6 UPAYA PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK KRISTEN
Paul Lewis mengingatkan bahwa “Orang tua, tugas Anda adalah menjadi teladan untuk memberi bimbingan atau arah dan mendukung kemampuan anak Anda yang sedang berkembang dalam kepribadiannya.
Orang tua dapat merangsang anak-anak dalam pembentukan karakternya. Orang tua membentuk karakter anak mulai dari kecil yang akan terus diperbaharui sampai anak dewasa. Karakter anak ini akan terus berkelanjutan, itu sebabnya sejak awal pembentukan karakter anak tidak boleh salah
Berikut ini 6 Upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk menerapkan pendidikan karakter anak Kristen, yaitu:
1. Memberi Keteladanan Pada Anak
Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak. Teladan adalah cara terbaik mendidik anak secara khusus dalam membentuk karakter. Tenaga yang paling potensial untuk membuat anak menjadi makhluk sosial adalah dengan belajarnya anak-anak dari mengamati apa yang terjadi, apa yang diperbuat orang lain. Teladan disebut juga hubungan dengan contoh teladan dari orang tua untuk anak-anaknya dengan perbuatan dan tindakan-tindakan sehari-hari.
Tanpa keteladanan justru membuat anak menjadi kecewa, kehilangan figur yang patut ditiru, atau anak akan melakukan bukan apa yang kita ajarkan tapi apa yang kita lakukan, sebab anak adalah seorang peniru yang ulung. Alkitab juga mengatakan “ dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu (Titus 2:7)
Ayat ini mengatakan bahwa harus menjadikan diri kita menjadi teladan. Ini berlaku bagi orang tua, bahwa melalui keteladanan orang tua adalah pengajaran yang paling penting bagi anak. Orang tua harus menyadari bahwa Tuhan memberi perintah kepada orang tua untuk menjadi teladan bagi anaknya dan menyadari bahwa hal ini dapat mempengaruhi pribadi anak untuk menjadi pribadi yang memiliki sifat yang benar.
2. Melatih Anak Sejak Kecil dalam Nilai Kesopanan
Sopan santun pada anak- anak sangat diperlukan karena pada masa ini anak sudah mulai mengenal, serta memperhatikan serta dapat menilai hal – hal baik ataupun buruk. Dengan diberikan pendidikan karakter yang menyatu dengan perilaku yang akan di praktikkan oleh orang tua akan membuat anak –anak untuk lebih peduli dan memahami serta bertindak sesuai dengan nilai – nilai atau etika yang berlaku khususnya sopan santun berbahasa yang baik kepada orang yang lebih tua maupun masyarakat sekitarnya.
Kesopanan juga merupakan bentuk lain dari penghormatan terhadap orang lain. Bentuk kesopanan umum ini dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada anak-anak sikap untuk mengucapkan maaf, meminta ijin atau permisi, serta mengatakan terima kasih. Dan anak-anak diajarkan sikap-sikap tersebut bukan dengan cara kaku, tetapi dengan cara yang membuat mereka paham akan nilai-nilai dalam menghormati orang lain.
Orang tua dapat merangsang anak-anak dalam pembentukan karakternya. Orang tua membentuk karakter anak mulai dari kecil yang akan terus diperbaharui sampai anak dewasa. Karakter anak ini akan terus berkelanjutan, itu sebabnya sejak awal pembentukan karakter anak tidak boleh salah
otomotif, gadget |
1. Memberi Keteladanan Pada Anak
Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak. Teladan adalah cara terbaik mendidik anak secara khusus dalam membentuk karakter. Tenaga yang paling potensial untuk membuat anak menjadi makhluk sosial adalah dengan belajarnya anak-anak dari mengamati apa yang terjadi, apa yang diperbuat orang lain. Teladan disebut juga hubungan dengan contoh teladan dari orang tua untuk anak-anaknya dengan perbuatan dan tindakan-tindakan sehari-hari.
Tanpa keteladanan justru membuat anak menjadi kecewa, kehilangan figur yang patut ditiru, atau anak akan melakukan bukan apa yang kita ajarkan tapi apa yang kita lakukan, sebab anak adalah seorang peniru yang ulung. Alkitab juga mengatakan “ dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu (Titus 2:7)
Ayat ini mengatakan bahwa harus menjadikan diri kita menjadi teladan. Ini berlaku bagi orang tua, bahwa melalui keteladanan orang tua adalah pengajaran yang paling penting bagi anak. Orang tua harus menyadari bahwa Tuhan memberi perintah kepada orang tua untuk menjadi teladan bagi anaknya dan menyadari bahwa hal ini dapat mempengaruhi pribadi anak untuk menjadi pribadi yang memiliki sifat yang benar.
2. Melatih Anak Sejak Kecil dalam Nilai Kesopanan
Sopan santun pada anak- anak sangat diperlukan karena pada masa ini anak sudah mulai mengenal, serta memperhatikan serta dapat menilai hal – hal baik ataupun buruk. Dengan diberikan pendidikan karakter yang menyatu dengan perilaku yang akan di praktikkan oleh orang tua akan membuat anak –anak untuk lebih peduli dan memahami serta bertindak sesuai dengan nilai – nilai atau etika yang berlaku khususnya sopan santun berbahasa yang baik kepada orang yang lebih tua maupun masyarakat sekitarnya.
Kesopanan juga merupakan bentuk lain dari penghormatan terhadap orang lain. Bentuk kesopanan umum ini dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada anak-anak sikap untuk mengucapkan maaf, meminta ijin atau permisi, serta mengatakan terima kasih. Dan anak-anak diajarkan sikap-sikap tersebut bukan dengan cara kaku, tetapi dengan cara yang membuat mereka paham akan nilai-nilai dalam menghormati orang lain.
Menanamkan sikap sopan santun sejak anak masih kecil, anak yang sejak kecil dibiasakan bersikap sopan akan berkembang menjadi anak yang berperilaku sopan santun dalam bergaul dengan siapa saja dan selalu dapat menempatkan dirinya dalam suasana apa pun. Sehingga sikap ini dapat dijadikan bekal awal dalam membina karakter anak
3. Melatih Anak Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga
Memberikan tugas kepada anak dapat melatih tanggung jawab dalam diri anak. Orang tua harus memberi kesempatan kepada anak untuk dapat merangsang minat dalam diri anak. Dalam kenyataannya, pekerjaan yang diberi oleh orang tua dapat melatih minat anak untuk dapat berkembang baik dan pada umumnya mencapai prestasi yang tinggi karena pekerjaan tersebut dilakukannya atas dasar kegemaran. Tentu saja, ini akan memberikan kepuasan yang tinggi dalam diri anak untuk merangsang anak untuk maju terus tanpa mengenal lelah oleh karena itu, hasilnya akan meningkat lagi
4. Memberi Pujian Kepada Anak
Pujian diberikan untuk membuat anak-anak yakin bahwa dirinya bisa meningkatkan kemampuannya melalui kerja keras. orang tua yang memberikan dorongan berupa pujian saat berinteraksi di rumah akan memengaruhi pandangan positif anak terhadap tantangan, seperti mampu membuat strategi dan percaya bahwa kebiasaan dan kemampuannya bisa ditingkatkan jika berusaha keras.
Oleh karena itu penulis menghimbau untuk orang tua mulai memberi pujian-pujian yang memang pantas di terima anak tanpa harus memberi kata-kata yang berlebihan. Berilah pujian yang menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh anak dan pujian sebaiknya diberi juga alasan mengapa orang tua memberi pujian kepada anak, agar anak tahu dan bisa meningkatkan kualitas dalam diri anak.
5. Membiasakan Waktu Makan Bersama
Orang tua yang membiasakan makan bersama dengan anggota keluarga merupakan kegiatan sehat untuk masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Penulis sangat mendukung sekali kepada orang tua yang terbiasa makan bersama, pertahankan prestasi itu demi anak, bila jarang maka biasakanlah mulai sekarang. Makan bersama seluruh anggota keluarga adalah kegiatan yang mulai ditinggalkan. Saat ini masih ada ditemui keluarga yang tidak satu meja makan bersama.
3. Melatih Anak Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga
Memberikan tugas kepada anak dapat melatih tanggung jawab dalam diri anak. Orang tua harus memberi kesempatan kepada anak untuk dapat merangsang minat dalam diri anak. Dalam kenyataannya, pekerjaan yang diberi oleh orang tua dapat melatih minat anak untuk dapat berkembang baik dan pada umumnya mencapai prestasi yang tinggi karena pekerjaan tersebut dilakukannya atas dasar kegemaran. Tentu saja, ini akan memberikan kepuasan yang tinggi dalam diri anak untuk merangsang anak untuk maju terus tanpa mengenal lelah oleh karena itu, hasilnya akan meningkat lagi
4. Memberi Pujian Kepada Anak
Pujian diberikan untuk membuat anak-anak yakin bahwa dirinya bisa meningkatkan kemampuannya melalui kerja keras. orang tua yang memberikan dorongan berupa pujian saat berinteraksi di rumah akan memengaruhi pandangan positif anak terhadap tantangan, seperti mampu membuat strategi dan percaya bahwa kebiasaan dan kemampuannya bisa ditingkatkan jika berusaha keras.
Oleh karena itu penulis menghimbau untuk orang tua mulai memberi pujian-pujian yang memang pantas di terima anak tanpa harus memberi kata-kata yang berlebihan. Berilah pujian yang menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh anak dan pujian sebaiknya diberi juga alasan mengapa orang tua memberi pujian kepada anak, agar anak tahu dan bisa meningkatkan kualitas dalam diri anak.
5. Membiasakan Waktu Makan Bersama
Orang tua yang membiasakan makan bersama dengan anggota keluarga merupakan kegiatan sehat untuk masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Penulis sangat mendukung sekali kepada orang tua yang terbiasa makan bersama, pertahankan prestasi itu demi anak, bila jarang maka biasakanlah mulai sekarang. Makan bersama seluruh anggota keluarga adalah kegiatan yang mulai ditinggalkan. Saat ini masih ada ditemui keluarga yang tidak satu meja makan bersama.
Keluarga-keluarga saat ini lebih banyak makan sendiri-sendiri, di ruang keluarga, di depan televisi, di ruang kerja, bahkan di kamar. Ruang makan menjadi area yang sepi dan jarang digunakan bersama, pada makan bersama seluruh anggota keluarga erat kaitannya dengan kesehatan yang lebih baik.
Menurut peneliti dari “The University of Illinois di Urbana-Champaign” yang diakses oleh blogspotEva Gultom menegaskan:
Makan bersama anggota keluarga sebanyak 24% lebih banyak mengonsumsi makanan sehat dibanding anak-anak yang jarang makan bersama keluarganya. Anak-anak yang sering makan dengan anggota keluarga juga akan terhindar dari kebiasaan makan yang berbahaya sebanyak 35%, seperti mengonsumsi obat-obatan diet, merokok, memuntahkan makanan (gejala bulimia), dan melewatkan jam-jam makan.
Menurut peneliti dari “The University of Illinois di Urbana-Champaign” yang diakses oleh blogspotEva Gultom menegaskan:
Makan bersama anggota keluarga sebanyak 24% lebih banyak mengonsumsi makanan sehat dibanding anak-anak yang jarang makan bersama keluarganya. Anak-anak yang sering makan dengan anggota keluarga juga akan terhindar dari kebiasaan makan yang berbahaya sebanyak 35%, seperti mengonsumsi obat-obatan diet, merokok, memuntahkan makanan (gejala bulimia), dan melewatkan jam-jam makan.
Selain itu, peneliti juga menemukan hasil bahwa anak-anak dan remaja yang terbiasa untuk makan bersama anggota keluarganya lebih banyak mendapat asupan sayur dan buah segar serta terhindar dari makanan manis, makanan cepat saji, dan minuman bersoda serta kumpulan makanan tidak sehat lainnya.
6. Membangun Mezbah Keluarga
Harianto menyebutkan tugas orang tua yaitu pertama, membangun persekutuan keluarga. Orang tua mempunyai tugas penting dalam mendampingi pertumbuhan rohani anak. Kedua orang tua sebagai objek dalam membimbing kerohanian anak harus meluangkan waktu, ketiga mendidik anak dalam didikan Kristen melalui nasihat dan teguran yang Alkitabiah.
Kristianto menyebutkan juga hal yang sangat penting dilakukan bersama keluarga agar dapat bertumbuh secara rohani menuju kedewasaan yaitu mezbah keluarga (ibadah keluarga). Mezbah keluarga disebut juga dengan ibadah, ibadah ini dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga dan seisi rumah.
6. Membangun Mezbah Keluarga
Harianto menyebutkan tugas orang tua yaitu pertama, membangun persekutuan keluarga. Orang tua mempunyai tugas penting dalam mendampingi pertumbuhan rohani anak. Kedua orang tua sebagai objek dalam membimbing kerohanian anak harus meluangkan waktu, ketiga mendidik anak dalam didikan Kristen melalui nasihat dan teguran yang Alkitabiah.
Kristianto menyebutkan juga hal yang sangat penting dilakukan bersama keluarga agar dapat bertumbuh secara rohani menuju kedewasaan yaitu mezbah keluarga (ibadah keluarga). Mezbah keluarga disebut juga dengan ibadah, ibadah ini dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga dan seisi rumah.
Ketika melakukan ibadah keluarga semua anggota dilibatkan untuk ambil bagian. Misalnya ayah menyampaikan Firman Tuhan, ibu memimpin acara, anak-anak bisa memimpin pujian dan memainkan musik. Kemudian ini dilakukan secara bergantian. Mezbah keluarga dapat dilakukan kapan saja, dapat dilakukan di malam hari ataupun pagi hari, tergantung waktu keluarga dapat melakukannya bersama.
Tujuan mezbah keluarga dilakukan yaitu supaya pertama, kehidupan keluarga itu diarahkan kepada Tuhan. Ketika salah satu dalam anggota keluarga mengalami masalah, maka ada kekuatan doa yang mereka alami karena kehidupan mereka dekat dengan Tuhan. Kedua, anak-anak dalam keluarga yang rutin menerapkan mezbah di tengah keluarga akan lebih mudah diajar dan lebih peka terhadap kebenaran. Mereka secara kritis akan bertanya mengenai arti rohani dari pengalaman-pengalaman mereka.
Tujuan mezbah keluarga dilakukan yaitu supaya pertama, kehidupan keluarga itu diarahkan kepada Tuhan. Ketika salah satu dalam anggota keluarga mengalami masalah, maka ada kekuatan doa yang mereka alami karena kehidupan mereka dekat dengan Tuhan. Kedua, anak-anak dalam keluarga yang rutin menerapkan mezbah di tengah keluarga akan lebih mudah diajar dan lebih peka terhadap kebenaran. Mereka secara kritis akan bertanya mengenai arti rohani dari pengalaman-pengalaman mereka.
Dampaknya, kita pun memiliki lebih banyak kesempatan untuk menjelaskan kebanaran dan memahami apa yang mereka pikirkan. Ketiga, mezbah keluarga membuat seluruh anggota keluarga lebih kuat untuk menghadapi tekanan hidup. Ini dapat terjadi karena ketika kita melakukan ibadah bersama, setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk saling memperhatikan dan saling mendukung. Banyak kebutuhan emosi maupun rohani dapat memperoleh pemenuhan ketika kita berkesempatan berkumpul, sehingga ketika ada masalah, anggota keluarga memiliki kekuatan untuk bertahan.
Baca Juga: 14 Dampak Negatif Gadget Bagi Anak Usia Dini
Baca Juga: 14 Dampak Negatif Gadget Bagi Anak Usia Dini
Mezbah keluarga sangat penting untuk anak, karena dengan dilakukan mezbah keluarga, anak-anak akan mengerti bahwa mereka adalah ciptaan Tuhan yang sangat mulia, dan anak akan selalu mengandalkan untuk berserah dan berharap kepada Tuhan. Artinya anak tersebut dilatih dan diajar untuk berserah dan berharap sepenuhnya kepada Tuhan.
KESIMPULAN
Orang tua perlu menjadi teladan yang baik bagi anak-anak untuk membentuk karakter mereka. Orang tua mengenal kepribadian anak, melatih sejak dini agar anak-anak memiliki nilai kesopanan, terbiasa dengan pekerjaan rumah, orang tua membiasakan makan bersama anak-anak, memberi pujian kepada anak-anak ketika berhasil mengerjakan tugas yang diberikan, adanya ibadah atau saat teduh bersama, adanya komunikasi yang baik dengan anggota keluarga. Ini adalah hal penting dalam upaya orang tua menanamkan pendidikan karakter pada anak sehingga perintah dalam Efesus 6:1-3 bisa terlaksana