MAKNA TURUN KE DALAM KERAJAAN MAUT

Pdt. Yakub Tri Handoko.
MAKNA TURUN KE DALAM KERAJAAN MAUT
otomotif, bisnis
Turun ke dalam kerajaan maut mungkin adalah frasa yang paling kontroversial di dalam Pengakuan Iman Rasuli. Kebanyakan kita belum tahu apa arti frasa ini. Di banyak gereja, penulisan terjemahan maupun teks dari frasa ini diberi tanda kurung. Mungkin kita bertanya mengapa frasa ini diberikan tanda kurung? Ada beberapa kesulitan yang menjadikan frasa ini sangat kontroversial, yaitu antara lain:

Ada persoalan pada level salinan. Frasa ini tidak ditemukan pada salinan awal, yaitu di abad keempat. Frasa ini baru ditemukan pada salinan-salinan di abad berikutnya, sehingga banyak ahli menduga bahwa frasa ini sebenarnya tidak asli, dalam arti tidak ada di dalam naskah tertua. Mereka berpendapat bahwa frasa ini baru ditambahkan di periode selanjutnya.

Ada persoalan pada terjemahan. Persoalan frasa ini tidak berhenti pada level salinan namun juga pada level terjemahan. Kata asli yang digunakan bisa berarti “turun ke dalam kerajaan maut” tetapi dapat juga diterjemahkan menjadi “turun ke dalam neraka”. Kita perlu memutuskan terjemahan mana yang akan digunakan. Di dalam bahasa Inggris kita menemukan “descended into hell” yang berarti turun ke dalam neraka. Tetapi apakah benar Yesus turun ke dalam neraka? Apakah benar frasa ini dimaksudkan seperti itu?

Ada persoalan pada penafsiran. Seandainya kita mengikuti salah satu salinan dan kita menerjemahkan dengan mengikuti salah satu opsi penerjemahan, maka tetap akan ada perbedaan pendapat mengenai apa arti dari frasa ini. Bahkan di dalam konfesi Reformed yakni di Pengakuan Iman Westminster, kita dapat melihat ada perbedaan pendapat di antara para pemikir Reformed. 

Mereka masih berbeda pendapat mengenai arti “turun ke dalam kerajaan maut”. Saya sendiri menganggap frasa ini tidak asli, sehingga saya menyetujui jika frasa ini diberi tanda kurung, sehingga kita boleh memakai atau tidak memakai frasa ini. Tetapi ketika kita memutuskan untuk memakainya, maka kita perlu mengetahui penafsiran yang benar tentang frasa ini. Saya akan menerangkannya. melalui dua cara.

Penjelasan yang pertama yaitu dengan cara negatif atau via negatifya, apa yang bukan dimaksud di dalam frasa itu. Frasa ini sama sekali tidak mengajarkan bahwa Yesus pergi ke neraka setelah kematian-Nya. Urutan di dalam Pengakuan Iman Rasuli seolah-olah membuat orang dapat berpikir demikian, yaitu bahwa Yesus mati, dikuburkan, lalu turun ke dalam kerajaan maut. Penafsiran bahwa Yesus setelah mati turun ke dalam neraka adalah penafsiran yang keliru. 

Di dalam Lukas 23, sebelum Yesus mati, Dia berkata kepada seorang penjahat disalib di sampingnya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”. Yesus sendiri sebelum mati menyerahkan roh-Nya kepada Bapa. Jadi pada saat Yesus mati Dia tidak ada di neraka, Dia ada di surga bersama dengan Bapa-Nya.

Jadi frasa “turun ke dalam kerajaan maut” tidak berarti bahwa Yesus turun ke dalam neraka setelah Dia mati. Di dalam Matius 27 dituliskan, ketika Tuhan Yesus mati, Dia berteriak “. . . Eli, Eli, lama sabakhtani?”Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Pada saat itu dan di situlah Yesus menanggung siksa neraka. Firman Tuhan dalam 2Tesalonika 1:9, berkata “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya.” Ayat ini menunjukkan bahwa inti dari neraka bukanlah api atau ulat yang tak bisa mati, bukan gertakan gigi atau gelap gulita. Inti dari neraka adalah keterpisahan total dari Allah dan itulah yang sudah Yesus tanggung pada saat Ia ditinggalkan oleh Bapa-Nya di atas kayu salib (Matius 27:46 dan Markus 15:34).

Baca Juga: Turun Ke Dalam Kerajaan Maut Atau Neraka

Penjelasan yang kedua yaitu dengan cara positif atau via positifya. Saya memilih untuk menafsirkan frasa “turun ke dalam kerajaan maut” artinya adalah bahwa Yesus tetap mati. Frasa ini hanya menekankan bahwa Yesus sungguh-sungguh mati dan terus menerus dalam keadaan mati selama tiga hari (Kisah Para Rasul 2:31). Penafsiran saya didasarkan pada kronologi di dalam Pengakuan Iman Rasuli bahwa Yesus mati, dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, lalu bangkit. Artinya, peristiwa “turun ke dalam kerajaan maut” itu terjadi antara Yesus dikuburkan dan Yesus bangkit. Frasa ini menunjukkan bahwa Yesus bukan cuma dikubur, tetapi Dia tetap berada dalam keadaan dikubur. Dia tetap berada dalam keadaan mati.

Berdasarkan penafsiran kronologi ini, maka sekali lagi saya mengambil frasa ini sebagai sebuah bentuk penekanan saja, bahwa Yesus tidak hanya mati; kematian-Nya ditunjukkan dengan Dia dikubur dan kematian-Nya itu ditekankan dengan Dia terus menerus tetap berada di kubur. Itulah artinya “turun ke dalam kerajaan maut” Kiranya Tuhan memberkati kita.
Next Post Previous Post