RUT 3:1-18 (CARA YANG SALAH DAN YANG BENAR DALAM ‘MEMBANTU’ TUHAN)
Pdt. Budi Asali, M.Div.
I) Usaha Naomi.
1) Naomi menyelidiki tentang Boas.
Dari mana kita tahu bahwa Naomi menyelidiki tentang Boas? Lihat Rut 3:2: “Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan;”.
1) Naomi menyelidiki tentang Boas.
Dari mana kita tahu bahwa Naomi menyelidiki tentang Boas? Lihat Rut 3:2: “Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan;”.
a) Beberapa hal tambahan tentang Boas.
Barnes’ Notes: “This ‘mighty man of wealth’ assists personally in the winnowing of his barley, which lies in a great heap on the floor (Ruth 3:15), and sleeps in the open threshing-floor to protect his grain from depredation.” [= Orang yang sangat kaya itu membantu secara pribadi dalam penampian jelainya, yang terletak dalam suatu timbunan besar di lantai (Rut 3:15), dan tidur di tempat pengirikan yang terbuka untuk melindungi gandumnya dari perampokan / penjarahan.].
Pulpit Commentary: “Diligence in business. Boaz is an example of a thorough man of business. He was wont himself to see to it that the land was well tilled and well reaped. He was personally acquainted with the laborers. He even noticed the gleaners. He watched the reaping. He superintended the winnowing. He slept on the winnowing-floor, to protect his corn from the designs of robbers.” [= Kerajinan dalam pekerjaan / bisnis. Boas adalah suatu teladan dari seorang yang seksama / teliti dalam bisnis. Ia membiasakan dirinya sendiri untuk mengawasi bahwa tanahnya dikerjakan dengan baik dan dituai dengan baik. Ia kenal secara pribadi dengan para pekerjanya. Ia bahkan memperhatikan para pemungut jelai. Ia mengawasi penuaian. Ia mengawasi pengirikan. Ia tidur di lantai tempat pengirikan, untuk melindungi gandumnya dari rencana-rencana dari perampok-perampok.].
Pulpit Commentary: “A RELIGIOUS MAN IS BOUND TO ATTEND TO THE CALLING HE EXERCISES. Whether a landowner, a farmer, a merchant, a tradesman, or a professional man, he ought to give his attention to his occupation, and not to neglect his own business to be a meddler in that of others. His business is thus more likely to prosper, and his example to younger men will be influential and beneficial.” [= Seorang yang religius harus mengawasi / membaktikan diri pada panggilan yang ia jalankan. Apakah ia seorang pemilik tanah, petani, pedagang, atau seorang profesional, ia harus memberikan perhatiannya pada pekerjaannya, dan tidak mengabaikan urusannya / kesibukannya untuk menjadi pencampur urusan orang lain. Dengan demikian bisnisnya lebih memungkinkan untuk berhasil dengan baik, dan teladannya bagi orang-orang yang lebih muda akan berpengaruh dan bermanfaat.].
Catatan: ini juga berlaku untuk pelayan-pelayan Tuhan di gereja!
Pulpit Commentary: “DILIGENCE IN BUSINESS PROCURES A MAN MANY ADVANTAGES. It is foolish to despise wealth, though it is easy to over-estimate it. ... If a man neglects the opportunity of acquiring property in order to pursue learning, or to do good, he deserves respect; but if from sloth and heedlessness, he is despised. Wealth is good if it be used for good purposes - for the education of children, for the encouragement of learning and virtue, for the well-being of the people at large.” [= Kerajinan dalam bisnis / pekerjaan menyebabkan seseorang mendapatkan banyak keuntungan. Adalah tolol untuk meremehkan kekayaan, sekalipun adalah mudah untuk menilainya terlalu tinggi. ... Jika seseorang mengabaikan kesempatan untuk mendapatkan kekayaan supaya bisa mengejar pengetahuan, atau untuk berbuat baik, ia layak dihormati; tetapi jika itu disebabkan karena kemalasan dan ketidak-pedulian, ia direndahkan. Kekayaan adalah baik jika itu digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik - untuk pendidikan anak-anak, untuk mendorong pengetahuan dan kebaikan, untuk kesejahteraan dari orang-orang pada umumnya.].
b) Mungkin bahwa Boas tidak pergi ke tempat pengirikan setiap malam; tetapi Naomi bisa tahu bahwa Boas akan pergi ke sana malam itu (ay 2)!
Juga perhatikan Rut 3:18: “Lalu kata mertuanya itu: ‘Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga.’”.
Naomi bisa tahu sifat Boas sebagai orang yang tidak akan berhenti sebelum menyelesaikan suatu perkara!
Dari penyelidikan ini, rupa-rupanya Naomi mendapat kesimpulan bahwa sekalipun Boas tertarik kepada Rut, tetapi Ia ‘sungkan’ kepada Rut. Karena itulah maka Naomi melakukan usaha yang kedua.
2) Naomi juga menyelidiki tentang Rut.
Bahwa Naomi bisa melakukan usaha kedua ini jelas menunjukkan bahwa Naomi bukan hanya menyelidiki Boas, tetapi juga menyelidiki Rut.
Pulpit Commentary: “Every mother, every father, should make every individual child in the family circle an individual study. … Naomi did her best day by day to understand her devoted and deeply affectionate daughter-in-law,” [= Setiap ibu, setiap ayah, harus membuat setiap individu anak dalam keluarga untuk dipelajari secara individuil. … Naomi melakukan yang terbaik untuk mengerti menantu perempuannya yang membaktikan hidupnya kepadanya dan sangat menyayanginya,] - hal 52.
Apakah saudara juga mempelajari anak-anak saudara?
Dari pengenalan terhadap Rut dan Boas ini, Naomi tahu bahwa sebetulnya kedua orang ini sama-sama menyukai, tetapi ada halangan yang menyebabkan mereka tidak bisa bersatu. Karena itulah Naomi melakukan usahanya yang kedua ini.
3) Naomi menasehati Rut.
Rut 3:1-4: “(1) Lalu Naomi, mertuanya itu, berkata kepadanya: Anakku, apakah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia? (2) Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan; (3) maka mandilah dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan itu. Tetapi janganlah engkau ketahuan kepada orang itu, sebelum ia selesai makan dan minum. (4) Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.’”.
a) Kata-kata ‘tempat perlindungan’ (Rut 3:1) terjemahan hurufiahnya adalah ‘rest’ [= istirahat].
Pulpit Commentary: “There is something radically wrong in every home which is not a ‘rest’ to its inmates;” [= Ada sesuatu yang sangat salah dalam setiap rumah yang bukan merupakan suatu ‘istirahat’ bagi penghuni-penghuninya;] - hal 53.
Artinya di sini jelas menunjuk kepada suami / pernikahan. Bdk. Rut 1:9 - “kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan (Inggris: ‘rest’), masing-masing di rumah suaminya.’”.
Jelas tidak salah untuk mengusahakan agar Rut menikah lagi, karena suami Rut sudah mati.
b) Kata-kata ‘supaya engkau berbahagia’ diterjemahkan ‘that it may be well with thee’ [= supaya engkau baik-baik saja] dalam KJV.
Perlu dicamkan bahwa tidak selalu perempuan (juga laki-laki) makin bahagia setelah menikah!
Matthew Henry: “Note, ... That which should be desired and designed by those that enter into the married state is that it may be well with them, in order to which it is necessary that they choose well; otherwise, instead of being a rest to them, it may prove the greatest uneasiness. Parents, in disposing of their children, must have this in their eye, that it may be well with them. And be it always remembered that is best for us which is best for our souls.” [= Perhatikan, ... Apa yang harus diinginkan dan dimaksudkan oleh mereka yang masuk ke dalam keadaan pernikahan adalah supaya mereka akan baik-baik, dan karena itu adalah perlu bahwa mereka memilih dengan baik; kalau tidak, bukannya menjadi suatu istirahat bagi mereka, tetapi bisa terbukti sebagai ketidak-nyamanan yang terbesar. Orang tua, dalam memberikan anak-anak mereka, harus mempunyai hal ini di mata mereka, supaya baik keadaan mereka. Dan harus selalu diingat bahwa yang terbaik untuk kita adalah yang terbaik untuk jiwa kita.].
Penerapan: jelas kata-kata Matthew Henry ini tidak cocok dengan orang tua yang selalu ingin anaknya menikah dengan orang kaya. Jelas bahwa Matthew Henry lebih memperhatikan urusan rohani dari pada urusan jasmani / sekuler / uang dalam pernikahan.
c) Dalam Rut 3:3, Naomi menyuruh Rut untuk mandi, berurap (yaitu memakai minyak wangi) dan juga untuk mengenakan pakaian yang bagus.
d) Dalam Rut 3:4, Naomi menyuruh Rut untuk:
1. Memperhatikan baik-baik tempat Boas berbaring. Ini perlu supaya tidak keliru dengan orang lain.
2. Mendekati Boas.
3. Menyingkapkan selimut pada bagian kaki Boas. Hal ini akan menyebabkan Boas terbangun karena merasa dingin.
4. Berbaring di kaki Boas. Ini suatu posisi yang rendah, menunjukkan Rut sebagai pemohon.
Matthew Henry: “perhaps it was the usage in that country that in this case the woman should make the demand; so much is intimated by the law, Deut 25:7-9.” [= mungkin itu merupakan kebiasaan / tradisi di negeri itu bahwa dalam kasus seperti ini si perempuan harus membuat tuntutan; begitulah diisyaratkan oleh hukum Taurat, Ul 25:7-9.].
Ulangan 25:7-9 - “(7) Tetapi jika orang itu tidak suka mengambil isteri saudaranya, maka haruslah isteri saudaranya itu pergi ke pintu gerbang menghadap para tua-tua serta berkata: Iparku menolak menegakkan nama saudaranya di antara orang Israel, ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar dengan aku. (8) Kemudian para tua-tua kotanya haruslah memanggil orang itu dan berbicara dengan dia. Jika ia tetap berpendirian dengan mengatakan: Aku tidak suka mengambil dia sebagai isteri - (9) maka haruslah isteri saudaranya itu datang kepadanya di hadapan para tua-tua, menanggalkan kasut orang itu dari kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan: Beginilah harus dilakukan kepada orang yang tidak mau membangun keturunan saudaranya.”.
Catatan: text ini secara implicit memang menunjukkan inisiatif dari pihak perempuan.
II) Apa yang dilakukan oleh Rut.
1) Rut mentaati nasehat Naomi dan berbuat persis seperti yang dikatakan oleh Naomi.
Rut 3: 5-7: “(5) Lalu kata Rut kepadanya: ‘Segala yang engkau katakan itu akan kulakukan.’ (6) Sesudah itu pergilah ia ke tempat pengirikan dan dilakukannyalah tepat seperti yang diperintahkan mertuanya kepadanya. (7) Setelah Boas habis makan dan minum dan hatinya gembira, datanglah ia untuk membaringkan diri tidur pada ujung timbunan jelai itu. Kemudian datanglah perempuan itu dekat dengan diam-diam, disingkapkannyalah selimut dari kaki Boas dan berbaringlah ia di situ.”.
a) Rut melihat bahwa Boas telah selesai dengan makan dan minum.
Makan dan minum dalam ay 7a bukan dalam arti sampai mabuk! Tidak salah kalau kita makan dan minum yang ‘agak istimewa’ setelah menerima suatu berkat dari Tuhan! Kristen tidak mengajar kita menjadi pertapa!
Tetapi ingat bahwa Boas adalah orang kaya! Apa yang ia lakukan ini tidak bisa diterapkan kalau saudara adalah orang yang miskin, dan penghasilannya pas-pasan! Orang miskin, yang penghasilannya pas-pasan, tetapi tetap ‘makan dan minum secara istimewa’ setiap kali menerima gajian, adalah orang boros dan bodoh yang tidak mempunyai kebijaksanaan!
b) Rut melihat bahwa Boas membaringkan diri untuk tidur (Rut 3:7a).
Pulpit Commentary: “IT IS RIGHT TO REST WHEN DUTY HAS BEEN FULFILLED AND TASKS ACHIEVED. Some zealous Christians seem to think all repose is sinful, as manifesting indifference to the magnitude of the work to be done. But God has made the body so that it needs rest, the mind so that it needs relaxation.” [= Adalah benar untuk beristirahat pada waktu kewajiban telah diselesaikan dan tugas telah tercapai. Sebagian orang-orang Kristen yang bersemangat kelihatannya berpikir bahwa semua istirahat adalah berdosa, karena menunjukkan ketidak-pedulian / sikap acuh tak acuh pada besarnya pekerjaan yang harus dilakukan. Tetapi Allah telah membuat tubuh sehingga tubuh itu membutuhkan istirahat, pikiran sehingga pikiran itu membutuhkan relaxasi / kesantaian.].
Orang harus rajin bekerja. Dalam hal ini muncul 2 extrim, yang satu adalah malas, dan yang lain adalah menjadi workaholic (orang yang gila kerja)!
c) Rut datang dengan diam-diam, menyingkapkan selimut pada kaki Boas dan tidur di situ (ay 7b).
2) Apa yang Rut lakukan menyebabkan Boas terbangun.
Setelah Boas terbangun, ia bertanya: “Siapakah engkau?” (Rut 3:9a). Rut menjawab dalam ay 9b: “Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.’”.
a) Rut menyebut dirinya sendiri sebagai ‘hamba’.
Ini lagi-lagi menempatkan diri dalam posisi yang rendah. Rut tidak bersikap seakan-akan ia berhak untuk ditebus oleh Boas, tetapi ia menunjukkan sikap sebagai seorang pemohon.
b) ‘Kembangkanlah sayapmu’.
1. Kata perintah atau pernyataan?
Pulpit Commentary mengatakan (hal 54) bahwa bagian ini seharusnya bukan berupa suatu perintah, tetapi suatu pernyataan: ‘Engkau telah mengembangkan sayapmu’. Tetapi para penafsir lain tetap menafsirkan bagian ini sebagai kata perintah. Demikian juga KJV/RSV/NIV/NASB semuanya menterjemahkan sebagai kata perintah. Tentu saja dalam hal ini ‘perintah’ itu harus dianggap sebagai ‘permohonan’.
2. Kata ‘sayap’ mempunyai dua kemungkinan arti:
a. Kain penutup tempat tidur yang menyelimuti suami istri.
b. Sayap burung. Artinya: minta perlindungan.
Pulpit Commentary: “Boaz himself had represented Ruth as having come trustfully under the wings of Yahveh (see ch. 2:12). … But, as she was well aware that God often works through human agency, she now recognised the Divine hand in the kindness of Boaz.” [= Boas sendiri telah menggambarkan Rut sebagai telah datang dengan percaya di bawah sayap dari Yahweh (lihat 2:12). … Tetapi, sebagaimana ia (Rut) menyadari bahwa Allah sering bekerja melalui manusia sebagai alat, sekarang ia mengakui tangan Ilahi dalam kebaikan Boas.] - hal 49.
3. Rut bicara tentang kedudukan Boas sebagai seseorang yang wajib menebus.
Kata-kata Rut itu jelas artinya. Ia memohon (dengan halus) supaya Boas mengawini dia.
III) Salahkah nasehat Naomi / tindakan Rut ini?
Sekarang mungkin perlu kita teliti, apakah usaha yang dilakukan oleh Naomi dan Rut ini termasuk dosa atau tidak.
Saya berpendapat bahwa tidak ada salahnya bahwa seorang perempuan bertindak agresif / mengambil inisiatif (kecuali kebudayaan / kebiasaan setempat menganggap hal itu sebagai sesuatu yang negatif). Tetapi, bagaimana dengan mendatangi seorang laki-laki yang sedang tidur, menyingkapkan selimutnya dan tidur di sana? Dosakah hal ini? Dalam menentukan dosa atau tidaknya hal ini, terjadi pro kontra di antara para penafsir. Ada penafsir-penafsir yang menganggap tidak dosa, dengan alasan bahwa hal itu adalah tradisi!
Contoh dari penafsir yang pro:
Jamieson, Fausset & Brown: “Singular as these directions may appear to us, there was no impropriety in them, according to the simplicity of rural manners in Beth-lehem. In ordinary circumstances these would have seemed indecorous to the world; but in the case of Ruth, it was a method doubtless conformable to prevailing usage, of reminding Boaz of the duty which devolved on him as the kinsman of her deceased husband.” [= Sekalipun pengarahan-pengarahan ini bisa kelihatan unik / tidak biasa, di sana tidak ada ketidak-pantasan di dalamnya, sesuai dengan kesederhanaan dari kebiasaan / etika pedesaan di Betlehem. Dalam keadaan biasa hal-hal ini kelihatan tidak pantas bagi dunia; tetapi dalam kasus Rut, itu adalah suatu metode yang tak diragukan sesuai dengan kebiasaan yang pada umumnya diterima, untuk mengingatkan Boas tentang kewajiban yang berpindah kepadanya sebagai keluarga dekat dari suaminya yang sudah meninggal.].
Kalau memang hal itu adalah tradisi / kebiasaan di sana pada saat itu, maka memang hal itu tidak bisa disalahkan. Tetapi, betulkah bahwa hal itu adalah tradisi? Dalam bagian lain dari Kitab Suci, tidak pernah ada peristiwa seperti itu. Juga dalam buku-buku tentang tradisi Israel, hal seperti itu tidak pernah ada! Jadi, saya tidak bisa menerima ini sebagai tradisi, dan menurut saya, haruslah disimpulkan bahwa hal itu adalah sesuatu yang agak kelewat batas.
Contoh dari penafsir-penafsir yang kontra:
Matthew Poole: “that there was something of shamefulness in the thing, may be gathered both from Naomi’s choice of the night for it, as if it were a work of darkness, and from Boaz’s fear lest this should be known, Ru 3:14.” [= bahwa di sana ada sesuatu yang memalukan dalam hal itu, bisa disimpulkan dari pemilihan Naomi tentang malam untuk melakukannya, seakan-akan itu merupakan suatu pekerjaan kegelapan, dan dari rasa takut Boas supaya jangan hal ini diketahui, Rut 3:14.].
Rut 3:14: “Jadi berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boas: ‘Janganlah diketahui orang, bahwa seorang perempuan datang ke tempat pengirikan.’”.
Mengapa Boas harus takut kalau semua itu adalah tradisi?
The Biblical Illustrator: “here our defence ceases, at least in respect to Naomi. While we vindicate her intentions, we are constrained to censure her measures; while we acquit her of designing evil, we must blame her for not ‘abstaining from all appearance of evil.’ There was too much of cunning and stratagem about the manner of the whole transaction. There was a forcing of Providence where there should have been a trustful waiting on it; a cutting of a short way to a desired issue, instead of moving in the way which God might open to her.” [= di sini pembelaan kami berhenti, setidaknya berkenaan dengan Naomi. Sementara kami mempertahankan maksud-maksudnya, kami terpaksa mencela tindakan-tindakannya; sementara kami membebaskan dia dari perencanaan kejahatan, kami harus menyalahkan dia untuk tidak ‘menjauhkan diri dari segala yang kelihatannya jahat’. Ada terlalu banyak kelicikan dan trik tentang cara dari seluruh transaksi. Ada suatu pemaksaan terhadap Providensia dimana seharusnya ada sikap menanti sambil percaya terhadapnya; suatu pemotongan jalan pintas menuju hasil yang diinginkan, dan bukannya bergerak dengan cara yang Allah bukakan baginya.].
1Tesalonika 5:22 - “Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan”.
KJV: “Abstain from all appearance of evil” [= Jauhkan dirimu dari semua yang kelihatannya jahat].
RSV/NASB/ASV/NKJV: “abstain from every form of evil” [= Jauhkan dirimu dari setiap bentuk kejahatan].
NIV: “Avoid every kind of evil” [= Hindarilah setiap jenis kejahatan].
Juga kalau kita membaca cerita ini selanjutnya, Boas bisa memberitahu tentang kewajiban menebus dari penebus yang lebih dekat dari dia dengan cara biasa.
Rut 3:12-13 - “(12) Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku. (13) Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi.’”.
Rut 4:1-6 - “(1) Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: ‘Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini.’ Maka datanglah ia, lalu duduk. (2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: ‘Duduklah kamu di sini.’ Maka duduklah mereka. (3) Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: ‘Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4) Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku.’ Lalu berkatalah ia: ‘Aku akan menebusnya.’ (5) Tetapi kata Boas: ‘Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.’ (6) Lalu berkatalah penebus itu: ‘Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya.’”.
Jadi, apa yang mereka lakukan di sini adalah ‘membantu Tuhan dengan caranya sendiri yang adalah cara duniawi’. Ini sama dengan apa yang dilakukan oleh Abram dan Sarai, dimana mereka ‘membantu Tuhan’ supaya bisa memberikan anak dengan cara menjadikan Hagar sebagai istri Abram (Kej 16). Juga sama dengan apa yang dilakukan oleh Yakub dan Ribka, pada waktu mereka menipu Ishak untuk mendapatkan berkat (Kej 27).
IV) Reaksi Boas.
1) Dalam ay 8 dikatakan bahwa Boas terkejut, lalu bangun.
Rut 3:8 - “Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.”.
Dalam Kitab Suci Indonesia dikatakan bahwa Boas ‘meraba-raba sekelilingnya’. Ini salah terjemahan. Seharusnya adalah ‘he turned’ [= ia berbalik] seperti dalam terjemahan NIV (KJV/RSV/NASB mirip dengan NIV).
Lalu ia bertanya: “Siapakah engkau?” (Rut 3:9).
2) Setelah ia tahu bahwa itu adalah Rut, dan setelah ia mendengar bahwa Rut memohon supaya ia mengawini Rut, maka Boas lalu mengucapkan ay 10-11.
Rut 3:10-11: “(10) Lalu katanya: ‘Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya. (11) Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang perempuan baik-baik.”.
a) Kata ‘anakku’ dalam Rut 3:10 menunjukkan bahwa Boas jauh lebih tua dari Rut, dan rupanya inilah yang menyebabkan, sekalipun ia jelas menyenangi Rut, tetapi ia sungkan untuk menyatakannya.
b) ‘Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu’.
Mula-mula Rut menunjukkan kasih kepada Naomi. Sekarang, ia menunjukkan sikap bertanggung jawab kepada keluarga, yang ia tunjukkan dengan tidak mengejar-ngejar ‘orang-orang muda’ [= choice men [= orang-orang pilihan / hebat], tetapi memilih ‘penebus’ yang jauh lebih tua dari dirinya sendiri.
Catatan: jangan terapkan ini kepada cewek yang mengejar laki-laki yang tua hanya karena ia kaya! Itu sangat berbeda!
c) ‘setiap orang dalam kota kami tahu bahwa engkau seorang perempuan baik-baik’.
Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘baik-baik’ adalah CHAYIL yang arti sebetulnya adalah ‘kaya’ (misalnya dalam Rut 2:1), tetapi di sini bisa diartikan ‘berharga’.
RSV: ‘worth’ [= berharga / bernilai].
Semua cewek kristen harus hidup sedemikian rupa sehingga kata-kata Boas ini bisa diberlakukan untuknya!
Dari kata-kata Boas yang memuji-muji Rut ini terlihat dengan jelas bahwa Boas senang kepada Rut. Kalau ia tidak senang kepada Rut, maka melihat tindakan Rut yang kelewat batas itu, pasti ia akan marah dan mengusir Rut. Bagi Boas, apa yang dilakukan oleh Rut juga adalah ‘titik terang’!
3) Melihat titik terang ini, Boas tidak pasif saja, tetapi ia berusaha.
Ia berusaha untuk mengawini Rut, tetapi berbeda dengan Naomi, Boas melakukan usahanya dengan memperhatikan ‘aturan mainnya’.
Rut 3:12-13: “(12) Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku. (13) Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi.’”.
a) ‘penebus’.
Saudara dari suami harus mengawini jandanya. Kalau tidak ada saudara, maka keluarga suami yang terdekatlah yang harus melakukan hal itu.
b) Ada urut-urutan dalam menebus.
Keluarga yang lebih dekat, lebih berhak dalam menebus.
1. Boas tak mau melanggar hak dari keluarga yang lebih dekat itu.
2. Kalau orang itu tidak mau menebus, Boas bersumpah (untuk memberi kepastian kepada Rut), bahwa ialah yang akan menebus.
Dari sini terlihat bahwa Boas adalah orang yang sangat mempedulikan / menghormati hak-hak orang lain, sekalipun hak-hak orang lain itu bertentangan dengan keinginannya sendiri.
Bdk. Filipi 2:4 - “janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”.
Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara menghormati hak-hak orang lain? Misalnya pada waktu naik sepeda motor / mobil di jalan, apakah saudara menghormati hak-hak pengendara kendaraan yang lain? Atau main potong, serobot seenaknya?
4) Selanjutnya, Boas lalu menasehati Rut.
Rut 3:14: “Jadi berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boas: ‘Janganlah diketahui orang, bahwa seorang perempuan datang ke tempat pengirikan.’”.
Ayat itu menunjukkan bahwa Boas tidak hanya memperhatikan kesucian di hadapan Allah saja, tetapi juga di hadapan manusia. Bagaimana dengan saudara?
Juga Boas menasehatkan seperti itu, karena ia tidak mau nama baik Rut menjadi tercemar, karena ia melihat adanya kemungkinan Rut diambil menjadi istri oleh penebus yang lain (yang lebih berhak dari Boas). Sebetulnya, kalau nama baik Rut tercemar, maka lebih kecil kemungkinannya bahwa penebus yang lebih dekat itu mau menebus, sehingga lebih besar kemungkinannya bagi Boas untuk bisa mengawini Rut. Tetapi lagi-lagi terlihat, bahwa Boas tidak mau menggunakan cara-cara duniawi yang kotor!
Penutup / kesimpulan.
Baik Naomi / Rut, maupun Boas sama-sama melihat titik terang. Mereka sama-sama berusaha. Mereka sama-sama berserah.
Untuk Naomi dalam Rut 3:18: “Lalu kata mertuanya itu: ‘Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga.’”.
Pulpit Commentary: “she knew that there is always a time to wait, as well as a time to work; and she reminded Ruth that now events must be left to others - indeed, must be left to God! … When we have done our part, then is the time to sit still. … When we can do no more, then is the time to sit still. Ask yourself whether you have or have not this reason for refraining from efforts. We sometimes come to the end of our ability; we have done our part, and for us nothing now remains to do.” [= ia tahu bahwa selalu ada waktu untuk menunggu, dan juga waktu untuk bekerja; dan ia mengingatkan Rut bahwa sekarang hal-hal itu harus ditinggalkan untuk orang-orang lain - memang, harus ditinggalkan untuk Allah! … Pada waktu kita telah melakukan bagian kita, maka itulah waktunya untuk duduk diam. … Pada saat kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi, maka itu adalah waktu untuk duduk diam. Tanyakanlah kepada dirimu sendiri apakah engkau mempunyai atau tidak mempunyai alasan ini untuk menahan segala usaha. Kita kadang-kadang sampai pada akhir dari kemampuan kita; kita telah melakukan bagian kita, dan bagi kita sekarang tidak ada yang tersisa untuk dilakukan.] - hal 58.
Untuk Boas dalam Rut 3:13: “Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi.’”.
Tetapi tetap ada perbedaan di antara mereka! Naomi dan Rut berusaha secara kelewat batas, tetapi Boas tidak!
Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara berusaha untuk melakukan sesuatu, apakah saudara melakukannya dengan mempedulikan batasan-batasan Firman Tuhan seperti Boas, atau saudara melakukannya tanpa mempedulikan batasan-batasan Firman Tuhan seperti Naomi / Rut?
Ini harus dipikirkan tentang banyak hal, seperti:
1. Dalam mencari jodoh. Ada seseorang yang memberikan semacam syair: ‘Ndak kenek dikerek, didukno; ndak kenek dipek, didukuno’ [= tidak bisa dinaikkan, diturunkan; tidak bisa diambil, didukunkan]. Ini seperti yang dilakukan oleh Naomi.
2. Dalam mencari pekerjaan. Banyak orang mencari pekerjaan dengan menyogok, dsb.
3. Dalam usaha untuk lulus. Banyak orang melakukan hal-hal yang tidak halal, seperti curang dalam ujian, menyogok guru / dosen, dsb.
4. Dalam mendamaikan orang yang gegeran!
Kalau ada gegeran, adalah baik kalau saudara berusaha mendamaikan. Tetapi kalau cara-cara duniawi, termasuk dusta, digunakan, itu menjadi dosa! Bukan hanya tujuannya yang harus benar, caranyapun harus benar!
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America