Panggilan Kristus: Hidup dalam Firman dan Mengasihi (Yohanes 8:31-32)

Ini adalah bagian yang menggambarkan panggilan Kristus terhadap para murid-Nya dengan detail yang cukup. Di dalam Keempat Injil, terutama Injil Yohanes dan Injil Lukas, kita menemukan latar belakang yang menjelaskan bagaimana para murid dipanggil. Injil Yohanes, khususnya, memberikan pemahaman yang mendalam tentang panggilan para murid oleh Yesus. 

Dalam panggilan-Nya, Yesus memanggil mereka untuk hidup bersama dengan-Nya, untuk melayani-Nya, dan juga untuk tinggal bersama-sama dengan-Nya. Para murid tidak hanya sekadar datang, menerima ajaran, dan kebenaran dari Guru mereka, kemudian pergi dengan pemahaman itu. Ini bukanlah gambaran seorang murid pada waktu itu. 
Lukas 5:1-11:  Panggilan Kristus: Hidup dalam Firman, Mengasihi, dan Siap Meninggalkan Segalanya
Pada zaman dahulu, ketika seseorang menjadi murid dari seorang guru, mereka bergabung dalam sebuah komunitas dengan ciri khas tertentu. Para murid berkumpul untuk menjadi bagian dari sebuah komunitas yang memiliki identitas unik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain. Inilah sebabnya mengapa pada zaman Yunani kuno dan dalam tradisi Israel pada zaman Ibrani, seorang guru tidak hanya memiliki pengikut dengan pemikiran atau aliran tertentu, tetapi juga komunitas yang hidup dengan gaya hidup yang khas. 

Dalam Alkitab, Tuhan Yesus menggambarkan dua ciri khas utama dari pengikut-Nya.

1. Pertama, dalam Injil Yohanes 8:31-32, para murid Yesus adalah mereka yang terus hidup dalam Firman. 

Mereka adalah orang-orang yang hidup di bawah bimbingan Firman Tuhan dan mencerminkan Firman tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka bukan hanya orang-orang yang mengaku "percaya," tetapi hidup sesuai dengan ajaran Tuhan yang terdapat dalam Firman-Nya.

2. Kedua adalah kasih sesama. Yesus mengajarkan bahwa ciri sejati dari murid-murid-Nya adalah kasih yang mereka tunjukkan satu sama lain

Yesus mengatakan, "Inilah tandanya bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu engkau saling mengasihi. Sama seperti Aku sudah mengasihi engkau, demikian engkau harus saling mengasihi." Para murid diminta untuk mengasihi satu sama lain dengan penuh kasih, bahkan hingga bersedia mengorbankan nyawa untuk saudara-saudara mereka. Ini adalah perintah yang mendalam dan menjadi syarat bagi komunitas yang mengaku sebagai pengikut Kristus untuk menunjukkan kasih mereka kepada dunia.

Kristus mulai memanggil para murid, dan dalam Injil Lukas 5:1-11, kita bisa menemukan tiga poin penting yang bisa kita pelajari dari panggilan para murid.

1. Pertama, pada Lukas 5: 2-7, Lukas menekankan bahwa Yesus memilih dan memanggil para murid bukan karena Dia membutuhkan bantuan mereka. 

Yesus tidak membutuhkan bantuan dari Petrus atau murid-murid lainnya. Ketika kita membaca perjalanan pelayanan Yesus dalam Injil Lukas, kita melihat bahwa Dia terus mendapatkan ketenaran dan banyak orang mengikutinya secara sukarela. Oleh karena itu, Yesus tidak perlu mengundang atau memanggil para murid untuk memperluas pengikut-Nya. 

Dia memanggil mereka karena kasih-Nya yang besar akan semakin terasa saat para murid terlibat dalam melayani-Nya. Salah satu cara Tuhan mengekspresikan kasih-Nya adalah dengan memilih untuk menggunakan kita. Kita tidak boleh merasa nyaman jika kita merasa bahwa Tuhan tidak menggunakan kita. Ketika Tuhan menggunakan kita, Dia mengungkapkan anugerah-Nya yang besar kepada kita.

2. Poin kedua adalah bahwa Yesus tidak pernah memanggil orang karena kesalehan mereka. 

Dia tidak memilih orang berdasarkan kualitas rohani mereka yang mengesankan. Sebaliknya, Dia sering memanggil orang yang sadar akan kelemahan dan dosa mereka. Kita tidak boleh menilai seseorang berdasarkan kesalehan mereka yang terlihat. 

Kualitas rohani yang tampak sering kali hanya sebatas penampilan belaka. Kita harus memahami bahwa Tuhan memilih orang berdasarkan pertobatan mereka dan kerinduan untuk kembali kepada-Nya. Banyak kali, orang yang tampak baik-baik saja atau saleh tidak dipilih oleh Tuhan, sementara Dia memilih mereka yang sadar akan kelemahan mereka.

3. Poin ketiga adalah bahwa Tuhan sering memberikan ujian besar sebelum memanggil seseorang. 

Dia tidak memanggil mereka saat mereka masih dalam keadaan kosong. Sebelum memanggil Petrus, Tuhan membiarkannya mengalami kemenangan besar dalam menangkap ikan. Namun, Petrus dan rekan-rekannya dengan tulus meninggalkan hasil tangkapan mereka ketika Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya. Ini mengajarkan kita untuk tidak menjadi serakah atau mengandalkan materi ketika Tuhan memanggil kita. Kita harus siap meninggalkan segala sesuatu demi ketaatan kepada Tuhan.

Kesimpulan, panggilan para murid oleh Yesus mengajarkan kita untuk hidup dalam Firman Tuhan, saling mengasihi, siap untuk meninggalkan segala sesuatu demi melayani Tuhan, dan sadar akan kerendahan diri kita. Tuhan tidak memerlukan kita, tetapi Dia memilih untuk menggunakan kita dalam rencana-Nya. Mari siapkan hati dan hidup kita untuk merespons panggilan-Nya dengan setia dan tulus.
Next Post Previous Post