5 MAKNA INKARNASI KRISTUS DAN PENERAPANNYA DALAM KONTEKS COVID-19

Peristiwa inkarnasi memperlihatkan bahwa Yesus Kristus yang mulia hadir ke dalam dunia yang berdosa. Yesus bahkan rela menjalani setiap tahap kehidupan manusia pada umumnya. Dalam Filipi 2: 6-7 menunjukkan bagaimana Yesus rela mengambil rupa seperti hamba dan tidak mempertahankan status keilahian-Nya. Oleh karena itu ada makna Teologis dan praktis yang dapat dipelajari dari peristiwa inkarnasi.

5 MAKNA INKARNASI KRISTUS DAN PENERAPANNYA PADA KONTEKS COVID-19
gadget, bisnis, otomotif

1.Inkarnasi Menunjukkan Kerelaan Kristus

Kerelaan Kristus terlihat dalam peristiwa inkarnasi. Yesus yang adalah Allah yang mulia rela hadir ke dunia di dalam inkarnasi (Yohanes 1: 1, 14). Tindakan tersebut menunjukkan sebuah kerelaan dari Yesus Kristus. Kerelaan Yesus menunjukkan bahwa Yesus peduli akan keberadaan hidup manusia. Kerelaan Yesus telah menjadi prinsip penting dalam realisasi keselamatan. Inkarnasi memperlihatkan bagaimana Yesus merelakan diri-Nya menjalani kehidupan manusia yang sudah tidak ideal karena dosa. Yesus langsung menyaksikan dan merasakan suasana kehidupan secara manusia yang telah rusak oleh dosa.

Kerelaan Yesus menunjukkan Ia memperhatikan dan merasakan setiap detail kehidupan manusia.

Alkitab memberikan catatan bahwa banyak orang yang telah memiliki jabatan yang tinggi dan mulia secara manusia sangat sulit untuk rela menanggalkan jabatannya. Bahkan banyak orang yang memiliki banyak kekayaan masih sulit untuk rela membagikan hartanya. Yesus datang ke dunia merelakan diri-Nya yang mulia berada terbatas sebagai manusia. Yesus yang adalah Pencipta rela hadir di tengah ciptaan yang telah rusak oleh dosa. Dengan demikian melalui inkarnasi Allah yang penuh dengan sifat kerelaan merealisasikan kerelaan tersebut kepada manusia di dalam dan melalui Yesus Kristus.

2.Inkarnasi Menunjukkan Pengorbanan Kristus

Peristiwa Inkarnasi menunjukkan realisasi pengorbanan yang Allah telah janjikan kepada manusia. Allah telah berjanji akan menebus manusia dari dosa. Namun di dalam dunia ciptaan tidak ada satu ciptaan yang memenuhi standar Allah untuk menebus dosa manusia. Kejatuhan manusia ke dalam dosa telah membawa manusia terjual di dalam hukuman dosa. 

Di dalam sejarah kehidupan manusia secara khusus di zaman Perjanjian Lama (PL) Allah memberikan sarana yaitu korban binatang salah satunya domba untuk menebus dosa manusia, tetapi sarana tersebut tidaklah sebanding, karena manusia dan binatang berbeda. Hukum Allah adalah hukum yang kudus, sehingga tidak ada satu ciptaan pun yang dapat melawan keadilan hukum Allah yang kudus. Maka satu-satunya standar yang dapat menyelesaikan penebusan dosa adalah personalitas yang tidak berdosa dan kudus dan hal itu hanya ada pada diri Allah.

Di dalam dan melalui Yesus Kristus Allah menyelesaikan persoalan dosa. Yesus yang adalah Allah yang kudus datang ke dunia melalui peristiwa inkarnasi. Kedatangan Yesus ke dalam dunia untuk merealisasikan karya penebusan bagi manusia dari kutuk hukum Allah yang kudus. Yesus datang ke dunia untuk merealisasikan karya penebusan-Nya yang tergenapi melalui kematian-Nya di kayu salib. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa Yesus datang ke dunia melalui inkarnasi-Nya menunjukkan kesediaannya untuk mengorbankan hidup-Nya sebagai korban penebusan dosa yang sempurna. Ketika Yesus telah berinkarnasi maka ada banyak pengorbanan yang dilakukan baik itu waktu, tenaga, pikiran dan nyawa-Nya untuk merealisasikan karya penebusan. Yesus melalui pengorbanan-Nya menggenapi janji Allah yang akan datang untuk datang menyelamatkan umat-Nya dan hal itu terealisasi melalui Yesus Kristus

3.Inkarnasi Menunjukkan Kristus Yang Rendah Hati

Inkarnasi Yesus Kristus menunjukkan prinsip kerendahhatian. Kerendahhatian Allah yang merelakan untuk berkorban bagi kehidupan manusia. Kerendahhatian Yesus terlihat dalam setiap pelayanannya. Kerendahhatian Yesus tidak serta merta mengabaikan dosa. Dalam kerendahhatiannya Yesus melayani banyak orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Yesus dengan sabar memberikan kelegaan secara rohani bagi yang mengalami beban berat. 

Kehidupan Yesus menunjukkan kerendahhatian baik kepada Bapa di Surga dan juga kepada sesama manusia. Yesus merendahkan hati ketika melayani orang-orang yang direndahkan, bahkan ia merendahkan hati pada waktu dihina oleh orang-orang yang membenci-Nya. Inkarnasi Yesus memberikan banyak tantangan hidup bagi-Nya. Dalam segi kemanusiaan, Yesus mengajarkan bagaimana mengalahkan kesombongan.

4.Inkarnasi Menunjukkan Kasih Kristus

Inkarnasi adalah realisasi kasih Allah kepada manusia berdosa. Allah telah menyatakan janji-Nya untuk mengasihi manusia dengan melakukan penebusan. Hal tersebut direalisasikan melalui Yesus Kristus. Kasih Allah sungguh nyata ketika peristiwa inkarnasi terjadi maka kasih Allah diberikan kepada banyak manusia. Inkarnasi adalah pembuka jalan untuk Yesus Kristus melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Yesus menjalani kehidupan dan pelayanan dengan mengasihi banyak orang. Bahkan Yesus mengasihi banyak orang yang justru dianggap tidak layak menerima kasih-Nya. Inkarnasi menyatakan konsep kasih Allah yang rela memberikan diri-Nya di dalam dan melalui Yesus Kristus.

5.Inkarnasi Menunjukkan Penggenapan Janji Allah.

Dalam PL Allah telah berjanji akan hadir di tengah-tengah umat-Nya untuk menebus mereka. Janji tersebut akhirnya direalisasikan melalui kedatangan Yesus Kristus. Peristiwa inkarnasi mengajarkan bagaimana Allah sungguh-sungguh menepati janji-Nya. Bahkan dalam pribadi dan pelayanan Yesus Kristus penggenapan hukum Taurat dilakukan. Inkarnasi adalah karya Allah yang mendahului untuk realisasi semua karya yang lainnya.25 Tanpa inkarnasi maka tidak ada penebusan. Oleh karena itu inkarnasi adalah bagian penting dari rencana penggenapan yang Allah janjikan.

5 MAKNA TEOLOGIS INKARNASI KRISTUS
Penerapan Prinsip Inkarnasi Kristus Dalam Spiritualitas

Spiritualitas yang mengimplementasikan ajaran inkarnasi, dinyatakan dalam tindakan orang percaya yang menerapkan prinsip-prinsip teologi inkarnasi, yaitu kerelaan, pengorbanan, kerendahhatian, kasih dan penggenapan janji Allah. Bentuk spiritualitas dari inkarnasi ini diwujudkan melalui iman dan sikap hidup.

Orang Percaya Menunjukkan Hidup Dalam Kerelaan

Pada masa pandemik covid-19 hendaknya umat Kristen menunjukkan sebuah sikap kerelaan dalam kehidupan sosialnya, banyaknya fenomena pergeseran dan pergantian jabatan karena dampak covid-19 memberikan pengaruh terhadap kehidupan spiritualitas umat Kristen. Sikap rela adalah salah satu tanda yang menunjukkan pertumbuhan spiritualitas orang percaya. Namun sikap hidup dalam kerelaan ini harus memiliki dasar pengajaran yang benar. 

Doktrin inkarnasi menunjukkan bahwa Yesus Kristus telah menunjukkan kerelaan-Nya, yaitu tidak mempertahankan ke Allahan-Nya saat berinkarnasi di dunia, tetapi rela mengambil rupa seperti hamba. Teladan tersebut memperlihatkan bahwa kerelaan yang dilakukan adalah rela menanggalkan hal yang dianggap mulia demi untuk bisa menjangkau orang yang berdosa. Demikianlah bentuk kerelaan yang menjadi tanda kehidupan spiritualitas orang percaya kerelaan tersebut tidak hanya sekedar rela memberikan apa yang menjadi milik, tetapi kerelaan untuk menjangkau jiwa-jiwa yang belum diselamatkan.

Orang Percaya Menunjukkan Hidup Dalam Pengorbanan

Sikap hidup di dalam pengorbanan didasarkan pada prinsip teologis dari doktrin inkarnasi. Yesus telah melakukan pengorbanan saat melakukan inkarnasi, pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus dilakukan secara totalitas. Ia mengorbankan hidup kemuliaan-Nya untuk rela menjalani kehidupan sebagai manusia yang normal. Spiritualitas yang didasarkan pada doktrin inkarnasi memperlihatkan sikap hidup di dalam pengorbanan. 

Pada masa pandemik covid-19 spiritualitas umat Kristen ditantang dalam sikap pengorbanan. Gereja semakin ditantang untuk menjadi terang dalam menolong sesama, bahkan berkorban bagi sesama manusia yang sedang mengalami dampak dari covid-19. Konteks covid-19 mendorong gereja tidak hanya selalu mengekspresikan spiritualitas ecara vertikal, namun juga menunjukkan kehidupan spiritualitas ecara horizontal, yaitu menolong sesama manusia yang menderita baik dalam ekonomi, pendidikan, psikologi dan rohani.

Demikianlah hendaknya spiritualitas orang percaya dibangun berdasarkan pengorbanan Kristus. Sekalipun pengorbanan yang dilakukan tidak akan dapat menyamai pengorbanan yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus, namun orang percaya tidak boleh apatis dalam melakukan pengorbanan. Roma 12:1 menunjukkan bahwa pengorbanan yang diberikan kepada Allah adalah kehidupan sebagai orang percaya. Dengan demikian pengorbanan bukan berarti orang percaya menyebakan diri pada sarkatisme, tetapi mendasari pengorbanan sebagai spiritualitas inkarnasi.

Orang Percaya Menunjukkan Hidup Dalam Kerendahan Hati

Doktrin inkarnasi mengajarkan tentang kerendahan hati dari Yesus Kristus. Kerendahan hati tersebut merupakan salah satu dasar dan teladan sebagai tanda yang menunjukkan pertumbuhan spiritualitas orang percaya. Kerendahan hati yang sejati haruslah didasarkan pada keredahhatian oleh Yesus Kristus. Yesus dalam inkarnasinya benar-benar melayani orang-orang yang kesusahan dengan penuh kerendahhatian. Kerendahhatian Yesus dinyatakan dengan siap sedia menerima kehendak Bapa selama inkarnasinya.

BACA JUGA: AJARAN TENTANG INKARNASI YESUS KRISTUS

Pada masa pandemik Covid-19 meningkatkan penggunaan media sosial dan jaringan internet. Hal tersebut tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga negatif. Spiritualitas menjadi terdegradasi karena umat Kristen banyak yang sibuk menyaksikan perdebatan teologis di media sosial. Perdebatan tersebut menimbulkan akses negatif yang memberikan penilaian negatif terhadap konteks perdebatan tersebut. 

Spiritualitas Kristen hendaknya menunjukkan sikap yang rendah hati, meskipun dalam konteks debat dan diskusi teologis namun sikap-sikap yang estetis tetap diperlukan dalam debat dan diskusi. Sehingga spiritualitas tetap bisa bertumbuh melalui konteks diskusi. Kerendahhatian orang percaya diperlihatkan dengan sikap mau ditegur dan diingatkan dalam menerapkan protokol kesehatan. Begitu juga dalam menyelesaikan konflik dengan sesama, sehingga orang percaya melewati masa sulit selama covid-19 dengan kehidupan yang menjadi berkat.

Orang Percaya Hidup Di Dalam Kasih Kepada Sesama.

Kasih adalah sebuah kebutuhan penting dalam setiap zaman. Pada masa kini spiritualitas Kristen sedang ditantang, apakah umat Kristen menjadi manusia yang menolong kehidupan sesamanya dengan tidak memberikan stigma negatif terhadap sesamanya yang pernah terpapar covid-19. Umat Kristen diminta menjaga spiritualitas persekutuan meskipun ada salah satu anggota persekutuan yang mengalami paparan covid-19, kasih yang terefleksi dalam perhatian dan motivasi serta penerimaan sangat dibutuhkan pada masa kini.

Spiritualitas orang percaya ditunjukkan dengan hidup di dalam kasih. Kasih tersebut didasarkan pada kasih yang ditunjukkan oleh Yesus Kristus. Inkarnasi Yesus Kristus menunjukkan realisasi kasih Allah kepada manusia berdosa. Pertumbuhan spiritualitas orang percaya mengarah kepada sikap hidup di dalam kasih yang sedia mengasihi manusia yang berdosa, bahkan kasih tersebut adalah kasih yang tidak dipengaruhi oleh kondisi. Hal praktis tentang kasih dapat dilihat dalam 1 Korintus 13 yang dengan jelas membicarakan tentang bagaimana tindakan kasih secara praktis dan esensi kasih dalam setiap bagian kehidupan manusia.

BACA JUGA: ARTI, TUJUAN DAN CARA INKARNASI KRISTUS

Kasih pada masa covid-19 dapat diimplementasikan dengan memberikan jawaban atas kebutuhan mendesak dari sesama manusia. Damai sejahtera adalah kebutuhan banyak orang pada masa pandemik covid-19, sehingga dengan kasih konflik horizontal dapat diselesaikan, orang percaya kembali memperlihatkan kasih Kristus dengan bisa menghentikan konflik dengan sesama untuk dapat membantu sesama manusia yang sedang menghadapi kesulitan akibat pandemik covid-19. Jika kasih diwujudkan maka kebutuhan akan damai sejahtera dapat terealisasi pada masa covid-19.

Orang Percaya Tetap Percaya Pada Janji Kepada Allah.

Pertumbuhan spiritualitas ditunjukkan dengan hidup beriman kepada Allah. Kehidupan orang percaya di dasarkan pada iman akan janji Allah yang telah digenapi. Inkarnasi Yesus Kristus adalah penggenapan janji Allah akan kehadiran-Nya di tengah umat-Nya. Oleh karena itu spiritualitas orang percaya juga ditandakan dengan kehidupan yang meyakini akan janji Tuhan yang telah dinyatakan di dalam Alkitab Firman Allah. 

Iman kepada Allah Tritunggal tidak hanya secara abstrak, tetapi Allah telah memberikan Alkitab yang membicarakan banyak janji-Nya. Memang janji kedatangan Allah yang pertama telah dinyatakan di dalam Yesus Kristus, namun melalui Alkitab kita juga diberitahu bahwa ada janji kedatangan-Nya yang kedua kali.

Pada masa covid-19 krisis pengharapan merupakan masalah yang banyak dialami oleh manusia. Orang percaya hendaknya menunjukkan sikap percaya pada janji pemeliharaan Allah, sehingga sikap optimis tersebut menjadi sebuah cara untuk menolong banyak orang yang sedang mengalami keputusasaan mengenai berhentinya pandemik covid-19. 

Kepercayaan kepada Injil direfleksikan dengan sikap percaya kepada janji Allah yang menjaga iman percaya pada masa pandemik covid-19. Orang percaya menjadi bijaksana dalam menyikapi persoalan degradasi sosial yang terus berlanjut pada masa pandemik covid-19. Iman terhadap janji pemeliharaan Allah dipusatkan pada keyakinan akan keselamatan dari Allah, dalam keadaan apakah menjadi korban covid-19 atau pun tidak menjadi korban.-Made nopen supriadi

5 MAKNA INKARNASI KRISTUS DAN PENERAPANNYA PADA KONTEKS COVID-19)

Next Post Previous Post