RATAPAN 3:55-66: KEBAIKAN ALLAH DIAKUI

Matthew Henry (1662-1714)

KEBAIKAN ALLAH DIAKUI
Ratapan 3:55-66

Kita dapat mencermati di seluruh pasal 3 ini sebuah pergumulan di dalam dada sang nabi antara indra dan iman, antara ketakutan dan harapan. Ia mengeluh, dan kemudian menghibur diri, namun menanggalkan penghiburan-penghiburannya dan kembali pada keluhan-keluhannya, seperti Mazmur 42. Akan tetapi, seperti dalam Kitab Mazmur itu, demikian pula di sini, imanlah yang terakhir kali berbicara dan keluar sebagai pemenang. Sebab dalam ayat-ayat ini ia menutup dengan penghiburan. Dan di sini ada dua hal yang dengannya ia menghibur dirinya:
RATAPAN 3:55-66: KEBAIKAN ALLAH DIAKUI
[I]. Kebaikan Allah yang dialaminya bahkan di dalam penderitaannya. 

Ini mungkin merujuk pada pengalaman pribadi sang nabi, yang dengannya ia menyemangati dirinya sendiri ketika melihat masalah-masalah yang dialami orang banyak. Allah yang sudah menolong orang-orang kudus pada waktu yang tepat tidak akan mengecewakan jemaat secara umum. Atau mungkin itu mencakup sisa-sisa orang baik yang ada di antara bangsa Yahudi, yang sudah mendapati bahwa tidak sia-sia menantikan Allah. Dalam tiga hal sang nabi dan teman-temannya yang saleh mendapati Allah berlaku baik kepada mereka:

1). Ia telah mendengar doa-doa mereka. 

Meskipun mereka sudah takut bahwa awan murka akan sedemikian hebat sehingga doa mereka tak dapat menembus (Ratapan 3:44), namun setelah dipikir-pikir lagi, atau paling tidak setelah diperiksa lebih jauh, mereka mendapati hal yang sebaliknya, dan bahwa Allah tidak berkata kepada mereka, carilah Aku dengan sia-sia. Ketika mereka berada di dasar lubang yang dalam, seolah-olah tinggal di antara orang-orang mati, mereka memanggil nama Allah (Ratapan 3:55). Tangisan mereka tidak menghalangi doa mereka.

Perhatikanlah, meskipun kita dilemparkan ke dalam lubang yang begitu dalam, dari situ kita bisa menemukan jalan kepada Allah di langit yang tertinggi. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! (Mazmur 130:1), seperti Yunus dari dalam perut ikan. Dapatkah Allah mendengar mereka dari lubang yang dalam, dan akankah Ia mendengar? Ya, tentu saja: Engkau mendengar suaraku.

Dan sebagian orang membaca perkataan berikut ini sebagai perkataan yang mengandung pengakuan penuh syukur yang sama: Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku dan teriak tolongku. Dan bahasa aslinya akan menerima terjemahan seperti itu. Kita membacanya sebagai permohonan supaya Allah mendengar lebih lanjut: Janganlah Kaututupi telinga-Mu. Karena Allah sudah mendengar suara kita ketika kita berteriak minta tolong kepada-Nya, bahkan dari dasar lubang yang dalam, maka itu merupakan dorongan bagi kita untuk berharap bahwa Ia tidak akan menutupi telinga-Nya setiap saat.

Amatilah bagaimana sang nabi menyebut doa sebagai kesahnya (KJV: nafasnya). Sebab di dalam doa kita mengembuskan nafas kepada Allah, kita bernafas menggapai Dia. Meskipun kita lemah di dalam doa, tidak bisa berteriak keras-keras, tetapi hanya bernafas dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan, namun kita tidak akan diabaikan jika kita tulus. Doa adalah nafas manusia baru, menghirup udara rahmat di dalam permohonan-permohonan, dan mengembalikannya di dalam puji-pujian. Doa adalah bukti dan juga pemelihara kehidupan rohani.

Sebagian orang membacanya, ketika aku terengah-engah. “Ketika aku terengah-engah mempertahankan hidup, dan sudah mau habis, dan menyangka aku akan bernafas untuk terakhir kali, pada saat itulah Engkau memperhatikan keadaanku yang susah.”

2. Ia telah membungkam ketakutan-ketakutan mereka dan menenang-kan roh mereka (Ratapan 3:57): 

“Engkau dekat tatkala aku memanggil-Mu. Engkau dengan penuh rahmat benar-benar telah meyakinkan aku akan hadirat-Mu bersamaku, dan membuatku melihat bahwa Engkau dekat denganku, walaupun sebelumnya aku menganggap Engkau jauh dariku.”

Perhatikanlah, ketika kita mendekat kepada Allah di jalan kewajiban, kita dengan iman dapat melihat Dia datang mendekat kepada kita di jalan rahmat. Tetapi ini belum seberapa: Engkau berfirman: Jangan takut! Ini merupakan bahasa nabi-nabi Allah yang berkhotbah kepada mereka supaya tidak takut (Yesaya 41:10, 13-14), bahasa pemeliharaan-Nya yang mencegah hal-hal yang mereka takutkan, dan bahasa anugerah-Nya yang menenangkan pikiran mereka, dan membuat mereka tenteram, melalui kesaksian Roh-Nya dengan roh mereka bahwa mereka tetap menjadi umat-Nya, meskipun sedang dalam kesusahan, dan karena itu mereka tidak boleh takut.

3. Ia sudah mulai tampil untuk mereka (Ratapan 3: 58): 

“Ya Tuhan, Engkau telah memperjuangkan perkaraku” (yaitu, seperti yang dikatakan selanjutnya), “Engkau telah menyelamatkan hidupku, telah menyelamatkannya dari tangan orang-orang yang ingin mengambilnya, telah menyelamatkannya ketika hidupku sudah mau ditelan, telah memberiku hidup sebagai jarahan.” Dan ini merupakan dorongan kepada mereka untuk berharap bahwa Ia akan tampil bagi mereka dan bertindak lebih jauh lagi: “Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, dan karena itu akan meluputkan kakiku sehingga tidak tersandung. Engkau telah memperjuangkan perkaraku, dan karena itu akan memperjuangkan perkara-perkaraku yang lain.”

[II]. Sang nabi menghibur dirinya dengan berseru memohon keadilan Allah, dan (untuk mendapat putusan dari keadilan-Nya) ia menyerukan kemahatahuan-Nya.

1. Ia berseru dan mengakui bahwa Allah tahu kenyataan yang sesungguhnya, betapa jahat dan keji musuh-musuhnya (Ratapan 3:59): “Engkau telah melihat ketidakadilan terhadap aku, ya TUHAN, bahwa aku tidak berbuat jahat sama sekali, tetapi sangat menderita.” Dia yang tahu segala sesuatu pasti mengetahui :

(a). Kebencian mereka terhadapnya: “Engkau telah melihat segala dendam mereka, bagaimana mereka ingin berbuat jahat kepadaku, seolah-olah membalas suatu kesalahan besar yang telah aku perbuat terhadap mereka.”

Perhatikanlah, kita harus mempertimbangkan, supaya kita menjadi ngeri dan berhati-hati, bahwa Allah mengetahui semua pikiran kita yang ingin membalas dendam terhadap orang lain, dan karena itu kita tidak boleh membiarkan pikiran-pikiran itu atau menyimpannya dalam hati kita. Dan bahwa Ia mengetahui semua pikiran orang lain yang ingin membalas dendam tanpa sebab terhadap kita, dan karena itu kita tidak boleh takut terhadap mereka, tetapi menyerahkan kepada Dia untuk melindungi kita dari mereka.

(b). Rancangan-rancangan dan rencana-rencana yang telah mereka susun untuk berbuat jahat kepadanya: Engkau telah melihat segala rancangan mereka terhadap aku (Ratapan 3:60), dan lagi, “Engkau telah mendengar segala rancangan mereka terhadap aku (Ratapan 3:61), baik keinginan maupun tipu muslihat mereka untuk menghancurkan aku. Entah rancangan itu tampil dalam rupa perkataan atau perbuatan, Engkau mengetahuinya.

Bahkan, meskipun buah-buahnya tidak terlihat atau terdengar, namun tipu muslihat mereka terhadapku sepanjang hari diketahui dan dipahami oleh Engkau yang bagi-Mu segala sesuatu telanjang dan terbuka.” Perhatikanlah, rancangan-rancangan yang paling tersembunyi sekalipun dari musuh-musuh jemaat diketahui secara sempurna oleh Allah jemaat, yang dari-Nya mereka tidak dapat menyembunyikan apa-apa.

(c). Penghinaan dan fitnah yang mereka timpakan kepadanya, segala perkataan mereka yang meremehkan dia, dan segala perkataan mereka yang mencela: “Engkau telah mendengar cercaan mereka (Ratapan 3:61), semua sifat yang jelek-jelek mereka gambarkan tentang aku, dengan menuduhkan kepadaku hal-hal yang tidak kuketahui, semua cara mereka pakai untuk membuatku dibenci dan dihina, bahkan percakapan orang-orang yang melawan aku (Ratapan 3:62). 

Bahasa cacian yang mereka pakai setiap kali mereka berbicara tentang aku, dan itu dikatakan ketika mereka duduk dan bangun, ketika mereka berbaring di malam hari dan bangun di pagi hari, ketika mereka duduk makan dan sedang bersama teman-teman mereka. Kapan saja mereka bangun, masih saja aku menjadi lagu ejekan mereka. Mereka bergembira ria dengan kesengsaraan-kesengsaraanku, seperti orang-orang Filistin menjadikan Simson sebagai hiburan.” Yerusalem adalah rebana yang mereka mainkan.

Mungkin mereka mempunyai sebuah lagu atau sandiwara, sebuah pertunjukan atau nyanyian, yang disebut kehancuran Yerusalem, yang walaupun merupakan peristiwa celaka, namun sangat menghibur orang-orang yang mengharapkan keburukan atas kota kudus itu. Perhatikanlah, Allah pada suatu saat akan memanggil orang-orang berdosa untuk mempertanggungjawabkan semua kata nista yang mereka ucapkan terhadap Dia dan umat-Nya (Yudas 1:15).

2. Ia berseru kepada penghakiman Allah atas kenyataan ini: “Engkau telah melihat ketidakadilan terhadap aku, ya TUHAN. Tidak perlu bukti apa pun untuk membuktikannya, atau penuntut mana pun untuk menegaskan dan memperburuknya. Engkau melihatnya dalam warna-warna aslinya. Dan sekarang aku menyerahkannya kepada-Mu. Berikanlah keadilan! (Ratapan 3:59). Biarlah mereka diperlakukan :

(a). “Seperti yang layak mereka dapatkan (Ratapan 3:64): 

Engkau akan mengadakan pembalasan terhadap mereka, ya TUHAN, menurut perbuatan tangan mereka. Biarlah mereka diperlakukan seperti mereka telah memperlakukan kami. Biarlah tangan-Mu menentang mereka seperti tangan mereka telah menentang kami. Mereka telah banyak menyusahkan kami. Sekarang, Tuhan, buatlah mereka bersedih hati (Ratapan 3: 65, KJV), buatlah hati mereka bingung” (demikian sebagian orang membacanya). “Biarlah mereka dikelilingi dengan kejahatan-kejahatan yang mengancam dari segala penjuru, dan tidak mampu melihat jalan keluar. Berilah mereka hati yang sedih” (demikian sebagian yang lain membacanya). “Biarlah mereka berputus asa, dan menganggap diri mereka sudah hancur.” Allah dapat membelit kepala yang menganggap dirinya berpikir paling jelas, dan menenggelamkan hati yang menganggap dirinya paling kuat.

(b). “Biarlah mereka diperlakukan sesuai dengan ancaman-ancaman itu: Kiranya kutuk-Mu menimpa mereka! Yaitu, biarlah kutukmu menimpa mereka, segala kejahatan yang dinyatakan dalam firman-Mu melawan musuh-musuh umat-Mu (Ratapan 3:65). Mereka telah membebani kami dengan kutuk-kutuk.

Sama seperti mereka suka mengutuk, demikian pula biarlah kutuk itu menimpa mereka, kutuk-Mu yang akan membuat mereka benar-benar sengsara. Kutuk mereka tanpa sebab, dan karena itu tanpa hasil, tidak akan terjadi. Tetapi kutuk-Mu adil, dan akan membawa akibat. Orang-orang yang Engkau kutuk akan benar-benar terkutuk. Biarlah kutuk itu terlaksana (Ratapan 3:66). Engkau akan mengejar mereka dengan murka, seperti mereka menganiaya dan menghancurkan kami di dalam murka mereka.


Punahkanlah mereka dari bawah langit, ya TUHAN. Jangan biarkan mereka mendapat manfaat dari terang dan kebaikan langit. Hancurkanlah mereka sedemikian rupa sehingga semua orang yang melihatnya dapat berkata, ini adalah kehancuran dari Yang Mahakuasa, yang bersemayam di surga dan menertawakan mereka (Mazmur 2:4), dan supaya mereka mengaku bahwa Surgalah yang mempunyai kekuasaan” (Daniel 4:26).

Apa yang dikatakan tentang berhala-berhala di sini dikatakan tentang orang-orang yang menyembahnya (yang dalam hal ini juga akan menjadi seperti berhala-berhala itu), mereka akan lenyap dari kolong langit ini (Yeremia 10:11). Mereka tidak hanya akan dikucilkan dari kebahagiaan langit yang tak terlihat, tetapi juga bahkan diputuskan dari penghiburan langit yang terlihat, yang merupakan langit kepunyaan Tuhan (Mazmur 115:16). Oleh karena itu, mereka yang memberontak terhadap Dia tidak layak dibawa ke dalam lindungan langit-Nya.
Next Post Previous Post