YESUS ADALAH MANUSIA (INKARNASI, KEMATIAN DAN KEBANGKITAN)

Pdt.Budi Asal, M.Div.


1) Inkarnasi Yesus.

a) Arti kata ‘inkarnasi’.

Kata ini berasal dari kata bahasa Latin IN [= in (= dalam)] + CARO / CARNIS [= flesh (= daging)]. Jadi, inkarnasi bisa diartikan ‘masuk ke dalam daging’. Tentu saja yang dimaksud dengan ‘daging’ bukan hanya ‘tubuh’, tetapi ‘seluruh manusia’.
YESUS ADALAH MANUSIA (INKARNASI, KEMATIAN DAN KEBANGKITAN)
bisnis, otomotif, gadget
Catatan: Jangan menyamakan ‘inkarnasi’ dengan ‘reinkarnasi’. Kekristenan mempercayai inkarnasi, yaitu waktu Yesus, yang adalah Allah, menjadi manusia. Tetapi kekristenan menolak reinkarnasi, yang merupakan ajaran agama Hindu / Buddha, karena bertentangan dengan Kitab Suci, khususnya 

Ibrani 9:27, yang mengatakan bahwa manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali dan sesudah itu dihakimi.

Ibr 9:27 - “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,”.

b) Subyek dari inkarnasi.

Bukan Allah Tritunggal, tetapi Allah Anaklah yang berinkarna­si dan mengambil hakekat manusia. Tetapi juga harus diingat bahwa setiap pribadi dalam Allah Tritunggal ikut aktif dalam inkarnasi.

Matius 1:20 - “Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.”.

Lukas 1:35 - “Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”.

Yohanes 1:14 - “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”.

Kisah Para Rasul 2:30 - “Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.”.

Roma 8:3 - “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,”.

Galatia 4:4 - “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.”.

Filipi 2:5-7 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”.

Bahwa yang berinkarnasi adalah Allah Anak, merupakan sesuatu yang perlu diingat / dicamkan, untuk menghadapi ajaran sesat yang disebut Modalistic Monarchianism / Patripassianism / Sabellianism, yang mengatakan bahwa Allah Bapa sendirilah yang berinkarnasi sebagai Anak.

Penerapan: Banyak orang kristen berdoa secara salah dengan berkata: ‘Yesus, Bapa yang di surga, ...’. Atau: ‘Kami bersyukur kepadaMu Bapa, karena Engkau telah rela menjadi manusia dan mati bagi dosa kami’. Ini doa yang salah secara theologis karena mengacau-balaukan Yesus dengan Bapa / menganggap bahwa Bapa berinkarnasi menjadi Yesus / Anak.

c) Inkarnasi dan kelahiran.

Inkarnasi berbeda dengan kelahiran karena:

1. Inkarnasi menunjukkan tindakan aktif, sedangkan kelahiran menunjukkan pada tindakan pasif.
Karena itu Yesus selalu berkata ‘Aku datang’ (misalnya: Lukas 19:10 Yohanes 9:39 Yohanes 10:10 dsb) - yang menunjukkan tindakan aktif, bukannya ‘Aku dilahirkan’ - yang menunjukkan tindakan pasif.

Catatan: memang dalam Yoh 18:37b Yesus berkata: ‘Untuk itulah Aku lahir’, tetapi Ia langsung menyambung dengan kata-kata ‘dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini’.

Yohanes 18:37 - “Maka kata Pilatus kepadaNya: ‘Jadi Engkau adalah raja?’ Jawab Yesus: ‘Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.’”.

Ini menunjukkan bahwa Yesus bukan sekedar manusia biasa, tetapi juga adalah Allah sendiri, karena tidak ada orang biasa yang kelahirannya merupakan tindakan aktif.

2. Inkarnasi menunjukkan bahwa Yesus mempunyai Pre-existence / keberadaan sebelum lahir.

Yohanes 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”.

Yohanes 6:38 - “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.”.

Yohanes 8:58 - “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.’”.
KJV: ‘Before Abraham was, I am.’.

2Korintus 8:9 - “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinanNya.”.

Filipi 2:6-7 - “(6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”.

Kalau sekedar dikatakan bahwa Yesus dilahirkan, maka itu menunjukkan bahwa sebelum Ia dilahirkan, Ia tidak ada. Tetapi kalau dikatakan bahwa Yesus berinkarnasi, karena inkarnasi merupakan tindakan aktif, maka itu menunjukkan bahwa Ia sudah ada sebelum saat itu.
Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya sekedar manusia biasa, tetapi juga adalah Allah sendiri.

d) Apa yang terjadi pada saat inkarnasi.

Yohanes 1:1,14 - “(1) Pada mulanya adalah Firman (Yunani: LOGOS); Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.

1. Firman / LOGOS / Allah menjadi manusia (Yohanes 1:14).
Yoh 1:14 - “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”.

Ini tidak berarti bahwa:
a. LOGOS kehilangan seluruh atau sebagian keilahianNya.
b. LOGOS setelah inkarnasi berbeda dengan LOGOS sebelum inkarnasi.

Seseorang berkata: “Incarnation does not mean that the LOGOS ceased to be what He was before” (= Inkarnasi tidak berarti bahwa LOGOS itu berhenti menjadi apa adanya Dia sebelum saat itu).

Kalau kita menyoroti kata ‘menjadi’ dalam Yoh 1:14, maka kita perlu ingat bahwa kata ini bisa digunakan dalam 2 arti:
a. Kalau kita berkata ‘nasi sudah menjadi bubur’, maka itu berarti bahwa mula-mula hanya ada nasi, dan setelah itu hanya ada bubur, sedangkan nasinya hilang / tidak ada lagi.
b. Kalau saya berkata ‘tahun 1993 saya menjadi pendeta’, maka itu berarti mula-mula ada saya, dan pada tahun 1993 itu saya tetap ada / tidak hilang, tetapi lalu ditambahi dengan jabatan pendeta.

Kalau kita berbicara tentang ‘Firman / Allah yang menjadi manusia’, maka kita harus mengambil arti ke 2 dari kata ‘menjadi’ tersebut! Jadi, pada waktu Allah menjadi manusia, keilahian Yesus tidak hilang / tidak berkurang sedikitpun, tetapi Ia justru ketambahan hakekat manusia pada diriNya.

2. ‘Firman / LOGOS menjadi manusia’ berarti bahwa LOGOS mengambil hakekat manusia (tubuh dan jiwa / roh):

a. Tanpa mengalami perubahan dalam hakekatNya.
b. Tanpa kehilangan sifat-sifatNya.
c. Tanpa menghentikan / mengurangi kegiatanNya.

Beberapa kutipan penting tentang ketidak-berubahan LOGOS pada saat inkarnasi:

a. “Christ was lowered not by losing but rather by taking” (= Kristus direndahkan bukan dengan kehilangan tetapi dengan mengambil).

Ilustrasi: kita bisa meren­dahkan seorang yang kaya bukan dengan mengambil kekayaan­nya, tetapi dengan memakaikan / menambahkan kepadanya pakaian yang buruk. Jadi orang itu direndahkan bukan dengan kehilangan apapun, tetapi sebaliknya dengan ketam­bahan sesuatu.

b. Leon Morris: “When the Word became flesh His cosmic activities did not remain in abeyance” (= Ketika Firman menjadi daging, kegiatan-kegiatan alam semestaNya tidaklah dibiarkan terkatung-katung).

c. Leon Morris: “We must surely hold that the incarnation meant the adding of something to what the Word was doing, rather than the cessation of most of His activites” (= Kita harus berpegang / percaya bahwa inkarnasi berarti penam­bahan terhadap sesuatu yang sedang dilakukan oleh Firman, dan bukannya penghentian dari sebagian besar kegiatan-kegiatanNya).

d. Calvin: “For even if the Word in his immeasurable essence united with the nature of man into one person, we do not imagine that he was confined therein. Here is something marvel­ous: the Son of God descended from heaven in such a way, that without leaving heaven, he willed to be borne in the virgin’s womb, to go about the earth, and to hang upon the cross, yet he continuously filled the world even as he had done from the beginning” (= Karena bahkan ketika Firman dalam hakekatNya yang tak terbatas, bersatu dengan hakekat manusia dalam satu pribadi, kami tidak membayang­kan bahwa Ia dibatasi di dalamnya. Ini adalah sesuatu yang menakjubkan: Anak Allah turun dari surga dengan cara sedemikian rupa, sehingga tanpa meninggalkan surga, Ia mau dikandung dalam kandungan perawan, berjalan-jalan di bumi, dan tergantung di kayu salib, tetapi Ia secara terus-menerus memenuhi alam semesta seperti yang Ia sudah lakukan dari semula) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter XIII, no 4.

Kata-kata Calvin ini didasarkan atas Yohanes 1:18. Kalau kita melihat kontex Yoh 1 itu maka akan terlihat bahwa mula-mula digambarkan bahwa LOGOS itu bersama-sama dengan Allah (ay 1: ‘pada mulanya’). Setelah itu digambarkan bahwa LOGOS itu berinkarnasi dan diam di antara manusia (ay 14). Tetapi dalam ay 18 tetap digambarkan bahwa LOGOS itu ada di pangkuan (Lit: ‘dada’) Bapa di surga!

Yohanes 1:1,14,18 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. ... (18) Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya”.

Selanjutnya, dalam membahas ketidakberubahan LOGOS baik dalam hakekat, sifat, maupun kegiatanNya pada saat berin­karnasi ini, kita perlu membahas suatu ajaran yang disebut Teori Kenosis (= teori pengosongan diri). Teori Kenosis ini merupakan suatu ajaran yang sangat populer, tetapi salah / sesat!

Teori Kenosis ini didasarkan pada Filipi 2:6-7 yang ditafsirkan secara salah.
Fil 2:5b-7 - “(5b) ... Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.

Kata-kata ‘telah mengosongkan’ dalam bahasa Yunani adalah EKENOSEN, dan dari kata ini diturunkan kata KENOSIS tadi.

Teori ini mengatakan bahwa pada saat inkarnasi, Anak Allah telah mengosongkan diriNya sendiri dengan mengesampingkan sebagian / seluruh sifat-sifat ilahiNya supaya Ia bisa menjadi manusia yang terbatas (Contoh: Mat 24:36 menunjukkan Yesus tidak maha tahu).

Kesalahan dari Teori Kenosis ini:
a. Yesus adalah Allah, dan karena itu Ia tidak bisa berubah (bdk. Mazmur 102:26-28 Mal 3:6 Yakobus 1:17). Allah tidak bisa berhenti menjadi Allah, sekalipun hanya untuk sementara!

b. Kalau Teori Kenosis itu benar, maka pada saat Yesus menjadi manusia, Allah Tritunggal bubar!

c. Kalau Teori Kenosis itu benar, maka Kristus bukanlah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia! Ia hanya manusia biasa, tanpa keilahian! Dan kalau ini benar, maka Ia tak bisa menjadi Pengantara antara Allah dan manusia dan penebusanNya tidak bisa mempunyai nilai yang tidak terbatas.

Dalam tafsirannya tentang Filipi 2:7, Calvin mengatakan bahwa istilah ‘mengosongkan diri’ itu tidak berarti bahwa Yesus / Anak Allah melepaskan keilahianNya, tetapi menyembunyikannya dari pandangan manusia.

Calvin: “Christ, indeed, could not divest himself of Godhead; but he kept it con-cealed for a time, that it might not be seen, under the weakness of the flesh. Hence, he laid aside his glory in the view of men, not by lessening it, but by concealing it” (= Kristus tidak bisa melepaskan dirinya sendiri dari keilahianNya; tetapi menyembunyikannya untuk sementara waktu, supaya tak kelihatan, di bawah kelemahan daging. Jadi, Ia mengesampingkan kemuliaanNya dalam pandangan manusia, bukan dengan menguranginya, tetapi dengan menyembunyikannya).

Herman Hoeksema menambahkan bahwa sekalipun pada saat inkarnasi itu kemuliaan Kristus disembunyikan, tetapi kadang-kadang tetap bisa terlihat sekilas, misalnya pada waktu Ia melakukan mujijat.

Herman Hoeksema: “This does not mean that the Son of God temporarily laid aside the divine nature, in order to exchange it with the human nature. This would be impossible, for the divine nature is unchangeable. ... But it certainly means that He entered into the state of man in such a way that before man His divine glory and majesty was hid, although even in the state of humiliation it flashed out occasionally, as, for instance, in the performance of His wonders” (= Ini tidak berarti bahwa Anak Allah untuk sementara waktu mengesampingkan hakekat ilahi, untuk menukarnya dengan hakekat manusia. Ini mustahil, karena hakekat ilahi tidak bisa berubah. ... Tetapi itu berarti bahwa Ia masuk ke dalam keadaan manusia sedemikian rupa sehingga di depan manusia kemuliaan dan keagungan ilahiNya tersembunyi, sekalipun bahkan dalam saat perendahanpun itu kadang-kadang memancar keluar, seperti misalnya dalam pelaksanaan / pertunjukan keajaibanNya) - ‘Reformed Dogmatics’, hal 399.

Jadi, setelah inkarnasi, Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia (100% Allah dan 100% manusia), tetapi Ia hanya 1 pribadi.

Herschel H. Hobbs: “It is just as great a heresy to deny His humanity as to deny His deity” (= Menyangkal kemanusiaanNya adalah sama sesatnya dengan menyangkal keilahianNya) - ‘The Epistles of John’, hal 21.

e) Inkarnasi menjadikan Yesus Kristus manusia yang sama dengan kita.

Ajaran Anabaptist mengatakan bahwa Kristus membawa hakekat manusiaNya dari surga (berdasarkan 1Kor 15:47b) dan bahwa Maria hanya merupakan saluran melalui mana Ia datang ke dunia.

1Korintus 15:47 - “Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.”.

Jadi hakekat manusiaNya betul-betul merupakan ciptaan yang baru, yang serupa / mirip dengan kita tetapi secara organic tidak berhubungan dengan kita.

Kalau ini benar, maka boleh dikatakan bahwa Kristus adalah semacam bayi tabung yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria!

Kalau mau tahu bagaimana tafsiran tentang ayat-ayat seperti 1Kor 15:47 itu, perhatikan komentar Calvin di bawah ini:

Calvin:
· “And they (Scriptures) so earnestly express this union of the two natures that is in Christ as sometimes to inter­change them” [= Dan mereka (Kitab-kitab Suci) begitu sungguh-sungguh mewujudkan kesatuan dari dua hakekat yang ada di dalam Kristus sehingga kadang-kadang menukar / membolak-balik mereka] - ‘Institutes of the Christian Religion’, book II, chapter XIV, 1.

· “Because the selfsame one was both God and man, for the sake of the union of both natures he gave to the one what belonged to the other” (= Karena orang yang sama adalah Allah dan manusia, demi kesatuan dari kedua hakekat, ia memberikan kepada yang satu apa yang termasuk pada yang lain) - ‘Institutes of the Christian Religion’, book II, chapter XIV, 2.

Ajaran Reformed menentang ajaran Anabaptist tersebut di atas, dan mengajarkan bahwa Kristus mendapatkan hakekat manusiaNya dari ibuNya / Maria. Dengan kata lain, sebagai manusia, Yesus berasal dari sel telur Maria. Dasar Kitab Suci pandangan ini:

1. Filipi 2:7 mengatakan bahwa Ia ‘menjadi sama dengan manusia’, bukan ‘menjadi seperti manusia’ dan Ibrani 2:14-17 juga mengatakan bahwa ‘dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya’.

Filipi 2:7 - “melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.

2. Kalau hakekat manusia Kristus tidak diturunkan dari Maria, dan Kristus hanya serupa / mirip dengan kita, maka sebetulnya tidak ada hubungan antara Kristus dengan kita sehingga Ia tidak bisa menjadi Pengantara antara kita dengan Allah dan Ia juga tidak bisa menjadi Penebus kita.

Bdk. Ibrani 2:14-17 - “(14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.”.

3. Yesus disebut ‘tunas Daud’, ‘tunas yang keluar dari tunggul Isai’, ‘taruk dari pangkal Isai’.

Yesaya 11:1,10 - “(1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. ... (10) Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.”.

Yesaya 4:2 - “Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput.”.

Yesaya 53:2 - “Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.”.

Yeremia 23:5 - “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.”.

Wahyu 5:5 - “Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ‘Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.’”.

Wahyu 22:16 - “‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”.

KJV: ‘I am the root and the offspring of David’ (= Aku adalah akar / tunas dan keturunan Daud).
Perlu diingat bahwa ‘tunas’ menunjukkan bahwa Ia betul-betul adalah keturunan Daud, dan mempunyai hubungan organic dengan Daud.

4. Ibrani 7:14 - “Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apa pun tentang imam-imam.”.

Ibr 7:14 mengatakan bahwa ‘Tuhan kita berasal dari suku Yehuda’ [Lit: out of / keluar dari (Yunani: EX) Judah]. Kalau Yesus adalah bayi dari surga yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria, maka Ia tidak bisa dikatakan ‘keluar dari Yehuda’ ataupun ‘berasal dari suku Yehuda’. Kalau Ia memang adalah bayi dari surga yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria, maka sebetulnya Ia bahkan bukan orang Israel / Yahudi.

5. Ia yang menguduskan (= Yesus) dan mereka yang dikuduskan (manusia yang ditebus) semua berasal dari satu (Ibrani 2:11a).
Ibr 2:11a: “Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu”.

TB2-LAI hampir sama dengan TB1.
NASB: ‘are all of one Father’ (= semua dari satu Bapa).
Kitab Suci Indonesia (TB1 maupun TB2) dan NASB salah, karena kata ‘satu’ diartikan menunjuk kepada Allah.

NIV: ‘are of the same family’ (= semua dari satu keluarga).

RSV: ‘have all one origin’ (= semua mempunyai satu asal mula).

KJV: ‘are all of one’ (= semua dari satu).

Terjemahan-terjemahan ini lebih benar karena kata ‘satu’ sebetulnya bukan menunjuk kepada Allah, tetapi menunjuk kepada Adam, karena maksud bagian ini adalah untuk menunjukkan bahwa Yesus betul-betul telah menjadi manusia yang sama dengan kita.

Ini menunjukkan bahwa Yesus betul-betul berasal dari benih Maria! Yesus bukanlah semacam bayi tabung ‘made in heaven’ (= buatan surga) yang lalu dimasukkan ke dalam kandungan Maria!
Sekalipun ada orang yang berpendapat bahwa kata ‘satu’ di sini menunjuk kepada Allah, tetapi 

Calvin, John Owen, dsb, menganggap bahwa kontex menunjukkan kalau kata ‘satu’ ini menunjuk kepada ‘Adam’, atau kepada ‘satu hakekat’, karena tujuan kontext ini memang menunjukkan bahwa Yesus betul-betul menjadi manusia yang sama dengan kita (baca Ibr 2 itu terus sampai ay 17).
Kalau Yesus adalah bayi dari surga yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria, maka kata ‘satu’ dalam Ibrani 2:11 harus diganti dengan ‘dua’!

6. Yesus disebut sebagai:

a. Keturunan perempuan / Hawa.
Kejadian 3:15 - “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.’”.
Literal: ‘seed of the woman’ (= benih / keturunan dari sang perempuan).

b. Keturunan Abraham.
Kejadian 22:18 - “Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firmanKu.’”.
Literal: ‘your seed’ (= benihmu).

bdk. Kisah Para Rasul 3:25 - “Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati.”.

c. Keturunan Daud.
2Timotius 2:8 - “Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.”.
Literal: ‘seed of David’ (= benih / keturunan Daud).
Istilah ‘seed’ / benih jelas menunjukkan adanya hubungan organic!

7. Dalam Lukas 1:42, Elisabet menyebut Yesus sebagai ‘buah rahim’ dari Maria.

Luk 1:42 - “lalu berseru dengan suara nyaring: ‘Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.”.

NASB / Literal: ‘the fruit of your womb’ (= buah dari rahimmu).
Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus memang berasal dari benih / sel telur Maria.

8. Lukas 1:34-35 - “(34) Kata Maria kepada malaikat itu: ‘Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?’ (35) Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”.

Dalam Lukas 1:34 Maria bertanya bagaimana mungkin ia bisa mengandung padahal ia belum bersuami. Kalau Yesus memang adalah ciptaan baru yang dimasukkan ke dalam perut Maria (semacam ‘bayi tabung’), maka dalam Luk 1:35 seharusnya Gabriel akan menjawab bahwa Roh Kudus akan memasukkan bayi dari surga ke dalam kandungan Maria. Tetapi ternyata Gabriel tidak menjawab begitu melainkan ia berkata bahwa Roh Kudus akan turun ke atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Ini menunjukkan bahwa Maria sendiri dipakai oleh Roh Kudus dalam menjadikan / mencipta janin Yesus itu.

Bahwa manusia Yesus / Hakekat manusia Yesus itu berasal dari Maria, juga menunjukkan bahwa manusia Yesus / Hakekat manusia Yesus itu adalah makhluk ciptaan, dan jelas tidak kekal, atau mulai ada di dalam waktu.

f) Peranan Roh Kudus dalam inkarnasi.

1. Roh Kuduslah yang menjadikan Maria mengandung (Matius 1:18-20 Lukas 1:34-35).

Matius 1:18-20 - “(18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibuNya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (19) Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. (20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.”.

Lukas 1:34-35 - “(34) Kata Maria kepada malaikat itu: ‘Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?’ (35) Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”.

Yang dilahirkan oleh Maria bukanlah pribadi manusia, tetapi pribadi Anak Allah.
Luk 1:32,35 - “(32) Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, ... (35) Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”.

Bdk. Lukas 1:43 - “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”.
Perhatikan bahwa Elisabet menyatakan Maria sebagai ‘ibu Tuhanku’ / ‘the mother of my Lord’ (NIV).

Karena itu Maria secara tepat disebut THEOTOKOS (= bunda Allah), bukan sekedar CHRISTOTOKOS (= bunda Kristus). Pertentangan tentang kedua istilah ini diputuskan dalam Sidang Gereja Efesus pada tahun 431 M.

Tetapi perlu dicamkan bahwa istilah THEOTOKOS (= bunda Allah) untuk Maria dipertahankan, untuk menentang pandangan sesat dari Nestorianisme, yang mengatakan bahwa Maria hanya melahirkan Kristus (manusia Yesus), dan lalu Anak Allah tinggal di dalamNya, sehingga Yesus adalah 2 pribadi. Jadi, istilah ini dipertahankan, sama sekali bukan untuk meninggikan Maria, seperti yang dilakukan oleh Gereja Roma Katolik.

2. Roh Kudus menguduskan hakekat manusia dari Kristus sejak dari saat pertama pembuahan dan menjagaNya dari polusi dosa (bdk. Yohanes 3:34 Ibrani 9:14).

Ibrani 9:14 - “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”.

Adam Clarke (tentang Ibr 9:14): “As Christ’s miraculous conception was by the Holy Spirit, and he performed all his miracles by the Spirit of God, so his death or final offering was made through or by the eternal Spirit; and by that Spirit he was raised from the dead, 1 Peter 3:18. Indeed, through the whole of his life he was justified by the Spirit; and we find that in the great work of human redemption, the Father, the Son, and the Holy Spirit were continually employed” (= Sebagaimana pembuahan yang bersifat mujijat dari Kristus adalah oleh Roh Kudus, dan Ia melakukan semua mujijat-mujijatNya oleh Roh Allah, begitu juga kematianNya atau korban terakhirNya, dibuat melalui atau oleh Roh yang kekal; dan oleh Roh itu Ia dibangkitkan dari antara orang mati, 1Pet 3:18. Memang, melalui seluruh kehidupanNya Ia dibenarkan oleh Roh; dan kita mendapati bahwa dalam pekerjaan yang agung dari penebusan manusia, Bapa, Anak, dan Roh Kudus, terus menerus dipekerjakan).

Barnes’ Notes (tentang Ibrani 9:14): “there are some reasons which seem to me to make it probable that the Holy Spirit is intended, and that the idea is, that Christ made his great sacrifice under ‘the extraordinary influences of that Eternal Spirit.’ ... This interpretation accords with the fact that the Lord Jesus is represented as having been eminently endowed with the influences of the Holy Spirit; compare notes on John 3:34. Though he was divine, yet he was also a man, and as such was under influences similar to those of other pious people. The Holy Spirit is the source and sustainer of all piety in the soul, and it is not improper to suppose that the man Christ Jesus was in a remarkable manner influenced by the Holy Spirit in his readiness to obey God and to suffer according to his will.” (= di sana ada beberapa alasan yang bagi saya kelihatannya membuat mungkin bahwa Roh Kudus yang dimaksudkan, dan bahwa gagasannya adalah, bahwa Kristus membuat kobanNya yang agung / besar di bawah ‘pengaruh-pengaruh yang luar biasa dari Roh yang kekal itu’. ... Penafsiran ini sesuai dengan fakta bahwa Tuhan Yesus digambarkan sebagai diberi secara menonjol dengan pengaruh-pengaruh dari Roh Kudus; bandingkan dengan catatan tentang Yoh 3:34. Sekalipun Ia adalah ilahi / Allah, tetapi Ia juga adalah seorang manusia, dan sebagai manusia Ia ada di bawah pengaruh-pengaruh yang mirip dengan orang-orang saleh yang lain. Roh Kudus adalah sumber dan penopang dari semua kesalehan dalam jiwa, dan bukannya tidak benar untuk menganggap bahwa manusia Kristus Yesus dipengaruhi dengan suatu cara yang luar biasa oleh Roh Kudus dalam kesiapanNya untuk mentaati Allah dan untuk menderita sesuai dengan kehendakNya.).

Yohanes 3:34 - “Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan RohNya dengan tidak terbatas.”.

Calvin menafsirkan bahwa ayat ini berbicara tentang Kristus, karena ayat selanjutnya, yaitu Yoh 3:35 berbunyi sebagai berikut: “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepadaNya.”. Jadi, karena ay 35 berbicara tentang Kristus, maka ay 34 harus ditafsirkan sesuai dengan kontextnya, sehingga harus ditafsirkan bahwa ay 34 juga berbicara tentang Kristus.

Barnes’ Notes (tentang Yoh 3:34): “Though Jesus was God as well as man, yet, as Mediator, God anointed him, or endowed him with the influences of his Spirit, so as to be completely qualified for his great work.” (= Sekalipun Yesus adalah Allah maupun manusia, tetapi sebagai Pengantara, Allah mengurapi Dia, atau memberiNya pengaruh-pengaruh dari RohNya, sehingga menjadi sepenuhnya memenuhi syarat untuk pekerjaanNya yang agung / besar.).

Jadi, bahwa Maria mengandung bukan dari seorang laki-laki, masih belum cukup untuk menyebabkan Yesus itu lahir suci, karena Maria juga adalah orang berdosa. Masih dibutuhkan pekerjaan Roh Kudus untuk menyucikan bayi Yesus sejak dari saat pertama pembuahan supaya Yesus betul-betul suci.

Calvin: “For we make Christ free from all stain not just because he was begotten of his mother without copulation with man, but because he was sanctified by the Spirit that the generation might be pure and undefiled as would have been true before Adam’s fall.” (= Karena kita membuat Kristus bebas dari segala noda / kekotoran bukan hanya karena Ia diperanakkan dari ibuNya tanpa hubungan sex dengan laki-laki, tetapi karena Ia dikuduskan oleh Roh sehingga kelahiranNya bisa murni dan tidak tercemar seperti sebelum kejatuhan Adam.) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter XIII, No 4.

Ada beberapa hal yang perlu dibahas di sini:

a. Adanya pekerjaan Roh Kudus yang menyucikan bayi Yesus ini, menyebabkan Yesus tidak membutuhkan ibu yang suci supaya bisa lahir dan hidup suci.
Karena itu doktrin ‘Immaculate Conception’ dari Roma Kato­lik, yang menyatakan bahwa Maria dilahirkan dan hidup suci tanpa dosa, sama sekali tidak dibutuhkan di dalam gereja.

Catatan:
· Doktrin Immaculate Conception ini baru muncul pada tahun 1854. Karena itu perlu dipertanyakan: kalau doktrin ini memang ada dalam Kitab Suci / berasal dari Kitab Suci, mengapa dibutuhkan waktu 18 abad untuk menemukan­nya?

· Doktrin ini bukan hanya tidak punya dasar Kitab Suci sama sekali, tetapi juga bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci, seperti:

* Ro 3:10-12,23 Pkh 7:20 Ayub 4:17 Ayub 25:4.

Roma 3:10-12,23 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. ... (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,”.

Pkh 7:20 - “Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!”.

Ayub 4:17 - “Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah seseorang tahir di hadapan Penciptanya?”.

Ayub 25:4 - “Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?”.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa semua manusia berdosa. Satu-satunya orang yang dikecualikan dalam Kitab Suci hanyalah Yesus saja.

Ibrani 4:15 - “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”.

2Korintus 5:21 - “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”.

Kitab Suci tidak pernah mengecualikan Maria!

* Lukas 1:46,47 menunjukkan bahwa Maria menyebut Allah sebagai Juruselamatnya.
Lukas 1:46-47 - “(46) Lalu kata Maria: ‘Jiwaku memuliakan Tuhan, (47) dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,”.
Kalau memang ia suci murni, mengapa ia membutuhkan Juruselamat?

* Lukas 2:22-24 (bdk. Imamat 12:1-8) menunjukkan bahwa Maria disebut najis (Im 12:2), karena melahirkan anak.

Luk 2:22-24 - “(22) Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkanNya kepada Tuhan, (23) seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ‘Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah’, (24) dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.”.

Imamat 12:1-2,6-8 - “(1) TUHAN berfirman kepada Musa, demikian: (2) ‘Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seorang perempuan bersalin dan melahirkan anak laki-laki, maka najislah ia selama tujuh hari. Sama seperti pada hari-hari ia bercemar kain ia najis. ... (6) Bila sudah genap hari-hari pentahirannya, maka untuk anak laki-laki atau anak perempuan haruslah dibawanya seekor domba berumur setahun sebagai korban bakaran dan seekor anak burung merpati atau burung tekukur sebagai korban penghapus dosa ke pintu Kemah Pertemuan, dengan menyerahkannya kepada imam. (7) Imam itu harus mempersembahkannya ke hadapan TUHAN dan mengadakan pendamaian bagi perempuan itu. Demikianlah perempuan itu ditahirkan dari leleran darahnya. Itulah hukum tentang perempuan yang melahirkan anak laki-laki atau anak perempuan. (8) Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk menyediakan seekor kambing atau domba, maka haruslah ia mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang seekor sebagai korban bakaran dan yang seekor lagi sebagai korban penghapus dosa, dan imam itu harus mengadakan pendamaian bagi perempuan itu, maka tahirlah ia.’”.

Ini menyebabkan ia harus mempersembahkan korban bakaran dan korban penghapus dosa sebagai pendamaian (Imamat 12:6-8), supaya bisa ditahirkan. Sekalipun ‘kenajisan’ di sini bukanlah suatu dosa moral, tetapi rasanya sukar diharmoniskan dengan ‘suci murni’.

· Doktrin ini mempunyai konsekwensi logis sebagai beri­kut: kalau Maria harus suci supaya Yesus bisa suci, maka demikian juga kedua orang tua Maria harus suci supaya Maria bisa suci, dan keempat kakek nenek Maria harus suci supaya kedua orang tua Maria bisa suci, dan kalau ini diteruskan maka akhirnya Adam dan Hawapun harus suci. Ini jelas merupakan pandangan yang tidak Alkitabiah, yang orang Roma Katolikpun tidak akan mau menerimanya!

b. Kalau memang fakta bahwa Yesus dilahirkan oleh seorang perawan itu belum cukup untuk menyebabkan Yesus lahir suci, dan masih dibutuhkan penyucian dari Roh Kudus, lalu untuk apa Yesus harus dilahirkan dari seorang perawan / perempuan yang mengandung tanpa hubungan sex dengan laki-laki? Mengapa tidak menggunakan kelahiran biasa saja dan ditambah dengan penyucian dari Roh Kudus?

Jawab: Sekalipun kelahiran dari perawan masih belum cukup untuk membuat Yesus lahir suci, tetapi setidaknya dengan cara ini bisa ditambahkan penyucian dari Roh Kudus sehingga Yesus lahir suci. Tetapi kalau digunakan kelahiran biasa, sekalipun ditambahkan penyucian dari Roh Kudus, tetap tidak mungkin Yesus lahir suci, karena hukum dosa asal harus berlaku atas Dia.

2) Bukti bahwa Yesus adalah manusia:

a) Ia disebut ‘orang’ / ‘seorang manusia’ (Yohanes 8:40 Kisah Para Rasul 2:22 Roma 5:15 1Korintus 15:21).

b) Ia menyebut diriNya sendiri ‘Anak Manusia’ (Matius 24:44).
Sama seperti ‘Anak Allah’ adalah ‘Allah’, maka ‘Anak Manusia’ adalah ‘manusia’!
Ini bisa kita gunakan dalam berargumentasi melawan Saksi Yehuwa / Unitarian dengan cara sebagai berikut: kalau kamu mengatakan bahwa ‘Anak Allah’ bukan Allah, maka bagaimana dengan ‘Anak Manusia’? Bukan manusia?

c) Kitab Suci mengatakan bahwa Ia telah menjadi manusia / daging (Yoh 1:14 1Tim 3:16 Ibr 2:14 1Yoh 4:2).

Yohanes 1:14 - “Firman itu telah menjadi manusia [KJV: ‘flesh’ (= daging)], dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.

1Timotius 3:16 - “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: ‘Dia, yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia [KJV: ‘flesh’ (= daging)], dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diriNya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.’”.

Ibrani 2:14 - “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut”.

1Yohanes 4:2 - “Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia [KJV: ‘flesh’ (= daging)], berasal dari Allah”.

Dalam Yohanes 1:14 1Tim 3:16 dan 1Yohanes 4:2 sebetulnya terjemahan hurufiahnya bukanlah ‘manusia’ tetapi ‘daging’. Ini merupakan suatu synecdoche (= gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya), yang bukan hanya menunjuk pada daging / tubuh manusia, tetapi pada seluruh manusia. Dengan demikian ayat-ayat tersebut tidak boleh diartikan bahwa Kristus hanya mempunyai tubuh manusia tetapi tidak mempunyai jiwa / roh manusia.

d) Kitab Suci menggambarkan Kristus sebagai seseorang yang:

1. Mempunyai tubuh (darah, daging, dan tulang) dan jiwa / roh.

a. Bahwa Kristus betul-betul mempunyai tubuh (darah, daging, tulang) ditunjukkan oleh ayat-ayat seperti Mat 26:26,28 Luk 24:39 Ibr 2:14.

Matius 26:26,28 - “(26) Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-muridNya dan berkata: ‘Ambillah, makanlah, inilah tubuhKu.’ ... (28) Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”.

Lukas 24:39 - “Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu (seharusnya ‘roh’) tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’”.

Ibrani 2:14 - “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;”.

b. Bahwa Kristus mempunyai jiwa / roh ditunjukkan oleh:

· ayat-ayat seperti:

* Matius 26:38 - “lalu kataNya kepada mereka: ‘HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’”.
Dalam Mat 26:38 ini kata ‘hati’ seharusnya adalah ‘jiwa’ (bahasa Yunani: PSUCHE).

* Mat 27:50 - “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya.”.
Luk 23:46 - “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya.”.
Dalam Matius 27:50 dan Lukas 23:46, kata ‘nyawa’ seharusnya adalah ‘roh’ (bahasa Yunani: PNEUMA).

* Yohanes 11:33 - “Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hatiNya. Ia sangat terharu dan berkata:”.
Dalam Yohanes 11:33 kata ‘hati’ seharusnya adalah ‘roh’ (bahasa Yunani: PNEUMA).

* Yohanes 12:27 - “Sekarang jiwaKu terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.”.
Dalam Yohanes 12:27 Kitab Suci Indonesia memberikan terjemahan yang benar, yaitu ‘jiwaKu’.

* Yohanes 13:21 - “Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.’”.
Dalam Yohanes 13:21 terjemahan hurufiah dari kata-kata yang saya garis-bawahi adalah: ‘was troubled in spirit’ (= terganggu / susah dalam roh).

* 1Yohanes 3:16 - “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.”.
Dalam 1Yoh 3:16 kata ‘nyawa’ seharusnya adalah ‘jiwa’.

· adanya pikiran, perasaan dan kehendak manusia.

* pikiran manusia.
Matius 24:36 - “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’”.
Luk 2:40,52 - “(40) Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya. ... (52) Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”.

* perasaan manusia.
Matius 8:10 - “Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikutiNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel.”. Bdk. Lukas 7:9.

Matius 9:36 - “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”.

Matius 26:37,38 - “(37) Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus sertaNya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, (38) lalu kataNya kepada mereka: ‘HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’”.

Markus 3:5 - “Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.”.

Markus 6:6 - “Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.”.

Yohanes 11:33,35 - “(33) Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hatiNya. Ia sangat terharu dan berkata: ... (35) Maka menangislah Yesus.”.

Yohanes 12:27 - “Sekarang jiwaKu terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.”.

* kehendak manusia (Mat 26:39).
Matius 26:39 - “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’”.

Adanya pikiran, perasaan dan kehendak manusia dalam diri Yesus ini jelas menunjukkan adanya jiwa / roh manusia.

2. Mengalami pertumbuhan / perkembangan.
Luk 2:40,52 - “(40) Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya. ... (52) Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”.

3. Mengalami segala sesuatu yang dialami oleh manusia-manusia yang lain (kecuali dalam hal melakukan dosa), seperti: lahir (Lukas 2:7), lapar (Mat 4:2), haus (Yoh 4:7 Yoh 19:28), letih (Yoh 4:6), tidur (Mat 8:24), penderitaan (Ibr 2:10,18 Ibr 5:8), dan mati (Yoh 19:30).

e) Ayat-ayat seperti Ro 8:3 Fil 2:7-8 Ibr 2:14-17 jelas menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh adalah manusia.

Roma 8:3 - “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,”.

Filipi 2:7-8 - “(7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”.

Ibrani 2:14-17 - “(14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.”.

3) Keberatan terhadap kemanusiaan Yesus dan jawabannya:

a) Ada orang yang mengatakan bahwa kalau Yesus adalah manusia yang suci, maka sebetulnya Ia bukan manusia, karena semua manusia berdosa. Untuk menjawab keberatan ini perlu diketahui bahwa dosa tidak termasuk dalam hakekat manusia. Sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam dan Hawa sudah adalah manusia! Jadi jelaslah bahwa tidak harus berdosa baru bisa disebut sebagai ‘manusia’!

b) Ada juga yang mengatakan bahwa Yesus bukanlah manusia yang sama seperti kita karena dalam pembuahannya tidak digunakan air mani laki-laki. Untuk menjawab serangan ini, kita bisa menunjuk pada Adam dan Hawa, yang dalam pembentukannya juga tidak menggunakan air mani laki-laki. Bahkan boleh dikatakan bahwa dalam pembentukan mereka tidak ada pembuahan apapun. Tetapi mereka tetap adalah manusia sungguh-sungguh, sama seperti kita.

Seseorang pernah berkata bahwa Allah bisa dan pernah mencipta manusia dengan 4 cara:
1. Tanpa menggunakan laki-laki ataupun perempuan, yaitu pada waktu Ia menciptakan Adam.
2. Tanpa menggunakan perempuan tetapi dengan menggunakan laki-laki, yaitu pada waktu Ia menciptakan Hawa.
3. Tanpa menggunakan laki-laki tetapi dengan menggunakan perempuan, yaitu pada waktu Ia menciptakan manusia Yesus.
4. Dengan menggunakan laki-laki dan perempuan, yaitu pada waktu Ia menciptakan semua manusia selain Adam, Hawa, dan manusia Yesus.
Jadi kesimpulannya, bahwa manusia Yesus diciptakan oleh Allah hanya dengan menggunakan seorang perempuan, tidak menyebabkan Ia bukanlah manusia yang sejati.

4) Hal yang perlu diwaspadai.

Sesuatu yang penting sekali untuk diwaspadai / diperhatikan adalah: Ada banyak ayat yang menunjukkan keilahian Kristus, dan ada banyak ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus. Kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Kristus untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah manusia, dan kita juga tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kema­nusiaan Kristus untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah!

Illustrasi: Saya adalah seorang pendeta, tetapi pada saat yang sama saya juga adalah seorang olahragawan. Kadang-kadang saya memakai toga dan memimpin Perjamuan Kudus, sehingga saya terlihat sebagai pendeta. Tetapi kadang-kadang saya memakai celana pendek, kaos, dan sepatu olah raga, sehingga saya terlihat sebagai olahragawan. Tidak ada orang yang pada waktu melihat saya memakai toga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan olahragawan, dan sebaliknya, waktu melihat saya memakai pakaian olah raga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan pendeta!
Analoginya, karena Yesus adalah Allah dan manusia, maka kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan manusia, atau menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah!

Para Saksi Yehuwa sering menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus untuk membuktikan bahwa Kris­tus bukanlah Allah.

Misalnya:

· Matius 24:36 - “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’”.
Ayat ini merupakan ayat yang menunjukkan pikiran manusia yang terbatas dalam diri Yesus, tetapi dipakai sebagai bukti bahwa Yesus bukanlah Allah.

· Yohanes 14:28 - “Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada BapaKu, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.”.
Ayat ini jelas juga menekankan Yesus sebagai manusia (pikiran manusialah yang saat itu timbul), tetapi sering dipakai untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah, atau bahwa Yesus lebih rendah dari pada Allah.

· Ibrani 5:8 yang mengatakan bahwa Yesus ‘telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya’, yang jelas juga menunjukkan Yesus sebagai manusia, dipakai untuk menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tidak perlu belajar.

· Matius 4:1-11 yang menunjukkan bahwa Yesus dicobai, dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tidak bisa dicobai (bdk. Yak 1:13 - “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Pencobaan ini datang dari Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.”).

· Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus berdoa, juga mereka pakai untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah, karena Allah tidak perlu berdoa.

5) Mengapa Yesus menjadi manusia?

a) Supaya Ia bisa menderita dan mati untuk menebus / memikul hukuman dosa manusia.
Ibrani 2:14-17 - “(14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.”.

1. Upah dosa adalah maut / kematian (Roma 6:23 Kejadian 2:16-17 Kejadian 3:19).
Untuk menebus dosa manusia, Allah harus mengalami kematian itu. Karena Allah tidak bisa menderita maupun mati, maka Ia harus menjadi manusia lebih dulu, baru Ia bisa menderita dan mati untuk menebus dosa manusia.

2. Andaikata Ia mau memikul hukuman dosa malaikat, maka Ia harus menjadi malaikat. Tetapi karena Ia mau memikul hukuman dosa manusia, maka Ia harus menjadi manusia.

b) Supaya bisa menjadi pengantara antara Allah dan manusia.
1Tim 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,”.

c) Supaya bisa menjadi teladan bagi kita.
Yohanes 13:14-15 - “(14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; (15) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”.

d) Supaya Ia bisa merasakan pencobaan dan penderitaan yang dialami oleh manusia. Dengan demikian Ia bisa bersimpati terhadap manusia yang menderita dan dicobai dan bisa meno­long mereka.

Ibrani 2:17-18 - “(17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”.

Ibrani 4:15 - “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat TURUT MERASAKAN kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”.

Kata-kata ‘turut merasakan’ diterjemahkan oleh RSV/NIV/NASB sebagai: ‘sympathize with’ (= bersimpati dengan).
Yunani: SUMPATHESAI.

William G. T. Shedd: “Previous to the assumption of a human nature, the Logos could not experience a human feeling because he had no human heart, but after the assumption he could; previous to the incarnation, he could not have a finite perception because he had no finite intellect, but after this event he could; ... The unincarnate Logos could think and feel only like God; he had only one form of consciousness. The incarnate Logos can think and feel either like God, or like man; he has two modes or forms of consciousness” (= Sebelum mengambil hakekat manusia, Logos tidak bisa mengalami pera­saan manusia karena Ia tidak mempunyai hati manusia, tetapi setelah mengambil hakekat manusia Ia bisa; sebelum inkarna­si, Ia tidak bisa mempunyai pengertian yang terbatas karena Ia tidak mempunyai pikiran yang terbatas, tetapi setelah peristiwa itu Ia bisa; ... Logos yang tidak / belum berinkarnasi bisa berpikir dan merasa hanya sebagai Allah; Ia hanya mempunyai satu bentuk kesadaran. Logos yang berinkar­nasi bisa berpikir dan merasa, atau seperti Allah, atau seperti manusia; Ia mempunyai dua bentuk kesadaran) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol II, hal 267.

Matthew Poole memberikan komentar tentang Ibr 2:18 sebagai berikut: “He had the mercies of God before, and as if that were not enough, the tempted nature of man, to soften his heart to pity his brethren in their suffering and tempta­tions” (= Sebelumnya Ia sudah mempunyai belas kasihan Allah, dan seakan-akan itu belum cukup, sekarang Ia mempunyai hakekat manusia yang telah dicobai, untuk melunakkan / melembutkan hatiNya supaya Ia mengasihani saudara-saudaraNya dalam penderitaan dan pencobaan mereka).

Setelah membahas tentang diri Yesus (keilahianNya dan kemanusiaanNya), sekarang saya akan membahas karya Yesus untuk menyelamatkan kita. Ini akan saya bahas dalam point C) dan D) di bawah ini.

B).Kematian Yesus untuk menebus dosa manusia.

Allah itu kasih, dan karena itu Ia ingin manusia bebas dari hukuman dosa. Tetapi Allah tidak bisa menghapuskan / mengampuni dosa begitu saja, karena Ia juga adalah Allah yang adil, yang harus menghukum setiap orang berdosa. Kalau Allah mau manusia bebas dari hukuman dosa, maka Allah sendiri harus menanggung / memikul hukuman dosa itu bagi manusia. Dengan kata lain Allah harus menjadi substitute / pengganti dalam memikul hukuman dosa. Karena itulah, maka Allah lalu menjadi manusia (yaitu Yesus) dan Ia sen­diri menanggung hukuman yang Ia sendiri jatuhkan. Jadi, pada waktu Yesus ada di atas kayu salib, Ia menanggung / memikul hukuman dosa manusia (Yes 53:4-6).

Bahwa Kristus adalah substitute / pengganti kita dalam memikul hukuman dosa, terlihat dari:

1) Ayat-ayat Kitab Suci seperti 2 Korintus 5:15 dan Yesaya 53:4-6.

Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”.

Catatan: kata-kata ‘penyakit’ dan ‘sembuh’ tidak boleh diartikan secara jasmani, tetapi secara rohani. 

Jadi ‘penyakit’ menunjuk pada penyakit rohani, yaitu dosa, dan ‘sembuh’ menunjuk pada kesembuhan rohani, yaitu penerimaan pengampunan dosa / pembenaran.

2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”.

Catatan: dalam ayat ini ada kata-kata ‘Kristus telah mati untuk semua orang’ dan ‘telah mati dan dibangkitkan untuk mereka’, dimana kata ‘untuk’ dalam bahasa Yunaninya adalah HUPER yang berarti: ‘for’ (= untuk); ‘in behalf of’ (= untuk kepentingan), ‘for the sake of’ (= demi).

2) Kristus tidak berdosa (2Kor 5:21 Ibr 4:15).

2Korintus 5:21 - “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”.

Ibrani 4:15 - “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”.

Yohanes 8:46 - “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepadaKu?”.
Andaikata Ia berdosa, maka pada saat Ia mati, Ia mengalami hukuman untuk diriNya sendiri. Tetapi karena Ia suci, maka pada saat Ia mati, Ia mengalaminya untuk kita!

3) Jenis hukuman mati yang Ia alami adalah penyaliban, bukan pemenggalan, perajaman, dsb.

Mengapa harus salib? Karena salib adalah hukuman yang terkutuk, dan dengan mengalami kematian yang terkutuk itu, Ia menanggung kutuk yang seharusnya untuk kita (Gal 3:10b,13 bdk. Ul 21:23).

Gal 3:10b - “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat”.

Galatia 3:13 - “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.

Ulangan 21:22-23 - “(22) ‘Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, (23) maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.’”.

Jangan malu kalau ada orang-orang beragama lain mengejek kita karena punya Tuhan yang disalibkan, setengah telanjang dan sebagainya. Kalau Ia tidak mengalami semua itu, kita yang harus mengalami / men jalani semua hukuman kita. Kita bukan hanya tak boleh malu karena hal ini, tetapi sebaliknya kita harus bangga akan hal ini.

Memang sebetulnya kematian karena hukuman gantung juga merupakan kematian yang terkutuk, tetapi kalau Kristus mati karena hukuman gantung, maka Ia tidak mencurahkan darah. Padahal pencurahan darah itu harus ada, karena:
a) Dengan demikian Ia menggenapi TYPE / gambaran domba korban dosa dalam Perjanjian Lama.
b) Tanpa pencurahan darah tidak ada pengampunan dosa (Ibr 9:22).

Ibrani 9:22 - “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.”.

Jadi, Kristus tidak boleh mati karena hukuman gantung, tetapi harus karena penyaliban.

4) Penderitaan yang luar biasa yang Ia alami.

Kalau kita masuk neraka untuk menerima hukuman karena dosa-dosa kita, maka jelas bahwa kita akan mengalami hukuman yang luar biasa! Kristus menjadi substitute / pengganti kita, dan karena itu Ia harus mengalami penderitaan yang luar biasa. Kristus memang mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya, yaitu:

a) Pencambukan.
Untuk bisa mengerti betapa hebatnya pencambukan yang Kristus alami bagi kita, mari kita melihat 2 buah kutipan di bawah ini.

William Hendriksen: “The Roman scourge consisted of a short wooden handle to which several thongs were attached, the ends equipped with pieces of lead or brass and with sharply pointed bits of bone. The stripes were laid especially on the victim’s back, bared and bent. Generally two men were employed to administer this punishment, one lashing the victim from one side, one from the other side, with the result that the flesh was at times lacerated to such an extent that deep-seated veins and arteries, sometimes even entrails and inner organs, were exposed. Such flogging, from which Roman citizens were exempt (cf Acts 16:37), often resulted in death” [= Cambuk Romawi terdiri dari gagang kayu yang pendek yang diberi beberapa tali kulit, yang ujungnya dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau kuningan dan potongan-potongan tulang yang diruncingkan. Pencambukan diberikan terutama pada punggung korban, yang ditelanjangi dan dibungkuk­kan. Biasanya 2 orang dipekerjakan untuk melaksanakan hukuman ini, yang seorang mencambuki dari satu sisi, yang lain mencambuki dari sisi yang lain, dengan akibat bahwa daging yang dicambuki itu kadang-kadang koyak / sobek sedemikian rupa sehingga pembuluh darah dan arteri yang terletak di dalam, kadang-kadang bahkan isi perut dan organ bagian dalam, menjadi terbuka / terlihat. Pencambukan seperti itu, yang tidak boleh dilakukan terhadap warga negara Romawi (bdk. Kis 16:37), sering berakhir dengan kematian].

William Barclay: “Roman scourging was a terrible torture. The victim was stripped; his hands were tied behind him, and he was tied to a post with his back bent double and conven­iently exposed to the lash. The lash itself was a long leather thong, studded at intervals with sharpened pieces of bone and pellets of lead. Such scourging always preceded crucifixion and ‘it reduced the naked body to strips of raw flesh, and inflamed and bleeding weals’. Men died under it, and men lost their reason under it, and few remained conscious to the end of it” [= Pencambukan Romawi adalah suatu penyiksaan yang hebat. Korban ditelanjangi, tangannya diikat kebelakang, lalu ia diikat pada suatu tonggak dengan punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka terhadap cambuk. Cambuk itu sendiri adalah suatu tali kulit yang panjang, yang ditaburi dengan potongan-potongan tulang dan butiran-butiran timah yang runcing. Pencambukan seperti itu selalu mendahului penyaliban dan ‘pencambukan itu men­jadikan tubuh telanjang itu menjadi carikan-carikan daging mentah, dan bilur-bilur yang meradang dan berdarah’. Ada orang yang mati karenanya, dan ada orang yang kehilangan akalnya (menjadi gila?) karenanya, dan sedi­kit orang bisa tetap sadar sampai akhir pencambukan].

Sebetulnya saudara dan sayalah yang seharusnya dicambuki sebagai hukuman atas dosa-dosa kita, tetapi Kristus telah memikul hukuman kita. Dengan demikian kalau kita mau percaya kepadaNya, kita bebas dari hukuman dan menda-patkan hidup yang kekal.

b) Penyaliban.
Untuk bisa mengerti betapa hebatnya penyaliban yang Kristus alami bagi kita, mari kita melihat 2 buah kutipan di bawah ini.

Pulpit Commentary: “Nails were driven through the hands and feet, and the body was supported partly by these and partly by a projecting pin of wood called the seat. The rest for the feet, often seen in picture, was never used” (= Paku-paku menembus tangan dan kaki, dan tubuh disangga / ditopang sebagian oleh paku-paku ini dan sebagian lagi oleh sepotong kayu yang menonjol yang disebut ‘tempat duduk’. Tempat pijakan kaki, yang sering terlihat dalam gambar, tidak pernah digunakan).

William Barclay: “When they reached the place of crucifixion, the cross was laid flat on the ground. The prisoner was stretched upon it and his hands nailed to it. The feet were not nailed, but only loosely bound. Between the prisoner’s legs projected a ledengane of wood called the saddle, to take his weight when the cross was raised upright - otherwise the nails would have torn through the flesh of the hands. The cross was then lifted upright and set in its socket - and the criminal was left to die ... Some­times prisoners hung for as long as a week, slowly dying of hunger and thirst, suffering sometimes to the point of actual madness” [= Ketika mereka sampai di tempat penyaliban, salib itu ditidurkan di atas tanah. Orang hukuman itu direntangkan di atasnya, dan tangannya dipakukan pada salib itu. Kakinya tidak dipakukan, tetapi hanya diikat secara longgar. Di antara kaki-kaki dari orang hukuman itu (diselangkangannya), menonjol sepotong kayu yang disebut sadel, untuk menahan berat orang itu pada waktu salib itu ditegakkan - kalau tidak maka paku-paku itu akan merobek daging di tangannya. Lalu salib itu ditegakkan dan dimasukkan di tempatnya - dan kriminil itu dibiarkan untuk mati ... Kadang-kadang, orang-orang hukuman tergantung sampai satu minggu, mati perlahan-lahan karena lapar dan haus, menderita sampai pada titik dimana mereka menjadi gila].

Catatan: William Barclay menganggap bahwa yang dipaku hanyalah tangan saja. Kaki hanya diikat secara longgar, tetapi tidak dipaku. Ini ia dasarkan pada:

1. Tradisi.

2. Yohanes 20:25,27 yang tidak menyebut-nyebut tentang bekas paku pada kaki.

Yoh 20:25,27 - “(25) Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: ‘Kami telah melihat Tuhan!’ Tetapi Tomas berkata kepada mereka: ‘Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya.’ ... (27) Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”.

Tetapi saya tidak setuju dengan Barclay, dan saya berpendapat bahwa Yesus dipaku bukan hanya tangannya, tetapi juga kakinya. Alasan saya:

a. Penulis-penulis lain ada yang mengatakan bahwa tra­disinya tak selalu seperti yang dikatakan oleh Barclay (misalnya penulis dari Pulpit Commentary yang saya kutip di atas). Juga tentang pemakuan kaki ini caranya tidak selalu sama. Kadang-kadang kedua kakinya dipaku menjadi satu, dan kadang-kadang kedua kakinya dipaku sendiri-sendiri secara terpisah.

b. Mazmur 22, yang adalah mazmur / nubuat tentang salib (baca seluruh mazmur itu dan perhatikan ay 2,8-9,16,17b,19 yang jelas menunjukkan bahwa ini adalah Mazmur tentang salib), berkata pada ay 17b: ‘mereka menusuk tangan dan kakiku’.

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yohanes 19:18): “The feet, though not always nailed, but simply bound, to the upright beam, were almost certainly so in this case (Ps. 22:16).” [= Kaki, sekalipun tidak selalu dipaku, tetapi hanya diikat pada tiang yang vertikal, dalam kasus ini hampir pasti dipaku (Mazmur 22:17)].

c. Dalam Luk 24:39-40, Tuhan Yesus menunjukkan tangan dan kakiNya! Pasti karena ada bekas pakunya!

Lukas 24:39-40 - “(39) Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu (roh) tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’ (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kakiNya kepada mereka.”.

Sama seperti pencambukan, penyaliban adalah hukuman yang sebetulnya dijatuhkan kepada kita. Tetapi Yesus sudah memikulnya bagi kita sehingga kita tidak lagi perlu dihukum, asal kita mau percaya kepada Yesus!

Selanjutnya Barclay mengutip seorang yang bernama Klausner sebagai berikut: “The criminal was fastened to his cross, already a bleeding mass from the scourging. There he hung to die of hunger and thirst and exposure, unable even to defend himself from the torture of the gnats and flies which settled on his naked body and on his bleeding wounds” [= Kriminil itu dilekatkan / dipakukan pada salib; pada saat itu ia sudah penuh dengan darah karena pencambukan. Di sana ia tergantung untuk mati karena lapar, haus dan kepanasan, bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri dari siksaan dari nyamuk dan lalat yang hinggap pada tubuhnya yang telanjang dan pada luka-lukanya yang berdarah].

Barclay lalu mengatakan: “It is not a pretty picture but that is what Jesus Christ suffered - willingly - for us” (= Itu bukanlah suatu gambaran yang bagus, tetapi itulah yang diderita oleh Yesus Kristus - dengan sukarela - bagi kita).

Ada satu hal yang harus diwaspadai kalau kita mendengar tentang hebatnya penderitaan yang Yesus alami bagi kita, yaitu kalau kita sekedar merasa kasihan kepadaNya.

Dalam Luk 23:27-32 bisa kita lihat bahwa ada banyak perempuan merasa kasihan dan menangisi Yesus, yang lalu justru ditegur oleh Yesus.

Lukas 23:27-32 - “(27) Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. (28) Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: ‘Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! (29) Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. (30) Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! (31) Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?’ (32) Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia.”.

Dan Pulpit Commentary mengomentari peris­tiwa ini dengan berkata: “He does not want our pity. This would be a wasted and mistaken sentiment” (= Ia tidak membutuhkan / menghendaki belas kasihan kita. Ini adalah suatu perasaan yang sia-sia dan salah).

Yesus berkorban bagi saudara bukan supaya saudara merasa kasihan kepadaNya, tetapi supaya saudara percaya kepadaNya dan diselamatkan! Kalau saudara hanya mempunyai perasaan kasihan kepada Yesus, tetapi tidak percaya kepadaNya, saudara sudah ditipu oleh setan. Dengan adanya perasaan kasihan itu saudara seakan-akan adalah orang yang pro Yesus, tetapi ketidakpercayaan saudara membuktikan bahwa saudara tetap adalah orang yang anti Yesus!

5) Kristus menolak anggur bius (Matius 27:34).

Mat 27:34 - “Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.”.

Banyak penafsir beranggapan bahwa Ia menolak anggur itu, karena:
a) Anggur itu mengandung sejenis ramuan bius, yang bisa mengurangi rasa sakit.
b) Ia sadar bahwa saat itu Ia sedang menggantikan kita dalam memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia tidak mau rasa sakitnya dikurangi. Ia mau memikul 100 % hukuman dosa kita!

6) Kristus mengalami kehausan (Yohanes 19:28 bdk. Mazmur 22:16).

Yoh 19:28 - “Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci - : ‘Aku haus!’”.

Mazmur 22:16 - “kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.”.

Ingat bahwa orang di neraka pasti mengalami kehausan yang luar biasa. Bandingkan dengan kehausan dari orang kaya di neraka dalam Luk 16:23-24.

Lukas 16:23-24 - “(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.”.

Kristus menggantikan kita memikul hukuman itu, dan karenanya Ia harus mengalami kehausan yang luar biasa. Ini menyebabkan kita tidak perlu mengalami kehausan di neraka, asal kita mau percaya kepada Yesus!

7) Kristus mengalami keterpisahan dengan Allah (Matius 27:46).

Mat 27:46 - “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”.
Keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa (Yes 59:1-2 2Tes 1:9).

Yesaya 59:1-2 - “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”.

2Tesalonika 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya,”.
Kristus menggantikan kita memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia harus mengalami keterpisahan dengan Allah / BapaNya. Inilah ‘neraka’ yang Ia pikul bagi kita!

8) Yesus Kristus mati.

Upah dosa ialah maut (Roma 6:23), dan karena itu Kristus, yang menggantikan kita untuk memikul hukuman dosa, harus mengalami kematian.

Kristus memang telah menderita dan mati sebagai substitute / pengganti orang berdosa. Tetapi ini tidak ada gunanya bagi saudara kalau saudara tidak percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan dalam kehidupan saudara!

C) Kebangkitan Yesus.

1) Bukti kebangkitan Yesus dari antara orang mati.

a) Kubur yang kosong.
Yohanes 20:1-9 - “(1) Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. (2) Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: ‘Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.’ (3) Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. (4) Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. (5) Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. (6) Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, (7) sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. (8) Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. (9) Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati”.

Perhatikan bahwa fakta tentang kubur yang kosong itu menyebabkan Yohanes (murid yang dikasihi Yesus) percaya bahwa Yesus telah bangkit!

b) Yesus berulangkali menampakkan diri setelah kebangkitanNya, dan tentang hal ini ada banyak saksi!

Kisah Para Rasul 2:32 - “Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi”.

Kisah Para Rasul 3:15 - “Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi”.

Kisah Para Rasul 5:30-32 - “(30) Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. (31) Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kananNya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. (32) Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.’”.

Kisah Para Rasul 10:40-41 - “(40) Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, (41) bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati”.

1Korintus 15:3-7 - “(3) Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; (5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas muridNya. (6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul”.

2) Mengapa orang sukar percaya pada kebangkitan Yesus?

a) Karena setan bekerja.
Setan selalu bekerja pada saat manusia mendengar suatu kebenaran rohani.
Ada suatu fakta yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu bahwa pada waktu seseorang mendengar sesuatu dari surat kabar, majalah, TV, bahkan iklan dan gossip, ia dengan mudah percaya, tanpa meminta bukti. Tetapi kalau seseorang mendengar firman Tuhan, maka seringkali ia tidak mau percaya sebelum ada buktinya! Mengapa? Jelas karena dalam kasus pertama, ia mendengar sesuatu yang bersifat jasmani / duniawi, sehingga setan tidak merasa perlu untuk bekerja. Tetapi dalam kasus kedua, ia mendengar suatu kebenaran rohani sehingga setan merasa perlu untuk bekerja supaya orang itu tidak percaya!

Percaya pada kebangkitan orang mati adalah sesuatu yang penting, karena kalau orang menganggap bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian, maka ia pasti akan hidup semaunya sendiri.

Bdk. 1Kor 15:32b - “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati’”.
Kepercayaan pada kebangkitan Yesus dari antara orang mati, lebih-lebih merupakan sesuatu yang sangat vital untuk keselamatan kita (Ro 10:9-10).

Roma 10:9-10 - “(9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”.

b) Hal itu dianggap tidak rasionil / tidak masuk akal.
Ini biasanya merupakan anggapan dari orang-orang yang membanggakan rasionya / kepandaiannya. Tetapi, kalau mereka sampai pada kesimpulan seperti itu, saya berpendapat bahwa itu menunjukkan kalau sebetulnya mereka justru kurang tajam / kurang teliti dalam menganalisa. Mengapa?

1. Jelas sekali bahwa dalam menganalisa persoalan kebangkitan, mereka tidak memperhitungkan kuasa Allah yang tidak terbatas!

Kalau mereka memperhitungkan kemahakuasaan Allah, maka jelaslah bahwa mereka tidak akan menyimpulkan bahwa kebangkitan adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
Bandingkan dengan Kis 26:8 dimana Rasul Paulus berkata: “Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?”. Juga bandingkan dengan Lukas 1:37 - “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.’”.

2. Sebetulnya kelahiran seseorang ke dalam dunia, adalah suatu peristiwa yang lebih ajaib, dan lebih ‘tidak masuk akal’, dibandingkan dengan peristiwa kebangkitan. Bagaimana bisa begitu? Perhatikan kata-kata Blaise Pascal di bawah ini:

“What reason have atheists for saying that we cannot rise again? Which is the more difficult, to be born, or to rise again? That what has never been, should be, or that what has been, should be again? Is it more difficult to come into being than to return to it?“ (= Apa alasan orang-orang atheis untuk mengatakan bahwa kita tidak dapat bangkit kembali? Yang mana yang lebih sukar, dilahirkan atau bangkit kembali? Sesuatu yang tidak pernah ada, menjadi ada, atau sesuatu yang sudah ada, menjadi ada lagi? Apakah lebih sukar untuk menjadi ada dari pada untuk kembali ada?) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 566.

Keterangan: Saya kira kalimat terakhir (yang digarisbawahi) susunannya terbalik! Tetapi, bagaimanapun juga maksud dari orang itu jelas sekali. Kelahiran adalah suatu peristiwa dimana seseorang yang tadinya tidak ada, lalu menjadi ada. Ini jelas lebih ajaib / lebih tidak mungkin / lebih sukar dari peristiwa kebangkitan, dimana seseorang yang tadinya sudah ada, lalu menjadi ada lagi! Tetapi anehnya, semua orang percaya pada kelahiran, tetapi tidak percaya pada kebangkitan!

c) Ketidakpercayaan pada Firman Tuhan, dan tidak adanya pekerjaan Roh Kudus dalam diri mereka.
Orang yang betul-betul percaya pada Firman Tuhan, pasti tidak akan sukar untuk mempercayai kebangkitan. Tetapi manusia, yang condong kepada dosa, tidak mungkin bisa percaya pada Firman Tuhan maupun kebangkitan Yesus, kalau Roh Kudus tidak bekerja dalam dirinya dan memberikan iman kepadanya.

3) Hal-hal yang perlu dijelaskan tentang kebangkitan Yesus.

a) Yesus bangkit pada hari yang ketiga.
Bahkan Mat 12:40 mengatakan Yesus tinggal di dalam rahim bumi 3 hari 3 malam!

Matius 12:40 - “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam”.
Ini menyebabkan ada orang yang beranggapan bahwa Yesus mati pada hari Kamis, dan bahkan Rabu (karena Ia bangkit pada hari Minggu). Tetapi Mark 15:42 jelas menunjukkan bahwa Yesus mati pada hari Jum’at (Sabat = Sabtu; jadi ‘menjelang Sabat’ = Jum’at).

Markus 15:42 - “Sementara itu hari mulai malam, dan hari itu adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat.”.

Tetapi kalau Yesus mati pada hari Jum’at pk 3 siang (Lukas 23:44) dan bangkit pada hari Minggu dini hari, maka itu berarti bahwa Ia mati / ada dalam kubur hanya sekitar 38 jam. Lalu bagaimana menafsirkan Matius 12:40 yang berkata ‘3 hari 3 malam’?
Jawab: ingat bahwa dalam menghitung hari, orang Yahudi menganggap ‘sebagian hari’ sebagai satu hari penuh!

Contoh:

1. Ester 4:16-5:1 - “(4:16) ‘Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.’ (4:17) Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya. (5:1) Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu”.

Perhatikan bahwa Ester 4:16 mengatakan bahwa orang-orang Yahudi itu diminta untuk berpuasa 3 hari penuh, kemudian Ester akan menghadap raja. Tetapi Ester 5:1 mengatakan ‘pada hari yang ketiga’ (bukan ‘setelah hari ketiga’), Ester sudah menghadap raja. Ini menunjukkan bahwa pada hari ke 3 mereka hanya berpuasa dalam sebagian dari hari itu, tetapi toh dianggap sebagai satu hari penuh.

2. Kejadian 42:17-18 - “(17) Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke dalam tahanan tiga hari lamanya. (18) Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka: ‘Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah”.
Penjelasannya sama dengan tentang Ester di atas.
3. Matius 27:63-64 - “(63) dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. (64) Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-muridNya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.’”.
Penjelasannya sama dengan yang di atas.

4. 2Taw 10:5,12 - “(5) Tetapi ia menjawab mereka: ‘Datanglah kembali kepadaku lusa.’ Lalu pergilah rakyat itu. ... (12) Lusanya datanglah Yerobeam dengan segenap rakyat kepada Rehabeam, seperti yang dikatakan raja: ‘Kembalilah kepadaku lusa.’”.

KJV: ‘after three days ... on the third day ... on the third day’ (= setelah 3 hari ... pada hari yang ke 3 ... pada hari yang ke 3).

RSV: ‘in three days ... the third day ... the third day’ (= dalam 3 hari ... hari yang ke 3 ... hari yang ke 3).

NIV: ‘in three days ... three days later ... in three days’ (= dalam 3 hari ... 3 hari lagi ... dalam 3 hari).

NASB: ‘in three days ... on the third day ... on the third day’ (= dalam 3 hari ... pada hari ke 3 ... pada hari ke 3).

Yesus mati hari Jum’at. Biarpun Ia mati hari Jum’at pada 15.00, tetapi Jum’at pk 15.00-18.00 (hanya 3 jam) dianggap / dihitung sebagai satu hari. Seluruh hari Sabtu Ia ada dalam kubur, dan itu dianggap / dihitung sebagai hari kedua. Lalu sebagian dari hari Minggu (pk 18.00 - pk 4 atau 5 pagi, ini hanya kira-kira 10 atau 11 jam) Ia masih ada dalam kubur dan itu dianggap sebagai hari ketiga. Jadi, kata-kata Yesus dalam Mat 12:40 cocok dengan apa yang Ia alami.

Catatan: Ingat bahwa orang-orang Yahudi mempunyai pergantian hari pada pk 6 sore, bukan seperti kita yang pergantian harinya terjadi pada pk 12 malam.

Satu hal yang harus diperhatikan adalah: orang-orang Yahudi tidak menganggap bahwa kata-kata Yesus dalam Matius 12:40 ini tidak cocok dengan fakta bahwa Yesus mati / ada dalam kubur hanya sekitar 37-38 jam. Kalau mereka menganggap tidak cocok, pasti mereka akan menuduh Yesus sebagai pendusta / nabi palsu karena nubuat / kata-kataNya salah.

b) Yesus disebut sebagai yang pertama (yang sulung) yang bangkit dari antara orang mati.
Ada banyak peristiwa kebangkitan yang terjadi sebelum kebangkitan Yesus (1Raja-raja 17:17-24 2Raja 4:18-37 2Raja 13:21 Markus 5:21-43 Lukas 7:11-17 Yohanes 11:1-44 Matius 27:52-53), tetapi Kis 26:23, 1Korintus 15:20-23, Kolose 1:18 dan Wahyu 1:5 tetap menyebutkan kebangkitan Yesus sebagai yang sulung (yang pertama).

Kisah Para Rasul 26:23 - “yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.’”.

1Korintus 15:20-23 - “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya”.

Kolose 1:18 - “Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu”.

Wahyu 1:5 - “dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya”.

Mengapa kebangkitan Yesus bisa disebut sebagai yang pertama / sulung? Karena kebangkitan Yesus berbeda dengan kebangkitan orang-orang tersebut di atas (yang bangkit sebelum Dia). Bedanya:
1. Yesus bangkit dengan tubuh lamaNya yang lalu diubahkan menjadi tubuh kebangkitan. Orang-orang itu bangkit dengan tubuh lama, dan tidak mengalami perubahan apa-apa.
2. Yesus setelah bangkit, hidup selama-lamanya. Orang-orang itu setelah bangkit, lalu mati lagi.

c) Siapa yang membangkitkan Yesus?
Kebangkitan Yesus diker­jakan oleh:

1. Allah Bapa.
Roma 10:9 - “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”.

Galatia 1:1 - “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati”.

2. Allah Anak / Yesus sendiri.
Ada hamba-hamba Tuhan yang top yang tidak percaya bahwa Yesus bangkit sendiri. Mereka perlu melihat ayat-ayat di bawah ini:

Yoh 2:19,21 - “(19) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’ ... (21) Tetapi yang dimaksudkanNya dengan Bait Allah ialah tubuhNya sendiri”.

Yohanes 10:18 - “Tidak seorangpun mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu.’”.

Yohanes 11:25 - “Jawab Yesus: ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”.

Dalam komentarnya tentang Roma 8:11, Calvin berkata: “‘I have power to lay down my life, and to take it up again.’ (John 10:18.) No doubt Christ arose through his own power” [= ‘Aku mempunyai kuasa untuk meletakkan nyawaKu, dan untuk mengambilnya lagi’ (Yohanes 10:18). Tak diragukan Kristus bangkit melalui kuasaNya sendiri].

Jadi, kalau Yesus ditinjau sebagai manusia, maka Ia dibangkitkan. Tetapi kalau Ia ditinjau sebagai Allah, Ia bangkit sendiri / membangkitkan diriNya sendiri.

3. Roh Kudus.
Roma 8:11 - “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu”.

Jadi kebangkitan Yesus adalah pekerjaan dari Allah Tritunggal!

d) Kebangkitan Yesus menjadikan Dia Tuhan?
Kisah Para Rasul 2:36 - “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.’”.

Roma 14:9 - “Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.”.
Serangan seperti ini banyak dilakukan oleh orang Islam.

Jawab:

1. Yang pasti, kedua ayat di atas ini tidak bisa / tidak mungkin diartikan bahwa Kristus yang tadinya bukan Tuhan, lalu menjadi Tuhan. Mengapa?
a. Yang bukan Tuhan tak bisa menjadi Tuhan.
b. Yesus sudah disebut Tuhan pada Natal yang pertama, sehingga tak mungkin baru ‘menjadi Tuhan’ setelah Ia bangkit.

Lukas 2:11 - “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”.

2. Lalu apa artinya? Ada bermacam-macam penafsiran tentang ayat-ayat ini:

a. Barnes’ Notes (tentang Roma 14:9): “‘That he might be Lord’. Greek, That he might ‘rule over.’” (= ‘Supaya Ia bisa menjadi Tuhan’. Yunani, Supaya Ia bisa ‘memerintah atas’).

Catatan: yang digunakan dalam Ro 14:9 memang adalah kata kerja, bukan kata benda.

A. T. Robertson (tentang Ro 14:9): “‎KURIEUSEI‎. ... An old verb from ‎KURIOS‎, lord.” (= KURIEUSEI‎. ... Suatu kata kerja kuno dari KURIOS, tuhan.).

b. Charles Hodge (tentang Roma 14:9): “The exaltation and dominion of Christ are frequently represented in the Scriptures as the reward of his sufferings: ‘Wherefore God also hath highly exalted him, and given him a name which is above every name; that at the name of Jesus every knee should bow,’ &c. Phil. 2:8, 9.” (= Pemuliaan dan kekuasaan dari Kristus sering digambarkan dalam Kitab Suci seperti upah dari penderitaanNya: ‘Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala’, dan seterusnya Fil 2:8,9.).

Catatan: Filipi 2:8-9 itu seharusnya adalah Filipi 2:9-10.

Filipi 2:8-11 - “(8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.

c. Allah telah menunjukkan / membuktikan / meneguhkan kepada kamu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus.

Adam Clarke (tentang Kisah Para Rasul 2:36): “5. It was indisputably proved that this same Jesus, whom they had crucified, was the promised Messiah; and if so, 6. The Governor of the universe, from whose power and justice they had everything to dread, as they refused to receive his proffered mercy and kindness.” (= 5. Itu dibuktikan secara tak terbantahkan bahwa Yesus yang sama ini yang telah mereka salibkan, adalah Mesias yang dijanjikan; dan jika demikian, 6. Pemerintah dari alam semesta, terhadap kuasa dan keadilan siapa, mereka mempunyai segala sesuatu untuk ditakuti, karena mereka menolak untuk menerima belas kasihan dan kebaikan yang ditawarkanNya.).

John Murray (tentang Ro 14:9): “This verse harks back to the latter part of verse 8 and states the ground upon which rests the lordship of possession just enunciated. This ground is stated, however, in terms of the way in which Christ secured this lordship and, more particularly, in terms of the purpose Christ had in view in dying and rising again, namely, that he might secure this lordship.” (= Ayat ini berhubungan dengan bagian akhir dari ayat 8 dan menyatakan dasar pada mana bersandar ketuhanan kepemilikan yang baru diucapkan. Tetapi dasar ini dinyatakan dalam istilah-istilah dari cara dalam mana Kristus memastikan / meneguhkan ketuhanan ini, dan dengan lebih khusus, dalam istilah-istilah dari tujuan yang Kristus punyai dalam mati dan bangkit kembali, yaitu supaya Ia bisa memastikan / meneguhkan ketuhanan ini.).

Roma 14:8-9 - “(8) Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. (9) Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.”.

Saya sendiri menganggap kata-kata ini hanya sebagai suatu tindakan dari Allah untuk memproklamirkan kepada dunia bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus! Perlu diperhatikan kontext dari Kisah Para Rasul 2:36 ini. Ayat ini didahului oleh khotbah Petrus tentang pembunuhan terhadap Yesus oleh orang-orang Yahudi (Kisah Para Rasul 2:23), lalu disusul dengan pemberitaan tentang kebangkitan Kristus, kenaikanNya ke surga dan duduknya Ia di sebelah kanan Allah (Kisah Para Rasul 2:24-35). Jadi, sekalipun orang-orang Yahudi tidak mempercayai claim Yesus bahwa Ia adalah Tuhan dan Kristus, tetapi Allah menyatakan kedua hal itu kepada dunia dengan membangkitkan Yesus dari antara orang mati, mengangkatNya ke surga dan sebagainya.

Tafsiran ini juga sesuai dengan Roma 1:1-4 - “(1) Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. (2) Injil itu telah dijanjikanNya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabiNya dalam kitab-kitab suci, (3) tentang AnakNya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, (4) dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”.

4) Penyangkalan terhadap kebangkitan Yesus.

a) Yesus sebetulnya tidak bangkit, tetapi mayatNya dicuri oleh murid-muridNya.
Matius 28:11-15 - “(11) Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. (12) Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu (13) dan berkata: ‘Kamu harus mengatakan, bahwa murid-muridNya datang malam-malam dan mencuriNya ketika kamu sedang tidur. (14) Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.’ (15) Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.”.

Pandangan ini tidak masuk akal, sebab:

1. Adanya batu besar yang menutup kubur, meterai, dan penjagaan yang ketat (Matius 27:62-66).
Perlu diingat bahwa pada jaman itu penjaga yang lalai dalam tugasnya menghadapi hukuman mati (bdk. Kis 12:19 Kis 16:27).

Kisah Para Rasul 12:19 - “Herodes menyuruh mencari Petrus, tetapi ia tidak ditemukan. Lalu Herodes menyuruh memeriksa pengawal-pengawal itu dan membunuh mereka. Kemudian ia berangkat dari Yudea ke Kaisarea dan tinggal di situ.”.

Kisah Para Rasul 16:27 - “Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.”.
Karena itu tidak mungkin para penjaga kubur Yesus itu lalai dalam menjaga kubur sehingga mayat Yesus bisa dicuri.

2. Kain kapan tetap ada dalam kuburan (Yohanes 20:5-7).
Yoh 20:5-7 - “(5) Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. (6) Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, (7) sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.”.

Kalau murid-murid mencuri mayat Tuhan Yesus, pasti mereka tidak akan berlama-lama di dalam kubur. Mereka pasti tidak akan membuka kain kapan itu di dalam kuburan, tetapi akan membawa mayat Yesus beserta kain kapannya.

3. Selama 40 hari, berulang-ulang Yesus menampakkan diri.

4. Murid-murid mati syahid untuk Yesus.
Kalau murid-murid mencuri mayat Yesus, mereka pasti tahu bahwa Yesus adalah seorang pendusta, dan tidak mungkin mereka mau mati untuk seorang pendusta.

5. Kalau memang ada pencuri yang mencuri mayat Yesus pada waktu penjaga-penjaga sedang tertidur, dari mana para penjaga itu tahu bahwa yang mencuri adalah murid-murid Yesus? Dan kalaupun dari penyelidikan mereka akhirnya bisa tahu hal itu, mengapa mereka tidak berusaha menang­kap murid-murid Yesus untuk mendapatkan mayat Yesus kembali?

b) Yesus tidak bangkit, tapi mayatNya dicuri oleh tentara Romawi / para pemimpin agama.
Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:
1. Pada saat murid-murid mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit, pencuri mayat itu dengan mudah bisa menunjukkan mayat Yesus, dan membuktikan bahwa Yesus tidak bangkit. Tetapi ternyata hal ini tidak pernah mereka lakukan.
2. Selama 40 hari (antara Kebangkitan dan Kenaikan), berulang-ulang Yesus menampakkan diri.


c) Yesus tidak bangkit, tetapi sadar dari pingsanNya.
Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:
1. Yesus mengalami luka-luka berat, baik karena pencambukan, penyaliban, maupun penusukan tombak.
2. Yesus ada dalam kubur seorang diri, tanpa makanan, minuman, obat-obatan, dan tidak ada dokter atau perawat yang menolongNya. Dalam situasi seperti ini, bagaimana mungkin Yesus justru jadi ‘sembuh’ setelah hari yang ketiga?

d) Yesus tidak bangkit, tetapi keluar dari persembunyianNya, sedangkan yang mati disalib adalah orang lain yang mirip Yesus.
Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:
1. Orang-orang yang membenci Yesus tidak mungkin keliru menyalibkan orang lain, karena orang yang benci pada seseorang pasti mengingat wajah musuhnya.
2. Murid-murid yang mencintai Yesus juga tidak mungkin keliru mengenali Guru mereka, sehingga mereka menjadi takut setelah Yesus mati.
3. Waktu Yesus ‘keluar dari persembunyianNya’, mayat Yesus palsu seharusnya tetap ada di dalam kubur. Tetapi kenyataannya adalah: kubur itu kosong.

e) Yesus tidak bangkit, murid-murid hanya mengalami halusina­si. 
Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:
1. Murid-murid tidak pernah mengharapkan kebangkitan Yesus.
2. ‘Halusinasi’ itu bisa dilihat oleh banyak orang sekali­gus.
3. Dalam ‘halusinasi’ itu Yesus bisa bercakap-cakap, bisa dipegang, dan juga bisa makan (Luk 24:36-43).

f) Yesus bangkit, bukan secara jasmani, tetapi secara rohani (pandangan dari Saksi Yehuwa?).

Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:
1. Apa gerangan yang dimaksud dengan kebangkitan rohani? Roh Yesus tidak pernah mati! Ia memang pernah mengalami kematian rohani, yaitu pada waktu Ia ditinggal oleh Bapanya (Mat 27:46). Tetapi dalam arti sebenarnya ‘roh’ tidak bisa mati!
2. Kubur Yesus kosong, dan ini menunjukkan bahwa Yesus pasti bangkit secara jasmani.
3. Setelah kebangkitan, Yesus bisa makan, bisa dilihat / dipegang (Mat 28:9 Luk 24:38-43 Yoh 20:27).

Matius 28:9 - “Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya.”.

Lukas 24:38-43 - “(38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? (39) Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu (PNEUMA - roh) tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’ (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kakiNya kepada mereka. (41) Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: ‘Adakah padamu makanan di sini?’ (42) Lalu mereka memberikan kepadaNya sepotong ikan goreng. (43) Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.”.

Yohanes 20:27 - “Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”..YESUS ADALAH MANUSIA (INKARNASI, KEMATIAN DAN KEBANGKITAN)
Next Post Previous Post