2 ALASAN YESUS BANGKIT PADA HARI KETIGA

Pdt. Yakub Tri Handoko.
2 ALASAN YESUS BANGKIT PADA HARI KETIGA
otomotif, bisnis
Dalam Pengakuan Iman Rasuli dikatakan bahwa “Yesus Kristus yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus; disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut. Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati”. Kali ini kita akan membahas frasa “pada hari ketiga”. Mengapa Yesus bangkit pada hari ketiga? Mengapa bukan bangkit pada hari pertama atau ketujuh sesudah kematian-Nya? Mengapa perlu secara khusus disebutkan “hari yang ketiga”? Ada dua alasannya.

1. Alasan yang pertama, untuk menunjukkan kesungguhan kematian-Nya dan kesungguhan kemenangan-Nya atas kematian.

Untuk memahami poin ini kita harus mengerti budaya Yahudi. Orang Yahudi sama seperti kita, mengenal apa yang disebut “mati suri”. Ada orang yang kelihatannya mati, tapi tidak lama kemudian ternyata dia masih bisa bernafas dan akhirnya masih bisa hidup kembali. Masyarakat kuno Yahudi biasanya punya pemikiran bahwa orang disebut benar-benar mati kalau kematian-Nya sudah mencapai hari ketiga. 

Kita ingat salah satu peristiwa yang mirip dengan itu yang dicatat dalam Alkitab yaitu di dalam Yohanes 11:39 tentang Lazarus yang dibangkitkan. Pada waktu Tuhan Yesus datang ke kuburnya, Lazarus sudah mati empat hari. Mati tiga hari itu merupakan pertanda minimal bahwa orangnya benar-benar sudah mati. Jadi Yesus tidak langsung bangkit setelah kematian-Nya. Dia bangkit pada hari yang ketiga untuk menunjukkan bahwa Dia benar-benar mati dan bahwa Dia benar-benar mengalahkan kematian. Ini poin yang harus kita pahami.

2. Alasan yang kedua, yaitu bahwa Yesus menggenapi nubuat yang Dia ucapkan.

Di dalam Matius 12:39-42 dicatatkan tentang jawaban Yesus kepada orang-orang Yahudi yang minta tanda dari Dia. Yesus mengatakan: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus” (ay. 39). Lalu Yesus mengatakan: “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam” (ay. 40). Jelas, poin utama dari analogi ini adalah sama-sama tiga hari. Yunus berada di perut ikan selama tiga hari dan Yesus berada di perut bumi selama tiga hari.

Baca Juga: Makna Turun Ke Dalam Kerajaan Maut

Tetapi ada analogi lain, yang juga disiratkan dalam Matius 12 ini, yaitu bahwa orang-orang Niniwe itu lebih baik daripada orang-orang Yahudi pada zaman Yesus (band. ay 41). Mengapa? Karena kepada orang-orang di Niniwe itu, Allah mengutus hanya seorang nabi, yaitu nabi Yunus. Nabi itu enggan pergi dan justru protes kepada Tuhan setelah melihat bangsa Niniwe diselamatkan. Dengan kata lain, nabi ini tidak mengasihi bangsa Niniwe dan “ogah-ogahan” menunaikan tugasnya. 

Pelayanan nabi ini juga tidak disertai dengan mujizat-mujizat yang luar biasa. Meski Yunus pernah berada dalam kapal yang terserang badai besar, kena undi yang menunjuk kepada dirinya. Yunus dibuang ke laut dan masuk di dalam perut ikan, entah dia mati atau hanya pingsan, atau dalam keadaan yang buruk. Poinnya adalah apa yang dialami oleh Yunus bukanlah mujizat yang luar biasa, tetapi melalui nabi yang biasa-biasa ini, orang Niniwe sudah cukup untuk bertobat. Pemberitaan Yunus sudah cukup mempertobatkan orang-orang Niniwe.

Bagaimana dengan orang-orang pada zaman Tuhan Yesus? Allah menjadi manusia. Dia mengasihi manusia. Dia tinggalkan surga dan mencari mereka. Yesus memberikan tanda, bukan cuma tanda yang biasa-biasa saja. Dia melakukan berbagai macam mukjizat yang ajaib dan terutama mukjizat-Nya yang terbesar adalah ketika Dia bangkit dari antara orang mati. Dia bangkit pada hari yang ketiga. 


Tetapi apakah orang-orang Yahudi menerima Dia? Apakah terjadi kebangunan rohani seperti yang terjadi di Niniwe? Apakah semua pimpinan sampai seluruh penduduk bertobat kepada Allah? Tidak terjadi demikian! Bahkan pada waktu Tuhan Yesus pertama kali bangkit, hanya beberapa ratus orang yang percaya. Tidak semua orang Yahudi percaya. Hal ini menunjukkan bahwa orang Yahudi lebih parah daripada penduduk kota Niniwe dan itu sudah dibahas Yesus di beberapa tempat yang lain. Dia mengecam mereka. Tuhan Yesus juga pernah berkata kepada mereka; “ jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini” (Matius 11:23).

Jadi mengapa Yesus bangkit pada hari yang ketiga? Untuk menunjukkan bahwa Dia menggenapi nubuat nabi Yunus. Hal ini berarti kematian-Nya bukanlah kecelakaan, melainkan penggenapan nubuat. Kalau Dia menggenapi nubuatan nabi Yunus berarti Dia mengkonfirmasi ketegaran hati bangsa Yahudi pada zaman-Nya. Mereka jauh lebih keras dan jauh lebih tegar tengkuk daripada penduduk kota Niniwe. 

Inilah dua arti dari “bangkit pada hari yang ketiga” Pertama, bahwa Dia sungguh-sungguh mati dan mengalahkan kematian. Kedua, bahwa Dia menggenapi nubuat yang Dia ucapkan sendiri, yaitu tanda nabi Yunus. Itulah maknanya. Tuhan memberkati kita.
Next Post Previous Post