristus.

B)Rahasia itu dinyatakan oleh Allah kepada:

- Paulus (ay 3).

- Rausul-rasul dan nabi-nabi (ay 5). Siapakah yang dimaksud dengan ‘nabi-nabi’ ini? Bukan nabi-nabi PL, karena nabi- nabi PL tidak tahu tentang rahasia ini (ay 5,9). Jadi, ‘nabi-nabi’ di sini adalah nabi-nabi PB (orang yang sete­lah mendapat pengertian Firman Tuhan, lalu memberitakan­nya).

- Orang-orang kudus / kristen (Kol 1:26).

Jadi, dengan kata lain, rahasia itu menjadi milik Gereja.

C)Rahasia itu = wahyu yang baru (ay 5,9). Ini sesuatu yg aneh, karena dalam PL Tuhan juga memberi janji untuk non Yahudi (bdk. Kej 12:1-3 Mazmur 2:8 Yesaya 42:6 Yesaya 49:6). Tetapi ada hal-hal yang tidak pernah diungkapkan dalam PL, seperti:

- bahwa pemerintahan theocracy Yahudi akan berakhir dan di- gantikan oleh Gereja.

- bahwa Gereja terdiri dari Yahudi dan non Yahudi, dan tidak ada perbedaan di antara mereka.

Karena itulah rahasia itu disebut sebagai wahyu yang baru.

ad 2)Pelayanan yang diberikan kepada Paulus:

A)Rahasia = kebenaran yang dinyatakan kepada Paulus.

Injil adalah kebenaran yang dinyatakan oleh Paulus. Ia sadar bahwa rahasia itu dinyatakan kepadanya, supaya ia nyatakan kepada orang lain. Apakah saudara juga menyadari hal itu?

B)Pelayanan PI adalah kasih karunia Allah:

- Paulus menjadi rasul, bukan karena ia layak, tetapi karena kasih karunia Allah.

- Dalam ay 7-8, Paulus menonjolkan kasih karunia Allah itu dengan menunjukkan dirinya sebagai orang ‘yang paling hina’ (terjemahan hurufiahnya adalah ‘less than the least’ (=lebih kecil dari yang paling kecil’) dari segala orang kudus. (bdk. 1Tim1:15 - Paulus menyebut dirinya paling ber- dosa). Baik Ef 3:8 maupun 1Tim 1:15 menggunakan bentuk present tense, karena Paulus menilai dirinya terpisah dari kasih karunia Allah. (bdk. Ro 7:18,19 - ‘di dalam aku seba­gai manusia’).

- Tetapi kesadaran bahwa dirinya kecil / berdosa, tidak menyebabkan Paulus tidak melayani Tuhan.

Penerapan: Apakah saudara tidak melayani Tuhan karena menganggap diri saudara kecil / tidak berarti / berdosa?

C)Tugas Paulus:

a)ay 8 ‘memberitakan’ (EVANGELIZO = memberitakan kabar baik) kekayaan Kristus kepada orang non Yahudi. ‘Kekayaan’ = semua yang tersedia karena kematian Kristus di atas kayu salib.

b)ay 9 ‘menyatakan rahasia’. Ini salah terjemahan! Kata ‘PHOTISAI’ seharusnya berarti ‘to enlighten’ (=menerangi) (NASB - to bring to light).

Pada ay 9 ini ada textual problem. Ada manuscript- manuscript yang menuliskan kata ‘PANTAS’ sesudah ‘PHOTI­SAI’, ada yang tidak. Tetapi kata ‘PHOTISAI’ itu sebetul­nya menuntut suatu object di belakangnya. Jadi, kesimpulan umum adalah di belakang kata ‘PHOTISAI’ harus ada kata ‘PANTAS’, tetapi kata ‘PANTAS’ itu diletakkan dalam tanda kurung. Kata ‘PANTAS’ itu sendiri berarti ‘segala sesua­tu’.

NIV menterjemahkan ‘PHOTISAI PANTAS’ itu dengan ‘to make plain to everyone’.

Penekanan Paulus di sini adalah: orang-orang itu ada dalam kegelapan. Paulus harus membawa terang kepada mereka. Ini sesuai dengan panggilan Paulus (Kis 26:17-18). Sebetulnya, yang menerangi adalah Roh Kudus. Karena itu dalam Ef 1:18 Paulus berdoa untuk itu.

c)ay 10 ‘memberitakan hikmat Allah kepada pemerintah / penguasa surga (=malaikat)’. Malaikat tidak maha tahu, dan mereka mula-mula tidak tahu akan rahasia ini dan mereka ingin tahu (1Pet 1:10-12). Melalui pelayanan Paulus ter­bentuklah Gereja yang terdiri dari Yahudi dan non Yahudi, dan melalui Gereja inilah malaikat bisa melihat hikmat Allah.

Semua ini terjadi sesuai dengan maksud kekal / abadi Allah (ay 11). Tuhan sudah menetapkan dan ia tidak mengubah-ubah rencanaNya. Maksud kekal ini dilaksanakan dalam Kristus Yesus.

Orang yang beriman kepada Yesus mendapatkan:

- jalan masuk kepada Allah.

- keyakinan (Alkitab Indonesia menterjemahkan ‘kepercayaan’. Ini salah terjemahan).

- keberanian (ay 12).

Karena adanya jalan masuk ini, kita tidak boleh kecil hati (ay 13). Dalam ay 13 Paulus berkata bahwa ‘kesesakanku adalah kemulianMu’. Artinya: Allah membiarkan aku mati bagi kamu. Pasti kamu sangat berharga / mulia. Ini alasan lain mengapa kita tak boleh tawar hati / kecil hati (ay 13). Adalah sesuatu yang luar biasa kalau Paulus, yang berada di dalam penjara itu, malah menguatkan orang yang bebas / di luar penjara.

EFESUS 3:14-21

Kata ‘itulah sebabnya’ (ay 14) menghubungkan Ef 3:1-13 dan Ef 3:14-21. Dalam Ef 3:1-13, Paulus tahu bahwa Allah menghendaki ia untuk PI kepada orang-orang non Yahudi (ay 8). Itulah sebabnya Paulus berdoa untuk orang-orang kafir tsb (Ef 3:14-21). Dari sini bisa kita lihat bahwa pemberitaan Firman Tuhan dan doa selalu berjalan bersama-sama.

Penerapan; Bagi saudara-saudara yang mengajar Sekolahh Minggu, yang mengabarkan Injil secara pribadi, yang berkotbah, apakah saudara banyak berdoa?

I)PENDAHULUAN:

A)’Sujud’ (ay 14).

NIV menterjemahkan ‘I kneel’.

NASB menterjemahkan ‘I bow my knees’

Jadi Paulus berdoa dengan posisi berlutut. Pada jaman itu, posisi yang lebih umum adalah berdiri (Luk 18:11,13). Tetapi posisi pada waktu doa sebenarnya tidaklah terlalu penting, yang penting adalah sikap hati kita terhadap Tuhan.

B)’Bapa’ (ay 14).

William Barclay mengatakan bahwa Yesus bukanlah orang yang pertama yang menyebut Allah dengan sebutan Bapa. Orang-orang Yunani menye­but dewa Zeus dengan sebutan ‘Bapa dari allah dan manusia’. Orang- orang Roma menyebut allah tertinggi mereka dengan sebutan Jupier yang berarti Allah Bapa. Tetapi mereka semua menyebut Allah dengan sebutan Bapa karena menekankan Allah sebagai pencipta. Dan memang ditinjau dari sudut penciptaan, Allah adalah bapa dari semua orang (bdk. Luk 3:38). Tetapi ditinjau dari sudut penebusan, Allah adalah Bapa dari semua orang percaya saja (Yoh 1:12). Orang yang tidak percaya kepada Kristus adalah anak-anak setan (Yoh 8:41-44 1Yoh 3:7-10).

C)’Yang dari padaNya semua turunan yang di dalam surga dan di atas bumi menerima namaNya’ (ay 15).

- ‘turunan’ (patria) = family / fatherhood.

- ‘semua turunan’ tidak boleh diartikan banyak keluarga (jamak), tetapi harus diartikan seluruh keluarga (tunggal) atau ‘the whole family’.

- ‘di surga dan di bumi’. Calvin mengatakan bahwa kata-kata ‘di surga’ menunjuk kepada malaikat. Tetapi banyak penafsir lain yang tidak setuju, karena kontexnya berhubungan dengan penebus- an, sedangkan malaikat tidak mengalami penebusan (Ibr 2:16). Jadi, kata-kata ‘di surga’ menunjuk kepada orang percaya yang sudah mati dan sudah berada di surga.

- Dari ay 15 ini bisa kita lihat persatuan antara orang percaya (disebut the whole family). Bahkan antara yang hidup dan yang sudah matipun masih bersatu.

D)’Menurut kekayaan kemuliaanNya’ (ay 16).

Ini adalah sumber yang tidak akan habis! Allah menjawab doa kita menurut kekayaan kemuliaanNya, dan itu berarti Ia selalu bisa menjawab doa kita.

II)PERMINTAAN PAULUS:

Catatan: dalam bahasa Yunaninya, ay 14-19 adalah satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 4 kalimat dan kalimat ke 2,3,4 masing-masing dimulai dengan kata-kata ‘Aku berdoa’ yang se- harusnya tidak ada dalam bahasa aslinya. Kalimat panjang (ay 14-19) ini sukar diterjemahkan sehingga para penafsirpun mempunyai banyak sekali perbedaan pendapat.

William Hendriksen membagi permintaan Paulus menjadi 3 macam:

1a)Dikuatkan oleh Roh Kudus dalam batin (ay 16). Roh Kuduslah yang menyebabkan kita kuat! Segala yang baik yang dapat kita lakukan adalah karena kasih karunia Allah, tetapi yang jahat kita laku­kan sendiri (bdk. 1Kor 15:9-10).

1b)Kristus tinggal dalam hatimu oleh iman (ay 17).

Dalam bahasa Yunani, ada 2 kata yang artinya ‘tinggal’ / ‘diam’ (= to dwell):

- PAROIKEO - digunakan untuk orang asing (bdk. Ef 2:19 ‘orang asing’ = PAROIKOI).

- KATOIKEO - digunakan oleh pemilik rumah. Jadi artinya adalah ‘tinggal secara permanen’.

Dalam ay 17, kata bahasa Yunani yang dipergunakan adalah ‘KATOI­KEO’. Ini menunjukkan 2 hal:

* Kristus adalah pemilik diri / hidup kita.

* Kristus tinggal di dalam diri kita secara permanen. Sekali Ia masuk dalam hidup / diri kita, tidak mungkin Ia keluar lagi!

Pertanyaan: Mengapa Paulus berdoa supaya Kristus tinggal dalam hati orang Efesus? Bukankah orang-orang Efesus itu sudah per­caya, dan dengan demikian Kristus pasti sudah ada dalam hidup mereka. (bdk. Ro 8:9-10 1Kor 6:19 Ef 1:13).

Jawaban: Memang mereka sudah punya Kristus, tapi ‘tinggal’ mem- punyai tingkat-tingkat (degrees). Sama halnya kalau kita berdoa supaya Allah hadir dalam kebaktian. Allah itu maha ada dan Ia pasti sudah hadir, tetapi toh diminta hadir lagi. Mengapa? Karena kehadiran Allah mempunyai tingkat-tingkat / degrees. Allah hadir dengan cara dan sikap yang berbeda.

1a) = 1b)

Dua permintaan Paulus tsb di atas (ay 16 dan ay 17) sebetulnya adalah sama. Baik Roh Kudus maupun Kristus tinggal dalam hati / batin orang percaya.

2a)’Kamu berakar dan berdasar dalam kasih’ (ay 17).

‘Berakar’ menunjuk pada pohon, sedangkan ‘berdasar’ menunjuk pada bangunan. Kalau kita berakar dan berdasar dalam kasih, kita menjadi seperti pohon / bangunan yang kokoh.

2b)’Kasih Kristus’ (ay 18-19).

Kalau kita berakar dan berdasar di dalam kasih, maka kita bisa memahami luasnya kasih Kristus.

‘bersama-sama dengan segala orang kudus’ (ay 18). Orang kristen yang hidup menyendiri hanya bisa mengerti sedikit sekali tentang kasih Kristus. Tetapi bersama-sama dengan segala orang kudus (yang sudah berakar dan berdasar dalam kasih) maka ia bisa lebih mengerti kasih Kristus.

Kasih Kristus melampaui pengetahuan. Ini berbeda dengan berten­tangan dengan akal!!

3)’Supaya kamu dipenuhi dalam seluruh kepenuhan Allah (ay 19).

‘kepenuhan’ = kesempurnaan.

Ada 2 kemungkiinan tentang arti ay 19 ini:

a)Paulus minta supaya meereka dipenuhi oleh kepenuhan Allah.

b)Paulus minta supaya mereka dipenuhi / disempurnakan sampai men- capai kepenuhan Allah.

Kalau melihat Mat 5:48 dan 1Pet 1:15-16, maka kemungkinan besar arti ke dua yang benar. Jadi kepenuhan / kesempurnaan Allah adalah standard / tujuan yang harus kita capai.

Dari 3 bagian doa Paulus ini, bisa kita lihat bahwa Paulus mendoa­kan supaya orang-orang yang sudah percaya makin maju dalam keroha­nian mereka dan mereka harus menjadikan kesempurnaan Allah sebagai tujuan. Orang kristen tidak boleh punya iman yang statis. Imannya harus dinamis. Terus bertumbuh!! Jangan pernah puas dengan keroha­nian / tingkat iman / pengenalan akan Allah / kesucian yang telah saudara capai!!

Kita baru akan disempurnakan pada waktu kita mati (Ibr 12:23).

III)DOXOLOGY/KATA-KATA PUJIAN (ay 20-21):

A)Paulus mengawali (ay 15) dan mengakhiri doanya (ay 20-21) dengan pujian. Seringkah saudara memuji Tuhan dalam doa?

B)Doxology ini menunjukkan iman Paulus bahwa Allah bisa menjawab doa, karena ia mengatakan: ‘Allah dapat melakukan jauh lebih ba- nyak dari semua yang kita doakan atau pikirkan’ (catatan: Alki­tab Indonesia kurang kata ‘semua’).

Paulus memang meminta sesuatu yang besar, tetapi pikirannya ditujukan kepada Allah yang jauh lebih besar dari permintaannya. Contoh lain dalam Kitab Suci: 2Raj 19:1-19 (perhatikan khususnya ay 15) dan Kis 4:23-31 (perhatikan khusunya ay 24b).

Penerapan: Pada waktu berdoa, jangan terus menujukan pikiran pada besarnya kesukaran saudara, tetapi tujukanlah pada kebesa­ran / kemaha kuasaan Tuhan yang jauh lebih besar daripada kesu­karan saudara!

EFESUS 4:1-16

Ef 4:1 ‘Kita harus hidup sepadan dengan panggilan kita’.

Ada 2 ciri orang yang dipanggil Tuhan:

1)kesatuan.

Ef 3:15 ‘the whole family’ (NIV), terdiri dari orang Yahudi dan non Yahudi.

2)Kudus. Ef 4:12.

Ef 4:1-16 membahas ‘kesatuan’, sedangkan Ef 4:17-5:21 membahas ‘keku­dusan’.

1)KESATUAN ITU TERGANTUNG SIFAT-SIFAT / TINDAK TANDUK KITA (ay 2):

1)Rendah hati.

Ini penting untuk bisa bersatu. Kesombongan merusak persatuan.

2)Lemah lembut (bah Yunaninya = ‘PRAUS’).

Aristotle mendefinisikan ‘PRAUS’ ini sebagai suatu sifat yang terletak di antara 2 extreme, yaitu: ‘marah yang berlebihan’ dan ‘tidak pernah marah’. Jadi orang yang ‘PRAUS’ adalah orang yang marah pada saat yang tepat.

3)Sabar - terhadap orang yang menjengkelkan.

4)’Saling menahan diri dalam kasih’ (diterjemahkan dari NIV; Alkitab bahasa Indonesia salah terjemahan).

II)KESATUAN ORG KRISTEN TIMBUL DR KESATUAN ALLAH (ay 3-6):

Satu Roh (Roh Kudus) - karena itu ada satu tubuh (ay 4).

Satu Tuhan (Tuhan Yesus) - karena itu ada satu pengharapan, satu iman, dan satu baptisan (ay 4-5).

Satu Allah dan Bapa - dan karena itu hanya ada satu keluarga (ay 6 bdk. Ef 3:15).

Karena Allah cuma satu, maka Gereja juga cuma satu. Karena itu di dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli dikatakan ‘Gereja yang kudus dan Am’ (the holy Catholic Church).

Memang ‘Gereja yang kelihatan’ ada banyak, tetapi ‘Gereja yang tidak kelihatan’ ada cuma satu.

Apa yang harus kita lakukan? Ay 3 - berusahalah (‘make every ef­fort’ - [NIV]). Kata bahasa Yunaninya ada dalam bentuk Present, sehingga menunjukkan bahwa usaha itu harus dilakukan secara terus menerus.

Usaha untuk bersatu ini harus dilakukan di dalam gereja lokal maupun antar gereja lokal. Tidak perlu bersatu di bawah satu merk gereja, tetapi harus bersatu dalam kasih.

III)DI DALAM KESATUAN ITU ADA KEANEKA-RAGAMAN (ay 7-16):

Ay 6 kontras dengan ay 7.

Ay 6: ‘Allah adalah Bapa dari semua’ - menekankan kesatuan.

Ay 7: ‘Tetapi kepada kita masing-masing - menekankan perbedaan. Dalam ay 7 Paulus berkata ‘kasih karunia / grace (CHARIS) bukan ‘karunia-karunia’ (= gifts) (CHARISMATA), tetapi jelas yang dimaksud adalah karunia-karunia (bdk. Ro 12:6 1Kor 12:4). Adanya macam-macam karunia-karunia tidak boleh menyebabkan kita iri / menghina / sombong, tetapi bahkan harus menyebabkan kita bersatu / bekerja sama.

A)Pemberi karunia-karunia:

Yaitu Kristus sendiri (ay 7-10). Ay 8: adalah kutipan dari kitab Maz 68:19. Maz 68 adalah nyanyian kemenangan. Paulus mengutip dan menerapkannya kepada Kristus karena kenaikan Kristus ke surga memang adalah suatu kemenangan.

‘Tawanan’. Ini ada yang mengartikan sebagai ‘musuh Kris­tus’ dan ada pula yang mengartikan sebagai ‘Anak-anak Allah’. Calvin mengambil ke dua buah arti itu.

Penafsiran Calvin tentang Ef 4:8 adalah sebagai berikut:

“The noblest triumph which God ever gained was when Christ, after subduing sin, conquering death, and putting Satan to flight, rose majestically to heaven, that he might exercise his glorious reign over the Church. ... ‘Captivity’ is a collective noun for ‘captive enemies’; and the plain meaning is, that God reduced his enemies to subjection, which was more fully accomplished in Christ than in any other way. He has not only gained a complete victory over the devil, and sin, and death, and all the power of hell, - but out of rebels he forms every day a willing people, when he subdues by his word the obstinacy of our flesh. On the other hand, his enemies - to which class all wicked men belong - are held bound by chains of iron, and are restrained by his power from exerting their fury beyond the limits which he shall assign” (= ) - hal 272-273.

‘Memberikan’ (bdk. Ef 4:8) sedangkan pada Maz 68:19 ‘meneri­ma’. Penjelasan:

1)Allah menerima persembahan dalam Maz 68 adalah untuk diberikan. Jadi dalam kata ‘menerima’ itu terkandung juga arti ‘memberi’.

2)Dalam Maz 68:19 kata bah Ibrani ‘LAKAH’ bisa diterjemah­kan menerima, mengambil, membawa, memberi.

Jadi, tidak ada pertentangan antara Maz 68:19 dan Ef 4:8.

Ay 9: bandingkan dengan Yoh 3:13. ‘Turun’ adalah inkarnasi, ‘naik adalah naik ke surga. ‘Bagian bumi yang paling bawah’ adalah bumi (bdk. Maz 139:15).

Ay 10: ‘untuk memenuhkan / memenuhi segala sesuatu’, artinya ‘memenuhi seluruh alam semesta dengan kehadiran & kuasa­Nya’.

Calvin: kalau kita hanya mendengar Kristus naik ke surga, maka kita merasa jauh dari Dia, karena itu ditambahkan ‘memenuhi segala sesuatu’ supaya kita tahu bahwa Ia tetap dekat dengan kita.

B)Karunia-karunia / jabatan-jabatan (ay 11):

1)Rasul:

Orang yang dipilih / diutus Kristus sendiri dan merupakan sak- si kebangkitan Kristus. Karena itu jaman sekarang tidak ada rasul lagi.

2)Nabi:

Orang yang menerima wahyu dari Allah dan lalu menyampaikannya. Jaman sekarang juga tidak ada nabi dalam arti ini.

3)Pemberita-pemberita Injil.

Kata ini hanya digunakan 3x dalam seluruh PB (Kis 21:8 Ef 4:11 2Tim 4:5). Calvin menganggap bahwa ini adalah kedudukan khusus (bukan sekedar orang yang mempunyai karunia PI) yang juga tidak ada lagi jaman ini.

4)Gembala-gembala dan pengajar-pengajar.

Ada yang menganggap kedua jabatan ini adalah sama. Calvin membedakan kedua jabatan ini. Gembala harus bisa mengajar, tetapi pengajar belum tentu bisa menggembalakan.

C)Tujuan karunia-karunia / tugas hamba-hamba Tuhan (ay 12-16):

Mengajarkan Firman Tuhan sehingga:

1)Orang-orang kudus dilengkapi untuk pekerjaan pelayanan (ay 12) Jelas bahwa:

a)Tuhan menggunakan menusia untuk mengajar manusia lain. Jadi, jangan hanya mau ‘belajar langsung dari Tuhan’! Tetapi bagaimana dengan Yer 31:34a dan 1Yoh 2:27? Ayat-ayat ini mungkin kurang lebih sama artinya dengan Yoh 16:23a - “Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepadaKu”.

Tentang Yoh 16:23a ini Calvin berkata bahwa ini menunjukkan perbedaan dengan keadaan dimana mereka belum mempunyai Roh Kudus. Pada saat itu mereka begitu lamban dalam mengerti ajaran-ajaran Kristus (bdk. 13:36 14:5,8,22 16:18). Tetapi nanti pada saat mereka sudah menerima Roh Kudus maka Roh Kudus akan memberikan pencerahan yang membuat mereka mengerti.

Calvin: “True, the apostles did not cease to ask at the mouth of Christ, even when they had been elevated to the highest degree of wisdom, but this is only a comparison between the two conditions” (= Memang benar bahwa rasul-rasul tidak berhenti bertanya kepada Kristus, bahkan pada saat mereka telah diangkat pada tingkat hikmat yang tertinggi, tetapi ini hanya merupakan perbandingan di antara kedua keadaan) - hal 152.

Calvin: “The prophet assuredly does not take away or set aside instruction, which must be in its most vigorous state in the kingdom of Christ; but he affirms that, when all shall be taught by God, no room will be any longer left for this gross ignorance” (= Jelas sang nabi tidak membuang atau menyingkirkan pengajaran, yang harus ada dalam keadaannya yang paling giat / bersemangat dalam kerajaan Kristus; tetapi ia menegaskan bahwa pada saat semua akan diajar oleh Allah, tidak ada tempat lagi yang tersisa untuk ketidaktahuan / kebodohan yang besar / menyolok ini) - hal 152.

Jadi jelas bahwa Yoh 16:23 ini, dan juga Yer 31:34 dan 1Yoh 2:27, tidak boleh diartikan seakan-akan orang Kristen akan mengerti segala sesuatu dan tidak lagi perlu belajar!

b)Pendeta tak boleh melakukan semua pelayanan. Tugasnya ialah mengajar jemaat, supaya semua jemaat melayani bersama-sama dengan dia.

c)Jemaat harus dilengkapi dulu, baru melayani. Jaman sekarang, banyak gereja-gereja yang jemaatnya melayani tanpa diper­lengkapi dulu karena pendetanya tidak / kurang mengajar Firman Tuhan. Ini jelas salah!!

2)Tercapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah (ay 13).

Iman memang sudah satu (ay 5), tetapi ‘kesatuan’ mempunyai tingkat-tingkat. Makin mempunyai pengetahuan yang benar ten­tang Anak Allah, makin bersatu iman.

3)Jemaat menjadi dewasa (ay 13).

Tuhan Yesus menyuruh kita menjadi seperti anak-anak, tetapi tidak dalam segala hal (Mat 18:3). Kita harus menjadi seperti anak-anak dalam hal kerendah hatian, ketulusan, dan juga dalam hal kejahatan. Tetapi dalam hal pengetahuan dan kestabilan iman, kita harus dewasa (1Kor 14:20).

Ay 15: ‘teguh berpegang kepada kebenaran’. Semua Alkitab bahasa Inggris menterjemahkan: ‘speaking the truth in love’. Kata ‘ALETHEOUNTES’ (bahasa Yunani) bukan sekedar berarti mengatakan kebenaran, tetapi juga terbuka terhadap kebenaran, jujur terhadap kebenaran, berpegang pada kebenaran. Disamping itu, kata tsb jelas dikontraskan dengan ‘terombang-ambing’ dalam ay 14. Jadi dalam hal ini terjemahan Indonesia lebih tepat.

Efesus 5: 15 menunjukkan ciri kedewasaan: ‘teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih’. Jadi ada kebenaran dan ada kasih.

BACA JUGA: 6 CIRI ORANG YANG DIPENUHI ROH KUDUS (EFESUS 5:18)

Penerapan: Ada gereja yang pengajaran Firmannya baik, tetapi tidak ada persekutuan antar jemaat. Ini berarti ada kebenaran, tetapi tidak ada kasih! Ada gereja lain, yang persekutuannya baik, tetapi ajarannya tiddak karuan. Ini berarti ada kasih, tetapi tidak ada kebenaran.

Ketiga hal tsb hanya bisa dicapai dengan mengajarkan Firman Tuhan. Karena itu belajar Firman Tuhan adalah sesuatu yang penting sekali.

Penerapan: Ikut Bible Study dengan rajin! Jangan mbolosan!

Sampai kapan? ay 13 ‘sampai kita semua telah mencapai ....’ Ini berarti kita harus belajar Firman Tuhan sampai mati!

Sudahlah kita mengutamakan belajar Firman Tuhan??

EFESUS 5:21-33

Efesus 5:21 menunjukkan salah satu ciri orang yang dipenuhi Roh Kudus, yaitu ‘tunduk seorang kepada yang lain’.

Dalam Ef 5:22-23 Paulus lalu membicarakan hubungan antara suami dan istri.

Dalam Efesus 6:1-4 antara bapa dan anak.

Dalam Efesus 6:5-9 antara tuan dan hamba.

HUBUNGAN SUAMI-ISTRI:

A)Untuk istri: ‘Hai istri, tunduklah kepada suamimu’ (ay 22).

I)Mengapa istri harus tunduk kepada suami?

1)Alasan penciptaan:

- Adam dicipta lebih dulu, baru Hawa.

- Hawa dicipta sebagai penolong (Kej 2:18).

- Hawa dicipta dari Adam (Kej 2:21-22 1Kor 11:8).

2)Hubungan suami-istri digambarkan seperti hubungan Kristus-jemaat (ay 23).

3)Supaya ada keteraturan.

Semua manusia memang setingkat dihadapan Allah (Kis 10:34-35 Gal 3:28), tetapi supaya teratur, harus ada pemerintahan. Karena itu Allah menetapkan suami sebagai kepala keluarga.

kata bah. Yunani yang diterjemahkan ‘rendahkanlah dirimu’ (seharusnya ‘tunduklah’) dalam ay 21 adalah (HYPOTAS­SOMENOI). Bagian tengah kata itu berasal dari kata TAXIS yang berarti ‘order’ / tata tertib. Jadi, jelas bahwa ketundukkan itu harus ada, supaya ada keteraturan.

II)Sifat ketundukkan:

1)Tidak mutlak, hanya selama suami tidak bertentangan dengan Firman Tuhan.

Kata-kata ‘seperti kepada Tuhan’ (ay 22), ‘seperti jemaat tun- duk kepada Kristus’ (ay 24), ‘dalam segala sesuatu’ (ay 24) kelihatannya memutlakkan ketundukkan istri kepada suami. Tetapi penafsiran seperti ini bertentangan dengan bagian-bagian Kitab Suci yang lain, sehingga tidak bisa dibenarkan. Harus bisa diingat bahwa otoritas suami datang dari Tuhan, sehingga kalau suamimu bertentangan dengan Firman Tuhan, istri harus tunduk kepada Tuhan, dan bukan kepada suami (bdk. Kis 5:29 Ef 5:21 - ‘dalam takut akan Kristus’).

Kata-kata ‘seperti kepada Tuhan’ (ay 22) dan ‘seperti kepada Kristus’ (ay 24) berarti bahwa ketundukkan istri kepada suami merupakan bagian dari ketundukkannya kepada Tuhan.

Kata-kata ‘dalam segala sesuatu’ (ay 24) berarti dalam segala segi / bidang kehidupan. Tapi semua ini diberi syarat ‘selama suami tidak bertentangan dengan Firman Tuhan’.

2)Tunduk dengan hormat (ay 33).

Istri tidak boleh tunduk dengan terpaksa, dengan hati yang jengkel, dengan bersungut-sungut, dsb, tetapi dengan hormat.

B)Untuk suami: ‘Hai suami, kasihilah istrimu’ (ay 25).

Adalah sesuatu yang menarik bahwa sekalipun Tuhan memerintahkan istri untuk tunduk kepada suami, Ia tidak memerintahkan kepada suami untuk memerintah / menjadi boss atas istri, tapi Ia memerin­tahkan suami untuk mengasihi istri.

1)Ay 25-27: kasih suami kepada istri harus seperti kasih Kristus kepada jemaat.

Kasih Kristus kepada jemaat adalah:

- Kasih yang berkurban (ay 25).

Jadi suami harus mau berkurban demi istri.

- Kasih yang menyucikan (ay 26-27).

‘Christ gave himself for the church, that he might sanctify it, having purified it by the washing with water....

Jadi, karena Kristus mengasihi jemaat, Ia melakukan 2 hal:

# purification (=pemurnian / pembersihan).

Ini terjadi pada saat pertobatan.

‘air’ dan ‘firman’.

‘Air’ menunjuk kepada baptisan . Supaya tak diartikan bahwa baptisan itu bisa membersihkan dosa, maka ditambahkan ‘dan firman’. Orang yang mendengar Firman Tuhan, percaya dan dibaptiskan akan dibersihkan dari dosa-dosanya.

# sanctification (=pengudusan).

Ini terjadi setelah purification. Sanctification adalah proses yang berlangsung seumur hidup. Ay 27 baru terjadi pada saat orang itu mati atau pada saat Kristus datang kedua kalinya.

Dari dua hal ini jelaslah bahwa kasih Kristus adalah kasih yang menyucikan. Suami harus mengasihi istri dengan kasih yang menyucikan, artinya ia harus selalu berusaha untuk menyucikan hidup istrinya.

2)Ay 28-30.

Apa artinya?

John Stott menganggap bagian ini sebagai sesuatu yang anti kli- maks. Tadi dalam ay 25-27 dikatakan bahwa suami harus mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat. Sekarang dikatakan bahwa suami harus mengasihi tubuhnya sendiri (=self love). Stott mengatakan bahwa Paulus adalah seorang yang realist. Ia tahu bahwa kita tidak bisa mengerti kasih Kristus sepenuhnya dan karena itu ia sekarang menggunakan ‘self love’ yang jelas bisa dimengerti oleh setiap orang.

Charles Hodge mengatakan bahwa bagian ini tak berarti bahwa suami harus mengasihi istri seperti tubuhnya sendiri, tetapi suami harus mengasihi istri sebagai tubuhnya sendiri. Jadi, Kristus mengasihi gereja karena gereja adalah tubuhNya, dan suami mengasihi istri karena istri adalah tubuh suami.

3)Ay 31.

- Ini adalah kutipan dari Kej 2:24. Jadi, kata-kata ‘Sebab itu’ dalam Ef 5:31 tak berhubungan dengan Ef 5:30. Kata-kata itu juga adalah kutipan dari KEj 2:24

- Ayat ini tidak boleh diartikan bahwa seorang laki-laki harus keluar rumah / meninggalkan orang tuanya kalau ia menikah, sedangkan seorang perempuan boleh tetap bersama orang tuanya kalau ia menikah.

- Arti ay 31: hubungan / kewajiban / kasih suami-istri harus lebih besar / lebih diutamakan dari hubungan / kewajiban / kasih anak-orang tua.

Penerapan: Jangan mengurbankan istri karena orang tua.

- ‘satu daging’. Tak ada hubungan lain yang digambarkan seperti ini. Ini menunjukkan bahwa suami-istri adalah hubungan khusus yang tidak bisa disamai oleh hubungan keluarga yang lain.

Penerapan: kalau mempunyai anak, istri / suami harus tetap le- bih dikasihi daripada anak!

- ‘keduanya menjadi satu daging’. Dikatakan ‘keduanya’ bukan ‘ketiganya’ atau ‘keempatnya’ dst-nya. Jadi, Kitab Suci menga­jarkan monogami, bukan poligami!!

4)Ay 32-33.

Ay 32 dijadikan dasar oleh gereja Roma Katolik untuk mengajarkan bahwa pernikahan adalah suatu sakramen, karena Latin Vulgate (Alkitab bahasa Latin yang dijadikan standart oleh gereja Roma Katolik) menteerjemahkan kata ‘rahasia’ dengan kata ‘Sacramen­tum’.

Tetapi ini tidak benar! Alasannya:

- Kata Yunani yang diterjemahkan ‘rahasia’ itu adalah........... (MYSTERION) yang berarti ‘mystery’.

- Sakramen adalah sesuatu yang diharuskan (Mis: baptisan dan Perjamuan Kudus). Tetapi pernikahan tidak diharuskan (bdk. 1Kor 7:1, 7-9, 25, 26, 38).

- Kata ‘mystery’ dalam ay 32 menunjuk pada hubungan Kristus- jemaat, bukan pada pernikahan.

Arti ay 32-33: Hubungan Kristus-Gereja / jemaat adalah suatu mystery, tetapi sekalipun dalam hubungan Kristus-Geraja itu ada hubungan yang tidak bisa dimengerti, tetapi tetap ada analogi antara hubungan Kristus-Gereja dan hubungan suami-istri dan karena itu ‘kasihilah suamimu dan hormatilah istrimu’ (ay 33).

EFESUS 6:1-4

I) Kewajiban anak.

Anak harus taat dan hormat kepada orang tua (ay 1-2). Mengapa anak harus taat kepada orang tua?

A) Karena itu adalah sesuatu yang benar dalam pandangan umum.

Ay 1: ‘karena haruslah demikian’. Ini salah terjemahan!

NIV: ‘for this is right’ (= karena ini adalah benar).

Maksudnya itu adalah sesuatu yang benar di mana-mana. Tidak ada bangsa / suku bangsa yang menganggap kekurang ajaran / pemberontakan anak terhadap orang tua sebagai sesuatu yang benar. Semua menganggap ketaatan / hormat anak kepada orang tua sebagai sesuatu yang benar.

B) Itu adalah perintah dari hukum ke 5 dari 10 Hukum Tuhan (Kel 20:12 Ul 5:16).

1) Ada problem dengan ay 2.

Ay 2: ‘perintah yang penting seperti yang nyata dari perjanjian ini’.

Ini salah terjemahan!

NIV: ‘which is the first commandment with a promise’ (= yang merupakan perintah yang pertama yang disertai suatu janji).

Apa problemnya?

a) Hukum ke 5 itu bukan hukum yang pertama yang disertai janji karena hukum ke 2 juga disertai janji.

Bdk. Kel 20:4-6 - “(4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, (6) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahKu”.

Jawab:

1. Janji dalam hukum ke 2 itu bersifat umum (untuk orang yang mengasihi Allah dan mentaati Allah. Jadi, sebetulnya bukan berhubungan dengan hukum ke 2 - tentang penyembahan berhala).

Keberatan: kata-kata itu tetap dilekatkan dengan hukum kedua, atau pertama.

2. Kel 20:6 sebetulnya bukanlah suatu janji, tetapi suatu pernyataan tentang sifat Allah (baca Kel 20:5-6).

Saya setuju dengan penafsiran ini. Perhatikan baik-baik pengalimatan dari Kel 20:5-6 itu. Itu tidak diberikan sebagai janji, tetapi hanya sebagai pernyataan tentang sifat Allah.

Keberatan:

Kalau Kel 20:5-6 bukan suatu janji, maka hukum ke 5 bukanlah hukum pertama yang disertai janji, tetapi merupakan satu-satunya hukum yang disertai janji (bukan ‘the first commandment with a promise’ tapi ‘the only commendment with a promise’).

Jawab:

· Ada yang mengartikan kata-kata ‘the first’ sebagai ‘yang pertama dari loh batu yang kedua’ (loh batu yang pertama berisi hukum 1-4 dan loh batu kedua berisi hukum ke 5-10).

Keberatan: orang Yahudi memba­gi 10 hukum itu menjadi 2 bagian yang sama. Jadi, loh batu pertama berisi hukum 1-5 dan loh batu kedua berisi hukum 5-10.

· Paulus memikirkan bukan hanya 10 hukum Tuhan saja, tetapi seluruh 5 kitab Musa. Dalam 5 kitab Musa pasti banyak hukum lain yang disertai janji, sehingga hukum ke 5 itu adalah hukum pertama yang disertai janji-janji (bukan satu-satunya hukum yang disertai janji).

2) Hukum ke 5 itu sebetulnya bukan hanya disertai janji tetapi juga disertai ancaman (Imamat 20:9 Ul 21:18-21). Tetapi di sini Paulus hanya menekankan janji, bukan ancaman.

3) Janji itu: ‘bahagia dan panjang umur di bumi’ (ay 3).

NIV: ‘that it may go well with you and that you may enjoy long life on the earth’ (= supaya kamu baik-baik dan supaya kamu bisa menikmati kehidupan yang panjang di bumi).

Jelas bahwa Paulus mengubah Keluaran 20:12 dan Ulangan 5:16.

Kel 20:12 - “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”.

Ul 5:16 - “Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”.

Kata-kata ‘tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu’ dalam Keluaran 20:12 dan Ulangan 5:16 itu, jelas menunjuk pada tanah Kanaan, dan ini hanya cocok untuk orang Yahudi / Israel saja. Karena itu Paulus mengubah menjadi ‘di bumi’ (ay 3). Ini cocok untuk semua orang Kristen.

Problem dengan janji ini: fakta tidak menunjukkan bahwa anak yang taat / hormat pada orang tua akan ‘bahagia / baik-baik dan panjang umur’. Fakta juga tidak menunjukkan bahwa anak yang kurang ajar akan menderita dan pendek umur.

Jawab:

· Ada yang menafsirkan: Janji itu tak berlaku untuk individu tapi untuk masyarakat / bangsa. Jadi, bangsa yang tak menghormati orang tua tak akan tahan lama.

· Ada yang menafsirkan bahwa janji itu adalah sesuatu yang umum, tapi tak berlaku secara mutlak.

· William Hendriksen mengatakan bahwa ketaatan / hormat memang menyebabkan panjang umur, tapi itu hanya salah satu, bukan satu-satunya, faktor penentu panjang usia. Ada banyak faktor lain yang juga menentukan. Karena itulah, seringkali anak yang tak taat / hormat pada orang tua tetap pendek umur. Saya setuju dengan penafsiran ini.

C)Kol 3:20 ‘itulah yang indah di dalam Tuhan’. Ini salah terjemahan! NASB: ‘well pleasing to the Lord’ (= menyenangkan Tuhan).

BATAS KETAATAN:

# Firman Tuhan / kehendak Tuhan.

Ketaatan kepada orang tua bukanlah ketaatan yang tak terbatas se- perti ketaatan kepada Tuhan. Kol 3:20 ‘dalam segala hal’ harus digabungkan dengan Efesus 6:1 ‘di dalam Tuhan’. Jadi, anak harus taat selama perintah orang tua tak bertentangan dengan kehendak Tuhan / Firman Tuhan.

# Usia.

Sampai kapan seorang anak harus taat kepada orang tuanya?

John Stott menganggap hal itu tergantung tradisi / budaya setem­pat. Di Romawi pada jaman Paulus, anak harus tunduk kepada orang tua selama orang tua masih hidup. Di Inggris pada abad 20, usia 18 tahun dianggap sudah dewasa dan bebas dari orang tua.

Ketaatan ada batasnya, tetapi hormat pada orang tua tak ada batas­nya. Jadi, kalaupun orang tua memberikan perintah yang bertentangan dengan Firman Tuhan, kita tak boleh mentaatinya, tetapi tetap harus menghormatinya!

II)KEWAJIBAN ORANG TUA:

- Ada yang menganggap bahwa kata ‘bapa’ dalam ay 4 hanya berarti bapa (ibu tak termasuk. Tapi lebih kebanyakan penafsir yang menganggap bahwa di dalam kata ‘bapa’ sudah termasuk ibu. Alasan­nya: Ibr 11:23 kata bah. Yunaninya seharusnya berarti bapa-bapa, tapi toh dalam bagian itu harus diterjemahkan sebagai ‘orang tua’ (ibu termasuk)).

- Anak disuruh taat / hormat kepada orang tua, tetapi orang tua tak disuruh untuk ‘gunakan’ otoritasnya. Seorang bapa bangsa Romawi pada abad pertama punya hak mutlak atas anaknya. Ia berhak menju­alnya sebagai budak, mempekerjakannya di ladang dengan rantai / borgol, mengghakimi mereka, menjatuhkan hukuman kepada mereka, bahkan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka. Ini tentu berten­tangan dengan Kitab Suci! Orang tua bertanggung jawab kepada Tuhan dalam menggunakan otoritasnya terhadap anak.

ADA DUA HAL YANG DIPERINTAHKAN TUHAN KEPADA ORANG TUA:

1)Secara negatif: ‘Jangan bangkitkan amarah di dalam hati anak- anakmu’ (ay 4).

Bdk. Kol 3:21 ‘supaya jangan tawar hatinya’.

Kalau anak memang salah, dan orang tua menghukum, dan anak itu lalu marah, maka dalam hal ini tentu orang tua tak bersalah. Tapi ada tindakan-tindakan orang tua yang menyebabkan kemarahan yang sah di dalam diri anak, seperti:

- sikap tidak fair (tak mau kalah, tak mau mengaku salah, sekali­pun jelas salah!)

- pilih kasih.

- tak menepati janji kepada anak.

- menuntut anak melakukan sesuatu yang melebihi kekuatannya.

- mengucapkan kata-kata kasar / kotor / makian kepada anak.

- memperlakuakan anak secara kejam.

- mempermalukan anak di depan umum.

- sikap tak konsekwen, dll.

2)Secara positif: didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan’ (ay 3).

NASB: ‘bring them up in the discipline and instruction of the Lord’.

a)Disiplin = pendidikan dengan penekanan pada ‘koreksi’ terhadap anak.

Disiplin penting dan harus dilakukan (Ibr 12:5-11 Ams 13:24 Ams 22:15 Ams 23:13-14).

Cara mendisiplin: dengan rotan, bukan dengan tangan / benda- benda yang bisa membahayakan anak.

Saat mendisiplin: bukan waktu orang tua marah / emosi, tetapi waktu anak itu tidak ataat secara sengaja.

b)Instruksi = ajaran mulut / verbal.

Anak juga adalah manusia berdosa yang condong pada dosa. Tanpa instruksi, anak itu tidak akan datang pada Tuhan atau jadi baik degan sendirinya.

c)’dicipline and instruction of the Lord’.

- orang tua wajib memberikan pendidikan Kristen kepada anak. Kewajiban ini tak boleh dioperkan kepada sekolah Kristen / gereja!!

- disiplin / instruksi itu datang dari Tuhan yang ada di bela­kang orang tua. Ini harus disadari oleh anak waktu ia meneri­ma pendisiplinan / instruksi dari orang tua.

EFESUS 6:5-9

I)UNTUK HAMBA (Efesus 6: 5-8):

Paulus menulis kepada hamba / budak, dan itu menunjukkan bahwa kekristenana menganggap hamba / budak yang percaya kepada Kristus sebagai anggotanya!

A)Kewajiban hamba (ay 5-7):

- Hamba hidup menderita, tetapi toh punya kewajiban untuk taat. Penderitaan tidak membebaskan kita dari tanggung jawab!!

- Kewajiban hamba berlaku untuk pelayan / pegawai.

Calvin: “As the condition of servants is as much more agreeable than taht of slaves in ancient times, they ought to consider themselves far less excuseable, if they do not endeavour, in every way, to comply with Paul’s injunctions”.

- Apa kewajibannya?

1)Taat kepada tuan / majikan (ay 5).

# Injil tidak memberikan kebebasan daging / jasmani!!

# Paulus tidak menyuruh hamba untuk memberontak (bdk. Fil 12 1Korintus 7:21-24) Ini menunjukkan bahwa kita harus mempraktekkan ke-kristenan dimanapun kita berada, bagaimanapun tak enaknya keadaan kita. bdk. 1Pet2:18.

2)Taatlah sesempurna mungkin.

Ay 5 ‘dengan takut dan gentar’.

Dengan membandingkan dengan 1Kor 2:3 2Kor 7:15 Fil 2:12 maka kita bisa melihhat bahwa istilah itu berarti: takut berbuat salah, sehingga berusaha memberikan yang terbaik.

Penerapan: Apakah saudara memberikan yang terbaik pada waktu saudara bekerja?

3)Taat kepada tuan sebagai ketaatan kepada Tuhan (ay 5-7 bdk. Kolose 3:22-23).

4)Hati harus ikut taat.

Ay 5 ‘dengan tulus hati’

Ay 6 ‘bukan hnya dihadapan mereka...’

Ay 6 ‘dengan segenap hati’. Ini salah terjemahan!

NIV / NASB: ‘from the heart’.

Secara hurufiah: ‘from the soul’.

B)Bagian Kitab Suci lain tentang kewajiban hamba:

1Tim 6:1-2 Titus 2:9-10 1Petrus 2:18

C)Penghiburan bagi hamba (ay 8):

Akan ada ‘upah’! Ini hiburan bagi hamba.

II)UNTUK TUAN (ay 9):

A)Kewajiban Tuan:

1)’Perbuatlah demikian juga kepada mereka’ (ay 9).

Apa artinya? Ada macam-macam arti:

- Dihubungkan dengan Kol 4:1 = adil dan jujur.

- Kalau ingin dihormati oleh hamba, tuan harus menghormati ham- ba (bdk. Matius 7:12).

- Harus memperlakukan hamba dengan pertimbangan Kristen.

Ini arti yang saya terima.

Penerapan: pada waktu saudara menghadapii pegawai / pelayan saudara, apakah saudara mempertimbangkan hukum-hukum Tuhan?

2)’Jauhkan ancaman’ (ay 9).

Hukum dunia mengijinkan tuan mengapakan saja hambanya, tetapi hukum kasih tak mengijinkan ancaman sekalipun!

3)’Ingat ada Tuhan diatasmu’ (ay 9b).

Tuan bukan yang paling tinggi, ada Tuhan diatas mereka. Ini harus selalu diingat oleh tuan.

B)Mengapa Paulus tidak menyuruh tuan membebaskan hambanya?

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1)Kitab Suci tak pernah secara explicit melarang perbudakan:

a)PL malah mengizinkan (Keluaran 21:1-11, 20-21, 26-27, 31-32 Keluaran 22:1-3 Imamat 25:39-46 Ulangan 15:12-18).

b)PB mengandung ayat-ayat yang bisa ditafsirkan bahwa secara implicit PB melarang perbudakkan (Matius 7:12 Matius 22:39 Fil 15-16), tetapi tetap tidak ada ayat-ayat yang secara explicit melarang perbudakkan.

Jadi, Paulus tidak bertentangan dengan Kitab Suci!!

2)Ada perbudakan yang kejam, ada yang tidak (bdk. Lukas 7:2 Keluaran 21:5-6).

3)Situasi pada jaman itu:

- Kristen adalah agama baru, pengikut sedikit, dimusuhi oleh pemerintah.

- Perbudakan adalah sesuatu yang umum.

Barclay mengatakan bahwa diseluruh kekaisaran Romawi ada kira-kira 60 juta budak. Dalam kebanyakan kota, ada lebih banyak budak daripada orang bebas.

Ini tak memungkinkan untuk menghapuskan perbudakan secara langsung. Kalau budak dibebaskan maka ia tidak akan mempunyai pekerjaan!

Paulus ingin menghapuskan perbudakan secara damai. Ia ingin menghapuskan perbudakan dari dalam (Fil 15-16).
TAFSIRAN SURAT EFESUS
EFESUS 6:10-24

Efesus 6:10-20:

1) Bagian ini jelas menunjukkan bahwa hidup ini adalah suatu peperangan!

Jadi, jangan menjadi Kristen yang santai!!

Contoh hidup Kristen yang santai: sedikit-sedikit mbolos kebaktian / bible study, seminar tidak mau ikut, pelayanan enak-enakan, membiarkan dosa-dosa tertentu dalam hidupnya, tak sungguh-sungguh dalam mencari Firman Tuhan, dll.

2) Kapan perangnya? Sekarang juga!

Efesus 6: 10: ‘Akhirnya’ / ‘finally’.

Terjemahan hurufiahnya: ‘for the rest’.

John Stott menterjemahkan: ‘henceforward’ yang diartikan ‘for the remaining time’. Jadi artinya ‘mulai sekarang dan seterusnya’.

Baca Juga: Anak-anak Terang: Petunjuk Hidup Rohani dari Efesus 5:1-21

Efesus 6: 13: ‘Hari yang jahat itu’. Ini tak menunjuk pada masa kesukaran besar pada akhir jaman, tetapi menunjuk pada saat setan menyerang setiap kita dan itu bisa terjadi setiap saat.

3) Dalam perang ini musuh kita bukan manusia (ay 12).

Ini perlu kita ingat baik-baik! Saat menulis ini Paulus sedang ada di dalam penjara (ay 20), tetapi ia tidak marah / benci kepada orang-orang yang memenjarakannya. Karena apa? Karena ia sadar sepe­nuhnya bahwa ia perang bukan melawan manusia. Setan selalu ingin kita perang melawan sesama manusia. Tapi pada saat kita perang melawan sesama manusia, maka pertahanan kita terbuka dan setan menyerang kita.

Penerapan: pada saat saudara mendapat perlakukan yang menjengkelkan dari seseorang, apakah saudara lalu perang melawan dia / orang itu? Apakah saat ini saudara punya musuh seorang manusia? Kalau ya, saudara sudah ditipu oleh setan! Bertobatlah!!

4) Musuh kita adalah setan (ay 12).

Hal-hal yang perlu diketahui tentang setan:

a) Setan itu ada banyak. Ay 12: ‘semua’ (bentuk jamak). Bdk. Markus 5:9.

b) Setan itu kuat. Sebutan ‘pemerintah’, ‘penguasa’, ‘penghulu’ dalam ay 12 menunjukkan kuasanya yang besar.

c) Setan itu jahat. Kata-kata ‘gelap’ dan ‘roh-roh jahat’ (ay 12) dan kata-kata ‘si jahat’ (ay 16) jelas menunjukkan hal itu.

Penerapan: Apakah saudara menganggap dukun yang menyembuhkan dengan kekuatan ‘white magic’ adalah sesuatu yang baik? Ingat semua setan jahat!!

d) Setan itu cerdik / lihai. Kata-kata ‘tipu muslihat’ (ay 11) menun­jukkan hal itu.

5) Menghadapi musuh seperti itu, bisakah kita menang?

Kata-kata ‘dapat bertahan’ (ay 11) dan ‘dapat mengadakan perlawanan dan tetap berdiri’ secara implicit (tidak langsung) menunjukkan bahwa kita bisa menang!!

CARA SUPAYA MENANG:

a) Kita harus bersandar kepada Tuhan.

Ay 10: ‘Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa­Nya’.

Jelas kita bisa menang, bukan dengan kekuatan kita sendiri ataupun kekuatan manusia lain, tetapi hanya dengan kekuatan Tuhan (bdk. Yoh 15:5).

Hal ini juga terlihat dari bahasa Yunaninya. Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan ‘hendaklah kamu kuat’ adalah ENDUNAMOUSTHE. Ini adalah bentuk present imperative, jadi perintah ini harus dilakukan terus-menerus. Disamping itu, kata ini adalah bentuk pasif, sehingga terjemahan hurufiah dalam bahasa Inggris adalah ‘be ye empowered’. Jadi, sekalipun kita diperintahkan untuk menjadi kuat, kita tidak bisa menguatkan diri sendiri. Kita harus dikuatkan oleh Tuhan.

b) Kita harus menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah (ay 11).

Secara implicit kita bisa melihat bahwa ada senjata yang bukan dari Allah.

Contoh:

· Menghadapi setan dengan bertapa, mengucilkan diri, tidak kawin, dsb.

· Menghadapi serangan setan (santet, dsb) dengan pertolongan dukun.

· memberitakan Injil dengan kekuatan manusia (bdk. 2Korintus 10:3,4).

Ini semua bukan dari Allah dan tak boleh dipakai!!

Senjata Allah yang diajarkan oleh Paulus dilambangkan dengan per­lengkapan tentara Romawi.

1. Ikat pinggang = kebenaran / truth.

Kebenaran di sini artinya adalahh kebenaran pikiran / hati (bdk. Mazmur 51:8).

Jadi, harus punya pikiran yang benar, harus jujur, tulus, tidak munafik, dsb.

2. Baju zirah = keadilan.

Inggris: ‘righteousness’ (= kebenaran).

Kebenaran di sini adalah kehidupan yang benar. Kalau no 1. tadi adalah kebenaran dalam hati / pikiran, maka sekarang adalah kehidupan (bdk. Ro 13:12).

3. Kasut = kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera. Ini salah terjemahan!

Terjemahan hurufiahnya ‘with readiness of the gospel of peace’. Artinya ada kesiapan untuk memberitakan Injil / setiap saat siap sedia untuk memberitakan Injil.

Untuk bisa selalu siap, saudara harus:

· Punya hubungan baik dengan Tuhan.

· Punya pengetahuan yang baik tentang Kitab Suci.

· Hidup tak bercacat cela.

· Punya hubungan baik dengan sesama.

4. Perisai = iman.

Iman di sini maksudnya adalah kepercayaan terhadap janji-janji Tuhan / Firman Tuhan. Setan sering memberikan tuduhan-tuduhan palsu dan rasa bersalah yang palsu. Karena itu kita harus beriman pada Firman Tuhan. Ayat-ayat seperti Roma 8:28 1Korintus 10:13 Filipi 4:13 harus kita hafalkan dan kita percayai senantiasa!

5. Ketopong (helmet) = keselamatan.

Arti: keyakinan keselamatan. bdk. 1Tesalonika 5:8 - ‘pengharapan keselamatan’.

6. Pedang Roh = Firman Tuhan.

Pedang adalah satu-satunya senjata yang bisa kita pakai untuk bertahan atau untuk menyerang. Firman Tuhan memang bisa digunakan untuk bertahan (Matius 4:1-11), tetapi Firman Tuhan juga bisa digunakan untuk menyerang, misalnya: memberitakan Injil, mengajarkan Firman Tuhan, dsb.

Firman Tuhan ini penting, karena tanpa Firman Tuhan, maka sauda­ra tidak akan bisa memiliki senjata-senjata no. 1-5 di atas. Karena itu saudara harus selalu berusaha mencari Firman Tuhan!

Penerapan: Ikutlah Bible Study dengan rajin. Pelayanan sekalipun tak boleh menghalangi saudara mencari / belajar Firman Tuhan (Lukas 10:38-42).

c) Doa.

Kalau kita memang bersandar kepada Tuhan, maka kita pasti akan banyak berdoa. Dalam ay 18-20 ada beberapa hal yang dikatakan tentang doa:

· Doa setiap waktu, tak putus-putusnya (Efesus 6: 18).

· Doa di dalam Roh. Ini bukan doa di dalam bahasa roh / lidah!! Ini adalah doa yang dipimpin oleh Roh (bdk. Roma 8:26).

· Doa untuk segala orang kudus (ay 18). Kita harus berdoa untuk semua orang Kristen (yang masih hidup tentu saja!)

* Perlu disadari senantiasa bahwa perang ini tak bersifat in­dividuil!! Kita tak bisa tidak mempedulikan orang Kristen yang lain. Jadi, kita harus saling mendoakan!

* Ini tidak berarti kita tidak perlu berdoa untuk orang yang bukan Kristen!

· Doa untuk Paulus / hamba Tuhan (ay 18 bdk. Kol 4:3 1Tes 5:25 2Tes 3:1).

Calvin: “Hence, we infer that there is no man so richly endowed with gifts as not to need this kind of assistance from his brethren, so long as he remains in this world” (= ).

Jelas bahwa hamba Tuhan adalah manusia biasa yang lemah, yang bahkan mendapatkan banyak serangan setan, sehingga harus selalu didoakan! Apakah saudara berdoa untuk hamba Tuhan?

Paulus minta didoakan supaya:

* Berani.

* Diberi kata-kata yang benar dari Tuhan.

Dua-dua penting untuk hamba Tuhan. Ada hamba Tuhan yang berani, tetapi memberitakan yang salah atau tak jelas. Ada hamba Tuhan yang bisa memberitakan yang benar dengan jelas, tetapi tak punya keberanian untuk memberitakan. Ini sia-sia! Doakan supaya hamba Tuhan di gereja saudara mempunyai dua hal itu!

EFESUS 6:21-24:

Efesus 6: 21-22, Paulus mengutus Tikhikus untuk menghibur orang Efesus. Saat itu Paulus di penjara, tapi toh ia ingin menghibur orang Efesus.

Penerapan:

- Kita tak boleh terus minta dilayani, kita harus melayani!

- Kita tak boleh hanya mau menerima, kita juga harus mau memberi.

Efesus 6: 23-24, berkat.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post