Mencapai Kesempurnaan Rohani: Filipi 3:12c-14
Pendahuluan
Dalam perjalanan rohani kita, sering kali kita mencari tujuan hidup yang sejati dan bermakna. Alkitab, sebagai sumber inspirasi dan petunjuk, menawarkan wawasan yang mendalam dalam Filipi 3:12c-14. Dua ayat ini membawa kita ke dalam pemikiran Paulus tentang apa yang seharusnya menjadi fokus utama dalam hidup ini. Mari kita menjelajahi pandangan ini dan melihat bagaimana kita dapat mengejar panggilan rohani yang tinggi dengan penuh semangat dan tekad.
Dalam perjalanan rohani kita, sering kali kita mencari tujuan hidup yang sejati dan bermakna. Alkitab, sebagai sumber inspirasi dan petunjuk, menawarkan wawasan yang mendalam dalam Filipi 3:12c-14. Dua ayat ini membawa kita ke dalam pemikiran Paulus tentang apa yang seharusnya menjadi fokus utama dalam hidup ini. Mari kita menjelajahi pandangan ini dan melihat bagaimana kita dapat mengejar panggilan rohani yang tinggi dengan penuh semangat dan tekad.
Apa yang seharusnya kita kejar dalam hidup ini (Filipi 3: 12c dan 14)?
Dalam menjelajahi arti dari kata kerja "menangkap" (katalabō) pada Filipi 3: 12c, kita dapat menemui perbedaan pendapat di kalangan para penafsir Alkitab. Namun, untuk memahaminya dengan lebih baik, kita perlu merinci konteks ayat tersebut. Frasa "kalau-kalau aku dapat menangkapnya" dijelaskan lebih lanjut dengan menyatakan, "karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus." Dari sini terlihat bahwa objek dari "menangkap" juga terkait dengan Kristus.
Pendapat ini diperkuat oleh konteks sebelumnya, terutama pada Filipi 3: 8b, di mana Paulus menyatakan, "Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus." Kata kerja "memperoleh" pada Filipi 3: 8b juga terkait dengan Kristus, seperti yang terlihat pada Filipi 3:12. Lebih lanjut, "memperoleh Kristus" pada Filipi 3: 8b mengacu pada "pengenalan akan Kristus Yesus" pada ayat 8a. Pengenalan ini mencakup partisipasi dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Filipi 3: 10-11).
Penafsiran ini juga konsisten dengan Filipi 3:14 yang menjadi paralel dengan Filipi 3:12c. Dari sini dapat disimpulkan bahwa yang ingin ditangkap oleh Paulus adalah hadiah rohani berupa panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Panggilan ini tidak hanya mencakup panggilan internal dalam diri seseorang melalui Roh Kudus, tetapi juga mengarah pada keseluruhan proses keselamatan, yaitu menjadi serupa dengan Kristus (Roma 8:29; 2Korintus 3:18; Kolose 3:10). Proses ini diperoleh melalui persekutuan dengan kematian dan kebangkitan-Nya (Filipi 3:10-11).
Dalam menjelajahi arti dari kata kerja "menangkap" (katalabō) pada Filipi 3: 12c, kita dapat menemui perbedaan pendapat di kalangan para penafsir Alkitab. Namun, untuk memahaminya dengan lebih baik, kita perlu merinci konteks ayat tersebut. Frasa "kalau-kalau aku dapat menangkapnya" dijelaskan lebih lanjut dengan menyatakan, "karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus." Dari sini terlihat bahwa objek dari "menangkap" juga terkait dengan Kristus.
Pendapat ini diperkuat oleh konteks sebelumnya, terutama pada Filipi 3: 8b, di mana Paulus menyatakan, "Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus." Kata kerja "memperoleh" pada Filipi 3: 8b juga terkait dengan Kristus, seperti yang terlihat pada Filipi 3:12. Lebih lanjut, "memperoleh Kristus" pada Filipi 3: 8b mengacu pada "pengenalan akan Kristus Yesus" pada ayat 8a. Pengenalan ini mencakup partisipasi dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Filipi 3: 10-11).
Penafsiran ini juga konsisten dengan Filipi 3:14 yang menjadi paralel dengan Filipi 3:12c. Dari sini dapat disimpulkan bahwa yang ingin ditangkap oleh Paulus adalah hadiah rohani berupa panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Panggilan ini tidak hanya mencakup panggilan internal dalam diri seseorang melalui Roh Kudus, tetapi juga mengarah pada keseluruhan proses keselamatan, yaitu menjadi serupa dengan Kristus (Roma 8:29; 2Korintus 3:18; Kolose 3:10). Proses ini diperoleh melalui persekutuan dengan kematian dan kebangkitan-Nya (Filipi 3:10-11).
Bagaimana kita dapat mengejar hal tersebut?
Ketika kita telah mengetahui tujuan kita, yaitu keserupaan dengan Kristus, dan juga telah mengetahui jalannya melalui partisipasi dalam kematian dan kebangkitan Kristus, langkah berikutnya adalah membahas sikap yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Ketika kita telah mengetahui tujuan kita, yaitu keserupaan dengan Kristus, dan juga telah mengetahui jalannya melalui partisipasi dalam kematian dan kebangkitan Kristus, langkah berikutnya adalah membahas sikap yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
1. Menganggap diri masih belum mencapai (Filipi 3:12a, 13a)
Paulus mengajarkan pentingnya untuk tidak menganggap diri sudah mencapai kesempurnaan. Ini tercermin dalam tiga pernyataan Paulus:
Paulus mengajarkan pentingnya untuk tidak menganggap diri sudah mencapai kesempurnaan. Ini tercermin dalam tiga pernyataan Paulus:
(a) "Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini";
(b) "atau telah sempurna";
(c) "aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya." Ini bukanlah kebanggaan, tetapi pernyataan tentang kesadaran akan proses terus-menerus untuk mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan Kristus.
2. Berusaha sekeras mungkin untuk lebih maju (Filipi 3:12-14)
Paulus menekankan semangat dan kerja keras dalam mencapai tujuan rohani. Kata "mengejar" (diōkō) muncul dua kali (Filipi 3:12, 14), merujuk pada semangat dan upaya maksimal. Dalam perbandingan dengan pertandingan olahraga, Paulus mengajarkan pentingnya fokus dan usaha maksimal dalam pertumbuhan rohani.
BACA JUGA: 3 CARA BERTUMBUH DALAM KEDEWASAAN ROHANI (FILIPI 3:12-16)
Paulus menekankan semangat dan kerja keras dalam mencapai tujuan rohani. Kata "mengejar" (diōkō) muncul dua kali (Filipi 3:12, 14), merujuk pada semangat dan upaya maksimal. Dalam perbandingan dengan pertandingan olahraga, Paulus mengajarkan pentingnya fokus dan usaha maksimal dalam pertumbuhan rohani.
BACA JUGA: 3 CARA BERTUMBUH DALAM KEDEWASAAN ROHANI (FILIPI 3:12-16)
Pentingnya melupakan apa yang di belakang dan mengarahkan diri ke depan tercermin dalam metafora pertandingan atletik. Menoleh ke belakang dapat menghambat kemajuan, sedangkan melupakan masa lalu yang baik atau buruk adalah langkah penting menuju pertumbuhan rohani.
3. Menyandarkan diri pada anugerah (Filipi 3:12b)
Meskipun menekankan usaha keras, Paulus juga mengingatkan bahwa kita bergantung pada anugerah. Di tengah upaya kita mengejar Kristus, kita diingatkan bahwa Kristus lebih dulu menangkap kita. Kesadaran akan kebenaran-Nya yang diperhitungkan sebagai kebenaran kita adalah kunci. Bahkan dalam usaha terus-menerus, kita tetap dalam cengkeram kasih karunia-Nya.
Kesimpulan
Meskipun menekankan usaha keras, Paulus juga mengingatkan bahwa kita bergantung pada anugerah. Di tengah upaya kita mengejar Kristus, kita diingatkan bahwa Kristus lebih dulu menangkap kita. Kesadaran akan kebenaran-Nya yang diperhitungkan sebagai kebenaran kita adalah kunci. Bahkan dalam usaha terus-menerus, kita tetap dalam cengkeram kasih karunia-Nya.
Kesimpulan
Dengan memahami makna mendalam dari Filipi 3:12c -14, kita diingatkan untuk tidak hanya mengejar tujuan hidup duniawi, tetapi juga panggilan rohani yang lebih tinggi. Sikap rendah hati, semangat usaha maksimal, dan ketergantungan pada anugerah menjadi kunci dalam mencapai kesempurnaan rohani.
Paulus memberikan panduan yang jelas, bahwa dalam perjalanan ini, kita berlari menuju tujuan dengan tekad, melupakan yang telah berlalu, dan terus berada dalam cengkeram kasih karunia Kristus. Mari bersama-sama menjalani perjalanan rohani ini dengan penuh dedikasi dan keteguhan, menuju keserupaan dengan Kristus, tujuan hakiki hidup kita.