GALATIA 5: 22-23 (PENERAPAN BUAH ROH DALAM PENDIDIKAN KRISTEN)

Pada Galatia 5:22-23, Paulus menjelaskan atau memberikan daftar buah Roh. Buah Roh ini berupa nilai-nilai hidup yang bertolak belakang dengan perbuatan daging (Galatia 5:19-21). Sebelum membicarakan lebih jauh membicarakan lebih jauh dan dalam tentang topik ini, maka perlu untuk memperhatikan tiga hal penting berikut ini.
GALATIA 5: 22-23 (PENERAPAN BUAH ROH DALAM PENDIDIKAN KRISTEN)
gadget, bisnis, otomotif
1. Hal penting yang pertama, apabila berbicara tentang perbuatan daging atau keinginan manusia, maka Rasul Paulus memakai istilah pekerjaan. Sedangkan apabila berbicara mengenai Roh Allah, maka Paulus menggunakan istilah buah Roh. Hal ini penting untuk diketahui dan dipahami, oleh karena perbuatan daging berasal dari usaha manusia. Perbuatan daging dapat dikatakan sama dengan melakukan Hukum Taurat. Di pihak yang lain, buah Roh merupakan kebaikan yang dilakukan oleh orang Kristen karena hubungannya dengan Roh Allah, dan hal ini terlihat wajar dalam setiap perbuatan dan tingkah laku orang Kristen.

2. Kedua, yang juga perlu untuk diperhatikan adalah “buah Roh” merupakan kata benda dan dalam bentuk tunggal. Hal ini memberikan semacam indikasi bahwa Paulus hendak menekankan tentang kehidupan rohani yang merupakan sebuah kesatuan, sehingga semua kebaikan yang terdapat dalam daftar buah Roh itu pasti dapat ditemukan pada setiap orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh Allah.

3. Ketiga, Paulus juga berbicara tentang “karunia-karunia Roh” (1Korintus 12:1-11). Perlu diketahui bersama bahwa itu tidak sama dengan buah Roh dalam bagian ini. Berbicara karunia-karunia Roh, maka itu berbicara tentang tugas atau kemampuan yang diberikan kepada orang-orang Kristen supaya dapat melayani dengan baik. Jelas, bahwa karunia yang diterima masing-masing orang, berbeda satu sama lainnya. Sebaliknya, buah Roh dimiliki seluruhnya oleh setiap orang yang dipimpin oleh Roh Allah.

Berdasarkan pemaparan Paulus dalam bagian ini, bahwa ada sembilan buah Roh. Di mana masing-masingnya memiliki sifat yang selalu bertentangan dengan manusia yang masih dikuasai oleh kedagingan dan hawa nafsu. Setiap buah Roh ini dipraktikkan dalam relasinya dengan orang Kristen dan juga sesama manusia.

1. Ungkapan “kasih” merupakan lawan dari “perseteruan” (Galatia 5:20).

Oleh karena itu di sini tidak berarti kasih terhadap Allah, melainkan kasih terhadap sesama. Bahkan bagian ini dapat juga diterjemahkan dengan cara mengubahnya seolah-olah menjadi verba, mereka saling mengasihi. Ternyata dalam kata “kasih” ada tersirat bahwa ada yang mengasihi dan ada yang dikasihi.

2. Kata “sukacita”, yang meskipun sering kali terlepas dari keadaan luar yang dihadapi oleh seseorang, karena dasar sukacita itu adalah Allah sendiri. Supaya sukacita tidak diartikan hanya sekadar pengalaman sementara saja, maka kata tersebut dapat juga diterjemahkan menjadi sungguh-sungguh gembira dari lubuk hati. Namun yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa sukacita yang ditunjukkan merupakan sukacita atau rasa gembira yang bersumber pada Allah.

3. Ungkapan “damai sejahtera” terdiri dari dua kata dalam terjemahan bahasa Indonesia - namun dalam teks Yunaninya menggunakan satu kata saja. Hal ini mengindikasikan bahwa ungkapan Yunani yang digunakan bagi “damai sejahtera” memiliki makna yang luas, di mana mencakup keduanya yakni: damai dan sejahtera. Dalam bahasa Yunani, kata “damai” mempunyai makna tanpa kekwatiran dan kegelisahan, disebabkan hubungan yang baik dengan Allah ataupun dengan sesamanya, karena iman kepada Yesus Kristus.

Dengan demikian, kata “damai” lebih cenderung menegaskan “damai dengan sesama manusia”. Sehingga opsi lain bagi terjemahannya dapat juga dibuat dengan hidup damai dengan sesama atau hidup dengan orang lain tanpa ada pertengkaran.

4. Kesabaran merupakan sifat yang menunjukkan kepada kemampuan untuk menahan diri untuk tidak marah atau melakukan tindakan pembalasan walau ada provokasi atau pancingan dari orang lain. Kata ini dapat juga diterjemahkan menjadi tahan menderita atau tetap tenang walaupun diancam.

5. Kemurahan dan kebaikan merupakan sifat atau kebiasaan yang baik yang ditujukan terhadap sesama. Kemurahan berarti suka menolong dan berbuat baik kepada orang lain. Sehingga kata ini juga tidak salah apabila diterjemahkan suka menolong. Sedangkan kebaikan dapat juga diterjemahkan suka berbuat baik kepada orang lain.

6. Kata “kesetiaan” sering kali diterjemahkan dengan “percaya” atau “iman”. Kata ini menggambarkan hubungan manusia dengan Allah. Namun dalam konteks ini yang ditekankan oleh Paulus adalah seseorang yang setia, dapat dipercaya, jujur, dan dapat diandalkan dalam hubungannya dengan orang lain. Jadi dapat diterjemahkan menjadi dapat dipercayai, diandalkan dan jujur.

7. Kelemahlembutan berarti sabar dan lemah lembut terhadap orang lain. Dalam bentuk negatif dapat dikatakan tidak kasar kepada orang lain atau tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

8. Selanjutnya penguasaan diri yang merupakan daftar buah Roh yang terakhir. Ungkapan ini sendiri dapat dipahami dengan sebuah kemampuan untuk menguasai keinginan diri sendiri. Dalam konteks ini penguasaan diri ini lebih cocok dengan arti yang lebih umum daripada hanya penguasaan diri terhadap hawa nafsu.

Bagian ini ditutup oleh Paulus dengan mengatakan, “tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu”.

Di sini, yang Paulus maksudkan adalah hukum Taurat yang tidak memiliki peran apa-apa dalam kehidupan rohani. Dapat kita mengerti dan pahami bahwa Hukum Taurat berguna untuk menghalangi seseorang agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik, sedangkan dalam “buah Roh”, yang disebutkan tadi tidak ada satu pun yang tidak baik, dan karena itu tidak perlu dihalangi. Karena memang tidak ada hukum yang mengatur hal-hal seperti ini.

Penerapannya Bagi Pendidikan Agama Kristen

Setelah melakukan penelitian pustaka di atas yang menitikberatkan pada data atau informasi dari tafsiran Galatia 5:22-23, maka berikut ini akan diuraikan hasil dan penerapannya bagi Pendidikan Agama Kristen.

Kasih dalam konteks ini berarti kasih kepada sesama manusia sebagai implementasi kasih Kristus yang telah dimiliki oleh setiap orang percaya. Dengan demikian, setiap peserta didik yang telah belajar PAK sudah seharusnya memiliki kasih yang nyata bagi sesamanya.

Sukacita yang dimaksud adalah sukacita yang dimiliki oleh orang percaya atau peserta didik karena kehadiran Kristus dalam setiap kehidupan mereka. Demikian itu terpancar untuk selama-lamanya.

Damai sejahtera cenderung menegaskan “damai dengan sesama manusia”. Sehingga opsi lain bagi terjemahannya dapat juga dibuat dengan hidup damai dengan sesama atau hidup dengan orang lain tanpa ada pertengkaran.

Kesabaran menunjukkan kepada kemampuan untuk menahan diri untuk tidak marah atau melakukan tindakan pembalasan walau ada provokasi atau pancingan dari orang lain. Kata ini dapat juga diterjemahkan menjadi tahan menderita atau tetap tenang walaupun diancam.

Kemurahan dan kebaikan merupakan sifat atau kebiasaan yang baik yang ditujukan terhadap sesama. Kemurahan berarti suka menolong dan berbuat baik kepada orang lain. Sehingga kata ini juga tidak salah apabila diterjemahkan suka menolong. Sedangkan kebaikan dapat juga diterjemahkan suka berbuat baik kepada orang lain.

Kesetiaan merujuk kepada seseorang yang setia, dapat dipercaya, jujur, dan dapat diandalkan dalam hubungannya dengan orang lain. Jadi dapat diterjemahkan menjadi dapat dipercayai, diandalkan dan jujur.

Kelemahlembutan berarti sabar dan lemah lembut terhadap orang lain. Dalam bentuk negatif dapat dikatakan tidak kasar kepada orang lain atau tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

Penguasaan diri dapat dipahami dengan sebuah kemampuan untuk menguasai keinginan diri sendiri. Dalam konteks ini penguasaan diri ini lebih cocok dengan arti yang lebih umum daripada hanya penguasaan diri terhadap hawa nafsu.

Dengan demikian, setiap peserta didik yang telah belajar Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang mana didasarkan pada filosofi Alkitab maka seharusnya memberikan perubahan dan transformasi yang radikal dalam setiap kehidupan mereka seperti yang tampak dalam buah-buah Roh.

Kesimpulan

Setelah melalui proses penelitian pustaka maka dapat disimpulkan bahwa buah-buah Roh dalam Galatia 5:22-23 seharusnya tampak dalam kehidupan peserta didik sebagai bentuk kehadiran Roh Kudus dan perubahan yang ditimbulkan setelah belajar Alkitab dalam kelas Pendidikan Agama Kristen. Gadget
Next Post Previous Post