4 Sikap Seorang Pekerja Kristen : Efesus 6:5-8

Pendahuluan

Efesus 6:5-8 adalah sebuah pasal dalam Alkitab yang mengandung petunjuk mengenai sikap seorang pekerja Kristen. Pasal ini mengajarkan tentang bagaimana seorang pekerja seharusnya bersikap dalam lingkungan kerja mereka. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai empat sikap yang dapat diambil dari ayat-ayat ini untuk menjadi seorang pekerja yang efektif dan bermartabat.
4 Sikap Seorang Pekerja Kristen : Efesus 6:5-8
1. Ketaatan

Efesus 6:5-6 mengatakan, "Hambalah dengan patuh, tidak hanya ketika dilihat dan dilayani orang, tetapi dengan hati yang lurus seperti kepada Kristus. Janganlah hanya dengan berbuat baik di depan mereka untuk menyenangkan manusia, tetapi sebagai hamba Kristus, berbuatlah dengan segenap hatimu seperti kepada Tuhan." Sikap pertama yang harus dimiliki oleh seorang pekerja adalah ketaatan. 

Ini berarti patuh terhadap otoritas dan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Ketaatan yang sejati tidak hanya muncul ketika atasan atau rekan kerja melihat, tetapi juga saat tidak ada yang melihat. Seorang pekerja yang taat adalah seseorang yang menjalankan tugasnya dengan baik, bukan karena ingin memenangkan pujian manusia, tetapi sebagai bentuk pengabdian kepada Kristus.

Ketaatan juga berarti menjalankan pekerjaan dengan integritas dan kejujuran. Seorang pekerja yang taat tidak akan mencuri waktu kerja atau merusak sumber daya perusahaan. Mereka akan berusaha memberikan yang terbaik dalam pekerjaan mereka dan tidak mengambil jalan pintas yang tidak bermoral.

2. Kerendahan Hati.

Efesus 6:7 mengatakan, "Hambalah dengan kerendahan hati, seperti kepada Tuhan dan bukan kepada manusia."  Sikap kedua yang penting adalah kerendahan hati. 

Seorang pekerja yang rendah hati tidak sombong atau merasa lebih baik dari yang lain. Mereka menerima tanggung jawab mereka sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan, bukan untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari manusia.

Kerendahan hati juga berarti bersedia belajar dan berkembang. Seorang pekerja yang rendah hati akan menerima kritik dengan baik dan tidak merasa terlalu bangga untuk meminta bantuan atau saran dari rekan kerja. Mereka tahu bahwa tidak ada yang sempurna, dan selalu ada ruang untuk pertumbuhan dan perbaikan. 

3. Kerja Keras

Efesus 6:7-8 menyatakan, "Hambalah dengan baik hati, seolah-olah kamu melayani Tuhan dan bukan manusia, karena kamu tahu bahwa kamu akan menerima upah sebagai balasan dari Tuhan untuk segala sesuatu yang kamu perbuat, baik budak maupun bebas." Sikap ketiga yang penting dalam menjadi seorang pekerja yang efektif adalah kerja keras. 

Pasal ini mengajarkan bahwa kita seharusnya melayani Tuhan dalam pekerjaan kita. Ini berarti melakukan pekerjaan kita dengan sungguh-sungguh, tanpa mengeluh, dan tanpa mencari pembenaran untuk malas.

Kerja keras juga berarti memiliki etos kerja yang kuat. Seorang pekerja yang rajin akan memprioritaskan tugas-tugasnya dengan baik, menghindari penundaan, dan bekerja dengan tekun. Mereka tidak hanya melihat pekerjaan sebagai cara untuk mendapatkan gaji, tetapi sebagai kesempatan untuk melayani Tuhan dan memberikan yang terbaik.

4. Kesetiaan

Efesus 6:8 menyatakan bahwa kita akan menerima upah sebagai balasan dari Tuhan untuk segala sesuatu yang kita perbuat. Sikap keempat yang penting adalah kesetiaan. Seorang pekerja yang setia akan tetap berkomitmen pada pekerjaan mereka, bahkan dalam situasi yang sulit. Mereka tidak akan mencari pekerjaan baru hanya karena terdapat peluang yang lebih menguntungkan, tetapi akan tetap setia pada perusahaan dan rekan kerja mereka.

Kesetiaan juga berarti menjaga rahasia perusahaan dan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Seorang pekerja yang setia adalah seseorang yang dapat dipercaya dan diandalkan oleh atasan dan rekan kerja mereka.

Kesimpulan

Efesus 6:5-8 mengandung ajaran yang berharga mengenai sikap seorang pekerja Kristen. Ketaatan, kerendahan hati, kerja keras, dan kesetiaan adalah empat sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap pekerja yang ingin menjadi efektif dan bermartabat. Ketika kita menjalani pekerjaan kita dengan sikap-sikap ini, kita bukan hanya melayani manusia, tetapi juga Tuhan. Dengan demikian, pekerjaan kita akan memiliki makna yang lebih dalam dan memberikan dampak positif dalam lingkungan kerja kita.
Next Post Previous Post