EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 43-48

 Pdt. Budi Asali, M.Div.

EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 43-48

KEJADIAN 43:1-45:8

I) Pergi ke Mesir untuk keduakalinya (Kejadian 43:1-34).


1) Yakub dan keluarganya tetap mengalami kelaparan sampai gandum yang mereka beli dari Mesir habis (Kejadian 43:1-2a).


Calvin mengatakan bahwa ini merupakan pencobaan yang berat bagi Yakub, karena sekalipun Allah berjanji membuat Yakub menjadi bangsa yang besar, yang akan menurunkan Mesias, tetapi saat ini seakan-akan Allah tidak memberkati dan tidak mempedulikan mereka.


Penerapan: orang kristenpun bisa saja mengalami hal seperti ini. Tetapi ingat bahwa kalau Allah kelihatannya tidak peduli dan tidak memberkati saudara, sebetulnya Ia tidak mungkin bersikap seperti itu, karena itu bertentangan dengan janjiNya sendiri.


2) Pergumulan untuk membawa Benyamin ke Mesir (Kejadian 43:2b-15).


a) Yakub lalu menyuruh anak-anaknya untuk pergi ke Mesir lagi untuk membeli gandum (43:2b). Tetapi Yehuda mengingatkan Yakub bahwa penguasa Mesir itu telah memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh untuk tidak kembali tanpa membawa Benyamin (43:3-5).


b) Yakub lalu menyalahkan anak-anaknya karena menceritakan tentang Benyamin kepada penguasa Mesir itu (Kejadian 43:6).

Satu hal yang bisa kita pelajari di sini adalah: dalam menghadapi problem sering ada kecenderungan untuk saling mempersalahkan. Tetapi ini adalah kecenderungan yang salah, yang harus dilawan, bukannya dituruti, karena ini justru akan melemahkan kita dalam memecahkan problem semula, dan bahkan menambah problem semula.


c) Anak-anak Yakub menjawab dalam 43:7. Jawaban ini memang logis; dalam hal ini mereka tidak bisa disalahkan. 


d) Yehuda menjamin Benyamin (43:8-10).


e) Yakub akhirnya mengijinkan mereka membawa Benyamin ke Mesir (43:13), dan ia juga menyuruh anak-anaknya untuk: 

  • membawa hasil terbaik negeri itu (43:11).

Kata ‘hasil’ terjemahan hurufiahnya adalah seperti terjemahan KJV / RSV yaitu ‘fruit’ (= buah).

Ada yang menganggap bahwa sekalipun saat itu ada kelaparan dan gandum tidak bisa tumbuh, tetapi ada buah-buahan yang tetap bisa dihasilkan. Tetapi saya lebih setuju menafsirkan ‘fruit’ di sini sebagai ‘hasil’ [NIV/NASB: products (= hasil)].

  • membawa balsam, madu, damar, damar ladan, buah kemiri dan buah badam (43:11b).

  • membawa uang 2 x lipat banyaknya.

Kesimpulan: Yakub melakukan usaha maximal untuk menyenangkan penguasa Mesir itu.


Tetapi sekarang perhatikan 43:14a. Kata-kata Yakub dalam 43:14a itu menunjukkan kepercayaannya bahwa:

  • usahanya akan sia-sia kalau Tuhan tidak memberkatinya (bdk. Maz 127:1).

  • hati orang (penguasa Mesir itu) ada dalam tangan Tuhan (bdk. Amsal 21:1).

Jadi, sekalipun ia sudah berusaha secara maximal, sekarang ia berharap bukan pada usahanya tadi, tetapi kepada Tuhan (43:14a).


Calvin:

“And now, having commanded his sons to do what he thought necessary, he has recourse to prayer, that God would give them favour with the governor of Egypt. We must attend to both these points whenever we are perplexed in any business; for we must not omit any of those things which are expedient, or which may seem to be of use; and yet we must place our reliance upon God. For the tranquillity of faith has no affinity with indolence: but he who expects a prosperous issue of his affairs from the Lord, will, at the same time, look closely to the means which are in his power, and will apply them to present use” (= Dan sekarang, setelah memerintahkan anak-anaknya untuk melakukan apa yang ia anggap perlu, ia kembali berdoa supaya Allah membuat gubernur Mesir baik kepada mereka. Kita harus mem-perhatikan kedua bagian ini kapanpun kita dibingungkan oleh urusan apapun; karena kita tidak boleh menghapus yang manapun dari hal-hal yang berguna, atau yang kelihatannya berguna; tetapi kita harus ber-sandar kepada Allah. Karena ketenangan iman tidak mempunyai persa-maan dengan kemalasan / tidak bekerja: tetapi ia yang mengharapkan dari Tuhan hasil yang baik dari urusannya, pada saat yang sama akan mengamati cara-cara yang ada dalam kuasanya, dan akan menerapkan-nya untuk digunakan).


Penerapan: apa yang Yakub lakukan di sini harus kita tiru. Kalau ada problem, kita harus melakukan usaha maximal, tetapi setelah itu kita harus berharap bukan pada usaha kita itu, tetapi kepada Tuhan!

Misalnya:

  • kalau kita sakit, maka kita harus melakukan uasaha maximal untuk menyembuhkan diri kita, seperti pergi ke dokter, menggunakan obat, bahkan masuk ke rumah sakit, kalau memang perlu. Tetapi setelah melakukan hal-hal itu, kita tetap harus mengharapkan kesembuhan bukan dari usaha kita itu, tetapi dari Tuhan!

  • kalau kita mau ujian, maka kita harus mempersiapkan diri secara maximal, tetapi setelah itu kita harus berharap kepada Tuhan untuk bisa lulus!

Kesalahan banyak orang kristen adalah:

  • tanpa melakukan usaha apapun, atau tanpa melakukan usaha ma-ximal, tetapi lalu ‘berserah’ kepada Tuhan.

  • berusaha maximal, lalu berharap pada usahanya itu.


Disamping itu Yakub berserah kepada Tuhan tentang nasib dari Be-nyamin (43:14b). Ada yang menganggap bahwa ini bukan penyerahan tetapi sikap putus asa. Tetapi saya berpendapat ini adalah penye-rahan. Kata-kata Yakub di sini mirip dengan kata-kata Ester dalam Ester 4:16b - ‘kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati’ (Lit: If I perish, I perish), yang jelas juga merupakan suatu penyerahan kepada Tuhan.


f) Akhirnya anak-anak Yakub kembali ke Mesir membawa Benyamin (Kejadian 43:15).


3) Sekalipun Yusuf menyambut mereka dengan sangat baik (43:16-17), tetapi saudara-saudara Yusuf ketakutan (43:18).

Adam Clarke mengomentari hal ini dengan berkata: “A guilty conscience needs no accuser. Every thing alarms them” (= Hati nurani yang bersalah tidak membutuhkan penuduh. Segala sesuatu menakutkan mereka).

Bdk. Amsal 28:1 yang berbunyi: “Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda”.


4) Perjamuan makan (Kejadian 43:32-34).

Dalam 43:32b dikatakan bahwa orang Mesir makan secara terpisah dengan saudara-saudara Yusuf, karena makan bersama dengan orang Ibrani adalah suatu kekejian bagi mereka.

NIV: detestable (= menjijikkan).

NASB: loathsome (= menjijikkan).

Calvin mengomentari hal ini dengan berkata:

“Now, when we see that the church of God was at that time, so proudly despised by profane men, we need not wonder that we also at the present day, are subjected to similar reproach” (= Jika kita lihat bahwa Gereja pada saat itu dihina dengan begitu sombong oleh orang-orang duniawi, kita tidak perlu heran kalau kita pada jaman ini juga menderita hinaan yang serupa).


II) Siasat Yusuf (Kejadian 44:1-34).


1) Yusuf melakukan siasat untuk menjadikan Benyamin sebagai tahanan (Kejadian 44:1-17).

Tujuan Yusuf adalah untuk melihat bagaimana sikap saudara-saudaranya terhadap Benyamin. Dari tidak ikutnya Benyamin dalam kedatangan pertama, Yusuf tentu tahu bahwa setelah ia tidak ada, Benyaminlah yang paling dicintai oleh ayahnya. Sekarang ia ingin tahu apakah saudara-saudaranya iri hati kepada Benyamin atau tidak.

Tetapi dalam menjalankan siasatnya ini ada hal-hal yang salah yang dilakukan Yusuf.

  • Kej 44:5: ‘untuk menelaah’.

NIV: ‘and also uses for divination?’ (= dan juga menggunakannya untuk nujum / meramal?).

  • Kej 44:15b (NIV): ‘Don’t you know that a man like me can find things out by divination?’ (= Tidakkah kamu tahu bahwa orang seperti aku bisa mengetahui hal-hal dengan menggunakan nujum / ramalan?).

Banyak penafsir yang berkata bahwa memang ada ilmu ramal / nujum yang menggunakan cawan. Saya memang tidak percaya bahwa Yusuf menggunakan ilmu ramal seperti itu. Semua ini ia lakukan hanya demi penyamaran saja. Tetapi bagaimanapun apa yang ia lakukan di sini adalah salah, karena:

  • itu adalah dusta.

  • dengan mengatakan demikian, maka Yusuf akan dianggap tinggi oleh orang Mesir. Mereka akan beranggapan bahwa memang Yusuf itu hebat, bisa meramal dsb. Bandingkan dengan sikap / kata-kata Yusuf dalam Kej 41:16 dimana ia menyatakan bahwa dirinya tidak bisa apa-apa, hanya Allah yang bisa. Pada saat itu ia bersikap benar, karena ia merendahkan dirinya sendiri, dan hanya meninggikan Allah. Tetapi sekarang dengan kata-kata dustanya itu, ia meninggikan dirinya di hadapan orang Mesir.


Calvin:

“Whence we gather, that when any one swerves from the right line, he is prone to fall into various sins” (= Dari mana kita mendapatkan bahwa jika sese-orang menyimpang dari garis yang lurus, ia condong untuk jatuh ke dalam bermacam-macam dosa).


2) Ternyata setelah Benyamin ditangkap dan mau dijadikan budak, Yehuda membuktikan kata-katanya kepada ayahnya dalam 43:8-10, dan ia mem-bela Benyamin, dan bahkan mau dijadikan budak menggantikan Benya-min (44:33).

Kata-kata Yehuda ini menunjukkan kepedulian dan cintanya baik kepada Benyamin dan terhadap ayahnya.

Pembelaan Yehuda ini membuat mereka ‘lulus testing’, dan karena itu Yusuf tidak merasa perlu untuk terus berpura-pura (Kej 45).


III) Yusuf memperkenalkan diri (Kejadian 45:1-8).


1) Mula-mula Yusuf menyuruh semua orang Mesir keluar dari tempat itu (Kejadian 45:1).

Mengapa Yusuf melakukan hal ini? Karena malu kepada mereka kalau ia harus menangis di depan mereka? Rasanya tidak mungkin, karena ta-ngisan Yusuf kedengaran sampai di luar (Kejadian 45:2). Atau karena malu mem-punyai keluarga seperti mereka? Ini juga tidak mungkin karena nanti ia mengakui hal itu terang-terangan (45:16-20  47:1-dst). Kalau begitu mengapa? Karena ia tidak mau orang Mesir tahu kejahatan saudara-saudaranya kepadanya! Bdk. 1Kor 13:7 yang mengatakan bahwa kasih ‘menutupi segala sesuatu’.


Renungkan: apakah saudara berusaha menutupi kesalahan / dosa dari orang lain, atau sebaliknya bahkan menyiarkannya?


2) Yusuf memperkenalkan dirinya sebagai Yusuf yang mereka jual ke Mesir (45:3a,4b).

Bisakah saudara bayangkan bagaimana sikap saudara-saudaranya pada saat itu? Mereka bukan hanya kaget, tetapi pasti takut luar biasa.


3) Yusuf menghibur saudara-saudaranya yang ketakutan (Kejadian 45:5-8).


Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dari 45:5-8 ini:


a) Kata-kata ‘bukan kamu’ dalam Kej 45:8 ini merupakan suatu dusta untuk menghibur mereka.

Sekalipun Allahlah yang menetapkan peristiwa penjualan Yusuf itu, dan dengan demikian Ia adalah The First Cause (= Penyebab per-tama) dari peristiwa ini, tetapi saudara-saudara Yusuflah yang melak-sanakan penjualan itu, sehingga Yusuf seharusnya tidak boleh berkata ‘bukan kamu’.

Calvin:

“For the consolation of his brethren he seems to draw the veil of oblivion over their fault” (= Untuk penghiburan terhadap saudara-saudaranya kelihatannya ia menggunakan kerudung pengabaian terhadap kesalahan mereka).

Biarpun Yusuf bermaksud baik, tetapi kata-katanya ini tetap dusta dan merupakan dosa.


Penerapan: Jangan menghibur orang dengan menggunakan dusta!


Catatan: Dalam Kej 50:20 Yusuf berkata dengan lebih terus terang - ‘memang kamu’.


b) Dalam Kejadian 45:5-8 - perhatikan kata-kata ‘Allah menyuruh aku mendahului kamu’ (ay 5,7) dan ‘bukan kamu yang menyuruh aku ke sini tetapi Allah’ (ay 8).

Bdk. Maz 105:17 - ‘diutusNyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual sebagai budak’.

Bdk. juga dengan Kej 50:20 - “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud untuk melakukan seperti yang terjadi seka-rang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”.

Penggunaan kata-kata ‘menyuruh’, ‘diutus’, ‘mereka-rekakannya’, ter-lalu keras untuk bisa diartikan bahwa Allah sekedar mengijinkan dosa itu terjadi! Kata-kata itu menunjukkan bahwa Allah bukan hanya meng-ijinkan, tetapi menetapkan / merencanakan dan mengatur terjadinya penjualan Yusuf ke Mesir.


Jadi, penjualan Yusuf ke Mesir, yang jelas adalah suatu dosa, meru-pakan pekerjaan Allah. Karena itu, jelas bahwa dalam Rencana Allah, dosa juga sudah tercakup.


Dalam tafsirannya tentang bagian ini, Calvin berkata:

“Good men are ashamed to confess, that what men undertake cannot be accomplished except by the will of God; fearing lest unbridled tongues should cry out immediately, either that God is the author of sin, or that wicked men are not to be accused of crime, seeing they fulfil the counsel of God. But although this sacrilegious fury cannot be effectually rebutted, it may suffice that we hold it in detestation. Meanwhile, it is right to maintain, what is declared by the clear testimonies of Scripture, that whatever men may contrive, yet, amidst all their tumult, God from heaven overrules their counsels and attempts; and, in short, does, by their hands, what he himself decreed” (= Orang-orang saleh malu mengakui, bahwa apa yang manusia lakukan tidak bisa tercapai kecuali oleh kehendak Allah; karena mereka takut bahwa lidah-lidah yang tidak dikekang akan segera berteriak, bahwa Allah adalah pencipta dosa, atau bahwa orang jahat tak boleh dituduh karena kejahatannya, mengingat mereka menggenapi rencana Allah. Tetapi sekalipun kemarahan yang tidak senonoh ini tidak bisa dibantah secara efektif, cukuplah kalau kita menganggapnya sebagai sesuatu yang menjijikkan. Sementara itu, adalah benar untuk memper-tahankan, apa yang dinyatakan oleh kesaksian yang jelas dari Kitab Suci, bahwa apapun yang manusia usahakan / rencanakan, di tengah-tengah segala keributan mereka, Allah dari surga menguasai rencana dan usaha mereka, dan, singkatnya, melakukan dengan tangan mereka apa yang Ia sendiri tetapkan).


Dari kutipan ini terlihat dengan jelas bahwa Calvin percaya bahwa sekalipun segala sesuatu, termasuk dosa, hanya bisa terjadi karena penetapan / rencana Allah dan pekerjaanNya (Providence of God), tetapi:

  • Allah bukan pencipta dosa.

  • pada waktu manusia berbuat dosa ia tetap bertanggung jawab atas dosanya.


Ia melanjutkan dengan berkata:

“Good men, who fear to expose the justice of God to the calumnies of the impious, resort to this distinction, that God wills some things, but permits others to be done. As if, truly, any degree of liberty of action, were he to cease from governing, would be left to men. If he had only permitted Joseph to be carried into Egypt, he had not ordained him to be the minister of deliverance to his father Jacob and his sons; which he is now expressly declared to have done. Away, then, with that vain figment, that, by the permission of God only, and not by his counsel or will, those evils are committed which he afterwards turns to a good account” (= Orang-orang saleh, yang takut membuka keadilan Allah terhadap fitnahan dari orang-orang jahat, memutuskan untuk mengadakan pembedaan ini, yaitu bahwa Allah menghendaki beberapa hal, tetapi mengijinkan hal-hal yang lain untuk dilakukan. Seakan-akan Ia berhenti dari tindakan meme-rintah, dan memberikan kebebasan bertindak tertentu kepada manusia. Jika Ia hanya mengijinkan Yusuf untuk dibawa ke Mesir, Ia tidak mene-tapkannya untuk menjadi pembebas bagi ayahnya Yakub dan anak-anaknya; yang dinyatakan secara jelas telah dilakukanNya. Maka sing-kirkanlah isapan jempol yang sia-sia yang mengatakan bahwa hanya karena ijin Allah, dan bukan karena rencana atau kehendakNya, hal-hal yang jahat itu dilakukan yang setelah itu Ia balikkan menjadi sesuatu yang baik).


Dari kutipan ini terlihat bahwa dalam persoalan terjadinya dosa, Calvin tidak mau menggunakan istilah Allah ‘mengijinkan’, tetapi Allah ‘menetapkan / menghendaki’ terjadinya hal itu. Calvin bah-kan menyebut ajaran yang mengatakan bahwa Allah hanya meng-ijinkan dosa, sebagai ‘isapan jempol yang sia-sia’ yang harus dibuang!


c) Allah menetapkan dan mengatur terjadinya peristiwa itu, karena Ia mempunyai maksud / tujuan yang baik (45:7  bdk. Kej 50:20).

  • Kej 45:7b - ‘untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong’. Ini salah terjemahan!

NIV: ‘to save your lives by a great deliverance’ (= untuk menyela-matkan hidupmu dengan suatu pembebasan yang besar).

NASB: ‘to keep you alive by a great deliverance’ (= untuk membuat kamu tetap hidup dengan suatu pembebasan yang besar).

  • Pulpit Commentary mengutip kata-kata Hughes: “Joseph’s brethren sent him to be a slave; God sent him to be a saviour” (= Saudara-sau-dara Yusuf mengirimkannya untuk menjadi budak; Allah mengirim-kannya untuk menjadi juruselamat).


Kesimpulan:


Baik ditinjau dari sudut Yusuf, Yakub maupun saudara-saudara Yusuf, segala sesuatu rasanya kacau dan menakutkan, tetapi Allah mengatur semuanya sehingga akhirnya menjadi sesuatu yang baik bagi mereka dimana selama masa kelaparan mereka terpelihara di Mesir.

Karena itu kalau hidup saudara dan keluarga saudara rasanya kacau, tetaplah percaya bahwa Allah mengatur semuanya itu menuju sesuatu yang baik.


KEJADIAN 45:8-46:7

I) Yusuf mengundang Yakub ke Mesir.


1) Yusuf menyatakan kedudukannya kepada mereka (Kejadian 45:8,9,13).

  1. Ay 8: ‘sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh tanah Mesir’.

Apa yang Yusuf maksudkan pada waktu ia menyebut dirinya sebagai ‘bapa’ bagi Firaun di sini? Rupanya artinya adalah: ia menjadi guru / penasehat bagi Firaun.

Adam Clarke membandingkan ini dengan Hakim-hakim 17:10 dimana Mikha meminta orang Lewi menjadi ‘bapa dan imam baginya’, dan mengartikan istilah ‘bapa’ ini sebagai ‘guru / pengajar / penasehat’.

  1. Ay 9: ‘sebagai tuan atas seluruh Mesir’.

  2. Ay 13: ‘segala kemuliaanku di negeri Mesir ini’.

Ini tentu bukan dilakukan oleh Yusuf untuk pamer, tetapi supaya mereka yakin bahwa dengan kedudukan seperti itu Yusuf bisa memelihara mereka.


2) Yusuf mengakui bahwa Tuhanlah yang menjadikannya seperti itu (45:8,9).

Bandingkan ini dengan:

  • Maz 75:7-8 - “Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkanNya yang satu dan ditinggikanNya yang lain”.

  • Yes 45:7 - “yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang men-jadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini”.

Seringkali pada waktu kita sukses, baik dalam study maupun pekerjaan, dan kita lalu mempunyai kedudukan tinggi dan menjadi kaya, kita meng-anggap sebagai luck / hokgi, atau menganggapnya sebagai hasil kerja keras kita! Ini salah. Semua datang dari Tuhan, dan itu harus kita sadari!

Maz 127:1 - “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga”.


3) Yusuf diberi Tuhan kedudukan yang tinggi, dan ia menggunakannya untuk ‘gereja’ (45:9-11)! Bdk. Ester 4:13-17.

Ini sambungan dari no 2 di atas. Kalau seseorang menganggap bahwa sukses, kedudukan tinggi, dan kekayaannya adalah karena kerja keras-nya atau karena hokginya, maka kemungkinan besar ia akan mengguna-kannya untuk dirinya sendiri. Tetapi kalau seseorang sadar bahwa suk-ses, kedudukan tinggi, dan kekayaannya adalah dari Tuhan, maka ia akan menggunakannya untuk Tuhan! Saudara termasuk yang mana? Sampai sejauh mana saudara mau menggunakan kekayaan saudara untuk pemberitaan Injil atau untuk pembangunan gedung gereja?


4) Yusuf memberikan yang terbaik untuk ‘gereja’ (Kejadian 45:10).

Ada yang mengatakan bahwa kata ‘Gosyen’ berasal dari kata bahasa Ibrani GESHEM, yang berarti ‘hujan’, dan ini menunjukkan bahwa itu ada-lah tanah yang subur. Bandingkan juga dengan 47:6,11 yang mengatakan bahwa Gosyen adalah tempat yang terbaik di Mesir.


Penerapan:

Saudara mungkin memberi untuk Tuhan / gereja, tetapi apakah saudara memberikan yang terbaik? Yesus memberikan nyawaNya bagi saudara, apa yang saudara berikan kepada Dia?


5) Yusuf menekankan bahwa semua ini adalah Rencana Allah (45:5,7-9).

Tujuannya supaya Yakub mau meninggalkan Kanaan / tanah perjanjian, dan pergi ke Mesir.


6) Firaun juga menghendaki supaya Yakub dan keluarganya pindah ke Mesir, dan ia mau memberikan yang terbaik bagi mereka (45:16-20).

Jelas bahwa Tuhan juga bekerja dalam hati / pikiran Firaun, untuk melak-sanakan RencanaNya.

Perlu diperhatikan bahwa sekalipun di sini jalan yang sesuai dengan kehendak Allah itu langsung terbuka, itu tidak berarti bahwa setiap kali kita menuruti kehendak Allah, jalannya langsung terbuka / mulus! Contoh: dalam kitab Keluaran, pada waktu Israel mau keluar dari Mesir sesuai dengan perintah Tuhan, Firaun menghalangi habis-habisan. Karena itu kalau saudara mau melakukan sesuatu dan lalu ada tantangan / ha-langan yang hebat, jangan terlalu cepat beranggapan bahwa itu bukanlah kehendak Tuhan!


7) Yusuf melepas saudara-saudaranya untuk pergi kepada Yakub, dengan:


a) Memberi mereka bekal, pesalin, uang perak, juga 10 keledai jantan dan 10 keledai betina dengan muatan apa yang terbaik di Mesir, gan-dum, roti, makanan (45:22-23).

Tidak aneh kalau mereka diberi bekal, tetapi apa gunanya uang pe-rak, dan mengapa pemberiannya begitu banyak? Ini tujuannya untuk meyakinkan Yakub.


b) Pesan supaya tidak berbantah-bantah (Kejadia 45:24).

Mereka bisa berbantah-bantah karena:

  • saling menyalahkan dalam persoalan penjualan Yusuf sebagai budak (bdk. Kej 42:22).

  • iri kepada Benyamin yang diberi jauh lebih banyak (45:22).

Untuk mengantisipasi hal ini maka Yusuf memberi pesan supaya tidak berbantah / bertengkar di jalan.

Calvin menganggap bahwa apa yang dipesankan Yusuf kepada saudara-saudaranya ini juga merupakan perintah Tuhan bagi kita, yaitu supaya kita tidak marah / bertengkar satu sama lain.


8) Mula-mula Yakub tidak percaya (45:26), tetapi akhirnya percaya dan mau pergi ke Mesir (45:25-28).


II) Yakub dan keluarganya pindah ke Mesir (Kejadian 46:1-7).


1) Yakub berbakti di Bersyeba sebelum pergi ke Mesir (46:1).

Adalah sesuatu yang hebat bahwa sukacita yang luar biasa karena tahu bahwa Yusuf masih hidup dan keinginan yang berkobar-kobar untuk bertemu dengan Yusuf, tidak menyebabkan Yakub lupa kepada Tuhan.

Penerapan:

Pada saat mendapat berkat besar, apakah saudara sering lupa kepada si Pemberi berkat?


2) Mungkin Yakub berbakti untuk menanyakan kehendak Tuhan dalam per-soalan pergi ke Mesir. Hal-hal yang mungkin menyebabkan Yakub ragu-ragu untuk pergi ke Mesir adalah:

  • Pada waktu Abraham mengungsi ke Mesir karena adanya kelaparan di Kanaan, ia lalu mendapatkan kesukaran dengan Firaun (Kej 12:10-20).

  • Pada waktu Ishak mengalami kelaparan di Kanaan dan mau pergi ke Mesir, Allah melarangnya (Kej 26:1-3).

  • Ada nubuat (Kej 15:13-14) bahwa keturunan Abraham akan diper-budak di Mesir.

  • Ia tahu bahwa tanah perjanjian adalah Kanaan, bukan Mesir.

  • Ia sudah tua (Kej 47:9 - 130 tahun).


Lagi-lagi kita melihat hal yang hebat dalam diri Yakub:


a) Sekalipun Yusuf menekankan bahwa semua itu adalah Rencana Allah, tetapi Yakub ingin tahu hal itu dari Allah sendiri.

Penerapan:

Jangan percaya kepada orang lain tentang kehendak Allah bagi diri saudara! Saudara harus mendapatkannya dari Allah / Firman Tuhan.


b) Untuk menemui Yusuf, anaknya yang paling ia cintai, yang sudah hilang selama 22 tahun (dari Kej 41:46 dan Kej 45:11 kita bisa tahu bahwa Yusuf saat itu berusia 39 tahun, sedangkan pada waktu dijual ia berusia 17 tahun - Kej 37:2), Yakub masih menanyakan kehendak Tuhan. Jadi, sekalipun Yakub sangat ingin melakukan sesuatu, ia masih menanyakan kehendak Tuhan.


Penerapan:

Biasanya kalau orang kristen mau melakukan sesuatu yang tidak terlalu ia inginkan, maka ia menanyakan kehendak Tuhan (apalagi untuk menjadi hamba Tuhan!), tetapi dalam hal yang ia sangat ingin-kan, ia langsung melakukannya tanpa menanyakan kehendak Tuhan.

Misalnya:

  • kalau saudara jatuh cinta secara luar biasa, dan sangat ingin untuk berpacaran / menikah dengan seseorang, apakah saudara masih menanyakan kehendak Tuhan?

  • kalau saudara mendapatkan pekerjaan yang enak, dan saudara sangat ingin bekerja di sana, apakah saudara masih menanyakan kehendak Tuhan?

  • kalau saudara diajak seseorang untuk jalan-jalan ke luar negeri, apakah saudara menanyakan kehendak Tuhan?


3) Allah memberikan penglihatan dan firman (Kejadian 46:2).


Calvin:

“... the word was joined with it; because a silent vision would have profited little or nothing. Wherefore, in all outward signs, let us be ever attentive to his voice, if we would not be deluded by the wiles of Satan” (= ... firman digabungkan dengannya; karena penglihatan yang diam akan membawa keuntungan sedikit atau tidak sama sekali. Karena itu, dalam semua tanda-tanda la-hiriah, biarlah kita memperhatikan suaraNya, jika kita tidak mau diper-dayakan oleh tipu muslihat setan).


Saya berpendapat bahwa kata-kata Calvin ini tidak mutlak / selalu benar, karena bisa saja Tuhan memberi penglihatan sedemikian rupa sehingga sekalipun tidak disertai firman, penglihatan itu tetap memberikan suatu pesan kepada kita. Tetapi kata-kata Calvin ini benar kalau dihubungkan dengan orang yang mengaku melihat penglihatan yang tidak ada artinya apa-apa, karena tidak disertai firman. Misalnya ada ‘hamba Tuhan’ yang dalam kebaktian mengaku melihat Yesus berdiri di sana, duduk di sana dsb, tanpa berkata apa-apa dan tanpa ada artinya apa-apa.

Calvin lalu menerapkannya pada sakramen, yang dikatakannya harus disertai pemberitaan Firman Tuhan.


4) Ternyata Allah memang merestui kepergian Yakub ke Mesir (46:3).

Ishak dilarang ke Mesir pada waktu mengalami kelaparan, tetapi Yakub justru diperintahkan / diijinkan.


Pulpit Commentary:

“No saint can safely guide himself by following the example of another. What is God’s will concerning one man may be the opposite concerning another” (= Tidak ada orang kudus yang bisa dengan aman memimpin dirinya sendiri dengan mengikuti teladan orang lain. Apa yang merupakan kehendak Allah tentang satu orang bisa bertentangan dengan kehendak Allah tentang orang lain).


5) Allah bahkan memberikan janji-janji kepada Yakub (46:3b-4).


a) Akan dijadikan bangsa yang besar di sana (46:3b).

Ini tergenapi, karena dari 70 orang (46:27) akhirnya menjadi sekitar 2-3 juta pada waktu keluar dari Mesir (bdk. Bil 1:45 yang menunjukkan bahwa jumlah orang laki-laki di atas 20 tahun adalah lebih dari 635.000 orang. Ini adalah tahun ke 2 sejak keluar dari Mesir - Bil 1:1).


b) Tuhan akan menyertai Yakub dan membawanya kembali (46:4a). 

Calvin:

“The return promised him is not, however, to be understood of his own person, but refers to his posterity” (= Tetapi, janji pengembalian Yakub tidak boleh diartikan tentang dirinya sendiri, tetapi menunjuk kepada keturunannya).

Mengapa ditafsirkan begini? Karena:

  • Yakub mati di Mesir (Kej 49:33).

  • Pada saat itu Tuhan juga sudah mengatakan bahwa ‘Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti’ (46:4b). Jadi jelas-lah bahwa tidak mungkin Tuhan berjanji akan membawa Yakub kembali ke Kanaan dalam keadaan hidup.

 

6) Dengan adanya perintah / ijin Tuhan dan janji-janji Tuhan ini, maka Yakub lalu berangkat ke Mesir beserta seluruh keluarganya (46:5-7).

Sungguh indah kalau kitapun bisa hidup dan bertindak selalu di pusat kehendak Tuhan!


KEJADIAN 46:8-47:26


I) Keluarga Yakub tiba di Mesir.


1) Berapa jumlah keluarga Yakub yang tiba di Mesir?

Kejadian 46:26 mengatakan 66 orang; Kejadian 46:27 mengatakan 70 orang, tetapi Kis 7:14 mengatakan 75 orang.


a) Keturunan Lea:

1. Ruben (ay 9).

Anak-anaknya: Henokh, Palu, Hezron, Karmi.

Total 5 orang.

2. Simeon (ay 10).

Anak-anaknya: Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin, Zohar, Saul.

Total 7 orang.

3. Lewi (ay 11).

Anak-anaknya: Gerson, Kehat, Merari.

Total 4 orang.

4. Yehuda (ay 12).

Anak-anaknya: Er (x) , Onan (x), Syela, Peres, Zerah.

Cucu-cucu: Hezron, Hamuel.

Total 6 orang.

(Catatan: Er dan Onan tak dihitung karena sudah mati - Kej 38).

5. Isakhar (ay 13).

Anak-anaknya: Tola, Pua, Ayub, Simron.

Total 5 orang.

6. Zebulon (ay 14).

Anak-anaknya: Sered, Elon, Yahleel.

Total 4 orang.

7. Dina (ay 15).

Total 1 orang.


Total keturunan Lea (Lea tak termasuk) adalah (5+7+4+6+5+4+1) = 32 orang. Tetapi ini tak cocok dengan ay 15 akhir yang mengatakan 33 orang. Menurut Calvin bilangan 33 ini mencakup Yakubnya sendiri.


b) Keturunan Zilpa:

1. Gad (ay 16).

Anak-anaknya: Zifyon, Hagi, Syuni, Ezbon, Eri, Arodi dan Areli.

Total 8 orang.

2. Asyer (ay 17).

Anak-anaknya: Yimna, Yiswa, Yiswi, Beria, Serah.

Cucu-cucu: Heber, Malkiel.

Total 8 orang.


Total keturunan Zilpa (Zilpa tak termasuk) adalah (8+8) = 16 orang. Ini cocok dengan ay 18.


c) Keturunan Rahel:

1. Yusuf (ay 19,20).

Anak-anaknya: Manasye, Efraim.

Total 3 orang.

2. Benyamin (ay 19,21).

Anak-anaknya: Bela, Bekher, Asybel, Gera, Naaman, Ehi, Rosy, Mupim, Hupim, Ared.

Total 11 orang.


Total keturunan Rahel (Rahel tak termasuk) adalah (3+11) = 14 orang. Ini cocok dengan ay 22.


d) Keturunan Bilha:

1. Dan (ay 23).

Anaknya: Husim.

Total 2 orang.

 2. Naftali (ay 24).

Anak-anaknya: Yahzeel, Guni, Yezer, Syilem.

Total 5 orang.


Total keturunan Bilha (Bilha tak termasuk) adalah (2+5) = 7 orang. Ini cocok dengan ay 25 akhir.


Total semua (mencakup Yakub, Yusuf dan 2 anaknya, tetapi tidak mencakup ke 4 istri Yakub) adalah (33+16+14+7) = 70 orang. Ini cocok dengan ay 27.

Kalau Yakub, Yusuf dan kedua anaknya tidak dihitung (karena 46:26 mengatakan ‘semua orang yang tiba di Mesir bersama-sama dengan Yakub’), maka jumlahnya adalah 66 orang. Ini cocok dengan ay 26.


Tetapi sekarang, bagaimana mengharmoniskan semua ini dengan Kis 7:14 yang mengatakan: “Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, 75 jiwa banyaknya”?


Catatan: J. A. Alexander, dalam tafsirannya tentang Kis 7:14, berkata:

  • Kej 46:27 (LXX / Septuaginta) - 75 orang.

  • Kel 1:5 - 70 orang (tetapi LXX / Septuaginta - 75 orang).

  • Ul 10:22 - 70 orang (beberapa manuscript tua mengatakan 75 orang).


Pengharmonisan:


Cara pertama:

Bilangan 75 itu diambil dari LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani), yang mencakup anak-anak dari Manasye dan Efraim.

  • Kej 46:20 dalam LXX / Septuaginta menambahkan anak-anak Mana-sye dan Efraim sebagai berikut: “These were the sons of Manasseh whom his Syrian concubine bore unto him: Machir; and Machir begat Galaad. The sons of Ephraim, Manasseh’s brother, were Sutalaam and Taam; and the sons of Sutalaam, Edem” (= Ini adalah anak-anak dari Manasye yang dilahirkan gundik Sirianya untuknya: Machir; dan Machir memper-anakkan Galaad. Anak-anak Efraim, saudara Manasye, adalah Sutalaam dan Taam; dan anak-anak Sutalaam adalah Edem) - Adam Clarke.

Rupanya ini diambil dari silsilah dalam 1Taw 7:14-dst.

  • Kej 46:27 (LXX / Septuaginta) berbunyi: “The sons of Joseph, who were with him in Egypt, were nine souls; all the souls of the house of Jacob which came with Jacob into Egypt, were seventy-five souls” (= Anak-anak / keturunan Yusuf, yang ada di Mesir bersama dia, adalah 9 jiwa; semua jiwa dari keluarga Yakub yang tiba di Mesir bersama Yakub adalah 75 jiwa).

Bilangan 9 didapat oleh LXX / Septuaginta dengan memasukkan keturunan Manasye dan Efraim.

Adam Clarke:

“These add five persons to the list, and make out the number given by Stephen, Acts 7:14, which it seems he had taken from the text of the Septuagint” (= Ini menambahkan 5 orang pada daftar, dan menyesuaikan dengan bilangan yang diberikan oleh Stefanus, Kis 7:14, yang kelihatannya ia ambil dari text Septuaginta).


Cara kedua:

Bilangan 66 dalam 46:26 ditambah dengan 12 istri anak-anak Yakub - istri Yehuda yang sudah mati - istri Yusuf - Yusuf sendiri (yang sudah di Mesir) = 75.

Catatan: penjelasan yang ini terasa agak aneh, karena Yusuf dan istrinya tidak dihitung karena mereka sudah ada di Mesir, tetapi anak-anak mereka dihitung.


2) Problem lain: berapa anak Benyamin?

Kej 46:21 mengatakan bahwa Benyamin mempunyai 10 anak, yaitu Bela, Bekher, Asybel, Gera, Naaman, Ehi, Rosy, Mupim, Hupim, dan Ared.

Bil 26:38-40 hanya menyebutkan 5 orang, yaitu: Bela, Bekher, Ahiram, Sefufam, Hufam.

1Taw 7:6 menyebutkan hanya 3 orang, yaitu: Bela, Bekher, Yediael.

1Taw 8:1-2 menyebutkan hanya 5 orang yaitu: Bela, Asybel, Ahrah, Nora, Rafa.

Jadi, dari bagian Kitab Suci yang berbeda dikatakan jumlah anaknya berbeda, dan bahkan namanyapun banyak yang tidak cocok.


Pengharmonisan:

a) Bisa saja Kej 46:21 menyebutkan semua anak Benyamin, sedangkan bagian Kitab Suci yang lain hanya menyebutkan sebagian. Sedang-kan tentang nama yang berbeda tidak terlalu jadi soal, karena adalah lazim orang punya lebih dari satu nama.

b) 10 ‘anak’ yang disebutkan dalam Kej 46:21, maksudnya adalah 10 ‘keturunan’.

Kalau saudara membandingkan Kej 46:21 dengan Bil 26:38-40, 1Taw 7:6-dst, 1Taw 8:1-dst, maka terlihat ada nama anak Benyamin dalam Kej 46:21 yang sama dengan nama cucu Benyamin dalam Bil 26:38-40, 1Taw 7:6-dst, 1Taw 8:1-dst.

Tyndale:

“... from Numbers 26:38-40 and 1 Chronicles 7:6ff; 8:1ff, it appears that some of these names are of grandsons, presumably included by anticipa-tion” (= ... dari Bil 26:38-40 dan 1Taw 7:6-dst; 8:1-dst, kelihatannya beberapa nama-nama ini adalah nama-nama dari cucu-cucu, rupanya dimasukkan sebagai suatu antisipasi).

Penjelasan kedua ini lebih masuk akal, mengingat bahwa Benyamin maximal baru berusia 23 tahun pada saat pindah ke Mesir (Barnes’ Notes), dan itu rasanya tidak memungkinkan ia mempunyai 10 anak, kecuali ia mempunyai banyak istri.

Catatan: usia Benyamin memang tidak bisa dipastikan dengan tepat. Tetapi saat itu Yusuf berusia 39 tahun, Benyamin lahir dalam Kej 35:16-18, dan dalam Kej 37:2 Yusuf berusia 17 tahun. Lebih-lebih, di antara Kej 35:16-18 dan Kej 37:2, hampir tidak terdapat apapun kecuali silsilah. Kalau misalnya selang waktu itu adalah 1 tahun, maka memang Benyamin baru berusia 23 tahun pada waktu pindah ke Mesir.

Adam Clarke:

  • “it is very probable that what is called the going down into Egypt includes the seventeen years which Jacob spent there” (= adalah sangat mungkin bahwa apa yang disebut datang ke Mesir mencakup 17 tahun yang dilewatkan oleh Yakub di sana).

  • “It is probable that some names in this list are brought in by prolepsis or anticipation, as the persons were born (probably) during the 17 years which Jacob sojourned in Egypt” [= Adalah mungkin bahwa beberapa nama dimasukkan secara prolepsis atau antisipasi, karena orang-orang itu dilahirkan (mungkin) pada masa 17 tahun dimana Yakub tinggal di Mesir].

Catatan: prolepsis = ‘the describing of an event as taking place before it could have done so’ (= penggambaran terjadinya suatu peristiwa sebelum hal itu terjadi).


3) Apa perlunya menunjukkan jumlah keluarga Yakub di sini?

Ini penting untuk membandingkannya dengan jumlah orang Israel pada waktu keluar dari Mesir nanti. Dengan demikian terlihat bahwa janji Tuhan dalam 46:3b memang tergenapi.


4) Pertemuan Yakub dengan Yusuf (Kejadian 46:28-29).


II) Yakub dan keluarga di Mesir.


1) Mereka tinggal di Gosyen.


a) Gembala adalah sesuatu yang menjijikkan bagi orang Mesir.

Kej 46:34b mengatakan bahwa ‘segala gembala kambing domba ada-lah sesuatu kekejian bagi orang Mesir’.

NIV: detestable (= menjijikkan).

KJV/RSV: abomination (= sesuatu yang sangat dibenci).

NASB: loathsome (= menjijikkan / memuakkan).


b) Yusuf mengaku bahwa keluarganya adalah gembala, dan menyuruh saudara-saudaranya / keluarga Yakub untuk juga mengaku demikian (46:31-34), dan itu dilaksanakan oleh saudara-saudara Yusuf (47:3). Mengapa?


1. Karena itu memang adalah kebenaran.

Penerapan: Kalau saudara adalah orang miskin, mengakulah se-bagai orang miskin. Kalau saudara hanyalah seorang pegawai, mengakulah sebagai seorang pegawai. Kalau saudara mempunyai rumah kecil di kampung, atau rumah kontrakan, maka akuilah demikian. Jangan suka mengaku-ngaku yang tidak-tidak, supaya kelihatan hebat dan dihargai / dipuji orang!


2. Supaya mereka mendapatkan tanah Gosyen (Kejadian 46:34).

Mereka sudah berhenti di Gosyen lebih dulu (46:28-29  47:1), dan baru setelah itu meminta supaya Firaun mengijinkan mereka ting-gal di situ (47:3). Dengan demikian Firaun akan sukar menolak permintaan mereka. Lebih-lebih karena Firaun pernah berjanji akan memberikan yang terbaik di seluruh Mesir kepada mereka (46:16-20).

Sekarang yang perlu dipersoalkan adalah: mengapa mereka menginginkan tanah Gosyen?

  • alasan jasmani: Gosyen adalah tanah yang subur, baik sekali untuk ternak mereka.

  • alasan rohani:

  • di Gosyen mereka terus berkumpul / tidak tercerai-berai. Lebih-lebih dengan adanya pengakuan sebagai gembala, yang dianggap menjijikkan oleh orang Mesir, maka mereka akan terisolasi dan kawin campur dengan orang Mesir yang kafir tidak akan mungkin terjadi. Ini penting karena mereka adalah bangsa pilihan Allah.

Calvin:

“This passage also teaches us, how much better it is to possess a remote corner in the courts of the Lord, than to dwell in the midst of palaces, beyond the precincts of the church” (= Text ini juga mengajar kita, betapa lebih baiknya mendapatkan ujung terpencil dalam pelataran Tuhan, dari pada untuk tinggal di tengah-tengah istana, di luar daerah gereja).

Bdk. Maz 84:11 - “Sebab lebih baik satu hari di pelataranMu, dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik”.

  • Gosyen adalah wilayah Mesir bagian Utara, yang paling dekat dengan Kanaan, sehingga akan memudahkan mereka untuk kembali ke Kanaan, yang adalah tanah perjanjian.


Penerapan: kalau mau melakukan sesuatu jangan hanya memper-timbangkan alasan jasmani saja. Saudara harus mempertimbang-kan alasan rohani! Ada banyak orang kristen melakukan sesuatu hanya atas pertimbangan jasmani saja.

Misalnya:

  • menerima suatu pekerjaan hanya dengan melihat gajinya, tetapi tidak mempedulikan bahwa mereka harus bekerja pada hari Minggu sehingga tidak bisa pergi ke kebaktian, atau beker-ja sampai malam sehingga tidak bisa mengikuti Pemahaman Alkitab, dsb.

  • memasukkan anak ke sekolah yang mutunya baik, tetapi ajaran agamanya sesat.

  • memilih gereja yang dekat dengan rumahnya, tanpa menghi-raukan ajaran gereja tersebut!

  • memilih pacar yang cantik, menyenangkan, pandai, cocok de-ngan dirinya, tetapi rohaninya berantakan!


c) Mereka ingin tinggal di Gosyen hanya untuk sementara (47:4).

Ay 4: ‘tinggal di negeri ini sebagai orang asing’.

KJV/RSV/NASB: to sojourn (= tinggal sementara).

NIV: to live here awhile (= tinggal di sini untuk sementara).

Jelas bahwa mereka tidak melupakan Kanaan yang adalah tanah perjanjian, dan karenanya mereka hanya ingin tinggal di Mesir se-mentara saja. Tetapi ternyata Allah mempunyai rencana yang lain (bdk. Kej 15:13-16  Yes 55:8-9), sehingga akhirnya mereka tinggal sampai mati di Mesir. Tepatlah kata-kata Kitab Suci:

  • Amsal 16:9 - “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya”.

  • Amsal 19:21 - “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi kepu-tusan TUHANlah yang terlaksana”.


d) Firaun meluluskan permohonan mereka untuk tinggal di Gosyen (47:5-6).

Firaun memberikan fasilitas terbaik kepada gereja, karena ada satu orang percaya (yaitu Yusuf) dalam pemerintahan! Karena itu kita perlu mendoakan supaya dalam pemerintahan Indonesiapun ada Yusuf-Yusuf yang akan memperjuangkan gereja / kekristenan!


2) Yakub dan Firaun (Kejadian 47:7-10).


a) Yakub ‘memohonkan berkat untuk’ Firaun (47:7,10).

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘blessed’ (= memberkati).

Ini menunjukkan 2 hal:


  • Yakub berdoa untuk Firaun.

Bandingkan dengan 2 ayat di bawah ini:

  • 1Tim 2:1-2 - “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehor-matan”.

  • Yer 29:7 - “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kese-jahteraannya adalah kesejahteraanmu”.

Yer 29:7 ini menunjukkan bahwa dalam pembuanganpun mere-ka harus berdoa untuk kota tempat tinggal mereka, apalagi kalau tidak dalam pembuangan!

Penerapan: apakah saudara sering melakukan doa syafaat untuk pemerintah, negara dan bangsa kita?


  • Yakub memberkati Firaun (47:7,10).

Berdasarkan Ibr 7:7, yang berbunyi “Memang tidak dapat disang-kal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi”, maka Yakub harus dianggap lebih besar dari Firaun! Mengapa? Karena ia adalah anak Allah / hamba Tuhan. Ini perlu disadari oleh orang kristen yang merasa minder akan keadaan mereka!

Catatan: Ibr 7:7 ini bertentangan dengan banyak orang kristen yang ‘memberkati Allah’!


b) Kata-kata Yakub kepada Firaun (47:9).

Firaun menanyakan umur Yakub, dan Yakub menjawab: Tahun-tahun pengembaraanku sebagai orang asing berjumlah 130 tahun. Tahun-tahun hidupku itu sedikit saja dan buruk adanya, tidak mencapai umur nenek moyangku, yakni jumlah tahun mereka mengembara sebagai orang asing”.

Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari kata-kata Yakub ini:


  • ‘pengembaraan sebagai orang asing’.

NIV: ‘pilgrimage’ (= perjalanan ziarah).

Kata bahasa Inggris pilgrim berasal dari kata Latin PEREGRINUS yang artinya alien, stranger, foreigner (= orang asing).

Ada orang yang mengatakan bahwa kalau orang Yahudi memba-ngun rumah, selalu ada sebagian kecil yang tidak mereka sele-saikan, sebagai suatu simbol bahwa itu bukan tempat tinggal tetap bagi mereka.

Ibr 11:13-16 - “Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pen-datang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian menya-takan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesem-patan untuk pulang ke situ. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah memper-siapkan sebuah kota bagi mereka”.

Ibr 13:14 - “Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang”.


Ini harus kita ingat: kita adalah orang asing / pengembara yang hidup hanya untuk sementara waktu di bumi ini! Kita akan ke sorga dan menetap di sana. Karena itu jangan hidup seolah-olah ini adalah hidup yang menetap. Jangan menimbun harta di dunia, tetapi di surga (bdk. Mat 6:19-20). 


  • Yakub berusia 130 tahun, tetapi ia menganggapnya sedikit.

Ia memang menganggapnya sedikit karena ia membandingkannya dengan usia nenek moyangnya (47:9). Tetapi Pulpit Commentary memberikan alasan lain yang menarik

Pulpit Commentary:

“Adding them up one by one, the days of the years of his pilgrimage might seem to be many; but in the restrospect they appeared what they really were, few and soon numbered; as life, which to the young in prospect looks long, to the old in restrospect is ever short. ... and how important that we should bear this in mind when numbering our days” (= menambahkan mereka satu demi satu, hari-hari dari tahun-tahun pengembaraannya mungkin kelihatan banyak; tetapi pada waktu melihat ke belakang mereka kelihatan seperti apa adanya mereka, sedikit dan cepat dihitung; seperti hidup, yang bagi orang muda yang melihat ke depan kelihatan panjang, bagi orang tua yang melihat ke belakang kelihatan pendek. ... dan betapa penting bahwa kita mencamkan hal ini dalam pikiran kita pada waktu menghitung hari-hari kita).

Bandingkan ini dengan Maz 90:10,12 yang berbunyi:

“Masa hidup kami 70 tahun dan jika kami kuat, 80 tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. ... Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”.


  • Yakub merasa hidupnya ‘buruk’.

NIV: ‘difficult’ (= sukar).

KJV/RSV: ‘evil’ (= buruk).

NASB: ‘unpleasant’ (= tidak menyenangkan).


Dari sini terlihat bahwa Yakub tidak seperti banyak orang kristen jaman ini, yang kalau bersaksi selalu bersaksi tentang berkat Tuhan! Dari kata-kata Yakub ini terlihat bahwa hidup orang per-caya penuh dengan kesukaran, dan hal yang tidak menyenangkan, bukannya berkat melulu seperti yang banyak diajarkan jaman sekarang ini!


BACA JUGA: EKSPOSISI KITAB KEJADIAN PASAL 49-50


Dan perlu saudara ingat bahwa segala penderitaan dan kesukaran ini penting karena bisa menyebabkan kita merasakan kesia-siaan hidup di dunia ini sehingga hati kita bisa lebih diarahkan ke dunia yang akan datang.


3) Kontras antara keluarga Yakub dan orang Mesir (Kejadian 47:12-26).


a) Kej 47:13-26 menunjukkan penderitaan orang Mesir dalam masa kelaparan.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari bagian ini:

  • Borosnya orang Mesir pada masa kelimpahan, menyebabkan mereka menderita pada masa kelaparan.

  • Yusuf tidak mengkorupsi uang pembayar gandum, tetapi memba-wanya ke istana Firaun (47:14).

  • Imam-imam tidak menderita karena ditunjang oleh Firaun.

Calvin:

“Moses wishes distinctly to testify; namely, that a heathen king paid particular attention to Divine worship, in supporting the priests gratuitously, for the purpose of sparing their lands and their property. Truly this is placed before our eyes, as a mirror, in which we may discern that a sentiment of piety which they cannot wholly efface, is implanted in the minds of men. ... If Pharaoh was so solicitous about his priests, that he nourished them to his own destruction, and that of his whole kingdom, in order that he might not be guilty of impiety against false gods; what sacrilege is it, in Christian princes, that the lawful and sincere ministers of holy things should be neglected, whose work they know to be approved by God, and salutary to themselves?” (= Musa secara jelas ingin memberi kesaksian, yaitu bahwa seorang raja kafir memberikan perhatian khusus pada penyembahan ilahi, dengan menyokong imam-imam dengan murah hati, dengan tujuan untuk menjaga tanah dan milik mereka. Sesungguhnya bagian ini diletak-kan di depan mata kita, sebagai suatu cermin, dimana kita bisa me-lihat bahwa suatu perasaan saleh yang tidak bisa mereka hapuskan sama sekali, ditanamkan dalam pikiran manusia. ... Jika Firaun begitu mencemaskan imam-imamnya, sehingga ia memelihara mereka sehingga menghancurkan dirinya sendiri dan seluruh kerajaannya, supaya ia tidak bersalah terhadap dewa-dewa palsu; alangkah ber-dosanya pangeran-pangeran kristen yang mengabaikan pelayan-pelayan yang sah dan sungguh-sungguh dari hal-hal yang kudus, yang pekerjaannya mereka ketahui direstui / disetujui oleh Allah, dan bermanfaat bagi diri mereka sendiri). 

  • Sebetulnya apa pentingnya menunjukkan keadaan orang Mesir pada masa kelaparan ini? Bagian ini penting untuk menunjukkan bahwa andaikata Tuhan tidak memakai Yusuf untuk memelihara Yakub dan keluarganya, maka merekapun akan seperti ini.


b) Kej 47:12 menunjukkan bahwa dalam masa kelaparan itu Yusuf memelihara ‘gereja’ yaitu Yakub dan seluruh keluarganya (bdk. Maz 37:18-19).

-

KEJADIAN 47:27-48:22

I) Akhir hidup Yakub.


1) Israel tinggal di Gosyen dan mereka ‘sangat bertambah banyak’ (Kejadian 47:27). Ini merupakan penggenapan janji Tuhan dalam 46:3. Dan Yakub sendiri masih hidup 17 tahun di Mesir, dan baru mati pada usia 147 tahun (47:28).

  • Calvin berkata bahwa bukan pencobaan ringan bagi Yakub untuk hidup selama itu di luar tanah perjanjian.

  • Mengapa Yakub tidak kembali ke Kanaan, setelah bahaya kelaparan itu berlalu? Dalam tafsirannya tentang Kejadian 45:9 Calvin berkata: “Jacob was not forgetful of the oracle. For, unless he had been retained by some celestial chain, he never could have remained in Egypt after the expiration of the time of scarcity” (= Yakub tidak lupa pada firman Tuhan. Karena kecuali ia ditahan oleh rantai surgawi, ia tidak akan tetap tinggal di Mesir setelah selesainya masa kelaparan).


2) Pesan terakhir Yakub (Kejadian 47:29-31).

Yakub berpesan supaya ia tidak dikuburkan di Mesir, tetapi di Kanaan bersama nenek moyangnya, dan ia menyuruh Yusuf bersumpah untuk melakukan hal itu.


  1. Apa tujuannya sehingga ia minta dikubur di Kanaan? Calvin berkata:

  • “... he, commanding his dead body to be carried back to Canaan, encouraged his sons to hope for deliverance” (= ... ia, memerintahkan mayatnya dibawa kembali ke Kanaan, mendorong anak-anaknya untuk mengharapkan pembebasan).

  • “For, to what purpose was this great care respecting his sepulture, except that the promise of God might be confirmed to his posterity?” (= Karena, apa tujuannya perhatian yang begitu besar pada tempat penguburannya, kecuali supaya janji Allah bisa ditegaskan kepada keturunannya?).


Karena itu tepatlah kata-kata dari Tyndale Commentary yang me-ngutip R. Martin - Achard yang berkata sebagai berikut: “The dying Israelite seems to be less concerned about the unknown world he is entering than about the future of God’s people” (= Israel yang sekarat itu keli-hatannya lebih memperhatikan masa depan umat Allah dari pada dunia tak dikenal yang sedang dimasukinya).


Renungkan: kalau saudara sedang sekarat / mau mati, masihkah memikirkan gereja? Kalau pada waktu sehatpun saudara tidak terlalu peduli pada gereja, tidak mungkin pada waktu mau mati saudara peduli pada gereja seperti yang dilakukan oleh Yakub.

b) Permintaan Yakub ini kelihatannya menghina Mesir, seakan-akan Mesir tidak layak bagi kuburannya. Tetapi Yakub tahu bahwa per-mintaannya itu benar dan bermanfaat bagi ‘gereja’, dan karena itu ia tetap melakukannya.


Dan Yusufpun bersumpah untuk melakukan pesan terakhir Yakub (47:30b-31a).


3) Yakub menyembah Allah (47:31b).

Kej 47:31b - “Lalu sujudlah Israel di sebelah kepala tempat tidurnya”.

Ibr 11:21 - “Karena iman maka Yakub, ketika hampir waktunya akan mati, memberkati kedua anak Yusuf, lalu menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya”.

Ada 2 problem yang muncul dari perbandingan kedua ayat ini:

a) Yakub bersandar pada ‘kepala tongkatnya’ atau ‘kepala tempat tidurnya’?

b) Dalam kitab Kejadian, pemberkatan kepada Manasye dan Efraim (Kej 48:1-dst) terletak setelah penyembahan Yakub (Kej 47:31), tetapi Ibr 11:21 mengatakan memberkati lalu menyembah.


Problem 1.

Perlu diketahui bahwa penterjemahan Kej 47:31b itu ada 2 macam.


NIV: ‘and Israel worship as he leaned on the top of his staff (= Dan Israel menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya).

Ini mengambil dari LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke bahasa Yunani) yang menterjemahkan: ‘and Israel worshipped upon the top of his staff (= Dan Israel menyembah di atas kepala tongkatnya).


Footnote NIV: ‘Israel bowed down at the head of his bed (= Israel menyembah pada kepala ranjangnya). Ini seperti terjemahan Kitab Suci Indonesia. NASB/RSV/KJV menterjemahkan seperti footnote NIV / Kitab Suci Indonesia.


Kalau diambil arti ‘tongkat’ maka artinya adalah bahwa Yakub me-nyembah Allah sambil bersandar pada tongkatnya. Sedangkan kalau diambil arti ‘ranjang’ maka artinya adalah Yakub menyembah Alllah sambil bersandar pada kepala ranjangnya. Jadi tadinya ia berbaring, tetapi waktu mau menyembah Allah ia duduk sambil bersandar pada kepala ranjangnya.


Perlu diketahui bahwa dalam bahasa Ibrani:

  • kata untuk ‘bed’ / ‘ranjang’ adalah MITTAH; sedangkan kata untuk ‘staff’ / ‘tongkat’ adalah MATTEH. Jadi perbedaan kedua kata ini hanya terletak pada huruf hidupnya.

  • dalam penulisannya tidak ada huruf hidup, sehingga kata yang sama bisa dibaca MITTAH atau MATTEH.

Catatan: Dalam Ibr 11:21 yang menggunakan bahasa Yunani tidak ada keraguan penterjemahan, dan karena itu semua versi menterjemahkan ‘kepala tongkatnya’ / ‘top of his staff’.


Calvin menganggap bahwa terjemahan ‘ranjang’ yang benar, dan ia berpendapat bahwa Ibr 11:21 mengambil dari LXX yang salah, karena penulis Ibrani tidak terlalu teliti sampai hal yang sekecil-kecilnya, karena ini tidak penting. Problem dengan pandangan Calvin ini adalah: dengan demikian Kitab Suci, khususnya pada Ibr 11:21 ini, tidak lagi infallible dan inerrant (tidak ada salahnya).


Saya lebih setuju dengan pandangan dari penterjemah dan editor dari Calvin’s Commentary tentang surat Ibrani, yaitu John Owen, yang berkata sebagai berikut: “The points are of no authority; and the Apostle adopted the Septuagint version, and thus sanctioned it : and there is no reason to dispute that sanction. ... All the difficulty here vanishes, if we throw aside, as we ought to do, the points” (= Titik-titik tidak mempunyai otoritas; dan sang rasul menerima versi Septuaginta, dan dengan demikian menyetujuinya / membe-rinya otoritas : dan tidak ada alasan untuk memperdebatkan persetujuan / pemberian otoritas itu. ... Semua kesukaran di sini hilang, jika kita mem-buang titik-titik itu, seperti yang seharusnya kita lakukan).

Yang ia maksudkan dengan ‘the points’ (= titik-titik) adalah pemberian titik-titik / tanda-tanda pada bahasa Ibrani (yang mula-mula hanya huruf mati) untuk memberikan huruf hidup, sehingga bisa dibaca. Ini jelas merupakan penambahan, dan karena itu ia berkata bahwa titik-titik ini tidak mempunyai otoritas. Tulisan penulis Ibrani itulah yang mempunyai otoritas. Dengan demikian, terjemahan yang benar menurut saya adalah ‘the staff’ / ‘tongkat’.


Problem 2.

John Owen, penterjemah dan editor Calvin’s Commentary untuk surat Ibrani, mengatakan bahwa penyembahan yang dikatakan oleh penulis surat Ibrani berhubungan dengan pemberian berkat kepada Manasye dan Efraim, dan karena itu berbeda dengan penyembahan Yakub dalam Kej 47:31b yang berhubungan dengan sumpah Yusuf tentang penguburan Yakub. Tetapi, entah apa dasarnya, John Owen beranggapan bahwa posisi / postur Yakub dalam kedua penyembahan ini adalah sama.

Melihat kedua problem ini maka sebetulnya ada kemungkinan bahwa da-lam Kej 47:31b Yakub memang menyembah sambil bersandar pada ran-jangnya, sedangkan dalam Ibr 11:21, yang menceritakan penyembahan Yakub yang lain, ia melakukannya sambil bersandar pada kepala tongkatnya.


Sekarang hal praktis apa yang bisa kita pelajari dari penyembahan Yakub ini? Dalam keadaan tua dan lemah, dimana untuk menyembah Allah Yakub harus bersandar pada kepala tongkat atau ranjang, Yakub tetap menyembah Allah. Bandingkan dengan kebanyakan orang kristen, yang sekalipun masih muda dan sehat, tidak mau melakukan jerih payah dalam menyembah Allah. Misalnya hujan lalu bolos kebaktian, malas ke gereja yang letaknya jauh dari rumahnya, dsb.


II) Yakub memberkati Efraim dan Manasye.


1) Yakub sakit, dan Yusuf membawa kedua anaknya untuk mengunjungi (Kejadian 48:1).


2) Kata-kata Yakub kepada Yusuf (48:3-7).


a) 48:3-4 - Yakub berbicara tentang perjanjian Allah.

Dari sudut Yakub ini menunjukkan iman yang hebat, karena sekalipun ia ada dalam pengungsian selama 17 tahun di Mesir, ia tetap ingat dan memegang janji Tuhan itu.

Sekarang yang perlu dipertanyakan adalah: mengapa Yakub ber-bicara kepada Yusuf dan kedua anaknya tentang perjanjian Allah? Calvin menjawab sebagai berikut:

“The design of the holy man was to withdraw his son from the wealth and honours of Egypt, and to reunite him to the holy race, from which he had been, for a little while, separated. ... But to all the riches and honours of Egypt, Jacob opposes the vision in which God had adopted himself and his race, as his own people. Whenever, therefore, Satan shall try to entangle us with the allurements of the world, that he may draw us away from heaven, let us remember for what end we are called; in order that, in comparison with the inestimable treasure of eternal life, all that the flesh would otherwise prefer, may become loathsome” (= Tujuan dari orang suci ini adalah untuk menarik anaknya dari kekayaan dan kehormatan Mesir, dan mempersatukannya kembali dengan bangsa yang kudus, dari mana ia untuk sementara waktu telah terpisah. ... Tetapi terhadap semua kekayaan dan kehormatan Mesir, Yakub mempertentangkan penglihatan dalam mana Allah telah mengadopsi dirinya sendiri dan bangsanya sebagai umatNya sendiri. Karena itu, kapanpun Setan berusaha men-jerat kita dengan daya tarik duniawi untuk menjauhkan kita dari surga, biarlah kita mengingat untuk tujuan apa kita dipanggil; supaya dalam perbandingan dengan harta hidup kekal yang tak ternilai, semua yang diinginkan oleh daging menjadi sesuatu yang menjijikkan).


Perlu diingat bahwa Yusuf pada saat ini mempunyai kedudukan seba-gai orang kedua di seluruh tanah Mesir, dan karena itu anak-anaknya yaitu Manasye dan Efraim, jelas adalah bangsawan. Tetapi dari cerita ini selanjutnya, terlihat bahwa mereka lebih mengarahkan diri pada perjanjian Tuhan dari pada kedudukan dan kekayaan Mesir.


Calvin:

“Few indeed are to be found, in this age, like Joseph, who disregarding the enjoyment of pleasures which are at hand, yield entire submission to the plain declaration of God’s word” (= Sangat sedikit orang yang seperti Yusuf pada jaman ini, yang mengabaikan penikmatan dari kesenangan-kesenangan yang ada di tangan, melakukan penyerahan total pada pernyataan yang jelas / sederhana dari Firman Allah).


Mengingat bahwa Musa menuliskan kitab Kejadian dalam perjalanan dari Mesir ke Kanaan, dimana berulangkali bangsa Israel bersungut-sungut dan ingin kembali ke Mesir, maka jelas bahwa cerita tentang Yusuf ini sangat berbicara dan menegur mereka!


b) Kejadian 48:5-6.

Artinya: Yakub menganggap Manasye dan Efraim sebagai anak-anaknya dan memberikan kepada mereka kedudukan seperti anak-anak Yakub yang lain. Ini menunjukkan bahwa kepada Yusuf diberi-kan warisan 2 bagian, yang merupakan hak kesulungan (Ul 21:17). Hak kesulungan ini seharusnya adalah milik Ruben, tetapi karena perzinahan Ruben dengan Bilha yang terjadi dalam Kej 35:22a, lalu hak kesulungan ini diberikan kepada Yusuf (bdk. 1Taw 5:1-2  Kej 49:3-4). Ingat bahwa Yusuf adalah anak pertama / sulung dari Rahel, istri yang paling dicintai oleh Yakub, dan bahkan istri Yakub yang seharusnya (Lea menjadi istri hanya karena tipu muslihat Laban).


c) 48:7 - Yakub berbicara tentang Rahel.

Calvin berkata bahwa Yakub berbicara tentang Rahel supaya ingatan Yusuf kepada Rahel bisa menjadi pendorong bagi Yusuf. Karena Rahel mau meninggalkan tanah airnya dan mengikuti Yakub dan perjanjian Allah sampai ia mati, maka diharapkan bahwa Yusufpun mau menirunya.


3) Berkat Yakub kepada Manasye dan Efraim (48:8-20).


a) Yakub sudah buta (48:10), dan karena itu ia tidak mengenali Manasye dan Efraim dalam 48:8.


b) Yusuf sujud kepada ayahnya (48:12) sekalipun Yusuf adalah orang berpangkat sedangkan ayahnya tua dan lemah.

Penerapan: jika saudara menjadi jaya, jangan sombong dan meng-abaikan orang tua, istri, dan bahkan pendeta!

Catatan: dalam Perjanjian Lama sering terjadi sujud kepada manusia, tetapi sejak Yesus mengucapkan Mat 4:10 maka hal itu dilarang. 


c) Yusuf menghadapkan Manasye, yaitu anak sulungnya kepada tangan kanan Yakub (48:13), tetapi Yakub ternyata menyilangkan tangannya sehingga tangan kanannya jatuh pada kepala Efraim (48:14).

48:14 - dalam KJV ada tambahan: ‘guiding his hands wittingly’ (= mengarahkan tangannya dengan sengaja).

Sekalipun bagian ini mungkin sekali merupakan penambahan, tetapi ini jelas benar. Bukan secara kebetulan Yakub menyilangkan tangan-nya, tetapi ia dipimpin oleh Tuhan sehingga melakukan hal itu dengan sengaja.


d) Berkat Yakub (Kejadian 48:15-16).

Perlu diketahui bahwa berkat di sini bukanlah sekedar suatu permo-honan / keinginan dari Yakub, tetapi betul-betul mempunyai otoritas ilahi.

Ada beberapa hal yang perlu disoroti dari bagian ini:


  • Dalam 48:15 dikatakan bahwa Yakub memberkati Yusuf, padahal yang diberkati adalah anak-anak Yusuf. Memang memberkati anak-anak Yusuf bisa disamakan seperti memberkati Yusuf. Ini seperti:

  • Kanaan diberikan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub dalam diri keturunan mereka.

  • Ham dikutuk dalam diri anaknya (Kej 9:25).


  • Terjemahan dari 48:15-16a ini banyak salahnya.

48:15-16a (NIV): “May the God before whom my fathers Abraham and Isaac walked, the God who has been my Shepherd all my life to this day, the Angel who has delivered me from all harm - may he bless these boys” (= Kiranya Allah di hadapan siapa nenak moyangku Abraham dan Ishak berjalan / hidup, Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai saat ini, Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya - kiranya Ia memberkati anak-anak ini).

Jadi di sini Ia menyebut Allah sebanyak 3 x, dua kali dengan se-butan ‘Allah’; dan satu kali dengan sebutan ‘Malaikat’. Bandingkan ini dengan:

  • Kel 34:6 - sebutan ‘TUHAN, TUHAN, Allah’.

  • Bil 6:24-26 - 3 x sebutan ‘TUHAN’.

  • Yes 6:3 & Wah 4:8 - di sini ada 3 kali sebutan ‘kudus’.

  • Mat 28:19 & 2Kor 13:13.

Semua ini menjadi dasar dari Allah Tritunggal.


  • Terjemahan dari 48:16b (‘termasyhur’) juga salah; Yakub member-kati bukan dengan tujuan supaya namanya beserta nama Abraham dan Ishak menjadi termasyhur. Perhatikan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris di bawah ini.

NIV - ‘May they be called by my name and the names of my fathers Abraham and Isaac’ (= Kiranya mereka dipanggil dengan namaku dan nama dari nenek moyangku Abraham dan Ishak).

NASB: ‘And may my name live on in them, And the names of my fathers Abraham and Isaac’ (= Dan kiranya namaku hidup terus dalam diri mereka, dan nama nenek moyangku Abraham dan Ishak).

RSV: ‘and in them let my name be perpetuated, and the name of my fathers, Abraham and Isaac’ (= dan dalam mereka biarlah namaku diabadikan, dan nama nenek moyangku Abraham dan Ishak).

KJV: ‘and let my name be named on them, and the name of my fathers Abraham and Isaac’ (= dan biarlah namaku disebutkan pada mereka, dan nama nenek moyangku Abraham dan Ishak).

Calvin mengartikan bagian ini sebagai adopsi yang dimaksudkan dalam 48:5.


  • Dalam 48:16c ada janji untuk berkembang biak dengan luar biasa.

Kalau kita melihat dalam Bil 1:20-46 maka jumlah dari Manasye dan Efraim adalah 72.700. Ini adalah yang nomor 2 setelah Yehuda (74.600). Tetapi dalam Bil 26:5-51 jumlah dari Manasye dan Efraim adalah 85.200, dan ini adalah yang nomer 1.


e) Yusuf ingin membetulkan pemberkatan dengan meletakkan tangan kanan Yakub pada kepala Manasye, tetapi Yakub menolak, dan tetap memberkati Efraim dengan berkat yang lebih besar (Kejadian 48:17-20).


  • Calvin:

“The eyes of Jacob were dim: but in crossing his arms, with apparent negligence, in order to comply with God’s purpose of election, he is more clear-sighted than his son Joseph” (= Mata Yakub kabur: tetapi dengan menyilangkan tangannya, yang terlihat sebagai kesembrono-an, untuk menuruti rencana pemilihan Allah, ia melihat dengan lebih jelas dari anaknya Yusuf).


  • Efraim lebih diberkati dari pada Manasye.

Bandingkan dengan Ul 33:17 - puluhan ribu untuk Efraim, ribuan untuk Manasye. Dalam Hakim-hakim, suku Efraim lebih populer dari Manasye (Hakim-hakim 5:14  8:1  12:1). Dan kalau saudara melihat dalam konkordansi, maka kata ‘Efraim’ muncul jauh lebih banyak dari kata ‘Manasye’. Juga kata Efraim sering digunakan untuk mewakili Israel seperti dalam Yes 7:2,5.


4) Kata-kata Yakub kepada Yusuf (Kejadian 48:21-22).


a) 48:21 - Yakub mengatakan bahwa ia akan mati, tetapi Allah akan menyertai mereka dan membawa mereka kembali ke Kanaan.

Mungkin ini dimaksudkan supaya mereka tidak bergantung kepada Yakub tetapi kepada Allah.


b) 48:22 - ini adalah ayat yang sangat membingungkan, baik dalam terjemahannya maupun artinya.


  • Kata ‘punggung’ ada yang menterjemahkan ‘portion’ (= bagian). Kata Ibrani yang dipakai adalah SHECHEM, yang arti sebetulnya adalah ‘shoulder’ (= pundak / bahu). Mungkin arti dari ‘punggung / bahu gunung’ adalah ‘lereng gunung’.


  • Di sini dikatakan ‘kurebut dengan pedang dan panahku dari tangan orang Amori’. Tetapi dalam Yos 24:32 dikatakan ‘Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak Hemor’.

Ada macam-macam penafsiran:

  • Ini suatu nubuat yang menunjuk ke depan pada jaman Yosua dimana Israel mengalahkan mereka dengan pedang dan panah.

  • Mungkin ia membeli Sikhem, tetapi karena lalu Simeon dan Lewi membunuh mereka (Kej 34), di sini dikatakan merebut dengan pedang dan panah.

  • Mungkin ada peristiwa yang tidak dicatat dalam Kitab Suci tentang tindakan merebut dengan pedang dan panah ini.


Penutup / kesimpulan:


Yusuf dan kedua anaknya lebih mengarahkan diri pada berkat rohani dari pada kekayaan / kesenangan duniawi. Karena itu mereka mendapatkan berkat rohani itu. Bagaimana dengan saudara?


Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post