PENGARUH REFORMED DALAM KHOTBAH DAN PENGINJILAN

Banyak pengkhotbah terkenal sejak abad pertengahan hingga abad kedua puluh dan dua puluh satu ini yang memiliki pandangan teologi Reformed yang ketat. Meskipun beberapa di antaranya memiliki latar belakang aliran gereja yang bukan Reformed. Tapi khotbah-khotbah mereka telah mencerminkan iman dan semangat Reformed sejati yang mengedepankan kebenaran dan kuasa firman Allah.
1. Jonathan Edwards (5 Oktober 1703 - 22 Maret 1758) adalah seorang teolog dan pendeta asal Amerika Serikat yang sangat memengaruhi peristiwa kebangunan rohani Amerika. Edwards adalah seorang pendeta Kongregasionalis yang banyak membela ajaran Calvinis. Khotbahnya sangat berapi-api dan penuh dengan urapan Roh Kudus. 
PENGARUH REFORMED DALAM KHOTBAH DAN PENGINJILAN
bisnis, gadget
Bahkan ketika dia sedang berkhotbah pada tanggal 8 Juli 1741 yang berjudul Sinners In The Hands of An Angry God (Orang-orang Berdosa Di Tangan Allah Yang Murka), sebelum khotbah ini berakhir, telah banyak orang yang menangis dan berseru-seru, “Apakah yang harus kami perbuat?” sambil berjingkat seolah benar-benar sedang menginjak api neraka. Ribuan orang bertobat setelah mendengarkan khotbah itu. 

Karena karunianya yang luar biasa itu, Jonathan Edwards disebut sebagai pendeta, pengkhotbah dan misionaris. Pada zamannya, khotbah-khotbahnya sangat dinantikan oleh orang-orang yang rindu akan firman Tuhan.

2. Dwight Lyman Moody atau D.L. Moody, adalah tokoh kebangunan rohani gelombang ketiga di Amerika Serikat, pada abad ke-19. Ia juga dikenal sebagai pengkhotbah ulung yang sering mengadakan kebangunan rohani. Moody lahir pada tanggal 5 Februari 1837 di Nothfield, Massachusetts dari keluarga petani miskin. 

Pada tahun 1841, ayahnya meninggal. Karena kemiskinannya dan tanpa ayah, menyebabkan dia keluar dari sekolah ketika masih kelas 5 sekolah dasar. Pada umur 17 tahun, ia pindah ke Boston untuk mencari pekerjaan, namun ia tidak berhasil mendapat pekerjaan, dan akhirnya ia bekerja menjaga toko sepatu milik pamannya, dengan syarat ia harus mengikuti ibadah di Gereja Kongregasional di Boston. Moody kemudian aktif mengikuti Sekolah Minggu dan mengalami pertobatan di gereja ini.

Kemudian pindah ke Chicago dan pada tahun 1860, memutuskan untuk menjadi pekabar injil penuh waktu, meskipun tidak pernah menempuh pendidikan teologi formal. Ia aktif mengadakan kebangunan rohani dan terkenal sebagai seorang pengkhotbah ulung. 

Dalam pelayanannya dalam rangka kebangunan rohani ia hampir selalu bersama, Ira D. Sankey, seorang penulis dan penggubah lagu yang terkenal. Ia juga aktif dalam organisasi Young Men Christian Association (YMCA), serta dalam gerakan ekumenis lainnya bersama John Mott hingga meninggal pada 22 Desember 1899. Selain jiwa-jiwa yang telah dimenangkannya, peninggalan Moody yang tetap dikenang dan eksis hingga sekarang adalah Moody Bible Institute dan Moody Press.

3. Charles Haddon Spurgeon (Juni 1834-Januari 1892). Pengkhotbah yang hidup sezaman dengan Moody ini menjadi salah seorang tokoh berpengaruh pada Kebangunan Rohani Inggris dan Eropa abad ke-19. Ia lahir di keluarga pendeta sebuah Gereja Kongregasionalis. Namun Spurgeon baru memutuskan untuk menjadi seorang Kristen pada usia remaja, tahun 1850, dan pada tahun 1852 karena panggilannya, telah menjadi pendeta di sebuah Gereja Baptis di Waterbeach, daerah yang dikenal dengan pemabuknya. 

Dia dikenal sebagai pengkotbah Baptis yang Reformed, bahkan David J. Hall menyebut bahwa pertobatan Spurgeon itu merupakan suatu ekspresi dari Calvinisme (Hall and Liliback 2009:92) Setelah itu, ia diundang untuk menjadi pendeta di gereja yang lebih besar dengan ribuan orang mendengar khotbah-khotbahnya.

Meskipun Spurgeon sebenarnya bukan seorang yang mempelajari teologi secara formal, namun gaya khotbahnya sederhana namun alkitabiah dan memakai bahasa yang langsung dalam menjelaskan maksudnya, telah banyak menobatkan orang kepada Kristus.

Selain sebagai pengkhotbah yang terkenal, Spurgeon adalah juga seorang penulis yang sangat produktif dengan lebih seratus buku yang telah ditulisnya dan banyak yang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, di antaranya bahasa: Arab, Armenian, Bengali, Bulgaria, Cina, Kongo, Ceko, Denmark, Belanda, Estonia, Perancis, Gaelik, Jerman, Hindi, Hungaria, Italia , Jepang, Kaffir, Karen Lettish, Maori, Norwegia, Polandia, Rusia, Serbia, Spanyol, Swedia, Syriac, Tamil, Telugu, Urdu, Welsh dan tentu saja, Indonesia. 

Di antara tulisannya juga telah menulis banyak jilid tentang tafsiran, khotbah-khotbah yang dibukukan, devosi, dan tulisan-tulisan lainnya. Bukunya yang terkenal antara lain: The Power of Prayer in a Believer’s Life’ Spiritual Welfare in a Believer’s Life; A Defense of Calvinism; Holy Spirit; All of Grace, dll.

4. Stephen Tong (lahir 1940 di Xiamen, Fujian, China). Menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat sejak berusia 3 tahun dan sudah melayani dalam khotbah-khotbah sejak berusia 17 tahun. Dia dikenal sebagai hamba Tuhan yang tegas, keras, serius tetapi humble. Sebagai seorang penganut Reformed fanatik, 

Stephen Tong telah mendirikan Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) dan bersama dengan Yakub Susabda mendirikan Sekolah Tinggi Toleogi Reformed Injili Indonesia (STRII), yang belakangan setelah Yakub Susabda menjadi Rektor nama itu diganti menjadi Sekolah Tinggi Teologi Reformed Indonesia (STTRI). Tak dapat disangkal bahwa Stephen Tong adalah Pendeta yang paling terkenal di Indonesia, khususnya di kalangan kaum Injili dan Reformed. 

Telah berkhotbah puluhan ribu kali di seluruh Indonesia dan dunia. Selain berkhotbah, Dr. Tong juga mengajar di beberapa sekolah teologi, seperti SAAT Malang dan STTRI(I) serta beberapa seminari di luar negeri. Setiap tahun juga memimpin berbagai seminar teologi di kota-kota besar di Indonesia dan kota-kota lainnya di luar negeri. 

Berbeda dengan para pengkhotbah KKR lainnya yang kebanyakan berisi tentang berkat, kehidupan yang melimpah, kepedulian Allah, dsb., hampir semua khotbah Dr. Tong berisi doktrin-doktrin tentang iman Kristen, dosa dan keselamatan, hidup kekal, penginjilan, tanggung jawab orang Kristen dan sebagainya.

Karena sikap tegas dan kerasnya dalam hal doktrin yang diyakininya, sering kali membuat orang-orang dan hamba Tuhan lainnya “tidak menyukainya”. Namun keteguhannya dalam mempertahankan dan mengajarkan doktrin-doktrin Reformed yang diyakininya, membuat para “pengikut” dan jemaatnya menjadi orang-orang Kristen yang “militan.”

Baca Juga: 7 Prinsip Kedaulatan Allah

Dr. Tong juga banyak menulis buku yang sebagian besar adalah transkrip dari khotbah atau seminar dan diskusi-diskusi ilmiah-teologinya. Dia adalah hamba Tuhan dengan multi talenta (pengkhotbah, dosen seminari, musik dan arsitek secara otodidak). Membangun dengan desainnya sendiri Messias Cathedral dengan gedung konsernya yang bertaraf internasional di Kemayoran, Jakarta, di mana Pak Tong juga menjadi konduktor dan pendiri Jakarta Oratorio Society (JOS) dengan konser dan lagu-lagu klasiknya. Melalui pelayanannya di berbagai benua, dengan jiwa dan semangat Reformednya telah dibawa kepada Tuhan ribuan orang yang mengalami pertobatan dan hidup baru, dan banyak di antaranya menjadi hamba Tuhan

Ciri-ciri khotbah Reformed

Para pengkhotbah Reformed (dan Injili) umumnya khotbahnya lebih banyak bersifat doktrin yang membangun dan menguatkan iman jemaat, penginjilan, hidup berkemenangan, dosa dan penghukuman, penebusan, keselamatan dan pengudusan. Jarang berbicara tentang hal-hal yang bersifat kehidupan praktis dalam kehidupan sehari-hari seperti kesembuhan, pergumulan hidup, berkat-berkat jasmani, dsb.
Next Post Previous Post