MANFAAT PENGAKUAN IMAN RASULI

Pdt. Yakub Tri Handoko

Pengakuan Iman Rasuli atau Kredo Rasuli sering diucapkan oleh banyak gereja dalam setiap ibadah Minggu. Namun, apakah semua jemaat benar-benar memahami manfaat dari pengakuan iman ini? Apa sebenarnya kegunaan dari pengakuan iman tersebut? Jika kita mengamati bagaimana jemaat mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli, terlihat bahwa ada berbagai konsep yang berbeda-beda. 

Sebagian jemaat berdiri tegap dan mengucapkannya sebagai sebuah ikrar atau sumpah, sedangkan ada juga jemaat yang menutup mata dan memperlakukan pengakuan iman sebagai sebuah doa. Jadi, apa sebenarnya manfaat atau kegunaan dari pengakuan iman? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu melihat penggunaan pengakuan iman, terutama Pengakuan Iman Rasuli, dalam tiga konteks yang berbeda.
MANFAAT PENGAKUAN IMAN RASULI
otomotif, bisnis
1. Konteks pertama adalah dalam konteks pengajaran. 

Artinya jemaat perlu diajar mengenai inti sari kekristenan. Pengakuan iman bukan bahan yang lengkap tentang seluruh ajaran kekristenan, tetapi merupakan bahan yang berisi pokok-pokok yang penting, fundamental dan yang menjadi tulang punggung ajaran kekristenan. 

Hal ini tidak berarti bahwa pengakuan iman menggantikan posisi studi Alkitab dan studi doktrin di dalam gereja melainkan menyediakan suatu pokok-pokok yang ringkas, penting, bisa dimengerti dan dihafalkan oleh jemaat. Karena itu pengakuan iman cenderung lebih pendek. Walaupun beberapa pengakuan iman ada yang cukup panjang, tetapi tetap hal itu jauh lebih pendek/ringkas daripada keseluruhan doktrin Kristen.

2. Konteks kedua adalah bahaya ajaran sesat. 

Mengapa para pemimpin gereja pada abad permulaan merasa perlu merumuskan doktrin-doktrin penting dalam pengakuan iman? Karena adanya bahaya ajaran sesat yang sedang berkembang dari zaman ke zaman. Tiap zaman memiliki tantangan dan kesalahan-kesalahan yang berbeda sehingga para pemimpin gereja memberikan respons yang relevan dan tepat terhadap bahaya ajaran sesat. Mereka merumuskan berbagai macam pengakuan iman, antara lain: Pengakuan Iman Nicea, Konstantinopel dan Iman Rasuli.

Pada abad pertama kebanyakan orang Kristen tidak bisa membaca Alkitab atau tulisan-tulisan kristen. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka tidak bisa membaca dan menulis atau karena mendapat aniaya yang hebat sehingga mereka tidak mempunyai akses pada literatur-literatur yang penting itu. Mereka hanya mendapatkan apa yang mereka dengarkan dalam setiap ibadah. 

Dalam kondisi ini, mereka patut bertanya-tanya, sebetulnya apa yang menjadi ajaran kekristenan? Apa yang membedakan kekristenan dengan ajaran-ajaran yang beredar di sekeliling mereka? Pertanyaan ini wajar sekali karena pada waktu itu banyak ajaran yang berlainan muncul di sekitar mereka. Dalam situasi seperti ini jemaat perlu mengetahui mana ajaran yang benar dan mana ajaran yang sesat. Itulah sebab pengakuan iman perlu dirumuskan dan diikrarkan bersama-sama.

3. Konteks yang ketiga adalah kesatuan gereja. 

Di dalam Efesus. 4:13 dikatakan bahwa kesatuan gereja bukanlah kesatuan yang murahan, melainkan kesatuan di dalam iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Pada abad permulaan, kekristenan berkembang ke mana-mana. Ada ajaran yang sesat dan ada pula yang tidak sesat. 

Tetapi di antara yang tidak sesat sendiri pun terdapat berbagai macam variasi sehingga jemaat perlu memiliki sebuah fondasi untuk mengukur: Mana gereja yang benar dan tidak benar; doktrin mana yang penting/pokok -yang di dalamnya kita bisa berdiri bersama-sama- dan mana doktrin yang tidak perlu kita persoalkan jika pemahaman kita berbeda.

Ini merupakan poin yang sangat penting sampai sekarang. Ada banyak orang yang merasa bahwa kebersamaan itu hal yang mutlak sedangkan kebenaran tidak mutlak. Mereka menganggap setiap aliran yang menamakan dirinya Kristen (termasuk Saksi-Saksi Yehuwa) patut diterima sebagai tubuh Kristus. 

Saya tidak sepakat dengan pandangan ini karena Efesus 4:13 jelas mengatakan bahwa kesatuan kita adalah kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Bukan berarti kita membenci orang-orang yang berbeda dengan kita tetapi kita harus berdiri di atas Firman Tuhan, bahwa untuk hal-hal yang pokok kita harus bersatu, untuk hal-hal yang tidak pokok kita bisa berbeda dan dalam segala hal kita harus saling mengasihi. 


Pengakuan iman menolong gereja-gereja untuk menyadari bahwa mereka adalah satu, terlepas dari adanya perbedaan karakteristik tapi mereka memiliki fondasi/tempat berdiri yang sama. Di atas fondasi yang sama itulah gereja-gereja bisa merengkuh perbedaan-perbedaan yang lain.

Kesatuan doktrinal menjadi fondasi yang kuat untuk merengkuh semua perbedaan, antara lain perbedaan cara ibadah, etnis, penekanan, tantangan, perumusan, pemikiran dsb. Hal yang penting adalah kesatuan doktrinal mengenai hal-hal pokok yang dirumuskan dalam pengakuan iman. Tuhan memberkati
Next Post Previous Post