LATAR BELAKANG SURAT 2 KORINTUS

LATAR BELAKANG SURAT 2 KORINTUS

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat di Korintus merupakan salah satu dari ketiga surat (1 dan 2 Korintus serta Roma) yang menepati posisi sentral dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab. Surat ini langsung ditulis oleh rasul Paulus yang mana Titus 2:13 adalah orang yang ditunjuk Paulus untuk mengantarkan surat ini, dengan harapan agar surat yang kedua juga disambut dengan baik oleh jemaat di Korintus.
LATAR BELAKANG SURAT 2 KORINTUS
Paulus tiba di Korintus kira-kira pada musim gugur tahun 50. Ia mendirikan jemaat dan menetap di situ selama 18 bulan (Kisah Para Rasul 18:1-17). Kemudian ia pergi ke Efesus 18-19. Jemaat di Korintus terdiri dari beberapa orang Yahudi tetapi kebanyakan adalah orang bukan Yahudi yang dahulu menyembah berhala. Setelah Paulus meninggalkan Korintus, berbagai macam masalah timbul dalam gereja yang masih muda itu, yang memerlukan wewenang dan pengajaran rasulinya melalui surat-menyurat dan kunjungan pribadi.

Surat 2 Korintus merupakan lanjutan dari surat pertama yang juga ditujukan untuk jemaat di kota Korintus, Yunani. Surat ini langsung ditulis oleh rasul Paulus kira-kira 12 bulan sesudah surat 1 Korintus.3 Adapun urutan hubungan dan latar belakang penulisan 2 Korintus ini adalah sebagai berikut:

Pertama, setelah beberapa kali berhubungan antara Paulus dengan jemaat itu (misalnya: 1 Korintus 1:11; 5:9; 7:1), maka Paulus menulis 1 Korintus dari Efesus (awal tahun 55/56),

Kedua Paulus melakukan kunjungan di antara 1 dan 2 Korintus merupakan suatu kunjungan yang menyenangkan baik bagi Paulus maupun bagi jemaat itu (2:1-2),

Ketiga setelah kunjungan ini ada laporan disampaikan kepada Paulus di Efesus bahwa para penentang di Korintus itu masih menyerang pribadinya dan wewenang rasulinya.

Keempat sebagai tanggapan terhadap laporan ini Paulus menulis 2 Korintus dari Makedonia (akhir tahun 55/56).

Kelima Paulus mengadakan perjalanan ke Korintus dan tinggal di situ selama lebih kurang tiga bulan (Kisah Para Rasul 20:1-3a). Dari situlah ia menulis Kitab Roma. Kunjungan Paulus yang kedua kali di Korintus menyakiti hatinya. Dia menyebut tentang kunjungan ini di 2 Korintus 2:1. Dia memang sudah berencana untuk kembali ke Korintus (2 Korintus 1:15-2:1), tetapi tidak jadi. Akhirnya dia menulis surat dari Efesus kepada jemaat Korintus. Surat itu berisi teguran-teguran yang keras, tetapi ditulisnya dengan penuh kesedihan dan air mata (2 Korintus 2:4)

Jadi Paulus berusaha untuk terus mengunjungi kota Korintus meskipun ada banyak yang menentang dia, mendengar laporan itu Paulus menulis suratnya dengan kesedihan dan air mata. Waktu penulisan ini bisa dikatakan ada dua kemungkinan antara 55-57 Masehi. Namun pendapat yang jauh berbeda dikemukakan oleh Donald Guthrie bahwa jarak penulisan antara 1 Korintus dan 2 Korintus tidak jauh berbeda, jika 1 Korintus ditulis antara tahun 55-57 maka 2 Korintus hanya terpaut tujuh bulan. Paulus menulis surat ini oleh Karena keadaan sulit yang dialami oleh jemaat Korintus serta pengaruh-pengaruh yang menyesatkan jemaat Korintus. Selanjutnya dalam bukunya Stamp menuliskan:

”Paulus menulis surat ini kepada tiga golongan orang di Korintus yang pertama ia menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka, yang kedua ia menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yang terus menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutar balikkan beritanya, yang ketiga ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.

Jadi surat 2 Korintus berfungsi untuk mempersiapkan jemaat secara keseluruhan untuk kunjungannya yang akan datang dan jemaat Korintus tetap dalam kebenaran yang sudah mereka dengar serta untuk membantu jemaat yang ada di kota Korintus supaya tidak terpengaruh dengan ajaran-ajaran yang menyesatkan dan tetap semangat meskipun banyak kesulitan yang dialami.

Paulus mengakui bahwa orang Korintus tak dapat mengasingkan diri dari masyarakat (1 Korintus 5:9). Perkawinan campur tidak dapat dipatahkan, sekalipun orang Kristen harus tidak kawin dengan orang yang tidak percaya (1 Korintus 7:12; 7:39), maka bersama dengan tetangga yang tidak percaya bukan hal yang tidak mungkin (1 Korintus 10:27). Sehingga Paulus melarang hubungan pribadi mereka dengan orang-orang yang tidak percaya oleh karena jemaat Korintus ini mudah sekali terpengaruh meskipun hal-hal yang mempengaruhi mereka adalah hal-hal yang tidak senonoh. Spittler dalam bukunya menuliskan bahwa:

Orang percaya yang sudah menikah dengan orang yang tidak percaya, tidak boleh diceraikan selama mereka mau hidup bersama-sama (1 Korintus 7:12,13). Anak-anak dari perkawinan semacam itu, berada dalam pengaruh Injil (7:14), yakni mereka dipengaruhi ke arah Allah dan kesucian. Lebih lanjut, suami atau istri yang tidak bertobat itu mungkin akan bertobat pada suatu waktu (7:16).

Artinya bahwa orang yang sudah terlanjur menikah dengan orang yang tidak percaya, jangan diceraikan, melainkan orang yang sudah percaya harus mempengaruhi pasangannya yang belum percaya, sehingga pasangan itu juga mengenal Injil seperti dalam Kisah Para Rasul 6:1-2.

2 Korintus 6:1-10, di mana menyatakan ketidaktentraman hati Paulus karena kelakuan jemaat yang sering sekali berubah, di mana pada saat itu mereka menganggap biasa saja tentang apa yang disampaikan oleh Paulus kepada mereka, sehingga Paulus mengungkapkan permohonannya dengan penuh kasih sebagai gembala sidang kepada jemaatnya, supaya mereka tidak menganggap remeh, melainkan melakukan dan meresponsnya serta mereka tidak mudah dipengaruhi oleh ajaran-ajaran yang tidak berasal dari Allah. Jadi kelakuan orang Korintus sering sekali berubah karena pengaruh dari orang-orang yang berkunjung di daerah tersebut, itulah yang membuat hati Paulus sedih.
Next Post Previous Post