ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN ROHANI

Pdt. DR. Stephen Tong.

ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN

VII; ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN ROHANI

Pada bagian yang terakhir ini kita akan membicarakan hubungan antara orang yang dipenuhi Roh Kudus dengan Doa dan Kebangunan Rohani.
ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN ROHANI
1.Doa Berkait dengan Kebangunan

Sebelum Tuhan Yesus lahir di dunia, Allah telah menyediakan seorang wanita yang siang malam berdoa untuk itu. Wanita itu sudah berumur 84 tahun. Akhirnya, sebelum meninggal ia sempat menyaksikan kelahiran Tuhan Yesus. Selain itu, Allah juga menyediakan seorang yang bernama Simeon, yang berada di Bait Allah ketika Yesus disunat pada hari yang kedelapan. Pertama kali anak Allah mengalirkan darah-Nya di dalam dunia bukan di atas kayu salib, tetapi tiga puluh tiga setengah tahun sebelumnya. 

Dia mengalirkan darah bagi Saudara dan saya pada waktu Dia disunat, karena dia harus mentaati semua tuntutan Hukum Taurat. Ketika Yesus disunat pada hari yang kedelapan, Maria dan Yusuf mempersembahkan korban di bait Allah. Simeon menggendong Yesus yang masih bayi itu sambil berkata, “ Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu” (Lukas 2:25-30). Telah lama dia merindukan hal itu, sampai Tuhan memberinya kesempatan untuk menyaksikan apa yang dia rindukan.

Terkadang kebangunan terjadi setelah orang yang mendoakan meninggal, tetapi adakalanya kebangunan terjadi sebelum dia meninggal. Berbahagialah orang yang masih sempat menyaksikan kebangunan itu terjadi. Tetapi kalau tidak sempat pun tidak apa-apa, karena setelah matipun masih bisa menyaksikan. Kecuali dia yang mati di dalam dosa. Kalau demikian, mungkinkah tanpa gerakan Tuhan seorang bisa berdoa untuk kebangunan? Jawabnya: tidak. Kalau kita merasa perlu ada kebangunan dan kita mulai berdoa bagi hal tersebut, berarti Roh Kudus telah memberikan pengertian dan menggerakkan kita berdoa.

2. Doa Sejati Awal Kebangunan Sejati

Apakah kebangunan terjadi karena doa manusia? Kebangunan adalah anugerah Tuhan, maka bukan karena kita berdoa lalu Tuhan mengadakan kebangunan, dan bila kita tidak berdoa maka Tuhan tidak mengadakan kebangunan. Kalau demikian, bukankan ini merupakan pernyataan yang bersifat kontradiktif? Bukankan sejarah bungkam dan tidak pernah mencatat kebangunan yang tidak dimulai dengan doa? Berarti kita berdoa dulu, baru kebangunan terjadi. Kalau begitu bukankah doa yang mengakibatkan kebangunan? Berdoa dulu, baru terjadi kebangunan, kalau tidak berdoa berarti akan terjadi kebangunan. Secara urutan waktu dan secara tertulis memang betul, berdoa dahulu baru terjadi kebangunan. Jadi, bukankah kebangunan merupakan hasil doa kita? Kita memberi perintah kepada Allah, dan Allah mentaatinya? Tidak. Karena doa yang benar sudah merupakan permulaan dari kebangunan yang sesungguhmya. Artinya, anugerah Tuhan selalu mendahului reaksi manusia.

Kalimat “karena saya berdoa, maka Allah memberikan anugrah kepada saya,” sepintas lalu kedengarannya benar. Namun jika kalimat tersebut dibalik, “ karena saya tidak berdoa, maka Allah tidak memberikan anugerah-Nya kepada saya,” menjadi kurang benar. Itulah yang diucapkan oleh Agustinus. Lalu dia menyambung lagi dengan kalimat “Karena tanpa anugerah-Mu, saya tidak bisa berdoa, saya bisa menaikkan doa yang benar, yang sesuai dengan kehendak-Mu, adalah karena doa saya sudah disucikan, sudah ditolong oleh-Mu.”

3. Doa Sejati Digerakkan Oleh Roh Kudus


Di dalam Roma 8:26 dicantumkan bahwa Roh Kudus mengetahui dan menolong kita berdoa dengan keluh kesah dalam kalimat yang tidak terkatakan. Doa kita sering salah dan egosentris. Kalau kita sering berdoa dengan cara yang salah, tidak berfokus, tidak mencari kemuliaan kerajaan dan kebenaran Allah terlebih dahulu, selalu menaikkan doa yang membuat Tuhan marah, maka semakin kita berdoa, Tuhan akan semakin jengkel dan semakin membenci kita. Oleh karena itu, doa kita tidak diperkenan Tuhan. Doa kita perlu dikoreksi.

Lalu bagaimana doa kita yang egosentris, yang sering salah, yang tidak berfokus, yang tidak sesuai dengan kehendak Allah itu bisa dikoreksi dan diterima oleh-nya? Untuk tugas itulah, Allah mengirim parakletos. Allah mengirim Penghibur yang agung, yang sekaligus menjadi guru untuk memimpin kita ke dalam kebenaran. Roh Kudus menolong kita berdoa, dengan keluh kesah yang tidak terkatakan. Artinya, Dia menolong kita dengan sabar, bagaikan seorang ibu yang menjaga dan membimbing anaknya yang nakal sekali. Ia diajar, dikoreksi, didoakan dengan keluh kesah. Demikian juga cara yang dipakai Roh Kudus.

Ada orang yang menafsirkan ayat tersebut sebagai doa dalam bahasa roh, di mana Roh Kudus yang berdoa baginya dengan keluh kesah. Bukan! Pengertian ayat ini adalah bahwa permintaan kita yang selalu egosentris, bersalah, tidak berfokus dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan hanya bisa dikoreksi, ditolong dan diberi kekuatan oleh Roh Kudus. Pada waktu kita malas berdoa, pada waktu kita tidak merasa perlu untuk berdoa, pada waktu kita tidak mau berdoa dengan sungguh-sungguh, Roh Kudus lah yang menolong, memberi kekuatan dan dorongan kepada kita, sehingga kita bisa berdoa. Kita minta kepada Tuhan, untuk bisa merendahkan diri di hadapan-Nya, agar doa kita bisa dibenarkan oleh Roh Kudus dan bisa diterima oleh Tuhan.

Bapa di sorga menerima doa kita, karena di tengah-tengah sorga dan manusia terdapat pengantara, yaitu Yesus Kristus, yang sudah mati dan bangkit, yang telah mengalahkan segala penguasa dengan kuasa-Nya. Bapa di sorga menerima Yesus Kristus sebagai Pengantara, sehingga doa kita bisa sampai ke pada Dia, karena doa kita sudah dikoreksi, dibenarkan, ditolong oleh Roh Kudus. Itulah doa.

Doa berarti saya sadar bahwa diri saya hanyalah menusia. Saya menaklukkan diri ke bawah kedaulatan Allah. saya memerlukan Dia, bukan untuk menyombongkan diri atau membanggakan diri, tetapi menjadi sandaran di dalam doa saya. Saya berdoa kepada Bapa di dalam nama Anak melalui pimpinan Roh. Roh Kudus menolong kita berdoa dan memperhalus doa kita, Roh Kudus memberi ketekunan, mengoreksi dan membawa kita ke dalam suasana doa yang sesungguhnya. Itu yang disebut berdoa di dalam Roh.

Jangan berpikir bahwa berdoa di dalam Roh itu adalah doa yang dinaikkan dengan bahasa roh. Karena dengan berpikir begitu berarti kita terlalu berani menafsirkan Alkitab dengan salah. Alkitab berkata, berjalan di dalam Roh, berdoa di dalam Roh, taat didalam Roh, hidup di dalam Roh, melakukan segala sesuatu di dalam Roh, mengapa kita hanya menafsirkan berdoa di dalam Roh, adalah berdoa dengan bahasa Roh? Bagai mana dengan berjalan di dalam Roh, hidup di dalam Roh dan berbuat segala sesuatu di dalam Roh? Adapun maksud berdoa di dalam Roh, hidup di dalam Roh, berkelakuan di dalam Roh, taat pada pimpinan Roh adalah takluk kepada Roh Allah di dalam rohmu, yaitu mengakui akan kedaulatan Roh yang menguasai seluruh keberadaan Saudara, baik pada waktu kau berdoa, bersandar, bertindak, berjalan maupun hidup. Itulah yang disebut “dalam Roh.”

“En Christos” (di dalam Kristus) adalah status hidup yang baru. “en pneuma” (di dalam Roh Kudus) adalah hidup yang baru yang dinaungi dan dipimpin sepenuhnya oleh Roh Kudus. Di dalam Kristus dan di dalam Roh adalah dua hal yang membuat kita berada di dalam Allah. Di sini kita menyaksikan bahwa kasih Allah dicurahkan kepada kita melalui Roh Kudus. Dan kasih yang dari Allah kepada kita itulah yang mengakibatkan kita hidup di dalam Kristus melalui pimpinan Roh. Allah Tritunggal terus bekerja, bersirkulasi dan memberi pengertian tentang Kitab Suci. Biarlah kita mempunyai kestabilan dan keseimbangan.

Jika “berdoa di dalam roh” diartikan doa dengan bahasa roh, apakah “hidup di dalam roh” berarti hidup dengan bahasa roh, dan “berjalan di dalam roh” berarti berjalan dengan bahasa roh atau berjalan tanpa menginjak tanah? Harap kita mengerti dan menafsir firman Tuhan secara lebih bertanggung jawab.

Lalu bagaimana dengan “beribadah di dalam roh”? Ibadah di dalam roh berarti beribadah dengan hati yang sepenuhnya ditaklukkan kepada pimpinan Roh Kudus. Jika seluruh hidup dan kelakuan kita ditaklukkan di bawah tuntunan Roh Kudus, di situ kita dikatakan “berjalan di dalam roh.” Konsep-konsep Alkitab ini sebenarnya sedemikian mudah dimengerti. Meskipun sederhana, tetapi mendalam. Janganlah kita melepas-lepaskannya sehingga menjadi kepingan-kepingan yang artinya menjadi kacau.

Paulus menegaskan bahwa berdoa di dalam roh bukan berarti tidak dengan pengertian. Kerena jika saudara hendak berdoa di dalam roh, saudara juga harus berdoa dengan pengertian. Buka berarti kalau kita mengatakan “roh..., roh,...”, maka kita yang berdoa di dalam roh, tidak lagi memakai pikiran. Paulus berkata, “Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku.” Di dalam roh kita betul-betul taat kepada Tuhan, tetapi pengertian (akal budi) kita tetap bertanggung jawab. Kita perlu senantiasa mempertanyakan apakah yang semua kita taati itu sesuai dengan Alkitab atau tidak. Jangan hanya berdoa di dalam roh, tapi berdoa juga di dalam pengertian (akal budi).

Namun saat ini sudah dibalikkan oleh banyak orang. Ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab mengatakan bahwa jika kita berdoa dengan kalimat-kalimat yang bisa dimengerti, maka orang itu tidak mempunyai Roh. Berdoa di dalam Roh, ialah berdoa dengan tidak memakai kalimat, tidak memakai perngertian. Hal ini jelas sekali membalikkan fokus ajaran Alkitab.

Di Korintus terdapat banyak orang yang menganggap dirinya bisa berdoa dengan bahasa roh, yaitu mereka kira berdoa dengan tidak memakai pengertian. Oleh karena itu, Paulus berkata, “Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku.” Jangan dibalikkan. Orang yang menafsirkan Alkitab dengan sembarangan, yang membalikkan ayat-ayat firman Tuhan, telah menghilangkan makna dan fokus dari ajaran Alkitab itu. Ia harus bertanggung jawab kepada Tuhan.

4. Kebangunan dan Perencanaan Kebangunan

Mungkinkah kebangunan rohani direncanakan dan diprogram oleh manusia? Jawabnya: tidak mungkin. Itulah sebabnya mengerjakan pekerjaan Tuhan itu sulit. Jika kita mengerjakan pekerjaan dunia, akan lebih mudah bagi kita untuk merencanakan sesuatu. Kita bisa memakai manager, management, cara administrasi yang kuat, maka organisasipun akan beres. Tetapi jangan saudara anggap kita bisa mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan memakai cara bank, cara perusahaan, cara dunia, atau cara PBB. Mustahil!

Jika waktu Allah belum sampai, jika kemurahan Allah tidak berada di sana, dan jika kedaulatan Allah belum mengijinkan, sekalipun kita mengerjakan dengan modal keuangan yang banyak, dengan administrasi dan organisasi yang sangat kuat sekalipun, kita tidak akan menyaksikan kebangunan itu terjadi.

Banyak gereja yang sudah 200 tahun tidak bisa mengadakan seminar yang memberi dampak kebangunan yang sejati. Banyak gabungan organisasi Kristen yang kuat tidak bisa menegakkan kebenaran doktrin Alkitab yang diterima oleh ribuan orang di Indonesia. Jika Lembaga Reformed Injili Indonesia (LRII) bisa menggarap seperti ini, dari manakah mulainya? LRII didirikan dengan lutut yang ditekuk di hadapan Tuhan; dengan berdoa. Saya tahu dengan jelas, bahwa dunia sekarang ini memerlukan kebangunan, tapi bilakah waktunya? Saya tidak tahu, saya tidak punya uang, saya tidak minta uang kepada manusia, saya tidak mempunyai kenalan di Jakarta, saya tidak pernah ke rumah siapapun. Yang saya kenal semua adalah mejelis gereja orang lain, saya tidak mau minta uang kepada mereka. Saya hanya mengeluarkan tabungan (US$10.000). – untuk memulai, ada yang mendrop lagi, dan kami menyewa gedung di Jln. Balikpapan untuk memulai STRIJ. Sebenarnya uang itu saya simpan untuk sekolah anak saya. Tapi mereka masih kecil, belum membutuhkan uang itu, maka saya pakai untuk pekerjaan Tuhan. Dengan lutut, dengan air mata dan dengan doa.

Sekalipun banyak gereja membenci saya, saya akan terus mengerjakan apa yang Tuhan gerakkan di dalam hati saya, sampai kehendak Tuhan jadi. Kalau Jakarta merasa tidak memerlukan doktrin seperti ini, saya bisa saja mengajar di kota lain atau negara lain. Terlalu banyak tempat yang bisa saya layani, mereka membuka tangan lebar-lebar, tetapi karena Tuhan menyuruh saya mengerjakannya di Jakarta, saya harus mengerjakannya di sini. Suatu hari, jika saya waktunya sudah tiba, dan Tuhan meninta saya meninggalkan tempat ini, saya akan taat.

Berdoalah kepada Tuhan, apa yang diperlukan akan dipenuhi oleh Tuhan. Apa yang dibangkitkan oleh Tuhan, apa yang dikerjakan Tuhan tidak bisa direncanakan oleh manusia. Kita boleh membuat program kerja, merencanakan mati-matian selama puluhan tahun, tapi kebangunan tetap tidak kunjung tiba. Hanya ketika waktu kebangunan tiba, mungkin sekali saudara tidak siap.

Mungkin selama 70 tahun kota Moskow belum pernah menyaksikan ada 200 pemuda menuju ke depan untuk menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Selama 70 tahun ini gereja boleh saja berdoa, beraksi, berorganisasi, membuat program, tetapi jika Tuhan tidak memberi, kebangunan tidak akan terjadi. Dan kalau Tuhan sudah memberikan kebangunan, tak seorangpun bisa lari.

Kebangunan gereja tidak bisa direncanakan, itulah sebabnya bila ikut dalam pelayanan saya, Saudara akan mengalami kesulitan, karena saya sendiri tidak tahu apa yang mungkin terjadi di hari depan, minggu depan, bulan depan atau tahun depan. Saya hanya taat kepada-Nya dengan peka. Yang ikut saya selalu merasa susah dan mengeluh, karena waktu untuk mengerjakannya selalu terlalu sempit. Tetapi kalau kita taat kepada Tuhan, kita akan merasakan sukacita yang luar biasa besar, yang tidak bisa diganti dengan uang.

Sejak saya mulai melayani pada bulan Januari tahun 1957 sampai sekarang, saya menyaksikan pimpinan Tuhan seperti demikian. Ada orang berkata, “Kalau murid sekolah teologi lain, sejak tamat dan diundang gereja dia sudah tau berapa honor yang akan diterimanya, tetapi kalau merasa ikut pelayanan di sini sulit, tidak mempunyai pegangan untuk hari depan, silahkan tidak usah ikut, karena gerakan Reformed dan kebangunan selalu lain dari rencana manusia.

5. Rindu dan Benci Kebangunan

Mungkinkah orang yang tadinya menunggu-nunggu datangnya kebangunan, pada waktu kebangunan terjadi justru membenci kebangunan itu? Mungkin. Orang Israel berdoa selama beribu-ribu tahun, memohon datangnya Mesias. Tetapi justru orang yang berdoa minta Mesias juga adalah orang yang memaku Mesias di kayu salib. Jangan mengira jikalau orang yang berdoa minta kebangunan pasti senang akan kebangunan. Tidak. Waktu kebangunan tiba, mungkin kita perlu bertobat, perlu dibongkar dosanya, perlu dipermalukan, tetapi kita tidak mau bertobat, sebab itu, orang yang minta Tuhan membangunkan gereja-Nya, waktu kebangunan sejati tiba, mungkin dialah yang paling cepat melarikan diri, menolak dan melawan.

Nabi yang memberitakan firman bisa menjadi nabi yang membangkang terhadap firman. Contohnya, nabi yang diutus ke Niniwe justru menjadi nabi yang membenci dan mengutuk Niniwe, itulah riwayat Yunus. Seharusnya dia senang karena semua bangsa di Niniwe menjadi orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi justru dia tidak ingin hal itu terjadi. Karena dia iri hati tetapi justru dia tidak ingin hal itu terjadi. Karena dia iri hati dan cemburu. Dia merasa bangsanyalah yang paling penting, bangsa lain tidak penting. Karena perasaan seperti itu masih mengikat dia, maka dia tidak bisa menyaksikan kebangunan itu terjadi. Akhirnya Tuhan berkata, “Layaklah engkau marah karena pohon jarak itu” Jawabnya : “Ya, aku marah”.”Adilkah kalau engkau marah kepada Allah?” “Adil.” Allah berkata, “Untuk sebatang pohon yang tidak pernah kau tanam dan layu saja, kau merasa marah, karena kau begitu mencintai pohon itu. Bagaimana tidak Aku akan sayang Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?” Kitab Yunus berhenti sampai di situ. Tidak ada perdebatan lagi. Allah tidak mau berbicara dengan Yunus lagi. Dia harus bertobat.

Diantara semua nabi, saya paling menghormati Yunus, karena dia adalah seorang nabi yang berani menuliskan pergumulan dan segala kebobrokannya untuk dicaci-maki segala zaman. Mungkin orang selalu lebih memikirkan Elia atau Musa sebagai nabi-nabi yang begitu besar. Yunus memang lain, dia adalah satu-satunya nabi yang menuliskan semua perdebatan dan pergumulannya dengan Tuhan, dan segala hal yang kurang baik tentang dirinya, sehingga pada waktu kita membaca kitab Yunus kita merasa jengkel, dan menganggap Yunus sebagai nabi yang tidak baik. Tetapi dari mana kita tahu dia tidak baik? Bukankah dia sendiri yang memberitahukannya kepada kita? Itulah keagungannya.

Marilah kita meninjau kebenaran dari segala segi. Mungkin kita tidak tahu apa yang kita minta: “Tuhan, bangunkanlah gereja-Mu.” Mungkin Tuhan menjawab, “Membangunkan gereja-Ku? Tidak tentu dimulai dari gereja kalian.” Mungkin kebangunan dimulai dari GKI, dari gereja Pantekosta, mungkin sekali dimulai dari gereja yang tidak menyetujuinya. Apa yang dimaksud dengan kebangunan gereja? Gereja yang kudus dan am atau gereja golongan tertentu? Apa yang kita baca di dalam Pengakuan Iman Rasuli adalah, “Aku percaya kepada gereja yang kudus dan am.” Kalau Tuhan memulai kebangunan dari gereja Pantekosta, tidak ada salahnya. Darimana pun Tuhan mau memulainya, itu adalah kedaulatan Allah atas gereja-Nya.

Di kota Minsk, Rusia, kebangunan bukan dimulai dari gereja Anglikan atau Lutheran, tetapi justru dari gereja Pantekosta. Gereja Pantekosta di sana menolak teologia sukses dan teologia kemakmuran. Ketika Prof. Edmund dari Universitas Swedia datang mengajar teologia kemakmuran, pendeta-pendeta di sana bukan marah, bahkan mulai hari itu dia tidak diundang lagi, putus hubungan dengan dia. Mereka memutuskan untuk kembali kepada Alkitab. Saya sangat kagum terhadap gereja Pantekosta di Minsk yang begitu setia kepada firman Tuhan. Itulah gereja yang akan saya doakan dan dukung terus.

Mungkin di kota ini tidak perlu gerakan Reformed Injili, karena mereka yang di sana sudah mengetahui semangat Reformed dan semangat Injili. Meskipun namanya gereja Pantekosta, tapi azasnya kembali ke Alkitab. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena yang kita minta adalah kebangunan seluruh tubuh Kristus, gereja yang kudus dan am, kebangunan semua orang beriman, baik yang ada di gereja Pantekosta, gereja Kharismatik atau gereja Protestan untuk kembali kapada Alkitab.

Saya berdoa agar pada suatu hari nanti, banyak orang baik dari gereja Katholik atau dari gereja mana saja untuk kembali kepada Alkitab dan imannya ditanam di atas Alkitab, supaya nama Tuhan saja yang senantiasa dimuliakan. Saya mengharapkan setiap gereja dibangunkan. Kalau gereja saudara dibangunkan, apa yang dibutuhkan? Yang dibutuhkan adalah pendeta-pendeta yang belajar firman Tuhan dengan sungguh! Berdoalah yang sungguh dengan permintaan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Hidup yang suci, mempunyai kuasa Roh Kudus dan mempunyai kasih. Bila hal-hal ini digalakkan di dalam gereja saudara, pasti ada kebangunan dalam gereja itu.

6. Prinsip Kebangunan Rohani Yang Sejati

Jikalau demikian, apakah kebangunan rohani yang sejati? Kebangunan yang sejati ditandai:

a.Kebangunan Doktrinal

Tegakkan kembali iman yang sejati, tegakkan kembali pengertian yang benar dan pengajaran yang tepat. Itulah yang disebut kebangunan doktrinal.

b. Kebangunan Etika

Selain iman kepercayaan yang sejati, perlu dibangunkan, tentu perlu ada perubahan hidup yang sesungguhnya. Orang Kristen yang sudah sungguh mempunyai iman tapi tidak mempunyai perbuatan, mati adanya. Yakobus mengatakan, “seperti tubuh tanpa roh mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”

Jika kita hanya mempunyai tubuh, tapi tidak mempunyai jiwa, ingatlah bahwa jiwa yang menghidupkan tubuh. Demikian juga kalau kita mempunyai iman, tetapi tidak mempunyai kelakuan, kita adalah mati adanya. Ada orang yang bertanya kepada saya, mana yang lebih penting, iman atau perbuatan? Pasti kita harus mulai dari iman, baru perbuatan. Kalau ada sebuah lonceng buatan Jerman, Yonghan merknya, mesinnya bagus sekali, suara tik-tak-tik-tak begitu jelas, begitu tepat, dan selama 300 tahun hanya berbeda satu detik saja. Tapi tidak ada jarumnya. Maka setiap hari dia akan tetap berdetak terus-terusan, tapi orang tidak bisa tahu jam berapa. Inilah ibarat orang Kristen yang beriman tapi tidak mempunyai kelakuan. Sebaliknya kalau ada sebuah lonceng dinding merk Rolex, bagus designnya, ada dekorasi pada jarumnya, ada mutiara, ada hiasan emas dan berlian di pucuknya, tetapi tidak ada mesinnya. Inilah ibarat orang Kristen yang mempunyai perbuatan tapi tidak mempunyai iman.

c. Kebangunan Pelayanan

Apa maksudnya? Apakah ada jarumnya? Ada. Ada mesinnya? Ada. Apakah tepat waktu? Tepat. Masih berfungsi? Masih. Tapi perlu sering diganti baterai, sering diputar. Kalau tidak, tentu fungsinya akan berhenti.

Pelayanan harus konsisten. Banyak orang pada waktu memulai sesuatu dia sangat giat sekali, sesudah selesai, lalu duduk di sana, dan tidak bergerak lagi. Banyak gereja yang mulanya penuh dengan jemaat, sesudah mapan, justru tidak maju lagi. Banyak orang yang pada waktu pertama kali terpilih menjadi mejelis, dia begitu kaget, hingga malam itu tak bisa tidur. Dia berdoa sepanjang malam, “ Tuhan, dulu yang setiap malam berdoa di sini adalah orang biasa, sekarang sudah menjadi majelis, tapi supaya bisa menjadi majelis yang baik, tolong aku rendah hati, aku mau setia kepada-Mu.” Tiga tahun kemudian, justru yang paling congkak, yang suka mengusir pendeta, dan yang paling kejam di gereja adalah dia. Kesegaran, kesungguhan dan cinta kasih semula sudah hilang. Tidak lagi memutar pernya, tidak lagi diganti baterai. Tidak lagi melakukan pelayanan dengan sungguh. Itu bukan kebangunan yang sesungguhnya. Kebangunan yang sesungguhnya adalah: gereja beriman, berkelakuan, semua orang rajin, rendah hati, tekun, dan melayani dengan konsisten. Kebangunan ini juga mendatangkan kerinduan untuk mengabarkan Injil kepada setiap orang.

d. Kebangunan Kebudayaan

Kebangunan yang sejati meliputi juga kebangunan yang memuliakan Kristus, termasuk kebangunan dalam aspek kebudayaan. Celakalah ahli hukum yang pekerjaannya melanggar hukum dan mempermainkan hukum. Karena ahli hukum adalah ahli yang mengenal hukum, yang berbuat dosa tetapi tidak mau dihukum. Jika otak ahli hukum penuh dengan segala dalil celah-celah hukum, dia adalah ahli perusak hukum. Apa bedanya seorang ahli hukum Kristen dengan ahli hukum non Kristen? Ahli hukum Kristen adalah dia yang menjunjung tinggi Kristus untuk menguasai aspek kebudayaan di mana dia ada. Apa bedanya dokter Kristen dengan dokter non Kreisten? Dokter Kristen adalah dia yang bersandar kepada Tuhan. Dokter Kristen harus mengingat dirinya adalah dokter, dia harus melayani sesama dengan semangat Kristus dan harus memperkenalkan Kristus kepada pasiennya. Jika Saudara adalah dokter Kristen tetapi Saudara tidak membawa Kristus, tidak menyatakan Kristus dan tidak mempunyai semangat-Nya di dalam pelayanan Saudara, lebih baik Saudara jangan menamakan diri sebagai dokter Kristen.

Apakah Saudara seorang profesor Kristen atau pejabat Kristen? Pejabat Kristern harus menyatakan hidup Kekristenan yang lebih baik, meski hidupnya lebih miskin. Orang yang jujur tetapi miskin tidak akan mati karena kemiskinannya, sebalikkan orang kaya yang tidak jujur bisa capat terjangkit kolestrol yang tinggi.

Baca Juga: 6 Ciri Orang Yang Dipenuhi Roh Kudus (Efesus 5:18)

Pernah suatu kali saya mengendarai mobil dari Malang ke Surabaya, ketika sampai di tengah jalan, ada seorang polisi yang besar tubuhnya, memberhentikan mobil saya. Dia berusaha memeras saya dengan berbagai dalih agar saya pada akhirnya memberikan uang kepadanya. Tetapi ketika ia tahu saya seorang pendeta, ia mulai mengendur dan membebaskan saya. Itukah yang disebut polisi Kristen (jika dia seorang Kristen)? Saya kira tidak.

Kebangunan yang sejati akan terjadi, dan senantiasa akan diberikan Tuhan, pada saat yang ditentukan Oleh-Nya bukan oleh kita. Mengapa Tuhan memperbolehkan Rusia menunggu sampai lebih dari 70 tahun? Saya tidak mengerti mengapa Tuhan memperbolehkan negara-negara seperti Jerman Timur, Hungaria, Rumania, Bulgaria, Albania dan semua negara komunis mengunggu sampai begitu lama baru bisa mendengarkan Injil. Tetapi saya mengetahui adanya waktu Tuhan. Tuhan memiliki rencana-Nya sendiri. Pada saat Tuhan memberikan kebangunan, siapkah kita membayar harga menyongsong kebangunan itu? Kiranya Tuhan mengampuni kita dan membakar kita kembali dengan api sorgawi. Amin.
Next Post Previous Post