3 MAKNA HIDUP YANG KEKAL DALAM PERJANJIAN BARU

Istilah “hidup” dan “hidup yang kekal” yang dipakai dalam Perjanjian Baru memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Terutama Paulus dan Yohanes memakai kedua istilah ini baik untuk hidup sekarang maupun untuk hidup yang akan datang. Menurut mereka siapa yang percaya telah memiliki hidup yang kekal di dunia (Yohanes 17:3).
gadget, otomotif, bisnis
Ada dua kata yang dipakai dalam Perjanjian Baru yang merujuk pada kata hidup yaitu, βιος (bios) terdapat 9 kali dalam Perjanjian Baru. Selain dalam Markus dan Lukas, juga terdapat dalam 1, 2 Timotius dan 1 Yohanes.

Dalam Perjanjian Baru, kata ini mempunyai arti yaitu kehidupan duniawi dalam hal fungsi dan durasinya (1 Timotius 2:2; 2 Timotius 2:4; Lukas 8:14), nafkah atau harta (Markus 12:44; Lukas 8:43; 15:12, 30; 21:4). Kata kedua yaitu ζώη(zōē) merupakan kata benda yang berarti hidup terdapat 135 kali dalam Perjanjian Baru. Kata ζώη(zōē) digunakan untuk menunjukkan kualitas dari eksistensi/keberadaan.

βιος (bios) adalah hidup secara fisik sebagai makhluk hidup, sementara zōē adalah aktualisasi dari hidup dalam bios. Dengan kata lain, jika seseorang hidup dalam pengertian dia bernafas dan memiliki ciri-ciri sebagai makhluk hidup, maka dianggap masih sebatas memiliki bios. Namun lebih dari itu, jika seseorang menjalani kehidupan dengan aktual, lebih daripada sebatas bernafas, di saat itulah dia disebut memiliki zōē. Kualitas ini bisa tampak dari karya seseorang bagi masyarakat Yunani.

Dalam kaitan ini, Meskipun hidup kekal itu adalah eskatologis, pusat penekanan Injil keempat tidak menunjukkan kepada manusia cara hidup pada masa yang akan datang, melainkan menjanjikan kepada mereka satu pengalaman hidup masa depan itu pada masa kini. 

Inilah satu ajaran yang tidak dapat ditemukan secara eksplisit dalam Injil sinoptis bahwa hidup pada masa yang akan datang itu sudah diberikan pada orang-orang yang percaya. Maksud misi Yesus adalah membawa pengalaman hidup masa depan itu kepada manusia pada masa kini (Yohanes 10:10). Ia turun dari surga untuk memberi hidup kepada dunia (Yohanes 6:33), untuk memuaskan kelaparan dan kehausan rohani dunia (Yohanes 6:35). 

Hidup ini bukan satu percepatan dari kuasa yang ada dalam manusia, melainkan pemberian hidup baru melalui Kristus; dan mereka yang tidak “memakan daging-Nya dan meminum darah-Nya” tidak memperoleh hidup yang kekal (Yohanes 6:53). Kehidupan ini dibawa oleh Kristus melalui pribadi dan kata-kata-Nya. 

Kata-kata-Nya sendiri adalah hidup (Yohanes 6:63) karena kata-kata-Nya itu berasal dari Bapa yang telah memberi Dia amanat tentang apa yang akan dikatakan dan perintah Allah adalah hidup yang kekal (Yohanes 12:49-50). Hidup ini tidak hanya ditengahi melalui Yesus dan firman-Nya; hidup itu diam dalam pribadi-Nya (Yohanes 5:26). Ia adalah roti hidup yang memberikan hidup (6:51 dst) dan air hidup (4:10,14).

Hukuman terakhir, kebangkitan orang mati dan kehidupan yang kekal, menurut Yohanes, sudah terwujud dengan kedatangan Yesus. Bagi orang yang bertemu dengan Yesus tibalah saat eskhatologis yang menentukan sifat kehidupan mereka selanjutnya secara pasti. 

Orang yang bertemu dengan Yesus mendengar sabda-Nya dan diundang untuk menaruh kepercayaan kepada-Nya. Bagi orang yang menaruh kepercayaan seperti itu kepada Yesus, hukuman sudah berlalu. Karena Yesus “datang kedalam dunia untuk menghakimi” (Yohanes 9:39), maka orang yang bertemu dengan Yesus sudah bertemu muka dengan hakim mereka. 

Sekarang ini, yaitu sejak mendengar firman tersebut, pemisahan (3:19) sudah berlangsung diantara manusia (Krinein dalam bahasa Yunani mengandung kedua arti itu, yakni memisahkan dan menghakimi). “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barang siapa tidak percaya, ia telah berada dibawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama anak tunggal Allah” ( Yohanes 3:18).

Ayat yang berikutnya menegaskan hal itu lagi sambil menyebutkan peralihan yang sudah
berlangsung bagi mereka yang mendengar dan percaya. Nats Yohanes 5:24 adalah ayat kunci untuk eskatologis presentis yang terbentang dalam Injil Yohanes. “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa mendengarkan perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dn tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Orang yang percaya sudah bangkit dan sudah mempunyai hidup yang kekal.

Namun walaupun aspek-aspek ini (presentis) tidak dapat disangkal, tetapi tidaklah benar untuk membatasi eskatologi hanya semata-mata dalam pengertian sekarang. Ada beberapa perikop yang memberikan penekanan pada masa yang mendatang.

Dalam Perjanjian Baru, kata zōē juga dapat diartikan hidup di masa depan setelah kematian oleh karena itu, zōē tidak dapat dibatasi oleh kehidupan alami. Jika hanya dibatasi oleh kehidupan alami, manusia disebut mati. Karena dia tak dapat dirusakkan, maka kata ini sering disebut aiōnios dan sebagai kelepasan dari maut kadang-kadang dihubungkan dengan sōteria (keselamatan). 

Zōē diberikan pada manusia pada masa kebangkitan ketika Allah membangkitkannya. Jika Allah memberikan hidup kehidupan baru dan benar, itu adalah berdasarkan tindakan keselamatan-Nya yang bebas, tidak terduga, dan penuh anugerah. 

Orang yang percaya pada Yesus akan memiliki hidup. Oleh hidup-Nya yang telah mengalahkan kematianlah kita akan diselamatkan (Roma 5:10). Dia adalah hidup kita, dan karena kini diberi pada kita, kini tersembunyi dengan-Nya dalam Allah (Kolose 3:3). Di dalam Dialah hidup. Dia adalah kebangkitan dan hidup (Yohanes 11:25) sehingga dapat dikatakan tentang-Nya dalam 1Yohanes 5:20 : Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.

Hal ini berbeda penekanan dengan Paulus yang gambarannya tentang zōē diungkapkan sebagai realita masa kini. Kadang-kadang Paulus memikirkan tentang pemenuhan masa depan (1Korintus 15:20-22, 44-49) dan kadang-kadang tentang pembaharuan menentukan pada masa kini (Roma 5:12-21). 

Kebangkitan hidup didapat pada pemenuhannya hanya di dalam masa depan (Roma 8:11), sehingga kata ini secara luas adalah suatu objek pengharapan, sementara dalam beberapa pengertian masih merupakan perkara masa kini. Hidup hadir dalam Firman dan iman. 

Kehadiran hidup dapat dilihat dalam Firman yang diberitakan sebagai suatu kejadian historis. Dia menyalurkan hidup (2 Korintus 2:16; 3:6-18; 5:18-20), sehingga bagi Paulus Injil menghancurkan kematian dan memanifestasikan hidup (2 Timotius 1:10; bnd. Titus 1:2). Penerimaan hidup adalah iman, yang menyerap tindakan Allah dan tawaran keselamatan dibentuk sebagai ketaatan. 

Paulus mengatakan bahwa hidup yang dia kini miliki bukanlah miliknya, tetapi Kristus hidup di dalamnya (Galatia 2:19; Rm. 8:10), bahwa hidup-Nya berada di dalam kita (2Korintus 4:10), atau bahwa kita hidup dalam Kristus (Rm. 6:11), bahwa kita akan hidup di dalam-Nya (2Korintus 13:4), dan hidup kita berada di dalam Kristus (Roma 8:2). 

Kita mempunyai hidup hanya dalam hubungan dengan karya keselamatan Allah yang disempurnakan dalam Kristus. Secara konkret, bagi Paulus hidup bagi orang percaya adalah kebebasan hukum Taurat (2Korintus 3:17; Galatia 5:1), yang karena itu juga adalah kebebasan dari dosa (Roma 6:18, 22; 8:2) dan juga kesukaan yang baru pada kehendak Allah (Roma 6:2, 12:14; 8:2-10). 

Hal ini berarti, kadang-kadang Paulus menyatakan bahwa zōē berarti berkat masa depan, tetapi kadang-kadang berarti kehidupan masa kini (Roma 6:4, 11, 13; 8:2-10), dan sering keduanya berarti suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Zōē dalam Perjanjian Baru lebih dikenal sebagai hidup supraalami yang merupakan milik Allah dan Kristus, yang akan diterima orang percaya di masa depan, tetapi yang mereka juga telah nikmati kini dan di sini.

Dari apa yang sudah digali dalam kajian biblis tersebut kita dapat melihat bahwa adanya tiga pemaknaan yang berbeda dalam Alkitab mengenai hidup yang kekal, yaitu:

1. Makna Presentis

Hal ini secara khusus dianut oleh Yohanes. Hukuman terakhir, kebangkitan orang mati dan kehidupan yang kekal, menurut Yohanes, sudah terwujud dalam kedatangan Yesus. Nats 5: 24 adalah ayat kunci untuk eskhatologis presentis yang terbentang dalam Injil Yohanes. “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barang siapa mendengarkan perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab itu sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup”. Orang yang percaya sudah bangkit dan sudah mempunyai hidup yang kekal.

2. Makna Futuris

Hal ini secara khusus dianut oleh Injil Sinoptik. Lukas menyajikan eskhatologi yang sebagian besar bersifat futuris. Roh, Gereja dan misi tampak sebagai semacam pengganti untuk eskhaton yang telah lama dinantikan. Meskipun demikian, Lukas menantikan kerajaan Allah dengan segera (Luk 11:20; 17:21). Sama halnya dengan Markus dan Matius yang menantikan kerajaan Allah dengan lambat (Markus 13; Matius 6:10; 25:1) maupun dengan segera (Markus 1:15; Matius 4:17; 5:10).


Dalam Markus 9:1 juga dijelaskan bahwa adanya pengharapan akan datangnya kerajaan Allah pada jangka waktu yang tidak ditentukan begitu lama lagi. Yang datang dengan segera adalah ialah Kristus. Pengharapan akan masa depan Kristus didorong dengan ucapan Datanglah kerajaan-Mu (Matius 6:10 ).

3. Makna Presentis-Futuris

Hal ini dianut oleh Paulus. Menurut Paulus, persekutuan antara umat yang dibaptis dan Tuhan di sorga adalah sesuatu yang telah terjadi, orang-orang percaya kini sudah di dalam Kristus (Galatia 3:28; Roma 8:1; 16:11; 2 Korintus 5:17; Kolose 1:2). Dalam kerangka pemikiran Paulus juga dapat kita lihat bahwa eskatologi itu terjadi masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu eskahtologi presentis-futuris adalah eskhatologi yang bersifat sekarang dan yang akan datang. Artinya bahwa saat ini juga orang-orang percaya sudah bersama dengan Kristus dan kelak juga akan bersama-sama dengan Kristus. Kesehatan 

Next Post Previous Post