MENUNTUT KEADILAN ALLAH: MALEAKHI 2:17-3:5

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Maleakhi 2:17-3:5 - “(2:17) Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?’ Dengan cara kamu menyangka: ‘Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan - atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?’ (3:1) Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. (3:2) Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. (3:3) Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN. (3:4) Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah. (3:5) Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepadaKu, firman TUHAN semesta alam.”.
MENUNTUT KEADILAN ALLAH: MALEAKHI 2:17-3:5
Pada waktu kita menghadapi problem yang besar, maka kita mungkin akan menganggap bahwa ada suatu ‘problem’ dalam diri Allah. Mungkin Ia tidak kasih, atau tidak adil, atau tidak mempedulikan kita, atau tidak menepati janjiNya, dsb. Pernahkan saudara mengalami hal seperti itu? Pada jaman Maleakhi, Israel mengalami hal seperti itu!

I) Israel merasa / menuduh bahwa Allah tidak adil:

Ini terlihat dengan jelas dalam Mal 2:17.

Maleakhi 2:17 - “Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?’ Dengan cara kamu menyangka: ‘Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan - atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?’”.

Tetapi terjemahan Mal 2:17 dalam Kitab Suci Indonesia itu perlu dibetulkan. Kata-kata ‘jika tidak’, seharusnya dibuang. Dan kata-kata ‘Allah yang menghukum’ seharusnya adalah ‘The God of justice’ [= Allah keadilan].

Orang Israel menganggap bahwa ada suatu problem dengan Allah, karena Ia berkenan kepada orang jahat (Mal 2:17). Mungkin sekali mereka melihat orang-orang yang hidupnya jahat (dan orang-orang ini mungkin sekali adalah musuh-musuh mereka), tetapi orang-orang jahat itu hidupnya enak terus. Sedangkan mereka sendiri, sekalipun hidup baik (ini anggapan mereka), tetapi hidupnya terus menderita.

Karena itu mereka lalu menyimpulkan bahwa Allah itu tidak adil. Dan mereka menuntut supaya Allah menjalankan keadilan. Tuntutan ini terlihat dari kata-kata ‘Di manakah Allah keadilan?’ (2:17).

Penerapan:

Apa pun yang saudara alami, jangan lalu mengambil kesimpulan bahwa Allah tidak kasih, tidak adil, tidak mempedu­likan saudara, tidak menepati janji-Nya, dsb. Allah itu sempurna sehingga tidak mungkin ada ketidakbenaran / kesalahan dalam diri Allah.

Maleakhi melihat bahwa Israel menganggap Allah tidak adil. Menghadapi hal itu, ia bukannya menghibur Israel dengan kata-kata yang menyenangkan / enak didengar telinga, tetapi ia bahkan mengecam dengan keras.

Penerapan: Pada waktu kita memberikan counseling, kadang-kadang kita perlu memberi penghiburan. Tetapi kalau kita tahu bahwa penderitaan orang itu disebabkan karena dosa, kita harus mem­berikan teguran / kecaman!

Maleakhi menegur / mengecam dengan keras. Bagaimana caranya? Dengan menunjukkan sikap / tindakan Allah terhadap Israel.

II) Sikap / tindakan Allah:

1) Allah bosan / muak (2:17).

Maleakhi 2:17 - “Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?’ Dengan cara kamu menyangka: ‘Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan - atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?’”.

Terjemahan ‘susah’ dalam 2:17 ini lagi-lagi kurang tepat.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘wearied’ [= bosan / muak].

Jadi, kelihatannya Israel sudah berulang kali melakukan hal seperti itu sehingga Allah bosan / muak mendengarnya.

Penerapan: Dalam menghadapi dosa yang berulang-ulang terjadi dalam hidup kita, kita harus menghindari 2 extrim yang salah:

Extrim yang pertama adalah di mana kita beranggapan bahwa Allah pasti bosan mengampuni kita, sehingga sekalipun kita sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan mengaku dosa / bertobat, kita tetap tidak akan diampuni dan tetap akan masuk ke dalam neraka. Ini jelas adalah pandangan yang salah, karena darah Yesus cukup untuk mengampuni semua dosa kita, termasuk dosa yang berulang-ulang.

Extrim yang kedua adalah di mana kita memandang pada penebu­san Kristus, dan lalu meremehkan dosa yang berulang-ulang terjadi dalam hidup kita. Untuk menghindari extrim kedua ini, kita perlu menyoroti kata ‘bosan / muak’ dalam Mal 2:17 ini! Ini jelas menunjukkan bahwa sekalipun Allah membenci semua dosa, tetapi Ia akan lebih jengkel pada dosa yang terjadi berulang-ulang dalam hidup kita.

Kalau saudara melihat perjalanan bangsa Israel di padang gurun (dari Mesir ke Kanaan), maka saudara akan melihat bahwa mereka berulang-kali bersungut-sungut. Mula-mula Allah membiarkan hal itu, tetapi setelah hal itu terjadi berkali-kali, Allah menghukum mereka makin lama makin keras!

Keluaran 15:22-24 - “(22) Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air. (23) Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. (24) Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: ‘Apakah yang akan kami minum?’”.

Kel 16:1-3 - “(1) Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. (2) Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; (3) dan berkata kepada mereka: ‘Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.’”.

Keluaran 17:1-3 - “(1) Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. (2) Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: ‘Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum.’ Tetapi Musa berkata kepada mereka: ‘Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?’ (3) Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: ‘Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?’”.

Bil 14 (baca sendiri).

Bilangan 16:41-50 - “(41) Tetapi pada keesokan harinya bersungut-sungutlah segenap umat Israel kepada Musa dan Harun, kata mereka: ‘Kamu telah membunuh umat TUHAN.’ (42) Ketika umat itu berkumpul melawan Musa dan Harun, dan mereka memalingkan mukanya ke arah Kemah Pertemuan, maka kelihatanlah awan itu menutupinya dan tampaklah kemuliaan TUHAN. (43) Lalu pergilah Musa dan Harun ke depan Kemah Pertemuan. (44) Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (45) ‘Pergilah dari tengah-tengah umat ini, supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata.’ Lalu sujudlah mereka. (46) Berkatalah Musa kepada Harun: ‘Ambillah perbaraan, bubuhlah api ke dalamnya dari atas mezbah, dan taruhlah ukupan, dan pergilah dengan segera kepada umat itu dan adakanlah pendamaian bagi mereka, sebab murka TUHAN telah berkobar, dan tulah sedang mulai.’ (47) Maka Harun mengambil perbaraan, seperti yang dikatakan Musa, dan berlarilah ia ke tengah-tengah jemaah itu, dan tampaklah tulah telah mulai di antara bangsa itu; lalu dibubuhnyalah ukupan dan diadakannyalah pendamaian bagi bangsa itu. (48) Ketika ia berdiri di antara orang-orang mati dan orang-orang hidup, berhentilah tulah itu. (49) Dan mereka yang mati kena tulah itu ada empat belas ribu tujuh ratus orang banyaknya, belum terhitung orang-orang yang mati karena perkara Korah. (50) Ketika Harun kembali kepada Musa di depan pintu Kemah Pertemuan, tulah itu telah berhenti.”.

Bil 21:4-9 - “(4) Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. (5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: ‘Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.’ (6) Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. (7) Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: ‘Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkanNya ular-ular ini dari pada kami.’ Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. (8) Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.’ (9) Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.”.

Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa dosa yang diulang terus menerus adalah dosa yang lebih menjengkelkan bagi Allah.

Karena itu, telitilah hidup saudara untuk mengetahui dosa apa yang saudara ulang terus menerus, dan bertobatlah dari dosa itu.

2) Tuhan akan mengirim utusan (3:1), untuk menyiapkan jalan.

Maleakhi 3:1 - “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.”.

Bandingkan dengan:

a) Yesaya 40:3-5 - “(3) Ada suara yang berseru-seru: ‘Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! (4) Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; (5) maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.’”.

b) Matius 3:3 - “Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: ‘Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya.’”.

c) Mat 11:10 - “Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalanMu di hadapanMu.”. (= Lukas 7:27).

d) Lukas 1:76 - “Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Maha tinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagiNya,”.

Dari perbandingan dengan ayat-ayat ini, maka saudara bisa tahu bahwa yang dimaksud dengan ‘utusanKu’ (My messenger) adalah Yohanes Pembaptis. Kristus di sini digambarkan sebagai seorang Raja, yang didahului oleh utusanNya yaitu Yohanes Pembaptis.

3) Tuhan datang sendiri (3:1).

Maleakhi 3:1 - “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.”.

Dalam Mal 3:1 ini ada 3 sebutan:

a) Utusan-Ku (My messenger).

b) Tuhan (Lord).

c) Malaikat perjanjian (the angel / messenger of the cove­nant).

Sebutan yang pertama menunjuk kepada Yohanes Pembaptis, sedangkan sebutan yang kedua dan ketiga menunjuk kepada Yesus.

Sebutan ‘Tuhan / Lord’ menunjukkan Yesus sebagai Raja dan sebutan ‘Malaikat Perjanjian / messenger of the covenant’ menunjukkan Yesus sebagai Pengantara.

Tujuan kedatangan Yesus:

a) Menyucikan (3:2-4).

Maleakhi 3:2-4 - “(2) Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. (3) Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN. (4) Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”.

Di sini Yesus digambarkan dengan 2 hal:

1. Api tukang pemurni logam.

Tukang logam selalu menggunakan api untuk memurnikan logam (emas, perak).

Istilah ‘api’ ini menunjukkan bahwa proses penyucian itu pasti menyakitkan bagi kita. Bandingkan juga dengan ‘pembersihan ranting yang berbuah’ dalam Yohanes 15:2b, yang pasti juga merupakan sesuatu yang menyakitkan bagi ranting itu.

Karena itu maulah mengalami sakit yang dimaksudkan Tuhan untuk menyucikan saudara. Jangan memberontak, mundur dari Tuhan, marah kepada Tuhan, dsb.

2. Sabun tukang penatu.

Kata-kata ‘sabun tukang penatu’ pada Mal 3:2 ini perlu dijelaskan, karena orang-orang yang senang mencari kesalahan Kitab Suci menganggap ini sebagai suatu kesa­lahan, karena pada jaman itu (lebih kurang 2500 tahun yang lalu) belum ada sabun.

Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘sabun’ di sini, hanya keluar 2 x dalam Kitab Suci, yaitu di sini dan dalam Yer 2:22 - “Bahkan, sekalipun engkau mencuci dirimu dengan air abu, dan dengan banyak sabun, namun noda kesalahanmu tetap ada di depan mataKu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”.

Editor dari Calvin’s Commentary berkata bahwa kata ini tentu tidak menunjuk pada ‘sabun’ yang kita kenal, yang belum ada pada zaman itu, tetapi itu menunjuk pada sejenis tumbuh-tumbuhan / semak yang setelah dibakar menjadi abu dan dicam­pur dengan air, bisa berfungsi sebagai bahan pembersih pakaian.

Siapakah yang disucikan? Orang Lewi (3:3).

Maleakhi 3:3 - “Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.”.

Mereka adalah pemimpin-pemimpin pada saat itu dan mereka juga adalah pengajar Firman. Karena itu, mereka dulu yang harus disucikan. Kalau mereka sudah disucikan, barulah mereka bisa memberikan persembahan yang benar (3:3b).

Dari sini kita bisa belajar bahwa:

a. Menjadi pemimpin gereja (pendeta, penginjil, majelis, pengurus komisi, guru sekolah minggu, dll), bukanlah sesuatu yang bisa kita buat main-main. Orang-orang seper­ti inilah yang akan ‘digarap’ lebih dulu oleh Tuhan.

b. Orang yang tidak benar, tidak bisa memberi persembahan yang menyenangkan Tuhan.

Bdk. Yesaya 1:10-15 - “(10) Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! (11) ‘Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?’ firman TUHAN; ‘Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. (12) Apabila kamu datang untuk menghadap di hadiratKu, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait SuciKu? (13) Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagiKu. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. (14) Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagiKu, Aku telah payah menanggungnya. (15) Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.”.

Mat 5:23-24 - “(23) Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, (24) tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”.

Karena itu bertobatlah dulu dari dosa, baru mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan.

b) Menghakimi (3:5).

Maleakhi 3:5 - “Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepadaKu, firman TUHAN semesta alam.”.

Bukankah mereka menuntut supaya Allah menunjukkan keadilanNya? Allah menuruti permintaan mereka itu! Sekarang Allah datang sebagai Hakim untuk menunjukkan keadilanNya! Tetapi siapa yang dihakimi oleh Allah? Bukan musuh-musuh Israel melainkan Israel sendiri! Permintaan Israel dalam Mal 2:17 menjadi bumerang bagi mereka!

Penerapan: Ketidakadilan apapun yang saudara alami, janganlah menyebabkan saudara menuntut Allah menunjukkan keadilanNya. Ingat bahwa saudara sendiri juga adalah manusia yang penuh dengan dosa, sehingga kalau Allah menunjukkan keadilanNya, itu bisa ditujukan kepada diri saudara sendiri!

c) Menjadi Saksi (3:5).

Maleakhi 3:5 - “Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepadaKu, firman TUHAN semesta alam.”.

Allah juga sekaligus datang sebagai Saksi, bukan Saksi yang meringankan kasus Israel, melainkan Saksi yang mem­beratkan / menentang mereka. Ini terlihat dalam terjemahan bahasa Inggris dari Mal 3:5 di bawah ini.

NIV: ‘to testify against’ [= bersaksi terhadap / menentang].

NASB/KJV/RSV: ‘witness against’ [= bersaksi terhadap / menentang].

Mengapa Allah datang dan melakukan semua ini? Karena Israel memang berdosa!

III) Dosa-dosa Israel.

Bahwa Israel penuh dengan dosa, bisa terlihat dari:

1) Seluruh kitab Maleakhi dipenuhi dengan teguran dosa.

2) Dalam Mal 3:5, ada penindasan terhadap orang lemah. Mereka menuntut keadilan dari Allah, tetapi sebetulnya mereka tidak peduli dengan keadilan. Mereka hanya mempedulikan keadilan, pada waktu ketidakadilan itu merugikan mereka! Ini egoisme!

Mal 3:5 - “Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepadaKu, firman TUHAN semesta alam.”.

3) Maleakhi 3:1 - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.”.

NASB: ‘he will clear the way’ [= ia akan member­sihkan jalan].

Jadi, seakan-akan jalan itu penuh dengan kotoran dan harus dibersihkan dulu. Ini tentu menunjuk pada dosa-dosa Israel.

4) Dalam Maleakhi 3:2 dikatakan bahwa Tuhan akan datang untuk menyucikan. Dari apa? Tentu saja dari dosa!

Mal 3:2 - “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.”.

5) Mengapa Mal 3:2 mengatakan bahwa mereka tidak tahan berdiri / tidak tahan menghadapi kedatangan Tuhan? Jelas karena mereka penuh dengan dosa!

6) Mal 3:5 menunjukkan sederetan orang-orang berdosa yang ada pada Israel.

Maleakhi 3:5 - “Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepadaKu, firman TUHAN semesta alam.”.

Jadi sederetan orang berdosa itu adalah:

a) Tukang sihir.

Ini menunjuk pada orang yang berhubungan dengan kuasa gelap, magic, ramalan-ramalan, dsb.

b) Orang-orang berzinah.

Ini menunjuk pada segala macam percabulan.

c) Orang-orang yang bersumpah dusta.

d) Orang-orang yang menindas orang lemah, yaitu:

1. Orang upahan / buruh.

Dalam hal apa mereka ini ditindas?

NIV: ‘who defraud laborers of their wages’ [= yang menipu para pekerja tentang upah mereka].

NASB: ‘who oppress the wage earner in his wages’ [= yang menindas penerima upah dalam upahnya].

RSV/KJV: ‘who / that oppress the hireling in his wages’ [= yang menindas orang sewaan dalam upahnya].

Jadi, jelas bahwa penindasan itu terjadi dalam hal upah. Mungkin upah yang terlalu sedikit, atau upah yang dibayar secara terlambat (bdk. Im 19:3 Ul 24:14-15 Yak 5:4).

Im 19:13 - “Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya.”.

Ul 24:14-15 - “(14) Janganlah engkau memeras pekerja harian yang miskin dan menderita, baik ia saudaramu maupun seorang asing yang ada di negerimu, di dalam tempatmu. (15) Pada hari itu juga haruslah engkau membayar upahnya sebelum matahari terbenam; ia mengharapkannya, karena ia orang miskin; supaya ia jangan berseru kepada TUHAN mengenai engkau dan hal itu menjadi dosa bagimu.”.

Yak 5:4 - “Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.”.

2. Janda.

3. Anak piatu.

NIV: ‘fatherless’ [= tidak punya bapak].

4. Orang asing.

Untuk ketiga golongan yang terakhir ini, bacalah Ul 10:17-18 dan Yes 1:17.

Ul 10:17-18 - “(17) Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; (18) yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasihNya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.”.

Yes 1:17 - “belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!”.

e) Tidak takut kepada Tuhan (ay 5 akhir).

Mal 3:5 - “Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepadaKu, firman TUHAN semesta alam.”.

Semua dosa yang disengaja menunjukkan adanya rasa tidak takut kepada Tuhan!

Kesimpulan.

Karena dosa-dosa inilah maka Tuhan membiarkan orang-orang jahat menindas mereka. Jadi ‘problem’nya bukan terletak pada Allah, tetapi pada diri mereka sendiri! Karena itu mulai sekarang apapun yang saudara alami yang menyebabkan saudara menganggap ada ‘problem’ dalam diri Allah, sadarilah bahwa Allah itu sempurna sehingga tidak mungkin ada problem dalam diriNya. Problemnya pasti ada dalam diri saudara! Jadi, sebelum saudara menuduh Allah atau meminta Allah menjalankan keadilanNya, sebaiknya saudara mengintrospeksi diri sendiri dan membersihkan diri saudara dari segala macam dosa. Kalau itu sudah saudara lakukan, maka saudara akan melihat bahwa memang tidak ada problem dengan Allah. Ia adalah Allah yang sempurna, Allah yang Maha kasih, Maha adil, Maha suci!!

-AMIN-
Next Post Previous Post