MENGENAL GERAKAN “ONENESS PENTECOSTALISM” (JESUS ONLY MOVEMENT)

MENGENAL GERAKAN “ONENESS PENTECOSTALISM”
(JESUS ONLY MOVEMENT)
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
-----------------------------------------------------
Di kalangan jemaat Kristen, banyak yang tidak menyadari bahwa dalam dunia Kekristenan ini telah disusupi suatu pengajaran yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan, yakni Alkitab. Pengajaran yang menyimpang itu berasal dari suatu gerakan yang sebenarnya sudah ada selama berabad, hanya pada masa kini gerakan itu seakan mendapatkan tempat di dalam Kekristenan.
MENGENAL GERAKAN “ONENESS PENTECOSTALISM” (JESUS ONLY MOVEMENT)
Salah satu Gerakan itu bernama “Jesus Only Movement” atau dalam bahasa Indonesia disebut “Gerakan Hanya Yesus”. Bagi yang tidak paham akan gerakan ini, akan menganggapnya sebagai gerakan yang biasa saja, tetapi bagi yang peka dan paham terhadap gerakan ini, maka akan menganggap bahwa pengajaran gerakan “Jesus Only Movement” ini sebagai suatu pengajaran yang sangat berbahaya khususnya bagi pertumbuhan iman jemaat Tuhan yang belum dewasa.

SEJARAH DAN PENGAJARAN “JESUS ONLY MOVEMENT”

Gerakan “Jesus Only Movement” dikenal juga sebagai “Oneness Pentecostalism” yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Pentakostalisme Keesaan” atau theologi keesaan. Kemunculan theologi Oneness Pentecostalism sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1911 oleh Clan Cook dan Frank Ewart, namun baru pada tahun 1914 dalam gerakan Sidang Jemaat Allah (Assemblies of God) lahir sebuah aliran doktrinal yang hingga kini disebut “Oneness Pentecostalism”. Kelahiran “Oneness Pentecostalism” sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1911 oleh Glan Cook dan Frank Ewart.

Dalam pengajarannya, Oneness Pentecostalism menolak doktrin Allah Tritunggal (Trinitas), di mana mereka meyakini bahwa Allah adalah Satu baik dalam esensi maupun pribadi-Nya. Jadi, dengan demikian gerakan Oneness Pentecostalisme secara umum lebih condong mempercayai theologia Unitarianisme. Namun, rumusan Unitarianisme yang dianut gerakan ini berkiblat kepada ajaran Sabelianisme atau Modalisme yang sudah muncul pada paruh akhir abad kedua melalui ajaran Noetus dari Smirna dan pada awal abad ketiga Masehi oleh Praxeus (juga Epigonus dan Cleomenes). Kita mengetahui mengenai ajaran Praxeus dari tulisan apologetika Tertulianus berjudul: Against Praxeus.

Ringkasnya, Modalisme atau Sabelianisme percaya bahwa Allah adalah SATU PRIBADI yang menyatakan diri dalam TIGA PERAN yang berbeda. Gerakan “Oneness Pentecostalism” atau gerakan “Jesus Only Movement” menerima rumusan ini dan mengajarkan bahwa Allah menyatakan diri dalam penciptaan sebagai Bapa, dalam karya penebusan sebagai Anak, dan dalam karya kelahiran baru sebagai Roh Kudus. Dengan kata lain, “Oneness Pentecostalism” mengaku bersama Modalisme dan Sabelianisme bahwa: Bapa, Anak, dan Roh Kudus, hanyalah sebutan yang berbeda untuk Pribadi yang sama.

Theologia Modalisme dikutuk sesat sejak abad kedua Masehi. Gereja mula-mula sangat menentang pandangan bahwa Allah benar-benar orang tunggal yang bertindak dalam berbagai bentuk pada waktu yang berbeda. Sedangkan pengajaran theologia Trinitarian berpegang pada kebenaran Alkitab bahwa eksistensi Allah Tritunggal sering muncul secara bersamaan, dan mereka sering berinteraksi satu sama lain (contoh: Kejadian 1:26; 3: 22; 11: 7; Mazmur 2: 7; 104: 30; 110: 1; Matius 28:19; Yohanes 14:16). Dengan demikian, jelas bahwa theologia yang dianut oleh gerakan “Oneness Pentecostalisme” atau “Jesus Only Movement” merupakan doktrin yang tidak Alkitabiah.

Lebih lanjut kita perlu memahami sepintas lalu tentang ciri-ciri khas gerakan “Jesus Only Movement” ini:

(1) Gerakan “Jesus Only Movement” hanya mengakui bahwa Allah hanya memiliki 1 Pribadi yakni Allah Yang Esa MUTLAK, sehingga menyangkal pemahaman Allah Tritunggal, di mana Allah Yang Esa memiliki 3 pribadi: Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.

Doktrin “Jesus Only Movement” menolak pemahaman Allah Tritunggal dan mempercayai dan mengakui Yesus adalah Bapa dan Yesus adalah Roh Kudus (1 oknum dan 1 pribadi). Menurut mereka, yang menyuatakan diri-Nya dalam “mode” yang berbeda. Gerakan “Jesus Only Movement” menyatakan bahwa hanya ada satu orang di dalam Ketuhanan, yaitu Yesus.

Satu pandangan yang dipegang oleh gerakan “Yesus Only Movement” adalah bahwa pribadi Bapa menjelma menjadi pribadi Anak yang kemudian menjelma lagi menjadi pribadi Roh Kudus dan bahwa pribadi - pribadi itu berturut-turut hadir, tidak secara bersamaan atau dengan kata lain adalah bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak berurutan tetapi merupakan manifestasi dari satu pribadi yang terjadi pada waktu dan situasi yang berbeda.

Pemahaman gerakan ini yang menganut theologia Modalisme sungguh tidak masuk akal. Bagaimana mungkin Yesus berdoa atau berkomunikasi dengan Allah Bapa, jika Yesus dan Bapa adalah pribadi yang sama? Silahkan baca di Matius 26 36 - 46. Perhatikan juga perkataan Yesus: “Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah - tengah awan -awan di langit.” (Markus 14:62).

Gereja mula-mula sendiri memiliki pendapat bahwa Ketritunggalan Allah, jelas lebih dari satu Pribadi. Ketuhanan sering terlihat secara bersamaan, dan mereka sering berinteraksi antara satu dengan yang lain (contoh: Kejadian 1:26; 3:22; 11:07; Mazmur 2:7; 104:30, 110:1,Matius 28:19, Yohanes 14:16).
Jadi intinya, Gerakan “Jesus Only Movement” adalah gerakan yang ingin membawa gereja Tuhan keluar dari ajaran Kitab Suci yang mengakui bahwa Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah 1 Oknum Allah dengan 3 Pribadi yang berbeda.

(2) Gerakan “Jesus Only Movement” memiliki pandangan menyimpang tentang Baptisan.

Doktrin/pengajaran “Jesus Only Movement” menganut theologi non-trinitarian, yang ditandai dengan keyakinan bahwa baptisan harus dilakukan hanya "dalam nama Yesus Kristus", daripada formula Tritunggal yang lebih umum dan yang sering dipakai dalam gereja-gereja mainstream, yakni dibaptis "dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus". Gerakan “Jesus Only Movement” mengacu pada firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul3:38; 8:16. 

Mereka menganggap bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus hanya nama-nama dari Tuhan yang esa yaitu Yesus. Jadi mereka menganggap sudah cukup sah jika formula Baptisan hanya menggunakan nama Yesus saja. Kadang-kadang dalam praktiknya, mereka menggunakan formulasi: “Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus ” . Perhatikanlah bahwa formulasi ini tetap mengintonasikan penekanan pada SATU PRIBADI dengan tiga sebutan yang berbeda.

Pengajaran gerakan “Yesus Only Movement” menegaskan bahwa "dalam nama Yesus Kristus" adalah satu-satunya formula yang berlaku untuk baptisan. Mereka mengklaim bahwa perkembangan baptisan "dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus" adalah interpolasi pasca-Apostolik dan korupsi. Beberapa menyatakan bahwa "Trinitas" klausul dalam Matius 28:19 telah ditambahkan ke dalam teks Matius pada abad kedua dan ketiga. 

Mereka mengutip sebagai bukti bahwa tidak ada catatan dalam Perjanjian Baru seseorang dibaptis dengan formula Tritunggal. Mereka percaya keaslian Matius 28:19, tapi mereka juga meyakini bahwa perintah dengan benar dipenuhi dengan membaptis hanya dalam nama Yesus. Penganut tersebut umumnya percaya bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak dianggap sebagai pribadi yang berbeda dalam Ketuhanan, dan bahwa nama "Yesus" adalah nama pernyataan tertinggi dari satu Allah yang adalah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah bahwa penganut gerakan “Jesus Only Movement” ini mempercayai bahwa Baptisan diperlukan untuk keselamatan, dan Bahasa Roh adalah bukti pertobatan sejati.

(3) Doktrin “Jesus Only Movement” tidak Alkitabiah.

Konsep Allah Tritunggal ada di seluruh Alkitab. Ini bukan konsep yang mudah dipahami oleh pikiran yang terbatas. Dan karena manusia suka semuanya harus logis dan masuk akal dalam teologinya, maka gerakan “Jesus Only Movement”, dan juga sekte lain seperti Saksi-Saksi Yehovah, muncul untuk mencoba menjelaskan sifat Allah. Tentu saja, ini hanya tidak dapat dilakukan tanpa melakukan perombakan terhadap teks Alkitab. 

Kekristenan mengajarkan Kristen bahwa sifat Allah tidak tunduk pada keterbatasan manusia. Iman Kekristenan mendasari pengajarannya pada kepercayaan mutlak kepada Allah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:8-9).

Penganut Gerakan “Jesus Only Movement” sering mendasari keyakinannya berdasar Ibrani 13:8 : “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Bagi mereka, satu ayat ini dianggap meyakinkan bahwa YESUS itu adalah Tuhan Semesta Alam dari DULU, SEKARANG dan SELAMANYA.

Mereka lupa (atau pura-pura tidak tahu) bahwa ayat-ayat di Kitab Perjanjian Lama, juga menyatakan bahwa YHWH juga tetap sama, misalnya: “… tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.” (Mazmur 102:28). “Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!” (Yesaya 48:12)
Jelas, kitab Mazmur dan Yesaya tidak menunjuk pada Yesus, melainkan YHWH. Pada zaman Kitab Yesaya dan Mazmur itu ditulis, Yesus belum lahir dari rahim Maria.

Di dunia Kekristenan masa kini memang banyak bermunculan Gerakan-Gerakan atau Sekte-Sekte, dengan menyebarluaskan pengajaran-pengajaran yang kelihatannya baik dan lurus, tetapi berujung menyesatkan jemaat Tuhan. Untuk itu kita perlu mewaspadai, dan menguji setiap pengajaran yang ada, dengan memperhadapkannya dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.
Next Post Previous Post