7 BIDAT MODERN DALAM KEKRISTENAN
7 BIDAT MODERN DALAM KEKRISTENAN. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. (Matius 24:24)
Definisi bidat secara umum adalah "penerimaan pendapat agama yang berseberangan dengan kepercayaan yang dianut gereja." Menurut DR. H. Berkhof dan Dr. I.H. Enklaar, "Bidat ditinjau dari sudut historis adalah persekutuan Kristen (yang kecil) yang dengan sengaja memisahkan diri dari gereja besar dan ajarannya menekankan iman Kristen secara berat sebelah, sehingga teologinya dan praktik kesalehannya pada umumnya membengkokkan kebenaran Injil."
Dengan demikian, Bidat adalah sesuatu yang ditambahkan kepada apa yang tidak terdapat di dalam ketentuan-ketentuan yang sudah digariskan. Jadi segala sesuatu yang ditambahkan dari luar apa yang sudah ditetapkan di dalam Alkitab atau mengurangi/menghilangkan apa yang sudah tertulis di dalam Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dapat disebut sebagai bidat.
2 Petrus 2:1 mengajar, "Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka." Dari ayat ini, kita belajar bahwa bidat adalah apapun yang menyimpang dan bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.
Di dalam 1 Korintus 11:19, Paulus mencela gereja atas bidat yang ditemukan di antara mereka - bidat yang menyebabkan perpecahan di antara mereka. Di sini bidat dan pengajarannya berpotensi menghasilkan perpecahan dalam gereja. Bidaat sangat berbahaya dan merusak, dan berulang kali dibahas dalam Alkitab (Contoh: 1 Yohanes 4:1-6; 1 Timotius 1:3-6; 2 Timotius 1:13-14; dan Yudas 1).
Ciri-ciri pengajaran bidat deapat diketahui dari beberapa hal, antara lain:
1). Membawa kebenaran baru atau wahyu yang baru.
Salah satu ciri ajaran bidat adalah adanya suatu keyakinan bahwa adanya kebenaran baru atau wahyu baru yang kehadirannya lebih baik daripada yang sudah ada sebelumnya. Mereka mengajarkan bahwa kebenaran dalam Alkitab belum cukup, sehingga dibutuhkan wahyu baru untuk melengkapi apa yang sudah ada.
2). Membawa penafsiran yang baru.
Pengajaran bidat juga menggunakan penafsiran baru seperti prinsip hermeneutis. Penggunaan prinsip hermeneutis hanya menggunakan pada pendekatan tertentu saja dan bersifat eisegesis. Dengan demikian penafsiran yang dilakukan tanpa mengikuti kaidah-kaidah Hermeneutis secara benar, pasti akan menghasilkan penafsiran yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan.
3). Mempunyai pandangan yang salah terhadap Alkitab.
Perkembangan ajaran bidat sepertinya tetap berpatok pada Alkitab, namun ada beberapa yang mengabaikan adanya kebenaran firmjan Tuhan di dalam Alkitab, dan mereka berfikir bahwa hal itu tidak sesuai dengan ajaran yang mereka yakini atau dapat dikatakan sebagai “Injil minus”. serta menambahkan beberapa pemahaman atau kitab lain pada Alkitab atau dikatakan sebagai “Injil plus”.
4). Ajaran Trinitas yang tidak seimbang.
Pengajaran bidat selalu nampak dalam penolakan mereka terhadap pemahaman Allah Tritunggal (Trinitas). Mereka mempunyai pemahaman sendiri terhadap Allah, Yesus, Roh Kudus, keselamatan, dan lainnya.
5). Adanya gerakan zaman baru.
Gerakan-gerakan baru dalam Kekristenan sangat mewabah pada era millenial ini. Bagi seorang yang belum dewasa pemahaman imannya, akan mudah terpengaruh oleh pengajaran-pengajaran dari gerakan-gerakan zaman baru tersebut. Mereka membawa sumber otoritas tertulis baru selain alkitab, menggambarkan sosok Yesus yang baru, menggunakan istilah Alkitab dengan makna non-Alkitabiah, mereka sering mengkultuskan pimpinan dan membuat kepalsuan-kepalsuan. Jadi apa yang mereka ajarkan seakan-akan adalah kebenaran tetapi pada ujungnya mereka menyesatkan jemaat.
Lalu, bagaimana cara kita dalam menanggapi bidat dan pengajarannya, sesuai dengan petunjuk Alkitab? Titus 3:10 mengajar, "Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi." Ketika seorang jemaat gereja menjauh dari ajaran alkitabiah, respon yang benar adalah pertama, berusaha mengkoreksinya, namun jika ia menolak setelah dihimbau dua kali, jauhilah orang itu. Tersirat disini bahwa orang itu harus dikucilkan. Kebenaran Kristus selalu menyatukan orang percaya (Yohanes 17:22-23), namun seorang bidat tidak dapat tinggal berdamai bersama Kebenaran.
Bagaimana cara berlindung terhadap bidaah? Filipi 2:2-3 adalah langkah permulaan yang baik: "Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri."
Ketika kita menundukkan diri kepada otoritas Firman Allah dan berinteraksi dengan sesama dalam kasih dan sikap hormat, maka kita dijauhkan dari pengajaran-pengajaran bidat serta terhindar dari perselisihan dan perpecahan.
Dibawah ini kami rangkumkan beberapa sumber mengenai “Bidat Modern Dalam Kekristenan” yang pada akhir zaman ini merambah seluruh kehidupan dan dunia Kekristenan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama.
BIDAT MODERN DALAM KEKRISTENAN
Definisi bidat secara umum adalah "penerimaan pendapat agama yang berseberangan dengan kepercayaan yang dianut gereja." Menurut DR. H. Berkhof dan Dr. I.H. Enklaar, "Bidat ditinjau dari sudut historis adalah persekutuan Kristen (yang kecil) yang dengan sengaja memisahkan diri dari gereja besar dan ajarannya menekankan iman Kristen secara berat sebelah, sehingga teologinya dan praktik kesalehannya pada umumnya membengkokkan kebenaran Injil."
Dengan demikian, Bidat adalah sesuatu yang ditambahkan kepada apa yang tidak terdapat di dalam ketentuan-ketentuan yang sudah digariskan. Jadi segala sesuatu yang ditambahkan dari luar apa yang sudah ditetapkan di dalam Alkitab atau mengurangi/menghilangkan apa yang sudah tertulis di dalam Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dapat disebut sebagai bidat.
2 Petrus 2:1 mengajar, "Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka." Dari ayat ini, kita belajar bahwa bidat adalah apapun yang menyimpang dan bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.
Di dalam 1 Korintus 11:19, Paulus mencela gereja atas bidat yang ditemukan di antara mereka - bidat yang menyebabkan perpecahan di antara mereka. Di sini bidat dan pengajarannya berpotensi menghasilkan perpecahan dalam gereja. Bidaat sangat berbahaya dan merusak, dan berulang kali dibahas dalam Alkitab (Contoh: 1 Yohanes 4:1-6; 1 Timotius 1:3-6; 2 Timotius 1:13-14; dan Yudas 1).
Ciri-ciri pengajaran bidat deapat diketahui dari beberapa hal, antara lain:
1). Membawa kebenaran baru atau wahyu yang baru.
Salah satu ciri ajaran bidat adalah adanya suatu keyakinan bahwa adanya kebenaran baru atau wahyu baru yang kehadirannya lebih baik daripada yang sudah ada sebelumnya. Mereka mengajarkan bahwa kebenaran dalam Alkitab belum cukup, sehingga dibutuhkan wahyu baru untuk melengkapi apa yang sudah ada.
2). Membawa penafsiran yang baru.
Pengajaran bidat juga menggunakan penafsiran baru seperti prinsip hermeneutis. Penggunaan prinsip hermeneutis hanya menggunakan pada pendekatan tertentu saja dan bersifat eisegesis. Dengan demikian penafsiran yang dilakukan tanpa mengikuti kaidah-kaidah Hermeneutis secara benar, pasti akan menghasilkan penafsiran yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan.
3). Mempunyai pandangan yang salah terhadap Alkitab.
Perkembangan ajaran bidat sepertinya tetap berpatok pada Alkitab, namun ada beberapa yang mengabaikan adanya kebenaran firmjan Tuhan di dalam Alkitab, dan mereka berfikir bahwa hal itu tidak sesuai dengan ajaran yang mereka yakini atau dapat dikatakan sebagai “Injil minus”. serta menambahkan beberapa pemahaman atau kitab lain pada Alkitab atau dikatakan sebagai “Injil plus”.
4). Ajaran Trinitas yang tidak seimbang.
Pengajaran bidat selalu nampak dalam penolakan mereka terhadap pemahaman Allah Tritunggal (Trinitas). Mereka mempunyai pemahaman sendiri terhadap Allah, Yesus, Roh Kudus, keselamatan, dan lainnya.
5). Adanya gerakan zaman baru.
Gerakan-gerakan baru dalam Kekristenan sangat mewabah pada era millenial ini. Bagi seorang yang belum dewasa pemahaman imannya, akan mudah terpengaruh oleh pengajaran-pengajaran dari gerakan-gerakan zaman baru tersebut. Mereka membawa sumber otoritas tertulis baru selain alkitab, menggambarkan sosok Yesus yang baru, menggunakan istilah Alkitab dengan makna non-Alkitabiah, mereka sering mengkultuskan pimpinan dan membuat kepalsuan-kepalsuan. Jadi apa yang mereka ajarkan seakan-akan adalah kebenaran tetapi pada ujungnya mereka menyesatkan jemaat.
Lalu, bagaimana cara kita dalam menanggapi bidat dan pengajarannya, sesuai dengan petunjuk Alkitab? Titus 3:10 mengajar, "Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi." Ketika seorang jemaat gereja menjauh dari ajaran alkitabiah, respon yang benar adalah pertama, berusaha mengkoreksinya, namun jika ia menolak setelah dihimbau dua kali, jauhilah orang itu. Tersirat disini bahwa orang itu harus dikucilkan. Kebenaran Kristus selalu menyatukan orang percaya (Yohanes 17:22-23), namun seorang bidat tidak dapat tinggal berdamai bersama Kebenaran.
Bagaimana cara berlindung terhadap bidaah? Filipi 2:2-3 adalah langkah permulaan yang baik: "Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri."
Ketika kita menundukkan diri kepada otoritas Firman Allah dan berinteraksi dengan sesama dalam kasih dan sikap hormat, maka kita dijauhkan dari pengajaran-pengajaran bidat serta terhindar dari perselisihan dan perpecahan.
Dibawah ini kami rangkumkan beberapa sumber mengenai “Bidat Modern Dalam Kekristenan” yang pada akhir zaman ini merambah seluruh kehidupan dan dunia Kekristenan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama.
BIDAT MODERN DALAM KEKRISTENAN
(1) : GEREJA TUHAN YANG MAHA KUASA
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Semakin dekat dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di bumi ini, maka bermuncullah berbagai aliran dalam Kekristenan sejak gereja yang mula-mula didirikan hingga sekarang ini. Dan di antara aliran-aliran yang bermunculan itu, ternyata banyak sekali pengajaran-pengajaran yang menyimpang secara prinsip dari kebenaran firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab. Perbedaan-perbedaan pemahaman dan pengajaran yang bermunculan dalam dunia Kekristenan dari masa ke masa, telah mengakibatkan perpecahan jemaat, sehingga hal itu sangat membingungkan bagi umat yang masih awam karena sama sekali tidak menyadari bahwa dibalik pengajaran-pengajaran yang kelihatannya benar dan lurus ternyata tersembunyi suatu upaya penyesatan yang justru malah menjauhkan umat dari kebenaran.
Berbagai cara dilakukan Sekte-Sekte atau kelompok-kelompok yang sebenarnya anti-Kristen untuk menjatuhkan Kekristenan. Selain dengan menantang langsung Kekristenan, mereka juga menyerang dengan memasukkan hal-hal yang memiliki nilai-nilai Kekristenan. Salah satunya adalah dengan menyalahgunakan kata “Gereja” yang dipelintir sebagai bagian dari penyesatan mereka.
Kata “Gereja” yang secara umum berarti tempat berkumpulnya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, kini seolah mudah untuk dikaitkan dengan berbagai hal, meski itu berlawanan dengan makna sejati dari “Gereja” itu sendiri.
GEREJA TUHAN YANG MAHA KUASA
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa adalah salah satu contoh dari Sekte-Sekte dalam Kekristenan yang menjadikan kata “Gereja” sebagai bagian dalam agama dan kepercayaan mereka, baik agama dan kepercayaan yang nyata maupun parodi (fiksi). Sayangnya, walaupun dinilai berlawanan dengan Kekristenan, banyak orang telah mengikuti ajaran-ajaran gereja sesat ini.
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa (Quannengshen dalam bahasa Cina) adalah gerakan keagamaan yang sembunyi-sembunyi dan teologis yang dimulai di Cina pada tahun 1991. Meskipun telah dilarang oleh Partai Komunis Tiongkok karena sikap anti-pemerintahnya, ia terus tumbuh dan dianggap sebagai kultus kiamat yang berpengaruh.
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa juga dikenal sebagai “Eastern Lightning” atau “Kilat dari Timur”, sebuah istilah berdasarkan Injil Matius 24:27: "Karena seperti kilat yang datang dari timur terlihat bahkan di barat, demikian juga dengan kedatangan Anak Manusia." Sekte ini mempercayai bahwa Tuhan Yesus telah kembali menjelma, kali ini sebagai wanita Cina bernama Yang Xiang-bin, yang juga menyebut dirinya "Petir Deng." Yang adalah kepala nominal Petir Timur, tetapi pemimpin sejati mungkin adalah "imam besar" dan kekasihnya, Zhao Wei-shan, pria yang pertama kali mulai menyatakan bahwa Yang adalah ilahi.
Pada tahun 2000, Zhao Wei-shan dan Yang Xiang-bin pindah ke Amerika Serikat, dan mereka saat ini mengawasi operasi Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa dari Kota New York. Yang Xiang-bin disebut "Kristus dari hari-hari terakhir" dan "Tuhan Yang Maha Kuasa" dalam keyakinan bahwa ia adalah Kristus yang datang untuk kedua kalinya untuk menyelesaikan pekerjaan Allah. Yang memberikan ucapan yang dicatat sebagai firman Tuhan untuk hari-hari terakhir. (Meskipun Yang dipandang sebagai inkarnasi Allah, ia dianggap terpisah dari Yesus Kristus, yang merupakan inkarnasi Allah yang berbeda).
Gereja Tuhan Yang Mahakuasa hadir di Hong Kong, New York, dan San Francisco, serta daratan Cina. Ada laporan yang mengganggu dari kelompok tersebut menggunakan rayuan seksual, penculikan, suap, cuci otak, dan pemerasan untuk memaksa anggota baru ke dalam kelompok dan menyimpannya di sana. Kelompok ini terutama menargetkan ibu rumah tangga, orang miskin, dan gereja rumah di Cina, pertama berteman dengan orang percaya dan kemudian perlahan berusaha meyakinkan mereka bahwa Yang Xiang-bin adalah penjelmaan Tuhan.
Pada tahun 2002, anggota Lightning Timur diduga menculik 34 pemimpin jaringan Kristen bawah tanah, Persekutuan Injil China, dan menahan mereka selama dua bulan. Pada Agustus 2014, lima anggota Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa diadili di Yantai, Shandong, atas pembunuhan seorang wanita berusia 37 tahun di sebuah restoran — wanita itu dipukuli hingga mati karena menolak bergabung dengan kelompok mereka. Pada Februari 2015, dua dari lima orang dieksekusi karena kejahatan tersebut.
Di Indonesia, gerakan mereka merambah masuk ke dalam media-media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram, You Tube, dsbnya, dan melalui postingan-postingan yang dibaca oleh banyak orang, sepertinya bagus sehingga banyak yang memberikan “like” dan komentar “amin” tanpa menyadari untuk memeriksa lebih jauh dan menguji pengajaran yang disampaikan. Artikel mereka yg panjang2 sulit dimengerti oleh awam, cenderung tidak akan dibaca dan tidak terpantau kesesatannya. Padahal jika kita meneliti postingan2 di fanpagenya, akan jelas terlihat bagaimana mereka menyelipkan pengajaran sesat itu sehingga mengelabuhi banyak umat.
PENGAJARAN SESAT GEREJA TUHAN YANG MAHA KUASA
Sekte ini memandang Alkitab sebagai catatan usang tentang karya Allah di masa lalu. "Ini tidak lebih dari catatan sejarah pekerjaan Tuhan, dan bukti dari dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, dan tidak memberi Anda pemahaman tentang tujuan pekerjaan Tuhan" (dari situs web resmi Eastern Lightning). Dengan demikian, Alkitab tidak cukup dan harus dilengkapi dengan ucapan-ucapan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, atau "Kristus pada hari-hari terakhir."
Sekte ini mengajarkan bahwa dalam Perjanjian Lama, Allah dikenal dengan nama Yehuwa. Di era Perjanjian Baru, Tuhan dikenal sebagai Yesus Kristus. Sekarang, di hari-hari terakhir, Dia dikenal sebagai Tuhan Yang Mahakuasa. Di Indonesia mereka baru mengatakan bahwa kedatangan Kristus kedua kali adalah lewat inkarnasi kedua, dan pernah juga mengatakan bisa berwujud laki2 atau perempuan. Singkatnya mereka menganggap Tuhan datang 2 kali dalam wujud berbeda. Pertama dalam wujud Yesus, kedua dalam wujud manusia lain (Yang Xiang-bin). Kenapa dua kali, karena karya Yesus tidak lengkap menurut mereka. Kebangkitan Yesus dalam tubuh spiritual, sepertinya ini mereka salah terjemahkan menjadi kebangkitan roh, sehingga pd waktu datang kembali, Tuhan membutuhkan tubuh manusia lagi, sehingga perlu berinkarnasi lagi. Pekerjaannya, melalui Kristus perempuan, secara kualitatif berbeda dari pekerjaan para rasul. Meskipun Tuhan menggunakan para rasul, mereka hanya dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang digunakan oleh Allah.
Sekte ini mempercayai bahwa Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa adalah karya Allah Sendiri. Menurut situs web resmi mereka, kelompok itu ”sepenuhnya didirikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa secara pribadi, dan secara pribadi dipimpin dan digembalakan oleh-Nya, dan itu tidak pernah diatur oleh siapa pun. Saat ini, di Zaman Kerajaan, Allah melaksanakan Pengadilan Tahta Putih-Nya. Semua denominasi dan sekte Kristen telah kehilangan Roh Kudus, dan kuasa-Nya sekarang terkonsentrasi di Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa.”
Satu hal yang perlu dicatat, Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa menyangkal Trinitas atau Allah Tritunggal, melainkan mengajarkan suatu bentuk modalisme. Ayah, Anak, dan Roh Kudus dipandang sebagai tiga manifestasi berbeda dari Allah Yang Esa, bukan tiga Pribadi yang berbeda. “Trinitas tidak ada di mana pun di alam semesta ini. Allah tidak memiliki Bapa dan Anak, apalagi ada konsep instrumen yang digunakan bersama oleh Bapa dan Anak: Roh Kudus. Semua ini adalah kekeliruan terbesar dan tidak ada di dunia ini!”
Menurut ajaran Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa, Yesus mengampuni dosa umat manusia di Zaman Kasih Karunia, tetapi keselamatan-Nya tidak lengkap, karena natur dosa tetap ada dalam umat manusia. Sekarang, di Zaman Kerajaan, melalui pengajaran Kristus di zaman akhir, umat manusia akhirnya dapat dibebaskan dari dosa dan disucikan sepenuhnya. Ini adalah keselamatan sejati, tersedia bagi mereka yang akan mematuhi ajaran Tuhan Yang Maha Kuasa seperti yang diungkapkan di hari-hari terakhir. Dari situs web resmi grup, sulit untuk menentukan dengan tepat apa yang memungkinkan seseorang mencapai tingkat penyelamatan sejati yang terakhir ini. Tampaknya hal yang paling penting adalah mempercayai ajaran-ajaran Gereja Tuhan Yang Mahakuasa.
Singkatnya, Gereja Tuhan Yang Mahakuasa adalah kelompok berbahaya yang menyangkal kecukupan Alkitab dan menambahkannya dengan ajaran-ajaran tambahan yang diduga diilhami. Ajaran baru ini datang dari seorang wanita yang dipandang sebagai inkarnasi kedua dari Tuhan dan yang benar-benar menyebut dirinya Tuhan Yang Maha Kuasa. Trinitas ditolak. Pengorbanan Yesus direndahkan, dan pekerjaan-Nya di kayu salib dianggap tidak berdaya untuk diselamatkan sepenuhnya. Sementara kelompok itu membayar pengorbanan untuk pengorbanan Kristus, keselamatan yang sejati dan terakhir hanya tersedia melalui kepatuhan pada pengajaran baru mereka.
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa diselimuti kerahasiaan, dan para anggotanya menggunakan taktik yang kuat dan telah melakukan kejahatan mengerikan atas nama kelompok mereka. Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa memiliki semua ciri khas sekte, dan orang-orang Kristen akan melakukannya dengan baik untuk mengindahkan peringatan Kitab Suci: "Orang-orang tertentu. . . diam-diam menyelinap di antara kamu. Mereka adalah orang-orang yang tidak saleh, yang memutarbalikkan kasih karunia Allah kita menjadi suatu lisensi untuk tidak bermoral dan menyangkal Yesus Kristus sebagai satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita. . . . Inilah orang-orang yang memecah belah kamu, yang hanya mengikuti naluri alami dan tidak memiliki Roh.” (Yudas 1: 4, 19).
(2) : JESUS ONLY MOVEMENT
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Di kalangan jemaat Kristen, banyak yang tidak menyadari bahwa dalam dunia Kekristenan ini telah disusupi suatu pengajaran yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan, yakni Alkitab. Pengajaran yang menyimpang itu berasal dari suatu gerakan yang sebenarnya sudah ada selama berabad, hanya pada masa kini gerakan itu seakan mendapatkan tempat di dalam Kekristenan.
Salah satu Gerakan itu bernama “Jesus Only Movement” atau dalam bahasa Indonesia disebut “Gerakan Hanya Yesus”. Bagi yang tidak paham akan gerakan ini, akan menganggapnya sebagai gerakan yang biasa saja, tetapi bagi yang peka dan paham terhadap gerakan ini, maka akan menganggap bahwa pengajaran gerakan “Jesus Only Movement” ini sebagaui suatu pengajaran yang sangat berbahaya khususnya bagi pertumbuhan iman jemaat Tuhan yang belum dewasa.
SEJARAH DAN PENGAJARAN “JESUS ONLY MOVEMENT”
Gerakan “Jesus Only Movement” dikenal juga sebagai “Oneness Pentecostalism” yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Pentakostalisme Keesaan” atau theologi keesaan. Kemunculan theologi Oneness Pentecostalism sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1911 oleh Clan Cook dan Frank Ewart, namun baru pada tahun 1914 dalam gerakan Sidang Jemaat Allah (Assemblies of God) lahir sebuah aliran doktrinal yang hingga kini disebut “Oneness Pentecostalism”. Kelahiran “Oneness Pentecostalism” sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1911 oleh Glan Cook dan Frank Ewart.
Dalam pengajarannya, Oneness Pentecostalism menolak doktrin Allah Tritunggal (Trinitas), di mana mereka meyakini bahwa Allah adalah Satu baik dalam esensi maupun pribadi-Nya. Jadi, dengan demikian gerakan Oneness Pentecostalisme secara umum lebih condong mempercayai theologia Unitarianisme. Namun, rumusan Unitarianisme yang dianut gerakan ini berkiblat kepada ajaran Sabelianisme atau Modalisme yang sudah muncul pada paruh akhir abad kedua melalui ajaran Noetus dari Smirna dan pada awal abad ketiga Masehi oleh Praxeus(juga Epigonus dan Cleomenes). Kita mengetahui mengenai ajaran Praxeus dari tulisan apologetika Tertulianus berjudul: Against Praxeus.
Ringkasnya, Modalisme atau Sabelianisme percaya bahwa Allah adalah SATU PRIBADI yang menyatakan diri dalam TIGA PERAN yang berbeda. Gerakan “Oneness Pentecostalism” atau gerakan “Jesus Only Movement” menerima rumusan ini dan mengajarkan bahwa Allah menyatakan diri dalam penciptaan sebagai Bapa, dalam karya penebusan sebagai Anak, dan dalam karya kelahiran baru sebagai Roh Kudus. Dengan kata lain, “Oneness Pentecostalism” mengaku bersama Modalisme dan Sabelianisme bahwa: Bapa, Anak, dan Roh Kudus, hanyalah sebutan yang berbeda untuk Pribadi yang sama.
Theologia Modalisme dikutuk sesat sejak abad kedua Masehi. Gereja mula-mula sangat menentang pandangan bahwa Allah benar-benar orang tunggal yang bertindak dalam berbagai bentuk pada waktu yang berbeda. Sedangkan pengajaran theologia Trinitarian berpegang pada kebenaran Alkitab bahwa eksistensi Allah Tritunggal sering muncul secara bersamaan, dan mereka sering berinteraksi satu sama lain (contoh: Kejadian 1:26; 3: 22; 11: 7; Mazmur 2: 7; 104: 30; 110: 1; Matius 28:19; Yohanes 14:16). Dengan demikian, jelas bahwa theologia yang dianut oleh gerakan “Oneness Pentecostalisme” atau “Jesus Only Movement” merupakan doktrin yang tidak Alkitabiah.
Lebih lanjut kita perlu memahami sepintas lalu tentang ciri-ciri khas gerakan “Jesus Only Movement” ini:
(1) Gerakan “Jesus Only Movement” hanya mengakui bahwa Allah hanya memiliki 1 Pribadi yakni Allah Yang Esa MUTLAK, sehingga menyangkal pemahaman Allah Tritunggal, di mana Allah Yang Esa memiliki 3 pribadi: AllahBapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.
Doktrin “Jesus Only Movement” menolak pemahaman Allah Tritunggal dan mempercayai dan mengakui Yesus adalah Bapa dan Yesus adalah Roh Kudus (1 oknum dan 1 pribadi). Menurut mereka, yang menyuatakan diri-Nya dalam “mode” yang berbeda. Gerakan “Jesus Only Movement” menyatakan bahwa hanya ada satu orang di dalam Ketuhanan, yaitu Yesus.
Satu pandangan yang dipegang oleh gerakan “Yesus Only Movement” adalah bahwa pribadi Bapa menjelma menjadi pribadi Anak yang kemudian menjelma lagi menjadi pribadi Roh Kudus dan bahwa pribadi - pribadi itu berturut-turut hadir, tidak secara bersamaan atau dengan kata lain adalah bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak berurutan tetapi merupakan manifestasi dari satu pribadi yang terjadi pada waktu dan situasi yang berbeda.
Pemahaman gerakan ini yang menganut theologia Modalisme sungguh tidak masuk akal. Bagaimana mungkin Yesus berdoa atau berkomunikasi dengan Allah Bapa, jika Yesus dan Bapa adalah pribadi yang sama? Silahkan baca di Matius 26 36 - 46. Perhatikan juga perkataan Yesus: “Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah - tengah awan -awan di langit.” (Markus 14:62).
Gereja mula-mula sendiri memiliki pendapat bahwa Ketritunggalan Allah, jelas lebih dari satu Pribadi. Ketuhanan sering terlihat secara bersamaan, dan mereka sering berinteraksi antara satu dengan yang lain (contoh: Kejadian 1:26; 3:22; 11:07; Mazmur 2:7; 104:30, 110:1,Matius 28:19, Yohanes 14:16).
Jadi intinya, Gerakan “Jesus Only Movement” adalah gerakan yang ingin membawa gereja Tuhan keluar dari ajaran Kitab Suci yang mengakui bahwa Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah 1 Oknum Allah dengan 3 Pribadi yang berbeda.
(2) Gerakan “Jesus Only Movement” memiliki pandangan menyimpang tentang Baptisan.
Doktrin/pengajaran “Jesus Only Movement” menganut theologi non-trinitarian, yaqng ditandai dengan keyakinan bahwa baptisan harus dilakukan hanya "dalam nama Yesus Kristus", daripada formula Tritunggal yang lebih umum dan yang sering dipakai dalam gereja-gereja mainstream, yakni dibaptis "dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus". Gerakan “Jesus Only Movement” mengacu pada firman Tuhan dalam Kis.3:38; 8:16. Mereka menganggap bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus hanya nama-nama dari Tuhan yang esa yaitu Yesus. Jadi mereka menganggap sudah cukup sah jika formula Baptisan hanya menggunakan nama Yesus saja. Kadang-kadang dalam prakteknya, mereka menggunakan formulasi: “Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus ” . Perhatikanlah bahwa formulasi ini tetap mengintonasikan penekanan pada SATU PRIBADI dengan tiga sebutan yang berbeda.
Pengajaran gerakan “Yesus Only Movement” menegaskan bahwa "dalam nama Yesus Kristus" adalah satu-satunya formula yang berlaku untuk baptisan. Mereka mengklaim bahwa perkembangan baptisan "dalam nama Bapa, dan Anak, dan RohKudus" adalah interpolasi pasca-Apostolik dan korupsi. Beberapa menyatakan bahwa "Trinitas" klausul dalam Matius 28:19 telah ditambahkan kedalam teks Matius pada abad kedua dan ketiga. Mereka mengutip sebagai bukti bahwa tidak ada catatan dalam Perjanjian Baru seseorang dibaptis dengan formula Tritunggal. Mereka percaya keaslian Matius 28:19, tapi mereka juga meyakini bahwa perintah dengan benar dipenuhi dengan membaptis hanya dalam nama Yesus. Penganut tersebut umumnya percaya bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak dianggap sebagai pribadi yang berbeda dalam Ketuhanan, dan bahwa nama "Yesus" adalah nama penyataan tertinggi dari satu Allah yang adalah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah bahwa penganut gerakan “Jesus Only Movement” ini mempercayai bahwa Baptisan diperlukan untuk keselamatan, dan Bahasa Roh adalah bukti pertobatan sejati.
(3) Doktrin “Jesus Only Movement” tidak Alkitabiah.
Konsep Allah Tritunggal ada di seluruh Alkitab. Ini bukan konsep yang mudah dipahami oleh pikiran yang terbatas. Dan karena manusia suka semuanya harus logis dan masuk akal dalam teologinya, maka gerakan “Jesus Only Movement”, dan juga sekte lain seperti Saksi-Saksi Yehovah, muncul untuk mencoba menjelaskan sifat Allah. Tentu saja, ini hanya tidak dapat dilakukan tanpa melakukan perombakan terhadap teks Alkitab. Kekristenan mengajarkan Kristen bahwa sifat Allah tidak tunduk pada keterbatasan manusia. Iman Kekristenan mendasari pengajarannya pada kepercayaan mutlak kepada Allah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:8-9).
Penganut Gerakan “Jesus Only Movement” sering mendasari keyakinannya berdasar Ibrani 13:8 : “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Bagi mereka, satu ayat ini dianggap meyakinkan bahwa YESUS itu adalah Tuhan Semesta Alam dari DULU, SEKARANG dan SELAMANYA.
Mereka lupa (atau pura-pura tidak tahu) bahwa ayat-ayat di Kitab Perjanjian Lama, juga menyatakan bahwa YHWH juga tetap sama, misalnya: “… tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mutidak berkesudahan.” (Mazmur 102:28). “Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israelyang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!” (Yesaya 48:12)
Jelas, kitab Mazmur dan Yesaya tidak menunjuk pada Yesus, melainkan YHWH. Pada zaman Kitab Yesaya dan Mazmur itu ditulis, Yesus belum lahir dari rahim Maria.
Di dunia Kekristenan masa kini memang banyak bermunculan Gerakan-Gerakan atau Sekte-Sekte, dengan menyebarluaskan pengajaran-pengajaran yang kelihatannya baik dan lurus, tetapi berujung menyesatkan jemaat Tuhan. Untuk itu kita perlu mewaspadai, dan menguji setiap pengajaran yang ada, dengan memperhadapkannya dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.
(3): YAHWEHISME.
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Kali ini kita akan membahas pengajaran sebuah sekte yang sekarang telah merambah dalam Kekristenan, termasuk juga di Indonesia. Gerakan mereka disebut sebagai “Gerakan Nama Suci” atau “Sacred Name Movement” atau “Yahweisme”. Gerakan ini berkembang dari kalangan Kristen yang dipengaruhi Yudaisme yang popiler di Amerika Serikat dan kemudian dipopulewrkan di Indonesia sejak dua dasa warsa lalu. Gerakan ini juga dikenal sebagai ‘Hebraic Roots Movement’,’ yang pada dasarnya menekankan usaha kembali ke akar yudaik praktek ibadat Yahudi dengan adat-istiadat ritualnya.
Latar belakang gerakan Yahwehisme ini sebenarnya sudah terjadi jauh seabad sebelumnya. Pada abad-19, ada gerakan internasional kebangkitan Yahudi (Zionisme) yang kala itu hidup dalam diaspora khususnya di Asia Utara (Rusia), Eropah dan Amerika. Puncaknya adalah dibentuknya World Zionist Organization dengan kongres pertama di Basel (1897). Gerakan ini semula bersifat politik dengan tujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina (Erets Yisrael), dan dari gerakan ini terdapat beberapa aliran termasuk yang menekankan Religious Zionism. Umumnya kalangan Yahudi perantauan sudah hidup secara sekular, namun ada kalangan orthodox yang berpendapat bahwa zionisme harus dicapai dengan mengembalikan orang Yahudi kepada agama dan bahasa mereka, yaitu Ibrani.
Misi Religious Zionism adalah mengajak umat Yahudi sedunia untuk menggali lagi agama Yahudi dengan Taurat mereka dan menghidupkan kembali bahasa Ibrani bukan sekedar sebagai bahasa tulis tetapi juga sebagai bahasa percakapan yang selama berabad-abad menjadi bahasa lisan yang mati. Pengaruh Zionisme dengan kekuatan uang mereka menyebar ke Eropah dan Amerika Serikat. Dalam kelompok orthodox Yahudi itu ada juga sekte yang lebih jauh ingin mengembalikan “Nama Yahweh”, nama yang menurut mereka diterjemahkan dari YHWH, tetragrammaton), sebagai nama diri TUHAN Sang Pencipta.
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Semakin dekat dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di bumi ini, maka bermuncullah berbagai aliran dalam Kekristenan sejak gereja yang mula-mula didirikan hingga sekarang ini. Dan di antara aliran-aliran yang bermunculan itu, ternyata banyak sekali pengajaran-pengajaran yang menyimpang secara prinsip dari kebenaran firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab. Perbedaan-perbedaan pemahaman dan pengajaran yang bermunculan dalam dunia Kekristenan dari masa ke masa, telah mengakibatkan perpecahan jemaat, sehingga hal itu sangat membingungkan bagi umat yang masih awam karena sama sekali tidak menyadari bahwa dibalik pengajaran-pengajaran yang kelihatannya benar dan lurus ternyata tersembunyi suatu upaya penyesatan yang justru malah menjauhkan umat dari kebenaran.
Berbagai cara dilakukan Sekte-Sekte atau kelompok-kelompok yang sebenarnya anti-Kristen untuk menjatuhkan Kekristenan. Selain dengan menantang langsung Kekristenan, mereka juga menyerang dengan memasukkan hal-hal yang memiliki nilai-nilai Kekristenan. Salah satunya adalah dengan menyalahgunakan kata “Gereja” yang dipelintir sebagai bagian dari penyesatan mereka.
Kata “Gereja” yang secara umum berarti tempat berkumpulnya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, kini seolah mudah untuk dikaitkan dengan berbagai hal, meski itu berlawanan dengan makna sejati dari “Gereja” itu sendiri.
GEREJA TUHAN YANG MAHA KUASA
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa adalah salah satu contoh dari Sekte-Sekte dalam Kekristenan yang menjadikan kata “Gereja” sebagai bagian dalam agama dan kepercayaan mereka, baik agama dan kepercayaan yang nyata maupun parodi (fiksi). Sayangnya, walaupun dinilai berlawanan dengan Kekristenan, banyak orang telah mengikuti ajaran-ajaran gereja sesat ini.
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa (Quannengshen dalam bahasa Cina) adalah gerakan keagamaan yang sembunyi-sembunyi dan teologis yang dimulai di Cina pada tahun 1991. Meskipun telah dilarang oleh Partai Komunis Tiongkok karena sikap anti-pemerintahnya, ia terus tumbuh dan dianggap sebagai kultus kiamat yang berpengaruh.
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa juga dikenal sebagai “Eastern Lightning” atau “Kilat dari Timur”, sebuah istilah berdasarkan Injil Matius 24:27: "Karena seperti kilat yang datang dari timur terlihat bahkan di barat, demikian juga dengan kedatangan Anak Manusia." Sekte ini mempercayai bahwa Tuhan Yesus telah kembali menjelma, kali ini sebagai wanita Cina bernama Yang Xiang-bin, yang juga menyebut dirinya "Petir Deng." Yang adalah kepala nominal Petir Timur, tetapi pemimpin sejati mungkin adalah "imam besar" dan kekasihnya, Zhao Wei-shan, pria yang pertama kali mulai menyatakan bahwa Yang adalah ilahi.
Pada tahun 2000, Zhao Wei-shan dan Yang Xiang-bin pindah ke Amerika Serikat, dan mereka saat ini mengawasi operasi Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa dari Kota New York. Yang Xiang-bin disebut "Kristus dari hari-hari terakhir" dan "Tuhan Yang Maha Kuasa" dalam keyakinan bahwa ia adalah Kristus yang datang untuk kedua kalinya untuk menyelesaikan pekerjaan Allah. Yang memberikan ucapan yang dicatat sebagai firman Tuhan untuk hari-hari terakhir. (Meskipun Yang dipandang sebagai inkarnasi Allah, ia dianggap terpisah dari Yesus Kristus, yang merupakan inkarnasi Allah yang berbeda).
Gereja Tuhan Yang Mahakuasa hadir di Hong Kong, New York, dan San Francisco, serta daratan Cina. Ada laporan yang mengganggu dari kelompok tersebut menggunakan rayuan seksual, penculikan, suap, cuci otak, dan pemerasan untuk memaksa anggota baru ke dalam kelompok dan menyimpannya di sana. Kelompok ini terutama menargetkan ibu rumah tangga, orang miskin, dan gereja rumah di Cina, pertama berteman dengan orang percaya dan kemudian perlahan berusaha meyakinkan mereka bahwa Yang Xiang-bin adalah penjelmaan Tuhan.
Pada tahun 2002, anggota Lightning Timur diduga menculik 34 pemimpin jaringan Kristen bawah tanah, Persekutuan Injil China, dan menahan mereka selama dua bulan. Pada Agustus 2014, lima anggota Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa diadili di Yantai, Shandong, atas pembunuhan seorang wanita berusia 37 tahun di sebuah restoran — wanita itu dipukuli hingga mati karena menolak bergabung dengan kelompok mereka. Pada Februari 2015, dua dari lima orang dieksekusi karena kejahatan tersebut.
Di Indonesia, gerakan mereka merambah masuk ke dalam media-media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram, You Tube, dsbnya, dan melalui postingan-postingan yang dibaca oleh banyak orang, sepertinya bagus sehingga banyak yang memberikan “like” dan komentar “amin” tanpa menyadari untuk memeriksa lebih jauh dan menguji pengajaran yang disampaikan. Artikel mereka yg panjang2 sulit dimengerti oleh awam, cenderung tidak akan dibaca dan tidak terpantau kesesatannya. Padahal jika kita meneliti postingan2 di fanpagenya, akan jelas terlihat bagaimana mereka menyelipkan pengajaran sesat itu sehingga mengelabuhi banyak umat.
PENGAJARAN SESAT GEREJA TUHAN YANG MAHA KUASA
Sekte ini memandang Alkitab sebagai catatan usang tentang karya Allah di masa lalu. "Ini tidak lebih dari catatan sejarah pekerjaan Tuhan, dan bukti dari dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, dan tidak memberi Anda pemahaman tentang tujuan pekerjaan Tuhan" (dari situs web resmi Eastern Lightning). Dengan demikian, Alkitab tidak cukup dan harus dilengkapi dengan ucapan-ucapan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, atau "Kristus pada hari-hari terakhir."
Sekte ini mengajarkan bahwa dalam Perjanjian Lama, Allah dikenal dengan nama Yehuwa. Di era Perjanjian Baru, Tuhan dikenal sebagai Yesus Kristus. Sekarang, di hari-hari terakhir, Dia dikenal sebagai Tuhan Yang Mahakuasa. Di Indonesia mereka baru mengatakan bahwa kedatangan Kristus kedua kali adalah lewat inkarnasi kedua, dan pernah juga mengatakan bisa berwujud laki2 atau perempuan. Singkatnya mereka menganggap Tuhan datang 2 kali dalam wujud berbeda. Pertama dalam wujud Yesus, kedua dalam wujud manusia lain (Yang Xiang-bin). Kenapa dua kali, karena karya Yesus tidak lengkap menurut mereka. Kebangkitan Yesus dalam tubuh spiritual, sepertinya ini mereka salah terjemahkan menjadi kebangkitan roh, sehingga pd waktu datang kembali, Tuhan membutuhkan tubuh manusia lagi, sehingga perlu berinkarnasi lagi. Pekerjaannya, melalui Kristus perempuan, secara kualitatif berbeda dari pekerjaan para rasul. Meskipun Tuhan menggunakan para rasul, mereka hanya dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang digunakan oleh Allah.
Sekte ini mempercayai bahwa Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa adalah karya Allah Sendiri. Menurut situs web resmi mereka, kelompok itu ”sepenuhnya didirikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa secara pribadi, dan secara pribadi dipimpin dan digembalakan oleh-Nya, dan itu tidak pernah diatur oleh siapa pun. Saat ini, di Zaman Kerajaan, Allah melaksanakan Pengadilan Tahta Putih-Nya. Semua denominasi dan sekte Kristen telah kehilangan Roh Kudus, dan kuasa-Nya sekarang terkonsentrasi di Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa.”
Satu hal yang perlu dicatat, Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa menyangkal Trinitas atau Allah Tritunggal, melainkan mengajarkan suatu bentuk modalisme. Ayah, Anak, dan Roh Kudus dipandang sebagai tiga manifestasi berbeda dari Allah Yang Esa, bukan tiga Pribadi yang berbeda. “Trinitas tidak ada di mana pun di alam semesta ini. Allah tidak memiliki Bapa dan Anak, apalagi ada konsep instrumen yang digunakan bersama oleh Bapa dan Anak: Roh Kudus. Semua ini adalah kekeliruan terbesar dan tidak ada di dunia ini!”
Menurut ajaran Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa, Yesus mengampuni dosa umat manusia di Zaman Kasih Karunia, tetapi keselamatan-Nya tidak lengkap, karena natur dosa tetap ada dalam umat manusia. Sekarang, di Zaman Kerajaan, melalui pengajaran Kristus di zaman akhir, umat manusia akhirnya dapat dibebaskan dari dosa dan disucikan sepenuhnya. Ini adalah keselamatan sejati, tersedia bagi mereka yang akan mematuhi ajaran Tuhan Yang Maha Kuasa seperti yang diungkapkan di hari-hari terakhir. Dari situs web resmi grup, sulit untuk menentukan dengan tepat apa yang memungkinkan seseorang mencapai tingkat penyelamatan sejati yang terakhir ini. Tampaknya hal yang paling penting adalah mempercayai ajaran-ajaran Gereja Tuhan Yang Mahakuasa.
Singkatnya, Gereja Tuhan Yang Mahakuasa adalah kelompok berbahaya yang menyangkal kecukupan Alkitab dan menambahkannya dengan ajaran-ajaran tambahan yang diduga diilhami. Ajaran baru ini datang dari seorang wanita yang dipandang sebagai inkarnasi kedua dari Tuhan dan yang benar-benar menyebut dirinya Tuhan Yang Maha Kuasa. Trinitas ditolak. Pengorbanan Yesus direndahkan, dan pekerjaan-Nya di kayu salib dianggap tidak berdaya untuk diselamatkan sepenuhnya. Sementara kelompok itu membayar pengorbanan untuk pengorbanan Kristus, keselamatan yang sejati dan terakhir hanya tersedia melalui kepatuhan pada pengajaran baru mereka.
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa diselimuti kerahasiaan, dan para anggotanya menggunakan taktik yang kuat dan telah melakukan kejahatan mengerikan atas nama kelompok mereka. Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa memiliki semua ciri khas sekte, dan orang-orang Kristen akan melakukannya dengan baik untuk mengindahkan peringatan Kitab Suci: "Orang-orang tertentu. . . diam-diam menyelinap di antara kamu. Mereka adalah orang-orang yang tidak saleh, yang memutarbalikkan kasih karunia Allah kita menjadi suatu lisensi untuk tidak bermoral dan menyangkal Yesus Kristus sebagai satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita. . . . Inilah orang-orang yang memecah belah kamu, yang hanya mengikuti naluri alami dan tidak memiliki Roh.” (Yudas 1: 4, 19).
(2) : JESUS ONLY MOVEMENT
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Di kalangan jemaat Kristen, banyak yang tidak menyadari bahwa dalam dunia Kekristenan ini telah disusupi suatu pengajaran yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan, yakni Alkitab. Pengajaran yang menyimpang itu berasal dari suatu gerakan yang sebenarnya sudah ada selama berabad, hanya pada masa kini gerakan itu seakan mendapatkan tempat di dalam Kekristenan.
Salah satu Gerakan itu bernama “Jesus Only Movement” atau dalam bahasa Indonesia disebut “Gerakan Hanya Yesus”. Bagi yang tidak paham akan gerakan ini, akan menganggapnya sebagai gerakan yang biasa saja, tetapi bagi yang peka dan paham terhadap gerakan ini, maka akan menganggap bahwa pengajaran gerakan “Jesus Only Movement” ini sebagaui suatu pengajaran yang sangat berbahaya khususnya bagi pertumbuhan iman jemaat Tuhan yang belum dewasa.
SEJARAH DAN PENGAJARAN “JESUS ONLY MOVEMENT”
Gerakan “Jesus Only Movement” dikenal juga sebagai “Oneness Pentecostalism” yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Pentakostalisme Keesaan” atau theologi keesaan. Kemunculan theologi Oneness Pentecostalism sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1911 oleh Clan Cook dan Frank Ewart, namun baru pada tahun 1914 dalam gerakan Sidang Jemaat Allah (Assemblies of God) lahir sebuah aliran doktrinal yang hingga kini disebut “Oneness Pentecostalism”. Kelahiran “Oneness Pentecostalism” sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1911 oleh Glan Cook dan Frank Ewart.
Dalam pengajarannya, Oneness Pentecostalism menolak doktrin Allah Tritunggal (Trinitas), di mana mereka meyakini bahwa Allah adalah Satu baik dalam esensi maupun pribadi-Nya. Jadi, dengan demikian gerakan Oneness Pentecostalisme secara umum lebih condong mempercayai theologia Unitarianisme. Namun, rumusan Unitarianisme yang dianut gerakan ini berkiblat kepada ajaran Sabelianisme atau Modalisme yang sudah muncul pada paruh akhir abad kedua melalui ajaran Noetus dari Smirna dan pada awal abad ketiga Masehi oleh Praxeus(juga Epigonus dan Cleomenes). Kita mengetahui mengenai ajaran Praxeus dari tulisan apologetika Tertulianus berjudul: Against Praxeus.
Ringkasnya, Modalisme atau Sabelianisme percaya bahwa Allah adalah SATU PRIBADI yang menyatakan diri dalam TIGA PERAN yang berbeda. Gerakan “Oneness Pentecostalism” atau gerakan “Jesus Only Movement” menerima rumusan ini dan mengajarkan bahwa Allah menyatakan diri dalam penciptaan sebagai Bapa, dalam karya penebusan sebagai Anak, dan dalam karya kelahiran baru sebagai Roh Kudus. Dengan kata lain, “Oneness Pentecostalism” mengaku bersama Modalisme dan Sabelianisme bahwa: Bapa, Anak, dan Roh Kudus, hanyalah sebutan yang berbeda untuk Pribadi yang sama.
Theologia Modalisme dikutuk sesat sejak abad kedua Masehi. Gereja mula-mula sangat menentang pandangan bahwa Allah benar-benar orang tunggal yang bertindak dalam berbagai bentuk pada waktu yang berbeda. Sedangkan pengajaran theologia Trinitarian berpegang pada kebenaran Alkitab bahwa eksistensi Allah Tritunggal sering muncul secara bersamaan, dan mereka sering berinteraksi satu sama lain (contoh: Kejadian 1:26; 3: 22; 11: 7; Mazmur 2: 7; 104: 30; 110: 1; Matius 28:19; Yohanes 14:16). Dengan demikian, jelas bahwa theologia yang dianut oleh gerakan “Oneness Pentecostalisme” atau “Jesus Only Movement” merupakan doktrin yang tidak Alkitabiah.
Lebih lanjut kita perlu memahami sepintas lalu tentang ciri-ciri khas gerakan “Jesus Only Movement” ini:
(1) Gerakan “Jesus Only Movement” hanya mengakui bahwa Allah hanya memiliki 1 Pribadi yakni Allah Yang Esa MUTLAK, sehingga menyangkal pemahaman Allah Tritunggal, di mana Allah Yang Esa memiliki 3 pribadi: AllahBapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.
Doktrin “Jesus Only Movement” menolak pemahaman Allah Tritunggal dan mempercayai dan mengakui Yesus adalah Bapa dan Yesus adalah Roh Kudus (1 oknum dan 1 pribadi). Menurut mereka, yang menyuatakan diri-Nya dalam “mode” yang berbeda. Gerakan “Jesus Only Movement” menyatakan bahwa hanya ada satu orang di dalam Ketuhanan, yaitu Yesus.
Satu pandangan yang dipegang oleh gerakan “Yesus Only Movement” adalah bahwa pribadi Bapa menjelma menjadi pribadi Anak yang kemudian menjelma lagi menjadi pribadi Roh Kudus dan bahwa pribadi - pribadi itu berturut-turut hadir, tidak secara bersamaan atau dengan kata lain adalah bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak berurutan tetapi merupakan manifestasi dari satu pribadi yang terjadi pada waktu dan situasi yang berbeda.
Pemahaman gerakan ini yang menganut theologia Modalisme sungguh tidak masuk akal. Bagaimana mungkin Yesus berdoa atau berkomunikasi dengan Allah Bapa, jika Yesus dan Bapa adalah pribadi yang sama? Silahkan baca di Matius 26 36 - 46. Perhatikan juga perkataan Yesus: “Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah - tengah awan -awan di langit.” (Markus 14:62).
Gereja mula-mula sendiri memiliki pendapat bahwa Ketritunggalan Allah, jelas lebih dari satu Pribadi. Ketuhanan sering terlihat secara bersamaan, dan mereka sering berinteraksi antara satu dengan yang lain (contoh: Kejadian 1:26; 3:22; 11:07; Mazmur 2:7; 104:30, 110:1,Matius 28:19, Yohanes 14:16).
Jadi intinya, Gerakan “Jesus Only Movement” adalah gerakan yang ingin membawa gereja Tuhan keluar dari ajaran Kitab Suci yang mengakui bahwa Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah 1 Oknum Allah dengan 3 Pribadi yang berbeda.
(2) Gerakan “Jesus Only Movement” memiliki pandangan menyimpang tentang Baptisan.
Doktrin/pengajaran “Jesus Only Movement” menganut theologi non-trinitarian, yaqng ditandai dengan keyakinan bahwa baptisan harus dilakukan hanya "dalam nama Yesus Kristus", daripada formula Tritunggal yang lebih umum dan yang sering dipakai dalam gereja-gereja mainstream, yakni dibaptis "dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus". Gerakan “Jesus Only Movement” mengacu pada firman Tuhan dalam Kis.3:38; 8:16. Mereka menganggap bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus hanya nama-nama dari Tuhan yang esa yaitu Yesus. Jadi mereka menganggap sudah cukup sah jika formula Baptisan hanya menggunakan nama Yesus saja. Kadang-kadang dalam prakteknya, mereka menggunakan formulasi: “Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus ” . Perhatikanlah bahwa formulasi ini tetap mengintonasikan penekanan pada SATU PRIBADI dengan tiga sebutan yang berbeda.
Pengajaran gerakan “Yesus Only Movement” menegaskan bahwa "dalam nama Yesus Kristus" adalah satu-satunya formula yang berlaku untuk baptisan. Mereka mengklaim bahwa perkembangan baptisan "dalam nama Bapa, dan Anak, dan RohKudus" adalah interpolasi pasca-Apostolik dan korupsi. Beberapa menyatakan bahwa "Trinitas" klausul dalam Matius 28:19 telah ditambahkan kedalam teks Matius pada abad kedua dan ketiga. Mereka mengutip sebagai bukti bahwa tidak ada catatan dalam Perjanjian Baru seseorang dibaptis dengan formula Tritunggal. Mereka percaya keaslian Matius 28:19, tapi mereka juga meyakini bahwa perintah dengan benar dipenuhi dengan membaptis hanya dalam nama Yesus. Penganut tersebut umumnya percaya bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak dianggap sebagai pribadi yang berbeda dalam Ketuhanan, dan bahwa nama "Yesus" adalah nama penyataan tertinggi dari satu Allah yang adalah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah bahwa penganut gerakan “Jesus Only Movement” ini mempercayai bahwa Baptisan diperlukan untuk keselamatan, dan Bahasa Roh adalah bukti pertobatan sejati.
(3) Doktrin “Jesus Only Movement” tidak Alkitabiah.
Konsep Allah Tritunggal ada di seluruh Alkitab. Ini bukan konsep yang mudah dipahami oleh pikiran yang terbatas. Dan karena manusia suka semuanya harus logis dan masuk akal dalam teologinya, maka gerakan “Jesus Only Movement”, dan juga sekte lain seperti Saksi-Saksi Yehovah, muncul untuk mencoba menjelaskan sifat Allah. Tentu saja, ini hanya tidak dapat dilakukan tanpa melakukan perombakan terhadap teks Alkitab. Kekristenan mengajarkan Kristen bahwa sifat Allah tidak tunduk pada keterbatasan manusia. Iman Kekristenan mendasari pengajarannya pada kepercayaan mutlak kepada Allah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:8-9).
Penganut Gerakan “Jesus Only Movement” sering mendasari keyakinannya berdasar Ibrani 13:8 : “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Bagi mereka, satu ayat ini dianggap meyakinkan bahwa YESUS itu adalah Tuhan Semesta Alam dari DULU, SEKARANG dan SELAMANYA.
Mereka lupa (atau pura-pura tidak tahu) bahwa ayat-ayat di Kitab Perjanjian Lama, juga menyatakan bahwa YHWH juga tetap sama, misalnya: “… tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mutidak berkesudahan.” (Mazmur 102:28). “Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israelyang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!” (Yesaya 48:12)
Jelas, kitab Mazmur dan Yesaya tidak menunjuk pada Yesus, melainkan YHWH. Pada zaman Kitab Yesaya dan Mazmur itu ditulis, Yesus belum lahir dari rahim Maria.
Di dunia Kekristenan masa kini memang banyak bermunculan Gerakan-Gerakan atau Sekte-Sekte, dengan menyebarluaskan pengajaran-pengajaran yang kelihatannya baik dan lurus, tetapi berujung menyesatkan jemaat Tuhan. Untuk itu kita perlu mewaspadai, dan menguji setiap pengajaran yang ada, dengan memperhadapkannya dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.
(3): YAHWEHISME.
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Kali ini kita akan membahas pengajaran sebuah sekte yang sekarang telah merambah dalam Kekristenan, termasuk juga di Indonesia. Gerakan mereka disebut sebagai “Gerakan Nama Suci” atau “Sacred Name Movement” atau “Yahweisme”. Gerakan ini berkembang dari kalangan Kristen yang dipengaruhi Yudaisme yang popiler di Amerika Serikat dan kemudian dipopulewrkan di Indonesia sejak dua dasa warsa lalu. Gerakan ini juga dikenal sebagai ‘Hebraic Roots Movement’,’ yang pada dasarnya menekankan usaha kembali ke akar yudaik praktek ibadat Yahudi dengan adat-istiadat ritualnya.
Latar belakang gerakan Yahwehisme ini sebenarnya sudah terjadi jauh seabad sebelumnya. Pada abad-19, ada gerakan internasional kebangkitan Yahudi (Zionisme) yang kala itu hidup dalam diaspora khususnya di Asia Utara (Rusia), Eropah dan Amerika. Puncaknya adalah dibentuknya World Zionist Organization dengan kongres pertama di Basel (1897). Gerakan ini semula bersifat politik dengan tujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina (Erets Yisrael), dan dari gerakan ini terdapat beberapa aliran termasuk yang menekankan Religious Zionism. Umumnya kalangan Yahudi perantauan sudah hidup secara sekular, namun ada kalangan orthodox yang berpendapat bahwa zionisme harus dicapai dengan mengembalikan orang Yahudi kepada agama dan bahasa mereka, yaitu Ibrani.
Misi Religious Zionism adalah mengajak umat Yahudi sedunia untuk menggali lagi agama Yahudi dengan Taurat mereka dan menghidupkan kembali bahasa Ibrani bukan sekedar sebagai bahasa tulis tetapi juga sebagai bahasa percakapan yang selama berabad-abad menjadi bahasa lisan yang mati. Pengaruh Zionisme dengan kekuatan uang mereka menyebar ke Eropah dan Amerika Serikat. Dalam kelompok orthodox Yahudi itu ada juga sekte yang lebih jauh ingin mengembalikan “Nama Yahweh”, nama yang menurut mereka diterjemahkan dari YHWH, tetragrammaton), sebagai nama diri TUHAN Sang Pencipta.
Padahal nama YHWH itu selama ini di kalangan Yahudi tradisional dianggap terlalu suci untuk diucapkan sehingga disebut dengan nama “Adonai” (Tuhan) atau “Ha-Shem” (Nama Itu) dan di kalangan Yahudi berbahasa Inggers disebut “The Lord” (LORD). Semangat fundamentalisme agama Yahudi ini bukan saja terjadi di kalangan orang Yahudi sendiri, namun dengan mulainya banyak orang berziarah ke Israel, mereka juga mempengaruhi orang-orang Kristen yang datang ke Palestina dan terutama yang ada di Amerika Serikat.
Perkembangan di Amerika Serikat
Abad-19 terjadi kekosongan rohani di Amerika Serikat sehingga banyak aliran baru tumbuh yang menekankan khususnya nubuatan tentang Akhir Zaman, yaitu Adventis (1844), Saksi-Saksi Yehovah (1874), dan kemudian Pentakosta (Church of God, 1886). Disamping nubuatan Akhir Zaman, Adventisme menekankan hari Sabat dan kesucian makanan, Saksi-Saksi Yehovah mengajarkan ajaran Unitarian/Arian, dan Church Of God menekankan karunia roh. Saksi-Saksi Yehovah--lah yang pertama kali terpengaruh nama YHWH (tetragramammaton) sehingga pada pertemuan mereka di Ohio (1931) mereka secara resmi menggunakan nama Jehovah Witnesses (Saksi-Saksi Yehovah) dan menganggap nama YHWH itu suci dan bahwa penerjemahan nama itu adalah perbuatan setan.
Dari kalangan Church of God, ada yang kemudian terpengaruh Adventisme dan menekankan hari Sabat dan membentuk Church of God, 7thday. Tiga tokoh dibelakang gerakan yang merintis pemujaan nama Yahweh berasal dari gereja COG, 7thday, yang kemudian memisahkan diri di tahun 1933 menjadi COG, 7thday, Salem, yaitu Andrew N. Dugger, Clarence O. Dodd dan Herbert W. Armstrong.Dodd setelah mengklaim didatangi dua malaekat dan dikeluarkan dari COG, 7thday, mendirikan Assembly of Yahweh yang menggunakan kembali nama Yahweh, merayakan hari Sabat, dan menjalankan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi, dan menerbitkan majalah ‘The Faith’ (1937) untuk menyebarkan pandangannya itu.
Herbert W.Amstrong sefaham dengan Dodd dan ditahbis menjadi pendeta di COG, 7thday, Oregon. Pandangannya kontroversial karena sama seperti Dodd, yang merayakan hari Sabat, kesucian makanan, dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi sesuai hukum Musa, ia menubuatkan bahwa orang-orang Inggeris dan Amerika adalah keturunan dari 10 suku Israel yang terhilang. Ia dikeluarkan dari COG, 7thday, karena ajarannya yang ekstrim, dan ia kemudian mendirikan Worldwide Church of God (1946) dan Ambassador College dan menerbitkan majalah Ambassador dan The Plain Truth yang disebarkan ke seluruh dunia. Pandangannya mengenai keadaan sesudah mati sama dengan Saksi-Saksi Yehovah, yaitu bahwa orang mati dalam keadaan tidur rohani dan pada saat penghakiman akan dibangkitkan atau dimusnahkan. Ia menolak Trinitas dan beranggapan bahwa roh kudus bukan pribadi hanya kekuatan ilahi sama dengan pandangan Saksi-Saksi Yehovah (Binitarian).
Pada umumnya penganut Yahwehisme atau pemuja nama Yahweh menolak Trinitas dan menganut paham Unitarian Modalism (Sabelian-isme, yaitu Yahweh itu Esa dan menyatakan diri [modal] sebagai Bapa dan Firman), atau Unitarian Subordinasionis (Arianisme, pandangan SSY bahwa Yahshua (Yesus) itu ciptaan lebih rendah dari Yahweh). Dan sekalipun kepercayaan mereka bervariasi, pada umumnya mereka sepakat bahwa nama Yahweh, Elohim dan Yahshua harus dipulihkan dan tidak menyebut diri sebagai Kristen karena nama itu dianggap berasal kafir. Penganut Yahwehisme mudah terpecah-belah dan cenderung mendirikan gereja dengan kekhasannya sendiri seperti House of Yahweh yang menolak pre-eksistensi Yahshua. The Assembly of Yahvah lebih memilih nama Yahvah dan The Assemblies of Yah memilih nama Yah daripada Yahweh, yang lainnya memilih ejaan sendiri untuk menyebut nama Yahweh dan Yahshua.
Angelo B. Triana, murid Dodd, menolak surat-surat Paulus, namun kemudian ia menjiplak King James Bible dan mengganti nama-nama ‘LORD’ dengan Yahweh, ‘God’ dengan Elohim, dan ‘Jesus’ dengan Yahshua dan menyebutnya Holy Name Bible (PB-1950 dan PL&PB-1963) sejalan dengan terbitnya Alkitab versi terjemahan lain yakni New World Translation dari Jehovah Witnesses / Saksi-Saksi Yehovah (PB-1950 dan PL&PB-1961) yang memunculkan kembali nama YHWH. John Briggs,murid Triana mempopulerkan nama Yahshua dan kemudian mendirikan Yahveh Beth Israel.
Murid Triana lainnya, Jacob O Meyer terpecah dari Assembly of Yahweh dan mendirikan Assemblies of Yahweh (1960), dan gereja ini pecah lagi dan dibawah Donald Mansager mendirikan Yahweh’s Assembly in Messiah (1980). Adanya skandal seks beberapa pendeta mendorong Mansager memisahkan diri dan mendirikan Yahweh’s New Covenant Assembly (1985), dan pecah lagi menjadi Yahweh’s Assembly in Yahshua (2006) yang percaya bahwa “bahasa Ibrani adalah bahasa yang digunakan Yahweh di surga dan di taman Eden dan digunakan dalam penulisan kitab suci PL dan PB. Bahasa Ibrani adalah induk semua bahasa di dunia.” Anaknya, Alan Mansager berbeda pendapat dengan ayahnya dan mendirikan Yahweh’s Restoration Ministry. Assembly of Yahweh kemudian pecah lagi dan Robert Wirl mendirikan Yahweh’s Philadelphia Truth Conggregation (2002).
Dari perkembangan sidang jemaat pemuja nama Yahweh yang bertebaran dimana-mana yang umumnya tidak berhubungan satu dengan lainnya itu, kita dapat melihat bahwa mereka mudah sekali terpecah-pecah menjadi berbagai fraksi dan memberi nama baru sesuai dengan penekanan mereka, namun sekalipun begitu, ada beberapa butir yang sejalan, yaitu:
(1) Adanya pengaruh Adventisme soal memelihara Sabat dan Kesucian Makanan dan Saksi-Saksi Yehovah dan sekte Yahudi (Yudaisme) yang menekankan perlunya dikembalikannya nama ‘YHWH’ (tetragrammaton) sekalipun ditafsirkan berbeda-beda (Yahweh/Yahvah/Yah dll.) dan kembali kepada bahasa Ibrani. Ada juga yang menekankan kembali nama Elohim dan Yahshua;
(2) Mereka menolak Kitab Suci yang memuat nama-nama Lord, God, dan Jesus dan menggantinya dengan nama-nama Ibrani Yahweh, Elohim, dan Yahshua. Saat ini ada belasan versi ‘Kitab Suci’ yang diterbitkan pemuja nama Yahweh’ di Amerika Serikat;
(3) Menjalankan hukum Musa dengan konsekwen seperti merayakan Sabat, Kesucian makanan (halal-haram), dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi, dengan ibadat seperti agama Yahudi. Perjamuan Kudus dirayakan setahun sekali pada malam sebelum Pasah Yahudi dan menolak perayaan Natal sama halnya dengan Saksi-Saksi Yehovah;
(4) Menolak Trinitas, ada yang menganggap Yahweh sebagai Unitarian Modalis (Sabellianisme, Yahweh itu esa dan firmannya menjadi manusia Yahshua) atau Unitarian Subordinasionis (Arianisme, Yahshua itu lebih rendah dari Yahweh seperti pandangan SSY), atau berbagai ajaran non-trinitarian lainnya seperti tidak mempercayai pre-eksistensi Yahshua dll. Namun, sekalipun demikian banyak yang mensyaratkan agar dibaptis kembali dalam nama Yahshua;
(5) Tidak merupakan satu organisasi yang solid melainkan merupakan sidang-sidang jemaat yang independen dengan ke khasannya masing-masing, namun jelas membedakan diri dengan kekristenan pada umumnya dan lebih bercorak agama Yahudi dengan semua ritualnya.
Dari beberapa butir kesimpulan ini menjadi jelas apa yang diyakini oleh penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh yang kemudian masuk ke Indonesia sekitar tahun 1990.
Perkembangan di Indonesia
Pengaruh sekte ‘Yahwis’ Yahudi yang dialami beberapa orang yang berziarah ke Israel dan Pemuja Nama Yahweh dari Amerika Serikat, mempengaruhi beberapa kalangan kristen di Indonesia sejak dua dasawarsa yang lalu. Sekalipun mirip dengan gerakan itu di mancanegara, di Indonesia ada ciri khas yang ditunjukkan, yaitu semangat anti Arab/Islam dengan penolakan mereka akan nama “Allah” yang dianggap nama berhala, mengingat bahwa tokoh-tokoh awal Pemuja Nama Yahweh di Indonesia umumnya berasal dari penganut agama Islam. Ini berimbas pada semangat anti-Kristen karena umat Kristen juga menyembah “Allah”.
Di tahun 1980-an, Hamran Ambrie, tokoh muslim yang masuk Kristen merintis usaha penginjilan untuk menobatkan umat Islam melalui wadah ‘The Good Way’, kemudian bersama dengan dr. Suradi yang ditobatkannya pada tahun 1982, mendirikan Christian Centre Nehemia (1987) dan menerbitkan majalah dengan judul Gema Nehemia dan brosur dan traktat. Semula mereka masih menggunakan nama Tuhan dan Allah, namun setelah kematian Hamran Ambrie (1987) dan berziarah ke Israel, Suradi terpengaruh Yudaisme dan menekankan penggunaan bahasa Ibrani khususnya nama ‘Yahweh, Elohim & Yesua.’
Perkembangan di Amerika Serikat
Abad-19 terjadi kekosongan rohani di Amerika Serikat sehingga banyak aliran baru tumbuh yang menekankan khususnya nubuatan tentang Akhir Zaman, yaitu Adventis (1844), Saksi-Saksi Yehovah (1874), dan kemudian Pentakosta (Church of God, 1886). Disamping nubuatan Akhir Zaman, Adventisme menekankan hari Sabat dan kesucian makanan, Saksi-Saksi Yehovah mengajarkan ajaran Unitarian/Arian, dan Church Of God menekankan karunia roh. Saksi-Saksi Yehovah--lah yang pertama kali terpengaruh nama YHWH (tetragramammaton) sehingga pada pertemuan mereka di Ohio (1931) mereka secara resmi menggunakan nama Jehovah Witnesses (Saksi-Saksi Yehovah) dan menganggap nama YHWH itu suci dan bahwa penerjemahan nama itu adalah perbuatan setan.
Dari kalangan Church of God, ada yang kemudian terpengaruh Adventisme dan menekankan hari Sabat dan membentuk Church of God, 7thday. Tiga tokoh dibelakang gerakan yang merintis pemujaan nama Yahweh berasal dari gereja COG, 7thday, yang kemudian memisahkan diri di tahun 1933 menjadi COG, 7thday, Salem, yaitu Andrew N. Dugger, Clarence O. Dodd dan Herbert W. Armstrong.Dodd setelah mengklaim didatangi dua malaekat dan dikeluarkan dari COG, 7thday, mendirikan Assembly of Yahweh yang menggunakan kembali nama Yahweh, merayakan hari Sabat, dan menjalankan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi, dan menerbitkan majalah ‘The Faith’ (1937) untuk menyebarkan pandangannya itu.
Herbert W.Amstrong sefaham dengan Dodd dan ditahbis menjadi pendeta di COG, 7thday, Oregon. Pandangannya kontroversial karena sama seperti Dodd, yang merayakan hari Sabat, kesucian makanan, dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi sesuai hukum Musa, ia menubuatkan bahwa orang-orang Inggeris dan Amerika adalah keturunan dari 10 suku Israel yang terhilang. Ia dikeluarkan dari COG, 7thday, karena ajarannya yang ekstrim, dan ia kemudian mendirikan Worldwide Church of God (1946) dan Ambassador College dan menerbitkan majalah Ambassador dan The Plain Truth yang disebarkan ke seluruh dunia. Pandangannya mengenai keadaan sesudah mati sama dengan Saksi-Saksi Yehovah, yaitu bahwa orang mati dalam keadaan tidur rohani dan pada saat penghakiman akan dibangkitkan atau dimusnahkan. Ia menolak Trinitas dan beranggapan bahwa roh kudus bukan pribadi hanya kekuatan ilahi sama dengan pandangan Saksi-Saksi Yehovah (Binitarian).
Pada umumnya penganut Yahwehisme atau pemuja nama Yahweh menolak Trinitas dan menganut paham Unitarian Modalism (Sabelian-isme, yaitu Yahweh itu Esa dan menyatakan diri [modal] sebagai Bapa dan Firman), atau Unitarian Subordinasionis (Arianisme, pandangan SSY bahwa Yahshua (Yesus) itu ciptaan lebih rendah dari Yahweh). Dan sekalipun kepercayaan mereka bervariasi, pada umumnya mereka sepakat bahwa nama Yahweh, Elohim dan Yahshua harus dipulihkan dan tidak menyebut diri sebagai Kristen karena nama itu dianggap berasal kafir. Penganut Yahwehisme mudah terpecah-belah dan cenderung mendirikan gereja dengan kekhasannya sendiri seperti House of Yahweh yang menolak pre-eksistensi Yahshua. The Assembly of Yahvah lebih memilih nama Yahvah dan The Assemblies of Yah memilih nama Yah daripada Yahweh, yang lainnya memilih ejaan sendiri untuk menyebut nama Yahweh dan Yahshua.
Angelo B. Triana, murid Dodd, menolak surat-surat Paulus, namun kemudian ia menjiplak King James Bible dan mengganti nama-nama ‘LORD’ dengan Yahweh, ‘God’ dengan Elohim, dan ‘Jesus’ dengan Yahshua dan menyebutnya Holy Name Bible (PB-1950 dan PL&PB-1963) sejalan dengan terbitnya Alkitab versi terjemahan lain yakni New World Translation dari Jehovah Witnesses / Saksi-Saksi Yehovah (PB-1950 dan PL&PB-1961) yang memunculkan kembali nama YHWH. John Briggs,murid Triana mempopulerkan nama Yahshua dan kemudian mendirikan Yahveh Beth Israel.
Murid Triana lainnya, Jacob O Meyer terpecah dari Assembly of Yahweh dan mendirikan Assemblies of Yahweh (1960), dan gereja ini pecah lagi dan dibawah Donald Mansager mendirikan Yahweh’s Assembly in Messiah (1980). Adanya skandal seks beberapa pendeta mendorong Mansager memisahkan diri dan mendirikan Yahweh’s New Covenant Assembly (1985), dan pecah lagi menjadi Yahweh’s Assembly in Yahshua (2006) yang percaya bahwa “bahasa Ibrani adalah bahasa yang digunakan Yahweh di surga dan di taman Eden dan digunakan dalam penulisan kitab suci PL dan PB. Bahasa Ibrani adalah induk semua bahasa di dunia.” Anaknya, Alan Mansager berbeda pendapat dengan ayahnya dan mendirikan Yahweh’s Restoration Ministry. Assembly of Yahweh kemudian pecah lagi dan Robert Wirl mendirikan Yahweh’s Philadelphia Truth Conggregation (2002).
Dari perkembangan sidang jemaat pemuja nama Yahweh yang bertebaran dimana-mana yang umumnya tidak berhubungan satu dengan lainnya itu, kita dapat melihat bahwa mereka mudah sekali terpecah-pecah menjadi berbagai fraksi dan memberi nama baru sesuai dengan penekanan mereka, namun sekalipun begitu, ada beberapa butir yang sejalan, yaitu:
(1) Adanya pengaruh Adventisme soal memelihara Sabat dan Kesucian Makanan dan Saksi-Saksi Yehovah dan sekte Yahudi (Yudaisme) yang menekankan perlunya dikembalikannya nama ‘YHWH’ (tetragrammaton) sekalipun ditafsirkan berbeda-beda (Yahweh/Yahvah/Yah dll.) dan kembali kepada bahasa Ibrani. Ada juga yang menekankan kembali nama Elohim dan Yahshua;
(2) Mereka menolak Kitab Suci yang memuat nama-nama Lord, God, dan Jesus dan menggantinya dengan nama-nama Ibrani Yahweh, Elohim, dan Yahshua. Saat ini ada belasan versi ‘Kitab Suci’ yang diterbitkan pemuja nama Yahweh’ di Amerika Serikat;
(3) Menjalankan hukum Musa dengan konsekwen seperti merayakan Sabat, Kesucian makanan (halal-haram), dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi, dengan ibadat seperti agama Yahudi. Perjamuan Kudus dirayakan setahun sekali pada malam sebelum Pasah Yahudi dan menolak perayaan Natal sama halnya dengan Saksi-Saksi Yehovah;
(4) Menolak Trinitas, ada yang menganggap Yahweh sebagai Unitarian Modalis (Sabellianisme, Yahweh itu esa dan firmannya menjadi manusia Yahshua) atau Unitarian Subordinasionis (Arianisme, Yahshua itu lebih rendah dari Yahweh seperti pandangan SSY), atau berbagai ajaran non-trinitarian lainnya seperti tidak mempercayai pre-eksistensi Yahshua dll. Namun, sekalipun demikian banyak yang mensyaratkan agar dibaptis kembali dalam nama Yahshua;
(5) Tidak merupakan satu organisasi yang solid melainkan merupakan sidang-sidang jemaat yang independen dengan ke khasannya masing-masing, namun jelas membedakan diri dengan kekristenan pada umumnya dan lebih bercorak agama Yahudi dengan semua ritualnya.
Dari beberapa butir kesimpulan ini menjadi jelas apa yang diyakini oleh penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh yang kemudian masuk ke Indonesia sekitar tahun 1990.
Perkembangan di Indonesia
Pengaruh sekte ‘Yahwis’ Yahudi yang dialami beberapa orang yang berziarah ke Israel dan Pemuja Nama Yahweh dari Amerika Serikat, mempengaruhi beberapa kalangan kristen di Indonesia sejak dua dasawarsa yang lalu. Sekalipun mirip dengan gerakan itu di mancanegara, di Indonesia ada ciri khas yang ditunjukkan, yaitu semangat anti Arab/Islam dengan penolakan mereka akan nama “Allah” yang dianggap nama berhala, mengingat bahwa tokoh-tokoh awal Pemuja Nama Yahweh di Indonesia umumnya berasal dari penganut agama Islam. Ini berimbas pada semangat anti-Kristen karena umat Kristen juga menyembah “Allah”.
Di tahun 1980-an, Hamran Ambrie, tokoh muslim yang masuk Kristen merintis usaha penginjilan untuk menobatkan umat Islam melalui wadah ‘The Good Way’, kemudian bersama dengan dr. Suradi yang ditobatkannya pada tahun 1982, mendirikan Christian Centre Nehemia (1987) dan menerbitkan majalah dengan judul Gema Nehemia dan brosur dan traktat. Semula mereka masih menggunakan nama Tuhan dan Allah, namun setelah kematian Hamran Ambrie (1987) dan berziarah ke Israel, Suradi terpengaruh Yudaisme dan menekankan penggunaan bahasa Ibrani khususnya nama ‘Yahweh, Elohim & Yesua.’
Misi Nehemia ditujukan untuk menginjili umat Islam dan membina mereka menjadi penginjil untuk menjangkau umat Islam. Dr. Suradi (yang kemudian berganti nama menjadi Suradi ben Abrahamlalu diganti lagi dengan Eliezer ben Abraham) kemudian dengan nama ‘Iman Taqwa Kepada Shiraatal Mustaqien’ lalu ‘Bet Yesua Hamasiah’ pada akhir tahun 1990-an menerbitkan lima seri traktat berjudul ‘Siapakah yang Bernama Allah itu?’ Kelima traktat itu kemudian disatukan, dan lalu terbit traktat ke-6 dan ke-7.
Pada umumnya dalam traktat itu disebutkan bahwa “Allah” adalah nama dewa Arab (dewa bulan/pengairan) masa jahiliah, ini didasarkan penafsiran harfiah potongan kutipan dari beberapa buku, padahal kalau kutipan itu dibaca selengkapnya pengertiannya berbeda. Karena itu bila umat Kristen menggunakan nama itu berarti menghujat Yahweh. Puncak dari penerbitan seri traktat itu adalah pada tahun 2000 diterbitkan ‘Kitab Suci Taurat dan Injil’ (Kitab Suci 2000). Kitab Suci ini 99,9% merupakan plagiat dari Alkitab (TB) yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan hanya beberapa nama diganti seperti ‘TUHAN’ dengan YAHWE, Allah dengan Eloim, Yesus dengan Yesua, dan beberapa nama lain seperti ‘Musa’ dengan Mose, ‘Daud’ dengan Dawid, Yohanes dengan ‘Yokhanan,’ dll.
Sekalipun dr. Suradi menunjukkan kepedulian sosial dengan mengadakan makanan gratis di rumahnya, ternyata dalam hal agama, fanatismenya menjadikannya bersikap anti sosial. Fanatisme akan ‘nama Yahwe’ yang radikal, dilakukan dengan menyerang secara frontal agama Islam dan juga Kristen. Ia tidak segan menggunakan ayat-ayat Al-Quran sesuai penafsirannya untuk menyerang Islam. Karena sikapnya yang mengganggu kerukunan itu, oleh Forum Ulama Umat, Bandung, Suradi bersama Poernama Winangun dikenai Fatwa Mati (Gatra, 10 Maret 2001).
Pada umumnya dalam traktat itu disebutkan bahwa “Allah” adalah nama dewa Arab (dewa bulan/pengairan) masa jahiliah, ini didasarkan penafsiran harfiah potongan kutipan dari beberapa buku, padahal kalau kutipan itu dibaca selengkapnya pengertiannya berbeda. Karena itu bila umat Kristen menggunakan nama itu berarti menghujat Yahweh. Puncak dari penerbitan seri traktat itu adalah pada tahun 2000 diterbitkan ‘Kitab Suci Taurat dan Injil’ (Kitab Suci 2000). Kitab Suci ini 99,9% merupakan plagiat dari Alkitab (TB) yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan hanya beberapa nama diganti seperti ‘TUHAN’ dengan YAHWE, Allah dengan Eloim, Yesus dengan Yesua, dan beberapa nama lain seperti ‘Musa’ dengan Mose, ‘Daud’ dengan Dawid, Yohanes dengan ‘Yokhanan,’ dll.
Sekalipun dr. Suradi menunjukkan kepedulian sosial dengan mengadakan makanan gratis di rumahnya, ternyata dalam hal agama, fanatismenya menjadikannya bersikap anti sosial. Fanatisme akan ‘nama Yahwe’ yang radikal, dilakukan dengan menyerang secara frontal agama Islam dan juga Kristen. Ia tidak segan menggunakan ayat-ayat Al-Quran sesuai penafsirannya untuk menyerang Islam. Karena sikapnya yang mengganggu kerukunan itu, oleh Forum Ulama Umat, Bandung, Suradi bersama Poernama Winangun dikenai Fatwa Mati (Gatra, 10 Maret 2001).
Kenyataan ini menyebabkan Nehemia tutup dan Suradi menghindar ke mancanegara. Beberapa pengikut Suradi mengidap fanatisme yang sama bahkan Endang Yesaya sempat masuk penjara selama empat tahun. Beberapa pengikut lainnya menjalankan militansi yang sama, bahkan tim UKS yang membelanya menyebut ‘Allah’ itu nama berhala Iblis, dari kalangan ini juga keluar plesetan LAI sebagai Lembaga Alat Iblis, karena LAI menerbitkan Alkitab yang menyebut nama “Allah”.
Pada tahun 2002, kelompok sejenis bernama Pengagung Nama Yahweh menerbitkan Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan, yang sama dengan KS-2000 melakukan plagiat terjemahan LAI dan hanya mengganti nama ‘TUHAN’ dengan YAHWEH, dan ‘Allah’ dengan Tuhan. Sekalipun mengaku bahwa usahanya dihasilkan oleh gerakan Roh Kudus, namun dari buahnya diragukan apakah itu Roh Kudus yang diberitakan Alkitab, soalnya mereka melakukan plagiat Alkitab (TB) terjemahan LAI tanpa izin dan mengikuti terjemahan nama Yahweh sesuai The Word of Yahweh yang diterbitkan oleh The Assembly of Yahweh, gerakan pelopor pemuja nama Yahweh di Amerika Serikat, tetapi tidak sehurufpun ada penghargaan terhadap Lembaga Alkitab Indonesia yang nyaris semua terjemahannya diplagiasinya tanpa izin itu.
Pembenaran diri kelompok ini terlihat dalam Prakata Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan dimana mereka menyalahkan:
(1) Yudaisme orthodok, karena mengganti nama YHWH dengan Adonai;
Pada tahun 2002, kelompok sejenis bernama Pengagung Nama Yahweh menerbitkan Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan, yang sama dengan KS-2000 melakukan plagiat terjemahan LAI dan hanya mengganti nama ‘TUHAN’ dengan YAHWEH, dan ‘Allah’ dengan Tuhan. Sekalipun mengaku bahwa usahanya dihasilkan oleh gerakan Roh Kudus, namun dari buahnya diragukan apakah itu Roh Kudus yang diberitakan Alkitab, soalnya mereka melakukan plagiat Alkitab (TB) terjemahan LAI tanpa izin dan mengikuti terjemahan nama Yahweh sesuai The Word of Yahweh yang diterbitkan oleh The Assembly of Yahweh, gerakan pelopor pemuja nama Yahweh di Amerika Serikat, tetapi tidak sehurufpun ada penghargaan terhadap Lembaga Alkitab Indonesia yang nyaris semua terjemahannya diplagiasinya tanpa izin itu.
Pembenaran diri kelompok ini terlihat dalam Prakata Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan dimana mereka menyalahkan:
(1) Yudaisme orthodok, karena mengganti nama YHWH dengan Adonai;
(2) Septuaginta, karena menerjemahkan nama ‘Yahweh’ ke bahasa Yunani Kurios; dan
(3) Perjanjian Baru Yunani, yang mengikuti jejak Septuaginta.
Tahun-tahun berikutnya, berkembang generasi baru yang dipimpin pendeta-pendeta muda yang umumnya bergelar teologia. Pdt. Yakub Sulityo diberhentikan dari GBI karena memaksakan pengajaran ‘Nama Yahweh’ dan menganggap nama Allah nama berhala yang menghujat Yahweh, dan mendirikan jemaat sendiri dengan nama Gereja Rohulkudus Surya Kebenaran. Pendeta inilah yang disebut-sebut berada di balik peristiwa keluarnya surat teguran keras yang dikeluarkan oleh Majlis Ta’lim Al-Rodd, Wonosobo, disusul yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat Ikatan Mubaligh Seluruh Indonesia pada tahun 2004.
Teguran keras yang dikeluarkannya ‘Majlis Ta’lim Al-Rodd’ (Wonosobo, 28 Mei 2004) ditujukan kepada Pimpinan Lembaga Alkitab Indonesia, dan yang kedua dikirim oleh ‘Badan Pengurus Pusat Ikatan Mubaligh Seluruh Indonesia’ (Jakarta, 1 Nopember 2004) yang ditujukan Dirjen Bimas Kristen Protestan Depag RI dan Lembaga Alkitab Indonesia, dengan tembusan kebanyak pihak pemerintah. Isi surat kedua itu pada prinsipnya menegur dengan keras umat Kristen berdasarkan pertimbangan:
(3) Perjanjian Baru Yunani, yang mengikuti jejak Septuaginta.
Tahun-tahun berikutnya, berkembang generasi baru yang dipimpin pendeta-pendeta muda yang umumnya bergelar teologia. Pdt. Yakub Sulityo diberhentikan dari GBI karena memaksakan pengajaran ‘Nama Yahweh’ dan menganggap nama Allah nama berhala yang menghujat Yahweh, dan mendirikan jemaat sendiri dengan nama Gereja Rohulkudus Surya Kebenaran. Pendeta inilah yang disebut-sebut berada di balik peristiwa keluarnya surat teguran keras yang dikeluarkan oleh Majlis Ta’lim Al-Rodd, Wonosobo, disusul yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat Ikatan Mubaligh Seluruh Indonesia pada tahun 2004.
Teguran keras yang dikeluarkannya ‘Majlis Ta’lim Al-Rodd’ (Wonosobo, 28 Mei 2004) ditujukan kepada Pimpinan Lembaga Alkitab Indonesia, dan yang kedua dikirim oleh ‘Badan Pengurus Pusat Ikatan Mubaligh Seluruh Indonesia’ (Jakarta, 1 Nopember 2004) yang ditujukan Dirjen Bimas Kristen Protestan Depag RI dan Lembaga Alkitab Indonesia, dengan tembusan kebanyak pihak pemerintah. Isi surat kedua itu pada prinsipnya menegur dengan keras umat Kristen berdasarkan pertimbangan:
1. Bahwa Allah adalah nama sesembahan umat muslim;
2. Agar menarik semua Alkitab dan buku rohani yang menggunakan nama Allah;
3. Agar menegur dengan keras Gereja-Gereja yang masih memakai nama Allah;
4. Agar memberikan peringatan keras kepada para pendeta, pendeta muda, pendeta pembantu dan para Evangelis untuk tidak menggunakan kata Allah dalam menyampaikan Firman, Seminar dll.
Kelihatan sekali Pemuja Nama Yahweh menempuh segala cara untuk membenarkan diri dan memaksakan pendapat dan kehendak mereka, ini terlihat jelas ketika pada awal tahun 2008, ada Pemuja Nama Yahweh yang memejahijaukan Lembaga Alkitab Indonesia ke pengadilan dengan tuduhan bahwa LAI telah mengubah nama YHWH menjadi Allah dan menuntut agar “Bimas Kristen dan LAI segera menarik semua Alkitab dan buku rohani yang memakai nama Allah. Kedua lembaga ini juga diminta untuk memberikan peringatan keras kepada para pendeta untuk tidak lagi menggunakan nama Allah dalam khotbahnya.”(Reformata, edisi 80, 1-15 Maret 2008).
Sungguh tidak dapat dimengerti bahwa Pemuja Nama Yahweh bisa membuahkan provokasi adu-domba bermotif SARA yang membahayakan itu. Roh apakah yang berada di balik semua ini? Sikap mau benar sendiri, memaksakan pendapat dan kehendak sendiri kelihatannya merupakan mentalitas inheren yang diakibatkan fanatisme nama ‘Yahweh’ itu. Dapat dimaklumi kalau banyak pembicara kristen yang semula terbuka untuk berdiskusi dengan Pemuja Nama Yahweh kemudian enggan meneruskan karena mereka menghadapi orang-orang yang tertutup yang tidak bisa diajak berdiskusi untuk meluruskan kebenaran. Kebenaran tentang ‘nama Yahweh’ mereka adalah harga mati, termasuk anggapan mereka bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa surga yang sudah ada dari kekal sampai kekal dan Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Ibrani. Klaim-klaim yang melawan pendapat penemuan arkaeologis dan penyelidikan sejarah Alkitab.
Kelihatan sekali penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh itu merasa diri “lebih Arab dari Orang Arab sendiri dan lebih Yahudi daripada orang Yahudi sendiri.” Bila umumnya para tokoh Islam termasuk 29 juta orang Kristen berbahasa Arab mengaku Allah sebagai Tuhan Abraham dan nama Allah sebagai kontraksi Al-Ilah dan merupakan alih bahasa Arab dari El/Elohim/Eloah Ibrani atau elah/alaha Arami (dalam Ezra 5:1;6:14 ditulis ‘Elah Yisrael’), Pemuja Nama Yahweh berusaha sekuat tenaga mengemukakan argumentasi bahwa ‘Allah’ itu bukan ‘Al-Ilah’! Dan bila Orang Yahudi tradisional, Septuaginta, Yesus & Rasul, dan umat Kristen sejak awal berdirinya gereja sampai sekarang sudah banyak dibangunkan kerohaniannya dengan menyebut Yahweh/El/Elohim/Eloah dalam bahasa mereka masing-masing, Pemuja Nama Yahweh menyatakan itu semua adalah salah dan merekalah yang benar, sehingga mereka merasa berhak menghakimi Lembaga Alkitab Indonesia yang menerjemahkan nama Ibrani ‘El/Elohim/Eloah’ menjadi ‘Allah’ itu!
Seperti diketahui dikalangan umat Kristen berbahasa Arab, jauh sebelum Islam lahir, nama “Allah” sudah digunakan baik sebagai bahasa lisan maupun ketika dituliskan sebagai Alkitab dalam bahasa Arab. Pada abad-6 SM dalam kitab Ezra 5:1/6:14 ditulis ‘Elah Yisrael’ dalam bahasa Aram, dan bahasa Aram merupakan nenek moyang bahasa Arab Nabati dan kata ‘Elah’ itu disebut ‘Ilah’ dalam bahasa Arab. Sejak itu banyak inskripsi dari kalangan Kristen pra-Islam sudah menggunakan nama ‘Allah’ bahkan dalam konsili di Efesus (431 M) sudah ada uskup Arab Haritz bernama ‘Abdullah’ (Abdi Allah). Masa kini 29 juta orang Kristen berbahasa Arab menggunakan empat versi Alkitab Arab yang semuanya menggunakan nama ‘Allah’ (a.l. Arabic Bible, Todays Arabic Version), ini belum termasuk puluhan juta umat Kristen di Indonesia dan Malaysia yang selama empat abad sudah menyebut nama ‘Allah’ yang tertuju kepada El/Elohim/Eloah.
Marilah kita mendoakan saudara/i kita yang terpengaruh ajaran Pemuja Nama Yahweh, dan menyadarkan mereka, agar:
(1) Menyadari agar tidak terkecoh daya tarik ‘kembali ke Ibrani’ karena simpati kembali menggunakan nama ‘Yahweh’ akan menyeret mereka menjadi bagian dari sekte Yahudi yang fanatik dan meninggalkan agama Kristen;
2. Agar menarik semua Alkitab dan buku rohani yang menggunakan nama Allah;
3. Agar menegur dengan keras Gereja-Gereja yang masih memakai nama Allah;
4. Agar memberikan peringatan keras kepada para pendeta, pendeta muda, pendeta pembantu dan para Evangelis untuk tidak menggunakan kata Allah dalam menyampaikan Firman, Seminar dll.
Kelihatan sekali Pemuja Nama Yahweh menempuh segala cara untuk membenarkan diri dan memaksakan pendapat dan kehendak mereka, ini terlihat jelas ketika pada awal tahun 2008, ada Pemuja Nama Yahweh yang memejahijaukan Lembaga Alkitab Indonesia ke pengadilan dengan tuduhan bahwa LAI telah mengubah nama YHWH menjadi Allah dan menuntut agar “Bimas Kristen dan LAI segera menarik semua Alkitab dan buku rohani yang memakai nama Allah. Kedua lembaga ini juga diminta untuk memberikan peringatan keras kepada para pendeta untuk tidak lagi menggunakan nama Allah dalam khotbahnya.”(Reformata, edisi 80, 1-15 Maret 2008).
Sungguh tidak dapat dimengerti bahwa Pemuja Nama Yahweh bisa membuahkan provokasi adu-domba bermotif SARA yang membahayakan itu. Roh apakah yang berada di balik semua ini? Sikap mau benar sendiri, memaksakan pendapat dan kehendak sendiri kelihatannya merupakan mentalitas inheren yang diakibatkan fanatisme nama ‘Yahweh’ itu. Dapat dimaklumi kalau banyak pembicara kristen yang semula terbuka untuk berdiskusi dengan Pemuja Nama Yahweh kemudian enggan meneruskan karena mereka menghadapi orang-orang yang tertutup yang tidak bisa diajak berdiskusi untuk meluruskan kebenaran. Kebenaran tentang ‘nama Yahweh’ mereka adalah harga mati, termasuk anggapan mereka bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa surga yang sudah ada dari kekal sampai kekal dan Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Ibrani. Klaim-klaim yang melawan pendapat penemuan arkaeologis dan penyelidikan sejarah Alkitab.
Kelihatan sekali penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh itu merasa diri “lebih Arab dari Orang Arab sendiri dan lebih Yahudi daripada orang Yahudi sendiri.” Bila umumnya para tokoh Islam termasuk 29 juta orang Kristen berbahasa Arab mengaku Allah sebagai Tuhan Abraham dan nama Allah sebagai kontraksi Al-Ilah dan merupakan alih bahasa Arab dari El/Elohim/Eloah Ibrani atau elah/alaha Arami (dalam Ezra 5:1;6:14 ditulis ‘Elah Yisrael’), Pemuja Nama Yahweh berusaha sekuat tenaga mengemukakan argumentasi bahwa ‘Allah’ itu bukan ‘Al-Ilah’! Dan bila Orang Yahudi tradisional, Septuaginta, Yesus & Rasul, dan umat Kristen sejak awal berdirinya gereja sampai sekarang sudah banyak dibangunkan kerohaniannya dengan menyebut Yahweh/El/Elohim/Eloah dalam bahasa mereka masing-masing, Pemuja Nama Yahweh menyatakan itu semua adalah salah dan merekalah yang benar, sehingga mereka merasa berhak menghakimi Lembaga Alkitab Indonesia yang menerjemahkan nama Ibrani ‘El/Elohim/Eloah’ menjadi ‘Allah’ itu!
Seperti diketahui dikalangan umat Kristen berbahasa Arab, jauh sebelum Islam lahir, nama “Allah” sudah digunakan baik sebagai bahasa lisan maupun ketika dituliskan sebagai Alkitab dalam bahasa Arab. Pada abad-6 SM dalam kitab Ezra 5:1/6:14 ditulis ‘Elah Yisrael’ dalam bahasa Aram, dan bahasa Aram merupakan nenek moyang bahasa Arab Nabati dan kata ‘Elah’ itu disebut ‘Ilah’ dalam bahasa Arab. Sejak itu banyak inskripsi dari kalangan Kristen pra-Islam sudah menggunakan nama ‘Allah’ bahkan dalam konsili di Efesus (431 M) sudah ada uskup Arab Haritz bernama ‘Abdullah’ (Abdi Allah). Masa kini 29 juta orang Kristen berbahasa Arab menggunakan empat versi Alkitab Arab yang semuanya menggunakan nama ‘Allah’ (a.l. Arabic Bible, Todays Arabic Version), ini belum termasuk puluhan juta umat Kristen di Indonesia dan Malaysia yang selama empat abad sudah menyebut nama ‘Allah’ yang tertuju kepada El/Elohim/Eloah.
Marilah kita mendoakan saudara/i kita yang terpengaruh ajaran Pemuja Nama Yahweh, dan menyadarkan mereka, agar:
(1) Menyadari agar tidak terkecoh daya tarik ‘kembali ke Ibrani’ karena simpati kembali menggunakan nama ‘Yahweh’ akan menyeret mereka menjadi bagian dari sekte Yahudi yang fanatik dan meninggalkan agama Kristen;
(2) Menyadari bahwa dengan mengikuti ‘Pemuja Nama Yahweh,’ mereka jatuh dalam dosa ‘menghujat nama Allah, nama El/Elohim/Eloah dalam bahasa Arab’ yang selama ini sudah digunakan oleh 29 juta orang kristen berbahasa Arab selama dua milenium dan puluhan juta orang Kristen Indonesia selama empat abad;
(3) Menyadari agar tidak terseret keluar dari iman yang didasarkan Injil Kasih ke arah iman yang dilandasi hukum Taurat yang konfrontatif;
(4) Menyadari bahwa mereka sedang ditarik keluar dari kerukunan beragama dengan sesama penganut umat beragama di Indonesia untuk masuk dalam sikap eksklusif Yahudi yang bersikap kontra dengan semua yang berbau Arab/Islam dan juga yang berbau Kristen. Bagi mereka nama Yesus dan Kristenpun bisa dianggap kafir karena bukan bahasa Ibrani;
(3) Menyadari agar tidak terseret keluar dari iman yang didasarkan Injil Kasih ke arah iman yang dilandasi hukum Taurat yang konfrontatif;
(4) Menyadari bahwa mereka sedang ditarik keluar dari kerukunan beragama dengan sesama penganut umat beragama di Indonesia untuk masuk dalam sikap eksklusif Yahudi yang bersikap kontra dengan semua yang berbau Arab/Islam dan juga yang berbau Kristen. Bagi mereka nama Yesus dan Kristenpun bisa dianggap kafir karena bukan bahasa Ibrani;
(5) Menyadari bahwa dengan mengikuti faham Pemuja Nama Yahweh, mereka akan ditarik keluar dari keyakinan bahwa Yesus itu Tuhan dan merupakan pribadi bagian dari Tritunggal untuk masuk ke dalam ajaran Sabelian yang beranggapan bahwa Yeshua adalah Yahweh sendiri, jelmaan firman yang keluar dari Yahweh; dan
(6) Menyadari bahwa mereka akan ditarik meninggalkan kekristenan historis yang am dengan perayaan Natal, Paskah, dan kebaktian minggunya, dan dibawa masuk ke ritual Yahudi yang berpusat kepada Yudaisme yang berbau Ibrani dan merayakan hari Sabat sabtu, kesucian makanan, bulan baru dan hari-hari raya Yahudi!
Marilah kita doakan penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh, karena mereka juga tidak mencerminkan sifat Roh Kudus yang menyatukan, sebab mereka sendiri mudah sekali terpecah-belah (di Indonesia, dalam 7 tahun 3 versi Kitab Suci diterbitkan kalangan ini dan ketiganya tidak seragam). Ini terbukti dari ucapan salah satu sumber Pemuja Nama Yahweh, bahwa: “Akhir-akhir ini rasa frustasi mengghinggapi komunitas Qahal Mesianik di Indonesia. Frustasi terhadap apa? Frustasi terhadap kondisi komunitas ini yang semakin tidak jelas arah dan tujuan pergerakannya. Beberapa orang mulai mengeluh mengenai perselisihan diantara pemimpin, beberapa orang lainnya mengeluh tidak siap melihat perubahan demi perubahan dan pembenahan demi pembenahan. Sebagian yang lain mulai tidak nyaman dengan berbagai pengajaran tentang “tefilah” [doa harian], “ibadah shabat”, “pembaruan tata ibadah”. Sementara yang lain hanya berpuas diri dengan penggunaan nama Yahweh namun pemahaman teologis maupun tata cara ibadah masih mencerminkan denominasi yang lama [pentakostal, kharismatik, protestan dll]” (Buletin Nafiri Yahshua Ministry, No.32, Februari 2007, hlm.4).
Di sekitar kita memang ada banyak pengajaran dan tafsiran yang beraneka ragam tentang pengajaran tentang Allah, Sang Pencipta namun alangkah baiknya sebelum mengakhiri artikel ini, kita membaca percakapan imajinatif antara Guru Agung kita, Yesus Kristus, dengan Pdt. Timotius Bekti Sarono, yang termuat dalam buku “Bincang-Bincang Dengan Guru Agung, terbitan Andi Ofseet, Yogyakarta. Semoga menjadi berkat bagi kita semuanya.
OT (Oom Timotius) : Guru, sudah berapa lama Engkau bersama dengan Allah Sang Pencipta?
YESUS : Tidak salah engkau bertanya demikian?
OT : Tidak Guru......!
YESUS : Bukankah Firman itu bersama dengan Allah dan firman itu juga Allah ( Yohanes 1:1) ?
OT : Jadi sejak semula Engkau sudah bersama Dia?
YESUS : Sudah sekian lama engkau menikmati kebenaran masih juga belum mengerti?
OT : e.....
YESUS : Tidak engkau percaya akan keberadaanKu sebelum kehadiran-
Ku di bumi ini?
OT : Engkaulah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir (Wahyu 1:8)
YESUS : Lalu, apakah maksud pertanyaanmu?
OT : Begini Guru, melihat keberadaanMu yang kekal dari kekal itu sudah dapat dipastikan Engkaulah satu-satunya pribadi yang dapat memberikan informasi secara akurat tentang nama Sang Pencipta ini!
YESUS : Aku telah memperkenalkan Allah sebagai Bapa yang di sorga belumlah itu lebih dari cukup?
OT : Jadi Bapa merupakan alamat doa yang tepat?
YESUS : Bukankah Aku mengajarkan kalau kamu mau berdoa katakan-lah “Bapa kami yang ada di Sorga”?
OT : Tapi Guru, itu kan nama jabatan, sedangkan Bapa ‘kan harus ada nama-Nya?
YESUS : Apakah Aku memberitakan sesuatu yang kurang bagi umatKu?
OT : Jelas tidak Guru, jadi apakah tidak perlu menyebut “personal name”nya?
YESUS : Bagaimana doa-Ku di Getsemani?
OT : Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: "Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39).
YESUS : Dia yang sangat mengasihi adalah Pencipta langit dan bumi cukup Aku panggil Bapa!
OT : Ya, Guru....
YESUS : Apa yang telah Aku sampaikan akan tetap menjadi kebenaran dan itu sudah sangat cukup untuk dipahami dan dimengerti bagi seluruh umatKu!
OT : Benar Guru, Engkau begitu dekat dengan Dia Sang Bapa.
YESUS : Aku dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30), mengertikah engkau?
OT : Sangat mengerti Guru, Engkau sendiri mengklaim bahwa sebelum Abraham lahir Engkau sudah ada.
YESUS : Ya benar, tunjukkan kebenaran itu!
OT : Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku ada." (Yohanes 8:58). Mengapa Engkau tidak menggunakan nama YHWH dalam pengajaranMu?
YESUS : Apakah nama itu perlu bagimu?
OT : emmm......
YESUS : Apakah Aku pernah menyebutkanNya dalam doaKu atau peng-ajaranKu?
OT : Tidak, Guru.....
YESUS : Nama itu adalah penyataan BapaKu kepada Musa bagi umat pilihanKu.
OT : Ya Guru, ayat itu mengatakan demikian: “Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firmanNya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu. Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah namaKu untuk selama-lamanya dan itulah sebutanKu turun-temurun.” (Keluaran 3:14-15).
YESUS : Ya benar, itukebenaran yang disampaikan unrtuk hamba-Ku Musa...
OT : Dalam bahasa Ibrani dimana bahasa dimana suara Tuhan sendiri yang mengatakanNya demikian : “Wayo'mer 'Elohiym 'el- Mosheh, 'EHYEH 'SHER 'EHYEH. Wayo'mer koh to'mar libney Yisra'el: 'EHYEH shlachaniy'leykem. Wayo'mer `owd 'Elohiym 'el- Mosheh, Koh- to'mar 'el-bney Yisra'el: Yahweh 'Elohey 'boteykem -- 'Elohey'Abraham 'Elohey Yitschaq we-'Elohey Ya`qob -- shlachaniy'leykem. Zeh- shmiy l`olam wzeh zikriy ldor dor.”
YESUS : Bukankah itu merupakan pengalaman rohani Musa ketika Ia dipanggil menjadi hambaKu bukan?
OT : Ya Guru....
YESUS : Bukankah engkau juga umat pilihan-Ku juga?
OT : Umat tebusanMu mempercayai sepenuhNya bagai keadaan kami sekarang telah menjadi umat pilihan sekelas Israel.
YESUS : Apa yang dikatakan hambaKu Petrus dalam tulisannya meng-enai hal itu..?
OT : “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” ( 1 Petrus 2:9).
YESUS : Bukankah pengalaman perjumpaanmu dengan diriKu lebih berharga dari perjumpaan Musa dengan BapaKu?
OT : Ya, Guru...
YESUS : Seluruh umat-Ku berkenan kepada Bapa-Ku, bukan karena pengalaman Musa bukan?
OT : Tetapi berangkat dari pengalaman kelahiran baru dibaptis di dalam Engkau!
YESUS : Jadi pengalamanmu itu lebih menyatukan Bapa-Ku dengan seluruh umat-Ku.
OT : Dulu Philipus bertanya kepadaMu tentang Bapa itu dan Ia ingin tahu lebih ...
YESUS : Ya, sebutkanlah itu...
OT : “Kata Filipus kepadaNya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." ( Yohanes 14:8)
YESUS : Lalu apa jawab-Ku?
OT : "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat AKu, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” (Yohanes 14:9).
YESUS : Sejak pertama kehadiranKupun hambaKu Yohanes telah me-nyatakan keberadaan Allah yang sesungguhnya bukan?
OT : Ya Guru, firmanMu berkata : “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.” (Yohanes 1:18)
YESUS : Ya benar katamu itu, sudah cukup semuanya dan tidak perlu menengok panggilan siapapun, manapun dan kapanpun sebab panggilan Allah kepadaMu jauh lebih berharga dan bernilai dari panggilan nabi manapun juga!
OT : Jadi Engkau sudah menyatakan seluruhnya apa yang ada di dalam diri Allah.
YESUS : Ya, didalam diriKu terdapat semua hal yang Allah miliki!
OT : FirmanMu sendiri berkata : “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengandiriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.” (Kolose 1:19).
YESUS : Benar yang ditulis oleh HambaKu Paulus itu dan memang tidak dibutuhkan lagi pengalaman manapun lagi.
OT : Maaf Guru, sekali lagi yang menjadi renungan bagi umatMu bahwa Engkau sendiri tidak menyebutkan pengalaman Musa dengan nama Allah yang menciptakan langit dan bumi itu bukan?
YESUS : Itu pertanyaan sia-sia yang tidak perlu. Bukankah umatKu sekarang karena kegagalan Israel mentaati perintahKu? Engkau mau menjadi umat yang gagal?
OT : Tidak mau Guru, dan lagi Engkau tidak hidup di zaman Musa dengan bahasa Ibraninya bukan?
YESUS : Semua orang tahu itu!
OT : Jadi Engkau menggunakan bahasa apa pada waktu Engkau tinggal di bumi ini?
YESUS : Tanyakankanlah bahasa apakah yang Aku pergunakan pada waktu itu kepada orang-orang di sekitarmu.
OT : Menurut sarjana-sarjana Alkitab, Engkau berkata-kata dalam bahasa Yunani dan sebagian bahasa Aram.
YESUS : Bukankah sudah jelas apa yang Aku sampaikan?
OT : Dan Engkau tidak memaksakan nama ibrani masuk dalam pengajaranMu sekalipun itu nama Yahweh bukan?
YESUS : Dia adalah sesembahan bagi seluruh bangsa, apakah gunanya Aku memaksakan nama YHWH itu kepada umatKu?
OT : Ya Guru, Engkau lebih tertarik hubungan anak dengan BapaNya, jadi Allah adalah Bapa yang baik!
YESUS : Kebenaran-Ku sudah jelas tidak perlu dipersoalkan lagi bukan?
OT : Maaf Guru, tapi firmanMu berkata bahwa nama itu harus dijadikan turun temurun dan tidak berubah?
YESUS : Coba tunjukkanlah ayatNya...!
OT : “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan.” (Keluaran 20:7), dan masih banyak ayat yang lain...
YESUS : Ya, memang benar... itu tidak salah..
OT : Ayat itu dalam bahasa Ibraninya demikian Guru: Lo' tisa' 'et- shem- Yahweh 'Eloheyka lashaw'. Kiylo' ynaqeh Yahweh 'et 'sher- yisa' 'et- shmow lashaw'.
YESUS : Lihatlah lagi dalam bahasa-bahasa lain di dunia ini...
OT : “Thou shalt not take the name of the Lord thy God in vain; for the Lord will not hold him guiltless that taketh his name in vain.” (King James Version).
YESUS : Apakah nama itu diterjemahkan, atau tidak?
OT : Tidak Guru.....
YESUS : Lalu untuk apa engkau mempertahankan nama BapaKu harus disebutkan...?
OT : Memang ada beberapa istilah dalam kebenaranMu yang tidak diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa lain tetapi nama Yahweh itu diterjemahkan dalam bahasa manapun juga!
YESUS : Mengapa itu dipersoalkan kembali?
OT : Jadi memang Engkau sendiri tidak memaksakan nama itu dalam pengajaranMu bukan?
YESUS : Itulah pertanyaan yang berangkat dari keraguanmu itu. Tunjukkanlah kepadaKu kebenaran mengenai Allah yang Aku ajarkan!
OT : Ada beberapa contohnya: Markus 11:22, Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! [Kai apokritheis ho Iesous legei autois, "Echetepistin Theou!]; Yohanes14:1, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.” [Me tarassestho humon he kardia. Pisteuete eiston Theon kai eis eme pisteuete]; Yohanes 17:3, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” [Haute de estin he aionios zoe --hina ginoskosin se ton monon alethinon Theon kai honapesteilas Iesoun Christon].
YESUS : Bukankah jelas aku mengindentikkan diriKu dengan Allah yang sejati yang aku beritakan dengan nama bahasa dimana Aku tinggal bukan?
OT : Ya Guru, bahkan seruanMu diatas salib bahasanya berbeda juga ya?
YESUS : Sebutkanlah itu..!
OT : “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Markus 15:34).
YESUS : Ya, benar. Lalu apanya yang dipersoalkan?
OT : Dalam bahasa Aram kalimat yang Engkau ucapkan berbunyi demikian: “Kai' tee'ena'tee hoo'ra ebo'eesen ho Ieesou's foonee' mega'lee, "Elooi',Elooi' lema sabachthani?" [ho'-estin methermeeneuo'menon "hoTheo's mou, ho Theo's mou, eis ti' engkate'lipe's me?”].
YESUS : Mengapa Aku tidak berkata : “Yahweh... Yahweh mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Begitukah?
OT : Benar, Guru...
YESUS : Hal yang sama telah terkonsep didalam diri wanita Samaria ketika Aku datang kepadaNya, tahuKah engkau?
OT : “Kata perempuan itu kepadaNya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” (Yohanes 4:19-20).
YESUS : lalu, apa yang Aku ucapkan?
OT : "Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba; bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” ( Yohanes 4:21).
YESUS : Lebih jelas lagi Aku telah mengatakan bahwa , “..... saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran." (Yohanes 4:23).
OT : Jadi Guru tidak perlu dipersoalkan tentang penggunaaan nama itu?
YESUS : Tidakkah Engkau mengerti kebenaran-Ku? Yang tersirat dari Allah telah digenapi didalam diri-Ku, apakah perlunya kembali ke dalam Perjanjian Lama?
OT : Terima kasih, Guru...!
(4): SAKSI-SAKSI YEHOVAH
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Dunia Kekristenan semenjak era reformasi dimulai hingga saat ini telah dipenuhi oleh berbagai aliran dan denominasi dalam gereja, dengan beragam pengajaran dan pemahaman iman masing-masing, yang kadang berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan yang sangat mencolok adalah ketika mereka memiliki suatu pemahaman iman atau pengajaran yang sama sekali bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan, yakni Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Pengertian yang salah terhadap firman Tuhan tersebut mengakibatkan kekeliruan penafsiran sehingga pada akhirnya pemahaman iman mereka sudah banyak menyimpang dari prinsip-prinsip kebenaran Alkitab.
Salam satu kelompok atau Sekte yang hampir 200 tahun ini mempengaruhi jemaat Kristen adalah Sekte Saksi Yehovah. Sekte in memasuki dani merambah Indonesia pada beberapa dekade yang lalu hingga sekarang.
Sekte yang sekarang lazim disebut sebagai Saksi-Saksi Yehovah dimulai di Pennsylvania pada tahun 1870, berupa kelas pendalaman Alkitab yang dimulai oleh Charles Taze Rusell.
Russell menamai kelompoknya “Millenial Dawn Bible Study” (Pemahaman Alkitab Fajar Milenial). Charles T. Russell menulis seri buku yang diberi judul “The Millenial Dawn” (Fajar Milenial), yang kemudian dikembangkan menjadi 6 jilid sebelum kematiannya, berisikan dasar teologi yang sekarang ini dipegang oleh Saksi Yehovah. Setelah kematian Russell di tahun 1916, Hakim J. F. Rutherford, sahabat dan penerus Russell, menulis jilid ke tujuh dan terakhir dari seri “Millenial Dawn, yaitu “The Finished Mystery” pada tahun 1917.
The Watchtower Bible and Tract Society(Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal) didirikan pada tahun 1886. Gerakan “Fajar Milenial” mulai membagikan pandangan mereka kepada orang-orang lain. Kelompok ini dikenal sebagai “Russelites” (pengikut/kaum Russell). Sampai tahun 1931, karena perpecahan dalam organisasi ini, namanya diubah menjadi “Saksi-Saksi Yehovah.” Mereka yang tetap setia kepada gerakan ini kemudian dikenal dengan nama “Bible Students” (Siswa-siswa Alkitab).”
Dahulu, pengajaran Saksi-Saksi Yehovah di Indonesia secara resmi dilarang melalui Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 Tahun 1976, lewat SK itu, Jaksa Agung telah melarang kegiatan Saksi Yehuwa atau Siswa Alkitab di seluruh wilayah Indonesia. Sebab, Saksi-Saksi Yehovah memuat hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, seperti menolak salut bendera dan menolak ikut berpolitik. Pada Februari 1994 ada upaya untuk mencabut SK ini dengan berlandaskan Pasal 29 UUD 1945, Tap MPR Nomor XVII/1998 tentang HAM, dan Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998. Pada 1 Juni 2001 SK ini kemudian dicabut. Walaupun begitu, sebenarnya sejak tanggal 19 Juli 1996, Saksi-Saksi Yehovah telah membuka kantor cabang Indonesia berupa gedung yang dipergunakan sebagai tempat pertemuan dan pusat kegiatan.
Pengajaran Saksi-Saksi Yehovah
Apa yang dipercaya oleh Saksi-Saksi Yehovah? Mencermati doktrin mereka dalam topik-topik seperti Keillahian Yesus, Keselamatan, Trinitas, Roh Kudus, Penebusan, dan sebagainya, tanpa diragukan memperlihatkan bahwa mereka tidak percaya pada posisi kekristenan ortodoks dalam topik-topik itu.
1. Saksi-Saksi Yehovah percaya bahwa Yesus adalah Mikhael, sang penghulu malaikat, ciptaan yang tertinggi. Hal ini bertentangan dengan banyak ayat Alkitab yang dengan jelas menyatakan bahwa Yesus itu Allah (Yohanes 1:1, 14; 8:58; 10:30).
Yesus bukanlah Mikhael sang Penghulu Malaikat. Alkitab tidak pernah mengidentifikasi Yesus sebagai Mikhael (ataupun malaikat lainnya). Surat Ibrani 1:5-8 menggambarkan perbedaan yang jelas antara Yesus dengan para malaikat: "Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: 'Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?' dan 'Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?' Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: 'Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.' Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: 'Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api.' Tetapi tentang Anak Ia berkata: 'Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.”
Hirarki mengenai makhluk-makhluk di surga dipertegas melalui pernyataan “malaikat menyembah Yesus yang, sebagai Allah, memang layak disembah.” Alkitab tidak pernah sekalipun menyatakan ada malaikat yang disembah. Oleh karena itu, Yesus (yang layak disembah) tidak mungkin adalah Mikhael ataupun malaikat lainnya (yang tidak layak disembah). Para malaikat memang disebut anak-anak Allah (Kej 6:2-4; Ay 1:6; 2:1; 38:7), namun Yesus adalah Anak Allah (Ibr 1:8; Mat 4:3-6).
Mikhael sang Penghulu Malaikat mungkin adalah yang tertinggi di antara semua malaikat. Mikhael adalah satu-satunya malaikat dalam Alkitab yang dinamai "sang Penghulu Malaikat" (Yud 1:9). Mikhael sang Penghulu Malaikat, bagaimanapun juga, hanyalah seorang malaikat. Dia bukan Allah. Perbandingan kuasa dan otoritas Mikhael dengan Yesus dapat dilihat dengan jelas perbedaannya dengan membandingkan pernyataan di Injil Matius 4:10 dan surat Yudas ayat 9. Yesus bisa menegur setan, tetapi Mikhael sang Penghulu Malaikat "tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan" ketika bertengkar dengan Setan dan memohon kepada Allah untuk menegur dia.
Yesus adalah Allah yang berinkarnasi (Yoh 1:1,14). Mikhael sang Penghulu Malaikat memang malaikat yang punya kuasa, namun tetap hanyalah seorang malaikat.
2. Saksi-Saksi Yehovah percaya keselamatan seseorang didapatkan melalui kombinasi antara iman, perbuatan baik, dan ketaatan.Ini berlawanan dengan begitu banyaknya ayat-ayat Alkitab yang mengatakan bahwa keselamatan hanya diterima dengan iman (Yohanes 3:16; Efesus 2:8-9; Titus 3:5).
3. Saksi-Saksi Yehovah menolak Trinitas, percaya bahwa Yesus hanyalah makhluk ciptaan, sementara Roh Kudus itu hanyalah kuasa Allah.Saksi-Saksi Yehovah menolak konsep penebusan oleh penggantian Kristus dan sebaliknya percaya pada teori pembayaran, bahwa kematian Yesus itu untuk membayar hutang dosa Adam.
Apa dasar Saksi Yehowa membenarkan doktrin-doktrin yang tidak Alkitabiah ini? (1) Mereka mengklaim bahwa gereja dalam kurun waktu berabad-abad telah memalsukan Alkitab;dan (2) mereka menerjemahkan ulang Alkitab dalam versi yang mereka sebut the New World Translation (Terjemahan Dunia Baru).
The Watchtower Bible and Tract Society (Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal) mengganti teks Alkitab supaya bisa disesuaikan dengan doktrin mereka yang salah – bukannya mengajarkan apa yang diajarkan Alkitab. The New World Translation (Terjemahan Dunia Baru) telah direvisi berkali-kali karena Saksi Yehowa menemukan lebih banyak lagi ayat-ayat Alkitab yang bertentangan dengan doktrin-doktrin mereka.
Dengan jelas terlihat, Saksi Yehowa merupakan ajaran sesat yang hanya bersumber dari Alkitab yang diinterpretasikan sesuai pemahaman mereka. Doktrin yang disebarkan melalui The Watchtower (Menara Pengawal) hanya didasari pemikiran awal dan yang dikembangkan dari Charles Taze Russell, Hakim Joseph Franklink Rutherford dan penerus-penerus mereka. Badan Pimpinan Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal merupakan satu-satunya lembaga dalam ajaran sesat ini yang memiliki otoritas untuk menafsirkan Alkitab.
Dengan kata lain, apa yang dinyatakan oleh Badan Pimpinan ini, terkait ayat-ayat Alkitab tertentu, dianggap sebagai keputusan final. Pemikiran jemaat secara independen tidak diijinkan.
Ini bertentangan langsung dengan nasehat Paulus kepada Timotius (dan juga kepada kita) untuk “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” Nasehat ini ditemukan dalam 2 Timotius 2:15, sebagai instruksi dari Allah kepada setiap anak-anakNya, secara individu dalam tubuh Kristus, supaya meniru orang-orang Kristen di Berea; yang menyelidiki Alkitab setiap hari untuk menguji apakah yang diajarkan kepada mereka sudah sesuai dengan apa yang dikatakan Firman Tuhan.
Saksi-Saksi Yehovah patut dipuji untuk “usaha penginjilan” mereka. Barangkali tidak ada kelompok agama yang lebih setia dari Saksi-Saksi Yehovah dalam menyebarkan doktrin mereka. Sayangnya, berita itu penuh dengan distorsi, tipu muslihat dan doktrin-doktrin yang salah.
(5): MORMONISME
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Seperti yang tertulis dalam artikel yang lalu, dunia Kekristenan memang sedang mengalami pencobaan dan ujian dengan munculnya berbagai pengajaran yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Mereka membentuk kelompok-kelompok atau Sekte-Sekte untuk menjaga eksistensi mereka.
Berbagai cara dilakukan Sekte-Sekte atau kelompok-kelompok yang sebenarnya anti-Kristen untuk menjatuhkan Kekristenan. Selain dengan menantang langsung Kekristenan, mereka juga menyerang dengan memasukkan hal-hal yang memiliki nilai-nilai Kekristenan. Salah satunya adalah dengan menyalahgunakan kata “Gereja” yang dipelintir sebagai bagian dari penyesatan mereka.
Salah satu dari banyak sekte yang bermunculan dalam Kekristenan, adalah Salah satu dari banyak sekte yang bermunculan dalam Kekristenan, adalah Gereja Mormon atau atau Gereja Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Gereja ini berakar dari aliran Mormonisme, suatu sistem kepercayaan yang berakar pada Gereja ini berakar dari aliran Mormonisme, suatu sistem kepercayaan yang berakar pada Kitab Mormon, sebuah kitab suci yang menurut penganut Mormonisme diterjemahkan oleh Joseph Smith, Jr. Pada tahun 1829. Pada 1830 Smith menerbitkan Kitab Mormon dan pengikutnya disebut Orang-orang Suci Zaman Akhir.
Joseph Smith Jr., putra ke-empat dari sepuluh bersaudara pasangan Josephdan Lucy Mack Smith ini dilahirkan pada 23 Desember 1805 di Sharon (Vermont, AS), di lingkungan keluarga kaum petani yang miskin. Menurut pengakuan ibunya, sewaktu remaja Joseph Smith adalah seorang yang buta huruf dan tidak paham isi Alkitab dan diakui pula bahwa ia seorang pemuda yang suka berkhayal.
Menurut pengakuan Joseph Smith bahwa pada 21 September 1823, dalam usia 18 tahun ia mendapat kunjungan dari malaikat yang bernama Moroni. Malaikat tersebut memberitahukannya bahwa pada tahun 420 M di sebuah bukit dekat Manchester, suatu perkampungan yang terletak di daerah New York, pernah ditanam lempengan-lempengan emas, dan ia disuruh untuk mengambilnya.
Setelah ditemukan, ia melihat di atas lempengan emas tersebut tertulis huruf-huruf Mesir. Untuk menerjemahkan huruf-huruf tersebut, ia mendapat bantuan "URIM" dan "TUMIM" (dua batu undian yang ada dalam tutup dada pernyataan keputusan pada baju "efod" yang dipakai imam dan dipergunakan untuk mencari tahu kehendak Allah) (Keluaran 28:30), yang dipinjam dari malaikat.
Setelah menerjemahkan, malaikat mengambil kembali lempengan- lempengan emas tersebut. Karya terjemahan ini kemudian dijadikan kitab suci kaum Mormon dan pada tahun 1830 dicetak sebanyak lima ribu eksemplar di Palmyra, New York.
Setelah Joseph Smith berhasil memperoleh pengakuan atas buku terjemahan itu sebagai dasar dari satu perhimpunan keagamaan yang baru, maka ia lebih lanjut menulis buku-buku lain. Menurut pengakuannya bahwa buku-buku ini ditulis atas dasar ilham yang diperoleh dari kunjungan malaikat kepadanya, ia juga mengatakan pernah dikunjungi oleh Yohanes Pembaptis, Petrus, Yakobus, Yohanes, Musa, dan Elia.
Kesaksian hidup moralnya tidak baik. Ia memegang pandangan poligami, dan menganjurkan para penganutnya untuk mengambil banyak istri. Ia pernah mengawini empat wanita sekaligus dan menyebut perkawinan ini sebagai “Perkawinan Rohani”. Pada waktu meninggal ia meninggalkan 17 istri dan 56 anak.
Kasus meninggalnya Smith karena pembunuhan yang dilakukan oleh massa yang berjumlah kurang lebih 200 orang mempunyai banyak alasan versi. Ada yang menyebutkan karena masalah "perkawinan rohani", ia harus berurusan dengan polisi dan dipenjarakan. Kemudian ia diperbolehkan pulang dengan uang jaminan, tetapi tidak berani meninggalkan rumah penjara karena rumah penjara tersebut sudah dikepung oleh massa yang marah melihat perbuatan amoralnya. Akhirnya, massa yang marah itu berhasil menerobos masuk dan Joseph Smith beserta saudaranya Hyrum Smith ditembak mati di sana.
Ada pula yang menyatakan karena kasus pengerusakan kantor penerbitan lokal "Nauvoo Expositor" yang dikomandonya, harus berurusan dengan pihak berwajib, dan dimasukkan ke penjara di Carthage. Dan, pada 27 Juni 1844, massa yang berjumlah kurang lebih 200 orang menerobos masuk dan menurut cerita, Smith masih sempat melawan dengan menembakkan senjata yang dibawanya ke arah massa, tetapi pada akhirnya ia mati di bawah berondongan senjata. Kematian Joseph Smith dan saudaranya bagi para pengikut dihargai sebagai mati syahid.
Gereja Mormon ini boleh dikatakan mempunyai anggota terbanyak dibandingkan dengan bidat-bidat lainnya. Pada tahun 1960 anggotanya berjumlah 1.650.000 orang. Pada April 1981 dilaporkan bahwa jumlah anggota mereka sudah mencapai 4.638.000 orang dan tersebar di 83 negara. Sebanyak 30.000 orang misionaris tersebar di mana-mana dengan rajin menarik orang untuk menjadi anggotanya. Kebanyakan para misionaris atau pekerja mereka berstatus sukarela dengan tidak mendapat imbalan apa-apa.
Di berbagai tempat didirikan bangunan-bangunan mewah. Pengaruh gerakan ini makin lama makin hebat. Propaganda gerakan ini makin lama makin luar biasa.
DOKTRIN/PENGAJARAN MORMONISME
Pada tahun 1831, gerakan Mormon mengumumkan pengakuan mereka dalam 13 (tiga belas) pasal kepercayaan dan di bawah ini merupakan ringkasan dari beberapa pasal pengajaran mereka yang perlu diketahui.
1. Doktrin Allah.
Menurut mereka, Allah itu adalah superman, mempunyai badan, dapat dilihat dan diraba tetapi mempunyai kekuatan luar biasa. Allah itu adalah Adam yang sudah dipermuliakan. Orang-orang yang beriman setelah meninggal dunia akan sama seperti Adam menjadi ilah dan ilah itu masing-masing mempunyai isteri yang dikawinkan semasa di dunia.
2. Doktrin Kristus.
Yesus adalah saudara malaikat Lucifer yang dilahirkan karena hubungan antara Allah (Adam yang sudah dipermuliakan) dan Maria. Yesus di Kana menikah dengan Marta dan Maria sehingga dapat melihat keturunannya sebelum disalibkan (Yesaya 53:10). Jikalau tidak menikah, minimal Ia mempunyai hubungan istimewa dengan Marta, Maria, dan Maria lainnya. Allah lebih besar dari Kristus, Kristus lebih besar dari Roh Kudus yang menjadi pesuruh-Nya. Joseph Smith adalah keturunan dari Tuhan Yesus.
(6) Menyadari bahwa mereka akan ditarik meninggalkan kekristenan historis yang am dengan perayaan Natal, Paskah, dan kebaktian minggunya, dan dibawa masuk ke ritual Yahudi yang berpusat kepada Yudaisme yang berbau Ibrani dan merayakan hari Sabat sabtu, kesucian makanan, bulan baru dan hari-hari raya Yahudi!
Marilah kita doakan penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh, karena mereka juga tidak mencerminkan sifat Roh Kudus yang menyatukan, sebab mereka sendiri mudah sekali terpecah-belah (di Indonesia, dalam 7 tahun 3 versi Kitab Suci diterbitkan kalangan ini dan ketiganya tidak seragam). Ini terbukti dari ucapan salah satu sumber Pemuja Nama Yahweh, bahwa: “Akhir-akhir ini rasa frustasi mengghinggapi komunitas Qahal Mesianik di Indonesia. Frustasi terhadap apa? Frustasi terhadap kondisi komunitas ini yang semakin tidak jelas arah dan tujuan pergerakannya. Beberapa orang mulai mengeluh mengenai perselisihan diantara pemimpin, beberapa orang lainnya mengeluh tidak siap melihat perubahan demi perubahan dan pembenahan demi pembenahan. Sebagian yang lain mulai tidak nyaman dengan berbagai pengajaran tentang “tefilah” [doa harian], “ibadah shabat”, “pembaruan tata ibadah”. Sementara yang lain hanya berpuas diri dengan penggunaan nama Yahweh namun pemahaman teologis maupun tata cara ibadah masih mencerminkan denominasi yang lama [pentakostal, kharismatik, protestan dll]” (Buletin Nafiri Yahshua Ministry, No.32, Februari 2007, hlm.4).
Di sekitar kita memang ada banyak pengajaran dan tafsiran yang beraneka ragam tentang pengajaran tentang Allah, Sang Pencipta namun alangkah baiknya sebelum mengakhiri artikel ini, kita membaca percakapan imajinatif antara Guru Agung kita, Yesus Kristus, dengan Pdt. Timotius Bekti Sarono, yang termuat dalam buku “Bincang-Bincang Dengan Guru Agung, terbitan Andi Ofseet, Yogyakarta. Semoga menjadi berkat bagi kita semuanya.
OT (Oom Timotius) : Guru, sudah berapa lama Engkau bersama dengan Allah Sang Pencipta?
YESUS : Tidak salah engkau bertanya demikian?
OT : Tidak Guru......!
YESUS : Bukankah Firman itu bersama dengan Allah dan firman itu juga Allah ( Yohanes 1:1) ?
OT : Jadi sejak semula Engkau sudah bersama Dia?
YESUS : Sudah sekian lama engkau menikmati kebenaran masih juga belum mengerti?
OT : e.....
YESUS : Tidak engkau percaya akan keberadaanKu sebelum kehadiran-
Ku di bumi ini?
OT : Engkaulah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir (Wahyu 1:8)
YESUS : Lalu, apakah maksud pertanyaanmu?
OT : Begini Guru, melihat keberadaanMu yang kekal dari kekal itu sudah dapat dipastikan Engkaulah satu-satunya pribadi yang dapat memberikan informasi secara akurat tentang nama Sang Pencipta ini!
YESUS : Aku telah memperkenalkan Allah sebagai Bapa yang di sorga belumlah itu lebih dari cukup?
OT : Jadi Bapa merupakan alamat doa yang tepat?
YESUS : Bukankah Aku mengajarkan kalau kamu mau berdoa katakan-lah “Bapa kami yang ada di Sorga”?
OT : Tapi Guru, itu kan nama jabatan, sedangkan Bapa ‘kan harus ada nama-Nya?
YESUS : Apakah Aku memberitakan sesuatu yang kurang bagi umatKu?
OT : Jelas tidak Guru, jadi apakah tidak perlu menyebut “personal name”nya?
YESUS : Bagaimana doa-Ku di Getsemani?
OT : Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: "Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39).
YESUS : Dia yang sangat mengasihi adalah Pencipta langit dan bumi cukup Aku panggil Bapa!
OT : Ya, Guru....
YESUS : Apa yang telah Aku sampaikan akan tetap menjadi kebenaran dan itu sudah sangat cukup untuk dipahami dan dimengerti bagi seluruh umatKu!
OT : Benar Guru, Engkau begitu dekat dengan Dia Sang Bapa.
YESUS : Aku dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30), mengertikah engkau?
OT : Sangat mengerti Guru, Engkau sendiri mengklaim bahwa sebelum Abraham lahir Engkau sudah ada.
YESUS : Ya benar, tunjukkan kebenaran itu!
OT : Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku ada." (Yohanes 8:58). Mengapa Engkau tidak menggunakan nama YHWH dalam pengajaranMu?
YESUS : Apakah nama itu perlu bagimu?
OT : emmm......
YESUS : Apakah Aku pernah menyebutkanNya dalam doaKu atau peng-ajaranKu?
OT : Tidak, Guru.....
YESUS : Nama itu adalah penyataan BapaKu kepada Musa bagi umat pilihanKu.
OT : Ya Guru, ayat itu mengatakan demikian: “Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firmanNya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu. Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah namaKu untuk selama-lamanya dan itulah sebutanKu turun-temurun.” (Keluaran 3:14-15).
YESUS : Ya benar, itukebenaran yang disampaikan unrtuk hamba-Ku Musa...
OT : Dalam bahasa Ibrani dimana bahasa dimana suara Tuhan sendiri yang mengatakanNya demikian : “Wayo'mer 'Elohiym 'el- Mosheh, 'EHYEH 'SHER 'EHYEH. Wayo'mer koh to'mar libney Yisra'el: 'EHYEH shlachaniy'leykem. Wayo'mer `owd 'Elohiym 'el- Mosheh, Koh- to'mar 'el-bney Yisra'el: Yahweh 'Elohey 'boteykem -- 'Elohey'Abraham 'Elohey Yitschaq we-'Elohey Ya`qob -- shlachaniy'leykem. Zeh- shmiy l`olam wzeh zikriy ldor dor.”
YESUS : Bukankah itu merupakan pengalaman rohani Musa ketika Ia dipanggil menjadi hambaKu bukan?
OT : Ya Guru....
YESUS : Bukankah engkau juga umat pilihan-Ku juga?
OT : Umat tebusanMu mempercayai sepenuhNya bagai keadaan kami sekarang telah menjadi umat pilihan sekelas Israel.
YESUS : Apa yang dikatakan hambaKu Petrus dalam tulisannya meng-enai hal itu..?
OT : “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” ( 1 Petrus 2:9).
YESUS : Bukankah pengalaman perjumpaanmu dengan diriKu lebih berharga dari perjumpaan Musa dengan BapaKu?
OT : Ya, Guru...
YESUS : Seluruh umat-Ku berkenan kepada Bapa-Ku, bukan karena pengalaman Musa bukan?
OT : Tetapi berangkat dari pengalaman kelahiran baru dibaptis di dalam Engkau!
YESUS : Jadi pengalamanmu itu lebih menyatukan Bapa-Ku dengan seluruh umat-Ku.
OT : Dulu Philipus bertanya kepadaMu tentang Bapa itu dan Ia ingin tahu lebih ...
YESUS : Ya, sebutkanlah itu...
OT : “Kata Filipus kepadaNya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." ( Yohanes 14:8)
YESUS : Lalu apa jawab-Ku?
OT : "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat AKu, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” (Yohanes 14:9).
YESUS : Sejak pertama kehadiranKupun hambaKu Yohanes telah me-nyatakan keberadaan Allah yang sesungguhnya bukan?
OT : Ya Guru, firmanMu berkata : “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.” (Yohanes 1:18)
YESUS : Ya benar katamu itu, sudah cukup semuanya dan tidak perlu menengok panggilan siapapun, manapun dan kapanpun sebab panggilan Allah kepadaMu jauh lebih berharga dan bernilai dari panggilan nabi manapun juga!
OT : Jadi Engkau sudah menyatakan seluruhnya apa yang ada di dalam diri Allah.
YESUS : Ya, didalam diriKu terdapat semua hal yang Allah miliki!
OT : FirmanMu sendiri berkata : “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengandiriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.” (Kolose 1:19).
YESUS : Benar yang ditulis oleh HambaKu Paulus itu dan memang tidak dibutuhkan lagi pengalaman manapun lagi.
OT : Maaf Guru, sekali lagi yang menjadi renungan bagi umatMu bahwa Engkau sendiri tidak menyebutkan pengalaman Musa dengan nama Allah yang menciptakan langit dan bumi itu bukan?
YESUS : Itu pertanyaan sia-sia yang tidak perlu. Bukankah umatKu sekarang karena kegagalan Israel mentaati perintahKu? Engkau mau menjadi umat yang gagal?
OT : Tidak mau Guru, dan lagi Engkau tidak hidup di zaman Musa dengan bahasa Ibraninya bukan?
YESUS : Semua orang tahu itu!
OT : Jadi Engkau menggunakan bahasa apa pada waktu Engkau tinggal di bumi ini?
YESUS : Tanyakankanlah bahasa apakah yang Aku pergunakan pada waktu itu kepada orang-orang di sekitarmu.
OT : Menurut sarjana-sarjana Alkitab, Engkau berkata-kata dalam bahasa Yunani dan sebagian bahasa Aram.
YESUS : Bukankah sudah jelas apa yang Aku sampaikan?
OT : Dan Engkau tidak memaksakan nama ibrani masuk dalam pengajaranMu sekalipun itu nama Yahweh bukan?
YESUS : Dia adalah sesembahan bagi seluruh bangsa, apakah gunanya Aku memaksakan nama YHWH itu kepada umatKu?
OT : Ya Guru, Engkau lebih tertarik hubungan anak dengan BapaNya, jadi Allah adalah Bapa yang baik!
YESUS : Kebenaran-Ku sudah jelas tidak perlu dipersoalkan lagi bukan?
OT : Maaf Guru, tapi firmanMu berkata bahwa nama itu harus dijadikan turun temurun dan tidak berubah?
YESUS : Coba tunjukkanlah ayatNya...!
OT : “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan.” (Keluaran 20:7), dan masih banyak ayat yang lain...
YESUS : Ya, memang benar... itu tidak salah..
OT : Ayat itu dalam bahasa Ibraninya demikian Guru: Lo' tisa' 'et- shem- Yahweh 'Eloheyka lashaw'. Kiylo' ynaqeh Yahweh 'et 'sher- yisa' 'et- shmow lashaw'.
YESUS : Lihatlah lagi dalam bahasa-bahasa lain di dunia ini...
OT : “Thou shalt not take the name of the Lord thy God in vain; for the Lord will not hold him guiltless that taketh his name in vain.” (King James Version).
YESUS : Apakah nama itu diterjemahkan, atau tidak?
OT : Tidak Guru.....
YESUS : Lalu untuk apa engkau mempertahankan nama BapaKu harus disebutkan...?
OT : Memang ada beberapa istilah dalam kebenaranMu yang tidak diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa lain tetapi nama Yahweh itu diterjemahkan dalam bahasa manapun juga!
YESUS : Mengapa itu dipersoalkan kembali?
OT : Jadi memang Engkau sendiri tidak memaksakan nama itu dalam pengajaranMu bukan?
YESUS : Itulah pertanyaan yang berangkat dari keraguanmu itu. Tunjukkanlah kepadaKu kebenaran mengenai Allah yang Aku ajarkan!
OT : Ada beberapa contohnya: Markus 11:22, Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! [Kai apokritheis ho Iesous legei autois, "Echetepistin Theou!]; Yohanes14:1, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.” [Me tarassestho humon he kardia. Pisteuete eiston Theon kai eis eme pisteuete]; Yohanes 17:3, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” [Haute de estin he aionios zoe --hina ginoskosin se ton monon alethinon Theon kai honapesteilas Iesoun Christon].
YESUS : Bukankah jelas aku mengindentikkan diriKu dengan Allah yang sejati yang aku beritakan dengan nama bahasa dimana Aku tinggal bukan?
OT : Ya Guru, bahkan seruanMu diatas salib bahasanya berbeda juga ya?
YESUS : Sebutkanlah itu..!
OT : “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Markus 15:34).
YESUS : Ya, benar. Lalu apanya yang dipersoalkan?
OT : Dalam bahasa Aram kalimat yang Engkau ucapkan berbunyi demikian: “Kai' tee'ena'tee hoo'ra ebo'eesen ho Ieesou's foonee' mega'lee, "Elooi',Elooi' lema sabachthani?" [ho'-estin methermeeneuo'menon "hoTheo's mou, ho Theo's mou, eis ti' engkate'lipe's me?”].
YESUS : Mengapa Aku tidak berkata : “Yahweh... Yahweh mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Begitukah?
OT : Benar, Guru...
YESUS : Hal yang sama telah terkonsep didalam diri wanita Samaria ketika Aku datang kepadaNya, tahuKah engkau?
OT : “Kata perempuan itu kepadaNya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” (Yohanes 4:19-20).
YESUS : lalu, apa yang Aku ucapkan?
OT : "Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba; bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” ( Yohanes 4:21).
YESUS : Lebih jelas lagi Aku telah mengatakan bahwa , “..... saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran." (Yohanes 4:23).
OT : Jadi Guru tidak perlu dipersoalkan tentang penggunaaan nama itu?
YESUS : Tidakkah Engkau mengerti kebenaran-Ku? Yang tersirat dari Allah telah digenapi didalam diri-Ku, apakah perlunya kembali ke dalam Perjanjian Lama?
OT : Terima kasih, Guru...!
(4): SAKSI-SAKSI YEHOVAH
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Dunia Kekristenan semenjak era reformasi dimulai hingga saat ini telah dipenuhi oleh berbagai aliran dan denominasi dalam gereja, dengan beragam pengajaran dan pemahaman iman masing-masing, yang kadang berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan yang sangat mencolok adalah ketika mereka memiliki suatu pemahaman iman atau pengajaran yang sama sekali bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan, yakni Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Pengertian yang salah terhadap firman Tuhan tersebut mengakibatkan kekeliruan penafsiran sehingga pada akhirnya pemahaman iman mereka sudah banyak menyimpang dari prinsip-prinsip kebenaran Alkitab.
Salam satu kelompok atau Sekte yang hampir 200 tahun ini mempengaruhi jemaat Kristen adalah Sekte Saksi Yehovah. Sekte in memasuki dani merambah Indonesia pada beberapa dekade yang lalu hingga sekarang.
Sekte yang sekarang lazim disebut sebagai Saksi-Saksi Yehovah dimulai di Pennsylvania pada tahun 1870, berupa kelas pendalaman Alkitab yang dimulai oleh Charles Taze Rusell.
Russell menamai kelompoknya “Millenial Dawn Bible Study” (Pemahaman Alkitab Fajar Milenial). Charles T. Russell menulis seri buku yang diberi judul “The Millenial Dawn” (Fajar Milenial), yang kemudian dikembangkan menjadi 6 jilid sebelum kematiannya, berisikan dasar teologi yang sekarang ini dipegang oleh Saksi Yehovah. Setelah kematian Russell di tahun 1916, Hakim J. F. Rutherford, sahabat dan penerus Russell, menulis jilid ke tujuh dan terakhir dari seri “Millenial Dawn, yaitu “The Finished Mystery” pada tahun 1917.
The Watchtower Bible and Tract Society(Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal) didirikan pada tahun 1886. Gerakan “Fajar Milenial” mulai membagikan pandangan mereka kepada orang-orang lain. Kelompok ini dikenal sebagai “Russelites” (pengikut/kaum Russell). Sampai tahun 1931, karena perpecahan dalam organisasi ini, namanya diubah menjadi “Saksi-Saksi Yehovah.” Mereka yang tetap setia kepada gerakan ini kemudian dikenal dengan nama “Bible Students” (Siswa-siswa Alkitab).”
Dahulu, pengajaran Saksi-Saksi Yehovah di Indonesia secara resmi dilarang melalui Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 Tahun 1976, lewat SK itu, Jaksa Agung telah melarang kegiatan Saksi Yehuwa atau Siswa Alkitab di seluruh wilayah Indonesia. Sebab, Saksi-Saksi Yehovah memuat hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, seperti menolak salut bendera dan menolak ikut berpolitik. Pada Februari 1994 ada upaya untuk mencabut SK ini dengan berlandaskan Pasal 29 UUD 1945, Tap MPR Nomor XVII/1998 tentang HAM, dan Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998. Pada 1 Juni 2001 SK ini kemudian dicabut. Walaupun begitu, sebenarnya sejak tanggal 19 Juli 1996, Saksi-Saksi Yehovah telah membuka kantor cabang Indonesia berupa gedung yang dipergunakan sebagai tempat pertemuan dan pusat kegiatan.
Pengajaran Saksi-Saksi Yehovah
Apa yang dipercaya oleh Saksi-Saksi Yehovah? Mencermati doktrin mereka dalam topik-topik seperti Keillahian Yesus, Keselamatan, Trinitas, Roh Kudus, Penebusan, dan sebagainya, tanpa diragukan memperlihatkan bahwa mereka tidak percaya pada posisi kekristenan ortodoks dalam topik-topik itu.
1. Saksi-Saksi Yehovah percaya bahwa Yesus adalah Mikhael, sang penghulu malaikat, ciptaan yang tertinggi. Hal ini bertentangan dengan banyak ayat Alkitab yang dengan jelas menyatakan bahwa Yesus itu Allah (Yohanes 1:1, 14; 8:58; 10:30).
Yesus bukanlah Mikhael sang Penghulu Malaikat. Alkitab tidak pernah mengidentifikasi Yesus sebagai Mikhael (ataupun malaikat lainnya). Surat Ibrani 1:5-8 menggambarkan perbedaan yang jelas antara Yesus dengan para malaikat: "Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: 'Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?' dan 'Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?' Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: 'Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.' Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: 'Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api.' Tetapi tentang Anak Ia berkata: 'Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.”
Hirarki mengenai makhluk-makhluk di surga dipertegas melalui pernyataan “malaikat menyembah Yesus yang, sebagai Allah, memang layak disembah.” Alkitab tidak pernah sekalipun menyatakan ada malaikat yang disembah. Oleh karena itu, Yesus (yang layak disembah) tidak mungkin adalah Mikhael ataupun malaikat lainnya (yang tidak layak disembah). Para malaikat memang disebut anak-anak Allah (Kej 6:2-4; Ay 1:6; 2:1; 38:7), namun Yesus adalah Anak Allah (Ibr 1:8; Mat 4:3-6).
Mikhael sang Penghulu Malaikat mungkin adalah yang tertinggi di antara semua malaikat. Mikhael adalah satu-satunya malaikat dalam Alkitab yang dinamai "sang Penghulu Malaikat" (Yud 1:9). Mikhael sang Penghulu Malaikat, bagaimanapun juga, hanyalah seorang malaikat. Dia bukan Allah. Perbandingan kuasa dan otoritas Mikhael dengan Yesus dapat dilihat dengan jelas perbedaannya dengan membandingkan pernyataan di Injil Matius 4:10 dan surat Yudas ayat 9. Yesus bisa menegur setan, tetapi Mikhael sang Penghulu Malaikat "tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan" ketika bertengkar dengan Setan dan memohon kepada Allah untuk menegur dia.
Yesus adalah Allah yang berinkarnasi (Yoh 1:1,14). Mikhael sang Penghulu Malaikat memang malaikat yang punya kuasa, namun tetap hanyalah seorang malaikat.
2. Saksi-Saksi Yehovah percaya keselamatan seseorang didapatkan melalui kombinasi antara iman, perbuatan baik, dan ketaatan.Ini berlawanan dengan begitu banyaknya ayat-ayat Alkitab yang mengatakan bahwa keselamatan hanya diterima dengan iman (Yohanes 3:16; Efesus 2:8-9; Titus 3:5).
3. Saksi-Saksi Yehovah menolak Trinitas, percaya bahwa Yesus hanyalah makhluk ciptaan, sementara Roh Kudus itu hanyalah kuasa Allah.Saksi-Saksi Yehovah menolak konsep penebusan oleh penggantian Kristus dan sebaliknya percaya pada teori pembayaran, bahwa kematian Yesus itu untuk membayar hutang dosa Adam.
Apa dasar Saksi Yehowa membenarkan doktrin-doktrin yang tidak Alkitabiah ini? (1) Mereka mengklaim bahwa gereja dalam kurun waktu berabad-abad telah memalsukan Alkitab;dan (2) mereka menerjemahkan ulang Alkitab dalam versi yang mereka sebut the New World Translation (Terjemahan Dunia Baru).
The Watchtower Bible and Tract Society (Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal) mengganti teks Alkitab supaya bisa disesuaikan dengan doktrin mereka yang salah – bukannya mengajarkan apa yang diajarkan Alkitab. The New World Translation (Terjemahan Dunia Baru) telah direvisi berkali-kali karena Saksi Yehowa menemukan lebih banyak lagi ayat-ayat Alkitab yang bertentangan dengan doktrin-doktrin mereka.
Dengan jelas terlihat, Saksi Yehowa merupakan ajaran sesat yang hanya bersumber dari Alkitab yang diinterpretasikan sesuai pemahaman mereka. Doktrin yang disebarkan melalui The Watchtower (Menara Pengawal) hanya didasari pemikiran awal dan yang dikembangkan dari Charles Taze Russell, Hakim Joseph Franklink Rutherford dan penerus-penerus mereka. Badan Pimpinan Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal merupakan satu-satunya lembaga dalam ajaran sesat ini yang memiliki otoritas untuk menafsirkan Alkitab.
Dengan kata lain, apa yang dinyatakan oleh Badan Pimpinan ini, terkait ayat-ayat Alkitab tertentu, dianggap sebagai keputusan final. Pemikiran jemaat secara independen tidak diijinkan.
Ini bertentangan langsung dengan nasehat Paulus kepada Timotius (dan juga kepada kita) untuk “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” Nasehat ini ditemukan dalam 2 Timotius 2:15, sebagai instruksi dari Allah kepada setiap anak-anakNya, secara individu dalam tubuh Kristus, supaya meniru orang-orang Kristen di Berea; yang menyelidiki Alkitab setiap hari untuk menguji apakah yang diajarkan kepada mereka sudah sesuai dengan apa yang dikatakan Firman Tuhan.
Saksi-Saksi Yehovah patut dipuji untuk “usaha penginjilan” mereka. Barangkali tidak ada kelompok agama yang lebih setia dari Saksi-Saksi Yehovah dalam menyebarkan doktrin mereka. Sayangnya, berita itu penuh dengan distorsi, tipu muslihat dan doktrin-doktrin yang salah.
(5): MORMONISME
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Seperti yang tertulis dalam artikel yang lalu, dunia Kekristenan memang sedang mengalami pencobaan dan ujian dengan munculnya berbagai pengajaran yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Mereka membentuk kelompok-kelompok atau Sekte-Sekte untuk menjaga eksistensi mereka.
Berbagai cara dilakukan Sekte-Sekte atau kelompok-kelompok yang sebenarnya anti-Kristen untuk menjatuhkan Kekristenan. Selain dengan menantang langsung Kekristenan, mereka juga menyerang dengan memasukkan hal-hal yang memiliki nilai-nilai Kekristenan. Salah satunya adalah dengan menyalahgunakan kata “Gereja” yang dipelintir sebagai bagian dari penyesatan mereka.
Salah satu dari banyak sekte yang bermunculan dalam Kekristenan, adalah Salah satu dari banyak sekte yang bermunculan dalam Kekristenan, adalah Gereja Mormon atau atau Gereja Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Gereja ini berakar dari aliran Mormonisme, suatu sistem kepercayaan yang berakar pada Gereja ini berakar dari aliran Mormonisme, suatu sistem kepercayaan yang berakar pada Kitab Mormon, sebuah kitab suci yang menurut penganut Mormonisme diterjemahkan oleh Joseph Smith, Jr. Pada tahun 1829. Pada 1830 Smith menerbitkan Kitab Mormon dan pengikutnya disebut Orang-orang Suci Zaman Akhir.
Joseph Smith Jr., putra ke-empat dari sepuluh bersaudara pasangan Josephdan Lucy Mack Smith ini dilahirkan pada 23 Desember 1805 di Sharon (Vermont, AS), di lingkungan keluarga kaum petani yang miskin. Menurut pengakuan ibunya, sewaktu remaja Joseph Smith adalah seorang yang buta huruf dan tidak paham isi Alkitab dan diakui pula bahwa ia seorang pemuda yang suka berkhayal.
Menurut pengakuan Joseph Smith bahwa pada 21 September 1823, dalam usia 18 tahun ia mendapat kunjungan dari malaikat yang bernama Moroni. Malaikat tersebut memberitahukannya bahwa pada tahun 420 M di sebuah bukit dekat Manchester, suatu perkampungan yang terletak di daerah New York, pernah ditanam lempengan-lempengan emas, dan ia disuruh untuk mengambilnya.
Setelah ditemukan, ia melihat di atas lempengan emas tersebut tertulis huruf-huruf Mesir. Untuk menerjemahkan huruf-huruf tersebut, ia mendapat bantuan "URIM" dan "TUMIM" (dua batu undian yang ada dalam tutup dada pernyataan keputusan pada baju "efod" yang dipakai imam dan dipergunakan untuk mencari tahu kehendak Allah) (Keluaran 28:30), yang dipinjam dari malaikat.
Setelah menerjemahkan, malaikat mengambil kembali lempengan- lempengan emas tersebut. Karya terjemahan ini kemudian dijadikan kitab suci kaum Mormon dan pada tahun 1830 dicetak sebanyak lima ribu eksemplar di Palmyra, New York.
Setelah Joseph Smith berhasil memperoleh pengakuan atas buku terjemahan itu sebagai dasar dari satu perhimpunan keagamaan yang baru, maka ia lebih lanjut menulis buku-buku lain. Menurut pengakuannya bahwa buku-buku ini ditulis atas dasar ilham yang diperoleh dari kunjungan malaikat kepadanya, ia juga mengatakan pernah dikunjungi oleh Yohanes Pembaptis, Petrus, Yakobus, Yohanes, Musa, dan Elia.
Kesaksian hidup moralnya tidak baik. Ia memegang pandangan poligami, dan menganjurkan para penganutnya untuk mengambil banyak istri. Ia pernah mengawini empat wanita sekaligus dan menyebut perkawinan ini sebagai “Perkawinan Rohani”. Pada waktu meninggal ia meninggalkan 17 istri dan 56 anak.
Kasus meninggalnya Smith karena pembunuhan yang dilakukan oleh massa yang berjumlah kurang lebih 200 orang mempunyai banyak alasan versi. Ada yang menyebutkan karena masalah "perkawinan rohani", ia harus berurusan dengan polisi dan dipenjarakan. Kemudian ia diperbolehkan pulang dengan uang jaminan, tetapi tidak berani meninggalkan rumah penjara karena rumah penjara tersebut sudah dikepung oleh massa yang marah melihat perbuatan amoralnya. Akhirnya, massa yang marah itu berhasil menerobos masuk dan Joseph Smith beserta saudaranya Hyrum Smith ditembak mati di sana.
Ada pula yang menyatakan karena kasus pengerusakan kantor penerbitan lokal "Nauvoo Expositor" yang dikomandonya, harus berurusan dengan pihak berwajib, dan dimasukkan ke penjara di Carthage. Dan, pada 27 Juni 1844, massa yang berjumlah kurang lebih 200 orang menerobos masuk dan menurut cerita, Smith masih sempat melawan dengan menembakkan senjata yang dibawanya ke arah massa, tetapi pada akhirnya ia mati di bawah berondongan senjata. Kematian Joseph Smith dan saudaranya bagi para pengikut dihargai sebagai mati syahid.
Gereja Mormon ini boleh dikatakan mempunyai anggota terbanyak dibandingkan dengan bidat-bidat lainnya. Pada tahun 1960 anggotanya berjumlah 1.650.000 orang. Pada April 1981 dilaporkan bahwa jumlah anggota mereka sudah mencapai 4.638.000 orang dan tersebar di 83 negara. Sebanyak 30.000 orang misionaris tersebar di mana-mana dengan rajin menarik orang untuk menjadi anggotanya. Kebanyakan para misionaris atau pekerja mereka berstatus sukarela dengan tidak mendapat imbalan apa-apa.
Di berbagai tempat didirikan bangunan-bangunan mewah. Pengaruh gerakan ini makin lama makin hebat. Propaganda gerakan ini makin lama makin luar biasa.
DOKTRIN/PENGAJARAN MORMONISME
Pada tahun 1831, gerakan Mormon mengumumkan pengakuan mereka dalam 13 (tiga belas) pasal kepercayaan dan di bawah ini merupakan ringkasan dari beberapa pasal pengajaran mereka yang perlu diketahui.
1. Doktrin Allah.
Menurut mereka, Allah itu adalah superman, mempunyai badan, dapat dilihat dan diraba tetapi mempunyai kekuatan luar biasa. Allah itu adalah Adam yang sudah dipermuliakan. Orang-orang yang beriman setelah meninggal dunia akan sama seperti Adam menjadi ilah dan ilah itu masing-masing mempunyai isteri yang dikawinkan semasa di dunia.
2. Doktrin Kristus.
Yesus adalah saudara malaikat Lucifer yang dilahirkan karena hubungan antara Allah (Adam yang sudah dipermuliakan) dan Maria. Yesus di Kana menikah dengan Marta dan Maria sehingga dapat melihat keturunannya sebelum disalibkan (Yesaya 53:10). Jikalau tidak menikah, minimal Ia mempunyai hubungan istimewa dengan Marta, Maria, dan Maria lainnya. Allah lebih besar dari Kristus, Kristus lebih besar dari Roh Kudus yang menjadi pesuruh-Nya. Joseph Smith adalah keturunan dari Tuhan Yesus.
3. Doktrin Roh Kudus.
Roh Kudus itu semacam benda yang kekal keberadaanya yang disalurkan dari atas dan menyebar ke berbagai tempat. Roh Kudus dapat dikaruniakan kepada seseorang melalui upacara-upacara yang dipimpin oleh pendeta Mormon. Pribadi Roh Kudus yang sesungguhnya tidak dapat hadir lebih dari satu tempat.
4. Doktrin Allah Tritunggal.
Allah adalah satu pribadi, Yesus Kristus juga satu pribadi, demikian pula dengan Roh Kudus. Mereka memiliki pribadi yang berbeda-beda. Mereka bukan Allah Tritunggal, melainkan tiga Allah.
5. Doktrin Dosa.
Menurut penganut Mormonisme, Adam terpaksa berbuat dosa dengan makan buah pengetahuan baik dan jahat, karena jika Adam tidak makan buah itu, maka ia tidak mungkin mengetahui hal yang baik dan jahat, dan tidak mungkin pula ia mempunyai keturunan. Dengan demikian, bararti ia tidak mentaati perintah Allah yang menghendaki manusia beranak-cucu untuk memenuhi bumi ini.
Perintah Allah yang terutama adalah beranak-cuculah dan perintah kedua adalah jangan makan buah terlarang. Adam, demi mentaati perintah yang pertama, maka dengan terpaksa melanggar perintah yang kedua. Yang berbuat dosa bukanlah Adam, melainkan Hawa. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Rasul Paulus dalam 1Timotius 2:14 yang berbunyi, "Lagi pula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa."
6. Doktrin Keselamatan.
Menurut pendapat mereka, kematian Yesus tidak dapat menyelamatkan orang lain, melainkan hanya Adam saja. Keselamatan yang sesungguhnya hanya diperoleh melalui ketaatan pada peraturan-peraturan, sakramen-sakramen dari Mormon, dan perbuatan baik. Baptisan yang dilaksanakan pendeta Mormon dapat menghapus dosa. Dengan kata lain, baptisan merupakan syarat mutlak untuk mendapat keselamatan.
Mereka juga mengajarkan bahwa anggota Mormon ini dapat menggantikan sanak saudara yang sudah meninggal untuk dibaptiskan dan ini berarti bahwa orang yang sudah meninggal masih mempunyai kesempatan untuk diselamatkan, asalkan ada orang yang hidup mau dibaptiskan untuk mereka.
7. Doktrin Gereja.
Mereka berpendapat bahwa gereja Mormon merupakan gereja satu-satunya yang sejati dan benar, sedangkan gereja yang berada di luar Mormon hanya mengajarkan kebohongan dan berada di bawah kutukan Allah. Mereka mengklaim gereja Mormon merupakan penjelmaan Allah dan Kristus dan didirikan oleh malaikat, Petrus dan Yohanes.
8. Doktrin Pernikahan.
Mormonisme mengajarkan praktik poligami dan berpendapat hubungan suami istri tidak terbatas hanya di dunia ini, melainkan juga sampai ke akhirat. Seorang anggota Mormonisme yang meninggal akan masuk ke dalam kemuliaan dan istri-istrinya menurut urutan juga akan masuk ke dalam kemuliaan. Jika ia diangkat sebagai raja untuk menguasai satu daerah, maka istrinya akan menjadi permaisuri.
Oleh karena sistem poligami mendapat tantangan di berbagai negara, maka mulailah mereka mengkaji ulang sistem tersebut. Pada 25 September 1890, ketua mereka yang bernama Wilford Woodruff mengemukakan makalah yang isinya antara lain menyatakan agar para penganut Mormonisme harus mentaati hukum dengan hanya beristri satu. Walaupun pemimpinnya telah memerintahkannya, tetapi masih adalah pula anggota yang melanggarnya.
9. Doktrin Alkitab.
Mereka mengajarkan bahwa ada tiga buku yang mempunyai otoritas yang sejajar dengan Alkitab, yaitu:
- Kitab Mormon (The Book of Mormon)
- Doktrin dan Perjanjian (Doctrin and Covenants)
- Mutiara yang Bernilai (Pearl of Great Price)
Joseph Smith juga mengumumkan bahwa pendeta Mormon yang berbicara dengan gerakan Roh Kudus itu adalah Firman Allah yang bisa mendatangkan keselamatan.
10. Doktrin Penghakiman.
Orang yang tidak termasuk dalam gerakan Mormon akan diadili, demikian juga orang-orang yang menerima sakramen-sakramen dari gereja lain.
Keberadaan bidat ini dikomentari oleh beberapa mantan penganutnya, di antaranya dari Oliver Cowdery dan David Whitmer dengan mengatakan, "Latter-day Saints Church was not God's true church" (Gereja Orang-orang Kudus pada Akhir Zaman bukan gereja sejati Allah). Dalam bukunya yang berjudul 'An Address to All Belivers in Christ' (1887) menyatakan, "Joseph Smith by 1833 had became a false prophet" (Sejak tahun 1833, Smith telah menjadi nabi palsu).
Sekalipun penganut Mormonisme itu biasanya adalah orang-orang yang bersahabat, pengasih dan baik, mereka telah mengambil bagian dalam pengajaran yang sesat, yang mengubah natur Allah, Pribadi Yesus Kristus dan jalan keselamatan.
(6) : CHRISTIAN SCIENCE CHURCH
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
-----------------------------------------------------
Satu lagi bidat modern di dalam Kekristenan yang menggunakan nama “gereja” yakni Christian Science Church, yang dalam bahasa Indonesia adalah Gereja Kristus, Ahli Ilmu Pengetahuan. Atau dengan istilah lainnya dalam bahasa Inggris : The Church of Christ, Scientist.
SEJARAH CHRISTIAN SCIENCE CHURCH
Christian Science dirintis oleh Mary Baker Eddy (1821-1910) yang mempelopori ide baru mengenai hubungan antara spiritualitas dan kesehatan. Terinspirasi oleh pengalamannya sendiri soal kesembuhan pada 1866, bertahun-tahun lamanya Eddy melakukan penelitian terhadap berbagai metode penyembuhan melalui pendekatan Alkitab dan doa.
Pada usia 40-an tahun, Ny. Eddy berjumpa dengan Phineas P. Quimbyyang melakukan banyak percobaan dengan penyembuhan alamiah melalui kekuatan pikiran. Ny. Eddy yang saat itu mengalami penderitaan tulang belakang, meminta pertolongan Quimby. Ia begitu terkesan oleh “kesembuhannya” sehingga ia yakin bahwa Quimby telah menemukan metode penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus.
Pada bulan Februari 1866, sebulan setelah kematian Quimby, Ny. Eddy tergelincir di kaki lima yang licin karena es yang mencair, sehingga punggungnya luka parah. Beberapa hari setelah kecelakaan itu, Ny. Eddy membaca kisah penyembuhan orang lumpuh di dalam Injil Matius, dan ia memperoleh ilham bahwa hanya Allah sajalah, yakni Pikiran Ilahi, yang mempunyai kuasa untuk menyembuhkan punggungnya. Ny. Eddy langsung sembuh dan ia pun membagikan penemuannya kepada orang lain.
Ny. Eddy percaya bahwa penyembuhan itu terjadi karena ia menyadari bahwa materi, dan itu termasuk penyakit, sesungguhnya tidak ada. Karena penyakit tidak ada, maka obat-obatan yang juga termasuk materi, tidak akan berguna untuk menyembuhkannya. Sebaliknya, penyakit hanya dapat dikalahkan dengan menggunakan kuasa pikiran.
Diilhami oleh keyakinannya bahwa penyembuhannya itu terjadi sebagai akibat dari kesadaran rohaninya terhadap Allah, Ny. Eddy mulai bekerja sebagai penyembuh ilahi. Ny. Eddy mulai menata prinsip-prinsip pemikiranannya dan menerbitkannya pada tahun 1875 dengan judul Science and Health, yang kemudian direvisinya menjadi “Science and Health with Key to Scriptures”.
Buku tersebut membuka pengertian baru mengenai hubungan antara jiwa-tubuh-roh. Dia juga mendirikan perguruan tinggi, gereja, perusahaan penerbitan dan surat kabar ternama, “The Christian Science Monitor.” Karena kesamaannya dengan kelompok-kelompok bidat lainnya, banyak pihak yang memandang Christian Science sebagai bidat.
PENGAJARAN CHRISTIAN SCIENCE CHURCH
Kendati Alkitab selalu disebut sebagai pedoman utama ajarannya, namun dalam praktiknya tulisan-tulisan Mary Baker Eddy-lah, terutama Science and Health, yang dijadikan Christian Science atau Gereja Kristus Ahli Ilmu Pengetahuan sebagai pedoman ajarannya. Sebagai intisari tulisan-tulisan dan ajarannya, bersamaan dengan penyusunan Manual of The Mother Church, Mary merumuskan pokok-pokok ajaran (tenets) gereja itu. Berikut ini disajikan terjemahan dari rumusan ajaran itu, lalu akan kita coba membicarakannya bersama dengan beberapa pokok ajaran lain.
Beberapa Pokok Ajaran
Untuk ditandatangani oleh barangsiapa yang bergabung dengan Gereja Kristus Ahli Ilmu Pengetahuan di Boston, Massachusetts.
1. Sebagai penganut Kebenaran, kami menjadikan Firman yang diilhamkan di dalam Alkitab sebagai penuntun kami yang lengkap menuju Kehidupan kekal.
2. Kami mengakui dan memuji satu Allah yang Mahatinggi dan tak terbatas. Kami mengakui Putera-Nya, satu Kristus; Roh Kudus atau Penghibur ilahi; dan manusia di dalam citra dan rupa Allah.
3. Kami mengakui pengampunan dosa oleh Allah, pada pemusnahan dosa dan pengertian rohani yang mengusir kejahatan sebagai yang nyata. Tetapi kepercayaan akan dosa akan dihukum sampai tidak dengan berakhirnya kepercayaan itu.
4. Kami mengakui penebusan oleh Kristus sebagai bukti Kasih yang ilahi dan mujarab, yang membentangkan kesatuan manusia dengan Allah melalui Kristus Yesus Sang Penunjuk-Jalan, dan kami mengakui bahwa manusia diselamatkan melalui Kristus, melalui Kebenaran, Kehidupan, dan Kasih sebagaimana diperlihatkan oleh Nabi Galilea itu di dalam penyembuhan orang sakit dan penaklukan dosa dan maut.
Kami mengakui bahwa penyaliban Kristus dan kebangkitan-Nya bertujuan meningkatkan iman agar memahami Kehidupan kekal, bahkan kesemestaan Jiwa, Roh, dan ketiadaan materi.
5. Dan kami dengan sepenuh hati berjanji untuk memperhatikan, dan berdoa agar Pikiran (Mind) itu berada di dalam kami sebagaimana berada di dalam Kristus Yesus; berbuat kepada orang lain sebagaimana kami ingin mereka perbuat kepada kami; dan menjadi penuh belas-kasihan, adil, dan murni.
Membaca rumusan pokok-pokok ajaran di atas kita bisa mendapat kesan bahwa tidak ada yang luar biasa atau yang kelewat berbeda dari rumusan ajaran atau pernyataan iman dari gereja atau aliran di lingkungan Protestan, paling tidak menyangkut butir 1-4. Namun, kita akan melihat banyaknya perbedaan pemahaman, kendati seringkali istilah yang digunakan sama atau mirip. Dan, harus dicatat pula bahwa penjelasan Mary Baker Eddy menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, yang mengingatkan kita kepada Swedenborg, Quimby, ataupun Emerson. Untuk jelasnya baiklah kita mencoba melihat beberapa pokok ajaran Christian Science ini secara lebih sistematis, dengan mengacu pada tulisan Mary Baker sendiri maupun tulisan beberapa pengamat (a.l. Gottschalk, Hoekema, Harm, Backman, Braswell, dan Gruss).
Berikut ini ulasan singkat dari butir 1-4 di atas:
[1]. Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus
Butir 2 di atas bisa memberi kesan bahwa Christian Science sepertinya mempercayai Allah yang Tritunggal. Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Dalam glosari yang terdapat pada buku Science and Health(Mary Baker Eddy, hlm. 587), Allah Bapa digambarkan sbb.:
"Aku adalah Yang Agung, mengetahui semua, melihat semua, melakukan semua, bijaksana semua, mengasihi semua dan kekal; Prinsip; Pikiran; Jiwa; Roh; Kehidupan; Kebenaran; Kasih; Hakikat semua, kecerdasan."
Membaca penjelasan ini kita tentu bisa bingung, apa persisnya yang dimaksudkan. Namun menurut para pengamat, setidak-tidaknya penjelasan ini telah memuat sejumlah kata-kata kunci yang nantinya juga digunakan untuk menjelaskan banyak hal, baik mengenai Allah maupun mengenai hal-hal lain. Pada bagian-bagian lain dari tulisan yang sama, ataupun pada tulisan-tulisan lain, Mary sangat menekankan bahwa Allah Bapa dan Yesus Kristus, sama seperti Roh Kudus, adalah Roh atau Prinsip yang rohani; karena itu hakikat ciptaan-Nya pun adalah roh atau rohani. Baginya benda atau materi adalah sesuatu yang semu. Lebih lanjut digambarkan juga bahwa Allah bukan hanya sebagai Bapa, melainkan juga Ibu, atau Ibu-Bapa. Konsep "Ibu" menjadi sangat penting bagi pengertian Mary dan Christian Science tentang Allah.
Yesus didefinisikan oleh glosari itu sebagai "konsep tertinggi yang dibutuhkan manusia mengenai gagasan ilahi, yang menghardik dan menghancurkan kesalahan serta membawa kebakaan manusia kepada terang".Di tempat lain kemudian dijelaskan juga bahwa Yesus itu manusia, bukan Ilah, yang lahir dari wanita, berjalan di bumi, yang memampukan manusia untuk memperoleh pengetahuan pengertian tentang Allah. Ia menjadi contoh tentang manusia yang mampu mencapai status "satu dengan Allah". Sedangkan Kristus didefinisikan sebagai "pewujudnyataan tertinggi dan ilahi dari, yaitu, sang Pikiran, yang datang kepada daging untuk menghancurkan kesalahan yang bersarang di dalamnya". Dengan demikian, Christian Science membedakan Yesus dari Kristus. Berdasarkan pemahaman ini pula Christian Science tidak mengakui kematian Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia dan mendamaikan manusia dengan Allah, demikian pula kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga, dan dengan sendirinya tidak mengakui kedatangan-Nya kembali kelak.
Lalu Roh Kudus digambarkan sebagai Ilmu Pengetahuan Ilahi, pengembangan dari Kehidupan, Kebenaran, dan Kasih. Berdasarkan itu Science and Health. menjelaskan "Tritunggal Ilahi" sebagai berikut:
"Kehidupan, Kebenaran, dan Kasih merupakan Pribadi tritunggal yang disebut Allah, yakni Prinsip ilahi rangkap-tiga, Kasih. Mereka menampilkan suatu ketritunggalan di dalam keesaan; tiga di dalam satu, sama dalam hakikat, kendati pelbagai di dalam jabatan: Allah sang Bapa-Ibu; Kristus sang gagasan rohani tentang keanakan; Ilmu Pengetahuan ilahi atau Penghibur Suci. Ketiganya ini terungkap tiga kali ganda di dalam ilmu pengetahuan ilahi, kodrat hakiki dari yang tak terbatas. Mereka juga menandai Prinsip ilahi dari wujud ilmiah, hubungan yang cerdas antara Allah dengan manusia dan alam semesta."
[2]. Manusia.
Sebagaimana disinggung pada ayat 2 rumusan ajaran di atas, Christian Science memahami manusia pertama sebagai citra Allah memiliki keserupaan dengan Allah. Karena Allah adalah Roh maka manusia pada hakikatnya adalah roh. Dalam buku Facts About Christian Science (dikutip dalam Braswell 1986:202) dikatakan sbb.: Manusia di dalam citra Allah, Roh, harus seluruhnya rohani dan sama sempurnanya dengan penciptanya. Karena itu orang sakit dan berdosa yang tampak dalam penampilan jasmani adalah perwakilan yang salah dari manusia, bahkan dalam kenyataannya merupakan salah paham yang bersifat bendawi.
Baker Eddy sendiri dalam Science and Health (hlm. 475-477) menulis sebagai berikut:
"Manusia bukanlah materi; ia tidak terbuat dari otak, darah, tulang, dan unsur umur bendawi lainnya. Alkitab memberitahu kita bahwa manusia dibuat menurut citra dan rupa Allah. Materi bukanlah rupa itu. ... Manusia itu rohani dan sempurna.... Manusia adalah ide, citra, dari Kasih; ia bukan jasmani. Ia adalah perpaduan ide Allah, termasuk semua ide yang benar; ungkapan asli bagi segala yang memantulkan citra dan rupa Allah ... Manusia adalah pantulan Allah, atau Pikiran (Mind) dan karena itu bersifat kekal dan tidak mempunyai pikiran yang terpisah dari Allah.... Ia tidak mempunyai hidup, kecerdasan, ataupun daya cipta milik sendiri, tetapi memantulkan secara rohani apa yang merupakan milik Pembuatnya....
Ketika berbicara tentang anak-anak Allah, bukan anak-anak manusia, Yesus berkata: "Kerajaan Allah ada di dalam dirimu"; itu berarti bahwa Kebenaran dan Kasih memerintah di dalam manusia sejati, yang menunjukkan bahwa manusia di dalam citra Allah tidaklah jatuh [ke dalam dosa] dan adalah kekal.... Di dalam manusia sempurna ini Sang Juruselamat menemukan rupa Allah sendiri dan pandangan yang benar tentang manusia ini menyembuhkan si sakit. Jadi, Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah itu utuh, universal, dan bahwa manusia adalah murni dan suci. Manusia bukanlah tempat human yang bersifat bendawi bagi Jiwa; ia sendiri adalah rohani."
[3]. Dosa dan Penyakit.
Karena Allah adalah baik, "Semua di dalam semua", berupa Mind dan tidak bersifat material, maka dosa, penyakit dan maut; sama seperti materi, sebenarnya tidak ada, atau bukan merupakan hal-hal yang nyata. Kepercayaan akan adanya hal-hal tersebut hanya disebabkan oleh kekeliruan penglihatan atau salah tangkap belaka, atau karena orang itu menolak mengakui fakta bahwa Allah adalah Semua di dalam semua. Orang seperti itu dianggap masih memiliki mortal mind (pikiran yang fana) dan masih terikat pada mortal error (kekeliruan yang fana). Untuk membebaskan diri dari pikiran dan kekeliruan yang fana itu, Mary Baker Eddy memberi resep yang sederhana: "Ubah pikiranmu (tentang kenyataan) dan ubah hidupmu."
Segera sesudah seseorang melihat kehidupan dan kenyataan melalui lensa menurut resep itu, maka dosa, penyakit, dan maut akan menghilang (karena semua itu toh bersifat maya) dan ia akan menjadi Allah, dan segala sesuatu menjadi baik. Sederhana, bukan? Di sini sekaligus terlihat bahwa Mary dan Christian Science sangat dipengaruhi kaum Transendentalis di New England yang sudah disebut di atas, yang gemar berkata: "Gampangkan saja!", kendati mereka itu tidak bicara tentang Allah ataupun agama.
[4]. Keselamatan dan Penyembuhan.
Keselamatan berarti memahami Allah, Kehidupan, Kebenaran, dan Kasih, dan mendemonstrasikan keyakinan akan semua itu sebagai yang unggul atas dosa, kesakitan, dan maut pada kehidupan masa kini. Sehubungan dengan itu, diyakini bahwa bagi manusia yang sejati tidak ada penyakit dan maut, dalam arti bahwa kehidupan tidak bisa dirusak. Yang mengalami penyakit, maut, ataupun neraka hanyalah manusia jasmani, yang tidak sejati dan yang jahat.
"Orang berdosa membuat nerakanya sendiri dengan berbuat jahat, sedangkan orang suci membuat surganya dengan berbuat baik. Bila pemikiran kita jahat, kita berada di neraka, yang merupakan kemalangan yang didatangkan sendiri, termasuk dosa, kesakitan dan maut," demikian ajaran Mary (dikutip dalam Backman 1982:212). Dengan demikian, keselamatan mencakup pengetahuan atau science tentang Allah dan praktik penyembuhan (bnd. istilah Yunani, sozein,yang punya arti ganda: menyembuhkan dan menyelamatkan).
Christian Science berbicara tentang keselamatan kini dan di sini, membebaskan seseorang agar memiliki kelimpahan energi, tujuan hidup, jati diri, dan sukacita. Istilah "penyembuhan" sebagaimana digunakan Christian Science mencakup penyembuhan masalah-masalah keluarga dan bisnis, ketidak-adilan sosial, keterbatasan intelektual, ketegangan jiwa, dan kerancuan moral (Facts about Christian, Science, hlm. 6).
Penyembuhan merupakan fungsi yang paling penting dalam Christian Science. Sama seperti Mary Baker Eddy disembuhkan melalui pembacaan Alkitab dan doa, begitu pula para practitioner Christian Science harus menjalankan praktik penyembuhan dengan juga mengandalkan kedua hal ini; tentu menurut petunjuk, tafsiran, dan metode yang sudah digariskan Mary dalam buku Science and Health buku-buku pegangan lainnya. Dengan demikian, bagi para practiner yang bekerja penuh waktu untuk gereja ini, praktik penyembuhan itu merupakan pelayanan rohani sekaligus profesi. Karena praktik penyembuhan ini mengandalkan kedua sarana dan metode `rohani` itu, maka praktik itu tidak boleh dikombinasikan dengan pengobatan dan pertolongan dokter, kecuali menyangkut kasus-kasus usus, antara lain patah tulang dan melahirkan (yang toh tak boleh menggunakan obat-obatan modern). "Hanya melalui pengandalan Kebenaran secara radikallah kuasa penyembuhan ilmiah dapat diwujudnyatakan"(Science and Health, hlm. 167).
Christian Science menyatakan bahwa Allah – Bapa dan Ibu segalanya – itu sangat baik dan rohani . Semua ciptaan Allah, termasuk natur yang sejati dari setiap orang, merupakan keserupaan dengan Allah secara rohani tanpa cela. Karena ciptaan Allah itu baik adanya, kejahatan seperti penyakit, kematian dan dosa bukanlah bagian dari realitas fundamental. Sebaliknya, kejahatan ini merupakan akibat dari hidup terpisah dari Allah. Doa merupakan jalan utama bagi seseorang supaya bisa lebih dekat kepada Allah, sehingga bisa menyembuhkan penyakit manusia.
Ini berbeda dengan ajaran Alkitab yang mengajarkan bahwa manusia dilahirkan dalam dosa, yang diwarisi dari kejatuhan Adam, yang sekaligus telah memisahkan kita dari Allah. Tanpa anugerah penyelamatan Allah, melalui kematian Kristus di atas kayu salib, kita tidak akan pernah disembuhkan dari penyakit yang paling utama - dosa.
Bukannya mengajarkan bahwa Yesus menyembuhkan sakit rohani kita (lihat Yesaya 53:5), penganut Christian Science melihat pelayanan Yesus sebagai paradigma mereka mengenai penyembuhan; percaya bahwa hal itu menunjukkan sentralitas penyembuhan dalam kaitannya dengan keselamatan. Penganut Christian Science berdoa supaya bisa mewujudkan realitas dan kasih Allah setiap harinya; supaya ia bisa mengalami sendiri sehingga bisa menolong orang lain mengalami dampak pengharmonisan dan penyembuhan melalui pemahaman ini.
Bagi kebanyakan penganut Christian Science, kesembuhan rohani merupakan pilihan pertama yang efektif. Karena itu, mereka lebih memilih percaya pada kuasa doa, alih-alih perawatan medis.
Christian Science tidak memiliki pendeta. Sebaliknya, Alkitab dan Science and Health berperan sebagai pendeta dan pengkhotbah. Pelajaran Alkitab dilakukan setiap hari dan dibacakan secara nyaring pada hari Minggu oleh dua orang awam yang dipilih di setiap jemaat setempat. “Gereja” Christian Science juga melakukan kebaktian kesaksian mingguan, di mana anggota jemaat menceritakan pengalaman mereka dengan penyembuhan dan regenerasi.
Dari semua bidat "Kristen” yang ada, “Christian Science” merupakan yang paling tidak akurat untuk diberi nama seperti itu. Christian Science sama sekali tidak bisa dikategorikan sebagai salah satu aliran dalam kekristenan. Christian Science menyangkal semua doktrin inti yang membuat sistem kepercayaan itu bisa disebut "Kristen."
Christian Science, pada faktanya, justru berlawanan dengan sains dan lebih mirip kepada spiritualitas zaman-baru yang mistis sebagai jalan bagi kesembuhan fisik dan rohani. Dengan demikian, Christian Science harusnya dilihat sebagai bidat, dan karena itu harus ditolak.
(7) : GERAKAN HYPER GRACE
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
------------------------------------------------------------------------------
Saat ini kita hidup di suatu zaman di mana dunia terus berupaya menyajikan kemudahan, kenyamanan, kepuasan dan ketenteraman bagi manusia. Pada saat yang sama, di dalam Kekristenan pun telah muncul suatu pengajaran dengan karakter tersebut. Salah satu pengajaran yang muncul adalah suatu penghajaran yang disebut sebagai “Hyper Grace”, atau sering juga disebut “Radical Grace”. Kata “hyper” berarti melampaui atau berlebihan. Kata “grace” berarti anugerah.
Pengajaran tentang “Kasih Karunia” yang biasa disebut “Hyper Grace, Grace Revolution, Gospel Revolusion atau pun Radical Grace”, dikembangkan dan dipopulerkan oleh Joseph Prince, Gembala Senior di New Creation Church, Singapura.
Nama lama dari Joseph Prince adalah Xenonamendar Jegahusiee Singh. Ia dilahirkan pada tg 15 Mei 1963 dalam kepercayaan Sikhisme. Ia tumbuh sebagai anak dari imam Sikh yang menikah dengan seorang perempuan Cina.
Sebagai seorang muda, Xenonamendar Jegahusiee Singh pernah terlibat dlm ilmu gaib yg disebutnya sebagai “pengalaman supranatural”, yang membawanya kepada penyelidikan akan Kekristenan. Setelah lebih dari 6 th menjadi Kristen, Singh tetap memakai nama Sikh-nya, sampai dengan sebelum ia dilantik menjadi Senior Pastor dari Singapore’s New Creation Church th 1990. Ia selanjutnya menggunakan nama barunya: Joseph Prince.
Joseph Prince telah berkhotbah di berbagai gereja di Australia, Kanada, Inggris Raya, Itali, Indonsia, Belanda, Norwegia, Afrika Selatan dan USA. Prince memikat masyarakat dengan kalimat di cover bukunya “Destined to Reign”: The secret to effortless success, wholeness and victorious living (Rahasia untuk sukses dengan tanpa usaha, keutuhan dan hidup berkemenangan).
Buku “Destined to Reign” adalah salah satu bukunya yang terkenal dan membahas doktrin hyper-grace. Pada saat buku ini ditulis tahun 2007 jumlah jemaatnya mencapai sekitar 19.000-an jiwa. Program TV-nya yg berjudul “Destined to Reign” disiarkan ke lebih dari 150 negara. Programnya disiarkan online dengan internet. Ia mencetak buku-buku, CD dan DVD. Berita tentang dirinya menonjol di majalah Charisma yg terkenal. Istrinya bernama Wendy Prince. Mereka punya anak perempuan: Jessica Shayna Prince dan seorang anak laki: Justin David Prince.
Pengajaran Hyper Grace adalah doktrin/ajaran mengenai Kasih Karunia yang mudah dicerna dan diterima logika, memberi memotivasi dan inspirasi, berpandangan positif dengan menghindari segala hal negatif yang bersifat memberatkan, menyengsarakan, menuduh, menghakimi dan menuntut seseorang. Tentu saja bagi jemaat awam, pengajaran semacam ini akan mudah memikat mereka. Padahal jika kita mau meneliti dengan seksama, maka akan terlihat bagaimana prengajaran-pengajaran itu menyimpang dari Kebenaran firman Tuhan, yakni Alkitab.
Istilah “Hyper Grace” digunakan untuk menggambarkan suatu gelombang pengajaran baru yg menekankan pada anugerah Allah, dan mengeluarkan ajaran-2 penting lainnya, yakni: pertobatan dan pengakuan dosa. Para guru Hyper Grace berpendapat: semua dosa (yg lalu, sekarang dan yad) telah diampuni, sehingga orang yg percaya tidak perlu mengakui dosanya lagi. Mereka berkata: ketika Allah memandang kepada kita, Ia hanya melihat kita sebagai umat yg kudus dan benar.
8 CIRI KHAS GERAKAN HYPER GRACE
1. Pengkhotbah tidak pernah berbicara menentang dosa.
Jika Anda berada di sebuah gereja seperti ini, Anda akan melihat bahwa kata ‘dosa’ biasanya hanya disebutkan dalam konteks pengampunan dosa di dalam Kristus, tetapi hampir tidak pernah dalam konteks mengambil sikap terhadap dosa, kecuali tentu saja ketika mereka mengutuk dosa dari “legalis” dan “orang-orang Farisi” yang merupakan pelayanan mereka yang menghakimi untuk berkhotbah melawan dosa.
2. Gembalanya tidak pernah berdiri tegas atas sikap Kebenaran.
Ketika isu-isu seperti aborsi datang, pendeta ini akan menghindar dari menyebutkan hal itu karena mereka takut menyinggung orang-orang baru. Kita sebagai pelayan Kristus diwajibkan untuk setidaknya menyebutkan posisi kita secara terbuka sehingga kita menggunakannya sebagai momen pembelajaran bagi domba-dombanya mengikuti kita. Bukan menutup-nutupi dosa tersebut dan tidak berani mengucapkan kebenaran. Saat mereka tidak mengatakan apa-apa tentang masalah seperti aborsi berarti mereka memperbolehkan hal itu dan para jemaatnya juga tidak tahu bahwa itu salah !
3. Alkitab Perjanjian Lama hampir benar-benar diabaikan.
Di gereja ini, Perjanjian Lama diperlakukan hanya sebagai jenis dan bayangan untuk ilustrasi khotbah tetapi tidak memiliki nilai nyata mengenai standar hidup kita saat ini. Seperti yang saya tampilkan dalam artikel ini, posisi saya adalah bahwa Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama secara organik terhubung, dengan bangunan baru pada Lama, bukan memberantasnya sama sekali tapi melengkapi dan saling menguatkan !
4. Orang yang hidupnya bermoral kacau diizinkan untuk mengajar dan memimpin pelayanan atau gereja.
Salah satu pendeta itu mengatakan bahwa percabulan dan kemabukan merajalela di banyak gereja penginjilan bahkan di antara para pemimpin kelompok kecil dan para pemimpin lainnya di gereja-gereja lokal ! Hal ini terjadi !
5. Gembalanya sering berbicara mengenai hal-hal yang melawan Gereja yang institusional atau gereja lama yang ada.
Banyak pendeta hypergrace terus mengecam gereja yang konservatif dalam nilai-nilai mereka karena mereka percaya gereja yang mewakili “sekolah tua” yang tidak lagi relevan dengan budaya saat ini.
6. Gembala ini berkhotbah yang melawan persepuluhan.
Doktrin Hyper Grace mengecam persepuluhan sebagai hukum yang sudah dilakukan jaman dulu oleh Kristus.
7. Gembala atau Pemimpin rohani mereka hanya berkhotbah tentang pesan motivasi positif atau ‘Motivation’ saja.
Mereka yang menghadiri gereja hypergrace hanya mendengar pesan-pesan positif tentang bagaimana hidup sehat, miliki kekayaan, kemakmuran, kasih Allah, pengampunan Allah dan bagaimana untuk berhasil dalam hidup.
8. Anggota pengerja penting dalam gereja masih secara teratur menjalani kehidupan yang penuh dosa dengan tanpa rasa berdosa.
Mereka yang menghadiri sebuah gereja hypergrace kemungkinan besar akan menemukan bahwa, karena ‘penekanan kuat pada kasih karunia’ – tanpa mengajar terhadap dosa atau pertobatan, penghakiman atau neraka-ada suasana hidup yang santai penuh kasih karunia tanpa ada rasa takit akan Tuhan, dengan banyak terlibat dalam percabulan dan kemabukan serta berbagai kejahatan fisik lainnya.
Di bawah ini kita catat berbagai statement Joseph Prince dalam bukunya “Destined to Reign” yang kita perhadapkan dengan Kebenaran firman Tuhan.
Menurut Prince, kita sedang bekerja di bawah penghukuman diri. Ia berkata, “Akar yg terdalam adalah penghukuman” (hlm 131). “Banyak orang percaya sedang menderita sakit karena rasa bersalah. Ada atau tidak ada dasar yg nyata dari rasa bersalah dan penghukuman, namun keduanya bersifat destruktif. Injil sangat berkuasa. Injil adalah berita baik dari anugerah Allah dan pengampunan yang membebaskan orang percaya dari setiap perasaan kotor atau penghukuman dan memberi kekuatan untuk bebas dari lingkaran yang kejam dari penghukuman dan dosa” (hlm 290).
Tanggapan:
Rasul Paulus menuliskan di dalam 2 Kor 7:8-10, “Meskipun surat saya membuat hatimu menjadi sedih, saya tidak menyesal menulis surat itu. Memang pada waktu saya melihat bahwa surat saya itu menjadikan kalian sedih -- meskipun kesedihanmu itu hanya sementara -- saya agak menyesal juga. Tetapi saya senang sekarang -- bukan karena hatimu menjadi sedih, melainkan karena kesedihanmu itu membuat kelakuanmu berubah. Memang kesedihanmu itu sejalan dengan kehendak Allah. Jadi, kami tidak merugikan kalian. Sebab kesedihan seperti itu menghasilkan perubahan hati yg mendatangkan keselamatan. Dan orang tidak akan menyesal atas hal itu. Sebaliknya, kesedihan yang hanya sejalan dengan kehendak manusia menghasilkan kematian (BIS).
Prince menuliskan:
“Bagi orang-orang percaya, pada saat kita terima Yesus, semua dosa kita diampuni. Kita tidak perlu hidup dari pengakuan dosa ke pengakuan dosa, tetapi dari iman kepada iman di dalam Yesus dan karyaNya telah genap” (hlm 106).
Dengan sangat menekankan pada ‘grace’ (=anugerah_, Prince menyatakan, “Allah tidak lagi marah kepada orang-orang Kristen.”
Pada hlm. 41, “Kita memang melihat Allah marah di PL dan di kitab Wahyu, dimana amarah Allah ditujukan kepada mereka yang menolak Yesus. Namun untuk kalian dan saya, orang-orang percaya di PB, kita bukanlah bagian dari PL dan kita tidak akan dihukum karena kita telah menerima Yesus. Sebagai orang-orang percaya, Allah tidak lagi marah kepada kita karena semua amarahNya terhadap dosa-dosa kita sudah dijatuhkan kepada Yesus di atas salib.”
Tanggapan:
Lima dari tujuh jemaat yg disurati Tuhan (Why 2-3) menerima tegoran yg keras. Why 2:4-5 tegoran kepada jemaat Efesus—”Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.”
Tuhan Yesus itu penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh. 1:14). Kasih karunia dan kebenaran seimbang. Jika hanya salah satu yg ditekankan, maka akan menghasilkan: Injil yg salah.
Prince menganggap, bahwa 1 Yoh 1:9 ditulis untuk kaum gnotics, bukan untuk orang-orang Kristen (p. 106).
Tanggapan:
1 Yoh. 1:9—”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
Perhatikan kata ‘kita’ dlm ayat tsb. Umat Tuhan secara STATUS adalah sebagai ‘umat yang dibenarkan’, tetapi secara kehidupan sesehari masih berdosa, sehingga perlu pengakuan dosa.
Tuhan Yesus sendiri mengajarkan dalam doa ‘Bapa kami’ (cat: sbg pola doa untuk umat Tuhan) untuk memohon pengampunan dosa: “Ampunilah akan segala kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Mat. 6:12).
Para pengkotbah hyper-grace berkata, bahwa Roh Kudus tidak akan pernah menghukum orang-orang Kristen akan dosa mereka.
Tanggapan:
Roh Kudus disebut sebagai ‘Roh Kebenaran’ (Yoh. 15:26). Berarti: Roh Kudus akan menegor setiap umat Tuhan yg hidup tidak benar.
Menurut doktrin Hyper-grace: Kita tidak di bawah Taurat; umat yg percaya tidak bertanggung untuk segala dosa mereka. Mereka yg tidak setuju dengan ajaran hyper-grace ini disebut sbg kaum Farisi yg legalis.
Tanggapan:
Para guru hyper-grace telah memutar balik angerah Allah menjadi suatu lisensi untuk kehidupan yg immoral. Prince disenangi oleh kelompok gay, sex bebas (karena tak perlu ada pengakuan dosa).
Yudas 1:4a, “Sebab tanpa kita sadari, ada oknum-oknum tertentu yg menyelusup masuk ke tengah-tengah kita. Mereka orang-orang bejat yg memutar-balikkan berita tentang rahmat Allah kita, untuk mendapat kesempatan melampiaskan hawa nafsu mereka.” Bnd. ajaran antinomianisme.
Joseph Prince berpandangan negatip terhadap Taurat. Bagi Prince, Taurat diberikan untuk tujuan negatip, yakni agar dunia sadar akan dosa, untuk menyadarkan manusia tentang kebutuhan akan Juruselamat. Ia berkesimpulan bahwa Tanpa Taurat, tidak ada dosa (p. 16). Kapan saja Anda membaca atau berpikir tentang Taurat, maka Anda berpikir tentang hukuman (p 151).
Perkataan-perkataan Yesus yg dikatakan sebelum kebangkitanNya adalah bagian dari PL dan tidak dapat dipakai oleh orang percaya yg sudah dilahir-barukan. Kutipan dari buku ‘Destined to Reign’— ”They don’t realize that even some of the words which Jesus spoke in the four gospels (Matthew, Mark, Luke, and John) are part of the old covenant. They were spoken before the cross as He had not yet died. The new covenant begins only after the cross, when the Holy Spirit was given on the Day of Pentecost” (p. 92, emphasis in original) (=mereka tidak menyadari, bahkan sebagian dari perkataan yang Yesus ucapkan di dalam keempat Injil—Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, adalah bagian dari Perjanjian Lama. Perkataan tsb diucapkan sebelum salib, seperti pada masa sebelum Yesus mati. Perjanjian Baru barulah dimulai setelah salib, ketika Roh Kudus turun pada hari Pentakosta—hlm 92).
Tanggapan:
Mat. 5:18, “Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”
Dengan berkata, “Instruksi Yesus yg dikatakan sebelum salib tidaklah mengikat,” mereka bersikap hyper-Paulisme (=mengutamakan ajaran Paulus di atas ajaran Tuhan Yesus). Berarti: mereka menempatkan seorang hamba di atas Tuhan.
Para pengkotbah hyper-grace men-diskon PL dan 10 Perintah Tuhan. Mereka menganggapnya sebagai tidak relevan bagi umat PB. Padahal, Yesus datang untuk menggenapi Taurat, bukan untuk meniadakannya (Mat. 5:17).
Taurat secara ritual (korban binatang) sudah digenapi oleh Tuhan Yesus; namun Taurat secara etika masih berlaku.
Menurut Prince: Kasih karunia adalah pribadi Yesus sendiri, ”Kasih karunia bukan suatu teologi. Itu bukan suatu topik yg dibicarakan. Itu bukan suatu doktrin. Itu adalah suatu Pribadi dan nama-Nya adalah Yesus. Itulah sebabnya Tuhan ingin anda menerima kelimpahan kasih karunia karena mempunyai kelimpahan kasih karunia adalah mempunyai kelimpahan Yesus! (DTR, hal.24).”
Tanggapan:
Kasih karunia bukan pribadi Tuhan Yesus, tetapi adalah bagian dari karya Allah. Karya pengorbanan Tuhan Yesus adalah wujud kasih karunia Allah itu. Alkitab tidak pernah mengajarkan untuk menyembah kasih karunia. Allah Tritunggal-lah yg kita harus sembah.
Ajaran Prince tentang Kesembuhan: Kesembuhan adalah topik yg besar di dalam Alkitab, dan hal itu bukanlah topik utama dalam buku Prince. Namun dalam bab terakhir bukunya, ia menuliskan “Good Things Happen” (=hal-hal yang baik terjadi, p 287, dst). Prince menghubung-kan kesaksian dari orang-orang yg disembuhkan ketika mereka menerima anugerah dan pengampunan Allah. Prince menuliskan, “Sekali Anda tahu telah diampuni dari dosa-dosa masa lalu, sekarang & yang, kesembuhan dari semua penyakitmu mengikuti” (p 290).
Tanggapan:
Memang ada penyakit yg disebut psycho-somatic (=penyakit jasmani yang dikarenakan adanya berbagai pergumulan dalam kejiwaan).
Rasul Paulus, yg sangat diagungkan ajarannya oleh kelompok hyper-grace, mengalami ‘duri dalam daging’ (2 Kor 12:7)—yakni penyakit jasmani.
Prince berusaha untuk membantah, bahwa rasul Paulus mengalami sakit. Prince menuliskan, “Paul did not suffer any sickness or disease” (=Paulus tidak menderita suatu penyakit”, p. 71).
Tanggapan:
Paulus alami sakit di tubuhnya (Gal. 4:13-14).
“Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yg adalah pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yg hina dan yg menjijikkan (=you did not spit at me = kalian tidak buang ludah terhadap aku), tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri.”
Pada masa Paulus hidup, penyakit epilepsi dianggap sebagai gangguan Setan. Jadi, orang-orang yang sehat jasmani bila bertemu dengan orang yang terkena epilepsi, mereka akan membuang ludah untuk menghalau Setan. Apakah rasul Paulus mengalami sakit epilepsi? Mungkin saja.
Gal. 6:11, “Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri.” Kemungkinan besar ada masalah pada penglihatan fisik dari rasul Paulus.
Buku ‘Destined to Reign’, karangan Prince dipengaruhi oleh kelompok ‘Word of Faith’. Kalimat yg khas dari mereka: “Kalian dipanggil Tuhan untuk sukses, menikmati kekayaan, kesehatan, hidup yg berkemenangan. Adalah bukan keinginan Tuhan untuk kalian hidup dalam kekalahan, kemiskinan dan kegagalan. Dia memanggil kalian untuk menjadi kepala bukan ekor.”
Tanggapan:
‘Faith’ (=iman) yg dimaksudkan mereka bukanlah pistis (=kesetiaan kepada kehendak Allah), tetapi sebagai ‘sugesti diri’. Pistis selalu berpusat pada kehendak Allah (=God’s oriented); sedangkan sugesti diri berpusat pada kemauan diri sendiri (=self-oriented).
Perhatikanlah Ibr. 11:32-39, “Dan apakah lagi yg harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, jika aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel dan para nabi, yg karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yg dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yg dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dlm peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing. Ibu-Ibu telah menerima kembali orang-orangnya yg telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yg lebih baik. Ada pula yg diejek dan didera, bahkan yg dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mrk. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua & celah-celah gunung. Dan mereka semua tidak memperoleh apa yg dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yg baik.”
Kata “orang-orang lain” (ay. 35b) menunjuk pada sesama hamba Tuhan dan umatNya yang mengalami kondisi berbeda dan kontras dibanding dengan mereka yang tertulis di dalam ay. 32-35a.
Jadi, yang terpenting bukanlah kondisi: kaya/miskin, lancar/terhambat, sehat/sakit, dilepaskan/dianiaya yang Tuhan ijinkan untuk dialami oleh umatNya selama di dunia ini. Yang terpenting adalah: apakah Tuhan berkenan akan jalan hidup umatNya, dan apakah mereka tetap setia untuk mengiring dan menaatiNya sampai Tuhan memanggil mereka ke rumahNya yang kekal?
KESIMPULAN
Secara biblika, penganut Hyper Grace memiliki kekeliruan terhadap analisanya kepada doktrin-doktrin yang sangat mendasar. Ada 2 (dua) kesimpulan dasar yang harus diperhatikan bagi orang-orang percaya.
Pertama, pemahaman keselamatan dalam Gerakan Hyper-Grace memiliki kekeliruan yang cukup besar.Memang perlu diketahui bahwa Hyper Grace menjaminkan keselamatan secara rohani di sorga. Keselamatan ini dijamin bagi setiap orang percaya, namun begitu pandangan yang keliru adalah keselamatan secara jasmani turut diperhatikan bagi pengagum Hyper-Grace. Dalam hal ini, keselamatan tersebut juga dapat memberikan “berkat, keberhasilan, kesembuhan, terobosan keuangan, dll.” Penambahan arti ini dipandang sebagai sesuatu yang Memang perlu diketahui bahwa Hyper Grace menjaminkan keselamatan secara rohani di sorga. Keselamatan ini dijamin bagi setiap orang percaya, namun begitu pandangan yang keliru adalah keselamatan secara jasmani turut diperhatikan bagi pengagum Hyper-Grace. Dalam hal ini, keselamatan tersebut juga dapat memberikan “berkat, keberhasilan, kesembuhan, terobosan keuangan, dll.” Penambahan arti ini dipandang sebagai sesuatu yang extra-biblical, yakni menambahkan sesuatu dari luar apa yang sudah tertulis di dalam Alkitab, karena tidak ada dasar yang kuat secara eksegesis terhadap pemahaman keselamatan seperti pemahaman Hyper-Grace.
Extra-biblical ini terjadi ketika Andrew Wommack memahami Roma 1:16-17 bahwa Injil 32 adalah kekuatan Allah yang dapat memperoleh kesembuhan, pembebasan, kemakmuran, untuk memperoleh segala sesuatu yang datang kepada orang percaya sejak dilahirkan kembali. Eksegesis terhadap Efesus 2:11-12 memberikan suatu pemahaman bahwa keselamatan didasarkan kepada pengorbanan Kristus di kayu salib, sehingga menciptakan komunitas yang baru yaitu tubuh Kristus. Keselamatan ini didasarkan pada jaminan yang kekal bersama-sama dengan Tuhan di sorga (Fil. 3:20). Memang perlu untuk dibedakan antara keselamatan ini dan pemeliharaan Allah bagi orang percaya, karena hal tersebut terkait dengan providensi Allah kepada orang percaya.
Kedua, pengajaran Hyper-Grace sangat menolak Hukum Taurat baik dalam dasar terhadap keselamatan ataupun kegunaannya bagi orang percaya masa kini. Hal ini masih dipandang sebagai legalitas bagi orang-orang Yahudi yang tidak tepat keberlakuannya bagi orang percaya masa kini. Hukum Taurat dianggap sesuatu yang menghalang anugerah Allah bagi umat manusia untuk melihat dan menerima Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus. Namun begitu, kita patut memperhatikan Efesus 2:14-15 sebagai kajian yang penting berkaitan pemahaman tentang maksud dari “tembok pemisah” dan “pembatalan hukum taurat.” Maksud dari “pembatalan hukum taurat” pada ayat 15 bukan merujuk kepada ketidakberlakuan hukum itu sendiri bagi orang percaya, melainkan paparan yang menjelaskan bahwa Yesus membatalkan hukum Taurat bukan sebagai syarat dalam memperoleh keselamatan di dalam diri-Nya. “Pembatalan hukum” menciptakan orang Yahudi dan non-Yahudi menjadi satu manusia baru di dalam diriNya (ay.15b) dan (2) memperdamaikan keduanya di dalam satu tubuh dengan Allah oleh salib (16a).
Keberlakuan Hukum Taurat bagi masa kini harus diperhatikan secara keseluruhan, karena ada 3 (tiga) sifat pokok dalam hukum tersebut, yaitu: Keberlakuan Hukum Taurat bagi masa kini harus diperhatikan secara keseluruhan, karena ada 3 (tiga) sifat pokok dalam hukum tersebut, yaitu: hukum ceremonial 33 (upacara/ibadah), sipil dandanmoral. Memang hukum ceremonial dan sipil tidak berlaku bagi masa kini karena memang kegunaannya bagi umat Israel, namun begitu masih ada prinsip-prinsip rohani yang patut diberlakukan bagi orang-orang percaya masa kini. Dari sisi yang lain, Hukum moral tetap berlaku bagi orang percaya masa kini sebagai pelajaran-pelajaran etika yang patut untuk diperhatikan dan diterapkan. Tampaknya gerakan Hyper-Grace tidak memperhatikan bagian ini sebagai sesuatu benang merah yang memiliki tujaun bagi orang percaya. Gerakan tersebut terlalu memandang legalisme terhadap hukum Taurat yang dipandang terlalu mengikat atau keterpaksaan yang harus diperbuat oleh orang-orang percaya masa kini.
Pada akhirnya, perlu kiranya setiap orang percaya benar-benar memperoleh pengajaran yang benar sesuai dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab. Ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi pengajaran Hyper Grace yang mewabah dalam dunia Kekristenan masa kini:
Pertama, adalah perlu untuk memberikan kesadaran bahwa keselamatan dalam Kristus Yesus sudah dikerjakan sempurna di kayu salib untuk menebus manusia yang percaya. Keselamatan ini diberikan secara khusus oleh Tuhan kepada manusia yang percaya terkait hanya pada konteks keselamatan secara rohani.
Kedua, adalah perlu untuk memberikan bahwa pemahaman hukum Taurat masih dapat memberikan prinsip-prinsip rohani, walaupun secara ceremonial dan sipil tidak berlaku bagi orang percaya masa kini, tetapi hukum moral memilki kugunaan sebagai pelajaran-pelajaran etika yang sangat mendasar.
Ketiga, perlu untuk memberikan pengajaran bagi setiap hamba Tuhan ataupun para jemaat berkaitan mengenai fenomena Gerakan Hyper-Grace. Pengajaran Hyper-Grace memberikan suatu kajian yang extra-biblical atau sesuatu yang ditambahkan dan tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh penulis 34 kitab. Hal ini patut untuk diperhatikan karena menimbulkan kekeliruan pemahaman yang sangat mendasar terhadap doktrin keselamatan dan pengertian/maksud dalam memandang Hukum Taurat secara keseluruhan. Kiranya kita semua dapat memahami secara komprehensif mengenai Pengajaran dari Gerakan Hyper-Grace yang berbahaya bagi gereja masa kini.