FILIPI 2:7 (ARTI MENGOSONGKAN DIRI DAN MENJADI MANUSIA)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Filipi 2:7 - melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”.
Filipi 2: 6b-7 ini dijadikan dasar suatu ajaran sesat yang disebut Teori Kenosis / teori pengosongan diri. Kata ‘Kenosis’ diambil dari kata Yunani EKENOSEN (yang diterjemahkan ‘telah mengosongkan’). Dan kata Yunani EKENOSEN ini berasal dari kata dasar KENOO, yang berarti ‘mengosongkan’.
Teori Kenosis ini mengatakan bahwa dalam inkarnasi, Anak Allah mengesampingkan / membuang sebagian / seluruh sifat-sifat ilahiNya supaya Ia bisa menjadi manusia yang terbatas. Contoh yang mereka gunakan adalah Mat 24:36 yang menunjukkan Yesus tidak maha tahu.
Matius 24:36 - “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’”.
Catatan: penafsiran yang benar adalah: dalam ayat ini Yesus ditekankan sebagai manusia. Karena itu, Ia tak tahu hari Tuhan. Kalau sebagai Allah, Ia pasti tahu hari Tuhan, karena Ia maha tahu.
Saya membahas singkat ajaran sesat ini, karena banyaknya orang yang mengajarkan ajaran ini pada saat membahas tentang inkarnasi Yesus / Natal.
Teori Kenosis ini salah / sesat! Alasannya:
1. Yesus adalah Allah dan karena itu Ia tidak bisa berubah. Allah tidak bisa berhenti menjadi Allah, sekalipun hanya untuk sementara!
Lenski: “To withdraw even one attribute from God is to destroy God. The God who, for instance, is no longer omnipotent, is no longer God.” [= Menarik / mengambil bahkan satu sifat dari Allah berarti menghancurkan Allah. Allah yang, sebagai contoh, tidak lagi maha kuasa, bukanlah Allah lagi.] - hal 772.
2. Kalau Teori Kenosis itu benar, maka pada saat Yesus menjadi manusia, Allah Tritunggal bubar!
3. Kalau Teori Kenosis itu benar, maka Kristus bukanlah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia! Ia hanya manusia biasa, tanpa keilahian! Dan kalau ini benar, maka penebusanNya tidak bisa mempunyai nilai yang tidak terbatas.
Penafsiran yang benar:
a. Kristus tetap adalah Allah, dan keilahianNya tetap ada dan tidak berkurang, tetapi disembunyikan.
A. T. Robertson: “Of what did Christ empty himself? Not of his divine nature. That was impossible. He continued to be the Son of God.” [= Tentang apa Kristus mengosongkan diriNya sendiri? Bukan tentang hakekat ilahiNya. Itu mustahil. Ia terus adalah Anak Allah.].
Calvin: “This ‘emptying’ is the same as the abasement, ... Christ, indeed, could not divest himself of Godhead; but he kept it concealed for a time, that it might not be seen, under the weakness of the flesh. Hence, he laid aside his glory in the view of men, not by lessening it, but by concealing it.” [= ‘Pengosongan’ ini adalah sama dengan perendahan / penurunan tingkat / ranking, ... Kristus tidak bisa melepaskan diriNya sendiri dari keilahianNya; tetapi menyembunyikannya untuk sementara waktu, supaya tidak kelihatan, di bawah kelemahan daging. Jadi, Ia mengesampingkan kemuliaanNya dalam pandangan manusia, bukan dengan menguranginya, tetapi dengan menyembunyikannya.].
b. Kalau keilahianNya tetap / tidak berkurang, lalu dalam hal apa Kristus direndahkan pada saat Ia menjadi manusia? Kristus direndahkan dengan mengambil / menambahkan hakekat manusia kepada diriNya.
Seseorang mengatakan: “Christ was lowered not by losing, but rather by taking.” [= Kristus direndahkan, bukan dengan kehilangan, tetapi dengan mengambil.].
Illustrasi: Orang kaya bisa direndahkan tanpa kehilangan apa-apa, yaitu kalau kepadanya ditambahkan pakaian orang miskin yang compang-camping.
gadget, bisnis, otomotif |
c. Ilustrasi yang salah dan benar tentang ‘Allah yang menjadi manusia’.
(1) Adalah salah kalau kita mengatakan ‘Allah menjadi manusia’ itu sama seperti ‘nasi menjadi bubur’; nasinya hilang, yang ada hanya buburnya!
(2) Yang benar adalah seperti ini: ‘pada tahun 1993 saya MENJADI pendeta’.
Sebelum tahun 1993 saya sudah ada, dan setelah menjadi pendeta pada tahun 1993, sayanya tetap ada, hanya ketambahan jabatan pendeta.
Jadi, pada waktu inkarnasi, Allah menjadi manusia, tetapi Allahnya tidak hilang / berkurang. Allah tetap seperti sebelumnya, tetapi sekarang ketambahan hakekat manusia, sehingga menjadi Allah dan manusia dalam satu pribadi!