YUNUS 4:1-11 (SIKAP ALLAH DAN SIKAP YUNUS)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
1. Marah (Yunus 4: 1).
Mengapa Yunus menjadi marah?
a. Karena ia ingin Niniwe dihancurkan (Yunus 4: 2).
Dalam pandangan Yunus, orang-orang Niniwe bukan hanya sekedar merupakan orang non Israel, tetapi mereka juga merupakan musuh orang Israel dan mereka adalah orang-orang yang jahat. Karena itu Yunus ingin mereka dihancurkan.
Yunus 4: 5 seharusnya diterjemahkan ke dalam bentuk Past Perfect, karena ay 5 terjadi sebelum ay 1-4. Jadi, setelah Yunus memberitakan Firman Tuhan kepada orang-orang Niniwe, ia lalu pergi ke luar kota untuk untuk memperhatikan kehancuran Niniwe. Tetapi harapannya tidak terkabul, karena orang-orang Niniwe ternyata bertobat, sehingga mereka diampuni oleh Allah. Ini menjadikan Yunus marah.
Penerapan:
Apakah dalam hidup saudara ada orang yang begitu saudara benci, sehingga saudara menghendaki agar Allah membinasakan / tidak mengampuni dia? Kalau ya, ingatlah bahwa saudara sendiri adalah orang yang penuh dengan dosa, dan sebetulnya sama tidak layaknya dengan dia untuk mendapat pengampunan Allah. Juga ingatlah bahwa Yesus menghendaki kita mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri (Matius 22:39), dan Ia menghendaki kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita (Mat 18:21-35).
b. Karena nubuatnya dalam 3:4 tidak terjadi.
Ini menghancurkan reputasinya sebagai seorang nabi (bandingkan dengan Ul 18:22). Bagi Yunus reputasinya lebih penting daripada nasib orang Niniwe.
Penerapan:
Apakah saudara juga seperti Yunus? Apakah reputasi / gengsi saudara lebih penting dari pada nasib kekal dari orang lain?
Yunus marah melihat orang Niniwe diampuni, padahal ia sendiri baru saja diampuni Tuhan (Yun 2). Bandingkan dengan Mat 18:21-35 & Lukas 15:29.
Penerapan:
Renungkan tentang orang yang saudara benci! Kalau orang itu bertobat dan lalu diampuni oleh Tuhan, bagaimana reaksi saudara? Bersukacita / bersyukur kepada Tuhan? Atau marah / jengkel seperti Yunus?
2. Membenarkan diri sendiri dan menyalahkan Allah (ay 2).
Ini seperti Adam dalam Kej 3:12 - ‘perempuan yang Kautempatkan’. Apakah saudara sering membenarkan diri sendiri dan menyalahkan Allah? Kalau saudara tidak melayani Tuhan, mungkin saudara berkata bahwa saudara tidak melayani karena Tuhan tidak memberi karunia kepada saudara (bdk. Mat 25:24-25). Kalau saudara tidak pemberi persembahan, itu karena Tuhan tidak memberi uang yang cukup kepada saudara. Kalau saudara tidak ke gereja, itu karena Tuhan tidak memberi saudara mobil dsb.
Sikap seperti ini tidak akan menyebabkan saudara dibenarkan! Apapun yang terjadi, tidak mungkin saudara yang benar dan Allah yang salah!
3. Minta mati sampai 2 x (Yunus 4: 3,8).
a. Dalam ay 3, ia minta mati.
Ini seperti Elia (1Raja-raja 19:4), tetapi alasannya lain. Elia minta mati, karena merasa pelayanannya gagal (tidak ada yang bertobat). Yunus sebaliknya! Ia minta mati justru karena pelayanannya berhasil (Niniwe bertobat dan diampuni oleh Tuhan)!
b. Dalam Yunus 4: 8, ia menderita kepanasan, karena itu ia ingin mati.
Dalam penderitaannya itu ia tidak bisa melihat Tuhan yang mengatur semua itu, dan karena itu ia ingin mati.
Penerapan:
Seringkah saudara ingin mati pada waktu saudara mengalami hal-hal yang tidak enak / penderitaan yang berat? Pada saat seperti itu, ingatlah bahwa asal saudara adalah seorang anak Allah, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi saudara (Ro 8:28).
4. Tidak perduli dengan teguran Tuhan.
Teguran pada ay 4 tidak dijawab oleh Yunus.
Teguran pada Yunus 4: 9 dijawab dengan kurang ajar!
Pada saat kita marah, frustasi dsb, kita bisa begitu buta, sehingga melawan Tuhan. Kita harus hati-hati terhadap hal seperti itu.
II. Sikap Allah terhadap Yunus.
1. Allah tidak memberi kematian sekalipun Yunus memintanya. Allah menyensor doa kita! Kalau doa itu tidak baik, Allah tidak akan memberikannya! Allah mem-by-pass permintaan Yunus itu dan Allah membahas persoalannya. Yunus 4: 4: ‘layakkah engkau marah?’.
Ini menunjukkan kasih Allah kepada Yunus.
Penerapan:
Dalam persoalan Yunus ini kita dapat melihat dengan jelas bahwa Allah tidak mengabulkan doa Yunus, karena Allah mencintai Yunus. Tetapi tidak selalu kita bisa melihat seperti itu. Khususnya kalau kita berdoa untuk sesuatu yang sangat kita harapkan, dan kita menganggap sesuatu itu sebagai sesuatu yang baik bagi kita, tetapi ternyata Allah tidak mengabulkan doa kita. Tetapi sebetulnya dalam keadaan apapun kita harus percaya, bahwa kalau Allah menyensor doa kita, Ia melakukan itu karena Ia mengasihi kita! Percayalah bahwa Ia lebih bijaksana dari saudara, dan Ia lebih tahu apa yang baik bagi saudara!
2. Menegur Yunus, tetapi tidak dengan keras, sekalipun Yunus marah kepada Allah (ay 4).
Ini lagi-lagi menunjukkan kasih, kesabaran, bahkan juga hikmat Allah! Ia tidak menangani orang yang frustasi dengan cara yang keras.
Penerapan:
Pada saat saudara sedang frustrasi (apalagi kalau itu disebabkan saudara jatuh ke dalam dosa, atau doa saudara tidak dikabulkan oleh Tuhan), saudara mungkin beranggapan bahwa Allah tidak peduli kepada saudara, atau bahkan Allah benci kepada saudara. Tetapi dari cerita Yunus ini, saudara boleh yakin bahwa dalam keadaan frustrasi itupun, Allah tetap mengasihi saudara, dan Ia selalu menangani saudara dengan cara yang terbaik dan penuh kasih! Bdk. Maz 103:10.
3. Memperhatikan Yunus dan berbicara kepada Yunus sekalipun Yunus tidak berbicara kepada Allah (ay 8-9).
Dalam Yunus 4: 8, Yunus tidak berbicara kepada Allah, tetapi sekedar bersungut-sungut. Tetapi dalam ay 9 Allah tetap mau berbicara kepada Yunus.
Hal ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Allah tetap mengasihi Yunus!
Penerapan:
Dalam penderitaan, segala keluhan yang tidak kita tujukan kepada Tuhan sekalipun, tetap didengar dan diperhatikan oleh Tuhan. Dan sekalipun dalam keputusasaan, kita lalu tidak mempedulikan Tuhan, Tuhan tetap mempedulikan dan mengasihi kita!
4. Allah tidak meninggalkan Yunus sekalipun mungkin dari sudut pandang Yunus, Allah telah meninggalkan dia.
Yunus 4: 4: Allah bertanya dan Yunus tidak menyahut.
Ay 6-8: kelihatannya Allah meninggalkan Yunus karena Allah tidak berbicara kepadanya. Tetapi sebetulnya Allah tidak meninggalkan Yunus. Allah bekerja bagi Yunus. Dalam ay 6-8, ada 3 x kata-kata ‘atas penentuan Tuhan’ yang menunjukkan hal itu!
Penerapan:
Sekalipun saudara merasa Allah meninggalkan saudara dan sekalipun ada banyak hal yang terjadi di sekitar saudara yang seakan-akan menunjukkan bahwa Allah tidak perduli kepada saudara, percayalah bahwa Allah tidak meninggalkan saudara! (Ibrani 13:5 Yohanes 14:16).
5. Allah mendidik Yunus.
a. Melalui apa yang terjadi di sekitar Yunus (Yunus 4: 6-8: tanaman, ulat, angin).
b. Melalui Firman Tuhan (Yunus 4: 9-11).
Ini argumentasi Allah untuk menunjukkan kesalahan Yunus:
Yunus tidak menanam pohon itu, tapi toh ia sayang kalau pohon itu mati. Apalagi kalau Yunus yang menanam dan memelihara pohon itu.
pohon tidak sepenting manusia.
Tuhan yang menciptakan orang-orang Niniwe dan memelihara mereka. Bagaimana mungkin Tuhan tidak mengasihi mereka?
Tuhan juga mendidik kita juga melalui 2 hal di atas ini:
a. Melalui hal-hal yang terjadi di sekitar kita.
Misalnya: Adanya orang yang mati bisa mengajar pada kita bahwa setiap saat kitapun bisa mati. Adanya orang yang bermoral bejad, bisa mengajar kita untuk lebih berhati-hati dalam mendidik anak-anak kita. Adanya orang yang menjengkelkan kita, mungkin mengajar kita untuk menjadi lebih sabar. Adanya kegagalan-kegagalan dalam usaha kita mungkin mengajar kita untuk menyadari kelemahan kita supaya kita lebih bersandar kepada Allah
b. Melalui Firman Tuhan.
Karena itu belajarlah Firman Tuhan dengan rajin! Saudara bisa belajar Firman Tuhan dalam Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab, juga dengan membaca buku-buku rohani, atau langsung membaca Kitab Suci dsb.
Dan setiap kali saudara mendengar Firman Tuhan, ingatlah bahwa Allah bertujuan memberikan FirmanNya kepada saudara untuk mengajar / mendidik saudara. Jadi, jangan mendengar / belajar Firman Tuhan hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu atau intelek saudara.
Sebaliknya, bandingkanlah Firman Tuhan dengan kehidupan saudara, dan laksanakanlah Firman Tuhan itu!
III. Reaksi / sikap Yunus.
Tidak ditunjukkan apa / bagaimana reaksi dari Yunus! Cerita ini dibiarkan ‘open-ended’! Ini seperti Luk 15 yang juga tidak menceritakan reaksi anak sulung terhadap kata-kata ayahnya! Tujuannya: supaya kita berhadapan dengan kata-kata Tuhan itu, seakan-akan kita adalah Yunus sendiri.
Allah mengasihi orang berdosa; pantaskah kita jengkel kalau ada orang berdosa yang bertobat dan diampuni? Maukah kita mempunyai sikap yang sama dengan sikap Allah terhadap orang berdosa? Kalau ya, maka kita harus:
memberitakan Injil, juga kepada orang yang menjengkelkan.
berdoa bagi keselamatan mereka.
mengajak mereka ke gereja untuk mendengar Injil / Firman Tuhan, dsb
Maukah saudara melakukan hal-hal ini?
YUNUS 4:1-11 (SIKAP ALLAH DAN SIKAP YUNUS)
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-