TAFSIRAN MATIUS 6:25-34 (JANGANLAH KAMU KUATIR TENTANG APAPUN JUGA)
gadget, otomotif, bisnis |
Pendahuluan
Janganlah kamu kuatir tentang apapun juga. Ungkapan ”Janganlah kuatir” dalam bahasa Yunani dibagi menjadi dua kata yaitu “janganlah” dan” kuatir”. Kata janganlah dalam bahasa Yunani memakai μη (me) artinya tidak, jangan, supaya jangan, apakah, mungkin, jangan lagi. Sedangkan kata kuatir dalam bahasa Yunani memakai μεριμνάτε (merimnate) berasal dari kata μεριμνάω (merimnao) artinya merasa khawatir, memperhatikan. Kata ini memakai kasus verb imperative present active middle orang kedua jamak (kata kerja yang sedang terjadi terus menerus yang dilakukan oleh banyak orang.
Secara harafiah janganlah kuatir pada Matius 6: 25 ini merupakan kata perintah yang harus dilakukan oleh seseorang terus menerus dalam kehidupannya sehari-hari. Pada ayat ini Tuhan Yesus memerintahkan semua orang agar tidak kuatir dalam segala apapun.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia khawatir takut sesuatu yang belum terjadi; merasa gelisah, cemas. Niw International Version a sense of uneasiness and anxiety about the future, artinya suatu perasaan atau rasa gelisah masa depan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia khawatir takut sesuatu yang belum terjadi; merasa gelisah, cemas. Niw International Version a sense of uneasiness and anxiety about the future, artinya suatu perasaan atau rasa gelisah masa depan.
Pembahasan
Dalam Matius 6: 25, Yesus mengidentifikasikan tiga sumber utama kekuatiran yang dihadapi oleh para pengikut-Nya. Sumber pertama makanan, minuman dan pakaian. Makanan merupakan urusan yang serius bagi masyarakat zaman itu.
Stamps mengatakan Yesus tidak bermaksud mengadakan persiapan untuk kebutuhan fisik di masa depan adalah salah. Yang dilarang oleh Yesus adalah kekuatiran atau kecemasan yang menunjukkan bahwa kita kurang percaya akan pemeliharaan dan kasih Allah sebagai Bapa kita (1Petrus 5:7).
Sebaliknya, Beck berpendapat bahwa orang yang bebas dari kekuatiran adalah orang yang diberkati oleh Tuhan karena ia selalu memusatkan perhatiaannya terus-menerus kepada Tuhan dan mengimani pemeliharaan Tuhan. Itulah tujuan Yesus kepada murid-murid-Nya dengan motivasi yang tunggal dan utama dalam setiap pribadi orang Kristen supaya mereka mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya (Matius 6:33).
Berdasarkan paparan di atas penulis menyimpulkan arti janganlah kuatir berarti agar jangan ada rasa takut dan gelisah, cemas, karena kekuatiran tidak menolong manusia masa depan. Hal ini sesuai yang dikatakan Stamp bahwa kekuatiran adalah karena kurang percaya atau kurang iman.
Cara mengatasi Kekuatiran
Nasehat hidup janganlah kuatir, sebenarnya sudah berulang-ulang disampaikan dari PL dan PB. Misalnya dalam PL, Salomo menjelaskan bahwa kesedihan adalah kekuatiran dalam hati diri manusia. Jadi, kesedihan merupakan beban kecemasan yang sudah terjadi dalam diri manusia sedangkan ketakutan adalah tidak berani atau membuatnya tidak mampu mengarahkan tenaga untuk melakukan apa yang harus dilakukan, atau mengumpulkan kekuatan untuk menanggung apa yang harus ditanggung (Amsal 12:25).
Berdasarkan paparan di atas penulis menyimpulkan arti janganlah kuatir berarti agar jangan ada rasa takut dan gelisah, cemas, karena kekuatiran tidak menolong manusia masa depan. Hal ini sesuai yang dikatakan Stamp bahwa kekuatiran adalah karena kurang percaya atau kurang iman.
Cara mengatasi Kekuatiran
Nasehat hidup janganlah kuatir, sebenarnya sudah berulang-ulang disampaikan dari PL dan PB. Misalnya dalam PL, Salomo menjelaskan bahwa kesedihan adalah kekuatiran dalam hati diri manusia. Jadi, kesedihan merupakan beban kecemasan yang sudah terjadi dalam diri manusia sedangkan ketakutan adalah tidak berani atau membuatnya tidak mampu mengarahkan tenaga untuk melakukan apa yang harus dilakukan, atau mengumpulkan kekuatan untuk menanggung apa yang harus ditanggung (Amsal 12:25).
Ternyata dalam PB Tuhan Yesus menjelaskan bahwa sering manusia kuatir tentang makanan dan minuman. Kekuatiran dapat menjadi berlebihan, dan dapat menjadi semacam penyakit. Ia mengatakan kepada pengikut-pengikut-Nya “Janganlah kuatir akan hidupmu” bukankah hidup lebih penting daripada makanan dan minuman. Arti perkataan-perkataan itu ialah bahwa Tuhan yang telah berbuat hal yang besar.
Rasul Petrus menjelaskan bahwa janganlah kalian merasa khawatir mengenai segala sesuatu. Biarkan Allah mengurus kebutuhan kalian, maksud dari pernyataan Petrus ini ialah pemeliharaan Tuhan (1Petrus 5:7).
“Janganlah kuatir akan hidupmu”. Perkataan ini merupakan suatu motivasi bagi orang percaya kepada Allah dalam hal makanan dan minuman, sehingga orang percaya terlepas dari segala kekhawatiran dan mempercayakan diri kepada Allah dalam pemeliharaan-Nya. Maksud dari perkataan Tuhan Yesus ini supaya orang percaya tidak akan kuatir dalam hal apa pun baik makanan dan minuman.
Ternyata kekuatiran bukan hanya soal makanan dan minuman, tetapi dapat mempengaruhi kesehatan dan tidak bisa tidur.
Heer mengatakan: “Para ilmu jiwa tahu tentang kekuatiran dapat menekankan jiwa berjuta-juta orang, akibatnya orang tidak bisa tidur, sehingga kekuatiran kadang-kadang disebut “penyakit utama” dan “musuh utama untuk kaum manusia”. Dengan kekuatiran dan kegelisahan, kehidupan manusia tidak dapat diperpanjang, sebaliknya menurut ilmu kedokteran modern, memakan kesehatan dan memperpendek umur manusia”.
Wang menjelaskan bahwa hasil laporan kedokteran menemukan 80% potensi penyakit manusia adalah ketegangan atau stres, kegelisahan, ketakutan dan kekhawatiran kesehatan seseorang yang sangat ditentukan oleh kondisi pikiran manusia. Pikiran yang negatif membuat orang lebih mudah tertekan penyakit. Sedangkan Martasudjita menjelaskan bahwa zaman sekarang ini, rasanya tidak ada orang yang terbebas dari rasa khawatir. Khawatir akan masa depan, khawatir akan kesehatan, khawatir tidak punya uang untuk makan, khawatir tidak punya uang sekolah anak, khawatir apakah anak-anak terlibat dalam obat-obat yang terlarang dan pergaulan bebas.
Selanjutnya dalam pandangan Alkitab Tuhan Yesus memberikan nasehat kepada pengikut-Nya supaya mereka tidak lepas dari kebahagiaan dan penyertaan Tuhan.
Stephen Tong menjelaskan: “Janganlah kuatir akan hidupmu” orang yang tidak kuatir menikmati hidup yang jauh lebih bahagia daripada mereka yang penuh kekuatiran. Orang yang tidak kuatir menikmati kuasa iman, sukacita dan penyertaan Tuhan”.
Henry mengatakan bahwa Tuhan Yesus memberikan nasehat dan perintah agar kita jangan khawatir tentang hal-hal didunia ini. Misalnya makanan, minuman, pakaian, sakit penyakit atau masalah jodoh. Jika kita simak pernyataan Barclay mengenai kekhawatiran itu tidak perlu, tidak berguna, bahkan merusak hubungan kita dengan Allah.
Mattew Henry menjelaskan karena hidup kita merupakan berkat yang lebih besar. Memang benar bahwa hidup tidak dapat bertahan tanpa nafkah, tetapi makanan, minuman dan pakaian yang dipandang tidak lebih tinggi nilainya daripada hidup dan tubuh itu sendiri hanya merupakan hiasan dan kesenangan saja.
Orang yang hidup di dalam Tuhan dengan tekun meyakinkan penyertaan Tuhan dan pemeliharaan-Nya.
Drewes mengatakan bahwa: “Nats-nats ini muncul dalam rangka peringatan Yesus supaya jangan kita kuatir akan hal makan, minuman dan pakaian. Allah tahu bahwa kita membutuhkan hal-hal itu. Kita disuruh untuk memprioritaskan mencari kerajaan Allah dan dalam nats ini kata dikaiosune ditambahkan untuk menjelaskan istilah kerajaan. Kata Yunani dikaiosune ini dapat diterjemahkan dengan “kebenaran” dan “keadilan”. Maka kiranya jelas bahwa “carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran/keadilan Dia” tidak berarti bahwa manusia harus mencari dua hal, melainkan satu hal, yaitu perwujudan pemerintahan Allah didunia ini.
Terkait hal ini di atas, menjelaskan bahwa seorang pengikut Kristus seharusnya memprioritaskan mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Matius 6:33-34). Selain itu, Antony menjelaskan bahwa selama hidup di dunia ini, Yesus memberikan pedoman untuk hidup dalam pemeliharaan Tuhan, yaitu “carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).
“Janganlah kuatir akan hidupmu”. Perkataan ini merupakan suatu motivasi bagi orang percaya kepada Allah dalam hal makanan dan minuman, sehingga orang percaya terlepas dari segala kekhawatiran dan mempercayakan diri kepada Allah dalam pemeliharaan-Nya. Maksud dari perkataan Tuhan Yesus ini supaya orang percaya tidak akan kuatir dalam hal apa pun baik makanan dan minuman.
Ternyata kekuatiran bukan hanya soal makanan dan minuman, tetapi dapat mempengaruhi kesehatan dan tidak bisa tidur.
Heer mengatakan: “Para ilmu jiwa tahu tentang kekuatiran dapat menekankan jiwa berjuta-juta orang, akibatnya orang tidak bisa tidur, sehingga kekuatiran kadang-kadang disebut “penyakit utama” dan “musuh utama untuk kaum manusia”. Dengan kekuatiran dan kegelisahan, kehidupan manusia tidak dapat diperpanjang, sebaliknya menurut ilmu kedokteran modern, memakan kesehatan dan memperpendek umur manusia”.
Wang menjelaskan bahwa hasil laporan kedokteran menemukan 80% potensi penyakit manusia adalah ketegangan atau stres, kegelisahan, ketakutan dan kekhawatiran kesehatan seseorang yang sangat ditentukan oleh kondisi pikiran manusia. Pikiran yang negatif membuat orang lebih mudah tertekan penyakit. Sedangkan Martasudjita menjelaskan bahwa zaman sekarang ini, rasanya tidak ada orang yang terbebas dari rasa khawatir. Khawatir akan masa depan, khawatir akan kesehatan, khawatir tidak punya uang untuk makan, khawatir tidak punya uang sekolah anak, khawatir apakah anak-anak terlibat dalam obat-obat yang terlarang dan pergaulan bebas.
Selanjutnya dalam pandangan Alkitab Tuhan Yesus memberikan nasehat kepada pengikut-Nya supaya mereka tidak lepas dari kebahagiaan dan penyertaan Tuhan.
Stephen Tong menjelaskan: “Janganlah kuatir akan hidupmu” orang yang tidak kuatir menikmati hidup yang jauh lebih bahagia daripada mereka yang penuh kekuatiran. Orang yang tidak kuatir menikmati kuasa iman, sukacita dan penyertaan Tuhan”.
Henry mengatakan bahwa Tuhan Yesus memberikan nasehat dan perintah agar kita jangan khawatir tentang hal-hal didunia ini. Misalnya makanan, minuman, pakaian, sakit penyakit atau masalah jodoh. Jika kita simak pernyataan Barclay mengenai kekhawatiran itu tidak perlu, tidak berguna, bahkan merusak hubungan kita dengan Allah.
Mattew Henry menjelaskan karena hidup kita merupakan berkat yang lebih besar. Memang benar bahwa hidup tidak dapat bertahan tanpa nafkah, tetapi makanan, minuman dan pakaian yang dipandang tidak lebih tinggi nilainya daripada hidup dan tubuh itu sendiri hanya merupakan hiasan dan kesenangan saja.
Orang yang hidup di dalam Tuhan dengan tekun meyakinkan penyertaan Tuhan dan pemeliharaan-Nya.
Drewes mengatakan bahwa: “Nats-nats ini muncul dalam rangka peringatan Yesus supaya jangan kita kuatir akan hal makan, minuman dan pakaian. Allah tahu bahwa kita membutuhkan hal-hal itu. Kita disuruh untuk memprioritaskan mencari kerajaan Allah dan dalam nats ini kata dikaiosune ditambahkan untuk menjelaskan istilah kerajaan. Kata Yunani dikaiosune ini dapat diterjemahkan dengan “kebenaran” dan “keadilan”. Maka kiranya jelas bahwa “carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran/keadilan Dia” tidak berarti bahwa manusia harus mencari dua hal, melainkan satu hal, yaitu perwujudan pemerintahan Allah didunia ini.
Terkait hal ini di atas, menjelaskan bahwa seorang pengikut Kristus seharusnya memprioritaskan mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Matius 6:33-34). Selain itu, Antony menjelaskan bahwa selama hidup di dunia ini, Yesus memberikan pedoman untuk hidup dalam pemeliharaan Tuhan, yaitu “carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).
Di sini Yesus tidak menjanjikan bahwa semua orang percaya akan menjadi kaya raya, tetapi menjanjikan pemeliharaan Allah yang mencukupi semua kebutuhan anak-anak-Nya, bahkan kemuliaan dan kekayaan surgawi. Yesus menggunakan perumpamaan mengenai burung-burung yang diberi makan oleh Bapa di surga. Kalau Allah memberi mereka makan, maka Ia juga akan memelihara umat-Nya.
Arichea menjelaskan sebab Ia memelihara orang percaya yang mencari dahulu kerajaan Allah dan keadilan-Nya. Istilah pemeliharaan menggunakan kata kerja berarti memperhatikan sesuatu, membimbing, menjaga atau melindungi. Dalam konteks ini, memelihara berarti bersikap peduli terhadap keadaan buruk yang dialami oleh orang percaya.
Stine menjelaskan bahwa “janganlah kuatir akan hidupmu”, misalnya janganlah terlalu merisaukan atau janganlah membiarkan kekhawatiranmu terlalu mengganggumu. Barclay menjelaskan bahwa kekhawatiran hanya ada pada diri orang yang belum mengenal Allah. Karena kekhawatiran pada dasarnya adalah ketidak-percayaan kepada Allah. Sedangkan Brill mengatakan orang yang merasa khawatir bertentangan dengan Tuhan Yesus atau tidak percaya akan pemeliharaan Allah.
Sosipater mengatakan bahwa Tuhan Yesus tidak melarang seseorang untuk memikirkan dan mempersiapkan kebutuhan akan hari esok (2 Korintus 12:13; 1 Timotius 5:8). Namun janganlah kekuatiran itu membelenggu hidupnya, yang akibatnya dapat melumpuhkan kehidupannya dan kerohaniannya. Akibat dari kekuatiran dalam bahasa Yunani menggunakan kata zeteo artinya ditarik kearah yang berlainan atau meninggalkan pemeliraan Tuhan. Dengan tujuan membawa kearah yang berlawanan dengan iman dari sudut kerohanian sehingga kekuatiran merupakan pencuri sukacita yang besar.
Bargent mengatakan bahwa perkataan Tuhan Yesus mengenai kekwatiran dalam Matius 6: 25-34 (Lukas 12:22-34) merupakan usaha untuk membebaskan para pengikut-Nya dari kekhawatiran yang berlebihan mengenai makanan, minuman dan pakaian. Mereka didorong untuk mengingat pemeliharaan Allah seperti yang dinampakkan dalam alam (burung-burung dan bunga bakung) dan untuk menyadari bahwa manusia lebih penting dari pandangan Allah. Mereka diminta untuk mengakui bahwa kekhwatiran tidak memberi jalan keluar apa-apa.
Pernyataan Allah ini menunjukkan kepada pengikut-Nya, supaya mereka menjauhkan diri dari kekuatiran yang menakutkan masa depan.
Henry mengatakan bahwa: “Ketamakan ini adalah kekhawatiran mengenai kebutuhan-kebutuhan hidup: janganlah kekhawatiranmu, entah khawatir memikirkan bagaimana kamu melindungi hidupmu, ketika dalam bahaya, atau khawatir memikirkan bagaimana kamu menyediakan kebutuhan bagi hidupmu itu, entah makanan entah pakaian, apa yang hendak kamu makan atau apa yang hendak kamu pakai. Ini adalah peringatan yang sangat ditekankan-Nya (Matius 6:25 dst). Dan alasan yang digunakan di sini sebagian besar sama, yang dibuat untuk mendorong kita agar menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada Allah, dan inilah cara yang benar untuk menyenangkan hati kita dalam masalah ini.”
Dari pernyataan di atas menjelaskan bahwa orang yang kuatir tentang hidupnya adalah orang yang kurang mempercayai pemeliharaan Tuhan. Demikianlah orang percaya kita didorong untuk menyerahkan segala kekuatiran diri kita kepada Tuhan.
Tong mengatakan bahwa: “Mungkin kamu telah berpuluh-puluh tahun menjadi orang Kristen, tetapi belum pernah belajar untuk tidak kuatir. Suatu hari seorang yang sangat kaya sedang menghitung-hitung hartanya. Selesai menghitung, dia menangis dengan berkata dalam hatinya, hartaku hanya cukup dipakai oleh anak cucuku sampai 14 generasi saja. Anak cucu sampai 14 generasi masih cukup, generasi ke-15 akan jadi pengemis”.
Ternyata di dalam kehidupan orang Kristen yang sudah bertahun-tahun percaya kepada Yesus Kristus masih saja kuatir akan masa depan anak dan cucunya. Bukan hanya non-kristen saja yang kuatir akan hidupnya, tetapi orang Kristen pun yang sudah menerima Kristus sebagai juruselamat masih saja kuatir akan hidupnya.
BACA JUGA: KEKUATIRAN: BENTUK, ALASAN DAN BAGAIMANA (MATIUS 6:25-34)
Arichea menjelaskan sebab Ia memelihara orang percaya yang mencari dahulu kerajaan Allah dan keadilan-Nya. Istilah pemeliharaan menggunakan kata kerja berarti memperhatikan sesuatu, membimbing, menjaga atau melindungi. Dalam konteks ini, memelihara berarti bersikap peduli terhadap keadaan buruk yang dialami oleh orang percaya.
Stine menjelaskan bahwa “janganlah kuatir akan hidupmu”, misalnya janganlah terlalu merisaukan atau janganlah membiarkan kekhawatiranmu terlalu mengganggumu. Barclay menjelaskan bahwa kekhawatiran hanya ada pada diri orang yang belum mengenal Allah. Karena kekhawatiran pada dasarnya adalah ketidak-percayaan kepada Allah. Sedangkan Brill mengatakan orang yang merasa khawatir bertentangan dengan Tuhan Yesus atau tidak percaya akan pemeliharaan Allah.
Sosipater mengatakan bahwa Tuhan Yesus tidak melarang seseorang untuk memikirkan dan mempersiapkan kebutuhan akan hari esok (2 Korintus 12:13; 1 Timotius 5:8). Namun janganlah kekuatiran itu membelenggu hidupnya, yang akibatnya dapat melumpuhkan kehidupannya dan kerohaniannya. Akibat dari kekuatiran dalam bahasa Yunani menggunakan kata zeteo artinya ditarik kearah yang berlainan atau meninggalkan pemeliraan Tuhan. Dengan tujuan membawa kearah yang berlawanan dengan iman dari sudut kerohanian sehingga kekuatiran merupakan pencuri sukacita yang besar.
Bargent mengatakan bahwa perkataan Tuhan Yesus mengenai kekwatiran dalam Matius 6: 25-34 (Lukas 12:22-34) merupakan usaha untuk membebaskan para pengikut-Nya dari kekhawatiran yang berlebihan mengenai makanan, minuman dan pakaian. Mereka didorong untuk mengingat pemeliharaan Allah seperti yang dinampakkan dalam alam (burung-burung dan bunga bakung) dan untuk menyadari bahwa manusia lebih penting dari pandangan Allah. Mereka diminta untuk mengakui bahwa kekhwatiran tidak memberi jalan keluar apa-apa.
Pernyataan Allah ini menunjukkan kepada pengikut-Nya, supaya mereka menjauhkan diri dari kekuatiran yang menakutkan masa depan.
Henry mengatakan bahwa: “Ketamakan ini adalah kekhawatiran mengenai kebutuhan-kebutuhan hidup: janganlah kekhawatiranmu, entah khawatir memikirkan bagaimana kamu melindungi hidupmu, ketika dalam bahaya, atau khawatir memikirkan bagaimana kamu menyediakan kebutuhan bagi hidupmu itu, entah makanan entah pakaian, apa yang hendak kamu makan atau apa yang hendak kamu pakai. Ini adalah peringatan yang sangat ditekankan-Nya (Matius 6:25 dst). Dan alasan yang digunakan di sini sebagian besar sama, yang dibuat untuk mendorong kita agar menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada Allah, dan inilah cara yang benar untuk menyenangkan hati kita dalam masalah ini.”
Dari pernyataan di atas menjelaskan bahwa orang yang kuatir tentang hidupnya adalah orang yang kurang mempercayai pemeliharaan Tuhan. Demikianlah orang percaya kita didorong untuk menyerahkan segala kekuatiran diri kita kepada Tuhan.
Tong mengatakan bahwa: “Mungkin kamu telah berpuluh-puluh tahun menjadi orang Kristen, tetapi belum pernah belajar untuk tidak kuatir. Suatu hari seorang yang sangat kaya sedang menghitung-hitung hartanya. Selesai menghitung, dia menangis dengan berkata dalam hatinya, hartaku hanya cukup dipakai oleh anak cucuku sampai 14 generasi saja. Anak cucu sampai 14 generasi masih cukup, generasi ke-15 akan jadi pengemis”.
Ternyata di dalam kehidupan orang Kristen yang sudah bertahun-tahun percaya kepada Yesus Kristus masih saja kuatir akan masa depan anak dan cucunya. Bukan hanya non-kristen saja yang kuatir akan hidupnya, tetapi orang Kristen pun yang sudah menerima Kristus sebagai juruselamat masih saja kuatir akan hidupnya.
BACA JUGA: KEKUATIRAN: BENTUK, ALASAN DAN BAGAIMANA (MATIUS 6:25-34)
Oleh karena itu, betapa berhikmatnya statement Tuhan Yesus ketika Ia mengatakan jangan sekali-kali hidupmu khawatir apa yang kalian makan dan minum. Ia melanjutkan lagi dengan kata-kata yang menghibur, “sebab Bapa di surga Ia mengetahui apa yang kita perlukan, tetapi yang paling ditekankan-Nya disini ialah carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Matius 6:33).
Karena kekuatiran tidak pernah menolong bahkan merusak hubungan kita dengan Tuhan. Perlu kita menyadari bahwa Tuhan mampu menolong umat-Nya. sebaliknya, kekuatiran semacam itu tidak patut bagi seorang yang beriman kepada Tuhan. Jadi, sebagai orang beriman perlu belajar untuk menerima apa yang terjadi pada dirinya.
Karena kekuatiran tidak pernah menolong bahkan merusak hubungan kita dengan Tuhan. Perlu kita menyadari bahwa Tuhan mampu menolong umat-Nya. sebaliknya, kekuatiran semacam itu tidak patut bagi seorang yang beriman kepada Tuhan. Jadi, sebagai orang beriman perlu belajar untuk menerima apa yang terjadi pada dirinya.
Rasul Petrus berkata serahkanlah segalanya kekuatiranmu bagi Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau (1Petrus 5:7), artinya Ia akan berikan apa yang kaubutuhkan sehubungan dengan kebutuhan pokok (Kejadian 45:11; 50:21). Inlah cara mengatasi kekuatiran dengan menunjukkan jalan untuk menang atas ketakutan. Mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya tanpa mengenal lelah merupakan penangkal terhadap roh kekuatiran dalam diri kita dan menjadi jaminan bahwa Tuhan Allah akan menyediakan apa yang kita perlukan.
Artinya mempercayai dan meyakini kemampuan Allah untuk memenuhi kebutuhan kita merupakan sasaran utama dari kehidupan yang bebas dari kekuatiran. Filipi 4:9 mengatakan, Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Ayat ini sungguh menggembirakan dan sungguh luar biasa. Itu menunjukkan bahwa sumber segala kebutuhan kita adalah Allah.
BACA JUGA: TEGURAN TERHADAP KEKUATIRAN (MATIUS 6:25-34)
BACA JUGA: TEGURAN TERHADAP KEKUATIRAN (MATIUS 6:25-34)
Berdasarkan paparan di atas penulis menyimpulkan orang yang kuatir adalah orang yang melenceng dari ajaran Tuhan Yesus atau tidak mengutamakan kerajaan Allah. Dan serahkanlah pemeliharaan hidupmu pada Tuhan baik dalam kebutuhan supaya dirimu menang melawan kekuatiranmu dalam imanmu kepada-Nya dengan tujuan memuliakan Dia.
Rangkuman
Kekuatiran merupakan masalah yang serius di dalam kehidupan manusia. Sehingga kekuatiran itu bisa melumpuhkan jiwa manusia atau tidak memberikan perasaan yang semangat untuk melakukan sesuatu yang harus dikerjakan. Di sebabkan karena kekuatiran ini memiliki strategi yang merusak hubungan kita dengan Tuhan. Misalnya merasa takut, cemas, gelisah dan panik.
Rangkuman
Kekuatiran merupakan masalah yang serius di dalam kehidupan manusia. Sehingga kekuatiran itu bisa melumpuhkan jiwa manusia atau tidak memberikan perasaan yang semangat untuk melakukan sesuatu yang harus dikerjakan. Di sebabkan karena kekuatiran ini memiliki strategi yang merusak hubungan kita dengan Tuhan. Misalnya merasa takut, cemas, gelisah dan panik.
Jadi, mengapa ada kekuatiran itu di dalam kehidupan manusia, karena kurang beriman atau kurang mempercayai pemeliharaan Tuhan. Sehingga kekuatiran itu merupakan penyangkalan diri manusia dan ketidakpercayaan manusia secara terang-terangan bahwa Allah tidak mampu atau tidak ingin menepati janji-Nya kepada kita.
Sehingga kekuatiran itu bisa mengakibatkan atau merusak hubungan kita dengan Tuhan. Seperti yang telah dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam perumpamaan tersebut bahwa kekhwatiran itu dapat menghimpit dan membunuh roh kita. Jadi, apa yang harus kita lakukan sebagai orang percaya untuk menghindari atau mengatasi hal kekuatiran dalam kehidupan kita sebagai pengikut Kristus yaitu mempercayai dan meyakini kemampuan atau kesanggupan Allah untuk memenuhi kebutuhan kita. Ini merupakan sasaran utama dari kehidupan kita untuk membebaskan diri dari kekuatiran.TAFSIRAN MATIUS 6:25-34 (JANGANLAH KAMU KUATIR TENTANG APAPUN JUGA)