KOLOSE 3:1-4 (3 CIRI MANUSIA BARU)
Pengantar:
Kolose 3:1-4 adalah bagian penting dari surat Paulus kepada jemaat di Kolose yang mengajarkan tentang kehidupan baru dalam Kristus. Dalam perikop ini, Paulus menekankan bahwa mereka yang telah dibangkitkan bersama Kristus harus memiliki pandangan hidup yang berbeda. Mereka dipanggil untuk fokus pada hal-hal yang di atas dan tidak lagi terikat oleh nilai-nilai duniawi.
1. Fokus pada Hal-hal yang di Atas (Kolose 3:1-2)
Ayat pertama dan kedua menegaskan panggilan bagi orang percaya untuk mengarahkan fokus mereka pada hal-hal yang di atas, di mana Kristus duduk di sebelah kanan Allah. Ini merupakan sebuah perintah agar kita menempatkan pikiran kita pada hal-hal surgawi, bukan pada hal-hal duniawi. Mari kita lihat lebih dalam:
“Jika kamu telah dibangkitkan bersama Kristus, carilah hal-hal yang di atas, tempat Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah.” (Kolose 3:1)
Ayat ini mengajarkan kita bahwa kebangkitan Kristus tidak hanya membawa kita pada kehidupan baru, tetapi juga mengundang kita untuk mencari hal-hal yang bersifat ilahi. Hal-hal yang di atas meliputi semua hal yang berhubungan dengan Kristus: kehendak-Nya, kerajaan-Nya, kekudusan-Nya, dan kemuliaan-Nya. Pikiran dan hati kita harus diarahkan kepada tujuan kekal, bukan kepada kesenangan sementara di dunia.
Selanjutnya, Paulus menambahkan:
“Pikirkanlah hal-hal yang di atas, bukan hal-hal yang di bumi.” (Kolose 3:2)
Ini berarti kita tidak boleh terjebak pada nilai-nilai dunia yang seringkali materialistik dan fana. Ketika seseorang telah dibangkitkan bersama Kristus, perubahan yang terjadi adalah pada cara pandang terhadap dunia. Nilai dan prioritas hidup menjadi berbeda. Kita tidak lagi terfokus pada hal-hal yang hanya sementara, seperti kekayaan, status, atau kesenangan pribadi, tetapi lebih kepada hal-hal yang bernilai kekal.
Dengan mengarahkan pikiran pada hal-hal yang di atas, orang percaya dapat menghindari godaan untuk kembali kepada kehidupan lama yang berpusat pada keinginan daging dan dunia. Fokus pada hal-hal surgawi membawa kedamaian dan pengertian yang lebih dalam tentang siapa kita di dalam Kristus.
2. Mati terhadap Diri Sendiri dan Dunia (Kolose 3:3)
Ciri kedua dari manusia baru yang dibangkitkan bersama Kristus adalah kematian terhadap kehidupan lama. Paulus menjelaskan bahwa orang percaya sudah mati terhadap kehidupan duniawi mereka sebelumnya:
“Sebab, kamu sudah mati dan hidupmu tersembunyi bersama Kristus dalam Allah.” (Kolose 3:3)
Konsep "mati" di sini merujuk pada kematian terhadap dosa dan kehidupan lama yang berpusat pada diri sendiri. Ketika kita percaya kepada Kristus, kita secara rohani mati bersama Dia. Kematian ini adalah simbol perubahan total dalam diri kita, di mana kehidupan lama yang berdosa tidak lagi menguasai kita.
Hidup baru yang tersembunyi bersama Kristus dalam Allah adalah kehidupan yang dilindungi oleh kuasa Allah dan berpusat pada hubungan dengan Kristus. Ini adalah kehidupan yang dikuasai oleh Roh Kudus, di mana manusia baru tidak lagi mengikuti pola hidup dunia yang lama. Hidup kita tersembunyi karena tidak lagi dinilai berdasarkan standar dunia, melainkan oleh Allah.
Dengan "tersembunyi" bersama Kristus, orang percaya juga menantikan penyataan kemuliaan yang akan datang ketika Kristus datang kembali. Kehidupan mereka sekarang mungkin tidak terlihat oleh dunia sebagai sesuatu yang luar biasa, tetapi di mata Allah, hidup mereka berharga dan dipenuhi oleh tujuan kekal.
3. Mengharapkan Kemuliaan Bersama Kristus (Kolose 3:4)
Ciri terakhir dari manusia baru adalah pengharapan akan penyataan kemuliaan di masa depan. Paulus mengakhiri bagian ini dengan menegaskan bahwa kehidupan kita terhubung erat dengan kehidupan Kristus:
“Ketika Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri-Nya, kamu juga akan dinyatakan dalam kemuliaan bersama-sama dengan Dia.” (Kolose 3:4)
Kristus bukan hanya memberikan hidup kepada kita, tetapi Dia adalah hidup kita. Hubungan yang intim ini memberikan jaminan bahwa ketika Kristus datang kembali, kita juga akan turut dinyatakan dalam kemuliaan-Nya. Paulus mengajarkan bahwa kemuliaan ini adalah puncak dari keselamatan kita, ketika kita sepenuhnya diubah dan disatukan dengan Kristus dalam kekekalan.
Pengharapan ini memberikan motivasi bagi kita untuk hidup sebagai manusia baru. Sementara dunia mungkin menilai kehidupan kita saat ini tidak penting atau tidak berharga, kita memiliki pengharapan yang lebih besar yaitu kemuliaan bersama dengan Kristus di masa depan. Pengharapan ini mendorong kita untuk terus bertumbuh dalam iman dan kekudusan, sambil menantikan penyataan penuh dari keselamatan kita.
Kesimpulan
Dalam Kolose 3:1-4, Paulus memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan baru yang dimiliki oleh orang percaya. Kehidupan ini dicirikan oleh tiga hal utama: fokus pada hal-hal yang di atas, kematian terhadap kehidupan lama, dan pengharapan akan kemuliaan bersama Kristus. Sebagai manusia baru dalam Kristus, kita dipanggil untuk hidup berbeda dari dunia, dengan memusatkan pikiran dan hati kita kepada Kristus, yang adalah hidup kita.
Kita tidak lagi hidup untuk diri sendiri atau untuk nilai-nilai dunia, tetapi untuk kemuliaan Allah. Fokus kita harus selalu pada tujuan kekal yang telah ditetapkan oleh Kristus bagi kita, sementara kita menantikan penyataan penuh dari keselamatan kita ketika Dia datang kembali. Dalam proses ini, kita mengalami transformasi yang membawa kita lebih dekat kepada gambaran sempurna yang Allah inginkan bagi setiap anak-Nya.
Manusia baru adalah mereka yang telah dibangkitkan bersama Kristus, yang hidup dalam kekudusan dan pengharapan, dan yang terus memandang kepada Kristus sebagai pusat kehidupan mereka. Marilah kita terus berusaha menjadi manusia baru yang sejati, yang mencerminkan kemuliaan Kristus di dunia ini dan di masa yang akan datang.
gadget, bisnis, otomotif |
Secara tidak sadar kadang sebagai orang Kristen kita sering berpikir dan beranggapan bahwa saya telah diselamatkan karena saya telah dibaptis secara ritual atau tradisi Kristen, itu merupakan pemikiran yang dangkal. Paulus menjelaskan bahwa karena kita telah menerima keselamatan dari Kristus maka kita harus memikirkan dan mencari perkara-perkara yang di atas yaitu hal-hal surgawi.
Menurut Hendi dibaptis berarti mati, dikubur, dan bangkit dari kematian bersama Kristus. Dengan begitu tubuh dan jiwa turut diperbarui dan mendapatkan kemuliaan seperti tubuh kemuliaan Kristus (Hendi dan Aruan 2020). Sebutan manusia baru itulah yang akan menjadi identitas baru orang percaya. Jika sudah dibaptis manusia akan mendapatkan hidup baru, meninggalkan manusia lama.
Seperti katakan Darius dan Panggara, manusia baru dibentuk menurut kehendak Allah dalam kebenaran dan kekudusan. Orang percaya pada Kristus akan memiliki kedudukan baru, dipindahkan dari kebinasaan kepada hidup yang kekal. Ia akan terus menerus diperbaharui dan disatukan bersama Kristus (Darius dan Panggarra 2013). Manusia lahir baru sudah mencari dan memikirkan hal-hal yang di atas (Roma 6:4).
Hendry menyebutkan tiga alasan untuk itu.
Menurut Efesus 2:5, orang yang telah dibangkitkan bersama dengan Kristus memiliki energi Ilahi. Energi ini harus dikerjakan manusia dengan Allah bersamasama. Manusia harus mencari dan memikirkan pikiran surgawi, mengerjakan apa yang Kristus wariskan baik berupa tradisi lisan maupun tulisan (Markus 16:19; 2 Tesalonika 2:11).
Setiap orang yang mengenal Kristus telah mendengar dan menerima pengajaran tentang Dia. Sebaliknya orang yang tidak mengenal Dia, tidak mengenal Allah dan tidak mengerti ajaran-Nya (Hendi 2018). Pengenalan akan Kristus merupakan pengenalan yang istimewa karena kebenaran yang dicari adalah Kristus sendiri yang diperoleh di dalam iman (Filipi 3:8-9).
2. Hidup Yang Tersembunyi Di Dalam Kristus
Manusia akan disebut baru ketika manusia lamanya telah dilenyapkan atau dimusnahkan. Joyce mengatakan Manusia lama kita telah mati, dan hidup kita yang sekarang tersembunyi di dalam Kristus. itu artinya kita sedang menuju pada kehidupan baru dimana Kristus ada dan memerintah, untuk itu sebagai manusia/ciptaan baru kita diberi tugas untuk fokus memikirkan dan mempertahankan pada apa yang di atas yang bersifat sorgawi bukan pada hal-hal yang ada di bumi dengan kata lain tetapkan pikiran kita ke arah yang benar (surgawi).
Cyprian dari Kartago juga mengatakan hal yang sama hidup yang orang percaya punya sekarang masih tersembunyi dengan Kristus di dalam Allah. Artinya belum diwujudnyatakan. Nanti akan mewujudnyatakan dalam kemuliaan di dalam Dia pada saat Parousia. Namun meskipun masih “samar-samar” tetapi kita sudah mempunyai terang hidup dalam hati. Manusia dapat memahami masa depan karena ada cahaya dalam hati yang memungkinkannya bisa melihat terang itu, yaitu wajah Kristus itu sendiri (“Cyprian of Carthage on Colossians 3:1 ” 258M).
Hidup bersama Yesus masih tersembunyi dan manusia sedang menanti kehadirannya pada saat Parousia, yaitu kemuliaan hidup bersama Kristus di surga. Hidup ini belum bisa dilihat saat ini, sangat aman dan tidak dapat disentuh siapapun. Chrysostom mengatakan Manusia lama kita telah dimatikan dan hidup kita tersembunyi dengan Allah di dalam Kristus. Dengan kata lain manusia pertama kita telah dikuburkan di dalam Dia. Dikuburkan bukan berarti dikubur dalam tanah/bumi tapi di dalam air yaitu dalam baptisan Kudus.
Barus mengatakan spiritualitas Kristen mewujudkan persekutuan jemaat dengan Allah melalui perkataan dan perbuatan sebagai bentuk norma dan moralitas kerajaan surga. Spiritualitas merupakan gaya dan sikap hidup dari Kristus: bersama Kristus, untuk Kristus, dan demi Kristus. Spiritualitas Kristen bernuansa eskatologis. Dasarnya adalah dibangkitkan bersama Kristus.
3. Theosis: Menjadi seperti Kristus.
Mengalami kelahiran baru menjadi hal penting bagi hidup orang percaya karena disitulah nantinya manusia akan dinyatakan menjadi seperti Kristus, yaitu saat berada dalam kerajaan surga. Dalam 2 Petrus 1:4 dinyatakan bahwa setelah manusia mencapai garis finish barulah Allah menyatakan dirinya kepada mereka.
Bruce mengatakan Orang percaya diingatkan bahwa mereka tidak hanya mati Bersama Kristus tapi juga dibangkitkan bersama-Nya melalui iman didalam kematian dan kebangkitan-Nya.
Wijaya mengatakan menjadi manusia baru adalah peristiwa sekali untuk selamanya. Namun demikian manusia akan terus berproses secara terus menerus diperbaharui agar semakin serupa dengan Allah (Wijaya 2016).
Menurut Paulus, memperbaharui tubuh adalah melatih tubuh dengan cara menyalibkankan daging dengan segala keinginannya (Galatia 5:24) sebab dalam keinginan tubuh ada nafsu yang dapat melawan kehendak Allah dan akan menjadi dosa. Artinya menjadi manusia baru saja tidak cukup, tetapi harus diperbaharui terus menerus.
Lalu bagaimana dengan Roh? Dalam Kristus ada persekutuan dengan Roh Kudus (Filipi 2:1). Dengan demikian kalau Roh kita telah diperbaharui maka ada persekutuan dengan Kristus di dalamnya. Persekutuan Roh akan membuat kita mengenakan belas kasihan yang berasal dari Kristus yang dicurahkan kepada kita (Kolose 3:12). Persekutuan Roh akan menyempurnakan daging. Manusia baru harus menyempurnakan daging, mematikan manusia lama agar bisa mengenakan Kristus (Kolose 3:5).
Dalam I Korintus 9:27 disebutkan bahwa tubuh perlu dilatih dan dikuasai karena mempunyai keinginan daging atau hawa nafsu. Ini mudah menyeret manusia ke dalam dosa. Cara menyempurnakan tubuh adalah dengan askesis. Bonhoeffer mengatakan bahwa tanpa asketisme manusia memberikan kebebasan pada keinginan daging yang dapat membuat mereka jatuh ke dalam dosa (Coniaris 1998).
St. Nicodemus mendukung pendapat-pendapat ini dan ia menggunakan suatu gambaran bagaimana menjaga indera dari hawa nafsu yang jahat. Caranya pikiran manusia harus berdiri teguh seperti raja dengan pikiran-pikiran yang mengagumkan yang disenjatai seperti tentara untuk menjaga indera dan mencegah musuh masuk.
Mengenakan manusia baru berarti manusia harus menyempurnakan gambar Allah yang ada dalam roh jiwa manusia. Roh manusia adalah gambar Allah yang dari Nous, Logos dan Pneuma. Nous kita harus dibaharui menjadi Nous Kristus (Roma 12:2).
KESIMPULAN
Surat Kolose 3:1-4 mengajarkan bahwa orang percaya harus memikirkan dan mencari perkara-perkara surgawi. Dalam hal itu ada beberapa syarat yang akan kita kerjakan antara lain menyadari bahwa kita telah mati bersama-sama dengan Kristus dan dapat memiliki hidup baru. Untuk itu orang percaya harus dibaptis bersama Kristus, mengenakan hidup baru, menanggalkan manusia lama. Manusia baru akan dibangkitkan dengan Kristus dan bersama-sama memerintah dalam kerajaan-Nya.
Sebagai manusia baru kita harus mencari dan memikirkan ajaran Yesus karena Yesus adalah firman/logos Allah. Tetapi identitas kita sebagai manusia baru masih disembunyikan, samar-samar, hingga kelak berhadapan muka dengan muka dengan Allah. Kita akan mengalami pengilahian, serupa dengan Allah. Dengan rupa Allah maka hati kita penuh dengan terang yaitu terang kemuliaan Allah.
Karena itu, Kita yang telah mengenakan manusia baru harus mematikan segala dosa kita, melawan keinginan daging dan terus menerus diperbaharui hingga tiba masa Theosis yang merupakan tujuan akhir manusia, yaitu manunggal dengan Kristus. KOLOSE 3:1-4 (3 CIRI MANUSIA BARU)-Fransiska Juliawati, Hendi