ATRIBUT ALLAH (TIDAK DAPAT DIKOMUNIKASIKAN DAN DAPAT DIKOMUNIKASIKAN)
Pdt. Tumpal H. Hutahaean, M.Th.
Allah menyatakan diri-Nya bukan hanya dalam nama-Nya saja tetapi juga dalam atribut-Nya, yaitu dalam kesempurnaan-kesempurnaan keberadaan-Nya yang ilahi. Atribut-atribut Allah itu ada yang dapat dikomunikasikan dan yang tidak.
1. Atribut-atribut Allah Yang Tak Dapat Dikomunikasikan
Atribut-atribut ini menekankan perbedaan yang mutlak antara Allah dan ciptaan-Nya, seperti:
a. Independensi atau keberadaan Allah yang ada pada diri-Nya sendiri ini berarti bahwa Allah memiliki dasar keberadaan-Nya dalam diri-Nya sendiri. Tidak seperti manusia, Allah tidak bergantung pada hal-hal di luar diri-Nya sendiri. Ia bebas dalam diri-Nya, kebajikan-Nya dan tindakan-Nya, dan menyebabkan ciptaan-Nya bergantung pada-Nya. Ide ini diwujudkan dalam nama Jehovah (Mazmur 33:11, 115:3; Yesaya 40:18-31; Daniel 4:35; Yohanes 5:26; Roma 11:33-36 ; Kis 17:25; Wahyu 4:11).
b. Kekekalan Allah (Immutability)
Kitab Suci mengajarkan bahwa Allah tak dapat berubah. Kekekalan Allah tidak dipengaruhi oleh waktu dan ruang. Oleh karena itu, Ia kekal dalam: keberadaan-Nya yang ilahi, kesempurnaan-Nya, dan juga tujuan dan janji-Nya (Bilangan 23:19: Mazmur 33:11, 102:27 ; Mal 3:6: Ibrani 6:17 ; Yakobus 1:17). Meskipun demikian bukan berarti tidak ada pergerakan dalam Allah. Alkitab mengatakan akan Dia yang datang dan pergi, yang tersembunyi dan menyatakan diri. Ia juga dikatakan menyesal (I Samuel 15:11 band ay.29), tetapi ini merupakan cara manusia mengungkapkan Allah (Keluaran 32:14; Yunus 3:10) dan sesungguhnya hal ini menunjukkan suatu perubahan dalam relasi manusia kepada Allah.
c. Ketidakterbatasan Allah (infinite)
Kita dapat mengatakan akan ketidakterbatasan-Nya dalam pengertian yang lebih, seperti dalam relasi pada keberadaan-Nya yang biasa disebut dengan kesempurnaan yang mutlak. Artinya Ia tak terbatas dalam: pengetahuan-Nya, kebaikan-Nya dan kasih-Nya, kebenaran-Nya dan kekudusan-Nya (Ay 11:7-10 ; Mazmur 145:3). Ketidakterbatasan-Nya dikaitkan dengan waktu kita yang kita sebut kekekalan “eternity” (Mazmur 90:2, 102:12). Dia melampui waktu, maka tak ada kemarin atau esok, bagi-Nya selalu hari ini yang kekal.
Bila dikaitkan dengan ruang kita yang disebut immensity yaitu keberadaan yang tak terhingga. Ia hadir dimana-mana (Omnipresence), tinggal dalam ciptaan-Nya mengisi setiap titik ruangan, tetapi tidak terikat dengan ruang (1 Raja 8:27; Mazmur 139:7-9; Yesaya 66:1; Yeremia 23:23,24 ; Kis 17: 27,28).
d. Kesederhanaan Allah
Artinya Ia bukan terdiri dari berbagai bagian, seperti tubuh dan jiwa dalam manusia. Ia juga tidak terbagi. Tiga Pribadi dalam ke Allah-an bukanlah banyak bagian dari esensi ilahi yang terbentuk. Keberadaan Allah yang menyeluruh itu milik dari masing-masing pribadi. Oleh sebab itu kita dapat mengatakan bahwa Allah dan atribut-atribut-Nya adalah satu dan Ia adalah kehidupan, terang, kasih, dan kebenaran, keadilan, dll.
2. Atribut-atribut Allah Yang Dapat Dikomunikasikan
Atribut-atribut ini ada kemiripannya dengan manusia, tetapi berbeda secara kualitas. Karena manusia itu terbatas dan tidak sempurna, sementara Allah tak terbatas dan sempurna. Atribut-atribut itu adalah:
a. Pengetahuan Allah
Ia mengetahui diri-Nya sendiri dan segala sesuatu; biasanya kita sebut dengan kemahatahuan Allah (omniscience), (1 Raja 8:29 ; Mazmur 139:1-16; Yesaya 46:10; Yehezkiel 11:5; Kisah Para Rasul 15:18; Yohanes 21:17; Ibrani 4:13).
b. Kebijaksanaan Allah
Kebijaksanaan ini merupakan satu aspek dari pengetahuan-Nya. Ini merupakan kebajikan Allah yang menyatakannya dalam seleksi dari tujuan yang layak dan dalam pemilihan akan sarana yang terbaik untuk merealisasikan tujuan-Nya (kemuliaan-Nya) (Roma 11:33; 1 Korintus 2:7; Efesus 1:6,12,14; Kolose 1:16).
c. Kebaikkan Allah
Allah baik maka Diapun kudus dalam diri-Nya sendiri. Kebaikkan Allah adalah kebaikkan yang tersingkap dalam perbuatan baik kepada orang lain, (Mazmur 36:6; 104:21; 145:8,9,16; Matius 5:45; Kis 14:17).
d. Kasih Allah
Atribut ini sering disebut sebagai atribut Allah yang paling sentral. Atribut ini dihubungkan dengan pengampunan dosa manusia. Yang kita sebut sebagai anugerah Allah (Efesus 1:6,7; 2:7-9; Titus 2:11). Dan bila dihubungkan dengan peringanan penderitaan akibat dosa adalah merupakan belas kasihan-Nya (Lukas 1:54,72,78; Roma 15:9; 9:16,18; Efesus 2:4). Dan atribut ini bila dihubungkan dengan orang yang tidak mau memperhatikan nasehat dan peringatan Allah disebut sebagai panjang sabar-Nya (longsuffering/forbearancce) (Roma 2:4; 9:22; 1 Petrus 3:20; 2 Petrus 3:15).
e. Kekudusan Allah
Pertama, kekudusan-Nya secara mutlak berbeda dengan semua ciptaan-Nya dan ditinggikan di atas mereka dalam kemuliaan yang tak terbatas (Keluaran 15:11 ; Yesaya 57:15).
Kedua, Ia bebas dari segala kecemaran secara moral atau dosa, oleh sebab itu Dia secara moral sempurna. Begitu juga manusia di hadapan yang suci menyadari akan keberdosaannya (Ay 34:10; Yesaya 6:5; Hab 1:13).
f. Kebenaran Allah
Ini merupakan kesempurnaan Allah di mana Dia memelihara diri-Nya sebagai Yang Kudus untuk melawan setiap pelanggaran akan kekudusan-Nya. Dia memelihara pemerintahan secara moral di dunia ini dengan memberikan upah kepada yang taat dan menghukum kepada yang tidak taat (Mazmur 99:4; Yesaya 33:22; Roma 1:32). Keadilan-Nya yang memanifestasikan kebenaran-Nya dengan memberikan upah kepada kita disebut keadilan yang menguntungkan (remunerative justice), atribut ini menyingkapkan kasih-Nya; sementara kepada yang memberikan hukuman yang setimpal kita sebut sebagai retributive justice, atribut ini menyingkapkan murka-Nya.
g. Ketepatan/kebenaran Allah (veracity)
Hal ini menjelaskan bahwa Ia benar pada: diri-Nya sendiri, pengwahyuan-Nya, dan relasi-Nya dengan umat-Nya. Ia adalah Allah yang benar yang senantiasa melawan berhala-berhala, mengetahui mereka sebagaimana adanya dan Dia setia dalam menggenapkan janji-janji-Nya. Dan ini biasanya kita sebut dengan kesetiaan Allah (Bilangan 23:19; 1 Korintus 1:9; 2 Timotius 2:13; Ibrani 10:23).
h. Kedaulatan Allah
Ada dua konsep mengenai kedaulatan Allah ini, yaitu:
i. Kehendak-Nya yang berdaulat
Dinyatakan sebagai penyebab akhir dari segala sesuatu (Efesus 4:11; Wahyu 4:11). Ulangan 29:29 menjadi basis untuk membedakan antara kehendak Allah yang rahasia, dan yang disingkapkan. Yang pertama adalah kehendak dari Dekrit Allah yang tersembunyi dalam Allah dan dapat diketahui hanya dari efeknya saja, dan yang kemudian adalah kehendak dari peraturan-Nya yang disingkapkan dalam Taurat dan Injil-Nya (Ay 11:10; 33:13; Mazmur 115:3; Amsal 21:1; Matius 20:15 ; Roma 9:15-18; Wahyu 4:11). Perbuatan manusia yang berdosa juga di bawah kontrol dari kehendak-Nya yang berdaulat (Kejadian 50:20; Kisah Para Rasul 2:23).
ii. Kekuasaan-Nya yang berdaulat
Kuasa untuk menjalankan kehendak-Nya disebut kemahakuasaan-Nya(omnipotencce). Atribut ini bukan berarti Allah dapat mengerjakan segala sesuatu, kenapa? Karena Allah tidak dapat berbohong, berdosa dan menyangkal diri-Nya sendiri (Bilangan 23:19; 1 Samuel 15:29; 2 Timotius 2:13; Ibrani 6:18; Yakobus 1:13,17). Atribut ini berarti apa yang telah diputuskan-Nya Ia dapat selesaikan, bahkan lebih dari itu (Kejadian 18:14; Yeremia 32:27; Zakaria 8:6; Matius 3:9; 26:53).
Baca Juga: 7 Atribut Yang Hanya Ada Pada Diri Allah
Allah menyatakan diri-Nya bukan hanya dalam nama-Nya saja tetapi juga dalam atribut-Nya, yaitu dalam kesempurnaan-kesempurnaan keberadaan-Nya yang ilahi. Atribut-atribut Allah itu ada yang dapat dikomunikasikan dan yang tidak.
1. Atribut-atribut Allah Yang Tak Dapat Dikomunikasikan
Atribut-atribut ini menekankan perbedaan yang mutlak antara Allah dan ciptaan-Nya, seperti:
a. Independensi atau keberadaan Allah yang ada pada diri-Nya sendiri ini berarti bahwa Allah memiliki dasar keberadaan-Nya dalam diri-Nya sendiri. Tidak seperti manusia, Allah tidak bergantung pada hal-hal di luar diri-Nya sendiri. Ia bebas dalam diri-Nya, kebajikan-Nya dan tindakan-Nya, dan menyebabkan ciptaan-Nya bergantung pada-Nya. Ide ini diwujudkan dalam nama Jehovah (Mazmur 33:11, 115:3; Yesaya 40:18-31; Daniel 4:35; Yohanes 5:26; Roma 11:33-36 ; Kis 17:25; Wahyu 4:11).
b. Kekekalan Allah (Immutability)
Kitab Suci mengajarkan bahwa Allah tak dapat berubah. Kekekalan Allah tidak dipengaruhi oleh waktu dan ruang. Oleh karena itu, Ia kekal dalam: keberadaan-Nya yang ilahi, kesempurnaan-Nya, dan juga tujuan dan janji-Nya (Bilangan 23:19: Mazmur 33:11, 102:27 ; Mal 3:6: Ibrani 6:17 ; Yakobus 1:17). Meskipun demikian bukan berarti tidak ada pergerakan dalam Allah. Alkitab mengatakan akan Dia yang datang dan pergi, yang tersembunyi dan menyatakan diri. Ia juga dikatakan menyesal (I Samuel 15:11 band ay.29), tetapi ini merupakan cara manusia mengungkapkan Allah (Keluaran 32:14; Yunus 3:10) dan sesungguhnya hal ini menunjukkan suatu perubahan dalam relasi manusia kepada Allah.
c. Ketidakterbatasan Allah (infinite)
Kita dapat mengatakan akan ketidakterbatasan-Nya dalam pengertian yang lebih, seperti dalam relasi pada keberadaan-Nya yang biasa disebut dengan kesempurnaan yang mutlak. Artinya Ia tak terbatas dalam: pengetahuan-Nya, kebaikan-Nya dan kasih-Nya, kebenaran-Nya dan kekudusan-Nya (Ay 11:7-10 ; Mazmur 145:3). Ketidakterbatasan-Nya dikaitkan dengan waktu kita yang kita sebut kekekalan “eternity” (Mazmur 90:2, 102:12). Dia melampui waktu, maka tak ada kemarin atau esok, bagi-Nya selalu hari ini yang kekal.
Bila dikaitkan dengan ruang kita yang disebut immensity yaitu keberadaan yang tak terhingga. Ia hadir dimana-mana (Omnipresence), tinggal dalam ciptaan-Nya mengisi setiap titik ruangan, tetapi tidak terikat dengan ruang (1 Raja 8:27; Mazmur 139:7-9; Yesaya 66:1; Yeremia 23:23,24 ; Kis 17: 27,28).
d. Kesederhanaan Allah
Artinya Ia bukan terdiri dari berbagai bagian, seperti tubuh dan jiwa dalam manusia. Ia juga tidak terbagi. Tiga Pribadi dalam ke Allah-an bukanlah banyak bagian dari esensi ilahi yang terbentuk. Keberadaan Allah yang menyeluruh itu milik dari masing-masing pribadi. Oleh sebab itu kita dapat mengatakan bahwa Allah dan atribut-atribut-Nya adalah satu dan Ia adalah kehidupan, terang, kasih, dan kebenaran, keadilan, dll.
2. Atribut-atribut Allah Yang Dapat Dikomunikasikan
Atribut-atribut ini ada kemiripannya dengan manusia, tetapi berbeda secara kualitas. Karena manusia itu terbatas dan tidak sempurna, sementara Allah tak terbatas dan sempurna. Atribut-atribut itu adalah:
a. Pengetahuan Allah
Ia mengetahui diri-Nya sendiri dan segala sesuatu; biasanya kita sebut dengan kemahatahuan Allah (omniscience), (1 Raja 8:29 ; Mazmur 139:1-16; Yesaya 46:10; Yehezkiel 11:5; Kisah Para Rasul 15:18; Yohanes 21:17; Ibrani 4:13).
b. Kebijaksanaan Allah
Kebijaksanaan ini merupakan satu aspek dari pengetahuan-Nya. Ini merupakan kebajikan Allah yang menyatakannya dalam seleksi dari tujuan yang layak dan dalam pemilihan akan sarana yang terbaik untuk merealisasikan tujuan-Nya (kemuliaan-Nya) (Roma 11:33; 1 Korintus 2:7; Efesus 1:6,12,14; Kolose 1:16).
c. Kebaikkan Allah
Allah baik maka Diapun kudus dalam diri-Nya sendiri. Kebaikkan Allah adalah kebaikkan yang tersingkap dalam perbuatan baik kepada orang lain, (Mazmur 36:6; 104:21; 145:8,9,16; Matius 5:45; Kis 14:17).
d. Kasih Allah
Atribut ini sering disebut sebagai atribut Allah yang paling sentral. Atribut ini dihubungkan dengan pengampunan dosa manusia. Yang kita sebut sebagai anugerah Allah (Efesus 1:6,7; 2:7-9; Titus 2:11). Dan bila dihubungkan dengan peringanan penderitaan akibat dosa adalah merupakan belas kasihan-Nya (Lukas 1:54,72,78; Roma 15:9; 9:16,18; Efesus 2:4). Dan atribut ini bila dihubungkan dengan orang yang tidak mau memperhatikan nasehat dan peringatan Allah disebut sebagai panjang sabar-Nya (longsuffering/forbearancce) (Roma 2:4; 9:22; 1 Petrus 3:20; 2 Petrus 3:15).
e. Kekudusan Allah
Pertama, kekudusan-Nya secara mutlak berbeda dengan semua ciptaan-Nya dan ditinggikan di atas mereka dalam kemuliaan yang tak terbatas (Keluaran 15:11 ; Yesaya 57:15).
Kedua, Ia bebas dari segala kecemaran secara moral atau dosa, oleh sebab itu Dia secara moral sempurna. Begitu juga manusia di hadapan yang suci menyadari akan keberdosaannya (Ay 34:10; Yesaya 6:5; Hab 1:13).
f. Kebenaran Allah
Ini merupakan kesempurnaan Allah di mana Dia memelihara diri-Nya sebagai Yang Kudus untuk melawan setiap pelanggaran akan kekudusan-Nya. Dia memelihara pemerintahan secara moral di dunia ini dengan memberikan upah kepada yang taat dan menghukum kepada yang tidak taat (Mazmur 99:4; Yesaya 33:22; Roma 1:32). Keadilan-Nya yang memanifestasikan kebenaran-Nya dengan memberikan upah kepada kita disebut keadilan yang menguntungkan (remunerative justice), atribut ini menyingkapkan kasih-Nya; sementara kepada yang memberikan hukuman yang setimpal kita sebut sebagai retributive justice, atribut ini menyingkapkan murka-Nya.
g. Ketepatan/kebenaran Allah (veracity)
Hal ini menjelaskan bahwa Ia benar pada: diri-Nya sendiri, pengwahyuan-Nya, dan relasi-Nya dengan umat-Nya. Ia adalah Allah yang benar yang senantiasa melawan berhala-berhala, mengetahui mereka sebagaimana adanya dan Dia setia dalam menggenapkan janji-janji-Nya. Dan ini biasanya kita sebut dengan kesetiaan Allah (Bilangan 23:19; 1 Korintus 1:9; 2 Timotius 2:13; Ibrani 10:23).
h. Kedaulatan Allah
Ada dua konsep mengenai kedaulatan Allah ini, yaitu:
i. Kehendak-Nya yang berdaulat
Dinyatakan sebagai penyebab akhir dari segala sesuatu (Efesus 4:11; Wahyu 4:11). Ulangan 29:29 menjadi basis untuk membedakan antara kehendak Allah yang rahasia, dan yang disingkapkan. Yang pertama adalah kehendak dari Dekrit Allah yang tersembunyi dalam Allah dan dapat diketahui hanya dari efeknya saja, dan yang kemudian adalah kehendak dari peraturan-Nya yang disingkapkan dalam Taurat dan Injil-Nya (Ay 11:10; 33:13; Mazmur 115:3; Amsal 21:1; Matius 20:15 ; Roma 9:15-18; Wahyu 4:11). Perbuatan manusia yang berdosa juga di bawah kontrol dari kehendak-Nya yang berdaulat (Kejadian 50:20; Kisah Para Rasul 2:23).
ii. Kekuasaan-Nya yang berdaulat
Kuasa untuk menjalankan kehendak-Nya disebut kemahakuasaan-Nya(omnipotencce). Atribut ini bukan berarti Allah dapat mengerjakan segala sesuatu, kenapa? Karena Allah tidak dapat berbohong, berdosa dan menyangkal diri-Nya sendiri (Bilangan 23:19; 1 Samuel 15:29; 2 Timotius 2:13; Ibrani 6:18; Yakobus 1:13,17). Atribut ini berarti apa yang telah diputuskan-Nya Ia dapat selesaikan, bahkan lebih dari itu (Kejadian 18:14; Yeremia 32:27; Zakaria 8:6; Matius 3:9; 26:53).
Baca Juga: 7 Atribut Yang Hanya Ada Pada Diri Allah
Bagian-bagian Alkitab Yang perlu Diingat
A. Atribut-atribut yang tidak dapat dikomunikasikan :
1. Independence : Yohanes 5:26
2. Immutability : Mal 3:6; Yakobus 1:17
3. Eternity : Mazmur 90:2; 102:27
4. Omnipresence : Mazmur 139:7-10; Yeremia 23:23,24
B. Atribut-atribut yang dapat dikomunikasikan :
1. Omniscience : Yohanes 21:17b; Ibrani 4:13
2. Wisdom : Mazmur 104:24; Daniel 2:20,21b
3. Goodness : Mazmur 86:5; 118:29
4. Love : Yohanes 3:16; 1 Yohanes 4:6
5. Grace : Nehemia 9:17; Roma 3:24
6. Mercy : Roma 9:18; Efesus 2:4,5
7. Longsuffering or forbearance : Bilangan 44:18; Roma 2:4
8. Holiness : Keluaran 15:11
9. Righteouness or Justice : Mazmur 89:14; 145:17;1 Petrus 1:17
10. Veraccity or Faitfulness : Bilangan 23:19; II Timotius 2:13
11. Sovereignty : Efesus 1:11; Wahyu 4:11
12. Secret and Revealed will : Ulangan 29:29
13. Omnipotence : Ay 42:2; Matius 19:26; Lukas 1:37
A. Atribut-atribut yang tidak dapat dikomunikasikan :
1. Independence : Yohanes 5:26
2. Immutability : Mal 3:6; Yakobus 1:17
3. Eternity : Mazmur 90:2; 102:27
4. Omnipresence : Mazmur 139:7-10; Yeremia 23:23,24
B. Atribut-atribut yang dapat dikomunikasikan :
1. Omniscience : Yohanes 21:17b; Ibrani 4:13
2. Wisdom : Mazmur 104:24; Daniel 2:20,21b
3. Goodness : Mazmur 86:5; 118:29
4. Love : Yohanes 3:16; 1 Yohanes 4:6
5. Grace : Nehemia 9:17; Roma 3:24
6. Mercy : Roma 9:18; Efesus 2:4,5
7. Longsuffering or forbearance : Bilangan 44:18; Roma 2:4
8. Holiness : Keluaran 15:11
9. Righteouness or Justice : Mazmur 89:14; 145:17;1 Petrus 1:17
10. Veraccity or Faitfulness : Bilangan 23:19; II Timotius 2:13
11. Sovereignty : Efesus 1:11; Wahyu 4:11
12. Secret and Revealed will : Ulangan 29:29
13. Omnipotence : Ay 42:2; Matius 19:26; Lukas 1:37