3 TUGAS UTAMA GEREJA KRISTUS
Yesus Kristus membangun sidang-Nya sebagai alat untuk melaksanakan pekerjaan-Nya di dunia. Secara garis besar gereja dipanggil untuk melaksanakan tiga tugas utamanya yakni: tugas kepada Allah, tugas kepada dunia, dan tugas kepada anggota jemaat sendiri.
I. TUGAS KEPADA ALLAH
1. Liturgia (Penyembahan, Ibadah)
Tugas jemaat kepada Allah ialah memelihara hubungan erat dengan Allah, memuliakan Dia di tengah dunia, dengan menyembah-Nya. Allah mencari penyembah sejati yang menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:23-24).
Faktor terpenting dalam ibadah bukanlah soal tempat, melainkan soal sikap hati seseorang. Penyembahan yang benar ialah memusatkan hati kepada Allah dan menyatakan kasih kita kepada Allah. Ini berati tidak memikirkan kebutuhan sendiri maupun berkat-berkat yang Tuhan berikan, tetapi memikirkan pribadi Allah sendiri. Penyembahan dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata “proskuneo” arti harfiahnya adalah mencium tangan. Ini berbicara tentang penghormatan serta kemesraan yang dalam kepada Allah.
Ibadah adalah cara yang paling jelas bagi gereja untuk memenuhi tujuannya yakni menghormati Allah. Fungsi ini merupakan teladan dari Alkitab sendiri. Ungkapan tentang ibadah yang terindah adalah di dalam kitab Mazmur, yang merupakan kumpulan nyanyian rohani Perjanjian Lama. Gereja berfungsi seperti kelompok imam yang mempersembahkan kurban syukur kepada Allah (Ibrani 13:15; 1Petrus 2:5).
Ibadah meliputi seluruh segi hidup kita, tidak terikat oleh tempat dan situasi dan kondisi. Penyembahan sejati mencakup: mempersembahkan diri dan tubuh kepada Tuhan (Roma 12:1). Kita harus mempersembahkan diri atau menyembah kepada Tuhan dulu (2Korintus 8:5), baru kemudian mempersembahkan harta kepada Tuhan (1Korintus 16:2). Ingatlah Tuhan adalah pemilik mutlak atas hidup kita (2Korintus 9:7).
Unsur-unsur dalam ibadah meliputi: (1) Puji-pujian, yaitu pegagungan kepada Allah; (2) Firman Allah merupakan unsur yang paling utama dalam ibadah yakni memprioritaskan pembacaan dan penjelasan Firman Tuhan (Kolose 4:16; 1Tesalonika 5:27; Kisah Para Rasul 2:42-43; 6:2); (3) Persembahan, unsur ini merupakan warisan dari Perjanjian Lama di mana setiap ibadah diharuskan membawa persembahan kepada Tuhan (Keluaran 14:20; Imamat 27:30; 1Tawarikh 29:6-7) yang diterapkan juga dalam Perjanjian Baru (1Korintus 16:1-4); (4) Upacara Gereja yaitu Baptisan dan Perjamuan Kudus.
Ada tiga ciri utama yang mencirikan ibadah Kristen.
Pertama, Kristus yang hidup hadir di tengah-tengah jemaat-Nya. Ini tidak ada padanannya dalam agama lain. Orang berkumpul bukan hanya untuk mengingat saja, tetapi untuk merayakan kehadiran Tuhan, untuk bersukacita sebab Tuhan sudah menang dan untuk berjumpa dengan dia dalam Roh melalui Firman (Mat. 18:20; 28:20).
Kedua, Roh Kudus memberi kuasa untuk beribadah (Yohanes 4:24; Filipi 3:3). Ia menciptakan realitas (1Korintus 12:3), membatasi dan mengatur (1Korintus 14:32-33, 40), mengilhamkan doa (Rm. 8:26), menggerakkan puji-pujian dan syukur (Efesus 5:18-19), mengantar kepada kebenaran (1Korintus 2:10-13), memberikan karunia-karunia-Nya (Roma 12:4-8) dan menginsafkan orang tidak percaya (Yohanes 16:8; 1Korintus 14:24-25).
Ketiga, suasana kasih dalam persekutuan meliputi jemaat. Ibadah Kristen mula-mula ditandai oleh perhatian mendalam terhadap sesama dan partisipasi sungguh-sungguh dalam pertemuan jemaat (Kis. 2:42-47). Hal ini khusus dinyatakan dalam bentuk perhatian untuk saling memberi semangat dan bertumbuh dalam Kristus (Efesus 4:12-16).
II. TUGAS TERHADAP DUNIA
2. Marturia (Penginjilan atau Kesaksian)
Ada banyak tugas panggilan gereja, namun yang terutama sekali adalah memproklamasikan Injil ke seluruh dunia sesuai dengan Amanat Agung Kristus: “Pergilah… jadikanlah…” (Matius 28:19). Kristus telah memberikan teladan yang harus diikuti (Lukas 19:10) kesaksian adalah tugas seluruh jemaat Kristus. Jemaat yang melalaikan tugasnya untuk menginjil akan segera kering, tandus dan mati.
Sebaliknya yang menginjil dan bersaksi akan sehat dan hidup. Penginjilan ini adalah tugas seluruh anggota jemaat, bukan tugas khusus bagi gembala atau penginjil saja (Kis 8:1, 4). Menginjil adalah bercerita kepada orang lain tentang kasih Tuhan yang menyelamatkan. Bersaksi adalah menceritakan apa yang telah dialami oleh pribadi orang Kristen dalam hubungannya dengan kehidupan yang telah diubahkan oleh Kristus. Hal ini merupakan iklan atau promosi penginjilan, tanpa kata kepada dunia yang terhilang ini.
Jika orang Kristen ingin agar orang berdosa datang kepada Kristus, maka orang Kristen harus datang kepada orang berdosa dan bercerita tentang Kristus. Jadilah gereja yang misioner, yang tidak dibatasi oleh tembok gereja. Kita tidak dapat membawa segenap dunia kepada Kristus, tetapi kita harus membawa Kristus kepada Dunia! Ini tidak mudah, tetapi bagaimanapun juga, ini tugas jemaat Kristus kepada dunia.
III. TUGAS KE DALAM GEREJA ITU SENDIRI
3. Koinonia (Persekutuan, Kis. 2:42; 4:23; Ibrani 10:24-25)
Persekutuan berhubungan erat dengan gereja yang memuliakan Allah: “terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah” (Roma 15:7). Kalau orang Kristen hidup bersama dalam persekutuan sejati, Allah dimegahkan. Koinonia pada dasarnya berarti bersamasama menerima bagian dalam sesuatu: penekanannya agak berbeda dengan pengertian persekutuan akhir-akhir ini, yakni saling bersahabat. Namun kedua hal ini pada akhirnya tidak terpisah artinya, karena saling berpartisipasi yang meliputi saling bersahabat.
Persekutuan umat Allah dialaskan pada partisipasi bersama dalam kehidupan Allah (1Yohanes 1:3,7). Ini adalah ciri khas gereja sejak semula (2Tesalonika 1:3). Namun persekutuan Perjanjian Baru tidaklah tanpa diskriminasi; persekutuan dapat ditarik kembali dalam kelakuan yang sangat tidak pantas (1Korintus 5:4-5; 2Tesalonika 3:14) dan tidak meliputi mereka yang menyangkal ajaran para Rasul (Kis. 2:42; Galatia 1:8-9).
Ungkapan mendasarnya adalah agape, kasih yang memberikan diri untuk sesamanya (1Kor. 13; 1Yohanes 3:16), yang oleh Yesus disebut sebagai ciri yang membedakan persekutuan baru (Yohanes 13:34-35) dan akan membawa dunia kepada iman oleh beritanya (Yohanes 17:23).
Gereja harus memelihara persekutuan yang sudah dikaruniakan oleh Tuhan. Persekutuan mencakup kebaktian di gereja maupun di rumah tangga, dalam kunjungan, doa, saling menasihati dan melayani. Persekutuan diperlukan untuk dapat menjadi satu dalam pengakuan iman, menjadi satu gerak dalam pelayanan.
Untuk pemeliharaan hidup persekutuan iman, gereja melaksanakan pelayanan sakramen yakni Baptisan Air dan Perjamuan Kudus.
4. Didaskalia (Pengajaran Firman, Kis. 2:42; Efesus 4:12-16)
Para anggota jemaat harus bertumbuh mengenai firman Allah secara mendalam. Gereja setempat harus berfungsi sebagai sekolah Alkitab praktis, yang membawa orang percaya kepada kedewasaan rohani. Pengajaran firman ini bertujuan agar orang Kristen bertingkah laku seperti orang layaknya orang Kristen, yang melakukan kehendak Allah (Matius 28:19-20).
5. Diakonia (Pelayanan kasih, Yohanes 21:17)
Orang-orang Kristen adalah orang-orang yang telah menerima berkat dan belas kasihan Tuhan. Oleh karena itu gereja wajib mendidik warganya untuk tahu berterima kasih. Rasa terima kasih ini diwujudkan dengan melakukan perbuatan baik (Efesus 2:10; Galatia 6:2, 10). “. . . mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka” (Yakobus 1:27). Jemaat harus memperhatikan kebutuhan orang yang berkekurangan (Matius 25:31-46; Kisah Para Rasul 6:1-6; 2Korintus 8:1-15; 1Timotius 5:3-6).
Pelayanan kasih atau diakonia dilaksanakan untuk mewujudkan kasih Allah secara nyata bagi dunia atau jemaat yang miskin. Inilah tugas dan panggilan gereja untuk dilaksanakan. Kasih yang bertindak (love in action) didasari oleh iman Kristen yang dihayati, akan merupakan bukti ketaatan Kristen terhadap Tuhan yang telah mengutus-Nya.
Pelayanan kasih adalah cara untuk memuliakan Allah (1Petrus 2:12). Melayani sendiri adalah bentuk teladan dari Tuhan Yesus di mana Dia datang bukan sebagai pemerintah tetapi sebagai pelayan: “Anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (Markus 10:45). Pelayanan gereja pertama-tama ditujukan kepada mereka yang tercakup dalam persaudaraan seiman (Galatia 6:10).
Namun pelayanan Yesus yang paling utama adalah melayani musuh-musuh-Nya (Roma 5:6-8). Karena itu gereja harus memuliakan Tuhan dengan bertindak sebagai garam dan terang dalam masyarakat (Matius 5:16), dengan cara menunjukkan kepedulian dan pelayanan kasih kepada mereka.
Gereja tidak bisa bertumbuh hanya karena satu faktor. Misalnya doa, meskipun ini sangat penting, namun bukanlah satu-satunya kunci untuk pelayanan yang berhasil. Demikian juga halnya dengan kelompok sel, pujian dsb. Gereja akan berkembang kalau kita melakukan semua aspek dari tugas gereja secara seimbang.
Baca Juga: 6 Gambaran Gereja Kristus
I. TUGAS KEPADA ALLAH
1. Liturgia (Penyembahan, Ibadah)
Tugas jemaat kepada Allah ialah memelihara hubungan erat dengan Allah, memuliakan Dia di tengah dunia, dengan menyembah-Nya. Allah mencari penyembah sejati yang menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:23-24).
Faktor terpenting dalam ibadah bukanlah soal tempat, melainkan soal sikap hati seseorang. Penyembahan yang benar ialah memusatkan hati kepada Allah dan menyatakan kasih kita kepada Allah. Ini berati tidak memikirkan kebutuhan sendiri maupun berkat-berkat yang Tuhan berikan, tetapi memikirkan pribadi Allah sendiri. Penyembahan dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata “proskuneo” arti harfiahnya adalah mencium tangan. Ini berbicara tentang penghormatan serta kemesraan yang dalam kepada Allah.
Ibadah adalah cara yang paling jelas bagi gereja untuk memenuhi tujuannya yakni menghormati Allah. Fungsi ini merupakan teladan dari Alkitab sendiri. Ungkapan tentang ibadah yang terindah adalah di dalam kitab Mazmur, yang merupakan kumpulan nyanyian rohani Perjanjian Lama. Gereja berfungsi seperti kelompok imam yang mempersembahkan kurban syukur kepada Allah (Ibrani 13:15; 1Petrus 2:5).
Ibadah meliputi seluruh segi hidup kita, tidak terikat oleh tempat dan situasi dan kondisi. Penyembahan sejati mencakup: mempersembahkan diri dan tubuh kepada Tuhan (Roma 12:1). Kita harus mempersembahkan diri atau menyembah kepada Tuhan dulu (2Korintus 8:5), baru kemudian mempersembahkan harta kepada Tuhan (1Korintus 16:2). Ingatlah Tuhan adalah pemilik mutlak atas hidup kita (2Korintus 9:7).
Unsur-unsur dalam ibadah meliputi: (1) Puji-pujian, yaitu pegagungan kepada Allah; (2) Firman Allah merupakan unsur yang paling utama dalam ibadah yakni memprioritaskan pembacaan dan penjelasan Firman Tuhan (Kolose 4:16; 1Tesalonika 5:27; Kisah Para Rasul 2:42-43; 6:2); (3) Persembahan, unsur ini merupakan warisan dari Perjanjian Lama di mana setiap ibadah diharuskan membawa persembahan kepada Tuhan (Keluaran 14:20; Imamat 27:30; 1Tawarikh 29:6-7) yang diterapkan juga dalam Perjanjian Baru (1Korintus 16:1-4); (4) Upacara Gereja yaitu Baptisan dan Perjamuan Kudus.
Ada tiga ciri utama yang mencirikan ibadah Kristen.
Pertama, Kristus yang hidup hadir di tengah-tengah jemaat-Nya. Ini tidak ada padanannya dalam agama lain. Orang berkumpul bukan hanya untuk mengingat saja, tetapi untuk merayakan kehadiran Tuhan, untuk bersukacita sebab Tuhan sudah menang dan untuk berjumpa dengan dia dalam Roh melalui Firman (Mat. 18:20; 28:20).
Kedua, Roh Kudus memberi kuasa untuk beribadah (Yohanes 4:24; Filipi 3:3). Ia menciptakan realitas (1Korintus 12:3), membatasi dan mengatur (1Korintus 14:32-33, 40), mengilhamkan doa (Rm. 8:26), menggerakkan puji-pujian dan syukur (Efesus 5:18-19), mengantar kepada kebenaran (1Korintus 2:10-13), memberikan karunia-karunia-Nya (Roma 12:4-8) dan menginsafkan orang tidak percaya (Yohanes 16:8; 1Korintus 14:24-25).
Ketiga, suasana kasih dalam persekutuan meliputi jemaat. Ibadah Kristen mula-mula ditandai oleh perhatian mendalam terhadap sesama dan partisipasi sungguh-sungguh dalam pertemuan jemaat (Kis. 2:42-47). Hal ini khusus dinyatakan dalam bentuk perhatian untuk saling memberi semangat dan bertumbuh dalam Kristus (Efesus 4:12-16).
II. TUGAS TERHADAP DUNIA
2. Marturia (Penginjilan atau Kesaksian)
Ada banyak tugas panggilan gereja, namun yang terutama sekali adalah memproklamasikan Injil ke seluruh dunia sesuai dengan Amanat Agung Kristus: “Pergilah… jadikanlah…” (Matius 28:19). Kristus telah memberikan teladan yang harus diikuti (Lukas 19:10) kesaksian adalah tugas seluruh jemaat Kristus. Jemaat yang melalaikan tugasnya untuk menginjil akan segera kering, tandus dan mati.
Sebaliknya yang menginjil dan bersaksi akan sehat dan hidup. Penginjilan ini adalah tugas seluruh anggota jemaat, bukan tugas khusus bagi gembala atau penginjil saja (Kis 8:1, 4). Menginjil adalah bercerita kepada orang lain tentang kasih Tuhan yang menyelamatkan. Bersaksi adalah menceritakan apa yang telah dialami oleh pribadi orang Kristen dalam hubungannya dengan kehidupan yang telah diubahkan oleh Kristus. Hal ini merupakan iklan atau promosi penginjilan, tanpa kata kepada dunia yang terhilang ini.
Jika orang Kristen ingin agar orang berdosa datang kepada Kristus, maka orang Kristen harus datang kepada orang berdosa dan bercerita tentang Kristus. Jadilah gereja yang misioner, yang tidak dibatasi oleh tembok gereja. Kita tidak dapat membawa segenap dunia kepada Kristus, tetapi kita harus membawa Kristus kepada Dunia! Ini tidak mudah, tetapi bagaimanapun juga, ini tugas jemaat Kristus kepada dunia.
III. TUGAS KE DALAM GEREJA ITU SENDIRI
3. Koinonia (Persekutuan, Kis. 2:42; 4:23; Ibrani 10:24-25)
Persekutuan berhubungan erat dengan gereja yang memuliakan Allah: “terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah” (Roma 15:7). Kalau orang Kristen hidup bersama dalam persekutuan sejati, Allah dimegahkan. Koinonia pada dasarnya berarti bersamasama menerima bagian dalam sesuatu: penekanannya agak berbeda dengan pengertian persekutuan akhir-akhir ini, yakni saling bersahabat. Namun kedua hal ini pada akhirnya tidak terpisah artinya, karena saling berpartisipasi yang meliputi saling bersahabat.
Persekutuan umat Allah dialaskan pada partisipasi bersama dalam kehidupan Allah (1Yohanes 1:3,7). Ini adalah ciri khas gereja sejak semula (2Tesalonika 1:3). Namun persekutuan Perjanjian Baru tidaklah tanpa diskriminasi; persekutuan dapat ditarik kembali dalam kelakuan yang sangat tidak pantas (1Korintus 5:4-5; 2Tesalonika 3:14) dan tidak meliputi mereka yang menyangkal ajaran para Rasul (Kis. 2:42; Galatia 1:8-9).
Ungkapan mendasarnya adalah agape, kasih yang memberikan diri untuk sesamanya (1Kor. 13; 1Yohanes 3:16), yang oleh Yesus disebut sebagai ciri yang membedakan persekutuan baru (Yohanes 13:34-35) dan akan membawa dunia kepada iman oleh beritanya (Yohanes 17:23).
Gereja harus memelihara persekutuan yang sudah dikaruniakan oleh Tuhan. Persekutuan mencakup kebaktian di gereja maupun di rumah tangga, dalam kunjungan, doa, saling menasihati dan melayani. Persekutuan diperlukan untuk dapat menjadi satu dalam pengakuan iman, menjadi satu gerak dalam pelayanan.
Untuk pemeliharaan hidup persekutuan iman, gereja melaksanakan pelayanan sakramen yakni Baptisan Air dan Perjamuan Kudus.
4. Didaskalia (Pengajaran Firman, Kis. 2:42; Efesus 4:12-16)
Para anggota jemaat harus bertumbuh mengenai firman Allah secara mendalam. Gereja setempat harus berfungsi sebagai sekolah Alkitab praktis, yang membawa orang percaya kepada kedewasaan rohani. Pengajaran firman ini bertujuan agar orang Kristen bertingkah laku seperti orang layaknya orang Kristen, yang melakukan kehendak Allah (Matius 28:19-20).
5. Diakonia (Pelayanan kasih, Yohanes 21:17)
Orang-orang Kristen adalah orang-orang yang telah menerima berkat dan belas kasihan Tuhan. Oleh karena itu gereja wajib mendidik warganya untuk tahu berterima kasih. Rasa terima kasih ini diwujudkan dengan melakukan perbuatan baik (Efesus 2:10; Galatia 6:2, 10). “. . . mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka” (Yakobus 1:27). Jemaat harus memperhatikan kebutuhan orang yang berkekurangan (Matius 25:31-46; Kisah Para Rasul 6:1-6; 2Korintus 8:1-15; 1Timotius 5:3-6).
Pelayanan kasih atau diakonia dilaksanakan untuk mewujudkan kasih Allah secara nyata bagi dunia atau jemaat yang miskin. Inilah tugas dan panggilan gereja untuk dilaksanakan. Kasih yang bertindak (love in action) didasari oleh iman Kristen yang dihayati, akan merupakan bukti ketaatan Kristen terhadap Tuhan yang telah mengutus-Nya.
Pelayanan kasih adalah cara untuk memuliakan Allah (1Petrus 2:12). Melayani sendiri adalah bentuk teladan dari Tuhan Yesus di mana Dia datang bukan sebagai pemerintah tetapi sebagai pelayan: “Anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (Markus 10:45). Pelayanan gereja pertama-tama ditujukan kepada mereka yang tercakup dalam persaudaraan seiman (Galatia 6:10).
Namun pelayanan Yesus yang paling utama adalah melayani musuh-musuh-Nya (Roma 5:6-8). Karena itu gereja harus memuliakan Tuhan dengan bertindak sebagai garam dan terang dalam masyarakat (Matius 5:16), dengan cara menunjukkan kepedulian dan pelayanan kasih kepada mereka.
Gereja tidak bisa bertumbuh hanya karena satu faktor. Misalnya doa, meskipun ini sangat penting, namun bukanlah satu-satunya kunci untuk pelayanan yang berhasil. Demikian juga halnya dengan kelompok sel, pujian dsb. Gereja akan berkembang kalau kita melakukan semua aspek dari tugas gereja secara seimbang.
Baca Juga: 6 Gambaran Gereja Kristus
Bila kita perhatikan, ada gereja yang menekankan pentingnya doa, pujian dan penyembahan (aspek liturgia). Itu baik, tapi belum lengkap. Ada juga yang hanya menekankan pelayanan sosial, “social gospel” (aspek diakonia), yang lain menekankan penginjilan dan memenangkan jiwa (aspek marturia). Yang lain lagi menekankan pentingnya kelompok sel dan persekutuan dengan saudara seiman (aspek koinonia), ada pula yang sangat menekankan pengajaran (pemuridan): ada berbagai program PA, SOM yang diadakan di jemaat itu (aspek didaskalia). Namun gereja yang sehat adalah gereja yang menekankan kelima hal itu secara seimbang.
Kelima tugas gereja ini selaras dengan perkataan Yesus sendiri yang dikenal sebagai Hukum Agung dan Amanat Agung. Hukum Agung (Matius 22:37-39) berbunyi: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu (liturgia), . . . Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (diakonia). Amanat Agung (Matius 28:19- 20) berbunyi: Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku (marturia), dan baptislah mereka (koinonia), . . . dan ajarlah mereka (didaskalia). Dengan demikian Komitmen Agung terhadap Hukum Agung dan Amanat Agung akan menghasilkan Gereja yang Agung”.
Kelima tugas gereja ini selaras dengan perkataan Yesus sendiri yang dikenal sebagai Hukum Agung dan Amanat Agung. Hukum Agung (Matius 22:37-39) berbunyi: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu (liturgia), . . . Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (diakonia). Amanat Agung (Matius 28:19- 20) berbunyi: Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku (marturia), dan baptislah mereka (koinonia), . . . dan ajarlah mereka (didaskalia). Dengan demikian Komitmen Agung terhadap Hukum Agung dan Amanat Agung akan menghasilkan Gereja yang Agung”.