6 GAMBARAN GEREJA KRISTUS

Gereja itu sungguh unik, sebab itu dalam Alkitab menggunakan bermacam-macam gambaran atau ilustrasi agar umat Kristus dapat memahami dengan jelas hakekat dan fungsi gereja itu. 
6 GAMBARAN GEREJA KRISTUS
otomotif, gadget
6 (enam) gambaran tentang gereja Kristus, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. GEREJA SEBAGAI TUBUH KRISTUS


Gereja digambarkan sebagai Tubuh Kristus (1Korintus 12:12-13; Efesus 1:22-23; Kolose1:18, 24), khususnya dalam surat Efesus dan Kolose dengan maksud untuk menekankan hubungan antara gereja dengan Kristus, seperti tubuh dan kepala. Paling sedikit ada 3 makna yang terkandung dalam gambaran tersebut, yakni:

1. Kristus sudah begitu menyatu dengan gereja-Nya, tidak mungkin memisahkan Kristus dan Gereja-Nya. Menganiaya gereja berarti menganiaya Kristus sendiri; menyambut gereja berarti menyambut Kristus (Matius 10:40; Kisah Para Rasul 9:4).

2. Gereja merupakan penjelmaan yang tampak dari Yesus Kristus di atas bumi.

Gereja adalah tubuh duniawi dari Tuhan yang surgawi itu. Karena Kristus kini tidak lagi berada di dunia dalam suatu bentuk yang kelihatan, maka tubuh-Nya seharusnya dapat menyatakan siapakah Kristus itu (Kolose 1:27).

3. Karena gereja adalah tubuh, ia tidak dapat hidup tanpa Kepala yang adalah Kristus sendiri. Tubuh bergantung sepenuhnya kepada kepala tersebut. Ini berarti gereja takluk dan diperintah oleh Kristus, Sang Kepala itu. Gereja tidak boleh bertindak seolah-olah berdiri sendiri dan tidak boleh memerintah diri sendiri. Gereja harus diperintah oleh Kristus.

Tetapi waktu Rasul Paulus menyebut gereja sebagai Tubuh Kristus dalam 1 Korintus dan Roma, Paulus menekankan aspek lain dari Tubuh Kristus itu, yaitu persekutuan dengan sesama umat yang ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus. Setiap bagian atau anggota tubuh Kristus mempunyai suatu fungsi dan kesanggupan yang spesifik. Setiap anggota adalah penting tidak peduli bagaimanapun kelihatannya dia. 

Setiap orang yang telah menjadi bagian Tubuh Kristus pastilah berguna. Ia harus mengerti apa panggilannya dan apa tujuan hidupnya. Tubuh adalah suatu kesatuan dimana masing-masing bagian saling bergantung dan tidak dapat hidup sendiri. Sama seperti mata tidak dapat berfungsi dengan tepat kalau terpisah dengan tangan atau dengan bagian tubuh lainnya. Tidak ada satu anggota pun dapat berfungsi dengan bebas tanpa memerlukan anggota lain.

Seorang Kristen memerlukan saudara seiman untuk dapat bertumbuh dewasa dalam Kristus. Ini berarti:

1. Semua bagian Tubuh Kristus hendaknya berfungsi pada posisinya masing-masing.

2. Adanya keanekaragaman dalam Tubuh Kristus, bukan untuk dipertentangkan satu dengan yang lain, tetapi justru untuk saling melengkapi. Karena itu semua bagian dari Tubuh Kristus hendaknya merasa saling membutuhkan dan saling menolong untuk pembangunan Tubuh Kristus yang satu ini.

3. Semua bagian dari Tubuh Kristus perlu diorganisir secara rapi dan tertib dalam segala kegiatannya sehingga tidak terjadi kekacauan.

Allah bermaksud untuk memakai seluruh Tubuh Kristus untuk melayani. Sekian tahun lamanya pelayanan itu hanya dilakukan oleh pendeta itu sendiri, sedangkan jemaat hanya duduk menonton. Padahal menurut Alkitab semua anggota jemaat harus melayani bersama. Kini sebagian umat Allah mulai menyadari kekeliruan ini. Sayang mereka kemudian menempuh jalan lain yang akhirnya bahkan menimbulkan lebih banyak kerugian bagi keutuhan gereja, karena mereka kurang mengerti apa yang sebenarnya hendak dilakukan Allah melalui gereja lokal.

Lahirlah persekutuan-persekutuan doa yang sama sekali tidak terikat kepada gereja mana pun, dan tidak mau tunduk lagi kepada tata tertib dan pemerintahan gereja yang digariskan dalam Alkitab. 

Persekutuan-persekutuan itu melayani satu sama lain tetapi mereka tidak mempunyai tujuan dan visi yang jelas. Tidak ada pelayanan ke luar dan tidak ada pengawasan. Cenderung banyak mengabaikan prinsip-prinsip Alkitab mengenai kepemimpinan (leadership) dan ketundukan terhadap Tubuh Kristus setempat. Cara-cara seperti ini juga tidak menghasilkan apa yang dikehendaki Allah untuk Tubuh-Nya. Sering kelompok-kelompok demikian bubar sendiri. Jawaban Allah untuk semua permasalahan ini adalah gereja lokal.

Di dalam jemaat lokal, Allah telah menyediakan jalan supaya pelayanan sebagai suatu tubuh Kristus yang utuh dapat terlaksana. Karena pada waktu kita tunduk kepada garis komando yang ditetapkan Allah, tiap anggota tubuh Kristus akan berfungsi dan melayani sedemikian rupa sehingga rencana Allah tercapai (Efesus 4:11-12).

2. GEREJA SEBAGAI KELUARGA ALLAH

Gereja digambarkan sebagai keluarga Allah (Efesus 2:19), dengan maksud agar dalam kehidupan jemaat hendaknya dapat dirasakan cinta kasih dan kehangatan persaudaraan Kristen. Banyak orang Kristen yang kurang menyadari bahwa hubungan antara sesama anggota tubuh bukanlah hubungan yang formal, tetapi hubungan keluarga, bukan orang asing. Kita telah dipersatukan oleh satu darah yaitu Darah Kristus. Dari situlah kita kenal istilah “sedarah” atau “saudara”. Setiap warga jemaat menjadi saudara, bukan karena ras atau keturunan, tetapi karena iman kepada Kristus.

Jadi semua orang-orang percaya telah menjadi satu keluarga di dalam hubungan dengan Allah karena:

1. Allah adalah Bapa kita (Matius 6:9; 7:11; Galatia 4:6; 8:15)

2. Kita adalah anak-anak-Nya (Yohanes 1:12-13; Roma 8:14, 16; Galatia 4:7)

3. Kita adalah keluarga Allah (Efesus 2:19)

Ada beberapa ciri dan gambaran gereja sebagai keluarga Allah:

• Hubungan dalam keluarga Allah adalah hubungan yang bersifat khusus, tidak hanya secara umum.

• Hubungan yang terjadi menyangkut batin, tidak hanya bersifat lahiriah.

• Hubungan dengan sesama bersifat pribadi.

• Hubungan bukan karena hukum tetapi karena hidup / hubungan darah.

Setiap orang Kristen sejati haruslah bersedia menolong saudara seimannya, apa pun yang terjadi (Galatia 6:2, 10). Kita menolong bukan hanya sekadar karena kita “mau menolong”, tetapi karena kita terikat sebagai sesama anggota keluarga.

Seorang kakak wajib menolong adiknya, seorang ayah mengasihi anaknya, bahkan memberikan nyawanya sekalipun untuk anak tersebut! Mengapa? Sebab mereka terikat sebagai sesama anggota keluarga! Demikian juga kita haruslah saling mengasihi seperti Yesus telah mengasihi kita semua dengan kasih sempurna yaitu kasih dari surga. 

Kristus mengatakan bahwa dunia akan dapat mempercayai Injil jika kita semua saling mengasihi. Kita juga harus belajar menyediakan kebutuhan-kebutuhan orang lain, menjangkau orang miskin, janda dan yatim piatu (Yakobus 1:27).

Teladan hidup inilah yang diberikan oleh jemaat mula-mula (Kisah Para Rasul 4:23-37).

3. GEREJA SEBAGAI KAWANAN DOMBA ALLAH

Dalam 1 Petrus 5:2, Rasul Petrus melukiskan keterikatan antara orang Kristen dan Kristus, seperti sekawanan domba dan gembala. Domba adalah binatang yang lemah dan bodoh. Domba tidak memiliki taring, tanduk, cakar maupun senjata-senjata lainnya untuk mempertahankan diri dari musuh-musuhnya.

Domba juga tidak dapat mengenal jalan bila tidak ada yang memimpinnya. Jadi, domba membutuhkan gembala. Tanpa gembala, domba akan binasa. Seperti itulah gambaran diri kita. Kita adalah domba-domba yang lemah dan bodoh. Kita tidak dapat hidup tanpa dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang Tuhan sendiri tetapkan.

Untuk menjadi domba yang baik kita harus mematuhi 5 hal ini:

1. Domba harus diberi tujuan (visi).

Dalam Yesaya 53:6a, manusia digambarkan seperti domba yang sesat karena mengambil jalan sendiri-sendiri. Jadi kita perlu digembalakan seperti domba (Bilangan 27:15-17), agar tidak tersesat dan binasa (Yeremia 50:6-7) namun dapat diarahkan kepada Tuhan (ay 5).

2. Domba ditempatkan di sebuah kandang dan tetap dalam kawanannya (Yohanes 10:1).

Kandang berbicara tentang perlindungan yang dibuat agar domba tidak mengalami serangan dari musuh-musuhnya. Musuh domba dapat berupa pencuri, perampok, serigala, orang asing maupun gembala upahan. Jadi jemaat harus tergabung dalam sebuah gereja lokal agar mendapat perlindungan rohani dari ajaran-ajaran yang menyesatkan (Kisah Para Rasul 20:28-30; Efesus 4:14). Adalah sangat berbahaya bagi orang Kristen untuk meninggalkan perhimpunan orang-orang kudus.

3. Domba harus dipimpin gembala.

Yesus Kristus adalah Gembala Agung kita (Yohanes 10:11; 1Petrus 5:4). Setelah Yesus naik ke surga tugas penggembalaan diserahkan kepada para hamba-Nya (Kis. 20:28), yakni para penatua sidang jemaat. Gembala selalu berjalan di depan untuk ditaati dan diteladani oleh domba-dombanya (Ibrani 13:7).

4. Domba harus patuh kepada gembala (Ibrani 13:7).

Kita harus taat dan tunduk kepada pimpinan gembala, karena ia bertanggung jawab atas keselamatan jiwa dombanya. Bila domba taat, maka gembala akan melakukan tugasnya dengan gembira. Bila gembala tidak gembira maka domba jugalah yang mengalami kerugian.

5. Domba harus memberi bulunya (Ulangan 18:4).

Guntingan bulu domba yang pertama harus dipersembahkan kepada Tuhan melalui imam-imam Lewi. Sebagai domba Tuhan kita harus berjanji untuk memberikan talenta, uang, waktu bahkan hidup kita kepada Tuhan.

4. GEREJA SEBAGAI RUMAH ALLAH

Gereja digambarkan sebagai rumah Allah (1Korintus 3:9; Efesus 2:19-22; Petrus 2:5).

Rumah itu dibangun dengan batu-batu, yang dulu terlepas dan tersebar di ladang tapi yang dicari dan dikumpulkan lalu disusun dengan baik, batu di atas batu secara rapi tersusun, saling melekat dengan semen, sampai rumah itu berdiri dengan kuat.

Batu-batu yang sekadar ditumpuk menjadi sebuah timbunan batu tidak dapat disebut sebuah rumah. Rumah merupakan suatu himpunan dari batu-batu yang disusun dan terikat menjadi satu. Ini berarti: Jemaat harus menjadi seperti rumah yang kuat, yang anggotanya saling terikat secara rapi, tersusun dengan kasih persaudaraan.

Ciri yang bukan rumah Tuhan antara lain: Lepas (bebas), orang asing, dibiarkan, berantakan (kacau), hanya kebaktian. Sedangkan ciri jemaat sebagai rumah Tuhan antara lain: Tertanam, keluarga, dibangun atas dasar pengajaran rasul dan nabi, berfungsi (rapi tersusun), terlibat dalam kelompok kecil.

5. GEREJA SEBAGAI MEMPELAI WANITA KRISTUS

Alkitab melukiskan bahwa Tuhan Yesus adalah mempelai laki-laki (Matius 19:5; Yohanes 3:29) dan gereja-Nya adalah mempelai wanita (Efesus 5:31-33). Allah berjanji bahwa akan ada ‘perkawinan’ antara Tuhan Yesus dan gereja-Nya (Roma 7:4;2Korintus 11:2). Gambaran ini melukiskan beberapa aspek mengenai gereja:

1. Gereja adalah umat yang dikasihi Kristus. Untuk jemaat-Nya itulah Kristus rela mengorbankan diri-Nya.

2. Jemaat adalah umat yang memperoleh anugerah, karena dipilih oleh Kristus sekalipun mempunyai banyak kekurangan dan cacat cela. Kristus telah melayakkan mereka menjadi pengantin-Nya.

3. Gereja Tuhan dituntut agar mengasihi Kristus dan mempunyai hubungan yang akrab dengan Kristus (Matius 22:37). Jemaat diwajibkan memelihara kesetiaannya kepada Kristus.

Baca Juga: Gereja Sejati: Arti Dan Karakteristik

4. Jemaat tidak diperkenankan untuk membagi kasihnya selain kepada Kristus.

5. Jemaat akan dijemput Kristus dengan sukacita dan akan disambut dalam kerajaan Surga (Wahyu 19:7-8).

6. GEREJA SEBAGAI PRAJURIT KRISTUS

Setiap orang percaya adalah prajurit Kristus yang harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah untuk bergumul melawan si jahat (Efesus 6:10-18).

Musuh kita adalah hawa nafsu daging, perkara dunia, dan iblis (Efesus 2:1-3). Kita harus menjadi prajurit Kristus yang baik (2Timotius 2:3-4). Prajurit yang baik adalah prajurit yang militan, maksudnya memiliki komitmen untuk hidup sepenuhnya bagi Kristus.

Menjadikan Kristus sebagai Tuhan, Raja, Penguasa atas seluruh segi kehidupan seseorang, sehingga dapat dipakai sebagai senjata kebenaran (Roma 6:13). Kristus adalah panglima yang telah menang, karena itu walaupun peperangan rohani sangat berat, kalau kita taat, Tuhan memberi kemenangan (Roma 8:37). -Dr. Joseph Christ Santo, M.Th.
Next Post Previous Post