3 Cara Terhindar Dari Penyesatan (2 Petrus 3:17-18)
"𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙩𝙚𝙡𝙞𝙩𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙥𝙚𝙧𝙝𝙖𝙩𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧, 𝙨𝙪𝙥𝙖𝙮𝙖 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙪𝙩 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙖𝙬𝙖 𝙖𝙧𝙪𝙨." (𝐈𝐛𝐫𝐚𝐧𝐢 𝟐:𝟏)
Baru-baru ini dunia Kekristenan di Indonesia mengalami keguncangan dengan munculnya berita-berita penyesatan yang dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai hamba Tuhan, sehingga pengajaran mereka sangat membingungkan dan meresahkan jemaat. Hal ini jelas akan membuat Kekristenan menjadi bahan cibiran dan olokan dunia yang membenci Kekristenan, dan pada akhirnya Kekristenan pun akan semakin dihujat orang.Ada tiga berita yang beredar dan viral mengenai bentuk penyesatan itu, antara lain :
(1) 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑌𝑒𝑠𝑢𝑠 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑟𝑢𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎𝑡;
(2) 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑠𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑟𝑒𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑤𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠; 𝑑𝑎𝑛
(3) 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑖𝑘𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑛𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔.
Dan celakanya, banyak orang yang mengikuti arus penyesatan itu dan bahkan mempercayainya sebagai pengajaran yang benar, padahal hal itu sungguh sangat menyimpang dari kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.
Karena Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan Juru selamat. Alkitab mengajarkan bahwa pernikahan adalah perkawinan seorang pria dengan seorang wanita, bukanlah pernikahan sejenis. Alkitab sama sekali tidak mengajarkan adanya pemberkatan pernikahan terhadap binatang, dan pemberkatan pernikahan hanya diberikan dan ditujukan kepada manusia, bukan terhadap binatang.
Mengapa hal-hal semacam ini terjadi? Betapa seringnya kita melihat atau mendengar orang-orang yang tadinya baik lalu berubah menjadi sesat karena terbawa pengaruh yang salah dari lingkungan pergaulan mereka. Kejatuhan anak-anak Tuhan sering kali terjadi bukan karena mereka sendiri ingin berbuat dosa, tetapi justru karena hanyut di bawa arus. Di akhir zaman seperti sekarang ini, berbagai arus penyesatan bisa tampil dari segala arah. Dari pertemanan, lingkungan, berbagai media seperti bacaan, televisi, internet, lagu-lagu dan sebagainya. Dan parahnya, sering kali arus penyesatan ini hadir samar-samar, tidak terlihat kasat mata sehingga kita tidak sadar ketika mulai terseret masuk di dalamnya.
Apabila kita membiarkan diri kita terus hanyut terseret arus seperti ini maka pada suatu ketika di saat kita sadar, bisa jadi kita sudah sulit melepaskan diri lagi. Maka banyak korban yang akan jatuh akibat terseret arus dalam kehidupan seperti ini, di mana banyak di antaranya adalah anak-anak Tuhan yang tadinya hidup kudus dan taat.
Firman Tuhan mengingatkan benar akan hal ini. "𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑖𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟, 𝑠𝑢𝑝𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠." (Ibrani 2:1). Hanyut terbawa arus sudah merupakan masalah yang dihadapi manusia sejak jaman dahulu sampai sekarang. Ketika kita lemah, maka akan sangat mudah bagi kita untuk terhanyut dalam berbagai kesesatan. Dan Alkitab mengingatkan kita agar terus berhati-hati terhadap kemungkinan seperti ini. Salah satu caranya adalah dengan benar-benar memperhatikan dengan teliti dan seksama akan segala sesuatu yang kita dengar, memiliki kemampuan memilah-milah mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, mana yang harus diterima dan ditolak dan sebagainya.
Kita harus mewaspadai setiap pengajaran yang berpotensi menghancurkan pemahaman iman kita. Dan Alkitab pun banyak mengingatkan akan hal ini. Arus penyesatan bisa timbul dari pertemanan yang salah. Hal seperti ini sudah sering kita lihat, bahkan mungkin sudah kita alami sendiri. Dan Tuhan mengingatkan
"𝐻𝑎𝑖 𝑎𝑛𝑎𝑘𝑘𝑢, 𝑗𝑖𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑜𝑠𝑎 ℎ𝑒𝑛𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑗𝑢𝑘 𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢, 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡." (Amsal 1:10).
Sesungguhnya ini pesan yang penting yang dihadirkan lewat Salomo. Sebagai orang paling berhikmat tentu ia sudah melihat adanya kecenderungan manusia untuk terjebak pada bujuk rayu orang lain. Salomo melanjutkan, "𝐻𝑎𝑖 𝑎𝑛𝑎𝑘𝑘𝑢, 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎, 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑘𝑖𝑚𝑢 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎." (Amsal 1:15). Kaki orang berdosa digambarkan sedang "𝑙𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑗𝑢 𝑘𝑒𝑗𝑎ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑒𝑔𝑎𝑠-𝑔𝑒𝑔𝑎𝑠 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ" (Amsal 1: 16), dan dengan demikian "𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖." (Amsal 1:18). Terseret arus seperti ini akan membawa kita masuk ke dalam situasi yang sama pula. Itulah sebabnya kita diingatkan untuk tidak terjebak oleh pengajaran yang menyesatkan itu.
Selain dari lingkungan pertemanan, Alkitab pun mengingatkan kita agar waspada terhadap nabi-nabi palsu dengan ajaran-ajaran mereka yang sesat. Ini adalah arus kesesatan lain yang sering kali dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah baik, seolah-olah sejalan dengan firman Tuhan padahal orientasi atau dasarnya sangatlah jauh. Tuhan Yesus sendiri sudah mengingatkan kita akan hal ini. "𝑊𝑎𝑠𝑝𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑛𝑎𝑏𝑖-𝑛𝑎𝑏𝑖 𝑝𝑎𝑙𝑠𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑚𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑑𝑜𝑚𝑏𝑎, 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑟𝑖𝑔𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑎𝑠." (Matius 7:15). Mereka bisa tampil seperti lurus dengan kemasan-kemasan yang mampu memperdaya kita.
Ada begitu banyak ajaran berorientasi kepada kemakmuran, kesuksesan, keberhasilan dan sebagainya yang terlihat seolah-olah benar namun semua itu ternyata bertentangan dengan Firman Tuhan. Terhadap hal seperti ini kita haruslah berhati-hati. Yesus pun memberikan cara bagaimana kita bisa membedakannya. "𝐷𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑢𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎." (Matius 7:16a).
Tidak hanya itu saja, sebenarnya ada banyak arus-arus lain yang bisa datang dari segala arah dan siap menghanyutkan kita. Berbagai arus ini siap menjanjikan banyak hal yang sepertinya membahagiakan dan nikmat, tetapi sebenarnya sedang mengarahkan manusia untuk lenyap dalam kenikmatannya. Hal ini sudah diingatkan oleh Yohanes. "𝐷𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑛𝑦𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎, 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑒𝑛𝑑𝑎𝑘 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎-𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎." (1 Yohanes 2:17).
Dunia akan cenderung mengarah kepada arus-arus seperti ini, tetapi bagi kita anak-anak Tuhan sudah diingatkan dengan jelas agar tidak ikut-ikutan terbawa arus. Sebuah firman Tuhan yang sudah sangat kita kenal wajib untuk kita ingat. "𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑖𝑛𝑖, 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑟𝑢𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑑𝑖𝑚𝑢, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑒ℎ𝑒𝑛𝑑𝑎𝑘 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ: 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑖𝑘, 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑢𝑟𝑛𝑎." (Roma 12:2)
Apa yang Anda lakukan jika berhadapan dengan arus deras yang berbahaya? Selagi masih bisa, tentu kita akan sedapat mungkin menghindar sejauh-jauhnya. Tidak ada seorang pun yang mau dengan sengaja masuk ke dalam pusaran arus deras untuk kemudian binasa bukan? Tetapi ketika sudah terlanjur masuk terjebak ke dalam arus, kita akan berusaha mencari pegangan dengan segala daya upaya kita. Kita akan berusaha berpegang pada batang pohon, batu atau apa pun yang cukup kuat untuk menahan laju badan kita untuk terhanyut. Jika tidak, pada suatu ketika kita tidak akan punya cukup tenaga lagi untuk melawan arus dan akhirnya menyerah terseret menuju maut.
Arus-arus penyesatan bisa muncul dari berbagai arah terlebih dalam dunia modern seperti sekarang ini sehingga jika tidak hati-hati, kita bisa menjadi hancur bukan karena kemauan kita sendiri melainkan karena hanyut terbawa arus. Melalui perenungan kali ini, kita akan membahas mengenai cara menghindari arus-arus penyesatan itu melalui pernyataan firman Tuhan, dan apa yang bisa kita pegang agar bisa keluar dengan selamat dari pusaran arus penyesatan yang membinasakan itu.
1. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐅𝐢𝐫𝐦𝐚𝐧 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐀𝐥𝐤𝐢𝐭𝐚𝐛.
Karena Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan Juru selamat. Alkitab mengajarkan bahwa pernikahan adalah perkawinan seorang pria dengan seorang wanita, bukanlah pernikahan sejenis. Alkitab sama sekali tidak mengajarkan adanya pemberkatan pernikahan terhadap binatang, dan pemberkatan pernikahan hanya diberikan dan ditujukan kepada manusia, bukan terhadap binatang.
Mengapa hal-hal semacam ini terjadi? Betapa seringnya kita melihat atau mendengar orang-orang yang tadinya baik lalu berubah menjadi sesat karena terbawa pengaruh yang salah dari lingkungan pergaulan mereka. Kejatuhan anak-anak Tuhan sering kali terjadi bukan karena mereka sendiri ingin berbuat dosa, tetapi justru karena hanyut di bawa arus. Di akhir zaman seperti sekarang ini, berbagai arus penyesatan bisa tampil dari segala arah. Dari pertemanan, lingkungan, berbagai media seperti bacaan, televisi, internet, lagu-lagu dan sebagainya. Dan parahnya, sering kali arus penyesatan ini hadir samar-samar, tidak terlihat kasat mata sehingga kita tidak sadar ketika mulai terseret masuk di dalamnya.
Apabila kita membiarkan diri kita terus hanyut terseret arus seperti ini maka pada suatu ketika di saat kita sadar, bisa jadi kita sudah sulit melepaskan diri lagi. Maka banyak korban yang akan jatuh akibat terseret arus dalam kehidupan seperti ini, di mana banyak di antaranya adalah anak-anak Tuhan yang tadinya hidup kudus dan taat.
Firman Tuhan mengingatkan benar akan hal ini. "𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑖𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟, 𝑠𝑢𝑝𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠." (Ibrani 2:1). Hanyut terbawa arus sudah merupakan masalah yang dihadapi manusia sejak jaman dahulu sampai sekarang. Ketika kita lemah, maka akan sangat mudah bagi kita untuk terhanyut dalam berbagai kesesatan. Dan Alkitab mengingatkan kita agar terus berhati-hati terhadap kemungkinan seperti ini. Salah satu caranya adalah dengan benar-benar memperhatikan dengan teliti dan seksama akan segala sesuatu yang kita dengar, memiliki kemampuan memilah-milah mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, mana yang harus diterima dan ditolak dan sebagainya.
Kita harus mewaspadai setiap pengajaran yang berpotensi menghancurkan pemahaman iman kita. Dan Alkitab pun banyak mengingatkan akan hal ini. Arus penyesatan bisa timbul dari pertemanan yang salah. Hal seperti ini sudah sering kita lihat, bahkan mungkin sudah kita alami sendiri. Dan Tuhan mengingatkan
"𝐻𝑎𝑖 𝑎𝑛𝑎𝑘𝑘𝑢, 𝑗𝑖𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑜𝑠𝑎 ℎ𝑒𝑛𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑗𝑢𝑘 𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢, 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡." (Amsal 1:10).
Sesungguhnya ini pesan yang penting yang dihadirkan lewat Salomo. Sebagai orang paling berhikmat tentu ia sudah melihat adanya kecenderungan manusia untuk terjebak pada bujuk rayu orang lain. Salomo melanjutkan, "𝐻𝑎𝑖 𝑎𝑛𝑎𝑘𝑘𝑢, 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎, 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑘𝑖𝑚𝑢 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎." (Amsal 1:15). Kaki orang berdosa digambarkan sedang "𝑙𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑗𝑢 𝑘𝑒𝑗𝑎ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑒𝑔𝑎𝑠-𝑔𝑒𝑔𝑎𝑠 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ" (Amsal 1: 16), dan dengan demikian "𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖." (Amsal 1:18). Terseret arus seperti ini akan membawa kita masuk ke dalam situasi yang sama pula. Itulah sebabnya kita diingatkan untuk tidak terjebak oleh pengajaran yang menyesatkan itu.
Selain dari lingkungan pertemanan, Alkitab pun mengingatkan kita agar waspada terhadap nabi-nabi palsu dengan ajaran-ajaran mereka yang sesat. Ini adalah arus kesesatan lain yang sering kali dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah baik, seolah-olah sejalan dengan firman Tuhan padahal orientasi atau dasarnya sangatlah jauh. Tuhan Yesus sendiri sudah mengingatkan kita akan hal ini. "𝑊𝑎𝑠𝑝𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑛𝑎𝑏𝑖-𝑛𝑎𝑏𝑖 𝑝𝑎𝑙𝑠𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑚𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑑𝑜𝑚𝑏𝑎, 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑟𝑖𝑔𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑎𝑠." (Matius 7:15). Mereka bisa tampil seperti lurus dengan kemasan-kemasan yang mampu memperdaya kita.
Ada begitu banyak ajaran berorientasi kepada kemakmuran, kesuksesan, keberhasilan dan sebagainya yang terlihat seolah-olah benar namun semua itu ternyata bertentangan dengan Firman Tuhan. Terhadap hal seperti ini kita haruslah berhati-hati. Yesus pun memberikan cara bagaimana kita bisa membedakannya. "𝐷𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑢𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎." (Matius 7:16a).
Tidak hanya itu saja, sebenarnya ada banyak arus-arus lain yang bisa datang dari segala arah dan siap menghanyutkan kita. Berbagai arus ini siap menjanjikan banyak hal yang sepertinya membahagiakan dan nikmat, tetapi sebenarnya sedang mengarahkan manusia untuk lenyap dalam kenikmatannya. Hal ini sudah diingatkan oleh Yohanes. "𝐷𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑛𝑦𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎, 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑒𝑛𝑑𝑎𝑘 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎-𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎." (1 Yohanes 2:17).
Dunia akan cenderung mengarah kepada arus-arus seperti ini, tetapi bagi kita anak-anak Tuhan sudah diingatkan dengan jelas agar tidak ikut-ikutan terbawa arus. Sebuah firman Tuhan yang sudah sangat kita kenal wajib untuk kita ingat. "𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑖𝑛𝑖, 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑟𝑢𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑑𝑖𝑚𝑢, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑒ℎ𝑒𝑛𝑑𝑎𝑘 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ: 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑖𝑘, 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑢𝑟𝑛𝑎." (Roma 12:2)
Apa yang Anda lakukan jika berhadapan dengan arus deras yang berbahaya? Selagi masih bisa, tentu kita akan sedapat mungkin menghindar sejauh-jauhnya. Tidak ada seorang pun yang mau dengan sengaja masuk ke dalam pusaran arus deras untuk kemudian binasa bukan? Tetapi ketika sudah terlanjur masuk terjebak ke dalam arus, kita akan berusaha mencari pegangan dengan segala daya upaya kita. Kita akan berusaha berpegang pada batang pohon, batu atau apa pun yang cukup kuat untuk menahan laju badan kita untuk terhanyut. Jika tidak, pada suatu ketika kita tidak akan punya cukup tenaga lagi untuk melawan arus dan akhirnya menyerah terseret menuju maut.
Arus-arus penyesatan bisa muncul dari berbagai arah terlebih dalam dunia modern seperti sekarang ini sehingga jika tidak hati-hati, kita bisa menjadi hancur bukan karena kemauan kita sendiri melainkan karena hanyut terbawa arus. Melalui perenungan kali ini, kita akan membahas mengenai cara menghindari arus-arus penyesatan itu melalui pernyataan firman Tuhan, dan apa yang bisa kita pegang agar bisa keluar dengan selamat dari pusaran arus penyesatan yang membinasakan itu.
1. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐅𝐢𝐫𝐦𝐚𝐧 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐀𝐥𝐤𝐢𝐭𝐚𝐛.
Dalam surat Paulus kepada Timotius kita bisa membaca "𝑆𝑒𝑔𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑢𝑙𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑙ℎ𝑎𝑚𝑘𝑎𝑛 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑗𝑎𝑟, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑎𝑛." (2 Timotius 3:16). Alkitab berisi begitu banyak Firman Tuhan yang sangat bermanfaat dalam segala hal, termasuk seperti dikatakan dalam ayat ini untuk mendidik dalam kebenaran. Kita mungkin percaya akan hal itu, tetapi pertanyaannya, bagaimana mungkin kita bisa mengetahui kebenaran yang terkandung di dalamnya jika membaca saja kita malas? Akan sangat riskan bagi kita untuk bisa tetap berjalan lurus apabila kita tidak mengetahui apa yang diilhamkan Tuhan lewat berbagai tulisan di dalam Alkitab.
2. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚, 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐩𝐮𝐥𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚𝐥 𝐬𝐮𝐚𝐫𝐚-𝐍𝐲𝐚.
2. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚, 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐩𝐮𝐥𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚𝐥 𝐬𝐮𝐚𝐫𝐚-𝐍𝐲𝐚.
Kita harus tahu ke mana kita melangkah mengikuti Sang Gembala kita. Yesus mengatakan "𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒 𝑙𝑢𝑎𝑟, 𝑖𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑏𝑎-𝑑𝑜𝑚𝑏𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑑𝑖𝑎, 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑦𝑎." (Yohanes 10:4). Yesus juga bersabda "𝐴𝑘𝑢𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑖𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙 𝑑𝑜𝑚𝑏𝑎-𝑑𝑜𝑚𝑏𝑎-𝐾𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑏𝑎-𝑑𝑜𝑚𝑏𝑎-𝐾𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑢." (10:14). Pikirkanlah. Bukankah itu benar? Sosok gembala yang baik tentu mengenal domba-dombanya, dan sebaliknya domba-dombanya pun mengenal dia.
Tuhan akan senantiasa berbicara kepada kita lewat banyak hal, seperti lewat bisikan dalam hati nurani kita yang bisa membuat kita merasa gelisah atau tidak tenang ketika sedang melakukan sesuatu yang salah, bisa pula lewat kejadian-kejadian, lewat orang lain, lewat pengalaman dan sebagainya. Kepekaan kita untuk mendengar suara-Nya, pengenalan kita yang baik akan Dia, itu semua akan mampu membuat perbedaan nyata mengenai bagaimana kita hidup. Bahkan iman pun timbul dari pendengaran, seperti apa yang bisa kita baca dalam kitab Roma. "𝐽𝑎𝑑𝑖, 𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑓𝑖𝑟𝑚𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑖𝑠𝑡𝑢𝑠." (Roma 10:17).
3. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐑𝐨𝐡 𝐊𝐮𝐝𝐮𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐤𝐚𝐫𝐮𝐧𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥 𝐝𝐢𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚.
Tuhan akan senantiasa berbicara kepada kita lewat banyak hal, seperti lewat bisikan dalam hati nurani kita yang bisa membuat kita merasa gelisah atau tidak tenang ketika sedang melakukan sesuatu yang salah, bisa pula lewat kejadian-kejadian, lewat orang lain, lewat pengalaman dan sebagainya. Kepekaan kita untuk mendengar suara-Nya, pengenalan kita yang baik akan Dia, itu semua akan mampu membuat perbedaan nyata mengenai bagaimana kita hidup. Bahkan iman pun timbul dari pendengaran, seperti apa yang bisa kita baca dalam kitab Roma. "𝐽𝑎𝑑𝑖, 𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑓𝑖𝑟𝑚𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑖𝑠𝑡𝑢𝑠." (Roma 10:17).
3. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐑𝐨𝐡 𝐊𝐮𝐝𝐮𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐤𝐚𝐫𝐮𝐧𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥 𝐝𝐢𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚.
Dengan memiliki Roh Kudus kita akan punya Penolong yang akan selalu membantu kita untuk mengajarkan, menasihati, mengingatkan dan menegur kita terhadap segala sesuatu yang kita hadapi dalam perjalanan hidup kita. Roh Kudus akan memampukan kita untuk bisa membedakan mana yang benar dan salah, sebab Roh Kudus sesungguhnya jauh lebih besar dari roh apa pun dalam dunia ini. Lihatlah apa yang diingatkan Yohanes berikut: "𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ, 𝑎𝑛𝑎𝑘-𝑎𝑛𝑎𝑘𝑘𝑢, 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑏𝑖-𝑛𝑎𝑏𝑖 𝑝𝑎𝑙𝑠𝑢 𝑖𝑡𝑢; 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑏 𝑅𝑜ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑚𝑢, 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑜ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎." (1 Yohanes 4:4).
Ketiga hal ini merupakan pegangan yang penting untuk kita miliki dan lakukan agar kita bisa terhindar dari arus deras penyesatan yang akan selalu siap memangsa kita. Alangkah berbahayanya hidup ini jika kita membiarkan diri kita lemah tanpa pegangan apa pun dalam menjalaninya. Penyesatan akan hadir dari segala arah dan selalu siap menyedot atau menyeret kita untuk masuk ke dalamnya, terlebih di jaman seperti sekarang yang sudah begitu maju.
Lewat Petrus Tuhan menasihatkan "𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑘𝑎𝑚𝑢, 𝑠𝑎𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎-𝑠𝑎𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎𝑘𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ, 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ℎ𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎. 𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑤𝑎𝑠𝑝𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ, 𝑠𝑢𝑝𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑒𝑡 𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑠𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔-𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑘𝑢𝑚, 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑚𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑔𝑢ℎ." (2 Petrus 3:17). Kita wajib waspada, karena kelemahan-kelemahan kita akan selalu siap untuk dimanfaatkan oleh si jahat untuk menyesatkan kita lewat berbagai arus penyesatan baik yang terlihat kasat mata maupun yang dikemas secara rapi.
Apa yang harus kita lakukan bisa kita baca dalam ayat berikutnya. "𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑇𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑟𝑢𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎𝑡 𝑘𝑖𝑡𝑎, 𝑌𝑒𝑠𝑢𝑠 𝐾𝑟𝑖𝑠𝑡𝑢𝑠. 𝐵𝑎𝑔𝑖-𝑁𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑙𝑖𝑎𝑎𝑛, 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎-𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎." (2 Petrus 3:18). Jangan bermain-main dengan arus penyesatan seperti apa pun. Berhati-hatilah terhadap arus-arus yang siap menghanyutkan kita hingga binasa. Biasakan diri untuk teliti terhadap segala sesuatu yang kita dengar dan lihat agar kita terhindar dari bahaya seperti ini.
Arus penyesatan baik yang kecil maupun besar akan selalu ada, namun bagaimana kita mampu menyikapinya, itulah yang akan membuat perbedaan, yang akan mampu membuat kita waspada sehingga terhindar dari arus-arus yang siap menghanyutkan ini.
Ketiga hal ini merupakan pegangan yang penting untuk kita miliki dan lakukan agar kita bisa terhindar dari arus deras penyesatan yang akan selalu siap memangsa kita. Alangkah berbahayanya hidup ini jika kita membiarkan diri kita lemah tanpa pegangan apa pun dalam menjalaninya. Penyesatan akan hadir dari segala arah dan selalu siap menyedot atau menyeret kita untuk masuk ke dalamnya, terlebih di jaman seperti sekarang yang sudah begitu maju.
Lewat Petrus Tuhan menasihatkan "𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑘𝑎𝑚𝑢, 𝑠𝑎𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎-𝑠𝑎𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎𝑘𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ, 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ℎ𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎. 𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑤𝑎𝑠𝑝𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ, 𝑠𝑢𝑝𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑒𝑡 𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑠𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔-𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑘𝑢𝑚, 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑚𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑔𝑢ℎ." (2 Petrus 3:17). Kita wajib waspada, karena kelemahan-kelemahan kita akan selalu siap untuk dimanfaatkan oleh si jahat untuk menyesatkan kita lewat berbagai arus penyesatan baik yang terlihat kasat mata maupun yang dikemas secara rapi.
Apa yang harus kita lakukan bisa kita baca dalam ayat berikutnya. "𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑇𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑟𝑢𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎𝑡 𝑘𝑖𝑡𝑎, 𝑌𝑒𝑠𝑢𝑠 𝐾𝑟𝑖𝑠𝑡𝑢𝑠. 𝐵𝑎𝑔𝑖-𝑁𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑙𝑖𝑎𝑎𝑛, 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎-𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎." (2 Petrus 3:18). Jangan bermain-main dengan arus penyesatan seperti apa pun. Berhati-hatilah terhadap arus-arus yang siap menghanyutkan kita hingga binasa. Biasakan diri untuk teliti terhadap segala sesuatu yang kita dengar dan lihat agar kita terhindar dari bahaya seperti ini.
Arus penyesatan baik yang kecil maupun besar akan selalu ada, namun bagaimana kita mampu menyikapinya, itulah yang akan membuat perbedaan, yang akan mampu membuat kita waspada sehingga terhindar dari arus-arus yang siap menghanyutkan ini.