MAKNA KEBANGKITAN TUBUH DALAM PENGAKUAN IMAN RASULI

Pdt. Yakub Tri Handoko.
MAKNA KEBANGKITAN TUBUH DALAM PENGAKUAN IMAN RASULI
otomotif, bisnis
Di dalam Pengakuan Iman Rasuli, kita juga mengakui bahwa kita percaya kebangkitan tubuh. Beberapa gereja menggunakan istilah “kebangkitan orang mati”. Secara hurufiah, terjemahan tersebut kurang begitu tepat. Mengacu pada bahasa asli Pengakuan Iman Rasuli, kita malah sebaiknya menerjemahkannya “kebangkitan daging”. Secara lebih khusus, hal ini berbicara tentang kebangkitan daging, bukan hanya kebangkitan orang mati. 

Jika kita menyadari bagaimana gereja mula-mula sangat menekankan tentang kebangkitan tubuh, maka kita juga bisa memahami betapa konsep ini berbeda dengan sekeliling mereka. Pada saat itu, dunia dikuasai oleh filsafat Yunani dan sebagian besar orang menganggap bahwa kebangkitan tubuh adalah berita buruk bagi mereka. Sebab mereka memegang dualisme bahwa apa yang bersifat material -yang bisa dilihat misalnya tubuh- adalah sesuatu yang tidak sempurna, buruk dan jahat. Apa yang tidak terlihat -misalnya jiwa atau roh- dipandang sangat baik dan sempurna. Jiwa atau roh dipandang terpenjara di dalam tubuh. Jadi tubuh tidak terlalu dipandang sebagai hal yang positif.

Kita juga hidup di zaman yang modern, di mana manusia tidak terlalu menghargai tubuhnya. Banyak manusia menjalani berbagai macam pola hidup yang keliru dan tidak mencerminkan kekudusan tubuh. Banyak orang tampaknya tidak terlalu serius dengan tubuhnya. Bahkan beberapa orang yang kelihatannya rohani memegang dikotomi: “yang paling penting adalah kesehatan rohani, bukan kesehatan jasmani”. Ada banyak orang Kristen tidak terlalu memperhatikan tubuh. 

Menariknya di dalam Pengakuan Iman Rasuli, kita mengakui kebangkitan tubuh. Ini adalah konsep yang unik sekali. Kita bukan hanya mengakui ada kehidupan setelah kematian. Kita bukan hanya mengakui bahwa nanti kita akan dibangkitkan. Tapi secara khusus, kita mengakui bahwa kita akan menerima kebangkitan tubuh. Alkitab mengajarkan misalnya di dalam 1Korintus 15:50-53 yang menjelaskan, bagaimana di dalam Adam kita memperoleh tubuh yang dapat binasa, dan di dalam Kristus kita menerima tubuh yang tidak dapat binasa.

Bagaimana kita bisa menerima kebangkitan tubuh? Semuanya ditentukan oleh Yesus Kristus. Di dalam 1Korintus 15:12-49 diajarkan bahwa jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah iman, pertobatan, Pekabaran Injil. Semua yang kita lakukan akan menjadi sia-sia jika Kristus tidak dibangkitkan. Tetapi di dalam 1Korintus 15 Paulus bukan cuma berbicara tentang kebangkitan secara umum, tapi juga tentang kebangkitan tubuh. Yesus Kristus adalah Pokok Kebangkitan. 

Di dalam Kolose 1 Dia disebut sebagai “yang sulung, yang bangkit dari antara orang mati”. “Sulung” bukan berarti dari sisi urutan waktu, sebab kita semua tahu, sebelum Yesus Kristus sudah ada beberapa orang yang dibangkitkan: Ada Lazarus, pemuda Nain, anak janda Sarfat, dst. Dari sisi urutan waktu, Yesus bukan yang sulung, yang bangkit dari antara orang mati. Tetapi dari sisi Keutamaan,Yesus adalah yang sulung dari antara semua orang mati yang akan dibangkitkan karena Yesus Kristus adalah Pokok Kebangkitan. 

Kalau Dia tidak dibangkitkan maka semua iman kita akan menjadi percuma dan kita hanya menjadi orang-orang yang malang. Karena Kristus dibangkitkan maka kita juga akan dibangkitkan. Tapi bukan cuma itu. Karena Kristus dibangkitkan dengan tubuh kemuliaan maka kita pun juga akan dibangkitkan dengan tubuh kemuliaan.

Di dalam Filipi 3:20-21 Paulus mengajarkan bahwa nanti tubuh kita yang hina ini akan diubah menjadi tubuh kemuliaan. Mungkin kita bertanya, apa yang dimaksud dengan “tubuh kemuliaan”? Kalau kita membaca 1Korintus 15:40 dst, maka kita bisa mendapati bahwa yang dimaksud dengan tubuh kemuliaan itu adalah tubuh yang mulia, tubuh yang tidak binasa, tubuh yang tidak dibatasi lagi oleh penyakit, oleh kelemahan, oleh materi. 

Tubuh itu bukan berarti tidak material tetapi itu tubuh khusus yang Tuhan sediakan bagi kita. Sebagai contohnya tubuh kebangkitan Kristus. Dia bertubuh. Dia bukan cuma bangkit secara roh, tetapi Dia bangkit secara tubuh. Alkitab mencatat Dia bisa makan, Dia bisa bercakap-cakap dan Dia bisa menampakkan diri kepada murid-murid-Nya.

Baca Juga: Ada Kebangkitan Orang Mati (1 Korintus 15:12-34)

Tetapi di dalam tubuh itu tidak ada lagi kelemahan, tidak ada lagi penyakit, tidak ada lagi batasan. Tubuh itu akan selalu ada dan tidak akan pernah merasakan apa yang disebut kematian lagi. Tubuh seperti itulah yang kita harapkan dan kita nanti-nantikan. Tapi penantian kita bukan penantian yang penuh dengan waswas. 

Penantian kita adalah penantian yang pasti. Pengharapan kita adalah pengharapan yang pasti, karena kita tahu bahwa Yesus Kristus sebagai Pokok Kebangkitan kita. Dia dibangkitkan dengan tubuh kemuliaan dan kurang lebih seperti itulah tubuh yang akan kita nikmati nanti di langit dan bumi yang baru.

Bayangkan, saudara nanti hidup tanpa penyakit, tanpa kelemahan, tidak akan mengalami kematian tubuh. Saudara memiliki tubuh yang sempurna dan mulia. Itulah yang Tuhan sediakan bagi kita. Setiap Minggu, ketika kita mengikrarkan Pengakuan Iman Rasuli, kita diingatkan pengharapan yang sama. Kita mungkin bisa bertambah tua. 

Tubuh kita bisa tambah renta dan lemah. Mungkin penyakit kita semakin memburuk, tapi kita terus menerus diingatkan bahwa kelak kita akan mendapatkan tubuh kemuliaan. Kita percaya, bukan cuma kebangkitan orang mati, tapi kebangkitan daging. Tuhan memberkati kita
Next Post Previous Post