IMAN YANG HIDUP (YAKOBUS 2:14-26)

Yakobus 2:14-26 sedang mengatakan bahwa iman yang benar pasti membawa sebuah perubahan hidup dan menghasilkan perbuatan baik – bukan karena perbuatan itu menyelamatkan, tetapi iman yang menyelamatkan itu menghasilkan perbuatan baik.
IMAN YANG HIDUP (YAKOBUS 2:14-26)
gadget, bisnis, otomotif
Ilustrasi untuk memberikan gambaran ini:

Saya menanam bermacam-macam pohon buah dan sayuran – termasuk pohon pepaya. Tetapi pepaya yang berbuah lebat pada gambar bukanlah pohon pepaya saya. Semua pohon pepaya saya tidak pernah berbuah, paling hanya berbunga. Saya hanya panen daun dan bunga pepaya. Suatu ketika saya hilang kesabaran dan memutuskan untuk menebang salah satu pohon pepaya. Ketika saya mengeluarkan sedikit tenaga dan siap menebang sang pohon, pohon itu tumbang sendiri. Rupanya pohon pepaya itu tidak mempunyai akar karena habis digerogoti rayap entah sejak kapan. Buah yang tidak pernah kunjung keluar itu ternyata mengindikasikan masalah dengan pohon tersebut.

Demikianlah Yakobus mengatakan bahwa apabila tidak ada perbuatan baik dari seorang yang mengaku beriman, pertanyakanlah imannya. Mungkin ada masalah dengan imannya dan jangan-jangan dia sebenarnya tidak mempunyai iman sama sekali.

Setelah memahami maksud Yakobus, maka umat kristiani diperhadapkan pada tuntutan yang sangat jelas yaitu iman harus menjadi iman yang hidup dan menghasilkan perbuatan baik. Tetapi bagaimanakah wujud dari “Iman yang Hidup” itu?

Mari kita memperhatikan bagaimana iman dan perbuatan jemaat mula-mula di dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 dan Kisah Para Rasul 4:32-35 yang mempunyai kemiripan dan berbicara tentang 2 hal yang pada dasarnya sama, yaitu:

1. Kehidupan iman dan persekutuan orang Kristen

Dalam Kisah Para Rasul 2, persis setelah Pentakosta terlihat dengan jelas kehidupan jemaat mula-mula. Lukas mencatat bahwa semua orang yang telah percaya ini tetap bersatu, mereka tekun dalam pengajaran para rasul, memecah roti dan berdoa. Kisah Para Rasul 4, juga berbicara tentang kumpulan orang percaya sebagai kumpulan yang sehati dan sejiwa. 

Gambaran kumpulan orang percaya sebagai sebuah komunitas yang bersatu, sehati sejiwa, adalah sesuatu yang menjadi ciri khas orang Kristen. Bahkan di hari ini, ketika semangat individualisme demikian kuatnya, kesatuan umat percaya tetap menjadi ciri khas gereja.

2. Sikap jemaat terhadap harta benda

Kedua bagian juga berbicara tentang sikap jemaat mula-mula terhadap harta benda: segala sesuatu mereka adalah kepunyaan bersama.

Dari kedua ayat di atas terlihat hubungan erat antara iman dan perbuatan baik di tengah-tengah jemaat. Bukan saja iman mereka memungkinkan mereka berbagi dengan tulus dan murah hati, juga kesaksian hidup mereka menjadi bukti nyata kesaksian iman mereka

Apakah teguran Yakobus ini ditujukan hanya untuk orang yang ‘sehat,’ ‘muda,’ dan ‘kaya’ saja? Pertimbangkan kisah seorang tukang becak bernama Bai Fang Li dari Tiongkok yang menyumbangkan lebih dari 500 juta rupiah untuk menyekolahkan lebih dari 300 anak tidak mampu

Apabila Bai Fang Li yang miskin, sudah tua, tidak berdaya, dan hidup di negara komunis seperti Tiongkok bisa melakukannya, bukankah kehidupan iman dan perbuatan baik seharusnya terintegrasi sedemikian rupa di dalam keseharian? Jemaat mula-mula menghidupi kehidupan demikian, dan ketika ada yang menyimpang, Yakobus mengingatkan mereka dengan sangat keras. Renungkanlah!. IMAN YANG HIDUP (YAKOBUS 2:14-26)
Next Post Previous Post