Filipi 4:14-17 : Menghargai Kebaikan dan Pemberian

Pendahuluan:

Mengapresiasi kebaikan dan pemberian dari orang lain adalah tindakan yang seharusnya sederhana dan wajar. Namun, dalam realitasnya, kita sering kali menemui kesulitan dalam menghargai tindakan baik yang ditujukan kepada kita. Sejumlah alasan mendasari sulitnya menghargai pemberian, seperti budaya keluarga, rasa pantas, khawatir merepotkan, atau gengsi. Dalam konteks keagamaan, kita dapat memetik pelajaran berharga dari sikap Paulus terhadap pemberian yang diterimanya dari jemaat Filipi.
Filipi 4:14-17 : Menghargai Kebaikan dan Pemberian
Paulus adalah seorang rasul dan penginjil yang sangat mandiri dalam pelayanannya. Dia bekerja keras untuk mencukupkan kebutuhannya sendiri, rekan-rekannya, dan jemaat yang dilayani. Bahkan, ada situasi di mana dia menolak menerima tunjangan hidup dari jemaat. Dia telah menghadapi berbagai kesulitan dalam pelayanannya, termasuk penindasan dan bahaya nyawa. Prinsip hidupnya adalah sederhana: "Asal ada makanan dan pakaian, cukup."

Meskipun Paulus mampu hidup secara mandiri, dia tidak menolak bantuan yang ditawarkan oleh orang lain, termasuk jemaat Filipi. Sikap Paulus menunjukkan bahwa kemandirian bukanlah kesombongan, dan menerima bantuan bukanlah kelemahan atau kehinaan.

Teks Filipi 4:14-17 menyoroti bagaimana Paulus merespons pemberian khusus dari jemaat Filipi dan mengapa dia menyebutnya sebagai perbuatan yang baik:

1. Partisipasi dalam Penderitaan Orang Lain (Filipi 4:14): 

Paulus menggunakan kata "mengambil bagian" (synkoinōneō) untuk menggambarkan tindakan jemaat Filipi yang memberikan bantuan kepadanya. Kata ini mencerminkan konsep kebersamaan dan kesejajaran. Paulus tidak menjadikan jemaat Filipi sebagai pahlawan yang datang menyelamatkannya, melainkan sebagai rekan dalam pelayanannya. Ini menunjukkan bahwa menerima bantuan tidak selalu berarti ketergantungan, tetapi bisa menciptakan ikatan yang kuat di antara sesama percintaan Kristus.

2. Partisipasi bagi Kemajuan Injil (Filipi 4:15-16): 

Paulus menghubungkan pemberian jemaat Filipi dengan kemajuan Injil. Dia menggambarkan bagaimana jemaat tersebut telah berulang kali mengirimkan bantuan kepadanya selama pelayanannya di kota-kota Makedonia. Ini bukan hanya bantuan pribadi, tetapi juga dukungan bagi pekerjaan pemberitaan Injil yang lebih besar. Jemaat Filipi tidak hanya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Paulus; mereka juga berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan untuk menyebarkan kabar baik.

3. Keuntungan Spiritual (Filipi 4:17): 

Paulus menekankan bahwa yang terpenting bukanlah pemberian itu sendiri, melainkan buah yang akan diperoleh jemaat Filipi sebagai hasil dari pemberian mereka. Dia tidak mencari pemberian, tetapi merindukan hasilnya yang akan melimpah sebagai berkat bagi jemaat Filipi. Upah rohani ini tidak hanya berarti mendapatkan balasan di dunia ini, tetapi juga memperoleh bagian dalam kemuliaan yang akan datang di akhir zaman.

Baca Juga: Filipi 4:6 - Kekuatan Doa dan Syukur

Namun, penting untuk mencatat bahwa Paulus tidak mengajarkan bahwa pemberian harus dilakukan dengan motivasi untuk mendapatkan upah. Pemberian yang tulus dan ikhlas adalah yang terbaik. Paulus hanya menjelaskan bagaimana pemberian yang diberikan kepada pekerja-pekerja Injil dapat memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada yang terlihat pada awalnya.

Dalam konteks ini, ada pelajaran berharga yang bisa diambil oleh orang-orang Kristen:

1. Partisipasi dalam Pelayanan:
Sama seperti jemaat Filipi berpartisipasi dalam pelayanan Paulus, kita juga dapat berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan di dunia ini. Tidak semua dari kita dipanggil untuk menjadi penginjil atau misionaris, tetapi kita dapat mendukung mereka dengan berbagai cara, baik melalui doa, dukungan keuangan, atau tindakan nyata lainnya.

Baca Juga: Berbagi Dalam Kasih (Filipi 4:14-17)

2. Menghargai Kebaikan Orang Lain: Sikap terhadap pemberian dan kebaikan orang lain seharusnya dihargai. Meskipun Paulus adalah pribadi yang mandiri, dia tetap menghargai bantuan yang diberikan oleh jemaat Filipi. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan tindakan baik yang kita terima dari orang lain, terutama jika tindakan tersebut memiliki dampak positif dalam pelayanan Tuhan.

3. Fokus pada Keuntungan Spiritual: Sebagaimana yang diajarkan oleh Paulus, fokus kita seharusnya bukan hanya pada pemberian itu sendiri, tetapi pada buah rohani yang dihasilkan darinya. Upah spiritual bisa lebih berharga daripada apa pun yang diberikan di dunia ini. Oleh karena itu, mari menjalani hidup dengan sikap tulus dan rendah hati dalam menerima dan memberikan kebaikan.

Kesimpulan, mengapresiasi kebaikan orang lain dan menghargai pemberian adalah bagian penting dari kehidupan Kristen. Sikap Paulus terhadap pemberian dari jemaat Filipi mengajarkan kita bahwa pemberian dapat menjadi sarana untuk berpartisipasi dalam pelayanan Tuhan, menghargai tindakan baik orang lain, dan mendapatkan keuntungan spiritual yang berharga. Hal ini mengingatkan kita bahwa tindakan kecil dari kasih dan kebaikan dapat memiliki dampak yang besar dalam dunia pelayanan Kristiani.
Next Post Previous Post