6 PRINSIP HIDUP BERGEREJA LOKAL
6 PRINSIP HIDUP BERGEREJA LOKAL
1. KOMITMEN KEPADA SEBUAH GEREJA LOKAL
Gereja adalah persekutuan orang yang percaya kepada Kristus, yakni umat yang telah dipanggil keluar dari gelap menuju terang (1Petrus 2:9). Orang yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya, memiliki pola hidup yang berbeda dengan pola lama (Efesus 4:17:32).
Kekristenan bukanlah agama individual karena lingkup karya Allah tidak hanya bisa dialami secara perseorangan (misalnya pengampunan dosa), tetapi juga secara kelompok (misalnya kerukunan, pemulihan). Jadi Allah telah menempatkan gereja di dalam dunia sebagai arena pertumbuhan masyarakat Kristen.
Untuk maksud pertumbuhan rohani inilah maka sangat penting bagi kita untuk membuat komitmen (ikatan perjanjian) di dalam satu gereja lokal di mana kita menjadi jemaat yang setia dan bertanggung jawab serta tidak berpindah-pindah tempat.
Komitmen kepada sebuah gereja lokal penting agar kita dapat digembalakan dan dilindungi, agar kita tetap berjalan di jalan yang benar, karena gereja lokal adalah alat dari Allah untuk memperlengkapi dan menguatkan umat-Nya. Bila kita menolak gereja lokal berarti kita menolak rencana Allah. Kita perlu Tuhan, tetapi kita perlu satu sama lain jikalau kita mau menjadi apa yang Allah inginkan untuk kita.
Dalam area apa saja Allah menghajar kita untuk mengikat diri pada suatu ikatan perjanjian (commitment)?
1. Allah mau supaya kita mempunyai komitmen yang sangat erat dengan Allah sendiri (1Korintus 6:17).
2. Allah mau supaya kita mempunyai komitmen dengan firman Allah sebagai sumber kehidupan kita (Mazmur 119:1-2, 105, 160).
3. Allah mau suami dan istri mempunyai suatu komitmen yang kuat (Kejadian 2:24; Efesus 5:31).
4. Allah mau setiap orang percaya mempunyai komitmen satu sama lain di dalam Tubuh Kristus atau Gereja Tuhan (Efesus 2:19).
Tidak ada perkawinan ataupun gereja yang kuat tanpa komitmen dan covenant (ikatan janji). Orang yang “kumpul kebo” (hidup serumah tanpa ada ikatan apa-apa) tidak akan pernah mempunyai rumah tangga yang kuat. Demikian juga tidak adanya komitmen dan ikat janji yang jelas dalam gereja membuat gereja menjadi tempat “kumpul kebo rohani”. Ke gereja hanya dibuat cocok-cocokan, kalau bosan, tidak diperhatikan, tersinggung, ditegur atau tidak dapat jabatan/ posisi maka pindah ke gereja lain.
2. WUJUD KOMITMEN KEPADA GEREJA LOKAL
Allah menginginkan bukan saja kita mempunyai hubungan dengan gereja Tuhan sedunia, tetapi Allah mau supaya kita mendemonstrasikan ikatan perjanjian dengan gereja Tuhan lokal atau setempat. Kalau seseorang mempunyai ikatan perjanjian pada satu gereja lokal atau keluarga Allah setempat itu berarti:
1. Ia mengikat perjanjian secara khusus pada satu gereja lokal (Efesus 2:19). Ada status keanggotaan yang jelas.
2. Ia menjadi jemaat yang aktif dan bertanggung jawab, serta tidak berpindah-pindah gereja.
3. Ia mau menyokong dengan sepenuh hati dan tenaga untuk visi dan tujuan gereja lokal tersebut.
4. Ia berbicara yang baik tentang gereja lokal. Tidak membiarkan roh kritik berkembang walaupun ada kekurangan dalam gereja, karena gereja adalah “keluarga” yang harus didukung bersama oleh anggota keluarga.
5. Ia hadir dengan setia dalam acara bersama seperti: Ibadah Minggu, kelompok sel, doa, pemuritan, dll (Ibrani 10:25).
6. Ia mau tunduk di bawah otoritas dari gereja lokal atau keluarga Allah itu (Ibrani 13:17).
7. Ia mau memberi waktu dan tenaga untuk gereja lokal itu.
8. Ia mau menyokong dengan keuangan pada gereja lokal itu.
9. Ia mau menanggung beban dengan sesama anggota gereja lokal itu.
3. MENGAPA ADA YANG TIDAK MAU MENJADI ANGGOTA GEREJA LOKAL?
Ada beberapa alasan mengapa beberapa orang menolak untuk menjadi anggota gereja lokal, antara lain:
1. Karena takut untuk dilukai karena mungkin telah dilukai sebelumnya atau banyak penyalahgunaan sebelumnya dan sekarang sangat hati-hati untuk mau membuat ikatan perjanjian lagi.
2. Karena memang tidak mau terikat dengan orang lain, ingin bergerak dengan kemauannya tanpa adanya pertanggungjawaban.
3. Karena tidak mau tunduk pada otoritas dan harus menurut kemauannya sendiri.
4. Karena tidak percaya bahwa keanggotaan gereja lokal terdapat dalam firman Tuhan, berpendapat bahwa keanggotaan gereja tidak diperintahkan langsung oleh Tuhan dan merasa Tuhan tidak berkenan dengan keanggotaan secara resmi.
4. KEUNTUNGAN MENJADI ANGGOTA GEREJA LOKAL SECARA RESMI
1. Persekutuan (fellowship): menghasilkan hubungan yang sangat dalam di antara anggota dalam kekeluargaan dan persekutuan (Kolose 2:2-3).
2. Pemenuhan (fulfilment): merasa dihargai dan diikutsertakan di antara sesama anggota (1Korintus 12:12, 27).
3. Berbuah (fruitfullness): sebagai anggota satu gereja lokal berarti kita mempunyai pengaruh dan daya produksi pada kehidupan anggota yang lain (Efesus 4:16).
4. Tanggung jawab (accountabillity): ada rasa tanggung jawab yang besar terhadap sesama anggota (Galatia 6:1-2).
5. Pertumbuhan (growth): mempunyai kesempatan yang besar untuk bertumbuh karena menerima penggembalaan dan perlindungan (1Tesalonika 5:12; Efesus 4:13, 16).
6. Kuasa (power): ada suatu kelepasan kuasa yang besar jikalau orang-orang percaya bersatu untuk satu sasaran yang sama (Ulangan 32:30).
7. Hadirat Allah (presence of God): Allah berjanji untuk hadir pada perkumpulan orang-orang percaya yang berkumpul dalam nama-Nya (Matius 18:19-20).
5. MEMPRAKTIKKAN IKATAN PERJANJIAN DALAM GEREJA
Ada banyak hal yang harus dilakukan orang Kristen terhadap orang percaya yang lain oleh karena telah mempunyai ikatan perjanjian, antara lain:
1. Saling mengasihi Yohanes 13:35; 1Petrus 1:22
2. Saling menghibur 1Tesalonika 4:18
3. Saling membangun Ibrani 10:25
4. Saling melayani 1Petrus 4:10
5. Saling mengampuni Efesus 4:32, Kolose 3:13
6. Saling merendahkan diri Efesus 5:21
7. Saling mendoakan Yohanes 5:16
8. Saling menanggung beban Galatia 6:12
9. Saling menerima Rama 15:7
10. Saling sabar Kolose 3:13
11. Sabar menanggung penderitaan 1Petrus 5:9
12. Saling menghormati 1Petrus 5:15
13. Saling bersekutu 1Yohanes 1:7
14. Saling mengajar Kolose 3:16
15. Saling menegur Kol. 3:16
16. Saling . . . dan lain-lain Alkitab
Ada banyak hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang-orang percaya yang telah mempunyai ikatan perjanjian:
1. Jangan saling menghakimi Roma 14:13
2. Jangan saling berperkara 1Korintus 6:7
3. Jangan saling memfitnah Yakobus 4:11
4. Jangan saling menantang Galatia 5:26
5. Jangan saling mendengki Galatia 5:26
6. Jangan saling membinasakan Galatia 5:15
7. Jangan saling . . . dll. Alkitab
Keterikatan satu sama lain dalam bentuk saling . . . ini dapat lebih terwujud melalui persekutuan kelompok kecil dalam gereja lokal.
6. SALING MELAYANI DALAM KELOMPOK KECIL
Setiap anggota gereja harus menjalankan fungsinya sebagai anggota Tubuh Kristus yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Tidak seorang Kristen pun yang dapat berfungsi secara efektif seorang diri. Keterikatan satu dengan yang lain itu diwujudkan dengan saling . . . , yakni saling mengasihi (Yohanes 13:34-35), saling menasihati (Ibrani 10:25), saling menanggung beban (Galatia 6:1-2), saling mengampuni (Efesus 4:32), dll. Ini dapat diwujudkan secara nyata dalam gereja lokal, yakni kelompok orang percaya dalam jemaat setempat yang saling mengenal dengan baik dan dengan demikian dapat saling melayani.
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang memerlukan “social support” dan “social identity”. Nampaknya keperluan tersebut terpenuhi dalam gereja mula-mula. Dalam Kisah Para Rasul 3:46 disebutkan bahwa mereka bersekutu dalam Bait Allah (skala besar) dan di rumah masing-masing (skala kecil).
Gereja yang berkembang menjadi besar sering kali menghadapi beberapa masalah seperti: kurangnya keintiman dalam hubungan antar anggota, kurangnya perhatian terhadap kebutuhan jemaat secara pribadi. Akibatnya jemaat menjadi pasif dan kurang terlibat dalam hal-hal rohani. Selain itu pembinaan bagi pertumbuhan rohani tidaklah memadai bila hanya dilakukan secara umum seminggu sekali di gereja.
Dalam Keluaran 18:13-27 Yitro menasihati Musa untuk mengangkat pimpinan 1000 orang, 100 orang, 50 orang dan 10 orang. Pembagian umat Israel ini merupakan pendelegasian tugas kepemimpinan agar setiap orang dapat menerima perhatian lebih baik dalam menghadapi masalahnya dan agar Musa dapat mengerjakan hal-hal lain yang lebih penting.
C. Peter Wagner, seorang pakar pertumbuhan gereja dari USA, menyatakan bahwa gereja yang ingin bertumbuh harus mengikuti pola: C = C + C + C (Church =Celebration + Congregation + Cell). Menurut Wagner, dalam sebuah gereja perlu ada kebaktian bersama untuk seluruh jemaat (= Celebration), pembinaan dalam kelas Sekolah Minggu untuk tingkatan usia: anak-anak hingga dewasa (=Congregation), dan pembinaan jemaat dalam kelompok kecil di mana setiap orang dapat saling mengenal secara mendalam (= Cell). Jadi dalam kelompok inilah interaksi saling . . . yang merupakan perwujudan dari ikatan perjanjian kepada gereja lokal dapat dinyatakan.
Prinsip kelompok kecil inilah yang diterapkan oleh Yoido Full Gospel Church yang digembalakan Pdt. Yonggi Cho yang beranggotakan sekitar 750.000 orang. Jemaat dibagi dalam kelompok persekutuan rumah tangga menurut wilayahnya masing-masing, dengan sasaran untuk perkabaran Injil dengan cara “memasang telinga” bila ada tetangga yang sakit, susah dan perlu ditolong.
1. KOMITMEN KEPADA SEBUAH GEREJA LOKAL
Gereja adalah persekutuan orang yang percaya kepada Kristus, yakni umat yang telah dipanggil keluar dari gelap menuju terang (1Petrus 2:9). Orang yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya, memiliki pola hidup yang berbeda dengan pola lama (Efesus 4:17:32).
otomotif, gadget |
Untuk maksud pertumbuhan rohani inilah maka sangat penting bagi kita untuk membuat komitmen (ikatan perjanjian) di dalam satu gereja lokal di mana kita menjadi jemaat yang setia dan bertanggung jawab serta tidak berpindah-pindah tempat.
Komitmen kepada sebuah gereja lokal penting agar kita dapat digembalakan dan dilindungi, agar kita tetap berjalan di jalan yang benar, karena gereja lokal adalah alat dari Allah untuk memperlengkapi dan menguatkan umat-Nya. Bila kita menolak gereja lokal berarti kita menolak rencana Allah. Kita perlu Tuhan, tetapi kita perlu satu sama lain jikalau kita mau menjadi apa yang Allah inginkan untuk kita.
Dalam area apa saja Allah menghajar kita untuk mengikat diri pada suatu ikatan perjanjian (commitment)?
1. Allah mau supaya kita mempunyai komitmen yang sangat erat dengan Allah sendiri (1Korintus 6:17).
2. Allah mau supaya kita mempunyai komitmen dengan firman Allah sebagai sumber kehidupan kita (Mazmur 119:1-2, 105, 160).
3. Allah mau suami dan istri mempunyai suatu komitmen yang kuat (Kejadian 2:24; Efesus 5:31).
4. Allah mau setiap orang percaya mempunyai komitmen satu sama lain di dalam Tubuh Kristus atau Gereja Tuhan (Efesus 2:19).
Tidak ada perkawinan ataupun gereja yang kuat tanpa komitmen dan covenant (ikatan janji). Orang yang “kumpul kebo” (hidup serumah tanpa ada ikatan apa-apa) tidak akan pernah mempunyai rumah tangga yang kuat. Demikian juga tidak adanya komitmen dan ikat janji yang jelas dalam gereja membuat gereja menjadi tempat “kumpul kebo rohani”. Ke gereja hanya dibuat cocok-cocokan, kalau bosan, tidak diperhatikan, tersinggung, ditegur atau tidak dapat jabatan/ posisi maka pindah ke gereja lain.
2. WUJUD KOMITMEN KEPADA GEREJA LOKAL
Allah menginginkan bukan saja kita mempunyai hubungan dengan gereja Tuhan sedunia, tetapi Allah mau supaya kita mendemonstrasikan ikatan perjanjian dengan gereja Tuhan lokal atau setempat. Kalau seseorang mempunyai ikatan perjanjian pada satu gereja lokal atau keluarga Allah setempat itu berarti:
1. Ia mengikat perjanjian secara khusus pada satu gereja lokal (Efesus 2:19). Ada status keanggotaan yang jelas.
2. Ia menjadi jemaat yang aktif dan bertanggung jawab, serta tidak berpindah-pindah gereja.
3. Ia mau menyokong dengan sepenuh hati dan tenaga untuk visi dan tujuan gereja lokal tersebut.
4. Ia berbicara yang baik tentang gereja lokal. Tidak membiarkan roh kritik berkembang walaupun ada kekurangan dalam gereja, karena gereja adalah “keluarga” yang harus didukung bersama oleh anggota keluarga.
5. Ia hadir dengan setia dalam acara bersama seperti: Ibadah Minggu, kelompok sel, doa, pemuritan, dll (Ibrani 10:25).
6. Ia mau tunduk di bawah otoritas dari gereja lokal atau keluarga Allah itu (Ibrani 13:17).
7. Ia mau memberi waktu dan tenaga untuk gereja lokal itu.
8. Ia mau menyokong dengan keuangan pada gereja lokal itu.
9. Ia mau menanggung beban dengan sesama anggota gereja lokal itu.
3. MENGAPA ADA YANG TIDAK MAU MENJADI ANGGOTA GEREJA LOKAL?
Ada beberapa alasan mengapa beberapa orang menolak untuk menjadi anggota gereja lokal, antara lain:
1. Karena takut untuk dilukai karena mungkin telah dilukai sebelumnya atau banyak penyalahgunaan sebelumnya dan sekarang sangat hati-hati untuk mau membuat ikatan perjanjian lagi.
2. Karena memang tidak mau terikat dengan orang lain, ingin bergerak dengan kemauannya tanpa adanya pertanggungjawaban.
3. Karena tidak mau tunduk pada otoritas dan harus menurut kemauannya sendiri.
4. Karena tidak percaya bahwa keanggotaan gereja lokal terdapat dalam firman Tuhan, berpendapat bahwa keanggotaan gereja tidak diperintahkan langsung oleh Tuhan dan merasa Tuhan tidak berkenan dengan keanggotaan secara resmi.
4. KEUNTUNGAN MENJADI ANGGOTA GEREJA LOKAL SECARA RESMI
1. Persekutuan (fellowship): menghasilkan hubungan yang sangat dalam di antara anggota dalam kekeluargaan dan persekutuan (Kolose 2:2-3).
2. Pemenuhan (fulfilment): merasa dihargai dan diikutsertakan di antara sesama anggota (1Korintus 12:12, 27).
3. Berbuah (fruitfullness): sebagai anggota satu gereja lokal berarti kita mempunyai pengaruh dan daya produksi pada kehidupan anggota yang lain (Efesus 4:16).
4. Tanggung jawab (accountabillity): ada rasa tanggung jawab yang besar terhadap sesama anggota (Galatia 6:1-2).
5. Pertumbuhan (growth): mempunyai kesempatan yang besar untuk bertumbuh karena menerima penggembalaan dan perlindungan (1Tesalonika 5:12; Efesus 4:13, 16).
6. Kuasa (power): ada suatu kelepasan kuasa yang besar jikalau orang-orang percaya bersatu untuk satu sasaran yang sama (Ulangan 32:30).
7. Hadirat Allah (presence of God): Allah berjanji untuk hadir pada perkumpulan orang-orang percaya yang berkumpul dalam nama-Nya (Matius 18:19-20).
5. MEMPRAKTIKKAN IKATAN PERJANJIAN DALAM GEREJA
Ada banyak hal yang harus dilakukan orang Kristen terhadap orang percaya yang lain oleh karena telah mempunyai ikatan perjanjian, antara lain:
1. Saling mengasihi Yohanes 13:35; 1Petrus 1:22
2. Saling menghibur 1Tesalonika 4:18
3. Saling membangun Ibrani 10:25
4. Saling melayani 1Petrus 4:10
5. Saling mengampuni Efesus 4:32, Kolose 3:13
6. Saling merendahkan diri Efesus 5:21
7. Saling mendoakan Yohanes 5:16
8. Saling menanggung beban Galatia 6:12
9. Saling menerima Rama 15:7
10. Saling sabar Kolose 3:13
11. Sabar menanggung penderitaan 1Petrus 5:9
12. Saling menghormati 1Petrus 5:15
13. Saling bersekutu 1Yohanes 1:7
14. Saling mengajar Kolose 3:16
15. Saling menegur Kol. 3:16
16. Saling . . . dan lain-lain Alkitab
Ada banyak hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang-orang percaya yang telah mempunyai ikatan perjanjian:
1. Jangan saling menghakimi Roma 14:13
2. Jangan saling berperkara 1Korintus 6:7
3. Jangan saling memfitnah Yakobus 4:11
4. Jangan saling menantang Galatia 5:26
5. Jangan saling mendengki Galatia 5:26
6. Jangan saling membinasakan Galatia 5:15
7. Jangan saling . . . dll. Alkitab
Keterikatan satu sama lain dalam bentuk saling . . . ini dapat lebih terwujud melalui persekutuan kelompok kecil dalam gereja lokal.
6. SALING MELAYANI DALAM KELOMPOK KECIL
Setiap anggota gereja harus menjalankan fungsinya sebagai anggota Tubuh Kristus yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Tidak seorang Kristen pun yang dapat berfungsi secara efektif seorang diri. Keterikatan satu dengan yang lain itu diwujudkan dengan saling . . . , yakni saling mengasihi (Yohanes 13:34-35), saling menasihati (Ibrani 10:25), saling menanggung beban (Galatia 6:1-2), saling mengampuni (Efesus 4:32), dll. Ini dapat diwujudkan secara nyata dalam gereja lokal, yakni kelompok orang percaya dalam jemaat setempat yang saling mengenal dengan baik dan dengan demikian dapat saling melayani.
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang memerlukan “social support” dan “social identity”. Nampaknya keperluan tersebut terpenuhi dalam gereja mula-mula. Dalam Kisah Para Rasul 3:46 disebutkan bahwa mereka bersekutu dalam Bait Allah (skala besar) dan di rumah masing-masing (skala kecil).
Gereja yang berkembang menjadi besar sering kali menghadapi beberapa masalah seperti: kurangnya keintiman dalam hubungan antar anggota, kurangnya perhatian terhadap kebutuhan jemaat secara pribadi. Akibatnya jemaat menjadi pasif dan kurang terlibat dalam hal-hal rohani. Selain itu pembinaan bagi pertumbuhan rohani tidaklah memadai bila hanya dilakukan secara umum seminggu sekali di gereja.
Dalam Keluaran 18:13-27 Yitro menasihati Musa untuk mengangkat pimpinan 1000 orang, 100 orang, 50 orang dan 10 orang. Pembagian umat Israel ini merupakan pendelegasian tugas kepemimpinan agar setiap orang dapat menerima perhatian lebih baik dalam menghadapi masalahnya dan agar Musa dapat mengerjakan hal-hal lain yang lebih penting.
C. Peter Wagner, seorang pakar pertumbuhan gereja dari USA, menyatakan bahwa gereja yang ingin bertumbuh harus mengikuti pola: C = C + C + C (Church =Celebration + Congregation + Cell). Menurut Wagner, dalam sebuah gereja perlu ada kebaktian bersama untuk seluruh jemaat (= Celebration), pembinaan dalam kelas Sekolah Minggu untuk tingkatan usia: anak-anak hingga dewasa (=Congregation), dan pembinaan jemaat dalam kelompok kecil di mana setiap orang dapat saling mengenal secara mendalam (= Cell). Jadi dalam kelompok inilah interaksi saling . . . yang merupakan perwujudan dari ikatan perjanjian kepada gereja lokal dapat dinyatakan.
Prinsip kelompok kecil inilah yang diterapkan oleh Yoido Full Gospel Church yang digembalakan Pdt. Yonggi Cho yang beranggotakan sekitar 750.000 orang. Jemaat dibagi dalam kelompok persekutuan rumah tangga menurut wilayahnya masing-masing, dengan sasaran untuk perkabaran Injil dengan cara “memasang telinga” bila ada tetangga yang sakit, susah dan perlu ditolong.
Lalu mereka menceritakan tentang Yesus dan mengundangnya mengikuti persekutuan wilayah itu baru kemudian mengajaknya ke gereja. Ini bukan hanya merupakan salah satu dari banyak program gereja yang telah ada tetapi merupakan kunci penginjilan dan pertumbuhan gereja tanpa banyak “gembar-gembor”.
Kelompok harus dibentuk dengan sasaran penginjilan dan bukan hanya untuk persekutuan secara eksklusif, bila tidak maka kelompok itu bukan hanya tidak berkembang tetapi juga “berbahaya” secara rohani, karena hanya hidup bagi dirinya sendiri. Dengan cara ini maka gereja tidak akan musnah, karena bila tiba masa aniaya, jemaat telah terbiasa bersekutu dalam kelompok kecil dan bisa berkembang “di bawah tanah” seperti di negara terali besi.
Adapun faedah yang dapat dirasakan dengan adanya persekutuan kelompok kecil di rumah-rumah, antara lain:
1. Tercipta persekutuan yang erat, bukan saja waktu jam kebaktian tetapi setiap saat ada suasana saling memperhatikan, saling menasihati, mendoakan, menolong orang yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan/sekolah/ keuangan, saling mengunjungi yang sakit/lemah, menolong keluarga yang mengalami kematian, dll.
2. Penelaahan Alkitab yang sistematis di rumah. Tetapi orang dapat makin mengenal Firman Allah, mendiskusikannya, saling berbagi berkat dan pengalaman. Pembahasan selalu terarah karena semua bahan untuk tidak kelompok sama.
Baca Juga: 3 Tugas Utama Gereja Kristus
Kelompok harus dibentuk dengan sasaran penginjilan dan bukan hanya untuk persekutuan secara eksklusif, bila tidak maka kelompok itu bukan hanya tidak berkembang tetapi juga “berbahaya” secara rohani, karena hanya hidup bagi dirinya sendiri. Dengan cara ini maka gereja tidak akan musnah, karena bila tiba masa aniaya, jemaat telah terbiasa bersekutu dalam kelompok kecil dan bisa berkembang “di bawah tanah” seperti di negara terali besi.
Adapun faedah yang dapat dirasakan dengan adanya persekutuan kelompok kecil di rumah-rumah, antara lain:
1. Tercipta persekutuan yang erat, bukan saja waktu jam kebaktian tetapi setiap saat ada suasana saling memperhatikan, saling menasihati, mendoakan, menolong orang yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan/sekolah/ keuangan, saling mengunjungi yang sakit/lemah, menolong keluarga yang mengalami kematian, dll.
2. Penelaahan Alkitab yang sistematis di rumah. Tetapi orang dapat makin mengenal Firman Allah, mendiskusikannya, saling berbagi berkat dan pengalaman. Pembahasan selalu terarah karena semua bahan untuk tidak kelompok sama.
Baca Juga: 3 Tugas Utama Gereja Kristus
3. Kesempatan untuk melibatkan diri dalam penginjilan secara langsung. Jemaat dapat saling mengundang tetangganya yang belum menerima Kristus untuk mengikut persekutuan ini sehingga kelompok kecil merupakan kunci penginjilan yang efektif.
4. Doa khusus untuk keperluan anggota dan mengizinkan karunia Roh bekerja. Sering kali orang merasa malu atau ragu-ragu untuk mengungkapkan isi hatinya dalam pertemuan umum. Tapi di antara teman-teman dalam suasana kekeluargaan yang akrab, akan lebih mudah untuk berdoa dan berserah kepada Roh Kudus.
5. Jemaat diberi kesempatan untuk mengembangkan talenta dan karunia rohani dalam pelayanan sehingga terciptalah pertumbuhan dan kedewasaan rohani.
4. Doa khusus untuk keperluan anggota dan mengizinkan karunia Roh bekerja. Sering kali orang merasa malu atau ragu-ragu untuk mengungkapkan isi hatinya dalam pertemuan umum. Tapi di antara teman-teman dalam suasana kekeluargaan yang akrab, akan lebih mudah untuk berdoa dan berserah kepada Roh Kudus.
5. Jemaat diberi kesempatan untuk mengembangkan talenta dan karunia rohani dalam pelayanan sehingga terciptalah pertumbuhan dan kedewasaan rohani.